24
Step 1 1. Transfusi : bentuk pengobatan sementara dengan memberikan pengobatan kompoken darah 2. Pendarahan : komponen darah yang banyak keluar dari pembuluh darah Step 2 Perdarahan yang sulit berhenti dan transfuse komponen darah Step3 Perdarahan 1. Hemostasis - Definisi 1. Fungsi tubuh untuk mempertahankan peenceran darah sehingga darah tetap mengalir dalam pembuluh darah dan menutup kerusakan dinding pembuluh daarah saat terjadi kerusakan 2. Mekanisme tubuh untuk menghentikan perdarahan secara sepontan - Mekansme tubuh untuk menghentikan perdarahan secara spontan, sehingga mengurangi kehilangan darah pada saat terjadinya kerusakan pembuluh darah - Mempertahankan keenceran darah sehingga darah tetap mengalir dalam pembuluh darah & menutup kerusakan dinding pembuluh darah - Adalah peristiwa berhentinya perdarahan sebagai reaksi tubuh terhadap luka (PK- UNAIR,75) Hemostasis merupakan pristiwa penghentian perdarahan akibat putusnya atau robeknya pembuluh darah, sedangkan thrombosis terjadi ketika endothelium yang melapisi pembuluh darah rusak atau hilang. http://4uliedz.wordpress.com/2009/06/02/hemostasis-pembekuan-darah/ - Macam macam a. Hemostasis primer : b. Hemostasis sekunder : pendarahannya lebih besar c. Hemostasis tersier : menjaga agar lebih mengkontrol 1.Hemostasis primer. Jika terjadi desquamasi dan luka kecil pada pembuluh darah, akan terjadi hemostasis primer. Hemostasis primer ini melibatkan tunika intima

Sgd 7 Lbm3 Transfus

Embed Size (px)

DESCRIPTION

okk

Citation preview

Page 1: Sgd 7 Lbm3 Transfus

Step 1

1. Transfusi : bentuk pengobatan sementara dengan memberikan pengobatan kompoken darah

2. Pendarahan : komponen darah yang banyak keluar dari pembuluh darah

Step 2

Perdarahan yang sulit berhenti dan transfuse komponen darah

Step3

Perdarahan

1. Hemostasis - Definisi

1. Fungsi tubuh untuk mempertahankan peenceran darah sehingga darah tetap mengalir dalam pembuluh darah dan menutup kerusakan dinding pembuluh daarah saat terjadi kerusakan

2. Mekanisme tubuh untuk menghentikan perdarahan secara sepontan

- Mekansme tubuh untuk menghentikan perdarahan secara spontan, sehingga mengurangi kehilangan darah pada saat terjadinya kerusakan pembuluh darah

- Mempertahankan keenceran darah sehingga darah tetap mengalir dalam pembuluh darah & menutup kerusakan dinding pembuluh darah

- Adalah peristiwa berhentinya perdarahan sebagai reaksi tubuh terhadap luka (PK-UNAIR,75) Hemostasis merupakan pristiwa penghentian perdarahan akibat putusnya atau robeknya pembuluh darah, sedangkan thrombosis terjadi ketika endothelium yang melapisi pembuluh darah rusak atau hilang. http://4uliedz.wordpress.com/2009/06/02/hemostasis-pembekuan-darah/

- Macam macam a. Hemostasis primer :

b. Hemostasis sekunder : pendarahannya lebih besar c. Hemostasis tersier : menjaga agar lebih mengkontrol

1.Hemostasis primer. Jika terjadi desquamasi dan luka kecil pada pembuluh darah, akan terjadi hemostasis primer. Hemostasis primer ini melibatkan tunika intima

Page 2: Sgd 7 Lbm3 Transfus

pembuluh darah dan trombosit. Luka akan menginduksi terjadinya vasokonstriksi dan sumbat trombosit. Hemostasis primer ini bersifat cepat dan tidak tahan lama. Karena itu, jika hemostasis primer belum cukup untuk mengkompensasi luka, maka akan berlanjut menuju hemostasis sekunder. 2. Hemostasis Sekunder. Jika terjadi luka yang besar pada pembuluh darah atau jaringan lain, vasokonstriksi dan sumbat trombosit belum cukup untuk mengkompensasi luka ini. Maka, terjadilah hemostasis sekunder yang melibatkan trombosit dan faktor koagulasi. Hemostasis sekunder ini mencakup pembentukan jaring-jaring fibrin. Hemostasis sekunder ini bersifat delayed dan long-term response. Kalau proses ini sudah cukup untuk menutup luka, maka proses berlanjut ke hemostasis tersier. 3. Hemostasis Tersier. Hemostasis tersier ini bertujuan untuk mengontrol agar aktivitas koagulasi tidak berlebihan. Hemostasis tersier melibatkan sistem fibrinolisis. http://takadakatakata.blogspot.com/2008/11/hemostasis.html

- Factor

Dinding pembuluh darah Trombosit Koagulasi System hemolisis Inhibitor

- Cara mengatasi pendarahan

- Pemesiksaan a. Rumple leed: menguji ketahanan dinding kapiler b. Bleeding time/masa perdarahan: menilai faktor hemostasis yg letaknya ekstrafaskuler c. Proting time: mendeteksi kualitas dan kuantitas koagulasi d. Jumlah trombosit: mengetahui kuantitas trombosit e. Protombin time: memonitori anti koagulan oral f. Activated partial tromboplastin time: memonitor terapi heparin g. Thrombin time: menguji pengubahan fibrinogen menjadi fibrin

Lee-White Coagulation Time

Waktu pembekuan Lee-White menggunakan tiga tabung yang disimpan dalam suhu 37°C, masing-masing berisi 1 ml darah lengkap. Tabung-tabung ini secara hati-hati dimiringkan setiap 30 detik untuk meningkatkan kontak antara darah dan permukaan kaca untuk melihat kapan pembekuan terjadi. Darah normal membeku secara padat dalam

Page 3: Sgd 7 Lbm3 Transfus

waktu 4-8 menit. Dahulu uji ini digunakan untuk memantau terapi heparin, yang memperpanjang waktu pembekuan.

Active Coagulation Time

Penambahan Celite (tanah liat halus), mempersingkat waktu pembekuan darah, mengurangi variabilitas tes, dan memungkinkan korelasi yang lebih tepat antara dosis heparin dan hasil lab. Darah normal membeku dalam waktu kurang dari 100 detik bila dimasukkan dalam tabung yang berisi Celite.

Bleeding time

Memeriksa hemostasis pada luka yang kecil dan dangkal dengan menentukan kecepatan pembentukan sumbat trombosit sehingga mengetahui efisiensi fase vascular dan trombosit pada hemostasis. Tes ini dapat juga mengevaluasi kelainan bawaan trombosit seperti penyakt von Willebrand. Namun ternyata pemeriksaan ini terbatas hanya untuk perdarahan kulit dan tidak berkorelasi pada organ visceral, misalnya pada tindakan operatif. Karena itu, lebih sering digunakan untuk skrining pasien dengan kelainan trombosit, misal gejala perdarahan mukokutan.

Hitung trombosit

Penghitungan trombosit lebih sulit dilakukan daripada eritrosit maupun leukosit karena ukurannya yang kecil dan cenderung untuk menempel dengan benda lain atau beragregasi.

Pemeriksaan Fase Koagulasi

ü Activated partial thromboplastin time (aPTT)

Diinduksi aktivasi permukaan (kontak). Pada pemeriksaan ini terjadi autoaktivasi faktor XII dengan substansi bermuatan negative pada reagen. Hal tersebut kemudian memicu kaskade reaksi proteolitik pada system koagulasi. Tes ini memeriksa faktor XII, prekalikrein, HMWK, faktor XI, IX, dan VIII dari system intrinsic serta faktor X, V, protrombin dan fibrinogen dari jalur bersama . Karena pengganti trombosit yang digunakan adalah tromboplastin parsial dalam jumlah yang berlebih, trombosit tidak berpengaruh pada pemeriksaan ini, juga system ekstrinsik (faktor VII) yang memerlukan tromboplastin dari jaringan.

Uji ini dilakukan pada spesimen darah yang telah diberi sitrat. Plasma dikeluarkan dan diletakkan di tabung sampel, tempat zat ini direkalsifikasi dengan kalsium klorida 30 mM, dan ditambahkan suatu reagen yang mengandung faktor aktif-permukaan (kaolin, fosfolipid). Kaolin meningkatkan kecepatan pengaktifan kontak, fosfolipid membentuk permukaan pada tempat di mana reaksi substrat enzim koagulasi dapat berlangsung, dan kalsium menggantikan kalsium yang dikelasi oleh sitrat. Waktu yang diperlukan untuk membentuk suatu bekuan adalah waktu

Page 4: Sgd 7 Lbm3 Transfus

tromboplastin parsial (PTT). PTT yang diaktifkan dalam keadaan normal bervariasi dari 28-40 detik. Kadar faktor di bawah 30% normal akan memperpanjang PTT.

ü Prothrombin time (PT)

Diinduksi penambahan tissue factor (tromboplastin jaringan) yang berlebihan sehingga terbentuk perubahan tidak fisiologis pada hubungan normal faktor-faktor koagulasi dan faktor VIIa dapat mengaktifkan faktor X secara langsung menjadi faktor X a tanpa melewati aktivasi faktor IX (intrinsic). Pemeriksaan ini menggunakan fosfolipid sebagai pengganti trombosit .

PT adalah uji koagulasi yang paling sering dilakukan. Reagen untuk PT adalah tromboplastin jaringan dan kalsium klorida. Apabila ditambahkan ke plasma yang mengandung sitrat, reagen-reagen ini akan menggantikan faktor jaringan untuk mengaktifkan faktor X dengan keberadaan faktor VII tanpa melibatkan trombosit atau prokoagulan jalur intrinsik. Untuk mendapatkan hasil PT normal, plasma harus mengandung paling sedikit 100 mg/dL fibrinogen dan faktor VII, X, V, dan protrombin 10%. Pemanjangan PT dan PTT dapat terjadi karena defisiensi faktor koagulasi multipel, terapi antikoagulan oral, penyakit hati,defisiensi vitamin K, dan defisiensi faktor jalur bersama.

ü Thrombin clotting time (TCT)

Digunakan thrombin eksogen untuk memeriksa integritas substrat fibrinogen. Uji TCT mengukur waktu yang diperlukan oleh spesimen darah yang diberi sitrat untuk membeku setelah ditambahkan kalsium dan sejumlah tertentu trombin. Uji ini mengevaluasi interaksi trombin-fibrinogen. Waktu trombin mungkin memanjang apabila terjadi defisiensi fibrinogen atau apabila terdapat antikoagulan dalam darah yang aktif dan mengintervensi kerja trombin, seperi heparin. Fibrinogen yang abnormal atau kelainan molekul fibrinogen juga dapat dievaluasi dengan uji ini.

Pemeriksaan langsung menilai konversi fibrinogen menjadi fibrin. Diperlukan jumlah minimal α thrombin (3000U/mg) yang dapat mereproduksi bekuan fibrinogen 4-6 U/mL, dalam ± 20 detik

- Fisiologi Luka endotel rusakkolagen terpaparterjadi adhesi trombosittrombosit teraktifasiterjadi perubahan trombosittrombosit terlepasagregasi trombositsumbat trombosit

Pembuluh darah yang terluka akan mengadakan vasokontriksi dengan tujuan memperlambat aliran darah yang keluar, dengan demikian kontak antara trombosit dengan dinding pembuluh darah ditingkatkan. Vasokontriksi ini hanya berlangsung sebentar, kurang lebih satu menit.

Page 5: Sgd 7 Lbm3 Transfus

Dalam beberapa detik setelah terjadinya luka trombosit akan mengadakan adesi pada jaringan kolagen. Untuk terjadinya adesi ini dibutuhkan suatu glikroprotein dari membrane trombosit (glikoprotein TB) dan suatu factor yang ada di dalam plasma yang dikenal dengan von willebrand factor. Setelah adesi trombosit maka akan terjadi sekresi bahan-bahan antara lain ADP dan tromboksan A2. ADP dan Tromboksan A2 sebagai hasil sintesa dari prosta glandin yang berasal dari fosfolipid membrane trombosit akan mempengaruhi agregasi dari trombosit. Dipermukaan trombosit yang mengadakan agregasi akan dihasilkan platelet factor 3, yang berperan pada pembekuan darah.

- Penyakit yang berhubungan: Hemophilia: kelainan hereditas karena kekurangan salah satu faktor pembeku darah Trombositopeni: kkeadaan dimana trombasit kurang dari normal Trombositosis : keadaan dimana trombosit lebih dari normal

Dalam bukunya, Kapita Selekta Hematology, A.V Hoffbrand et all menyebutkan bahwa gangguan hemostasis (perdarahan abnormal) dapat disebabkan oleh beberapa hal di bawah ini: 1.Kelainan vaskuler Kelainan vaskuler adalah sekelompok kelompok keadaan heterogen, yang ditandaiu oleh mudah memar dan perdarahan spontan dari poembuluh darah kecil. Kelainan yang mendasari terletak pada pembuluh darah itu sendiri atau dalam jaringan ikat perivaskular. Pada keadaan dseperti ini, uji penyaring standart member hasil normal. Masa perdarahan normal, uji hemostasis lain juga normal. Kelainan vaskular ini terdapat dua jenis yakni herediter yang berupa Telangiektasia hemoragik herediter, serta kelainan jaringan ikat. Jenis yang lain adalah Defek vaskular didapat . 2. Trombositopenia

Trombositopenia didefinisikan sebagai jumlah trombosit kurang dari 100.000/mm3. Biasanya ditandai dengan purpura kulit spontan, perdarahan mukosa, dan perdarahan berkepanjangan setelah trauma. Beberapa penyebab trombositopenia antara lain: (1)Kegagalan produksi trombosit .Ini merupakan penyebab tersering trombositopenia yang biasanya juga merupakan bagian dari kegagalan sumsum tulang generalisata Penekanan megakarisit selektif dapat disebabkan oleh toksisitas obat atau infeksi virus. (2)Peningkatan destruksi trombosit, Hal ini dibagi menjadi beberapa jenis yakni: a.Trombositopenia imun,termasuk di dalamnya ITP, karena

Page 6: Sgd 7 Lbm3 Transfus

infeksi, purpura pascatranfusi, Trombositopenia imun karena diinduksi obat, b.Purpura trombositopenia trombotik c.Koagulasi intravaskular diseminata, (3)Distribusi trombosit abnormal, (4)Kehilangan akibat dilusi, yakni berupa transfuse masif darah simpan pada pasien dengan perdarahan. 3. Gangguan koagulasi Bisa karena herediter maupun didapat, yang umumnya menggangu faktor-faktor koagulasi. a.Herediter : hemofilia A dan hemofilia B b.Didapat : defisiensi vitamin K dan penyakit hati 4. Gangguan fungsi trombosit Dibagi menjadi dua jenis, yakni: a.Didapat 1) karena obat anti trombosit seperti aspirin,2).hiperglobulinemia, 3).kelainan mieloproliferatif dan mielodisplastik , serta 4)Uremia. b.Kelainan herediter 1) Trombastenia, 2)Sinsrom Bernard soulier, 3) Penyakit penyimpana

- Komponen dan fungsi:

Pembuluh darah: zat zat aktifator dari dinding pembuluh darah yang rusak dan dari trombasit,dan protein2 darah yg melekat padda dinsing pembuluh darah yang rusa mengawali proses pembekuan darah Trombosit: untuk menyumbat pembuluh darah vit. K: membantu proses terbentuknya protrombin menjadi trombin

Sistem Hemostasis pada dasarnya terbentuk dari tiga kompartemen hemostasis yang sangat penting dan sangat berkaitan yaitu trombosit, protein darah dan jaring-jaring pembuluh darah. Agar terjadi peristiwa hemostasis yang normal, trombosit harus mempunyai fungsi dan jumlah yang normal. Sistem protein darah sangat berperan penting tidak hanya sebagai protein pembekuan akan tetapi sangat berperan dalam dalam fisiologi perdarahan dan trombosis.

Pembuluh darah Pembuluh darah sangat besar peranannya dalam sistem hemostasis. Dinding pembuluh darah terdiri dari tiga lapisan morfologis: intima, media, dan adventitia. Intima terdiri dari (1) selapis sel endotel non trombogenik yang berhubungan langsung dengan pembuluh darah dan (2) membran elastik interna. Media dibentuk oleh sel otot polos yang ketebalannya tergantung dari jenis arteri dan vena serta ukuran pembuluh darah. Adventitia terdiri dari suatu membran elastik eksterna dan jaringan penyambung yang menyokong pembuluh darah tersebut. Gangguan pembuluh darah yang terjadi seringkali berupa terkelupasnya sel endotel yang diikuti dengan pemaparan kolagen subendotel dan membran basalis. Gangguan ini terjadi akibat asidosis, endotoksin sirkulasi, dan komplek antigen/antibodi sirkulasi. Fungsi pembuluh darah meliputi permiabilitas yang apabila meningkat akan berakibat

Page 7: Sgd 7 Lbm3 Transfus

kebocoran pembuluh darah fragilitas yang apabila meningkat menyebabkan pecahnya pembuluh darah dan vaso konstriksi yang menyebabkan sumbatan vaskuler

- tahap tahap

a. Hemostasis primer : ketika luka kecil dimana pembuluh darah dan trombosit masuk vasokonstriksi menyumbat

b. Hemostasis sekunder : trombosit dan factor koagulasi menbrntuk

fibrin

c. Hemostasis tersier : megontrol koagulasi supaya tidak membeku, terbentuknya ikatan peptide antaran molekul fibrin sehingga menghasilkan jaringan fibri yg stabil

1.Hemostasis primer. Jika terjadi desquamasi dan luka kecil pada pembuluh darah, akan terjadi hemostasis primer. Hemostasis primer ini melibatkan tunika intima pembuluh darah dan trombosit. Luka akan menginduksi terjadinya vasokonstriksi dan sumbat trombosit. Hemostasis primer ini bersifat cepat dan tidak tahan lama. Karena itu, jika hemostasis primer belum cukup untuk mengkompensasi luka, maka akan berlanjut menuju hemostasis sekunder. 2. Hemostasis Sekunder. Jika terjadi luka yang besar pada pembuluh darah atau jaringan lain, vasokonstriksi dan sumbat trombosit belum cukup untuk mengkompensasi luka ini. Maka, terjadilah hemostasis sekunder yang melibatkan trombosit dan faktor koagulasi. Hemostasis sekunder ini mencakup pembentukan jaring-jaring fibrin. Hemostasis sekunder ini bersifat delayed dan long-term response. Kalau proses ini sudah cukup untuk menutup luka, maka proses berlanjut ke hemostasis tersier. 3. Hemostasis Tersier. Hemostasis tersier ini bertujuan untuk mengontrol agar aktivitas koagulasi tidak berlebihan. Hemostasis tersier melibatkan sistem fibrinolisis. http://takadakatakata.blogspot.com/2008/11/hemostasis.html

- keadaan yg mempengaruhi perdarahan hebat

kekurangan vit.k, hemofili, trombositopenia

Hemofili A (Def F.VIII) Hemofili B = Christmas disease (Def. F.IX) Von Willebrand’s disease (Def. F.VIII) Def. Vit K (Def. F.II, VII, IX, X)

Page 8: Sgd 7 Lbm3 Transfus

Hemorraghic disease of the newborn Obstructive jaundice Obstructive pancreas / usus halus

Penyakit hepar Obstruksi biliar : def.vit K Penyakit hepato cellular: def. F.I&V; peningkatan plasminogen

activator; hipersplenisme(trhombositopenia); paraprotein (gangguan fungsi trombosit); disfibrinogenmia.

DIC Fibrinolisis patologis yang primer Circulating anticoagulants (Kelainan Hemostasis, Azizah, 9-15.)

Transfuse

- Definisi

Tranfusi adalah proses pemindahan darah atau komponen darah dari seseorang (donor) ke orang lain (resipien). HEMATOLOGI KLINIK RINGKAS, PROF. DR. I MADE BAKTA

Transfusi Darah adalah proses pemindahan darah dari seseorang yang sehat (donor) ke orang sakit (respien). Darah yang dipindahkan dapat berupa darah lengkap dan komponen darah. http://utdd-pmijateng.blogspot.com/2007/08/pengertian-transfusi-darah.html

- Indikasi

- Macam macam

whole blood: diberikan pada penderita aktif tgbperdarahannya lebih dri 25% leukosit: pada penderita yg mengalami kkurangan leukosit trombosit: pada pendreita yg kekurangan trombosit tranfus plasma: untuk mengganti factor pembekuannya

Sel Darah Merah (SDM) : Sel Darah Merah Pekat : Diberikan pada kasus kehilangan darah yang tidak terlalu berat, transfusi darah pra operatif atau anemia kronik dimana volume plasmanya normal.

Page 9: Sgd 7 Lbm3 Transfus

Sel Darah Merah Pekat Cuci : Untuk penderita yang alergi terhadap protein plasma.Sel Darah Merah Miskin Leukosit : Untuk penderita yang tergantung pada transfusi darah. Sel Darah Merah Pekat Beku yang Dicuci : Diberikan untuk penderita yang mempunyai antibodi terhadap sel darah merah yang menetap. Sel Darah Merah Diradiasi : Untuk penderita transplantasi organ atau sumsum tulang.

LEUKOSIT/ GRANULOSIT KONSENTRAT : Diberikan pada penderita yang jumlah leukositnya turun berat, infeksi yang tidak membaik/ berat yang tidak sembuh dengan pemberian Antibiotik, kualitas Leukosit menurun.

TROMBOSIT : Diberikan pada penderita yang mengalami gangguan jumlah atau fungsi trombosit.

PLASMA dan PRODUKSI PLASMA : Untuk mengganti faktor pembekuan, penggantian cairan yang hilang. Contoh : Plasma Segar Beku untuk prnderita Hemofili.Krio Presipitat untuk penderita Hemofili dan Von Willebrand http://utdd-pmijateng.blogspot.com/2007/08/pengertian-transfusi-darah.html

Darah Lengkap/ Whole Blood (WB) Diberikan pada penderita yang mengalami perdarahan aktif yang kehilangan darah lebih dari 25 %.

Darah Komponen http://utdd-pmijateng.blogspot.com/2007/08/pengertian-transfusi-darah.html

Darah segar (fresh blood) : 1 unit darah (250 – 450 ml) dengan antikoagulan sebanyak 15 ml/100 ml darah. Dilihat dari masa penyimpanannya maka whole blood dapat dibagi menjadi 2, yaitu :

a) Darah segar (fresh blood) : darah yang disimpan kurabg dari 6 jam, masih lengkap mengandung trombosit dan faktor pembeku

b) Darah yang dimpan (stored blood) : darah yang sudah disimpan lebih dari 6 jam

Darah dapat disimpan sampai dengan 35 hari. Darah simpan kandungan trombosit dan sebagian faktor pembeku(terutama faktor labil) sudah menurun jumlahnya

(HEMATOLOGI KLINIK RINGKAS, PROF. DR. I MADE BAKTA)

Page 10: Sgd 7 Lbm3 Transfus

- Syarat pendonor Sehat, beratnya lebih dari 50kg, dewasa, tidak hipertensi, jangka waktu 3 bulan

Umur 17-60 tahun (pada umur 17 tahun di perbolehkan menjadi donor apabila mendapat ijin tertulis dari orang tua.Sampai usia tahun donor masih dapat menyumbangkan darahnya dengan jarak penyumbangan 3 bulan atas pertimbangan dokter)

Berat badan minimum 45kg Temperatur tubuh 36,6-37,5o c(oral) Tekanan darah baik, yaitu: Sistole = 110-160 mm Hg Diastole 70-100 mm Hg Denyut nadi; teratur 50-100 kali/menit Hemoglobin wanita minimal =12 gr % Pria 12,5 gr %

Keadaan Umum : bukan pecandu alkohol atau narkoba, tidak menderita penyakit jantung, paru-paru, hati, ginjal, kencing manis, penyakit darah, gangguan pembekuan darah, epilepsi, kanker, penyakit kulit kronis, kecuali diperbolehkan oleh dokter yang merawat.

Umur : 17 - 60 tahun dapat menyumbangkan darah sampai umur 65 tahun. BB minimal 45 kg Nadi 60 - 100 /menit Tekanan darah : 100 - 180 mmHg ( sistolik ) 60 - 100 mmHg ( diastolik ) Hb : lebih dari 12,5 /dl Selama haid, hamil, menyusui, tidak diperkenankan donor darah, boleh donor setelah 6

bulan melahirkan, 3 bulan setelah berhenti menyusui. Jarak penyumbangan darah : 2 1/2 - 3 bulan ( maksimal 5 kali /tahun ) Kulit lengan donor didaerah tempat penyadapan harus sehat tanpa kelainan. Tidak diperkenankan dalam waktu 12 bulan setelah mendapat transfusi darah. Bila dengan pemeriksaan laboratorium terhadap VDRL. HbsAg, anti Hcv, anti HIV

hasilnya positif maka tidak diperkenankan donor darah. Dapat donor setelah 3 tahun setelah bebas dari gejala malaria yang terakhir. Dapat donor setelah 6 bulan sembuh dari penyakit typhus. Dapat donor : 12 bulan setelah mendapat vaksinasi Rabies dan Hepatitis B, 4 minggu

setelah imunisasi Rubella, 2 minggu setelah Immmunisasi polio, Varisella, MUMPS, Yellow fever.

Dapat donor : 3 hari setelah minum obat mengandung aspirin, 12 bulan setelah pengobatan siphylis, GO

Dapat donor 3 hari setelah pencabutan gigi, 6 bulan setelah operasi kecil, 12 bulan setelah operasi besar.

Page 11: Sgd 7 Lbm3 Transfus

Dapat donor 12 bulan setelah di tatto, ditindik, di tusuk jarum. Tidur malam sebelum donor darah harus cukup minimal 5 jam. Sudah sarapan / makan.

(http://www.indoforum.org/showthread.php?t=16199)

umur 17 - 60 tahun ( Pada usia 17 tahun diperbolehkan menjadi donor bila mendapat ijin tertulis dari orangtua. Sampai usia tahun donor masih dapat menyumbangkan darahnya dengan jarak penyumbangan 3 bulan atas pertimbangan dokter )

Berat badan minimum 45 kg Temperatur tubuh : 36,6 - 37,5o C (oral) Tekanan darah baik ,yaitu:

Sistole = 110 - 160 mm Hg Diastole = 70 - 100 mm Hg

Denyut nadi; Teratur 50 - 100 kali/ menit Hemoglobin

Wanita minimal = 12 gr % Pria minimal = 12,5 gr %

Jumlah penyumbangan pertahun paling banyak 5 kali, dengan jarak penyumbangan sekurang-kurangnya 3 bulan. Keadaan ini harus sesuai dengan keadaan umum donor.

- Reaksi transfuse

Reaksi segera: Reaksi lambat:

Segera ( Immediate ITHR ) terjadi pada saat transfusi.

Tertunda ( DHTR ) beberapa hari setelah transfuse Dr ELIZABETH SN PATOLOGI KLINIK FK WIJAYA KUSUMA - SURABAYA

- Patologis: coleps

- Terapi - Prosedur

Syarat terpenuhi Inform consent

Page 12: Sgd 7 Lbm3 Transfus

Pengambilah sesuai kebutuhan

Penentuan golongan darah ABO dan Rh. Baik donor maupun resipien harus mempunyai golongan darah yang sama

Pemerikasaan untuk donor terdiri atas : a) Penapisan (screening) terhadap antibody dalam serum donor dengan tes

antiglobulin indirek (tes Coombs indirek) b) Tes serologic untuk hepatitis (B & C), HIV, sifilis , dan CMV

Pemeriksaan untuk resipien : a) Major side cross match : serum resipien diinkubasi dengan RBC donor

untuk mencari antibody dalam serum resipien b) Minor side cross match : mencari antibodi dalam serum donor

Pemeriksaan klerikal (identifikasi) Memeriksa dengan teliti dan mencocokan label darah dalam resipien dan donor. Reaksi tranfusi berat sebagian besar timbul akibat kesalahan identifikasi

Prosedur pemberian darah , yaitu : a) Hangatkan darah perlahan- lahan b) Catat nadi, tensi, suhu dan respirasi sebelum transfuse c) Pasang infuse dengan infuse set darah (memakai alat penyaring) d) Pertama diberi dengan NaCl fisiologis e) Pada 5 menit pertama pemberian dara, beri tetesan pelan – pelan, awasi

adanya urtikaria, bronkhospasme, rasa tidak enak, menggigil. Awasi tensi, nadi, suhu, dan respirasi

Kecepatan transfuse , yaitu : a) Untuk syok hipovolemik – beri tetesan dengan cepat b) Pada anemia kronik, penyakit jantung dan paru beri tetesan perlahan –

lahan 500 ml/ 24 jam dan beri diuretika (furosemid) sebelum transfusi HEMATOLOGI KLINIK RINGKAS, PROF. DR. I MADE BAKTA

Page 13: Sgd 7 Lbm3 Transfus

Step 1

1. Transfusi : bentuk pengobatan sementara dengan memberikan pengobatan kompoken darah

2. Pendarahan : komponen darah yang banyak keluar dari pembuluh darah

Step 2

Perdarahan yang sulit berhenti dan transfuse komponen darah

Step3

Perdarahan

1. Hemostasis - Definisi

1. Fungsi tubuh untuk mempertahankan peenceran darah sehingga darah tetap mengalir dalam pembuluh darah dan menutup kerusakan dinding pembuluh daarah saat terjadi kerusakan

2. Mekanisme tubuh untuk menghentikan perdarahan secara sepontan

- Mekansme tubuh untuk menghentikan perdarahan secara spontan, sehingga mengurangi kehilangan darah pada saat terjadinya kerusakan pembuluh darah

- Mempertahankan keenceran darah sehingga darah tetap mengalir dalam pembuluh darah & menutup kerusakan dinding pembuluh darah

- Adalah peristiwa berhentinya perdarahan sebagai reaksi tubuh terhadap luka (PK-UNAIR,75) Hemostasis merupakan pristiwa penghentian perdarahan akibat putusnya atau robeknya pembuluh darah, sedangkan thrombosis terjadi ketika endothelium yang melapisi pembuluh darah rusak atau hilang. http://4uliedz.wordpress.com/2009/06/02/hemostasis-pembekuan-darah/

- Macam macam a. Hemostasis primer :

b. Hemostasis sekunder : pendarahannya lebih besar c. Hemostasis tersier : menjaga agar lebih mengkontrol

1.Hemostasis primer. Jika terjadi desquamasi dan luka kecil pada pembuluh darah, akan terjadi hemostasis primer. Hemostasis primer ini melibatkan tunika intima

Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)

Page 14: Sgd 7 Lbm3 Transfus

pembuluh darah dan trombosit. Luka akan menginduksi terjadinya vasokonstriksi dan sumbat trombosit. Hemostasis primer ini bersifat cepat dan tidak tahan lama. Karena itu, jika hemostasis primer belum cukup untuk mengkompensasi luka, maka akan berlanjut menuju hemostasis sekunder. 2. Hemostasis Sekunder. Jika terjadi luka yang besar pada pembuluh darah atau jaringan lain, vasokonstriksi dan sumbat trombosit belum cukup untuk mengkompensasi luka ini. Maka, terjadilah hemostasis sekunder yang melibatkan trombosit dan faktor koagulasi. Hemostasis sekunder ini mencakup pembentukan jaring-jaring fibrin. Hemostasis sekunder ini bersifat delayed dan long-term response. Kalau proses ini sudah cukup untuk menutup luka, maka proses berlanjut ke hemostasis tersier. 3. Hemostasis Tersier. Hemostasis tersier ini bertujuan untuk mengontrol agar aktivitas koagulasi tidak berlebihan. Hemostasis tersier melibatkan sistem fibrinolisis. http://takadakatakata.blogspot.com/2008/11/hemostasis.html

- Factor

Dinding pembuluh darah Trombosit Koagulasi System hemolisis Inhibitor

- Cara mengatasi pendarahan

- Pemesiksaan a. Rumple leed: menguji ketahanan dinding kapiler b. Bleeding time/masa perdarahan: menilai faktor hemostasis yg letaknya ekstrafaskuler c. Proting time: mendeteksi kualitas dan kuantitas koagulasi d. Jumlah trombosit: mengetahui kuantitas trombosit e. Protombin time: memonitori anti koagulan oral f. Activated partial tromboplastin time: memonitor terapi heparin g. Thrombin time: menguji pengubahan fibrinogen menjadi fibrin

Lee-White Coagulation Time

Waktu pembekuan Lee-White menggunakan tiga tabung yang disimpan dalam suhu 37°C, masing-masing berisi 1 ml darah lengkap. Tabung-tabung ini secara hati-hati dimiringkan setiap 30 detik untuk meningkatkan kontak antara darah dan permukaan kaca untuk melihat kapan pembekuan terjadi. Darah normal membeku secara padat dalam

Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)

Page 15: Sgd 7 Lbm3 Transfus

waktu 4-8 menit. Dahulu uji ini digunakan untuk memantau terapi heparin, yang memperpanjang waktu pembekuan.

Active Coagulation Time

Penambahan Celite (tanah liat halus), mempersingkat waktu pembekuan darah, mengurangi variabilitas tes, dan memungkinkan korelasi yang lebih tepat antara dosis heparin dan hasil lab. Darah normal membeku dalam waktu kurang dari 100 detik bila dimasukkan dalam tabung yang berisi Celite.

Bleeding time

Memeriksa hemostasis pada luka yang kecil dan dangkal dengan menentukan kecepatan pembentukan sumbat trombosit sehingga mengetahui efisiensi fase vascular dan trombosit pada hemostasis. Tes ini dapat juga mengevaluasi kelainan bawaan trombosit seperti penyakt von Willebrand. Namun ternyata pemeriksaan ini terbatas hanya untuk perdarahan kulit dan tidak berkorelasi pada organ visceral, misalnya pada tindakan operatif. Karena itu, lebih sering digunakan untuk skrining pasien dengan kelainan trombosit, misal gejala perdarahan mukokutan.

Hitung trombosit

Penghitungan trombosit lebih sulit dilakukan daripada eritrosit maupun leukosit karena ukurannya yang kecil dan cenderung untuk menempel dengan benda lain atau beragregasi.

Pemeriksaan Fase Koagulasi

ü Activated partial thromboplastin time (aPTT)

Diinduksi aktivasi permukaan (kontak). Pada pemeriksaan ini terjadi autoaktivasi faktor XII dengan substansi bermuatan negative pada reagen. Hal tersebut kemudian memicu kaskade reaksi proteolitik pada system koagulasi. Tes ini memeriksa faktor XII, prekalikrein, HMWK, faktor XI, IX, dan VIII dari system intrinsic serta faktor X, V, protrombin dan fibrinogen dari jalur bersama . Karena pengganti trombosit yang digunakan adalah tromboplastin parsial dalam jumlah yang berlebih, trombosit tidak berpengaruh pada pemeriksaan ini, juga system ekstrinsik (faktor VII) yang memerlukan tromboplastin dari jaringan.

Uji ini dilakukan pada spesimen darah yang telah diberi sitrat. Plasma dikeluarkan dan diletakkan di tabung sampel, tempat zat ini direkalsifikasi dengan kalsium klorida 30 mM, dan ditambahkan suatu reagen yang mengandung faktor aktif-permukaan (kaolin, fosfolipid). Kaolin meningkatkan kecepatan pengaktifan kontak, fosfolipid membentuk permukaan pada tempat di mana reaksi substrat enzim koagulasi dapat berlangsung, dan kalsium menggantikan kalsium yang dikelasi oleh sitrat. Waktu yang diperlukan untuk membentuk suatu bekuan adalah waktu

Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)

Page 16: Sgd 7 Lbm3 Transfus

tromboplastin parsial (PTT). PTT yang diaktifkan dalam keadaan normal bervariasi dari 28-40 detik. Kadar faktor di bawah 30% normal akan memperpanjang PTT.

ü Prothrombin time (PT)

Diinduksi penambahan tissue factor (tromboplastin jaringan) yang berlebihan sehingga terbentuk perubahan tidak fisiologis pada hubungan normal faktor-faktor koagulasi dan faktor VIIa dapat mengaktifkan faktor X secara langsung menjadi faktor X a tanpa melewati aktivasi faktor IX (intrinsic). Pemeriksaan ini menggunakan fosfolipid sebagai pengganti trombosit .

PT adalah uji koagulasi yang paling sering dilakukan. Reagen untuk PT adalah tromboplastin jaringan dan kalsium klorida. Apabila ditambahkan ke plasma yang mengandung sitrat, reagen-reagen ini akan menggantikan faktor jaringan untuk mengaktifkan faktor X dengan keberadaan faktor VII tanpa melibatkan trombosit atau prokoagulan jalur intrinsik. Untuk mendapatkan hasil PT normal, plasma harus mengandung paling sedikit 100 mg/dL fibrinogen dan faktor VII, X, V, dan protrombin 10%. Pemanjangan PT dan PTT dapat terjadi karena defisiensi faktor koagulasi multipel, terapi antikoagulan oral, penyakit hati,defisiensi vitamin K, dan defisiensi faktor jalur bersama.

ü Thrombin clotting time (TCT)

Digunakan thrombin eksogen untuk memeriksa integritas substrat fibrinogen. Uji TCT mengukur waktu yang diperlukan oleh spesimen darah yang diberi sitrat untuk membeku setelah ditambahkan kalsium dan sejumlah tertentu trombin. Uji ini mengevaluasi interaksi trombin-fibrinogen. Waktu trombin mungkin memanjang apabila terjadi defisiensi fibrinogen atau apabila terdapat antikoagulan dalam darah yang aktif dan mengintervensi kerja trombin, seperi heparin. Fibrinogen yang abnormal atau kelainan molekul fibrinogen juga dapat dievaluasi dengan uji ini.

Pemeriksaan langsung menilai konversi fibrinogen menjadi fibrin. Diperlukan jumlah minimal α thrombin (3000U/mg) yang dapat mereproduksi bekuan fibrinogen 4-6 U/mL, dalam ± 20 detik

- Fisiologi Luka endotel rusakkolagen terpaparterjadi adhesi trombosittrombosit teraktifasiterjadi perubahan trombosittrombosit terlepasagregasi trombositsumbat trombosit

Pembuluh darah yang terluka akan mengadakan vasokontriksi dengan tujuan memperlambat aliran darah yang keluar, dengan demikian kontak antara trombosit dengan dinding pembuluh darah ditingkatkan. Vasokontriksi ini hanya berlangsung sebentar, kurang lebih satu menit.

Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)

Page 17: Sgd 7 Lbm3 Transfus

Dalam beberapa detik setelah terjadinya luka trombosit akan mengadakan adesi pada jaringan kolagen. Untuk terjadinya adesi ini dibutuhkan suatu glikroprotein dari membrane trombosit (glikoprotein TB) dan suatu factor yang ada di dalam plasma yang dikenal dengan von willebrand factor. Setelah adesi trombosit maka akan terjadi sekresi bahan-bahan antara lain ADP dan tromboksan A2. ADP dan Tromboksan A2 sebagai hasil sintesa dari prosta glandin yang berasal dari fosfolipid membrane trombosit akan mempengaruhi agregasi dari trombosit. Dipermukaan trombosit yang mengadakan agregasi akan dihasilkan platelet factor 3, yang berperan pada pembekuan darah.

- Penyakit yang berhubungan: Hemophilia: kelainan hereditas karena kekurangan salah satu faktor pembeku darah Trombositopeni: kkeadaan dimana trombasit kurang dari normal Trombositosis : keadaan dimana trombosit lebih dari normal

Dalam bukunya, Kapita Selekta Hematology, A.V Hoffbrand et all menyebutkan bahwa gangguan hemostasis (perdarahan abnormal) dapat disebabkan oleh beberapa hal di bawah ini: 1.Kelainan vaskuler Kelainan vaskuler adalah sekelompok kelompok keadaan heterogen, yang ditandaiu oleh mudah memar dan perdarahan spontan dari poembuluh darah kecil. Kelainan yang mendasari terletak pada pembuluh darah itu sendiri atau dalam jaringan ikat perivaskular. Pada keadaan dseperti ini, uji penyaring standart member hasil normal. Masa perdarahan normal, uji hemostasis lain juga normal. Kelainan vaskular ini terdapat dua jenis yakni herediter yang berupa Telangiektasia hemoragik herediter, serta kelainan jaringan ikat. Jenis yang lain adalah Defek vaskular didapat . 2. Trombositopenia

Trombositopenia didefinisikan sebagai jumlah trombosit kurang dari 100.000/mm3. Biasanya ditandai dengan purpura kulit spontan, perdarahan mukosa, dan perdarahan berkepanjangan setelah trauma. Beberapa penyebab trombositopenia antara lain: (1)Kegagalan produksi trombosit .Ini merupakan penyebab tersering trombositopenia yang biasanya juga merupakan bagian dari kegagalan sumsum tulang generalisata Penekanan megakarisit selektif dapat disebabkan oleh toksisitas obat atau infeksi virus. (2)Peningkatan destruksi trombosit, Hal ini dibagi menjadi beberapa jenis yakni: a.Trombositopenia imun,termasuk di dalamnya ITP, karena

Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)

Page 18: Sgd 7 Lbm3 Transfus

infeksi, purpura pascatranfusi, Trombositopenia imun karena diinduksi obat, b.Purpura trombositopenia trombotik c.Koagulasi intravaskular diseminata, (3)Distribusi trombosit abnormal, (4)Kehilangan akibat dilusi, yakni berupa transfuse masif darah simpan pada pasien dengan perdarahan. 3. Gangguan koagulasi Bisa karena herediter maupun didapat, yang umumnya menggangu faktor-faktor koagulasi. a.Herediter : hemofilia A dan hemofilia B b.Didapat : defisiensi vitamin K dan penyakit hati 4. Gangguan fungsi trombosit Dibagi menjadi dua jenis, yakni: a.Didapat 1) karena obat anti trombosit seperti aspirin,2).hiperglobulinemia, 3).kelainan mieloproliferatif dan mielodisplastik , serta 4)Uremia. b.Kelainan herediter 1) Trombastenia, 2)Sinsrom Bernard soulier, 3) Penyakit penyimpana

- Komponen dan fungsi:

Pembuluh darah: zat zat aktifator dari dinding pembuluh darah yang rusak dan dari trombasit,dan protein2 darah yg melekat padda dinsing pembuluh darah yang rusa mengawali proses pembekuan darah Trombosit: untuk menyumbat pembuluh darah vit. K: membantu proses terbentuknya protrombin menjadi trombin

Sistem Hemostasis pada dasarnya terbentuk dari tiga kompartemen hemostasis yang sangat penting dan sangat berkaitan yaitu trombosit, protein darah dan jaring-jaring pembuluh darah. Agar terjadi peristiwa hemostasis yang normal, trombosit harus mempunyai fungsi dan jumlah yang normal. Sistem protein darah sangat berperan penting tidak hanya sebagai protein pembekuan akan tetapi sangat berperan dalam dalam fisiologi perdarahan dan trombosis.

Pembuluh darah Pembuluh darah sangat besar peranannya dalam sistem hemostasis. Dinding pembuluh darah terdiri dari tiga lapisan morfologis: intima, media, dan adventitia. Intima terdiri dari (1) selapis sel endotel non trombogenik yang berhubungan langsung dengan pembuluh darah dan (2) membran elastik interna. Media dibentuk oleh sel otot polos yang ketebalannya tergantung dari jenis arteri dan vena serta ukuran pembuluh darah. Adventitia terdiri dari suatu membran elastik eksterna dan jaringan penyambung yang menyokong pembuluh darah tersebut. Gangguan pembuluh darah yang terjadi seringkali berupa terkelupasnya sel endotel yang diikuti dengan pemaparan kolagen subendotel dan membran basalis. Gangguan ini terjadi akibat asidosis, endotoksin sirkulasi, dan komplek antigen/antibodi sirkulasi. Fungsi pembuluh darah meliputi permiabilitas yang apabila meningkat akan berakibat

Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)

Page 19: Sgd 7 Lbm3 Transfus

kebocoran pembuluh darah fragilitas yang apabila meningkat menyebabkan pecahnya pembuluh darah dan vaso konstriksi yang menyebabkan sumbatan vaskuler

- tahap tahap

a. Hemostasis primer : ketika luka kecil dimana pembuluh darah dan trombosit masuk vasokonstriksi menyumbat

b. Hemostasis sekunder : trombosit dan factor koagulasi menbrntuk

fibrin

c. Hemostasis tersier : megontrol koagulasi supaya tidak membeku, terbentuknya ikatan peptide antaran molekul fibrin sehingga menghasilkan jaringan fibri yg stabil

1.Hemostasis primer. Jika terjadi desquamasi dan luka kecil pada pembuluh darah, akan terjadi hemostasis primer. Hemostasis primer ini melibatkan tunika intima pembuluh darah dan trombosit. Luka akan menginduksi terjadinya vasokonstriksi dan sumbat trombosit. Hemostasis primer ini bersifat cepat dan tidak tahan lama. Karena itu, jika hemostasis primer belum cukup untuk mengkompensasi luka, maka akan berlanjut menuju hemostasis sekunder. 2. Hemostasis Sekunder. Jika terjadi luka yang besar pada pembuluh darah atau jaringan lain, vasokonstriksi dan sumbat trombosit belum cukup untuk mengkompensasi luka ini. Maka, terjadilah hemostasis sekunder yang melibatkan trombosit dan faktor koagulasi. Hemostasis sekunder ini mencakup pembentukan jaring-jaring fibrin. Hemostasis sekunder ini bersifat delayed dan long-term response. Kalau proses ini sudah cukup untuk menutup luka, maka proses berlanjut ke hemostasis tersier. 3. Hemostasis Tersier. Hemostasis tersier ini bertujuan untuk mengontrol agar aktivitas koagulasi tidak berlebihan. Hemostasis tersier melibatkan sistem fibrinolisis. http://takadakatakata.blogspot.com/2008/11/hemostasis.html

- keadaan yg mempengaruhi perdarahan hebat

kekurangan vit.k, hemofili, trombositopenia

Hemofili A (Def F.VIII) Hemofili B = Christmas disease (Def. F.IX) Von Willebrand’s disease (Def. F.VIII) Def. Vit K (Def. F.II, VII, IX, X)

Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)

Page 20: Sgd 7 Lbm3 Transfus

Hemorraghic disease of the newborn Obstructive jaundice Obstructive pancreas / usus halus

Penyakit hepar Obstruksi biliar : def.vit K Penyakit hepato cellular: def. F.I&V; peningkatan plasminogen

activator; hipersplenisme(trhombositopenia); paraprotein (gangguan fungsi trombosit); disfibrinogenmia.

DIC Fibrinolisis patologis yang primer Circulating anticoagulants (Kelainan Hemostasis, Azizah, 9-15.)

Transfuse

- Definisi

Tranfusi adalah proses pemindahan darah atau komponen darah dari seseorang (donor) ke orang lain (resipien). HEMATOLOGI KLINIK RINGKAS, PROF. DR. I MADE BAKTA

Transfusi Darah adalah proses pemindahan darah dari seseorang yang sehat (donor) ke orang sakit (respien). Darah yang dipindahkan dapat berupa darah lengkap dan komponen darah. http://utdd-pmijateng.blogspot.com/2007/08/pengertian-transfusi-darah.html

- Indikasi

- Macam macam

whole blood: diberikan pada penderita aktif tgbperdarahannya lebih dri 25% leukosit: pada penderita yg mengalami kkurangan leukosit trombosit: pada pendreita yg kekurangan trombosit tranfus plasma: untuk mengganti factor pembekuannya

Sel Darah Merah (SDM) : Sel Darah Merah Pekat : Diberikan pada kasus kehilangan darah yang tidak terlalu berat, transfusi darah pra operatif atau anemia kronik dimana volume plasmanya normal.

Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)

Page 21: Sgd 7 Lbm3 Transfus

Sel Darah Merah Pekat Cuci : Untuk penderita yang alergi terhadap protein plasma.Sel Darah Merah Miskin Leukosit : Untuk penderita yang tergantung pada transfusi darah. Sel Darah Merah Pekat Beku yang Dicuci : Diberikan untuk penderita yang mempunyai antibodi terhadap sel darah merah yang menetap. Sel Darah Merah Diradiasi : Untuk penderita transplantasi organ atau sumsum tulang.

LEUKOSIT/ GRANULOSIT KONSENTRAT : Diberikan pada penderita yang jumlah leukositnya turun berat, infeksi yang tidak membaik/ berat yang tidak sembuh dengan pemberian Antibiotik, kualitas Leukosit menurun.

TROMBOSIT : Diberikan pada penderita yang mengalami gangguan jumlah atau fungsi trombosit.

PLASMA dan PRODUKSI PLASMA : Untuk mengganti faktor pembekuan, penggantian cairan yang hilang. Contoh : Plasma Segar Beku untuk prnderita Hemofili.Krio Presipitat untuk penderita Hemofili dan Von Willebrand http://utdd-pmijateng.blogspot.com/2007/08/pengertian-transfusi-darah.html

Darah Lengkap/ Whole Blood (WB) Diberikan pada penderita yang mengalami perdarahan aktif yang kehilangan darah lebih dari 25 %.

Darah Komponen http://utdd-pmijateng.blogspot.com/2007/08/pengertian-transfusi-darah.html

Darah segar (fresh blood) : 1 unit darah (250 – 450 ml) dengan antikoagulan sebanyak 15 ml/100 ml darah. Dilihat dari masa penyimpanannya maka whole blood dapat dibagi menjadi 2, yaitu :

a) Darah segar (fresh blood) : darah yang disimpan kurabg dari 6 jam, masih lengkap mengandung trombosit dan faktor pembeku

b) Darah yang dimpan (stored blood) : darah yang sudah disimpan lebih dari 6 jam

Darah dapat disimpan sampai dengan 35 hari. Darah simpan kandungan trombosit dan sebagian faktor pembeku(terutama faktor labil) sudah menurun jumlahnya

(HEMATOLOGI KLINIK RINGKAS, PROF. DR. I MADE BAKTA)

Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)

Page 22: Sgd 7 Lbm3 Transfus

- Syarat pendonor Sehat, beratnya lebih dari 50kg, dewasa, tidak hipertensi, jangka waktu 3 bulan

Umur 17-60 tahun (pada umur 17 tahun di perbolehkan menjadi donor apabila mendapat ijin tertulis dari orang tua.Sampai usia tahun donor masih dapat menyumbangkan darahnya dengan jarak penyumbangan 3 bulan atas pertimbangan dokter)

Berat badan minimum 45kg Temperatur tubuh 36,6-37,5o c(oral) Tekanan darah baik, yaitu: Sistole = 110-160 mm Hg Diastole 70-100 mm Hg Denyut nadi; teratur 50-100 kali/menit Hemoglobin wanita minimal =12 gr % Pria 12,5 gr %

Keadaan Umum : bukan pecandu alkohol atau narkoba, tidak menderita penyakit jantung, paru-paru, hati, ginjal, kencing manis, penyakit darah, gangguan pembekuan darah, epilepsi, kanker, penyakit kulit kronis, kecuali diperbolehkan oleh dokter yang merawat.

Umur : 17 - 60 tahun dapat menyumbangkan darah sampai umur 65 tahun. BB minimal 45 kg Nadi 60 - 100 /menit Tekanan darah : 100 - 180 mmHg ( sistolik ) 60 - 100 mmHg ( diastolik ) Hb : lebih dari 12,5 /dl Selama haid, hamil, menyusui, tidak diperkenankan donor darah, boleh donor setelah 6

bulan melahirkan, 3 bulan setelah berhenti menyusui. Jarak penyumbangan darah : 2 1/2 - 3 bulan ( maksimal 5 kali /tahun ) Kulit lengan donor didaerah tempat penyadapan harus sehat tanpa kelainan. Tidak diperkenankan dalam waktu 12 bulan setelah mendapat transfusi darah. Bila dengan pemeriksaan laboratorium terhadap VDRL. HbsAg, anti Hcv, anti HIV

hasilnya positif maka tidak diperkenankan donor darah. Dapat donor setelah 3 tahun setelah bebas dari gejala malaria yang terakhir. Dapat donor setelah 6 bulan sembuh dari penyakit typhus. Dapat donor : 12 bulan setelah mendapat vaksinasi Rabies dan Hepatitis B, 4 minggu

setelah imunisasi Rubella, 2 minggu setelah Immmunisasi polio, Varisella, MUMPS, Yellow fever.

Dapat donor : 3 hari setelah minum obat mengandung aspirin, 12 bulan setelah pengobatan siphylis, GO

Dapat donor 3 hari setelah pencabutan gigi, 6 bulan setelah operasi kecil, 12 bulan setelah operasi besar.

Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)

Page 23: Sgd 7 Lbm3 Transfus

Dapat donor 12 bulan setelah di tatto, ditindik, di tusuk jarum. Tidur malam sebelum donor darah harus cukup minimal 5 jam. Sudah sarapan / makan.

(http://www.indoforum.org/showthread.php?t=16199)

umur 17 - 60 tahun ( Pada usia 17 tahun diperbolehkan menjadi donor bila mendapat ijin tertulis dari orangtua. Sampai usia tahun donor masih dapat menyumbangkan darahnya dengan jarak penyumbangan 3 bulan atas pertimbangan dokter )

Berat badan minimum 45 kg Temperatur tubuh : 36,6 - 37,5o C (oral) Tekanan darah baik ,yaitu:

Sistole = 110 - 160 mm Hg Diastole = 70 - 100 mm Hg

Denyut nadi; Teratur 50 - 100 kali/ menit Hemoglobin

Wanita minimal = 12 gr % Pria minimal = 12,5 gr %

Jumlah penyumbangan pertahun paling banyak 5 kali, dengan jarak penyumbangan sekurang-kurangnya 3 bulan. Keadaan ini harus sesuai dengan keadaan umum donor.

- Reaksi transfuse

Reaksi segera: Reaksi lambat:

Segera ( Immediate ITHR ) terjadi pada saat transfusi.

Tertunda ( DHTR ) beberapa hari setelah transfuse Dr ELIZABETH SN PATOLOGI KLINIK FK WIJAYA KUSUMA - SURABAYA

- Patologis: coleps

- Terapi - Prosedur

Syarat terpenuhi Inform consent

Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)

Page 24: Sgd 7 Lbm3 Transfus

Pengambilah sesuai kebutuhan

Penentuan golongan darah ABO dan Rh. Baik donor maupun resipien harus mempunyai golongan darah yang sama

Pemerikasaan untuk donor terdiri atas : a) Penapisan (screening) terhadap antibody dalam serum donor dengan tes

antiglobulin indirek (tes Coombs indirek) b) Tes serologic untuk hepatitis (B & C), HIV, sifilis , dan CMV

Pemeriksaan untuk resipien : a) Major side cross match : serum resipien diinkubasi dengan RBC donor

untuk mencari antibody dalam serum resipien b) Minor side cross match : mencari antibodi dalam serum donor

Pemeriksaan klerikal (identifikasi) Memeriksa dengan teliti dan mencocokan label darah dalam resipien dan donor. Reaksi tranfusi berat sebagian besar timbul akibat kesalahan identifikasi

Prosedur pemberian darah , yaitu : a) Hangatkan darah perlahan- lahan b) Catat nadi, tensi, suhu dan respirasi sebelum transfuse c) Pasang infuse dengan infuse set darah (memakai alat penyaring) d) Pertama diberi dengan NaCl fisiologis e) Pada 5 menit pertama pemberian dara, beri tetesan pelan – pelan, awasi

adanya urtikaria, bronkhospasme, rasa tidak enak, menggigil. Awasi tensi, nadi, suhu, dan respirasi

Kecepatan transfuse , yaitu : a) Untuk syok hipovolemik – beri tetesan dengan cepat b) Pada anemia kronik, penyakit jantung dan paru beri tetesan perlahan –

lahan 500 ml/ 24 jam dan beri diuretika (furosemid) sebelum transfusi HEMATOLOGI KLINIK RINGKAS, PROF. DR. I MADE BAKTA

Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)