Upload
felandine-noor-sandiata
View
11
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
#psychiatry
Citation preview
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. D
Usia : 18 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Status : Belum Menikah
Pekerjaan : Mahasiswi
Alamat : Duren Sawit
II. Riwayat Psikiatri
Anamnesis pasien dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis pada pasien
langsung. Anamnesis dilakukan pada tanggal 7 September 2015 pada pukul 10.30 WIB di
poliklinik RS Persahabatan Jakarta Timur.
A. Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan pusing sejak 2 hari SMRS.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
pasien datang dengan keluhan pusing, keluhan dirasakan terus – menerus, tidak
ada mual dan muntah, tidak ada riwayat trauma, dan ada penurunan nafsu makan. 3 hari
yang lalu pasien dilarikan ke IGD RSUP Persahabatan karena pingsan setelah
meminum Alprazolam 5 butir, pasien meminum obat tersebut atas keinginan sendiri
tanpa disuruh atau disarankan orang lain, pasien mengaku mendapatkan obat tersebut
dari temannya sejak SMA. Pasien sudah mengkonsumsi obat tersebut sejak kelas 3
SMA, awalnya pasien mengkonsumsi obat tersebut bila tidak dapat tidur setelah
bertengkar dengan ibunya, tapi 3 hari yang lalu, pasien meminum obat tersebut karena
ingin tidur lebih nyenyak, pasien saat itu tidak ada niat untuk bunuh diri atau keinginan
untuk mati. Namun pasien sebelumnya pernah mengiris lengannya walaupun tidak
sampai berdarah.
Pasien mengaku beberapa minggu terakhir ini sering bertengkar dengan ibunya,
pasien juga merasa sedih karena merasa diperlakukan secara tidak adil dan dibanding –
bandingkan dengan saudara laki – lakinya. Ibu pasien mengatakan bahwa pertengkaran
mereka diawali ketika pasien mengikuti kegiatan menari yang menurut ibu pasien tidak
sesuai dengan kaidah agama dan harus melepas jilbab, ibu pasien juga tidak menyetujui
putrinya pacaran, namun karena putrinya menjadi tertutup dan menghindari
orangtuanya setelah ditentang, ibu pasien akhirnya menyetujui putrinya untuk
1
berpacaran. Pasien akhirnya mulai terbuka dengan ibunya dan mau bercerita. Ibu pasien
merasa anaknya menjadi pemurung karena memiliki masalah dengan pacarnya, pasien
mengaku ada masalah dengan pacarnya namun pasien mengatakan bahwa penyebab
dirinya meminum obat adalah bukan karena permasalahan dengan pacarnya tapi karena
merasa lelah dengan keadaan rumah.
Pasien tinggal di rumah pribadi orangtuanya bersama kedua orangtuanya, dan
saudara laki – laki beserta istrinya. Pasien merupakan anak kedua dari dua bersaudara,
hubungan pasien dengan orangtua pasien diakui kurang baik, namun pasien sering
merasa kecewa dan selalu dibanding – bandingkan dengan saudara laki – lakinya.
Pasien juga mengatakan bahwa orangtuanya adalah orangtua angkat, pasien diasuh
sedari bayi, orangtua kandung pasien saat ini tinggal di Sulawesi dan pasien pernah
beberapa kali bertemu dengan orangtua kandungnya. Hubungan pasien dengan saudara
laki – lakinya diakui baik, saudara pasien tidak memiliki keluhan yang serupa. Pasien
mengaku tidak begitu banyak bicara bila di rumah, namun saat di kampus pasien
mengaku sebagai pribadi yang ceria, senang mengobrol, dan menyapa teman pasien
jarang berinteraksi dengan tetangga sekitar.
Sehari – hari pasien diisi dengan kegiatan perkuliahan, dan ikut kegiatan menari.
Pasien lebih banyak mengurung diri di kamar saat di rumah. Pasien sangat ingin tinggal
terpisah dari orangtuanya. 2 minggu terakhir ini pasien berhenti dari kegiatan
menarinya karena sedang merasa malas dan cepat lelah. Pasien pernah bekerja menjadi
SPG BATA beberapa bulan yang lalu, namun pasien hanya bekerja selama 1 bulan
karena bosan dan merasa lelah. Saat ini kebutuhan sehari – hari pasien masih dibiayai
oleh orangtuanya. Ayah pasien pensiunan PNS, dan ibu pasien adalah ibu rumahtangga.
Pasien lahir normal dengan bantuan bidan tanpa ada penyulit dan tidak ada cacat
bawaan, tumbuh kembang pasien normal, tidak ada riwayat trauma, tidak pernah
mengalami sakit berat dan harus dirawat inap. Pasien menjalani pendidikan SD – SMP
– SMA dengan baik dan tanpa ada tinggal kelas. Pasien sedari kecil memiliki banyak
teman sebaya di sekolah. Dalam satu tahun terakhir pasien tidak pernah mengkonsumsi
NAPZA dan alkohol.
Pasien datang dengan memakai baju rapi dan sopan. Pasien dapat menceritakan
perjalanannya dari rumah ke RSUP Persahabatan dengan diantar oleh orangtuanya
menggunakan mobil pribadi. Pasien dapat menjawab pertanyaan 100-7=93. Pada saat
dilakukan pemeriksaan pasien mengetahui bahwa pasien sedang berada di poli jiwa,
melakukan wawancara psikiatri, dan mengenali pemeriksa sebagai dokter.
2
Pasien juga dapat mengulang 5 nama kota yang disebutkan pemeriksa dengan
berurutan. Saat pasien ditanya siapa Presiden sekarang pasien menjawab Joko Widodo,
dan saat ditanya Gubernur Jakarta sekarang pasien menjawab Ahok. Pasien juga dapat
mengartikan paribahasa air susu dibalas dengan air tuba yaitu sebagai kebaikan dibalas
kejahatan. Pada saat pasien diberikan suatu problematik apakah yang akan pasien
lakukan jika melihat seorang anak kecil di sebuah mall yang terpisah oleh ibunya,
pasien menjawab akan mengantarkan anak tersebut ke resepsionis dan bertemu dengan
ibunya.
Saat dilakukan pemeriksaan pasien sedang merasa sedih, hal ini sesuai dengan
ekspresi pasien yang menangis saat sedang wawancara. Pasien tidak merasa bahwa
keluhan yang sedang dialaminya adalah penyakit, namun hanya pengaruh obat kemarin
saja.
Pasien tidak pernah mendengar suara atau bisikan yang tidak ada sumbernya.
Pasien juga tidak pernah melihat bayangan atau penampakan makhluk halus. Pasien
tidak penah merasa dicolek atau diraba oleh sesuatu yang tidak ada wujudnya. Pasien
tidak pernah merasa ada makanan atau rasa manis dan asam ketika tidak sedang makan.
Pasien saat ini merasa asing saat bercermin, dan merasa asing dengan lingkungan
tempat tinggalnya. Pasien juga tidak pernah merasa disindir atau dibicarakan oleh
penyiar televise saat sedang menonton televisi. Pasien tidak pernah merasa pikirannya
dikendalikan seseorang ataupun pikirannya dapat dibaca orang lain. Pasien tidak pernah
merasa curiga terhadap orang – orang sekitarnya. Pasien tidak merasa dibicarakan oleh
orang lain. Saat pemeriksaan sikap pasien terhadap pemeriksa cukup kooperatif, pasien
mampu menjawab pertanyaan yang diberikan.
Saat ini pasien tidak merasa keluhannya mengganggu aktivitas, pasien hanya
merasa badannya lemah sejak keluar RS 2 hari yang lalu. Pasien memiliki 3 keinginan
yaitu ingin keadaaan rumah stabil, ingin didengar dan keinginannya dipenuhi, dan ingin
pulang ke orangtua kandung. Pasien berobat dengan menggunakan pembayaran umum.
A. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat gangguan psikiatri: tidak ada.
2. Riwayat gangguan medis: tidak ada.
3. Riwayat menggunakan NAPZA:tidak ada.
B. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat prenatal
dilahirkan dalam proses persalinan normal dengan bantuan bidan.
3
2. Riwayat masa kanak – kanak dan remaja
Pasien tumbuh kembang sesuai usianya, tidak ada gangguan dalam pertumbuhan
dan perkembangan pasien
3. Riwayat masa akhir anak- anak
Pasien tumbuh baik dan dapat bersosialisasi dengan teman – temannya
4. Riwayat pendidikan
Pasien menyelesaikan pendidikan sekolahnya dengan baik dan tanpa tinggal kelas,
dan menamatkan pendidikannya hingga SMA. Saat ini pasien duduk di bangku
kuliah semester 2
5. Riwayat pekerjaan
Pernah bekerja menjadi SPG selama 1 bulan
6. Hubungan dengan keluarga
Orangtua pasien merupakan orangtua angkat, pasien sering bertengkar dengan ibu.
C. Riwayat Keluarga
Pasien mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada keluhan seperti pasien
D. Riwayat situasi sosial sekarang
Pasien seorang perempuan umur 18 tahun, belum menikah. Tinggal bersama orangtua
angkat di rumah pribadi orangtua angkat, pasien sering bertengkar dengan ibunya,
hubungan pasien dengan saudara laki – lakinya baik, pasien lebih nyaman
berkomunikasi dengan teman – temannya daripada orangtuanya. Biaya kehidupan
pasien masih ditanggung orangtuanya.
E. Persepsi (tanggapan) pasien tentang dirinya dan kehidupannya
1. pasien ingin keadaan rumah stabil
2. pasien ingin didengar dan keinginannya dipenuhi
3. pasien ingin pulang ke orangtua kandungnya
I. STATUS MENTAL
1. DESKRIPSI UMUM
a. Penampilan
Pasien, perempuan usia 18 tahun. Berpenampilan sesuai usia, berpakaian rapi.
b. Kesadaran
Kesadaran umum: Compos Mentis
Kontak psikis: dapat dilakukan cukup wajar
4
c. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Cara berjalan : baik
Aktivitas psikomotor: pasien kooperatif, kontak mata cukup baik, tidak ada
gerakan involunter dan dapat menjawab pertanyaan dengan baik.
d. Pembicaraan
Kuantitas: baik, pasien dapat menjawab pertanyaan pemeriksa dengan benar
Kualitas: baik, bicara spontan, volume bicara normal, artikulasi jelas,
pembicaraan terarah dan dapat dimengerti
e. Sikap terhadap pemeriksa
Pasien kooperatif
2. KEADAAN AFEKTIF
a. Mood: sedih
b. Afek: luas
c. Keserasian: mood dan afek sesuai
d. Empati: pemeriksa dapat merasakan perasaan pasien
3. FUNGSI INTELEKTUAL/KOGNITIF
a. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan
Pasien menempuh pendidikan sampai perkuliahan semester 2
b. Pengetahuan umum
Baik.
c. Kecerdasan
Baik. Pasien dapat menjawab pertanyaan berhitung matematika sederhana (100-
7=93)
d. Daya Konsentrasi
Baik, pasien dapat mengikuti wawancara dari awal sampai dengan selesai dan mampu
menjawab pertanyaan dengan cukup baik
Orientasi
Waktu : Baik, pasien sadar saat sedang wawancara dilakukan pada siang hari
Tempat : Baik, pasien mengetahui dia sedang berada di poliklinik Jiwa RSUP
Persahabatan
Orang: Baik, pasien mengetahui pemeriksa adalah dokter
Situasi: Baik, pasien mengetahui bahwa pasien sedang konsultasi dengan
dokter
5
e. Daya ingat
Jangka panjang
Baik, pasien dapat menceritakan riwayat pendidikannya hingga SMA
Jangka pendek
Baik, dapat mengingat cara dan alat transportasi menuju ke rumah sakit secara
tepat
Segera
Baik, dapat mengulang lima nama kota secara tepat dan berurutan
f. Pikiran abstrak
Baik, dapat mengartikan paribahasa air susu dibalas dengan air tuba
g. Bakat kreatif
Menari
h. Kemampuan menolong diri sendiri
Dapat mengerjakan aktivitas sehari – hari tanpa bantuan orang lain.
4. GANGGUAN PERSEPSI
A. Halusinasi dan ilusi
Halusinasi : tidak ada
Ilusi : tidak ada
B. Depersonalisasi dan derealisasi
Depersonalisasi: terdapat depersonalisasi pada pasien
Derealisasi : terdapat derealisasi
5. PROSES PIKIR
a. Arus Pikir
produktifitas : Baik, pasien dapat menjawab spontan dan dapat dimengerti
kontinuitas : koheren
hendaya: tidak terdapat hendaya bahasa
b. Isi pikiran
preokupasi : tidak ada
gangguan pikiran: tidak adanya waham
delusion of control : tidak ada
delusion of influence : tidak ada
delusion of passivity : tidak ada
6
delusion of perception: tidak ada
6. PENGENDALIAN IMPULS
Pengendalian impuls saat wawancara baik
7. DAYA NILAI
Norma sosial : Baik, pasien mau bersosialisasi dengan lingkungannya
Uji daya nilai : Baik, karena ketika diberi suatu permasalahan dapat menjawab
dengan baik
Penilaian realistis : baik, pasien tidak memiliki halusinasi dan waham
8. PERSEPSI PASIEN MENURUT PEMERIKSA
Pasien, perempuan, umur 18 tahun, memakai baju yang rapi dan sopan. Datang
diantar oleh orangtuanya dengan keluhan pusing sejak 2 hari SMRS. Pusing tidak
disertai dengan mual dan muntah, tidak ada riwayat trauma. Sebelumnya pasien
dirawat di IGD karena pingsan setelah meminum Alprazolam sebanyak 5 tablet.
pasien meminum obat karena ingin tidur lebih nyenyak setelah bertengkar dengan
ibunya, pasien meminum obat atas keinginan sendiri tanpa ada dorongan dari
siapapun. Pasien sudah sejak lama mengkonsumsi Alprazolam, pasien membeli dari
teman SMA dan sudah mengkonsumsi sejak kelas 3 SMA, pasien meminum obat
tersebut hanya bila pasien ingin tidur setelah bertengkar dengan ibunya. Pasien saat
meminum obat tidak ada keinginan untuk bunuh diri namun pasien sebelumnya ada
keinginan untuk bunuh diri dan menyilet lengannya. Dalam 2 minggu terakhir ada
afek depresi, penurunan minat, kehilangan energi, dan ada kecenderungan untuk
menyakiti diri sendiri. Pasien tidak pernah memiliki halusinasi dan waham dalam
bentuk apapun. Saat ini pasien tinggal dengan orangtuanya yang merupakan orangtua
angkat, untuk biaya kebutuhannya pasien dibiayai oleh ayahnya yang pensiunan PNS.
Pasien merasa keuangan keluarga cukup, dan pasien berobat dengan membayar secara
umum.
9. TILIKAN/INSIGHT
Tilikan derajat 3, menyalahkan faktor lain sebagai penyebab.
10. TARAF DAPAT DIPERCAYA
Pemeriksa memperoleh kesan secara menyeluruh bahwa jawaban pasien dapat
dipercaya.
II. PEMERIKSAAN FISIK
7
A. Status Generalis
1. Keadaan umum : baik
2. Kesadaran : CM
3. Tanda Vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi :84x/menit
Frekuensi napas :20x/ menit
Suhu : afebris
4. Berat badan : 39 kg
5. Bentuk badan : normal
6. Sistem kardiovaskular : normal
7. Sistem gastrointestinal : normal
8. Sistem muskuloskeletal : normal
9. Sistem urogenital : normal
10. Gangguan khusus : tidak ada kelainan
B. Status Neurologis
Saraf cranial : kesan dalam batas normal
Saraf motorik : kesan dalam batas normal
Sensitibilitas : kesan dalam batas normal
Susunan s. vegetative : tidak ada kelainan
Fungsi luhur : tidak ada kelainan
Gangguan khusus : tidak ada kelainan
III. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
1. Pasien, perempuan, 18 tahun, datang diantar orangtuanya.
2. Pasien memiliki keluhan pusing sejak 2 hari SMRS.
3. Pusing tanpa disertai mual dan muntah, tidak ada riwayat trauma.
4. 3 hari SMRS pasien dibawa ke IGD karena pingsan setelah minum Alprazolam 5
butir, pasien meminum obat tersebut atas keinginan sendiri tanpa dorongan
siapapun.
5. Pasien meminum obat tersebut karena ingin tidur lebih nyenyak setelah
bertengkar dengan ibunya.
6. Saat itu pasien tidak ada keinginan bunuh diri, namun sebelumnya pasien pernah
8
menyilet lengannya.
7. Pasien merupakan anak angkat dari orangtuanya, pasien memiliki satu saudara
laki – laki dari orangtua angkatnya. Pasien sudah pernah bertemu orangtua
kandungnya.
8. Hubungan pasien dengan saudara laki – lakinya baik, saudara angkat pasien tidak
memiliki keluhan seperti pasien. hubungan pasien dengan orangtua angkat,
terutama ibunya, kurang baik.
9. Pasien jarang berbicara dengan orangtuanya, namun pasien merasa ceria dan
senang berbicara dengan teman – teman kampusnya.
10. Pasien saat ini kuliah semester 2 di jurusan ekonomi, pasien tidak memiliki
kendala ataupun masalah di bidang akademiknya maupun dengan lingkungan
perkuliahannya.
11. Pasien memiliki kegiatan sampingan yaitu menari.
12. Fungsi kognitif pasien masih baik, pengendalian impuls baik, tidak ada riwayat
trauma kepala, orientasi waktu, tempat, orang, situasi baik.
13. Mood pasien sedih dan afeknya luas, mood dan afek masih serasi
14. Pasien tidak pernah mengonsumsi zat adiktif
15. Masa kanak – kanak dan sekolah pasien dilalui pasien dengan baik, pasien tidak
pernah tinggal kelas dan pasien memiliki teman sebaya
16. Pasien tidak memiliki halusinasi dan waham
17. Pasien merasa bahwa keluhan dan masalahnya adalah efek samping dari obat yang
sering dikonsumsinya
18. Pasien berobat menggunakan pembayaran umum.
IV. FORMULASI DIAGNOSTIK
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan terhadap pasien, ditemukan
sekumpulan gejala dan perilaku yang menimbulkan penderitaan dan disfungsi,
maka pasien dikatakan menderita gangguan jiwa.
1. Diagnosis aksis I
- Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak ditemukan penyakit
yang menyebabkan disfungsi otak. Dari status mental pasien, dinilai fungsi
kognitif, orientasi, dan memori pasien dan tidak ditemukan adanya kelainan,
sehingga pada pasien ini bukan menderita gangguan mental organic (F.0)
- Berdasarkan hasil pemeriksaan psikiatri tidak didapatkan riwayat
9
penggunaan zat psikoaktif selama 1 tahun terakhir, maka pada pasien ini
bukan menderita gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif
atau alkohol (F.1).
- Berdasarkan hasil pemeriksaan psikiatri pada pasien ini tidak ditemukan
adanya gangguan dalam menilai realita, yang ditandai dengan adanya tidak
adanya halusinasi dan waham, maka pada pasien ini bukan menderita
Gangguan Psikotik (F.2)
- Berdasarkan hasil pemeriksaan psikiatri pada pasien ini, selama satu minggu
terakhir tidak ditemukan adanya elevasi afek, tidak ada gembira yang berlebihan,
tidak ada peningkatan aktivitas mental dan aktivitas motorik. Sehingga pasien
tidak menderita manic. Selama dua minggu terakhir, ditemukan gejala depresi
seperti afek depresi, perasaan sedih, berkurangnya energy dan kehilangan minat
dan mood. Sehingga pasien menderita depresi. Karena terdapat kriteria
depresi , maka pasien menderita Gangguan Suasana Perasaan (Mood
[Afektif]) (F3)
- Pada pasien ini ditemukan 3 gejala utama yaitu adanya afek depresif, kehilangan
minat dan kegembiraan, serta berkurangnya energy yang ditandai dengan mudah
lelah yang berlangsung selama 2 minggu terakhir. Pada pasien juga ditemukan
gejala lain yaitu adanya penurunan nafsu makan, adanya perbuatan yang
membahayakan diri, adanya perasaan kurang percaya diri dan adanya sifat
pesimis. Maka pada pasien ini menderita Episode Depresif (F32)
- Pada pasien ini ditemukan episode depresif dengan 3 gejala utama dan 4 gejala
lainnya, maka pada pasien ini menderita Episode Depresif Berat. Pada pasien
ini tidak ditemukan adanya waham, tidak ada halusinasi, dan tidak ada stupor
depresif. Karena pada pasien ini ditemukan adanya episode Depresif Berat tanpa
gangguan penilaian realita, maka pada pasien ini menderita Episode Depresif
Berat tanpa Gejala Psikotik (F32.2)
2. diagnosis Aksis II
Pasien dapat menyelesaikan studi dengan baik sampai SMA dan saat ini
kuliah, memiliki fungsi kognitif yang baik dan memori yang cukup baik, maka
pada pasien tidak terdapat retardasi mental. Pada pasien ini tidak ditemukan
ciri kepribadian yang bersifat tidak fleksibel dan maladaptif, maka pada pasien
tidak ditemukan adanya gangguan kepribadian. Karena pada pasien ini tidak
ditemukan adanya retardasi mental, dan tidak ditemukan adanya gangguan
10
kepribadian, sehingga pada pasien ini diagnosis aksis II tidak ada diagnosis.
3. diagnosis aksis III
Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien tidak ditemukan adanya kelainan
dan masih dalam batas normal. Sehingga pada pasien ini aksis III tidak ada
diagnosis.
4. diagnosis aksis IV
Pasien saat ini tinggal di rumah pribadi orangtuanya, yang kemudian diketahui
merupakan orangtua angkat. Pasien sering bertengkar dengan ibunya, dan jarang
berbicara bila di dalam rumah. Pasien merasa nyaman dan ceria bila berbicara
dengan teman – teman kuliahnya, pasien masih dapat bersosialisasi dengan baik.
Sehingga pada pasien ini diagnosis aksis IV adalah masalah keluarga.
5. diagnosis aksis V
dinilai dari kemampuan pasien dalam mengatasi keluhannya dengan
menggunakan GAF scale, didapatkan beberapa gejala sementara dan dapat
diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll. Maka pada aksis
V didapatkan GAF scale 80 – 71.
V. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : Episode Depresif Berat tanpa Gejala Psikotik (F32.2)
Aksis II : tidak ada diagnosis
Aksis III : tidak ada diagnosis.
Aksis IV: masalah keluarga.
Aksis V :GAF scale 80 – 71
VI. DAFTAR MASALAH
Organobiologik : tidak ada
Masalah Psikologis : Episode Depresif Berat tanpa Gejala Psikotik (F32.2)
Social Ekonomi : tidak ada
Keluarga : anak angkat, sering bertengkar dengan ibu.
VII. PROGNOSIS
a. Prognosis ke arah baik
Respon terhadap pengobatan baik, bila pasien tidak memiliki keluhan setelah
11
minum obat
Keluhan dirasakan pasien berkurang
b. Prognosis ke arah buruk
Bila stresor masih ada maka keluhan akan terus berlanjut
Berdasarkan data – data di atas, dapat disimpulkan prognosis pasien adalah:
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
VIII. TERAPI
Psikofarmaka
Amitriptilin 3x25mg
Alprazolam 3x1/2mg
Diberikan untuk 15 hari
Psikoterapi
12
DAFTAR PUSTAKA
Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Ajar Psikiatri.FKUI. Jakarta 2003
Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa.FKUI. Jakarta 2001
Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. penggunaan klinis Obat psikotropik. Jakarta 2007
13