31
STATUS PSIKIATRI I. IDENTITAS PASIEN Nama :Ny. M Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 25 tahun Agama : Islam Suku : Sasak Pendidikan : SD Pekerjaan : IRT Status Pernikahan : Menikah Alamat : Desa Karang Bau, Dusun Jabon Kabupaten Lombok Timur. Pasien masuk rumah sakit tanggal 26Desember 2015, diantar oleh suami pasien dan kakak pasien. Ini merupakan pertama kalinya pasien dibawa ke IGD RSJ Mutiara Sukma. IDENTITAS KELUARGA PASIEN Nama Keluarga: Tn. S Umur : 32tahun Jenis kelamin: Laki-laki Hubungan : Suami pasien Alamat : Desa Karang Bau, Dusun Jabon Kabupaten Lombok Timur. Agama : Islam Suku : Sasak 1

Gejala Psikotik Akut Skizofrenia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Gejala Psikotik Akut Skizofrenia, Laporan Gejala Psikotik Akut Skizofrenia, Laporan Kasus Gejala Psikotik Akut Skizofrenia

Citation preview

STATUS PSIKIATRI

I. IDENTITAS PASIENNama:Ny. MJenis Kelamin: PerempuanUsia: 25 tahunAgama: IslamSuku: SasakPendidikan: SDPekerjaan: IRTStatus Pernikahan: MenikahAlamat: Desa Karang Bau, Dusun Jabon Kabupaten Lombok Timur.

Pasien masuk rumah sakit tanggal 26Desember 2015, diantar oleh suami pasien dan kakak pasien. Ini merupakan pertama kalinya pasien dibawa ke IGD RSJ Mutiara Sukma.

IDENTITAS KELUARGA PASIENNama Keluarga: Tn. SUmur: 32tahunJenis kelamin: Laki-lakiHubungan: Suami pasienAlamat: Desa Karang Bau, Dusun JabonKabupaten Lombok Timur.Agama: IslamSuku: SasakPendidikan: SDPekerjaan : SupirStatus : Menikah

II. RIWAYAT PSIKIATRIData diperoleh dari: Autoanamnesis pada tanggal 6, 7 dan 9 Januari 2015 Alloanamnesis dari: Tn.S, suami pasien, berusia 32 tahun, tamat SD, bekerja sebagai supir pada tanggal 6 Januari 2015

A. Keluhan Utama :Mengamuk

B. Riwayat Penyakit Sekarang :Alloanamnesis dari Suami pasien:Pasienpertama kali dibawa ke IGD RSJMutiara Sukma dengan keluhanmengamuk sejak satu minggu. Pasien sering mengamuk dan merasa curiga kepada orang lain terutama pada tetangga sekitar. Pasien sering tiba-tibaberlari menggedor pintu tetangga yang dianggapnya mengirimkan sihir dan makhluk halus kepada pasien. Pasien berteria-teriak di rumah tetangganya mengatakan tetangganya itu mengirim sihir kepadanya. Semenjak kejadian mengamuk itu, perilaku pasien berubah drastis. Pasien kadang mau berbicara tetapi ngelantur dan tidak nyambung. Pasien menjadi sulit tidur, gelisah, kadang-kadang berbicara sendiri, dan tertawa sendiri. Pasien juga menyampaikan ke keluarga bahwa dirinya selalu diikuti makhluk halus yang dikirim oleh tetangganya yang iri. Keluarga pasien juga menyampaikan bahwa pasien mengeluhkan selalu mendengar suara bisikan jin dan melihat bayangan jin tersebut.Pasien juga sebelum masuk rumah sakit pernah mencekik anaknya sampai anaknya terlihat biru. Menurut keluarga pasien, setelah pasien sadar dia sangat menyesal dan mengatakan bahwa ia melakukan semua hal tersebut karena diperintahkan oleh jin-jin. Pasien juga merasa kadang-kadang dikendalikan oleh jin-jin tersebut. Jin-jin tersebut dikatakan oleh pasien merupakan jin yang dikirim oleh tetangga pasien untuk mengganggu keluarganya. Karena pasien mencoba melukai orang lain, keluarga pasien mengikat pasien dua hari sebelum dibawa ke RSJ. Pasien diikat kedua tangannya menggunakan kain dan tali dan dikurung di sebuah kamar dalam rumah pasien. Pasien tidak pernah mencoba bunuh diri.Pasien sering dibawa berobat ke dukun semenjak itu, dari dukun tempatnya berobat, pasien dikatakan diguna-guna oleh seseorang. Menurut suami pasien, setelah mendengar kata-kata dari dukun, pasien semakin memikirkan bahwa dirinya diguna-guna dan semakin gelisah. Pasien menjadi semakin curiga sama orang lain yang ada di sekitarnya. Setelah itu, pasien juga dibawa berobat untuk dirukiyah, namun orang yang akan merukiyahnya menyarankan suami pasien untuk membawanya ke RSJ, dan akhirnya suami pasien membawa istrinyake RSJ Mutiara Sukma.Semua keluhan ini tiba-tiba saja muncul pagi hari saat subuh sekitar satu minggu sebelum pasien dibawa ke RSJ Mutiara Sukma, pasien tidak memiliki masalah dengan keluarga ataupun dengan suami pasien. Menurut suaminya, pasien hanya stress dan pernah beberapa kali pernah berkelahi menghadapi tetangga-tetangganya. Suami pasien menyampaikan bahwa ini adalah pertama kali pasien mengalami keluhan seperti ini. Sebelumnya pasien belum pernah terlalu sedih ataupun terlalu semangat dan senang.

Autoanamnesis:Pasien pertama kali dibawa ke RSJ Mutiara Sukma, menurut pasien dia dibawa ke RSJ oleh suaminya dikarenakan dirinya telah melanggar sumpah. Sumpah yang dilanggar yaitu seharusnya pasien selalu berada di bawah suaminya, namun karena melanggar sumpah pasien berada di atas suaminya dan menginjak-injak suaminya. Pasien mengatakan ia sudah melanggar sumpah ini sejak hari jumat. Pasien merasa sangat bersalah dan berdosa karena hal itu. Pasien terus menerus mengaitkan setiap hal dengan sumpahnya ini, dan mengatakan bahwa suami seharusnya berada di atas dan kepala istri di bawah.Pasien juga mendengar bisikan-bisikan dari jin yang dikirim oleh tetangganya Mursiadi dan Sareah, jin-jin itu menyuruh pasien untuk melanggar sumpahnya, dan membuat pasien menginjak-injak suaminya. Pasien juga melihat jin-jin yang bernama yaitu daeng Wahyudi, daeng Sareah dan daeng haji Rukmin. Menurut pasien jin-jin ini selalu mengganggunya sehingga pasien merasa takut. Pasien sudah melihat bayangan dan mendengar suara-suara bisikan ini sejak hari jumat minggu lalu sebelum di bawa ke RSJ Mutiara Sukma.Pasien juga menyampaikan bahwa dirinya sering curiga kepada orang lain dan merasa seperti diejek dan diolok-olok. Pasien menyampaikan juga bahwa hanya dirinya memiliki kekuatan bisa menyembuhkan orang lain jika memberi minum daun sereh dan cengkeh ke orang lain sehingga bisa menyembuhkan penyakit apa saja yang diderita orang lain. Pasien juga mengatakan pernah mencekik anaknya, hal ini dikarenakan oleh jin-jin itu, jin tersebut membuat tangannya meremas sesuatu yang ia kira adalah tumbal dan ternyata itu anaknya, pasien merasa menyesal dan mengatakan itu semua dikarenakan oleh jin yang memerintahkandan mengendalikan tangannya. Pasien juga mengatakan merasa ketakutan karena jin-jin ini selalu mengikutinya. Pasien mengatakan bahwa dirinya pernah sedih sebentar karena sadar bahwa orang yang dicekik ternyata adalah anaknya sendiri. Pasien merasa bahwa tetangga-tetangganya banyak iri kepada dirinya karena ia memiliki usaha besi dan memiliki banyak tanah dan harta. Pasien juga mengatakan bahwa hubungan dirinya dengan mertuanya kurang baik dan mertuanya sering jahat kepada dirinya. Pasien sebelumnya belum pernah terlalu senang ataupun terlalu semangat. Pasien mengatakan lagi kalau luka di tangannya tersebut diikat oleh mursiadi karena telah melanggar sumpah pada malam jumat. Pasien juga merasa bahwa mertuanya selalu jahat sama dirinya sejak ia menikah dengan suami. Dan pasien juga terus terbayang mantan suami pasien bernama Astuti.Saat ini pasien merasa biasa saja di RSJdan merasa dirinya juga cukup sehat. Selama di RSJ Mutiara Sukma nafsu makan pasien baik, tidur nyenyak, dan perasaan lebih tenang. BAB dan BAK lancar, demam (-), mual (-), muntah (-). Pasien ingin cepat pulang karena rindu dengan anaknya. Pasien menyampaiakn bahwa suara bisikan-bisikan jin dan bayangan jin sudah semakin berkurang selama ia sudah dirawat di RSJ Mutiara Sukma.

Riwayat Penyakit Dahulu :1) Riwayat Gangguan PsikiatriPasien baru pertama kali mengalami keluhan yaitu sekitar 1 minggu yang lalu sebelum dibawa ke RSJ Mutiara Sukma. Pasien sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan serupa dan tidak pernah berobat ke RSJ. Pasien hanya mencari pengobatan dari dukun dan pasien belum pernah mencari pertolongan medis. Pasien sebelumnya tidak pernah terlalu sedih atau terlalu senang atau bersemangat yang lama hingga 2 minggu.2) Riwayat Gangguan Medis Pasien belum pernah menderita penyakit medik berat yang mengharuskannya dirawat di rumah sakit atau yang secara fisiologis berhubungan dengan keadaan pasien saat ini. Riwayat tekanan darah tinggi (-), sesak napas atau asma (-), trauma kepala (-), kejang atau epilepsi (-),cedera kepala (-), dan kepala yang lama (-) .Riwayat percobaan bunuh diri (-).3) Riwayat Penggunaan Alkohol dan Zat LainPasien tidak pernah menggunakan obat-obatan psikoaktif. Pasien juga tidak pernah menggunakan obat-obatan NAPZA. Mengonsumsi alkohol juga disangkal oleh pasien, pasien juga tidak pernah merokok.

C. Riwayat Kehidupan Pribadi :1) Masa Prenatal dan PerinatalPasien merupakan anak ke enam dari tujuh bersaudara. Pasien merupakan anak yang diharapkan dan kelahirannya membawa kegembiraan dalam keluarga. Kondisi ibu pada saat mengandung pasien dalam keadaan sehat, tidak mengalami masalah emosional yang bermakna, penyakit fisik yang serius, dan tidak mengkonsumsi obat-obatan yang bersifat toksik pada saat kehamilan dan saat nifas. Pasien lahir cukup bulan dan langsung menangis. Kelahirannya ditolong oleh dukun beranak di rumah. Proses kelahiran pasien normal. Setelah lahir, pasien tinggal dan dibesarkan oleh orang tuanya hingga masa dewasa.2) Masa Kanak Awal (0-3 tahun)Pasien tumbuh dan berkembang sehat seperti anak lain. Pasien diasuh oleh kedua orangtuanya.Tidak ada penyakit berat yang dialami pasien.Pasien diasuh oleh ayah dan ibu kandungnya. Pasien tidak pernah mengalami sakit berat, kejang, demam tinggi, ataupun penyakit kuning. Riwayat gangguan pertumbuhan dan perkembangan pasien normal seperti teman sebayanya. Pasien mendapat ASI sampai sekitar usia 2 tahun. Pasien tumbuh kembangnya sesuai dengan anak seusianya, pasien sudah dapat bicara beberapa kata membentuk kalimat pendek dan berjalan sendiri sekitar umur 2 tahun. Pasien mendapatkan perhatian dari kedua orang tuanya. Pasien juga dilatih buang air kecil dan buang air besar dengan kedua orang tuanya. 3) Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)Pasien tampak sebagai pribadi yang ceria namun kadang-kadang pendiam dan pemalu, pasien memiliki banyak temandan rajin membantu orang tua. Pasien tumbuh dan berkembang seperti anak-anak lain.Pasien akrab dan baik dengan saudara-saudaranya, punya banyak teman main, dan pasien mudah bergaul. Pasien dapat bermain dan bersekolah seperti anak-anak yang lain.Pergaulan dengan teman seusianya cukup baik. Saat SD pasien tidak pernah tinggal kelas dan selalu mendapat rangking.4) Masa Kanak Akhir dan RemajaPasien bersekolah hingga SMP namun tidak selesai dikarenakan masalah biaya. Pasien memiliki cita-cita untuk menjadi seorang dokter.Saat di sekolah dulu pasien merupakan anak yang pendiam namun ramah, pasien banyak memiliki teman.Pasien mulai menyukai lawan jenis sejak pasien masuk sekolah SMP. Pasien pernah sering berpacaran yaitu sekitar 5 kali. Pasien, memiliki hobi bantu orangtua belanja ke pasar dan memasak. Selama masa remaja, pasien merupakan anak yang penurut, jarang ada masalah kenakalan remaja, tidak pernah melarikan diri dari rumah, tidak ada penggunaan obat-obat terlarang seperti NAPZA, tidak pernah minum alkhohol, tidak memiliki persoalan mengenai berat badan atau perasaan rendah diri.5) Masa Dewasaa. Riwayat PendidikanPasien sekolah sampai SMP namun tidak selesai, tidak melanjutkan karena biaya. Namun, sejak pasien sakit saat ini, ia merasa dirinya sudah lulus SMP dan SMA. Pasien masih memiliki cita-cita menjadi seorang dokter seperti yang ia impikan sejak kecil namun belum kesampaian.b. Riwayat PekerjaanPasien sebelumnya sempat bekerja sebagai penjual daging di pasar. Selama bekerja di pasar dulu, pasien tidak memiliki masalah dengan penjual yang lain. Sejak beberapa bulan yang lalu, pasien sudah memiliki toko yang berjualan jajan-jajanan di depan rumah pasien sehingga pasien menjaga toko dan tidak berjualan lagi ke pasar. Sejak sekitar 1 minggu yang lalu, pasien mulai sering merasa curiga kepada tetangga-tetangganya bahwa mereka iri kepada toko dan harta yang ia miliki.

c. Riwayat Perkawinan Pasienmenikah satu kali dengan suaminya yang sekarang dan memiliki dua orang anak. Pasien mengatakan bahwa suaminya sangat baik dan penyayang. Pasien juga sangat menyayangi dan menghormati suaminya. Pasien sangat jarang memiliki masalah dengan suaminya. Sejak sekitar 1 minggu yang lalu, pasien mulai sering gelisah dan merasa dirinya melanggar sumpah syariah apabila berhubungan suami-istri pada hari jumat. d. Riwayat AgamaPasien beragama Islam, pendidikan agama didapatkan dari orang tua dan guru Pasien taat beribadah dan menjalankan kewajiban agamanya. Pasien tetap sholat tepat waktu dan menyempatkan diri untuk mengaji.e. Riwayat PsikoseksualPendidikan seksual tidak pernah diberikan oleh orangtuanya. Pengetahuan tentang pendidikan seksual didapat dari teman-temannya.f. Aktivitas SosialPasien dapat bergaul dengan cukup baik dengan teman-teman yang sebaya, pasien memiliki banyak teman karena sifatnya yang ramah. Pergaulan dengan tetangganya saat inikurang baik, pasien membenci tetangganya karena menurutnya tetangganya tersebut sering iri kepadanya dan mengirimkan jin untuk mengikuti serta mengganggunya.g. Riwayat Pelanggaran HukumPasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum sampai harus dipenjara.

D. Riwayat Keluarga :Pasien adalah anak ke-enam dari tujuh bersaudara. Pasien saat ini tinggal bersama suaminya dan kedua anaknya. Hubungan pasien dengan orang tuanya baik, hubungan dengan saudara-saudara dan suaminya juga baik. Pasien sangat disayangi oleh orangtuanya, pasien juga sangat berbakti kepada kedua orang tuanya. Pasien merasa hubungan dengan mertuanya kurang baik dan ia sering curgia kepada mertuanya. Tidak ada keluarga yang menderita gangguan seperti pasien.

20

Genogram Keluarga

An. AAn. MTn. SNy. M

A. B. C. KeteranganLaki-lakiPerempuanMenderita gangguan jiwaTinggal serumahSudah berpisah PasienLaki-laki meninggal duniaPerempuan meninggal dunia

E. Situasi Kehidupan Sekarang :Pasien tinggal bersama suami dan kedua anaknya di rumah suami pasien. Kebutuhan hidup sehari-hari pasien dipenuhi oleh suaminya yang bekerja sebagai supir truk dan hasil dari berjualan di toko. Penghasilan ini dirasacukup untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.

F. Persepsi dan Harapan Keluarga :Suami dan keluarga berharap pasien dapat sembuh, sehingga pasien dapat menjalani hidupnya dengan baik dan tidak kembali kambuh lagi. Keluarga tidak mengerti dengan baik penyakit pasien dan menganggap penyakitnya ini karena guna-guna dari seseorang. Faktor penyebab pasien mengalami keluhan ini pertama kali menurut keluarga karena hubungan dengan tetangga yang kurang baik.

E. Persepsi dan Harapan Pasien :Pasien saat ini tidak merasa dirinya sakit namun pasien mengatakan butuh pengobatan agar dirinya sehat.

III. STATUS MENTALBerdasarkan pemeriksaan tanggal 09 Januari 2015.A. Deskripsi Umum :1) PenampilanPasien seorang perempuan,tampak sesuai usia,penampilan cukuprapi, rawat diri kesan baik, baju bersih dan ekspresi wajah tampak senang.2) KesadaranJernih3) Perilaku dan PsikomotorNormoaktif. Saat wawancara, pasien dapat mengikuti wawancara sampai akhir.4) Sikap terhadap PemeriksaKooperatif, pasien dapat mengikuti wawancara dengan cukup baik.5) PembicaraanSpontan,lancar, volume cukup, intonasi cukup dan artikulasi jelas, menjawab sesuai dengan pertanyaan yang diajukan pemeriksa.B. Mood dan Afek Mood: Eutimik Afek: Labil, sesuai Empati: dirasakanC. Gangguan Persepsi 1. Halusinasi Halusinasi auditorik (+)Pasien bisa mendengar bisikan suara makhluk halus jin yang menyuruhnya untuk mengamuk, melukai orang lain sebagai tumbal dan membicarakan dirinya. Halusinasi visual (+) Pasien melihat bayangan yang seperti makhluk halus jin yang mengikuti dan mengganggunya. Halusinasi penghidu (-). Halusinasi pengecapan (-) Halusinasi taktil (-)2. Depersonalisasi: tidak ditemukan.3. Derealisasi: tidak ditemukan.

D. Pikiran Bentuk pikir: Non Realistik Proses pikir: Asosiasi longgar Isi pikir: Waham berdosa(+), waham kejar (+), waham curiga (+)Waham kebesaran (+), Wahan bizzare (+), waham dikendalikan (+)Preokupasi (+) mengenai larangan melanggar sumpah pada malam jumat

E. Kesadaran dan Kognisi a. Taraf Kesadaran dan Kesiagaaan : compos mentis, baik.b. Orientasi : Orang kesan baik. Pasien mengenali dokter muda yang memeriksanya Tempat kesan baik. Pasien mengetahui bahwa saat ini dia berada di RS Jiwa Provinsi NTB. Situasional kesan baik. Pasien dapat mengetahui saat dilakukan wawancara dan saat itu adalah sore hari.

c. Daya Ingat : Jangka pendek baik. Pasien dapat mengingat menu sarapan tadi pagi dan siang. Jangka panjangkurang baik. Pasien tidak ingat tanggal lahirnya ataupun tahun lahirnya, mengalami kesulitan saat menceritakan masa sekolahnya dulu. Segera baik. Pasien dapat menyebutkan kembali angka-angka yang disebutkan oleh pemeriksa.d. Konsentrasi dan Perhatian : cukup baik, pasien mampu mengikuti wawancara dengan baik, perhatiannya tidak mudah teralih.e. Kemampuan Membaca dan Menulis : kesan baik, pasien dapat membaca tulisan yang ditunjukkan pemeriksa. Kemampuan menulis kesan baik, pasien dapat menuliskan namanya dan beberapa kalimat.f. Kemampuan Visuospasial : kesan kurang, pasien tidak dapat mengikuti bentuk gambar yang dicontohkan oleh pemerksa (segitiga dan bujursangkar).g. Pikiran Abstrak : baik, mengetahui persamaan dari beberapa benda, misalnya anggur, jeruk, apel termasuk kelompok buah-buahan.h. Intelegensi dan kemampuan informasi: kurang, pasien tidak mengetahui siapa presiden Indonesia, dan ibukota negara indonesia.

F. Pengendalian ImpulsSelama wawancara, pasien dapat mengendalikan diri dengan baik, namun ada riwayat pengendalian impuls yang terganggu saat sebelum dibawa ke RS.

G. Daya Nilai dan Tilikan Daya Nilai Sosial : cukup baik. Uji Daya Nilai:baik Penilaian Daya Realita (RTA): terganggu, dengan adanya ide-ide waham berdosa, waham kejar, waham curiga dan halusinasi. Tilikan: Derajat2. Pasien agak sadar bahwa dirinya sakit dan membutuhkan bantuan, tetapi pada saat yang sama juga menyangkal hal itu.

H. Taraf dapat dipercayaSecara umumsulit dipercaya.

I. Status Internus : Keadaan: baik Kesadaran : compos mentis Tanda Vital Tekanan darah: 110/70 mmHg Frekuensi nadi: 84 x/menit Frekuensi napas: 20 x/menit Suhu aksila: afebris

Kepala-lehera. Mata: anemis (-/-). ikterus (-/-), refleks pupil (+/+), isokor.b. THT: telinga dbn, hidung tampak jejas (-), krepitasi (-), deviasi septum (-).c. Leher: terlihat kaku,struma (-), pembesaran KGB (-). Thoraksa. Cor: S1S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop(-).b. Pulmo: vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing(-/-). AbdomenDistensi (-), bising usus (+) normal, nyeri tekan (-), H/L/R :tidak teraba. Sistem urogenital: tidak dievaluasi. Ekstremitas: hangat (+), oedem (-), terdapat vulnus excoriatum pada regio antebrachii manus dextra dan sinistra serta vulnus excoriatum pada regio pedis sinistra.

J. Status Neurologis : Tanda Rangsang Meningeal: tidak ditemukan Tanda EfekEkstrapiramidal Tremor tangan : negatif Bradikinesia : negatif Cara berjalan : normal Keseimbangan: baik Rigiditas : negatif Motorik : baik Sensorik : baik

IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNATelah diperiksa seorang perempuan berusia 25 tahun, agama Islam, suku sasak, bekerja sebagai ibu rumah tangga dan menjaga toko, status menikah, datang dengan keluhan utama mengamuk.Ini merupakan kali pertama pasien rawat inap di RSJMutiara Sukma.Pasien dikeluhkan mengamuk sejak 1 minggu yang lalu sebelum dibawa ke RSJ Mutiara Sukma. Pasien mengamuk, berteriak-teriak berlari menggedor pintu rumah tetangga yang dianggapnya mengirimkan guna-guna kepadanya. Pasien kadang mau berbicara tetapi ngelantur dan tidak nyambung. Pasien menjadi sulit tidur, gelisah, terkadang berbicara sendiri, dan tertawa sendiri. Pasien juga menyampaikan ke keluarga bahwa dirinya selalu diikuti makhluk halus yang dikirim oleh tetangganya yang iri. Keluarga pasien juga menyampaikan bahwa pasien mengeluhkan selalu mendengar suara bisikan jin dan melihat bayangan jin tersebut.Pasien juga pernah mencekik anaknya sampai anaknya terlihat biru, menurut keluarga pasien, setelah pasien sadar dia sangat menyesal dan mengatakan itu semua diperintahkan oleh jin-jin. Jin-jin tersebut dikatakan oleh pasien merupakan jin yang dikirim oleh tetangga pasien untuk mengganggu keluarganya. Karena pasien mencoba melukai orang lain, keluarga mengikat pasien dan mengurungnya di dalam rumah, pasien diikat dua hari sebelum dibawa ke RSJ. Pasien tidak pernah mencoba bunuh diri.Semua keluhan ini tiba-tiba saja muncul pagi hari saat subuh di hari minggu, sekitar satu minggu sebelum pasien dibawa ke RSJ Mutiara Sukma, pasien tidak memiliki masalah dengan keluarga ataupun dengan suami pasien. Menurut suaminya, pasien hanya stress dan pernah beberapa kali pernah berkelahi menghadapi tetangga-tetangganya. Suami pasien menyampaikan bahwa ini adalah pertama kali pasien mengalami keluhan seperti ini. Sebelumnya pasien belum pernah terlalu sedih ataupun terlalu semangat dan senang.Pasien merasa berdosa karena melanggar sumpah dimana dirinya harus berada di bawah suaminya. Pasien mendengar bisikan-bisikan dari jin yang dikirim oleh tetangganya mursiadi dan sareah, jin-jin itu menyuruh pasien untuk melanggar sumpahnya. Pasien juga melihat jin-jin yang bernama yaitu daeng wahyudi, daeng sareah dan daeng haji Rukmin. Menurut pasien jin-jin ini selalu mengganggunya sehingga pasien merasa takut. Pasien belum pernah menderita penyakit medik berat yang mengharuskannya dirawat di rumah sakit atau yang secara fisiologis berhubungan dengan keadaan pasien saat ini.Pasien belum pernah menderita penyakit medik berat yang mengharuskannya dirawat di rumah sakit atau yang secara fisiologis berhubungan dengan keadaan pasien saat ini. Riwayat tekanan darah tinggi (-), sesak napas atau asma (-), trauma kepala (-), kejang atau epilepsi (-),cedera kepala (-), dan kepala yang lama (-) . Riwayat percobaan bunuh diri (-).Pasien tidak pernah menggunakan obat-obatan psikoaktif. Pasien juga tidak pernah menggunakan obat-obatan NAPZA. Mengonsumsi alkohol juga disangkal oleh pasien, pasien juga tidak pernah merokok. Pada pemeriksaan fisik didapatkan vital sign dalam batas normal, pemeriksaan fisik umum terdapat vulnus excoriatum pada regio antebrachii manus dextra dan sinistra serta vulnus excoriatum pada pedis sinistra, status mental didapatkan mood eutimik, afek labil, serasi, halusinasi auditorik (+), halusinasi visual (+), proses pikir asosiasi longgar (+), non realistis serta adanya waham berupa wahamkejar, waham berdosa, waham curiga, waham bizzare, waham dikendalikan dan preokupasi. RTA terganggu dengan tilikan derajat 2. Pemeriksaan fisik lainnya dalam batas normal.

V. FORMULASI DIAGNOSTIK Berdasarkan anamnesis riwayat perjalanan penyakit dan pemeriksaan fisik serta status mental, pada pasien ini ditemukan adanya pola perilaku, pikiran, dan perasaan yang secara klinis bermakna dan menimbulkan suatu penderitaan (distress) dan hendaya (disability) dalam fungsi pekerjaan, sosial dan penggunaan waktu luang. Dengan demikian berdasarkan PPDGJ III dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami suatu gangguan jiwa.Berdasarkan anamnesis riwayat penyakit medis, pasien tidak pernah mengalami trauma kepala atau penyakit lainnya yang secara fisiologis dapat menimbulkan disfungsi otak sebelum menunjukkan gejala gangguan jiwa. Oleh karenanya, gangguan mental organik dapat disingkirkan (F00-F09). Tidak didapatkan adanya riwayat penggunaan zat psikoaktif maupun alkohol. Oleh karena itu, gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif dapat disingkirkan (F10-F19). Pada pasien didapatkan gejala-gejala yang mengarah kepada diagnosis skizofrenia, dimana terdapat waham kejar, waham curiga, waham dikendalikan, waham berdosa, waham kebesaran, waham bizzare dan adanya halusinasi auditorik dan visual, namun gejala-gejala ini belum memenuhi kriteria waktu untuk diagnosis skizofrenia ataupun gangguan psikotik akut. Dari anamnesis dan pemeriksaan status mentalditemukan gejala-gejala psikotik pada pasien.Preokupasi pada beberapa hal seperti menyebutkan melanggar sumpah yang berulang-berulang, hari jumat dan nama seperti pak mursidi yang diulang terus-menerus. Pada pasien juga terdapat gejala halusinasi auditorik dan halusinasi visual. Gejala pasien sudah berlangsung lebih dari dua minggu namun kurang dari satu bulan. Sehingga pada pasien inidapat ditegakkan diagnosis untuk aksis Iadalah F23.2 Gejala PsikotikAkut Skizofrenia-likeGangguan kepribadian yang bermakna secara klinis saat ini belum dapat ditentukan, sehingga untuk aksis II tidak ada diagnosis. Pada pasien ini juga tidak ditemukan kondisi medis umum yang bermakna, sehingga pada pasien iniAksis III Tidak Ada Diagnosis.Aksis IV ditemukan adanya masalah sosial, dimana hubungan dengan tetangganya kurang baik.Pada Aksis V GAF HLPY (highest level past year) 100-91, GAF pada saat ini adalah 20-11, bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat berat dalam komunikasi dan mengurus diri.

VI. EVALUASI MULTI AKSIAL Aksis I:F23.2 Gejala Psikotik Akut Skizofrenia Like Aksis II: Tidak Ada Diagnosis Aksis II: Tidak Ada Diagnosis Aksis IV: MasalahLingkungan Sosial Aksis V: GAF HLPY 100-91GAF Current 20-11

VII. DAFTAR MASALAHA. Organobiologik :Ketidakseimbangan neurotransmitter.B. Psikologis/Perilaku:mengamuk,halusinasi auditorik (+), halusinasi visual (+), waham (+), RTA terganggu.

C. Lingkungan dan Sosioekonomi : Keluarga yang memiliki pengetahuan yang kurang serta perhatian yang kurang terhadap penyakit atau gangguan yang diderita oleh pasien serta pengobatan yang harus diberikan kepada pasien. Tingkat pendidikan yang rendah serta lingkungan sosial yang kurang harmonis sehingga memicu perselisihan dengan tetangga dan sekitar.

VIII. RENCANA PENATALAKSANAANA. Pemeriksaan Laboratorium : Pemeriksaan Darah LengkapB. Psikofarmaka : Haloperidol tablet 2 x 5 mg Trihexylphenidyl tablet 2 x 2 mgC. Psikoterapi dan Psikoedukasi : Kepada pasien dilakukan psikoterapi suportif berupa membinarapport, menunjukkan empati, reassurance. Kepada keluarga dilakukan psikoedukasi: Memberikan penjelasan tentang penyakit pasien (penyebab, gejala, hubungan antara gejala dengan perilaku, perjalanan penyakit, serta prognosis). Pada akhirnya diharapkan keluarga bisa menerima dan memahami keadaan pasien serta mendukung proses penyembuhannya dan mencegah kekambuhan. Memberikan penjelasan mengenai terapi yang diberikan pada pasien (kegunaan obat terhadap gejala pasien serta efek samping yang mungkin muncul pada pengobatan). Selain itu juga ditekankan pentingnya pasien kontrol dan minum obat secara teratur.

D. PsikoterapiPsikoterapi yang diberikan kepada pasien adalah terapi kognitif yang bertujuan untuk menghilangkan depresi dan mencegah rekurensinya dengan cara membantu pasien untuk mengidentifikasi pikiran-pikiran negatifnya, kemudian mengubah cara pasien berfikir dan selanjutnya menghilangkan gangguan depresifnya.

E. SosioterapiMengembalikan fungsi sosial pasien melalui latihan kembali untuk berinteraksi dengan pasien-pasien lainnya selama perawatan, dan memberi pengertian pada pasien bahwa tujuan perawatannya adalah untuk menghilangkan gejala penyakitnya dan berlatih untuk bisa kembali bermasyarakat.

IX. PROGNOSISHal yang meringankan prognosis :1. Fungsi keluarga stabil2. Tidak ada penggunaan obat-obatan psikoaktif ataupun alkohol3. Riwayat gejala psikotik yang pertama kaliHal yang memperburukprognosis :1. Tilikian ( Insight ) 22. Fungsi sosial yang kurang, hubungan dengan tetangga yang buruk3. Usia onset yang dini

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka prognosis pada pasien ini adalah : Qua ad vitam: bonam Qua ad functionam: dubia Qua ad sanationam: dubia

X. DISKUSIPada pasien ini didiagnosis dengan Gejala Psikotik Akut Skizofrenia-Like karena adanya gejala psikotik yang menonjol disertai namun episode pertama kali ini baru berlangsung lebih dari dua minggu dan kurang dari satu bulan.Diagnosis Gejala Psikotik Akut Skizofrenia-Like ditegakkan karena adanya gejala psikotik yang memenuhi kriteria Skizofrenia namun gejala tersebut baru berkembang dalam kurun waktu kurang dari satu bulan. Pada pemeriksaan status mental ditemukan adanya halusinasi visual, halusinasi auditroik,waham kebesaran, waham bizzare,waham berdosa, waham curiga, dan waham kejar. Pasien mengaku pernah melihat adanya bayangan makhluk halus yaitu jin. Pasien pun merasa curiga bahwa orang lain banyak yang membicarakannya. Hal ini membuat emosi pasien menjadi tidak stabil, mudah marah dan tersinggung jika omongannya dibantah oleh orang lain, dan yang paling parah pasien sampai mengamuk dan mau melukai orang lain di sekitarnya.Pasien memperlihatkan gejala psikotik sehingga pasien diberikan terapi antipsikotik. Penggunaan antipsikotik dapat membantu mencapai dan memelihara respons klinis yang diinginkan. Penggunaan antipsikotik pada pasien ini didasarkan pada fakta bahwa antipsikotik dapat membantu mencapai dan memelihara respons klinis yang diinginkan. Terdapat dua golongan obat antipsikotik, yaitu golongan tipikal dan atipikal. Pada pasien ini, dipilih obat antipsikotik golongan tipikal (Haloperidol) karena sebelumnya pasien pernah menggunakan obat yang sama dan memberikan hasil yang baik. Bila diberikan antipsikotik yang lain, maka mungkin kemanjuran obat tersebut terhadap pasien kurang dan efek sampingnya belum diketahui. Cara kerja antipsikotik tipikal adalah memblok reseptor dopamin terutama pada jalur mesolimbik sehingga gejala-gejala positif yang sekarang dialami pasien dapat berkurang. Pada pasien ini tidak digunakan jenis obat golongan antipsikotik tipikal yang lain karena Haloperidol, yang merupakan suatu antipsikotik potensi tinggi, lebih manjur untuk gejala skizofrenia seperti gangguan proses berpikir (waham) dan gangguan persepsi (halusinasi) jika dibandingkan dengan Chlorpromazine, yang merupakan suatu antipsikotik potensi rendah, yang lebih baik bila gejala sasaran berupa hiperaktivitas motorik, kegelisahan, kegaduhan, agitasi, dan pasien yang agresif. Pada pasien ini diberikan dosis terapeutik awal yaitu Haloperidol tablet 2 x 5 mg. Pada pengaturan dosis pemberian antipsikotik, setelah 4-8 minggu pengobatan pasien akan memasuki tahap stabilisasi dimana gejala-gejala sudah banyak teratasi sehingga membuat pasien berhenti minum obat. Dosis optimal pada tahap stabilisasi ini dipertahankan selama 8-12 minggu baru kemudian diturunkan secara perlahan tiap 2 minggu hingga mencapai dosis maintenance. Penggunaan obat antipsikotik golongan tipikal, terutama Haloperidol, dijelaskan banyak menyebabkan efek samping neurologis berupa gejala ekstrapiramidal, seperti kejang (antipsikotik menurunkan nilai ambang konvulsi), tremor, Parkinsonism, diskinesia, dan akatisia. Pada pasien ini, baru pertama kali diberikan obat Haloperidol sehingga diberikan profilaksis untuk mencegah gejala ekstrapiramidal seperti kejang dan badan terasa kaku. Oleh karena itu, diberikan obat golongan antikolinergik pada pasien ini yaitu THP dengan dosis 2 x 2 mg.Selain terapi medikamentosa, pada pasien gangguan psikotik perlu mendapat psikoterapi dan sosioterapi. Psikoterapi yang digunakan dengan pendekatan kognitif bertujuan menghilangkan gejala psikotik dan mencegah rekurennya. Kombinasi farmakoterapi dan psikoterapi ini diharapkan memberi hasil yang lebih maksimal. Psikoedukasi juga perlu diberikan kepada keluarga dan lingkungan sekitar sehingga membangun sistem pendukung yang kuat untuk menunjang perbaikkan pasien.Sosioedukasi mengajarkan pada pasien bagaimana cara untuk kembali pada masyarakat. Pada sosioedukasi pasien diajarkan untuk tidak malu dengan penyakitnya, dan cara bermasyarakat yang benar sehingga dirinya dapat diterima.

XI. RIWAYAT PERJALANAN GANGGUAN JIWA PADA PASIEN

Masalah lingkungan sosialDan Masalah keluarga

MRS I 26 desember 20141 minggu SMRS

Gambar. Riwayat Perjalanan Gangguan Pada PasienTabel. Riwayat Perjalanan Gangguan pada Pasien

26 Desember 2015

Mengamuk Mendengar bisikan jin-jin (Halusinasi auditorik) Melihat bayangan jin yang dikirim tetangganga (Halusinasi visual) Memukul diri sendiri Melukai orang lain Sulit tidur Merasa bersalah terhadap suami (Waham berdosa) Merasa kadang-kadag dirasuki dan dikendalikan oleh jin ( Waham dikendalikan) Merasa memiliki banyak usaha, harta dan tanah (Waham kebesaran) Merasa selalu diikuti oleh jin dan jun (Waham kejar) Dapat menyembuhkan orang lain dengan daun sereh dan cengkeh (Waham bizzare) Selalu curiga terhadap tetangga sekitar (Waham curiga)

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. 1993. Penggolongan danDiagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III. Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya.2. Ismail, R Irawati, et al. 2010. Skizofrenia dalam Buku Ajar Psikiatri.edisi 1. Jakarta : Badan penerbit FKUI.3. Kaplan HI, Saddock BJ, et al. 2010. Gangguan Berhubungan dengan Zat dalam Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis.. Jakarta : Binarupa Aksara.4. Maramis WF, Maramis AA. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi 2. Surabaya : Airlangga University Press.5. Maslim R. 2007. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi Ketiga. Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya.