37
LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN 1 PISCES OLEH : Nama : Dea Sintia NIM : 08121004065 Kelompok : II Asisten : Meilisa Dwinda A LABORATORIUM FISIOLOGI HEWAN JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

LAPORAN SPH 1 PISCES

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Struktur Perkembangan Hewan 1FMIPA BIOLOGI PISCESKELAS

Citation preview

Page 1: LAPORAN SPH 1 PISCES

LAPORAN PRAKTIKUM

STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN 1

PISCES

OLEH :

Nama : Dea Sintia

NIM : 08121004065

Kelompok : II

Asisten : Meilisa Dwinda A

LABORATORIUM FISIOLOGI HEWAN

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA

2013

Page 2: LAPORAN SPH 1 PISCES

ABSTRAK

Praktikum mengenai struktur dan perkembangan hewan yang membahas tentang “Pisces”. Praktikum ini bertujuan untuk mengenal dan mengidentifikasi serta mempelajari beberapa system tubuh dari beberapa anggota kelas pisces. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 02 April 2013, Pukul 08.00-10.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indralaya. Alat yang digunakan adalah alat tulis, baki bedah, buku kerja, dan gunting bedah. Sedangkan bahan yang digunakan adalah Anabas testidineus, Cyprinus carpio, Claria batrachus, Colosoma macropoma, Heleostoma teminchiki, Ophiocepallus Striatus, Oreocormis niloticus, Pangasius pangasius, dan Trichogaster pectoralis. Adapun hasil yang di dapat yaitu gambar dari morfologi pisces. Kesimpulan yang di dapat dari praktikum ini adalah Umumnya tubuh ikan terdiri bagian kepala, badan dan ekor. Bentuk sirip ekor ikan ada yang simetris, lembar sirip ekor bagian dorsal sama besar dan sama bentuk dengan lembar bagian ventral. Sisik ikan dapat berbentuk sikloid, stenoid, ganoid, dan placoid.

Page 3: LAPORAN SPH 1 PISCES

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Vertebrata pertama yang ditemukan sebagai fosil adalah ikan tak berahang,

ostrakodermi. Beberapa terdapat dalam batu-batuan ordovisium, meskipun pada zaman

silur mereka terdapat dalam jumlah yang lebih banyak. Hewan ini adalah ikan pipih

(15 sampai 30 cm) yang relative kecil, yang mungkin hidup dengan menghisap zat-zat

organik dari dasar sungai tempat mereka hidup. Pertukaran gas terjadi pada pasangan-

pasangan insang interna, dengan tiapa insang ditunjang oleh satu lengkung tulang. Air

masuk melalui mulut, melalaui insang dan keluar melalui serangkaian kantung insang

yang bermuara dipermukaan. Tidak terdapat sirip, ikan tersebut berenang dengan

gerakan undulasi (Pratiwi 2007: 156).

Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air

dan bernapas dengan insang, dan berenang menggunakan sirip serta memiliki sisik.

Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah

spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia. Secara taksonomi, ikan tergolong kelompok

paraphyletic yang hubungan kekerabatannya masih diperdebatkan biasanya ikan dibagi

menjadi ikan tanpa rahang (kelas Agnatha, 75 spesies termasuk lamprey dan ikan hag),

ikan bertulang rawan (kelas Chondrichthyes, 800 spesies termasuk hiu dan pari), (kelas

Osteichthyes) dan sisanya tergolong ikan bertulang keras (Prawirohartono 1994: 163).

Kelas Agnatha tubuh diselaputi oleh harnas dari tulang. Inilah yang mungkin

melindunginya terhadap euriptida besar, yang menghuni habitat yang sama. Juga

mengurangi pemasukan air didalam lingkungan hipotonik. Akan tetapi insang harus

berhubungan dengan air, karena itu pemasukan air secara terus menerus tidak dapat

dihindarkan. Pemecahan masalah ini menggunakan tekanan yang ditimbulkan oleh

kontraksi jantung untuk memompa air keluar dari tubuh. Satu-satunya ikan tak

berahang yang masih hidup adalah lamprey dan ikan hag. Hewan-hewan ini masih

merupakan vertebrata yang paling primititf. Disamping tidak mempunyai rahang

hewan ini tidak mempunyai sirip (Surtati 2002: 56).

Page 4: LAPORAN SPH 1 PISCES

Ikan bertulang rawan (kelas Chondrichthyes) kembali ke lautan adalah suatu cara

melarikan diri yang ditempuh oleh ikaan bertulang rawan yang pertama. Ikan-ikan ini

(yang paling awal adalah hiu yang tidak jauh berbeda dengan hiu masa kini)

memeperoleh namanya dari fakta bahwa kerangkanya terdiri atas tulang rawan dan

bukan tulang keras. Seperti halnya plakodermi, ikan hiu mempunyai rahang. tulang

rahang berkembang dari kedua pasang pertama lengkung insang. Patut dicatat bahwa

dalam hal ini, sepasang celah insang tidak diperlukan lagi. Akan tetapi lubang ini

masih terdapat pada beberapa ikan masa kini dan disebut spirakel. Disamping itu hiu,

ikan pari, dan belut listrik merupakan anggota kelas ini (Prawirohartono 1999: 157).

Ikan memiliki bermacam ukuran, mulai dari paus hiu yang berukuran 14 meter

(45 ft) hingga stout infantfish yang hanya berukuran 7 mm (kira-kira 1/4 inci). Ada

beberapa hewan air yang sering dianggap sebagai ikan, seperti ikan paus, ikan cumi

dan ikan dapat ditemukan di hampir semua genangan air yang berukuran besar baik air

tawar, air payau maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan

hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan (Pratiwi 2007: 154).

Ikan dapat ditemukan di hampir semua genangan air yang berukuran besar baik

air tawar, air payau maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan

hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan. Namun, danau yang terlalu asin

seperti Great Salt Lake tidak bisa menghidupi ikan. Kebanyakan ikan berbiak dengan

cara mengeluarkan telur dan sperma dalam air, kemudian meninggalkannya hingga

tumbuh menjadi ikan. Ada pula ikan misalnya kerapu punggung duri dan ikan sirip

lengkung yang menjaga telur serta anaknya setelah menetas

(Prawirohartono 1999: 165).

1.2. Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuan untuk mengenal dan mengidentifikasi serta mempelajari

beberapa system tubuh dari beberapa anggota kelas pisces.

Page 5: LAPORAN SPH 1 PISCES

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Ikan termasuk golongan hewan yang bersifat ovipar. Ikan tidak mempunyai alat

kawin. Sebagai cara berkembang biak, beberapaikan meletakkan telur dan spermanya

didalam sarang atau celah. Tetapi, beberapa jenis lainnya, ikan jantan dan ikan betina

berenang berpasangan, ikan betina di depan dan ikan jantan mengikutinya. Proses

pembuahan ikan dalam jenis ini terjadi setelah ikan betina mengeluarkan telur –

telurnya dan di ikuti ikan jantan yang mengeluarkan sperma. Terjadilah pembuahan di

dalam air. Telur- telur yang dihasilkan oleh ikan betina tidak di lindungi oleh cangkang

setelah dibuahi, ada jenis ikan yang menjaga telur = telurnya di dalam sarang, ada yang

menjaga telurnya di dalam mulut, dan ada oula yang membiarkan telur – telurnya

terapung di air. (Prawirohartono 1999: 162).

Ikan bernafas dengan insang yang terdapat disisi kanan dab kiri kepala (kecuali

ikan Dipnoi yang bernafas dengan paru - paru). Selain berfungsi sebagai alat

pernapasan, insang juga berfungsi sebagai alat ekskresi dan transportasi garam –

garam. Oksigen dalam air akan berdifusi kedalam sel – sel insang. Darah di dalam

pembuluh darah pada insang mengikat oksigen dan membawanya ke seluruh jaringan

tubuh. Dalam jaringan tubuh darah akan melepaskan dan mengikat karbon dioksida

serta membawanya ke insang. Dari insang karbon dioksida keluar dari tubuh ke air

secara difusi. Insang ikan tersusun atas bagian – bagian yaitu tutup insang, membran

brankiostega, lengkung insang, lembaran insang dan saringan insang

(Pratiwi 2007: 156).

Lapisan sisik yang licin dan berlendir melindungi ikan dari parasit dan

membantunya melejit cepat di air sehingga mudah berenang. Sirip ekor berfungsi

sebagai pendorong maju dan sirip-sirip lain sebagai kemudi. Diantara ribuan jenis ikan,

ada beberapa jenis yang luar biasa. Ikan penempel tidak berahang, ikan peloncat

lumpur dapat meloncat diatas permukaan lumpur, dan ikan lele bisa merayap di darat,

dan tidak bersisik sama sekali. Umumnya tubuh ikan terdiri dari bagian kepala, badan,

ekor. Tidak ada batas nyata antaranya, tetapi biasanya tepi ekor, penututp insang

Page 6: LAPORAN SPH 1 PISCES

dipandang sebagai batas antara kepala dan badan, anus dipandang sebagai batas antara

badan dan ekor. Pada kepala terdapat celah mulut, sepasang cekung hidung didepan

mata, mata dibagian samping tanpa kelopak, penutup insang yang berfungsi sebagai

pelindung kepala dan insang sebagai pengatur mekanisme aliran air

(Surtati 2002: 55).

Karakteristik ikan diantaranya ialah kulit yang mengandung banyak glandulae

mucosae (kelenjar lendir) dan biasanya tertutup squama (sisik), mulutnya terdapat pada

ujung muka yang berupa celah mulut (rima oris), hidungnya masih berupa fovea

nasalis (cekung hidung) terdapat sepasang didorsal hidung atau mulut dan belum

mempunyai hubungan dengan rongga mulut, matanya relatif besar dan tidak

mempunyai kelopak mata (palpebrae), pernapasannya dilakukan dengan branchia

(insang), jantungnya terdiri dari dua ruang yaitu satu atrium dengan sinus venosus dan

satu ventrikal dengan bulbus arteriosus, bersifat poikilothermal (berdarah dingin)

artinya suhu tubuh ikan itu bervariasi dangan lingkungannya, pada umumnya bersifat

ovivar (Prawirohartono 1999: 153).

Organ reproduksi jantan dan betina pada waktu masih muda memiliki struktur

yang sama dan disebut ganoda. Setelah dewasa organ reproduksi jantan pada ikan,

dapat di bedakan organ genitalia masculine tampak berwarna putih susu dengan

permukaan licin berisi spermatozoa. Testis berjumlah sepasang menggantung pada

dinding tengah rongga abdomen oleh mesorsium. Berbentuk oval dengan permukaan

yang kasar. Sepasang testis pada jantan tersebut akan mulai membesar pada saat

musim memijah dan saat terjadi perkawinan, dan sperma jantan bergerak melalui vas

deferens menuju celah atau lubang urogenital (Surtati 2002: 60).

Caput atau kepala teridiri dari rima oris (celah mulut), fovea nasalis (cekung

hidung), organon visus (alat penglihatan), dan apparatus opercularis (tutup insang),

bagian truncus atau badan terdiri dari squama (sisik), linea lateralis, anus porus

urogenitalis, pinnae pictorales (sirip dada), pinnae dorsalis (sirip punggung), pinnae

abdominales (sirip perut) dan pinnae analis (sirip belakang) sedangkan cauda terdiri

dari pinnae cuadalis atau sirip ekor (Pratiwi 2007: 160).

Page 7: LAPORAN SPH 1 PISCES

Sistem cardiovascilare pada ikan terdiri atas jantung, arterie dan arteriolae,

kapiler-kapiler, venulae dan venae dan darah. Jantung atau cor terdapat didalam cavum

pericardi. Ia terdirir dari sinus venosus, atrium, ventriculus dan bulbus arteriosus

merupakan pangkal dari aorta ventralis. Aorta ventralis pergi ke cranial dan memberi

cabang-cabang ialah 4 pasang aafferentiae branchiales, masing-masing berjalan pada

arcus branchialis. Satu afferentia branchialis memberi cabang-cabang yang masing-

masing berjalan didalam lamelle (Prawirohartono 1999 : 161).

Ikan kecil sering hidup dalam kelompok besar yang disebut koloni atau

kawanan. Mereka berkerumun dan bergerak bersamaan saat mencari makan. Pemangsa

bingung karena jumlahnya begitu banyak dan gerakannya begitu cepat, sehingga tidak

bisa memilih seekor ikan pun. Bilah-bilah sisik tertanam di kulit. Sisik melindungi

tubuh ikan. Sisik bersusun saling tindih secara longgar sehingga ikan bisa bergerak

bebas. Ada empat jenis sisik, namun kebanyakan ikan bersisik sikloid atau stenoid.

Ikan bernapas dengan menyerap oksigen dan air melalui insang (Surtati 2002: 53).

Sistem pernapasan pada ikan umumnya alat berupa insang (branchia). Ditinjau

dari tiap-tiap insang, bagian-bagiannya ialah arcus branchialis (lengkung insang),

tampak memutih, terdiri dari jaringan tulang atau tulang rawan. Hemibranchia

(lembaran insang), tampak berwarna merah, berupa bangunan seperti sisir.

Holobernchiae yang pada tiap-tiap arcus branchialis melekat dua buah hemibranchis

yang disebut sebagai holobranchiae (Pratiwi 2002: 159).

Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula berfungsi

sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan

osmoregulator. Beberapa jenis ikan mempunyai labirin yang merupakan perluasan ke

atas dari insang dan membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga

tidak teratur. Labirin ini berfungsi menyimpan cadangan 02 sehingga ikan tahan pada

kondisi yang kekurangan 02. Contoh ikan yang mempunyai labirin adalah ikan gabus

dan ikan lele. Untuk menyimpan cadangan 02, selain dengan labirin, ikan mempunyai

gelembung renang yang terletak di dekat punggung (Prawirohartono 1999 : 173).

Page 8: LAPORAN SPH 1 PISCES

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 26 Maret 2013 pukul

08.00-10.00 WIB bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan, Jurusan Biologi,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pegetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indralaya.

3.2. Alat dan Bahan

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu alat tulis, baki bedah,

buku kerja, dan gunting bedah. Sedangkan bahan yang digunakan adalah Anabas

testidineus, Cyprinus carpio, Claria batrachus, Colosoma macropoma, Heleostoma

teminchiki, Ophiocepallus Striatus, Oreocormis niloticus, Pangasius pangasius, dan

Trichogaster pectoralis.

3.3. Cara Kerja

Langkah pertama yang dapat kita lakukan pada praktikum kali ini ialah dengan

menyiapkan ikan yang akan digunakan lalu letakkan diatas baki. Kemudian amatilah

morfologi ikan tersebut dan lihat yang menjadi ciri khas dari masing – masing ikan

seperti jenis sisik, jumlah sirip, dan jenis sirip lalu ikan dibedah untuk diamati anatomi

serta system ttubuhnya. Dan langkah terakhir yaitu gambarkannya dalam buku kerja

dan agar hasil yang didapat mudah dimengerti sertakan penjelasan dan keterangan pada

gambar tersebut.

Page 9: LAPORAN SPH 1 PISCES

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Anabas testudineus Klasifikasi :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygli

Ordo : Perciformes

Family : Anabantidae

Genus : Anabas

Spesies : Anabas testudineus

Nama Umum : Ikan betok

Keterangan Gambar :

1. Rimaoris

2. Operculum

3. Organo vircus

4. Pinnae dorsalis

5. Pinnae ventralis

6. Pinna caudalis

7. Linea literalis

Page 10: LAPORAN SPH 1 PISCES

Cyprinus carpio Klasifikasi :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Ordo : Ostaviophysi

Family : Osprochimidae

Genus : Cyprinus

Spesies : Cyprinus carpio

Nama Umum : Ikan mas

Keterangan Gambar :

1. Remouris

2. Fovea nasalis

3. Operkulum

4. Organo vircus

5. Pinnae dorsalis

6. Pinnae ventralis

7. Pinnae caudalis

8. Linea literalis

Page 11: LAPORAN SPH 1 PISCES

Claria batrachus Klasifikasi :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygli

Ordo : Perciformes

Family : Anabantidae

Genus : Anabas

Spesies : Anabas testudineus

Nama Umum : Ikan lele

Keterangan Gambar :

1. Remouris

2. Operkulum

3. Organo vircus

4. Pinnae dorsalis

5. Pinnae ventralis

6. Pinnae caudalis

7. Linea literalis

Page 12: LAPORAN SPH 1 PISCES

Colossoma macropomum Klasifikasi :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Ordo : Cypriniformes

Family : Characidae

Genus : Colossoma

Spesies : Colossoma macropomum

Nama Umum : Ikan bawal

Keterangan Gambar :

1. Remouris

2. Operkulum

3. Organo vircus

4. Pinnae dorsalis

5. Pinnae ventralis

6. Pinnae caudalis

7. Linea literalis

Page 13: LAPORAN SPH 1 PISCES

Heleostoma teminchiki Klasifikasi :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygli

Ordo : Labyrinthici

Family : Anabantidae

Genus : Heleostoma

Spesies : Heleostoma teminchiki

Nama Umum : Ikan tambakan

Keterangan Gambar :

1. Remouris

2. Operkulum

3. Organo vircus

4. Pinnae dorsalis

5. Pinnae ventralis

6. Pinnae caudalis

7. Linea literalis

Page 14: LAPORAN SPH 1 PISCES

Ophiocepallus striatus Klasifikasi :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygli

Ordo : Perciformes

Family : Channidae

Genus : Ophioceppalus

Spesies : Ophioceppalus striatus

Nama Umum : Ikan gabus

Keterangan Gambar :

1. Remouris

2. Operkulum

3. Organo vircus

4. Pinnae dorsalis

5. Pinnae ventralis

6. Pinnae caudalis

7. Linea literalis

Page 15: LAPORAN SPH 1 PISCES

Oreocormis niloticus Klasifikasi :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygli

Ordo : Perciformes

Family : Anabantidae

Genus : Oreocormis

Spesies : Oreocormis niloticus

Nama Umum : Ikan nila

Keterangan Gambar :

1. Remouris

2. Operkulum

3. Organo vircus

4. Pinnae dorsalis

5. Pinnae ventralis

6. Pinnae caudalis

7. Linea literalis

Page 16: LAPORAN SPH 1 PISCES

Pangasius pangasius Klasifikasi :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Osteichthyes

Ordo : Ostariophysi

Family : Pangasidae

Genus : Pangasius

Spesies : Pangasius pangasius

Nama Umum : Ikan patin

Keterangan Gambar :

1. Remouris

2. Operkulum

3. Organo vircus

4. Pinnae dorsalis

5. Pinnae ventralis

6. Pinnae caudalis

7. Linea literalis

Page 17: LAPORAN SPH 1 PISCES

Trichogaster pectoralis Klasifikasi :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygli

Ordo : Perciformes

Family : Osphronemidae

Genus : Trichogaster

Spesies : Trichogaster pectoralis

Nama Umum : Ikan sepat

Keterangan Gambar :

1. Remouris

2. Operkulum

3. Organo vircus

4. Pinnae dorsalis

5. Pinnae ventralis

6. Pinnae caudalis

7. Linea literalis

Page 18: LAPORAN SPH 1 PISCES

4.2. Pembahasan

Morfologi ikan yang terlihat dengan jelas dari luar seperti bentuk badan, mulut,

cekung hidung, mata, tutup insang, sisik, gurat sisi (linea lateralis), sirip dada, sirip

perut, sirip punggung, sirip belakang, dan sirip ekor, bentuk dari sirip-sirip tersebut

serta warna badan dan atau bagian-bagian badan tersebut. Menurut Surtati (2002: 53)

menyatakan bahwa, morfologi ikan dilihat dari bentuk luar ikan yang merupakan ciri-

ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis ikan. Morfologi ikan

sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan. Sebelum mengenal

bentuk-bentuk tubuh ikan yang bisa menunjukkan dimana habitat ikan tersebut, ada

baiknya mengenal terlebih dahulu bagian-bagian tubuh ikan secara keseluruhan beserta

ukuran-ukuran yang digunakan dalam identifikasi.

Ikan pati atau Pangasius pangasius memiliki ciri khusus dari ikan lainnya, pada

ikan patin ini mempunyai sirip yang lunak dibagian punggungnya yang dinamakan

sirip adipose. Menurut Anonima (2013: 1) menyatakan bahwa, ikan patin memiliki

sirip lunak (adipose fin) merupakan sirip tambahan berupa lapisan lemak yang ada di

belakang sirip punggung atau sirip belakang, sirip lunak (adipose fin) ini berfungsi

sebagai alat untuk keseimbangan tubuhnya. Ikan patin juga tidak memiliki sisik pada

tubuhnya, hanya ada lendir yang melapisi kulit pada tubuhnya.

Ikan nila memiliki sirip ikan yang berbentuk simetris, dengan sirip keras dan

juga lembut, pada semua bagian pina dorsalisnya. Ikan nila juga memiliki sisik yang

keras, warna bagian punggungnya hitam. Menurut Dorling (2002: 143) menyatakan

bahwa, bentuk-bentuk sirip ekor yang simetris. Bentuk sirip bersegi atau tegak, apabila

pinggiran sirip ekor membentuk garis tegak dari bagian dorsal hingga ventral, contoh

ikan nila (Oreochromis niloticus). Bentuk sirip ekor ikan ada yang simetris, apabila

lembar sirip ekor bagian dorsal sama besar dan sama bentuk dengan lembar bagian

ventral, ada pula bentuk sirip ekor yang asimetris yaitu apabila lembar sirip ekor

bagian dorsal tidak sama besar dan tidak sama bentuk dengan lembar bagian

ventralnya.

Ikan gurami memiliki ciri-ciri bentuk tubuh pipih lebar, dimana tinggi badan

lebih setengah kali dari panjang tubuhnya, sirip ekor yang bentuknya membundar, sirip

Page 19: LAPORAN SPH 1 PISCES

punggung panjangnya terdiri dari 12-13 jari-jari, keras dan tajam 11-13 jari-jari lemah,

sirip dubur 9-11 jari-jari keras, dan 9-21 jari-jari lemah. Menurut Anonimb (2013: 1)

menyatakan bahwa, ikan gurame memiliki sirip ekor berbentuk membundar dan gurat

sisi sempurna mulai kepala hingga ekor yang terdiri dari 30-33 keping sisik. Sirip

terdiri atas jari keras dan lemah yang berfungsi sebagai alat peraba. Ikan golongan

omnivora ini sumber makanannya berasal dari bahan-bahan nabati dan hewani, namun

lebih menyesuaikan diri dengan jenis makanan yang tersedia misalnya (ikan mujair)

Tilapia mossambica, (ikan mas) Ciprinus carpio, (ikan gurami) Osphronemus gorame.

Sisik ikan mempunyai bentuk dan ukuran yang beraneka macam, sisik ganoid

merupakan sisik besar dan kasar, sisik sikloid dan stenoid merupakan sisik yang kecil,

tipis atau ringan hingga sisik placoid merupakan sisik yang lembut. Menurut Surtati

(2002: 54) menyatakan bahwa, umumnya tipe ikan perenang cepat atau secara terus

menerus bergerak pada perairan berarus deras mempunyai tipe sisik yang lembut,

sedangkan ikan-ikan yang hidup di perairan yang tenang dan tidak berenang secara

terus menerus pada kecepatan tinggi umumnya mempunyai tipe sisik yang kasar. Sisik

sikloid berbentuk bulat, pinggiran sisik halus dan rata sementara sisik stenoid

mempunyai bentuk seperti sikloid tetapi mempunyai pinggiran yang kasar.

Ikan lele merupakan ikan rawa, hidup bebas sebagai binatang malam. Ikan ini

senang hidup di dalam air yang tenang, kedalamannya cukup sekalipun kondisi air

yang habitatnya jelek, kotor, keruh, dan kekurangan kadar oksigen. Menurut Anonimb

(2011: 1) menyatakan bahwa, ikan lele memiliki alat bantu pernapasan tambahan selain

insangnya, alat tersebut adalah lipatan kuliut tipis yang menyerupai spons yang

terdapat dalam rongga insang yang melekat pada ikan ini. Ikan golongan karnivora ini

sumber makanan utamanya berasal dari bahan-bahan hewani misalnya ikan belut

(Monopterus albus), ikan lele (Clarias batrachus), ikan kakap (Lates calcarifer).

Beberapa ikan ada yang memiliki satu atau dua sirip punggung. Bentuk, ukuran

dan jumlah sisik ikan dapat memberikan gambaran bagaimana kehidupan ikan tersebut.

Menurut Radiopuetro (1996: 437) menyatakan bahwa, pada ikan bersisirp punggung

tunggal, umumnya jari-jari bagian depan (1-40) tidak bersekat dan mengeras,

sedangkan jari-jari dibelakangnya lunak atau bersekat dan umumnya bercabang.

Page 20: LAPORAN SPH 1 PISCES

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dari praktikum ini, maka diperoleh beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Umumnya tubuh ikan terdiri bagian kepala, badan dan ekor.

2. Pangasius pangasius memiliki sirip lunak (adipose fin) berupa lapisan lemak, berfungsi

sebagai alat untuk keseimbangan tubuhnya.

3. Bentuk sirip ekor ikan ada yang simetris, lembar sirip ekor bagian dorsal sama besar dan

sama bentuk dengan lembar bagian ventral.

4. Sisik ikan dapat berbentuk sikloid, stenoid, ganoid, dan placoid.

5. Ikan lele dan ikan gabus memiliki labirin pada insangnya shingga dapat bertahan hidup

di daerah yang kekurangan oksigen.

Page 21: LAPORAN SPH 1 PISCES

LAMPIRAN

Page 22: LAPORAN SPH 1 PISCES

DAFTAR PUSTAKA

Anonima. 2013. Pisces. http//:blogspotikanikansungai.com. Diakses pada tanggal 27

Februari 2013.

Anonimb. 2013. Pisces. http//www.ikan ikaneertyuikan.com. Diakses pada tanggal 27

Februari 2013.

Dorling. 2002. Enslikopedia populer. PT. Icchtiar Baru . Jakarta : vii + 124 hlm.

Pratiwi, D.A. 2007. Biologi. Erlangga : Jakarta.

Prawirohartono, Slamet. 1999. Sains Biologi. Bumi Aksara : Jakarta.

Radiopoetro. 1996. Zoologi. Erlangga : Jakarta. V + 254 hlm.

Surtati. 2002. Pisces. PT. Gramedia : Jakarta. VI + 326 hlm.