Upload
uwi-mezti-dewasa
View
94
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Blok endokrin
Citation preview
PENUGASAN BLOK SISTEM ENDOKRIN
DIABETES MELITUS et causa OBESITAS
Disusun oleh:
Nama : Dwi Agus Nurhidayati (10711020)
Moh. Ahsin Shidiqiey (10711026)
Nanda Miftahul Jannah (10711193)
Kelompok : 04
Tutor : dr. Yuli Sulistyowati
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2012
1
BERKAS DOKTER KELUARGA PENUGASAN PROGRAM PENGENALAN KLINIK (PPK)
BLOK SISTEM ENDOKRIN TA 2011/2012
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2
BAB I
BERKAS KESEHATAN KELUARGA
KEDOKTERAN KELUARGA PPK
BLOK ENDOKRIN
TAHUN AJARAN 2011/2012
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Nomor Status:
Nomor Berkas Keluarga:
Tanggal Kunjungan Pertama Kali:
NAMA MAHASISWA NIM KELOMPOK/TAHUN
Dwi Agus Nurhidayati 10711020
02 / 2012Moh. Ahsin S 10711026
Nanda Miftahul Jannah 10711193
BERKAS KESEHATAN KELUARGA
Perhatian: 1. Pertanyaan atau permintaan informasi dilakukan langsung, jelas, sopan
2. Isilah jawaban/hasil pemeriksaan pada kolom yang tersedia
A. IDENTITAS
I. KEPALA KELARGA
1. Nama : (Alm) Bapak Untung Wahyudi
2. Umur : 56 Tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Status perkawinan : Menikah
5. Agama : Kristen
6. Suku bangsa : Jawa
7. Pendidikan : Sarjana Ekonomi
8. Pekerjaan : Bulog
9. Alamat lengkap : Gg. Markisa RT 01/ RW 01 Mantenan, Mertoyudan
3
II. PROFIL KELUARGA
No Nama Umur Pend. Pekerjaan Hub.
Keluarga
Status
Perkawinan
Keteterangan
Kesehatan
1. Untung
Wahyudi
56
tahun
S1 Bulog Ayah Menikah Meninggal
2. Haryati 63
tahun
SLTA Ibu Rumah
Tangga
Ibu Menikah Sakit
3. Indriyani 37
tahun
S1 Ibu Rumah
Tangga
Anak Menikah Sehat
4. Adiarso 35
tahun
S1 Wiraswasta Anak Menikah Sehat
5. Bejo W. 33
tahun
S1 Wiraswasta Anak Menikah Sehat
6. Haryadi 31
tahun
S1 Dokter Anak Menikah Sehat
III. GENOGRAM
Keterangan :
- Menikah
- Anak
4
Meninggal
Pasien
PUSKESMASMERTOYUDAN 1
RUMAH PASIEN
B. Denah rumah dari Puskesmas
U
C. EKONOMI KELUARGA
1. Rumah
2. Barang mewah
3. Daya listrik (PLN)
Permanen
TV, setrika listrik, kulkas
1300 watt
5
UMM
SPBU
DARIYOGYAKARTA
4. Lain-lain
Tidak termasuk penilaian:
- Penghasilan /bulan
- Pengeluaran /bulan
D. PERILAKU KESEHATAN KELUARGA
1. Pelayanan Promotif dan
preventif bayi dan balita
2. Pembinaan kesehatan anggota
keluarga
3. Pelayanan pengobatan
4. Jaminan kesehatan
E. POLA MAKAN KELUARGA
Bayi, balita, anak, dewasa, usia
lanjut
F. AKTIVITAS KELUARGA/PENGISIAN
1.200.000 / bulan
800.000 / bulan
Posyandu untuk balita dan Posyandu
untuk manula yang diselenggarakan
tiap bulan.
Program dari Puskesmas yaitu
penyuluhan tentang penyakit kronis
yang dilaksanakan tiap bulan.
Puskesmas dan Rumah Sakit.
ASKES dan INHEALTH
Pola makan dewasa :
Makan teratur dan suka mengkonsumsi
makanan yang manis-manis.
6
WAKTU LUANG
1. Aktivitas fisik
2. Aktivitas mental
G. LINGKUNGAN
1. Lingkungan sosial rumah
tempat tinggal pasien
2. Fisik rumah :
- Luas bangunan
- Ventilasi dan cahaya
- Limbah dan jamban
- Sumber air bersih
H. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
1. Penyakit keturunan
2. Riwayat penyakit keluarga
(jenis, siapa, kapan, tindakan
Pasien hanya tinggal sendiri di Rumah,
jadi aktivitasnya hanya membersihkan
Rumah, mengurus tanaman, dan rutin
olahraga jalan pagi.
Tiap minggu pergi ke Gereja.
Lingkungan tempat tinggal bersih,
tinggal di Perumahan dengan tetangga
yang ramah.
350 m2
Cukup
Sepitank
PDAM
Tidak ada riwayat penyakit keturunan
di keluarga.
Ibu Haryati menderita Diabetes Melitus
sejak 3 tahun yang lalu, sudah
7
yang telah dilakukan) melakukan pemeriksaan rutin ( cek
gula darah rutin) baik di Puskesma atau
Rumah Sakit, dan mengkonsumsi obat-
obatan untuk DM serta melakukan
diet.
I. DAFTAR PERMASALAHAN DALAM KELUARGA
No Jenis
Permasalahan
Waktu
Terjadinya
Rencana
Penatalaksanaan
Sasaran
1. Diabetes
Melitus
3 tahun yang
lalu
- Rencana diet
- Latihan fisik
(olahraga)
- Obat-obatan
anti diabetik
Ibu Haryati
J. DIAGNOSIS KELUARGA
Ibu Haryati : Diabetes Melitus et causa Obesitas.
K. PROGNOSIS
Dubia et Malam
L. PENATALAKSANAAN MASALAH KELUARGA
L.1. MEDIKAMENTOSA DAN/ATAU TINDAKAN
8
NoPermasalahan
Keluarga
Waktu
Terjadinya
Tindakan
PenyelesaianSasaran Hasil
1. Diabetes
Melitus
3 tahun yang lalu - Kontrol gula darah rutin
- Pemberian OHO
- Rencana diet
- Latihan fisik
Ibu Haryati
L.2. EDUKASI DAN PEMBINAAN KELUARGA
Tanggal
PelaksanaanTopik Sasaran Hasil Tindakan
Nama
Pelaksanaan
12 Juni 2012 Kesehatan
bu Haryati
- Diet
- Olahraga
(jalan pagi)
Catatan dan Kesan Mahasiswa : Pada saat melakukan kunjungan Rumah,
penerimaan keluarga terhadap kami baik, namun pada saat akan dilakukan
pemeriksaan fisik, Ibu Haryati (pasien) tidak bersedia untuk diperiksa.
BAB II
BERKAS KESEHATAN PASIEN
9
KEDOKTERAN KELUARGA
BLOK ENDOKRIN
TAHUN AJARAN 2011/2012
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Nomor Status:
Nomor Berkas Keluarga:
Tgl Kunjungan Pertama:
NAMA MAHASISWA NIM KELOMPOK/TAHUN
Dwi Agus Nurhidayati 10711020
02 / 2012Moh. Ahsin S. 10711026
Nanda Miftahul Jannah 107110193
BERKAS KESEHATAN PASIEN
Identitas
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Suku Bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Status Perkawinan
Kedatangan pasien
(sendiri/rujukan)
Ibu Haryati
63 Tahun
Perempuan
Kristen
Jawa
SLTA
Ibu Rumah Tangga
Menikah
Rujukan dari Rumah Sakit untuk rutin
melaksanakan cek gula darah.
10
Waktu kunjungan awal
Alamat
Riwayat Penyakit
Keluhan utama
Keluhan tambahan
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit dahulu
Tahun 2009
Gg. Markisa RT 01/ RW 01 Mantenan, Mertoyudan
Pasien datang ke Puskesmas untuk cek Gula Darah.
Kesemutan saat tertindih lama atau duduk terlalu
lama.
Untuk riwayat penyakit sekarang pasien sudah
tidak menunjukkan gejala-gejala yang berarti
karena pasien datang ke Puskesmas hanya untuk
melakukan cek gula darah yang memang rutin
dilakukan setiap bulan berdasarkan rujukan dari
Rumah Sakit. Pasien mengaku tidak pernah
memiliki gejala buang air kecil pada malam hari,
BAK nya hanya pada pagi hari. Nafsu makannya
normal dan tidak pernah merasakan rasa haus
yang berlebihan. Pasien mengaku penglihatannya
kurang namun ini disebabkan karena faktor usia.
Sekarang pasien hanya merasa kakinya sering
kesemutan jika tertindih lama atau duduk terlalu
lama.
3 tahun yang lalu tetangga pasien merasa bahwa
pasien terlihat semakin kurus kemudian tetangga
menyarankan untuk cek gula darah. Setelah
11
Riwayat penyakit keluarga
Pola makan/minum
Kebiasaaan
Aktivita mental dan fisik
Lingkungan sosial
Pemeriksaan Fisik
Tinggi badan
Berat badan
Tekanan darah
melakukan berbagai pemeriksaan dan hasil
pemeriksaan gula darahnya 300 mg/dl. Kemudian
dokter di Rumah sakit mendiagnosis bahwa pasien
menderita Diabetes melitus.
Orang tua tidak ada yang mengalami keluhan
serupa.
Riwayat DM (-)
Suami menderita DM (+)
Makan teratur dan suka mengkonsumsi makanan
yang manis.
Olahraga : jalan pagi.
Aktivitas fisik : jalan pagi, mengurus tanaman.
Aktivitas mental : tiap minggu ke Gereja.
Lingkungan tempat tinggal bersih, tinggal di
Perumahan dengan tetangga yang ramah.
150 cm
64 kg
150/80 mmHg
12
Nadi
Nafas
Suhu
Keadaan umum
Keadaan gizi
Mata
Mulut
THT
Leher
Thorax
Jantung
Paru
Abdomen
Ektremitas
Ciri kepribadian/klasifikasi
psikiatri
69x/menit
26x/menit
36˚C
Compos Mentis
Berdasarkan perhitungan IMT hasilnya adalah 28,4,
hal ini berarti menunjukkan status gizinya lebih.
Conjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)
Lidah pucat (-), mulut kering (-)
Benjolan atau massa (-)
Pembesaran Limfonodi (-)
Tidak dilakukan karena pasien tidak bersedia untuk
diperiksa.
Inspeksi : Tidak dilakukan karena pasien tidak
bersedia untuk diperiksa.
Palpasi : Tidak dilakukan karena pasien tidak
bersedia untuk diperiksa.
Perkusi : Batas Jantung : Tidak dilakukan karena
pasien tidak bersedia untuk diperiksa.
Auskultasi : Tidak dilakukan karena pasien tidak
bersedia untuk diperiksa.
Tidak dilakukan karena pasien tidak bersedia untuk
diperiksa.
Kesemutan (+) saat tertindih lama atau duduk
terlalu lama.
Extrovert atau terbuka
13
Hasil pemeriksaan
penunjang
Pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu : 211 mg/dl
Daftar Masalah Pasien
No. Masalah Saat Timbul Rencana
Tindakan
Ket.
1.
2.
Penurunan BB
Kesemutan
3 tahun yang lalu
Timbul saat tertindih
lama
Cek glukosa
darah
Neuradex ®
Diagnosis Kerja :
Diabetes Melitus et causa Obesitas.
Prognosis:
Dubia et malam
Catatan tindakan / pengobatan / konseling :
Pengobatan :
- Gliclazid 80 mg ( Glucodex ®)
- Asam asetilsalisilat ( Aspilets ®) untuk pelancar darah
- Neuradex ®
14
Instruksi penatalaksanaan pasien selanjutnya:
1. Rencana diet makan dengan komposisi yang seimbang.
2. Latihan jasmani secara teratur (3-4x seminggu ).
3. Obat-obatan anti diabetik diminum secara teratur sesuai prosedur.
4. Edukasi mengikuti kegiatan PROLANIS ( Program Penyuluhan Penyakit
Kronis) dari Puskesmas tiap bulan untuk mencapai keadaan sehat optimal
dan kualitas hidup lebih baik.
ANALISIS KASUS
A. ANALISIS ANAMNESIS
1. ANALISIS IDENTITAS
Nama : Ibu Haryati
15
Umur : 63 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Perkawinan : Menikah
Berdasarkan identitas pasien yang dapat menjadi faktor resiko
Diabetes melitus adalah umur. Diabetes Melitus lebih banyak terjadi
pada usia > 40 tahun. (S. Suyono, 1992)
2. ANALISIS RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Berdasarkan RPS pasien tidak menunjukkan gejala yang mengarah ke
Diabetes melitus. Pasien hanya ke puskesmas untuk kontrol dan cek gula
darah atas rujukan dari Rumah Sakit yang dilakukan tiap bulan. Diabetes
Melitus memang tidak menunjukkan gejala yang khas yang mudah
dikenali. Kesulitan mengetahui gejala penyakit menyebabkan lebih dari
50 % pasien tidak menyadari bahwa dia mengidap penyakit diabetes
Melitus. Umumnya, mereka baru berkonsultasi ke dokter setelah merasa
ada perubahan pada kondisi tubuh, seperti penurunan berat badan. (Ade
Tobing, dkk, 2008)
Pasien mengaku merasa kakinya kesemutan saat tertindih atau duduk
terlalu lama. Pada dasarnya kesemutan merupakan suatu gejala
manifestasi dari gangguan sistem saraf sensorik akibat rangsang listrik di
sistem tersebut tidak tersalur secara penuh dengan berbagai macam
penyebab. Yang paling sederhana, misalnya, jalan darah tertutup akibat
satu bagian tubuh tertentu ditekuk atau ditindih terlalu lama. Hal
16
tersebut bersifat fisiologis karena kesemutan terjadi pada saat saraf dan
pembuluh darah mengalami tekanan sehingga menyebabkan aliran
darah terganggu. Umumnya kesemutan akan mereda jika bagian tubuh
yang mengalaminya digerakkan.
3. ANALISIS RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Sejak 3 tahun yang lalu pasien terlihat kurus, dan mengalami
penurunann berat badan hingga ± 5 kg dalam waktu singkat dan setelah
melakukan pemeriksaan ternyata kadar glukosa darah sewaktunya 300
mg/dl. Penderita diabetes melitus akan terlihat kurus karena adanya
resistensi insulin yang mengakibatkan kenaikan glukosa darah dalam
darah sehingga memacu peningkatan sekresi insulin dan tubuh akan
melakukan kompensasi (hiperinsulinemia) dimana produksi insulin
semakin menurun dan menyebabkan hiperglikemia. Di kondisi
hiperglikemia ini biasanya terjadi pada saat berpuasa. Hiperglikemia ini
bisa menyebabkan perangsangan lipolisis dan peningkatan asam lemak
bebas (lipotoksikosis). Dari segi lain hiperglikemia juga memperberat
resistensi insulin yang ada. Karena banyaknya cadangan lemak yang
diambil pengganti glukosa untuk menghasilkan energi sehingga terjadi
penurunan berat badan.
Selain itu kadar glukosa meningkat bisa disebabkan oleh resintesi
insulin dan adanya penurunan sekresi insulin sehingga menyebabkan
konsentrasi glukosa dalam darah meningkat. Resistensi insulin ini bisa
disebabkan oleh berbagai faktor (obesitas dan hipertensi). Dimana dalam
kondisi obesitas menyebabkan resistensi insulin karena penumpukan
lemak. (Guyton & Hall, 2008)
17
4. ANALSISIS RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Keluarga tidak ada yang mengalami keluhan serupa dan tidak ada
riwayat Diabetes Melitus. Berdasarkan kasus yang didapat dalam hal ini
bukan merupakan Diabetes Melitus Idiopatik (tipe 1) atau Diabetes
melitus karena faktor keturunan karena tidak ada keluarga yang memiliki
riwayat sakit Diabetes melitus . Pasien pada kasus ini merupakan pasien
dengan diabetes melitus tipe 2 yang dapat disebabkan oleh berbagai
faktor resiko seperti kegemukan, pola makan yang salah, dan kurang
gerak badan. (S. Suyono, 1992)
5. ANALISIS KEBIASAAN DAN LINGKUNGAN
Pasien rajin berolahraga yaitu jalan pagi. Jalan pagi ini rutin dilakukan
pasien setelah terdiagnosis Diebetes melitus oleh dokter. Dengan rutin
melakukan olahraga maka akan meningkatakan penggunaan otot dan
juga dapat meningkatkan panas dari metabolisme sehingga glukosa dapat
dibakar.
Pasien suka mengkonsumsi makan makanan yang manis. Makanan
yang manis atau tingggi karbohidrat akan menyebabkan peningkatan
glukosa dalam darah sehingga glikogen dalam hati tidak digunakan secara
maksimal sehingga menyebabkan penumpukan lemak dalam tubuh
(obesitas) yang dapat menjadi salah satu faktor resiko dari Diabetes
Melitus. (Ade Tobing, dkk, 2008)
B. ANALISIS PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik hanya dilakukan secara umum karena pasien tidak
bersedia untuk diperiksa. Maka hasil pemeriksaan yang menunjukkan pasien
ke arah Diabetes Mellitus adalah berdasarkan keadaan gizinya yaitu lebih.
18
Keadaan gizi didapatkan dari perhitungan IMT : BB/(TB)2 : 64/(1,5)2 : 28,4. Hal
ini berarti pasien termasuk ke dalam golongan obesitas. Obesitas merupakan
salah satu faktor resiko timbulnya Diabetes mellitus yang bisa menyebabkan
resistensi insulin insulin karena penumpukan lemak. (Guyton & Hall, 2008)
C. ANALISIS PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah cek gula darah
sewaktu.
Tabel 1. Kadar Glukosa Sewaktu sebagai patokan penyaring dan diagnosis
DM
Bukan DM Belum pasti
DM
DM
Kadar glukosa darah sewaktu
Plasma vena
Darah kapiler
<110
<90
110-199
90-199
≥200
≥200
(Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan DM tipe 2 di Indonesia, PERKENI, 2006)
Setelah dilakukan pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu yang rutin
dilakukan di Puskesmas tiap bulan dan ternyata hasil pemeriksaan
menunjukkan kadar Glukosa Darah Sewaktunya adalah 211 mg/dl.
Berdasarkan Tabel. 1 menunjukkan bahwa kadar Glukosa Darah Sewaktunya
lebih dari normal dan hal ini sudah menunjukkan bahwa pasien mederita
Diabetes melitus.
Untuk kelompok resiko tinggi yang tidak menunjukkan kelainan dapat
dilakukan pemeriksaan ulang tiap tahun. Bagi mereka yang berusia > 45
tahun tanpa faktor resiko lain dapat dilakukan pemeriksaan penyaring setiap
3 tahun.
19
Pemeriksaan penyaring bertujuan untuk mengidentifikasi mereka
yang tidak bergejala, namun memiliki faktor resiko Diabetes Melitus seperti
pasien pada kasus ini. Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan pada pasien
ini karena memiliki faktor resiko DM sebagai berikut :
1. Usia ≥45 tahun
2. IMT >23 kg/m2
3. Hipertensi ≥140/90 mmHg
(Soegondo, 1984)
D. ANALISIS TERAPI
Terapi yang diberikan pasien berupa pemberian Glicazid sebagai obat
antidiabetik, asam asetilsalisilat untuk pelancar darah, dan neuradex
diberikan untuk mengurangi gejala kesemutan.
1. Gliclazide (Glucodex®)
Pasien diberi obat bermerek glucodex® yang merupakan obat dari
golongan gliclazide, suatu sulfonilurea.
Cara kerja dari gliclazide disini akan berikatan dengan reseptor SUR-1
yang menyebabkan tertutupnya chanel K+, dan itu akan menyebabkan
terbukanya channel ion Ca++ sehingga terjadi influx Ca++ yang berikatan
dan mengaktifkan kalmodulin, yang menyebabkan terlepasnya insulin ke
ekstrasel. Setelah itu insulin akan mengatur kadar gula darah agar tidak
terlalu tinggi.
Dosis 2x sehari saat makan. Sediaan 80 mg
2. Asam asetil salisilat (Aspilets®)
Mengandung asam asetilsalisilat dengan bufer, bekerja dengan
mempengaruhi pusat pengatur suhu di hipotalamus sehingga dapat
20
menurunkan demam, dan menghambat pembentukan prostaglandin
sehingga dapat mengurangi nyeri.
Dosis tiap 4-6 jam sediaan 80 mg bila perlu.
3. Neurodex
Mengandung vitamin B kompleks yang dapat memperbaiki kerusakan
jaringan saraf. Vitamin B kompleks sering diindikasikan bagi penderita
gangguan saraf atau neurologis seperti kesemutan.
Dosis 1 kali sehari.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C., Hall, E. John., 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran ed. 11.
Jakarta : EGC.
21
Soegondo S, Subekti L., 2002. Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 di
Indonesia. PB Perkeni.
Sudoyo A, W., 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Interna Publishing.
Suyono S., 1992. Dasar-Dasar Pengobatan Diabetes Melitus. Naskah Lengkap
Simposium Diabetes melitus. Jakarta.
Tobing, Ade., 2008. Care Your Self : Diabetes Melitus. Jakarta : Penebar Plus.
22