Upload
indo-canova
View
251
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
8/13/2019 Ptk Penugasan
1/151
Penerapan Metode Penugasan Untuk Meningkatkan Keaktifan
dan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Pokok Segiempat
Semester II Kelas VII MTs Fatahillah Beringin NgaliyanSemarang tahun pelajaran 2008/2009
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
dalam Ilmu Pendidikan Matematika
Oleh:
Ifa Luthfia
3105112
FAKULTAS TARBIYAH
INTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010
8/13/2019 Ptk Penugasan
2/151
DEPARTEMEN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Alamat : Jl. Prof. Dr. Hamka Telp/Fax (024) 7601295, 7615387
PENGESAHAN
Skripsi Saudara : Ifa Luthfia
Nomor Induk : 3105112
Jurusan : Tadris Matematika
Judul : Penerapan Metode Penugasan Untuk Meningkatkan
Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika Pada Materi
Pokok Segiempat Semester II Kelas VII MTs Fatahillah
Beringin Ngaliyan Semarang Tahun Pelajaran 2008/2009.
Telah dimunaqasyahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama
Islam Negeri Walisongo Semarang, dan dinyatakan lulus pada tanggal: 30 Juni
2010 dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar sarjana Strata 1
(S. 1) tahun akademik 2009/2010.
Semarang, 30 Juni 2010
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
Siti Tarwiyah, M. Hum Saminanto,S.Pd,M.Sc
NIP. 19721108 199903 2001 NIP. 19720604 200312 1002
Penguji I Penguji II
Hj. Minhayati Shaleh, S. Si, M. Sc Lift Anis Mashumah, M.Ag
NIP. 150378228 NIP.19720928 199703 2001
8/13/2019 Ptk Penugasan
3/151
DEPARTEMEN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAHAlamat: Prof. Dr. Hamka Kampus II Telp. 7601295 Fak. 7615387 Semarang
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Semarang, 16 Juni 2010
Lamp : 4 (Empat) Eksemplar
Hal : Naskah Skripsi Kepada Yth.
An Sdr. Ifa Luthfia Dekan Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamualaikum Wr. Wb
Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka saya
menyatakan bahwa skripsi saudara:
Nama : Ifa Luthfia
NIM : 3105112
Jurusan : Tadris Matematika
Judul Skripsi : Penerapan Metode Penugasan Untuk Meningkatkan
Keaktifan Dan Hasil Belajar Matematika Pada MateriPokok Segiempat Semester II Kelas VII Mts Fatahillah
Beringin Ngaliyan Semarang Tahun Pelajaran
2008/2009
Telah melalui proses bimbingan, selanjutnya saya mohon agar skripsi
saudara tersebut dapat dimunaqosahkan.
Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Pembimbing I Pembimbing II
Hj. Minhayati Saleh, S.Si,M.Sc Drs. H. Jasuri, M.si
NIP. 19760426 200604 2 001 NIP.196710141994031005
8/13/2019 Ptk Penugasan
4/151
MOTTO
w#k=s3! $#$tRw)$ygyr
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya.1
1Departemen Agama RI,Al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung : CV. Penerbit J-ART,
2004), hal 50
8/13/2019 Ptk Penugasan
5/151
PERSEMBAHAN
Dengan tidak mengurangi rasa syukurku kepada Allah swt,
Tuhan sumber segala muara esensi.
Kupersembahkan totalitas usaha, karya, dan buah pikiran Skripsi ini untuk:
Abah Achmad Yasro,S.Pd dan Umi Maskanah tersayang, yang senantiasa mendidik
ananda dengan penuh pengorbanan, doa dan restu Panjenengan adalah hidup
ananda meniti langkah menuju ridloNya.
Robbighfir lii waaliwaalidayya warhamhuma kama Robbayaanii shoghiro
Suamiku yang selalu menghibur diriku ketika susah dan memberi semangat yang
tiada kira dalampembuatan skripsi ini
Putraku tercinta Achmad Rafa Fadhlurrohman, Jadilah cahaya mata dan hatiku di
dunia hingga akhirat.
Adik-adikku tercinta, Naelis Saadah, Ulfatun Nisa, Muhammad AdchamHabib
ukirlah karya hidupmu melebihi aku .
Kakak-kakakku dan keluargaku, Muhlisin, M.A.Muqit, Siti Khoiriyah (juga si kecil
najwa) yang selalu memberikan bantuan juga semangat yang tiada kira.
Teman- teman TM 05, yang telah memberikan dorongan dan membantu dalam
penyusunan skripsi ini.
Almamaterku, IAIN Walisongo Semarang, Kampus yang berbasis, Diniyah,
Ukhuwah dan Ilmiah.
8/13/2019 Ptk Penugasan
6/151
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi
ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali
informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 17 Juni 2010
Deklarator
Ifa luthfiaNIM. 3105112
8/13/2019 Ptk Penugasan
7/151
ABSTRAK
IFA LUTHFIA (NIM: 3105112). Penerapan Metode Penugasan Untuk
Meningkatkan Keaktifan dan Hasil belajar Matematika Pada Materi Pokok
Segiempat Semester II Kelas VII MTs Fatahillah Bringin Ngaliyan SemarangTahun Pelajaran 2008/2009. Skripsi. Semarang: Fakultas Tarbiyah TadrisMatematika IAIN Walisongo Semarang 2009.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimanakah penerapan
metode penugasan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik
kelas VII MTs Fatahillah Bringin Ngaliyan Semarang pada materi pokok
segiempat. (2) Apakah penerapan metode penugasan dapat meningkatkan
keaktifan dan hasil belajar peserta didik kelas VII MTs Fatahillah Bringin
Ngaliyan Semarang pada materi pokok segiempat
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (clasroom actionresearch) pada peserta didik kelas VII B MTs Fatahillah Bringin Ngaliyan
Semarang. Dari hasil observasi secara langsung di kelas VII B melalui prasiklus
penelitian tindakan dapat diketahui metode yang digunakan oleh guru bidang
studi mata pelajaran matematika yang belum secara penuh mengedepankan
pembelajaran aktif dan cenderung terjadi komunikasi satu arah artimya peserta
didik cenderung pasif dalam pembelajaran, hal ini dapat dilihat dari kesiapan dankeaktifan pada saat pembelajaran berlangsung, hal ini juga tampak dengan
adanya hasil belajar yang belum optimal artinya belum mencapai KriteriaKetuntasan Minimal (KKM). Kesiapan dalam pembelajaran dan keaktifan peserta
didik menggambarkan semangat untuk mengikuti pembelajaran. Obyekpenelitian ini adalah di MTs Fatahillah Bringin Ngaliyan Semarang dengan
populasi 198 peserta didik, yang terdiri dari kelas VII 74 peserta didik, kelas VIII
70 peserta didik, kelas IX 54 peserta didik. Subyek yang akan diteliti adalah
peserta didik pada kelas VII B yang berjumlah 36 peserta didik
Setelah dilaksanakan tindakan melalui pembelajaran dengan
menggunakan metode penugasan dengan materi yang belum diajarkan
menciptakan suasana pembelajaran aktif serta hasil belajar maksimal. Penelitian
ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap prasiklus, siklus I dan siklus II.
Pada tahap prasiklus, keaktifan belajar peserta didik mempunyai persentase 48%
dan rata-rata tes akhir 54,03. pada siklus I setelah dilaksanakan tindakankeaktifan belajar peserta didik meningkat menjadi 55,6% dan rata-rata tes akhir68,89. Sedangkan pada siklus II setelah diadakan evaluasi pelaksanaan tindakan
pada siklus II keaktifan belajar peserta didik mengalami peningkatan yaitu dapatdipersentasekan menjadi 76% dan rata-rata tes akhir peserta didik adalah 74,23.
Dari tiga tahap tersebut jelas bahwa ada peningkatan setelah diterapkan metodepenugasan dengan sebelumnya.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti membuktikan bahwa ada
peningkatan keaktifan dan hasil belajar peserta didik dalam mengikuti
8/13/2019 Ptk Penugasan
8/151
pembelajaran dengan metode penugasan. Hasil penelitian tersebut diharapkan
dapat memberikan pengetahuan kepada semua pihak (peserta didik, guru, orang
tua) untuk dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran
matematika. Dorongan belajar atau motivasi atau semangat belajar juga bisa
berasal dari faktor orang tua atau keluarga yang dapat mempengaruhi kondisipsikologi anak.
8/13/2019 Ptk Penugasan
9/151
KATA PENGANTAR
Alhamdulillhilladz nawwaran bi alilmi wa alaqli.Segenap puja dan
puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, hidayah, dan bimbingan serta kekuatan lahir batin kepada diri
peneliti, sehingga skripsi ini yang merupakan hasil dari sebuah usaha ilmiah dan
proses akademik yang cukup panjang dapat terselesaikan sebagaimana mestinya.
Sholawat serta salam semoga selalu dilimpahkan kepada junjungan kita
Nabi Agung Muhammad SAW, sosok historis yang membawa proses
transformasi dari masa uncivilized yang gelap gulita ke arah alam yang sangat
terang benderang dan berperadaban ini, juga kepada para keluarga, sahabat serta
semua pengikutnya yang setia disepanjang zaman.
Penelitian yang berjudul Penerapan Metode Penugasan Untuk
Meningkatkan Keaktifan dan Hasil belajar Matematika Pada Materi Pokok
Segiempat Semester II Kelas VII MTs Fatahillah Bringin Ngaliyan Semarang
Tahun Pelajaran 2008/2009 ini pada dasarnya disusun untuk memenuhi
persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Oleh karena itu, karya ilmiah ini
merupakan kulminasi-formal akademik yang sudah barang tentu tetap disertai
akuntabilitas akademik juga dan bukan hanya untuk memenuhi kewajiban
akademik (scholar duty) tetapi juga sebagai media untuk memberikan wacana
dan solusi dalam dunia kependidikan.
Cukup terkesan rasanya ketika penulis telah menyelesaikan proses
akademik dan penyusunan skripsi ini. Karena dengan media ini penulis telah
banyak belajar, berfikir, berimajinasi, mencurahkan segenap kemampuan dalamhal pemikiran, kreativitas dan ketelitian untuk memenuhi kebutuhan curiosity
(rasa ingin tahu) penulis atas problematika hasil belajar peserta didik yang rendah
dalam mengarungi suatu setting pertempuran intelektualitas yang cukup
menantang sehingga dapat mencari dan menemukan identitas diri sebagai
seorang manusia yang dianugerahi akal oleh Sang Kholiq. Oleh karenanya,
8/13/2019 Ptk Penugasan
10/151
penulis semakin sadar akan berbagai kelemahan, kebodohan dan keterbatasan
yang ada dalam diri penulis, wam ttum min alilmi illa qallan.
Dalam proses penyusunan penelitian tersebut, peneliti banyak
mendapatkan bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh karena
itu izinkan peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada hamba-hamba Allah
yang telah membantu peneliti sehingga karya sederhana ini bisa menjadi
kenyataan, bukan hanya angan dan keinginan semata. Peneliti ucapkan terima
kasih yang tak terhingga kepada :
1. Prof. DR. H. Abdul Jamil, MA., Rektor IAIN Walisongo Semarang.
2. Prof. DR. H. Ibnu Hadjar, M. ED., Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo.
3. H. Abdul Wahid, M.Ag, Ketua Jurusan Tadris.
4. H. Mursyid, M.Ag., Sekretaris Jurusan Tadris.
5. Hj.Minhayati Shaleh, S.Si, M.Sc dan Yulia Romadiastri, S.Si., selaku
Pembimbing I (Bidang Materi), yang telah berkenan meluangkan waktu,
tenaga, dan fikirannya serta dengan tekun dan sabar memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Drs.H. Jasuri,M.Si., selaku Pembimbing II (Bidang Metodologi), yang
juga telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan fikirannya serta
dengan tekun dan sabar memberikan bimbingan dan pengarahan dalam
penyusunan skripsi ini.
7. Drs. Marasuddin Siregar, selaku Wali Studi selama Penulis menuntut
ilmu di IAIN Walisongo Semarang.
8. Bapak dan Ibu Dosen yang telah membimbing, mendidik dan
memberikan pencerahan untuk selalu berpikir kritis-edukatif,transformatif-inovatif dalam menggali ayat-ayat qauliyyah dan kauniyyah
selama berada di lingkungan Kampus IAIN Walisongo Semarang.
9. H. Lukmanul Amin AH.Lc.MSi, selaku kepala sekolah MTs. Fatahillah
Bringin Ngaliyan Semarang yang telah memberikan ijin kepada peneliti
dalam menyelesaikan penelitian ini
8/13/2019 Ptk Penugasan
11/151
10. Slamet Santoso,S.Si, Guru Mata Pelajaran Matematika MTs. NU Nurul
Huda Mangkang yang telah memberikan informasi dan membantu
penelitian ini.
11. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, namun tak
terlupakan bantuannya yang turut dalam penyelesaian penelitian ini.
Akhirnya, semoga segala bantuannya yang tidak ternilai ini mendapatkan
balasan dari Allah SWT dengan balasan yang sepantasnya, dan semoga penelitian
ini bermanfaat khususnya bagi peneliti sendiri.
Semarang, 16 Juni 2010
Penulis
8/13/2019 Ptk Penugasan
12/151
8/13/2019 Ptk Penugasan
13/151
D. Materi Pokok Segiempat.............................................................. 23
E. Kajian Pustaka............................................................................. 28
F. Hipotesis Tindakan...................................................................... 29
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN....................................................... 30
A. Metode Penelitian.......................................................... ............ 30
1. Model Penelitian.................................................................... 30
2. Rancangan Penelitian............. 31
3. Kolaborator................................................................ 35
4. Subjek penelitian...................... . 35
5. Waktu dan Tempat penelitian
35
B. Indikator Keberhasilan.................. 35
C. Teknik Pengumpulan Data. 36
D. Metode Analisis Data 37
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 40
A. Gambaran Umum Madrasah........................... .. 40
1. Sejarah Berdirinya Madrasah............................................. 40
2. Identitas Madrasah................................................................
41
3. Keadaan Guru Tata Usaha (TU) dan Peserta Didik..............
42
4. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar(KMB).....................
42
B. Hasil Penelitian tindakan............................................................ 43
C. Pembahasan Penelitian...................... ................ 60BAB V : PENUTUP........................................................................................ 65
A. Simpulan..................................................................................... 65
B. Saran........................................................................................... 65
C. Penutup....................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8/13/2019 Ptk Penugasan
14/151
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Nama subjek penelitian Siswa kelas VII B MTs Fatahillah
Bringin Ngaliyan Semarang tahun pelajaran 2008/2009
Lampiran 2 : Lembar observasi pengamatan peserta didik
Lampiran 3 : Lembar observasi pengelolaan kelas pembelajaran
Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pra siklus
Lampiran 5 : Lembar Pretes
Lampiran 6 : Pembahasan Pretes
Lampiran 7 : Daftar nilai pretes
Lampiran 8 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus ILampiran 9 : Lembar Kerja Siswa (LKS)siklus I
Lampiran 10 : Pembagian Kelompok Siklus I
Lampiran 11 : Tugas (PR) siklus I
Lampiran 12 : pembahasan PR siklus I
Lampiran 13 : Lembar Soal Tes Evaluasi Siklus I
Lampiran 14 : pembahasan Soal Tes Evaluasi Siklus I
Lampiran 15 : Pensekoran Soal Evaluasi Siklus I
Lampiran 16 : Hasil Tes Evaluasi Siklus I
Lampiran 17 : Nilai PR Siklus I
Lampiran 18 : Hasil Observasi Untuk Guru Terhadap Pengelolaan Kelas Pada
Siklus I
Lampiran 19 : Hasil Observasi Keaktifan untuk Peserta Didik pada Siklus I
Lampiran 20 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II
Lampiran 21 : Lembar Kerja Siswa (LKS)siklus II
Lampiran 22 : Pembagian kelompok Siklus II
Lampiran 23 : Tugas (PR) siklus II
Lampiran 24 : Pembahasan PR siklus II
Lampiran 25 : Lembar Soal Tes Evaluasi Siklus II
Lampiran 26 : Pembahasan Soal Tes Evaluasi Siklus II
Lampiran 27 : Pensekoran Soal Evaluasi Siklus I
8/13/2019 Ptk Penugasan
15/151
Lampiran 28 : Hasil Tes Evaluasi Siklus I
Lampiran 29 : Nilai PR Siklus I
Lampiran 30 : Hasil Observasi Untuk Guru Terhadap Pengelolaan Kelas Pada
Siklus II
Lampiran 31 : Hasil Observasi Keaktifan untuk Peserta Didik pada Siklus I
8/13/2019 Ptk Penugasan
16/151
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan kegiatan belajar mengajar yang berlangsung
dalam interaksi antara guru dan peserta didik. Interaksi terjadi saat guru
mengajar didalam kelas. Proses pengajaran yang optimal memungkinkan
hasil belajar yang optimal pula. Semakin besar usaha untuk menciptakan
kondisi dalam pembelajaran, makin tinggi pula hasil atau produk dari
pengajaran itu.
Salah satu yang diduga mempengaruhi kualitas pengajaran adalah variabel
guru.2sebab guru adalah sutradara dan sekaligus aktor dalam proses
pengajaran. Oleh karenanya, seorang guru harus mampu memilih strategi
yang paling efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi, antara guru
dan peserta didik. Suatu komunikasi dikatakan baik apabila terjadi respon
dari dua arah. Saat proses belajar mengajar di dalam kelas baik guru maupun
peserta didik telah mempersiapkan materi yang akan dipelajari. Namun,
umumnya peserta didik datang ke sekolah dalam keadaan tidak tahu materi
yang akan dipelajari dengan kata lain peserta didik belum mempunyai
persiapan materi yang cukup untuk dipelajari dalam proses belajar mengajar.
Hal ini mengakibatkan proses komunikasi ini tidak bisa berlangsung efektif.
Peserta didik cenderung pasif, lebih banyak mendengar penjelasan guru
daripada mengemukakan kesulitan dan ketidak pahaman mereka terhadapmateri.
Kepasifan peserta didik dalam kelas mungkin sekali terjadi
disebabkan karena peserta didik tidak mempunyai persiapan materi yang
cukup saat proses belajar mengajar. Padahal kesiapan merupakan suatu hal
2Nana sudjana, dasar-dasar proses belajar mengajar, (Bandung : Sinar Baru algensindo,
1995)hlm. 41
8/13/2019 Ptk Penugasan
17/151
yang harus dimiliki seseorang ketika melakukan sesuatu agar hasil yang
diperoleh menjadi lebih optimal.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru mata pelajaran
matematika di MTs Fatahillah Bringin Ngaliyan Semarang, yaitu bapak
Slamet Santoso,S.si menyatakan bahwa daya tangkap peserta didik dalam
menerima pelajaran, keberanian peserta didik dalam mengemukakan dan
menjawab pertanyaan dirasa belum sesuai dengan kompetensi yang
diharapkan. Kegiatan pembelajaran dalam kelas, dan kegiatan peserta didik
secara individu masih sangat bergantung pada guru.
Nilai rata-rata peserta didik MTs Fatahillah Beringin kelas VII dalam
menyelesaikan soal-soal segiempat dari tahun ke tahun masih dibawah nilai
KKM, tahun pelajaran 2006/2007 dengan nilai 56, tahun pelajaran 2007/2008
dengan nilai 55. Sedangkan kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang
ditentukan oleh sekolah adalah 60. Melihat kondisi rendahnya hasil belajar
siswa tersebut beberapa upaya dilakukan salah satunya adalah pemberian
tugas pada peserta didik.
Dalam usaha meningkatkan hasil belajar peserta didik para ahli
pendidikan bekerja keras menemukan metode pembelajaran yang dianggap
efektif. Seperti ceramah, Tanya jawab, demonstrasi, inquiri, problem solving,
dll. Namun metode apapun yang akan digunakan guru dalam mengajar
alangkah baiknya bila peserta didik paham materi terlebih dulu sebelum
berinteraksi dengan metode-metode tersebut.
Senada dengan hal yang sedang dibahas bahwa, persiapan merupakan
salah satu hal penting yang diperlukan dalam suatu kegiatan pembelajaran.
Maka pengenalan materi sebelum materi diajarkan dapat dilakukan denganmetode pemberian tugas. Dengan pemberian tugas ini diharapkan baik peserta
didik maupun guru terdorong untuk mempersiapkan diri sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai.
Disamping itu, pemberian tugas sebelum materi diajarkan agar
membuat hasil belajar peserta didik lebih mantap, karena disamping
melaksanakan latihan-latihan selama mengerjakan tugas peserta didik juga
8/13/2019 Ptk Penugasan
18/151
akan mengalami proses pengulangan setelah materi itu dibahas didalam kelas
bersama guru. Disamping itu dengan metode ini diharapkan dapat
menimbulkan keaktifan dan motivasi peserta didik.
Berdasarkan uraian diatas, penulis akan melakukan penelitian dengan
judul Penerapan Metode Penugasan Untuk Meningkatkan Keaktifan dan
Hasil Belajar Matematika Pada Materi Pokok Segiempat Semester II Kelas
VII MTs Fatahillah Beringin Ngaliyan Semarang tahun pelajaran 2008/2009
Adapun alasan yang mendasari pengambilan judul diatas adalah:
1. Dari pengalaman peneliti ketika menjadi peserta didik, ternyata
banyak peserta didik yang mau belajar hanya ketika diberi
pekerjaan rumah. Sehingga pemberian tugas dirasakan sangatlah
perlu dalam upaya pembelajaran peserta didik.
2. Kesiapan adalah salah satu unsur penting dalam proses
pembelajaran, oleh karenanya sangatlah diperlukan adanya
persiapan materi baik guru maupun peserta didik. Sehingga dalam
kegiatan pembelajaran peserta didik tidak seperti botol kosong,
yakni semata-mata hanya menjadi lahan penuangan ilmu dari
guru.
3. Pemberian tugas merupakan bagian dari salah satu kurikulum
yang diberikan pada peserta didik untuk mengukur tercapainya
ketuntasan pembelajaran
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami judul diatas
dan demi menghindarkan dari bermacam-macam penafsiran, maka penulismemberikan penjelasan tentang pengertian beberapa kata yang tercantum
dalam judul sehingga diketahui arti dan makna dalam pembelajaran yang
diadakan.
1. Metode Penugasan
8/13/2019 Ptk Penugasan
19/151
8/13/2019 Ptk Penugasan
20/151
8/13/2019 Ptk Penugasan
21/151
2. Bagi guru
a. Dapat memilih atau menentukan metodel pembelajaran yang tepat
dalam mengajarkan materi.
b. Sebagai informasi bagi semua tenaga pengajar mengenai metode
pembelajaranpenugasan.
3. Bagi Sekolah
Dengan hasil penelitian ini MTs Fatahillah Bringin Ngaliyan
Semarang dapat meningkatkan pemberdayaan penugasan agar prestasi
belajar peserta didik meningkat dan perlu diterapkan pada pelajaran lain.
4. Bagi Peneliti
a. Mendapatkan pengalaman langsung pelaksanaan pembelajaran
penugasan untuk materi pokok segitiga segiempat di jenjang
SMP/MTs, sekaligus sebagai contoh yang dapat dilaksanakan dan
dikembangkan kelak di lapangan.
b. Sebagai metode acuan dalam pembelajaran ketika peneliti telah terjun
didunia pendidikan sebagai guru.
8/13/2019 Ptk Penugasan
22/151
8/13/2019 Ptk Penugasan
23/151
diselesaikan.7 tugas yang diberikan guru kepada peserta didik bersifat
edukatif yaitu dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran.
Metode pemberian tugas belajar adalah cara penyajian bahan pelajaran
dengan menugaskan pelajar-pelajar mempelajari sesuatu yang kemudian
harus dipertanggung jawabkan.8
Teknik pemberian tugas atau resitasi biasanya digunakan dengan tujuan
agar peserta didik memiliki hasil belajar yang lebih mantap karena peserta
didik melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas; sehingga
pengalaman peserta didik dalam mempelajari sesuatu dapat lebih
terintegrasi.9
Tugas yang paling sering diberikan dalam pembelajaran matematika
adalah PR yang diartikan sebagai latihan menyelesaikan soal-soal. Melalui
pemberian PR kepada peserta didik diharapkan proses pencapaian tujuan
pembelajaran berjalan dua arah, dirumah dan disekolah. PR bisa
dipergunakan sebagai pengantar untuk masuk kedalam materi baru atau
mengelaborasi atas sejumlah kemampuan anak atas materi belajar yang baru
selesai diajarkan.10
Dalam penelitian ini yang dimaksud penugasan adalah pemberian tugas
pekerjaan rumah (PR)berupa soal-soal latihan, dimana materi itu belum
diajarkan kepada peserta didik.
Menurut Marzano, R.J dkk yang dikutip oleh Thomas yang tersaji dalam
situs
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/03/30/04305249/pr.apakah.perlu
dalam bukunya yang berjudul classsroom instruction that works menunjukkan
bahwa setidaknya ada 4hal penting yang perlu diperhatikan ketika gurumemberikan pekerjaan rumah kepada peserta didik, yaitu:
7Ulih Bukit Karo-karo, dkk,Metodologi Pengajaran, (Salatiga:CV, Saudara, 1981) hlm. 38
8Ibid, hlm. 399Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (jakarta:rineka cipta, 1991) hlm. 133
10Thomas,PR apakah perlu?
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/03/30/04305249/pr.apakah.perlu[senin,30 maret
2009/04:30]
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/03/30/04305249/pr.apakah.perluhttp://cetak.kompas.com/read/xml/2009/03/30/04305249/pr.apakah.perluhttp://cetak.kompas.com/read/xml/2009/03/30/04305249/pr.apakah.perluhttp://cetak.kompas.com/read/xml/2009/03/30/04305249/pr.apakah.perlu8/13/2019 Ptk Penugasan
24/151
1. Banyaknya pekerjaan rumah sebaiknya berbeda untuk setiap levelnya.
Banyaknya PR bagi peserta didik SD atau SMP tidak perlu sebanyak dan
seberat dengan PR yag diberikan kepada peserta didik SMA.
2. Keterlibatan orang tua diusahakan seminimal mungkin.
3. Tujuan setiap PR harus jelas dan dapat diterjemahkan secara konkret.
4. guru harus memberikan umpan balik (Feedback) atas setiap PR yang
diberikan.11
Menurut Hartono Kasmadi, terdapat dua bentuk latihan pekerjaan rumah,
yaitu:12
a) Latihan yang bersifat preporatori
Disini tugas rumah ditujukan untuk mempersiapkan materi
sebelum belajar dikelas dan guru menunjukkan bab atau bagian dari buku
pelajaran yang harus dibaca dirumah, atau tugas-tugas lain.
b) Latihan Lanjutan
Tugas ini bermaksud untuk melengkapi bahan yang sudah
diajarkan dan peserta didik menyusun tugas latihan untuk memperkaya
pelajaran diluar kelas.
B. Belajar
1. Pengertian Belajar
Menurut Clifford T. Morgan berpendapat bahwa Learning may be
defined as any relatively permanent change in behaviour which occurs as
a result of experience or practice,13 belajar adalah perubahan tingkah
laku yang relatif tetap sebagai akibat dari pengalaman atau latihan.
Winkel berpendapat, belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis,yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalm pengetahuan-pemahaman,
11Ibid12Hartono Kasnadi, Taktik Mengajar, (Semarang: IKIP Semarang Press, 1989) hlm. 137
13Clifford T. Morgan dan Richard A. King,Introduction to Psychology, (Tokyo: Grow
Hill, 1971), hlm. 63.
8/13/2019 Ptk Penugasan
25/151
keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif dan
berbekas.14
Menurut para ahli psikologi, belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.15
Meskipun dikalangan ahli psikologi terdapat keragaman dalam cara
menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar (learning). Namun, baik
secara eksplisit maupun implisit pada akhirnya terdapat kesamaan
maknanya, ialah bahwa definisi manapun konsep belajar itu selalu
menunjukkan kepada sesuatu proses perubahan perilaku atau pribadi
seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu.16
Menurut syekh Abdul Aziz dan Abdul Majid dalam kitab At-
Tarbiyatul wa Thuruqut Tadrismendenifisikan belajar sebagai berikut:
(Belajar adalah merupakan perubahan tingkah laku pada hati (jiwa) Si
pelajar berdasarkan yang sudah dimiliki menuju perubahan baru)
Dalam perspektif Islam, belajar atau menuntut ilmu merupakan
kewajiban bagi setiap orang Islam. Seperti sabda Nabi Muhammad SAW:
:
14W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta:Gramedia, 1989) hlm. 3615
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,1995),hlm. 2
16Abin Syamsuddin Makmun,Psikologi Kependidikan(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002),hlm. 157
17Shaleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Majid,At-tarbiyah wa Thuruqut Tadris, Juz I, (Mesir: DarulMaarif, t.th), hlm. 169.
8/13/2019 Ptk Penugasan
26/151
: ....)
(
Dari Hisyam bin Ammar, dari Hafsh bin Sulaiman, dari Katsir bin
Syindhir, dari Muhammad bin Sirin, dari Anas bin Malik r.a. berkata :
Rasulullah SAW bersabda: Menuntut ilmu adalah fardhu (kewajiban)
bagi tiap-tiap muslim... (HR. Imam Ibnu Majah)
Pandangan islam tentang proses memperoleh ilmu pengetahuan
menempatkan aktivitas pendidikan dan pengajaran pada derajat ibadah
dan kesucian.
,, ,
): (
)(19
Dari Hurairah RA, sesungguhnya Rosulullah SAW
bersabda: Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka
Allah akan memudahkan baginya menuju surga. (HR. Muslim)
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi
dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan
faktor ekstern.20
Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu
yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada
diluar individu.faktor yang datang dari diri peserta didik terutama
kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan peserta didik besar
sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Seperti
dikemukakan oleh clark bahwa hasil belajar peserta didik disekolah 70%
18Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, (Mesir : Darul Fikr, t.t.), hlm. 81.
19 Imam Abu Zakaria Yahya bin Syaraf AnNawawi, Riyadhus Shalihin, (Libanon : Darul KutubAl Ilmiah, 676 Hijriyah). Hlm. 370.
20OP.Cit, Slameto, hlm. 54
8/13/2019 Ptk Penugasan
27/151
dipengaruhi oleh kemampuan peserta didik dan 30% dipengaruhi oleh
lingkungan.21
a. Faktor Intern
1) Faktor jasmaniah
a) Faktor kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta
bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan adalah
keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap
belajarnya.
b) Cacat tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang
baaik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan. Cacat itu
dapat berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah
kaki, dan patah tangan, lumpuh, dll. Keadaan cacat tubuh juga
mempengaruhi belajar. Peserta didik yang cacat belajarnya
juga terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada
lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar
dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatan itu.
2) Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi belajar ada 7 faktor, yaitu:
a) Inteligensi
Inteligensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar.
Dalam situasi yang sama, peserta didik yang mempunyai
tingkat inteligensi yang tinggi akan lebih behasil daripada
yang mempunyai inteligensi yang rendah.b) Perhatian
Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang
dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu
obyek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Untuk dapat
21Nana Sudjana, dasar-dasar proses belajar mengajar, (bandung : sinar baru algensindo,
1995)hlm. 39
8/13/2019 Ptk Penugasan
28/151
menjamin hasil belajar yang baik, maka peserta didik harus
mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika
bahan pelajaran tidak menjadi perhatian peserta didik, maka
timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar.
c) Minat
Hilgard memberi rumusan tentang minat adalah sebagai
berikut:interest is persisting tendency to pay attention to and
enjoy some activity or content.Minat adalah kecenderungan
yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus
menerus yang disertai dengan rasa senang. Berbeda dengan
perhatian, karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam
waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan
senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan perasaan
senang dan dari situ diperoleh kepuasan.
d) Bakat
Bakat atau aptitudemenurut hilgard adalah: The capacity
to learn. Dengan perkataan lain bakat adalah kemampuan
untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi
kecakapan yang nyata sesudah belajar/berlatih. Jika bahan
pelajaran yang dipelajari peserta didik sesuai dengan bakatnya,
maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan
pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya.
e) Motif
Motif erat sekali hubugannya dengan tujuan yang akandicapai. Didalam menentukan tujuan itu perlu berbuat,
sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu
sendiri sebagai daya penggerak/ pendorongnya.
f) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan
seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk
8/13/2019 Ptk Penugasan
29/151
melaksanakan kecakapan baru. Anak yang sudah siap(matang)
belum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar.
Belajarnya akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang).
Jadi kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu tergantung
dari kematangan dan belajar.
g) Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response atau
bereaksi. Kesediaan timbul dari dalam diri seseorang dan juga
berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti
kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu
diperhatikan dalam proses belajar, karena jika peserta didik
belajar dan padanya sudah ada persiapan, maka hasil
belajarnya akan lebih baik.
3) Faktor kelelahan
Kelelahan dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan
jasmani dan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemahnya
tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh.
Kelelahan jasmani terjadi karena kekacauan substansi sisa
pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak/kurang lancar
pada bagian-bagian tertentu. Kelelahan rohani dapat dilihat
dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan
dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.
b. Faktor Ekstern
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dikelompokkan
menjadi 3 faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktormasyarakat.
1) Faktor keluarga
a) Cara orangtua mendidik
Cara orangtua mendidik anaknya besar pengaruhnya
terhadap belajar anaknya. Keluarga adalah lembaga
pendidikan yang pertama dan utama.
8/13/2019 Ptk Penugasan
30/151
b) Relasi antaranggota keluarga
Relasi antaranggota keluarga ini erat hubungannya dengan
cara orangtua mendidik. Relasi antaranggota keluarga yang
tidak baik akan menebabkan perkembangan anak terhambat,
belajarnya terganggu dan bahkan dapat menimbulkan masalah-
masalah psikologis yang lain.
c) Suasana rumah
Suasana ruamh dimaksudkan sebagai situasi/kejadian-
kejadian yang sering terjadi didalam keluarga dimana anak
berada dan belajar. Suasana rumah juga merupakan faktor
yang penting yang tidak termasuk faktor yang disengaja.
Suasana rumah yang gaduh/ ramai dan semrawut tidak akan
memberi ketenangan kepada anak yang belajar.
d) Keadaan ekonomi keluarga
Keadaan ekonomi keluarga juga erat hubungannya dengan
belajar anak. Selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, juga
membutuhkan fasilitas belajar. Terlebih lagi jika keadaan
keluarga menjadikan anak harus ikut bekerja membantu
perekonomian keluarga, hal itu juga akan mengganggu belajar
anak.
e) Pengertian orangtua.
Anak belajar perlu dorongan dan pegertian orangtua. Anak
terkadang mengalami lemah semangat, disinilah perlunya
dorongan dan pengertian orangtua, membantu sedapat
mungkin kesulitan yang dialami anak disekolah.2) Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup:
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi
siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah,
standar pelajaran, keadaan gedung, dan tugas rumah.
3) Faktor Masyarakat
8/13/2019 Ptk Penugasan
31/151
8/13/2019 Ptk Penugasan
32/151
Agar peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran, maka
diperlukan berbagai upaya dari guru untuk dapat membangkitkan
keaktifan mereka. Sehubungan dengan pentingnya upaya guru dalam
membangkitkan keaktifan peserta didik dalam belajar, R. Ibrahim dan
Nana Syaodih mengemukakan bahwa: Mengajar merupakan upaya yang
dilakukan oleh guru agar peserta didik belajar. Dalam pengajaran peserta
didiklah yang menjadi subjek, dialah pelaku kegiatan belajar. Agar
peserta didik berperan sebagai pelaku dalam kegiatan belajar, maka
hendaknya guru merencanakan pengajaran, yang menuntut peserta didik
banyak melakukan aktivitas belajar. Hal ini tidak berarti peserta didik
dibebani banyak tugas. Aktivitas atau tugas-tugas yang dikerjakan peserta
didik hendaknya menarik minat peserta didik, dibutuhkan dalam
perkembangannya, serta bermanfaat bagi masa depannya25.
Menurut Dimyati Dalam setiap proses belajar, peserta didik selalu
menampakan keaktifan. Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Mulai
dari kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai kegiatan psikis yang
susah kita amati. Kegiatan fisik biasanya berupa membaca, mendengar,
menulis, berlatih keterampilan-keterampilan, dan sebagainya. Contoh
kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah pengetahuan yang
dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan
suatu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan, dan
kegiatan psikis yang lain26.
Dalam proses pembelajaran, peserta didik mengaktifkan berbagai
macam inderanya untuk dapat menyerap dan mencapai hasil belajar yang
maksimal. Keaktifan belajar peserta didik ini akan mempengaruhi hasilbelajar yang ia peroleh. Semakin tinggi tingkat keaktifan diharapkan
semakin besar hasil yang diperoleh. Sebenarnya terdapat berbagai macam
aktivitas peserta didik yang dilakukan ketika kegiatan pembelajaran
25Ibid26
Dimyati.Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), hal 45
8/13/2019 Ptk Penugasan
33/151
berlangsung, tetapi dapat dikelompokkan mengingat banyak aktivitas
yang sejenis.
Di lain pihak, Sudjana mengatakan bahwa keaktifan peserta didik
dapat dilihat dalam hal turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya,
terlibat dalam pemecahan masalah, bertanya kepada peserta didik lain
atau kepada guru jika tidak memahami persoalan yang dihadapinya.
Selain itu, keaktifan peserta didik ditandai pula dengan berusaha mencari
berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah,
melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru, menilai
kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang sejenis, kesempatan
menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperoleh dalam
menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapi27
.
4. Definisi Hasil Belajar
Menurut WS. Winkel, mendefinisikan hasil belajar sebagai
perubahan sikap atau tingkah laku setelah anak melalui kegiatan belajar.28
Sedangkan menurut sudjana, hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman
belajarnya.29
Kemampuan-kemampuan peserta didik dalam pencapaian
hasil belajar peserta didik dalam proses belajar oleh Benyamin Bloom
mengklasifikasikan secara garis besar menjadi 3 ranah sebagai berikut.
a. Ranah kognitif, berkenaan dengan sikap hasil belajar intelektual yang
terdiri dari 6 aspek yaitu ingatan, aplikasi, analisis, sintesis dan
evaluasi.
b. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari 5 aspek yaitu
penerimaan, jawaban atas reaksi, penilaian, organisasi daninternalisasi.
c. Ranah psikomotorik, berkenaan denganskilsl(keterampilan).30
27Oemar Hamalik,Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2007), hal. 175-17628
WS. Winkel,Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta: Gramedia, 1983), hlm. 48.29Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,1999), cet. 6, hlm. 22.
30Catharina Tri Anni, dkk,Psikologi Belajar, (Semarang: UPT MKK UNNES, 2006), hlm. 7-10.
8/13/2019 Ptk Penugasan
34/151
Dari beberapa uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah nilai yang dicapai seseorang dengan kemampuan
maksimal. Hasil belajar merupakan hal yang penting yang akan dijadikan
sebagai tolak ukur keberhasilan peserta didik dalam belajar dan sejauh
mana sistem pembelajaran yang diberikan guru berhasil/tidak.
Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berupa
kemampuan kognitif dalam memecahkan masalah dan aktifitas belajar
peserta didik pada sub pokok bahasan keliling dan luas bangun datar
segiempat di kelas VIIB MTs Fatahillah.
C. Metode Penugasan Dalam Pembelajaran Matematika
1. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan
terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik
yang beragam agar terjadi interaksi yang optimal antara guru dengan
peserta didik serta antara peserta didik dengan peserta didik.31
Sedangkan matematika secara etimologi, istilah mathematics
(Inggris), mathematic (Jerman), mathematique (Perancis), matematicio
(Itali), matematiceski (Rusia), atau mathematic/wiskunde (Belanda),
berasal dari bahasa Latin mathematica, yang mulanya diambil dari bahasa
Yunani mathematike, yang berarti relating to learning. Mathema yang
berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata mathematike
sangat berhubungan erat dengan sebuah kata lainnya yang serupa, yaitu
mathanein yang mengandung arti belajar (berfikir).32
Jadi pembelajaran matematika adalah proses atau kegiatan gurumata pelajaran matematika dengan mengajarkan matematika kepada
peserta didik yang di dalamnya terkandung upaya untuk menciptakan
iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan
31 Amin Suyitno, Pemilihan Model-Model Pembelajaran dan Penerapannya di Smp, bahanajar, pelatihan (Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2004), hlm. 1, t.d.
32Mutadi,Pendekatan Efektif Dalam Pembelajaran Matematika, (Jakarta: PUSDIKLAT Tenaga
Teknis Keagamaan-DEPAG, 2007), hlm. 14.
8/13/2019 Ptk Penugasan
35/151
kebutuhan peserta didik tentang matematika yang amat beragam agar
terjadi interaksi optimal antara guru dengan peserta didik serta antara
peserta didik dengan peserta didik lainnya dalam mempelajari
matematika.
Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung,
mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi pengukuran
dan geometri, aljabar, peluang dan statistika, kalkulus dan
trigonometri. Matematika juga berfungsi mengembangkan
kemampuan mengkomunikasikan gagasan melalui model matematika
yang dapat berupa kalimat dan persamaan matematika, diagram,
grafik atau tabel.33
Tujuan pembelajaran matematika adalah:34
1) Melatih cara berpikir dan bernalar secara matematis.
2) Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi
dan penemuan.
3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
4) Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau
mengkomunikasikan gagasan kepada orang lain.
Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua
peserta didik dari SD hingga perguruan tinggi. Ada beberapa alasan
tentang perlunya peserta didik belajar matematika. Cornelius
mengemukakan 5 alasan perlunya belajar matematika.35
a. Matematika merupakan sarana berpikir yang jelas.
b. Matematika merupakan sarana pemecahan masalah kehidupansehari-hari.
33 Arini Math, Definisi Matematika, http://arinimath.blogspot.com./2008/02/definisi-
matematika, html (diakses tanggal 14 Desember 2009).34
Ibid.35 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 1999), hlm. 253.
http://arinimath.blogspot.com./2008/02/definisi-http://arinimath.blogspot.com./2008/02/definisi-8/13/2019 Ptk Penugasan
36/151
c. Matematika merupakan sarana mengenal pola-pola hubungan
generalisasi pengalaman.
d. Matematika merupakan sarana untuk mengembangkan
kreativitas.
e. Matematika merupakan sarana untuk meningkatkan kesadaran
terhadap perkembangan budaya.
Untuk mempelajari matematika hendaklah berprinsip pada hal-hal
berikut:
a. Mengulangi pelajaran yang telah dipelajari atau diajarkan
merupakan suatu kebutuhan dan bukan suatu beban sehingga
Materi matematika disusun menurut urutan tertentu atau setiap
topik matematika berdasarkan subtopik tertentu.
b. Seorang peserta didik dapat memahami suatu topik matematika
jika telah memahami subtopik pendukung atau pra Syaratnya.
c. Perbedaan kemampuan antar peserta didik dalam mempelajari
atau memahami suatu topik matematika ditentukan oleh
perbedaan penguasaan subtopik pra syaratnya.
d. Penguasaan topik baru oleh peserta didik tergantung pada topik
sebelumnya.
e. Dilaksanakan dengan ikhlas dalam mengerjakan tugas yang
berupa latihan soal-soal.
2. Penugasan dan Relevansinya dengan Pembelajaran Matematika
Belajar dan mengajar adalah dua kegiatan yang tunggal tetapi memiliki
makna yang berbeda. Belajar diartikan sebagai suatu perubahan tingkah
laku karena hasil dari pengalaman yang diperoleh sedangkan mengajaradalah kegiatan menyediakan kondisi yang merangsang serta
mengarahkan kegiatan belajar peserta didik untuk memperoleh
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang dapat membawa
perubahan tingkah laku. Seperti yang dikemukakan oleh Sudjana bahwa
mengajar pada hakekatnya adalah suatu proses yaitu proses mengatur,
mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar anak didik sehingga dapat
8/13/2019 Ptk Penugasan
37/151
menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan bimbingan atau
bantuan kepada anak didik dalam melakukan proses belajar mengajar.36
Nasution mengemukakan bahwa mengajar pada hakekatnya adalah
suatu proses yakni proses mengatur, mengorganisasikan lingkungannya
sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi
proses belajar.37
Metode penugasan biasa disebut metode pemberian tugas atau metode
tugas. Metode ini merupakan salah satu metode yang ingin menerapkan
learning by doing dari John Dewey. Tugas tersebut diberikan kepada
individu maupun kelompok. Mereka akan melaksanakannya di dalam
maupun di luar kelas dan di luar jam pelajaran. Adapun tugas yang bisa
diberikan oleh guru itu banyak macamnya antara lain PR untuk Bidang
Studi Matematika.
Efektivitas metode ini sudah pernah dibuktikan di Singapura pada
tahun 1993 sehingga membuat negara tersebut menjadi nomor satu di
dunia untuk bidang matematika dan IPA (Science). Di Singapura pada
tahun 1993, untuk bidang matematika dan sains, keberhasilan siswanya
adalah nomor satu di dunia. AS termasuk nomor 27 dan 17 untuk bidang
studi yang sama. Alasannya sangat sederhana, para siswa di sana sangat
rajin mengerjakan PR di bawah bimbingan gurunya. Guru memiliki
dedikasi yang tinggi untuk membuat soal dan memeriksa PR anak
didiknya. Setiap minggu guru-guru menghabiskan waktu 10 jam untuk
membuat soal PR, setiap siswa disana menghabiskan waktu 4,6jam
perhari untuk mengerjakan PR, sementara para siswa di dunia berkisar 2-
3 jam
38
36Syaiful Bahri Djamarah,Psikologi Belajar, (Jakarta; Rineka Cipta, 2002), hlm.45.
37Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005), hlm. 182.
38http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2008/07/pengaruh-pemberian-pr-dalam.html [30 des
2008]
http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2008/07/pengaruh-pemberian-pr-dalam.htmlhttp://makalahdanskripsi.blogspot.com/2008/07/pengaruh-pemberian-pr-dalam.html8/13/2019 Ptk Penugasan
38/151
Dalam penelitian ini PR ini diberikan kepada peserta didik pada akhir
pelajaran, dimana materi PR merupakan materi yang akan dipelajari
peserta didik pada pertemuan pembelajaran berikutnya. PR ini berupa
soal-soal latihan, yang akan dikerjakan peserta didik diluar jam pelajaran
khususnya dirumah.
Tugas atau PR tersebut ditujukan untuk membekali dan
mempersiapkan peserta didik dalam pembelajaran selanjutnya agar
pemahaman peserta didik pada materi yang diberikan akan lebih
mendalam. Dengan dasar learning by doing, diharapkan kesan pada diri
anak akan lebih mendalam dan mudah diingat. Dengan adanya PR ini,
pengalaman peserta didik atas suatu masalah akan dapat dibina lebih kuat
dengan bimbingan dari guru dan belajar kelompok bersama teman.
Disamping itu, adanya kesempatan untuk bertanya setelah menghadapi
soal/perintah yang tak terpecahkan saat pembelajaran berlangsung, akan
menambah pemahaman peserta didik pada materi yang dipelajari.
Dengan demikian keterbatasan waktu di kelas untuk memecahkan
suatu masalah atau pemahaman suatu materi akan terpecahkan dengan
adanya penambahan waktu belajar peserta didik dirumah. Disamping itu,
dengan adanya PR peserta didik didorong untuk mencari sendiri
bahan/sumber pengetahuan yang berkaitan dengan apa yang mereka
pelajari.
adapun langkah-langkah pembelajaran melalui pemberian tugas PR
adalah :
1. Guru memberikan salam kepada semua peserta didik
2. Guru mengadakan presensi terhadap kehadiran peserta didik3. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
4. PR dikumpulkan
5. peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok kecil
6. Guru memberikan lembar kerja kepada peserta didik.
7. Setiap kelompok mendiskusikan untuk mengisi lembar kerja
8. Perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil diskusi
8/13/2019 Ptk Penugasan
39/151
p
l
Gambar 2.1
Gambar 2.2
9. Pembahasan PR sekaligus pendalaman materi
10. peserta didik diminta merangkum kembali materi yang telah
dipelajari hari itu.
11. Guru memberikan PR tentang soal-soal materi selanjutnya.
D. Materi pokok segi empat
Segiempat merupakan salah satu materi yang diajarkan di kelas VII
semester genap dengan
Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan segitiga serta
menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar : Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan
segiempat serta menggunakannya dalam
pemecahan masalah
Segiempat adalah bangun datar yang memiliki empat buah sisi.
Segiempat yang diteliti adalah persegi panjang, jajargenjang, dan belah
ketupat.
a. Persegi panjang
Sifat-sifat persegi panjang:
1) Sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar
( // )
2) Kedua diagonal sama panjang dan saling
berpotongan dan membagi dua diagonal sama
panjang
3) Keempat sudutnya siku-siku.
Keliling dan Luas persegi panjang
K = 2(p+l) keterangan:K = Keliling
L = p x l L = LuasP = Panjang
L = Lebar
b. Jajargenjang
8/13/2019 Ptk Penugasan
40/151
A
D C
B
q
p
a
A
C
B
D
O
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Jajargenjang adalah suatu segiempat dengan sisi-sisi yang
berhadapan sama panjang dan sejajar.39
Sifat-sifat jajargenjang:
1) Sisi-sisi yang berhadapan sama
panjang dan sejajar.AB // CD, BC // AD
2) Sudut-sudut yang berhadapansama besar
A =C, danB =D
3) Jumlah sudut-sudut yang berdekatan adalah 1800
A+B = 1800 C+D =1800
B+C =1800 D+A =1800
4) Kedua diagonal saling berpotongan membagi diagonal menjadi
dua sama panjangAO = CO, dan BO = D
Keliling Jajargenjang
Keliling jajargenjang adalah jumlah panjang sisinya.
Lihat gambar jajargenjang diatas, panjang CD =pdan AD = q,sehingga
Keliling ABCD = AB+ BC+ CD +DA
= p + q + p + q
= 2 ( p + q )
Simpulan:
Untuk setiap jajargenjang ABCD jika keliling K, maka K = 2 x (p + q)
Luas jajargenjang
39Cucun cunayah,dkk,pelajaran matematika untuk SMP/MTs kelas VII, (Bandung: Yrama
Widya,2007)hlm,349
8/13/2019 Ptk Penugasan
41/151
t
a
t t
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 2.5
Gambar 2.6
1. Perhatikan Gambar (1)
a. Bangun datar diatas adalah jajargenjangb. Alasnya= 5 satuan
c. tingginya = 3 satuan
2. Gambar (1) diubah dengan sedemikian rupa menjadi bangun (2)
3. Perhatikan Gambar (2)a. Bangun datar yang terbentuk adalah persegi panjang
b. Panjangnya 5 satuanc. Lebarnya 3 satuan
4. Bangun datar pada gambar (1) dan gambar (2) adalah samaJadi : Luas gambar (1) = Luas gambar (2)
= Luas daerah persegi panjang
= p x l
= 5 x 3
= 15 satuan
Simpulan : Jika sebuah Jajar Genjang dengan alas(a), tinggi (t), dan luas
daerah (L), maka, L = a x t
c. BelahketupatBelahketupat dibentuk dari gabungan segitiga sama kaki dan
bayangannya setelah dicerminkan terhadap alasnya.
Sifat-sifat belah ketupat:1) Semua sisi sama panjang2) Kedua diagonal merupakan
sumbu simetri3) Sudut-sudut yang berhadapan
sama besar dan dibagi dua sama
besar oleh diagonal-diagonalnya.
a. Keliling Belah ketupat
8/13/2019 Ptk Penugasan
42/151
A
B
C
D
A
B
C
D
O
Gambar 2.7
Gambar 2.6
Keliling belahketupat adalah jumlah panjang keempat sisinya
Keliling belahketupat ABCD = AB + BC +CD + DA
b. Luas Belah ketupat
Belahketupat ABCD disamping
dibentuk oleh dua buah segitigasama kaki yang kongruen, maka luas
daerah belahketupat adalah:L = luas ABC + luas ADC
= 2
1. AC. BO + 2
1. AC . DO
=2
1. AC ( BO + DO)
=2
1. AC . BD
Misalkan AC disebut diagonal ke1 dan dinotasikan d1, sedangkan
BD disebut diagonal ke-2 dan dinotasikan d2. Jadi rumus luas daerah
belahketupat adalah :
L =
2
1. d1. d2
Dengan ringkasan materi diatas maka peserta didik harus mampu
menentukan langkah-langkah yang tepat dan sistematis dalam setiap
penyelesaian masalah sub pokok bahasan segiempat. Materi segiempat ini
membutuhkan pemahaman konsep yang matang, sehingga diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, terlebih lagi pemahaman
8/13/2019 Ptk Penugasan
43/151
konsep ini sangat dibutuhkan saat peserta didik menemukan soal berupa
soal cerita.
Berdasarkan keterangan diatas maka peneliti menggunakan Metode
penugasan karena metode ini mengedepankan pemahaman konsep yang
dituangkan dalam bentuk Pekerjaan Rumah (PR), dengan adanya PR ini
peserta didik dapat belajar sendiri, sehingga mereka akan menemukan
konsep yang dianggap sulit. kemudian saat proses belajar mengajar
berlangsung, peserta didik hanya memantapkan konsep materi. Karena
metode pembelajaran ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar
siswa secara individual.
Kesiapan awal yang ditemukan oleh peserta didik akan besar
pegaruhnya bagi pendalaman pada materi selanjutnya. Sehingga metode
pemberian tugas sebelum materi diajarkan ini akan sangat membantu
dalam kesiapan awal dan pemahaman konsep materi bagi peserta didik.
E. Kajian Pustaka
Dalam Tesis yang ditulis oleh mahasiswa pascasarjana UNNES,
Parmin yang berjudul Meningkatkan Aktifitas dan Hasil Belajar Bologi
dengan Metode Pemberian Tugas Berwawasan SETS pada siswa kelas X
Madrasah Aliyah Matholiul Huda Pati, penelitian ini mengkaji
pemberian tugas berwawasan lingkungan atau SETS ( Science
Environment Technology and society) pada mata pelajaran Biologi untuk
meningkatkan aktifitas dan hasil belajar.Disamping itu juga terdapat Tesis penelitian oleh mahasiswa
pascasarjana Universitas Negeri Malang (UNM), Erman Syarif yang
berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Geografi
Fmipa Unm Melalui Penerapan Metode Pemberian Tugas Untuk Analisis
Data Kependudukan penelitian ini mengkaji tentang analisis data
8/13/2019 Ptk Penugasan
44/151
8/13/2019 Ptk Penugasan
45/151
8/13/2019 Ptk Penugasan
46/151
yang berpengaruh pada hasil belajar peserta didik dalam materi pokok
segiempat. Disamping itu, peneliti juga melaksanakan pengamatan
terhadap tindakan guru dalam pembelajaran.
d. Refleksi
Datadata yang diperoleh melalui observasi dianalisis dan
didiskusikan dengan guru mitra sebagai kolaborator. Dalam penelitian
ini hasil pengamaatn kemudian didiskusikan dengan kolaborator yaitu
guru pelajaran matematika dan dicari solusi dari permasalahan
pembelajaran yang telah berlangsung. Berdasarkan hasil observasi
guru dapat merefleksi diri tentang penerapan metode penugasan dalam
materi pokok segiempat untuk meningkatkan hasil peserta didik dalam
pembelajaran matematika. Dengan melihat dan mengamati apakah
tindakan yang telah dilakukan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil
belajar peserta didik dalam materi pokok segiempat.
2. Rancangan Penelitian
Tahapan langkah penelitian ini disusun dalam siklus. Penelitian ini
dirancang dalam 3 siklus, yang terdiri dari pra siklus, siklus 1, dan siklus
2. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai
berikut:
a. Pra siklus
Dalam pra siklus ini peneliti akan melihat pembelajaran
matematika dengan materi persegi panjang didalam kelas. Pada
pelaksanaan pra siklus ini guru belum memberikan tugas atau pekerjaan
rumah(PR) pada akhir pertemuannya.Dalam pelaksanaan pembelajaran pra siklus ini juga akan diukur
dengan indikator penelitian yaitu keaktifan dan hasil belajar peserta didik
(rata-rata kelas dan ketuntasan belajar klasikal). Hal ini dilakukan sebagai
dasar untuk membandingkan keberhasilan pembelajaran dengan
penerapan metode penugasan pada siklus 1 dan siklus 2.
8/13/2019 Ptk Penugasan
47/151
b. Siklus 1
1. Perencanaan
a) Peneliti dan guru merencanakan materi jajar jenjang dengan
menerapkan metode penugasan
b) Peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
pada materi yang telah direncanakan
c) Peneliti menyiapkan PR sebagai tugas peserta didik pada
pertemuan selanjutnya.
d) Peneliti menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) sebagai bahan
diskusi peserta didik.
e) Peneliti menyiapkan lembar pengamatan yang meliputi lembar
pengamatan aktivitas peserta didik dan lembar pengamatan
guru dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran.
f) Peneliti menyiapkan evaluasi sebagai tes akhir siklus.
2. Tindakan
a) Guru memberikan salam kepada semua peserta didik
b) Guru mengadakan presensi terhadap kehadiran peserta didik
c) Guru memberikan appersepsi dan motivasi kepada peserta
didik
d) PR dikumpulkan
e) Siswa dibentuk dalam beberapa kelompok kecil
f) Guru memberikan lembar kerja kepada siswa.
g) Setiap kelompok mendiskusikan untuk mengisi lembar kerja
h) Perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil diskusi
i) Pembahasan PR sekaligus pendalaman materij) Siswa diminta merangkum kembali materi yang telah
dipelajari hari itu.
k) Pemberian soal evaluasi pada siswa.
l) Mengumpulkan hasil evaluasi.
m) Guru memberikan PR tentang soal-soal materi selanjutnya,
yaitu belah ketupat.
8/13/2019 Ptk Penugasan
48/151
8/13/2019 Ptk Penugasan
49/151
f) Peneliti menyiapkan evaluasi sebagai tes akhir siklus.
2. Tindakan
a) Guru memberikan salam kepada semua peserta didik
b) Guru mengadakan presensi terhadap kehadiran peserta didik
c) Guru memberikan appersepsi dan motivasi kepada peserta
didik
d) PR dikumpulkan
e) Siswa dibentuk dalam beberapa kelompok kecil
f) Guru memberikan lembar kerja kepada siswa.
g) Setiap kelompok mendiskusikan untuk mengisi lembar kerja
h) Perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil diskusi
i) Pembahasan PR sekaligus pendalaman materi
j) Siswa diminta merangkum kembali materi yang telah
dipelajari hari itu.
k) Pemberian soal evaluasi pada siswa.
l) Mengumpulkan hasil evaluasi.
3. Pengamatan
a) Pengamatan terhadap peserta didik
Penelitian mengamati aktivitas belajar baik peserta didik
dengan guru maupun peserta didik dengan peserta didik dalam
proses pembelajaran
b) Pengamatan terhadap guru
Peneliti mengamati guru dalam pengelolaan kegiatan
pembelajaran dengan metode penugasan.
4. RefleksiRefleksi merupakan analisis dan evaluasi yang berkaitan
dengan pelaksanan kegiatan pembelajaran metode penugasan pada
tahap siklus 1 yang dilakukan peneliti bersama kolaborator.
a) Menganalisis hasil pengamatan siklus 2 untuk membuat
simpulan terhadap pelaksanaan pengajaran di siklus 2.
8/13/2019 Ptk Penugasan
50/151
b) Mendiskusikan hasil analisis dalam pelaksanaan siklus 2 untuk
mendapatkan suatu kesimpulan. Pada siklus 2 ini melalui
metode penugasan diharapkan keaktifan dan hasil belajar
matematika siswa kelas VII MTs Fatahillah Ngaliyan
Semarang lebih meningkat dari siklus 1.
3. Kolaborator
Kolaborator dalam penelitian tindakan kelas adalah orang yang
membantu mengumpulkan data-data tentang penelitian yang sednag
digarap bersama-sama dengan peneliti. Kolaborator dalam penelitian ini
adalah guru matematika kelas VII-B di MTs. Fatahillah yaitu bapak
Slamet santoso, S.Si.
4. Subjek Penelitian
Subjek yang akan diteliti pada penelitian ini adalah peserta didik
kelas VII-B di MTs Fatahillah Ngaliyan Semarang, sejumlah 36 siswa,
yang terdiri dari 19 peserta didik laki-laki, dan 17 peserta didik
perempuan.
5. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 18 Mei
sampai 4 Juni 2009 di kelas VII-B MTs. Fatahillah Bringin Ngaliyan
Semarang.
B. Indikator Keberhasilan
1. Tercapainya tujuan ke 1, yaitu ada peningkatan keaktifan belajar pada
peserta didik kelas VII-B MTs. Fatahillah Bringin dalam menyelesaikan
soal pada materi segiempat, dengan rata-rata aktifitas adalah 75%.Dengan jenis aspek sebagai berikut:
a) Keaktifan peserta didik dalam mengerjakan dan mengumpulkan tugas
(PR)
b) Ketuntasan peserta didik dalam menyelesaikan tugas PR
c) Keaktifan peserta didik dalam mendiskusikan lembar kerja
siswa(LKS).
8/13/2019 Ptk Penugasan
51/151
d) Kecekatan peserta didik dalam membentuk kelompok.
e) Keseriusan peserta didik dalam berdiskusi.
f) Keaktifan dalam bertanya.
g) Keterampilan saat menjawab pertanyaan.
h) Keberanian peserta didik dalam menuliskan jawaban soal di papan
tulis.
i) Kecakapan dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan
kelas.
j) Kemampuan peserta didik dalam menarik kesimpulan tentang solusi
masalah yang dihadapi.
2. Tercapainya tujuan ke 2, yaitu ada peningkatan hasil belajar peserta didik
kelas VII-B MTs. Fatahillah Bringin dalam menyelesaikan soal pada
materi segiempat, yang ditandai rata-rata hasil belajar adalah 60 dengan
ketuntasan belajar 85%.
C. Teknik Pengumpulan Data
Dasar untuk mencapainya suatu penelitian ini, maka diperlukan data yang
mempunyai validitas yang tinggi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
beberapa metode yaitu:
1) Metode observasi
Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan
mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan
melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.41
Metode ini digunakan untuk mengamati kegiatan guru dan peserta didik
dalam proses pembelajaran sehingga dapat diketahui apakah prosespembelajaran berlangsung efektif.
41 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 149.
8/13/2019 Ptk Penugasan
52/151
2) Metode dokumentasi
Dokumentasi adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan
atau peristiwa pada waktu yang telah lalu. Metode ini digunakan untuk
mengetahui dan mendapatkan daftar nama peserta didik yang akan diteliti.
3) Metode wawancara
Metode ini dilakukan untuk memperoleh data-data tentang
permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran sebelum pemberian
tindakan, diantaranya strategi dan metode pembelajaran yang digunakan
dalam pembelajarn matematika, aktivitas dan hasil belajar peserta didik
sebelum pemberian tindakan.
4) Metode Tes
Tes dipakai untuk mengukur kemampuan siswa baik
kemampuan awal, perkembangan atau peningkatan kemampuan selama
dikenai tindakan, dan kemampuan siswa pada akhir tindakan.42 Metode
ini digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik dalam belajar
dan pembelajaran matematika, tes dilaksanakan pada setiap pembelajaran
dan akhir siklus.
D. Metode Analisis Data
Data hasil pengamatan diolah dengan analisis deskriptif untuk
menggambarkan keadaan peningkatan indikator keberhasilan tiap siklus dan
untuk menggambarkan keberhasilan pembelajaran melalui strategi
penugasan.
1. Data keaktifan peserta didik
Adapun perhitungan persentase keaktifan peserta didik dalammengikuti pembelajaran adalah sebagai berikut:
Persentase(%) = %100xN
n
Keterangan:
n = skor yang diperoleh tiap peserta didik
42Op.cit, hlm. 9-23.
8/13/2019 Ptk Penugasan
53/151
N = jumlah seluruh skor
2. Data mengenai hasil belajar
Data mengenai hasil belajar diambil dari kemampuan kognitif
peserta didik dalam memecahkan masalah dianalisis dengan
menghitung rata-rata nilai ketuntasan belajar.
a. Menghitung rata-rata
Untuk menghitung nilai rata-rata digunakan rumus:43
N
xx =
Keterangan:
= rata-rata nilai
x = jumlah seluruh nilai
N = jumlah peserta didik
b. Menghitung ketuntasan belajar
1) Ketuntasan belajar individu
Data yang diperoleh dari hasil belajar peserta didik dapat
ditentukan ketuntasan belajar individu menggunakan analisis
deskriptif persentase dengan perhitungan:
Ketuntasan belajar individu:
%100xmaksimumnilai
diperolehyangnilai
Peserta didik dikatakan tuntas belajar secara individu
apabila nilai mereka mencapai minimal 6,0.
2) Ketuntasan belajar klasikal
Data yang diperoleh dari hasil belajar dapat ditentukan
ketuntasan belajar klasikal menggunakan analisis deskriptif
persentase dengan perhitungan.
Ketuntasan belajar klasikal:
43Sudjana,Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 1996), hlm. 67.
8/13/2019 Ptk Penugasan
54/151
%100xdidikpesertaseluruh
belajartuntasyangdidikpeserta
Keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu
menyelesaikan atau mencapai minimum 6,0 sekurang-kurangnya 85% dari
jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut
8/13/2019 Ptk Penugasan
55/151
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Madrasah
1. Sejarah Berdirinya Madrasah
Keberadaan MTs Fatahillah dilatarbelakangi atas keprihatinan
akan nasib dan masa depan anak-anak usia sekolah di lokasi MTs,
khususnya yang berhubungan dengan pendidikan formal. Kurangnya
perhatian orang tua terhadap dunia pendidikan menjadikan banyak anak
yang putus sekolah. Sehingga setelah menyelesaikan pendidikan di MI
atau SD, sebagian besar dari mereka tidak melanjutkan ke jenjangselanjutnya (SMP/MTs). Ironisnya untuk anak-anak putri ada yang harus
menikah di usia dini yang merupakan kebiasaan pada saat itu. Walaupun
ada sebagian yang melanjutkan ke pendidikan formal atau ke pesantren.
Melihat kondisi tersebut para pendiri MTs yang dipelopori oleh 5
tokoh masyarakat, yaitu Bapak Nashori S.Pd.I, Bapak Nur Cholis, S.Pd.I,
Bapak Abdul Djalal, Bapak Ahmad Munaji, Bapak Sualim,
bermusyawarah untuk mendirikan sebuah MTs. Niat baik ini mendapat
dukungan dari tokoh masyarakat, ulama dan orang tua peserta didik.
Kemudian maksud mulia ini ditindaklanjuti dengan permohonan SK
sebagai tanda legalitas ke departemen agama kota Semarang, dan pada
tahun 1984 resmi berdiri MTs Fatahillah dibawah naungan yayasan
Miftahul Huda.
Ketika pertama kali berdiri, MTs Fatahillah hanya memiliki 16
peserta didik, dengan gurunya adalah lima tokoh tadi, dan pada tahun
1986/1987 meluluskan 12 peserta didik, karena 4 peserta didik lainnya
keluar sekolah. Pada saat itu lokasi MTs Fatahillah masih menjadi satu
atau menumpang dengan MI Miftahul Akhlaqiyah, sehingga peserta didik
MTs Fatahillah masuk siang. Selanjutnya untuk tenaga pengajar dibantu
oleh Bapak Ali Kasmiran, Bapak Suhari , Bapak Budi Hardjo, Bapak Ali
Sofwan, Bapak Purwadi.
8/13/2019 Ptk Penugasan
56/151
Kepala madrasah pertama kali adalah Bapak Nur Cholis S.Pd.I.
Beliau memegang jabatan sejak tahun 1984 sampai tahun 1990. pada
tahun 1990 MTs Fatahillah telah memiliki lokal dan gedung sendiri.
Selanjutnya kegiatan belajar mengajar dilakukan mulai pagi hari, adapun
kepala sekolah MTs Fatahillah yang kedua adalah Bapak Achmad
Chalimin yang menjabat mulai tahun 1990 sampai tahun 1994/1995.
karena kesadaran masyarakat akan kebutuhan pendidikan formal
meningkat, akhirnya jumlah peserta didik MTs Fatahillah juga
meningkat. Selanjutnya untuk menampung peserta didik, sebagian lokal
menumpang MI Miftakhul Akhlaqiyah. Kepala sekolah MTs Fatahillah
yang ketiga adalah Bapak KH Thohir Abdullah al Hafidz, yang menjabat
mulai tahun 1995 sampai tahun1998, selanjutnya tahun 1999 sampai
tahun 2002 Ibu Qurrutul Aini al Hafidzoh yang juga berprofesi sebagai
dosen fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang menjadi kepala
sekolah MTs Fatahillah yang keempat. Pada tahun 2002/2003 jabatan
kepala sekolah MTs Fatahillah vakum, dan yang ditunjuk menjadi pejabat
sementara kepala MTs Fatahillah adalah Bapak Zainul Muttaqim S.Ag
karena prestasinya baik dan grafik perkembangan MTs Fatahillah terus
positif. Pada tahun 2004 ada penambahan gedung baru untuk kelas VII,
IX A dan IX B. selanjutnya pada bulan Agustus 2008 jabatan kepala
sekolah MTs Fatahillah dipegang oleh Bapak Nashori S.Pd.I. Namun
mulai bulan Agustus 2009 ini yang menjadi kepala sekolah MTs
Fatahillah adalah bapak H Lukmanul Amin AH.Lc.MSi sampai sekarang.
2. Identitas Madrasah
Nama Madrasah : MTs FatahillahAlamat Madrasah : Jl. Falatehan no. 9 Beringin
Kecamatan : Ngaliyan
Kota : Semarang
Tahun Berdiri : 1984
Status Yayasan : Milik Miftakhul Huda
Luas Lokasi : 500 m2
8/13/2019 Ptk Penugasan
57/151
8/13/2019 Ptk Penugasan
58/151
d. Jam 4 : Pukul 09.00 09.40 WIB
e. Istirahat 1 : Pukul 09.40 10.00 WIB
f. Jam 5 : Pukul 10.00 10.40 WIB
g. Jam 6 : Pukul 10.40 11.20 WIB
h. Jam 7 : Pukul 11.20 12.00 WIB
i. Istirahat 2 : Pukul 12.00 12.40 WIB
j. Jam 9 : Pukul 12.40 13.20 WIB
k. Jam 10 : Pukul 13.20 14.00 WIB
B. Hasil Penelitian Tindakan
Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan, untuk meningkatkan
keaktifan dan hasil belajar matematika materi pokok segiempat peserta didik
kelas VII MTs Fatahillah Semarang, penelitian ini dilaksanakan dalam 3
siklus yaitu Pra siklus, siklus I dan siklus 2. Pra siklus merupakan persiapan-
persiapan yang dilakukan peneliti sebelum menerapkan strategi penugasan,
siklus I terdiri dari dua kali pertemuan dan siklus 2 juga terdiri dari dua kali
pertemuan. Penelitian ini dilaksanakan selama 30 hari yang dimulai pada
pertengahan bulan Mei tahun 2009. Penelitian ini dilaksanakan di Kelas VIIA
yang terdiri dari 36 peserta didik, tetapi selama penelitian tidak semua peserta
didik dapat mengikuti dari awal sampai akhir penelitian. Hal ini dikarenakan
ada peserta didik yang tidak hadir pada saat pembelajaran.
Pelaksanaan penelitian ini mencakup empat tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi/pengamatan dan refleksi. Untuk Hasil
Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai berikut.
1. Pra siklusBerdasarkan informasi yang diperoleh dari wawancara (27 maret
2009) dengan Bapak Slamet Santoso,S.Si selaku guru matematika kelas
VIIB MTs. Fatahillah Bringin menyatakan bahwa pembelajaran
matematika memang telah menerapkan metode penugasan, namun
penugasan yang selama ini diterapkan berupa latihan soal dengan materi
yang telah diajarkan. Dengan kata lain metode penugasan dengan materi
8/13/2019 Ptk Penugasan
59/151
8/13/2019 Ptk Penugasan
60/151
30 Soffi Wunaizzah 75 TUNTAS
31 Sri Bekti Sulasih 60 TUNTAS
32 Supiati Ainun Ni'mah 60 TUNTAS
33 Tutik Quratu Aini 65 TUNTAS34 Umi Chabibah 60 TUNTAS
35 Hisyam Abdurrahman 45 TIDAK TUNTAS
36 Subeki 60 TUNTAS Jumlah 1945
Rata-rata =
didikpeserta
nilai=
36
1945= 54.03
Hal ini juga diperkuat dengan pengamatan keaktifan peserta didik MTs
Fatahillah tahun pelajaran 2008-2009 saat pelaksanaan prasiklus
belangsung.
Hasil Pengamatan Keaktifan Prasiklus
No Aspek Pengamatan Presentase
keaktifan
(%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Keaktifan peserta didik dalam mendengarkan
instruksi atau penjelasan dari guruKeaktifan peserta didik dalam mendiskusikan
lembar kerja siswa(LKS)Keaktifan peserta didik dalam bertanya
Kepiawaiyan saat menjawab pertanyaanKecakapan dalam mempresentasikan hasil diskusi
Kemampuan peserta didik dalam menarik
kesimpulan
50
40
45
5050
55
Jumlah 290
Untuk hasil pengamatan oleh peneliti yang dilihat dari indikator
kesiapan dan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran
matematika pada tahap prasiklus dapat diprosentasekan bahwa keaktifan
peserta didik dalam proses pembelajaran sebelum diterapkan metode
penugasan yaitu:
Prosentase Keaktifan (%) =
tanpengamaaspek
prosentase
8/13/2019 Ptk Penugasan
61/151
=6
%290
= 48 %
Pada siklus I penelitian yang telah dilakukan akhirnya diperoleh data-
data sebagai berikut.
2. Siklus I
a. Perencanaan
Sebelum memasuki siklus I guru dan peneliti melakukan
kolaborasi untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan pada
kegiatan siklus I, dalam kolaborasi tersebut dapat dihasilkan
komponen-komponen sebagai berikut:
a. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus I
b. Lembar kerja siswa (LKS) siklus I
c. Lembar observasi peserta didik siklus I
d. Lembar observasi guru siklus I
e. Soal PR
f. Soal evaluasi siklus Ib. Pelaksanaan Tindakan
Penelitian siklus I ini dilaksanakan dalam dua kali tatap muka atau
dua pertemuan, seperti dalam tabel dibawah ini :
Jadwal Pelaksanaan Siklus I
Hari/ Tanggal WaktuPertemuan
ke-Materi
Senin,25 Mei 2009
2 x 40 1
Mengidentifikasi
sifat-sifat jajargenjang
Menemukan rumus
dan menghitungkeliling jajargenjang
Rabu,
27 Mei 20092 x 40 2
Menemukan rumus
dan menghitung luas
jajargenjang.
Evaluasi siklus I
8/13/2019 Ptk Penugasan
62/151
Deskripsi pelaksanaan tindakan pembelajaran adalah sebagai berikut:
Pertemuan I
Pertemuan I dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Senin, 25 Mei 2009
Waktu : 12.40-14.00 WIB
Materi : Mengidentifikasi sifat-sifat, menemukan rumus
dan menghitung keliling jajargenjang
Pada pertemuan I ini, guru masuk kelas VII-B pada jam 12.40
WIB. Saat guru masuk sebagian peserta didik masih dalam perjalanan
dari mushola karena usai melaksanakan sholat dhuhur berjamaah.
Setelah semua peserta didik masuk dalam ruang kelas guru melakukan
absensi, dan ternyata semua peserta didik hadir dalam pembelajaran.
Sebelum memasuki materi, guru memberikan appersepsi materi
sebelumnya yaitu menghitung keliling dan luas daerah persegi
panjang. Setelah appersepsi dilakukan guru menanyakan pekerjaan
rumah yang diberikan kemarin dan dikumpulkan. Guru bertanya,
Siapa yang belum mengerjakan PR? silahkan angkat tangan!? dengan
ragu beberapa peserta didik mengangkat tangannya, ternyata ada 9
peserta didik yang belum mengerjakan PR. Pembelajaran dilanjutkan
dengan pembagian peserta didik menjadi beberapa kelompok dimana
setiap kelompok terdiri dari 4-5 peserta didik, pembagian kelompok
dilakukan secara acak. Guru mengumumkan pembagian kelompok
dan meminta peserta didik berkumpul dengan kelompoknya masing-
masing. Suasana kelas menjadi gaduh saat peserta didik berpindah
tempat untuk berkelompok, ada yang saling berebut tempat dudukuntuk kelompoknya, ada pula yang ribut mencari anggota
kelompoknya.
Setelah peserta didik tenang, guru meminta peserta didik
mendiskusikan lembar kerja yang telah diberikan. Selama proses
diskusi ada beberapa anak yang masih bercanda dengan temanya dan
bermain melipat-lipat kertas. Kemudian guru menegur mereka
8/13/2019 Ptk Penugasan
63/151
sehingga mereka menjadi tenang dan konsentrasi berdiskusi.
Meskipun masih saja ada peserta didik yang tetap bermain melipat
kertas, peserta didik itu adalah Moch.Yanuar Abdillah. Setelah diskusi
selesai, guru meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusi kedepan kelas. Namun belum ada perwakilan kelompok
yang berani untuk mempresentasikan, setelah menunggu beberapa
waktu akhirnya ada satu kelompok yang berani presentasi, mereka
yaitu kelompoknya Shiddiq Maani. Setelah presentasi selesai,
kelompok yang lain boleh menanggapi hasil presentasi.
Pembelajaran dilanjutkan dengan pembahasan PR. Guru meminta
peserta didik menuliskan jawaban PR dipapan tulis. Guru
bertanya,silahkan siapa yang mau maju ke depan untuk menuliskan
jawaban PR dipapan tulis?. Namun tidak ada seorang peserta didik
yang menjawab. Akhirnya guru menunjuk peserta didik agar
menuliskan jawaban PR di papan tulis, mereka adalah Lisa Umi
Hanik dan Ali Maksum. Setelah peserta didik menuliskan jawaban
PR, guru dan peserta didik lain mengkoreksi jawaban sekaligus
pendalaman materi.
Setelah pendalaman materi oleh guru kepada peserta didik selesai.
Guru bertanyasampai disini ada yang belum paham dan ada yang
ingi bertanya?. Peserta didik menjawab tidak pak, guru sekali lagi
menekankan kepahaman peserta didik dengan bertanya, paham?.
Peserta didik menjawab paham. Karena dirasa peserta didik sudah
paham, guru meminta peserta didik menyimpulkan materi. ada yang
bisa menyimpulkan sifat-sifat jajargenjang? guru bertanya. Seorangpeserta didik mengangkat tangan, dia adalah siti Nur Qoriah saya
pak, sifat-sifat jajar genjang adalah Sisi-sisi yang berhadapan sama
panjang dan sejajar. Sudut-sudut yang berhadapan sama besar. Jumlah
sudut-sudut yang berdekatan adalah 1800.
Kedua diagonal saling
berpotongan membagi diagonal menjadi dua sama panjang bagus,
bagaimana dengan rumus keliling jajar genjang?guru kembali
8/13/2019 Ptk Penugasan
64/151
8/13/2019 Ptk Penugasan
65/151
8/13/2019 Ptk Penugasan
66/151
b) Ketuntasan peserta didik dalam menyelesaikan tugas PR
mencapai prosentase sebanyak 48.6% yang mendapatkan
kriteria cukup baik.
c) Peserta didik sudah cukup aktif dalam berdiskusi
d) Rata-rata Peserta didik sudah cukup cekatan dalam
membentuk kelompok.
e) Peserta didik rata-rata sudah serius dalam dalam berdiskusi.
f) Masih banyak Peserta didik yang masih takut untuk bertanya.
g) Peserta didik sudah cukup baik dalam menjawab pertanyaan
baik dari guru maupun dari peserta didik lain.
h) Banyak peserta didik yang masih takut untuk menuliskan
jawaban soal di papan tulis.
i) Peserta didik masih takut untuk mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas, sehingga guru harus menunjuk terlebih
dahulu peserta didik untuk maju mewakili kelompoknya
masing-masing..
j) Kemampuan peserta didik dalam menarik kesimpulan materi
sudah cukup baik.
2) Hasil pengamatan aktivitas guru
a) Kemampuan guru dalam membuka pelajaran, mengkondisikan
kelas dan memberi apersepsi sudah baik Guru belum maksimal
dalam membimbing peserta didik dalam diskusi kelompok.
b) Guru sudah melatih peserta didik untuk bekerja secara
kelompok dengan baik.
c) Guru belum memberikan bimbingan baik pada individualmaupun kelompok yang mengalami kesulitan.
d) Guru kurang memberikan motivasi peserta didik untuk
menyampaikan hasil diskusi di depan kelas.
e) Guru belum memberikan penghargaan terhadap kelompok
yang berhasil mendiskusikan Lembar Kerja Siswa dan
8/13/2019 Ptk Penugasan
67/151
8/13/2019 Ptk Penugasan
68/151
Perencanaan perbaikan yang akan dilakukan oleh peneliti dan
guru untuk pelaksanaan siklus II berdasarkan kekurangan-kekurangan
pada siklus I adalah sebagai berikut:
1) Guru akan memberikan motivasi pada peserta didik agar
menggunakan PR sebagai sarana belajar.
2) Guru akan lebih maksimal dalam membimbing peserta didik yang
mengalami kesulitan.
3) Guru akan memberikan motivasi pada peserta didik agar berani
mempresentasikan hasil diskusi dan berani untuk bertanya.
4) Guru akan memberikan penghargaan kepada kelompok yang mau
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
5) Hasil belajar peserta didik belum mencapai indikator keberhasilan
sehingga perlu dilakukan siklus II.
3. Siklus II
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil Refleksi pada siklus I, guru dan peneliti
melakukan kolaborasi untuk mempersiapkan segala sesuatu yang
diperlukan pada kegiatan siklus 2, dalam kolaborasi tersebut dapat
dihasilkan komponen-komponen sebagai berikut:
a. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus II
b. Lembar kerja siswa (LKS) siklus II
c. Lembar observasi peserta didik siklus II
d. Lembar observasi guru siklus II
e. Soal PR f. Soal evaluasi siklus II
b. Pelaksanaan Tindakan
Seperti pada penelitian siklus I, penelitian siklus II ini
dilaksanakan dalam dua kali tatap muka atau dua pertemuan, seperti
dalam tabel dibawah ini :
8/13/2019 Ptk Penugasan
69/151
Jadwal Pelaksanaan Siklus II
Hari/ TanggalWaktu Pertemuan
ke-Materi
Kamis,
28 Mei 2009
2 x 40'
1
Mengidentifikasi sifat-sifat belahketupat
Menemukan rumus
dan menghitung
keliling belahketupat
Senin,
1 juni 2009
2 x 40'
2
Menemukan rumus
dan menghitung luas
daerah belahketupat
evaluasi
Deskripsi pelaksanaan tindakan pembelajaran adalah sebagai
berikut:
Pertemuan I
Pertemuan I dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Senin, 25 Mei 2009
Waktu : 12.40-14.00 WIB
Materi : Mengidentifikasi sifat-sifat, menemukan rumus
dan menghitung keliling belahketupat.
Pertemuan I ini, guru masuk kelas VII-B pada jam 12.40
WIB. Berbeda dengan pertemuan lalu, saat guru masuk seluruh
peserta didik telah siap dibangku mereka masing-masing. Kegiatan
pembelajaran diawali oleh guru mengucapkan salam, dilanjutkan
peserta didik menjawab salam dengan serempak. Guru mengabsen
peserta didik. Pada pertemuan 1, semua peserta didik masuk sekolah
sehingga jumlah peserta didik genap 36 peserta didik. Setelahmengabsen, guru memberikan appersepsi tentang materi sebelumnya
yaitu menghitung luas jajargenjang. Kemudian guru menanyakan
pekerjaan rumah yang diberikan kemarin dan dikumpulkan. Dari 36
peserta didik, hanya 1 peserta didik yang tidak mengerjakan PR. Guru
memberikan motivasi pada peserta didik dengan mengatakan bahwa
pada tahun 1993, untuk bidang matematika dan sains, Singapura
8/13/2019 Ptk Penugasan
70/151
8/13/2019 Ptk Penugasan
71/151
siklus I, pada pertemuan ini peserta didik terlihat antusias dan
berlomba menuliskan jawaban PR di papan tulis. Setelah peserta didik
menuliskan jawaban PR, guru dan peserta didik lain mengkoreksi
jawaban sekaligus pendalaman materi. Guru bertanya, jadi, apa saja
sifat-sifat belah ketupat? dengan bergantian peserta didik menjawab
semua sisinya sama panjang, setiap sudutnya dibagi dua sama besar
oleh diagonal-diagonalnya, diagonal-diagonalnya berpotongan saling
tegak lurus, diagonal-diagonalnya berpotongan sama panjang.tiba-
tiba seorang peserta didik yaitu Subki bertanyapak, lalu apakah
belahketupat itu sama dengan persegi?. Sebelum guru menjawab
pertanyaan dari peserta didik guru menawarkan kepad