24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri jasa pada saat ini merupakan sektor ekonomi yang sangat besar dan tumbuh sangat pesat. Pertumbuhan tersebut selain diakibatkan oleh pertumbuhan jenis jasa yang sudah ada sebelumnya, juga disebabkan oleh munculnya jenis jasa baru, sebagai akibat dari tuntutan dan perkembangan teknologi. Kondisi ini secara langsung menghadapkan para pelaku bisnis kepada permasalahan persaingan usaha yang semakin tinggi. Mereka dituntut untuk mampu mengidentifikasikan bentuk persaingan yang akan dihadapi, menetapkan berbagai standar kinerjanya serta mengenali secara baik para pesaingnya.Dinamika yang terjadi pada sektor jasa terlihat dari perkembangan berbagai industri seperti perbankan, asuransi, penerbangan, telekomunikasi, retail, konsultan, pengacara dan perbengkelan.

Laporan Kwu Fix

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Kwu Fix

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Industri jasa pada saat ini merupakan sektor ekonomi yang sangat besar

dan tumbuh sangat pesat. Pertumbuhan tersebut selain diakibatkan oleh

pertumbuhan jenis jasa yang sudah ada sebelumnya, juga disebabkan oleh

munculnya jenis jasa baru, sebagai akibat dari tuntutan dan perkembangan

teknologi. Kondisi ini secara langsung menghadapkan para pelaku

bisnis kepada permasalahan persaingan usaha yang semakin tinggi. Mereka

dituntut untuk mampu mengidentifikasikan bentuk persaingan yang akan

dihadapi,

menetapkan berbagai standar kinerjanya serta mengenali secara baik para

pesaingnya.Dinamika yang terjadi pada sektor jasa terlihat dari perkembangan

berbagai industri seperti perbankan, asuransi, penerbangan, telekomunikasi, retail,

konsultan, pengacara dan perbengkelan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, bengkel memiliki arti

tempat memperbaiki mobil, sepeda, dan sebagainya. Pabrik kecil dan tempat

melakukan suatu kegiatan dengan arah dan tujuan yang pasti. Bengkel otomotif

adalah tempat dimana kendaraan diperbaiki oleh teknisi atau tenaga mekanik.

Pada dasarnya kegiatan perbengkelan adalah bagian dari kegiatan jaringan

layanan purna jual yang sekaligus berfungsi mendukung pemasaran produk yang

dijual (yang dalam hal ini adalah kendaraan bermotor). Dalam kenyataannya

layanan tidak hanya diberikan kepada kendaraan, tetapi diberikan pula kepada

manusianya yaitu pemilik kendaraan itu sendiri, sehingga mutu pelayanan bagi

keduanya harus menjadi perhatian yang serius.

Bagaimanapun sebuah bengkel adalah sebuah bentuk usaha sehingga secara

operasional harus menguntungkan (Profitable) dan layak (Feasible). Oleh

karenanya seluruh kegiatan harus berorientasi kepada perolehan laba. Namun

Page 2: Laporan Kwu Fix

demikian perlu diingatkan bahwa laba harus diperoleh dengan cara yang wajar

dan sehat sebab jika tidak demikian justru akan sangat merugikan bengkel itu

sendiri karena akan segera ditinggalkan oleh para pelanggannya.

Marketing atau pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu

yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barangatau jasa dalam

kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.Pemasaran

dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh

menjadi keinginan manusia. Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan

manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk

(product), penetapan harga (price), pengiriman barang (place), dan

mempromosikan barang (promotion). Strategi pemasaran merupakan hal yang

sangat penting bagi perusahaan dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara

mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Analisa pasar merupakan bagian penting

dalam manajemen pemasaran, karena dalam konsep pemasaranadalah

memberikan kepuasan pada konsumen sasaran (kebutuhan dan keinginan).

Analisa Pasar dianggap penting bagi pemasar yang berorientasi pada Marketing

Concept. Pemahaman terhadap pasar sangat penting agar dapat memilih dan

menetapkan keputusan-keputusan pemasaran yang efektif/tepat.

Marketing mix adalah suatu strategi marketing yang menekankan bagaimana

cara menjual produk seefektif mungkin. Berdasarkan data-data yang diperoleh dan

dikumpulkan, baik melalui proses komputerisasi maupun data yang dikoleksi

berdasarkan langganan, agar proses penjualan berjalan lancar. Dengan kata lain

marketing mix adalah merupakan variabel-variabel yang dipergunakan oleh setiap

perusahaan, sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan para

konsumen. Jadi marketing mix itu sendiri terdiri atas himpunan variabel-variabel

yang dapat dikendalikan dan digunakan oleh perusahaan untuk mmempengaruhi

tanggapan konsumen dalam pasar sasarannya.

Bengkel yang kami pilih ialah Bengkel Tembalang Motor yang sudah

berdiri selama 20 tahun. Bengkel ini milik keluarga Bapak Nuryanto. Beliau

berasal dari Semarang dan sudah menikah serta memiliki 1 anak. Luas bangunan

bengkel sekitar 7x9 m. Beliau memiliki 6 pekerja yang mendapatkan penghasilan

Page 3: Laporan Kwu Fix

yang berbeda-beda. Gaji yang diberikan Rp 200.000-Rp 280.000/minggu.

PegawaiBapak Nuryanto berasal dari lulusan SMP-STM. Terdapat shift kerja

yaitu pagi dan sore. Tidak adanya sanksi yang diberikan apabila pegawai tidak

tepat waktu. Bengkel Bapak Nuryanto juga menjual oli, ban, spare part, dan

minuman bersoda. Pengunjung yang datang setiap hari kira-kirasekitar 10 orang

dan 50% adalah mahasiswa. Beliau menerima service motor dan sepeda ontel.

Tarif yang dipakai untuk service biasa ialah Rp 17.000,-. Promosi bengkel hanya

melalui spanduk yang dipasang di depan bengkel serta melalui mulut ke mulut

dari pengunjung yang sudah datang.

B. Tujuan

1. Agar mahasiswa dapat melakukan pengamatan langsung ke lapangan

mengenai produk jasa.

2. Agar mahasiswa mengetahui konsep pemasaran salah satu produk jasa

yang ada di lingkungan sekitar.

3. Agar mahasiswa mengetahui aspek penting dalam suatu pemasaran.

4. Agar mahasiswa mengetahui konsep marketing mix dalam suatu

industri jasa.

5. Agar mahasiswa mengetahui aktivitas dalam kegiatan pemasaran.

C. Manfaat

1. Untuk mempelajari marketing mix yang ada dalam suatu industri jasa.

2. Untuk mengarahkan kombinasi yang sesuai dengan kebutuhan

perusahaan dalam membuat program pemasaran yang efektif.

3. Untuk membantu suatu industri jasa dalam mengevaluasi apa saja yang

masih diperlukan dalam usahanya.

4. Untuk memberikan inovasi-inovasi baru dalam pemsaran untuk suatu

industri jasa.

Page 4: Laporan Kwu Fix

BAB II

METODE

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik yakni suatu penelitian yang

bertujuan untuk memberikan gambaran tentang realitas pada obyek yang diteliti

secara obyektif. Penelitian ini menekankan pada satu variabel yakni

pengembangan model pendidikan berbasis kompetensi.

B. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data penelitian ini menggunakan :

Pengamatan (observasi), yaitu teknik pengumpulan data melalui pengamatan

langsung kepada obyek penelitian. Menurut Soeratno & Lincolin Arsyad (1993),

pengamatan atau observasi merupakan “cara pengumpulan data dengan jalan

melakukan pencatatan secara cermat dan sistematik”. Teknik observasi biasanya

dilakukan bersamaan dengan teknik lain untuk mengamati keadaan fisik, lokasi

atau daerah penelitian secara sepintas lalu (on the spot) dan dengan melakukan

pencatatan seperlunya.

C. Pendekatan Metode

Salah satu pendekatan metode yang bisa digunakan dalam metode diskusi, adalah

dengan pendekatan ORID. Sesuai dengan namanya metode diskusi dengan

menggunakan pendekatan ORID (Objective-Reflective-Interpretative-Decisional)

akan menggulirkan diskusi dalam proses mengalir dari pembahasan pada tahap

objective hingga tahap decisional.

Metode diskusi ORID digunakan untuk mempermudah komunikasi dalam

suatu kelompok. Menurut Cendikia (2002:7), dengan metode diskusi

menggunakan pendekatan ORID memungkinkan:

a. Setiap anggota kelompok memberikan kontribusinya (ide, masalah, usulan

dan sebagainya), sehingga aktif dalam proses pembelajaran.

Page 5: Laporan Kwu Fix

b. Terjadinya proses diskusi yang terfokus dan berarti.

c. Diskusi ini dirancang melalui tahap-tahap yang terencana, sehingga diskusi

dapat terfokus dan tidak keluar dari materi yang dibicarakan.

d. Hadir berbagai perspektif mengenai suatu topik dalam dialog yang tidak

kontrontatif.

e. Terjadinya kedalaman pemahaman secara bersama-sama dalam kelompok,

karena materi yang dipermasalahkan dibicarakan bersama.

f. Dihasilkan solusi dan rencana aksi yang spesifik, realitis dan masuk akal.

Menurut Cendikia (2002:9), menyatakan bahwa metode diskusi menggunakan

pendekatan ORID berusaha menghindari:

a. Terjadinya dominasi satu (beberapa) anggota kelompok dalam forum

karena setiap anggota kelompok memberikan kontribusi yang berupa ide,

pertanyaan, usulan dan lainnya.

b. Terjadinya pembicaraan yang berlarut-larut tak terfokus dan

membosankan. Setiap anggota berpartisipasi aktif, sehingga diskusi tidak

monoton yang membuat kebosanan dan diskusi diarahkan ke tujuan yang

diharapkan.

c. Adanya anggota kelompok yang tidak dapat menyampaikan pendapat,

karena setiap anggota kelompok diminta kontribusinya, berupa apa pun

baik ide atau pernyataan-pernyataan.

d. Terjadinya kesulitan menemukan kata sepakat dalam forum dengan

banyaknya masukan pemikiran dari anggota kelompok akan semakin

memudahkan menemukan kesepakatan bersama.

Menurut Cendikian (2002:10-12), alur proses diskusi ORID yang dilaksanakan

melalui tahap-tahap:

a. Definisikan tujuan

Definisikan tujuan objektif diskusi agar jelas apa yang akan didiskusikan atau

jelas tujuan yang didiskusikan dan tujuan eksperimental ini melihatkan proses

dari diskusi yang dilakukan.

Page 6: Laporan Kwu Fix

1) Tujuan objektif, meliputi:

Apa saja yang hendak diketahui, dipahami atau diputuskan dalam diskusi,

sehingga jelas apa yang akan dibahas.

2) Tujuan eksperimental, meliputi:

a) Bagaimana situasi dan interaksi antar peserta yang ingin dialami oleh

peserta selama proses diskusi.

b) Isu apa atau pengalaman apa yang ingin dialami oleh kelompok.

b. Pembukaan dan penjelasan konteks masalah

Penjelasan kepada peserta masalah (topik) yang akan didiskusikan cukup

global saja, tidak terlalu detail. Penjelasan yang terlalu detai dapat mengakibatkan

kerangka berfikir peserta terbatasi, dan cepat bosan. Yang terpenting dari tahap ini

adalah keikutsertaan (inveloment) peserta, baik secara fisik, fikiran dan emosi.

c. Tahap Objective

Pertanyaan yang diajukan fasilitator dalam tahap objective, adalah:

1) Apa yang diketahui, dilihat, didengar, dibaca atau diingat oleh peserta

mengenai topik yang dibahas (berupa fakta dan data). Dengan pertanyaan ini

akan memancing narasumber untuk mengemukakan apa yang diketahuinya.

2) Pengalaman apa yang pernah dialami oleh peserta dan relevan dengan topik

yang dibahas (kapan, kejadian apa, dan dimana), karena berupa pengalaman

yang dialami siswa akan membuat siswa tertarik untuk mengikuti diskusi yang

dilakukan dan akan menyampaikan apa yang menjadi pengalaman yang

pernah dialami.

d. Tahap Reflective

Pada tahap reflective pertanyaan yang diajukan mengenai respon emosional

peserta atas fakta dan data yang telah didapat pada tahap objective. Pada tahap ini

akan semakin memperjelaskan apa sebenarnya permasalahan yang sedang dibahas

dalam diskusi.

Page 7: Laporan Kwu Fix

e. Tahap Interpretative

Tujuan dari tahap Interpretative adalah pengetahuan esensi dari topik yang

dibahas. Pernyataan-pernyataan dalam tahap ini, misalnya: apakah dampak dari

masalah itu, dan sebagainya. Dengan pernyataan ini siswa dapat mencari solusi

dari permasalahan, karena mengetahui inti dari topik yang dibicarakan.

f. Tahap Decisional

Review poin-poin penting dari diskusi dan mengingatkan peserta pada tujuan

objectif yang harus dicapai. Dalam tahap ini fasilitator mengajak atau memotivasi

kelompok untuk membuat keputusan berdasarkan hasil diskusi pada tahap-tahap

sebelumnya.

g. Konfirmasi dan penutupan

Melakukan review kembali setiap poin-poin penting yang disepakati atau diterima

dalam diskusi. Menuliskan kembali poin-poin tersebut di tempat yang bisa

diperhatikan oleh seluruh peserta. Menelusuri sejarah, mulai dari bagaimana poin

tersebut diusulkan, dibahas sampai disepakati. Menanyakan pada forum apakah

ada yang salah atau kurang memuaskan dalam proses diskusi.

D. Alasan Pemilihan Metode

Berdasarkan beberapa metode yang ada kelompok kita lebih menerapkan metode

ORID. Karena metode ini sangat sesuai dengan apa yang akan kita amati dari

bengkel sasaran.

Berdasarkan kegunaan metode dengan pendekatan ORID, maka diskusi akan

berjalan dengan lancar. Dimana kelompok kami harus memberikan kontribusinya,

sehingga aktif dalam pembelajaran. Proses diskusi ini dilakukan secara bertahap-

tahap agar topik atau objek yang dibahas tidak keluar dari jalurnya. Dengan

adanya tahapan tersebut, maka solusi yang dihasilkan akan lebih spesifik dan

masuk akal.

Melalui pendekatan ORID, maka kelompok kami berusaha untuk menghindari

tidak terjadinya dominasi satu (beberapa) kelompok dalam diskusi, sehingga

Page 8: Laporan Kwu Fix

diharapkan seluruh pihak dapat terlibat aktif dalam mengemukakan idenya.

Adapun topik yang dibicarakan menarik untuk dibahas secara kelompok

khususnya mengenai seputar bengkel tembalang motor, sehingga akan

memudahkan bagi kelompok kami untuk mengambil kesimpulan.

4 P PADA BENGKEL

A. Product (The Services)

Produk jasa merupakan produk yang dapat memberikan manfaat, memenuhi

kebutuhan konsumen, dan dapat memuaskan konsumen. Sesungguhnya pelanggan

tidak membeli barang atau jasa, tetapi membeli manfaat dari sesuatu yang

ditawarkan. Pengertian yang ditawarkan menunjukkan sejumlah manfaat yang

didapat oleh konsumen, baik barang atau jasa maupun kombinasinya.

Produk merupakan kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh seseorang

atau lembaga untuk memenuhi kebutuhan pasar, (Marius P. Angipora, 2002 : 26)

Produk adalah sifat yang kompleks, baik dapat diraba, termasuk bungkus, warna,

harga, prestise, perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer,

yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan, (Basu

Swastha, 2002 : 94).

Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan produsen untuk diperhatikan,

diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan

kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan, (Fandy Tjiptono, 2008 : 95)

Produk tidak hanya diciptakan menurut definisi produk itu saja. Perusahaan di

dalam menghasilkan produk juga harus memperhatikan penggolongan produk itu

sendiri yang dapat digolongkan menjadi beberapa bagian menurut tujuan

pemakaiannya. Penggolongan produk menurut Kotler et.al dalam Ancellawati

(2000:215-218) dibagi menjadi:

Page 9: Laporan Kwu Fix

a) Klasifikasi Barang Konsumen (Consumer Goods)

Barang konsumen dapat dikelompokkan berdasarkan kebiasaan berbelanja

konsumen menjadi:

1) Barang konvenien (convenience goods)

Adalah barang yang biasanya sering dibeli oleh pelanggan tanpa

membutuhkan banyak pertimbangan dan hanya membutuhkan sedikit

usaha.

2) Barang shopping (shopping goods)

Adalah barang yang selama proses pemilihan dan pembelian, pelanggan

biasanya melakukan pembandingan berdasarkan beberapa kriteria

seperti kesesuaian, kualitas, harga dan gaya.

3) Barang spesial (Speciality Goods)

Adalah barang yang memiliki karekteristik unik atau pengenalan merk

sehingga untuk itu sekelompok pembeli terbiasa untuk melakukan

upaya pembelian khusus.

4) Barang yang tidak dicari (Unsought Goods)

Adalah barang yang tidak diketahui oleh konsumen atau kalau diketahui

biasanya tidak terpikirkan untuk dibeli.

b) Klasifikasi Barang Industri (Industrial Goods)

Barang industri dapat dikelompokkan berdasarkan bagaimana mereka

memasuki proses dan kemahalan relatifnya.

Menurut Payne dalam Tjiptono (2000 :135):

Produk jasa merupakan rangkaian pemuasan nilai yang kompleks. Orang membeli

jasa membeli jasa untuk memecahkan masalah dan mereka melekatkan nilai pada

jasa-jasa dalam kaitannya dengan kemampuan jasa yang dipersepsikan untuk

memecahkan masalah tersebut”

Untuk penawaran suatu produk menurut Payne dalam Tjiptono (2000 :134)

disarankan bahwa penawaran produk dapat dilihat dari beberapa level yaitu:

1. Produk inti atau generik.

Ini terdiri dari produk jasa dasar, misalnya tempat tidur di kamar hotel

untuk malam hari

Page 10: Laporan Kwu Fix

2. Produk yang diharapkan

Ini terdiri dari produk generik bersama dengan pembelian minimal yang

perlu dipenuhi.

3. Produk yang diperluas (augmented product)

Ini merupakan bidang yang memungkinkan suatu produk dibedakan dari

yang lain.

4. Produk potensial

Ini terdiri dari seluruh sifat dan manfaat tambahan potensial yang memang

atau mungkin merupakan utilitas bagi pembeli.

Produk di Bengkel Tembalang Motor

Produk jasa yang terdapat dalam bengkel Tembalang Motor yaitu service yang

memuaskan konsumen sebagai produk intinya. Hal ini dikarenakan pemiliknya

tidak asal pilih dalam menerima karyawannya. Para pekerjanya merupakan

pekerja yang ahli di bidangnya masing-masing. Sehingga kualitas dalam service

Pada bengkel tersebut terjamin.

Pada Bengkel Tembalang Motor juga melakukan shift pekerja. Para pekerjanya

bekerja bergantian dari pukul 07.30 – 16.30 bahkan hingga pukul 21.00. Ini

merupakan produk yang diharapkan konsumen sehingga kualitas service bengkel

tersebut tidak akan menurun karena para pekerja tidak terlalu lelah dengan

dilakukannya shift pekerja ini.

Selain itu pada bengkel Tembalang Motor menjual oli, ban, dan spare part lain

yang lengkap dan berkualitas. Hal ini disebut sebagai Augmented Product.

Dengan ini keterbutuhan konsumen pun terpenuhi. Barang barang ini tertata rapi

di tempatnya sehingga tidak mengganggu pemandangan konsumen.

Sebagai produk potensialnya, bengkel ini juga menjual minuman bersoda untuk

para pelanggan. Jadi, konsumen yang merasa haus karena menunggu service

motornya bisa membeli minuman bersoda yang ada di bengkel tersebut.

B. Price

Page 11: Laporan Kwu Fix

Harga merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam pemasaran,

tanpa harga sesuatu barang yang dihasilkan tidak akan memiliki nilai. Harga

merupakan satu-satunya elemen campuran pemasaran yang mengeluarkan hasil,

sementara elemen lain seperti, tempat, produk, promosi pastinya merupakan

biaya. Harga juga adalah salah satu elemen yang paling fleksibel dalam campuran

pemasaran, karena harga mudah untuk diubah mengikuti kesesuaian pasar. Di

bengkel motor yang kelompok 1 telah teliti, nilai total yang pelanggan akan

keluarkan terhadap jasa yang telah diproduksi oleh bengkel tersebut adalah nilai

produk ditambah nilai layanan, nilai personel, dan juga nilai citra.

Nilai produk yang dikeluarkan oleh bengkel ini adalah nilai produk berupa

alat-alat yang mereka gunakan untuk membantu produksi jasa mereka, karena kita

pastinya mengetahui bahwa setiap jasa yang diproduksi pastinya mempunyai

produk pendukungnya. Contohnya pada bengkel ini ialah, ban akan disediakan

untuk mengganti ban pelanggan yang rusak dan juga oli yang akan disiapkan pada

saat service motor lalu alat pengganti ban serta alat lainnya yang membantu

perbaikan motor. Di bengkel ini nilai produk yang mereka berikan berbeda-beda

sesuai dengan harga pasar karena bengkel ini tidak menghasilkan produk maka ia

membeli produk di pasaran. Produk yang diberikan beserta harganya :

a. Ban Dalam

1. Asli Rp 50.000,- sampai Rp 80.000,- (tergantung

merek)

2. Tiruan Rp 30.000,-

b. Ban Luar

1. Asli Rp 200.000,- sampai Rp 250.000,-

(tergantung merek)

2. Tiruan Rp 160.000,-

c. Spare Part

1. Lampu Rp ?

2. Spion Rp ?

3. Stiker Rp ?

4. Jok Rp ?

Page 12: Laporan Kwu Fix

d. Oli Rp 30.000,-

e. Oli bekas Rp. 0 (diberikan gratis kepada pelanggan

yang minta)

Nilai layanan yang dimaksudkan disini berupa nilai yang diberikan untuk

memberikan pelayanan yang telah diberikan kepada pelanggan. Contoh nilai

layanan yang diberikan oleh bengkel ini adalah service, di bengkel ini service

yang diberikan bukan hanya penggantian bahan-bahan motor saja tetapi juga

ditambah pelayanan pemasangan bahan-bahan tersebut. Harga service yang

ditawarkan bengkel ini Rp 20.000 tergantung dengan bahan-bahan motor yang

akan diganti, jika service+ganti oli biasanya diberikan potongan harga, kira-kira

harga yang diberikan Rp ?. Di bengkel ini juga melayani tune-up dengan harga Rp

17.000,-.

Nilai personal yang disebutkan merupakan nilai yang harus dibayarkan

terhadap personal/ karyawan yang telah melakukan jasa tersebut, bukan hanya

karyawan saja yang diberikan harga tetapi pemilik juga memberikan harga untuk

dirinya sendiri. Di bengkel ini nilai yang diberikan pada karyawannya yang telah

bekerja adalah Rp ? dan karyawan juga mendapatkan upah makan diluar upah inti.

Nilai citra disini adalah nilai dari nama sebuah perusahaan yang

memproduksi jasa. Nilai Citra akan diberikan terhadap ketenaran dan kepopuleran

nama perusahan, jika semakin tinggi kepopuleran sebuah perusahaan tersebut

maka produk yang akan dihasilkanpun akan tinggi juga harganya. Pada

perusahaan bengkel ini, harga yang diberikan terhadap jasa yang telah dihasilkan

tidak memasukkan nilai citra, karena bengkel ini tidak terlalu mencetar akan

namanya, karena apabila perusahaan bengkel tersebut memberi nilai pada citra

pastinya akan ada kenaikan harga yang akan ditotalkan dari keseluruhan nilai

yang telah diperhitungkan. Perusahaan bengkel ini hanya memberikan harga pada

nilai produk, layanan dan personal serta disesuaikan dengan harga yang ada

dipasaran (fleksibel).

Harga yang diberikan oleh bengkel ini menjadikan pilihan bagi

pelanggannya untuk terus tetap datang, karena harga yang mereka tetapkan telah

Page 13: Laporan Kwu Fix

mereka perhitungkan dengan matang sesuai dengan harga pasar dan juga harga

pelanggan total (Nilai produk, layanan dan personal).

C. Place (Tempat atau distribusi)

Definisi menurut Philip Kotler mengenai distribusi adalah : “The various

the company undertakes to make the product accessible and available to target

customer”. ( Berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat

produknya mudah diperoleh dan tersedia untuk konsumen sasaran ). Keputusan

penentuan lokasi dan saluran yang digunakan untuk memberikan jasa kepada

pelanggan melibatkan pemikiran tentang bagaimana cara mengirimkan atau

menyampaikan jasa kepada pelanggan dan dimana hal tersebut akan dilakukan.

Ini harus dipertimbangkan karena dalam bidang jasa sering kali tidak dapat

ditentukan tempat dimana akan diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan.

Saluran distribusi dapat dilihat sebagai kumpulan organisasi yang saling

bergantungan satu sama lainnya yang terlibat dalam proses penyediaan sebuah

produk atau pelayanan untuk digunakan atau dikonsumsi. Penyampaian dalam

perusahaan jasa harus dapat mencari agen dan lokasi untuk menjangkau populasi

yang tersebar luas.

Sebagai salah satu variabel marketing mix, place atau distribusi

mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu perusahaan

memastikan produknya, karena tujuan dari distribusi adalah menyediakan barang

dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat

yang tepat.

Manfaat place dalam pemasaran  

Pertama : Konsumen mudah memperoleh produk Anda. Dengan

banyaknya produk yang ada dipasar, apalagi dengan banyaknya produk-produk

substitusi, maka distribusi yang direncanakan dengan baik dapat membantu

produk tersebut tersebar dengan cepat. Dengan demikian, maka konsumen akan

mudah memperoleh produk tersebut di pasar.

Page 14: Laporan Kwu Fix

Coba Anda renungkan, seandainya Anda mencari teh botol merek tertentu

di suatu toko, namun teh botol tersebut tidak ada, apakah Anda tidak jadi minum

teh botol tersebut ? Kemungkinan besar Anda akhirnya akan mengkonsumsi teh

botol merek lain.

Konsumen mungkin cenderung mencari produk yang mudah diperoleh

atau tidak mau repot-repot mencari suatu produk tertentu ke tempat lain yang

jaraknya agak jauh atau memerlukan waktu lebih lama.

Kedua : Availaibility atau ketersediaan produk. Ketersediaan produk juga

mengandung makna ketersebaran produk. Jika produk tersedia di suatu outlet, itu

berarti produk tersebut terdistribusi lebih baik. Produk ada ‘di mana-mana’

sehingga mudah dicari konsumen. Teh botol sosro tersedia tidak saja di outlet

modern, tetapi juga ada di warung-warung bahkan sampai ‘menembus’ gang/

perkampungan.

Ketiga : Impulse buying. Konsumen mungkin pada mulanya tidak

berencana membeli suatu produk, namun karena konsumen melihat produk

tersbeut di toko, timbul niat untuk membelinya. Misalnya, Anda makan di suatu

rumah makan. Karena melihat teh botol merek tertentu maka Anda menjadi ingin

mengkonsumsi produk tersebut.

Kelompok 1 mendapatkan tugas untuk menganalisa bengkel yang

berhubungan dengan jasa. Menurut kelompok kami keadaan bengkel Castrol di

depan Rumah Makan Padang Murah tidak nyaman. Walaupun letaknya strategis

di dekat jalan raya tetapi keadaan bengkel kurang tertata rapi. Banyak barang-

barang yang berserakan di lantai seperti mur, baut, dan alat-alat bengkel lainnya.

Hal ini dapat mengakibatkan kecelakaan kerja, karena bisa saja pegawai bengkel

atau konsumnen menginjal alat bengkel tersebut dan bisa mengakibatkan luka.

Bengkel tersebut tidak memiliki satpam karena itu hanya bengkel milik

perorangan. Beda lagi jika bengekel tersebut milik perusahaan besar. Dan bengkel

yang kelompok kami analisa hanya bengkel motor saja. Tidak bisa membenarkan

mobil, walaupun menjual alat mobil namun tidak banyak, seperti ada ban serep

dalam mobil.

Page 15: Laporan Kwu Fix

Gambar 1. Keadaan Bengkel Castrol

Bengkel Castrol tersebut memiliki luas 7 x 9 meter sehingga hanya

memiliki kapasitas yang sedikit untuk lahan parkir dan servis motor. Sedangkan

pencahayaan pada bengkel tersebut cukup baik karena menggunakan pintu rolling

door sehingga terbuka semua pintunya. Namun cahaya matahari tidak bisa terus

menembus sampai dalam karena pada bengkel tersebut terdapat banner nama

bengkel yang menutupi seperempat bagian pada bengkel. Kelebihan cahaya juga

tidak baik karena dapat mengakibatkan kesilauan sehingga mengakibatkan

kecelakaan pada pekerja. Pencahayaan yang baik adalah pencahayaan yang

memungkinkan pekerja dapat melihat obyek yang dikerjakan secara jelas, cepat

dan tanpa upaya yang tidak perlu. Serta membantu menciptakan lingkungan kerja

yang nikmat dan menyenangkan.

Kualitas udara dalam ruangan merupakan faktor yang signifikan dalam

mempengaruhi derajat kesehatan tenaga kerja. Hal yang dapat mempengaruhi

udara pada ruang atau tempat kerja adalah konstruksi tempat kerja di bengkel

tersebut yang tidak dirancang adanya jendela atau atap yang dapat dibuka atau

bisa juga menggunakan fiber yang bisa tembus cahaya, terdapat sarana energi

konservasi yang dapat menurunkan jumlah udara dari luar yang disirkulasikan.

Kontaminan udara dalam ruangan, meliputi :

1. Kontaminan biologis

Bahan-bahan yang mudah menguap

Sisa hasil pernafasan

Page 16: Laporan Kwu Fix

Sisa hasil pembakaran

Partikel –partikel dalam ruangan

2. Faktor fisik , meliputi :

Suhu udara

Kelembaban

Kecepatan gerak udara untuk sirkulasi

Sistem ventilasi udara yang digunakan