31
1 BAB I KEWIRAUSAHAAN 1. Definisi Kewirausahaa n Wirausahawan (enterpreuneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Kegiatan wirausaha dapat dilakukan seorang diri atau berkelompok. Seorang wirausahawan dalam pikirannya selalu  berusaha mencari, memanfaatkan, serta menciptakan peluang usaha yang dapat memberikan keuntungan. Risiko kerugian merupakan hal biasa karena mereka memegang p rinsip bahwa faktor kerugian pasti ada. Bahkan, semakin besar risiko kerugian yang bakal dihadapi, semakin besar pula peluang keuntungan yang dapat diraih. Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan ketimbang usaha yang kurang menantang. Oleh sebab itu, wirausaha kurang menyukai risiko yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Risiko yang terlalu rendah akan memperoleh sukses yang relatif rendah. Sebaliknya, risiko yang terlalu tinggi kemungkinan memperoleh sukses yang tinggi, tetapi dengan kegagalan yang sangat t inggi. Dengan demikian, keberanian untuk menanggungrisiko yang menjadi nilai kewirausahaan adalah pengambilan risiko yang penuh perhitungan dan realistik. Kepuasan yang besar diperoleh apabila berhasil dalam melaksanakan tugas-tugasnya secara realistik. Situasi risiko kecil dan tinggi dihindari karena sumber kepuasan tidak mungkin didapat pada masing-masing situsasi ini. Artinya, wirausaha menyukai tantangan yang sukar namun dapat dicapai (Geoffrey G Meredith, 1996:37). Peter F. Drucker mengatakan bahwa kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk

Kwu Kepemimpinan Fix

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Mengenai ilmu pengembangan organisasi yang dapat diaplikasikan

Citation preview

BAB IKEWIRAUSAHAAN

1. Definisi Kewirausahaan Wirausahawan (enterpreuneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Kegiatan wirausaha dapat dilakukan seorang diri atau berkelompok. Seorang wirausahawan dalam pikirannya selalu berusaha mencari, memanfaatkan, serta menciptakan peluang usaha yang dapat memberikan keuntungan. Risiko kerugian merupakan hal biasa karena mereka memegang prinsip bahwa faktor kerugian pasti ada. Bahkan, semakin besar risiko kerugian yang bakal dihadapi, semakin besar pula peluang keuntungan yang dapat diraih. Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan ketimbang usaha yang kurang menantang. Oleh sebab itu, wirausaha kurang menyukai risiko yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Risiko yang terlalu rendah akan memperoleh sukses yang relatif rendah. Sebaliknya, risiko yang terlalu tinggi kemungkinan memperoleh sukses yang tinggi, tetapi dengan kegagalan yang sangat tinggi. Dengan demikian, keberanian untuk menanggungrisiko yang menjadi nilai kewirausahaan adalah pengambilan risiko yang penuh perhitungan dan realistik. Kepuasan yang besar diperoleh apabila berhasil dalam melaksanakan tugas-tugasnya secara realistik. Situasi risiko kecil dan tinggi dihindari karena sumber kepuasan tidak mungkin didapat pada masing-masing situsasi ini. Artinya, wirausaha menyukai tantangan yang sukar namun dapat dicapai (Geoffrey G Meredith, 1996:37).

Peter F. Drucker mengatakan bahwa kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain. Atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.Sementara itu, Zimmerer mengartikan kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha). Artinya, untuk menciptakan sesuatu diperlukan suatu kreativitas dan jiwa inovator yang tinggi. Seseorang yang memiliki kreativitas dan jiwa inovator tentu berpikir untuk mencari atau menciptakan peluang yang baru agar lebih baik dari sebelumnya.Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreativitas dan inovasi yang terus-menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumya, yang pada akhirnya mampu memberikan konstribusi bagi masyarakat banyak.

1.1 Kepemimpinan dalam Berwirausaha

Unsur-unsur penting kewiraswastaan/berkewirausahaan, antara lain adalah sikap mental, kepemimpinan, manajemen, dan keterampilan. Kepemimpinan adalah salah satu unsur penting dalam berwirausaha. Kepemimpinan yang bururk dapat membuat perusahaan bangkrut. Banyak pemimpin yang bersikap dan bermental juragan dimana anak buah dipandang sebagai faktor produksi bukan sebagai asset. Karakteristik wirausaha mengenai kepemimpinan wirausaha yang meliputi pembahasan mengenai keberanian untuk bertindak, dapat membangun tim yang baik, memiliki pikiran dan jiwa besar, berani mengambil resiko, memiliki mentor, memiliki pikiran yang terbuka dan kepercayaan diri.

MOTIVASI BERPRESTASIPekerja kerasTidak menyerahSemangatKomitmenORIENTASI KEDEPANVisionerBerpikir PositifPengetahuanKARAKTER WIRAUSAHAJARINGAN USAHAJaringan KerjaBanyak TemanKerja samaMENGAHADAPI PERUBAHANBerpikir KritisMenyenangkanProaktifKreatifInovatifEfisienProduktiOrisinilKEPEMIMPINANKeberanian BertindakTim yang BaikBerjiwa BesarBerani Mengambil ResikoHaving MentorTerbukaKepercayaan

BAB IIKEPEMIMPINAN

2.1 Definisi Kepemimpinan Kata pemimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur dan menunjukkan ataupun memengaruhi. Jadi dalam kata pimpin termuat dua unsur pokok, yaitu subjek sebagai unsur pemimpin dan objek sebagai unsur yang dipimpin. Selain itu kepemimpinan adalah kemmapuan seseorang untuk memengaruhi orang lain atau sekelompok orang ke arah tercapainya tujuan organisasi yang telah disepakati bersama sebelumnya. Dalam kaitannya dengan organisasi atau suatu kegiatan usaha, kata pemimpin mengacu pada posisi seseorang yang secara formal memiliki status tertentu melalui pemilihan, pengangkatan, keturunan, revolusi atau dengan cara lain. Menurut Stephen P. Robbins (2001), seorang pemimpin harus menguasai teori karekter kepemimpinan, yaitu teori yang berkaitan dengan mencari karakter kepribadian, sosial, fisik atau intelektual yang membedakan pemimpin dan bukan pemimpin. Dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan (Leadership) adalah kemampuan, proses atau fungsi yang digunakan dalam memengaruhi orang lain untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Pada suatu kegiatan, kepemimpinan merupakan upaya membantu diri sendiri dan orang lain mencapai suatu tujuan.2.2 Kepemimpinan dan Manajemen Kepemimpinan dan manajemen adalah dua hal yang sering rancu. John kotler dari havard business school berpendapat bahwa manajemen menyangkut hal yang mengatasi kerumitan. Manajemen yang baik akan menghasilkan tata tertib dan konsistensi dengan menyusun rencana formal, merancang struktur organisasi yang ketat, dan memantau hasil melalui perbandingan dengan rencana. Sedangkan kepemimpinan menyangkut hal yang mengatasi perubahan, pemimpin menetapkan arah dengan mengembangkan suatu visi terhadapp masa depan, menyatukan orang dengan mengomunikasikan visi tersebut, dan mengilhami mereka untuk mengatasi rintangan.Enam karakter yang cenderung membedakan antara pemimpin dan bukan pemimpin menurut Stephen p. Robbinds (2001), yaitu 1. Ambisi dan energy2. Hasrat untuk memimpin3. Kejujuran dan integritas4. Kepercayaan diri5. Kecerdasan6. Pengetahuan yang relevan dengan pekerjaannya.Kepemimpinan yang dimaksud disini adalah nilai atau kualitas, bukan pengetahuan tentang sumber daya manusia. Pemimpin adalah orang yang menunjukkan arah, keputusannya mantap dan didasari oleh keyakinan diri disertai data yang akurat.2.3. Perbedaan Kekuasaan (Power) dengan KepemimpinanKekuasaan (power) adalah kemampuan untuk memengaruhi orang lain, sehingga orang yang memahami, mempertanggung jawabkan dan mampu berpegang pada kekuasaanya dia akan menjadi pemimpin yang cerdas dan tegas.Kekuasaan (Power) dalam hubungan bisnis antara lain sebagai berikut:1. Coercive Power (kekuasaan memaksa). Dengan kekuasaan memaksanya, maka seorang pemimpin mampu memerintah setiap anak buahnya dengan efektif.2. Rewars power (kekuasaan penghargaan) dengan berbagai penghargaan yang diberikan kepada anak buahnya, maka kekuasaan dapat dijalankan oleh pimpinan dan didukung oleh anak buahnya3. Legitimate power (kekuasaan sah) seorang pemimpin diterima secara legalitas atau sah sehingga ia memiliki kekuasaan.4. Expert power (kekuasaan ahli) dengan keahlian atau spesialisasinya, misalnya seorang profesor maka kekuasaanya bisa diterima disalurkan, dan dijalankan oleh anak buahnya dengan baik.5. Referent power (kekuasaan referensi) dengan adanya referens seseorang, misalnya dari raja, maka yang bersangkutan memiliki kekuasaan untuk memerintah.2.4 Kunci efektifitas kepemimpinanFaktor situasional utama (kunci) yang menentukan keefektifan suatu kepemimpinan menurut Fiedler dalam bukunya (stephen P. 2001) adalah sebagai berikut1. Hubungan Pemimpin-AnggotaHubungan yang berkaitan dengan tingkat keyakinan, kepercayaan dan respek bawahan terhadap pemimpin mereka2. Struktur tugasTingkat penugasan yang diprosedurkan (yakni struktur dan atau tidak terstruktur).D. Unsur-unsur kepemimpinanFaktor-faktor yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin antara lain sebagai berikut:1. Kepemimpinan melibatkan orang lain/bawahanSeorang pemimpin harus dapat merangkul dan menghargai seluruh bawahanya2. Kepemimpinan menyangkut distribusi kekuasaanPendelegasian kekuasaan atau distribusi kekuasaan dari pemimpin kepada anak buah sesuai dengan tingkatanya sangat mutlak diperlukan jika seorang pemimpin ingin menjalankan fungsinya dengan efektif dan efisien3. Kepemimpinan menyangkut penanaman pengaruh dalam rangka mengarahkan bawahanPenanaman pengaruh dari pemimpin kepada anak buah akan tercapai apabila seorang pemimpin mampu memberikan contoh-contoh tindakan yang terpuji. Misalnya memberikan contoh disiplin. Seorang pemimpin harus datang lebih awal dalam setiap kesempatan, mulai dari lebih awal masuk kantor, lebih awal untuk masuk kedalam suatu rapat, atau acara-acara resmi maupun tidak resmi (formal-nonformal). Dengan disiplin pada acara penting itu, biasanya anak buah akan sgan dan meneladaninya.

2.5 . Pendekatan Utama Kepemimpinan1. Pendekatan sifat-sifat (traits approach)Pendekatan sifat-sifat menyatakan bahwa terdapat sifat-sifat tertentu pada pemimpin antara lain: memiliki kekuatan fisik dan keramahan. Seorang pemimpin memiliki tingkat intelegensi yang tinggi. Hanya dalam mengungkapkan siffat-sifat ini seringkali muncul pertentangan sifat seperti dinyaakan seorang pemimpin harus ramah tapi tegas, suka merenung tapi kooperatif. Ada sifat kepribadian yang dapat dipandang berhubungan positif dengan eprilaku pemimpin dan mempuyai kolerasi tinggi ialah popularitas, keaslian, adaptabilitas, ambisi, ketekunan, status sosial, status ekonomi, mampu berkomunikasi.Selanjutnya ada sifat-sifat yang berkaitan positif dengan perilaku pemipin tapi berkolerasi tidak terlalu tinggi seperti tanggung jawab, inegritas, percaya diri, mobilitas, keterampilan sosial, sifat-sifat fisik, kelancaran bicara.Meskipun dikalangan para ahli persyaratan pemimpin belum disepakati sepenuhnya namun ada sejumlah sifat-sifat kepribadian yang perlu dimiliki para pemimpin (Andy Undap, 1983:29).1. Pendidikan umum yang luas, seorang yang brpendidikan akam mempunyai kemampuan untuk mengembak]ngkan keterampilan kepemimpinan.2. Kematangan mental, seorang pemimpin harus memiliki kmatangan mental yang terlihat pada kestabilan emosional, tidak mudah tersinggung, tidak gampang marah dan sebagainya.3. Sifat ingin tahu, sifat ini mendorong seorang pemimpin untuk menyelidik, inovatif dan kreatif.4. Kemampuan analitis. Seorang pemimpin harus mampu menganalisa gejala-gejala informasi yang ia terima, sehingga dapat mengambil keputusan yang positif dan berguna untuk kemajuan bisnisnya.5. Memiliki daya ingat yang kuat. Seoranng wirausaha akan berhadapan dengan banyak orang berbagai sifat perilaku sehingga diperlukan kemampuannya untuk mengingat. Kemampuan mengingat ini akan sangat membantu proses kepemimpinannya.6. Integratif. Seorang wirausaha harus memiliki kepribadian terpadu tidak terpecah-pecah yang membuat dia terombang-ambing. Juga harus memiliki sifat integratif dalam rumah tangganya. Seorang wirausaha harus memiliki sebuah rumah tangga yang stabil, hubungan yang harmonis dengan seluruh anggota keluarga terutama isteri dan anaknya. Jangan mencampur adukan urusan rumah tangga degan urusan bisnis.7. Keterampilan berkomunikasi. Hal ini sangat diperlukan oleh seorang wirausaha untuk berkomunikasi dengan lingkungan bisnisnya.8. Keterampilan mendidik. Seorang wirausaha harus mampu memberi petunjuk dan mendidik para karyawan dalam beberapa hal yang berhubungan dengan pekerjaan. Kadang-kadang juga ada hal-hal yang tidak berhubungan dengan pekerjaan, seperti urusan kesehatan, rumah tangga dan sebagainya.9. Rasional dan objektif. Pemikiran pemikiran, kesimpulan dan keputusan yang diambil oleh seorang wirausaha berlandaskan pada pemikiran-pemikiran sehat, rasional dan objektif, tidak pilih kasih dan tidak emosional10. Prakmatisme. Keputusan kepuuan seorang wirausaha harus dibuat sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang tersedia. Keputusan jangan bersifat teoritis sehingga sulit dalam pelaksanaannya11. Ada naluri prioritas. Berhubung terbatasnya sumber daya yang tersedia maka seorang wirausaha harus mampu menetapkan skala prioritas apa yang harus dikerjakan lebih dahulu. Sehingga demikian semua pekerjaan dan proyek akan dapat berjalan secara bertahap.12. Pandai mengatur waktu. Seorang wirausha harus mampu bertindak cepat dan tepat dan mempertimbangkan waktu secara efisien. Dalam segala langka yang dilakukan seorang wirausaha harus menjaga waktu secara ketat, misalnya dalam melakukan rapat kerja, saat membeli bahan baku, memulai produksi, mengangkut produksi ke agen agen, saat pemasaran yang tepat dan sebagainya13. Kesederhanaan. Seorang wirausaha harus mampu menampilkan kesederhanaan dan bekerjadengan efisiensi.14. Sifat keberanian. Walaupun seorang pemimpin mempunyai banyak karyawan, akan tetapi hanya beberapa karyawan saja yang dapat di ajak bicara. Oleh sebab itu harus memiliki keberanian untuk mengambil keputusan yang mengajak beberapa karyawan inti.15. Kemauan mendengar. Seorang wirausaha harus mampu informasi dan mendengar apa ide dan keinginan dari para karyawannya. Segala informasi ini merupakan barang berhaga buat seorang wirausaha untuk mengambil keputusan.Pendekatan keperilakuan (Behavioral approach)Rensis Likert, mengembangkan teori kepemimpinan pada dua dimensi yaitu orientasi tugas dan orientasi bawahan, yang dijabarkan menjadi empat tingkat model efektivitas kepemimpinan. Menurut teori ini kempemimpinan terdiri atas empat sistem yaitu: 1. Exploitative authoritative, 2. Benevolent authoritative, 3. Consultative, dan 4. Partisipative. a) Sistem pertama bercirikan tidak ada kepercayaan kepada bawahan. Pemimpin ini selalu menggunakan ancaman dan hukuman kepada karyawan.b) Sistem kedua ada sedikit kepercayaan pada bawahan tetapi hubungan sepertu seorang tuan dengan budaknya hanya juga masih menggunakan ancaman dan hukuman dalam pelaksanaan tugas. Komunikasi ada sedikit terbuka tetapi tetap berdasarkan ketidakpercayaan.c) Sistem ketiga berdasarkan kepercayaan kepada bawahan tetapi tidak penuh. Proses pengambilan keputusan untuk hal yang penting tetap berada ditangan pimpinan, tetapi kepercayaan sudah merupakan dasar komunikasi.d) Sistem keempat merupakan sistem yang ideal ada kepercayaan penuh dari atasan. Percaya diri dan kreativitas karyawan merupakan unsur penting. Komunikasi sangat terbuka hubungan antar karyawan lancar dan suasana perusahaan segar dan sehat.

2.6 Keterampilan memimpinKeterampilan yang harus dimiliki seorang dalam memimpin sebagai beriut1. Technical skills Kemampuan untuk melakukan dan atau memahami pekerjaan-pekerjaan yang bersifat operasional atau teknis sehingga mampu menjadi guru bagi anak buahnya yang tidak memahami operasional atau teknis pekerjaan terutama pegawai baru2. Human skillsKemampuan bekerja sama dengan para bawahan dan membangun tim kerja dengan pendekatan kemanusiaan. Seorang pemimpin harus belajar bagaimana melakukan pendekatan kepada anak buah. Sehingga pada saat memberikan perintah kepada bawahan, bawahan tidak merasa diperintah.3. Conceptual skillsKemampuan untuk menyusun konsep atau berfikir dan mengungkapkan pemikiranya, seorang pemimpin adalah pemegang perubahan sehingga harus memiliki konsep atau minimal mampu merumuskan misi,visi,strategi,serta program unggulan yang jelas dan dapat dipahami oleh seluruh bawahannya.

2.7. Sifat-Sifat Yang Harus Dimiliki Seorang PemimpinSifat-sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin menurut Andy Undap (1983)adalah sebagai berikut:1. Pendidikan umum yang luas, dengan pendidikan umum yang luas maka akan mudah memecahkan berbagai masalah yang dihadapi2. Kematangan mental, dengan kematangan mental seorang pemimpin akan dapat mengendalikan emosinya dalam setiap tindakannya3. Sifat ingin tahu,dengan sifat ini,seorang pemimpin akan mudah menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi4. Kemampuan analistis, dengan sifat ini, seorang pemimpin akan cepat dan cermat dalam mengambil keputusan5. Daya ingat kuat, dengan sifat ini seorang pemimpin akan konsisten dalam mengatasi segala macam permasalahan6. Integratif /integritas (terpadu), dengan sifat ini seorang pemimpin akan mendekati suatu pemecahan masalah dengan berbagai pendekatan secara terpadu7. Keterampilan komunikasi, dengan sifat ini pemimpin akan disukai oleh anak buah dan mudah membentuk jaringan bisnis.8. Keterampilan mendididk, dengan sifat ini seorang pemimpin akan meningkatkan kematangan anak buah atau anak mendewasakan dan memberikan bekal pengetahuan kepada anak buahnya9. Rasional objektif. Dengan sifat ini, seorang pemimpin akan objektif dalam mengatasi berbagai maslah dan objektif dalam menilai anak buahnya10. Manajemen waktu, dengan sifat ini seorang pemimpin akan mengatur jadwal atau waktunya secara efektif dan efisien11. Berani mengambil resiko, dengan sifat ini seorang pemimpin tidak akan ragu dalam mengambil keputusan yang strategis, tentunya dengan penuh pertimbngan dan tetap menekankan pada resiko kecil dengan keuntungan besar.12. Ada naluri prioritas, dengan sifat ini seorang pemimpin dapat melakukan pekerjaan/menjadwalkan pekerjaan sesuai prioritas, tidak sekedar mempriotritaskan jadwal 13. Efisien dalam bertindak, dengan sifat ini seorang pemimpin akan selalu penuh perhitungan dalam melakukan aktivitas dengan sifat ini seorang pemimpin akan selalu penuh perhitungan14. Haus informasi, dengan sifat ini, seorang pemimpin tidak akan ketinggalan informasi atau selalu up-to-date dalam pengumpulan informasi dan atau data untuk mendukung pengambilan keputusan Sifat-sifat seorang pemimpin menurut Kartini Kartono (1983) adalah sebagai 1. Tipe karismatik, seorang yang memiliki daya tarik atau karisma yang luar biasa. Contohnya Ir. Soekarno2. Tipe paternalistis, seperti seorang bapak, menganggap anak buah adalah anaknya sehingga bawahan kurang diberi kesempatan3. Tipe militeristis, sistem pemimpin yang lebih cenderung memerintahkan atau sebagai pemberi komando terhadap anak buahnya4. Tipe otokratis, kekuasaan dan paksaan dalam memerintah anak buahnya.5. Tipe laissez faire, pemimpin membiarkan bawahanya bekerja semaunya sepanjang tujuan perusahaan atau organisasi dapat tercapai.6. Tipe populis, pemimpin rakyat berpegang pada nilai-nilai tradisional.7. Tipe administratif, seorang pemimpin yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administratif secra efektif.8. Tipe demokratis, seorang pemimpin yang menekankan tanggung jawab dan kerja sama terhadap anak buahnya. Setiap pendapat dari bawahan selalu diakomodasikan atau diterima dan dijadikan sebagai bahan dalam pengambilan keputusanm walau sekecil apa pun.2.8. Sebab-Sebab Munculnya PemimpinAda 3 teori yang menjelaskan bagaiman munculnya pemimpin: (Kartini Kartono, 1983:29)1. Teori genetisTeori ini menyatakan bahwa pemimpin itu sudah ada bakat sejak lahir dan tidak dapat dibuat. Dia memang sudah ditakdirkan untuk menjadi pemimpin. Teori ini menganut pandangan deterministis artinya pandangan yang sudah ditentukan sejak dulu.2. Teori SosialTeori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin tidak dilahirkan akan tetapi seorang calon pemimpin dapat disiapkan dididik dan dibentuk agar dia menjadi pemimpin yang hebat dikemudikan hari. Setiap orang bisa menjadi pemimpin melalui pendidikan dan dorongan berbagai pihak.3. Teori Ekologis atau SintetisTeori ini menyatakan bahwa seseorang akan sukses menjadi pemimpin apabila dia memang memiliki bakat-bakat pemimpin. Kemudian bakat ini dikembangkan melalui pendidikan dorongan dan pengalaman yang akan membentuk pribadi sebagai seorang pemimpin.

2.9. Tipe KepemimpinanBeberapa tipe kepemimpinan yang dikenal adalah sebagai berikut: (Kartini Kartono, 1983:69)1. Tipe kharismatisPemimpin kharismatik merupakan kekuatan energi, daya tarik yang luar biasa yang akan diikuti oleh para pengikutnya. Pemimpin ini mempunyai keistimewaan tertentu misalnya mempunyai kekuatan gaib, manusia super, berani, dan sebagainya.2. Tipe paternalistis dan maternalistisTipe paternalistis bersikap melindungi bawahan sebagai seorang bapak atau sebadai seorang ibu yang penuh kasih sayang. Pemimpin tipe ini kurang memberikan kesempatan kepada karyawan untuk berinisiatif dan mengambil keputusan.3. Tipe militeristisTipe militeristis banyak menggunakan sistem perintah, sistem komando dari atasan ke bawahan sifatnya keras sangat otoriter, menghendaki bawahan agar selalu patuh, penuh acara formalitas.4. Tipe OtokratisTipe otokratis berdasarkan kepada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus dipatuhi. Pemimpinannya selalu berperan sebagai pemain tunggal, dia menjadi raja. Setiap perintah ditetapkan tanpa konsultasi, kekuasaan sangat absolut.5. Tipe Laissez FaireTipe laissez faire ini memberikan bawahan berbuat semaunya sendiri semua pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan oleh bawahan. Pemimpinnya hanya merupakan simbol yang tidak memiliki keterampilan. Jabatan pemimpin diperoleh dengan jalan yang tidak benar mungkin melalui sistem nepotisme. Pemimpin ini tidak berwibawa, tidak mampu mengawasi karyawan tidak mampu mengkoordinasi, suasana kerja tidak kooperatif.6. Tipe PopulisitisTipe populistis ini mampu menjadi pemimpin rakyat. Dia berpegang pada nilai-nilai masyarakat tradisional.7. Tipe administratifPemimpin tipe administratif ialah pemimpin yang mampu menyelenggarakan tugas-tigas administrasi secara efektif. Dengan kepemimpinan administratif diharapkan muncul perkembangan teknis, manajemen modern dan perkembangan sosial.8. Tipe DemokratisTipe kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan kepadapengikutnya. Tipe ini menekankan pada rasa tanggung jawab dan kerjasama yang baik antar karyawan. Kekuatan organisasi tipe demokratis terletak pada partisipasi aktif dari setiap karyawan.2.10. Fokus KepemimpinanPemimpin yang baik ialah pemimpin tiga arah ia berusaha memimpin keatas, lead up, yaitu mempengaruhi pemimpinnya, dan meringankan beban atasan. Dia juga memimpin ke samping, lead across, yaitu membantu koleganya untuk mencapai hal produktif, dan memperoleh rasa saling hormat. Dan seterusnya memimpin ke bawah, lead down yaitu membantu anak buah untuk menggali potensinya menjadi contoh peran yang kuat dan membantu orang lain untuk bergabung demi meraih tujuan yang lebih tinggi. Dalam hal ini tugas pemimpin tidak terbatas pada memimpin anak buah, tapi juga ke samping dan ke atas. Seorang pemimpin yang baik tidak akan berkompetisi dengan koleganya melainkan bekerjasama, hindarkan politik kotor, issu murahan, tapi gunakan diplomasi, munculkan ide-ide cemerlang, dan hargai teman. Nanti yang terbaik akan menang. Pemimpin yang berhasil akan selalu mengedepankan kerjasama dalam satu tim, bukan semuanya dikerjakan sendiri, atau semua bergantung kepada pemimpin, tidak ada delegasi wewenang bagi bawahan (one man show). Zimmerer menyatakan pemimpin yang baik building a top management team, not a one person show. Sifat dan perilaku seseorang pemimpin akan mempengaruhi budaya organisasi dan iklim organisasi itu sendiri. Inilah yang diungkapkan oleh John Maxwell dalam (SWA Des.06-Jan.07), tipe kepemimpinan 360 derajat, yaitu yang mampu memimpin baik ke atas, ke samping maupun ke bawah. Pemimpin yang efektif dibagian tengah akan memiliki kemungkinan suksesnya lebih besar bila ia dipromosikan ke tingkat lebih tinggi, karena dia sudah lebih dekat dengan bawahannya, serta diterima baik oleh koleganya.2.11. Prinsip dalam kepemimpinanPrinsip umum dari kepemimpinan yang baik adalah semakin besar perhatian kita pada karyawan kita, semakin keras mereka bekerja untuk kita. Gaya kepemimpinan sesuai dengan pemimpinya. Jika benar-benar mementingkan para karyawan kita, kemungkinan sukses kita lebih besar. Karakter yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha pada jiwa kepemimpinan wirausaha yaitu:1. Keberanian untuk Bertindak ( Dare to Act)Keberanian untuk bertindak adalah hakikat wirausaha. meskipun senantiasa dihadang oleh risiko merupakan wujud daripada keberanian menembus ketidakpastian usaha. Karena itu wiraswasta membutuhkan perhitungan yang cermat, hati-hati, dan bersifat antisipatif terhadap segala kemungkinan timbulnya risiko yang dimaksud. Kita sering mendengar ungkapan berani karena benar artinya tidak sepatutnya takut jika merasa dirinya benar. Seseorang mempunyai kemauan yang dapat dilakukan karena ia juga mempunyai kemampuan untuk mewujudkanya. Berani mencoba karena mau dan mampu adalah sebuah motivasi yang kuat dalam mewujudkan hakikat wirausaha yang merupakan modal utama dan hakiki yaitu keberanian untuk mulai melangkah berwirausaha. Sejauh mana keberanian seseorang dalam berwirausaha untuk menembus ketidakpastian, menangkap peluang usaha, siap menghadapi risiko, mengambil keputusan yang cepat dan tepat. Kesemuanya adalah sekitar prestasi seorang wirausahawan sejati yang didasari kesadaran dan pemahaman bahwa dalam setiap usaha bahkan dalam hidup tidak satupun tidak berisiko, maka seorang pemimpin wirausaha harus berani bertindak untuk mencapai tujuan.2. Membangun Tim yang Baik (Good Team Leader)Target penjualan, biaya operasi, merupakan komitmen pimpinan dan karyawan perusahaan yang mempunya tugas dan tanggung jawab untuk itu. Dukungan aspek administratif usaha melekat pada komitmen atas target yang akan dicapai oleh perusahaan. Untuk mewujudkan komitmen tersebut, diperlukan kebersamaan langkah semua karyawan yang dikendalikan oleh pemimpin perusahaan. Kebersamaan karyawan tersebut mencerminkan keterlibatan dalam kontribusi tenaga dan pikiran seluruh karyawan perusahaan dalam mewujudkan target perusahaan. Kualitas kebersamaan karyawan dalam perusahaan, indikatornya adalah terealisasikanya rencana penjualan dan keuangan, masalah yang timbul mengakibatkan rencana tidak dapat direalisasi, menjadi tanggung jawab bersama dan ditindaklanjuti dengan komitmen solusi pemecahanya sekaligus merupakan kebijakan usaha perusahaan. Kebersamaan intern karyawan yang baik, moral karyawan yang dijabarkan dalam perwujudan kegiatan para karyawan dalam memenuhi dan melaksanakan tugas serta tanggung jawab operasional. 3. Berpikir dan Berjiwa BesarDengan berpikir dan berjiwa besar, kita akan dengan cepat tiba di tempat yang kita tuju di dalam hidup ini. keberhasilan bukan ditentukan oleh besarnya otak seseorang melainkan oleh besarnya cara berpikir seseorang. Orang sukses tidak diukur menurut centimeter, kekayaan, latar belakang keluarga, ataupun gelar akademis seseorang, melainkan diukur berdasarkan besar kecilnya cara berpikir mereka. Para ahli banyak memberikan nasihat untuk mengenali diri sendiri terlebih dahulu. Memang baik jika kita mengenali ketidakmampuan kita dengan tujuan agar dapat diperbaiki. Akan tetapi jika kita hanya mengenal dari segi negatif diri kita, maka nilai diri akan semakin kecil.

4. Berani Mengambil RisikoRisiko itu ada bilamana waktu yang akan datang tidak diketahui. Risiko itu sangat tidak kita kehendaki, maka tiap orang akan bertindak sebagai risk manager, bukan karena dipilih tetapi karena terpaksa. Berhubung risiko itu banyak ragamnya, terutama risiko yang dihadapi oleh business firm dan risiko yng dihadapi oleh keluarga. berikut jenis risiko:a. Objective Risk: ialah risiko yang terjadi secara alami yang sama bagi semua orang dan cara mengatasinya pun sama.b. Subjective Risk: ialah risiko yang diperkirakan akan terjadi oleh setiap orang sebagai akibat objective risk.c. Uncertainty (ketidakpastian): ialah kesadaran orang akan adanya risiko dalam situasi tertentu tetapi sulit untuk memperkirakan mana dari sekian akibat atau hasil yang akan terjadi.d. Reaksi terhadap risiko: ialah reaksi seseorang dalam situasi yang tidak pasti. Reaksi orang terhadap risiko tidak sama tergantung jenis kelamin, pendidikan, umur, intelegensi, dan kondisi ekonomi.Sebagian besar kegiatan manusia mengandung risiko dan ketidakpastian. kerugian potensial dalam situasi yang mengandung risiko dapat digolongkan ke dalam bidang: ekonomi, sosial, politik, dan psikologi. Three Classes of Economic Risk:a. Pure or speculative risk (A.H. Mowbray). Pure risk terjadi bila kemungkinan rugi ada tetapi kemungkinan yang menguntungkan tidak ada. Speculative risk, timbul bila kesempatan adanya rugi maupun untung sama-sama ada.b. Static or dynamic risk (A.H Willet). Static risk selalu dihubungkan dengan kerugian yang disebabkan irregular actions karena peristiwa alam atau karena kesalahan dari manusia. Dynamic risk biasanya dihubungkan dengan perubahan kehendak manusia.c. Fundamental or particular risk (C.A. Kulp). Fundamental risk adalah risiko yang dihubungkan dengan adanya uncertainty, ketidakcermatan, bencana alam seperti gempa bumi, dan topan. Particular risk adalah risiko yang sifatnya personal atau individual yang kadang-kadang dapat dicegah, seperti hilangnya pekerjaan, kecelakaan atau, kematian, sedangkan fundamental risk sifatnya interpersonal dan tidak dapat dicegah.Hidup tanpa resiko dan tanpa uncertainty akan sulit dan tidak menyenangkan. Sangat senang memang memperkirakan perolehan yang tidak mungkin tercapai, dan dapat merealisasi perolehan yang sebelumnya dianggap tidak mungkin direlisasi. Jadi, dalam hidup ini agar lebih berarti selalu harus ada tantangan. Biaya ekonomi ketidakpastian, timbul karena:a. Unexpected losses yang betul-betul terjadiSetiap hari ada saja kerugian yang terjadi dalam bentuk pure risk seperti kematian karena kecelakaan, kebakaran yang menghancurkan gudang, dan penderitaan yang disebabkan karena tidak mempunyai pekerjaan. Kerugian ini ada yang besar dan kecil pengaruhnya. Cost daripada unexpected losses ini bagi keluarga, bagi perusahaan dapat diperingan dengan penurunan pajak, pertambahan jaminan sosial yang makin lama makin dirasakan sangat penting, tetapi kurang mendapat perhatian.b. Uncertainty itu sendiri, walaupun tidak terjadi kadang-kadang sangat merisaukanRisk Management Process terdiri dari lima langkah sebagai berikut:1. Harus adanya pembinaan prosedur dan komunikasi dalam organisasi secra baik, supaya dapat menyusun serta menemukan kemungkinan adanya resiko yang akan terjadi. Menemukan resiko merupakan langkah awal yang tersulit dalam risk management. Kegagalan dalam mengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi, berarti risk manager tak mempunyai kesempatan untuk menghadapi resiko dengan cermat dan baik. 2. Setelah melakukan identifikasi pada risk, selanjutnya harus dilakukan pengukuran terhadap kemungkinan terjadinya kerugian yang disebabkan oleh risk tersebut. Pengukuran kerugian ini mencakup:a. Penetapan probilitas pada kerugian yang akan terjadib. Penetapan pengaruh terhadap aspek financial perusahaan atau keluargac. Kemampuan memperkirakan (predicting) kerugian yang mungkin betul-betul akan terjadi dalam periode budget.3. Setelah risk ditentukan dan diukur, maka macam-macam, pemecahan/ alat harus diperkirakan oleh risk manager dan selanjutnya diambil keputusan mana yang dianggap terbaik dan paling tepat untuk mengatasi masalah. Untuk masalah dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:a. Avoiding the risk (risk avoidance)b. Reducing the loss (loss reduction)c. Transfering the risk (risk transfer)d. Retaining the risk internally (risk retention)4. Implementasi daripada metode yang telah dipilih. Umpamanya, bila asuransi telah diplih/diputuskan sebagai jalan keluar, maka harus mulai dengan menetapkan berapa besarnya asuransi yang akan ditutup (coverage), mencari rates yang paling sesuai dengan kemampuan dan perusahaan asuransi mana yang akan kita pilih.5. Evaluasi terhadap keputusan yang telah diambil, apakah telah tepat atau belum, apakah perlu diubah atau beralih pada yang lain lagi (metode yang lain).Resiko ini di samping ditangani sendiri juga dapat dengan menyerahkannya kepada pihak lain. Yang baik adalah bila penanganan resiko ini dilakukan sendiri, juga dilengkapi dengan dari luar. Metode terbaik yang bebas dari kelemahan dapat dikatakan tidak ada. Risk Manager harus mengkombinasikan beberapa metode yang dilengkapi sesuai dengan: Sifat usaha yang ditangani Ukuran dari perusahaan Memerhatikan kemungkinan pemanfaatan para ahli intern perusahaan.Telah diungkap di atas bahwa usaha manusia itu merupakan sesuatu yang tidak pasti, artinya sesuatu usaha dapat meraih keberhasilan ataupun sebaliknya menanggung kegagalan. Menghadapi ketidakpastian ini berarti setiap melakukan usaha harus tahu, sadar paham benar, dan tiap untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan apabila ternyata berhasil atau gagal, yaitu melakukan yang terbaik. Disinilah sasaran berusaha sambil berdoa sungguh tepat agar usaha kita memperoleh kepastian karena senantiasa memohon petunjuk-nya sehingga insya Allah rida Yang Maha Tahu akan selalu menyertai usaha kita. Kepastian hanya akan turun (mutlak) beserta rida-Nya ialah keyakinan yang harus terpatri dalam jiwa setiap wirausahawan.Bagi wirausahawan, globalisasi tidak perlu terlalu ditakuti secara berlebihan. Dalam era global nanti yang muncul di hadapan kita adalah sejumlah tantangan usaha yang harus kita terima dan kita terjemahkan sebagai salah satu risiko berusaha. Tidak seorang pun yang mampu mengelak dari risiko dalam hidupnya. Tantangan dan risiko akan menjadi sesuatu yang tidak luar biasa atau istimewa, manakala kita siap dengan seperangkat wawasan dan sejumlah relasi, mitra usaha serta kolega yang cukup banyak yang kita peroleh sebagai hasil dari banyak membaca dan banyak bergaul. Bagi setiap manusia risiko harus dihadapi dan harus diyakini bahwa dibalik risiko (tantangan) globalisasi terdapat banyak peluang usaha yang dapat dilakukan.Peluang usaha pada era globalisasi menjadi terbuka lebar, contoh paling sederhana misalnya perajin komoditasnya lewat perusahaan ekspor impor dengan harga yang sangat murah, sedangkan dalam era globalisasi konsumen luar negeri secara bebas dapat memesan langsung kepada perajin yang selama ini sangat berjasa bagi pemasukan devisa Negara itu namun tingkat kesejahteraannya rendah. Dengan pesanan langsung yang telah tentu harganya pun disesuaikan dengan jerih payah para perajin itu sendiri, maka perajin rotan tadi dapat memainkan harga yang telah tentu pula berpengaruh pada tingkat kesejahteraannya, bukankah di balik risiko (kerja keras) itu terdapat peluang usaha yang dapat mengubah sesuatu yang tidak pasti menjadi sesuatu yang dapat diperhitungkan mendekati kepastian. Apabila usaha yang dilakukan dengan perpaduan yang bersifat inovatif dan inisiatif dan mendekati sasaran berusaha sambil berdoa, maka Yang Maha Pelindung akan senantiasa meridai usaha kita semua.Kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko menempatkan salah satu nilai utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil risiko akan sukar memulai atau berinisiatif. Menurut Angelita S. Bajaro, seorang wirausaha yang berani menanggung risiko ialah orang yang selalu ingin jadi pemenang dan memenangkan dengan cara yang baik (Yuyun wirasasmita, 1994:2). Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan ketimbang usaha yang kurang menantang. Oleh sebab itu, wirausaha kurang menyukai risiko yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Risiko yang terlalu rendah akan memperoleh sukses yang relatif rendah. Sebaliknya, risiko yang tinggi kemungkinan memperoleh sukses yang tinggi, tetapi dengan kegagalan yang sangat tinggi. Oleh sebab itu, ia akan lebih menyukai risiko yang paling seimbang (moderat). Dengan demikian, keberanian untuk menanggung risiko yang menjadi nilai kewirausahaan adalah pengambilan risiko yang penuh dengan perhitungan dan realistik. Kepuasan yang besar diperoleh apabila berhasil dalam melaksanakan tugas-tugasnya secara realistik. Situasi risiko kecil dan tinggi dihindari karena sumber kepuasan tidak mungkin didapat pada masing-masing situasi ini. Artinya, wirausaha menyukai tantangan yang sukar namun dapat diacapai (Geoffrey G Meredith, 1996:37). Wirausaha menghindari situasi risiko yang rendah karena tidak ada tantangan, dan menjauhi situasi risiko yang tinggi karena ingin berhasil. Dalam situasi risiko dan ketidakpastian inilah, wirausaha mengambil keputusan yang mengandung potensi kegagalan atau keberhasilan. Pada situasi ini, menurut Meredith (1996:38), ada dua alternative atau lebih yang harus dipilih, yaitu alternative yang mengandung risiko dan konservatif. Pilihan terhadap rsisko ini sangat tergantung pada: (1) daya tarik setiap alternatif; (2) kesediaan untuk rugi; (3) kemugkinan relatif untuk sukses atau gagal. Untuk dapat memilih, sangat ditentukan oleh kemampuan wirausaha untuk mengambil risiko. Selanjutnya, kemampuan untuk mengambil risiko ditentukan oleh: (1) Keyakinan pada diri sendiri; (2) Kesediaan untuk menggunakan kemampuan dalam mencari peluang dan kemungkinan untuk memperoleh keuntungan; (3) Kemampuan untuk menilai situasi risiko secara realistis.Di atas telah dikemukakan, bahwa pengambil risiko berkaitan dengan kepercayaan diri sendiri. Artinya, semakin besar keyakinan seorang pada kemampuan sendiri, semakin besar keyakinan orang tersebut akan kesanggupan untuk mempengaruhi hasil dan keputusan., dan semakin besar pula kesediaan seseorang untuk mencoba apa yang menurut orang lain sebagai risiko (Meredith, 1996:39). Jadi, pengambil risiko lebih menyukai tantangan dan peluang. Oleh sebab itu, pengambil risiko ditemukan pada orang-orang yang inovatif dan kreatif yang merupakan bagian terpenting dari perilaku kewirausahaan.Anak muda sering dikatakan selalu menyenangi tantangan. Mereka tidak takut mati. Inilah salah satu faktor pendorong anak muda menyenangi olah raga yang penuh dengan risiko dan tantangan, seperti balap motor di jalan raya, kebut-kebutan, balap mobil milik orang tuanya, tetapi contoh tersebut dalam arti negatif. Olahraga berisiko yangh positif ialah panjat tebing, mendaki gunung, arung jeram, motor cross, karate atau olahraga bela diri.Ciri-ciri dan watak seperti ini dibawa ke dalam wirausaha yang juga penuh dengan risiko dan tantangan, seperti persaingan, harga turun naik, dan barang tidak laku. Namun semua tantangan ini harus dihadapi dengan penuh perhitungan. Jika perhitungan sudah matang, dengan pertimbangan dari segala macam segi, maka berjalanlah terus dengan tidak lupa berlindung kepada-Nya.Cara pengambilan keputusan menurut ahli kedokteran mutakhir terdapat perbedaan signifikan antara fungsi otak kiri dan otakl kanan. Otak kiri, berfungsi menganalisis atau menjawab pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana. Otak kanan, berfungsi melakukan pemikiran kreatif tanpa didahului suatu argumentasi. Otak kiri dan otak kanan senantiasa digunakan secara bersama-sama. Setiap orang akan berbeda tekanan pemakaian kedua otak itu. Ada yang cenderung didominasi otak kiri dan sebaliknya ada yang didominasi oleh oleh otak kanan. Pendapat ini diungkapkan oleh Roger Sperd, pada 1981, dia mendapat hadiah Nobel atas pembuktiannya tentang teori otak terpisah ini (Carol Kinsey Goman, 1991: 36). Secara umum dari 95% orang yang menggunakan tangan kanan (tidak kidal), bagian kiri otak tidak hanya mengendalikan bagian kanan tubuhnya tetapi juga melakukan pemikiran yang analitis, linier, verbal dan rasional. Fungsi otak kirilah yang bekerja apabila kita membuat neraca pembekuan, mengingat nama dan tanggal, atau penyusunan tujuan, dan sasaran. Bagian otak kanan mengendalikan bagian kiri tubuh manusia dan bersifat holistic, imajinatif, nonverbal, dan artistic. Apabila kita mengingat kembali wajah orang, perasaan indahnya musik, atau membahayakan sesuatu, berarti kita memfungsikan otak sebelah kanan. Proses yang terjadi pada otak sebelah kanan kurang mendapat pengembangan dalam dunia pendidikan.Masa depan organisasi ditentukan oleh keputusan kita. Pada umumnya semakin penting keputusan yang kita ambil, semakin sedikit informasi relevan yang tersedia. Data kuantitatif biasanya tersedia untuk mengambil keputusan rutin; tetapi fakta dan angka kerap tidak berarti bagi keputusan tingkat puncak yang mempengaruhi masa depan organisasi.Dalam perusahaan besar, manajemen senior biasanya mengambil keputusan data dan dokumentasi perusahaan yang terdapat dalam survey, laporan, dan anjungan komite. Informasi ini, biasanya telah dihimpun dengan cara yang baku, sesuai dengan teknik-teknik pemecahan persoalan. Sebuah persoalan utama dapat dibagi-bagi sehingga sebagian daripadanya dapat dipecahkan dengan segera. Biasanya karena ada kebutuhan mendesak yang hasilnya cukup pasti. Biasanya keputusan dicapai melalui prosedur tetap , yang dimengerti dengan baik oleh manajemen, dan mungkin ini hasil musyawarah karena banyak orang yang bersedia memikul tanggung jawab pribadi atas keputusan tadi.5. Having MentorSeorang mentor dapat mendorong aktivitas entrepreneurial adalah semangat dan kebebasan untuk mandiri dalam mendirikan usaha baru sehingga dimensi otonomi ini merupakan bagian sangat penting dari orientasi entrepreneurial. Guna menjaga dimensi otonomi agar tetap kuat, para entrepreneur haru bekerja pada lingkungan budaya yang mampu mendukung mereka untuk bertindak secara bebas (otonom) guna menjaga kendali terhadap pekerja/karyawan serta mencari semua peluang tanpa hambatan yang kreatif dari masyarakat.Ketika mempersiapkan diri menjadi seorang wirausaha, ada beberapa faktor penentu yang perlu kita geluti. Perhatikan bahwa sekarang kita tidak terlalu tergantung kepada pembeli sesaat atau hanya sekali-sekali dan jarang. Kedua, waktu juga sangat menentukan. Untuk usaha awal, usahakan semua barang atau jasa kita bertahan lama. Kalau belum laku, masih bisa disimpan untuk besok atau waktu kemudian akan dijual kembali. Perencanaan akan membantu mengarahkan kita menuju tujuan kita.Kadang tidak dapat dipungkiri, bahwa faktor yang paling menentukan sehingga kita dapat bertindak bijaksana dan memiliki perasaan bisnis mendalam adalah perlunya pengalaman. Pengalaman kita dapat dari usaha kita sebagai wiraswasta, atau kita pernah bekerja pada seseorang atau beberapa orang wiraswasta. Pengalaman adalah guru terbaik, tetapi pengalaman kita sendiri merupakan biaya yang paling mahal yang harus kita bayar. Dengan pengalaman yang gagal kemudian bangkit, gagal dan bangkit itu lebih baik. Selain membuat kita lebih bijaksana, ini juga akan membuat kita lebih tahan banting. Lebih baik mencari pengalaman dari pekerjaan, sehingga pada suatu saat kita telah memiliki modal dalam arti uang dan modal dalam arti sikap mental kita. Mungkin akan gagal, tetapi tidaklah separah kegagalan dan kerugian yang akan kita hadapi kalau kita sendiri memulainya dari awal.Saat pendirian usaha mungkin kita tangani sendiri segala sesuatunya, tetapi berbarengan dengan keberhasilan kita tentu usaha kita akan semakin besar. Pada saat tertentu kita harus membutuhkan bantuan orang lain untuk mengerjakan beberapa pekerjaan yang selama ini kita tangani. Pada saat itu juga kita membutuhkan suatu pengetahuan dan keterampilan baru yaitu manajemen. Untuk itu kita perlu mempersiapkan diri untuk mengerti dan mampu menerapkan ilmu manajemen dan mungkin manajemen versi kita sendiri. Namun jika kemampuan kita dan karyawan masih terbatas, maka kita perlu menggunakan mentor atau orang yang akan membimbing dan membina untuk mengembangkan usaha kita baik dalam bidang teknis, maupun manajemen usaha. Hal ini diperlukan dalam upaya mengantisipasi dan merespons adanya perubahan dan perkembangan teknologi dan preferensi konsumen yang senantiasa berubah.6.Pikiran Yang TerbukaOrang yang terbuka terhadap pengalaman baru akan lebih siap untuk merespons segala peluang, dan tanggap terhadap tantangan dan perubahan sosial, misalnya dalam mengubah sekitar hidupnya. Orang yang terbuka terhadap ide-ide baru inilah merupakan wirausaha yang inovatif dan kreatif yang ditemukan dalam jiwa kewirausahaan. Menurut Yurgen Kocka (1975), Pandangan yang luas dinamik dan kesediaan untuk pembaruan, dapat lebih cepat berkembang dalam lapangan industri, tidak lepas dari suatu latar belakang pendidikan dan pengalaman perjalanan yang banyak (Yuyun Wirasasmita, 1982:44).Dalam konteks ini juga didapati suatu perpaduan yang nyata antara usaha perdangan yang sistematis rasional dan kemampuan bereaksi terhadap kesempatan yand didasari keberanian berusaha. Wirausaha adalah kepribadian unggul yang mencerminkan budi yang luhur dan suatu sifat yang patut diteladani, karena atas dasar kemampuannya sendiri dapat melahirkan sesuatu sumbangsih dan karya untuk kemajuan kemanusiaan yang berlandaskan kebenaran dan kebaikan. Ada tiga hal yang sangat penting:a. Pikiran-pikiran kita merupakan alat-alat yang paling berharga untuk mencapai masa depan yang sukses dan berhasil, karena segala perbuatan kita yang penting, dan juga gagasan kita terjadi dalam sanubari dan jiwa kita. Berpikir dahulu baru bertindak. Jika kita mengatakan tentang sesuatu: Saya akan memikirkannya dahulu, berarti bahwa kita dalam kesunyian jiwa dan roh kita ingin menumbuhkan perbuatan, niat dan cita-cita kita yang sebaik-baiknya. Oleh karena itulah, kita harus mulai dengan pikiran jika kita mau membentuk gagasan yang membangun. Kita harus belajar membimbing dan mengarahkan pikiran kita kepada suatu tujuan yang jelas dan tegas.b. Membimbing tenaga dan mengarahkan secara sadar. Banyak orang telah melakukannya dengan hasil yang baik meskipun kesempatan mereka tidak lebih baik daripada kita. Maka cobalah dan hasilnya akan meyakinkan kita. Jika kita meresapkan hail itu sebaik-baiknya, dan kita membimbing ke jurusan yang benar, maka lambat laun akan terbuka suatu daerah luas tak terbatas yang penuh dengan kesempatan yang meyakinkan.c. Makin hebat perkembangan pikiran kita dan makin baik kita gunakan, maka makin banyak sukses dan hasil yang diperoleh.Dalam menggapai keberhasilan usaha pikiran kita harus terbuka untuk memperoleh masukan dan kritik dari berbagai pihak. Masukan dan kritik ini sebagai bahan koreksi, evaluasi, dan perbaikan atas langkah yang harus diambil dan sebagai bahan untuk pengambilan keputusan.7.Kepercayaan (Trusted)Kepercayaan diri merupakan suatu paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan (Soesarsono Wijandi, 1988: 33). Dalam praktik sikap dan kepercayaan diri merupakan sikap dan keyakinan untuk memulai, melakukan, dan menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan yang dihadapi. Oleh sebab itu, kepercayaan diri memiliki nilai keyakinan, optimism, individualitas, dan ketidaktergantungan. Seseorang yang memiliki keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan (Zimmerer, 1996:7).Kepercayaan diri ini bersifat internal pribadi seseorang yang sangat relatif dan dinamis, dan banyak ditentukan oleh kemampuannya untuk memulai, melaksanan, dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Orang yang percaya diri memiliki kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sistematism berencana, efektif, dan efisien. Kepercayaan diri juga selalu ditunjukkan oleh ketenangan, ketekunan, kegairahan, dan kemantapan dalam melakukan pekerjaan.Percaya diri bukan berarti seluruhnya kegiatan berdasarkan kemampuan diri atau dilakukan sendiri, melainkan dapat mengevaluasi kekuatan dan kelemahan diri, dengan demikian dapat menentukan kemampuan guna melakukan sendiri dan terus belajar agar kemampuan dirinya meningkat, sehingga kelemahan yang ada dapat dikurangi. Keberanian tinggi dalam mengambil risiko dan perhitungan matang yang dibarengi dengan optimism, harus disesuaikan dengan kepercayaan diri. Oleh sebab itu, optimism dan keberanian mengambil risiko dalam menghadapi suatu tantangan dipengaruhi oleh kepercayaan diri. Kepercayaan diri juga ditentukan oleh kemandirian dan kemampuan sendiri. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi, relatif lebih mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah sendiri tanpa menunggu bantuan orang lain.Kepercayaan diri baik langsung maupun tidak langsung memengaruhi sikap mental seseorang. Gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja keras, kegairahan berkarya, dan sebagainya banyak dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan diri seseorang yang berbaur dengan pengetahuan keterampilan dan kewaspadaannya (Soesarsono Wijandi, 1988:37). Kepercayaan diri merupakan kekuatan yang kuat untuk meningkatkan karsa dan karya seseorang. Sebaliknya, setiap karya yang dihasilkan akan menumbuhkan dan meningkatkan kepercayaan diri. Kreativitas, inisiatif, kegairahan kerja, dan ketekunan akan banyak mendorong seseorang untuk mencapai karya yang memberikan kepuasan batin, yang kemudian akan mempertebal kepercayaan diri. Pada gilirannya, orang yang memiliki kepercayaan diri akan memiliki kemampuan untuk bekerja sendiri dalam mengorganisasi, mengawasi, dan meraihnya (the ability embrace) (Soeparman Sumahamidjaja, 1997:12). Kunci keberhasilan dalam bisnis adalah untuk memahami diri sendiri. Oleh sebab itu. Wirausaha yang sukses ialah wirausaha yang mandiri dan percaya diri (Yuyun Wirasasmita, 1994:2)Sifat-sfat utama diatas dimulai dari pribadi yang mantap, tidak mudah terombang-ambing oleh pendapat dan saran orang lain. Akan tetapi, saran-saran orang lain jangan ditolak mentah-mentah, pakai itu sebagai masukan harus dipertimbangkan, kemudian kita harus memutuskan segera. Kita harus optimis, orang optimis asal tidak ngawur, Insya Allah bisnisnya akan lancar.Orang yang tinggi percaya dirinya ialah orang yang telah matang jasmani dan rohaninya. Pribadi semacam ini ialah pribadi yang independen dan sudah mencapai tingkat kematangan. Karakteristik kematangan seseorang adalah ia tidak tergantung pada orang lain, dia memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, objektif, dan kritis. Dia tidak begitu saja menyerap pendapat atau opini orang lain, tetapi dia mempertimbangkan secara kritis. Emosionalnya boleh dikatakan sudah stabil, tidak gampang tersinggung dan naik pitam. Juga tingkat sosialnya tinggi, mau menolong orang lain, dan yang paling tinggi lagi ialah kedekatannya dengan khalik sang pencipta Allah SWT.Pribadi yang menarik bukan berarti penampilan tubuh dan wajah yang elok atau paras cantik. Akan tetapi, lebih ditekankan pada penampilan perilaku jujur, disiplin. Banyak orang tertipu dengan rupa nan elok tetapi ternyata orangnya penipu. Ingatlah pribadi yang baik dan jujur akan disenangi orang di mana-mana dan akan sukses bekerja sama dengan siapa saja.Kita harus memiliki keyakinan diri bahwa kita akan sukses melakukan suatu usaha, jangan ragu, dan bimbang. Berniatlah untuk bekerja baik, kemudian berserah diri, tawakal kepada Allah SWT. Percaya diri ini diterapkan dalam tindakan sehari-hari, melangkah pasti, tekun, sabar, tidak ragu-ragu. Setiap hari otaknya selalu berputar membuat rencana perhitungan alternative. Dia dapat saja menguji buah pikirannya dengan teman-teman lain, baik yang pro maupun kontra dengan rencananya.

2.12. Efective LeadershipSeorang pemimpin yang efektif sangat dibutuhkan dalam sebuah organisasi atau usaha. Menurut samuel H. Tirtamihardja (2003) dalam bukunya Pemimpin adalah Pemimpi (Leaders are Dreamers), seorang pemimpin yang efektif akan melakukan hal-hal berikut ini.1. Menciptakan sebuah visi yang sesuai untuk organisasinyavisi yang sesuai akan memberi arah kemana organisasi akan dibawa. Visi perlu sesuai dengan tujuan didirikannya organisasi atau badan usaha tersebut.2. Memperkuat dan mendorong semua lapisan organisasinyaAnalog dengan mendorong mobil mogok, bila seluruh tenaga atau orang dikerahkan untuk mendorong kearah yang sama, maka mobil mogok itu dapat berjalan kembali. Namun, bila didorong oleh mereka ke arah yang saling berlawanan satu dengan yang lain, maka mobil itu akan diam di tempat. Implikasinya dalam dunia usaha adalah pemimpin akan gagal bila tidak didorong oleh setiap orang ke arah yang ditentukannya.3. Menciptakan suasana perasaan tim untuk merasakan mana yang terpentingapa yang menjadi prioritas akan mendapat tempat utama agar kita tidak membuang energi, sumber daya, dan dana yang ada.4. Membuat kerja sama tim yang baikKerja sama tim adalah suatu kekuatan yang luar biasa. Melalui kerja sama, hasil yang diperoleh akan berlipat ganda.5. Mengkomunikasikan visi kepada seluruh lapisan organisasiTidak ada satu mesin penggerak pun yang perkasa, yang dapat menggerakkan suatu organisasi menuju kesempurnaan dan kesuksesan jangka panjang daripada memiliki suatu visi masa depan yang menarik, berharga, dan dapat dicapai yang dibagikan kepada seluruh jajaran.6. Menciptakan suatu momen yang tepat (magic moment)Pemimpin yang efektif akan menciptakan dan mempergunakan suatu momen yang tepat untuk membuat perubahan yang dibutuhkan oleh organisasi.7. Menciptakan sikap yang baru dalam perilaku organisasiSikap yang berpusat pada suatu tujuan, yakni sikap yang fokus akan membuat suatu organisasi atau usaha maju pesat.

2.13. Penyebab Utama Pemimpin Mengalami Kegagalan Dalam Memimpin1. Arogansi (Arrogance)Pemimpin merasa dirinya paling superior dan paling benar, sehingga yang lain (anak buah) dianggapnya salah semua.2. Melograma (melogram). Pemimpin selalu ingin menjadi pusat perhatian.3. Mudah berubah pendirian (Volatility).Pemimpin sulit ditebak, sikap selalu berubah setiap saat/situasi.4. Hati-hati yang berlebihan (Excessive Coution). Pemimpin takut atau memiliki keraguan yang berlebihan dalam mengambil suatu keputusan/kebijakan.5. Kebiasaan berupa ketidakpercayaan (Habitual Distrust). Pemimpin selalu bersikap penuh curiga dan tidak percaya kepada setiap orang (anak buahnya)6. Menjauhkan diri dari orang lain (Aloofness). Pemimpin sulit dihubungi (cenderung tertutup) dan sulit berkomunikasi dengan orang lain (menjaga jarak, tertutama dengan anak buahnya) yang berbeda pendapat atau pernah mengecewakannya.7. Kejahatan-kenakalan (Mischievousness). Peraruran atau sistem dibuat dan ditetapkan untuk dilanggar (oleh anak buah dan dirinya sendiri) tanpa adanya tindakan yang tegas.8. Keanehan-kesintingan (Eccentricity). Pemimpin selalu ingin tampil berbeda sehingga kadangkala dianggap aneh.9. Berdaya tahan pasif (Passive Resistance). Pemimpin tidak yakin dengan apa yang dikatakan dan mempertahankan apa yang diucapkan.10 Perfeksionisme atau terlalu ingin segalanya sempurna (Perfectionism). Pemimpin mengganggap mayoritas tindakan anak buah/atau karyawannya salah, hanya sedikit yang dianggap benar. Selalu mencari kambing hitam bila terjadi kesalahan, meskipun kesalahannya sebenarnya adalah kesalahannya sendiri.11 Hasrat-keinginan untuk menyenangkan hatinya sendiri (Eagrness to please). Pemimpin mengejar popularitas semata dalam setiap situasi.

BAB IIIKESIMPULAN dan Saran

3.1 Kesimpulan 1. Kepemimpinan merupakan keinginan untuk mencapai suatu komunikasi yang berdampak dan berakibat dalam mempengaruhi tindakan orang lain. Kempemimpinan adalah kegiatan membujuk orang untuk bekerja sama dalam pencapaian suatu tujuan.2. Keberanian untuk bertindak adalah hakikat dalam berwirausaha. Keberanian seseorang dalam berwirausaha yang senantiasa dihadang resiko merupakan wujud dari keberanian menembus ketidakpastian dalam berusaha.3. Kemampuan seorang pemimpin wirausaha dalam mengarahkan karyawan perlu adanya mentor untuk membina dan mengembangkan usaha baik dalam bidang teknis, maupun manajemen usaha.3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKAAlma, Buchari. 2007. Kewirausahaan Untuk Mahasiswa dan Umum. Alfabeta : BandungKasmir,S.E.,M.M. Kewirausahaan. Jakarta : Rajawali Pers, 2010. Saiman, Leonardus. 2012. Kewirausahaan Teori Praktek dan Kasus. Salemba Empat: Jakarta.Suryana, Yuyus & Kartibayu. 2011. Kewirausahaan Pendekatan Karakteristik Wirausahaan Sukses. Pencana Prenada Media Grup: Jakarta.

1