Upload
others
View
17
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
15
BAB II
LANDASAN TEORI KEPEMIMPINAN KEPALA
SEKOLAH
A. Kepemimpinan Kepala Sekolah
1. Model Kepemimpinan Kepala Sekolah
Menyikapi kebijakan desentralisasi pendidikan dalam
konteks otonomi daerah yang bergulir bersamaan dengan era
globalisasi sekarang ini; yang ditandai dengan kompetensi
global yang sangat ketat dan tajam, perlu dilakukan perubahan
paradigm kepemiminan pendidikan, terutama dalam pola
hubungan atasan-bawahan yang bersifat hieraktis-komando,
seringkali menempatkan bawahan sebagai objek. Pemaksaan
kehendak dan pragmatis merupakan sikap dan perilaku yang
kerap mewarnai kepemimpinan komando-berokratik-hierarkis,
yang pada akhirnya berakibat fatal terhadap terbelenggunya
sikap inovatif dan kreatif dari setiap bawahan. Dalam
melaksanakan tugas dan kewajiban, mereka cenderung
bersikap apriori dan bertindak hanya atas dasar perintah sang
16
pemimpin semata. Dengan kondisi demikian, pada akhirnya
akan sulit dicapai kinerja yang unggul dan produktif.
Model kepemimpinan menurut E. Mulyasa
dalam bukunya Manajemen dan Kepemimpinan Kepala
Sekolah diharapkan dapat mendorong seluruh bawahan
dan warga sekolah dapat memberdayakan dirinya, dan
membentuk rasa tanggungjawab atas tugas yang
diembannya, kepatuhan tidak lagi didasarkan pada
control eksternal organisasi, namun justru berkembang
dari hati sanubari yang disertai dengan pertimbangan
rasionalnya.1
Terry mengemukakan dalam bukunya E. Mulyasa bahwa
untuk dapat memberdayakan setiap individu dalam tingkat
persekolahan, seorang kepala sekolah seyogyanya dapat
menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pemberdayaan,
memperlihatkan idealisme pemberdayaan, penghargaan terhadap
segala usaha pemberdayaan dan penghargaan terhadap segala
keberhasilan pemberdayaan.2
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa upaya
pemberdayaan bukanlah hal yang sederhana, melainkan
didalamnya membutuhkan kerja keras dan kesungguhan dari
kepala sekolah, agar guru dan tenaga kependidikan sekolah
1 E. Mulyasa, Manajemen Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2011), 48
2 E. Mulyasa, Manajemen Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, 49
17
tumbuh dan berkembang jadi individu yang berdaya. Dalam hal
ini semua pihak akan bekerja dengan disertai rasa
tanggungjawab profesionalnya.
2. Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan mempunyai arti yang berbeda-beda
tergantung pada sudut pandang atau perspektif-perspektif dari
para peneliti yang bersangkutan, misalnya dari perspektif
individual dan aspek dari fenomena yang paling menarik
perhatian mereka. Stogdill menyimpulkan bahwa terdapat
hampir sama banyaknya devinisi tentang kepemimpinan dengan
jumlah orang yang telah mencoba mendefinisikannya. Lebih
lanjut Stogdill menyatakan bahwa kepemimpinan sebagai
konsep manajemen dapat dirumuskan dalam berbagai macam
definisi, tergantung darimana titik tolak pemikirannya.3
Sutisna merumuskan kepemimpinan sebagai “proses
mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha
kearah pencapai tujuan dalam situasi tertentu”.4
3 Eneng Muslihah, Kinerja Kepala sekolah, (Jakarta, Haja Mandiri, 2014). 90
4 E. Mulyasa. Manajemen Berbasis Sekolah, 107
18
Menurut Nawawi kepemimpinan adalah suatu kegiatan
untuk mempengaruhi perilaku orang-orang agar bekerja sama
menuju kepada suatu tujuan tertentu yang mereka inginkan
bersama.5
Dari beberapa definisi mengenai kepemimpinan maka
penulis dapat menyimpulkan bahwasanya kepemimpinan
merupakan kemampuan seseorang dalam memimpin dan
mempengaruhi bawahannya agar dapat bekerja dengan baik
sehingga tercapainya tujuan yang diinginkan.
Bagi seorang kepala sekolah diera desentralisasi sekarang
mengetahui tiga jenis kepemimpinan yang dianggap
representative untuk diterapkan, yaitu kepemimpinan
transaksional, transformasional, dan visioner.6
a. Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan yang menekankan pada
tugas yang diemban bawahan. Lebih difokuskan
pada peranannya sebagai manajer karena ia
sangat terlibat dalam aspek-aspek prosedural
manajerial yang metodologis dan fisik. Tidak
mengembangkan pola hubungan laissez fair atau
membiarkan personel menentukan sendiri
pekerjaannya karena dikhawatirkan dengan
keadaan personel yang perlu pembinaan, pola ini
5 Handari Nawawi, Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi, 26
6 Supardi, Sekolah Efektif Konsep Dasar Dan Peraktiknya, 27
19
dapat menyebabkan mereka menjadi pemalas
dan tidak jelas apa yang dikerjakannya. Dalam
kontsak kerja disepakati bersama reward dan
punishment
Peranan Kepemimpinan Transaksional
untuk mengidentifikasi apa saja yang dibutuhkan
oleh sekolah, para guru untuk kemudian dipenuhi
segala kebutuhan yang diperlukan.
b. Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpian Transformasional
didasarkan pada kebutuhan akan penghargaan
diri, tetapi menumbuhkan kesadaran pada
pemimpin untuk berbuat yang terbaik sesuai
dengan kajian perkembangan manajemen dan
kepemimpinan yang memandang manusia,
kinerja, dan pertumbuhan sebagai sisi yang
saling berpengaruh. Burn (1978) menyatakan
bahwa pada kepemimpinan ini, “para pemimpin
dan pengikut saling menaikkan diri ke tingkat
moralitas dan motivasi yang lebih tinggi.
Peranan Kepemimpinan Tranformasional
untuk memberikan nuansa perubahan ke tingkat
yang lebih baik berbeda dari sebelumnya.
c. Kepemimpian Visioner
Merupakan kemampuan pemimpin dalam
menjabarkan dan menerjemahkan visi dalam
tindakan. Visi merupakan peluru bagi
kepemimpinan visioner. Visi berperan dalam
menentukan masa depan organisasi apabila
diimplementasikan secara konprehensif.
Peranan Kepemimpinan Visioner yaitu
untuk Memotivasi karyawan atau Guru untuk
bertindak dengan arah yang telah ditentukan
dalam visi.7
7 http://slideplayer.info/slide/2422693/ . di akses pada tanggal 02 April 2018
20
Dari penjelasan diatas terkait keterampilan
kepepimpinan kepala sekolah penulis meyimpulkan. Bahwa
pemimpin mempunyai peranan sebagai subyek yang aktif,
kreatif dalam menggerakkan orang baik sebagai individu
maupun kelompok/organisasi dalam pencapaian tujuan/visi,
secara efektif. Kepemimpinan kepala sekolah memiliki peran
strategis dalam kerangka manajemen dan kepala sekolah
merupakan salah satu faktor terpenting dalam menunjang
keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan sekolah yang telah
ditetapkan. Kepala sekolah adalah pengelola satuan pendidikan
yang bertugas menghimpun, memanfaatkan, mengoptimalkan
seluruh potensi dan SDM, sumber daya lingkungan (sarana dan
prasarana) serta sumber dana yang ada untuk membina sekolah
dan masyarakat sekolah yang dikelolanya. Kepala sekolah yang
berhasil apabila mereka memahami keberadaan sekolah sebagai
organiasi yang kompleks dan unik, serta mampu melaksanakan
peran kepala sekolah sebagai seorang yang diberi tanggung
jawab untuk memimpin sekolah.
21
3. Kompetensi Kepala Sekolah
Ada beberapa kompetensi kepala sekolah diantaranya
sebagai berikut:
1) Kompetensi umum
Kompetensi umum ini meliputi standar kompetensi
yaitu: keperibadian, manajemen, kewirausahaan, supervise,
dan sosial.8
a. Kompetensi Kepribadian yaitu : Berakhlak mulia,
memiliki ntegritas kepribadian sebagai pemimpin,
memiliki keinginan yang kuat dalam mengembangkan
diri sebagai kepala sekolah, memiliki sifat terbuka,
memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin
pendidikan. Dengan memiliki kepribadian yang baik
maka kepala sekolah akan menjadi panutan bagi
pendidik maupun tenaga pendidik.
b. Kompetensi Manajemen meliputi : penyusunan
perencanaan, mengembangkan organisasi, memimpin
sekolah, mengelola perubahan dan pengembangan
sekolah, mengelola guru dan staff dalam rangka
8 Supardi, Sekolah Efektif Konsep Dasar Dan Peraktiknya, 32
22
mendaya gunakan sumber daya manusia secara optimal.
Dengan manajemen yang baik maka visi misi sekolah
akan lebih cepat tercapai. kinerja pendidik dan tenaga
pendidik lebih baik dan terciptanya lingkungan sekolah
yang baik.
c. Komptensi Kewirausahaan meliputi : Mampu
menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan
sekolah adapun bentuk inovasinya adalah Menjadi
teladan bagi guru dan siswa di sekolahnya, khususnya
mengenai kompetensi kewirausahaan bekerja keras
untuk mencapai keberhasilan sekolah, memiliki motivasi
yang kuat untuk sukses, pantang menyerah dan memiliki
naluri kewirausahaan.
d. Kompetensi Supervisi meliputi : Mampu merancang
program supervisi akademik dalam rangka
meningkatkan jabatan guru, melaksanakan supervisi
akademik terhadap guru, menindaklanjuti hasil supervisi
terhadap guru.
Tahapan supervisi yang dilakukan kepala
sekolah yaitu : Tahap Awal atau tahap persiapan
23
merupakan pembuatan kerangka kerja, instrumen
penilaian dipersiapkan oleh supervisor dan guru
sebaiknya juga mengetahui indikator-indikator yang
menjadi objek penilaian. Selanjutnya guru diberitahukan
waktu akan diadakan supervisi. Aktivitas-aktivitas yang
dilakukan pada tahap persiapan ialah (1) menilai
pencapaian belajar siswa pada bidang studi tertentu, (2)
mempersiapkan instrumen atau alat observasi kunjungan
kelas, (3) memberitahukan kepada guru yang akan
disupervisi termasuk waktu kunjungan, (4) mengadakan
kesepakatan pelaksanaan su-pervisi. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini, guru melakukan kegiatan pembelajaran sesuai
rencana pembelajaran (RP) yang telah dibuat. Selanjutnya
supervisor melakukan observasi berdasarkan instrumen atau
pedoman observas yang telah disediakan. Tahap pelaksanaan
supervisi kunjungan kelas sebagai berikut, (1) supervisor
bersama guru memasuki ruang kelas tempat proses
pembelajaran akan berlangsung, (2) guru menjelaskan kepada
siswa tentang maksud kedatangan supervisor di ruang kelas,
(3) guru mempersilakan supervisor untuk menempati tempat
duduk yang telah disediakan, (4) guru mulai melaksanakan
24
kegiatan mengacu pada rencana pembelajaran (RP) yang telah
dibuat, (5) supervisor mengobservasi penampilan guru
berdasarkan format observasi yang telah disepakati, (6)
setelah guru selesai melaksanakan seluruh rangkaian
kegiatan pembelajaran, bersama-sama dengan supervisor
meninggalkan ruang kelas dan pindah ke ruang guru atau
ruang pembinaan. Tahap akhir dari supervisi kunjungan
kelas adalah evaluasi dan refleksi. Supervisor dalam hal
ini kepala sekolah mengevaluasi hal-hal yang telah
terjadi selama observasi terhadap guru selama
melaksanakan proses pembelajaran. Tahap evaluasi
merupakan diskusi umpan balik antara supervisor
(kepala sekolah) dan guru. Suasana pertemuan penuh
persahabatan, bebas dari prasangka, dan tidak bersifat
mengadili. Supervisor memaparkan data secara objektif
sehingga guru dapat mengetahui kekurangan dan
kelebihan selama proses pembelajaran berlangsung.
Yang menjadi dasar dari balikan terhadap guru adalah
kesepakatan tentang item-item observasi yang
25
digunakan, sehingga guru menyadari tingkat
keberhasilan dalam melaksanakan pembelajaran.
e. Kompetensi Sosial Meliputi : Mampu bekerjasama
dengan pihak lain untuk kepentingan sekoah,
berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan,
memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok
lain. Kepala sekolah bisa bekerja sama dengan pihak
puskesmas untuk mengadakan cek kesehatan
dilingkungan sekolah, bekerja sama dengan kepolisian
dan masyarakat untuk mengawasi peserta didik di luar
lingkungan sekolah dan bekerjasama dengan perusahaan
atau pengrajin untuk menyalurkan dan mengasah
kemapuan peserta didik.
2) Kompetensi emosi
Golemen mendefinisikan emosi sebagai suatu
pemahaman yang mendalam mengenai kekuatan,
kekurangan, keperluan dan arah haluan emosi termasuk
keikhlasan terhadap diri sendiri dan orang lain. Menurut
Golmen kemampuan seseorang dalam manajemen konflik
sebagai contoh, adalah berdasarkan kepada dasar-dasar
26
kecerdasan emosional yang dikuasai oleh seorang
pemimpin khususnya berkaitan dengan kesadaran diri dan
manajemen relasi.9
Istilah kecerdasan emosi (emotional
intelligence) pertama kali dilontarkan pada tahun
1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard
University dan Jhon Mayer dari University of
New Hampshire. Kecerdasan emosional diartikan
sebagai “himpunan bagian dari kecerdasan sosial
yang melibatkan kemampuan memantau perasaan
dan emosi baik pada diri sendiri maupun orang
lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan
informasi ini untuk membimbing pikiran dan
tindakan.10
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
posisi Kepala Sekolah sebagai pengambil kebijakan sangat
strategis dalam mewujudkan iklim sekolah melalui
kepemimpinannya yang berdasarkan kecerdasan emosional.
Dengan kecerdasan emosional diharapkan dapat mengubah
paradikma berpikir kepala sekolah, guru, dan stakeholder
lainnya, agar dapat memahaminya secara baik dan benar.
Pemahaman yang baik akan melahirkan komitmen dalam
9 Supardi, Sekolah Efektif Konsep Dasar Dan Peraktiknya, 34
10 Httprepository.Ung.Ac.Idgetkaryailmiah187urgensi-Kecerdasan-
Emosional-Dan-Spiritual-Kepala-Sekolah-Dalam-Mewujudkan-Iklim-Sekolah-Yang-
Kondusif. Diakses pada 04 April 2018
27
pelaksanaan visi misi agar mampu menciptakan iklim
sekolah yang kondusif.
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Pemimpin
Dalam Manajemen Pendidikan
Dalam melaksanakan aktivitasnya bahwa pemimpin
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor-faktor tersebut
sebagaimana dikemukakan oleh H. Jodeph Reitz yang dikutip
Fattah, sebagai berikut :
1. Kepribadian (personality), pengalaman masa lalu dan
harapan pemimpin, hal ini mencakup nilai -nilai, latar
belakang dan pengalamannya akan mempengaruhi pilihan
akan gaya kepemimpinan.
2. Harapan dan perilaku atasan.
3. Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan
mempengaruhi terharlap apa gaya kepemimpinan.
4. Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan
mempengaruhi gaya pemimpin.
5. Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan
perilaku bawahan.
6. Harapan dan perilaku rekan.11
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka jelaslah bahwa
kesuksesan pemimpin dalam aktivitasnya dipengaruhi oleh
factor-faktor yang dapat menunjang untuk berhasilnya
11
Maman Ukas, Manajemen Konsep, Prinsip, dan Aplikasi, (Bandung : Ossa
Promo, 1999) 253.
28
suatu kepemimpinan, oleh sebab itu suatu tujuan akan
tercapai apabila terjadinya keharmonisan dalam hubungan
atau interaksi yang baik antara atasan dengan bawahan, di
samping dipengaruhi oleh latar belakang yang dimiliki
pemimpin, seperti motivasi din untuk berprestasi,
kedewasaan dan keleluasaan dalam hubungan social dengan
sikap-sikap hubungan manusiawi.
B. Kinerja Guru
1. Pengertian Kinerja Guru
Kinerja merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk
melaksanakan, menyelesaikan tugas dan tanggung jawab
sesuai harapan dan tujuan yang telah ditetapkan.12
kata kinerja
berasal dari Kata ”performance” memberikan tiga arti , yaitu:
(1) prestasi (2) pertunjukan (3) pelaksanaan tugas.13
Dari pengertian diatas kinerja diartikan sebagai prestasi,
menunjukan suatu kegiatan atau perbuatan dan melaksanakan
tugas yang telah dibebankan. Pengertian kinerja sering
12 Supardi, Kinerja Guru, (Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada, 2013), 45
13 Fatah Syukur, Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan, (Semarang:
PT. Pustaka Rizki Putra,2012), 129
29
diidentikan dengan prestasi kerja. Karena ada persamaan
antara kinerja dengan prestasi kerja.
Dalam aktifitas pada lembaga pendidikan maka
pernyataan kinerja yang dimaksud adalah: prestasi kerja pada
penyelenggaran lembaga pendidikan dalam melaksanakan
program pendidikan mampu menghasilkan lulusan atau output
yang semakin meningkat kualitasnya.14
Dari uraian diatas bahwasannya kinerja tersebut dapat
dianalogikan bahwa kinerja suatu sekolah sebagai organisasi
khususnya kinerja dalam bidang akademik (kurikulum dan
peserta didik) tidak dilihat dari hasil segi fisik saja, tetapi
menyangkut segi-segi: kemampuan kerja, kerajinan, disiplin,
hubungan kerja, kepemimpinan atau hal-hal khusus dalam
bidang akademik baik yang menyangkut kurikulum maupun
kepeserta-didikan. Kinerja tersebut akan banyak ditentukan
atau diperhatikan oleh aktifitas para guru dan para peserta
didik.
14
Supardi, Kinerja Guru, 46
30
Kinerja merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk
melaksanakan, menyelesaikan tugas dan tanggung jawab
sesuai dengan harapan dan tujuan yang telah ditetapkan.
Kinerja guru merupakan faktor yang
dominan dalam menentukan motivasi belajar
siswa serta kualitas pembelajaran. Artinya, kalau
guru yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran
mempunyai kinerja yang bagus, akan mampu
meningkatkan kualitas pembelajaran, begitu juga
sebaliknya. Hal ini dapat dipahami karena guru
yang mempunyai kinerja bagus dalam kelas akan
mampu menjelaskan pelajaran dengan baik,
mampu menumbuhkan motivasi belajar siswa
dengan baik, mampu menggunakan media
pembelajaran dengan baik, mampu membimbing
dan mengarahkan siswa dalam pembelajaran
sehingga siswa akan memiliki semangat dan
motivasi dalam belajar, senang dengan kegiatan
pembelajaran yang diikuti, dan merasa mudah
memahami materi yang disajikan oleh guru.15
.
Kinerja guru merupakan kemampuan seorang guru
dalam melaksanakan tugas pembelajaran dimadrasah dan
bertanggungjawab atas peserta didik dibawah bimbingannya
dengan meningkatkan prestasi belajar peserta didik oleh
karena itu, kinerja guru itu dapat diartikan sebagai suatu
kondisi yang menunjukan kemampuan seorang guru dalam
15
Rinawati Anita, Pengaruh Kinerja Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa
(Purworejo: Universitas Muh Purworejo,2008), 283
31
menjalankan tugasnya dimadrasah serta menggambarkan
adanya suatu perbuatan yang ditampilkan guru dalam atau
selama melakukan aktifitas pembelajaran.16
Sedangkan kinerja guru dalam kaitannya dengan
kemampuan individu yang bersangkutan akan sangat berperan,
hal ini seperti yang dikemukakan oleh Rochmen atau Wijaja,
menyatakan ada tiga aspek kemampuan guru, yaitu mencakup:
kemampuan pribadi; kemampuan professional; kemampuan
kemasyarakatan atau kemampuan sosial.17
kemampuan pribadi meliputi Kesetiaan, adalah tekad
dan kesanggupan mentaati, melaksanakan tugas dengan penuh
kesadaran dan tanggungjawab. Ketaatan, adalah ketulusan hati
seorang tenaga kinerja untuk mentaati segala ketentuan,
peraturan kedinasan yang berlaku. Kejujuran, adalah ketulusan
hati seorang pendidik dalam melaksanakan tugas dan
pekerjaan serta kemampuan untuk tidak menyalahgunakan
wewenang yang telah diberikan kepadanya.
16
Supardi, Kinerja Guru, 45-54
17 Kiras Saragih, Usaha Konkret Guru Profesional, (Dinas Pendidikan
Provinsi Banten, 2011), 275
32
Kemampuan profesional yang meliput : Prakarsa, adalah
kemampuan untuk mengambil keputusan, langkah-langkah
atau melaksanakan tugas pokok tanpa tindakan yang
diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa
mengganggu perintah dan bimbingan dari menajemen lainnya.
Kepemimpinan, Yang dimaksud adalah kemampuan yang
dimiliki oleh seorang tenaga kerja untuk meyakinkan orang
lain (tenaga kerja lain) sehingga dapat dikerahkan secara
maksimal untuk melaksanakan tugas pokok.
kemampuan kemasyarakatan atau kemampuan sosial
meliputi : Kerja sama, adalah kemampuan seorang tenaga
kerja untuk bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam
menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan yang telah
ditentukan, sehingga mencapai daya guna dan hasil yang
sebenarnya.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
pengertian kinerja guru adalah tingkat keberhasilan kerja yang
dicapai oleh seorang guru dengan kecakapan dan keahlian
yang dimiliki dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tugas
kerjanya. Tercapainya kinerja yang maksimal tidak akan
33
terlepas dari peran pemimpin birokrasi dalam memotivasi
bawahannya dalam melaksanakan pekerjaan secara efisien dan
efektif. Kinerja sebagai tingkat pencapaian hasil berkaitan
dengan operasi aktivitas, program dan misi organisasi.
2. Tugas Dan Peran Guru
1) Tugas guru
Dalam proses belajar mengajar, guru berfungsi
sebagai pameran utama pada proses pendidikan secara
keseluruhan dilembaga formal. Tugas guru sebagai tugas
dan tanggungjawabnya menuntut kepada guru untuk
mengembangkan profesionalismu diri sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Mendidik, mengajar, dan melatih anak didik adalah tugas
guru sebagai profesi.
2) Peran guru
Berikut adalah peranan guru dalam nuansa
pendidikan yang ideal, sebagai berikut: (1) guru sebagai
pendidik Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh,
panutan dan identifikasi bagi para peserta didik, dan
lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki
34
standar kualitas tertentu, yang mencakup tanggung jawab,
wibawa, mandiri dan disiplin. Peran guru sebagai
pendidik (nurturer) berkaitan dengan meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan anak untuk memperoleh
pengalaman-pengalaman lebih lanjut seperti penggunaan
kesehatan jasmani, bebas dari orang tua, dan orang
dewasa yang lain, moralitas tanggungjawab
kemasyarakatan, pengetahuan dan keterampilan dasar,
persiapan.untuk perkawinan dan hidup berkeluarga,
pemilihan jabatan, dan hal-hal yang bersifat personal dan
spiritual. Oleh karena itu tugas guru dapat disebut
pendidik dan pemeliharaan anak. Guru sebagai
penanggung jawab pendisiplinan anak harus mengontrol
setiap aktivitas anak-anak agar tingkat laku anak tidak
menyimpang dengan norma-norma yang ada, (2) guru
sebagai pengajar Peranan guru sebagai pengajar dan
pembimbing dalam kegiatan belajar peserta didik
dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti motivasi,
kematangan, hubungan peserta didik dengan guru,
kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman dan
35
keterampilan guru dalam berkomunikasi.18
(3) guru
sebagai pembimbing Guru dapat diibaratkan sebagai
pembimbing perjalanan, yang berdasarkan pengetahuan
dan pengalamannya bertanggungjawab atas kelancaran
perjalanan itu.19
(4) guru sebagai pelatih Guru adalah
orang yang mengarahkan proses belajar secara bertahap
dari awal hingga akhir (kulminasi). Dengan rancangannya
peserta didik akan melewati tahap kulminasi, suatu tahap
yang memungkinkan setiap peserta didik bisa mengetahui
kemajuan belajarnya. (5) guru sebagai penasehat Guru
adalah seorang penasehat bagi peserta didik juga bagi
orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus
sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat
berharap untuk menasehati orang. Peserta didik senantiasa
berhadapan dengan kebutuhan untuk membuat keputusan
dan dalam prosesnya akan lari kepada gurunya. Agar guru
dapat menyadari perannya sebagai orang kepercayaan dan
penasihat secara lebih mendalam, ia harus memahami
18 Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2006), 168
19 Nata, Abuddin., Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada
Media, 2007), 237
36
psikologi kepribadian dan ilmu kesehatan mental.20
(6)
guru sebagai model dan teladan Guru merupakan model
atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang
menganggap dia sebagai guru.21
Terdapat kecenderungan
yang besar untuk menganggap bahwa peran ini tidak
mudah untuk ditentang, apalagi ditolak.
Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang
dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta
orang di sekitar lingkungannya yang menganggap atau
mengakuinya sebagai guru. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan oleh guru : Sikap dasar, Bicara dan gaya
bicara, Kebiasaan bekerja, Sikap melalui pengalaman dan
kesalahan, Pakaian, Hubungan kemanusiaan, Proses
berfikir, Perilaku neurotis, Selera, Keputusan, Kesehatan,
Gaya hidup secara umum Perilaku guru sangat
mempengaruhi peserta didik, tetapi peserta didik harus
berani mengembangkan gaya hidup pribadinya sendiri.
Guru yang baik adalah yang menyadari kesenjangan
20 Nata, Abuddin., Manajemen Pendidikan, 120
21
Nawawi, Hadari, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT Gunung Agung,
1985), 96
37
antara apa yang diinginkan dengan apa yang ada pada
dirinya, kemudian menyadari kesalahan ketika memang
bersalah. Kesalahan harus diikuti dengan sikap merasa
dan berusaha untuk tidak mengulanginya., (7) Guru
sebagai korektor guru menerjemahkan pengalaman yang
telah lalu ke dalam kehidupan yang bermakna bagi peserta
didik. (8) guru sebagai organisator, guru memiliki
kegiatan pengelolaan akademik, menyusun tata tertib
sekolah, menyusun kalender akademik, dan sebagainya,
(9) guru sebagai motivator, sebagai motivator yang turut
menyebarluaskan usaha-usaha pembaharuan kepada
masyarakat khususnya kepada subjek didik yaitu siswa.22
(10) guru sebagai fasilitator, guru sebagai fasilitator
hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang
berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan
proses belajar mengajar,baik berupa narasumber, buku
teks, majalah, ataupun surat kabar.23
(11) guru sebagai
pengelola kelas, guru sebagai pengelola kelas
22 Djihad Asep dan Syuanto, Calon Guru dan Guru Profesional
(Yogyakarta: Multi Presindo.2013). 4
23 Moh. Usman Uzer, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.2009), 11
38
bertangungjawab mengelola lingkungan fisik kelasnya
agar senantiasa menyenangkan untuk belajar, dengan
demikian guru tidak hanya memungkinkan siswa belajar
tetapi mengembangkan kebiasaan belajar secara efektif.24
(12) guru sebagai mediator Dalam peranan ini guru
merupakan seorang perantara di dalam suatu proses
pewarisan kebudayaan. Dalam peranannya sebagai
mediator, kebudayaan maka seorang guru harus sanggup
memberikan, mengajarkan,dan membibing berbagai ilmu
pengetahuan,ketrampilan dan sikap kepada murid-
muridnya. Guru tersebut harus menguasai berbagai aspek
kebudayaan dengan sebaik baiknya, karna guru
merupakan cermin dari kemajuan dan perkembangan
kebudayaan.25
(13) guru sebagai evaluator Evaluasi atau
penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling
kompleks, karena melibatkan banyak latar belakang dan
hubungan, serta variable lain yang mempunyai arti apabila
berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin
24 Moh. Usman Uzer, Menjadi Guru Profesional, 10
25
Pidarta, Made, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Bina Aksara,
1988), 84
39
dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian. Teknik
apapun yang dipilih, dalam penilaian harus dilakukan
dengan prosedur yang jelas, yang meliputi tiga tahap,
yaitu persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut.26
Melihat peran dan tugas guru diatas maka dapat
disimpulkan bahwa pada diri setiap guru itu terletak
tanggung jawab untuk membaawa siswanya suatu
kedewasaan atau taraf kematangan tertentu. Dalam rangka
ini guru tidak semata-mata menjadi “pengajar” yang
hanya transfer of kenowlaedge tetapi juga sebagai
“pendidiki” yang transfer of values sekaligus juga sebagai
“pembimbing” yang memberikan pengarahan dan
menentukan anak didiknya dalam belajar.
3. Standar Guru Yang Harus Dimiliki Guru
Menurut Mulyasa, disamping memenuhi standar profesi
dan standar kompetensi, guru perlu memenuhi standar mental,
moral, sosial, spiritual, intelektual, fisik, dan psikologi sebagai
berikut:
26 Nata, Abuddin., Manajemen Pendidikan, 196
40
1) Standar mental, guru harus memiliki mental yang sehat,
mencintai, mengabdi, dan memiliki dedikasi yang tinggi
pada tugas dan jabatannya
2) Standar moral, guru harus memiliki budi pekerti luhur dan
sikap moral yang tinggi
3) Standar sosial, guru harus memiliki kemampuan untuk
berkomunikasi dan bergaul dengan masyarakat
lingkungannya
4) Standar spiritual, guru harus beriman kepada Tuhan Yang
Maha Esa, yang diwujudkan dalam ibadah dan kehidupan
sehari-hari
5) Standar intelektual, guru harus memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang memadai agar dapat melaksanakan tugas
dan kewajiban dengan baik dan professional
6) Standar fisik, guru harus sehat jasmani, dan berbadan sehat
tidak mempunyai penyakit menular yang membahayakan
diri peserta didik dan lingkungannya
41
7) Standar psikis, guru harus sehat rohani artinya tidak
memiliki gangguan jiwa ataupun kelainan yang dapat
mengganggu pelaksanaan tugas profesiya.27
C. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian yang dilakukan Yanti Hasmayati, jurusan
manajemen pendidikan, dengan judul Pengaruh Efektivitas
Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Terhadap
Kompetensi Guru (Studi Pada Jurusan Bisnis Dan Manajemen
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Dan Swasta Di
Kabupaten Sumedang). Hasil penelitian tersebut adalah
penulis mengambil kesimpulan Hasil penelitian ditemukan
bahwa pengaruh efektivitas kepemimpinan kepala sekolah dan
motivasi kerja secara simultan terhadap kompetensi
guru adalah 0,887 (pengaruhnya tergolong sangat kuat),
sedangkan kontribusi (sumbangan) sebesar 78,7% dan
sedangkan sisanya 21,3% ditentukan oleh variabel lain seperti
fasilitas, peluang sekolah, dan kinerja guru.28
27
Supardi, Sekolah Efektif Konsep Dasar Dan Peraktiknya, 89
28
Yanti Hasmayati, Pengaruh Efektivitas Kepemimpinan Kepala Sekolah
Dan Motivasi Kerja Terhadap Kompetensi Guru (Studi Pada Jurusan Bisnis Dan
Manajemen Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Dan Swasta Di Kabupaten
Sumedang), Skripsi fakultas tarbiyah.2011
42
2. Penilaian yang dilakukan oleh Abdul Azis, jurusan manajemen
pendidikan fakuultas ilmu tarbiyah dan keguruan universitas
islam negeri (UIN) syarif Hidayatullah, Dengan judul
efektivitas kepemimpinan kepala sekolah dalam membina
kinerja guru di sekolah SMK Puspita Bangsa Ciputat. hasil
dari penelitian tersebut adalah penulis mengambil kesimpulan
bahwa kepemimpinan kepala sekolah SMK Puspita Bangsa
Ciputat, maka dapat ditarik kesimpulan kepala sekolah SMK
Puspita Bangsa dalam melaksanakan pembinaan terhadap
kinerja guru cukup efektif, berdasarkan orientasi pada tugas,
berorientasi pada hubungan, kepemimpinan partisipatif dan
pembinaan terhadap kinerja.29
Persamaan dari penelitian ini
yaitu meliputi variable kepemimpiinan kepala sekolah dan
pembinaan kinerja guru dan metode yang digunakan sama-
sama menggunakan metode kualitatif.
3. Penilaian yang dilakukan oleh Moch. Abdurrozaq, jurusan
manajemen pendidikan islam fakuultas ilmu tarbiyah dan
keguruan Insitut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung,
29
Abdul Azis, Efektivitas Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Membina
Kinerja Guru SMK Puspita Bangsa Ciputat, skripsi fakultas tarbiyah dan keguruan.
2017
43
Dengan judul Strategi Kepala Sekolah Dalam Upaya
Meningkatkan Kinerja Guru Di SMP Muhammadiyah 1
Gadingrejon Kabupaten Peringsewu. hasil dari penelitian
tersebut adalah penulis mengambil kesimpulan bahwa
kepemimpinan kepala sekolah di SMP Muhammadiyah 1
Gadingrejon Kabupaten Peringsewu menunjukan bahwa
pelaksanaan starategi kepala sekolah pada aspek kinerja guru
mencangkup, pembinaan kinerja guru, pengawasan kinerja
guru, pembinaan disiplin tenaga kependidikan, pemberian
motivasi, pemberian penghargaan, sudah berjalan dengan
baik.30
Persamaan dari penelitian ini yaitu sama-sama meneliti
kepemimpiinan kepala sekolah dan kinerja guru dan metode
yang digunakan sama-sama menggunakan metode kualitatif.
D. Kerangka Berpikir
Agar penelitian lebih terarah dan tujuan penelitian tercapai,
maka penulis dengan ini menyertakan kerangka berpikir
berdasarkan sintesis teori dengan pertimbangan masalah yang
diteliti. Kerangka berpikir ini disusun untuk menjadi pedoman
30 Moch. Abdurrozaq, Skripsi “Strategi Kepala Sekolah Dalam Upaya
Meningkatkan Kinerja Guru “(Lampung, 2017)
44
dalam melaksanakan penelitian tentang model kepemimpinan
dalam pemembinaan kinerja guru
Kepemimpinan kepala sekolah berperan penting dalam
perkembangan sekolah. “Seorang pemimpin pendidikan adalah
orang yang mempunyai konsep yang lebih luas yang berkaitan
dengan tujuan yang bermanfaat, dan tujuan itu berpengaruh
terhadap sekolah dan masyarakat”. Jiwa kepemimpinan kepala
sekolah dipertaruhkan dalam proses pembinaan para guru, pegawai
tata usaha, dan pegawai sekolah lainnya. Sebagai pemimpin, ia
harus mengetahui, memahami semua hal yang berkaitan dengan
administrasi sekolah dan potensi yang dimiliki oleh para gurunya,
sehingga komunikasi dengan guru dan karyawan sekolah akan
membantu kinerjanya, terutama untuk menyelsaikan masalah yang
dihadapi oleh sekolah yang dipimpinnya.
Melakukan pembinaan kepada guru adalah tugas kepala
sekolah agar kegiatan belajar dan pembelajaran yang berlangsung
dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Melakukan
aktivitas pembinaan sama halnya dengan supervisi. “Supervisi
ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk
membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam
45
melakukan pekerjaan mereka secara efektif”. Oleh karena itu,
pembinaan kepada setiap guru sangatlah penting karena dapat
menunjang kelancaran suatu aktivitas kegiatan belajar dan
pembelajaran.
46
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Model Kepemimpinan Kepala Sekolah
input proses output
Masalah
1. keterlambatan guru dalam
mengerjakan tugas
2. tidak
terlaksananya
belajar dan
mengajar sesuai
yang diinginkan
Strategi
1. membangkitkan dan
merangsang guru dan
pegawai sekolah lainnya
dalam menjalankan
tugas dengan sebaik-
baiknya.
2. bersama guru-guru
mengembangkan,
mencari, dan
menggunakan metode
baru dalam proses
belajar mengajar yang
lebih baik.
3. membina kerja sama
yang baik dan harmonis
antara guru, murid dan
pegawai lainnya.
4. mengadakan
workshop,seminar dan
pelatihan lainnya yang
menunjang
perkembangan
pengetahuan para guru
Hasil
Tercapainya
kepemimpinan
kepala sekolah
yang efektif dalam
pemembinaan
kinerja guru
sehingga guru
dapat mengerjakan
tugas sesuai yang
telah direncanakan
dan terciptanya
kegiatan belajar
mengajar yang
baik