31
LAPORAN KASUS STASE MATA AMC OD + MS OS Fika Imeliawati

Laporan Kasus Stase Mata

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan kasus mata

Citation preview

LAPORAN KASUS STASE MATA

AMC OD + MS OSFika Imeliawati

Anamnessa

kasus

Nama Nn. S

Umur 12 tahun

Alamat Pabuaran Wetan Cirebon

Pendidikan SD

Status Pelajar

Tanggal Pemeriksaan 22 / 02 / 2013

Keluhan Utama Mata kiri dan kanan terasa kabur

Anamnesa Khusus

:

 

 

 

Pasien datang dengan keluhan mata sebelah kiri

dan kanan terasa kabur sejak 3 tahun yang lalu,

pasien juga mengeluh mata cepat lelah, untuk

melihat jauh kabur juga tidak nyaman, sehingga

pasien kesulitan untuk melihat tulisan di papan

tulis, agar dapat terlihat jelas pasien sering

memicingkan matanya. Pasien juga mengeluh

bahwa kepalanya sering pusing. Dari

keterangan pasien tidak didapatkan riwayat

mata merah dan riwayat trauma.

Riwayat penyakit

yang lalu

Belum pernah menggunakan kacamata

sebelumnya.

 

Anamnesa Keluarga Ayah menggunakan kaca

mata.

Riwayat Gizi Baik

Keadaan Sosial

Ekonomi

Menengah

I. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum tampak sakit ringan

kesadaran Compos mentis

Vital sign T : 120/80mmHg

P : 80 x/menit

R : 20 x/menit

S : 36 C

II. STATUS GENERALIS

Rambut distribusi rata, tidak mudah dicabut

Wajah simetris, tidak ada kelainan

Mata ca (-/-),sklera ikterik (-/-)

Hidung tidak ada kelainan

Telinga simetris tidak tampak serumen

Bibir bibir tampak pucat dan kering warna

Leher pembesaran KGB (-), tidak ada deviasi trakea,

JVP tidak meningkat

Thorak Tidak ada kelainan

Abdomen Tidak ada kelainan

Ekstremitas Akral hangat, edema (-)

III PEMERIKSAAN VISUS

OD OS

Visus SC : 3/60 PH: 0,6

Koreksi : S -2,75 C -0,50 as

1800 6/6

PD : 58/56

Visus SC: 4/60 PH: 0,21

Koreksi: S -2,75 6/6 

IV. MUSCLE BALANCE

PERGERAKAN BOLA MATA

Versi : Baik

Duksi : Baik

 

 

 

 Versi : Baik

Duksi : Baik

 

 

V. PEMERIKSAAN EKSTERNAL

Papebra Superior :

Hiperemis (-), edema (-)

 

Hiperemis (-), edema (-)

Palpebra Inferior : Hiperemis (-),

edema(-)

 Hiperemis (-), edema (-)

Cilia : Trikiasis (-) Trikiasis (-)

Ap.Lacrimalis :Sumbatan (-) Sumbatan (-)

Conj.Tars.Sup : Papil (-), folikel (-),

lithiasis(-)

 Papil (-), folikel (-), lithiasis (-)

Conj.Tars.Inf: Papil (-), folikel

(-)lithiasis (-)

 Papil (-), folikel (-), lithiasis (-)

Conj.Bulbi : folikel (-), lithiasis (-),

injeksi konjungtiva (-)

 folikel (-), lithiasis (-), injeksi

konjungtiva (-)

Cornea : jernih Jernih

COA : Dalam, hifema (-), Hipopion (-) Dalam, hifema (-), Hipopion

(-)

Pupil : Isokor, bulat

Refleks Cahaya :

- Direct (+) Indirect (+)

Diameter : 3 mm

Isokor, bulat

Refleks Cahaya :

- Direct (+) Indirect (+)

Diameter : 3 mm

IRIS : Coklat, Kripta jelas Coklat, Kripta jelas

-LENSA : Jernih Jernih

Palpasi

Tidak ada nyeri tekan, benjolan tidak

ada, TIO normal

 

Tidak ada nyeri tekan,

benjolan tidak ada, TIO

normal

VI. FUNDUS

Red reflex berwarna merah, papil batas tegas, berwarna

agak kemerahan, CD rasio 0,3 , AV rasio 2:3

VII. DIAGNOSAAstigmat Miopi Compositus OD + Miopi Simpleks OS

VIII.PENATALAKSANAAN

Peresepan kaca mata:

Untuk mata kanan (OD) S -2,75 C -0,50 axial 180

Untuk mata kiri (OS) S -2.75

Pupil Distance (PD) : PD dekat: 56 mm dan PD jauh: 58

mm.

Dibuat Resep kaca mata

Dan Konsultasi jika ada kuluhan.

IX.PROGNOSA

Qua ad vitam : dubia ad bonam

Qua ad functionam : dubia ad bonam

Qua ad sanitionam : dubia ad bonam

Qua ad kosmetikam : dubia ad bonam

Mata merupakan salah satu organ indra manusia yang mempunyai fungsi yang sangat besar. Penyakit mata seperti kelainan-kelainan refraksi sangat membatasi fungsi tersebut. Ada empat kelainan refraksi, yaitu: miopia, hipermetropia, astigmatisme, presbiopi atau campuran kelainan-kelainan tersebut. Diantara kelainan refraksi tresebut, miopia adalah yang paling sering dijumpai, kedua adalah hipermetropia, dan yang ketiga adalah astigmatisma

TINJAUAN PUSTAKA

Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. Bola mata di bagian depan (kornea) mempunyai kelengkungan yang lebih tajam sehingga terdapat bentuk dengan 2 kelengkungan yang berbeda.Bola mata dibungkus oleh 3 lapisan jaringan, yaitu: Sklera Jarigan uvea Retina

ANATOMI MATA

Refraksi Mata adalah perubahan jalannya cahaya, akibat media refrakta mata, dimana mata dalam keadaan istirahat. Mata dalam keadaan istirahat berarti mata dalam keadaan tidak berakomodasi.7,8

Hasil pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh media penglihatan yang terdiri atas :

Kornea Humour aquous Lensa Vitreus humour Panjangnya bola mata.

REFRAKSI MATA

Astigmatisme adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar sejajar dengan garis pandang oleh mata tanpa akomodasi dibiaskan tidak pada satu titik tetapi lebih dari satu titik. Astigmatisme dapat terjadi akibat jaringan parut pada kornea atau setelah pembedahan mata. Jahitan yang terlalu kuat pada bedah mata dapat mengakibatkan perubahan pada permukaan kornea. Bila dilakukan pengencangan dan pengenduran jahitan pada kornea maka dapat terjadi astigmatisme akibat terjadi perubahan kelengkungan kornea.

ASTIGMATISME

Menurut letak fokusnya terhadap retina, astigmatisme regular dibedakan dalam 5 jenis, yaitu :

Astigmatismus Myopicus Simplex. Astigmatisme jenis ini, titik A berada di depan retina, sedangkan titik B berada tepat pada retina

Klasifikasi

Astigmatismus Hypermetropicus

Simplex. Astigmatisme jenis ini, titik A berada tepat pada retina, sedangkan titik B berada di belakang retina.

Astigmatismus Myopicus Compositus.

Astigmatisme jenis ini, titik A berada di depan retina, sedangkan titik B berada di antara titik A dan retina

Astigmatismus Hypermetropicus

Compositus Astigmatisme jenis ini, titik B berada di belakang retina, sedangkan titik A berada di antara titik B dan retina.

Astigmatismus Mixtus.

Astigmatisme jenis ini, titik A berada di depan retina, sedangkan titik B berada di belakang retina.

Jika ditinjau dari arah axis lensa koreksinya, astigmatisme regular ini juga dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:

Astigmatisme Simetris.Astigmatisme ini, kedua bolamata memiliki meredian utama yang deviasinya simetris terhadap garis medial. Ciri yang mudah dikenali adalah axis cylindris mata kanan dan kiri yang bila dijumlahkan akan bernilai 180° (toleransi sampai 15°), misalnya kanan Cyl -0,50X45° dan kiri Cyl -0,75X135°.

Astigmatisme Asimetris.

Jenis astigmatisme ini meredian utama kedua bolamatanya tidak memiliki hubungan yang simetris terhadap garis medial. Contohnya, kanan Cyl -0,50X45° dan kiri Cyl -0,75X100°.

Astigmatisme Oblique.Adalah astigmatisme yang meredian utama kedua bolamatanya cenderung searah dan sama-sama memiliki deviasi lebih dari 20° terhadap meredian horisontal atau vertikal. Misalnya, kanan Cyl -0,50X55° dan kiri Cyl -0,75X55°.

Berdasarkan tingkat kekuatan Dioptri astigmatisma dibagi menjadi:

Astigmatismus Rendah Astigmatismus yang ukuran powernya < 0,50 Dioptri. Biasanya astigmatis-mus rendah tidak perlu menggunakan koreksi kacamata. Akan tetapi jika timbul keluhan pada penderita maka koreksi kacamata sangat perlu diberikan.

Astigmatismus Sedang Astigmatismus yang ukuran powernya berada pada 0,75 Dioptri s/d 2,75 Dioptri. Pada astigmatismus ini pasien sangat mutlak diberikan kacamata koreksi.

Astigmatismus Tinggi. Astigmatismus yang ukuran powernya >3,00 Dioptri. Astigmatismus ini sangat mutlak diberikan kacamata koreksi.

Pada umunya, seseorang yang menderita astigmatisme tinggi menyebabkan gejala-gejala sebagai berikut :

Memiringkan kepala atau disebut dengan “titling his head”, pada umunya keluhan ini sering terjadi pada penderita astigmatismus oblique yang tinggi.

Memutarkan kepala agar dapat melihat benda dengan jelas. Menyipitkan mata seperti halnya penderita myopia, hal ini

dilakukan untuk mendapatkan efek pinhole atau stenopaic slite. Penderita astigmatismus juga menyipitkan mata pada saat bekerja dekat seperti membaca.

Pada saat membaca, penderita astigmatismus ini memegang bacaan mendekati mata, seperti pada penderita myopia. Hal ini dilakukan untuk memperbesar bayangan, meskipun bayangan di retina tampak buram.

Gejala Klinis

DEFINISIMiopia merupakan kelainan refraksi dimana berkas sinar sejajar yang memasuki mata tanpa akomodasi, jatuh pada fokus yang berada di depan retina.

Dalam keadaan ini objek yang jauh tidak dapat dilihat secara teliti karena sinar yang datang saling bersilangan pada badan kaca, ketika sinar tersebut sampai di retina sinar-sinar ini menjadi divergen, membentuk lingkaran yang difus dengan akibat bayangan yang kabur.

MIOPI

Miopia AxialDalam hal ini, terjadinya miopia akibat panjang sumbu bola mata (diameter Antero-posterior), dengan kelengkungan kornea dan lensa normal, refraktif power normal dan tipe mata ini lebih besar dari normal.

Miopia KurvaturaDalam hal ini terjadinya miopia diakibatkan oleh perubahan dari kelengkungan kornea atau perubahan kelengkungan dari pada lensa seperti yang terjadi pada katarak intumesen dimana lensa menjadi lebih cembung sehingga pembiasan lebih kuat, dimana ukuran bola mata normal.

Perubahan Index RefraksiPerubahan indeks refraksi atau miopia refraktif, bertambahnya indeks bias media penglihatan seperti yang terjadi pada penderita Diabetes Melitus sehingga pembiasan lebih kuat.

Perubahan Posisi LensaPerubahan posisi lensa kearah anterior setelah tindakan bedah terutama glaucoma berhubungan dengan terjadinya miopia

TIPE MIOPI

Gejala subjektif miopia antara lain: Kabur bila melihat jauh Membaca atau melihat benda kecil harus dari

jarak dekat Lekas lelah bila membaca ( karena

konvergensi yang tidak sesuai dengan akomodasi )

GEJALA KLINIS 

Gejala objektif miopia antara lain: Miopia simpleks :

Pada segmen anterior ditemukan bilik mata yang dalam dan pupil yang relative lebar. Kadang-kadang ditemukan bola mata yang agak menonjol

Pada segmen posterior biasanya terdapat gambaran yang normal atau dapat disertai kresen miopia (myopic cresent) yang ringan di sekitar papil saraf optik.

Miopia patologik : Gambaran pada segmen anterior serupa dengan

miopia simpleks

Terima kasih…