9
I. IDENTIFIKASI PASIEN Nama : An. F Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 6 tahun Alamat : Cikole, Sukabumi Suku : Sunda Agama : Islam Pekerjaan : - Tanggal Pemeriksaan : 12 Desember 2011 II. ANAMNESIS Secara alloanamnesis A. Keluhan Utama Bercak kebotakan pada kepala sejak 2 minggu SMRS B. Keluhan Tambahan Gatal C. Riwayat Perjalanan Penyakit Pasien dibawa oleh ibunya ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Syamsudin, SH dengan keluhan Bercak kebotakan pada kepala sejak 2 minggu SMRS. Bercak kebotakan didahului dengan kerontokan rambut yang makin meluas. Keluhan disertai gatal sehingga pasien terkadang suka menggaruk kepalanya. 1

Laporan Kasus Alopesia Areata

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Kasus Alopesia Areata

I. IDENTIFIKASI PASIEN

Nama : An. F

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 6 tahun

Alamat : Cikole, Sukabumi

Suku : Sunda

Agama : Islam

Pekerjaan : -

Tanggal Pemeriksaan : 12 Desember 2011

II. ANAMNESIS

Secara alloanamnesis

A. Keluhan Utama

Bercak kebotakan pada kepala sejak 2 minggu SMRS

B. Keluhan Tambahan

Gatal

C. Riwayat Perjalanan Penyakit

Pasien dibawa oleh ibunya ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD

Syamsudin, SH dengan keluhan Bercak kebotakan pada kepala sejak 2

minggu SMRS. Bercak kebotakan didahului dengan kerontokan rambut

yang makin meluas. Keluhan disertai gatal sehingga pasien terkadang

suka menggaruk kepalanya.

Tidak ada kontak dengan binatang peliharaan. Sering bermain bola di

siang hari sehabis pulang sekolah. Pasien jarang mencuci rambut yakni

sekitar 4-5 hari sekali.

.

D. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat penyakit kulit lainnya disangkal.

1

Page 2: Laporan Kasus Alopesia Areata

E. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat penyakit serupa disangkal.

III. PEMERIKSAAN

A. Status Generalis

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Kompos mentis

Tekanan Darah : tidak diperiksa

Laju Nadi : tidak diperiksa

Laju Napas : 22 kali per menit

Suhu : afebris

B. Status Dermatologis

1. Regio / Letak lesi : kepala

Sifat nya : bercak oval dan tidak lagi berambut. Pada tepi bercak yang

berbatasan dengan daerah yang masih berambut, didapatkan rambut yang

putus-putus.

C. Pemeriksaan Penunjang

2

Page 3: Laporan Kasus Alopesia Areata

-

IV. RESUME

Seorang anak laki-laki berusia 6 tahun datang dibawa oleh ibunya ke

Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Syamsudin, SH dengan keluhan Bercak

kebotakan pada kepala sejak 2 minggu SMRS. Bercak kebotakan didahului

dengan kerontokan rambut yang makin meluas. Keluhan disertai gatal

sehingga pasien terkadang suka menggaruk kepalanya.

Kebersihan rambut tidak dijaga.

Dari pemeriksaan dermatologi didapatkan bercak oval dan tidak lagi

berambut pada kepala. Pada tepi bercak yang berbatasan dengan daerah yang

masih berambut, didapatkan rambut yang putus-putus.

V. DIAGNOSIS

Diagnosis banding

Alopesia areata e.c tinea capitis

Trikotilomania

Diagnosis kerja

Alopesia areata e.c tinea capitis

VI. PENATALAKSANAAN

Tatalaksana umum :

o Edukasi ibu pasien mengenai penyakit pasien.

o Edukasi ibu pasien untuk menghindari menggaruk daerah kepala

tersebut

o Edukasi ibu pasien untuk menjaga kebersihan kulit kepala pasien

Tatalaksana khusus :

o Sistemik : Griseofulvin 2 x 125 mg (XXX)

Colergis 3 x 1 (XV)

3

Page 4: Laporan Kasus Alopesia Areata

Pantogar 1 x 1 (XV)

o Topikal : Krim Formyco 10 gram + Cinolone N 10 gr

VII. PROGNOSIS

Quo ad vitam : bonam

Quo ad functionam : bonam

Quo ad sanationam : dubia ad bonam

VIII. FOLLOW UP

Meminta ibu pasien untuk kontrol kembali - melihat perkembangan

penyakit pasien

ANALISIS KASUS

4

Page 5: Laporan Kasus Alopesia Areata

Alopesia areata adalah kelainan yang ditandai dengan bercak/daerah pada kulit,

tempat rambut menghilang secara komplit dan cepat. Hal ini sesuai dengan kasus ini,

yang ditandai dengan bercak kebotakan yang meluas dengan cepat sekitar 2 minggu

terakhir. Penyebab pasti dari alopesia areata tidak diketahui namun ada faktor

predisposisi yakni infeksi fokal. Pada kasus ini, pasien memiliki infeksi fokal berupa

tinea kapitis yang penyebabnya adalah jamur dengan dasar keluhan gatal.

Pasien ini seorang anak laki-laki berusia 6 tahun, sesuai dengan onset usia

munculnya tinea kapitis yakni usia anak-anak sekolah dasar. Selain itu, penyakit ini

lebih sering diderita oleh anak laki-laki sesuai dengan kasus. Faktor yang mempengaruhi

timbulnya tinea kapitis adalah kebersihan rambut yang buruk, seperti pada kasus, pasien

jarang mencuci rambutnya yakni sekitar 4-5 hari sekali, ditambah lagi pasien sering

bermain bola di siang hari

Sebagai diagnosis banding adalah trikotilomania yang merupakan alopesia

neurosis. Rambut ditarik berulangkali sehingga putus.

Penatalaksanaan alopesia areata dibagi menjadi 2, yaitu umum dan khusus. Oleh

karena pasien berusia 6 tahun maka dalam penatalaksanaan masih melibatkan orang tua

pasien. Sebagai penatalaksanaan umum, orang tua pasien diedukasi mengenai :

penyakit anaknya

penyebab pastinya belum ada namun dapat dicari dan dihindari faktor

pencetusnya, misalnya kebersihan rambut yang buruk.

Hindari garukan untuk menghindari infeksi sekunder serta jaga

kelembaban dan kebersihan kulit kepala pasien.

Penatalaksaan khusus diberikan pengobatan berupa

1. Griseofulvin yang berisi berguna sebagai anti jamur

2. Colergis yang berisi Betametason (kortikosteroid) berguna untuk antiinflamasi dan

Deksklorfeniramin maleat (antihistamin) sebagai antipruritik atau anti gatal

5

Page 6: Laporan Kasus Alopesia Areata

3. Pantogar yang berisi Tiamin nitrat 60 mg, kalsium pantotenat 60 mg, medicinal yeast

100 mg, cystine 20 mg, keratin 20 mg, p-aminobenzoid acid 20 mg berguna untuk

vitamin dan atau mineral rambut,

4. Krim Formyco (ketokonazol) berguna sebagai anti jamur + Cinolone N (Fluosinolon

Asetonida sebagai kortikosteroid dan Neomisin Sulfat sebagai antibiotik)

Pengobatan tersebut sudah sesuai karena sudah bersifat kausatif yakni mengobati infeksi

jamur. Pemberian vitamin atau mineral rambut diperlukan untuk mempercepat

penyembuhan.

Prognosis alopesia areata, untuk Quo ad vitam adalah bonam karena tidak

mengganggu tanda-tanda vital, untuk Quo ad functionam adalah bonam karena tidak

mengganggu fungsi tubuh sedangkan untuk Quo ad sanationam adalah dubia ad bonam

karena bila tidak segera ditangani alopesia areata akan meluas menjadi alopesia totalis.

DAFTAR PUSTAKA

6

Page 7: Laporan Kasus Alopesia Areata

Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, Editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 5.

Cetakan 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2007.

Siregar R. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi 2. Cetakan 1. Jakarta: EGC,

2005

7