21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jamur tiram merupakan salah satu produk yang sekarang sedang diminati masyarakat baik sebagai makanan maupun obat. Budidaya jamur tiram selama ini masih sering dilakukan didataran tinggi karena ekologi yang dikehendaki adalah suhu rendah dengan tingkat kelembaban yang tinggi. Jamur tiram putih sudah banyak dikenal oleh konsumen sehingga telah memiliki pasar yang baik. Jamur tiram putih ini memiliki sifat menetralkan racun dan zat radioaktif dalam tanah. Khasiat kesehatan adalah menghentikan pendarahan dan mempercepat pengeringan luka pada permukaan tubuh, mencegah penyakit diabetes militus, dan memperlancar buang air besar. Oleh karena itu, banyak masyarakat yang mengkonsumsi jamur tiram putih ini. Potensi jamur tiram sangat baik, sehingga banyak dari penduduk yang kemudian mulai membudidayakan jamur tiram putih ini. Dikota Palu (Sulawesi Tengah) terdapat banyak meibel usaha kayu sehingga itu mampu menghasilkan limbah serbuk gergaji, serta pengolahan dari limbah 1

Laporan Karya Tulis Ilmiah Tiwi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

karya tulis ilmiah untuk biologi MIPA

Citation preview

Page 1: Laporan Karya Tulis Ilmiah Tiwi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jamur tiram merupakan salah satu produk yang sekarang sedang diminati

masyarakat baik sebagai makanan maupun obat. Budidaya jamur tiram selama

ini masih sering dilakukan didataran tinggi karena ekologi yang dikehendaki

adalah suhu rendah dengan tingkat kelembaban yang tinggi.

Jamur tiram putih sudah banyak dikenal oleh konsumen sehingga telah

memiliki pasar yang baik. Jamur tiram putih ini memiliki sifat menetralkan

racun dan zat radioaktif dalam tanah. Khasiat kesehatan adalah menghentikan

pendarahan dan mempercepat pengeringan luka pada permukaan tubuh,

mencegah penyakit diabetes militus, dan memperlancar buang air besar. Oleh

karena itu, banyak masyarakat yang mengkonsumsi jamur tiram putih ini.

Potensi jamur tiram sangat baik, sehingga banyak dari penduduk yang

kemudian mulai membudidayakan jamur tiram putih ini.

Dikota Palu (Sulawesi Tengah) terdapat banyak meibel usaha kayu sehingga

itu mampu menghasilkan limbah serbuk gergaji, serta pengolahan dari limbah

serbuk gergaji ini masih sangat kurang, Hal ini menjadi salah satu masalah bagi

lingkungan. Dengan adanya pemanfaatan limbah serbuk gergaji dan

dikomposisikan dengan dedak padi sebagai media tumbuh jamur tiram, melalui

tahapan tertentu sehingga dapat bernilai ekonomis, serta memberikan kontribusi

yang baik untuk kesehatan tubuh

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari karya tulis ilmiah ini yaitu bagaimana cara

memanfaatkan limbah serbuk gergaji dan dedak padi sebagai media tumbuh

jamur tiram?

1

Page 2: Laporan Karya Tulis Ilmiah Tiwi

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari karya tulis ilmiah ini yaitu untuk memanfaatkan limbah

serbuk gergaji dan dedak padi sebagai media tumbuh jamur tiram.

2

Page 3: Laporan Karya Tulis Ilmiah Tiwi

BAB II

TINAJAUAN PUSTAKA

2.1 Morfologi dan Botani jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus)

Jamur Tiram merupakan salah satu jenis jamur kayu. Jamur merupakan

organisme yang tidak berklorofil, oleh karena itu jamur mengambil zat-zat

makanan yang sudah jadi yang dibuat atau dihasilkan oleh organisme lain untuk

kebutuhan hidupnya. Tubuh buah jamur memiliki tudung dan tangkai. Tudung

berbentuk mirip cangkang tiram berukuran 3-14 cm dan permukaan bagian bawah

berlapis-lapis seperti insang berwarna putih dan lunak (Sumarmi, 2006).

Jamur tiram dapat ditanam pada bahan yang mengandung Lignosellulosa

tanpa dipersiapkan lebih dahulu seperti difermentasi atau tanpa dikomposkan

terlebih dahulu. Pertumbuhan mesellium pada bagas lebih cepat dibandingkan

jeram dan sekam padi. Untuk jamur tiram putih sangat cocok ditanam pada media

kayu gergaji dari kayu AIbizia (Sri Sumarsih, 2OO7 ).

Tahap-tahap pertumbuhan jamur tiram adalah spora (Basidiospora) yang

telah masak atau dewasa jika berada ditempat yang lembab akan tumbuh dan

berkecambah membentuk serat-serat halus menyerupai serat kapas, yang disebut

miselium atau miselia dalam waktu 21-49 hari. Jika tempat tumbuh miselia baik

maka kumpulan miselia ini akan membentuk primordial atau bakal tubuh buah

jamur selama 13-34 hari. Bakal tubuh buah jamur tersebut kemudian akan

membesar dan akhirnya membentuk tubuh buah yang kemudian dipanen (2-3

hari). Tubuh buah jamur dewasa akan membantuk spora. Spora ini tumbuh di

bagian ujung basidium sehingga disebut basidiospora. Jika sudah matang atau

dewasa, spora akan jatuh dari tubuh buah jamur (Suriawiria, 2002).

2.2 Cara Budidaya

Penumbuhan Miselium dimulai dengan media diinokulasi dengan bibit F-2,

diinkubasikan dengan posisi baglog berdiri. Baglog ditata pada ruang dengan

suhu kamar : 27 oC – 30 oC. Masa inkubasi, miselium memenuhi media tanam

3

Page 4: Laporan Karya Tulis Ilmiah Tiwi

(miselium tumbuh sempurna) untuk jamur tiram putih sampai 3 - 4 minggu, untuk

tiram coklat 4 - 6 minggu setelah inokulasi F-2. Tumbuhnya miselium pada media

tanam ditandai adanya benang-benang putih diseluruh permukaan dan dalam

media tanam. Bila pertumbuhan miselium telah mencapai 90 % - 95 o/o,bag log

disusun mendatar pada ral<-rakan kumbung ( rumah jamur ) dan tutup baglog

(cincin) dibuka. Penumbuhan tubuh buah jamur dibutuhkan suhu 22 oC - 26 oC

dan kelembaban 90% - 94%. Untuk mencapai suhu dan kelembaban tersebut

diatas dilakukan penyiraman seperti hujan dalam ruang kumbung dan dasar

kumbung. Satu minggu setelah dibuka biasanya tunas tumbuh jamur tumbuh.

Tubuh jamur yang tumbuh dibiarkan selama 3 - 4 hari dan bila pertumbuhan

jamur sudah maksimal dipanen (Wigati lsnawan dkk, 2003).

2.3 Serbuk Gergaji

Cahyana (2006) menyatakan serbuk kayu yang baik adalah serbuk kayu

tersebut tidak bercampur dengan bahan bakar, misalnya solar, atau sebagaian besar

bukan berasal dari jenis kayu yang banyak mengandung getah (terpentin) karena

dapat menghambat pertumbuhan jamur. Contoh jenis kayu yang dapat digunakan

adalah kayu sengon, randu, meranti, dan albasia. Jenis kayu tersebut tidak

mengandung getah atau minyak yang dapat menghambat pertumbuhan jamur.

Komposisi kandungan kimia kayu disajikan pada tabel 2 berikut ini:

Tabel 2. Komposisi Kandungan Kimia Kayu

Komposisi Kimia

Kayu

Golongan Kayu

Kayu berdaun lebar Kayu berdaun jarum

selulosa 40 -45 41 – 44

Lignin 18 – 33 28 – 32

Pentosa 21 – 24 8 – 13

Zat ekstratif 1 – 12 2,03

Abu 0,22 - 6 0,89

Sumber: Cahyana (2004).

4

Page 5: Laporan Karya Tulis Ilmiah Tiwi

Serbuk kayu sengon merupakan bahan substrat lignoselulosa yang

mengandung bahan organik cukup tinggi. Bahan organik yang dikandung serbuk

gergaji kayu sengon tidak dapat secara langsung diserap oleh jamur tiram,

sehingga diperlukan proses penguraian bahan organik terlebih dahulu dengan cara

dikomposkan (Pasaribu, 1987 dalam Ervina, 2000). Agus (2006) menambahkan

serbuk gergaji kayu yang baik digunakan adalah serbuk gergaji kayu yang tidak

terlalu keras, misalkan kayu sengon, karena kayu yang tidak terlalu keras lebih

baik digunakan sebagai media tanam.

2.4 Dedak Padi

Dedak padi (hu’ut dalam bahasa sunda) merupakan hasil sisa dari

penumbukan atau penggilingan gabah padi. Gabah tersusun dari 15-30 % kulit

luar (sekam), 4-5% kulit ari, 12-14% dedak, 65-67% endosperm dan 2-3%

lembaga. Dedak tersusun dari tiga bagian yang masing masing berbeda

kandungan zatnya. Ketiga bagian tersebut adalah:

a. Kulit gabah yang banyak mengandung serat kasar dan mineral

b. Selaput perak yang kaya akan protein dan vitamin B1, juga lemak dan mineral.

c. Lembaga beras yang sebagian besar terdiri dari karbohidrat yang mudah

dicerna.xxiii

Dedak mengandung beberapa nutrisi yang diperlukan dalam pertumbuhan dan

perkembangan jamur. Nutrisi yang dibutuhkan dalam bentuk unsur hara seperti

nitrogen, fosfor, belerang, karbon serta beberapa unsur yang lain terdapat pada

serbuk gergaji dalam jumlah yang terbatas sehingga diperlukan penambahan

nutrisi yang bias didapatkan dari dedak. Dedak mengandung protein, selulosa,

serat, nitrogen, lemak dan P2O5 (Genders, 1986).

5

Page 6: Laporan Karya Tulis Ilmiah Tiwi

BAB III

METODE PELAKSANAAN KERJA

3.1 Waktu dan Tempat

Pelaksanaan Praktek kerja (Magang) ini dimulai pada tanggal 20

September sampai dengan tanggal 12 November 2013 di tempat Rumah Jamur (

Sumber Urip jamur) jalan Poebongo Lorong PS Harimau No 2 Kec. Palu Barat

kota Palu.

3.2 Alat dan Bahan

a. Alat

Alat yang digunakan yaitu :

1. Alat Sterilisasi, bisa berupa drum, autoclave maupun boiler (steril bak)

lengkap dengan kompor.

2. Alat Pengadukan, ayakan, cangkul, sekop, ember, ayakan besar (ayakan

pasir), timbangan

3. Alat inokulasi, lampu bunsen, masker, spatula/pinset, alkohol/spritus,

handSprayer

4. Plastik baglog, karet gelang,cincin penutup khusus jmur, kertas, plastik

5. Alat angkut (argo), keranjang

6. Alat penyiraman

7. Alat Panen

b. Bahan

1. Dedak padi

2. Serbuk gergaji

3. Kapur (CaCO3)

4. Gips

6

Page 7: Laporan Karya Tulis Ilmiah Tiwi

5. Air

3.3 prosedur kerja

Adapun prosedur kerja pembibitan jamur tiram adalah :

1. Pengayakan

Pengayakan adalah kegiatan memisahkan atau menyaring media yaitu

limbah serbuk gergaji sehingga didapat media yang berukuran sama.

Tujuannya untuk mendapatkan media tanam yang memiliki kepadatan tertentu

tanpa merusak kantong plastik (baglog) dan mendapatkan tingkat

pertumbuhan miselia yang merata.

2. Pencampuran

Media yang digunakan sebagai media tumbuh yaitu serbuk gergaji

dan dedak dan bahan tambahannya yaitu kapur kapur (CaCO3) dan gips serta

tiap baglog berisi 1 kg.

3. Pemeraman

Kegiatan menimbun campuran kemudian menutupnya secararapat

dengan menggunakan plastik atau terpal selama 1 malam. Tujuannya

menguraikan senyawa-senayawa kompleks dengan bantuan mikroba agar

diperoleh senyawa-senyawa yang lebih sederhana, sehingga lebih mudah

dicerna oleh jamur dan memungkinkan pertumbuhan jamur yang lebih baik.

4. Pengisian Media ke Kantung Palstik (Bag log)

Kegiatan memasukan campuran media ke dalam plastik polipropile

(PP) dengan kepadatan tertentu agar miselia jamur dapat tumbuh maksimal

dan mampu menghasilkan panen yang optimal. Tujuannya menyediakan

media tanam bagi bibit jamur.

Prosedur pelaksanaan pengisian media kekantong plastik (bag log)

antara lain ;

Campuran yang sudah dikompos dimasukan kedalam kantong plastik

yang sudah disediakan

7

Page 8: Laporan Karya Tulis Ilmiah Tiwi

Padatkan campuran dengan alat pemadat

Ujung plastik disatukan dan dipasang cincin dari potongan paralon pada

bagian leher plastik kemudian ditutup mnggunakan plastik yang dikat

mnggunakan karet gelang. bungkusan akan menyerupai botol

Sterilisasi

Sterilisasi adalah suatu proses yang dilakukan untuk menonaktifkan

mikroba,baik bakteri, kapang, maupun khamir yang dapat menganggu

pertumbuhan jamur yang ditanam. Tujuannya mendapatkan campuran media

yang steril bebas dari mikroba dan jamur lain yang tidak dikendaki. Sterilisasi

dilakukan menggunakan drum atau autoclave.

5. Pendinginan

Proses pendinginan merupakan suatu upaya menurunan suhu media tanam

setelah disterilkan agar bibit yang akan dimasukkan ke dalam bag log tidak

mati.Pendinginan dilakukan 8 – 12 jam sebelum dinokulasi. Temperatur

yangdiingin kanadalah 30o - 35°C. Prosedur pelaksanaannya antara lain :

Keluarkan baglog dari drum yang sudah disterilisasikan

Diamkan dialam ruangan sebelum dilakukan inokulasi (pemberian bibit)

Pendinginan dilakukan hingga temperatur mencapai 300 -35°C

6. Inokulasi Bibit (Penanaman Bibit)

Inokulasi adalah proses pemindahan sejumlah kecil miselia jamur dari biakan

induk kedalam media tanaman yang telah disediakan. Tujuannya adalah

menumbuhkan miselia jamur pada media tanam hingga menghasilkan jamur

yang siap panen.

Prosedur pelaksanaan inokulasi bibit antara lain ;

Petugas yang akan menginokulasi bibit harus bersih, mencuci tangan dengan

alkohol, dan menggunakan pakaian bersih.

Sterilkan saptula menggunakan alkohol 70% dan dibakar.

Bibit yang digunakan bisa berupa tablet atau bibit botol

8

Page 9: Laporan Karya Tulis Ilmiah Tiwi

Ambil sedikit bibit jamur tiram (miselia) menggunakan spatula untuk bibit

yang botol, untuk 1 botol bibit menjadi 5 baglog sedangkan untuk bibit dalam

bentuk tablet langsung ditumbuhkan pada baglog, untuk tiap baglog

menggunakan 3 tablet.

Selanjutnya media yang telah diisi bibit ditutup dengan kertas kembali. Media

baglog yang telah diinokulasi kemudian diingkubasi sampai seluruh baglog

dipenuhi miselium.

7. Inkubasi

Inkubasi adalah menyimpan atau menempatkan media tanam atau baglog pada

kondisi ruang tertentu agar miselia jamur tumbuh. Tujuanya adalah untuk

mendapatkan pertumbuhan miselia sampai memenuhi baglog.

Suhu ruang pertumbuhan miselia jamur antara 28o–30ºC untuk mempercepat

pertumbuhan miselium

Media baglog yg telah dinokulasi dipindahkan dalam ruang inkubasi

Inkubasi dilakukan hingga seluruh permukaan media tumbuh dalam baglog

berwarna putih merata + setelah 20-30 hari.

Diusahakan agar untuk penyimpanan cahaya matahari minimal, kendalikan

suhu ruangan mencapai 25o – 33oC.

8. Pemindahan ke Tempat Budidaya

Baglog yang telah putih ditumbuhi miselium dipindahkan ke tempat budidaya

Baglog yang miseliumnya sudah putih dan ada penebalan dibuka cincin

baglognya dan bagian paling atas dhilngkan menggunakan spatula (bagian

yang keras), agar jamur bisa tumbuh.

9. Perawatan

Perawatan baglog jamur bisa ditempatkan pada kumbung Baglog yang telah

dibuka cincin dirawat dengan melakukan penyiraman, penyiram yang baik

mestinya secara kabut untuk mempercepat pertumbuhan miselia jamur sampai

diperoleh tubuh buah.

9

Page 10: Laporan Karya Tulis Ilmiah Tiwi

Hal yang terpenting harus diperhatikan dalam kumbung adalah menjaga suhu

dan kelembaban yang dibutuhkan jamur

Apabila kelembaban kurang, miselia mati dan jika terlalu lembab jamur

menjadi basah

10. Penyiraman

Penyiraman dilakukan dengan cara penyemprotan atau pengkabutan

dengan menggunakan air bersih yang ditujukan pada ruang kubung dan media

tumbuh jamur, tujuan untuk menjaga kelembaban kubung.

11. Pemanenan

Ciri-ciri jamur tiram yang sudah siap dipanen adalah ;

Tudung belum keriting

Warna belum pudar

Spora belum dilepaskan

Tekstur masih kokoh dan lentur

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan adalah:

Panen dilakukan dengan mencabut

Tanpa menyisakan bagian jamur

Bersih dan tidak berceceran

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

NO GAMBAR KETERANGAN

10

Page 11: Laporan Karya Tulis Ilmiah Tiwi

1

Limbah Serbuk gergaji

yang telah diayak

2 Proses pengisisan baglog

Baglog jamur tiram

3. Jamur siap panen

4.2 Pembahasan

11

Page 12: Laporan Karya Tulis Ilmiah Tiwi

Jamur tiram merupakan tanaman makroskopik yang tidak memiliki klorofil.

Jamur sebagai tanaman yang memiliki spora dan merupakan sel-sel lepas yang

bersambungan membentuk benang bersekat dan disebut hifa. Hifa jamur terdiri

atas selsel yang berinti satu. Hifa jamur menyatu membentuk jaringan yang

disebut miselium. Miselium bercabang dan pada titik pertemuannya membentuk

bintik kecil yang disebut sporangium yang akan berkembang menjadi pin head

(calon tubuh buah jamur) . (Djarijah, 2001).

Dalam pembuatan baglog jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus)

membutuhkan proses pengayakan yang berfungsi untuk memisahkan atau

menyaring media (Serbuk gergaji) agar mendapatkan partikel yang sama.

Kemudian tahap selanjutnya yaitu proses pencampuran dimana dalam proses

pencampuran media yang digunakan yaitu limbah serbuk gergaji, dedak padi

serta bahan tambahannya yaitu kapur dan gypsum. Fungsi dari penambahan

kapur yaitu sebagai pengatur pH serta gypsum sebagai tambahan mineral bagi

jamur tiram. Langkah selanjutnya yaitu pemeraman dilakukan ketika selsai

pencampuran Tujuannya menguraikan senyawa-senayawa kompleks dengan

bantuan mikroba agar diperoleh senyawa-senyawa yang lebih sederhana,

sehingga lebih mudah dicerna oleh jamur dan memungkinkan pertumbuhan

jamur yang lebih baik. Proses selanjutnya yaitu pengisian Media ke Kantung

Palstik (Bag log), setelah itu media yang telah diisi kedalam baglog akan

disterilisasi yaitu untuk menonaktifkan mikroba,baik bakteri, kapang, maupun

khamir yang dapat menganggu pertumbuhan jamur yang ditanam. Selanjutnya

baglog didinginkan. Proses selanjutnya yaitu menginokulasi bibit Inokulasi

adalah proses pemindahan sejumlah kecil miselia jamur dari biakan induk dari F2

kedalam media tanaman yang telah disediakan. Tujuannya adalah menumbuhkan

miselia jamur pada media tanam hingga menghasilkan jamur yang siap panen.

Dan proses selanjutnya yaitu masa inkubasi sampai tubuh buah jamur tiram

tumbuh dan siap panen.

12

Page 13: Laporan Karya Tulis Ilmiah Tiwi

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan diatas, dapat disimpulkan

bahwa :

1. Jamur tiram merupakan salah satu jamur yang sangat digemari oleh

masyarakat serta jamur tiram memiliki kandungan gizi yang cukup baik bagi

tubuh.

2. Komposisi pembuatan baglog jamur terdiri dari serbuk gergaji, dedak padi,

13

Page 14: Laporan Karya Tulis Ilmiah Tiwi

5.2 Saran

Sebaiknya untuk upaya selanjutnya agar mahasiswa dan masyarakat lebih

diberi pelatihan mengenai budidaya jamur tiram untuk dapat mengembangkan

usaha jamur tiram dan dapat bernilai komersial dan dapat memberikan kesehatan

bagi tubuh.

DAFTAR PUSTAKA

Cahyana dkk, 2004. Jamur Tiram. Jakarta: Penebar Swadaya

Cahyana dkk, 2006. Budidaya Jamur Kuping. Jakarata: Penebar Swadaya

Ervina, DW. 2000. Pengaruh Bekatul Dan Ampas Tahu Pada Media serbuk Gergaji Kayu Jati Terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram Merah. Fakultas Pertanian UMM

suriawiria, u., 2002. Budidaya Jamur Tiram, penerbit Kanisius,Yogjakarta, 86 hal. 64- 65.

Sumarmi, 2006. Botani &'Iinjauan Gizi Jamur Tiram Putih Jurnal

14

Page 15: Laporan Karya Tulis Ilmiah Tiwi

inovasi Pertanian Vol4, No 2, 2006 ( 124 - 130 )

Sri Sumarsih, 2007. Budidaya JamurTiram dengan Berbagai Media,http//Su marsihoT. Fi les Wordpress. Com l2008l 11 /brosu rpenanaman- jamurZ. pdf.

15