Upload
buihanh
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Laporan Hasil Pengawasan Semester I Tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta i
Laporan Hasil Pengawasan Semester I Tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta i
KATA PENGANTAR
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP), Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2011 tentang
Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara, dan Instruksi Presiden Nomor
2 Tahun 2014 tentang Aksi Pencegahan dan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014 tentang
Peningkatan Kualitas Sistem Pengendalian Intern dan Keandalan Penyelenggaraan Fungsi
Pengawasan Intern Dalam Rangka Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat, BPKP mengemban
amanah untuk melakukan pengawasan intern atas akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan
penyelenggaraan SPIP dalam rangka mewujudkan tatakelola pemerintahan yang baik dan bersih.
BPKP melaksanakan amanah tersebut dengan melakukan pengawasan dan pembinaan
meliputi kegiatan audit, evaluasi, reviu, investigasi, bimbingan teknis, dan asistensi kepada
kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Hasil pengawasan dan pembinaan tersebut
diharapkan dapat memberikan informasi yang berharga kepada para pemangku kepentingan
(stakeholders) serta memberikan keyakinan yang memadai atas kualitas akuntabilitas keuangan
negara/daerah dan penyelenggaraan SPIP pada kementerian/lembaga dan pemerintah daerah.
Laporan hasil pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta Semester I
Tahun 2015 di Wilayah DI Yogyakarta berisi rangkuman informasi atas hasil pengawasan dan
pembinaan sebagai media pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pengawasan intern
akuntabilitas keuangan negara/daerah terhadap satuan kerja kementerian/lembaga (instansi
vertikal) dan unit kerja di lingkungan pemerintah daerah di wilayah Daerah Istimewa
Yogyakarta.
BPKP selaku auditor intern pemerintah telah dan akan terus berkomitmen untuk
mendukung tugas-tugas pemerintahan melalui penyediaan jasa pemberian jaminan (assurance)
dan konsultasi (consulting) kepada kementerian/lembaga dan pemerintah daerah yang
berorientasi pada peningkatan akuntabilitas keuangan negara/daerah, mendukung pencapaian
prioritas nasional dengan menekankan pada pencapaian efektivitas, efisiensi, dan kehematan
serta peningkatan tata kelola pemerintahan.
Laporan ini disajikan dalam empat dimensi pengawasan, yaitu pengawalan
pembangunan nasional, peningkatan ruang fiskal, pengamanan aset negara/daerah, dan
perbaikan sistem tata kelola (governance system).
Laporan Hasil Pengawasan Semester I Tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta iii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Memenuhi amanat Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2011
tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara, dan Instruksi
Presiden Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas Sistem Pengendalian Intern dan
Keandalan Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern Dalam Rangka Mewujudkan
Kesejahteraan Rakyat, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta melaksanakan
pengawasan dalam rangka mengawal pembangunan nasional, mendorong peningkatan ruang
fiskal, pengamanan aset, dan perbaikan sistem tata kelola (governance system).
Ikhtisar hasil pengawasan dan pembinaan periode sampai dengan semester I tahun 2015
adalah sebagai berikut :
A. Pengawalan Pembangunan Nasional
Keberhasilan pembangunan nasional di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta antara lain
ditandai dengan tingkat skor capaian kinerja program berdasarkan hasil audit/evaluasi. Dalam
bidang kesehatan, skor capaian keberhasilan pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2015 sebesar 89,89 atau dalam kategori
“berhasil”. Dalam bidang infrastruktur, skor capaian pelaksanaan program Peningkatan
Penyediaan Sanitasi Air bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (PAMSIMAS) Tahun 2014
pada Kabupaten Bantul sebesar 79,83% dan pada Kabupaten Kulon Progo sebesar 72,70% atau
dalam kategori “cukup berhasil”. Capaian kinerja PNPM Mandiri Perkotaan pada seluruh
kabupaten/kota di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai predikat “memadai”.
Keberhasilan pembangunan bidang infrastruktur juga dapat dilihat dari tingkat cakupan
pelayanan air minum yang dapat dinikmati oleh masyarakat, baik yang disediakan oleh PDAM
maupun dengan sistem penyediaan air minum lainnya. Secara keseluruhan, rata-rata cakupan
layanan air minum di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta sampai dengan semester I tahun
2015 sebesar 52,84% dari jumlah penduduk. Sedangkan pelayanan yang dilakukan oleh PDAM
adalah sebesar 38,70% dari jumlah penduduk.
Dalam rangka mengawal pembangunan nasional, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa
Yogyakarta melakukan pengawasan melalui kegiatan audit kinerja, audit operasional, dan audit
keuangan terhadap tiga program prioritas pembangunan nasional yaitu bidang kesehatan,
pendidikan, dan infrastruktur.
Dalam bidang kesehatan, pengawasan dilakukan terhadap program Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari hasil audit program JKN
tersebut dijumpai permasalahan sebagai berikut :
1. Terdapat peserta PBI yang belum mendapat kartu
2. Peserta JKN tidak memenuhi kriteria namun masih terdaftar dalam kuota penerima PBI
berdasarkan SK Menteri Sosial Nomor 147/HUK/2013
Laporan Hasil Pengawasan Semester I Tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta iv
3. Penduduk miskin dan tidak mampu penerima bantuan iuran jaminan kesehatan melebihi
jumlah penduduk miskin pada Kabupaten Sleman
4. Penggunaan dana kapitasi di Kabupaten Kulon Progo tidak sesuai ketentuan sebesar
Rp2.145.142.418,00
Dalam bidang infrastruktur dasar, pengawasan dilakukan terhadap tiga program/proyek
yaitu Third Wear Supply Sanitation for Low Income Communities Project (PAMSIMAS),
PNPM Mandiri Perkotaan, dan Secon Water Resources and Irigation Sector Management
Project (WISMP II).
Program PAMSIMAS di Daerah Istimewa Yogyakarta memasuki tahap pertama dengan
alokasi dana pada Tahun 2014 sebesar Rp.4.199493.200,00. Sedangkan alokasi dana PNPM
Mandiri Perkotaan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta selama empat tahun terakhir selalu
mengalami peningkatan. Jumlah alokasi dana kumulatif sampai dengan tahun 2014 sebesar
Rp.120.297.350.000,00. Dalam pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan dijumpai
beberapa permasalahan yaitu :
- Penyalahgunaan dana pinjaman bergulir oleh UPK dan KSM.
- Terdapat Unit Pengelola Keuangan pada tingkat kecamatan, yang belum melaksanakan
fungsinya dalam memberdayakan ekonomi masyarakat.
- Kurangnya pembinaan, pemantauan, dan pengawasan oleh satuan kerja program PNPM
Mandiri Perkotaan baik di tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta maupun kabupaten/kota,
terhadap pelaksanaan kegiatan pada Unit Pengelola Keuangan pada tingkat kecamatan
maupun fasilitator pendamping.
Pengawasan terhadap pelaksanaan program Second Water Resources and Irigation Sector
Management Project (WISMP) Phase II dijumpai beberapa permasalahan, antara lain:
- Pengembangan sistem irigasi di daerah irigasi Payaman belum optimal
- Pekerjaan rehabilitasi jaringan irigasi daerah irigasi tidak sesuai dengan tujuan program
WISMP Phase II
- Pemilihan dan penetapan daerah irigasi belum mengacu pada pedoman penyusunan AWP
Dalam bidang pendidikan, pengawasan dilakukan pada kegiatan/proyek Health
Professional Education Quality (HPEQ) pada Universitas Gajah Mada, Universitas Islam
Indonesia, dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Beberapa permasalahan dalam
pelaksanaan program HPEQ antara lain :
- Tim monitoring dan evaluasi internal tidak melaksanakan tugas dan fungsinya
- Pemberian beasiswa tidak sesuai dengan panduan pelaksanaan Program Hibah Kompetensi
Peningkatan Kualitas Pendidikan Dokter (PHK PKPD)
B. Mendorong Peningkatan Ruang Fiskal
Perbaikan kualitas ruang fiskal pada pemerintah daerah antara lain ditandai dengan adanya
peningkatan anggaran pendapatan asli daerah dalam APBD. Anggaran pendapatan asli daerah
pemerintah daerah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2015 sebesar
Rp.3.113.202.495.580,54 mengalami kenaikan sebesar Rp327.422.556.385,74 atau 11,75%
dibandingkan dengan jumlah anggaran pendapatan asli daerah tahun 2014 sebesar
Laporan Hasil Pengawasan Semester I Tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta v
Rp2.785.779.939.194,80. Kenaikan anggaran tersebut memungkinkan pemerintah daerah dapat
mendukung tercapainya tujuan pembangunan nasional di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kegiatan pengawasan sampai dengan semester I 2015 menghasilkan potensi penghematan
pengeluaran negara yang berasal dari koreksi atas tagihan pihak ketiga dan hasil audit
operasional sebesar Rp.427.300.033,25.
Kegiatan verifikasi atas utang usaha dan atas kegiatan pembangunan dilakukan pada
RSUP Dr. Sardjito. Kegiatan audit kinerja/operasional dilakukan terhadap program Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) dan KPUD Yogyakarta.
C. Pengamanan Aset Negara/Daerah
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta berperan aktif dalam upaya pengamanan
aset melalui kegiatan keinvestigasian, pendampingan pencegahan Fraud pada proses pengadaan
barang dan jasa, dan koordinasi dengan aparat penegak hukum (APH), dan pembinaan
pengelolaan aset.
Penyelamatan aset negara/daerah dilakukan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa
Yogyakarta melalui penerapan strategi represif pada Pemerintah Daerah dan berbagai satuan
kerja Kementerian/Lembaga atas permintaan penyidik, meliputi audit investigatif atas
kasus/penyimpangan yang berindikasi Tindak Pidana Korupsi, bantuan Penghitungan Kerugian
Keuangan Negara.
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan audit investigatif atas dua
kasus yang sampai dengan 30 Juni 2015 masih dalam proses audit, yaitu dugaan penyelewengan
pengelolaan dana desa Tahun 2011 sd 2013 di Desa Margosari Kecamatan Pengasih Kabupaten
Kulon Progo dan dugaan penyimpangan dalam pengelolaan kas kecil pada Unit Pertambangan
PT Anindya Mitra Internasional Tahun 2011.
Selain itu, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta juga melakukan audit
penghitungan kerugian keuangan negara atas dua kasus dengan nilai kerugian sebesar
Rp1.475.542.500,00 yaitu atas penyimpangan Penyaluran BLT Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Pasca Gempa Bumi di Dsn Pakis I dan II Ds Dlingo Kec Dlingo Kabupaten Bantul TA 2007 dan
atas penyimpangan Program Pengembangan Model Pengolahan Tanaman Terpadu Kedelai
Kabupaten Gunungkidul tahun anggaran 2013. Sedangkan dua kasus lainnya yaitu atas perkara
tindak pidana korupsi dugaan penyimpangan pengelolaan pendapatan asli desa, desa Sriharjo
kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul tahun anggaran 2008 sd 2013 dan atas dugaan tindak
pidana korupsi pada Unit Pengelolaan Keuangan Badan Keswadayaan Masyarakat kelurahan
Patangpuluhan kecamatan Wirobrajan Yogyakarta Tahun 2009 masih dalam proses perhitungan.
Dalam semester I tahun 2015 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta juga
melakukan kegiatan pemberian keterangan ahli pada instansi penyidik kepolisan dan kejaksaan
serta Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Yogyakarta seluruhnya
sebanyak 11 kali.
D. Perbaikan Sistem Tata Kelola (Governance System)
Beberapa indikator yang dapat menggambarkan perbaikan kualitas tata kelola
kepemerintahan antara lain tercermin dari tingkat kematangan (maturity) dalam
Laporan Hasil Pengawasan Semester I Tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta vi
penyelenggaraan SPIP, perolehan skor sistem akuntabilitas kinerja/SAKIP, perolehan opini atas
laporan keuangan pemerintah daerah maupun BUMD, dan tingkat leveling APIP.
Penilaian maturitas SPIP baru dilakukan pada dua pemerintah daerah yaitu Kabupaten
Sleman dengan nilai 2,83 (berkembang) dan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dengan nilai
1,44 (rintisan), sedangkan empat Pemda yang lain belum dilakukan penilaian.
Hasil penilaian SAKIP pada Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2014
menunjukkan perolehan nilai “sangat baik” dengan skor/nilai A. Pada Pemerintah Kabupaten
Gunung Kidul memperoleh nilai “cukup” dengan skor/nilai CC, dan empat Pemerintah Daerah
lainnya memperoleh nilai “baik” dengan skor/nilai B.
Hasil audit BPK terhadap laporan keuangan pemerintah daerah tahun 2014 di wilayah
Daerah Istimewa Yogyakarta, lima LKPD atau 83,33% dari total enam LKPD memperoleh
opini WTP. Perolehan opini WTP atas LKPD tahun 2014 sama dengan tahun 2013.
Dari 16 BUMD di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, sebanyak 5 BUMD (PDAM)
telah diaudit oleh auditor eksternal dan seluruhnya memperoleh opini WTP.
Hasil assessment/evaluasi terhadap leveling tata kelola APIP di wilayah Daerah Istimewa
Yogyakarta tahun 2015 menunjukkan, dari enam APIP dua APIP berada pada level 2 penuh dan
lima APIP berada pada level 2 dengan catatan perbaikan.
Untuk memperbaiki kualitas tata kelola, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
telah melakukan berbagai kegiatan konsultatif berupa pendampingan dan bimbingan teknis
kepada pemerintah daerah dan badan usaha serta BLUD terkait peningkatan kualitas tata kelola.
1. Pembinaan Penyelenggaraan SPIP
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah memberikan pemahaman dan
membangun komitmen penyelenggaraan SPIP kepada seluruh Pemerintah Daerah dan Satker
Kementerian/Lembanga (K/L) melalui sosialisasi, workshop, dan diklat SPIP.
Perkembangan penyelenggaraan SPIP pada Pemda dan SKPD dilihat berdasarkan tahapan
penyelenggaraan SPIP yaitu dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap pelaporan dan
evaluasi oleh APIP. Pemda umumnya telah menyelenggarakan SPIP pada tahap persiapan
namun belum seluruh Pemda menyelenggarakan tahap pelaksanaan dan tahap selanjutnya.
Dalam rangka peningkatan penyelengaraan sistem pengendalian intern pemerintah yang
baik pada kegiatan utama SKPD/Unit Kerja, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
telah menyarankan kepada masing-masing pemerintah daerah sebagai berikut:
- Satgas SPIP Kabupaten untuk ikut terlibat dan proaktif dalam menerapkan SPIP di tingkat
Kabupaten dan SKPD.
- Menyusun Rencana Tindak Pengendalian (RTP) SPIP atas kegiatan utama sehingga setiap
kegiatan mempunyai pengendalian yang memadai.
2. Perbaikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah melaksanakan pendampingan
penyusunan laporan kinerja tahun 2014 di Pemerintah Kabupaten Sleman dan Pemerintah
Kabupaten Kulon Progo. Selain itu dilakukan focus group discussion (FGD) reviu laporan
kinerja pada Pemerintah Kota Yogyakarta.
Laporan Hasil Pengawasan Semester I Tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta vii
Dalam upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan AKIP, Perwakilan BPKP Daerah
Istimewa Yogyakarta telah merekomendasikan perbaikan pengelolaan AKIP kepada Pemerintah
Kabupaten agar :
- Membangun budaya kerja sehingga ada peningkatan capaian kinerja yang mendekatkan pada
pencapaian visi/misi/cita-cita masyarakat dan Pemerintah Kabupaten.
- Melakukan reviu terhadap RPJMD dan Renstra SKPD secara kontinyu, untuk perbaikan
berkelanjutan.
- Menampilkan indikator tujuan dalam RPJMD dengan memasukkan indikator tujuan pada
indikator kinerja utama.
- Hasil evaluasi LKjIP yang dilaksanakan oleh Inspektorat untuk seluruh SKPD dimanfaatkan
untuk memberikan reward and punishment bagi SKPD.
- Pengembangan e-SAKIP tahun 2015 untuk memantau pencapaian kinerja setiap triwulan dan
sinergi antara perencanaan. penganggaran, pelaksanaan dan pelaporan kinerja.
- Realisasi atas penetapan kinerja maupun indikator kinerja utama tahun yang lalu dijadikan
salah satu pertimbangan untuk memberikan anggaran terhadap SKPD.
3. Peningkatan Kualitas Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah/BUMD/BLUD
Kegiatan pembinaan antara lain dalam bentuk pendampingan penyusunan laporan
keuangan Pemerintah Daerah, pendampingan atas reviu laporan keuangan yang dilakukan oleh
Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota, pendampingan penataan Barang Milik Daerah,
peningkatan SDM pengelola keuangan daerah, dan peningkatan kapasitas APIP Daerah.
Dalam penyusunan laporan keuangan tahun 2014, dari enam Pemerintah Daerah di
wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, dua Pemerintah Daerah didampingi oleh Perwakilan
BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu Pemerintah Kabupaten Bantul dan Pemerintah
Kabupaten Kulon Progo. Sedangkan pada lingkup instansi vertikal di wilayah Daerah Istimewa
Yogyakart, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah melakukan pendampingan
penyusunan laporan keuangan pada Kejaksaan Tinggi DIY, Polda, Kanwil KUMHAM,
Bawaslu, KPU, Balai Besar Latihan Ketransmigrasian, Dinas PU Perumahan dan ESDM DIY,
dan STTN Yogyakarta.
Selain melakukan pendampingan dalam penyusunan laporan keuangan, Perwakilan BPKP
Daerah Istimewa Yogyakarta juga melakukan pendampingan pelaksanaan reviu atas laporan
keuangan pemerintah daerah pada Inspektorat Kabupaten Sleman.
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta memberikan perhatian yang besar dalam
upaya peningkatan kompetensi SDM pengelola keuangan dan barang milik daerah serta BLUD
dengan melakukan sosialisasi, workshop, maupun pelatihan mengenai pengelolaan dan
penyusunan laporan keuangan. Kegiatan yang dilakukan berupa pelatihan dan pembekalan
mengenai penatausahaan dan penyusunan laporan keuangan dengan menggunakan aplikasi
SIMDA Keuangan pada Pemerintah Kabupaten Sleman, Pemerintah Kabupaten Bantul dan
Kabupaten Kulon Progo, pelatihan SAP berbasis akrual pada Pemerintah Kabupaten Bantul dan
Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, pembekalan Reviu LKPD pada Pemerintah Kota
Laporan Hasil Pengawasan Semester I Tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta viii
Yogyakarta dan narasumber Sosialisasi Perwal dan Keputusan Walikota Yogyakarta tentang
Penghapusan Piutang Daerah dan SOP Penghapusan Piutang Daerah pada Pemerintah Kota
Yogyakarta, pengelolaan BMD pada Pemerintah Kabupaten Bantul. Selain itu, juga memberikan
masukan dalam FGD pengembangan kurikulum dan silabus Diklat pengelolaan keuangan
berbasis akrual pada Badan Diklat DIY. Selain itu, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa
Yogyakarta telah memberikan bimbingan teknis peningkatan kualitas pelaporan keuangan
BLUD dan peningkatan kapasitas SDM pengelola keuangan BLUD.
Dalam rangka penguatan tata kelola pemerintahan di lingkungan KPUD Daerah Istimewa
Yogyakarta telah dilakukan penanda tanganan Nota Kesepahaman Kerjasama antara KPU
Daerah Istimewa Yogyakarta, Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulon Progo,
Kabupaten Gunungkidul, dan Kabupaten Sleman dengan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa
Yogyakarta. Lingkup kerjasama bertujuan untuk membangun dan menerapkan sistem
pengendalian intern pemerintah yang meliputi peningkatan akuntabilitas keuangan negara dan
akuntabilitas kinerja serta perbaikan proses pengadaan barang dan jasa.
4. Penguatan Pengelolaan Dana Desa
Besarnya peran yang diterima oleh desa, tentunya harus disertai dengan tanggungjawab
dan tuntutan akuntabilitas yang besar pula. Oleh karena itu pemerintah desa harus bisa
menerapkan prinsip akuntabilitas dalam tata pemerintahannya, dimana semua akhir kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan desa harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
ketentuan. Namun dalam pelaksanaannya Pemerintah Desa masih mengalami kesulitan dalam
menerapkan berbagai aturan perundangan yang mengatur pelaksanaan dana desa. BPKP selaku pengemban amanat untuk mempercepat peningkatan kualitas akuntabilitas
keuangan negara sebagaimana tercantum dalam diktum keempat Inpres Nomor 4 Tahun 2011,
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan bimbingan dan konsultasi kepada
aparat di Kabupatendan Desa (piloting) di Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan Petunjuk
Pelaksanaan Bimbingan Konsultasi Pengelolaan Keuangan Desa yang diterbitkan oleh Deputi
Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah.
Disamping itu Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi bagian dari Tim
Bersama Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta yang dibentuk dalam rangka peningkatan kualitas
akuntabilitas keuangan desa dan pemerintah daerah yang mempunyai peran dalam memelihara
dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi pemerintah desa.
5. Pembangunan Sistem Anti Korupsi (Fraud Control Plan) dan Zona Integritas
menuju WBK/WBBM
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah melakukan sosialisasi pembangunan
sistem anti korupsi (fraud control plan) sebagai pengembangan pengendalian yang dirancang
secara spesifik untuk mencegah, menangkal, dan memudahkan pengungkapan kejadian
berindikasi korupsi pada forum pencegahan TPK dan gratifikasi di Dinas Pendidikan, Pemuda
dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul serta forum peningkatan akuntabilitas penyelenggaraan
pemerintahan pada Dinas PUP dan ESDM Daerah Istimewa Yogyakarta.
Laporan Hasil Pengawasan Semester I Tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta ix
Selain itu juga telah melakukan sosialisasi WBK/WBBM di unit-unit kerja lingkup
Kanwil Kementerian Agama serta workshop pemenuhan penilaian indikator-indikator Zona
Integritas menuju WBK/WBBM pada Kantor Kemenag Kabupaten Bantul yang telah ditunjuk
oleh Kementerian Agama sebagai salah satu unit kerja yang dijadikan pilot project untuk
mendapatkan predikat unit kerja menuju WBK/WBBM.
6. Pembinaan Peningkatan Kapabilitas APIP
BPKP memberikan pembinaan agar APIP mampu berperan memberikan keyakinan yang
memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan
tugas dan fungsi instansi pemerintah, memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas
manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah, serta
memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi
pemerintah.
Kegiatan pembinaan yang dilakukan meliputi asistensi/bimtek peningkatan tata kelola
APIP dan penerapan ketentuan Jabatan Fungsional Auditor (JFA) pada APIP, serta menjadi
narasumber program pelatihan mandiri (PPM) maupun diklat yang diselenggarakan oleh APIP
dengan tujuan untuk mendorong peningkatan level kapabilitas APIP yang pada umumnya masih
berada pada level 2 dengan catatan perbaikan menuju level 2 penuh dan menuju level 3.
Beberapa hal yang telah direkomendasikan kepada masing-masing Inspektur di
lingkungan Pemerintah Daerah se Daerah Istimewa Yogyakarta untuk meningkatkan level
kapabilitas meliputi :
- Menerapkan pedoman kendali mutu audit sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 19 Tahun 2009, yang meliputi kendali mutu
dalam perencanaan audit, pelaksanaan audit, pelaporan hasil audit, dan pengelolaan hasil
audit.
- Setiap tim audit agar menyusun rencana dan program kerja audit secara terstruktur, serta
mendokumentasikan kertas kerja audit secara memadai.
- Menerapkan standar audit dalam pelaksanaan penugasan audit.
- Membangun perencanaan pengawasan berbasis risiko.
Laporan Hasil Pengawasan Semester I Tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta x
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
RINGKASAN EKSEKUTIF iii
DAFTAR ISI x
BAB I INFORMASI UMUM 1
A
B
C
D
E
Kebijakan Pengawasan dan Pembinaan Tahun 2015
Program Kerja Pengawasan dan Pembinaan Tahun 2015
Peran Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
Dukungan Sumber Daya
Penyajian Informasi
1
2
2
3
4
BAB II URAIAN HASIL PENGAWASAN 6
A Pengawalan Pembangunan Nasional 6
1. Kualitas Pembangunan Nasional 6
2. Peningkatan Kualitas Pembangunan Nasional 7
B Mendorong Peningkatan Ruang Fiskal 12
1. Kualitas Peningkatan Ruang Fiskal 12
2. Peningkatan Kualitas Ruang Fiskal 13
C Pengamanan Aset Negara/Daerah 16
1. Kegiatan Keinvestigasian 16
2. Pendampingan Pencegahan Fraud pada Proses Pengadaan
Barang/Jasa
18
D
3. Pembinaan Pengelolaan Aset
Perbaikan Sistem Tata Kelola (Governance System)
18
18
1. Kualitas Sistem Tata Kelola 18
2. Peningkatan Kualitas Sistem Tata Kelola 23
Laporan Hasil Pengawasan Semester I Tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 1
BAB I
INFORMASI UMUM
A. Kebijakan Pengawasan dan Pembinaan Tahun 2015
Sebagai unit kerja BPKP, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta melaksanakan
kegiatan pengawasan dan pembinaan berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh BPKP Pusat.
Penetapan kebijakan pengawasan dan pembinaan didasarkan pada ruang lingkup peran BPKP
sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) mencakup :
a. Pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan Negara atas kegiatan tertentu yang
meliputi kegiatan yang bersifat lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum negara
berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara, dan
kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.
b. Pembinaan penyelenggaraan SPIP meliputi penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan
SPIP, sosialisasi, pendidikan dan pelatihan, pembimbingan dan konsultasi, serta peningkatan
kompetensi auditor aparat pengawasan intern pemerintah (APIP).
Selain itu, untuk dapat memberikan kontribusi pada penyelenggaraan tugas Pemerintah,
penyusunan kebijakan pengawasan dan pembinaan, BPKP juga memperhatikan amanah yang
diberikan kepada BPKP melalui berbagai peraturan perundang-undangan sebagai berikut :
1. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah.
2. Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan.
3. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas Sistem Pengendalian
Intern dan Keandalan Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern Dalam Rangka
Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat.
4. Instruksi Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012 – 2025.
5. Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas
Akuntabilitas Keuangan Negara.
6. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi Tahun 2015.
Kebijakan dan strategi pengawasan BPKP diarahkan untuk mendukung terwujudnya
sasaran pembangunan nasional, yaitu pembangunan tata kelola pemerintahan yang bersih,
efektif, demokratis dan terpercaya. Kegiatan pengawasan BPKP juga diarahkan untuk mencapai
terwujudnya pengawasan intern pemerintah, penguatan pengawasan terhadap kinerja
pembangunan nasional, kebijakan dalam penerapan pengawasan intern yang independen,
Laporan Hasil Pengawasan Semester I Tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 2
profesional dan sinergis, serta kebijakan penerapan sistem manajemen kinerja pembangunan
nasional yang efisien dan efektif.
B. Program Kerja Pengawasan dan Pembinaan Tahun 2015
Kebijakan pengawasan dan pembinaan selanjutnya menjadi dasar dalam menyusun
Program Kerja Pengawasan dan Pembinaan Tahunan (PKP2T). PKP2T yang berisi berbagai
jenis penugasan pengawasan terhadap akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan SPIP
menjadi kontrak kinerja Kepala Perwakilan dengan Kepala BPKP yang dituangkan dalam
dokumen Penetapan Kinerja (Tapkin). Dokumen Tapkin berisi program, kegiatan serta target
kinerja.
Sampai dengan akhir semester I tahun 2015, realisasi jumlah penugasan pengawasan
(PP) sebanyak 141 penugasan atau 67,46% dari target tahun 2015 sebanyak 209 penugasan dan
realisasi output sebanyak 49 rekomendasi strategis atau 65,33% dari target sebanyak 75
rekomendasi strategis. Rincian target dan realisasi output kegiatan terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1.1
Target dan Realisasi Kegiatan Pengawasan
Tahun 2015
No Dimensi Pengawasan Target Realisasi s.d Smst I 2015
PP Output PP % Output %
1 Pengawalan Pembangunan Nasional
80 21 37 46,25 3 14,29
2 Peningkatan Ruang Fiskal 6 2 3 50,00 3 150,00
3 Pengamanan Aset Negara 39 33 27 69,23 24 72,73
3 Perbaikan Governance 84 19 74 88,10 19 100,00
Sub Jumlah 209 75 141 67,46 49 65,33
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP DIY
C. Peran Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
Keberadaan Perwakilan BPKP di daerah dimaksudkan untuk memberikan kontribusi
nyata kepada Pemerintah Daerah dalam upaya mewujudkan visi dan misinya melalui
pelaksanaan kebijakan pengawasan dan pembinaan terhadap satuan kerja K/L dan Pemerintah
Daerah di wilayah tugasnya. Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta berperan
melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan dan pembinaan penyelenggaraan
SPIP pada satuan kerja K/L dan satuan kerja Pemerintah Daerah di wilayah Daerah Istimewa
Yogyakarta menuju terwujudnya tata kepemerintahan yang baik dan bersih (Good and Clean
Governance).
Berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor 61/K/SU/2012 tanggal 2 Februari 2012,
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta menerima pelimpahan 6 (enam) Pemerintah
Daerah di wilayah Provinsi Jawa Tengah, masuk menjadi wilayah kerja Perwakilan BPKP
Daerah Istimewa Yogyakarta. Keenam Pemda tersebut yaitu Kabupaten Klaten, Kabupaten
Laporan Hasil Pengawasan Semester I Tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 3
Magelang, Kota Magelang, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Cilacap.
Dengan terbitnya Perka BPKP ini maka wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa
Yogyakarta meliputi 12 pemda di wilayah DIY dan Jawa Tengah.
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta melaksanakan peran pengawasan dan
pembinaan pada :
a. Satuan Kerja pada 12 Pemerintah Daerah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan
Provinsi Jawa Tengah.
b. Satuan Kerja Kementerian/Lembaga di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan 6
kota/kabupaten di Provinsi Jawa Tengah;
c. Perguruan Tinggi Negeri di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan 6 kota/kabupaten di
Provinsi Jawa Tengah;
d. BUMD di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan 6 kota/kabupaten di Provinsi Jawa
Tengah.
D. Dukungan Sumber Daya
Untuk dapat melaksanakan mandat dan amanah dari Presiden di atas, Perwakilan BPKP
Daerah Istimewa Yogyakarta didukung oleh sumber daya manusia yang profesional. Posisi
pegawai sampai dengan akhir semester I tahun 2015 berjumlah 150 orang. Rincian atas jumlah
pegawai tersebut dapat dilihat dalam grafik berikut :
Selain dukungan sumber daya manusia, dalam pelaksanaan tugas pengawasan Perwakilan BPKP
Daerah Istimewa Yogyakarta juga didukung dengan dana yang cukup memadai. Sampai dengan
akhir semester 2015 jumlah penyerapan dana sebesar Rp516.232.553,00 atau 29,85% dari
anggaran sebesar Rp1.729.407.137,00. Rincian anggaran dan realisasi dana dapat dilihat pada
tabel berikut :
Struktural
Fungsional AuditorFungsional Pranata KomputerFungsional Analis KepegawaianFungsional Umum
66,67%
24,00%
6,67%
1,33%
1,33%
Grafik 1.1
Pegawai Perwakilan BPKP DIY Berdasarkan Jabatan
Laporan Hasil Pengawasan Semester I Tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 4
Tabel 1.2
Anggaran dan Realisasi Anggaran Pengawasan
Tahun 2015
No Dimensi Pengawasan Anggaran Realisasi s.d smst I 2015
Jumlah % Jumlah %
1 Pengawalan Pembangunan Nasional
662.915.396 38,33 230.843.902 34,82
2 Peningkatan Ruang Fiskal 66.923.929 3,87 8.890.000 13,28
3 Pengamanan Aset Negara 277.048.647 16,02 53.403.705 19,28
3 Perbaikan Governance 722.519.165 41,78 223.094.946 30,88
Sub Jumlah 1.729.407.137 100,00 516.232.553 29,85
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP DIY
E. Penyajian Informasi
Laporan Hasil Pengawasan ini menyajikan informasi keseluruhan kualitas akuntabilitas
keuangan negara di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dengan menggunakan data eksternal
dan internal hasil pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta serta mengacu
pada empat fokus dimensi pengawasan yaitu :
a. Pengawalan Pembangunan Nasional
b. Peningkatan Ruang Fiskal
c. Pengamanan Aset Negara
d. Perbaikan sistem tata kelola (governance system)
Data internal hasil pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta adalah
data yang diperoleh dari kegiatan pengawasan dan pembinaan (assurance dan consulting) yang
dilakukan langsung atas satuan kerja K/L dan satuan kerja di lingkungan Pemerintah Daerah di
wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sedangkan data eksternal adalah data yang diperoleh BPKP dari pihak ketiga, auditor
eksternal, publikasi laporan keuangan oleh satuan kerja K/L dan satuan kerja di lingkungan
pemerintah daerah yang bersangkutan atau sumber data lain yang sah yang dapat digunakan
untuk memberikan gambaran keseluruhan kualitas akuntabilitas keuangan pada satuan kerja K/L
dan satuan kerja di lingkungan pemerintah daerah.
Penyajian informasi kualitas akuntabilitas keuangan negara satuan kerja K/L dan satuan
kerja di lingkungan pemerintah daerah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta yang berasal
dari berbagai sumber tersebut, dimaksudkan untuk memberikan informasi yang komprehensif
dan obyektif, sehingga persepsi/simpulan yang diperoleh oleh pengguna informasi (users) tidak
bias (misleading) yang disebabkan oleh faktor risiko ujipetik (sampling) pengawasan. Namun
Laporan Hasil Pengawasan Semester I Tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 5
demikian, para pengguna informasi atas laporan ini dianggap memahami bahwa hasil
pengawasan yang terkait dengan satuan kerja K/L dan satuan kerja di lingkungan pemerintah
daerah belum tentu mewakili keseluruhan populasi untuk mengukur kualitas akuntabilitas
keuangan negara pada satuan kerja K/L dan satuan kerja di lingkungan pemerintah daerah di
wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Laporan Hasil Pengawasan Semester I Tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 6
BAB II
URAIAN HASIL PENGAWASAN
Dalam rangka meningkatkan kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan dan
pembangunan serta untuk lebih mengefektifkan fungsi pengawasan intern di lingkungan
pemerintah, BPKP sebagai auditor intern pemerintah melakukan kegiatan pengawasan yang
bersifat assurance dan consulting kepada para pemangku kepentingan (stakeholders).
Hasil pengawasan disajikan dalam empat dimensi pengawasan, yaitu pengawalan
pembangunan nasional, peningkatan ruang fiskal, pengamanan aset negara/daerah, dan
perbaikan sistem tata kelola (governance system).
A. PENGAWALAN PEMBANGUNAN NASIONAL
1. Kualitas Pembangunan Nasional
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan pengawasan terhadap
beberapa program pembangunan nasional yang menjadi prioritas utama pemerintah. Tujuan
pengawasan ini adalah untuk mendukung pencapaian program prioritas pemerintah dengan
mengidentifikasi permasalahan dan kendala yang mungkin timbul dan memberikan saran
perbaikan untuk tercapainya tujuan program pembangunan nasional. Pengawasan didasarkan
pada penilaian atas efektivitas, efisiensi, dan keekonomisan (3E) pelaksanaan program/kegiatan
melalui audit kinerja dan audit keuangan. Pengawasan dilakukan terhadap prioritas
pembangunan pada bidang kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur.
Keberhasilan pembangunan nasional di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta antara lain
ditandai dengan tingkat skor capaian kinerja program berdasarkan hasil audit/evaluasi. Dalam
bidang kesehatan, skor capaian keberhasilan pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2015 sebesar 89,89 atau dalam kategori
“berhasil”. Dalam bidang infrastruktur, skor capaian pelaksanaan program Peningkatan
Penyediaan Sanitasi Air bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (PAMSIMAS) Tahun 2014
pada Kabupaten Bantul sebesar 79,83% dan pada Kabupaten Kulon Progo sebesar 72,70% atau
dalam kategori “cukup berhasil”. Capaian kinerja PNPM Mandiri Perkotaan pada seluruh
kabupaten/kota di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai predikat “memadai”.
Perkembangan capaian kinerja PNPM Mandiri Perkotaan selama lima tahun dapat dilihat pada
Tabel 2.1 di bawah ini.
Laporan Hasil Pengawasan Semester I Tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 7
Tabel 2.1
Capaian Kinerja PNPM Mandiri Perkotaan
Daerah Istimewa Yogyakarta
No. Satuan Kerja 2010 2011 2012 2013 2014
1 D.I Yogyakarta Memadai Memadai Memadai Tidak Diaudit
Memadai
2 Kota Yogyakarta
Tidak Diaudit
Tidak Diaudit
Tidak Diaudit
Memadai Memadai
3 Kabupaten Bantul
Memadai Memadai Tidak Diaudit
Memadai Memadai
4 Kabupaten Sleman
Memadai Memadai Memadai Memadai Memadai
5 Kabupaten Kulon Progo
Tidak Diaudit
Tidak Diaudit
Tidak Diaudit
Tidak Diaudit
Tidak Diaudit
6 Kabupaten Gunungkidul
Tidak Ada PNPM
Tidak Ada PNPM
Tidak Ada PNPM
Tidak Ada PNPM
Tidak Ada PNPM
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP DIY
Keberhasilan pembangunan bidang infrastruktur juga dapat dilihat dari tingkat cakupan
pelayanan air minum yang dapat dinikmati oleh masyarakat, baik yang disediakan oleh PDAM
maupun dengan sistem penyediaan air minum lainnya. Secara keseluruhan, rata-rata cakupan
layanan air minum di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta sampai dengan semester I tahun
2015 sebesar 52,84% dari jumlah penduduk. Sedangkan pelayanan yang dilakukan oleh PDAM
adalah sebesar 38,70% dari jumlah penduduk dengan rincian sebagaimana dapat dilihat pada
Tabel 2.2 di bawah ini.
Tabel 2.2
Rekapitulasi Cakupan Pelayanan dan Kuantitas Air per KK/bulan
s.d Semester I Tahun 2015
No PDAM
% Cakupan terhadap jumlah
penduduk (PDAM)
% Cakupan terhadap jumlah
penduduk (Total)
Kuantitas air /pelanggan/bul
an (m3)
1 Kota Yogyakarta 45,52 82,30 17,44
2 Kabupaten Sleman 15,68 43,50 15,02
3 Kabupaten Gunungkidul 46,75 56,08 15,50
4 Kabupaten Bantul 48,40 38,99 14,55
5 Kabupaten Kulon Progo 37,12 43,33 12,69
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP DIY dan Dinas terkait
Laporan Hasil Pengawasan Semester I Tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 8
Sebagai salah satu badan usaha milik daerah yang berperan dalam pembangunan infrastruktur
air minum, PDAM telah menunjukkan kinerja yang baik sebagaimana dapat dilihat pada Tabel
2.3 di bawah ini.
Tabel 2.3
Rekapitulasi Nilai Kinerja dan Tingkat Kesehatan PDAM
Di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2012 - 2014
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014
No PDAM Nilai
Kinerja
Tingkat
kesehatan
Nilai
Kinerja
Tingkat
kesehatan
Nilai
Kinerja
Tingkat
kesehatan
1 Kota
Yogyakarta 62,47 3,180 60,12 3,145 60,22 3,205
2 Kabupaten
Sleman 58,77 3,025 59,27 3,175 60,97 2,995
3 Kabupaten
Gunungkidul 51,29 2,255 61,15 2,945 60,09 3,05
4 Kabupaten
Bantul 62,47 2,890 60,24 2,990 61,32 2,82
5 Kabupaten
Kulon Progo 61,53 3,430 64,75 3,480 63,05 3,37
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP DIY
2. Peningkatan Kualitas Pembangunan Nasional
Dalam periode sampai dengan semester I tahun 2015, Perwakilan BPKP Daerah
Istimewa Yogyakarta telah melakukan pengawasan dalam rangka mengawal pembangunan
nasional di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana tampak pada tabel 2.4 di bawah
ini.
Tabel 2.4
Rekapitulasi Kegiatan Pengawasan Pengawalan Pembangunan Nasional
Semester I Tahun 2015
No Prioritas
Pembangunan Kegiatan Pengawasan
Jumlah Kegiatan
1 Kesehatan Audit kinerja program Jaminan Kesehatan Nasional
2
2 Pendidikan Audit keuangan HPEQ 3
3 Infrastruktur Audit keuangan :
- PAMSIMAS 2
- PNPM Mandiri Perkotaan 4
- WISMP II 15
Jumlah 26
Masing-masing kegiatan pengawasan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
Laporan Hasil Pengawasan Semester I Tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 9
a. Program Prioritas Kesehatan
Dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan perlindungan sosial
diantaranya Program Indonesia Sehat, Presiden RI menerbitkan Instruksi Presiden Nomor 7
Tahun 2014 diantaranya memuat instruksi kepada Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan untuk melaksanakan pemantauan, bimbingan, dan pembinaan terhadap
kegiatan pengawasan keuangan serta mengambil langkah-langkah pengawasan keuangan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan atas penyelenggaraan Program
Indonesia Sehat. Memenuhi instruksi tersebut, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa
Yogyakarta telah melakukan audit kinerja Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di wilayah
Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tujuan audit kinerja JKN adalah untuk menilai keberhasilan Kementrian Kesehatan dan
Instansi terkait dalam melaksanakan Program Jaminan Kesehatan Nasional khususnya
kepada fakir miskin dan masyarakat tidak mampu peserta PBI, dan memberikan rekomendasi
atas kelemahan dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan dan keandalan laporan kegiatan dari pelaksanaan
program JKN.
Sasaran audit JKN adalah :
- Menilai keberhasilan pelaksanaan Program JKN yang dijabarkan dalam tiga indikator
utama yaitu: Ketepatan Perencanaan, Kualitas Pelayanan Kesehatan, dan Keandalan
Pelaporan.
- Mengindentifikasi hambatan pelaksanaan program di daerah
- Mengindentifikasi adanya kerugian negara yang diakibatkan oleh pelaksanaan program
yang tidak sesuai ketentuan.
Dari hasil audit program JKN, dijumpai permasalahan sebagai berikut :
- Terdapat peserta PBI yang belum mendapat kartu
- Peserta JKN tidak memenuhi kriteria namun masih terdaftar dalam kuota penerima PBI
berdasarkan SK Menteri Sosial Nomor 147/HUK/2013
- Penduduk miskin dan tidak mampu penerima bantuan iuran jaminan kesehatan melebihi
jumlah penduduk miskin pada Kabupaten Sleman
- Penggunaan dana kapitasi di Kabupaten Kulon Progo tidak sesuai ketentuan sebesar
Rp2.145.142.418,00
b. Program Prioritas Infrastruktur Dasar
Pengawasan atas program prioritas bidang insfrastruktur dasar dilakukan terhadap tiga
program/proyek yaitu audit keuangan terhadap Third Water Supply Sanitation for Low
Income Communities Project (PAMSIMAS), PNPM Mandiri Perkotaan, dan Second Water
Resources and Irigation Sector Management Project (WISMP II), serta evaluasi kinerja
BUMD. Masing-masing diuraikan sebagai berikut :
Laporan Hasil Pengawasan Semester I Tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 10
1) Third Water Supply Sanitation for Low Income Communities Project (PAMSIMAS)
Program Pamsimas dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah warga masyarakat kurang
terlayani termasuk masyarakat berpendapatan rendah di wilayah perdesaan dan peri-
urban yang dapat mengakses pelayanan air minum dan sanitasi yang berkelanjutan,
meningkatkan penerapan nilai dan perilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka
pencapaian target MDGs sektor air minum dan sanitasi melalui pengarusutamaan dan
perluasan pendekatan pembangunan berbasis masyarakat.
Program PAMSIMAS di Daerah Istimewa Yogyakarta memasuki tahap pertama dengan
alokasi dana tahun 2014 sebesar Rp.4.199493.200,00 terinci pada tabel 2.5 di bawah ini.
Tabel 2.5
Alokasi Dana Pamsimas DIY untuk Tahun 2014
No. Kabupaten Jumlah Desa Sasaran
Alokasi Dana
(Rp)
1 Bantul 10 2.755.743.200,00
2 Kulon Progo 5 1.443.750.000,00
Jumlah 15 4.199.493.200,00
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP DIY
2) PNPM Mandiri Perkotaan
Tujuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) adalah meningkatnya
kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri. Audit terhadap
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) dilaksanakan dengan tujuan :
- Memberikan opini mengenai tingkat kewajaran penyajian laporan keuangan program
- Memberikan penilaian atas sistem pengendalian intern program guna mencapai tujuan
program, serta penilaian atas tingkat efektivitas implementasi di lapangan
- Memberikan penilaian terhadap pencapaian kinerja program berdasarkan indikator-
indikator kinerja yang telah ditetapkan
- Memberikan penilaian terhadap kepatuhan program berdasarkan jenis kegiatan yang
ditetapkan.
Selama empat tahun terakhir, jumlah alokasi dana PNPM Mandiri Perkotaan di wilayah
Daerah Istimewa Yogyakarta selalu mengalami peningkatan sebagaimana dapat dilihat
pada tabel 2.6 di bawah ini.
Laporan Hasil Pengawasan Semester I Tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 11
Tabel 2.6
Alokasi Dana PNPM Mandiri Perkotaan
Daerah Istimewa Yogyakarta
No. Tahun Jumlah
(Rp)
1 2011 14.550.000.000,00
2 2012 31.280.000.000,00
3 2013 33.800.000.000,00
4 2014 40.667.350.000,00
Jumlah 120.297.350.000,00
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP DIY
Beberapa permasalahan dalam pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan, antara
lain :
- Penyalahgunaan dana pinjaman bergulir oleh UPK dan KSM.
- Terdapat Unit Pengelola Keuangan pada tingkat kecamatan yang belum
melaksanakan fungsinya dalam memberdayakan ekonomi masyarakat.
- Kurangnya pembinaan, pemantauan, dan pengawasan oleh satuan kerja program
PNPM Mandiri Perkotaan baik di tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta maupun
kabupaten/kota, terhadap pelaksanaan kegiatan pada Unit Pengelola Keuangan pada
tingkat kecamatan maupun fasilitator pendamping.
3) Second Water Resources and Irigation Sector Management Project (WISMP II)
Tujuan program Water Resources and Irrigation Sector Management Program (WISMP)
Phase II adalah untuk meningkatkan kapasitas pengelolaan Sumber Daya Air wilayah
sungai dan irigasi serta meningkatkan produktivitas pertanian di lahan beririgasi.
Beberapa permasalahan dalam pelaksanaan program WISMP Phase II antara lain:
- Pengembangan sistem irigasi di daerah irigasi Payaman belum optimal
- Pekerjaan rehabilitasi jaringan irigasi daerah irigasi belum seluruhnya sesuai dengan
tujuan program WISMP Phase II
- Pemilihan dan penetapan daerah irigasi belum mengacu pada pedoman penyusunan
AWP
4) Evaluasi Kinerja BUMD
Sampai dengan semester I tahun 2015 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
telah melakukan evaluasi kinerja tahun 2014 pada lima PDAM di wilayah Daerah
Istimewa Yogyakarta yaitu PDAM Tirtamarta Kota Yogyakarta, PDAM Kabupaten
Sleman, PDAM Kabupaten Bantul, PDAM Tirta Binangun Kabupaten Kulon Progo dan
PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul.
Laporan Hasil Pengawasan Semester I Tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 12
Evaluasi kinerja bertujuan membantu manajemen PDAM dalam mendorong pencapaian
tujuan secara ekonomis, efisien, efektif, memperbaiki dan meningkatkan kinerja, serta
memberikan bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan oleh pihak yang
bertanggung jawab.
Sasaran evaluasi kinerja adalah memberikan penilaian atas capaian kinerja PDAM tahun
2014 menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 dan penilaian
tingkat kesehatan menurut BPPSPAM.
Evaluasi kinerja PDAM juga melakukan analisis terhadap cakupan layanan serta
kuantitas konsumsi air oleh pelanggan.
Selain hal-hal yang telah disampaikan tersebut terdapat permasalahan lain yaitu:
- Tingkat kehilangan air masih tinggi
- Masih dijumpai harga /tarif air yang belum sesuai dengan keputusan Kepala Daerah.
c. Program Prioritas Pendidikan
Pengawasan atas program prioritas bidang pendidikan berupa audit keuangan Health
Professional Education Quality (HPEQ) pada Universitas Gajah Mada, Universitas Islam
Indonesia, dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Tujuan program HPEQ diharapkan akan berkontribusi pada pencapaian layanan kesehatan
melalui penguatan kualitas penyedia jasa kesehatan, yang akan dicapai melalui penguatan
sistem dan institusi akreditasi program studi dan sertifikasi lulusan yang pada akhirnya akan
meningkatkan kualitas pendidikan profesional kesehatan.
Beberapa permasalahan dalam pelaksanaan program HPEQ antara lain :
- Tim monitoring dan evaluasi internal tidak melaksanakan tugas dan fungsinya
- Pemberian beasiswa tidak sesuai dengan panduan pelaksanaan Program Hibah
Kompetensi Peningkatan Kualitas Pendidikan Dokter (PHK PKPD)
B. MENDORONG PENINGKATAN RUANG FISKAL
Pemerintah perlu memiliki ruang fiskal yang cukup untuk membiayai program-program
pembangunan dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Selaku auditor intern pemerintah,
BPKP berkomitmen untuk mendorong peningkatan ruang fiskal dalam anggaran pemerintah.
1. Kualitas Peningkatan Ruang Fiskal
Peningkatan ruang fiskal bisa dilakukan melalui dua sisi sekaligus yaitu dengan
meningkatkan penerimaan negara/daerah dan melakukan efisiensi pengeluaran negara/daerah.
Perbaikan kualitas ruang fiskal pada pemerintah daerah antara lain ditandai dengan adanya
peningkatan anggaran pendapatan asli daerah dalam APBD.
Anggaran pendapatan asli daerah pemerintah daerah di wilayah Daerah Istimewa
Yogyakarta tahun 2015 sebesar Rp.3.113.202.495.580,54 mengalami kenaikan sebesar
Rp327.422.556.385,74 atau 11,75% dibandingkan dengan jumlah anggaran pendapatan asli
daerah tahun 2014 sebesar Rp2.785.779.939.194,80. Kenaikan anggaran tersebut
Laporan Hasil Pengawasan Semester I Tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 13
memungkinkan pemerintah daerah dapat mendukung tercapainya tujuan pembangunan nasional
di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Peningkatan Kualitas Ruang Fiskal
Kegiatan pengawasan BPKP dalam rangka peningkatan ruang fiskal bertujuan untuk
meningkatkan penerimaan negara dan menjaga pengeluaran keuangan negara dalam batas
kewajaran dan dilakukan secara efisien. Kegiatan pengawasan sampai dengan semester I 2015
menghasilkan potensi penghematan pengeluaran negara yang berasal dari koreksi atas tagihan
pihak ketiga dan hasil audit operasional sebesar Rp.427.300.033,25.
Dalam semester I tahun 2015 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
melakukan pengawasan dalam rangka peningkatan ruang fiskal sebagaimana tercantum pada
tabel 2.7 di bawah ini.
Tabel 2.7
Rekapitulasi Kegiatan Pengawasan
Dalam Rangka Mendorong Peningkatan Ruang Fiskal
Semester I Tahun 2015
No Kegiatan Pengawasan Jumlah
Kegiatan Keterangan
1 Verifikasi atas Utang Usaha 1 RSUP Dr. Sardjito
2 Verifikasi Kegiatan Pembangunan 1 RSUP Dr. Sardjito
3 Audit Operasional/Audit Keuangan/Audit Kinerja
3 KPU, JKN
Jumlah 5
Sumber : Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP DIY
Penjelasan masing-masing kegiatan pengawasan diuraikan sebagai berikut :
a. Verifikasi atas Utang Usaha
Memenuhi permintaan dari Direktur RSUP DR. Sardjito Yogyakarta, Perwakilan BPKP
Daerah Istimewa Yogyakarta telah melaksanakan kegiatan verifikasi atas utang usaha RSUP
DR. Sardjito Yogyakarta.
Tujuan kegiatan verifikasi adalah untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa saldo
utang usaha dan Biaya yang masih harus dibayar (BYMHD) RSUP Dr. Sardjito yogyakarta
per 31 Desember 2014 adalah kewajiban yang harus diselesaikan, sesuai peraturan
perundangan yang berlaku, dan barang/jasa yang diterima benar-benar dilaksanakan terkait
dengan revisi DIPA BLU RSUP Dr. Sardjito Tahun 2015.
Kegiatan verifikasi menghasilkan simpulan DIPA BLU RSUP Dr. Sardjito Tahun 2015 tidak
mengalokasikan anggaran untuk pembayaran Utang usaha per 31 Desember 2014 sebesar
Rp23.514.690.983,40 dan Biaya yang masih harus dibayar per 31 Desember 2014 sebesar
Rp17.082.176.360,00.
Laporan Hasil Pengawasan Semester I Tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 14
b. Verifikasi Kegiatan Pembangunan
Memenuhi permintaan dari Direktur RSUP DR. Sardjito Yogyakarta, Perwakilan BPKP
Daerah Istimewa Yogyakarta telah melaksanakan kegiatan verifikasi atas kegiatan
pembangunan pada RSUP DR. Sardjito Yogyakarta berupa penyelesaian tagihan atas sisa
pekerjaan pembangunan tahap II gedung ICC RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dapat
dilanjutkan dengan DIPA Tahun Anggaran 2015. Dan dalam pembayaran sisa nilai
pekerjaan, tetap mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Audit Operasional/Audit Keuangan/Audit Kinerja
Dalam rangka melaksanakan fungsi sebagai auditor internal pemerintah dan memenuhi
beberapa permintaan stakeholders, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah
melakukan peran penjaminan kualitas (assurances) berupa audit operasional, audit keuangan,
dan audit kinerja sebagaiman terangkum dalam tabel 2.8 di bawah ini.
Tabel 2.8
Rekapitulasi Kegiatan Penjaminan Kualitas (Assurances)
Semester I Tahun 2015
No Kegiatan Pengawasan Jumlah
Kegiatan Keterangan
1 Audit operasional 1 KPU
2 Audit keuangan 26 PHLN
3 Audit kinerja 2 JKN
Jumlah 29
Sumber : Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP DIY
Masing-masing kegiatan tersebut dijelaskan sebagai berikut :
1) Audit Operasional
Dalam periode sampai dengan semester I tahun 2015 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa
Yogyakarta telah melakukan audit operasional pada Komisi Pemilihan Umum Daerah
(KPUD) Daerah Istimewa Yogyakarta. Pelaksanaan audit bertujuan untuk menilai
efisiensi, efektifitas, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku,
serta memberikan rekomendasi perbaikan terhadap akuntabilitas keuangan.
Sasaran audit adalah pengelolaan keuangan KPU meliputi pelaksanaan anggaran,
penatausahaan, dan pelaporan pelaksanaan APBN yang memerlukan perbaikan atau
peningkatan, baik segi efisiensi, efektivitas dan ketaatan terhadap peraturan perundang-
undangan.
Audit operasional pada KPUD Daerah Istimewa Yogyakarta menghasilkan potensi
penghematan keuangan negara sebesar Rp.72.673.500,00. Selain itu juga dijumpai hal-
hal sebagai berikut :
- Pembayaran honor kelompok kerja/Tim Pelaksana kegiatan tidak sesuai ketentuan
- Pembayaran uang harian perjalanan dinas tidak sesuai ketentuan
Laporan Hasil Pengawasan Semester I Tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 15
- Pertanggungjawaban kegiatan yang tidak benar.
2) Audit Keuangan
Dalam periode sampai dengan semester I tahun 2015 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa
Yogyakarta telah melakukan audit keuangan atas program/proyek berbantuan luar negeri
(loan) sebanyak 26 kegiatan/proyek sebagaimana tampak pada tabel 2.9 di bawah.
Tabel 2.9
Kegiatan Audit Keuangan atas Proyek dan Hibah Berbantuan Luar Negeri
Semester I Tahun 2015
No Nama
Program/Poyek/Kegiatan
Jumlah
Kegiatan
Temuan
Penghematan
Pengeluaran
Negara
1 PNPM Mandiri Perkotaan dan
Perdesaan 5 27.622.461,00
2 HPEQ 3 51.188.447,25
3 WISMP II 15 57.400.400,00
4 PAMSIMAS 3 0,00
Jumlah 26 136.211.308,25
Sumber : Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP DIY
Pelaksanaan audit keuangan mencakup audit terhadap kewajaran penyajian laporan
keuangan program, penilaian terhadap efektivitas internal control, kinerja program, serta
ketaatan terhadap ketentuan program
Kegiatan audit menghasilkan potensi penghematan pengeluaran negara sebesar
Rp136.211.308,25.
3) Audit Kinerja
Dalam periode sampai dengan semester I tahun 2015 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa
Yogyakarta telah melakukan audit kinerja pada program Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN). Pelaksanaan audit bertujuan untuk menilai keberhasilan Kementrian Kesehatan
dan Instansi terkait dalam melaksanakan Program Jaminan Kesehatan Nasional
khususnya kepada fakir miskin dan masyarakat tidak mampu peserta PBI, dan
memberikan rekomendasi atas kelemahan dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan, ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan dan keandalan
laporan kegiatan dari pelaksanaan program tersebut.
Audit atas program JKN di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Kulon Progo
menghasilkan koreksi audit berupa selisih pembayaran tagihan oleh Kementerian
Kesehatan sebesar Rp.218.415.225,00 dengan rincian sebagaimana dapat dilihat pada
Tabel 2.10 berikut.
Laporan Hasil Pengawasan Semester I Tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 16
Tabel 2.10
Rekapitulasi Kegiatan Pengawasan Pengawalan Pembangunan Nasional
Semester I Tahun 2015
No. Kabupaten Jumlah
PBI
Dibayar oleh
Kemenkes
(Rp)
Seharusnya
(Rp)
Selisih
(Rp)
1 Sleman 317.181 73.173.656.700 72.971.428.925 202.227.775
2 Kulon Progo 232.517 53.641.671.900 53.625.484.450 16.187.450
Jumlah 549.698 126.815.328.600 126.596.913.375 218.415.225
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP DIY
C. PENGAMANAN ASET NEGARA/DAERAH
Aset negara/daerah merupakan salah satu sumber daya penting dalam penyelenggaraan
pemerintahan yang harus dijaga keberadaannya dan dioptimalkan kemanfaatannya. Dalam
periode semester I tahun 2015 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta berperan aktif
dalam upaya pengamanan aset melalui kegiatan keinvestigasian, pendampingan pencegahan
fraud pada proses pengadaan barang dan jasa, dan koordinasi dengan aparat penegak hukum
(APH), serta pembinaan pengelolaan aset.
1. Kegiatan Keinvestigasian
Penyelamatan aset negara/daerah dilakukan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa
Yogyakarta melalui penerapan strategi represif pada Pemerintah Daerah dan berbagai satuan
kerja Kementerian/Lembaga atas permintaan penyidik, meliputi audit investigatif atas
kasus/penyimpangan yang berindikasi tindak pidana korupsi, bantuan penghitungan kerugian
keuangan negara, dan pemberian keterangan ahli di persidangan sebagaimana disajikan pada
Tabel 2.11 berikut.
Tabel 2.11
Kegiatan Penerapan Strategi Represif terhadap KKN
Di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
s.d Semester I Tahun 2015
No Kegiatan Pemda/
BUMD
Satker
K/L Jumlah
1. Audit Investigatif 2 - 2
2. Bantuan Perhitungan Kerugian Keuangan
Negara
4 - 4
3. Pemberian Keterangan Ahli 11 - 11
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP DIY
Masing-masing kegiatan dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Audit Investigatif
Audit investigatif merupakan audit tujuan tertentu yang bertujuan untuk membuktikan
apakah terjadi kecurangan/fraud pada suatu kasus yang berakibat kerugian keuangan negara.
Laporan Hasil Pengawasan Semester I Tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 17
Pada semester I Tahun 2015 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan
audit investigatif atas dua kasus yaitu dugaan penyelewengan pengelolaan dana desa Tahun
2011 sd 2013 di Desa Margosari Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo dan dugaan
penyimpangan dalam pengelolaan kas kecil pada Unit Pertambangan PT Anindya Mitra
Internasional Tahun 2011. Sampai dengan 30 Juni 2015 kedua kasus tersebut masih dalam
proses audit.
b. Bantuan Penghitungan Kerugian Keuangan Negara
Audit dalam rangka penghitungan kerugian keuangan negara merupakan audit dengan tujuan
tertentu yang dimaksudkan untuk memberikan pendapat mengenai nilai kerugian keuangan
negara yang timbul dalam suatu kasus penyimpangan dan digunakan untuk mendukung
tindakan litigasi.
Dalam semester I tahun 2015 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan
audit penghitungan kerugian keuangan negara atas empat kasus, terdiri dari dua kasus telah
selesai dilakukan penghitungan kerugian keuangan negara dan telah diserahkan kepada
penyidik sebagai bahan pertimbangan dalam proses hukum selanjutnya, yaitu penghitungan
kerugian keuangan negara atas penyimpangan Penyaluran BLT Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Pasca Gempa Bumi di Dsn Pakis I dan II Ds Dlingo Kec Dlingo Kabupaten
Bantul TA 2007 dan atas penyimpangan Program Pengembangan Model Pengolahan
Tanaman Terpadu Kedelai Kabupaten Gunungkidul tahun anggaran 2013. Nilai kerugian
keuangan negara kedua kasus tersebut seluruhnya sebesar Rp1.475.542.500,00.
Sedangkan dua kasus lainnya masih dalam proses penghitungan, yaitu perhitungan kerugian
keuangan negara atas perkara tindak pidana korupsi dugaan penyimpangan pengelolaan
pendapatan asli desa, desa Sriharjo kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul tahun anggaran
2008 sd 2013 dan atas dugaan tindak pidana korupsi pada Unit Pengelolaan Keuangan Badan
Keswadayaan Masyarakat kelurahan Patangpuluhan kecamatan Wirobrajan Yogyakarta
Tahun 2009.
c. Pemberian Keterangan Ahli
Pemberian keterangan ahli merupakan pemberian pendapat berdasarkan keahlian profesi
auditor BPKP dalam suatu kasus tindak pidana korupsi untuk membuat terang suatu kasus
bagi penyidik dan/atau hakim.
Dalam semester I tahun 2015 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan
kegiatan pemberian keterangan ahli pada instansi penyidik kepolisan dan kejaksaan serta
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Yogyakarta sebanyak 11 kali
dengan rincian sebagaimana tampak pada Tabel 2.12 berikut.
Laporan Hasil Pengawasan Semester I Tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 18
Tabel 2.12
Pemberian Keterangan Ahli Kasus Berindikasi TPK
Di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
Semester I Tahun 2015
No Instansi Jumlah Kasus Nilai (Rp) Keterangan
1. Kejaksaan 3 - Belum putusan hakim
2. Kepolisian 5 - Belum putusan hakim
3. Pengadilan Negeri 3 11.588.436.500,00 -
Jumlah 11 11.588.436.500,00
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP DIY
2. Pendampingan Pencegahan Fraud pada Proses Pengadaan Barang Jasa
Pendampingan pencegahan fraud pada proses pengadaan barang dan jasa merupakan jasa
konsultansi yang diberikan oleh perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta kepada unit
kerja Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah dengan tujuan memberikan cegah dini (early warning) kepada pemangku kegiatan agar tidak terjadi penyimpangan dari ketentuan yang
berlaku.
Pada semester I Tahun 2015 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan
pendampingan pencegahan fraud atas proses perencanaan sampai penandatanganan kontrak
pekerjaan penyempurnaan pembangunan gedung perpustakaan, pengadaan landscape dan
pekerjaan pengadaan interior gedung perpustakaan BPAD Daerah Istimewa Yogyakarta. Sampai
dengan 30 Juni 2015 kegiatan tersebut masih dalam proses.
3. Pembinaan Pengelolaan Aset
Salah satu bentuk pengamanan aset dilakukan melalui penerapan manajemen aset yang
baik pada BUMN/D. Namun demikian sampai saat ini seluruh PDAM di Daerah Istimewa
Yogyakarta belum memiliki kebijakan pengelolaan aset, termasuk masih adanya aset yang
belum ditetapkan statusnya.
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah menyampaikan kepada masing-
masing Direktur PDAM agar membuat kebijakan pengelolaan/manajemen asset dan
berkoordinasi dengan jajaran terkait untuk menetapkan status asetnya.
D. PERBAIKAN SISTEM TATA KELOLA (GOVERNANCE SYSTEM)
Perbaikan sistem tata kelola pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah serta BUMN/BUMD menjadi fokus pengawasan BPKP yang dilakukan dalam rangka
membantu memperbaiki tata kelola organisasi, pengelolaan risiko, dan sistem pengendalian
intern pemerintah.
1. Kualitas Sistem Tata Kelola (Governance System)
Beberapa indikator yang dapat menggambarkan perbaikan kualitas tata kelola
kepemerintahan antara lain tercermin dari tingkat kematangan (maturity) dalam
penyelenggaraan SPIP, perolehan skor sistem akuntabilitas kinerja/SAKIP, perolehan opini atas
Laporan Hasil Pengawasan Semester I Tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 19
laporan keuangan pemerintah daerah maupun BUMD, tingkat leveling APIP, dan peningkatan
indeks persepsi korupsi, dengan uraian sebagai berikut :
a. Tingkat Kematangan/maturitas Penyelenggaraan SPIP
Kualitas penyelenggaran SPIP pemerintah daerah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
dapat diukur menggunakan tingkat kematangan penyelenggaraan SPIP. Tingkat kematangan
dinilai berdasarkan keberadaan sistem pengendalian intern yang telah dibangun oleh instansi
pemerintah, dengan simpulan sebagai berikut :
Tingkat Tingkat Maturitas Klasifikasi Interval Nilai
1 Belum Ada 0 Nilai < 1,0
2 Rintisan 1 1,0 < Nilai < 2,0
3 Berkembang 2 2,0 < Nilai < 3,0
4 Terdefinisi 3 3,0 < Nilai < 4,0
5 Terkelola dan terukur 4 4,0 < Nilai <4,5
6 Optimum 5 Nilai > 4,5
Penjelasan masing-masing tingkat sebagai berikut :
- Tingkat 1 (belum ada) berarti K/L/Pemda sama sekali belum memiliki kebijakan dan
prosedur yang diperlukan untuk melaksanakan praktek-praktek pengendalian intern.
- Tingkat 2 (rintisan) berarti telah ada praktik pengendalian intern, namun pendekatan risiko
dan pengendalian yang diperlukan masih bersifat ad-hoc dan tidak terorganisasi dengan
baik, tanpa komunikasi dan pemantauan sehingga kelemahan tidak diidentifikasi.
- Tingkat 3 (berkembang) berarti K/L/Pemda telah melaksanakan praktik pengendalian
intern, namun tidak terdokumentasi dengan baik dan pelaksanaannya sangat tergantung
pada individu dan belum melibatkan semua unit organisasi. Efektivitas pengendalian
belum dievaluasi sehingga banyak terjadi kelemahan yang belum ditangani secara
memadai.
- Tingkat 4 (terdefinisi) berarti K/L/Pemda telah melaksanakan praktik pengendalian intern dan
terdokumentasi dengan baik. Namun evaluasi atas pengendalian intern dilakukan tanpa
dokumentasi yang memadai.
- Tingkat 5 (terkelola dan terukur) berarti K/L/P telah menerapkan pengendalian internal
yang efektif, masing-masing personel pelaksana kegiatan yang selalu mengendalikan
kegiatan pada pencapaian tujuan kegiatan itu sendiri maupun tujuan K/L/Pemda. Evaluasi
formal dan terdokumentasi.
- Tingkat 6 (optimum) berarti K/L/Pemda telah menerapkan pengendalian intern yang
berkelanjutan, terintegrasi dalam pelaksanaan kegiatan yang didukung oleh pemantauan
otomatis menggunakan aplikasi komputer.
Laporan Hasil Pengawasan Semester I Tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 20
Penilaian maturitas SPIP baru dilakukan pada dua pemerintah daerah yaitu Kabupaten
Sleman dengan nilai 2,83 (berkembang) dan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dengan
nilai 1,44 (rintisan), sedangkan empat Pemda yang lain belum dilakukan penilaian.
b. Skor Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah (SAKIP)
Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja instansi pemerintah tercermin dari hasil
evaluasi/penilaian yang dilakukan oleh Kementerian PAN dan RB terhadap Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
Hasil penilaian menunjukkan bahwa SAKIP Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta tahun
2014 memperoleh nilai sangat baik dengan level A. Nilai tingkat akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah daerah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dapat digambarkan
dalam Tabel 2.14. berikut :
Tabel 2.14
Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah
Di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2014 No Pemeintah Daerah Skor/Nilai Keterangan
1. Daerah Istimewa Yogyakarta A Sangat Baik
2. Kota Yogyakarta B Baik
3. Kab. Bantul B Baik
4. Kab. Sleman B Baik
5. Kab. Kulon Progo B Baik
6. Kab. Gunungkidul CC Cukup
Sumber : Bagian Organisasi masing-masing Pemda
Perkembangan perolehan skor hasil evaluasi sistem sistem akuntabilitas kinerja sampai
dengan tahun 2014 tampak pada tabel 2.15 di bawah ini.
Tabel 2.15
Perkembangan Skor Hasil Evaluasi SAKIP Pemerintah Daerah
di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2012 – 2014 No Pemerintah Daerah 2012 2013 2014
1. Daerah Istimewa Yogyakarta CC B A
2. Kota Yogyakarta C CC B
3. Kab. Bantul CC B B
4. Kab. Sleman C C B
5. Kab. Kulon Progo C C B
6. Kab. Gunungkidul CC CC CC
Sumber : Bagian Organisasi masing-masing Pemda
Laporan Hasil Pengawasan Semester I Tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 21
c. Opini atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Hasil audit BPK terhadap laporan keuangan pemerintah daerah tahun 2014 di wilayah Daerah
Istimewa Yogyakarta, lima LKPD atau 83,33% dari total enam LKPD memperoleh opini
WTP. Perolehan opini WTP atas LKPD tahun 2014 sama dengan tahun 2013. Perkembangan
opini BPK atas LKPD Tahun 2011-2014 dapat dilihat pada Tabel 2.16 di bawah ini.
Tabel 2.16
Perkembangan Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2012 – 2014
No Pemerintah Kabupaten/Kota Opini LKPD
2011 2012 2013 2014
1. Daerah Istimewa Yogyakarta WTP WTP WTP WTP
2. Kota Yogyakarta WTP WTP WTP WTP
3. Kabupaten Bantul WDP WTP WTP WTP
4. Kabupaten Sleman WTP WTP WTP WTP
5. Kabupaten Kulon Progo WDP WDP WTP WTP
6. Kabupaten Gunungkidul WDP WDP WDP WDP
Sumber : Website BPK RI
d. Opini Laporan Keuangan BUMD
Kewajaran penyajian informasi keuangan pada laporan keuangan Badan Usaha Milik
Negara/Daerah (BUMN/D) menjadi salah satu indikator kualitas tata kelola organisasi. Hasil
audit oleh auditor eksternal atas laporan keuangan BUMN/D menjadi salah satu faktor
penting dalam mengukur good corporate governance BUMN/D.
Dari 16 BUMD di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, sebanyak 5 BUMD (PDAM) telah
diaudit oleh auditor eksternal dan seluruhnya memperoleh opini WTP. Perkembangan opini
auditor eksternal atas Laporan Keuangan BUMD tahun 2012-2014 disajikan pada Tabel 2.17.
Tabel 2.17
Perkembangan Opini Auditor Eksternal atas Laporan Keuangan BUMD
di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2012 – 2014
No Jenis Opini Jumlah BUMD
2012 2013 2014
1. WTP 16 100% 16 100% 5 31,25%
2. WDP 0 0 0 0 0 0
3. TMP 0 0 0 0 0 0
4. TW 0 0 0 0 0 0
5. Belum diaudit 0 0 0 0 11 68,75%
Jumlah 16 100% 16 100% 5 100%
Sumber : Ikhtisar Hasil Audit Kantor Akuntan Publik
Dari 16 BUMD di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, sampai dengan semester I tahun
2015 baru lima Laporan Keuangan BUMD tahun 2014 yang telah dilakukan audit.
Laporan Hasil Pengawasan Semester I Tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 22
e. Level Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang berperan secara efektif, sekurang-
kurangnya mampu :
- memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi dan
efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah
- memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah
- memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi
instansi pemerintah.
APIP memiliki kemampuan berbeda-beda dalam melaksanakan peran dan fungsinya sesuai
dengan kapabilitas masing-masing. Kapabilitas APIP dapat diukur menggunakan pendekatan
Internal Audit Capability Model (IACM) yang mengelompokkan kapabilitas APIP dalam
lima level yaitu level 1 (initial), level 2 (infrastructure), level 3 (integrated), level 4
(managed), dan level 5 (optimazing).
Hasil assessment/evaluasi terhadap leveling tata kelola APIP di wilayah Daerah Istimewa
Yogyakarta tahun 2015 menunjukkan, dari enam APIP dua APIP berada pada level 2 penuh
dan lima APIP berada pada level 2 dengan catatan perbaikan sebagaimana dapat dilihat pada
Tabel 2.18 di bawah.
Tabel 2.18
Hasil Assessment/Evaluasi Leveling APIP
di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
s.d. Tahun 2015
No Inspektorat Leveling APIP Tahun
Assessment
1. Inspektorat Daerah Istimewa
Yogyakarta
2 (infrastructure)
dengan catatan
2012
2. Inspektorat Kota Yogyakarta Level 2 (infrastructure)
dengan catatan
2014
3. Inspektorat Kabupaten Bantul Level 2 (infrastructure) penuh 2014
4. Inspektorat Kabupaten Sleman Level 2 (infrastructure)
dengan catatan
2014
5. Inspektorat Kabupaten Kulon Progo Level 2 (infrastructure) penuh 2014
6. Inspektorat Kabupaten Gunungkidul Level 2 (infrastructure)
dengan catatan
2014
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP DIY
APIP yang berada pada level 2 penuh, telah membangunan infrastruktur yang diperlukan,
proses audit telah dilakukan secara tetap dan berulang namun belum seluruhnya selaras
dengan standar audit. Dilihat dari sisi hasil pengawasan, APIP yang berada pada level 2
penuh mampu menjamin proses tata kelola pemerintah daerah sesuai peraturan perundang-
undangan dan mampu mendeteksi terjadinya korupsi.
Perkembangan leveling APIP di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta sampai dengan
semester I tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 2.19 di bawah ini.
Laporan Hasil Pengawasan Semester I Tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 23
Tabel 2.19
Perkembangan Leveling APIP
di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2013 – 2015
No Leveling APIP Jumlah APIP
2013 2014 2015
1. Level 1 1 16,67 - - - -
2. Level 2 5 83,33 6 100% 6 100%
3. Level 3 - - - - - -
4. Level 4 - - - - - -
5. Level 5 - - - - - -
Jumlah 6 6 100% 6 100%
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP DIY
Selain uraian di atas, hasil Survei Integritas Sektor Publik Tahun 2013 oleh KPK, Kota
Yogyakarta mendapatkan skor 7,28 dan menempati peringkat 10 nasional dari 60 pemerintah
kota yang disurvei. Survei Integritas Sektor Publik dilakukan dalam rangka memberikan
penilaian terhadap integritas layanan yang diberikan oleh lembaga pemerintah kepada
masyarakat. Hasil penilaian merupakan cerminan bagaimana masyarakat sebagai pengguna
layanan memberikan penilaian yang didasarkan pada pengalaman pengguna layanan dalam
mengurus layanan di lembaga tersebut.
2. Peningkatan Kualitas Sistem Tata Kelola (Governance System)
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta berperan dalam peningkatan kualitas
tata kelola pemerintahan menuju good governance and clean government. Tata kelola
pemerintahan yang baik perlu segera diwujudkan guna mendukung peningkatan daya saing dan
kinerja pembangunan nasional di berbagai bidang, khususnya di lingkungan pemerintah daerah
di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah
melakukan berbagai kegiatan konsultatif berupa pendampingan dan bimbingan teknis kepada
pemerintah daerah dan badan usaha terkaitan peningkatan kualitas tata kelola.
Dalam semester I tahun 2015 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
melakukan berbagai upaya perbaikan sistem tata kelola (governance system) terdiri dari :
a. Pembinaan Penyelenggaraan SPIP
Penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah (SPIP) yang baik merupakan salah
satu dasar untuk terwujudnya penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik.
Komitmen Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mendorong perbaikan
kualitas penyelenggaraan SPIP pada pemerintah daerah diwujudkan melalui kegiatan
pembinaan penyelenggaraan SPIP.
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah memberikan pemahaman dan
membangun komitmen penyelenggaraan SPIP kepada seluruh Pemerintah Daerah dan Satker
Kementerian/Lembanga (K/L) melalui sosialisasi, workshop, dan diklat SPIP. Sebagai hasil
upaya pemahaman tersebut telah diterbitkan Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota tentang
penyelenggaraan SPIP dan telah dibentuk Satuan Tugas Penyelenggaraan SPIP di lingkungan
Pemerintah Daerah se-Daerah Istimewa Yogyakarta dan K/L.
Laporan Hasil Pengawasan Semester I Tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 24
Perkembangan penyelenggaraan SPIP untuk memperoleh gambaran penyelenggaraan SPIP
dari Pemda dan SKPD berdasarkan tahapan penyelenggaraan SPIP yaitu dari tahap persiapan,
tahap pelaksanaan, tahap pelaporan dan evaluasi oleh APIP. Pemda umumnya telah
menyelenggarakan SPIP pada tahap persiapan namun belum seluruh Pemda
menyelenggarakan tahap pelaksanaan dan tahap selanjutnya, sebagaimana disajikan pada
Tabel 2.20 di bawah ini.
Tabel 2.20
Penyelenggaraan SPIP pada Pemerintah Daerah Di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
No Nama Pemda Penyelenggaraan
SPIP Tingkat
Tahap
Persiapan
Tahap
Pelaksanaan
Tahap
Pelaporan
Evaluasi
SPIP oleh
APIP
1 D.I. Yogyakarta Pemda Sudah Sudah Belum Belum
SKPD Sudah Belum
Sepenuhnya
Belum Belum
2 Kota Yogyakarta Pemda Sudah Sudah Sudah Sudah
SKPD Sudah Sudah Sudah Sudah
3 Kabupaten Sleman Pemda Sudah Sudah Sudah Sudah
SKPD Sudah Sudah Sudah Sudah
4 Kabupaten Bantul Pemda Sudah Belum Belum Belum
SKPD Sudah Belum Belum Belum
5 Kabupaten
Kulonprogo
Pemda Sudah Sudah Belum Belum
SKPD Sudah Belum Belum Belum
6 Kabupaten
Gunungkidul
Pemda Sudah Sudah Belum Sudah
SKPD Sudah Belum Belum Belum
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP DIY
Dalam rangka peningkatan penyelengaraan sistem pengendalian intern pemerintah yang baik
pada kegiatan utama SKPD/Unit Kerja, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah
menyarankan kepada masing-masing pemerintah daerah sebagai berikut:
- Satgas SPIP Kabupaten untuk ikut terlibat dan proaktif dalam menerapkan SPIP di
tingkat Kabupaten dan SKPD.
- Menyusun Rencana Tindak Pengendalian (RTP) SPIP atas kegiatan utama sehingga
setiap kegiatan mempunyai pengendalian yang memadai.
Laporan Hasil Pengawasan Semester I Tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 25
b. Perbaikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah (SAKIP)
Dalam mendorong peningkatan kualitas AKIP Pemda, dalam semester I tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah melaksanakan pendampingan
penyusunan laporan kinerja tahun 2014 di Pemerintah Kabupaten Sleman dan Pemerintah
Kabupaten Kulon Progo. Selain itu dilakukan focus group discussion (FGD) reviu laporan
kinerja pada Pemerintah Kota Yogyakarta.
Permasalahan yang masih dijumpai dalam penyelenggaraan AKIP adalah pemahaman yang
keliru mengenai konsep penilaian dalam evaluasi LKjIP, yaitu evaluasi dipahami terbatas
pada penilaian kualitas pelaporannya saja padahal mencakup evaluasi Sistem AKIP secara
keseluruhan.
Hal-hal yang perlu peningkatan dalam penyusunan LAKIP di masa mendatang antara lain
masih terdapat sasaran yang belum sepenuhnya berorientasi hasil, rumusan indikator kinerja
sasaran belum sepenuhnya memenuhi indikator yang baik, Indikator Kinerja Utama (IKU)
belum mengacu pada Permen PAN Nomor PER/20M.PAN/11/2008, IKU belum sepenuhnya
dimanfaatkan dalam dokumen perencanaan, penganggaran dan pengukuran kinerja,
penetapan kinerja belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk mengarahkan dan menilai
keberhasilan unit kerja, belum tersedia sistem/mekanisme pengumpulan data kinerja, dan
laporan kinerja belum dimanfaatkan untuk perbaikan perencanaan, pelaksanaan program dan
kegiatan.
Dalam upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan AKIP, Perwakilan BPKP Daerah
Istimewa Yogyakarta telah merekomendasikan perbaikan pengelolaan AKIP kepada
Pemerintah Kabupaten agar :
- Menyiapkan dokumentasi tindak lanjut atas hasil evaluasi tahun 2014 dengan lengkap dan
valid, sehingga tindak lanjut tersebut nantinya dengan mudah dan segera dapat diberikan
kepada evaluator AKIP Pemerintah Kabupaten Tahun 2015;
- Membangun budaya kerja sehingga ada peningkatan capaian kinerja yang mendekatkan
pada pencapaian visi/misi/cita-cita masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Sleman
- Melakukan reviu terhadap RPJMD dan Renstra SKPD secara kontinyu, untuk perbaikan
berkelanjutan.
- Menampilkan indikator tujuan dalam RPJMD dengan memasukkan indikator tujuan pada
indikator kinerja utama.
- Hasil evaluasi LKjIP yang dilaksanakan oleh Inspektorat untuk seluruh SKPD akan
dimanfaatkan untuk memberikan reward and punishment bagi SKPD.
- Pengembangan e-SAKIP tahun 2015 untuk memantau pencapaian kinerja setiap triwulan
dan sinergi antara perencanaan. penganggaran, pelaksanaan dan pelaporan kinerja.
- Realisasi atas penetapan kinerja maupun indikator kinerja utama tahun yang lalu dijadikan
salah satu pertimbangan untuk memberikan anggaran terhadap SKPD.
- Indikator yang kurang tepat dicatat untuk reviu indikator periode berikutnya.
Laporan Hasil Pengawasan Semester I Tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 26
- Menyusun perbaikan pengukuran dan mekanismne pengumpulan data kinerja yang
relevan.
c. Peningkatan Kualitas Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta secara proaktif telah bekerja sama dengan
Pemda dalam upaya mendorong menuju perolehan opini WTP. Mengingat opini WTP
merupakan pintu masuk menuju tata kelola kepemerintahan yang baik, maka terhadap LKPD
yang belum memperoleh opini WTP perlu terus didorong untuk meningkatkan upaya agar
memperoleh opini WTP dari BPK.
Lingkup kegiatan pembinaan terhadap Pemerintah Daerah yang dilaksanakan antara lain
dalam bentuk pendampingan penyusunan laporan keuangan Pemerintah Daerah,
pendampingan atas reviu laporan keuangan yang dilakukan oleh Inspektorat
Provinsi/Kabupaten/Kota, pendampingan penataan Barang Milik Daerah, peningkatan SDM
pengelola keuangan daerah, dan peningkatan kapasitas APIP Daerah.
Kegiatan pembinaan oleh Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta sampai dengan
semester I tahun 2015 tampak pada Tabel 2.21 di bawah ini.
Tabel 2.21 Kegiatan Upaya Peningkatan Kualitas Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah
di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2015
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP DIY
Masing-masing kegiatan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan
Dalam penyusunan laporan keuangan tahun 2014, dari enam Pemerintah Daerah di
wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, dua Pemerintah Daerah didampingi oleh
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu Pemerintah Kabupaten Bantul dan
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo.
Pada lingkup instansi vertikal di wilayah Daerah Istimewa Yogyakart, Perwakilan BPKP
Daerah Istimewa Yogyakarta telah melakukan pendampingan penyusunan laporan
keuangan pada Kejaksaan Tinggi DIY, Polda, Kanwil KUMHAM, Bawaslu, KPU, Balai
Besar Latihan Ketransmigrasian, Dinas PU Perumahan dan ESDM DIY, dan STTN
Yogyakarta.
Dalam rangka penguatan tata kelola pemerintahan di lingkungan KPUD Daerah
Istimewa Yogyakarta telah dilakukan penanda tanganan Nota Kesepahaman Kerjasama
antara KPU Daerah Istimewa Yogyakarta, Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul,
No Kegiatan
Jumlah Pemerintah
Daerah
Jumlah %
1. Pendampingan penyusunan laporan keuangan 2 33,33%
2. Pendampingan reviu laporan keuangan 1 16,67%
3. Penguatan penataan Barang Milik Daerah 1 16,67%
4. Peningkatan Kapasitas SDM Pengelola Keuangan 5 87,33%
5. peningkatan kapasitas APIP Daerah 4 66,67%
Laporan Hasil Pengawasan Semester I Tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 27
Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Gunungkidul, dan Kabupaten Sleman dengan
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta. Lingkup kerjasama tersebut adalah
membangun dan menerapkan sistem pengendalian intern pemerintah yang meliputi :
- Pendampingan dalam rangka peningkatan akuntabilitas keuangan negara dan
akuntabilitas kinerja
- Pendampingan dalam proses pengadaan barang dan jasa
- Kegiatan pendampingan lainnya.
Untuk membantu Pemerintah Daerah agar dalam menyusun laporan keuangan dapat
dilakukan secara lebih mudah, cepat, dan akurat, BPKP telah mengembangkan aplikasi
Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA). Penerapan SIMDA yang
berbasis teknologi informasi ini mendukung program e-government yang sedang
digalakkan oleh pemerintah dan pelaksanaan e-audit oleh Badan Pemeriksan Keuangan
(BPK).
Periode sampai dengan semester I tahun 2015, dua Pemerintah Daerah di wilayah
Daerah Istimewa Yogyakarta telah menggunakan aplikasi SIMDA Keuangan secara
penuh meliputi penganggaran, penatausahaan dan pelaporan yaitu Pemerintah Kabupaten
Kulon Progo dan Pemerintah Kabupaten Bantul.
2) Pendampingan Reviu Laporan Keuangan
Pendampingan reviu laporan keuangan dilakukan untuk membantu Pemda dalam upaya
meningkatkan kualitas LKPD. Pendampingan reviu dilakukan terhadap Inspektorat
Provinsi/Kabupaten/Kota. Pada periode sampai dengan semester I tahun 2015,
pendampingan reviu dilakukan pada satu pemerintah daerah yaitu Pemerintah Kabupaten
Sleman.
Manfaat yang diperoleh dari pendampingan reviu adalah berupa perbaikan kualitas
penatausahaan dan pengelolaan keuangan yang pada akhirnya akan meningkatkan
kualitas LKPD melalui peningkatan kompetensi para auditor APIP, perumusan strategi
mencapai opini WTP, dan percepatan penyelesaian tindak lanjut atas temuan
pemeriksaan BPK atau APIP.
3) Penguatan Penataan Barang Milik Daerah
Kelemahan dalam pengelolaan aset Barang Milik Daerah (BMD) merupakan salah satu
penyebab belum diperoleh opini WTP, menjadi perhatian BPKP dalam upaya
peningkatan tata kelola barang milik daerah melalui pendampingan dan pelatihan
pengelolaan BMD.
Pendampingan pengelolaan aset dilakukan pada Pemerintah Kabupaten Bantul. Beberapa
permasalahan dalam penataan BMN/D antara lain masih kurangnya pemahaman para
pengguna tentang pentingnya pengelolaan BMD; belum berjalannya mekanisme
rekonsiliasi antara pengurus barang dengan bendahara pengeluaran maupun dengan
Dinas terkait; perbedaan pemahaman mengenai status barang yang diperoleh dari pihak
ketiga; barang inventaris yang tidak diketahui keberadaannya; barang yang tidak
diketahui identitasnya.
Laporan Hasil Pengawasan Semester I Tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 28
Atas permasalahan tersebut, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah
merekomendasikan agar dilakukan inventarisasi terhadap fisik barang oleh tim terpadu
kabupaten, pengurus dan penyimpan barang sekolah agar ditetapkan dengan SK sebagai
penyimpan dan pengurus barang, dan pemahaman lebih lanjut SIMDA BMD.
4) Peningkatan Kapasitas SDM Pengelola Keuangan
Kompetensi SDM pengelola keuangan dan barang milik daerah serta penyusun laporan
keuangan memegang peranan yang sangat menentukan untuk mewujudkan tata kelola
penatausahaan keuangan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta tersusunnya
laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan. Oleh karena itu,
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta memberikan perhatian yang besar dalam
upaya peningkatan kompetensi SDM pengelola keuangan dan barang milik daerah
dengan melakukan sosialisasi, workshop, maupun pelatihan mengenai pengelolaan dan
penyusunan laporan keuangan.
Dalam periode sampai dengan semester I tahun 2015 dilakukan peningkatan kapasitas
SDM pengelola keuangan berupa pelatihan dan pembekalan mengenai penatausahaan
dan penyusunan laporan keuangan dengan menggunakan aplikasi SIMDA Keuangan
pada Pemerintah Kabupaten Sleman, Pemerintah Kabupaten Bantul dan Kabupaten
Kulon Progo, pelatihan SAP berbasis akrual pada Pemerintah Kabupaten Bantul dan
Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, pembekalan Reviu LKPD pada Pemerintah Kota
Yogyakarta dan narasumber Sosialisasi Perwal dan Keputusan Walikota Yogyakarta
tentang Penghapusan Piutang Daerah dan SOP Penghapusan Piutang Daerah pada
Pemerintah Kota Yogyakarta, pengelolaan BMD pada Pemerintah Kabupaten Bantul.
Selain itu, juga memberikan masukan dalam FGD pengembangan kurikulum dan silabus
Diklat pengelolaan keuangan berbasis akrual pada Badan Diklat DIY.
d. Peningkatan Kualitas Pelaporan Keuangan BUMD
Peran aktif Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dalam upaya peningkatan
kualitas laporan keuangan BUMN/D melalui kegiatan peningkatan tata kelola dan akuntansi
yang telah dilakukan selama ini telah membuahkan hasil. Seluruh PDAM di wilayah Daerah
Istimewa Yogyakarta telah mampu menyusun laporan keuangan secara mandiri.
e. Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan dan Kapasitas SDM BLUD
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) merupakan bentuk pola pengelolaan keuangan pada
SKPD dan unit pelayanan teknis pada Pemerintah Daerah yang memberikan fleksibilitas
kepada BLUD untuk mengelola keuangannya berbeda dari tata kelola keuangan yang berlaku
umum pada pemerintahan. Peningkatan layanan melalui fleksibilitas pengelolaan keuangan
menjadi salah satu pertimbangan pemerintah daerah dalam pembentukan BLUD.
Guna mendorong keberhasilan dalam penerapan pola pengelolaan keuangan BLUD,
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah memberikan bimbingan teknis
peningkatan kualitas pelaporan keuangan BLUD dan peningkatan kapasitas SDM penglola
keuangan BLUD. Dalam periode sampai dengan semester I tahun 2015, kegiatan peningkatan
kapasitas SDM dan kualitas pelaporan keuangan BLUD terlihat dalam Tabel 2.22 berikut.
Laporan Hasil Pengawasan Semester I Tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 29
Tabel 2.22
Kegiatan Peningkatan Kualitas Pelaporan Keuangan BLUD
di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2015
No Kegiatan Jumlah (Keg)
1. Bimtek/reviu penyusunan Laporan Keuangan BLUD 2
2. Workshop/sosialisasi SIA BLUD 3
Jumlah 5
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP DIY
Untuk membantu meningkatkan kualitas laporan keuangan BLUD, selain melakukan reviu
atas laporan keuangan BLUD, BPKP juga telah mengembangkan aplikasi Sistem Informasi
Akuntansi (SIA) BLUD.
Dalam semester I tahun 2015 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah
mendampingi 96 Unit Pengelola Teknis Daerah (UPTD) dalam pengelolaan keuangan dan
penerapan SIA BLUD dengan rincian sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2.23.
Tabel 2.23
Unit Pelaksana Teknis Daerah – BLUD Yang Didampingi
di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
No Kota/Kabupaten Penyusunan
L/K SIA BLUD
1. Kota Jogjakarta 21 -
2. Kabupaten Sleman - 27
3. Kabupaten Bantul - 27
4. Kabupaten Kulon Progo - 21
5. Kabupaten Gunung Kidul - -
Jumlah 21 75
Selain pendampingan kepada UPTD, saat ini Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
sedang melakukan bimbingan teknis penerapan SIA BLUD pada RSUD Wates.
Permasalahan yang dihadapi dalam peningkatan kualitas L/K dan kapasitas SDM BLUD
adalah belum seluruh UPTD memiliki SDM dengan kompetensi bidang akuntansi sehingga
penerapan pelaksanaan penggunaan aplikasi SIA BLUD untuk menyusun Laporan Keuangan
belum optimal.
Dalam upaya peningkatan kualitas laporan keuangan BLUD, BPKP telah menyampaikan
saran perbaikan pengelolaan laporan keuangan dan peningkatan kapasitas SDM BLUD
berupa :
- Rekrutmen SDM berbasis akuntansi bagi UPTD BLUD
- Menggunakan aplikasi pengelolaan BLUD dalam tata kelola keuangan
- Meningkatkan pembinaan/pengawasan terhadap UPTD BLUD
Laporan Hasil Pengawasan Semester I Tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 30
f. Penguatan Pengelolaan Keuangan Desa
Dengan disahkannya UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, desa diberikan kesempatan
yang besar untuk mengurus tata pemerintahannya sendiri serta pelaksanaan pembangunan
untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat desa. Selain itu pemerintah
desa diharapkan untuk lebih mandiri dalam mengelola pemerintahan dan berbagai sumber
daya alam yang dimiliki, termasuk didalamnya pengelolaan keuangan dan kekayaan milik
desa. Begitu besar peran yang diterima oleh desa, tentunya disertai dengan tanggungjawab
dan tuntutan akuntabilitas yang besar pula. Oleh karena itu pemerintah desa harus bisa
menerapkan prinsip akuntabilitas dalam tata pemerintahannya, dimana semua akhir kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan desa harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat
desa sesuai dengan ketentuan. Dalam pelaksanaannya Pemerintah Desa masih mengalami
kesulitan dalam waktu yang relatif singkat menerapkan berbagai aturan perundangan yang
mengatur pelaksanaan dana desa.
Pada tingkat Kabupaten kesiapan infrastruktur berupa peraturan perundangan dapat
digambarkan sebagaimana pada Tabel 2.24 di bawah ini.
Tabel 2.24
Kesiapan Infrastruktur peraturan Perundang-undangan Dana Desa
di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
No Nama
Pemda
Kelengkapan Perkada
Tata
Cara
Penyalur
an Dana
Desa
Penetap
an
Besaran
Alokasi
Dana Per
Desa
Pengelola
an
Keuangan
Desa
(PKD)
Pengadaa
n Baran
dan Jasa
Penyusun
an APB
Desa
Alokasi
Dana
Desa
1 Bantul
2 Sleman
3 Kulon
Progo
4 Gunung-
kidul
BPKP selaku pengemban amanat untuk mempercepat peningkatan kualitas akuntabilitas
keuangan negara sebagaimana tercantum dalam diktum keempat Inpres Nomor 4 Tahun
2011, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan bimbingan dan konsultasi
kepada aparat di Kabupatendan Desa (piloting) di Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan
Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan Konsultasi Pengelolaan Keuangan Desa yang diterbitkan
oleh Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah.
Disamping itu Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi bagian dari Tim
Bersama Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta yang dibentuk dalam rangka peningkatan
kualitas akuntabilitas keuangan desa dan pemerintah daerah yang mempunyai peran dalam
memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi
pemerintah desa.
Laporan Hasil Pengawasan Semester I Tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 31
g. Pembangunan Sistem Anti Korupsi (Fraud Control Plan)
Dalam semester I Tahun 2015 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah
melakukan sosialisasi pembangunan sistem anti korupsi (fraud control plan) sebagai
pengembangan pengendalian yang dirancang secara spesifik untuk mencegah, menangkal,
dan memudahkan pengungkapan kejadian berindikasi korupsi.
Sosialisasi tersebut disampaikan dalam forum pencegahan TPK dan gratifikasi di Dinas
Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul serta forum peningkatan
akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan pada Dinas PUP dan ESDM Daerah Istimewa
Yogyakarta.
f. Pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM
Dalam semester I tahun 2015 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah
melakukan sosialisasi WBK/WBBM di unit-unit kerja lingkup Kanwil Kementerian Agama
serta workshop pemenuhan penilaian indikator-indikator Zona Integritas menuju
WBK/WBBM pada Kantor Kemenag Kabupaten Bantul yang telah ditunjuk oleh
Kementerian Agama sebagai salah satu unit kerja yang dijadikan pilot project untuk
mendapatkan predikat unit kerja menuju WBK/WBBM sebagaimana diatur dalam
Permenpan dan RB No 52 Tahun 2014 tentang Pembangunan Zona Integritas menuju
WBK/WBBM di Lingkungan Instansi Pemerintah.
h. Pembinaan Peningkatan Kapabilitas APIP
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah melakukan upaya peningkatan
kapabilitas APIP, untuk mendorong Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) Daerah
lebih berperan dalam meningkatan kualitas tata kelola pemerintah daerah. BPKP memberikan
pembinaan agar APIP mampu berperan memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan,
kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi
instansi pemerintah, memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen
risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah, serta memelihara dan
meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah.
Kegiatan pembinaan yang dilakukan meliputi asistensi/bimtek peningkatan tata kelola APIP
dan penerapan ketentuan Jabatan Fungsional Auditor (JFA) pada APIP, serta menjadi
narasumber program pelatihan mandiri (PPM) maupun diklat yang diselenggarakan oleh
APIP dengan tujuan untuk mendorong peningkatan level kapabilitas APIP yang pada
umumnya masih berada pada level 2 dengan catatan menuju level 2 penuh dan menuju level
3.
Dalam semester I tahun 2015 dilakukan kegiatan pembinaan pada Inspektorat Kota
Yogyakarta, Inspektorat Kabupaten Sleman, Inspektorat Kabupaten Bantul, dan Inspektorat
Kabupaten Kulon Progo.
Beberapa hal yang menyebabkan APIP di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta belum
mencapai level 2 penuh antara lain :
- APIP belum sepenuhnya menerapkan kendali mutu audit sebagaimana diamanatkan
dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 19 Tahun 2009, antara
Laporan Hasil Pengawasan Semester I Tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 32
lain tim audit belum sepenuhnya menyusun rencana dan program kerja audit secara
terstruktur.
- Dalam melaksanakan kegiatan audit APIP belum sepenuhnya mendokumentasikan kertas
kerja audit secara memadai.
- APIP perlu menyempurnakan pembangunan perencanaan kegiatan pengawasan.
Atas berbagai hal tersebut di atas telah direkomendasikan kepada masing-masing Inspektur
agar :
- Menerapkan pedoman kendali mutu audit sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 19 Tahun 2009, yang meliputi kendali
mutu dalam perencanaan audit, pelaksanaan audit, pelaporan hasil audit, dan pengelolaan
hasil audit.
- Setiap tim audit agar menyusun rencana dan program kerja audit secara terstruktur, serta
mendokumentasikan kertas kerja audit secara memadai.
- Menerapkan standar audit dalam pelaksanaan penugasan audit.
- Membangun perencanaan pengawasan berbasis risiko.
Dalam rangka meningkatkan kompetensi SDM APIP dalam bidang keinvestigasian, Perwakilan
BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah memberikan pelatihan bagi para auditor APIP
Kabupaten Bantul dengan materi audit investigatif, penghitungan kerugian keuangan
negara/daerah, serta pemberian keterangan ahli di depan penyidik/ pengadilan.
Laporan Hasil Pengawasan Semester I Tahun 2015
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta 33