23
LAPORAN BUKU: “HATI ALLAH BAGAIKAN HATI SEORANG IBU” LAPORAN FISIK BUKU Judul Buku : Hati Allah Bagaikan Hati Seorang Ibu Penulis : Marie Claire Barth-Frommel Penerbit : PT BPK Gunung Mulia Jumlah halaman : 389 Halaman Cetakan : Cetakan ke-2: 2006 (Revisi) SEKILAS MENGENAI BUKU Marie Claire Barth-Frommel menerima sebuah tugas untuk menulis sebuah buku pengantar Teologi Feminis bagi pembaca Indonesia. Tugas itu diterima penulis ketika ia menghadiri lokakarya PERSETIA dan Biro Pelayanan Perempuan PGI. Penulis menuliskan buku ini ke dalam tiga bagian sebagai berikut: Perempuan membaca Alkitab Perempuan mengaku percaya Perempuan bertindak Khusus untuk bagian ketiga, penulis merasa ada kelemahan dalam tulisannya dalam hal konteks yang berlaku di Indonesia, karena pada waktu itu (penulis ada di Swiss) penulis tidak memiliki teman bicara dalam menulis buku ini. Karena itu penulis mengajak pembaca untuk memikirkan kembali dan mengembangkan bagian ketiga ini dalam konteks Indonesia. TEOLOGI FEMINIS 1

Laporan buku "Hati Allah bagaikan Hati seorang Ibu"

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan buku "Hati Allah bagaikan Hati seorang Ibu"

LAPORAN BUKU: “HATI ALLAH BAGAIKAN HATI SEORANG IBU”

LAPORAN FISIK BUKU

Judul Buku : Hati Allah Bagaikan Hati Seorang Ibu

Penulis : Marie Claire Barth-Frommel

Penerbit : PT BPK Gunung Mulia

Jumlah halaman : 389 Halaman

Cetakan : Cetakan ke-2: 2006 (Revisi)

SEKILAS MENGENAI BUKU

Marie Claire Barth-Frommel menerima sebuah tugas untuk menulis sebuah buku

pengantar Teologi Feminis bagi pembaca Indonesia. Tugas itu diterima penulis ketika ia

menghadiri lokakarya PERSETIA dan Biro Pelayanan Perempuan PGI.

Penulis menuliskan buku ini ke dalam tiga bagian sebagai berikut:

Perempuan membaca Alkitab

Perempuan mengaku percaya

Perempuan bertindak

Khusus untuk bagian ketiga, penulis merasa ada kelemahan dalam tulisannya dalam hal

konteks yang berlaku di Indonesia, karena pada waktu itu (penulis ada di Swiss) penulis tidak

memiliki teman bicara dalam menulis buku ini. Karena itu penulis mengajak pembaca untuk

memikirkan kembali dan mengembangkan bagian ketiga ini dalam konteks Indonesia.

LAPORAN ISI BUKU

BAB I

MENGAPA TIMBULNYA FEMINISME DAN TEOLOGI FEMINIS

Timbulnya feminisme dikarenakan, adanya pemahaman bahwa kaum laki-laki bertugas

dalam masyarakat luas sementara kaum perempuan bertugas dirumah dan sekitarnya.

Penulis menekankan tentang teori feminis senatiasa mengutamakan hubungan dan

bersifat inklusif. Kenyataan ini sangat menarik dalam kebudayaan Indonesia yan tidak suka

pemikiran eksklusif, melainkan suka mengabungkan ini dan itu. Hal ini hanya berbeda dengan

TEOLOGI FEMINIS 1

Page 2: Laporan buku "Hati Allah bagaikan Hati seorang Ibu"

LAPORAN BUKU: “HATI ALLAH BAGAIKAN HATI SEORANG IBU”

tradisi dimana pemikiran feminis tidak menyamakan ini dan itu tetapi melihatnya sebagai

keberlainan yang patut dihormati, agar supaya hubungan satu sama lain itu nyata.

Timbulnya feminisme dikarenakan oleh kajian perempuan yang mengangkat pemahaman

jender. Jender yaitu cara memandang, menilai dan menentukan sikap baik laki-laki maupun

perempuan dalam masyarakat dan kebudayaan. Jender dikembangkan dalam masyarakat dan

dapat berubah, sebagaimana juga masyarakat dan budaya berkembang dan dapat berubah.

Sehingga penulis mengatakan bahwa jender merupakan suatu konstruksi social dan selalu

berhubungan dengan peranan laki-laki dan perempuan.

Perbedaan jender merupakan salah satu perbedaan dari begitu banyak perbedaan diantara

orang dari berbagai umur, golongan, budaya dan agama. Sehingga jender merupakan suatu alat

penting untuk memahami secara baru lewat hubungan diantara manusia.

Teologi feminis pun mencari pembebasan dari patriarkat dan menuju hubungan baru.

Maksud dari kalimat ini, bahwa pihak yang berkuasa melepaskan tuntutan dan kesombongannya,

lalu membuka diri pada pihak yang lemah. Jadi dapat disimpulkan bahwa penulis menekankan

dapat dikembangkan suatu persekutuan baru diantara mitra yang sederajat sebagai sesame

makluk Allah dan saudara Yesus.

Dari hal inilah dapat dikatakan bahwa feminisme mengakui perbedaan antara laki-laki

dan perempuan tetapi menolak dominasi kaum laki-laki bahkan pun kaum perempuan atas warga

masyarakat lainnya. Dan feminis tidak menginginkan dominasi kaum perempuan sebagaimana

yang dikatakan sebelumnya tetapi mencita-citakan suatu hubungan yang dinamis kritis dan

kreatif. Dan dapat dikatakan pula bahwa kaum feminis meninggalkan tentang pemikiran yang

dikatakan sebelumnya tetapi mencita-citakan suatu hubungan yang dinamis kritis dan kreatif.

Dan dapat dikatakan pula bahwa kaum feminis meninggalkan tentang pemikiran ang bersifat

eklusif, maksudnya sifat yang menentukan kebudayaan barat yang dominan itu tetapi mencari

pemikiran yang inklusif yang maksudnya menerima kepelbagaian sebagai kekayaan dan

dorongan untuk mencari kebenaran yang lebih dalam dan utuh.

BAB II

BAGAIMANA PEREMPUAN MEMBACA ALKITAB

Bagi kaum feminis keyakinan yang paling fundamental ialah bahwa “perempuan ialah

manusia sepenuhnya dan harus diperlakukan demikian”. Keyakinan ini menyangkut dua segi,

yakni laki-laki dan perempuan, keduanya manusia setingkat dan sederajat dalam kesamaan dan

perbedaan mereka; mereka menghayati kemanusiaannya dalam hubungan timbal balik.

Keyakinan tersebut dibenarkan oleh sejumlah nas Alkitab tetapi ditentang oleh nas yang

lain. Dengan demikian muncul pertanyaan tentang wibawa naskah Alkitab setiap penafsir

TEOLOGI FEMINIS 2

Page 3: Laporan buku "Hati Allah bagaikan Hati seorang Ibu"

LAPORAN BUKU: “HATI ALLAH BAGAIKAN HATI SEORANG IBU”

feminis harus mengakui bahwa ia tidak dapat menerima naskah yang meremehkan peremouan

sebagai manusia pertama yang jatuh ke dalam dosa tanpa menyangkal kejujurannya sendiri.

Penulis juga menekankan bahwa Alkitab dibentuk oleh kaum laki-laki dalam budaya

patriarkal, sehingga banyak pengalaman dan pernyataan ditafsirkan oleh kaum laki-laki dari

sudut pandang patriarkal. Usaha penafsiran dari abad ke abad dan penentuan kitab-kitab mana

yang diterima oleh umat menunjang pemahaman patriarkal dan meniadakan apa yang masih

tersirat tentang pengalaman perempuan atau, saat ia masih terpelihara, ia ditafsirkan secara

andosentris.

Sehingga akibatnya Alkitab menjadi sumber yang membenarkan konsep patriarkat dalam

masyarakat Yahudi dan Kristen. Alkitab menentukan iman dan jati diri Kristen dan kitab yang

merupakan dasar keterkaitan kita (pada tradisi patriarkal) serentak merupakan sumber

pembebasan kita, yaitu sumber utama kritik feminis terhadap penindasan patriarkal. Inti berita

Alkitab dan iman Kristen membebaskan, menyembuhkan dan membangun manusia yang utuh

menurut pola kasih dan keadilan Allah.

Dalam ibadah kebanyakan gereja, pembacaan Alkitab dibuka dan ditutup dengan

perkataan seperti “Dengarkanlah Firman Allah” atau “Demikianlah Firman Allah”. Maksud di

balik itu adalah bahwa dalam naskah yang dibaca itu Allah dapat berfirman kepada kita melalui

Roh-Nya. Kaum feminis tidak dapat menerima paham bahwa Firman terikat bahkan terkurung

dalam kitab suci dan memperingatkan bahwa berdasarkan paham tersebut ayat-ayat yang

merendahkan perempuan diterima sebagai hokum kekal yang menentukan peran laki-laki dan

perempuan.

Penulis juga menekankan bahwa Kaum feminis bertolak dari pengalaman perempuan.

Yang diutamakan adalah kenyataan bahwa semua perempuan dinomorduakan, disingkirkan dari

kesempatan untuk menentukan kehidupannya sendiri ataupun diremehkan dan ditindas. Dengan

demikian dapat dikatakan ada hal baru dalam hermeneutika feminis adalah bahwa pengalaman

perempuan turut diperhatikan. Sehingga hal inilah yang menjadi dasar “pengalaman perempuan

menjadi kekuatan kritis yang mampu membuktikan kesalaham dalam teologi klasik. Sehingga

perempuan Asia berusaha “membaca Alkitab dengan mata baru”.

BAB III

PEREMPUAN MEMAHAMI PERJANJIAN LAMA

Bagaimana perempuan memahami perjanjian lama dilihat dari bagaimana Allah

menjadikan manusia menurut gambar-Nya. Dimana dari awal mula manusia berada dalam jenis

kelamin maskulin dan feminism. Penulis mengatakan dalam perbedaan itu dapat dihayati

dengan persekutuan yang dinamis menurut gambar Allah, baik diantara mereka sendiri maupun

antar mereka dengan Allah.

TEOLOGI FEMINIS 3

Page 4: Laporan buku "Hati Allah bagaikan Hati seorang Ibu"

LAPORAN BUKU: “HATI ALLAH BAGAIKAN HATI SEORANG IBU”

Hal ini juga dikarenakan, tidak menceritakan bagaimana Allah menciptakan dan bukan

pula suatu laporan tentang penciptaan. Melainkan penulis memperlihatkan hubungan antara

Allah dengan manusia, antara laki-laki dan perempuan, bahkan juga antara manusia dengan

tanah.

Perempuan memahami perjanjian lama, dapat dilihat juga dalam cerita Sarah dan Hagar

yang dilukiskan persaingan antara dua perempuan dan kepercayaan Abraham diuji. Dimana

Abraham tidak bertindak dalam ketakutan sesorang yang akan menjalankan perintah apapun juga

tetapi ia menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan Allah yang memberikan hidup ditengah

ancaman maut dan Abraham menerima kembali anaknya sebagai orang muda yang berdiri

sendiri serta sebagai berkat. Begitujuga dengan Hosea yang kiasan tersebut biasanya ditafsir

secara patrialkal dan kiasan tersebut memujulkan bayangan ketakutan sehingga hal inilah Hosea

dicurigai oleh kaum feminis.

Penulis mengatakan bahwa masih banyak perempuan lain yang dapat menjadi sumber

inspirasi khususnya dalam perjanjian lama. Dimana kaum perempuan melihat sosok seorang

tamar yang berani memperjuangkan martabatnya sebagai ibu diIsrael sekalipun ia harus

memperalat mertuanya memenuhi kewajiban adat. Begitu juga Rahab seorang perempuan tuna

susila yang menjadi nyoya rumah untuk kedua pengintai yang diutus Yosua ke Yeriko dan yang

menaggung resiko berat demi keselamatan mereka. Demikian halnya dengan Ester yang atas

dorongan Mordekhai menggunakan kasih yang ditimbulkannya dan hikmat yang ada padanya

untuk menyelamatkan umat Yahudi dari bahaya maut bila ia menghampiri Raja tanpa

memikirkan kepentingan dirinya. Inilah yang dapat dikatakan tentang bagaimana perempuan

memahami perjanjian lama itu sendiri.

BAB IV

PEREMPUAN MEMBACA INJIL KERAJAAN ALLAH

Pertama kali dilihat dari Maria ibu Yesus, dimana Maria menerima berita bahwa Ia

diberikan karunia dan disertai Allah yang berarti bahwa ia dipilih demi tugas yang khas. Bahwa

ia akan mengandung dan melahirkan seorang anak yang diberi nama Yesus. Jadi dapat

dikatakan bahwa Allah mempercayakan tugas mulia ataupun sederhana dimana Allah tidak

meminta apapun selain keleraan menerima ajakan dan janjiNya. Jadi sungguh diberkati dan

menjadi berkat ibunda Yesus, yang serentak menjadi ibu dari orang percaya yng menantikan

penggenapan yang telah dikatakan oleh Tuhan.

Perempuan membaca injil kerajaan Allah, penulis menceritakan tentang Matius, Markus

dan Yohanes. Dimana Matius menggemukakan cerita tentang kelahiran Yesus dari sudut

pandang BapakNya. Selanjutnya injil tertua yaitu Markus disini dikatakan bahwa tidak

melaporkan kelahiran dan masa kanak-kanak Yesus sehingga Maria ibunda Yesus hanya

TEOLOGI FEMINIS 4

Page 5: Laporan buku "Hati Allah bagaikan Hati seorang Ibu"

LAPORAN BUKU: “HATI ALLAH BAGAIKAN HATI SEORANG IBU”

disebutkan sepintas saja dan ia tidak mempunyai kedudukan atas kuasa Yesus. Sedangkan injil

Yohanes menampakkan berita yang lain yaitu Maria bersama Yesus dan para muridNya

menghadiri pesta perkawinan keluarga atau teman dekat mereka. Dan penulis mengatakan

bahwa diri Maria dan Yohanes terwujud satu hal bahwa mereka yang meninggalkan segala

sesuatu karena Yesus dan injil menerima yang baru yaitu ibu dan anak.

Dari sudut perempuan yang membaca injil kerajaan Allah, bahwa Yesus menghadirkan

kerajaan Allah bagi mereka yang tak berdaya. Dapat juga dilihat bahwa Yesus menyembuhkan

orang sakit, memberikan makan bagi mereka yang lapar, dan memanggil orang yang biasa

sebagai muridNya. Yang termasuk perempuan sehingga membentuk suatu persekutuan yang

didalamnya semua orang yang menjalankan kehendak Allah setingkat dan sederajat.

Hal ini juga dapat dilihat bagaimana perempuan sebagai saksi utama kebangkitan Yesus.

Yang dikatakan bahwa semua penginjil dalam hal ini Markus, Matius, Lukas, maupun Yohanes,

memberitakan bahwa perempuanlah yang pertama-tama menemukan kubur kosong dan

menerima berita bahwa Yesus telah bangkit. Hal itu jugalah yang mereka beritakan kepada para

murid lainnya.

BAB V

PEREMPUAN MEMBACA SURAT-SURAT RASULI

Dapat dilihat bahwa, Sang Rasul mengharapkan supaya lama-kelamaan orang Kristen

membebaskan hambanya karena kesadaran iman. Ia tidak bermaksud memaksa majikan Kristen,

namun itu berarti bahwa di depan Allah tuan dan hamba sama saja, sebaliknya di dalam

masyarakat tidak. Paling harus dilihat bahwa dalam gereja mereka pun setingkat. Sebagaimana

dikutip dalam Mrk.10:6, “perempuan dan laki-laki yang termasuk persekutuan Kristen tidak

ditentukan oleh kemampuan mengandung atau melahirkan, atau oleh peran jender yang bersifat

agamawi, budaya atau sosial melainkan oleh kemuridan dan pemberdayaan oleh Roh.

Penulis mengatakan bahwa, Lukas memusatkan Kisah Para Rasul pada kedua tokoh,

Petrus dan Paulus, dan melalaikan berita tentang penginjil lain, baik laki-laki maupun

perempuan. Itu sebabnya bahan tentang perempuan yang ikut membangun jemaat-jemaat

perdana hampir tidak ada. Namun jelas bahwa Injil disebarkan oleh anggota jemaat yang

terpaksa pindah karena dianiaya. Selain itu, injil pun disebarkan oleh Rasul dan penginjil yang

sengaja mengunjungi kelompok tertentu dan orang Kristen yang selalu ada di perjalanan karena

pekerjaan dan berbagai urusan. Mereka mengajar, memberitakan injil, mendirikn jemaat di

rumahnya, dan menggunakan pengaruhnya untuk mendukung pemberita injil dan orang Kristen

lainnya.

TEOLOGI FEMINIS 5

Page 6: Laporan buku "Hati Allah bagaikan Hati seorang Ibu"

LAPORAN BUKU: “HATI ALLAH BAGAIKAN HATI SEORANG IBU”

Begitu juga bagi Pengarang surat Timotius 1 daan 2 serta Titus menasihati umat Kristen

dan memaparkan cara hidup yang sesuai dengan kehendak Allah . Ia hendak menolong jemaat

untuk menghadapi ajaran sesat serta kelakuan yang kurang baik. Ia pun mendorong kaum Kristen

untuk bertekun dalam ajaran rasuli, doa dan kerelaan menderita demi nama Kristus. Ia melihat

umat sebagai keluarga Allah dan rumah besar.

Dan Rasul juga menaruh harapannya akan Allah yang akan memperbarui segala

hubungan yang kini tegang atau kurang adil. Harapan ini diungkapkannya sebagai pertempuran

antara “pemerintahan, kekuasaan, dan kekuatan” pada satu pihak dan di pihak lain Kristus

sebagai buah sulung orang yang bangkit dan panglima suatu tentara yang memberikan tugas

panggilan kepada setiap anak buah. Kemenangan Kristus merupakan sesuatu yang pasti.

BAB VI

MENGAKU PERCAYA PADA ALLAH YANG MELAMPAUI SEGALA BAYANGAN

MANUSIA

Pada bagian ini, penulis bermaksud memperkenalkan bagaimana perempuan dapat

melihat dari sudut pandang perempuan mengenai Allah yang Kudus yang sulit bahkan

sebenarnya tidak bisa dipahami oleh manusia. Setiap manusia sebenarnya menyembah Allah

yang sama, hanya dengan cara yang berbeda. Manusia yang penuh keterbatasan tidak dapat

memahami Allah yang Kudus, Kekal yang tidak terbatas itu. Sehingga dari sana muncul

pertanyaan bahawa “bagaimana manusia dapat mengaku percaya kepada DIA yang Kudus itu?”.

Marie Claire menjawab pertanyaan tersebut bahwa manusia hanya dapat mengenal Allah yang

Kudus dalam kesadaran akan kerendahan manusia. Hal ini hanya dapat dimungkinkan dengan

pengalaman manusia yang menyadari akan kehadiran Allah, yang pun lebih diperluas dengan

tradisi-tradisi peribadatan atau persekutuan, sebab di dalam persekutuan itu pengalaman

manusia dapat lagi diperdalam dari lingkungan sekitar mengenai Allah.

Manusia dapat saja terus berusaha untuk mengenal Allah dengan cara mereka sendiri,

namun hanya Roh Allah sajalah yang dapat membangkitkan iman, perbedaan di dalam setiap

aliran yang di antaranya mendiskriminasi aliran lain bahwa hanya di dalam aliran mereka sajalah

terdapat kebenaran yang ilahi, biasanya mereka suka menggurui bahkan mengancam sehingga

mereka pun mengkhianati agama. Perbedaan yang terjadi bukan hanya di kalangan dalam saja,

tetapi juga di kalangan luar agama itu sendiri. Terkadang mungkin karena takut bahwa mereka

akan didiskriminasi oleh agama lain, maka suatu agama tertentu menutup komunikasi dengan

agama yang lain agar agama mereka tidak dimasuki oleh corak agama lain sehingga muncul

jarak antar agama. Hal ini menciptakan suasana was-was di dalam setiap agama yang takut

TEOLOGI FEMINIS 6

Page 7: Laporan buku "Hati Allah bagaikan Hati seorang Ibu"

LAPORAN BUKU: “HATI ALLAH BAGAIKAN HATI SEORANG IBU”

jangan sampai agama mereka dikuasai oleh agama lain. Namun muncul pula keinginan dari

setiap pemeluk agama untuk saling berkomunikasi dengan tujuan agar mencari kesejahteraan

masyarakat. Dalam hal ini penulis mengangkat salah satu LSM yang ada yaitu “Perempuan

Peduli” yang bekerja demi rekonsiliasi di daerah kerusuhan. Di dalam kesatuan tersebut setiap

orang tetap setia terhadap agamanya masing-masing dengan saling menghargai satu dengan yang

lainnya.

Hal tersebut sebenarnya sementara berlangsung di Negara Indonesia, saling menghargai

setiap anggota masyarakat untuk memeluk agama mereka di atur di dalam hukum di Indonesia.

Cara untuk mengenal Allah lebih lanjut dikatakan ialah dengan fokus untuk benar-benar

mengenal DIA. Artinya dengan menyingkirkan memory yang penuh untuk benar-benar terpusat

mengenai Allah meski disadari bahwa manusia tidak dapat mengenal DIA tanpa Roh Kudus.

Manusia pun bisa lebih mengenal Allah dengan memahami arti kata “Allah” sebagai kata kerja

bukanlah kata benda.sehingga dengan suatu kata kerja tersebut, maka manusia dapat memahami

bahwa Allah: sudah, sedang dan akan bertindak.

BAB VII

AKU PERCAYA PADA ALLAH, BAPA YANG MAHA KUASA KHALIK LANGIT DAN

BUMI

Pada bagian ini, penulis memberikan pandangan mengenai Allah yang dipandang sebagai

“Bapa” harusnya juga khiasan Allah yang mengasihi manusia sama seperti seorang ibu harus

diangkat. Memang di dalam ceritera Alkitab (baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru)

Allah sangat akrab dilihat sebagai Bapa atau orangtua. Contohnya: raja dan Israel disebut Anak

Allah dan warga anak-anak-Nya; Yesus memanggil Allah dengan sebutan “Aba” (suatu sebutan

yang mesra dari seorang anak kepada bapanya). Akan tetapi jika dilihat dari perspektif

perempuan pun Allah dapat dipandang sebagai Allah yang melahirkan (Ul. 32:18). Perspektif di

dalam pengakuan Iman rasuli juga sebenarnya perlu diartikan, Maha Kuasa, di dalam kamus

Maha artinya besar. Istilah “Bapa” mempunyai dua arti, demikian pula dengan Kuasa. Yang

pertama kuasa menunjuk pada kemampuan mewujudnyatakan rencana atau tugas dan dapat

disamakan dengan “daya”. Kedua, kekuasaan cenderung dipandang sebagai tujuan utama.

Penulis bukan hanya mengemukakan bahwa Allah bukan hanya berhubungan dengan

manusia tetapi juga dengan ciptaan-Nya yang lain yaitu langit dan bumi. Proses penciptaan ini

berlanjut dengan hubungan timbale-balik antara Allah dengan ciptaan-Nya, di mana pada hari

yang terakhir hubungan antara Khalik dengan ciptaan-Ny dirayakan. Namun perlu digaris

bawahi juga di dalam ceritera Alkitab di dalam kitab Amsal, Allah menciptakan hikmat sebagai

TEOLOGI FEMINIS 7

Page 8: Laporan buku "Hati Allah bagaikan Hati seorang Ibu"

LAPORAN BUKU: “HATI ALLAH BAGAIKAN HATI SEORANG IBU”

permulaan karya-Nya, berbicara mengenai penciptaan, penciptaan ini pun berlangsung di dalam

Pejanjian Baru bahwa Allah Yesus yang adalah Firman yang Hiudp menjadi perantara ciptaan.

Dari penjelasan penulis, maka kelompok kami berkesimpulan bahwa, berbicara mengenai

ciptaaan Allah sebenarnya berbicara mengenai Allah itu sendiri di dalam karya ciptaan-Nya.

Keindahan yang DIA ciptakan ialah keberagaman yang menunjukkan kekayaan-Nya,

namun dengan keberagaman tersebut, maka tidak ada yang harus dibedakan. Namun dilihat dari

sudut pandang sejarah manusia dalam hal ini laki-laki sepertinya dijadikan majikan sedangkan

perempuan sebagai budak. Karena itu muncul semmangat kaum perempuan bahwa perlu adanya

persamaan antara keduanya.

Penulis berkesimpulan bahwa Kristus adalah tujuan dan arti dari segala ciptaan Allah.

Hal ini menggambarkan bahwa usaha kesejahteraan serta pemulihan keutuhan ciptaan adalah

dengan menciptakan semuanya demi Kristus. Gambaran manusia serupa dan segambar dengan

Allah terus berlanjut dengan kehadiran Kristus, bahkan sesudah kehadiran Kristus citra Allah di

dalam ciptaan-Nya sebenarnya terus berkembang.

BAB VIII

AKU PERCAYA KEPADA YESUS KRISTUS

Pada bagian ini, penulis hendak mengemukakan tentang bagaimana perempuan percaya

kepada Yesus dari sudut pandang perempuan. Penulis mengangkat dimulai dengan pertanyaan

mengenai siapa Yesus dan bagaimana Yesus bia dikenal dan diterima dikalangan masyarakat,

serta bagaimana manusia mengenal dengan cara menyatukan antara budaya, gereja dan Injil.

Kedekatan antara Yesus dengan setiap manusia hanya akan terjalin secara pribadi antara manusia

tersebut dengan Yesus. Manusia bisa mengenal-Nya dengan cara yang berbeda-beda, dan proses

pengenalan manusia bisa dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang ada. Penulis mengemukakan

bahwa teolog feminis menganut “Kristologi dari bawah”, yang menekankan bahwa Yesus datang

bersekutu dengan kaum teretindas secara lahir batin, mengundang mereka untuk mengalami

kehadiran Allah. Yesus adalah sosok yang bisa didekati oleh setiap orang, entahkah dari

golongan apapun Ia bisa dikenal bahkan Ia begitu dengan setiap orang.

Yesus yang Kudus dikatakan adalah Saudara bagi setiap manusia, penulis mengangkat

pandangannya bahwa Yesus dekat dengan orang-orang yang terdiskriminasi oleh karena

keadaaan yang ada. Sengsara Yesus dipandang sebagai proses penghayatan penderitaan yang IA

hadapi, agaknya penulis bermaksud supaya penderitaan kesengsaraan jangan hanya dipandang

sebagai suatu hukuman, tetapi mengacu pada keyakinan di dalam penderitaan bahwa Allah hadir

TEOLOGI FEMINIS 8

Page 9: Laporan buku "Hati Allah bagaikan Hati seorang Ibu"

LAPORAN BUKU: “HATI ALLAH BAGAIKAN HATI SEORANG IBU”

di tengah-tengah manusia tidak untuk membedakan siapa yang lebih pantas di dalam Kerajaan

Allah.

Harapan dari penulis agar tradisi gerejawi yang sering berbicara mengenai masa sekarang

dan yang akan datang, dapat juga mempertimbangkan perspektif perempuan bahwa penekanan

yang harus diingat ialah iman dan kasih. Karena di dalam penghayatan tersebut maka manusia

dapat mengenal Allah dan memiliki pengharapan yang pasti bahwa Allah.

BAB IX

AKU PERCAYA PADA ROH KUDUS DAN MENGHORMATI HIKMAT

Pada bagian ini, penulis hendak mengemukakan mengenai adanya eratnya hubungan

antara Roh dan Hikmat. Kedua-duanya berasal dari Tuhan, kedua-duanya hanya Tuhan yang bisa

memberikannya kepada manusia. Dari perspektif perempuan, Roh Kudus dianugerahkan untuk

memperkuat iman percaya dari seseorang tersebut, sedangkan Hikmat ialah Tuhan itu sendiri.

Maksudnya ialah hikmat merupakan selain bahwa Hikmat merupakan anugerah Tuhan, namun

hikmat adalah sarana satu-satunya bagi manusia untuk mengerti jalan Tuhan. Roh dikiaskan

dengan berbagai rupa, yang hedak menggambarkan bagaimana Roh itu bekerja dan disarakan

oleh setiap manusia. Pentingnya hubungan antara Roh dan Hikmat hendak memberikan suatu

pengertian bahwa Allah tidak hanya bisa dikenal melalui pengalaman manusia saja, akan tetapi

melalui Roh yang pun kepada manusia diberikan Hikmat untuk mengerti maka manusia dapat

mengaku percaya dalam Roh dn Kebenaran.

Roh Kudus dan Hikmat dikatakan berbeda namun keduanya searah dan tidak dapat

dipisahkan, keduanya hendak memberikan gambaran bahwa Allah yang Kudus tidak bisa dikenal

oleh rasio manusia tanpa pengenalan yang lebih lanjut yang dikenalkan oleh Allah sendiri

kepada manusia. Pengenalan tersebut diwujudkan melalui Hikmat dari Roh yang Kudus.

BAB X

GEREJA YANG KUDUS DAN AM

(PERSEKUTUAN ORANG KUDUS, PENGAMPUNAN DOSA, KEBANGKITAN

DAGING, DAN KEHIDUPAN KEKAL)

TEOLOGI FEMINIS 9

Page 10: Laporan buku "Hati Allah bagaikan Hati seorang Ibu"

LAPORAN BUKU: “HATI ALLAH BAGAIKAN HATI SEORANG IBU”

Gereja yang Kudus juga harus dipandang dari sudut lembaga, karena gereja memiliki

unsur struktur organisasi, dari lembaga tersebut, gereja semakin berkembang meski sulit untuk

dipahami karena gereja harus terus berjuang melawan tantangan-tantangan yang ada di

dalamnya. Di dalam lembaga terebut, banyak yang ingin menjadi yang terdepan, namun harus

diingat pula bahwa Yesus menentang setiap orang yang ingin menjadi terkemuka, Ia

mengajarkan bagaimana hidup dlaam kerendahan hati. Karena itu penulis bermaksud supaya

Gereja yang sudah berdiri dalam lembaga harus mengingat pula bahwa Gereja adalah Kudus, dan

Gereja itu terbuka dan bersifat am karena itu Gereja tidak boleh berdiam di dalam organisasi itu

saja atau hanya sampa pada pemeliharaan hidup bagi para warganya. Gereja harus melanjutkan

misi karya penyelamatan Allah bagi setiap manusia.

Karya selamat Allah itu disampaikan oleh Gereja kepada setiap manusia, yakni

keselamatan bagi dunia yang berdosa. Melalui pengakuan iman yang disampaikan oleh setiap

manusialah yang pun turut menentukan keselamatan bagi manusia itu sendiri.

BAB XI

SIAPAKAH MANUSIA?

Dalam bagian ini penulis mengangkat tentang peranan perempuan yang tidak kalah

penting dengan laki-laki. Perempuan dan laki-laki itulah yang dimaksudkan dengan manusia.

Dalam kehidupan mereka memiliki peranan yang sama. Dalam kehidupan yang mereka jalani,

mereka membangun hubungan-hubungan yang beranekaragam. Dalam hubungan-hubungan

itulah manusia menjalankan peranannya baik sebagai perempuan maupun juga laki-laki sebagai

manusia seutuhnya.

Hubungan-hubungan yang dijalankan oleh manusia itu membentuk jaringan hubungan

yang bisa berjalan dengan baik namun bisa juga terhambat.

Dalam bagian ini penulis menjelaskan jaringan hubungan itu yang terdiri atas hubungan

manusia dengan Allah, dengan sesama baik pribadi maupun dalam masyarakat, dan juga dengan

alam.

Selanjutnya penulis menjelaskan bahwa manusia itu adalah jiwa bertubuh dan tubuh

berjiwa. Ada kesalahan dalam ajaran gereja yang bersifat androsentris dimana jiwa dianggap

lebih penting dari tubuh. Perempuan dianggap tinggal dalam jiwa sehingga ia hina, sedangkan

laki-laki memakai akal sehingga dianggap tinggi. Penulis menekankan bahwa jiwa dan tubuh tak

dapat dipisahkan sebagai manusia yang utuh. Dengan tubuhlah (pancaindera) manusia

berinteraksi dan menganalisa segala sesuatu, sehingga ia bisa berpikir dan merasa.

Dalam perjalanan waktu manusia lahir, berkembang manjadi dewasa, tua dan mati.

Waktu tak dapat diulang karena itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Karena itu penulis

TEOLOGI FEMINIS 10

Page 11: Laporan buku "Hati Allah bagaikan Hati seorang Ibu"

LAPORAN BUKU: “HATI ALLAH BAGAIKAN HATI SEORANG IBU”

menekankan tentang pentingnya pengetahuan dalam mengenal tanda-tanda jaman supaya tidak

akan ada waktu yang terbuang.

BAB XII

MANUSIA YANG HIDUP DALAM DUNIA YANG KACAU

( PERSOALAN TENTANG KEJAHATAN, PENDERITAAN, DAN DOSA )

Dalam bagian pertama dari bab ini penulis menuliskan tentang kekacauan yang ada

dalam dunia yang mengancam kehidupan. Kakacauan itu ada yang disebabkan oleh kuasa alam

dan seringkali manusia menanyakan kenapa Allah membiarkan semua itu terjadi. Manusia

bertanya-tanya dari manakah ketidakbaikan itu berasal. Baik filsafat maupun agama menjawab

bahwa dalam dunia ada kuasa kebaikan dan kuasa jahat yang saling berlawanan sehingga

menyebabkan fenomena-fenomena termasuk alam yang terjadi dalam kehidupan manusia. Dalam

pandangan feminis ketidakbaikan itu tak bisa dipahami dengan akal apalagi mengetahui dari

mana asalnya. Yang harus ditanyakan adalah bagaimana menghadapi ketidakbaikan itu.

Selanjutnya penulis menuliskan tentang ketidakbaikan yang dialami oleh manusia. Laki-

laki memandang kejahatan yang menyebabkan ketidakbaikan itu adalah sesuatu yang dapat

dibuat dan dapat dihilangkan. Tapi bagi perempuan ketidakbaikan itu terjalin dalam dirinya

karena keberadaannya sebagai perempuan. Pandangan inilah yang menyebabkan kaum

perempuan menderita lebih banyak ketidakbaikan.

Dalam ketidakbaikan yang tidak beralasan bagi Ayub, penulis mencoba menekankan

tentang topeng yang dikenakan oleh Ayub atas pembelaan dan pembenaran dirinya yang

menutup dirinya dan memutuskan hubungannya dengan sesama dan dengan Tuhan. Penulis

menekankan tentang pentingnya kesadaran tentang keberadaan diri dan orang lain yang

memungkinkan untuk terjadinya empati dalam hubungan dengan Allah dan manusia.

Ketidakbaikan diakibatkan karena kejahatan dan kejahatan membuahkan dosa. Manusia

ada dalam pola ini. Penulis menjelaskan bahwa selama ini dalam tradisi Kristen dosa dipandang

sebagai pemberontakan. Pandangan ini mempengaruhi kehidupan manusia. Penolakan dan

pemberontakan kaum perempuan untuk menolak dominasi dan diskriminasi dari kaum laki-laki

dianggap sebagai dosa. Pandangan yang keliru inilah yang menyebabkan banyak kaum

perempuan pasrah dan terlibat pula dalam dosa yaitu dosa pasif (dosa kepasrahan).

Sebagai kesimpulan penulis menekankan tentang pentingnya kesadaran akan adanya

sistem dalam masyarakat yang memaksa orang-orang untuk melakukan perbuatan yang

mengakibatkan ketidakbaikan. Gereja harus mengangkat suara kenabiannya dan bersama-sama

dengan semua orang merubah sistem itu sedikit demi sedikit. Dalam ketidakbaikan manusia

TEOLOGI FEMINIS 11

Page 12: Laporan buku "Hati Allah bagaikan Hati seorang Ibu"

LAPORAN BUKU: “HATI ALLAH BAGAIKAN HATI SEORANG IBU”

harus terus berjuang meskipun menemui penderitaan, demi kepentingan banyak orang dan

kelangsungan dari hidup itu sendiri. Karena hidup itu harus diperjuangan.

BAB XIII

DASAR ETIKA KRISTEN MENGASIHI ALLAH DAN SESAMA

Mengawali bab ini penulis sedikit menjelaskan tentang dasar dari etika Kristen. Dasar

dari etika Kristen terletak pada tindakan Allah yaitu kasih. Inisiatif kasih itu pertama-tama

datang dari Allah. Manusia merespon kasih Allah itu di dalam etika dan bersama-sama dengan

Allah manusia menghadapi ancaman ketidakbaikan.

Penulis menuliskan bahwa berdasarkan kesaksian dari Alkitab, inti dari berita Perjanjian

Baru adalah kasih Allah. Kasih bukanlah perasaan melainkan daya yang menciptakan hubungan

timbal balik yang menunjang kehidupan. Dalam kasih ada kekuatan yang besar, kesukaan yang

indah tetapi juga kerelaan menderita. Karena itu Allah mengajak manusia untuk masuk dalam

hubungan kasih yang dinamis dengan-Nya.

Dalam penjelasan penulis tentang mengasihi diri sendiri, penulis menekankan tentang

pentingnya kesadaran dari manusia untuk mengetahui jati dirinya. Segala kekurangan dan

kelebihan yang ada padanya sehingga ia mampu membangun hubungan timbal balik dengan

sesama dalam kehidupannya.

Selanjutnya penulis menuliskan tentang pentingnya kasih yang dilandasi motivasi yang

benar terhadap sesama manusia. Dalam kebersamaan ada keragaman. Dan seringkali keragaman

menghasilkan perbedaan yang membuahkan perselisihan. Karena itu pengampunan sangat

penting karena tanpa pengampunan baik orang yang melukai ataupun dilukai tak akan dapat

menjalankan kemanusiaannya yang utuh.

Menutup bagian ini penulis menekankan tentang pentingnya mengasihi Allah dengan

segenap hati, jiwa dan kekuatan. Yaitu mengasihi Allah dalam keutuhan pribadi kita sebagai

manusia. Dimana seluruh hidup baik kata, prilaku dan pikiran menjadi sebuah ekspresi kasih

terhadap Allah dan terciptalah hubungan timbal balik dengan dia.

BAB XIV

ETIKA KHUSUS

Penulis mengawali bab ini dengan menulis tentang etika keluarga. Contoh yang penulis

ambil adalah keluarga di Indonesia, yang hubungan kekeluargaannya sangat erat. Eratnya

hubungan kekeluargaan ini salah satu disebabkan oleh adanya nama besar keluarga atau marga.

Dalam menjalani hidup terkadang keluarga diperhadapkan dengan perselisihan dan pertengkaran

TEOLOGI FEMINIS 12

Page 13: Laporan buku "Hati Allah bagaikan Hati seorang Ibu"

LAPORAN BUKU: “HATI ALLAH BAGAIKAN HATI SEORANG IBU”

antar anggota keluarga namun ketika salah satu ada dalam kesusahan yang lain tidak akan

membiarkan, mereka akan memberikan pertolongan dan dukungan.

Sepanjang sejarah arti dan bentuk dari pernikahan terus berubah. Hal ini disebabkan oleh

budaya yang melatarbelakangi setiap orang yang tinggal di dalamnya. Dalam pernikahan baik

suami maupun isteri sama-sama belajar untuk saling terbuka, menerima dan melengkapi. Namun

ketika terjadi kegagalan dalam pernikahan, itu bukanlah akhir dari kehidupan. Baik laki-laki

maupun perempuan harus melanjutkan hidup mereka dan tidak menutup kemungkinan hal

tersebut membuat mereka menyadari kesalahan mereka, melepaskan pengampunan dan kembali

bersatu dengan pasangan mereka. Namun jika tidak pengampunan tetap harus mereka berikan

demi kelangsungan kehidupan yang Tuhan berikan, dan anak-anak mereka tetap harus

mendapatkan kasih sayang dari mereka berdua. Mereka tetap harus bertanggungjawab penuh atas

tumbuh kembang anak-anak mereka.

Penulis menuliskan tentang orang yang tidak menikah. Bagi mereka ikatan sosial yang

ada tidak hanya terdapat dalam pernikahan tetapi dalam masyarakat, baik di tempat kerja ataupun

yang lainnya. Hal penting lainnya yang coba diungkapkan penulis dalam bagian ini adalah tidak

adanya hak untuk memperoleh anak bagi keluarga-keluarga. Keluarga harus menerima jika

mereka tidak mendapatkan anak karena bagi perempuan, keibuan mereka tidak tergantung dari

sanggup tidaknya ia menjadi ibu biologis, melainkan sejauh mana ia mampu menjalankan

panggilannya sehingga menjadi berkat bagi orang lain. Begitupula bagi anggota keluarga yang

cacat. Mereka harus diperlakukan dengan baik dan diterima oleh anggota keluarga yang lain.

Penulis juga menuliskan tentang hubungan persahabatan yang tercipta. Dimana hubungan

persahabatan itu harus dipelihara. Dalam persahabatan manusia pun saling belajar dari hubungan

timbal balik satu dengan yang lain.

Selanjutnya penulis menulis tentang seksualitas. Seksualitas adalah sebuah fakta yang

tidak dapat diabaikan. Hal ini adalah pemberian Allah dimana manusia diciptakan sebagai laki-

laki dan perempuan. Lembaga pernikahan mendapat kritikan yang tajam dari para kaum Feminis,

karena keberpihakan mereka pada kaum laki-laki. Bagian-bagian selanjutnya berisi isu-isu

feminis yang lainnya yang dituliskan oleh penulis yang intinya bahwa perempuan dan laki-laki

harus membina relasi yang sejajar dan baik dalam rangka menjalankan panggilan mereka.

BAB 1V

ETIKA MASYARAKAT

Dalam bagian ini penulis mengungkapkan tentang pekerjaan sebagai usaha manusia

untuk memperjuangkan hidup yang dianugerahkan Tuhan. Tidak ada pekerjaan yang rendah dan

yang tinggi. Pekerjaan itu sama kedudukannya yang berbeda adalah jenisnya yang beragam, dan

menuntut manusia untuk mengerjakannya secara sungguh-sungguh, karena dalam usaha manusia

TEOLOGI FEMINIS 13

Page 14: Laporan buku "Hati Allah bagaikan Hati seorang Ibu"

LAPORAN BUKU: “HATI ALLAH BAGAIKAN HATI SEORANG IBU”

untuk menjalankan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh itu manusia membangun hubungan-

hubungan dengan sesama dan dengan Tuhan sehingga ia menjadi manusia yang utuh.

Bagian selanjutnya menekankan tentang kesetaraan antara kaum perempuan dan laki-laki

dalam memegang posisi sebagai pemimpin. Untuk memegang posisi sebagai pemimpin

perempuan harus terlebih dahulu menghormati dirinya sendiri, perempuan lain bahkan semua

orang pada umumnya. Sehingga kaum perempuan dapat menyadari dan menghargai

keterampilan dan kesanggupan mereka dan menerapkan pola kepemimpinan mereka demi

kepentingan banyak orang.

Hidup dalam masyarakat yang majemuk menuntut kaum perempuan untuk memberikan

kontribusinya terhadap masyarakat. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh perempuan namun ia

tak dapat bekerja seorang diri. Penulis menekankan tentang pentingnya kerjasama disini.

Selanjutnya penulis menuliskan tentang etika lingkungan. Kita terhubung dengan alam.

Alam ciptaan ini berusaha dikemukakan penulis sebagai rumah Bapa, tempat kita sebagai anak-

anak tinggal dan kita akan mewariskannya kepada angkatan-angkatan berikutnya. Karena itu

alam ini harus diperlakukan dengan baik, bukannya dipandang sebagai objek yang dapat

dieksploitasi untuk kepantingan pribadi. Alam yang menjadi tempat sekaligus penyokong

kehidupan ini harus dijaga dan dilestarikan.

KESIMPULAN

Apa yang dapat kami simpulkan dari buku ini adalah tentang ketidakadilan yang

diskriminatif terhadap kaum perempuan yang menjadi alasan yang mendasari munculnya

Teologi Feminis. Ketidakadilan tersebut dikarenakan adanya perbedaan mendasar antara laki-

laki dan perempuan. Seharusnya, dalam perbedaannya laki-laki dan perempuan saling

membangun hubungan dalam menghayati persekutuan yang utuh dengan Allah sebagai makhluk

ciptaan-Nya. Namun dalam prakteknya dominasi dari kaum laki-laki sangat terasa dalam

perjalanan sejarah umat manusia.

Dalam buku ini dingkatlah berbagai sudut pandang dari perempuan yang sesungguhnya

menjadi perbedaan mendasar antara perempuan dengan laki-laki, dimana dalam perbedaan itulah

baik perempuan maupun laki-laki menjalankan panggilannya sebagai manusia yang utuh.

Contohnya adalah dalam hal bagaimana perempuan menafsirkan Alkitab, berbicara

tentang iman yang dituangkan ke dalam pengakuan iman dari perspektif perempuan. Bagaimana

perempuan menjelaskan iman mereka kepada Tuhan, perempuan pun berperan penting untuk

TEOLOGI FEMINIS 14

Page 15: Laporan buku "Hati Allah bagaikan Hati seorang Ibu"

LAPORAN BUKU: “HATI ALLAH BAGAIKAN HATI SEORANG IBU”

melihat apa dan bagaimana bayangan manusia mengenai Allah yang disembah. Serta dalam hal

bagaimana perempuan bertindak ditengah-tengah masyarakat yang majemuk.

Satu hal yang perlu digarisbawahi adalah bahwa buku ini tidak bermaksud untuk

mangangkat kaum perempuan dan merendahkan kaum laki-laki. Buku ini bermaksud untuk

menempatkan kaum perempuan pada posisinya yang semula sebagaimana sewaktu diciptakan

oleh Allah, yaitu setara dengan kaum laki-laki. Dan hal itu tidak hanya dalam segi nilai atau

pemikirn melainkan harus juga dalam segi praktis.

TEOLOGI FEMINIS 15