Upload
truongtuong
View
225
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN AKHIR
P2M PENERAPAN IPTEKS
PELATIHAAN PEMBUATAN MEDIA BELAJAR BERUPA KIT
LISTRIK SEDERHANA UNTUK GURU SAINS/FISIKA SMP,
SMA, DAN SMK DI KECAMATAN BULELENG DAN
SUKASADA
Luh Putu Budi Yasmini, S.Pd., M.Sc./198402222009122008
Dewi Oktofa Rahmawati, S.Si., M.Si./ 197012101995012001
Putu Budiasa, S.E./ 196904161990031002
I Ketut Budiada, S.T./ 197404262001121002
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
TAHUN 2015
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
a. Judul : Pelatihan Pembuatan Media Pembelajaran Kit Listrik
Sederhana untuk Guru Sains/Fisika SMP, SMA, dan
SMK di Kecamatan Buleleng dan Sukasada
b. Jenis Program : Skim P2M DIPA Reguler
c. Bidang Kegiatan : Pelatihan
d. Identitas Pelaksana :
1. Ketua Pelaksana
a. Nama : Luh Putu Budi Yasmini, S.Pd., M.Sc.
b. NIP : 198402222009122008
c. NIDN : 0022028402
d. Pangkat/Gol : Lektor/IIIc
e. Alamat Kantor : Jl. Udayana No.11 Singaraja, Bali
f. Alamat Rumah : Jl. Tekukur Gg. IV/No. 4, Singaraja-Bali
2. Anggota 1
a. Nama : Dewi Oktofa Rahmawati, S.Si., M.Si.
b. NIP : 1970121019952001
c. Pangkat/Gol : Lektor Kepala/ IVa
d. Alamat Kantor : Jl. Udayana No.11 Singaraja, Bali
e. Alamat Rumah : BTN Banyuning Blok A No. 15 Singaraja
3. Anggota 2
a. Nama : Putu Budiasa, S.E.
b. NIP : 196904161990031002
c. Pangkat/Gol : Penata/ IIIa
d. Alamat Kantor : Jl. Udayana No.11 Singaraja,
e. Alamat Rumah : Jelantik Gingsir No.76 Sukasada
e. Biaya yang diperlukan : Rp. 8.000.000,-
f. Lama Kegiatan : 8 bulan
Mengetahui:
Dekan FMIPA UNDIKSHA
Prof. Dr. I Nengah Suparta, M.Si.
NIP: 196507111990031003
Singaraja, 8 Oktober 2015
Ketua Pelaksana,
Luh Putu Budi Yasmini,S.Pd.,M.Sc
NIP: 198402222009122008
Mengetahui,
Ketua LPM UNIKSHA
Prof. Dr. Ketut Suma, MS
NIP. 195901011984031003
Pelatihan Pembuatan Media Pembelajaran Kit Listrik Sederhana untuk
Guru Sains/Fisika SMP, SMA, dan SMK
di Kecamatan Buleleng dan Sukasada
Oleh
Luh Putu Budi Yasmini, S.Pd., M.Sc.
Dewi Oktofa Rahmawati, S.Si., M.Si.
Putu Budiasa, S.E.
I Ketut Budiada, S.T.
RINGKASAN
Peran media pembelajaran sangat penting dalam proses pembelajaran, saat
dihadapkan pada suatu materi yang bersifat abstrak. Ketidak tersediaan media
pembelajaran dapat menghambat proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi
diketahui bahwa para guru mengalami kesulitan saat membahas mengenai materi
listrik, hal ini disebabkan karena: 1) tidak semua guru sains di SMP memiliki latar
belakang pendidikan fisika, 2) tidak terdapatnya fasilitas peralatan laboratorium
seperti kit listrik yang memadai, dan 3) terdapat kit listrik di beberapa sekolah, akan
tetapi jarang digunakan hingga rusak. Permasalahan yang fokus diselesaikan pada
kegiatan P2M ini adalah 1) tidak terdapatnya fasilitas peralatan laboratorium seperti
kit listrik yang memadai, dan 2) terdapat kit listrik di beberapa sekolah, akan tetapi
jarang digunakan hingga rusak.
Metode pemecahan masalah yang dilakukankan untuk mengatasi masalah
yang dihadapi oleh guru sains di Kecamatan Buleleng dan Sukasada adalah kegiatan
pelatihan bagi guru sains. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah program P2M
pelatihan pembuatan media pembelajaran kit listrik sederhana dapat meningkatkan
keterampilan dan kreativitas guru sains SMP, SMA, dan SMK di Kecamatan Buleleng
dan Sukasada untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
Kata kunci: media pembelajaran, kit listrik sederhana, dan guru sains.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa atas
berkat dan rakhmat-Nya, maka kegiatan P2M yang berjudul: “Pelatihan Pembuatan
Media Pembelajaran Kit Listrik Sederhana untuk Guru Sains/Fisika SMP, SMA, dan
SMK di Kecamatan Buleleng dan Sukasada” dapat terlaksana dengan baik. Kegiatan
pelatihan ini didanai dari Daftar Isian Pelaaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas
pendidikan Ganesha SPK Nomor: 023.04.2.552581/2015 Revisi 1 Tanggal 05
Februari 2015.
Kepada guru sains/fisika SMP, SMA, dan SMK di Kecamatan Buleleng dan
Sukasada, Bapak Drs. I Ketut Tika, M.Pd. sebagai Narasumber kegiatan pelatihan ini,
serta semua pihak yang mendukung terlaksananya pelatihan ini, penulis ucapkan
terima kasih yang mendalam. Semoga pelatihan ini dapat bermanfaat bagi para
peserta pelatihan guna meningkatkan keterampilan elektronika.
Singaraja, Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……..............................................................
1.2 Identifikasi Masalah ..............................................................
1.3 Manfaat Kegiatan ...................................................................
II. METODE PELAKSANAAN .....................................................
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Kegiatan ......................................................................
3.2 Pembahasan …………………………………………………
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan …........................................................................
4.2 Saran ………..........................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
i
ii
iii
1
3
3
4
5
5
6
6
7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemahaman terhadap realitas alam sangat dibutuhkan bagi
siswa dalam rangka memahami jati diri dan membangkitkan kesadaran untuk
mencintai alam beserta isinya. Proses pembelajaran sains membantu siswa
membentuk cara-cara memahami alam sekitarnya. Siswa harus mampu
membangun konsep, menguji konsep tersebut dan menerapakan konsep
tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Proses ini akan sangat didukung dengan
tersedianya media pembelajaran. Secara umum, manfaat media dalam proses
pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dan siswa sehingga
kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Peran media
pembelajaran sangat penting dalam proses pembelajaran, saat dihadapkan
pada suatu materi yang bersifat abstrak. Ketidak tersediaan media
pembelajaran dapat menghambat proses pembelajaran.
Salah satu materi fisika yang bersifat abstrak adalah listrik. Di
lapangan, para guru sains/fisika SMP, dan SMA mengalami kesulitan dalam
proses pembelajaran. Ini disebabkan karena ketidak tersediaannya media
pembelajaran kit listrik yang memadai di sekolah, dan bahkan terdapat banyak
sekolah yang tidak memiliki. Kit listrik yang terdapat saat ini merupakan
sumbangan pemerintah kepada tiap sekolah yang didalammnya terdapat
komponen-komponen sebagai berikut:
Tabel 2.1 Komponen Kit Listrik
Nama Alat
1. Papan Rangkaian 216 lubang
2. Penghubung Jernbatan
3. Saklar 1 Kutub
4. Pemegang Lampu
5. Bola Lampu 6V/3W
6. Inti Besi-I
7. Kumparan 500 Lilitan
8. Jepit Steker
9. Magnet Batang Alnico
10. Kompas Model
11.IntiBesi-U
12. Diode 1N4002
13. Capasitor IMf 14. Capasitor 470 Mf
15. Capasitor l.OOOMf
16. Transistor 2SD438
17. Potensiometer 10 K Ohm
18. Potensiometer 50 K Ohm
19. Kumparan 1.000 Lilitan
20. Resistor 470 Ohm
21. Resistor 10 K Ohm
22. LDR
23. Neon Lamp
24. Resistor 47 Ohm
25. Resistor 100 Ohm
26. Kawat Konstanta
27. Kawat Nichrome
28. Kabel Penghubung Merah
29. Kabel Penghubung Hitam
30. Buku Manual
31. Tray & Box
Berikut ditampilkan gambar kemasan dan bentuk kit listrik yang terdapat di
sekolah,
Gambar 2.1 Kit Listrik dan Magnet
Tabel 2.1 dan Gambar 2.1 menunjukkan bahwa kit listrik tersebut sangat
membatu proses pembelajaran konsep listrik karena didalamnya sudah
terdapat semua alat dan bahan yang diperlukan untuk mendukung proses
percobaan listrik, sehingga sangat diperlukan oleh guru dan siswa. Akan
tetapi, harga kit listrik yang sangat mahal (± Rp. 5.000.000/set) merupakan
permasalahan lainnya yang mengakibatkan terbatasnya sekolah yang memiliki
kit tersebut, dan ketidakseimbangan jumlah kit listrik yang ada dengan jumlah
siswa perkelas. Hal ini berdampak pada terhambatnya proses pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa para guru mengalami
kesulitan saat membahas mengenai materi listrik, hal ini disebabkan karena: 1)
tidak semua guru sains di SMP memiliki latar belakang pendidikan fisika, 2)
tidak terdapatnya fasilitas peralatan laboratorium seperti kit listrik yang
memadai, dan 3) terdapat kit listrik di beberapa sekolah, akan tetapi jarang
digunakan hingga rusak.
Berdasarkan kurikulum 2013, mata pelajaran sains di SMP merupakan
mata pelajaran yang pokok bahasannya terdiri atas Biologi, Kimia, dan Fisika.
Akan tetapi, tidak semua guru sains di SMP memiliki latar belakang
pendidikan fisika, sehingga guru sains yang tidak memiliki latar belakang
pendidikan fisika akan mengalami kesulitan saat mengajar materi fisika,
terutama materi listrik yang bersifat abstrak. Selain itu, hanya sebagian kecil
sekolah di kecamatan Buleleng dan Sukasada, yakni sekolah-sekolah yang ada
di Kota Singaraja yang memiliki kit listrik, dan jumlah yang dimiliki sekolah
tidak sebanding dengan siswa yang ada dalam satu kelas. Ini berarti sebagian
besar sekolah di kecamatan Buleleng dan Sukasada tidak memiliki kit listrik
sebagai media pembelajaran dan proporsi ketersedian kit listrik tidak
seimbang, padahal materi listrik pada mata pelajaran sains/fisika merupkan
materi abstrak yang sangat membutuhkan suatu media untuk mempermudah
proses pembelajaran bagi siswa. Permasalahan lainnya, walaupun terdapat kit
listrik di beberapa sekolah, akan tetapi jarang digunakan karena
ketidakmampuan guru dan staf laboran di sekolah untuk menggunakannya
sehingga kit listrik tersebut rusak.
Permasalahan yang fokus diselesaikan pada kegiatan P2M ini adalah 1)
tidak terdapatnya fasilitas peralatan laboratorium seperti kit listrik yang
memadai, dan 2) terdapat kit listrik di beberapa sekolah, tetapi jarang
digunakan hingga rusak. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka
dilaksanakan pelatihan pembuatan media pembelajaran kit listrik sederhana
untuk guru sains/fisika SMP, SMA, dan SMK di Kecamatan Buleleng dan
Sukasada. Kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk 1) mengingatkan
kembali/memberikan gambaran umum terkait konsep dasar kelistrikan dan
komponen-komponen listrik, 2) memberikan pelatihan pembuatan media
pembelajaran kit listrik sederhana, sehingga setiap guru peserta pelatihan
memiliki kemampuan untuk membuat sendiri kit listrik tersebut, serta 3)
melatih para guru sains/fisika agar trampil menggunakan kit listrik.
Beberapa permasalahan yang dihadapi guru sains/fisika saat
membahas mengenai materi listrik, yakni: 1) tidak semua guru sains di SMP
memiliki latar belakang pendidikan fisika, 2) tidak terdapatnya fasilitas
peralatan laboratorium seperti kit listrik yang memadai, dan 3) terdapat kit
listrik di beberapa sekolah, akan tetapi jarang digunakan hingga rusak.
Oleh karena itu, diharapkan pelatihan pembuatan media pembelajaran
kit listrik sederhana bagi guru sains/fisika dapat meningkatkan penguasaan
materi listrik guru pemegang mata pelajaran sains/fisika, dan mengefektifkan
penggunaan kit listrik sebagai media pembelajaran.
1.2 Identifikasi Masalah
Tidak semua guru sains di SMP memiliki latar belakang pendidikan
fisika, sehingga guru sains yang tidak memiliki latar belakang pendidikan
fisika akan mengalami kesulitan saat mengajar materi fisika, terutama materi
listrik yang bersifat abstrak. Selain itu, hanya sebagian kecil sekolah di
kecamatan Buleleng dan Sukasada, yakni sekolah-sekolah yang ada di Kota
Singaraja yang memiliki kit listrik. Ini berarti sebagian besar sekolah di
kecamatan Buleleng tidak memiliki kit listrik sebagai media pembelajaran,
padahal materi listrik pada mata pelajaran sains/fisika merupkan materi
abstrak yang sangat membutuhkan suatu media untuk mempermudah proses
pembelajaran bagi siswa. Walaupun terdapat kit listrik di beberapa sekolah,
akan tetapi jarang digunakan karena ketidakmampuan guru dan staf laboran di
sekolah untuk menggunakannya sehingga kit listrik tersebut rusak.
Permasalahan yang fokus diselesaikan pada kegiatan P2M ini adalah 1)
tidak terdapatnya fasilitas peralatan laboratorium seperti kit listrik yang
memadai, dan 2) terdapat kit listrik di beberapa sekolah, akan tetapi jarang
digunakan hingga rusak. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka akan
dilaksanakan pelatihan pembuatan media pembelajaran kit listrik sederhana
untuk guru sains/fisika SMP, SMA, dan SMK di Kecamatan Buleleng dan
Sukasada.
1.3 Manfaat Kegiatan
Bagi Guru sains/fisika SMP, SMA, dan SMK di Kecamatan Buleleng dan
Sukasada, pelatihan ini dapat menggali kembali pemahaman guru
sains/fisika mengenai konsep listrik, serta meningkatkan keterampilan
guru tersebut dalam hal membuat dan menggunakan kit listrik sederhana ,
serta meningkatkan minat dan kreativitas untuk membuat media
pembelajaran sederhana yang dapat menunjang proses pembelajaran agar
kegiatan pembelajaran lebih menyenangkan dan bermakna,
Bagi Lembaga (Undiksha), kegiatan ini sebagai bukti peran serta
Perguruan Tinggi (Undiksha) untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia (SDM) di zaman pesatnya perkembangan IPTEK seperti saat ini.
BAB II
TARGET DAN LUARAN
2.1 Target
Target yang diharapkan tercapai dari kegiatan pelatihan ini adalah:
Tingkat kehadiran peserta pelatihan yang mencapai ± 80% dari seluruh
undangan yang telah disebar,
Peserta mengetahui jenis komponen kit listrik yang digunkan, serta
Peserta mampu membuat kit listrik yang dapat dimanfaatkan dalam proses
pembelajaran.
2.2 Luaran
Luaran dari kegiatan pelatihan ini adalah guru sains/fisika SMP, SMA, dan
SMK di Kecamatan Buleleng dan Sukasada yang ikut serta dalam kegiatan pelatihan
mampu membuat media pembelajaran kit listrik sederhana yang dapat berfungsi
dengan baik yang dapat mendukung proses pembelajaran.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Kegiatan P2M ini sangat mendukung peningkatan keterampilan guru sains,
sehingga berdampak pada peningkatan kualitas SDM peserta didik. Oleh karena
melibatkan para guru di Kecamatan Buleleng dan Sukasada, maka diperlukan
keterlibatan Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng dalam hal ikut serta merancang
teknis pelaksanaan kegiatan pelatihan. Sehingga, terjalin suatu kerja sama antara
lembaga P2M Undiksha melalui dosen pelaksana kegiatan P2M dengan pihak Dinas
Pendidikan Kabupaten Buleleng.
Metode pemecahan masalah yang dilakukankan untuk mengatasi masalah
yang dihadapi oleh guru sains di Kecamatan Buleleng dan Sukasada adalah kegiatan
pelatihan bagi guru sains tersebut dengan susunan kegiatan sebagai berikut:
Gambar 3.1 Kerangka Pemecahan Masalah
Narasumber mempresentasikan teori-teori yang terkait dengan materi pelatihan
Setelah memberikan landasan teori yang diperlukan, peserta pelatihan dapat
melakukan diskusi dan langsung melakukan latihan (praktek langsung) dengan
menggunakan alat dan bahan yang telah disediakan, sehingga diharapkan dapat
menghasilkan suatu produk
Para fasilitator (pendamping) memfasilitasi diskusi dan kegiatan selama
pembinaan untuk memperlancar jalannya pembinaan.
PENGENALAN
KOMPONEN
PENYAMPAIN KONSEP
TERKAIT OLEH
NARASUMBER
PEMBUATAN
RANGKAIAN
(PRAKTEK)
KEGIATAN
PENDAMPINGAN
DI SEKOLAH
SAMPEL
BAB IV
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
4.1 PERGURUAN TINGGI PELAKSANA P2M
Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) merupakan salah satu universitas
di Bali yang sedang mengembangkan diri tidak hanya pada bidang pendidikan,
akan tetapi mengembangkan diri pula pada bidang non-kependidikan. Undiksha
mempunyai tugas untuk menyelenggarakan tri dharma perguruan tinggi
(Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat) secara efektif dan
efisien. Menyadari bahwa pengabdian kepada masyarakat merupakan tugas pokok
dosen di perguruan tinggi, maka dalam implementasinya harus dijabarkan ke
dalam program-program yang memiliki kejelasan mengenai tujuan, bentuk dan
sasarannya. Sehubungan dengan itu, bentuk dan pola pengabdiannya tentu
disesuaikan dengan visi dan perluasan mandat utamanya sebagai lembaga
pendidikan tenaga kependidikan dan juga bidang non kependidikan. Untuk saat
ini, bentuk/pola kegiatan pengabdian kepada masyarakat Undiksha tetap
mengambil khalayak sasaran di sekolah dan luar sekolah/masyarakat umum,
kelompok, komunitas maupun lembaga yang berada diperkotaan maupun
pedesaan.
Menyadari bahwa pengabdian sebagai salah satu dharma pokok pendidikan
tinggi, maka strategi pengembangan pengabdian kepada masyarakat yang akan
dikembangkan kedepan adalah: (1) melaksanakan P2M berdasarkan azas manfaat
bagi masyarakat, (2) Peningkatan penyuluhan dan pelayanan teknis dan konsultasi
bagi masyarakat pada berbagai bidang; (3) kerjasama simetris kemitraan dengan
berbagai pihak terkait, (4) pendayagunaan secara optimal asset Undiksha yang
bersifat strategis, baik dilihat dari segi lokasi maupun operasional. Lembaga
Pengabdian kepada Masyarakat mempunyai tugas menyelenggarakan pelaksanaan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan ikut mengusahakan serta
mengendalikan administrasi sumber daya yang diperlukan. Dalam melaksanakan
tugasnya Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat menyelenggarakan fungsi: (1)
Pelaksanaan Pengamalan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian
(IPTEK), (2) Peningkatan relevansi program Universitas Pendidikan Ganesha
sesuai dengan kebutuhan masyarakat, (3) Pelaksanaan pemberian bantuan kepada
masyarakat untuk melaksanakan pembangunan, (4) Pelaksanaan pengembangan
pola dan konsepsi pembangunan nasional, wilayah, dan/atau daerah, dan (5)
Pelaksanaan urusan tata usaha Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat.
Undiksha memiliki sumber daya manusia (SDM) dan fasilitas yang memadai
untuk mendukung seluruh kegiatan pengabdian masyarakat yang akan
dilaksanakan.
4.2 ORGANISASI PELAKSANA
Tim pelaksana program P2M pelatihan pembuatan media pembelajaran kit listrik
sederhana adalah:
1) Luh Putu Budi Yasmini, S.Pd.,M.Sc. (Koordinator Pelaksana)
2) Dewi Oktofa Rachmawati, S.Si.,M.Si. (Pelaksana)
3) Putu Budiasa, SE (Pelaksana)
4) Ketut Budiada, ST (Pelaksana)
Tugas pokok dan fungsi dari setiap tim pelaksana program P2M pelatihan ini
berdasarkan bidang keilmuan dan keahliannya adalah sebagai berikut.
- Koordinator Pelaksana
- Memimpin dan menjalankan program P2M,
- Melaksanakan fungsi yang terkait dengan: perencanaan, pengambilan
keputusan, pengarahan, koordinasi, pengawasan, monitoring, evaluasi, dan
penyempurnaan agar tercapainya pelaksanaan program P2M sesuai dengan
luaran yang diinginkan,
- Menjalin kerjasama dengan pihak/lembaga terkait,
- Bertanggung jawab kepada Ketua LPM Undiksha Singaraja
- Pelaksana
- Menjalankan program P2M sekaligus sebagai fasilitator kegiatan
pelatihan,
- Melaksanakan fungsi yang terkait dengan: perencanaan, pengarahan,
koordinasi, pengawasan, monitoring, evaluasi, dan penyempurnaan agar
tercapainya pelaksanaan program P2M sesuai dengan luaran yang
diinginkan,
BAB V
HASIL YANG DICAPAI
5.1 Hasil Kegiatan
Kegiatan pelatihan pembuatan media pembelajaran kit listrik sederhana untuk
guru sains/fisika SMP, SMA, dan SMK di Kecamatan Buleleng dan Sukasada
dilaksanakan pada hari Jumat, 10 Juli 2015. Kegiatan pelatihan ini bertempat di
Ruang Laboratorium Fisika Dasar, Universitas Pendidikan Ganesha yang berlangsung
dari pukul 09.00 WITA hingga 14.00 WITA. Telah diundang guru sains/fisika dari 30
sekolah yang terdiri atas SMP Negeri/Swasta, SMA Negeri/Swasta, SMK Negeri, dan
Madrasah di Kecamatan Buleleng dan Sukasada, serta perwakilan dari mahasiswa
yang nantinya akan menjadi seorang tenaga pengajar setelah menyelesaikan studinya.
Yang menjadi narasumber dari kegiatan pelatihan ini adalah Bapak Drs. I
Ketut Tika, M.Pd. Kegiatan pelatihan ini diawali dengan pengenalan komponen
pembuatan kit listrik sederhana, dan cara kerja komponen tersebut. Berikut disajikan
gambar terkait kegiatan pelatihan yang telah dilakukan.
Gambar 5.1 Pelaksanaan Pelatihan
Selanjutnya diperkenalkan alat yang digunakan, serta bagaimana sistem kerja peserta
agar mempermudah pembuatan. Sebagai contoh: bagaimana cara mempermudah
menyoder soket tembaga yang sangat banyak digunakan sebagai media penghubung.
Berikut disajikan tabel alat dan bahan yang diperlukan selama kegiatan pelatihan.
Tabel 5.1 Alat dan Bahan Pembuatan Kit Listrik Sederhana
No. Alat dan Bahan
1 PCB
2 Kabel
3 Soder Listrik
4 Jepit Buaya
5 Timah
6 Resistor 4k7 ohm
7 Lampu pijar
8 Baterai 1.5 volt
9 Resistor 50k ohm
10 Capasitor 50uF
11 Diode 1N4002
12 Transistor 2SD438
13 Potensiometer 10 K Ohm
14 Saklar
15 Bor PCB
16 Adaptor
Selanjutnya, seleruh peserta dikelompokkan menjadi 6 kelompok kerja yang
ditugaskan untuk masing-masing kelompok menghasilkan 2 kit listrik sederhana
dengan alat dan bahan yang telah disediakan. Saat pelaksanaan pelatihan, hanya 2
kelompok dengan masing-masing 1 buah kit listrik yang mampu berhasil membuat kit
listrik sederhana yang dapat brfungsi dan dimanfaatkan sebagai media pembelajaran.
Oleh karena itu, diperlukan pendampingan bagi beberapa sekolah terutama yang
belum mampu menghasilkan kit listrik sederhana. Berikut disajikan gambar produk
yang dihasilkan selama pelatihan.
a) Alat dan Bahan yang disiapkan
b) Produk yang dihasilkan
Gambar 5.2 Kit Listrik Sederhana Hasil Pelatihan
5.2 Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan saat kegiatan pelatihan pembuatan
media pembelajaran kit listrik sederhana bagi guru sains/fisika SMP, SMA, dan SMK
di Kecamatan Buleleng dan Sukasada tampak bahwa para guru sains SMP yang
sebagian besar dari mereka tidak memiliki background pendidikan fisika. Dengan
kegiatan pelatihan ini, para guru tersebut sangat antusias dan aktif untuk menyimak
informasi yang diberikan dan melaksanakan pelatihan. Akan tetapi, para guru sains
SMP tersebut sangat merasa kewalahan saat melakukan pelatihan pembuatan media
pembelajaran kit listrik sederhana. Hal ini disebabkan karena belum memiliki
keterampilan untuk mengebor PCB, menyoder komponen yang dipasang, dan
bagaimana cara memasang komponen tersebut. Berbeda halnya dengan guru fisika
SMA dan SMK, terutama SMK 3 Singaraja (Sekolah Tehnik Kejuruan) yang memang
telah memiliki background pendidikan fisika dan telah terbiasa dengan alat dan
komponen yang digunakan. Sehingga, dari 6 kelompok yang dibentuk dengan
masing-masing diberikan bahan untuk membuat 2 media pembelajaran kit listrik
sederhana, hanya terdapat 2 kelompok yang mampu menyelesaikan pembuatan media
pembelajaran tersebut dan dapat digunakan setelah dilakukan uji coba.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6. 1 Kesimpulan
Berdasarkan identifikasi masalah dan manfaat kegiatan, maka kesimpulan dari
kegiatan ini adalah program P2M pelatihan pembuatan media pembelajaran kit listrik
sederhana dapat meningkatkan keterampilan dan kreativitas guru sains SMP, SMA,
dan SMK di Kecamatan Buleleng dan Sukasada untuk meningkatkan kualitas proses
pembelajaran.
4.2 Saran
Terkait dengan hasil dari kegiatan pelatihan yang telah dilakukan, terdapat
beberapa saran yang disampaikan oleh para peserta pelatihan bagi pelaksanaan
pelatihan ini di tahun mendatang, yakni:
peserta pelatihan meminta untuk diberikan materi terkait dengan penggunaan
dan pembuatan kit listrik dengan jumlah peserta pelatihan yang lebih banyak
(tidak hanya untuk 1 orang perwakilan guru tiap sekolah), serta
peserta pelatihan menyarankan agar diadakan pelatihan pembuatan media
pembelajaran untuk topic lainnya dalam mata pelajaran sains khususnya fisika
SMP.
DAFTAR PUSTAKA
Suastra, I W. 2009. Pembelajaran sains terkini. Singaraja: Universitas
Pendidikan Ganesha.
Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan
Menengah. Maret 2004. Media Pembelajaran
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22066/3/Chapter%20II.pdf