12
KERAPATAN JARINGAN Iswal Fajar Sultan G111 13 332 Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar, 2015 Abstrak Kerapatan merupakan perbandingan antara massa dan volume dari suatu senyawa. Makin besar volume dan massa dari suatu senyawa, makin kecil kerapatannya. Begitu juga sebaliknya, makin kecil volume dan massa suatu senyawa, kerapatannya makin besar. Tujuan dari praktikum Kerapatan jaringan buah dan sayur ini, yaitu untuk mengetahui tingkat kerapatan jaringan khususnya pada buah salak dan sayuran bayam,Bahan yang digunakan yaitu buah salak dan sayur bayam. Metode yang dignakan dalam praktikum ini adalah dengan , menimbang kemudian memisahkan bagian-bagian yang dikomsumsi dan yang tidak dikonsumsi pada buah maupun sayuran. Kemdian dimasukkan kedalam gelas volume yang telah disi dengan 300 ml air seabagai volume awal, kenaikan volumenya kemudian dikurangkan dengan nilai volume awal, hasil kurang tersebut menunukkan kerapatan jaringannya. Hasil yang diperoleh yaitu nilai kerapatan jaringan untuk salak pada bagian konsumsi yaitu 200 ml dan nilai kerapatan limbahnya yitu 90 ml, sedangkan pada bayam diperoleh nilai kerapatan untuk konsumsinya adalah 130 ml dan nilai kerapatan limbahnya adalah 170 ml. Pada Hasil ini menunjukkan nilai kerapatan jaringan buah salak untuk bagian konsumsi lebih besar dibandingkan bayam, sedangkan nilai kerapatan limbah salak lebih rendah daripada sayur bayam. Kata kunci : kerapatan jaringan, salak, bayam, volume konsumsi, volume limbah PENDAHULUAN Latar Belakang Di sekitar kita banyak sayur dan buah yang segar dengan warna- warna yang cantik. Dari warna itu ternyata bukan sekadar penghias saja, tapi juga menyiratkan kandungan nutrisinya. Menurut ahli nutrisi Marsuzi Iskandar dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia, warna pada sayuran mengisyaratkan kandungannya. Zat aktif

Laporan 2 Kerapatan Jaringan (FISPAN)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Jurnal Laporan Praktikum Kerapatan Jaringan

Citation preview

KERAPATAN JARINGANIswal Fajar SultanG111 13 332Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar, 2015Abstrak

Kerapatan merupakan perbandingan antara massa dan volume dari suatu senyawa. Makin besar volume dan massa dari suatu senyawa, makin kecil kerapatannya. Begitu juga sebaliknya, makin kecil volume dan massa suatu senyawa, kerapatannya makin besar. Tujuan dari praktikum Kerapatan jaringan buah dan sayur ini, yaitu untuk mengetahui tingkat kerapatan jaringan khususnya pada buah salak dan sayuran bayam,Bahan yang digunakan yaitu buah salak dan sayur bayam. Metode yang dignakan dalam praktikum ini adalah dengan , menimbang kemudian memisahkan bagian-bagian yang dikomsumsi dan yang tidak dikonsumsi pada buah maupun sayuran. Kemdian dimasukkan kedalam gelas volume yang telah disi dengan 300 ml air seabagai volume awal, kenaikan volumenya kemudian dikurangkan dengan nilai volume awal, hasil kurang tersebut menunukkan kerapatan jaringannya. Hasil yang diperoleh yaitu nilai kerapatan jaringan untuk salak pada bagian konsumsi yaitu 200 ml dan nilai kerapatan limbahnya yitu 90 ml, sedangkan pada bayam diperoleh nilai kerapatan untuk konsumsinya adalah 130 ml dan nilai kerapatan limbahnya adalah 170 ml. Pada Hasil ini menunjukkan nilai kerapatan jaringan buah salak untuk bagian konsumsi lebih besar dibandingkan bayam, sedangkan nilai kerapatan limbah salak lebih rendah daripada sayur bayam.Kata kunci : kerapatan jaringan, salak, bayam, volume konsumsi, volume limbahPENDAHULUANLatar BelakangDi sekitar kita banyak sayur dan buah yang segar dengan warna-warna yang cantik. Dari warna itu ternyata bukan sekadar penghias saja, tapi juga menyiratkan kandungan nutrisinya. Menurut ahli nutrisi Marsuzi Iskandar dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia, warna pada sayuran mengisyaratkan kandungannya. Zat aktif yang penting dalam sayur dan buah adalah fitokimia atau kelompok gizi pada tanaman dan flavonoid, senyawa

antioksidan.Sayur-sayuran merupakan nama yang diberi kepada makanan pokokyang dikonsumsi olehmanusia, tetapi tidak termasuk dalam kategoribuah-buahan,dan kacangan serta rempa-rempaBayam merupakan jenis sayuran hijau yang banyak mengandung protein, mineral, kalsium, zat besi, dan vitamin. Pada akar bayam dapat dijadikan obat untuk anti piretik, diuretic, anti toksik, obat diare, menyembuhkan bengkak, dan membersihkan darah sekaligus penambah darah, hal ini disebabkan bayam juga kaya akan zat besi (Bandini dan Azis, 1999).Bayam dapat tumbuh sepanjang tahun, dimana saja, baik didataran rendah maupun didataran tinggi. Pertumbuhan paling baik adalah pada tanah subur dan banyak sinar matahari. Suhu yang baik 25-360 C dan pH tanah antara 6-7. Waktu tanam terbaik pada awal musim kemarau. Bayam cabut biasanya dipanen apabila tinggi tanaman kira-kira 20 cm, yaitu pada umur 3 sampai dengan 4 minggu setelah tanam (Ariyanto, 2008). Bayam sangat toleran terhadap besarnya perubahan keadaan iklim. Faktor-faktor iklim yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman antara lain: ketinggian tempat, sinar matahari, suhu, dan kelembaban. Bayam dapat tumbuh di dataran tinggi maupun di dataran rendah. Ketinggian tempat yang optimum untuk pertumbuhan bayam yaitu kurang dari 1400 m dpl. Kondisi iklim yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bayam adalah curah hujan yang mencapai lebih dari 1500 mm/tahun, cahaya matahari penuh, suhu udara berkisar antara 17-28C, serta kelembaban udara berkisar anatara 50-60% (Lestari, 2009).Tanaman bayam dapat dicabut dengan akarnya ataupun dipotong pangkalnya. Sedangkan bayam petik biasanya mulai dapat dipanen pada umur 1 bulan sampai dengan 1,5 bulan dengan interval pemetikan seminggu sekali penanganan pasca panennya yaitu menempatkan bayam baru panen di tempat yang teduh atau merendamkan bagian akar ke dalam air dan pengiriman produk secepat mungkin untuk menjaga kesegarannya (Ariyanto, 2008). Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan. Buah seringkali memiliki nilai ekonomi sebagai bahan pangan maupun bahan baku industri karena di dalamnya disimpan berbagai macam produk metabolisme tumbuhan, mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, alkaloid, hingga terpena dan terpenoid (Sutrian, 2004). Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Jaringan dalam biologi adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Sekumpulan jaringan inilah yang akan membentuk suatu organ (Kartasapoetra, 2003).Kerapatan merupakan perbandingan antara massa dan volume dari suatu senyawa. Makin besar volume dan massa dari suatu senyawa, makin kecil kerapatannya. Begitu juga sebaliknya, makin kecil volume dan massasuatu senyawa, kerapatannya makin besar. Kebanyakan zat padat dan cairan mengembang sedikit bila dipanaskan dan menyusut sedikit bila dipengaruhi penambahan tekanan eksternal (Petrucci, 1997).Kerapatan jaringan pada buah dan sayur bervarasi, tergantung pada ketegangan, bentuk, ukuran dan keterikatan sel-sel serta adanya komponen-komponen jaringan penunjang. Komposisi jaringan tanaman mempunyai korelasi dengan mutu tekstural dan perbedaannya disebabkan oleh perbedaan kandungan zat pati, pektinat kalsium dan pektinattotal (Lestari,2015).Tanaman salak sefamili dengan kelapa (palmae), rendah, hampir tidak berbatang, tegak, berduri-duri, tingginya 1,5-5cm. Akar tanaman merupakan akar serabut, berbentuk silindris dengan diameter 6-8 mm. Daerah penyebarannya tidak luas, dangkal dan peka terhadap kekurangan air. Tanaman ini tumbuh baik jika ada pohon penaungnya, cocok dengan iklim yang basah, tidak tahan genangan air, serta memerlukan tanah gembur yang banyak mengandung bahan organik. Tanaman salak adalah tanaman asli Indonesia. Hampir disemua daerah di Indonesia ada tanaman salak, baik yang telah dibudidayakan maupun yang masih tumbuh liar dihutan. (Winarno, 2000).Tanaman salak mulai berbuah setelah berumur 2 tahun jika tanaman berasal dari cangkok dan 3-4 tahun jika tanaman berasal dari biji. Pemanenan dilakukan pada buah yang berumur 5-7 bulan setelah penyerbukan dengan cara memotong tandan buah. Salak yang telah matang kulitnya tampak bersih, mengkilat dan apabila dipegang tidak terasa kasar. Ujung kulit yang menempel pada tongkol terasa lunak jika ditekan (Purnomo,2001).Tanaman salak termasuk tanaman berumah dua. Pada satu tanaman hanya ada satu jenis bunga saja, jantan atau betina. Sehingga proses penyerbukannya membutuhkan bantuan manusia atau dapat pula dengan bantuan angin. Dalam penyerbukan buatan, satu tanaman salak jantan dapat membuahi 5-10 tanaman salak betina. Salak juga termasuk dalam salah satu buah-buahan unggulan nasional (Winarno, 2000).Penanganan pasca panen merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan terhadap suatu jenis komoditas buah setelah selesai panen untuk mengurangi kerusakan dan mempertahankan kualitas serta umur simpan buah tersebut. Tahapan penanganan pasca panen pada tanaman salak secara umum meliputi tahap pembersihan, penyortiran, pengkelasan, pengemasan, penyimpanan, serta tahap pengangkutan (Siregar, 2007).Berdasarkan pemaparan di atas, maka perlu dilakukan praktikum untuk mengetahui tingkat kerapatan jaringan pada buah dan sayuran.TujuanTujuan dari praktikum Kerapatan jaringan buah dan sayur ini, yaitu untuk mengetahui tingkat kerapatan jaringan khususnya pada buah salak dan sayuran bayam, selain itu praktikum ini juga mengajarkan agar kita mengetahui proses atau mekanisme pemasakan buah dan sayur.KegunaanKegunaan melakukan praktikum Kerapatan jaringan buah dan sayur yaitu adalah mengetuhi mekanisme akan jaringan buah dan sayur pada fase pra panen dan pasca panen baik buah salak dan sayuran bayamMETODOLOGIWaktu dan TempatPraktikum Kerapatan Jaringan dilaksanakan pada hari Senin, 3 Maret 2015 pukul 08.00 sampai selesai WITA, di Laboratorium 1 jurusan Agronomi fakultas pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.Alat dan BahanAdapun alat yang digunakan yaitu pisau, timbangan, gelas volume, alat tulis menulis serta kamera. Dan bahan yang digunakan yaitu buah salak dan sayuran bayamProsedur KerjaProsedur kerja praktikum ini yaitu:1. Menyiapkan bahan dan alat yang akan digunakan2. Menimbang berat awal pada buah salak dan sayur bayam. 3. Memisahkan bagian buah salak dan sayur bayam yang dikonsumsi dan Limbahnya.4. Menimbang berat yang di konsumsi dan Limbah dari buah salak dan sayur bayam5. Mengisi air gelas volume sebanyak 300 ml.6. Memasukkan bagian buah salak dan sayur bayam yang dikonsumsi dan Limbahnya yang sudah dipisahkan.7. Dan mengukur volume dari masing-masing perlakuanHASIL DAN PEMBAHASANHasilTabel.1 praktikum Kerapatan JaringanKomoditiVolume Awal (Volume Air)Volume bahan dalam gelas ukur berisi air

Salak (konsumsi)300 ml500 ml

Salak (Tidak Konsumsi)300 ml390 ml

Bayam (konsumsi)300 ml430 ml

Bayam (TIdak konsumsi)300 ml470 ml

Sumber : Data Primer Olahan 2015

Salak (Konsumsi)= 500 300 = 200 ml

Salak (Limbah)= 390 300 = 90 mlBayam (Konsumsi)= 430 300 =130 mlBayam (Limbah)= 470 300 = 170 mlPembahasanBerdasarkan hasil praktikum diketahui bahwa tingkat kerapatan jaringan untuk buah salak pada bagian yang dikonsumsi yaitu 200 ml, limbah yaitu 90 ml. Hal ini menunjukkan bahwa limbah salak lebih kecil daripada volume yang dikonsumsi. Sedangkan pada bayam diperoleh konsumsi 130 ml dan limbah 170 ml. Hal ini menunjukkan bahwa limbah sayur bayam lebih besar daripada bagian yang dikomsumsi. Dari hasil ini diketahui bahwa nilai volume konsumsi salak lebih besar dibandingkan konsumsi pada bayam. Hal ini sesuai dengan pendapat Lestari (2015) bahwa variasi-variasi tersebut di atas pada hakekatnya tergantung pada ketegangan, ukuran, bentuk dan keterikatan sel-sel, adanya jaringan penunjang dan komposisi dari tanamannya. Pada umumnya sayuran daun misalnya lebih berpori daripada sayuran lainnya atau buah-buahan. Hal ini disebabkan oleh renggangnya lapisan / jaringan tiang dan jaringan daging daun dalam sayuran daun.DAFTAR PUSTAKAAriyanto. 2008. Analisis Tata NiagaSayuran Bayam. [Skripsi] Institut Pertanian Bogor, BogorBandini, Y. dan N. Azis. 1999. Bayam. Penebar Swa-daya. Jakarta. 70 halaman.Kartasapoetra AG, 2003. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan (tentang sel dan jaringan). Bina Aksara; JakartaLestari, Noer Ayu. 2015. Susunan Selular Buah dan Sayur. Online. http://www.academia.edu/4843054/SUSUNAN_SELULAR_BUAH_DAN_SAYUR. Diakses pada tanggal 21 Maret 2015. Pukul 17.14 WITA.Petrucci, Ralph H and Willias S. Harwood. 1997. General Chemistry. New Jersey: Prentice Hall.Purnomo, H. 2001. Budidaya Salak Pondoh. Aneka Ilmu. Semarang. 70 hal.Rukmana, Rahmat. 1995. Bayam Bertanam dan Pengolahan Pascapanen. Kanisius. Yogyakarta.Siregar, W. L. S. 2007. Perancangan Kemasan Transportasi Buah Salak (Salacaa edulis) Berbahan Baku Pelepah Salak. Tesis. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 151 hal.Sutrian, Y. 2004. Pengantar anatomi Tumbuh-tumbuhan. Rineka Cipta, Jakarta.Winarno, 2000. Kebijakan pemerintah dalam pengembangan hortikultura Indonesia. Prosiding Seminar Sehari. Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional. Menggali potensi dan meningkatkan prospek tanaman hortikultura menuju ketahanan pangan. Pusat Konservasi Tumbuhan. Kebun Raya Bogor : 9 15.

LAMPIRAN 1 2 3 4

Keterangan Gambar; 1) volume konsumsi salak , 2) bagian konsumsi salak, 3) Volume konsumsi bayam 4) bagian konsumsi bayam

Laporan PraktikumFisiologi Pasca Panen

Kerapatan Jaringan

Nama: Iswal Fajar SultanKelas: CKelompok: 22Asisten: Rudianto Tangiloang

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS HASANUDDIN2015