14
BAB I PENDAHULUAN Hordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak mata, bagian atas maupun bagian bawah yang disebabkan oleh bakteri, biasanya oleh kuman Stafilokokus. 1 Data epidemiologi internasional menyebutkan bahwa hordeolum merupakan jenis penyakit infeksi kelopak mata yang paling sering ditemukan pada praktek kedokteran. Insidensi tidak bergantung pada ras dan jenis kelamin. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia, angka kejadian paling banyak ditemukan pada anak usia sekolah. Hordeolum dapat timbul pada satu kelenjar kelopak mata atau lebih. Kelenjar kelopak mata tersebut meliputi kelenjar Meibom, kelenjar Zeis dan Moll. 2-5 Dikenal bentuk hordeolum internum dan eksternum. Hordeolum eksternum merupakan infeksi pada kelenjar Zeis atau Moll. Hordeolum internum merupakan infeksi kelenjar Meibom dengan penonjolan terutama yang terletak di dalam tarsus. 1 Tanda-tanda hordeolum sangat mudah dikenali, yakni nampak adanya benjolan pada kelopak mata bagian atas atau bawah, 1

Lapkas Hordeolum Jeje

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

Hordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak mata, bagian atas maupun bagian bawah yang disebabkan oleh bakteri, biasanya oleh kuman Stafilokokus.1 Data epidemiologi internasional menyebutkan bahwa hordeolum merupakan jenis penyakit infeksi kelopak mata yang paling sering ditemukan pada praktek kedokteran. Insidensi tidak bergantung pada ras dan jenis kelamin. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia, angka kejadian paling banyak ditemukan pada anak usia sekolah. Hordeolum dapat timbul pada satu kelenjar kelopak mata atau lebih. Kelenjar kelopak mata tersebut meliputi kelenjar Meibom, kelenjar Zeis dan Moll.2-5Dikenal bentuk hordeolum internum dan eksternum. Hordeolum eksternum merupakan infeksi pada kelenjar Zeis atau Moll. Hordeolum internum merupakan infeksi kelenjar Meibom dengan penonjolan terutama yang terletak di dalam tarsus.1 Tanda-tanda hordeolum sangat mudah dikenali, yakni nampak adanya benjolan pada kelopak mata bagian atas atau bawah, berwarna kemerahan. Gejala disertai dengan rasa sakit dan mengganjal dan nyeri bila ditekan. Nyeri yang dirasakan berupa rasa terbakar, menusuk atau hanya berupa perasaan tidak nyaman. Kadang mata berair dan peka terhadap sinar. Adakalanya nampak bintik berwarna keputihan atau kekuningan disertai dengan pembengkakan kelopak mata. Hordeolum dapat membentuk abses di kelopak mata dan pecah dengan mengeluarkan nanah.2,3,5,6Hordeolum internum atau radang kelenjar Meibom memberikan penonjolan terutama ke daerah konjungtiva tarsal. Hordeolum internum biasanya berukuran lebih besar dibanding hordeolum eksternum. Hordeolum eksternum tonjolan ke arah kulit, ikut dengan pergerakkan kulit dan mengalami supurasi, memecah sendiri ke arah kulit.1,5Pada umumnya hordeolum dapat sembuh sendiri (self-limited). Namun tak jarang memerlukan pengobatan secara khusus, obat topikal dan antibiotik topikal maupun obat antibiotika sistemik.2,3 Jika tidak membaik perlu dilakukan insisi pada daerah abses dengan fluktuasi terbesar. Hordeolum dapat dicegah dengan cara mencuci tangan terlebih dahulu ketika hendak menyentuh mata atau kelopaknya.1-3Penyulit hordeolum dapat berupa selulitis palpebra yang merupakan radang jaringan ikat jarang palpebra di depan septum orbita dan abses palpebra.1Prognosis umumnya baik, karena proses peradangan pada hordeolum bisa mengalami penyembuhan dengan sendirinya, asalkan kebersihan daerah mata tetap dijaga dan dilakukan kompres hangat pada mata yang sakit serta terapi yang sesuai.7

BAB IILAPORAN KASUS

IDENTITASSeorang penderita perempuan, usia 22 tahun, pekerjaan mahasiswa, alamat Teling, agama Kristen Protestan, suku Minahasa, datang ke poliklinik mata RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou pada tanggal 18 Maret 2015 dengan keluhan utama benjolan pada kelopak dalam mata kiri.

ANAMNESISBenjolan pada kelopak mata bagian dalam pada mata kiri dialami sejak 1 minggu yang lalu. Awalnya berupa benjolan kecil kemerahan kemudian semakin lama semakin besar sehingga kelopak mata bagian dalam pada mata kiri menjadi merah dan bengkak. Benjolan disertai rasa gatal dan sakit saat menutup mata. Penderita tidak mengalami gangguan penglihatan. Sebelumnya penderita telah menggunakan obat tetes mata tanpa resep dokter. Riwayat sakit mata sebelumnya disangkal oleh penderita. Tidak ada riwayat trauma pada mata. Riwayat penyakit hipertensi, DM, asam urat, ginjal disangkal penderita. Riwayat penyakit keluarga hanya penderita yang sakit seperti ini.

PEMERIKSAAN FISIKStatus Generalis Keadaan umum: Baik Kesadaran: Kompos mentis Tekanan darah: 120/80 mmHg Nadi: 84 x/menit Respirasi: 20 x/menit Suhu: 36,2oC Kepala: Tidak ada kelainan Thoraks: Jantung dan paru dalam batas normal Abdomen: Datar, lemas, BU(+) normal, hepar dan lien tidak teraba Ekstrimitas : Hangat

Status PsikiatriSikap penderita kooperatif, selama perawatan diruangan ekspresi wajah dan sikap yang ditunjukan cukup baik.

Status NeorologisMotorik dan sensorik normal, refleks fisiologis (+), refleks patologis (-)

Status OftalmologisPemeriksaanOD (Okulus Dextra)OS (Okulus Sinistra)

Visus6/66/6

TIO14,6 mmHg14,6 mmHg

Segmen Anterior

SupersiliaRontok (-), Trikiasis (-)Rontok (-), Trikiasis (-)

PalpebraHiperemis (-), benjolan (-)Hiperemis(+), benjolan (+)

KonjungtivaInjeksi (-)Injeksi (-)

SkleraNormalNormal

KorneaJernihJernih

COANormalNormal

IrisNormalNormal

PupilBulatBulat

Refleks Cahaya++

LensaJernihJernih

PalpasiNyeri tekan (-), benjolan mobile (-), fluktuasi (-)Nyeri tekan (+), benjolan mobile (-), fluktuasi (-)

Segmen Posterior

Refleks Fundus(+) Uniform(+) Uniform

PapilBulat, batas tegas, CDR < 0.3, warna vitalBulat, batas tegas, CDR < 0.3, warna vital

Retinadbndbn

MakulaRefleks fovea (+) normalRefleks fovea (+) normal

RESUMESeorang penderita perempuan, 22 tahun datang ke poliklinik mata RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou tanggal 18 Maret 2015 dengan keluhan utama benjolan pada kelopak mata bagian dalam pada mata kiri sejak 1 minggu yang lalu, disertai rasa gatal dan sakit saat menutup mata. Riwayat menggunakan obat tetes mata (+).Pemeriksaan fisik Status Generalis: dalam batas normal.Status Oftalmologis Visus ODS: 6/6 Segmen anterior OD: dalam batas normal Segmen anterior OS: Palpebra : Edema (+); Benjolan (+) ukuran 0,3x0,2cm menonjol ke dalam, konsistensi kenyal, batas tegas, hiperemi (+), mobile (-), nyeri tekan (+), fluktuasi (-) Conjungtiva : Injeksi (-) Kornea : Jernih Segmen Posterior ODS: dalam batas normal

DIAGNOSISHordeolum Internum Palpebra Superior Okulus Sinistra

TERAPI Kompres hangat 10 menit, 3 kali sehari Doksisiklin 100 mg 2 kali sehari Asam Mefenamat 500 mg 3 kali sehari Gentamisin salep mata 4 x1 aplikasi per hari

Anjuran: Hindari terlalu banyak menyentuh daerah yang sakit Menjaga kebersihan daerah mata Kontrol poliklinik mata

BAB IIIPEMBAHASAN

Diagnosis pada pasien ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik mata (oftalmologi). Dari anamnesis pada pasien ini didapatkan data berupa adanya benjolan pada kelopak mata atas bagian dalam pada mata kiri. Benjolan ini awalnya kecil berwarna kemerahan dan bengkak pada kelopak mata atas. Benjolan ini kemudian semakin membesar dan disertai nyeri terutama bila tersentuh. Keadaan ini sesuai dengan kepuustakaan yang mengatakan bahwa hordeolum awalnya hanya berupa benjolan kecil yang berwarna kemerahan yang makin lama makin membesar disertai nyeri bila tertekan. Benjolan ini menjadi besar dan mengalami reaksi radang akibat infeksi kuman stafilokokus atau streptokokus pada kelenjar Meibom.8-11Dari pemeriksaan oftalmologi didapatkan adanya edema dan hiperemi pada palpebra superior okulus sinistra. Benjolan menonjol ke arah kulit konjungtiva tarsal tanpa pergerakan kulit. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa hordeolum internum merupakan infeksi pada kelenjar Meibom sehingga ia bertumbuh ke arah konjungtiva tarsal, tidak ikut bergerak dengan pergerakan kulit, dan tidak memecah sendiri.Penanganan pada pasien yaitu dengan kompres hangat selama 10 menit sebayak 3 kali sehari yang dilanjutkan dengan pemberian antibiotik topikal berupa gentamisin salep mata yang dioleskan 3 kali sehari. Maksud pemberian kompres hangat yaitu untuk mempercepat peradangan kelenjar sampai nanah keluar. Sedangkan pemberian antibiotika topikal adalah untuk mengobati infeksi akibat kuman stafilokokus atau streptokokus. Apabila dengan terapi konservatif tidak ada perbaikan atau nanah tidak dapat keluar maka dapat dilakukan tindakan operatif berupa insisi untuk mengeluarkan nanah pada benjolan sejajar dengan margo palpebra.Prognosis pada penderita ini adalah baik, karena pada kasus ini hordeolum masih kecil sehingga proses peradangan pada hordeolum masih bisa mengalami penyembuhan dengan sendirinya.Pada penderita juga dianjurkan untuk menghindari terlalu banyak menyentuh daerah yang sakit dan menjaga kebersihan daerah mata untuk mempercepat penyembuhan penyakit dan mencegah terjadinya infeksi sekunder. Penderita dianjurkan untuk kontrol ke poliklinik mata untuk memantau perkembangan penyakit dan keberhasilan terapi.

BAB IVPENUTUP

Diagnosis ditegakkan dari anamnesis yaitu ditemukan adanya benjolan pada kelopak mata kiri atas sejak 1 minggu yang lalu, juga ditemukan adanya edema, hiperemi, dan nyeri pada pemeriksaan oftalmologi. Dengan adanya tanda-tanda demikian maka dapat ditegakkan diagnosis yaitu hordeolum internum palpebra superior okulus sinistra.Demikian telah dilaporkan suatu kasus dengan diagnosis hordeolum internum palpebra superior okulus sinistra yang mencakup diagnosis, pemeriksaan oftalmologis, penanganan dan prognosisnya.

DAFTAR PUSTAKA1. Ilyas Sidarta H. Hordeolum. Dalam : Ilmu Penyakiy Mata. Edisi keempat. Balai Penerbit FKUI. Jakarta, 20042. Wijan N. Palpebra. Dalam : Ilmu Penyakit Mata. Cetakan kelima. Jakarta, 19893. The Merck Manual Of Diagnosis And Therapy. McKinley Healt Center. University Of Illionis. 17th Edition, 19994. Sahta RV. Hordeolum. 2010. Available from : http://drshafa.wordpress.com/2010/03/09/jordeolum/.5. Michael JB. Hordeolum. 2010. Available from : http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=enIid&u=http://emedicine.medscape.com/article/798940-overview.6. Ehrenhaus M.P. MD. Hordeolum Treatment, Managemen & Clinical presentation. 20127. Ilyas HS. Hordeolum. Dalam : Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. Balai Penerbit FKUI. Jakarta, 2005 : hal. 45-468. Ilyas HS. Hordeolum. Dalam : Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. Balai Penerbit FKUI. Jakarta, 2004 : 92-4. 9. Alendraxis G. Hordeolum. Available from : http://www.emedicine.com/htm. Last 10. Ilyas HS. Hordeolum. Dalam : Ilmu Perawatan Mata. Sagung Seto. Jakarta, 2004 : 96-7.11. Bessette M. Hordeolum and Stye. Available from : http://www.Emedicine. com/htm.

9