Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KURIKULUM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
JENJANG DOKTOR (S-3)
TAHUN 2018
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2019
A. IDENTITAS
1 Nama Program Studi,
Jenjang Pendidikan Kewarganegaraan (S3)
2 Alamat Jalan Dr. Setia Budhi 229 Bandung
3 Kabupaten/Kota Bandung
4 Kode Pos 40154
5 Nomor Telepon 022 2004985
6 Nomor Faksimile 022 2004985
7 Alamat E-mail [email protected]
8 Alamat Website www.pkn.upi.edu
9 Gelar yang diberikan Doktor Pendidikan (DR)
10 Tahun dan SK Pendirian 2008 / 4879/H40/PP/2008
11 Tahun dan SK Akreditasi
1) 009/BAN-PT/Ak-XI/S3/VII/2012
2) 2017 dan No. 3103/SK/BAN-
PT/Akred/D/VIII/2017
B. PIMPINAN PRODI
1 Nama Prof. Dr. H. Dasim Budimansyah,M.Si
2 Jabatan Ketua Departemen/Program Studi
3 No. SK Penugasan 6838/UN40/KP/2019
4 Tanggal Mulai Penugasan 24 Juli 2019
5 Tanggal Selesai Penugasan 23 Juli 2023
6 No Kontak Pimpinan Prodi 08179208764
C. RASIONAL
Secara historis, Departemen/Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan (istilah
Departemen mengacu pada Statuta UPI/ PP No. 15 Tahun 2014 tentang UPI sebagai
Perguruan Tinggi Badan Hukum) merupakan salah satu departemen tertua di lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia. Departemen ini lahir hampir bersamaan dengan lahirnya
Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) sebagai cikal bakal lahirnya IKIP Bandung
(sekarang UPI) di mana PTPG dilahirkan tanggal 20 Oktober 1954. Pendirian Departemen
PKn tersebut didasarkan atas Keputusan Menteri Pengajaran dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 35742 tertanggal 1 September 1954 dengan nama Jurusan Ekonomi Hukum
Negara.
Secara yuridis, keberadaan Departemen/Prodi Pendidikan Kewarganegaraan saat ini
mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2014 (PP No.15/2014) tentang Statuta
Universitas Pendidikan Indonesia Perguruan Tinggi Negeri badan hukum (PTNbh) Pasal 25
ayat 2 (g) yang menegaskan bahwa “Rektor bertugas membuka dan menutup Departemen,
Program Studi, dan unit-unit akademik lainnya dengan memperhatikan pertimbangan Senat
Akademik (SA). Hal ini sejalan dengan ketentuan Pasal 40 ayat 1 (d) bahwa Senat Akademik
bertugas memberi pertimbangan dalam pembukaan dan penutupan Departemen dan Program
Studi.
Secara akademis, Departemen/Prodi Pendidikan Kewarganegaraan (disingkat PKn)
adalah sebuah pendidikan disiplin ilmu dengan pendekatan multidisipliner dengan ilmu
politik, hukum dan pendidikan sebagai substansi kajian utama dan Pancasila sebagai content
dan core values serta kaidah fundamental bangsa yang diorganisir dan ditransaksi melalui
proses pendidikan secara ilmiah, pedagogis, dan psikologis untuk tujuan pendidikan nasional,
yakni warga negara yang beriman, berakhlak mulia, cerdas, terampil, kreatif, mandiri,
demokratis, bertanggung jawab, serta memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air dan
Pancasialis. Norma dasar (grundnorm dan central of believe) PKn adalah Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, didukung oleh seluruh
unsur-unsur ilmu-ilmu sosial, budaya dan sejarah perjuangan bangsa dan spirit Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia serta ilmu pengetahuan, teknologi dan nilai-nilai keagamaan sebagai
penciri kehidupan masyarakat Indonesia.
PKn adalah sebuah synthetic discipline atau Integrated Knowledge System sebagai
bagian dari studi interdisipliner dan multidisipliner bahkan transdisipliner dari ilmu-ilmu
sosial dan humaniora serta nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan. Untuk mengembangkan
PKn sebagai pendidikan disiplin ilmu maka kajian PKn didukung oleh filsafat knowledge as
power dan education as power untuk tujuan pendidikan. Istilah yang digunakan di luar negeri
khususnya di Eropa (Eropa Kontinental) dan Amerika (Anglo Saxon) bahkan Asia Pasifik
adalah“Civic Education dan Citizenship Education”(Pendidikan Kewarganegaraan). Ide-ide
dasar pendidikan disiplin PKn ini disusun dengan rumusan berbagai macam generalisasi yang
diuji tingkat kebenarannya dan tinggi spirit kebangsaannya dalam hidup berbangsa dan
bernegara serta dinamika globalisasi. Dengan demikian pendidikan disiplin PKn ini secara
akademis akan dapat dipertanggungjawabkan dalam pengembangannya.
Dilihat dari jenjang pendidikan, Departemen/Prodi PKn FPIPS UPI telah memiliki
program studi PKn Jenjang S-1 (berdiri sejak 1954), S-2 (berdiri sejak 2005) dan S-3 (berdiri
sejak 2008). Khusus pada jenjang Doktor (S3) Program studi PKn telah memberlakukan dua
Kurikulum, yakni tahun 2006 dan 2013 sejalan dengan perkembangan kurikulum yang
berlaku di UPI. Dengan memeprtimbangkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang begitu cepat sejak memasuki Abad 21 yang dikenal dengan era disrupsi atau era
milenial atau era digital, yang berdampak perubahan terhadap kebutuhan masyarakat dan
tantangan global, maka kurikulum sebagai unsur inti dalam pendidikan (the heart of
education), menuntut pula perubahan kurikulum bagi Prodi PKn Jenjang Doktor (S3) untuk
menyesuaikannya. Penyesuaian kurikulum bagi Prodi PKn merupakan keniscayaan agar
secara keilmuan PKn tetap eksis dan diterima oleh masyarakat Indonesia sebagai program
studi yang mampu menjawab tuntutan dan tantang jaman serta mampu memperkuat keilmuan
PKn dan Pancasila sebagai landasan idiil bangsa Indonesia.
Dengan demikian, memasuki Abad ke-21 yang dalam perkembangan kehidupan
politik bangsa Indonesia dikenal sebagai era reformasi, kedudukan Pendidikan
Kewarganegaraan semakin mendapat tempat yang kokoh baik dalam peraturan perundang-
undangan negara Republik Indonesia maupun sebagai tuntutan keterampilan abad 21 (21st
century skills). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan bahwa: “(1) Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat; (b)
pendidikan kewarganegaraan”, dan "(2) Kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat (b)
pendidikan kewarganegaraan” (Pasal 37). Hasil kajian para ahli yang memperhatikan
perkembangan iptek dan tuntutan masyarakat, dalamPartnership 21st Century Skills (2003)
telah menempatkan civic sebagai salah satu the core subjects di Abad 21.
Perlunya penyesuaian kurikulum program studi PKn Doktor (S3) setelah
memperhatikan sejumlah sistem regulasi atau peraturan perundang-undangan. Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi Pasal 35 ayat
(1) menyatakan bahwa Kurikulum pendidikan tinggi merupakan seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan ajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan Pendidikan Tinggi.
Selanjutnya pada Pasal 35 ayat (2) dinyatakan bahwa Kurikulum Pendidikan Tinggi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikembangkan oleh setiap Perguruan Tinggi dengan
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi untuk setiap Program Studi yang
mencakup pengembangan kecerdasan intelektual, akhlak mulia, dan keterampilan. Pada tahap
realisasi, khususnya, di Universitas Pendidikan Indonesia, pengembangan kurikulum
dilaksanakan oleh tiap program studi yang ada di UPI. Program studi PKn jenjang Doktor
(S3) sebagai bagian dari Universitas Pendidikan Indonesia memiliki kewenangan dan oleh
karena itu selalu melakukan pembaharuan/ penyesuaian, evaluasi, dan revisi melalui proses
analisis terhadap kurikulum agar selalu aktual, terkini (up to date) dan relevan dengan
tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan masyarakat serta ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sejalan dengan ketentuan di atas, Program studi PKn sudah selayaknya selalu
mengembangkan kurikulum, mengevaluasi, dan memperbaiki/ memperbaharuinya yang
meliputi tujuan, isi, dan bahan ajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan Pendidikan Tinggi. Selain
itu, pada Pasal 33 ayat (2) dinyatakan bahwa Program Studi memiliki kurikulum dan metode
pembelajaran sesuai dengan program Pendidikan. Dengan demikian, Program studi PKn
melakukan reviu terhadap kurikulum sesuai dengan ketentuan di atas serta kebijakan
Pemerintah lainnya dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan dan
kebutuhan kehidupan masyarakat, tuntutan global, dunia kerja serta pengembangan keilmuan,
bahkan kerjasama dengan perguruan tinggi di luar negeri.
Dengan mengacu pada ketentuan dan kebijakan di atas, maka peninjauan Kurikulum
Program Studi PKn UPI yang dilakukan secara berkesinambungan dan berkelanjutan perlu
mempertimbangkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 8 tahun 2012 dan peraturan yang berlaku di Universitas Pendidikan
Indonesia.
D. PROFIL PROGRAM STUDI
Program studi Pendidikan Kewarganegaraan Jenjang Doktor (S3) didirikan pada
tanggal 15 Agustus 2008 berdasarkan Surat Keputusan Rektor UPI Badan Hukum Milik
Negara (BMHN) Nomor:4879/H40/PP/2008. Prodi PKn jenjang Doktor (S3) UPI merupakan
program studi PKn pertama di Indonesia dan sampai saat ini belum ada di Universitas lain di
Indonesia. Pendirian prodi ini dilandasi oleh pemikiran dan pertimbangan dari para dosen
senior tahun 2007 dan 2008, khususnya inisiasi dari Prof. Drs. Achmad Kosasih Djahiri, Prof.
HM. Nu’man Somantri, M.Sc.Ed., Prof. Dr. H Endang Sumantri, M.Ed., Prof. Dr. Abdul
Azis Wahab, MA., dan Prof. Dr. Dasim Budimansyah, M.Si. selaku Ketua Program Studi
PKnjenjang Magister PKn (S2) yang sekaligus sebagai penyusun proposal serta memberi
penjelasan di hadapan Senat Akademik UPI. Proposal pendirian Program Studi Doktor PKn
(S3) yang sebelumnya telah mendapat persetujuan melalui rapat Dewan Dosen Jurusan PKn
FPIPS UPI serta persetujuan dari Senat Akademik mendapat penetapan Rektor UPI tahun
2008 melalui SK Nomor:4879/H40/PP/2008. Pada tahun 2008 itulah berdiri Program Studi
Pendidikan Kewarganegaraan jenjang Doktor (S3) pertama di Indonesia. Nama
(nomenklatur) program studi jenjang Doktor di UPI sejak pendirian hingga saat ini tidak
mengalami perubahan, yakni Pendidikan Kewarganegaraan.
Sejak didirikan tahun 2008, Prodi PKn jenjang Doktor (S3) UPI telah diakreditasi
oleh BAN PT sebanyak 2 kali, yang pertama tahun 2012. BAN PT mengakreditasi dan
menetapkan Nilai A (362), sangat baik, untuk Prodi Doktor PKn dengan (SK No. 009/BAN-
PT/Ak-XI/S3/VII/2012 tanggal 27 Juli 2012. Akreditasi yang kedua (reakreditasi/terakhir)
oleh BAN PT tahun 2017 dan menetapkan Nilai A (367), sangat baik dengan SK Nomor
3103/SK/BAN-PT/Akred/D/VIII/2017. SK ini berlaku hingga bulan Agustus 2022.
Bidang kajian Pendidikan Kewarganegaraan merupakan bidang multi facet, dalam arti
multidisipliner, interdisipliner dan transdisipliner memerlukan bidang kajian dan kepakaran
dosen yang berasal dari beragam disiplin keilmuan, terutama dua disiplin ilmu utama yakni
Politik dan Hukum, selain disiplin ilmu-ilmu sosial lainnya, seperti humaniora, ilmu
pendidikan, yang dikemas secara ilmiah, pedagogik dan psikologis menggunakan pendekatan
integratif (integrated knowledge system). Kepakaran keilmuan yang dimiliki oleh prodi PKn
meliputi bidang politik, hukum, sosiologi, ekonomi, tata negara, administrasi negara,
komunikasi politik, pendidikan kewarganegaraan, pendidikan IPS, pendidikan nilai dan
moral, dan pendidikan umum.
Potensi pengembangan PKn sesuai dengan konteks ke-Indonesiaan sangat besar bila
digali secara seksama pada tingkat program studi jenjang Doktor (S3) yang pada gilirannya
akan memberikan manfaat terutama untuk menghasilkan lulusan yang dapat memperkuat
integrasi bangsa, semangat kebangsaan, patriotisme, cinta tanah air yang pada akhirnya akan
melahirkan warga negara yang cerdas dan baik (smart and good citizens). Secara khusus,
program studi PKn jenjang Doktor menghasilkan: (1) tenaga pendidik (dosen) untuk jenjang
sarjana (S1, S2, S3) dalam bidang pendidikan kewarganegaraan dan Pancasila baik sebagai
dosen MKU maupun dosen di program studi PKn/PPKn yang mendidik calon guru
PKn/PPKn untuk jenjang SMP/MTs dan SMA/MA/SMK/MAK; (2) tenaga ahli dan peneliti
PKn yang mampu memberikan pemikiran dan gagasan serta karya ilmiah hasil kajian dan
riset yang melahirkan kerangka teori dan epistemologi pendidikan kewarganegaraan untuk
pengembangan keilmuan PKn dan pemecahan masalah kehidupan kewarganegaraan dan
kebangsaan Indonesia serta dalam pergaulan antarbangsa.
Sebuah disiplin ilmu dapat berkembang bila memiliki komunitas akademik yang
solid, kokoh, dan mapan. Artinya, pengembangan program studi perlu memiliki wadah
pengembangan keilmuan yang lebih luas dan inklusif dengan perkembangan umat manusia
sehingga keluarannya baik berupa kemampuan profesional maupun substansi keilmuannya
semakin berkembang dan diterima oleh masyarakat serta dapat dimanfaatkan bagi
pengembangan peradaban umat manusia. Untuk mencapai kemajuan dan arah PKn sebagai
bidang keilmuan dan keprofesionalan, program studi PKn telah merintis pendirian asosiasi
profesi dalam bidang pendidikan kewarganegaraan tahun 2011 dengan nama Aosiasi Profesi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Indonesia (AP3KnI). Pimpinan prodi PKn UPI
telah menjadi pionir dan memiliki peran utama di jajaran pimpinan pusat yang berkedudukan
di Bandung karena telah banyak berkontribusi dalam membentuk dan mengembangkan
AP3KnI sehingga sampai saat ini telah berdiri 22 pengurus wilayah yang tersebar di
Indonesia mulai dari Provinsi Aceh hingga Papua. Selain itu, Prodi PKn UPI telah
menginisiasi pendirian Forum Prodi PPKn Indonesia yang berhasil dideklarasikan di
Yogyakarta tahun 2016. Sampai saat ini Ketua Prodi PKn UPI menjadi ketua Forum Prodi
PPKn Indonesia (ex officio) dengan anggota sebanyak 80 pimpinan prodi PPKn dari 120
universitas yang ada di Indonesia. Dalam perkembangannya hingga saat ini Prodi PKn UPI
telah juga menjalin kerjasama dengan sejumlah lembaga negara meliputi MPR RI, DPR RI,
MK, KPK, sejumlah Pemda Kabupaten/Kota di Jawa Barat dan instansi di luar negeri seperti
Universiti Sains Malaysia (Penang), Universiti Kebangsaan Malaysia (Kualalumpur),
Universiti Pendidikan Sultan Idris (Kualalumpur), Tamassat University (Bangkok). Bentuk
kegiatan kerjasama yang telah dilaksanakan dengan instansi di luar negeri tersebut meliputi
joint seminar dan konferensi internasional yang menghasilkan prosiding internasional
terindeks.
E. VISI DAN MISI
Visi
Menjadi program studi pelopor dan unggul dalam menghasilkan ahli Pendidikan
Kewarganegaraan yang memiliki rasa kebangsaan, cinta tanah air (patriotik), dan
Pancasilais.
Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan Magister dan Doktor Pendidikan Kewarganegaraan
yang berorientasi pada penguasaan pengetahuan ilmu kewarganegaraan, politik,
hukum, ekonomi, kenegaraan, sejarah perjuangan bangsa, nilai, moral, budaya dan
filsafat Pancasila, dan riset selaras dengan perkembangan kehidupan sosial dan
politik nasional dan global.
2. Melakukan kajian pilar-pilar kebangsaan yang meliputi Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945), Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika dengan permasalahannya
menggunakan pendekatan inter-, multi- dan transdisipliner.
3. Melakukan kajian Pendidikan Kewarganegaraan sebagai disiplin ilmu terintegrasi,
synthetic discipline, atau pendidikan disiplin ilmu dan aplikasinya untuk
pengembangan keahlian dalam bidang Pendidikan Kewarganegaraan.
4. Membangun kerjasama dan jejaring dalam rangka penyelenggaraan dan
pengembangan pendidikan Magister dan Doktor Pendidikan Kewarganegaraan agar
dapat berperan dan berkembang sebagai tenaga ahli atau akademisi yang
berkemampuan memecahkan masalah pendidikan kewarganegaraan yang kompleks
melalui pendekatan inter-, multi- dan transdisipliner.
5. Menyelenggarakan pelatihan, penataran, dan pelayanan konsultasi program-program
Pendidikan Kewarganegaraan bagi masyarakat.
F. TUJUAN
1. Menghasilkan tenaga ahli Pendidikan Kewarganegaraan yang patriotik dan
Pancasilais yang mampu memecahkan masalah-masalah pendidikan
kewarganegaraan yang kompleks melalui pendekatan inter-, multi, dan
transdisipliner, dicirikan dengan dihasilkannya karya yang berpotensi untuk
diaplikasikan dalam memecahkan masalah-masalah kewarganegaraan tersebut.
2. Menghasilkan tenaga ahli Pendidikan Kewarganegaraan yang memiliki komitmen
terhadap pelaksanaanPancasila, UUD Negara RI Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika sertamampu melakukan analisis
terhadap permasalahan kewarganegaraan menggunakan pendekatan inter-, multi,
dantransdisipliner.
3. Menghasilkan model, metode, dan/atau pengembangan teori yang akurat, teruji,
inovatif tentang pendidikan kewarganegaraan yang menyangkut domain akademik,
kurikuler, dan sosiokultural, yang secara saintifik dapat dipublikasikan pada jurnal
ilmiah (terakreditasi) nasional dan/atau jurnal internasional terindeks.
4. Menghasilkan berbagai bentuk kerja sama dan jejaring dalam rangka
penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan Doktor Pendidikan
Kewarganegaraan yang berkontribusi dalam merencanakan sebuah peta jalan riset
(road map) dan/atau riset dan pengembangan melalui pendekatan inter-, multi, dan
transdisipliner.
5. Memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang kepemimpinan kelompok kerja,
pengelolaan, pelatihan, penataran, konsultasi, dan evaluasi atas pelaksanaan program
yang berada di bawah tanggung jawabnya.
G. PROFIL LULUSAN
Profil Lulusan Deskripsi
Pendidik (Dosen) PKn Orang yang memiliki kompetensi untuk mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, mengevaluasi,
dan mengembangkan pendidikan dan pembelajaran PKn di
perguruan tinggi jenjang S1, S2, S3.
Peneliti (Ahli) PKn Orang yang memiliki kompetensi untuk meneliti masalah-
masalah yang terkait substansi dan pembelajaran pendidikan
kewarganegaraan, kurikulumPKn pendidikan dasar,
menengah dan tinggi termasuk masalah-masalahhukum dan
politik yang terkait dengankewarganegaraan.
H. CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. SIKAP
S1 bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius;
S2 menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan
agama,moral, dan etika;
S3 berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila;
S4 berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki
nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa;
S5 menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta
pendapat atau temuan orisinal orang lain;
S6 bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat
dan lingkungan;
S7 taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara;
S8 menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;
S9 menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara
mandiri; dan
S10 menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan.
S11 Bersikap dan berperilaku ilmiah, edukatif dan religius
2. PENGETAHUAN(dirumuskan sesuai prodi)
P1 filsafat, teori, dan metodologi pendidikan kewarganegaraan yang menjadi muatan
kurikulum dan proses pembelajaran dan/atau pembudayaansebagai spesialisasi
atau bidang kinerja profesional dalam konteks pendidikan dasar, menengah dan
tinggi dan/atau masyarakat melalui pendekatan secara inter-, multi- atau
transdisipliner;
P2 menguasai teori, struktur, dan metode pendidikan kewarganegaraan secara
mendalam khususnya spirit keilmuan kewarganegaraan, hukum, politik
kenegaraan, sejarah perjuangan bangsa, dan disiplin lainnya yang relevan dan
koheren dengan kebutuhan pengembangan kompetensi sebagai peneliti dan
pendidik kewarganegaraan;
P3 isu-isu dan/ atau perkembangan pendidikan kewarganegaraan mutakhir meliputi
bidang ideologi, politik, hukum, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan
dan agama, dalam konteks lokal, nasional, regional, dan global;
P4 konsep, prinsip, dan aplikasi psikologi, pedagogi, dan komunikasi untuk
pendidikan formal atau pemberdayaan masyarakat yang meliputi perkembangan
peserta didik, teori belajar dan pembelajaran, penilaian hasil belajar, teknologi
pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di sekolah atau dalam
masyarakat;
P5 konsep dan paradigma penelitian untuk pengembangan pendidikan Pancasila dan
kewarganegaraan melalui pendekatan inter-, multi, dan transdisipliner di jenjang
pendidikan dasar, menengah, dan tinggi atau dalam masyarakat; dan
P6 metode integrasi tekno-pedagogi-dan konten dalam Pendidikan (techno-
pedagogical content knowledge-(TPAC) dalam Pendidikan Kewarganegaraan.
3. KETERAMPILAN UMUM
KU1 mampu mengembangkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif dalam
penerapan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai
bidang keahliannya dalam rangka menghasilkan prototipe, karya desain, produk
seni, atau inovasi teknologi bernilai tambah, menyusun konsepsi ilmiah atau karya
berdasarkan kaidah, tata cara, dan etika ilmiah dalam bentuk tesis atau bentuk lain
yang setara, dan diunggah dalam laman perguruan tinggi, serta karya yang dipresentasikan atau dipamerkan;
KU2 mampu melakukan validasi akademik atau kajian sesuai bidang keahliannya dalam
menyelesaikan masalah di masyarakat atau industri yang relevan melalui
pengembangan pengetahuan dan keahliannya;
KU3 mampu menyusun ide, pemikiran, dan argumen teknis secara bertanggung jawab
dan berdasarkan etika akademik, serta mengkomunikasikannya melalui media
kepada masyarakat akademik dan masyarakat luas;
KU4 mampu mengidentifikasi bidang keilmuan yang menjadi obyek penelitiannya dan
memosisikan ke dalam suatu skema penyelesaian masalah yang lebih menyeluruh
dan bersifat interdisiplin atau multi disiplin;
KU5 mampu mengambil keputusan dalam konteks menyelesaikan masalah penerapaan
teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora berdasarkan
kajian ekperimental terhadap informasi dan data;
KU6 mampumengembangkan, mengelola, dan meningkatkanmutu kerja sama baik
di lembaganya maupun lembaga lain, dengan mengutamakan kualitas hasil dan
ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan;
KU7 mampu meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri; dan
KU8 mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan
kembali data prototype, karya desain atau produk seni dalam rangka menjamin
kesahihan dan mencegah plagiasi.
4. KETERAMPILAN KHUSUS
KK1 menggunakan teori, prinsip, prosedur, dan metode keilmuan serta nilai, norma, dan
moral yang menjadi muatan kurikulum dan proses pembelajaran dan/atau
pembudayaan dalam konteks pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan di
jenjang pendidikan dasar, menengah, dan tinggi dan/atau masyarakat;
KK2 memanfaatkan konsep teoretis, struktur, metode, dan spirit keilmuan
kewarganegaraan, hukum, politik kenegaraan, sejarah perjuangan bangsa, dan
disiplin lainnya yang relevan dan koheren dalam pengembangan kompetensi
sebagai pendidik kewarganegaraan profesional pada pendidikan tinggi;
KK3 memanfaatkan isu-isu dan/atau perkembangan pendidikan Pancasila dan
kewarganegaraan mutakhir meliputi bidang ideologi, politik, hukum, ekonomi,
sosial, budaya, pertahanan keamanan dan agama, dalam konteks lokal, nasional,
regional, dan global untuk mengkontekstualisasikan Pendidikan Kewarganegaraan.
KK4 menerapkan konsep, prinsip, dan aplikasi psikologi, pedagogi, dan komunikasi
untuk pendidikan formal atau pemberdayaan masyarakat yang meliputi
perkembangan peserta didik, teori belajar dan pembelajaran, penilaian hasil
belajar, teknologi pembelajaran dalam konteks Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan di sekolah atau dalam masyarakat;
KK5 menggunakan konsep dan paradigma penelitian untuk merencanakan sebuah peta
jalan riset dalam bidang pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan dan/atau riset
dan pengembangan melalui pendekatan inter- atau multidisipliner di jenjang
pendidikan dasar, menengah, dan tinggi atau dalam masyarakat; dan
KK6 mengkreasi modelintegrasi tekno-pedagogi-dan konten dalam Pendidikan (techno-
pedagogical content knowledge-(TPAC) khususnya dalam Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan untuk menghasilkan karya ilmiah yang dapat dipublikasikan
secara nasional dan internasional.
I. PROSES PEMBELAJARAN
Menjelaskan proses pembelajaran yang menggambarkan pembelajaran yang
berorientasi pada keaktifan mahasiswa (student centered learning) untuk memperoleh
capaian pembelajaran dan memenuhi tuntutan pembelajaran abad 21 sesuai dengan
karakteristik prodi masing-masing
Pembelajaran berpijak pada pendekatan yang dapat melibatkan mahasiswa secara
aktif dalam pemerolehan makna melalui pengalaman langsung (hands-on experiences), dalam
suasana belajar yang aman dan menyenangkan; pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan inter- dan multidisipliner, integratif dan komunikatif; pendekatan pemecahan
masalah sosial; dan pendekatan klarifikasi nilai. Hasil yang diharapkan dari pembelajaran
seperti ini adalah terbentuknya sikap dan perilaku mahasiswa calon pendidik dan ahli PKn
sebagai bagian dari masyarakat pembelajar (learners’ community) yang kritis dan kreatif,
yang mau dan mampu belajar sepanjang hayat. Pembelajaran dilaksanakan secara bervariasi,
sehingga memungkinkan terbentuknya dampak instruksional (instructional effects) dan
dampak pengiring (nurturant effects) seperti keterbukaan, kemampuan bekerja sama, serta
saling menghargai. Kebervariasian pembelajaran tersebut dilakukan antara lain melalui:
ceramah (expository), inkuiri, diskusi, eksplorasi, observasi, pemecahan masalah, dan tanya
jawab, serta kerja kelompok. Selain itu, kegiatan penulisan karya ilmiah merupakan muara
dari keseluruhan proses pembelajaran yang dilakukan secara bertahap dan sistematis.
Selain itu untuk mahasiswa melakukan kajian mandiri dalm proses pembelajarannya,
dan dilakukan dengan para Pembimbing akademik masing-masing. Proses pembalajaran bisa
berlangsung di dalam kelas maupun di luar kelas. Dalam proses pembelajarannya mahasiswa
di tuntut untuk melek terhadap perkembangan ilmu Pendidikan Kewarganegaraan.
Proses pembelajaran berlangsung secara efektif di kelas dengan melibatkan
mahasiswa secara aktif. Mahasiswa berperan aktif dalam proses pembelajaran dan
mempresentasikan hasil kajiannya baik secara kelompok maupun pribadi.
Setiap mahasiswa harus mengikuti proses pembelajaran dengan tertib, diwajibkan
membaca bebagai literatur, memahami banyak teori-teori para ahli dan melakukan penelitian.
Selain itu proses pembelajaran dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang ada seperti
adanya akses Internet yang memadai sehingga memudahkan dalam proses pembelajaran.
J. PENILAIAN
Menjelaskan proses penilaian menyangkut bentuk dan jenis penilaian untuk
mengetahui capaian pembelajaran sesuai dengan karakteristik prodi masing-masing.Sistem
penilaian yang dikembangkan baik yang menyangkut penilaian proses maupun hasil belajar
mahasiswa disesuaikan dengan karakteristik substansi mata kuliah yang tertuang dalam
struktur kurikulum program studi. Sistem penilaian yang digunakan menggunakan pedoman
acuan patokan (PAP). Komponen yang dinilai terdiri atas ujian (UTS dan UAS), kinerja
(laporan, kajian buku/lapangan, presentasi dll.), dan praktek. Berikut ini adalah kategori
penilaian :
Kategori Nilai Tingkat
Kemmapuan
Keterangan
Huruf Angka Derajat Mutu
A 4.0 Istimewa 92-100
A- 3.7 Hampir istimewa 86-91
B+ 3.4 Baik sekali 81-85
B 3.0 Baik 76-80
B- 2.7 Cukup Baik 71-75
C+ 2.4 Lebih dari cukup 66-70
C 2.0 Cukup 60-65
D 1.0 Kurang 55-59 Batas minimum
kelulusan
E < 1.0 Gagal Lebih kecil dari
55
Harus mengontrak
ulang
Penilaian tersebut meliputi penilaian kehadiran, nilai presentasi, nilai keaktifipan, nilai
Ujian Tengah Semester dan nilai Ujian Akhir Semester. Penilaian tersebut menggunakan
rumus sehingga merupakan akumulatif dari nilai tersebut. Penilaian dilakukan oleh tim dosen
pengampu mata kuliah dan dimasukan di dasarkan pada sistem online yang berlaku di
Universitas Pendidikan Indonesia.