15
KONSEP KEPERAWATAN LANSIA A. Pengertian Keperawatan Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan secara keseluruhan jumlahnya mendominasi tenaga kesehatan yang ada, dimana keperawatan memberikan konstribusi yang unik terhadap bentuk pelayanan kesehatan sebagai satu kesatuan yang relatif, berkelanjutan, koordinatif dan advokatif. Keperawatan sebagai suatu profesi menekankan kepada bentuk pelayanan professional yang sesuai dengan standart dengan memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan baik. lanjut. Pada lokakarya nasional 1983 telah disepakati pengertian keperawatan sebagai berikut, keperawatan adalah pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio psiko sosio spiritual yang komprehensif yang ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Florence Nightingale (1895) mendefinisikan keperawatan sebagai berikut, keperawatan adalah menempatkan pasien alam kondisi paling baik bagi alam dan isinya untuk bertindak. Calilista Roy (1976) mendefinisikan keperawatan merupakan definisi ilmiah yang berorientasi kepada praktik keperawatan yang memiliki sekumpulan pengetahuan untuk memberikan pelayanan kepada klien. B. Konsep Lansia 1. Pengertian Lansia Lansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan bagian dari proses kehidupan yang tak dapat dihindarkan dan akan di

KONSEP KEPERAWATAN LANSIA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KONSEP KEPERAWATAN LANSIA

KONSEP KEPERAWATAN LANSIA

A. Pengertian KeperawatanKeperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan secara keseluruhan jumlahnya mendominasi tenaga kesehatan yang ada, dimana keperawatan memberikan konstribusi yang unik terhadap bentuk pelayanan kesehatan sebagai satu kesatuan yang relatif, berkelanjutan, koordinatif dan advokatif. Keperawatan sebagai suatu profesi menekankan kepada bentuk pelayanan professional yang sesuai dengan standart dengan memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan baik.lanjut.

Pada lokakarya nasional 1983 telah disepakati pengertian keperawatan sebagai berikut, keperawatan adalah pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio psiko sosio spiritual yang komprehensif yang ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.Florence Nightingale (1895) mendefinisikan keperawatan sebagai berikut, keperawatan adalah menempatkan pasien alam kondisi paling baik bagi alam dan isinya untuk bertindak.Calilista Roy (1976) mendefinisikan keperawatan merupakan definisi ilmiah yang berorientasi kepada praktik keperawatan yang memiliki sekumpulan pengetahuan untuk memberikan pelayanan kepada klien.

B. Konsep Lansia

1. Pengertian Lansia

Lansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakanbagian dari proses kehidupan yang tak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh setiap individu. Pada tahap ini individu mengalami banyakperubahan baik secara fisik maupun mental, khususnya kemundurandalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya.Perubahan penampilan fisik sebagian dari proses penuan normal,seperti rambut yang mulai memutih, kerut-kerut ketuaan di wajah,berkurangnya ketajaman panca indera, serta kemunduran daya tahantubuh, merupakan acaman bagi integritas orang usia lanjut. Belum lagimereka harus berhadapan dengan kehilangan-kehilangan peran diri,kedudukan sosial, serta perpisahan dengan orang-orang yang dicintai.Semua hal tersebut menuntut kemampuan beradaptasi yang cukupbesar untuk dapat menyikapi secara bijak (Soejono, 2000).

Penuaan merupakan proses normal perubahan yang berhubungan dengan waktu, sudah dimulai sejak lahir dan berlanjut sepanjang hidup.Usia tua adalah fase akhir dari rentang kehidupan.

Page 2: KONSEP KEPERAWATAN LANSIA

Ada beberapa definisi tentang lanjut usia dan tergantung dari cara berpikir seseorang. Menurut UU RI No. 4 tahun 1965 usia lanjut adalah mereka yang berusia 55 tahun ke atas. Sedangkan menurut dokumen pelembagaan lanjut usia dalam kehidupan bangsa yang diterbitkan oleh Departemen social dalam rangka pencanangan Hari Lanjut usia adalah usia 60 tahun keatas.

Manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan social. Perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatannya. Oleh karena itu, kesehatan manusia lanjut perlu mendapatkan perhatian khusus dengan tetap di pelihara dan ditingkatkan agar selama mungkin dapat hidup secara produktif sesuai dengan kemampuannya sehingga dapat ikut berperan aktif dalam pembangunan. (UU Kesehatan No. 23 tahun 1992, pasal 19 ayat 1).

a. Penuaan BiologikMerujuk pada perubahan struktur dan fungsi tubuh yang terjadi sepanjang kehidupan.

b. Penuaan fungsionalMerujuk pada kapasitas individual mengenai fungsinya dalam masyarakat, dibandingkan dengan orang lain yang sebaya.c. Penuaan Psikologik

Perubahan perilaku, perubahan dalam persepsi diri, dan reaksinya terhadap perubahan biologis.

d. Penuaan sosiologikMerujuk pada peran dan kebiasaan social individu di masyarakat.

e. Penuaan SpiritualMerujuk pada perubahan diri dan persepsi diri cara berhubungan denagn orang lain atau menempatkan diri di dunia dan pandangan dunia terhadap dirinya.

2. Batasan LansiaAda beberapa pendapat mengenai batasan umur lanjut usia yaitu:a. Menurut Organisasi Kesehatan DuniaLanjut usia meliputi : usia pertengahan yakni kelompok usia46 sampai 59 tahun. Lanjut usia (Elderly) yakni antara usia 60-749tahun. Usia lanjut tua (Old) yaitu antara 75 sampai 90 tahun danusia sangat tua (Very Old) yaitu usia diatas 90 tahun.b. Menurut Undang-undang nomor 13 tahun 1998Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahunkeatas.c. Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setyonegoro pengelompokkan lanjutusia sebagai berikut :Usia dewasa muda (Elderly adulthood) : 18 atau 20-25tahun. Usia dewasa penuh (Middle year) atau maturitas : 25-60atau 65 tahun. Lanjut usia (Geriatric Age) lebih dari 65 atau 70tahun. Terbagi untuk umur 75-80 tahun (Old) dan lebih dari 80tahun (Very Old).

Page 3: KONSEP KEPERAWATAN LANSIA

Kategori populasi lanjut usia55-6465-7475-8485 keatas

Atau

Usia 60-74 Usia 75-84Usia 85 keatas

Older populationThe ElderlyThe AgedThe Extreme Aged

The young OldThe Middle OldThe Old-old

3. Ciri-ciri Lansia

Menurut Hurlock (Hurlock, 1980, h.380) terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut usia, yaitu :

a. Usia lanjut merupakan periode kemunduran

Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor psikologis. Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia. Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia. Kemunduran pada lansia semakin cepat apabila memiliki motivasi yang rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi yang kuat maka kemunduran itu akan lama terjadi.

b. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas

Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh pendapat-pendapat klise yang jelek terhadap lansia. Pendapat-pendapat klise iu seperti : lansia lebih senang mempertahankan pendadapatnya daripada mendengarkan pendapat orang lain.

c. Menua membutuhkan perubahan peran

Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan.

d. Penyesuaian yang buruk pada lansia

Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia cenderung mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk. Karena perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian diri lansia menjadi buruk.

Page 4: KONSEP KEPERAWATAN LANSIA

Gerontologi adalah cabang ilmu yang mempelajari proses menua dan masalah yang mungkin terjadi pada lanjut usia.

Geriatrik, berasal dari bahasa Yunani yang nerarti usia tua, merupakan cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan penyakit dan masalah-masalah yang terjadi pada usia tua. Secra umum istilah ini tidak digunakan untuk menggambarkan perawatan lansia mengingat orientasinya hanya terbatas kepada pengobatan dan penyakit.

Geriatri nursing adalah spesialis keperawatan lanjut usia yang dapat menjalankan perannya pada tiap peranan pelayanan dengan menggunakan pengetahuan, keahlian, dan keterampilan merawat untuk meningkatkan fungsi optimal lanjut usia secara komprehensif. Karena itu, perawatan lansia yang menderita penyakit dan dirawat di RS merupakan bagian dari gerontic nursing.

B. Teori Perkembangan dan Sosiologi

Menururt Erikson (1963) tugas perkembangan utama pada lansia adalah integritas ego versus keputusan. Integritas ego menunjukan sikap meneriam perubahan gaya hidup dan kepercayaaan seseorang tentang pilihan yang telah dibuatnya merupakan keputusan terbaik bagi dirinya dan membuatnya tetap dapat mengontrol dirinya sendiri. Sedangkan keputusan merupakan lawan dari integritas ego yang menunjukan ketidakpuasan dan kekecewaan lansia dalam menerima penuannya.

Sedankan menurut Haghurst(1972) mengatakan tugas perkembangan lansia meliputi penyesuaian terhadappenurunan kekuatan dan kesehatan fisik, penuunan pendapatan, pensiun dan kematian pasangan, menjallin hubungan baru dengan kelompok seusia, beradaptasi denagn peran sosial dengan cara yang fleksibel dan memantapkan pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan.

C. Perubahan Fisik

Penuaan intrinsik mengacu pada perubahan yang diakibatkan oleh proses penuaan normal yang telah diprogram secara genetik dan pada dasarnya universal dalam spesies yang bersangkutan.

Penuaan ekstrinsik terjadi akibat pengaruh dari luar seperti penyakit, polusi udara dan sinar matahari dan merupakan penuaan yang abnormal yang dapat dihilangkan ataudikurangai dengan intervensi perawatan kesehatan yang efektif.

a. Perubahan sel

Perubahan sel dan ekstra sel pada lansia mengakibatkan penurunan tampilan dan fungsi fisisk. Lansia menjadi lebih p[endek akibat adanya pengurangan lebar bahu dan pengurangan lingkar dada dan perut dan diameter pelvis. Kulit menjadi lebih tipis dan keriput, massa tubuh berkurang dan massa lemak bertambah.

Page 5: KONSEP KEPERAWATAN LANSIA

Kemampuan tubuh memelihara homeostatis menjadi berkurang seiring dengan penuaan seluler. Sistem organ tidak efesien lagi akibat berkurangnya sel dan jaringan. Kemampukkan sel memperbarui diri sendiri menjadi berkurang. Penimbunan pigmen ( lipofusin) juga mulai terjadi. Didalam jaringan ikat, terjadilah degenerasi elastin dan kolagen yang mengakibatkan jaringan menjadi lebih keras dan kurang elastis.

b. Perubahan Kardiovaskuler.

Perubahan struktur jantung dan sistem vaskuler mengakibatkan penurunan kemampuan untuk berfungsi secara efisien. Katup jantung menjadi lebih tebal dan kaku, jantung serta arteri kehilangan elastisnya. Ti8mbunan kalsium dan lemak berkumpul di dalam dinding arteri, vena menjadfi sangant berkelok=kelok.

Meskipun fungsi dipertahankan dalam keadaan normal, tetapi sistem kardiovaskuler berkurang cadangannya dan kemamp[uannya dalam merespon stress menurun. Curah jantung saat istirahat menurun sekitar satu persen per tahun setelah usia 20. dalam kondisi stress, baik cura jantung maksimum dan denyut jantunjg maksimumjuga berkurang tiap tahunnya.

c. Perubahan Sistem Pernafasan

Perubahan sistem pernafasan yang berhubungan denga usia yang mempengaruhi kapasitas dan fungsi paru meliputi ppeningkatan diameter anterioposterior dada, kolaps osteoporotic vertebra yang mengakibatkan kifosis, kalsifikasi kartilago kosta dan penurunan mobilitas kosta, penuruna efisiensi otot pernafasan, peningkatan rigiditas paru atau hilangnya recoil paru mengakibatkan peningkatan volume residu paru dan penurunan kapasitas paru, penurunan permukaan alveoli. Penurunan efisiensi batuk, berkurangnya aktifitas silia dan peningkatan ruang rugi pernafasan membuat lanjut usia lebih rentan terhadap infeksi pernafasan.

d. Perubahan Integumen

Bertambahnya usia mempengaruhi fungsi dan penampilan kulit, dimana epidermis dan dermis menjadi lebih tipis, jumlah serat elastis berkurang dan kolagen menjadi kaku.Hilangnya kapiler di kulit mengakibatkan penurunan suplai darah, kulit menjadi hilang kekenyalannya, keriput dan menggelambir. Pigmentasi rambut menurun dan rambuut menjadi bneruban . Kulit menjadi lebih kerinjg dan rentan terhadap iritasi karena penurunan aktivitas kelenjar sebasea dan kelenjar keringat.

e. Perubahan sistem reproduksi dan kegiatan sexual.

Perubahan sistem reprduksi.

1) selaput lendir vagina menurun/kering.

Page 6: KONSEP KEPERAWATAN LANSIA

2) menciutnya ovarium dan uterus.

3) atropi payudara.

4) testis masih dapat memproduksi meskipun adanya penurunan secara berangsur berangsur.

5) dorongan sex menetap sampai usia diatas 70 tahun, asal kondisi kesehatan baik.

Kegiatan sexual.

Sexualitas adalah kebutuhan dasar manusia dalam manifestasi kehidupan yang berhubungan dengan alat reproduksi. Setiap orang mempunyai kebutuhan sexual, disini kita bisa membedakan dalam tiga sisi : 1) fisik, Secara jasmani sikap sexual akan berfungsi secara biologis melalui organ kelamin yang berhubungan dengan proses reproduksi, 2) rohani, Secara rohani Ù tertuju pada orang lain sebagai manusia, dengan tujuan utama bukan untuk kebutuhan kepuasan sexualitas melalui pola pola yang baku seperti binatang dan 3) sosial, Secara sosial Ù kedekatan dengan suatu keadaan intim dengan orang lain yang merupakan suatu alat yang apling diharapkan dalammenjalani sexualitas.

Sexualitas pada lansia sebenarnya tergantung dari caranya, yaitu dengan cara yang lain dari sebelumnya, membuat pihak lain mengetahui bahwa ia sangat berarti untuk anda. Juga sebagai pihak yang lebih tua tampa harus berhubungan badan, msih banyak cara lain unutk dapat bermesraan dengan pasangan anda. Pernyataan pernyataan lain yang menyatakan rasa tertarik dan cinta lebih banyak mengambil alih fungsi hubungan sexualitas dalam pengalaman sex.

f. Perubahan genitourinaria

1. Ginjal, Mengecil dan nephron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50 %, penyaringan diglomerulo menurun sampai 50 %, fungsi tubulus berkurang akibatnya kurangnya kemampuan mengkonsentrasi urin, berat jenis urin menurun proteinuria ( biasanya + 1 ) ; BUN meningkat sampai 21 mg % ; nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat.

2. Vesika urinaria / kandung kemih, Otot otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekwensi BAK meningkat, vesika urinaria susah dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga meningkatnya retensi urin.

3. Pembesaran prostat ± 75 % dimulai oleh pria usia diatas 65 tahun.

Page 7: KONSEP KEPERAWATAN LANSIA

4. Atropi vulva.

5.Vagina, Selaput menjadi kering, elastisotas jaringan menurun juga permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya lebih alkali terhadap perubahan warna.

6. Daya sexual, Frekwensi sexsual intercouse cendrung menurun tapi kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus.

g. Perubahan Gastrointestinal

saluran gastrointestinal masih tetap adekuat pada lansia, tetapi pada beberapa lansia dapat terjadi ketidaknyamanan akibat melambatnya motilitas. Peristaltik esophagus kurang efisien, stingter gastroesophagus gagal relaksasi memngakibatkan kelambatan pengosonga esophagus. Lansia biasanya mengeluh adanya perasaan penuh, nyeri ulu hati, dan ganguan pencernaan. Motilitas gaster juga menurun, akibatnya terjadi keterlambatan pengosongan isi lambung, sekresi sam dan pepsin gaster berkurang menyebabkan menurunnya absorbsi besi, kalsium dan vitamin B12.

g. Perubahan muskuloskletal

Pada wanita pacsa menopause mengalami kehilangan desitas tulang yang massif akan mengakibatkan osteoporosis dan berhubungan denga kurang aktivitas, masukan kalsium yang tidak adekuat dan kehilangan estrogen. Penguranga dan penyusutan tinggi tubuhn akibat dari perubahan osteoporitic pada tulang punggung, kifosis dan fleksi peggul serta lutut.

h. Perubahan system persarafan

Pada lansia terjadi perubahn struktur dan fungsi system saraf. Massa otak begrkurang secra progresif akibat dari berkurangnya sel saraf yang rusak dan tidak dapat diganti. Juga terjadi penurunan sistesis dan metabolism neurotransmitter utama. Impuls saraf dihantar lebih lambat, sehingga lansia memerlukan waktu yang lebih lama untuk merespon dan bereaksi. Kinerja system saraf otonom berkurang efisiensinya dan mudah terjadi hipotensi posturan yang menyebabkan seseorang merasa pusing saat berdiri dengan cepat.

i. Perubahan Sensorik

Perubahan panca indera yang terjadi pada lansia.

1) Penglihatan

a) Kornea lebih berbentuk skeris.

Page 8: KONSEP KEPERAWATAN LANSIA

b) Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon

terhadap sinar.

c) Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa).

d) Meningkatnya ambang pengamatan sinar : daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, susah melihat dalam cahaya gelap.

e) Hilangnya daya akomodasi.

f) Menurunnya lapang pandang & berkurangnya luas pandang.

g) Menurunnya daya membedakan warna biru atau warna hijau pada skala.

2) Pendengaran.

a) Presbiakusis (gangguan pada pendengaran) :

Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara, antara lain nada nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata kata, 50 % terjadi pada usia diatas umur 65 tahun.

b) Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis.

c) Terjadinya pengumpulan serumen, dapat mengeras karena meningkatnya kreatin.

3) Pengecap dan penghidu.

a) Menurunnya kemampuan pengecap.

b) Menurunnya kemampuan penghidu sehingga mengakibatkan selera makan berkurang.

4) Peraba.

a) Kemunduran dalam merasakan sakit.

b) Kemunduran dalam merasakan tekanan, panas dan dingin.

D. Lansia Dengan Masalah Kesehatan pada system Musculoskletal

System musculoskeletal sangat dipengaruhi oleh proses penuaan. Perubahan di otot meliputi penurunan jumlah massa otot yang digantikan denga jaringan

Page 9: KONSEP KEPERAWATAN LANSIA

fibrosamenyebabkan penurunan kekuatan tonus dan massa otot. Dan penurunan elastisitas ligament, tendon dan kartilago menyebabkan tulang menjadi lemah. Tinggi badan berkurang 11/2-3 inci akibat dari hilangnya ciran di sambungan tulang intervertebra. Semua ini menimbulkan nyeri, gangguan mobilitas, kurang perawatan diri dan resiko jatuh. 2 % lansia yang dirawat jstuh dan menyebabkan kematian.

Hospitalisasi dengan bedrest dan inaktivitas dapat dengan cepat memendekan otot, merubah struktur sendi, menurunkan ROM dan menyebabkan kontraktur, teruitama ekstremitas bawah. Hal ini biasanya mulai terjadi p[ada hari ke dua hospitalisasi, untuk itu lansia seharusnya jangan tidur terus di tempat tidur, klien harus ambulasi dan jika perlu direncanakan untuk latihan ROM terutama untuk ekstremitas bawah.

1. Lansia Dengan Rheumatoid Arthritis

Adalah penyakit inflamasi kronik , dan sistemik yang menyebakan destruksi sendi dan deformitas serta menyebabkan disability. Penyakit ini sering terjadi dalam 3-4 dekade ini pada lansia. Penyebab ini tidak diketahui, tetapi mungkin akibat penyakit autoimun dimulai dari interfalank proksimal, metakarpofalankeal, pergelangan tangan dan pada tahap lanjut dapat mengenai lutut dan paha

Pengkajian

1. Keluhan kaku sensi pada pagi hari selama 30 menit-6 jam, nyeri, bengkak, kemerahan di area yang sakit , fatique, kelemahan dan BAB turun.

2. Ada nodul subkutan, limfe membesar, deformitas sendi, deviasi ulna.

3. pemeriksaan lab: factor rheumatoid positif, LED meniongkat, leukosit meningkat, Eritrosit turun.

Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri2. Kerusakan mobilitas fisik3. Fatique4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh5. Kurang perawatan diri6. Perubahan citra diri

Perencanaan

Tujuan klien akan :

1. Mencegah disability berlebihan2. Mengontrol nyeri3. Meningkatkan status fungsional optimal

Page 10: KONSEP KEPERAWATAN LANSIA

4. Melaksanakan penkes tentang managemen nyeri, terapi pengobatan, perawatan diri, mobilisasi, adaptasi lingkungan dan magemen fatique dan depresi.

Tindakan

1. pengobatan : salisilat, NSAIDs, penisilamin, hidroksikloroquin, adrenokortikosteroid dan imunosupresan.

2. Istirahat, perlindungan sendi, program latihan3. Pembedahan: join replacement

Page 11: KONSEP KEPERAWATAN LANSIA

Daftar pustaka

http://bina-husada.blogspot.com/2008/06/asuhan-keperawatan-lansia-perubahan.htmlhttp://creasoft.wordpress.com/2008/05/05/perubahan-perubahan-yang-terjadi-pada-lansia/http://digilib.unimus.ac.id