30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui adopsi atau perkawinan. (WHO, 1969) Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang ada dalam komponen komunikasi seperti : pengirim, media, pesan, lingkungan dan penerima. Self care merupakan suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya sesuai dengan keadaan, baik sehat maupun sakit (Orem's, 1980). Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat. Fungsi perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari makalah ini, yaitu : 1. Bagaimana konsep keperawatan keluarga? 2. Bagaimana tugas perawat kesehatan keluarga ? 3. Apa saja peran dan fungsi keperawatan keluarga ? 4. Bagaimana model konsep keperawatan keluarga ? 1.3 Tujuan Kelompok 2 Page 1

Konsep Keperawatan Keluarga Klp 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

keluarga

Citation preview

Page 1: Konsep Keperawatan Keluarga Klp 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan

melalui adopsi atau perkawinan. (WHO, 1969)

Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak,

hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang ada dalam komponen

komunikasi seperti : pengirim, media, pesan, lingkungan dan penerima.

Self care merupakan suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai

dan dilakukan oleh individu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna

mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya sesuai

dengan keadaan, baik sehat maupun sakit (Orem's, 1980).

Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang

ditujukan pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan

keluarga yang sehat. Fungsi perawat membantu keluarga untuk

menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan

kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan

keluarga

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini, yaitu :

1. Bagaimana konsep keperawatan keluarga?

2. Bagaimana tugas perawat kesehatan keluarga ?

3. Apa saja peran dan fungsi keperawatan keluarga ?

4. Bagaimana model konsep keperawatan keluarga ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini, yaitu :

1. Mengetahui bagaimana konsep keluarga dan konsep model keperawatan keluarga

2. Mempelajari tipe perawat keluarga

3. Mengetahui berbagai konsep model keperawatan keluarga

4. Memahami Implikasi konsep keperawatan keluarga

Kelompok 2 Page 1

Page 2: Konsep Keperawatan Keluarga Klp 2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Keluarga

1.Pengertian Keluarga

Pengertian keluarga menurut para ahli adalah sebagai berikut :

1. Duvall

Sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,

adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan

mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan

perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota.

2. WHO, 1969

Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling

berhubungan melalui adopsi atau perkawinan.

3. Bergess, 1962

Yang dimaksud keluarga adalah :

- Terdiri dari kelompok orang yang mempunyai ikatan perkawinan,

keturunan / hubungan sedarah atau hasil adopsi.

- Anggota tinggal bersama dalam satu rumah.

- Anggota berinteraksi dan berkomunikasi dalam peran sosial.

- Mempunyai kebiasaan/kebudayaan yang berasal dari masyarakat

tetapi mempunyai keunikan tersendiri.

4. Helvie, 1981

Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam satu

rumah tangga dalm kedekatan yang konsisten dan hubungan yang

erat.

5. Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya, 1989

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang

tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau

pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga,

Kelompok 2 Page 2

Page 3: Konsep Keperawatan Keluarga Klp 2

berinteraksi satu sama lain, dan di dalam perannya masing-masing

menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.

6. Departemen kesehatan R.I. 1998

Keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang

terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan

tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalm keadaan saling

ketergantungan.

Dari berbagai pngertian di atas dapat disimpulkan bahwa

karakteristik keluaga adalah:

2. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan

darah, perkawinan atau adopsi.

3. Anggota keluarga hidup bersama.

4. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-

masingnya punya peran sosial: suami, isteri, anak, akkak, adik.

5. Mempunyai tujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

dan meningkatkan perkembangan fisik, psikologis dan sosial

anggota(Wahit Iqbal Mubarak dkk, 2006).

2. Tipe Keluarga

Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari

berbagai macam pola kehidupan, maka perawat perlu memahami dan

mengetahui berbagai tipe keluarga.

a. Tradisional Nuclear

Kaluarga inti yang terdiri dari: ayah, ibu dan anak yang tinggal

dalam satu rumah dan ditetapkan dengan sanksi-sanksi legal

dalam suatu ikatan perkawinan.

b. Extended Family

Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya:

nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman dan bibi.

c. Reconstituted Nuclear

Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali

suami/istri, tinggal dalam satu rumah bersama anak-anaknya dari

perkawinan lama maupun perkawinan baru.

Kelompok 2 Page 3

Page 4: Konsep Keperawatan Keluarga Klp 2

d. Niddle Age /Aging Couple

Suami sebagai pencari uang, istri di rumah atau kedua-duanya

bekerja di rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena

sekolah/perkawinan/meniti karier.

e. Dyadic Nuclear

Suami istri yang sudah berumur dan tidak punya anak, kedua/salah

satu bekerja di luar rumah.

f. Single Parent

Satu orang tua akibat perceraian/kematian pasangannya dan anak-

anaknya dapat tinggal di rumah/di luar rumah.

g. Dual Carrier

Suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak

h. Commuter Married

Suami istri/keduanya orang karier dn tinggal terpisah pada jarak

tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.

i. Single Adult

Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya

keinginan unutk kawin.

j. Three Generation

Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.

k. Institusional

Anak-anak atau orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti.

l. Comunal

Satu rumah terdiri dari dua/lebih pasangan yang monogami

dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan

fasilitas

m. Group Marriage

Satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya di dalam

satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan

yang lain dan semua adalah orang tua dari ana-anak.

n. Unmaried parent and child

Kelompok 2 Page 4

Page 5: Konsep Keperawatan Keluarga Klp 2

Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dujehendaki, anaknya

diadopsi

o. Cohibing couple

Dua orang/satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.

3. Peran Perawat Keluarga

a. Peran

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh

orang lain terhadap seseorang sesuai kedududkannya dalam suatu

sistem(Kozier, Barbara, 1995:21). Dipengaruhi oleh keadaan sosial

baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil.

Peran adalah Bentuk dari perilaku yang diharapkan dari

seseorang pada situasi sosial tertentu. Maksudnya adalah cara

untuk menyatakan aktifitas perawat dalam praktik.

b. Peran Perawat Keluarga

Perawat keluarga adalah perawat yang berperan membantu

individu dan keluarga untuk menghadapi penyakit dan disabilitas

kronik dengan meluangkan sebagian waktu bekerja di rumah

pasien dan bersama keluarganya. Keperawatan keluarga

dititikberatkan pada kinerja perawat bersama dengan keluarga

karena keluarga merupakan subyek.

Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan

yang ditujukan pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk

mewujudkan keluarga yang sehat. Fungsi perawat membantu

keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara

meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas

perawatan kesehatan keluarga. Peran perawat dalam melakukan

perawatan kesehatan keluarga adalah :

a. Educator

Perawat kesehatan keluarga harus mampu memberikan

pendidikan kesehatan kepada keluarga agar keluarga dapat

melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara mandiri

dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga.

b. Koordinator

Kelompok 2 Page 5

Page 6: Konsep Keperawatan Keluarga Klp 2

Koordinasi merupakan salah satu peran utama perawat yang

bekerja dengan keluarga. Klien yang pulang dari rumah sakit

memerluakn perawatan lanjutan di rumah, maka perlu

koordinasi lanjutan asuhan keperawatan di rumah.

c. Pelaksana perawatan dan pengawasan perawatan langsung

Perawat melakukan perawatan langsung atau demonstrasi

asuhan yang disaksikan oleh keluarga dengan harapan keluarga

mampu melakukan perawatan di rumah, perawat dapat

mendemonstrasikan dan mengawasi keluarga melakukan peran

langsung selama di rumah sakit atau di rumah oleh perawat

kesehatan masyarakat.

d. Pengawas kesehatan

Perawat mempunyai tugas melakukan home visit yang teratur

untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang

kesehatan keuarga.

e. Konsultan atau penasehat

Perawat sebagai narasumber bagi keluarga didalam

mengatasai masalah kesehatan. Hubungan perawat-keluarga

hasus dibina dengan baik, perawat bersikap terbukadan dapat

dipercaya, dengan demikian keluarga mau meminta nasehat

kepada perawat tentang masalah pribadi. Pada situasi ini

perawat sangat dipercaya sebagai narasumber dalam

mengatasi masalah kesehatan keluarga.

f. Kolaborasi

Perawat harus bekerja sama dengan pelayanan rumah sakit

atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap

kesehatan keluarga yang optimal.

g. Advokasi

Perawat seringkali tidak mendapatkan pelayanan yang sesuai

di masyarakat, kadang kala keluarga tidak menyadari mereka

telah dirugikan, sebagai advokat klien perawat berkewajiban

melindungi hak keluarga, misalnya keluarga dengan sosial

ekonomi lemah sehingga keluarga tidak mampu memenuhi

Kelompok 2 Page 6

Page 7: Konsep Keperawatan Keluarga Klp 2

kebutuhannya, perawat juga dapat membantu keuarga mencari

bantuan yang mungkin dapat memenih kebutuhan keluarga.

h. Fasilitator

Perawat membantu keluarga menghadapi kendala untuk

meningkatkan derajat kesehatannya. Keluarga sering tidak

dapat menjangkau pelayanan kesehatan karena berbagai

kendala yang ada. Kendala yang sering dialami keluarga adalah

keraguan dalam menggunakan pelayanan kesehatan, masalah

ekonomi, dan masalah sosial budaya. Agar dapat melaksanakan

peran fasilitator yang baik maka perawat komunitas harus

mengetahui sistem pelayanan kesehatan misalnya sistem

rujukan dan dana sehat.

i. Penemu kasus

Mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, sehingga

tidak terjadi ledakan penyakit atau wabah.

j. Modifikasi lingkungan

Dapat memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah

maupun masyarakat agar tercipta lingkungan yang sehat.

Selain itu peran perawat yang lain juga dapat memberikan saran

tentang gaya hidup, perilaku beresiko. dengan pengkajian dapat

mendeteksi awal penyakit sehingga dapat memberikan intervensi

terhadap penanganan penyakit dini. Mengetahui faktor sosial ekonomi

yang mempengaruhi masalah kesehatan keluarga agar dapat

memberikan intervensi yang tepat. Perawat bertindak sebagai lynchpin

yaitu terlibat bersama keluarga, tidak terbatas merawat, tetap juga tahu

masalah keluarga dan harus menempatkan diri sebagai anggota keluarga

sehingga dapat menghubungkan keluarga dengan tim kesehatan lain.

KONSEP MODEL KEPERAWATAN KELUARGA

Kelompok 2 Page 7

Page 8: Konsep Keperawatan Keluarga Klp 2

A. MODEL FREEDMAN

Menurut Friedman (1988) struktur keluarga terdiri atas:

a. Pola dan Proses Komunikasi

Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang

tidak, hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang ada dalam

komponen komunikasi seperti : pengirim, media, pesan, lingkungan

dan penerima.

Komunikasi dalam keluarga yang berfungsi adalah:

1. Karakteristik pengirim yang berfungsi

- Yakin ketika menyampaikan pendapat

- Jelas dan berkualitas

- Meminta feedback

- Menerima feedback

2. Pengirim yang tidak berfungsi

- Lebih menonjolkan asumsi (perkiraan tanpa menggunakan

dasar/data yang obyektif)

- Ekspresi yang tidak jelas (contoh: marah yang tidak diikuti

ekspresi wajahnya)

- Jugmental exspressions, yaitu ucapan yang

memutuskan/menyatakan sesuatu yang tidak didasari

pertimbangan yang matang. Contoh ucapan salah benar,

baik/buruk, normal/tidak normal, misal: ”kamu ini bandel…”,

”kamu harus…”

- Tidak mampu mengemukakan kebutuhan

- Komunikasi yang tidak sesuai

3. Karakteristik penerima yang berfungsi

- Mendengarkan dengan baik

- Memberikan feedback (klarifikasi, menghubungkan dengan

pengalaman)

- Memvalidasi

4. Penerima yang tidak berfungsi

- Tidak bisa mendengar dengan jelas/gagal mendengar

- Diskualifikasi, contoh : ”iya dech…..tapi….”

Kelompok 2 Page 8

Page 9: Konsep Keperawatan Keluarga Klp 2

- Offensive (menyerang bersifat negatif)

- Kurang mengeksplorasi (miskomunikasi)

- Kurang memvalidasi

5. Pola komunikasi di dalam keluarga yang berfungsi

- Menggunakan emosional : marah, tersinggung, sedih, gembira

- Komunikasi terbuka dan jujur

- Hirarki kekuatan dan peraturan keluarga

- Konflik keluarga dan penyelesaiannya

6. Pola komunikasi di dalam keluarga yang tidak berfungsi

- Fokus pembicaraan hanya pada sesorang (tertentu)

- Semua menyetujui (total agreement) tanpa adanya diskusi

- Kurang empati

- Selalu mengulang isu dan pendapat sendiri

- Tidak mampu memfokuskan pada satu isu

- Komunikasi tertutup

- Bersifat negatif

- Mengembangkan gosip

b. Struktur peran

Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai

dengan posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi

atau status adalah posisi individu dalam masyarakat, misalnya

status sebagai istri/suami atau anak.

Peranan ayah : pencari nafkah, pelindung dan pemberi rasa

aman, kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya

serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.

Peranan ibu : mengurus rumah tangga, pengasuh dan

pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu anggota

kelompok dari peranan sosialnya, sebagai anggota masyarakat dari

lingkungannya, serta bisa berperan sebagai pencari nafkah

tambahan dalam keluarga.

Peranan anak : melaksanakan peranan psikososial sesuai

dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan

spiritual

Kelompok 2 Page 9

Page 10: Konsep Keperawatan Keluarga Klp 2

Struktur kekuatan : Kekuatan merupakan kemampuan

(potensial atau aktual) dari individu untuk mengendalikan atau

mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain ke arah positif.

c. Tipe struktur kekuatan:

- Legitimate power/authority (hak untuk mengontrol, seperti orang

tua terhadap anak)

- Referent power (seseorang yang ditiru)

- Resource or expert power (pendapat ahli)

- Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya reward yang

akan diterima)

- Coercive power (pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginannya)

- Informational power (pengaruh yang dilalui melalui proses

persuasi)

- Affective power (pengaruh yang diberikan melalui manipulasi

dengan cinta kasih misalnya hubungan seksual).

d. Nilai-nilai keluarga

Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang

secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam

satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman

perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan.

Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat

berdasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan

dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan

dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.

1. Fungsi Keluarga

Friedman (1992) menggambarkan fungsi sebagai apa yang

dilakukan keluarga. Fungsi keluarga berfokus pada proses yang

digunakan oleh keluarga untuk mencapai tujuan keluarga

tersebut. Proses ini termasuk komunikasi diantara anggota

keluarga, penetapan tujuan, resolusi konflik, pemberian

makanan, dan penggunaan sumber dari internal maupun

eksternal.

Kelompok 2 Page 10

Page 11: Konsep Keperawatan Keluarga Klp 2

Tujuan yang ada dalam keluarga akan lebih mudah dicapai

apabila terjadi komunikasi yang jelas dan secara langsung.

Komunikasi tersebut akan mempermudah menyelesaikan konflik

dan pemecahan masalah.

Fungsi keluarga menurut Friedman (1992) adalah:

a. Fungsi afektif dan koping

Keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota,

membantu anggota dalam membentuk identitas dan

mempertahankan saat terjadi stress.

b. Fungsi sosialisasi

Keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap,

dan mekanisme koping, memberikan feedback, dan

memberikan petunjuk dalam pemecahan masalah.

c. Fungsi reproduksi

Keluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak dan

meneruskan keturunan.

d. Fungsi ekonomi

Keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarganya

dan kepentingan di masyarakat

e. Fungsi fisik

Keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan

yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan

istirahat termasuk untuk penyembuhan dari sakit.

B. MODEL ROY

Roy berpendapat bahwa ada empat elemen penting dalam model 

adaptasi keperawatan, yakni manusia, lingkungan, kesehatan dan

keperawatan. Unsur keperawatan terdiri dari dua bagian yaitu tujua

keperawatan dan aktivitas keperawatan, juga termasuk dalam elemen

penting pada konsep adaptasi.

a. Elemen Manusia

Manusia merupakan bagian dari sistem adaptasi, yaitu suatu

kumpulan unit yang saling berhubungan mempunyai masukan,

Kelompok 2 Page 11

Page 12: Konsep Keperawatan Keluarga Klp 2

proses kontrol, keluaran dan umpan balik (Roy, 1986). Proses kontrol

adalah mekanisme koping yang dimanifestasikan dengan adaptasi

secara spesifik. Manusia dalam sistem ini berperan sebagai kognator

dan regulator (pengaturan) untuk mempertahankan adaptasi.

Terdapat empat cara adaptasi, mencakup adaptasi terhadap fungsi

fisologis, konsep diri, fungsi peran dan terhadap kebutuhan saling

ketergantungan.

Pada model adaptasi keperawatan, manusia dilihat dari sistem

kehidupan yang terbuka, adaptif, melakukan pertukaran energi

dengan zat/benda dan lingkungan. Sebagai sistem adaptif manusia

dapat digambarkan dalam istilah karakteristik sistem, Jadi manusia

dilihat sebagai satu kesatuan yang saling berhubungan antar unit

fungsional secara keseluruhan atau beberapa unit fungsional untuk

beberapa tujuan. Sebagai suatu sistem manusia juga dapat

digambarkan dengan istilah input, proses control dan umpan balik

serta output.

Manusia sebagai masukan dalam sistem adaptif, terdiri dari

lingkungan eksternal dan internal. Proses kontrol manusia adalah

mekanisme koping yakni sistem regulator dan kognator. Keluaran

dari sistem ini dapat berupa respons adaptif atau respons tidak

efektif. Regulator dihubungkan dengan fungsi fisiologis sedangkan

kognator dihubungkan dengan konsep diri, fungsi peran, dan

interdependensi.

1. Model Fungsi Fisiologi

Fungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan

fungsinya. Roy mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar fisiologis

yang harus dipenuhi untuk mempertahankan integritas, yang dibagi

menjadi dua bagian, model fungsi fisiologis tingkat dasar yang

terdiri dari 5 kebutuhan dan fungsi fisiologis dengan proses yang

kompleks terdiri dari 4 bagian yaitu :

a. Oksigenasi : Kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan prosesnya,

yaitu ventilasi, pertukaran gas dan transpor gas (Vairo,1984

dalam Roy 1991).

Kelompok 2 Page 12

Page 13: Konsep Keperawatan Keluarga Klp 2

b. Nutrisi : Mulai dari proses ingesti dan asimilasi makanan untuk

mempertahankan fungsi, meningkatkan pertumbuhan dan

mengganti jaringan yang injuri. (Servonsky, 1984 dalam Roy

1991).

c. Eliminasi : Yaitu ekskresi hasil dari metabolisme dari instestinal

dan ginjal. ( Servonsky, 1984 dalam Roy 1991)

d. Aktivitas dan istirahat : Kebutuhan keseimbangan aktivitas fisik

dan istirahat yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi

fisiologis dalam memperbaiki dan memulihkan semua komponen-

komponen tubuh. (Cho,1984 dalam Roy, 1991).

e. Proteksi/ perlindungan : Sebagai dasar defens tubuh termasuk

proses imunitas dan struktur integumen ( kulit, rambut dan kuku)

dimana hal ini penting sebagai fungsi proteksi dari infeksi,

trauma dan perubahan suhu. (Sato, 1984 dalam Roy 1991).

f. The sense / perasaan : Penglihatan, pendengaran, perkataan,

rasa dan bau memungkinkan seseorang berinteraksi dengan

lingkungan . Sensasi nyeri penting dipertimbangkan dalam

pengkajian perasaan.( Driscoll, 1984, dalam Roy, 1991).

g. Cairan dan elektrolit. : Keseimbangan cairan dan elektrolit di

dalamnya termasuk air, elektrolit, asam basa dalam seluler,

ekstrasel dan fungsi sistemik. Sebaliknya inefektif fungsi sistem

fisiologis dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit.

(Parly, 1984, dalam Roy 1991).

h. Fungsi syaraf / neurologis : Hubungan-hubungan neurologis

merupakan bagian integral dari regulator koping mekanisme

seseorang. Mereka mempunyai fungsi untuk mengendalikan dan

mengkoordinasi pergerakan tubuh, kesadaran dan proses emosi

kognitif yang baik untuk mengatur aktivitas organ-organ tubuh

(Robertson, 1984 dalam Roy, 1991).

i. Fungsi endokrin : Aksi endokrin adalah pengeluaran horman

sesuai dengan fungsi neurologis, untuk menyatukan dan

mengkoordinasi fungsi tubuh. Aktivitas endokrin mempunyai

peran yang signifikan dalam respon stress dan merupakan dari

Kelompok 2 Page 13

Page 14: Konsep Keperawatan Keluarga Klp 2

regulator koping mekanisme ( Howard & Valentine dalam

Roy,1991).

2. Model Konsep Diri

Model konsep diri berhubungan dengan psikososial dengan

penekanan spesifik pada aspek psikososial dan spiritual manusia.

Kebutuhan dari konsep diri ini

berhubungan dengan integritas psikis antara lain persepsi,

aktivitas mental dan ekspresi perasaan. Konsep diri menurut Roy

terdiri dari dua komponen yaitu the physical self dan the personal

self.

a. The physical self, yaitu bagaimana seseorang memandang

dirinya berhubungan dengan sensasi tubuhnya dan gambaran

tubuhnya. Kesulitan pada area ini sering terlihat pada saat

merasa kehilangan, seperti setelah operasi, amputasi atau

hilang kemampuan seksualitas.

b. The personal self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, ideal

diri, moral- etik dan spiritual diri orang tersebut. Perasaan

cemas, hilangnya kekuatan atau takut merupakan hal yang

berat dalam area ini.

3. Mode fungsi peran

Mode fungsi peran mengenal pola - pola interaksi sosial

seseorang dalam hubungannya dengan orang lain, yang

dicerminkan dalam peran primer, sekunder dan tersier. Fokusnya

pada bagaimana seseorang dapat memerankan dirinya

dimasyarakat sesuai kedudukannya.

4. Model Interdependensi

Mode interdependensi adalah bagian akhir dari mode yang

dijabarkan oleh Roy. Fokusnya adalah interaksi untuk saling

memberi dan menerima cinta/ kasih sayang, perhatian dan saling

menghargai.

Interdependensi yaitu keseimbangan antara ketergantungan

dan kemandirian dalam menerima sesuatu untuk dirinya.

Ketergantungan ditunjukkan dengan kemampuan untuk afiliasi

Kelompok 2 Page 14

Page 15: Konsep Keperawatan Keluarga Klp 2

dengan orang lain. Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan

berinisiatif untuk melakukan tindakan bagi dirinya. Interdependensi

dapat dilihat dari keseimbangan antara dua nilai ekstrim, yaitu

memberi dan menerima.

b. Elemen lingkungan

Lingkungan digambarkan sebagai dunia di dalam dan di luar

manusia. Lingkungan merupakan masukan (input) bagi manusia

sebagai sistem yang adaptif sama halnya lingkungan sebagai

stimulus eksternal dan internal. Lebih lanjut stimulus itu

dikoelompokkan menjadi tiga jenis stimulus yaitu : fokal,

konstektual, dan residual. Lebih luas lagi lingkungan didefinisikan

sebagai segala kondisi, keadaan disekitar dan mempengaruhi

keadaan, perkembangan dan perilaku manusia sebagai individu ata

kelompok

c. Elemen kesehatan

Menurut Roy, kesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan

proses menjadi manusia secara utuh dan terintegrasi secara

keseluruhan. Integritas atau keutuhan manusia menyatakan secara

tidak langsung bahwa kkesehatan atau kondisi tidak terganggu

mengacu kelengkapan atau kesatuan dan kemungkinan tertinggi

dari pemenuhan potensi manusia. Jadi Integritas adalah sehat,

sebaliknya kondisi yang tidak ada integritas kurang sehat. Definisi

kesehatan ini lebih dari tidak adanya sakit tapi termasuk penekanan

pada kondisi sehat sejahtera.

Dalam model adaptasi keperawatan, konsep sehat

dihubungkan dengan konsep adaptasi. Adaptasi yang bebas energi

dari koping yang inefektif dan mengizinkan manusia berespon

terhadap stimulus yang lain. Pembebasan energi ini dapat

meningkatkan penyembuhan dan mempertinggi kesehatan. Hal ini

adalah pembebasan energi yang menghubungkan konsep adaptasi

dan kesehatan.

Adaptasi adalah komponen pusat dalm model keperawatan.

Didalamnya menggambarkan manusia sebagai sistem adaptif.

Kelompok 2 Page 15

Page 16: Konsep Keperawatan Keluarga Klp 2

Adaptasi dipertimbangkan baik proses koping terhadap stressor dan

produk akhir dari koping. Proses adaptasi termasuk fungsi holistic

untuk mempengaruhi kesehatan secara positif dan itu

meningkatkan integritas. Proses adaptasi termasuk semua interaksi

manusia dan lingkungan terdiri dari dua proses. Bagian pertama

dari proses ini dimulai dengan pperubahan dalam lingkungan

internal dan eksternal yan gmembutuhkan sebuah respon.

Perubahan – perubahan itu adalah stressor atau stimulus fokal dan

ditengahi oleh factor-faktor konstektual dan residual. Bagian-bagian

stressor menghasilkan interaksi yang biasanya disebut stress.

Bagian kedua adalah mekanisme koping yang merangsang untuk

menghasilkan respon adaptif dan inefektif.

Produk adaptasi adalah hasil dari proses adaptasi dan

digambarkan dalam istilah kondisi yang meningkatkan tujuan-tujuan

manusia yang meliputi : kelangsungan hidup, pertumbuhan,

reproduksi dan penguasaan yang disebut integritas. Kondisi akhir ini

adalah kondisi keseimbangan dinamik equilibrium yang meliputi

peningkatan dan penurunan respon-respon. Setiap kondisi adaptasi

baru dipengaruhi oleh adaptasi, sehingga dinamik equilibrium

manusia berada pada tingkat yang lebih tinggi. Jarak yang besar

dari stimulus dapat disepakati dengan suksesnya manusia sebagai

sistem adaptif. Jadi peningkatan adaptasi mengarah pada tingkat-

tingkat yang lebih tinggi pada keadaan sejahtera atau sehat.

Adaptasi kemudian disebut sebagai suatu fungsi dari stimuli yang

masuk dan tingkatan adaptasi.

d. Elemen keperawatan

Keperawatan adalah suatu disiplin ilmu dan ilmu tersebut

menjadi landasan dalam melaksanakan praktik keperawatan (Roy,

1983). Lebih spesifik Roy (1986) berpendapat bahwa keperawatan

sebagai ilmu dan praktik berperan dalam meningkatkan adaptasi

individu dan kelompok terhadap kesehatan sehingga sikap yang

muncul semakin positif.

Kelompok 2 Page 16

Page 17: Konsep Keperawatan Keluarga Klp 2

Keperawatan memberi perbaikan pada manusia sebagai sutu

kesatuan yang utuh untuk beradaptasi dengan perubahan yang

terjadi pada lingkungan dan berespons terhadap stimulus internal

yang mempengaruhi adaptasi.Jika stressor terjadi dan individu tidak

dapat menggunakan “koping” secara efektif maka individu tersebut

memerlukan perawatan.

Tujuan keperawatan adalah meningkatkan interaksi individu

dengan lingkungan, sehingga adaptasi dalam setiap aspek semakin

meningkat.Komponen-komponen adaptasi mencakup fungsi

fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan saling ketergantungan.

Proses adaptasi

Proses adaptasi melibatkan seluruh fungsi secara holistik,

mencakup semua interaksi individu dengan lingkungannya dan

dibagi menjadi dua proses, seperti yang berikut.

1. Proses yang ditimbulkan oleh perubahan lingkungan internal dan

eksternal. Perubahan ini merupakan stresor atau stimulus fokal.

Apabila stresor atau stimulus tersebut mendapat dukungan dari

faktor-faktor konseptual dan resitual maka akanmuncul interaksi

yang biasa disebut stres. Dengan demikian adaptasi sangat

diperlukan untuk mengatasi stres.

2. Proses mekanisme koping yang dirangsang untuk menghasilkan

respons adaptif atau tidak efektif. Hasil dari proses adaptasi

adalah suatu kondisi yang dapat meningkatkan pencapaian

tujuan individu mencakup kelangsungan hidup, pertumbuhan,

reproduksi, dan integritas.

e. Aplikasi Model Adaptasi Roy

Model adaptasi Roy memberikan petunjuk untuk perawat

dalam mengembangkan proses keperawatan. Elemen dalam proses

keperawatan menurut Roy meliputi pengkajian tahap pertama dan

kedua, diagnosa, tujuan, intervensi, dan evaluasi, langkah-langkah

tersebut sama dengan proses keperawatan secara umum.

C. MODEL OREM

Kelompok 2 Page 17

Page 18: Konsep Keperawatan Keluarga Klp 2

Self care merupakan suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai

dan dilakukan oleh individu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna

mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya sesuai

dengan keadaan, baik sehat maupun sakit (Orem's, 1980).

Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu mempunyai

kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk

mendapatkan kebtuhan itu sendiri, kecuali bila tidak mampu.

a. Teori Sistem Keperawatan Orem

Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi

kebutuhan dan menolong keperawatannya sendiri, maka timbullah

teori dari Orem tentang Self Care Deficit of Nursing. Dari teori ini

oleh Orem dijabarkan ke dalam tiga teori yaitu :

1. Self Care(Perawatan Diri)

Teori self care berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang

sesuai dengan kebutuhan. Perawatan diri sendiri adalah suatu

langkah awal yang dilakukan oleh seorang perawat yang

berlangsung secara continue sesuai dengan keadaan dan

keberadaannya , keadaan kesehatan dan kesempurnaan.

Perawatan diri sendiri merupakan aktifitas yang praktis dari

seseorang dalam memelihara kesehatannya serta

mempertahankan kehidupannya. Terjadi hubungan antar pembeli

self care dengan penerima self care dalam hubungan terapi.

Orem mengemukakan tiga kategori / persyaratan self care yaitu :

persyaratan universal, persyaratan pengembangan dan

persyaratan kesehatan.

Penekanan teori self care secara umum :

- Pemeliharaan intake udara;

- Pemeliharaan intake air;

- Pemeliharaan intake makanan;

- Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi

dan eksresi;

- Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat;

Kelompok 2 Page 18

Page 19: Konsep Keperawatan Keluarga Klp 2

- Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi

sosial

- Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan

kesehatan manusia

- Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia

dalam kelompok sosial sesuai dengan potensinya.

2. Self Care Deficit(Defisit Perawatan Diri)

Defisit perawat diri terjadi bila tindakan perawatan diri tidak

adekuat dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri yang

disadari. Teori defisit perawatan diri Orem menjelaskan bukan

hanya saat keperawatan dibutuhkan saja, melainkan cara

membantu orang lain dengan menerapkan lima metode bantuan,

yakni melakukan untuk, memandu, mengajarkan, mendukung

dan menyediakan lingkungan yang dapat meningkatkan

kemampuan individu untuk memenuhi tuntutan akan perawatan

diri saat ini atau di masa yang akan datang.

3. Nursing system(Sistem Keperawatan)

Teori yang membahas bagaimana kebutuhan "Self Care"

pasien dapat dipenuhi oleh perawat, pasien atau keduanya.

Nursing system ditentukan / direncanakan berdasarkan

kebutuhan "Self Care" dan kemampuan pasien untuk menjalani

aktifitas "Self Care".

Orem mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System :

- The Wholly compensatory system

Merupakan bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk

klien yang tidak mampu mengontrol dan memantau

lingkungannya dan berespon terhadap rangsangan.

- The Partly compensantory system

Merupakan bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang

mengalami keterbatasan gerak karena sakit atau

kecelakaan.

- The supportive - Educative system

Kelompok 2 Page 19

Page 20: Konsep Keperawatan Keluarga Klp 2

Merupakan dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang

memerlukannya untuk dipelajari, agar mampu melakukan

perawatan mandiri.

- Metode bantuan

Perawat membantu klien dengan menggunakan system dan

melalui lima metode bantuan yang meliputi :

1. Acting atau melakukan sesuatu untuk klien;

2. Mengajarkan klien;

3. Mengarahkan klien;

4. Mensupport klien.

b. Keyakinan dan Nilai – Nilai

Kenyakianan Orem's tentang empat konsep utama keperawatan

adalah :

1. Klien : individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus

menerus memperthankan self care untuk hidup dan sehat,

pemulihan dari sakit atau trauma atu koping dan efeknya.

2. Sehat : kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutan

self care yang berperan untuk mempertahankan dan

meningkatkan integritas structural fungsi dan perkembangan.

3. Lingkungan : tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi

kebutuhan keperluan self care dan perawat termasuk didalamnya

tetapi tidak spesifik.

4. Keperawatan : pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau

kegiatan yang dilakukan untuk membantu individu, keluarga dan

kelompok masyarakat dalam mempertahankan self care yang

mencakup integritas struktural, fungsi dan perkembangan.

c. Tiga Kategori Self Care

Kelompok 2 Page 20

Page 21: Konsep Keperawatan Keluarga Klp 2

Model Orem's menyebutkan ada beberapa kebutuhan self care

yang disebutkan sebagai keperluan self care (self care requisite),

yaitu :

1. Universal self care requisite ; keperluan self care universal dan

ada pada setiap manusia dan berkaitan dengan fungsi

kemanusiaan dan proses kehidupan, biasanya mengacu pada

kebutuhan dasar manusia. Universal requisite yang dimaksudkan

adalah :

- Pemeliharaan kecukupan intake udara;

- Pemeliharaan kecukupan intake cairan;

- Pemeliharaan kecukupan makanan;

- Pemeliharaan keseimabangan antara aktifitas dan istirahat;

- Mencegah ancaman kehidupan manusia, fungsi

kemanusiaan dan kesejahteraan manusia;

- Persediaan asuhan yang berkaitan dengan proses- proses

eliminasi;

- Meningkatkan fungsi human fungtioning dan

perkembangan ke dalam kelompok sosial sesuai dengan

potensi seseorang, keterbatasan seseorang dan keinginan

seseorang untuk menjadi normal.

2. Developmental self care requisite : terjadi berhubungan dengan

tingkat perkembangan individu dan lingkungan dimana tempat

mereka tinggal yang berkaitan dengan perubahan hidup

seseorang atau tingkat siklus kehidupan.

3. Health deviation self care requisite : timbul karena kesehatan

yang tidak sehat dan merupakan kebutuhan-kebutuhan yang

menjadi nyata karena sakit atau ketidakmampuan yang

menginginkan perubahan dalam perilaku self care.

d. Tujuan Keperawatan Keluarga Menurut Orem’s

Tujuan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan kedalam

praktek keperawatan keluarga adalah :

Kelompok 2 Page 21

Page 22: Konsep Keperawatan Keluarga Klp 2

1. Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan

mandiri secara terapeutik;

2. Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri;

3. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota

keluarganya yang mengalami gangguan secara kompeten.

Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada

model orem's yang diterapkan pada praktek keperawtan

keluaga/komunitas adalah sebagai berikut:

1. Aspek interpersonal : hubungan didalam kelurga;

2. Aspek sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat

disekitarnya;

3. Aspek prosedural : melatih ketrampilan dasar keluarga

sehingga mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi;

4. Aspek tehnis : mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik

dasar yang dilakukan di rumah, misalnya melakukan tindakan

kompres secara benar.

BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpulan

Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan

melalui adopsi atau perkawinan. (WHO, 1969)

Kelompok 2 Page 22

Page 23: Konsep Keperawatan Keluarga Klp 2

Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak,

hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang ada dalam komponen

komunikasi seperti : pengirim, media, pesan, lingkungan dan penerima.\

Self care merupakan suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai

dan dilakukan oleh individu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna

mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya sesuai

dengan keadaan, baik sehat maupun sakit (Orem's, 1980).

DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, W. I, Santoso, B. A, Rozikoi, K, Patonah, S. (2006). Ilmu

keperawatan komunitas 2. Jakarta : Sagung Seto.

Kelompok 2 Page 23

Page 24: Konsep Keperawatan Keluarga Klp 2

Setyowati. Sri. 2008. Asuhan Keperawatan Keluarga : Konsep dan Aplikasi Kasus. Mitra

Cendikia. Jogjakarta

Setiawaty. Santun. 2008. Penuntun Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Trans Info

Media : Jakarta.

Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga. EGC : Jakarta.

Kelompok 2 Page 24