KEPERAWATAN KOMUNITAS 1 (KLP 8).docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

komunitas

Citation preview

TUGAS KELOMPOKMATA KULIAH KEPERAWATAN KOMUNITAS IPerbedaan Pelayanan di Rumah Sakit dengan Pelayanan di Komunitas

OLEH :Kelompok 8INSANI ADILA NURTON(123110234)SYARIFATURRAHMAH(123110251)II.A

Dosen Pembimbing :TASMAN, S.Kp, M.Kep, Sp.Kom

POLTEKKES KEMENKES RI PADANGPRODI KEPERAWATAN PADANG2014BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGPerawatan kesehatan merupakan suatu lapangan khusus di bidang kesehatan, dimana keterampilan hubungan antara manusia serta keterampilan organisasi di terapkan dalam hubungan yang serasi dengan keterampilan anggota profesi kesehatan lain dan tenaga sosial, demi memelihara kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, perawatan kesehatan masyarakat di tujukan pada individu, keluarga, dan kelompok melalui upaya peningkatan kesehatan, pemeliharaan kesehatan, penyuluhan kesehatan, koordinasi, dan pelayanan keperawatan berkelanjutan sebagai suatu pendekatan yang komphrehensif. Pelayanan kesehatan di Rumah sakit merupakan suatu unit yang memberikan jasa pelayanan sosial di bidang medis klinis. Misi rumah sakit tidak terlepas dari misi pelayanan sosial. Pelayanan di rumah sakit berfokus pada kesehatan pasien dan kepuasan pasien dalam mendapatkan pelayan kesehatan. Untuk itu, masyarakat perlu mendapatkan pendidikan kesehatan yang dapat menyadari akan pentingnya menjaga kesehatan.Selain itu masyarakat juga di pandang sebagai target pelayanan kesehatan yag bertujuan untuk mencapai kesehatan komunitas, sebagai suatu upaya peningkatan kesehatan dan menggunakan kerjasama sebagai suatu mekanisme dalam mempermudah pencapaian tujuan yang berarti masyarakat di libatkan secara aktif untuk mencapai tujuan terseebut.B. RUMUSAN MASALAHa. Mengetahui pengertian pelayanan kesehatan.b. Mengetahui faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan.c. Mengetahui tujuan kesehatan masyarakat.d. Mengetahui sasaran kesehatan masyarakat.e. Mengetahui perbedaan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit dan di komunitas.C. TUJUANTujuan Umum Agar mahasiswa memahami secara keseluruhan tentang Perbedaan antara pelayanan kesehatan di Rumah Sakit dan di Komunitas.Tujuan Khusus :a. Mengetahui pengertian pelayanan kesehatan.b. Mengetahui faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan.c. Mengetahui tujuan kesehatan masyarakat.d. Mengetahui sasaran kesehatan masyarakat.e. Mengetahui perbedaan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit dan di komunitas.

BAB IIPEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PELAYANAN KESEHATANPelayanan merupakan suatu aktivitas atau serangkaian alat yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba), yang terjadi akibat interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan persoalan konsumen (Gronroos, 1990 dalam Ratminto dan Winarsih, 2005). Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah pengunaan fasilitas pelayanan yang disediakan baik dalam bentuk rawat jalan, rawat inap, kunjungan rumah oleh petugas kesehatan ataupun bentuk kegiatan lain dari pemanfaatan pelayanan tersebut yang didasarkan pada ketersediaan dan kesinambungan pelayanan, penerimaan masyarakat dan kewajaran, mudah dicapai oleh masyarakat, terjangkau serta bermutu (Azwar, 1999). Keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari tiga kata yaitu keperawatan, kesehatan dan komunitas, dimana setiap kata memiliki arti yang cukup luas. Azrul Azwar (2000) mendefinisikan ketiga kata tersebut sebagai berikut : 1. Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi perubahan, penyimpangan atau tidak berfungsinya secara optimal setiap unit yang terdapat dalam sistem hayati tubuh manusia, baik secara individu, keluarga, ataupun masyarakat dan ekosistem.2. Kesehatan adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan manusia mulai dari tingkat individu sampai tingkat ekosistem serta perbaikan fungsi setiap unit dalam sistem hayati tubuh manusia mulai dari tingkat sub sampai dengan tingkat sistem tubuh.3. Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih sering dibandingkan dengan manusia lain yang berada diluarnya serta saling ketergantungan untuk memenuhi keperluan barang dan jasa yang penting untuk menunjang kehidupan sehari-hari.Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guns meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pence-gahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan. Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pads kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan (Spradley, 1985; Logan and Dawkin, 1987). Keperawatan kesehatan komunitas menurut ANA (1973) adalah suatu sintesa dari praktik kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat. Praktik keperawatan kesehatan komunitas ini bersifat menyeluruh dengan tidak membatasi pelayanan yang diberikan kepada kelompok umur tertentu, berkelanjutan dan melibatkan masyarakat. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perawatan kesehatan komunitas adalah suatu bidang dalam ilmu keperawatan yang merupakan keterpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan dengan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif, secara menyeluruh dan terpadu ditujukan kesatuan yang utuh melalui proses keperawatan untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal.B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAYANAN KESEHATAN Menurut WHO (1984) dalam Juanita (1998) menyebutkan bahwa faktor prilaku yang mempengaruhi penggunaan pelayanan kesehatan adalah: a. Pemikiran dan Perasaan (Thoughts and Feeling) Berupa pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian-penilaian seseorang terhadap obyek, dalam hal ini obyek kesehatan.b. Orang Penting sebagai Referensi (Personal Referensi)Seseorang lebih banyak dipengaruhi oleh seseorang yang dianggap penting atau berpengaruh besar terhadap dorongan penggunaan pelayanan kesehatan. c. Sumber-Sumber Daya (Resources)Mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga, dan sebagainya. Sumber-sumber daya juga berpengaruh terhadap prilaku seseorang atau kelompok masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Pengaruh tersebut dapat bersifat positif dan negatif.

d. Kebudayaan (Culture)Berupa norma-norma yang ada di masyarakat dalam kaitannya dengan konsep sehat sakit. e. Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan Azwar (1999) menjelaskan suatu pelayanan kesehatan harus memiliki berbagai persyaratan pokok, yaitu: persyaratan pokok yang memberi pengaruh kepada masyarakat dalam menentukan pilihannya terhadap penggunaan jasa pelayanan kesehatan dalam hal ini puskesmas, yakni : f. Ketersediaan dan Kesinambungan PelayananPelayanan yang baik adalah pelayanan kesehatan yang tersedia di masyarakat (acceptable) serta berkesinambungan (sustainable). Artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat ditemukan serta keberadaannya dalam masyarakat adalah ada pada tiap saat dibutuhkan. g. Kewajaran dan Penerimaan Masyarakat Pelayanan kesehatan yang baik adalah bersifat wajar (appropriate) dan dapat diterima (acceptable) oleh masyarakat. Artinya pelayanan kesehatan tersebut dapat mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi, tidak bertentangan dengan adat istiadat, kebudayaan, keyakinan dan kepercayaan masyarakat, serta bersifat tidak wajar, bukanlah suatu keadaan pelayanan kesehatan yang baik. h. Mudah Dicapai oleh Masyarakat Pengertian dicapai yang dimaksud disini terutama dari letak sudut lokasi mudah dijangkau oleh masyarakat, sehingga distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting. Jangkauan fasilitas pembantu untuk menentukan permintaan yang efektif. Bila fasilitas mudah dijangkau dengan menggunakan alat transportasi yang tersedia maka fasilitas ini akan banyak dipergunakan. Tingkat pengguna di masa lalu dan kecenderungan merupakan indikator terbaik untuk perubahan jangka panjang dan pendek dari permintaan pada masa akan datang. i. TerjangkauPelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan yang terjangkau (affordable) oleh masyarakat, dimana diupayakan biaya pelayanan tersebut sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang mahal hanya mungkin dinikmati oleh sebagian masyarakat saja. j. MutuMutu (kualitas) yaitu menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dan menunjukkan kesembuhan penyakit serta keamanan tindakan yang dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. C. TUJUAN KESEHATAN MASYARAKATKesehatan masyarakat ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah keperawatan kesehatan yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari (Effendy, 1998). Menurut Depkes RI (2007), tujuan dari kesehatan masyarakat adalah: a. Tujuan Umum Tujuan umum kesehatan masyarakat adalah meningkatkan kemandirian individu, keluarga, dan kelompok/masyarakat untuk mengatasi masalah keperawatan kesehatan agar tercapai derajat kesehatan optimal. b. Tujuan KhususTujuan khusus kesehatan masyarakat adalah :1. Meningkatnya pengetahuan individu, sikap, perilaku individu, keluarga, kelompok masyarakat tentang kesehatan.2. Meningkatnya penemuan dini kasus baru prioritas.3. Meningkatnya penanganan keperawatan kasus di Puskesmas.4. Meningkatnya penanganan kasus prioritas mendapat tidak lanjut perawatan.

D. SASARAN KEGIATAN KESEHATAN MASYARAKATSasaran dari kegiatan kesehatan masyarakat, khususnya keperawatan masyarakat mencakup seluruh masyarakat berdasarkan Depkes RI (2007), diantaranya :1. Individu, yaitu individu beresiko tinggi, seperti individu dengan penyakit, balita, lansia, masalah mental atau kejiwaan.2. Keluarga, yaitu ibu hamil, balita, lanjut usia, menderita penyakit, masalah mental/kejiwaan.3. Kelompok masyarakat, yaitu daerah kumuh, terisolasi, konflik, dan daerah yang tidak terjangkau dengan pelayanan masyarakat. Sedangkan fokus dari sasaran keperawatan kesehatan masyarakat adalah keluarga rawan kesehatan dengan prioritas keluarga yang rentan terhadap masalah kesehatan (gakin) dan keluarga dengan resiko tinggi: anggota keluarga ibu hamil, balita. Lansia, dan menderita penyakit. Sebagai pejabat fungsional perawat, perawat kesehatan masyarakat di puskesmas bertanggung jawab melaksanakan pelayanan terhadap individu, keluarga, kelompok/masyarakat yang mengalami masalah kesehatan akibat ketidaktahuan dan ketidakmampuan. Idealnya perawat puskesmas yang profesional adalah perawat komunitas yang memiliki latar belakang pendidikan serta kompetensi dibidang keperawatan komunitas dalam menjalankan peran dan fungsinya (Depkes RI, 2004). E. PERBEDAAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT DENGAN PELAYANAN DI KOMUNITASPerbedaan pelayanan di antara kedua bentuk pelayanan tersebut dapat di lihat dari berbagai aspek yaitu tempat kegiatan, jenis pasien yang di layani, ruang lingkup pelayanan perhatian utama, dan sasaran pelayanan di gambarkan dalam tabel berikut :NoAspek perbedaanRuamh SakitKeperawatan Komunitas

1Tempat kegiatan1. Bangsal perawatan2. Klinik1. Puskesmas2. Rumah3. Sekolah4. Perusahaan5. Panti-panti

2Tipe Pasien yang di layani1. Orang sakit2. Orang meninggal1. Orang sehat2. Orang sakit3. Orang meninggal

3Ruang lingkup pelayanan1. Kuratif 2. Rehabilitatif1. Promotif2. Preventif3. Kuratif4. Rehabilitatif5. Resosiati

4Perhatian utama1. Rasa aman selama sakit1. Peningkatan kesehatan2. Pencegahan penyakit

5Sasaran pelayanan1. Individu 1. Individu2. Keluarga3. Kelompok khusus4. Masyarakat

a. Pelayanan Kesehatan di Rumah SakitPelayanan medik di Rumah Sakit adalah salah satu jenis pelayanan Rumah Sakit yang diberikan oleh tenaga medik.Manajemen Pelayanan Medik di Rumah Sakit secara sederhana adalah suatu pengelolaan yang meliputi perencanaan berbagai sumber daya medik dengan mengorganisir serta menggerakkan sumber daya tersebut diikuti dengan evaluasi dan kontrol yang baik, sehingga dihasilkan suatu pelayanan medik yang merupakan bagian dari sistem pelayanan di Rumah Sakit. Pasien/klien Dilihat dari status sosio-ekonomi dan budaya masyarakat pasien dapat digolongkan pada pasien tingkat menengah ke atas dan tingkat menengah ke bawah. Pada perencanaan suatu Rumah Sakit perlu memperhitungkan status pasien yang akan menjadi pangsa pasar Rumah Sakit sesuai dengan visi dan misi Rumah Sakit. Manajemen Pelayanan Medis Di Rumah Sakit Secara sederhana terdiri dari : a. Perencanaanb. Pengorganisasian c. Penggerakand. Pelaksanaan pelayanan medis Ada beberapa hal penting yang mendasari pelayanan medis di rumah sakit agar dihasilkan suatu pelayanan yang optimal yaitu : 1. Falsafah dan tujuan Pelayanan medis yang diberikan harus sesuai dengan ilmu pengetahuan kedokteran mutakhir serta memanfaatkan kemampuan dan fasilitas Rumah Sakit secara optimal. Tujuan pelayanan medis adalah mengupayakan kesembuhan pasien secara optimal melalui prosedur dan tindakan yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan standar masing-masing profesi. 2. Administrasi dan pengelolaanMempunyai fungsi antara lain : a. Membuat kebijakan dan melaksanakannya.b. Mengintegrasi, merencanakan dan mengkoordinasi pelayanan.c. Melaksanakan pengembangan DIKLAT.d. Melakukan pengawasan termasuk medikolegal

3. Staf dan pimpinan Penetapan staf dan hak/kewajibannya ditentukan oleh pejabat yang berwenang, dengan prinsip seleksi : dapat memberikan pelayanan profesional, sesuai kebutuhan Rumah Sakit dan masyarakat serta ada rekomendasi profesi. 4. Fasilitas dan peralatan Tersedia fasilitas pelayanan yang cukup sehingga tujuan pelayanan efektif tercapai, misalnya ruang pertemuan staf medis, fasilitas untuk berkomunikasi, tenaga, administrasi untuk pencatatan kegiatan medis. 5. Kebijakan dan prosedur Perlu dibuat kebijakan dan prosedur klinis maupun nonmedis sesuai dengan standar yang ada. 6. Pengembangan staf dan program pendidikan Hal ini diperlukan untuk peningkatan mutu pelayanan medis. 7. Evaluasi dan pengendalian mutu Ada program pengendalian mutu yang menilai konsep, hasil kerja dan proses pelayanan medis. Dilaksanakan oleh Komite medis. Ketujuh kriteria di atas merupakan point penting dalam penilaian akreditasi Rumah Sakit di samping administrasi dan manajemen, manajemen keperawatan, unit gawat darurat serta rekam medik. Masalah yang timbul dalam pelayanan kesehatan di Rumah SakitMasalah-masalah yang timbul antara lain : 1. Tenaga, khususnya tenaga medis spesialis masih kurang dan tidak merata.2. Belum semua Rumah Sakit menerapkan/mengacu kepada struktur organisasi 983/1992 karena keterbatasan kualifikasi tenaga yang ada.3. Fasilitas yang belum sesuai dengan standar. 4. Kecenderungan untuk memiliki alat canggih tanpa memperhitungkan efisiensi dan efektivitas.5. Sikap dan perilaku tenaga medis yang kurang mendukung sistem pelayanan medis maupun Rumah Sakit sebagai suatu sistem.6. Sikap dan perilaku pimpinan Rumah Sakit yang kurang tegas dalam pelaksanaan pelayanan medis. b. Pelayanan Kesehatan di KomunitasKeperawatan kesehatan komunitas adalah suatu bidang dalam ilmu keperawatan yang merupakan keterpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan dengan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif, secara menyeluruh dan terpadu ditujukan kesatuan yang utuh melalui proses keperawatan untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal. Sasaran pelayanan kesehatan di KomunitasSasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga, dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk di daerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita dan ibu hamil. Menurut Anderson (1988) sasaran keperawatan komunitas terdiri dari tiga tingkat yaitu :1. Tingkat Individu.Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang mempunyai masalah kesehatan tertentu (misalnya TBC, ibu hamil d1l) yang dijumpai di poliklinik, Puskesmas dengan sasaran dan pusat perhatian pada masalah kesehatan dan pemecahan masalah kesehatan individu.2. Tingkat Keluarga.Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan mengukur sejauh mana terpenuhinya tugas kesehatan keluarga yaitu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan, memberikan perawatan kepada anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang sehat dan memanfaatkan sumber daya dalam masyarakat untuk meningkatkan kesehatan keluarga.

Prioritas pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat Prioritas pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat difokuskan pada keluarga rawan yaitu :a. Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga dengan: ibu hamil yang belum ANC, ibu nifas yang persalinannya ditolong oleh dukun dan neonatusnya, balita tertentu, penyakit kronis menular yang tidak bisa diintervensi oleh program, penyakit endemis, penyakit kronis tidak menular atau keluarga dengan kecacatan tertentu (mental atau fisik).b. Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang memiliki masalah gizi, seperti anemia gizi be-rat (HB kurang dari 8 gr%) ataupun Kurang Energi Kronis (KEK), keluarga dengan ibu hamil resiko tinggi seperti perdarahan, infeksi, hipertensi, keluarga dengan balita dengan BGM, keluarga dengan neonates BBLR, keluarga dengan usia lanjut jompo atau keluarga dengan kasus percobaan bunuh diri.c. Keluarga dengan tindak lanjut perawatan3. Tingkat Komunitas Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai klien.a. Pembinaan kelompok khusus.b. Pembinaan desa atau masyarakat bermasalahSebagai sasaran praktik keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat. 1. Individu Sebagai KlienIndividu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya yang mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurangnya kemauan menuju kemandirian pasien/klien.2. Keluarga Sebagai KlienKeluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri. 3. Masyarakat Sebagai KlienMasyarakat memiliki cirri-ciri adanya interaksi antar warga, diatur oleh adat istiadat, norma, hukum dan peraturan yang khas dan memiliki identitas yang kuat mengikat semua warga. Ruang Lingkup Keperawatan KomunitasKeperawatan komunitas mencakup berbagai bentuk upaya pelayanan kesehatan baik upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, maupun resosialitatif. Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan, peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perorangan, pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga teratur, rekreasi dan pendidikan seks. 1. Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap individu, keluarga kelompok dan masyarakat melalui kegiatan imunisasi, pemeriksaan kesehatan berkala melalui posyandu, puskesmas dan kunjungan rumah, pemberian vitamin A, iodium, ataupun pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.2. Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit atau masalah kesehatan melalui kegiatan perawatan orang sakit dirumah, perawatan orang sakit sebagai tindaklanjut dari Pukesmas atau rumah sakit, perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis, perawatan buah dada, ataupun perawatan tali pusat bayi baru lahirUpaya rehabilitatif atau pemulihan terhadap pasien yang dirawat dirumah atau kelompok-kelompok yang menderita penyakit tertentu seperti TBC, kusta dan cacat fisik lainnya melalui kegiatan latihan fisik pada penderita kusta, patch tulang dan lain sebagainya, kegiatan fisioterapi pada penderita stroke, batuk efektif pada penderita TBC, dll.3. Upaya resosialitatif adalah upaya untuk mengembalikan penderita ke masyarakat yang karena penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat seperti, penderita AIDS, kusta dan wanita tuna susila. Peran Perawat Komunitas1. Pendidik (Educator)Perawat memiliki peran untuk dapat memberikan informasi yang memungkinkan klien membuat pilihan dan mempertahankan autonominya. Perawat selalu mengkaji dan memotivasi belajar klien. 2. AdvokatPerawat memberi pembelaan kepada klien yang tidak dapat bicara untuk dirinya. 3. Manajemen KasusPerawat memberikan pelayanan kesehatan yang bertujuan menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas, mengurangi fragmentasi, serta meningkatkan kualitas hidup klien.4. Kolaborator Perawat komunitas juga harus bekerjasama dengan pelayanan rumah sakit atau anggota tim kesehatan lain untuk mencapai tahap kesehatan yang optimal.5. Panutan (Role Model)Perawat kesehatan komunitas seharusnya dapat menjadi panutan bagi setiap individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat sesuai dengan peran yang diharapkan. Perawat dituntut berperilaku sehat jasmani dan rohani dalam kehidupan sehari-hari.6. PenelitiPenelitian dalam asuhan keperawatan dapat membantu mengidentifikasi serta mengembangkan teori-teori keperawatan yang merupakan dasar dari praktik keperawatan. 7. Pembaharu (Change Agent)Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan sebagai agen pembaharu terhadap individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat terutama dalam merubah perilaku dan pola hidup yang erat kaitannya dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan. Puskesmas Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Depkes RI, 1991 dalam Effendy, 1998). a. Tujuan Puskesmas Puskesmas bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang tinggal di wilayah kerja puskesmas (Hatmoko, 2006). Tujuan pembangunan kesehatan yang diselengggarakan puskemas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan nasional yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setingg-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat 2010 (Depkes RI. 1999). b. Fungsi Puskesmas Puskesmas memiliki tiga fungsi, yaitu sebagai pusat penggerak pembangunan yang berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan masyarakat tingkat pertama. Sebagai langkah awal dari program keperawatan kesehatan masyarakat, fungsi dan peran puskesmas bukan saja persoalan teknis medis tetapi juga berbagai keterampilan sumber daya manusia yang mampu mengorganisir model sosial yang ada di masyarakat, juga sebagai lembaga kesehatan yang menjangkau masyarakat di wilayah terkecil dan membutuhkan strategi dalam hal pengorganisasian masyarakat untuk terlibat dalam penyelenggaraan kesehatan secara mandiri (Mubarak dan Chayatin, 2009). c. Kegiatan Puskesmas Berdasrkan diagnosa komunitas yang dilakukan puskesmas, maka dapat dirumuskann kegiatan pokok puskesmas yang merupakan upaya wajib puskesmas yang dilakukan sesuai kebutuhan masyarakat dan juga disesuaikan dengan fungsi puskesmas dan kemampuan sumber daya yang tersedia (Depkes RI, 2004). Kegiatan pokok tersebut antara lain: 1. Promosi KesehatanUpaya promosi kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan nilai kesehatan sehingga dengan sadar mau mengubah perilakunya menjadi perilaku sehat. Sasarannya yaitu masyarakat yang beresiko tertular penyakit maupun masyarakat umum. Upaya ini dilakuka n melalui penyuluhan, baik di klinik, rumah penduduk, balai pertemuan melalui ceramah maupun dengan menggunakan alat peraga.2. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berncana (KB) Upaya KIA bertujuan untuk menurunkan kematian dan kejadian sakit pada ibu dan meningkatkan derajat kesehatan anak. Sasarannya adalah ibu hamil, ibu menyusui dan balita, dukun bersalin, dan kader kesehatan. Kegiatannya antara lain: 1) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui.2) Memberikan pendidikan kesehatan tentang makanan yang sehat. 3) Mengamati perkembangan balita terkait dengan program gizi. 4) Memberikan pelayanan KB dan PUS. 5) Memberikan pertolonagan persalinan dan bimbingan selama masa nifas serta mengadakan pelatihan bagi dukun bersalin dan kader kesehatan posyandu. Menurut Muninjaya (2004), upaya KB bertujuan untuk menekan angka kelahiran dan meningkatkan kesehatan ibu sehingga di dalam keluarga akan berkembang norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS). Sasarannya yaitu pasangan usia subur (PUS) dan dukun bersalin. Kegiatannya anatara lain: 1) Mengadakan penyuluhan tantang KB. 2) Menyediakan dan pemasangan alat-alat kontrasepsi serta pelayanan pengobatan efek samping KB. 3) Mengadakan kursus keluarga berencana untuk dukun bersalin.3. Perbaikan Gizi Menurut Muninjaya (2004), upaya perbaikan gizi bertujuan meningkatkan status gizi masyarakat melalui usaha pemantauan status gizi kelompok masyarakat beresiko tinggi, terutama ibu hamil dan balita. Sasarannya yaitu ibu hamil, ibu menyusui, balita, dan penduduk yang tinggal di daerah rawan pangan. Kegiatannya antara lain: 1) Memberikan penyuluhan tentang gizi. 2) Menimbang serta badan dan tinggi badan balita untuk memantau pertumbuhannya. 3) Memberikan makanan tambahan (PMT) untuk balita yang kurang gizi. 4) Pemberian vitamin A untuk balita. d. Kesehatan Lingkungan Muninjaya (2004), menyebutkan upaya kesehatan lingkungan bertujuan menanggulangi dan menghilangkan unsur-unsur fisik berbahaya pada lingkungan sehingga faktor lingkungan yang kurang sehat tidak menjadi faktor resiko timbulnya penyakit di masyarakat. Sasarannya yaitu tempat-tempat umum seperti rumah makan, pasar, sumber air minum, dan tempat pembuangan limbah. Kegiatannya antara lain: 1) Memperbaiki sistem pembuangan kotoran. 2) Menyediakan air bersih 3) Memperbaiki pembuangan sampah. 4) Pengawasan sanitasi tempat umum. 5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) Muninjaya (2004) menyebutkan, upaya P2M bertujuan menemukan kasus penyakit menular sedini mungkin dan memberikan proteksi bagi masyarakat agar terhindar dari penularan penyakit. Sasarannya yaitu ibu hamil, balita, anak-anak dan lingkungan pemukiman masyarakat. Untuk pemberantasan penyakit menular tertentu, misalnya penyakit kelamin, kelompok-kelompok tertentu masyarakat yang berperilaku resiko tinggi juga perlu dijadikan sasaran kegiatan P2M. Kegiatannya antara lain: 1) Menemukan kasus sedini mungkin. 2) Mengumpulkan dan menganalisa penyakit. 3) Melaporkan kasus penyakit menular yang sedang berjangkit di masyarakat. 4) Pemberantasan vektor yang dilakukan dengan penyemprotan menggunakan insektisida. 5) Kegiatan imunisasi pada kelompok masyarakat tertentu. 6. Pengobatan Muninjaya (2004) menyebutkan, pengobatan bertujuan memberikan pengobatan dan perawatan kepada masyarakat. Program ini merupakan bentuk pelayanan kesehatan dasar yang bersifat kuratif. Sasarannya yaitu seluruh masyarakat di wilayah kerja puskesmas yang mengunjungi puskesmas untuk mendapatkan pengobatan. Kegiatannya antara lain: 1) Menegakkan diagnosa. 2) Memberikan pengobatan untuk penderita yang berobat jalan atau pelayanan rawat inap khusus untuk puskesmas perawatan.3) Merujuk penderita ke pusat-pusat rujukan medis sesuai dengan jenis penyakit yang tidak mampu ditangani oleh puskesmas. 4) Menyelenggarakan puskesmas keliling untuk menjangkau wilayah kerja puskesmas yang belum mempunyai puskesmas pembantu atau wilayah pemukiman penduduk yang masih sulit sarana transportasi. e. Kegiatan Pengembangan PuskesmasSelain kegiatan pokok, puskesmas juga melakukan upaya kesehatan pengembangan antara lain: 1. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) UKS bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan anak dan lingkungan sekolah. Sasaran dari UKS adalah murid SD, SLTP, SLTA, dan lingkungan sekolah. Kegiatannya antara lain: 1) Melakukan pemeriksaan kesehatan anak secara berkala. 2) Mengupayakan lingkungan sekolah yang sehat dengan penyediaan air bersih dan tempat sampah. 3) Pendidikan kesehatan tentang kebersihan perorangan, kesehatan gigi, kesehatan lingku ngan. 4) Mengembangkan pelayanan kesehatan primer (P3K) di sekolah. 2. Upaya Kesehatan Olahraga Upaya kesehatan olahraga meliput i: melakukan pemeriksaan kesehatan berkala, penentuan takaran latihan, pengobatan dengan latihan dan rehabilitasi, pengobatan akibat cedera latihan dan pengawasan selama pemusatan latihan. 3. Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat Upaya kesehatan masyarakat bertujuan memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada pasien dan keluarganya, memberikan konseling kepada anggota keluarga untuk mengenali kebutuhan kesehatannya sendiri dan cara-cara penanggulangannya disesuaikan dengan batas-batas kemampuan mereka, menunjang program kesehatan lainnya dalam usaha pencegahan penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan individu dan keluarganya. Sasarannya yaitu kelompok masyarakat dengan resiko tinggi. Kegiatannya yaitu melaksanakan perawatan kesehatan perorangan, keluarga dan kelompok masyarakat lainnya, memberi asuhan keperawatan kepada individu di puskesmas ataupun di luar puskesmas dengan berbagai tingkat umur, kondisi kesehatan, tumbuh kembang dan jenis kelamin, dan diarahkan kepada keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat. 4. Upaya Peningkatan Kesehatan Kerja Upaya peningkatan usaha kerja bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan para pekerja di berbagai sektor. Kegiatannya antara lain: 1) Identifikasi masalah meliput i pemeriksaan awal dan berkala untuk para pekerja. 2) Pemeriksaan kasus terhadap pekerja yang datang berobat ke puskesmas. 3) Peninjauan tempat kerja untuk menentukan bahaya akibat kerja. 4) Peningkatan kesehatan kerja melalui peningkatan gizi, lingkungan kerja dan kegiatan peningkatan kesejahteraan. 5) Kegiatan pencegahan kecelakaan akibat kerja. 6) Pengobatan kasus akibat kerja. 7) Pemulihan kesehatan dan rujukan medik terhadap pekerja yang sakit. 5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut Upaya kesehatan gigi dan mulut bertujuan menghilangkan atau mengurangi gangguan kesehatan gigi dan mulut dan mempertinggi kesadaran kelompo-kelompok masyarakat tentang pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Sasarannya adalah ibu hamil, murid SD dan masyarakat yang datang ke puskesmas dengan keluhan gangguan gigi dan mulut. Kegiatannya anatara lain: 1) Melakukan pemeriksaan kesehatan, perawatan gigi dan mulut secara rutin untuk anak-anak sekolah serta ibu hamil. 2) Memberikan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut secara individu atau kelompok. 3) Pengobatan pada klien yang mengalami gangguan kesehatan gigi dan mulut yang berobat maupun yang dirujuk. 6. Upaya Kesehatan Jiwa Upaya kesehatan jiwa bertujuan untuk mencapai tingkat kesehatan jiwa masyarakat secara optimal. Sasarannya yaitu penderita gangguan jiwa dan keluarganya yang datang ke puskesmas termasuk pasien yang dirujuk oleh RSJ untuk rehabilitasi sosial. Kegiatannya antara lain: 1) Mengenali penderita yang memerlukan pelayanan kesehatan psikiatri. 2) Memberikan pertolongan pertama psikiatri, pengobatan atau merujuk pasien ke rumah sakit jiwa. 3) Memberikan penyuluhan kesehatan jiwa kepada kelompok penduduk di wilayah kerja puskesmas. 7. Upaya Kesehatan Mata Berupa anamnesa, pemeriksaan visus, tes buta warna, pengobatan dan pemeriksaan kacamata, operasi katarak dan glaukoma akut yang dilakukan oleh tim rujrukan rumah sakit, dan pengembangan kesehatan masyarakat. 8. Upaya Kesehatan Lanjut Usia Upaya kesehatan lanjut usia bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang berusia lanjut. Kegiatannya antara lain pemeriksaan kesehatan warga lanjut usia, pemberian pengobatan bagi lansia yang mengalami gangguan kesehatan, menyelenggarakan posyandu lansia setiap bulan di wilayah kerja puskesmas. 9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional Kegiatannya adalah melestarikan bahan-bahan tanaman yang dapat digunakan untuk pengobatan tradisional, melakukan pembinaan terhadap cara-cara pengobatan tradisional.

BAB III

KESIMPULANPelayanan merupakan suatu aktivitas atau serangkaian alat yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba), yang terjadi akibat interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan persoalan konsumen (Gronroos, 1990 dalam Ratminto dan Winarsih, 2005). Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah pengunaan fasilitas pelayanan yang disediakan baik dalam bentuk rawat jalan, rawat inap, kunjungan rumah oleh petugas kesehatan ataupun bentuk kegiatan lain dari pemanfaatan pelayanan tersebut yang didasarkan pada ketersediaan dan kesinambungan pelayanan, penerimaan masyarakat dan kewajaran, mudah dicapai oleh masyarakat, terjangkau serta bermutu (Azwar, 1999). Perbedaan pelayanan di antara kedua bentuk pelayanan tersebut dapat di lihat dari berbagai aspek yaitu tempat kegiatan, jenis pasien yang di layani, ruang lingkup pelayanan perhatian utama, dan sasaran pelayanan.

DAFTAR PUSTAKA

Christien S. Ibrahim, (1986), Konsep Keperawatan Dan Teori Keperawatan. Akper Pajajaran Dep.Kes, Bandung. Dapartemen Kesehatan RI (1990). Konsep Perawatan Kesehatan Masyarakat, Jakarta.Departemen Kesehatan RU (1992), Keperawatan Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas. Ditjen Binkesmas, Dep.Kes, Jakarta.Freeman B. Ruth (1961), Public Health Nursing Practice, W . B Saunder Co. London.Freeman R. Ruth (1981), Community Health Nursing Practice. Secound Edition. W.B Sounder CO, London, Philadelphia, Sydney.Direktorat Rumah Sakit Umum dan Pendidikan Dirjen Yanmed Depkes RI, Standar Pelayanan Rumah Sakit cetakan ketiga, Jakarta 1994.