30
KOMPREHENSIF I EMFISEMA PARU LAPORAN PENDAHULUAN oleh. Kurnia Juliarthi NIM 132310101012 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER JEMBER 2015

Komprehensif i Lp Emfisema

Embed Size (px)

DESCRIPTION

huhu

Citation preview

KOMPREHENSIF IEMFISEMA PARU

LAPORAN PENDAHULUAN

oleh.Kurnia JuliarthiNIM 132310101012

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS JEMBERJEMBER2015

DAFTAR ISI

DAFTAR ISIiLAPORAN PENDAHULUAN1A.Definisi Penyakit1B.Epidemiologi2C.Etiologi2D.Tanda dan Gejala3E.Patofisiologi4F.Komplikasi5G.Pemeriksaan Penunjang6H.Clinical Pathway7I.Penatalaksanaan Medis7J.Penatalaksanaan Keperawatan91.Pengkajian92.Diagnosa Keperawatan yang Sering Muncul (PES)123.Perencanaan /Nursing Care Plan dan Evaluasi144.Discharge Planning17K.Daftar Referensi18

LAPORAN PENDAHULUANA. Definisi PenyakitEmfisema paru adalah kondisi dimana kantung udara di paru-paru bertahap hancur, membuat nafas lebih pendek. Emfisema adalah salah satu penyakit yang secara kolektif dikenal sebagai penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Merokok adalah penyebab utama emfisema.Emfisema membuat kantung udara yang terdiri dari alveolus menjadi berlubang di dindingnya. Hal ini bisa menyebabkan penyempitan permukaan paru-paru dan mengurangi jumlah oksigen dalam darah.Emfisema juga perlahan-lahan menghancurkan serat-serat elastis yang membuka saluran udara kecil yang mengarah ke kantung udara. Hal ini memungkinkan saluran udara tersebut runtuh pada saat ekspirasi, sehingga udara dalam paru-paru tidak dapat keluar.Emfisema paru dibagi menjadi tiga tipe, yaitu :a. Emfisema sentriolobularMerupakan tipe yang sering muncul dan memperlihatkan kerusakn bronkhiolus, biasanya pada daerah paru-paru atas. Inflamasi merambah sampah bronkhiolus tetapi biasanya kantung alveolus tetap bersisa.b. Emfisema panlobular (Panacinar)Merupakan tipe yang merusak ruan udara pada seluruh asinus dan umumnya juga merusak paru-paru bagian bawah. Tipe ini sering disebut centriacinar emfisema, sering kali timbul pada perokok. Panacinar timbul pada orang tua dan pasien dengan defisiensi enzim alpha-antitripsin.c. Emfisema paraseptalMerupakan tipe yang merusak alveoli lobus bagian bawah yang mengakibatkan isolasi blebs (udara dalam alveoli) sepanjang perifer paru-paru. Paraseptal emfisema dipercaya sebagai sebab dari pneumotorak spontan.

B. EpidemiologiDi Amerika Serikat kurang lebih 2 juta orang menderita emfisema. Emfisema menduduki peringkat ke-9 diantara penyakit kronis yang dapat menimbulkan gangguan aktifitas. Kejadian emfisema hamper terjadi pada 65 % laki-laki dan 15 % wanita. Nawas dkk melakukan penelitian di poliklinik paru RS Persahabatan Jakarta dan mendapatkan prevalensi PPOK sebanyak 26 %, kedua terbanyak setelah tuberkulosis paru (65 %), namun di Indonesia belum ada data mengenai emfisema paru.C. EtiologiEmfisema disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus. Alveolus adalah gelembung-gelembung yang terdapat dalam paru-paru. Pada penderita emfisema, volume paru-paru lebih besar dibandingkan dengan orang yang sehat karena karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari paru-paru terperangkap didalamnya. Asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab kehilangan elastisitas pada paru-paru ini. Selain itu emfisema juga disebabkan oleh:a. Faktor GenetikFaktor genetik mempunyai peran pada penyakit emfisema. Faktor genetik diataranya adalah atopi yang ditandai dengan adanya eosinifilia atau peningkatan kadar imonoglobulin E (IgE) serum, adanya hiper responsive bronkus, riwayat penyakit obstruksi paru pada keluarga, dan defisiensi protein alfa 1 anti tripsin.b. Hipotesis Elastase-Anti ElastaseDi dalam paru terdapat keseimbangan antara enzim proteolitik elastase dan anti elastase supaya tidak terjadi kerusakan jaringan.Perubahan keseimbangan menimbulkan jaringan elastik paru rusak. Arsitektur paru akan berubah dan timbul emfisema.c. RokokRokok adalah penyebab utama timbulnya emfisema paru. Rokok secara patologis dapat menyebabkan gangguan pergerakan silia pada jalan nafas, menghambat fungsi makrofag alveolar, menyebabkan hipertrofi dan hiperplasia kelenjar mukus bronkus dan metaplasia epitel skuamus saluran pernapasan.d. InfeksiInfeksi saluran nafas akan menyebabkan kerusakan paru lebih hebat sehingga gejalanya lebih berat. Penyakit infeksi saluran nafas seperti pneumonia, bronkiolitis akut dan asma bronkiale, dapat mengarah pada obstruksi jalan nafas, yang pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya emfisema. Infeksi pernapasan bagian atas pasien bronkitis kronik selalu menyebabkan infeksi paru bagian dalam, serta menyebabkan kerusakan paru bertambah. Bakteri yang di isolasi paling banyak adalah haemophilus influenzae dan streptococcus pneumoniae.e. PolusiPolutan industri dan udara juga dapat menyebabkan emfisema. Insiden dan angka kematian emfisema bisa dikatakan selalu lebih tinggi di daerah yang padat industrialisasi, polusi udara seperti halnya asap tembakau, dapat menyebabkan gangguan pada silia menghambat fungsi makrofag alveolar. Sebagai faktor penyebab penyakit, polusi tidak begitu besar pengaruhnya tetapi bila ditambah merokok resiko akan lebih tinggi.f. Faktor Sosial EkonomiEmfisema lebih banyak didapat pada golongan sosial ekonomi rendah, mungkin kerena perbedaan pola merokok, selain itu mungkin disebabkan faktor lingkungan dan ekonomi yang lebih jelek.g. Pengaruh usiaD. Tanda dan GejalaAdapun gejala dari penyakit emfisema paru-paru diantaranya adalah:1) Pada awal gejalanya serupa dengan bronkhitis kronis2) Napas terengah-engah disertai dengan suara seperti peluit3) Dada berbentuk seperti tong, otot leher tampak menonjol, penderita sampai membungkuk4) Sianosis/bibir tampak kebiruan5) Berat badan menurun akibat nafsu makan menurun6) Batuk menahun7) Dispnea8) Takipnea9) Inspeksi : barrel chest, penggunaan otot bantu pernapasan10) Perkusi : hiperresonan, penurunan fremitus pada seluruh bidang paru11) Auskultasi bunyi napas : crachles, ronchi, perpanjangan ekspirasi12) Hipoksemia13) Hiperkapnia14) Anoreksia15) KelemahanE. PatofisiologiPada emfisema beberapa faktor penyebab obstruksi jalan napas yaitu : inflamasi dan pembengkakan bronki; produksi lendir yang berlebihan; kehilangan rekoil elastik jalan napas; dan kolaps bronkiolus serta redistribusi udara ke alveoli yang berfungsi. Karena dinding alveoli mengalami kerusakan, area permukaan alveolar yang kontak langsung dengan kapiler paru secara kontinu berkurang, menyebabkan peningkatan ruang rugi (area paru dimana tidak ada pertukaran gas yang dapat terjadi) dan mengakibatkan kerusakan difusi oksigen. Kerusakan difusi oksigen mengakibatkan hipoksemia. Pada tahap akhir penyakit, eliminasi karbondioksida mengalami kerusakan, mengakibatkan peningkatan tekanan karbondioksida dalam darah arteri (hiperkapnia) dan menyebabkan asidosis respiratorius. Karena dinding alveolar terus mengalami kerusakan, jaring kapiler pulmonal berkurang. Aliran darah pulmonal meningkat dan ventrikel kanan dipaksa untuk mempertahankan tekanan darah yang tinggi dalam arteri pulmonal. Dengan demikian, gagal jantung sebelah kanan (kor pulmonal) adalah salah satu komplikasai emfisema. Terdapatnya kongesti, edema tungkai, distensi vena leher atau nyeri pada region hepar menandakan terjadinya gagal jantung.Sekresi meningkat dan tertahan menyebabkan individu tidak mampu untuk membangkitkan batuk yang kuat untuk mengeluarkan sekresi. Infeksi akut dan kronis dengan demikian menetap dalam paru yang mengalami emfisema memperberat masalah. Individu dengan emfisema mengalami obstruksi kronik ke aliran masuk dan aliran keluar udara dari paru. Paru-paru dalam keadaan heperekspansi kronik. Untuk mengalirkan udara kedalam dan keluar paru-paru, dibutuhkan tekanan negatif selama inspirasi dan tekanan positif dalam tingkat yang adekuat harus dicapai dan dipertahankan selama ekspirasi.Daripada menjalani aksi pasif involunter, ekspirasi menjadi aktif dan membutuhkan upaya otot. Sesak napas pasien terus meningkat, dada menjadi kaku,dan iga terfiksaksi pada persendiannya. Dada seperti tong (barrel chest) ini terjadi akibat kehilangan elastisitas paru karena adanya kecenderungan yang berkelanjutan pada dinding dada untuk mengembang.F. KomplikasiKomplikasi yang sering terjadi pada penyakit emfisema yaitu:1) Gagal jantung kanan2) Cor Pulmonal3) Pneumonia4) Atelaktasis5) Pneumothoraks6) Sering mengalami infeksi ulang pada saluran pernapasanPrognosis jangka pendek maupun jangka panjang bergantung pada umur dan gejala klinis pada waktu berobat. Penderita dengan penyakit yang lebih banyak emfisema paru, akan lebih baik daripada penderita yang penyakitnya lebih banyak bronkitis kronik. Penderita dengan sesak nafas ringan (