Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN
PINJAMAN DAN HIBAH
EDISI
LAPORAN PENGELOLAAN
PINJAMAN DAN HIBAH
Direktorat Pinjaman dan Hibah Direktorat Jenderal Pengelolaan UtangKementerian Keuangan
SEPTEMBER 2015
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang
Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi September 2015– hal 1
Direktorat Pinjaman dan Hibah merupakan unit eselon II di bawah Direktorat Jenderal
Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan Republik Indonesia yang tugas
utamanya adalah melaksanakan pengelolaan pinjaman dan hibah Pemerintah Republik Indonesia.
Pengelolaan pinjaman dan hibah dimaksud antara lain meliputi:
• Penandatanganan perjanjian pinjaman dan hibah;
• Amandemen atas perjanjian pinjaman dan hibah;
• Penutupan masa laku penarikan pinjaman dan hibah;
• Pengelolaan Debt Swap.
Laporan ini merupakan laporan pengelolaan pinjaman dan hibah yang dilaksanakan
Direktorat Pinjaman dan Hibah selama bulan September 2015.
Klasifikasi Pinjaman dan Hibah
Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No.54 tahun 2008 tentang Tata Cara Pengadaan dan
Penerusan Pinjaman Dalam Negeri oleh Pemerintah dan PP No. 10 tahun 2011 tentang Tata Cara
Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah, pinjaman dapat berupa:
• Pinjaman Dalam Negeri
Pinjaman Dalam Negeri (PDN) dapat bersumber dari BUMN, Pemerintah Daerah, dan
Perusahaan Daerah.
• Pinjaman Luar Negeri
Pinjaman Luar Negeri dapat bersumber dari:
- Kreditor Multilateral, yaitu lembaga keuangan internasional yang beranggotakan
beberapa negara yang memberikan pinjaman kepada Pemerintah.
- Kreditor Bilateral, yaitu pemerintah negara asing atau lembaga yang bertindak untuk
pemerintah negara asing yang memberikan pinjaman kepada Pemerintah.
- Kreditor Swasta Asing (KSA), yaitu lembaga keuangan asing, lembaga keuangan
nasional, dan lembaga non keuangan asing yang berdomisili dan melakukan kegiatan
usaha di luar wilayah Negara Republik Indonesia yang memberikan pinjaman kepada
Pemerintah berdasarkan perjanjian pinjaman tanpa jaminan dari Lembaga Penjamin
Kredit Ekspor (LPKE).
- LPKE, yaitu lembaga yang ditunjuk negara asing untuk memberikan jaminan, asuransi,
pinjaman langsung, subsidi bunga, dan bantuan keuangan untuk meningkatkan ekspor
negara yang bersangkutan atau bagian terbesar dari dana tersebut dipergunakan
untuk membeli barang/jasa dari negara bersangkutan yang berdomisili dan melakukan
kegiatan usaha di luar wilayah Negara Republik Indonesia.
PP No.10 tahun 2011 juga mengatur sumber Hibah sebagai berikut:
• Hibah Dalam Negeri, yaitu yang berasal dari lembaga keuan
keuangan dalam negeri, Pemerintah Daerah, perusahaan asing yang berdomisili dan
melakukan kegiatan di wilayah Negara Republik Indonesia, lembaga lainnya, dan perorangan.
• Hibah Luar Negeri, yaitu yang berasal dari negara asing
Perserikatan Bangsa-Bangsa, lembaga multilateral, lembaga keuangan asing, lembaga non
keuangan asing, lembaga keuangan nasional yang berdomisili dan melakukan kegiatan usaha
di luar wilayah Negara Republik Indonesia, dan peror
Kilas Kinerja
Selama bulan September
pinjaman dan hibah yang meliputi
dan hibah.
Terdapat dua puluh empat
telah disepakati amandemen atas
Sedangkan penutupan perjanjian pada bulan
pinjaman hibah multilateral.
Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi September 2015
PP No.10 tahun 2011 juga mengatur sumber Hibah sebagai berikut:
, yaitu yang berasal dari lembaga keuangan dalam negeri, lembaga non
keuangan dalam negeri, Pemerintah Daerah, perusahaan asing yang berdomisili dan
melakukan kegiatan di wilayah Negara Republik Indonesia, lembaga lainnya, dan perorangan.
, yaitu yang berasal dari negara asing (bilateral), lembaga di bawah
Bangsa, lembaga multilateral, lembaga keuangan asing, lembaga non
keuangan asing, lembaga keuangan nasional yang berdomisili dan melakukan kegiatan usaha
di luar wilayah Negara Republik Indonesia, dan perorangan.
September ini, Direktorat Pinjaman dan Hibah telah melakukan pengelolaan
meliputi penandatanganan, amandemen dan closing
dua puluh empat perjanjian pinjaman baru yang telah ditandatangani
telah disepakati amandemen atas empat perjanjian pinjaman dan satu perjanjian hibah
Sedangkan penutupan perjanjian pada bulan September 2015, dilakukan pada satu perjanjian
aan Pinjaman dan Hibah Edisi September 2015– hal 2
gan dalam negeri, lembaga non
keuangan dalam negeri, Pemerintah Daerah, perusahaan asing yang berdomisili dan
melakukan kegiatan di wilayah Negara Republik Indonesia, lembaga lainnya, dan perorangan.
(bilateral), lembaga di bawah
Bangsa, lembaga multilateral, lembaga keuangan asing, lembaga non
keuangan asing, lembaga keuangan nasional yang berdomisili dan melakukan kegiatan usaha
Direktorat Pinjaman dan Hibah telah melakukan pengelolaan
closing perjanjian pinjaman
yang telah ditandatangani, Selain itu,
jaman dan satu perjanjian hibah.
2015, dilakukan pada satu perjanjian
Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi September 2015– hal 3
Pengelolaan Pinjaman dan Hibah
1. Penandatanganan Perjanjian Pinjaman Baru
Penandatanganan perjanjian pinjaman pada bulan September 2015 dilakukan untuk dua
puluh empat perjanjian pinjaman yang terdiri dari satu perjanjian induk PDN, tujuh belas
perjanjian realisasi PDN, lima perjanjian pinjaman dari KSA/LPKE, dan satu perjanjian pinjaman
multilateral.
Perjanjian Induk PDN tahun 2015 tahap II bersumber dari PT. Bank BNI (Persero) senilai Rp
980.000.000.000 (eq. USD66,53 juta) ditandatangani pada tanggal 21 September 2015. Sebagai
tindak lanjut dari perjanjian induk tersebut, pada tanggal 21 September 2015 telah ditandatangani
lima belas perjanjian realisasi PDN senilai Rp612.779.411.350,00 (eq.USD41,60 juta).
Terdapat lima Perjanjian Pinjaman LPKE/KSA yang ditandatangani pada bulan September
2015, yaitu: (1) dari Societe General, Paris senilai USD6.433.650 tanggal 10 September 2015;
(2) dari Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. cabang Hong Kong senilai USD19.118.822,20 tanggal
10 September 2015; (3) dari Bank BRI cabang Cayman Island sejumlah EUR21.650.868,5 tanggal 23
September 2015; (4) dari Bank Credit Agricole CIB sejumlah EUR91.036.614 tanggal 24 September
2015; dan (5) dari Bank of Tokyo-Mitsubihisi UFJ, Singapore Branch sejumlah USD16.998.746,25
tanggal 28 September 2015. Seluruh perjanjian pinjaman LPKE/KSA tersebut digunakan untuk
membiayai pengadaan alutsista di Kementerian Pertahanan dan almatsus di Kepolisian RI.
Selain itu, terdapat penandantanganan satu perjanjian pinjaman multilateral pada bulan
September 2015, yakni Pinjaman Program senilai USD400.000.000,00 yang ditandatangani pada
tanggal 30 September 2015. Pinjaman Financial Market Development and Inclusion Program -
Subprogram 1 tersebut bertujuan untuk menopang pengembangan sektor keuangan yang stabil,
dalam dan inklusif yang dapat mendukung Pemerintah dalam mencapai tujuan jangka menengah,
mempercepat pertumbuhan ekonomi, dan mendorong pembangunan yang inklusif.
2. Amandemen Perjanjian Pinjaman dan Hibah
Amandemen perjanjian pinjaman yang dilaksanakan pada bulan September 2015 terdiri dari
dua perjanjian Pinjaman Bilateral dan masing-masing satu perjanjian pinjaman KSA/LPKE,
perjanjian pinjaman multilateral, dan hibah bilateral.
Amandemen dua perjanjian pinjaman bilateral yang bersumber dari JICA telah
ditandatangani pada bulan September 2015. Kedua amandemen dimaksud bertujuan untuk
melakukan realokasi kategori pinjaman.
Pertama, amandemen perjanjian pinjaman yang ditandatangani pada tanggal 11 September
2015 untuk pembiayaan kegiatan Lower Solo River Improvement Project (II), senilai
JPY9.345.000.000. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan kontribusi dalam peningkatan iklim
investasi dan menstabilisasi pembangunan di Jawa Timur melalui pembangunan sumber daya air
dan perlindungan daerah rawan banjir dari kerusakan banjir di daerah hilir sungai Solo.
Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi September 2015– hal 4
Kedua, amandemen perjanjian pinjaman yang ditandatangani pada tanggal 28 Juli 2015
untuk pembiayaan kegiatan Countermeasure for Sediment in Wonogiri Multipurpose Dam
Reservoir (I), senilai JPY 6.060.000.000. Kegiatan ini bertujuan untuk mengamankan kapasitas
waduk dalam jangka waktu yang panjang untuk irigasi, pembangkit listrik, sumber daya air untuk
kepentingan umum, dan pengendalian banjir Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Timur
dengan melakukan penanggulangan untuk sedimen dengan pembangunan spillway, penutupan
tanggul, overflow tanggul di Bendungan Serbaguna Wonogiri, dan konservasi DAS, termasuk check
dam di DAS sungai Kedung sehingga memberikan konstribusi pada pembangunan ekonomi
daerah.
Satu perjanjian pinjaman KSA/LPKE yang diamandemen, digunakan untuk membiayai
almatsus Kepolisian RI bersumber dari Bank BNI cabang Hongkong telah ditandatangani pada
tanggal 11 September 2015. Amandemen perjanjian pinjaman ini bertujuan untuk
memperpanjang availability period.
Satu amandemen perjanjian hibah bilateral yang bersumber dari USAID untuk kegiatan
Assistance Agreement Between The United States of America and the Republic of Indonesia For The
Achievement of a Stronger Indonesia Advancing National and Global Development telah
ditandatangani pada tanggal 23 September 2015. Amandemen dimaksudkan untuk menambah
kontribusi dari USAID ke Indonesia pada hibah ini yang semula USD89.395.000,00 menjadi
USD173.016.000,00 sebagai pemenuhan seluruh kontribusi USAID untuk kegiatan tersebut
menjadi sebesar USD612.641.250,01.
Sedangkan untuk satu perjanjian pinjaman multilateral yang diamandemen adalah pinjaman
untuk kegiatan Urban Sanitation and Rural Infrastructure Support to PNPM Mandiri Project dari
Asian Development Bank senilai USD100.000.000,00, yang amandemennya telah ditandatangani
pada tanggal 29 September 2015. Amandemen ini bertujuan untuk melakukan partial cancellation
sebesar USD2.525.683,93 sehingga jumlah akhir pinjaman ini menjadi USD97.474.316,07.
Adapun tujuan dari pinjaman ini adalah untuk membiayai peningkatan kualitas infrastruktur
perdesaan dan peningkatan kualitas infrastruktur sanitasi perkotaan yang meliputi 4 Propinsi
target lokasi RIS-PNPM Mandiri yaitu Riau, Jambi, Sumatra Selatan dan Lampung serta 5 Propinsi
yang merupakan target lokasi sanitasi yaitu Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi
Selatan dan Sulawesi Utara.
3. Penutupan Masa Laku Penarikan Pinjaman
Pengadministrasian penutupan masa laku pinjaman pada bulan September 2015 dilakukan
untuk satu hibah multilateral dari World Bank.
Hibah multilateral dari World Bank untuk kegiatan Cities Alliance – Indonesia Slum
Alleviation Policy and Action Plan (SAPOLA) senilai USD445.000,00 di Bappenas. Kegiatan ini
bertujuan untuk mendukung upaya pemerintah dalam menanggulangi wilayah kumuh.