Kebijakan Anggaran Defisit Di Indonesia

  • Upload
    mutiyb

  • View
    38

  • Download
    3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tentang Kebijakan Anggaran Defisit di Indonesia

Citation preview

ANALISIS KEBIJAKAN DEFISIT ANGGARAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KONDISI PEREKONOMIANAbstrak .Kebijakan defisit anggaran yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia selama beberapa tahun terakhir sangat erat kaitannya dengan kondisi perekonomian nasional. Kondisi perekonomian nasional sendiri juga dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global. Menurut pandangan Keynes kebijakan anggaran yang tepat tergantung pada kondisi ekonomi. Menurut pandangan Keynesian, pemerintah harus menjalankan defisit anggaran selama masa resesi dan surplus selama periode ketika inflasi adalah masalah karena permintaan yang berlebihan. Namun tidak selamanya sesuai teori tersebut. Di Indonesia sendiri banyak faktor yang menjadi acuan pemerintah dalam menerpakan kebijakan defisit anggaran.Pemerintah mempertimbangkan berbagai hal, antara lain kebutuhan kegiatan prioritas yang harus dibiayai di tahun yang bersangkutan, kapasitas pembiayaan anggaran, kondisi perekonomian dan pasar keuangan, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.Kata Kunci: Kebijakan Defisit Anggaran, Kondisi Perekonomian1. PENDAHULUAN Dalam beberpa tahun terakhir pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan defisit anggaran dalam rangka menjaga pertumbuhan ekonomi melalui pemberian stimulus fiskal. Defisit anggaran erat kaitannya dengan posisi fiskal pemerintah. Perkembangan defisit fiskal di Indonesia mengalami tren yang meningkat dalam tiga tahun terakhir sebagaimana dapat dilihat pada grafik berikut. Grafik 1. Perkembangan Defisit Anggaran, 2008-2013 Sumber: Nota Keuangan 2014Kebijakan defisit anggaran dan kondisi perekonomian memiliki hubungan yang sangat erat. Oleh karena itu penulis ingin mengetahui bagaimana kondisi perekonomian dapat mempengaruhi ebijakan defisit anggaran yang diterapkan oleh pemerintah.2. LANDASAN TEORI2.1. Definisi Defisit Anggaran Menurut Allen dan Tommasi (2001), defisit anggaran dalam basis kas didefinisikan sebagai perbedaan antara pembayaran belanja aktual dan pendapatan yang dikumpulkan (dalam basis kas) ditambah hibah (kas dan sejenisnya). 2.2. Pandangan Keynes tentang Kebijakan Anggaran Ekonom Inggris, John Maynard Keynes mempopulerkan penggunaan kebijakan fiskal sebagai alat stabilisasi. Pada tahun 1930-an, Keynes berpendapat bahwa output dan kesempatan kerja jauh di bawah potensinya karena permintaan total tidak mencukupi. Jika permintaan bisa meningkat, output dan kesempatan kerja dapat diperluas dan ekonomi akan kembali ke potensi lapangan kerja penuh. Selain itu, Keynes percaya hal ini dapat dicapai dengan kebijakan fiskal ekspansif.Selama resesi, Keynes berpendapat bahwa, daripada menyeimbangkan anggaran, pemerintah harus meningkatkan pengeluaran, mengurangi pajak, dan pergeseran anggaran ke arah defisit. Menurut Keynes, pengeluaran pemerintah yang lebih tinggi secara langsung akan meningkatkan permintaan total. Selanjutnya, pajak yang lebih rendah akan meningkatkan pendapatan setelah pajak rumah tangga dan mereka akan menghabiskan sebagian besar pendapatan tambahan, yang juga akan merangsang permintaan total. Dengan demikian, resep Keynesian untuk menyembuhkan resesi adalah defisit anggaran yang lebih besar.Sebaliknya, jika perekonomian sedang mengalami masalah dengan inflasi selama ledakan ekonomi, analisis Keynesian menerapkan kebijakan fiskal ketat untuk menanggulangi permintaan yang berlebihan. Dalam hal ini, penurunan pengeluaran pemerintah, pajak yang lebih tinggi, dan pergeseran anggaran menuju surplus akan mengurangi permintaan total dan dengan demikian membantu untuk melawan ledakan inflasi. Dengan demikian, Keynes menolak pandangan bahwa anggaran pemerintah harus seimbang. Keynes berargumen bahwa kebijakan anggaran yang tepat tergantung pada kondisi ekonomi. Menurut pandangan Keynesian, pemerintah harus menjalankan defisit anggaran selama masa resesi dan surplus selama periode ketika inflasi adalah masalah karena permintaan yang berlebihan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Kebijakan defisit anggaran yang diterapkan oleh Pemerintah Indonesia dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Dalam periode hal ini sesuai dengan yang tercantum dalam Nota Keuangan 2014 bahwa dalam kurun waktu tahun 20082013, Pemerintah dengan persetujuan DPR menetapkan kebijakan anggaran defisit dalam rangka memberikan stimulus untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik melalui serangkaian program dan kegiatan Pemerintah. Penetapan besaran defisit APBN dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai hal, antara lain kebutuhan kegiatan prioritas yang harus dibiayai di tahun yang bersangkutan, kapasitas pembiayaan anggaran, kondisi perekonomian dan pasar keuangan, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan dalam teori yang dikembangkan oleh Keynes, defisit anggaran atau surplus anggaran ditentukan dengan pertimbangan kondisi perekonomian saja. Kondisi perekonomian di Indonesia sangat erat hubungannya dengan kondisi perekonomian global. Tahun 2008 dan 2009 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi perekonomian global. Gejolak krisis subprime mortgage di AS di tahun 2007 telah menular ke pasar keuangan di berbagai negara dan akhirnya membawa dampak cukup berat bagi kinerja perekonomian secara menyeluruh di negara-negara tersebut. Tekanan krisis pada perekonomian global terutama terlihat pada semester kedua tahun 2008 hingga semester pertama 2009. Selama periode tersebut, perekonomian di berbagai negara pada umumnya mengalami perlambatan laju pertumbuhan hingga pertumbuhan ekonomi negatif. Memburuknya kondisi tersebut terlihat dari kinerja perekonomian negara-negara maju dan kemudian meluas ke negara-negara berkembang. Berbagai kebijakan untuk keluar dari krisis telah dilakukan oleh negara-negara di dunia, baik secara bersama sama maupun individual. Dalam hal ini, Pemerintah dan otoritas moneter di masing-masing negara telah mengadopsi kebijakan fiskal dan moneter ekspansif yang antara lain berupa peningkatan defisit dan belanja Pemerintah, penurunan suku bunga, dan bantuan likuiditas. Peningkatan defisit anggaran ini juga diterapkan oleh pemerintah Idonesia. Dalam hal ini, kebijakan menerapkan defisit anggaran telah sesuai dengan pandangan Keynes sebagaimana telah disebutkan dalam landasan teori. Dalam grafik perkembangan defisit anggaran sebagaimana tercantum dalam bab pendahuluan tampak pada tahun 2008 defisit anggaran berada dalam kondisi terendah dalam kurun waktu 2008-2013. Rendahnya realisasi defisit anggaran pada tahun 2008 terutama disebabkan terlampauinya realisasi pendapatan negara dan hibah dari sasaran yang ditetapkan dalam APBN-P, sementara realisasi belanja hanya mencapai 99,6 persen dari pagu yang ditetapkan dalam APBN-P. sedangkan pada tahun 2009, defisit anggaran mengalami peningkatan akibat program pemerintah untuk memberikan stimulus fiskal untuk mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia yang saat itu masih terpengaruh oleh krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun sebelumnya. Defisit anggaran pada tahun 2010 menurun karena terdapat indikasi perekonomian yang mulai membaik dan pertumbuhan ekonomi yang mulai meningkat. Tetapi pada tahun 2011 sampai 2013 defisit anggaran mulai meningkat kembali. Kebijakan defisit anggaran sendiri dilakukan dengan latar belakang yang sama yaitu untuk memberikan stimulus fiskal untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Pada masa tersebut pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah mulai stabil. Perekonomian Indonesia mampu tumbuh cukup kuat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 5,9 persen. Tiga tahun terakhir pertumbuhan ekonomi selalu berada di atas 6,0 persen. Pada tahun 2008 ekonomi Indonesia tumbuh 6,0 persen dengan dorongan dari permintaan domestik yang cukup tinggi. Namun pada tahun 2009, perekonomian nasional mengalami perlambatan yang cukup signifikan akibat dampak krisis global yang mempengaruhi sisi eksternal, dengan berkontraksinya ekspor impor karena menurunnya pertumbuhan ekonomi Pada tahun-tahun selanjutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu tumbuh stabil di tengah kondisi perekonomian global yang belum pulih. Seperti dapat dilihat pada grafik berikut. Grafik 2. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2008-2012 Sumber: Nota Keuangan 2014 Selain kondisi perekonomian, di Indonesia sendiri defisit anggaran yang membengkak disebabkan oleh belanja subsidi energy khususnya untuk subsidi BBM. Harga minyak dunia yang fluktuatif dan asumsi ekonomi makro seperti kurs dollar dan lifting minyak menyebabkan belanja subsidi BBM meningkat. Jadi tak banyak pilihan yang dapat diambil pemerintah selain menerapkan kebijakan defisit ini. 4. KESIMPULAN Kebijakan defisit anggaran salah satunya memang dipengaruhi oleh kondisi perekonomian. Namun di luar itu terdapat faktor-faktor lain yang menjadi yang dapat menyebabkan defisit anggaran, seperti target penerimaan yang tidak tercapai dan melesetnya asumsi ekonomi makro.DAFTAR REFERENSI[1] Nota Keuangan[2] Richard Allen, Daniel Tommasi, Managing Government Expenditure: A Reference Book for Trancition Countries. Penerbit: OECD Publication Service, 2001[3] http://commonsenseeconomics.com/wp-content/uploads/FiscalPolicyNoteNoKey.docx