24
HUBUNGAN DEFISIT ANGGARAN PEMERINTAH DAN TRANSAKSI BERJALAN REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Workshop Ekonomika Publik Dosen Pengampu: Dr Artidiatun Adji, M.Ec.,M.A., Disusun oleh : Azka Azifa 346659 Fathia Maryam Perdata 346508 Hafizha Dea Iftina 348636 Muhammad Fitri 346829 Nela Navida 348502 1

HUBUNGAN DEFISIT ANGGARAN PEMERINTAH DAN TRANSAKSI BERJALAN REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan defisit anggaran pemerintah dan transaksi berjalan di Tiongkok menggunakan data tahunan dari 1980 hingga 2013. Hipotesis twin deficit menyatakan bahwa kenaikan defisit anggaran pemerintah menyebabkan kenaikan pada defisit transaksi berjalan secara bersamaan. Untuk menganalisis hubungan tersebut, penelitian ini menggunakan uji stasioneritas Augmented Dickey Fuller (ADF), mengestimasi kointegrasi menggunakan Model Johansen, arah kausalitas menggunakan Tes Kausalitas Granger dan terakhir Vector Error Correction Model (VECM) untuk melihat hubungan jangka pendek/panjang serta seberapa besar variabel kembali ke keseimbangan apabila terjadinya shock terhadap model. Hasil uji kausalitas menunjukan tidak ada hubungan antara defisit anggaran pemerintah dengan transaksi berjalan. Justru tes kausalitas menunjukan hubungan antara IHK dengan belanja pemerintah, transaksi berjalan dengan belanja pemerintah, dan TDS dengan defisit transaksi berjalan di Tiongkok. Namun, dalam jangka panjang ditemukan bahwa transaksi berjalan mempengaruhi defisit anggaran pemerintah. Sedangkan dalam jangka pendek besar transaksi berjalan dan IHK mempengaruhi besar belanja pemerintah Oleh karena itu, penelitian ini menunjukan teori Ricardian Equivalence terjadi di negara Tiongkok.

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN DEFISIT ANGGARAN PEMERINTAH DAN TRANSAKSI BERJALAN  REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK

HUBUNGAN DEFISIT ANGGARAN PEMERINTAHDAN TRANSAKSI BERJALAN

REPUBLIK RAKYAT TIONGKOKDisusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Workshop Ekonomika Publik

Dosen Pengampu:Dr Artidiatun Adji, M.Ec.,M.A.,

Disusun oleh :Azka Azifa 346659Fathia Maryam Perdata 346508Hafizha Dea Iftina 348636Muhammad Fitri 346829Nela Navida 348502

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNISUNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA2015

1

Page 2: HUBUNGAN DEFISIT ANGGARAN PEMERINTAH DAN TRANSAKSI BERJALAN  REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK

HUBUNGAN DEFISIT ANGGARAN PEMERINTAHDAN TRANSAKSI BERJALAN

REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan defisit anggaran pemerintah dan transaksi berjalan di Tiongkok menggunakan data tahunan dari 1980 hingga 2013. Hipotesis twin deficit menyatakan bahwa kenaikan defisit anggaran pemerintah menyebabkan kenaikan pada defisit transaksi berjalan secara bersamaan. Untuk menganalisis hubungan tersebut, penelitian ini menggunakan uji stasioneritas Augmented Dickey Fuller (ADF), mengestimasi kointegrasi menggunakan Model Johansen, arah kausalitas menggunakan Tes Kausalitas Granger dan terakhir Vector Error Correction Model (VECM) untuk melihat hubungan jangka pendek/panjang serta seberapa besar variabel kembali ke keseimbangan apabila terjadinya shock terhadap model. Hasil uji kausalitas menunjukan tidak ada hubungan antara defisit anggaran pemerintah dengan transaksi berjalan. Justru tes kausalitas menunjukan hubungan antara IHK dengan belanja pemerintah, transaksi berjalan dengan belanja pemerintah, dan TDS dengan defisit transaksi berjalan di Tiongkok. Namun, dalam jangka panjang ditemukan bahwa transaksi berjalan mempengaruhi defisit anggaran pemerintah. Sedangkan dalam jangka pendek besar transaksi berjalan dan IHK mempengaruhi besar belanja pemerintah Oleh karena itu, penelitian ini menunjukan teori Ricardian Equivalence terjadi di negara Tiongkok.

Kata kunci: defisit anggaran pemerintah, defisit transaksi berjalan, Tiongkok

2

Page 3: HUBUNGAN DEFISIT ANGGARAN PEMERINTAH DAN TRANSAKSI BERJALAN  REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK

1. Latar Belakang

Peningkatan intensitas perdagangan lima puluh tahun terakhir merupakan salah satu faktor

pendorong tumbuhnya perekonomian dunia. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan negara-

negara tersebut yang korelasi positif terhadap kegiatan perdagangan. Pada tahun 1980an, negara-

negara berkembang mengubah kebijakannya menjadi lebih terbuka terhadap perdagangan. Pada

akhir tahun 1980an, sebagian besar negara yang pada mulanya menolak penerapan mekanisme

pasar, mengadakan reformasi struktural yang bertujuan untuk mengurangi defisit pada sektor

publik, menghilangkan defisit eksternal yang tidak berkelanjutan, mengurangi inflasi, serta

menciptakan lingkungan makroekonomi yang kondusif dalam rangka mendorong pertumbuhan

(Onafowora, 2006).

Terlepas dari reformasi struktural, banyak negara-negara berkembang termasuk Tiongkok yang

tetap mengalami defisit anggaran pemerintah. Pemahaman mengenai hubungan kausal antara

defisit transaksi berjalan dengan defisit anggaran pemerintah dapat membantu dalam mengambil

kebijakan yang efektif serta menghindari terjadinya hipotesis twin deficit yang dikemukakan oleh

Mundell-Flemming.

Khalid dan Guan (1999) meneliti sepuluh negara yang terdiri dari lima negara maju dan lima

negara berkembang menunjukkan bahwa terdapat hubungan kuat antara defisit anggaran dengan

defisit neraca transaksi berjalan, terutama pada negara-negara berkembang. Makalah ini disusun

dengan tujuan untuk menganalisis hubungan sebab akibat antara defisit anggaran pemerintah

terhadap transaksi berjalan di Republik Rakyat Tiongkok. Apakah defisit transaksi berjalan

memiliki dampak signifikan terhadap defisit anggaran pemerintah atau netral seperti teori yang

dikemukakan oleh David Ricardo. Selain itu, peneliti ingin melihat hubungan antara variabel-

variabel penjelas lain dengan defisit anggaran pemerintah. Dengan begitu, pemerintah dapat

menentukan kebijakan yang sesuai dengan penyebab awal dan utama dari hubungan-hubungan

tersebut.

Pada makalah ini, peneliti membagi menjadi lima bagian. Bagian pertama adalah latar belakang

penelitian, bagian kedua membahas kerangka teoritis yang terdiri dari landasan teori dan

pembahasan hasil penelitian terdahulu. Bagian ketiga menerangkan model, data, serta

metodologi dari model ekonometrika yang peneliti gunakan. Selanjutnya, hasil empiris, analisis

3

Page 4: HUBUNGAN DEFISIT ANGGARAN PEMERINTAH DAN TRANSAKSI BERJALAN  REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK

serta keterkaitan dari data yang diteliti dijelaskan pada bagian keempat. Pada bagian terakhir,

peneliti menjelaskan kesimpulan serta saran dari hasil penelitian.

2. Studi Pustaka

Hubbard et al. (2014) mendefinisikan defisit anggaran sebagai suatu situasi ketika pengeluaran

pemerintah lebih besar daripada pendapatan yang didapat dari pajak. Defisit anggaran

pemerintah ini umumnya dilakukan dengan tujuan ekspansi ekonomi di suatu negara yang

perekonomiannya sedang mengalami resesi.

Terdapat beberapa aliran pemikiran mengenai dampak adanya defisit anggaran pemerintah

terhadap perekonomian. Menurut David Ricardo dalam hipotesis Ricardian Equivalence, defisit

anggaran pemerintah tidak memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian. Barro (1974,

1989) menguji hipotesis Ricardian Equivalence tersebut menggunakan model overlapping

generations berhasil menemukan bahwa defisit anggaran pemerintah yang dibiayai dengan pajak

atau pinjaman tidak memiliki efek pada permintaan agregat maupun suku bunga.

Sedangkan menurut Keynesian, defisit anggaran pemerintah dapat menstimulasi pengeluaran

dalam bentuk konsumsi dan sekaligus pendapatan nasional. Namun, defisit anggaran pemerintah

juga dapat meningkatkan defisit perdagangan. Pernyataan ini didukung oleh model Mundell–

Flemming yang menyatakan semakin besar defisit anggaran pemerintah akan membuat tekanan

untuk menaikkan tingkat suku bunga yang mana akan memberikan pengaruh apresiasi nilai tukar

riil. Kenaikan tingkat suku bunga ini nantinya akan memicu adanya capital inflows dan akan

menyebabkan neraca perdagangan memburuk. Mekanisme transmisi ini juga dikenal dengan

“Feldstein chain” yang mana pertama kali dikemukakan oleh Martin Feldstein pada tahun 1984.

Lain halnya dengan teori Neo-klasik yang berpendapat bahwa defisit anggaran pemerintah dapat

mengakibatkan adanya crowding out yang mana tidak baik untuk perekonomian. Karena ketika

pengeluaran pemerintah naik maka dalam jangka pendek memungkinkan adanya peningkat

pendapatan nasional tetapi dalam jangka panjang dapat menurunkan investasi karena tingkat

suku bunga harus ditingkatkan.

4

Page 5: HUBUNGAN DEFISIT ANGGARAN PEMERINTAH DAN TRANSAKSI BERJALAN  REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK

Defisit anggaran pemerintah umumnya dibiayai dari peningkatan pendapatan pajak atau

pinjaman dalam negeri dan luar negeri. Hal ini dapat berdampak kepada kondisi transaksi

berjalan pada komponen capital inflow. Pada suatu penelitian yang dilakukan oleh Merza et al.

(2006) mengenai pengaruh defisit anggaran pemerintah terhadap transaksi berjalan di Kuwait,

menemukan bahwa dalam jangka panjang peningkatan transaksi berjalan akan menyebabkan

peningkatan defisit pengeluaran pemerintah. Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh

Bussiere, et.al (2004) menemukan bahwasanya defisit anggaran pemerintah tidak memiliki

pengaruh signifikan terhadap neraca berjalan. Hasil penemuan dari penelitian ini terbukti sejalan

dengan hipotesis Ricardian Equivalence.

Khalid dan Guan (1999) dalam penelitian yang juga ingin mengetahui hubungan antara defisit

anggaran pemerintah dengan defisit transaksi berjalan mengambil sampel lima negara maju dan

lima negara berkembang untuk penelitiannya. Hasilnya ditemukan bahwa terdapat hubungan

jangka panjang antara defisit anggaran pemerintah dengan defisit transaksi berjalan. Hubungan

jangka panjang ini cenderung ada pada negara berkembang dibandingkan negara maju. Hasil ini

senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Elhendawy (2013) yang melakukan uji

hubungan antara defisit transaksi berjalan dengan defisit transaksi berjalan di Mesir yang mana

terbukti ada hubungan jangka panjang antar dua variabel tersebut.

Penelitian lainnya mengenai hubungan antara dua variabel tersebut juga dilakukan oleh Mukhtar

et al., (2006). Penelitian ini dilakukan untuk menguji dua variabel dengan sampel negara

Pakistan dengan spesifik penelitian ingin mengetahui arah hubungan antara defisit pengeluaran

pemerintah dengan defisit transaksi berjalan. Hasilnya terdapat tiga jenis hubungan antara defisit

anggaran pemerintah dengan defisit transaksi berjalan yaitu unidireksional, bidireksional dan

tidak ada hubungan. Jenis hubungan ini tergantung pada kebijakan fiksal yang digunakan pada

saat itu.

3. Model, Data, dan Metodologi

Banyak penelitian yang membahas tentang defisit neraca perdagangan dan kaitannya terhadap

defisit anggaran pemerintah. Berbagai penelitian tersebut telah dipaparkan pada pembahasan

literature review sebelumnya. Dalam penelitian ini, peneliti mereplikasi model yang digunakan

5

Page 6: HUBUNGAN DEFISIT ANGGARAN PEMERINTAH DAN TRANSAKSI BERJALAN  REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK

oleh Elhendawy (2013) dalam jurnalnya yang berjudul “The Relationship between Budget

Deficit and Current Account Deficit in Egypt”. Persamaan model yang peneliti gunakan seperti

di bawah ini:

BUDB t = a + B1CAB +B2 EX t+ B3 GOV t +B4 CPI t + B5 In TDS t +u t

Di mana notasi dari masing-masing variabel dapat dijelaskan seperti dibawah ini:

BUDBt = Defisit anggaran pemerintah terhadap PDB (%)

CABt = Defisit transaksi berjalan terhadap PDB (%)

Ext = Nilai tukar (Yuan terhadap Dolar Amerika)

GOVt = Belanja pemerintah (RMB)

CPIt = Indeks Harga Konsumen (%)

TDSt = Total utang pemerintah (RMB)

Dari model persamaan diatas, peneliti menggunakan data yang berasal dari sumber yang

relevan yaitu Bank Dunia dan CEIC Global Database dari Dashboard Makroekonomi Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) dengan 6 series dari tahun 1980

hingga 2013.

Penelitian ini berfokus pada model ekonometrika secara makro. Utamanya untuk mendapatkan

model yang sesuai dan tidak bias. Secara prosedur, langkah pertama yang harus dilakukan

peneliti ialah memastikan bahwa variabel yang digunakan tidak menghasilkan estimasi yang

bersifat palsu (spurious). Estimasi yang palsu dapat diperoleh jika variabel yang digunakan tidak

stasioner atau kembali ke rata-ratanya. Hal ini menyebabkan standard deviasinya mengecil dan

hasil t-stastik lebih besar dari yang seharusnya. Oleh karena itu, digunakan uji stationaritas data

melalui unit root test. Peneliti menggunakan Augmented Dickey Fuller (ADF test) untuk menguji

tingkat kestasioneran tersebut.

Apabila variabel yang digunakan secara individu tidak stasioner di level yang sama, maka perlu

dilakukan uji selanjutnya yaitu uji kointegrasi untuk melihat apakah variabel tersebut memiliki

hubungan jangka pendek maupun panjang antar series. Uji yang digunakan ialah Johansen

6

Page 7: HUBUNGAN DEFISIT ANGGARAN PEMERINTAH DAN TRANSAKSI BERJALAN  REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK

Cointegration Test. Untuk mendapatkan lag optimum, digunakan uji model Vector

Autoregression (VAR) dengan melihat Schwarz Criterion dan Akaike Info Criterion terkecil. Lag

maksimum dihitung dengan formula yang diberikan oleh Said dan Dickey (1984).

Adanya kointegrasi mengidentifikasi hubungan di antara variabel yang bersifat non-stationary.

Selanjutnya peneliti melakukan uji Granger causality untuk melihat hubungan sebab-akibat

secara statistik. Di mana ada 14 kemungkinan hubungan dalam model ini. Untuk mengetahui

keadaan hubungan jangka pendek/panjang serta seberapa besar variabel kembali ke

keseimbangan apabila terjadinya shock terhadap model, peneliti menggunakan uji Vector Error

Correction Model (VECM). Adanya hubungan jangka panjang dapat dilihat melalui koefisien

variabel u yang negative dan signifikan.

4. Analisis dan Hasil Estimasi

Penelitian ini menggunakan data runtut waktu 2013 negara Tiongkok dari tahun 1980 hingga.

Data yang digunakan ialah defisit anggaran pemerintah per PDB (budgetdeficit_gdp), transaksi

berjalan per PDB (ca_gdp), total debt service ratio per total ekspor (tds), Indeks Harga

Konsumen (cpi), nilai tukar (ex), dan belanja pemerintah per GDP (govexpenditure_gdp). Data

tersebut diperoleh dari Bank Dunia dan International Monetary Fund (IMF) yang terkumpul jadi

satu pada terminal data CEIC Global Database.

Data runtut waktu seringkali tidak stasioner atau tidak kembali ke rata-ratanya, bisa juga disebut

mengandung akar unit. Apabila seperti itu, maka suatu variabel tidak bisa dilihat perilakunya

karena setiap waktu yang berbeda memiliki rata-rata yang berbeda pula. Oleh karena itu,

diperlukan uji stasioneritas untuk melihat apakah suatu variabel sudah stasioner atau belum. Uji

yang digunakan ialah Augmented Dickey Fuller (ADF).

ADF memiliki kelebihan dibandingkan uji akar unit Dickey Fuller (DF) biasa. ADF secara

otomatis juga menghitung autokolerasi dalam runtut waktu tersebut. Tabel 1 dibawah merupakan

hasil dari uji ADF pada keenam variabel yang digunakan. Variabel defisit anggaran pemerintah

dan belanja pemerintah terintegrasi pada level 0. Sedangkan transaksi berjalan, total debt service,

IHK, dan nilai tukar terintegrasi pada first difference.

7

Page 8: HUBUNGAN DEFISIT ANGGARAN PEMERINTAH DAN TRANSAKSI BERJALAN  REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK

Table 1. Augmented Dickey Fuller (ADF) Test pada level dan

first difference, periode tahun 1980 - 2013

Variable Level First difference

McKinnon Critical

Value (5%)

Order of Integration

budgetdeficit_gdp -3.082161 -5.54 -2.8621 I(0)

ca_gdp -2.336 -5.058 -2.8621 I(1)

Tds -2.438 -4.396 -2.8621 I(1)

cpi -2.832 -3.355 -2.8621 I(1)

Ex -0.273 -5.727 -2.8621 I(1)

govexpenditure_gdp -4.124 -4695 -2.8621 I(0)

Setelah itu, peneliti melakukan uji kointegrasi pada keenam variabel tersebut untuk melihat

apakah variabel-variabel yang digunakan secara bersama-sama terintegrasi dalam jangka

panjang. Uji kointegrasi melihat pada residualnya. Ada dua macam uji kointegrasi yaitu Engle-

Granger Model dan Johansen Model. Peneliti menggunakan uji kointegrasi Johansen karena

dapat menguji lebih dari dua variabel. Selain itu, Johansen model dapat melihat berapa banyak

setidaknya hubungan antar variabel yang diuji. Namun, sebelum melakukan Johansen Test,

terlebih dahulu perlu ditentukan berapa lag optimum. Penentuan tersebut menggunakan Vector

Autoregression (VAR) Model. Lag optimum pada tabel 2 dilihat dari Akaike Info Criterion

(AIC) dan Schawrz Criterion (SIC) terkecil .

Tabel 2. Vector Autoregression (VAR)

Lag Akaike IC Schwarz SC

3* 1.882 2.778

2 2.038 2.645

1 2.095 2.419

8

Page 9: HUBUNGAN DEFISIT ANGGARAN PEMERINTAH DAN TRANSAKSI BERJALAN  REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK

Tes Johansen dapat dilakukan menggunakan lag optimum pada uji VAR diatas. Hasilnya ialah

keenam variabel tersebut memiliki paling banyak tiga hubungan tanpa diketahui secara tepat apa

saja variabel hubungan yang saling terkait. Untuk mengetahui apa saja variabel yang

berhubungan, diperlukan uji yang selanjutnya. Uji tersebut adalah Granger Causality Test.

Tabel 3. Tes Kointegrasi Johansen

Hypothesized No. of CE(s)

Eigenvalue Trace Statistic

5% Critical Value

Prob**

None* 0.957 248.612 117.708 0.000

At most 1* 0.865 156.921 88.803 0.000

At most 2* 0.799 98.677 63.876 0.000

At most 3* 0.640 52.047 42.915 0.004

At most 4 0.398 22.365 25.872 0.128

At most 5 0.230 7.650 12.517 0.285

Sesuai dengan namanya. Granger Casuality Test digunakan untuk melihat arah hubungan dari

variabel-variabel tertentu. Hubungan tersebut yaitu: tidak ada, satu arah ataupun dua arah (Bi-

directional). Pada ke-6 variabel yang peneliti gunakan, hanya ada 3 hubungan yang satu arah di

mana memiliki signifikansi pada level 5%. Pada tabel 4, defisit anggaran pemerintah justru tidak

memiliki hubungan dengan transaksi berjalan. Hubungan tersebut adalah IHK mempengaruhi

belanja pemerintah, transaksi berjalan mempengaruhi belanja pemerintah, dan TDS

mempengaruhi transaksi berjalan di Tiongkok.

Tabel 4.Tes Kausalitas Granger

 Null Hypothesis: Obs F-StatisticProb.

 CPI does not Granger Cause BUDGETDEFICIT_GDP  31  1.97349 0.1449

 BUDGETDEFICIT_GDP does not Granger Cause CPI  0.81444 0.4985

9

Page 10: HUBUNGAN DEFISIT ANGGARAN PEMERINTAH DAN TRANSAKSI BERJALAN  REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK

 CA_GDP does not Granger Cause BUDGETDEFICIT_GDP  31  2.26977 0.1062

 BUDGETDEFICIT_GDP does not Granger Cause CA_GDP  0.58442 0.6310

 GOVEXPENDITURE_GDP does not Granger Cause BUDGETDEFICIT_GDP  31  2.19985 0.1142

 BUDGETDEFICIT_GDP does not Granger Cause GOVEXPENDITURE_GDP  0.42379 0.7377

 EX does not Granger Cause BUDGETDEFICIT_GDP  31  1.17628 0.3395

 BUDGETDEFICIT_GDP does not Granger Cause EX  0.17927 0.9094

 TDS does not Granger Cause BUDGETDEFICIT_GDP  29  1.07615 0.3796

 BUDGETDEFICIT_GDP does not Granger Cause TDS  1.84584 0.1684

 CA_GDP does not Granger Cause CPI  31  0.27526 0.8426

 CPI does not Granger Cause CA_GDP  1.16695 0.3429

 GOVEXPENDITURE_GDP does not Granger Cause CPI  31  1.61840 0.2113

 CPI does not Granger Cause GOVEXPENDITURE_GDP  3.63371 0.0272

 EX does not Granger Cause CPI  31  0.41028 0.7471

 CPI does not Granger Cause EX  1.46697 0.2485

 TDS does not Granger Cause CPI  29  0.11930 0.9478

 CPI does not Granger Cause TDS  1.64613 0.2076

 GOVEXPENDITURE_GDP does not Granger Cause CA_GDP  31  2.40632 0.0922

 CA_GDP does not Granger Cause GOVEXPENDITURE_GDP  3.37089 0.0350

 EX does not Granger Cause CA_GDP  31  2.37970 0.0947

 CA_GDP does not Granger Cause EX  2.54250 0.0801

 TDS does not Granger Cause CA_GDP  29  3.42550 0.0349

10

Page 11: HUBUNGAN DEFISIT ANGGARAN PEMERINTAH DAN TRANSAKSI BERJALAN  REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK

 CA_GDP does not Granger Cause TDS  0.24303 0.8654

 EX does not Granger Cause GOVEXPENDITURE_GDP  31  2.72582 0.0664

 GOVEXPENDITURE_GDP does not Granger Cause EX  1.20623 0.3288

 TDS does not Granger Cause GOVEXPENDITURE_GDP  29  2.07167 0.1332

 GOVEXPENDITURE_GDP does not Granger Cause TDS  0.26522 0.8497

 TDS does not Granger Cause EX  29  3.41998 0.0351

 EX does not Granger Cause TDS  1.22276 0.3250

Tidak berhenti sampai disitu, selanjutnya perlu dilihat pula bagaimana hubungan jangka pendek

dan panjang antar variabel yang tidak bisa dijelaskan oleh Tes Kausalitas Granger diatas. Vector

Error Correction Model (VECM) merupakan model yang digunakan untuk melihat hubungan-

hubungan tersebut. Akan tetapi, sebelum menyusun VECM, perlu dilihat beberapa kondisi

dibawah ini terlebih dahulu untuk melihat apakah model yang dihasilkan sudah cukup baik.

1. Stabilitas lag structure

2. Memenuhi asumsi-asumsi klasik (serial correlation, homoskedascity, dan normalitas)

3. Impulse Response

Stabilitas lag structure keenam variabel tersebut terletak di dalam lingkaran uji AR. Hal ini

menunjukan lag structure variabel yang digunakan cenderung stabil. Kemudian ketika dilakukan

uji serial correlation, hipotesis nol tidak ditolak di mana time series tersebut tidak mengandung

serial correlation. Selanjutnya, dilakukan tes heteroskedastisitas. Hipotesis nol kembali tidak

ditolak di mana series tersebut memenuhi asumsi homoskedastisitas. Saat dilakukan uji

normalitas, kembali series tersebut memiliki error yang terdistribusi secara normal. Dengan

begitu, VECM dari variabel-variabel tersebut merupakan model yang baik.

11

Page 12: HUBUNGAN DEFISIT ANGGARAN PEMERINTAH DAN TRANSAKSI BERJALAN  REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK

Tabel 5. Lag Structure (AR)

-1.5

-1.0

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5

Inverse Roots of AR Characteristic Polynomial

Tabel 6. LM Autocorrelation Test

Lags LM-Stat Prob

1 38.28121 0.36632 29.63137 0.76433 47.14776 0.1011

Tabel 7. Heteroskedascity Test

Chi-sq df Prob.

560.5902 546 0.3236

Tabel 8. Normality TestComponent Jarque-Bera Df Prob.

1 0.817663 2 0.66442 0.982501 2 0.61193 0.242733 2 0.88574 2.818450 2 0.24435 16.51858 2 0.00036 0.634432 2 0.7282

Joint 22.01436 12 0.0374

12

Page 13: HUBUNGAN DEFISIT ANGGARAN PEMERINTAH DAN TRANSAKSI BERJALAN  REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK

Tabel 9. Impulse Response

-.2

-.1

.0

.1

.2

.3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D1BUDGETDEFICIT_GDP to D1CA_GDP

-.2

-.1

.0

.1

.2

.3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D1BUDGETDEFICIT_GDP to D1CPI

-.2

-.1

.0

.1

.2

.3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D1BUDGETDEFICIT_GDP to D1EX

-.2

-.1

.0

.1

.2

.3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D1BUDGETDEFICIT_GDP to D1GOV XPENDITURE_GDP

-.2

-.1

.0

.1

.2

.3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D1BUDGETDEFICIT_GDP to D1TDS

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Setelah memperhatikan asumsi-asumsi diatas, selanjutnya adalah penyusunan VECM untuk

menentukan hubungan jangka pendek maupun panjang dari variabel-variabel tersebut. VECM

menunjukan dalam jangka pendek transaksi berjalan tidak memiliki hubungan dengan defisit

anggaran pemerintah

13

Page 14: HUBUNGAN DEFISIT ANGGARAN PEMERINTAH DAN TRANSAKSI BERJALAN  REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK

5. Kesimpulan

Hubungan defisit anggaran pemerintah terhadap defisit transaksi berjalan penting untuk

diketahui guna merumuskan kebijakan yang tepat dalam menangani defisit yang terjadi.

Penelitian terdahulu menunjukan kecenderungan negara-negara berkembang memiliki hubungan

yang netral antara kedua defisit tersebut (Giorgioni, 2010). Sama halnya dengan Tiongkok, hasil

empiris menunjukkan dalam jangka pendek transaksi berjalan tidak memiliki hubungan dengan

defisit anggaran pemerintah. Hal ini berarti hipotesis twin deficit tidak terjadi dan Ricardian

equivalent berlaku. Keadaan ini diduga karena defisit anggaran yang terjadi dikompensasi oleh

tingkat tabungan swasta yang lebih tinggi di negara tersebut. Namun sebaliknya, studi empiris

menunjukkan dalam jangka panjang transaksi berjalan mempengaruhi defisit anggaran

pemerintah. Apabila transaksi berjalan per PDB mengalami kenaikan sebesar 1%, maka defisit

anggaran pemerintah per PDB turun sebesar 0.4%. Hal ini dimungkinkan terjadi karena suatu

kebijakan bersifat counter cyclical, yaitu kebijakan yang diambil saat ini memberikan dampak

yang tidak langsung melainkan dalam kurun waktu tertentu.

Selain hubungan antara transaksi berjalan dan defisit anggaran pemerintah, hasil penelitian

menunjukkan bahwa dalam jangka pendek besar transaksi berjalan dan IHK mempengaruhi

besar belanja pemerintah. Hal ini dikarenakan adanya kenaikan IHK berdampak pada

peningkatan pengeluaran pemerintah untuk belanja negara. Oleh karena itu, dalam jangka

panjang kenaikan belanja pemerintah per PDB sebesar 1% menyebabkan kenaikan defisit

anggaran pemerintah per PDB sebesar 1.06% pula. Selain itu, untuk membiayai pembangunan

khususnya infrastruktur di Tiongkok yang tumbuh pesat sejak reformasi tahun 2001, pemerintah

melakukan pembiayaan melalui utang luar negeri. Kenaikan utang luar negeri berpengaruh

signifikan terhadap nilai tukar Yuan terhadap dollar Amerika.

Studi mengenai hubungan antara defisit anggaran pemerintah terhadap defisit transaksi

berjalan Tiongkok masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Hal ini untuk melihat hubungan

masing-masing variabel terhadap defisit transaksi berjalan dan anggaran pemerintah secara

terpisah guna menghindari adanya multicolinearity. Selanjutnya pengolahan data belum

mempertimbangkan adanya structural break pada masing-masing series. Oleh karena itu,

diperlukan penelitian lebih lanjut untuk melengkapi studi.

14

Page 15: HUBUNGAN DEFISIT ANGGARAN PEMERINTAH DAN TRANSAKSI BERJALAN  REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK

DAFTAR PUSTAKA

Ariefianto, Moch Doddy. 2012. Ekonometrika (Esensi dan aplikasi dengan menggunakan Eviews). Erlangga: Surabaya.

Abdurrahman Nazif Catik, Baris Gok, Utku Akseki. A nonlinear investigation of the twin

deficits. Vol. 32(2015): 181-196. Economic Systems.

Baharu, Ahmad Zuhaidi, dkk. 2009. Twin Deficits Hypothesis and Capital Mobility: The ASEAN-5 Perspective. Hal. 15-32. Jurnal Pengurusan 29.

Barro, R. J. 1974. Are Goverment Bonds Net Wealth?. Vol. 82 No.6. Journal of Political Economy. Hal.1095-1117.

Colander, D. and Gamber, E. 2011. Measuring the Economy: Macroeconomics 8e. McGraw Hill.

Elhedawy, Emad Omar. 2014. The Relationship between Budget Deficit and Current Account Deficit in Egypt. Vol 6 No. 3. Canadian Center of Science and Education.

Erdogan, Seyfettin dan Durmus Cargi Yildirim. 2014. The Relationship between the Budget Deficit and Current Account Deficit in Turkey. Vol. 3 No. 3. Emerging Market Journal.

Guiying Laura Wua, Qu Feng A, Pei Li. Does local governments budget deficit push up

housing prices. I.35 (2014): 183-196. China Economic Review.

Gujarati dan Damodaran N. 2009. Basic Econometrics. Edisi 5. McGraw Hill: New York

Hubbard, Glenn P. dkk. 2014. Macroeconomics. Pearson: New York.

Kameda, Keigo. Budget deficits, government debt, and long-term. Vol 39(2014): 105-

124. The Japanese and International Economies.

Kiani, Khurshid M. Federal budget deficits and long-term. Vol 49 (2009): 74-84. The

Quarterly Review of Economics and Finance

Khalid, A.M. dan Teo Wee Guan. 1999. Causality Tests of Budget and Current Account

Deficits: Cross Country Comparisons. Hal. 389-402. Empirical Economics.

15

Page 16: HUBUNGAN DEFISIT ANGGARAN PEMERINTAH DAN TRANSAKSI BERJALAN  REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK

Merza, Ebrahim. dkk. 2012. The Relationship Between Current Account And Government

Budget Balance: The Case Of Kuwait. Vol. 2 No. 7. International Journal of Humanities and

Social Science.

Mukhtar, T, Zakaria, M, & Ahmed, M, 2007, “An Empirical Investigation for The Twin Deficit

Hypothesis in Pakistan” Vol. 2 Hal. 63-80 Journal of Economic Cooperation.

Ogbonna C, Bigben. 2014. Investigating for Twin Deficits Hypothesis in South Africa.

Vol. 4 No.10. Developing Country Studies.

Omojaibi J. dkk. 2013. A Panel Analysis Of Oil Price Dynamics, Fiscal Stance And

Macroeconomic Effects: The Case Of Some Selected African Countries. Vol.51 No.1. Central

Bank of Nigeria Economic and Financial Review.

Onafowora, Olugbenga A. dan Oluwole Owoye. 2006. An Empirical Investigation of

Budget and Trade Deficit: The Case of Nigeria. Vol. 39, No. 2 Hal. 153-174. The Journal of

Developing Areas.

Tosun, M. Umur, dkk. 2014. The Twin Deficits in Selected Central and Eastern

European Economies: Bounds Testing Approach with Causality Analysis. XVII (2). Romanian

Journal of Economic Forecasting.

____________.2015. “Ekspor Rendah, Kenaikan Rasio Utang Dikhawatirkan” diakses di http://katadata.co.id pada 20 September 2015 pukul 20.05.

16