KASUS PAJAK PENDIDIKAN

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/25/2019 KASUS PAJAK PENDIDIKAN

    1/13

    CONTOH KASUS PAJAK PENDIDIKAN

    Sdr. Anton Duryat adalah seorang guru NA pada salah satu SD

    Pangudi Luhur di Semarang dengan status menikah mempunyai

    3 anak, pada tahun 2008 ia menerima gaji pokok setiap bulan

    dari Pemerintah sebesar Rp. 2.500.000,00, menerima tunjangan

    beras dan tunjangan anak sebesar Rp. 200.000,00, serta

    menerima iuran pensiun sebesar Rp. 200.00,00. Sdr. Anton

    Duryat juga menerima penghasilan dari Yayasan Pangudi Luhur

    atas kelebihan mengajar sebesar Rp. 500.000,00.

    Disamping itu, Sdr. Anton Duryat setiap bulan juga membayar

    iuran pensiun dan THT sebesar Rp. 343.253,00. Perhitungan

    PPh pasal 21 atas penghasilan Sdr. Anton Duryat yang harus

    dipotong oleh Yayasan Pangudi Luhur dan jumlah penghasilan

    yang diterima, adalah :

    Perhitungan PPh pasal 21 yang telah dipotong oleh pemertintah :

    Gaji Rp. 2.500.000,00

    T.Anak dan T.Beras Rp. 200.000,00 +

    Penghasilan Bruto Rp. 2.700.000,00

    Biaya Jabatan Rp. 135.000,00

    Iuran Pensiun Rp. 200.000,00 +

    (Rp. 335.000,00)

    Penghasilan Neto Rp. 2.365.000,00

    PTKP (K/3) (Rp. 1.760.000,00)-

    PKP Rp. 605.000,00

    Pasal 17 :

    5 % X Rp. 605.000,00 = Rp. 30.250,00

    Jadi PPh pasal 21 yang terutang sebesar Rp. 30.250,00.

    Sehingga, penghasilan yang diterima setiap bulan dari

    Pemerintah sebesar :

    (Rp. 2.500.000,00 + Rp. 200.000,00) (Rp. 200.000,00 + Rp.30.250,00) = Rp. 2.469.750,00.

  • 7/25/2019 KASUS PAJAK PENDIDIKAN

    2/13

    -Perhitungan PPh pasal 21 yang dipotong oleh Yayasan Pangudi

    Luhur atas penghasilan dari kelebihan mengajar :

    5 % X Rp. 500.000,00 = Rp. 25.000,00 pajak penghasilan atas

    kelebihan mengajar untuk satu bulan.

    Sdr. Anton Duryat bekerja di Yayasan Pangudi Luhur sebagai

    guru NA. Dia menerima gaji dari Pemerintah yang telah dipotong

    pajak. Sehingga, Yayasan Pangudi Luhur hanya memotong

    penghasilan dari uang kelebihan mengajar.

    Jadi, total penghasilan yang diterima Sdr. Anton Duryat dalam

    satu bulan sebesar :

    Rp. 2.469.750,00 + (Rp.500.000,00 - Rp. 25.000,00) = Rp.

    2.944.750,00

  • 7/25/2019 KASUS PAJAK PENDIDIKAN

    3/13

    2. Ibu Ngatinah adalah guru NY di salah satu SMA Pangudi

    Luhur Semarang dengan status menikah mempunyai 2 anak,

    pada tahun 2008 ia menerima gaji pokok setiap bulan dari

    Pemerintah sebesar Rp. 2.000.000,00, tunjangan beras dan anak

    sebesar Rp. 150.000,00, serta membayar iuran pensiun sebesar

    Rp. 100.000,00. Ibu Ngatinah juga menerima gaji pokok dari

    Yayasan Pangudi Luhur sebesar Rp. 2.250.000,00, tunjangan

    transportasi sebesar Rp. 300.000,00, serta membayar iuran

    pensiun sebesar Rp. 100.000,00. Dan menerima penghasilan

    atas kelebihan mengajar sebesar Rp. 350.000,00. Dalam

    peraturan perpajakan, apabila istri bekerja dan suami juga

    bekerja maka tambahan PTKP untuk status kawin dan

    tanggungan, sepenuhnya ditanggung atau masuk dalam

    perhitungan pajak penghasilan suami, sehingga statusnya

    menjadi TK/0. Perhitungan PPh pasal 21 atas penghasilan Ibu

    Ngatinah yang harus dipotong oleh Yayasan Pangudi Luhur dan

    jumlah penghasilan yang diterima, adalah :

    -Perhitungan PPh pasal 21 yang dipotong oleh Pemerintah :

    Gaji Rp. 2.000.000,00T.anak dan T.beras Rp. 150.000,00 +

    Penghasilan Bruto Rp. 2.150.000,00

    Bi. Jabatan Rp. 107.500,00

    Iuran pensiun Rp. 100.000,00 -

    ( Rp. 207.500,00 )

    Penghasilan Neto Rp. 1.942.500,00

    PTKP ( Tk/0 ) ( Rp.1.320.000,00 )-

    PKP Rp. 622.500,00

    Pasal 17 :

    5 % X Rp. 622.500,00 =Rp. 31.125,00

    Jadi penghasilan yang diterima Ibu Ngatinah setiap bulan dari

    Pemerintah :( Rp. 2.000.000,00 + Rp. 150.000,00 ) ( Rp. 100.000,00 + Rp.

  • 7/25/2019 KASUS PAJAK PENDIDIKAN

    4/13

    31.125,00 ) = Rp. 2.018.875,00 .

    -Perhitungan PPh pasal 21 yang dipotong oleh Yayasan Pangudi

    Luhur

    Gaji Rp. 2.250.000,00

    T.Transportasi Rp. 300.000,00 +

    Penghasilan Bruto Rp. 2.550.000,00

    Bi.Jabatan Rp. 127.500,00

    Iuran pensiun Rp. 100.000,00

    ( Rp. 227.500,00)

    Penghasilan Neto Rp. 2.322.500,00

    PTKP (Tk/0) (Rp. 1.320.000,00)

    PKP Rp. 1.102.500,00

    Pasal 17 :

    5 % X Rp. 1.102.500,00 = Rp. 55.125,00.

    Jadi penghasilan yang diterima Ibu Ngatinah dari YayasanPangudi Luhur :

    (Rp. 2.250.000,00 + Rp. 300.000,00) (Rp. 100.000,00 + Rp.

    55.125,00) = Rp. 2.394.875,00

    - Perhitungan PPh pasal 21 yang dipotong oleh Yayasan Pangudi

    Luhur :

    ( Rp. 2.394.875,00 Rp. 2.018.875,00 ) + Rp. 350.000,00=

    Rp.726.000,00Pajak penghasilan atas kelebihan mengajar dalam satu bulan :

    5 % X Rp. 726.000,00 = Rp.36.300,00.

    Ibu Ngatinah bekerja di Yayasan Pangudi Luhur sebagai guru NY.

    Dia mendapatkan penghasilan dari Pemerintah dan Yayasan.

    Penghasilan dari pemerintah sudah dipotong PPh pasal 21, tetapi

    penghasilan tambahan dari Yayasan belum dikenakan PPh pasal

    21. Sehingga, Yayasan Pangudi Luhur memotong PPh pasal 21

    hasil selisih dari penghasilan yang diberikan dari Yayasan danpenghasilan yang diberikan Pemerintah, serta penghasilan dari

  • 7/25/2019 KASUS PAJAK PENDIDIKAN

    5/13

    kelebihan mengajar. Jadi, total penghasilan yang diterima ibu

    Ngatinah dalam satu bulan sebesar :

    (Rp. 2.394.875,00 + (Rp. 2.394.875,00 Rp. 2.018.875,00) + Rp.

    350.000,00) Rp. 36.300,00 = Rp. 3.084.575,00.

    Pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima oleh Sdr.Anton

    Duryat dan Ibu Ngatinah yang dilakukan oleh Yayasan Pangudi

    Luhur setiap pembayaran gaji. Penyetoran atas pajak

    penghasilan paling lambat tanggal 15 setelah pemotongan bulan

    berikutnya dan dimasukkan ke dalam bukti potong masa.

    Yayasan Kuncup Mekar adalah lembaga nirlaba yang bergerak dibidang

    pendidikan (mempunyai Perguruan Tinggi).

    Berikut tiga contoh perlakuan pajak atas laba neto dengan tiga kasus

    berbeda :

    1.Misalkan Laba neto Yayasan Kuncup Mekar Tahun 2013 sebesar

    Rp.500.000.000,- dengan peredaran bruto Rp.6.000.000.000,00,

    maka selama empat tahun atas laba neto tersebut tidak akan terkena

    PPh Pasal 25/29 Badan sepanjang memenuhi syarat antara lain

    digunakan untuk membangun/mengadakan sarana dan prasarana

    dan/atau penelitian dan pengembangan yang diselenggarakan

    bersifat terbuka kepada pihak manapun.2.Apabila pada tahun 2014 ternyata sebagian laba neto tersebut

    misalnya sebesar Rp.200.000.000,- digunakan untuk kegiatan selain

    membangun/ mengadakan sarana dan prasarana dan/atau

    penelitian dan pengembangan yang diselenggarakan bersifat terbuka

    kepada pihak manapun. Maka atas laba neto sebesar

    Rp.200.000.000,- dikenakan PPh Badan (Pasal 25/29) untuk tahun

    pajak diperolehnya laba neto tersebut yaitu tahun 2013, sehingga

    untuk SPT Tahunan PPh Badan Tahun 2013 harus dilakukan

    pembetulan dan menyetorkan PPh Pasal 25/29 Badan yang terutangtersebut.

    3.Contoh ketiga apabila ternyata setelah lewat empat tahun sejak laba

    neto diperoleh ternyata Yayasan Kuncup Mekar tidak menggunakan

    laba neto sebesar Rp.500.000.000,- untuk membangun/ mengadakan

    sarana dan prasarana dan/atau penelitian dan pengembangan yang

    diselenggarakan bersifat terbuka kepada pihak manapun, maka atas

    laba neto sebesar Rp.500.000.000,- dikenakan PPh Badan (Pasal

    25/29) pada tahun pajak berikutnya setelah lewat jangka waktu 4

    (empat) tahun tersebut yaitu tahun pajak 2015.

  • 7/25/2019 KASUS PAJAK PENDIDIKAN

    6/13

    Perhitungan Pajak Yayasan ABC

    Tahun 2011 2012 2013 2014 2015

    Sisa

    Lebih

    500.000.000 100.000.000 400.000.000 200.000.000 300.000.000

    Peredaran

    Usaha

    4.000.000.000 2.000.000.000 3.000.000.000 1.000.000.000 4.000.000.000

    Gedung

    yg

    dibangun

    600.000.000 0 0 0 0

    PPh

    Badan

    40.000.000 20.000.000 30.000.000 10.000.000 40.000.000

    Yayasan ABC di Jakarta adalah sebuah lembaga nirlaba di bidang

    pendidikanSMU hingga Universitas menyajikan laporan keuangan tahun

    2011. Pada tahun 2011 Yayasan ABC mulai membangun gedung untuk

    pendidikan dan selesai pada tahun tersebut.

    1.Bagaimana Perlakuan perpajakan yang benar dan tepat untuk yayasan

    ABCJakarta bila diinginkan pengembangan yayasan pendidikan tsb

    sesuaiketentuan perpajakan yang berlaku?

    2.Jelaskan secara sistematis langkah-langkah/tindakan koreksi apa yang

    harus dilakukan oleh manajemen yayasan utk memperbaiki kinerjakeuangan yang terkait dengan kebijakan pajak yayasan tsb yg berbasis

    penghematan pajak!

    3.Berapa Pajak yang seharusnya dapat dihemat oleh yayasan tsb?

    4.Syarat-syarat apa saja yang harus dipenuhi oleh yayasan yang diinginkan

    oleh fiskus terkait dengan pelaksanaan kebijakan pajak yayasan yang

    baru tersebut?

    5.Masih adakah PPh Badan yang terutang yang seharusnya tahun 2011 dan

    2012? Jelaskan hitungannya!Hitung juga PPh Pasal 25 tahun 2012 bila

    ada

    6.Kapan yayasan nirlaba tsb dikenakan pajak penghasilan badan?

    Jawab:

    1.Bagaimana Perlakuan perpajakan yang benar dan tepat untuk yayasan

    ABCJakarta bila diinginkan pengembangan yayasan pendidikan tsb

    sesuaiketentuan perpajakan yang berlaku?

  • 7/25/2019 KASUS PAJAK PENDIDIKAN

    7/13

    Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas

    UndangUndang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan terdapat definisi,

    Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan

    diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan,

    dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota. Yayasan tidak bolehmembagikan hasil kegiatan usaha kepada pembina, pengurus, dan pengawas.

    Kekayaan Yayasan baik berupa uang, barang, maupun kekayaan lain yang

    diperoleh

    Yayasan berdasarkan undang-undang, dilarang dialihkan atau dibagikan

    secara

    langsung atau tidak langsung, baik dalam bentuk gaji, upah, maupun

    honorarium, atau

    bentuk lain yang dapat dinilai dengan uang kepada pembina, pengurus dan

    pengawas,

    kecuali:

    1. Bukan pendiri Yayasan dan tidak terafiliasi dengan pendiri, pembina, dan

    pengawas;

    2. Melaksanakan kepengurusan yayasan secara langsung dan penuh.

    Kekayaan Yayasan berasal dari sejumlah kekayaan yang dipisahkan dalam

    bentuk

    uang atau barang. Kekayaan yayasan dapat diperoleh dari hal-hal berikut ini:

    1. Sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat.

    2. Wakaf.

    3. Hibah.

    4. Hibah wasiat.

    5. Perolehan lain yang tidak bertentangan dengan anggaran dasar Yayasan dan

    atau

    peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Menurut UU No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, Yayasan adalah

    subjek

    pajak. Yayasan menjadi wajib pajak jika menerima atau memperoleh

    penghasilan yang

    merupakan objek pajak. Namun, meskipun tidak menerima atau memperoleh

    penghasilan yang merupakan objek pajak, Yayasan tetap menjadi wajib pajak

    jika

    memenuhi kriteria sebagai pemotong pajak. Dalam hal ini, Yayasan bertindak

    sebagai

    pemotong PPh pasal 21 atas penghasilan berupa gaji, honorarium, upah,

    tunjangan

    yang dibayarkan kepada karyawan/peserta kegiatan/pihak lain. Secara umumpelaksanaan hak dan kewajiban Yayasan sama dengan bentuk usaha lain,

  • 7/25/2019 KASUS PAJAK PENDIDIKAN

    8/13

    kecuali hal-hal khusus yang diatur tersendiri.

    Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia NOMOR 80/PMK.03/2009

    Tentang Sisa Lebih Yang Diterima Atau Diperoleh Badan Atau Lembaga Nirlaba

    Yang Bergerak Dalam Bidang Pendidikan Dan/Atau Bidang Penelitian Dan

    Pengembangan, Yang Dikecualikan Dari Objek Pajak Penghasilan merupakanhal khusus yang harus diperhatikan dalam kasus ini antara lain sebagai

    berikut:

    1.Sisa lebih yang diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang ditanamkan

    kembali

    dalam bentuk sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau

    penelitian dan

    pengembangan yang diselenggarakan bersifat terbuka kepada pihak

    manapun,

    dalam jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun sejak diperolehnya sisalebih

    tersebut dikecualikan sebagai objek Pajak Penghasilan.

    2.Sisa lebih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah selisih dari seluruh

    penerimaan yang merupakan objek Pajak Penghasilan selain penghasilan

    yang

    dikenakan Pajak Penghasilan tersendiri, dikurangi dengan pengeluaran

    untuk biaya

    operasional sehari-hari badan atau lembaga nirlaba.

    3.Badan atau lembaga nirlaba sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalahbadan

    atau lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau

    bidang

    penelitian dan pengembangan, yang telah terdaftar pada instansi yang

    membidanginya.

    4.Sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan

    pengembangan

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

    a.Pembelian atau pembangunan gedung dan prasarana pendidikan,penelitian dan

    pengembangan termasuk pembelian tanah sebagai lokasi pembangunan

    gedung dan prasarana tersebut;

    b.pengadaan sarana dan prasarana kantor, laboratorium dan

    perpustakaan;

    c.pembelian/pembangunan asrama mahasiswa, rumah dinas guru, dosen

    atau

    karyawan, dan sarana prasarana olahraga, sepanjang berada di

    lingkungan/lokasi lembaga pendidikan formal.

  • 7/25/2019 KASUS PAJAK PENDIDIKAN

    9/13

    5.Apabila setelah jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1)

    terdapat sisa lebih yang tidak digunakan untuk pengadaan sarana dan

    prasarana

    kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan sebagaimana

    dimaksuddalam Pasal 1 ayat (4), sisa lebih tersebut diakui sebagai penghasilan dan

    dikenai

    Pajak Penghasilan pada tahun pajak berikutnya, setelah jangka waktu 4

    (empat)

    tahun tersebut ditambah dengan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

    6.Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1)

    terdapat

    sisa lebih yang digunakan selain untuk pengadaan sarana dan prasarana

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (4), sisa lebih tersebut diakuisebagai

    penghasilan dan dikenai Pajak Penghasilan ditambah dengan sanksi sesuai

    ketentuan yang berlaku.

    Maka bisa kita simpulkan bahwa Wajib Pajak tidak mempunyai kewajiban

    penyetoran SPT Tahunan PPh Badan apabila dalam jangka empat tahun sisa

    laba

    yayasan digunakan untuk pembangunan gedung dan sarana prasarana.

    Hanya

    Wajib Pajak berkewajiban melaporkan SPT Tahunan PPh Badan Nihil.

    Berikut ilustrasi perhitungan pajak yang benar

    Tahun 2011 2012 2013 2014 2015

    Sisa

    Lebih

    500.000.000 100.000.000 400.000.000 200.000.000 300.000.000

    Peredaran

    Usaha

    4.000.000.000 2.000.000.000 3.000.000.000 1.000.000.000 4.000.000.000

    Gedung

    yg

    dibangun

    600.000.000 0 0 0 0

    PPh

    Badan

    0 0 0 0 40.000.000

    2.Jelaskan secara sistematis langkah-langkah/tindakan koreksi apa yang

    harus dilakukan oleh manajemen yayasan utk memperbaiki kinerja

    keuangan yang terkait dengan kebijakan pajak yayasan tsb yg berbasis

    penghematan pajak!

    a.Badan atau lembaga nirlaba yang menggunakan sisa lebih untukpembangunan

  • 7/25/2019 KASUS PAJAK PENDIDIKAN

    10/13

    dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau

    penelitian dan

    pengembangan wajib menyampaikan pemberitahuan mengenai rencana fisik

    sederhana dan rencana biaya pembangunan dan pengadaan sarana dan

    prasaranakegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan kepada Kepala

    Kantor

    Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar dengan tindasan kepada

    instansi

    yang membidanginya.

    b.Pemberitahuan tersebut disampaikan bersamaan dengan penyampaian

    Surat

    Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun pajak diperolehnya sisa

    lebihtersebut atau paling lama sebelum pembangunan dan pengadaan sarana

    dan

    prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan

    dimulai,

    dalam jangka waktu 4 (empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut.

    c.sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba setiap

    tahun

    yang akan digunakan untuk pembangunan dan pengadaan sarana dan

    prasarana

    kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan dialihkan ke

    akun

    dana pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan

    pendidikan

    dan/atau penelitian dan pengembangan

    d.pembukuan atas penggunaan dana pembangunan dan pengadaan sarana

    dan

    prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan

    pada tahun

    berjalan dilakukan dengan mendebet akun aktiva dan akun dana

    pembangunan

    dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau

    penelitian dan

    pengembangan serta mengkredit akun kas atau utang dan akun modal

    badan atau

    lembaga nirlaba.

    e.Atas pengeluaran untuk pembangunan dan pengadaan sarana dan

    prasarana

  • 7/25/2019 KASUS PAJAK PENDIDIKAN

    11/13

    kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan yang berasal

    dari sisa

    lebih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 tidak boleh dilakukan

    penyusutan

    sebagaimana diatur dalam Pasal 11Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983tentang

    Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-

    Undang

    Nomor 36 Tahun 2008.

    f.Apabila pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan

    pendidikan

    dan/atau penelitian dan pengembangan dibiayai dengan dana pinjaman,

    biaya

    bunga atas dana pinjaman tersebut diperlakukan sebagai bagian dari hargaperolehan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian

    dan

    pengembangan.

    g.Biaya bunga atas dana pinjaman yang terutang atau dibayarkan setelah

    selesainya

    proses pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan

    pendidikan

    dan/atau penelitian dan pengembangan dapat dibebankan sebagai biaya

    badan

    atau lembaga nirlaba.

    h.Dalam hal dana pinjaman diterima atau diperoleh sebelum diperolehnya

    sisa lebih

    dan dipergunakan untuk pembangunan dan pengadaan sarana dan

    prasarana,

    biaya bunga atas dana pinjaman tersebut diperlakukan sebagai bagian dari

    harga

    perolehan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian

    dan

    pengembangan.

    i.Badan atau lembaga nirlaba yang menggunakan sisa lebih untuk

    pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan

    dan/atau penelitian dan pengembangan sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 2 ayat (1) wajib membuat :

    1)pernyataan bahwa:

    a.sisa lebih akan digunakan untuk pembangunan gedung dan

    prasaranapendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan paling lama 4

  • 7/25/2019 KASUS PAJAK PENDIDIKAN

    12/13

    (empat)

    tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut, dan

    b.sisa lebih yang tidak digunakan pada tahun diperolehnya tersebut

    akan

    digunakan untuk pembangunan gedung dan prasarana pendidikandan/atau penelitian dan pengembangan paling lama 4 (empat) tahun

    sejak

    diperolehnya sisa lebih tersebut. yang merupakan lampiran dalam

    Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan untuk tahun pajak

    diperolehnya sisa lebih;

    2)pencatatan tersendiri atas sisa lebih yang diterima dan yang digunakan

    setiap

    tahun; dan

    3)laporan mengenai penyediaan dan penggunaan sisa lebih danmenyampaikannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib

    Pajak

    terdaftar dalam lampiran Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak

    Penghasilan.

    3.Berapa Pajak yang seharusnya dapat dihemat oleh yayasan tsb?

    Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa pajak yang dapat dihemat

    sebesar Rp100.000.000,00

    4.Syarat-syarat apa saja yang harus dipenuhi oleh yayasan yang diinginkan

    oleh fiskus terkait dengan pelaksanaan kebijakan pajak yayasan yang

    baru tersebut?

    Badan atau lembaga nirlaba yang menggunakan sisa lebih untuk

    pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan

    dan/atau penelitian dan pengembangan sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 2 ayat (1) wajib membuat :

    1)pernyataan bahwa:a.sisa lebih akan digunakan untuk pembangunan gedung dan prasarana

    pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan paling lama 4

    (empat)

    tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut, dan

    b.sisa lebih yang tidak digunakan pada tahun diperolehnya tersebut

    akan

    digunakan untuk pembangunan gedung dan prasarana pendidikan

    dan/atau penelitian dan pengembangan paling lama 4 (empat) tahun

    sejakdiperolehnya sisa lebih tersebut. yang merupakan lampiran dalam

  • 7/25/2019 KASUS PAJAK PENDIDIKAN

    13/13

    Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan untuk tahun pajak

    diperolehnya sisa lebih;

    2)Pencatatan tersendiri atas sisa lebih yang diterima dan yang digunakan

    setiap

    tahun; dan3)Laporan mengenai penyediaan dan penggunaan sisa lebih dan

    menyampaikannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib

    Pajak

    terdaftar dalam lampiran Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak

    Penghasilan.

    5.Masih adakah PPh Badan yang terutang yang seharusnya tahun 2011 dan

    2012? Jelaskan hitungannya! Hitung juga PPh Pasal 25 tahun 2012 bila

    adaTidak ada

    6.Kapan yayasan nirlaba tsb dikenakan pajak penghasilan badan?

    Ketika Badan Hukum yayasan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai

    ketentuan perundang undangan.