Upload
endah-titi-wigati
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/25/2019 KASUS PAJAK PENDIDIKAN
1/13
CONTOH KASUS PAJAK PENDIDIKAN
Sdr. Anton Duryat adalah seorang guru NA pada salah satu SD
Pangudi Luhur di Semarang dengan status menikah mempunyai
3 anak, pada tahun 2008 ia menerima gaji pokok setiap bulan
dari Pemerintah sebesar Rp. 2.500.000,00, menerima tunjangan
beras dan tunjangan anak sebesar Rp. 200.000,00, serta
menerima iuran pensiun sebesar Rp. 200.00,00. Sdr. Anton
Duryat juga menerima penghasilan dari Yayasan Pangudi Luhur
atas kelebihan mengajar sebesar Rp. 500.000,00.
Disamping itu, Sdr. Anton Duryat setiap bulan juga membayar
iuran pensiun dan THT sebesar Rp. 343.253,00. Perhitungan
PPh pasal 21 atas penghasilan Sdr. Anton Duryat yang harus
dipotong oleh Yayasan Pangudi Luhur dan jumlah penghasilan
yang diterima, adalah :
Perhitungan PPh pasal 21 yang telah dipotong oleh pemertintah :
Gaji Rp. 2.500.000,00
T.Anak dan T.Beras Rp. 200.000,00 +
Penghasilan Bruto Rp. 2.700.000,00
Biaya Jabatan Rp. 135.000,00
Iuran Pensiun Rp. 200.000,00 +
(Rp. 335.000,00)
Penghasilan Neto Rp. 2.365.000,00
PTKP (K/3) (Rp. 1.760.000,00)-
PKP Rp. 605.000,00
Pasal 17 :
5 % X Rp. 605.000,00 = Rp. 30.250,00
Jadi PPh pasal 21 yang terutang sebesar Rp. 30.250,00.
Sehingga, penghasilan yang diterima setiap bulan dari
Pemerintah sebesar :
(Rp. 2.500.000,00 + Rp. 200.000,00) (Rp. 200.000,00 + Rp.30.250,00) = Rp. 2.469.750,00.
7/25/2019 KASUS PAJAK PENDIDIKAN
2/13
-Perhitungan PPh pasal 21 yang dipotong oleh Yayasan Pangudi
Luhur atas penghasilan dari kelebihan mengajar :
5 % X Rp. 500.000,00 = Rp. 25.000,00 pajak penghasilan atas
kelebihan mengajar untuk satu bulan.
Sdr. Anton Duryat bekerja di Yayasan Pangudi Luhur sebagai
guru NA. Dia menerima gaji dari Pemerintah yang telah dipotong
pajak. Sehingga, Yayasan Pangudi Luhur hanya memotong
penghasilan dari uang kelebihan mengajar.
Jadi, total penghasilan yang diterima Sdr. Anton Duryat dalam
satu bulan sebesar :
Rp. 2.469.750,00 + (Rp.500.000,00 - Rp. 25.000,00) = Rp.
2.944.750,00
7/25/2019 KASUS PAJAK PENDIDIKAN
3/13
2. Ibu Ngatinah adalah guru NY di salah satu SMA Pangudi
Luhur Semarang dengan status menikah mempunyai 2 anak,
pada tahun 2008 ia menerima gaji pokok setiap bulan dari
Pemerintah sebesar Rp. 2.000.000,00, tunjangan beras dan anak
sebesar Rp. 150.000,00, serta membayar iuran pensiun sebesar
Rp. 100.000,00. Ibu Ngatinah juga menerima gaji pokok dari
Yayasan Pangudi Luhur sebesar Rp. 2.250.000,00, tunjangan
transportasi sebesar Rp. 300.000,00, serta membayar iuran
pensiun sebesar Rp. 100.000,00. Dan menerima penghasilan
atas kelebihan mengajar sebesar Rp. 350.000,00. Dalam
peraturan perpajakan, apabila istri bekerja dan suami juga
bekerja maka tambahan PTKP untuk status kawin dan
tanggungan, sepenuhnya ditanggung atau masuk dalam
perhitungan pajak penghasilan suami, sehingga statusnya
menjadi TK/0. Perhitungan PPh pasal 21 atas penghasilan Ibu
Ngatinah yang harus dipotong oleh Yayasan Pangudi Luhur dan
jumlah penghasilan yang diterima, adalah :
-Perhitungan PPh pasal 21 yang dipotong oleh Pemerintah :
Gaji Rp. 2.000.000,00T.anak dan T.beras Rp. 150.000,00 +
Penghasilan Bruto Rp. 2.150.000,00
Bi. Jabatan Rp. 107.500,00
Iuran pensiun Rp. 100.000,00 -
( Rp. 207.500,00 )
Penghasilan Neto Rp. 1.942.500,00
PTKP ( Tk/0 ) ( Rp.1.320.000,00 )-
PKP Rp. 622.500,00
Pasal 17 :
5 % X Rp. 622.500,00 =Rp. 31.125,00
Jadi penghasilan yang diterima Ibu Ngatinah setiap bulan dari
Pemerintah :( Rp. 2.000.000,00 + Rp. 150.000,00 ) ( Rp. 100.000,00 + Rp.
7/25/2019 KASUS PAJAK PENDIDIKAN
4/13
31.125,00 ) = Rp. 2.018.875,00 .
-Perhitungan PPh pasal 21 yang dipotong oleh Yayasan Pangudi
Luhur
Gaji Rp. 2.250.000,00
T.Transportasi Rp. 300.000,00 +
Penghasilan Bruto Rp. 2.550.000,00
Bi.Jabatan Rp. 127.500,00
Iuran pensiun Rp. 100.000,00
( Rp. 227.500,00)
Penghasilan Neto Rp. 2.322.500,00
PTKP (Tk/0) (Rp. 1.320.000,00)
PKP Rp. 1.102.500,00
Pasal 17 :
5 % X Rp. 1.102.500,00 = Rp. 55.125,00.
Jadi penghasilan yang diterima Ibu Ngatinah dari YayasanPangudi Luhur :
(Rp. 2.250.000,00 + Rp. 300.000,00) (Rp. 100.000,00 + Rp.
55.125,00) = Rp. 2.394.875,00
- Perhitungan PPh pasal 21 yang dipotong oleh Yayasan Pangudi
Luhur :
( Rp. 2.394.875,00 Rp. 2.018.875,00 ) + Rp. 350.000,00=
Rp.726.000,00Pajak penghasilan atas kelebihan mengajar dalam satu bulan :
5 % X Rp. 726.000,00 = Rp.36.300,00.
Ibu Ngatinah bekerja di Yayasan Pangudi Luhur sebagai guru NY.
Dia mendapatkan penghasilan dari Pemerintah dan Yayasan.
Penghasilan dari pemerintah sudah dipotong PPh pasal 21, tetapi
penghasilan tambahan dari Yayasan belum dikenakan PPh pasal
21. Sehingga, Yayasan Pangudi Luhur memotong PPh pasal 21
hasil selisih dari penghasilan yang diberikan dari Yayasan danpenghasilan yang diberikan Pemerintah, serta penghasilan dari
7/25/2019 KASUS PAJAK PENDIDIKAN
5/13
kelebihan mengajar. Jadi, total penghasilan yang diterima ibu
Ngatinah dalam satu bulan sebesar :
(Rp. 2.394.875,00 + (Rp. 2.394.875,00 Rp. 2.018.875,00) + Rp.
350.000,00) Rp. 36.300,00 = Rp. 3.084.575,00.
Pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima oleh Sdr.Anton
Duryat dan Ibu Ngatinah yang dilakukan oleh Yayasan Pangudi
Luhur setiap pembayaran gaji. Penyetoran atas pajak
penghasilan paling lambat tanggal 15 setelah pemotongan bulan
berikutnya dan dimasukkan ke dalam bukti potong masa.
Yayasan Kuncup Mekar adalah lembaga nirlaba yang bergerak dibidang
pendidikan (mempunyai Perguruan Tinggi).
Berikut tiga contoh perlakuan pajak atas laba neto dengan tiga kasus
berbeda :
1.Misalkan Laba neto Yayasan Kuncup Mekar Tahun 2013 sebesar
Rp.500.000.000,- dengan peredaran bruto Rp.6.000.000.000,00,
maka selama empat tahun atas laba neto tersebut tidak akan terkena
PPh Pasal 25/29 Badan sepanjang memenuhi syarat antara lain
digunakan untuk membangun/mengadakan sarana dan prasarana
dan/atau penelitian dan pengembangan yang diselenggarakan
bersifat terbuka kepada pihak manapun.2.Apabila pada tahun 2014 ternyata sebagian laba neto tersebut
misalnya sebesar Rp.200.000.000,- digunakan untuk kegiatan selain
membangun/ mengadakan sarana dan prasarana dan/atau
penelitian dan pengembangan yang diselenggarakan bersifat terbuka
kepada pihak manapun. Maka atas laba neto sebesar
Rp.200.000.000,- dikenakan PPh Badan (Pasal 25/29) untuk tahun
pajak diperolehnya laba neto tersebut yaitu tahun 2013, sehingga
untuk SPT Tahunan PPh Badan Tahun 2013 harus dilakukan
pembetulan dan menyetorkan PPh Pasal 25/29 Badan yang terutangtersebut.
3.Contoh ketiga apabila ternyata setelah lewat empat tahun sejak laba
neto diperoleh ternyata Yayasan Kuncup Mekar tidak menggunakan
laba neto sebesar Rp.500.000.000,- untuk membangun/ mengadakan
sarana dan prasarana dan/atau penelitian dan pengembangan yang
diselenggarakan bersifat terbuka kepada pihak manapun, maka atas
laba neto sebesar Rp.500.000.000,- dikenakan PPh Badan (Pasal
25/29) pada tahun pajak berikutnya setelah lewat jangka waktu 4
(empat) tahun tersebut yaitu tahun pajak 2015.
7/25/2019 KASUS PAJAK PENDIDIKAN
6/13
Perhitungan Pajak Yayasan ABC
Tahun 2011 2012 2013 2014 2015
Sisa
Lebih
500.000.000 100.000.000 400.000.000 200.000.000 300.000.000
Peredaran
Usaha
4.000.000.000 2.000.000.000 3.000.000.000 1.000.000.000 4.000.000.000
Gedung
yg
dibangun
600.000.000 0 0 0 0
PPh
Badan
40.000.000 20.000.000 30.000.000 10.000.000 40.000.000
Yayasan ABC di Jakarta adalah sebuah lembaga nirlaba di bidang
pendidikanSMU hingga Universitas menyajikan laporan keuangan tahun
2011. Pada tahun 2011 Yayasan ABC mulai membangun gedung untuk
pendidikan dan selesai pada tahun tersebut.
1.Bagaimana Perlakuan perpajakan yang benar dan tepat untuk yayasan
ABCJakarta bila diinginkan pengembangan yayasan pendidikan tsb
sesuaiketentuan perpajakan yang berlaku?
2.Jelaskan secara sistematis langkah-langkah/tindakan koreksi apa yang
harus dilakukan oleh manajemen yayasan utk memperbaiki kinerjakeuangan yang terkait dengan kebijakan pajak yayasan tsb yg berbasis
penghematan pajak!
3.Berapa Pajak yang seharusnya dapat dihemat oleh yayasan tsb?
4.Syarat-syarat apa saja yang harus dipenuhi oleh yayasan yang diinginkan
oleh fiskus terkait dengan pelaksanaan kebijakan pajak yayasan yang
baru tersebut?
5.Masih adakah PPh Badan yang terutang yang seharusnya tahun 2011 dan
2012? Jelaskan hitungannya!Hitung juga PPh Pasal 25 tahun 2012 bila
ada
6.Kapan yayasan nirlaba tsb dikenakan pajak penghasilan badan?
Jawab:
1.Bagaimana Perlakuan perpajakan yang benar dan tepat untuk yayasan
ABCJakarta bila diinginkan pengembangan yayasan pendidikan tsb
sesuaiketentuan perpajakan yang berlaku?
7/25/2019 KASUS PAJAK PENDIDIKAN
7/13
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas
UndangUndang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan terdapat definisi,
Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan
diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan,
dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota. Yayasan tidak bolehmembagikan hasil kegiatan usaha kepada pembina, pengurus, dan pengawas.
Kekayaan Yayasan baik berupa uang, barang, maupun kekayaan lain yang
diperoleh
Yayasan berdasarkan undang-undang, dilarang dialihkan atau dibagikan
secara
langsung atau tidak langsung, baik dalam bentuk gaji, upah, maupun
honorarium, atau
bentuk lain yang dapat dinilai dengan uang kepada pembina, pengurus dan
pengawas,
kecuali:
1. Bukan pendiri Yayasan dan tidak terafiliasi dengan pendiri, pembina, dan
pengawas;
2. Melaksanakan kepengurusan yayasan secara langsung dan penuh.
Kekayaan Yayasan berasal dari sejumlah kekayaan yang dipisahkan dalam
bentuk
uang atau barang. Kekayaan yayasan dapat diperoleh dari hal-hal berikut ini:
1. Sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat.
2. Wakaf.
3. Hibah.
4. Hibah wasiat.
5. Perolehan lain yang tidak bertentangan dengan anggaran dasar Yayasan dan
atau
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Menurut UU No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, Yayasan adalah
subjek
pajak. Yayasan menjadi wajib pajak jika menerima atau memperoleh
penghasilan yang
merupakan objek pajak. Namun, meskipun tidak menerima atau memperoleh
penghasilan yang merupakan objek pajak, Yayasan tetap menjadi wajib pajak
jika
memenuhi kriteria sebagai pemotong pajak. Dalam hal ini, Yayasan bertindak
sebagai
pemotong PPh pasal 21 atas penghasilan berupa gaji, honorarium, upah,
tunjangan
yang dibayarkan kepada karyawan/peserta kegiatan/pihak lain. Secara umumpelaksanaan hak dan kewajiban Yayasan sama dengan bentuk usaha lain,
7/25/2019 KASUS PAJAK PENDIDIKAN
8/13
kecuali hal-hal khusus yang diatur tersendiri.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia NOMOR 80/PMK.03/2009
Tentang Sisa Lebih Yang Diterima Atau Diperoleh Badan Atau Lembaga Nirlaba
Yang Bergerak Dalam Bidang Pendidikan Dan/Atau Bidang Penelitian Dan
Pengembangan, Yang Dikecualikan Dari Objek Pajak Penghasilan merupakanhal khusus yang harus diperhatikan dalam kasus ini antara lain sebagai
berikut:
1.Sisa lebih yang diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang ditanamkan
kembali
dalam bentuk sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau
penelitian dan
pengembangan yang diselenggarakan bersifat terbuka kepada pihak
manapun,
dalam jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun sejak diperolehnya sisalebih
tersebut dikecualikan sebagai objek Pajak Penghasilan.
2.Sisa lebih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah selisih dari seluruh
penerimaan yang merupakan objek Pajak Penghasilan selain penghasilan
yang
dikenakan Pajak Penghasilan tersendiri, dikurangi dengan pengeluaran
untuk biaya
operasional sehari-hari badan atau lembaga nirlaba.
3.Badan atau lembaga nirlaba sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalahbadan
atau lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau
bidang
penelitian dan pengembangan, yang telah terdaftar pada instansi yang
membidanginya.
4.Sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan
pengembangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a.Pembelian atau pembangunan gedung dan prasarana pendidikan,penelitian dan
pengembangan termasuk pembelian tanah sebagai lokasi pembangunan
gedung dan prasarana tersebut;
b.pengadaan sarana dan prasarana kantor, laboratorium dan
perpustakaan;
c.pembelian/pembangunan asrama mahasiswa, rumah dinas guru, dosen
atau
karyawan, dan sarana prasarana olahraga, sepanjang berada di
lingkungan/lokasi lembaga pendidikan formal.
7/25/2019 KASUS PAJAK PENDIDIKAN
9/13
5.Apabila setelah jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1)
terdapat sisa lebih yang tidak digunakan untuk pengadaan sarana dan
prasarana
kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan sebagaimana
dimaksuddalam Pasal 1 ayat (4), sisa lebih tersebut diakui sebagai penghasilan dan
dikenai
Pajak Penghasilan pada tahun pajak berikutnya, setelah jangka waktu 4
(empat)
tahun tersebut ditambah dengan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
6.Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1)
terdapat
sisa lebih yang digunakan selain untuk pengadaan sarana dan prasarana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (4), sisa lebih tersebut diakuisebagai
penghasilan dan dikenai Pajak Penghasilan ditambah dengan sanksi sesuai
ketentuan yang berlaku.
Maka bisa kita simpulkan bahwa Wajib Pajak tidak mempunyai kewajiban
penyetoran SPT Tahunan PPh Badan apabila dalam jangka empat tahun sisa
laba
yayasan digunakan untuk pembangunan gedung dan sarana prasarana.
Hanya
Wajib Pajak berkewajiban melaporkan SPT Tahunan PPh Badan Nihil.
Berikut ilustrasi perhitungan pajak yang benar
Tahun 2011 2012 2013 2014 2015
Sisa
Lebih
500.000.000 100.000.000 400.000.000 200.000.000 300.000.000
Peredaran
Usaha
4.000.000.000 2.000.000.000 3.000.000.000 1.000.000.000 4.000.000.000
Gedung
yg
dibangun
600.000.000 0 0 0 0
PPh
Badan
0 0 0 0 40.000.000
2.Jelaskan secara sistematis langkah-langkah/tindakan koreksi apa yang
harus dilakukan oleh manajemen yayasan utk memperbaiki kinerja
keuangan yang terkait dengan kebijakan pajak yayasan tsb yg berbasis
penghematan pajak!
a.Badan atau lembaga nirlaba yang menggunakan sisa lebih untukpembangunan
7/25/2019 KASUS PAJAK PENDIDIKAN
10/13
dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau
penelitian dan
pengembangan wajib menyampaikan pemberitahuan mengenai rencana fisik
sederhana dan rencana biaya pembangunan dan pengadaan sarana dan
prasaranakegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan kepada Kepala
Kantor
Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar dengan tindasan kepada
instansi
yang membidanginya.
b.Pemberitahuan tersebut disampaikan bersamaan dengan penyampaian
Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun pajak diperolehnya sisa
lebihtersebut atau paling lama sebelum pembangunan dan pengadaan sarana
dan
prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan
dimulai,
dalam jangka waktu 4 (empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut.
c.sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba setiap
tahun
yang akan digunakan untuk pembangunan dan pengadaan sarana dan
prasarana
kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan dialihkan ke
akun
dana pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan
pendidikan
dan/atau penelitian dan pengembangan
d.pembukuan atas penggunaan dana pembangunan dan pengadaan sarana
dan
prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan
pada tahun
berjalan dilakukan dengan mendebet akun aktiva dan akun dana
pembangunan
dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau
penelitian dan
pengembangan serta mengkredit akun kas atau utang dan akun modal
badan atau
lembaga nirlaba.
e.Atas pengeluaran untuk pembangunan dan pengadaan sarana dan
prasarana
7/25/2019 KASUS PAJAK PENDIDIKAN
11/13
kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan yang berasal
dari sisa
lebih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 tidak boleh dilakukan
penyusutan
sebagaimana diatur dalam Pasal 11Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983tentang
Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-
Undang
Nomor 36 Tahun 2008.
f.Apabila pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan
pendidikan
dan/atau penelitian dan pengembangan dibiayai dengan dana pinjaman,
biaya
bunga atas dana pinjaman tersebut diperlakukan sebagai bagian dari hargaperolehan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian
dan
pengembangan.
g.Biaya bunga atas dana pinjaman yang terutang atau dibayarkan setelah
selesainya
proses pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan
pendidikan
dan/atau penelitian dan pengembangan dapat dibebankan sebagai biaya
badan
atau lembaga nirlaba.
h.Dalam hal dana pinjaman diterima atau diperoleh sebelum diperolehnya
sisa lebih
dan dipergunakan untuk pembangunan dan pengadaan sarana dan
prasarana,
biaya bunga atas dana pinjaman tersebut diperlakukan sebagai bagian dari
harga
perolehan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian
dan
pengembangan.
i.Badan atau lembaga nirlaba yang menggunakan sisa lebih untuk
pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan
dan/atau penelitian dan pengembangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) wajib membuat :
1)pernyataan bahwa:
a.sisa lebih akan digunakan untuk pembangunan gedung dan
prasaranapendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan paling lama 4
7/25/2019 KASUS PAJAK PENDIDIKAN
12/13
(empat)
tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut, dan
b.sisa lebih yang tidak digunakan pada tahun diperolehnya tersebut
akan
digunakan untuk pembangunan gedung dan prasarana pendidikandan/atau penelitian dan pengembangan paling lama 4 (empat) tahun
sejak
diperolehnya sisa lebih tersebut. yang merupakan lampiran dalam
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan untuk tahun pajak
diperolehnya sisa lebih;
2)pencatatan tersendiri atas sisa lebih yang diterima dan yang digunakan
setiap
tahun; dan
3)laporan mengenai penyediaan dan penggunaan sisa lebih danmenyampaikannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib
Pajak
terdaftar dalam lampiran Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan.
3.Berapa Pajak yang seharusnya dapat dihemat oleh yayasan tsb?
Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa pajak yang dapat dihemat
sebesar Rp100.000.000,00
4.Syarat-syarat apa saja yang harus dipenuhi oleh yayasan yang diinginkan
oleh fiskus terkait dengan pelaksanaan kebijakan pajak yayasan yang
baru tersebut?
Badan atau lembaga nirlaba yang menggunakan sisa lebih untuk
pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan
dan/atau penelitian dan pengembangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) wajib membuat :
1)pernyataan bahwa:a.sisa lebih akan digunakan untuk pembangunan gedung dan prasarana
pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan paling lama 4
(empat)
tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut, dan
b.sisa lebih yang tidak digunakan pada tahun diperolehnya tersebut
akan
digunakan untuk pembangunan gedung dan prasarana pendidikan
dan/atau penelitian dan pengembangan paling lama 4 (empat) tahun
sejakdiperolehnya sisa lebih tersebut. yang merupakan lampiran dalam
7/25/2019 KASUS PAJAK PENDIDIKAN
13/13
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan untuk tahun pajak
diperolehnya sisa lebih;
2)Pencatatan tersendiri atas sisa lebih yang diterima dan yang digunakan
setiap
tahun; dan3)Laporan mengenai penyediaan dan penggunaan sisa lebih dan
menyampaikannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib
Pajak
terdaftar dalam lampiran Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan.
5.Masih adakah PPh Badan yang terutang yang seharusnya tahun 2011 dan
2012? Jelaskan hitungannya! Hitung juga PPh Pasal 25 tahun 2012 bila
adaTidak ada
6.Kapan yayasan nirlaba tsb dikenakan pajak penghasilan badan?
Ketika Badan Hukum yayasan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai
ketentuan perundang undangan.