47
TEKNOLOGI REPRODUKSI Fenomena In Vitro Vertilization (IVF) dalam Realitas Kehidupan Diajukan sebagai persyaratan kenaikan kelas Karya Tulis Ilmiah Oleh : Eko Pamungkas XI IPA 4 / 10

Karya Tulis Ilmiah "Teknologi Reproduksi"

Embed Size (px)

DESCRIPTION

...

Citation preview

Page 1: Karya Tulis Ilmiah "Teknologi Reproduksi"

TEKNOLOGI REPRODUKSI

Fenomena In Vitro Vertilization (IVF) dalam Realitas KehidupanDiajukan sebagai persyaratan kenaikan kelas

Karya Tulis Ilmiah

Oleh :

Eko Pamungkas

XI IPA 4 / 10

SMA NEGERI 3 JOMBANG

Tahun Pelajaran 2009 / 2010

Page 2: Karya Tulis Ilmiah "Teknologi Reproduksi"

TEKNOLOGI REPRODUKSI

Fenomena In Vitro Vertilization (IVF) dalam Realitas KehidupanDiajukan sebagai persyaratan kenaikan kelas

Karya Tulis Ilmiah

Oleh :

Eko Pamungkas

XI IPA 4 / 10

SMA NEGERI 3 JOMBANG

Tahun Pelajaran 2009 / 2010

Page 3: Karya Tulis Ilmiah "Teknologi Reproduksi"

ABSTRAKSI

Judul : Teknologi Reproduksi Fenomena In Vitro Vertilization (IVF) dalam Realitas Kehidupan

Tujuan dari penyusunan karya tulis ini adalah untuk mengetahui lebih jauh tentang In Vitro Vertilizaion yang lebih dikenal dengan nama bayi tabung dalam kehidupan masyarakat khususnya dimata hukum dan agama. Selama penelitian ini berlangsung menggunakan teknik “Deskriptif Kualitatif “ dimana pengambilan data didalamnya dilakukan dengan studi pustaka.

Berdasarkan telaah pustaka yang kami dapatkan ternyata bayi tabung atau In Vitro Vertilizaion bisa menjadi alternatif terakhir yang dilakukan pasangan suami istri yang kesulitan mempunyai keturunan akibatnya adanya kelainan system reproduksi keduanya/salah satu.

Proses In Vitro Vertilizaion juga cukup lama dan mengeluarkan biaya yang besar. Namun hal ini tidak masalah jika pasangan suami istri tersebut benar-benar menginginkan keturunan yang memiliki sifat seperti pasutri tersebut.

Melihat kenyataaan diatas, maka kami sebagai penulis ingin lebih mengupas secara rinci apa itu bayi tabung, dengan harapan, hal ini bisa dijadikan informsai tambahan bagi suami istri yang belum memiliki keturunan untuk mencobanya.

Page 4: Karya Tulis Ilmiah "Teknologi Reproduksi"

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk

sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis kami yang berjudul

“Fenomena In Vitro vertilization” (IVF) Dalam Realitas Kehidupan”

Penyusunan karya tulis ini dibuat untuk syarat kenaikan kelas siswa.

Sebagai penyusun, tidah lupa kami mengucapkan terima kasih kepada:

Kepala sekolah SMA Negeri 3 Jombang yang telah memfasilitasi kami

dalam penyusunan karya tulis ini.

Guru pmbimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan

dalam peyusunan karya tulis ini.

Orang tua kami atas doa restunya.

Teman-teman yang telah mendukung kami dalam pembuatan karya tulis

ini.

Dan semua pihak yang telah membantu kami namun tidak dapat kami

sebutkan satu persatu.

Kami menyadari keterbatasan kami sebagai penulis yang mana masih jauh

dari sempurna. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun

demi perbaikan karya tulis selanjutnya.

Jombang, 1 Juni 2010

Penulis

Page 5: Karya Tulis Ilmiah "Teknologi Reproduksi"

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

ABSTRAKSI .................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

DAFTAR ISI................................................................................................... iv

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................... 1

1.3 Batasan Masalah................................................................. 2

1.4 Tujuan Penulisan ............................................................... 2

1.5 Manfaat Penulisan.............................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Bayi Tabung.......................................................... 3

2.2 Alasan Untuk Melakukan Bayi Tabung............................. 4

2.3 Proses Pelaksanaan Bayi Tabung....................................... 5

2.4 Akibat Melakukan Bayi Tabung......................................... 5

2.5 Penelitian Risiko Bayi Tabung .......................................... 6

2.6 Masalah Orang Tua Anak Hasil Bayi Tabung atau

Legaltas Bayi Tabung ........................................................ 6

2.7 Bayi Tabung Dilihat dari Kacamata Syariat Islam............ 7

2.8 Status Hukum Anak Hasil Bayi Tabung............................. 9

BAB III KERANGKA TEORI...................................................................... 12

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Pengertian Bayi Tabung..................................................... 14

4.2 Alasan Pasangan Suami Istri Melakukan Proses Bayi

Tabung................................................................................ 14

4.3 Teknik Teknik Bayi Tabung............................................... 15

4.4 Resiko melakukan bayi tabung .......................................... 17

Page 6: Karya Tulis Ilmiah "Teknologi Reproduksi"

4.5 Hukum Islam Tentang Bayi Tabung................................... 18

4.6 Kedudukan Bayi Tabung Secara hukum Negara................ 20

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan......................................................................... 22

5.2 Saran................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 7: Karya Tulis Ilmiah "Teknologi Reproduksi"

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di zaman yang semakin modern ini, banyak teknologi yang ditemukan

oleh para manusia. Teknologi ini digunakan untuk mempermudah manusia

memenuhi kebutuhannya. Seperti halnya teknologi in Vitro Vertilizaion atau

dikenal dengan nama bayi tabung, yang mana bisa dijadikan alternatif terakhir

para pasangan suami istri yang menginginkan keturunan. Dengan teknik ini,

pembuahan dapat dilakukan tanpa persetubuhan. Teknik bayi tabung ini telah

menjadi metode yang membantu pasangan subur yang tidak mempunyai anak

akibat kelainan pada organ reproduksi. Namun terdapat beberapa kelemahan

dalam teknologi ini misalnya jika tidak ada sperma yang menembus sel telur

sang istri maka mau tidak mau, harus dilakukan sperma donor. Hal diatas

aknirnya menimbulkan kontroversi dan masalah medatang seperti nasib/status

sang anak. Melihat kenyataan diatas, kami mengangkat tema diatas untuk bisa

menjelaskan dan dan memberi informasi sedikit tentang bayi tabung. Agar

para suami istri bisa menilai baik buruknya sebelum merreka memutuskan

untuk melakukan bayi tabung selain itu sebagai bahan diskusi tentang

bagaimana kedudukan bayi tabung dikalangan masyarakat saat ini. ditinjau

dari sisi hukum negara dan agama.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah pengertian bayi tabung?

Apakah alasan Pasutri melakukan bayi tabung?

Bagaimana proses bayi tabung?

Bagaimana resiko melakukan bayi tabung?

Bagaimana hukum agama terutama Islam tentang bayi tabung?

Bagaimana status hukum Negara untuk anak hasil bayi tabug?

Page 8: Karya Tulis Ilmiah "Teknologi Reproduksi"

1.3 Batasan masalah

Dalam hal ini kami hanya menjelaskan tentang bayi tabung dan

kedudukan secara hukum negara dan syariat islam.

1.4 Tujuan penulisan

Untuk mengetahui pengertian bayi tabung.

Untuk mengetahui apa alasan suami istri melakukan bayi tabung.

Untuk mengetahui proses bayi tabung.

Untuk mengetahui resiko melakukan bayi tabung.

Untuk mengetahui hukum islam mengenai bayi tabung.

Untuk mengetahui status hukum negara untuk anak hasil bayi tabung.

1.5 Manfaat penulisan

Agar kita bisa mengetahui pengertian bayi tabung

Agar kita bisa mengatahui alasan pasangan suami istri melakukan bayi

tabung

Agar kita bisa mengetahui proses bayi tabung

Agar kita bisa mengetahui hukum islam tentang bayi tabung.

Agar kita bisa mengetahui status hukum untuk anak hasil bayi tabung.

Page 9: Karya Tulis Ilmiah "Teknologi Reproduksi"

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Bayi Tabung

Bayi tabung atau pembuahan in vitro (bahasa Inggris: in vitro

fertilisation) adalah sebuah teknik pembuahan dimana sel telur (ovum) dibuahi

diluar tubuh wanita. Bayi tabung adalah salah satu metode untuk mengatasi

masalah kesuburan ketika metode lainya tidak berhasil. Prosesnya terdiri dari

mengendalikan proses ovulasi secara hormonal, pemindahan sel telur dari

ovarium dan pembuahan oleh sel sperma dalam sebuah medium cair.

Jenis-jenis Bayi Tabung

Berdasarkan sperma, ovum dan tempat embrio ditransplantasikan, bayi

tabung dapat dibedakan menjadi beberapa jenis diantaranya adalah:

Bayi tabung menggunakan sperma dan ovum dari pasangan suami istri,

kemudian embrionya ditransplantasikan kedalam rahim istri.

Bayi tabung menggunakan sperma dan ovum dari pasangan suami istri lalu

embrionya ditransplantasikan kedalam rahim ibu penganti (surrogate

mother).

Bayi tabung yang menggunakan sperma dari suami, ovum dari donor lalu

embrionya ditransplantasikan kedalam rahim ibu.

Bayi tabug yang menggunakan sperma dari donor, sedang ovumya dari

istri, embrionya ditransplantasikan kedalam rahim istri.

Bayi tabung yang menggunakan sperma dari donor, ovumnya dari istri

embrionya ditransplantasikan kedalam rahim surrogate mother.

Bayi tabung yang menggunakan sperma dari suami, ovumnya dari donor,

embrionya ditransplantasikan kedalam rahim istri.

Bayi tabung yang menggunakan sperma dari ovum dari donor, lalu

embrionya ditransplantasikan ke dalam rahim istri.

Bayi tabung yang menggunakan sperma dari ovum dari donor, kemudian

embrionya ditransplantasikan ke dalam rahim surrogate mother.

2.2 Alasan Untuk Melakukan Bayi Tabung

Page 10: Karya Tulis Ilmiah "Teknologi Reproduksi"

Terdapat beberapa alasan mengapa orang mengikuti program bayi

tabung. Beberapa di antaranya karena terjadi berbagai indikasi. Indikasi

tersebut menurut Drs. Harris Harlianto, embriologis Klinik Fertilitas Aster

Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, antara lain karena saluran tuba

falopi istri tersumbat. Akibatnya, meskipun pasangan suami istri (pasutri) itu

melakukan hubungan intim, sel telur tidak bertemu dengan sperma sehingga

tidak terjadi pembuahan.

Indikasi lain karena kualitas sperma menurun. Indikasi ini bisa terjadi

karena adanya infeksi saluran sperma sehingga sperma tersumbat dan sulit

untuk bertemu dengan sel telur. Kehamilan pun tidak pernah terjadi. Indikasi

berikutnya unexplained indication (indikasi yang tidak terjelaskan). Disebut

unexplained karena bisa saja kualitas spermanya normal, tuba falopi juga tidak

tersumbat, tetapi tetap tidak terjadi pembuahan. Salah satu faktor indikasi ini

adalah adanya imunologi yang berupa reaksi antibodi dari istri yang

menyerang kepala sperma sehingga tidak pernah bisa bertemu sel telur.

Semua indikasi tersebut dapat diketahui apabila pasutri memeriksakan

diri kepada dokter spesialis ginekologi atau dokter spesialis andrologi.

Sehingga, diperoleh sebuah rekam medik untuk mengambil langkah program

bayi tabung atau tidak.

Menjalani proses bayi tabung, kata Harris, pada umumnya merupakan

langkah terakhir dari setiap cara yang dilakukan dalam memperoleh

keturunan. Sehingga, banyak pasutri yang datang tidak didukung faktor usia

yang tepat. Padahal, semakin tua usia si pemohon kian memperkecil peluang

keberhasilan proses bayi tabung.Persentase usia dengan peluang keberhasilan

memperoleh keturunan lewat program bayi tabung adalah, usia di bawah 30

tahun peluang keberhasilannya mencapai 40-50%, usia di atas 30-35 tahun

peluang keberhasilannya 30-40%, usia di atas 35-39 tahun peluang

keberhasilannya hanya 20-30%, dan usia 39-40 tahun peluang

keberhasilannya hanya mencapai 15%.

2.3 Proses Pelaksanaan Bayi Tabung

Page 11: Karya Tulis Ilmiah "Teknologi Reproduksi"

Proses mendapatkan bayi tabung dijalani melalui beberapa tahap.

Tahap pertama pasutri melakukan pemeriksaan lengkap. Bila pasutri itu

dinyatakan dapat menjalani proses bayi tabung, istri akan mendapat suntikan

FSH (folikel stimulating hormon) atau suntikan hormon perangsang sel telur.

Suntikan ini diberikan selama 12 hari berturut-turut sampai sel telur tumbuh

sebanyak lebih kurang 8-10 sel telur. Sel telur ini kemudian dipanen. Cara

memanennya dilakukan di kamar operasi dengan menggunakan jarum khusus

yang dapat menyedot sel telur dari ovarium.

Hasil panen ini dimasukkan ke tabung dan segera dibawa ke

laboratorium embriologi lalu diperiksa di bawah mikroskop. Usai itu, sel telur

dicuci dan dipisahkan dari darah-darah yang menyertainya. Lalu disimpan

dalam tetesan (drop) medium. Drop ini dilapisi oil (minyak) khusus yang tidak

toksik terhadap embrio.

Sel telur yang sudah dibersihkan kemudian disimpan dalam

inkubator.Sedangkan untuk memperoleh sperma yang akan membuahi sel

telur yang kini sudah dalam inkubator, suami melakukan masturbasi. Sperma

yang dihasilkan dari suami tersebut kemudian disimpan dalam kontainer

sperma, dicuci, dan dipisahkan dengan cara seleksi.

Usai transfer zygot ke rahim, pasien diberi suntikan penguat rahim

pada hari keempat, delapan, dan dua belas. Bila proses ini bagus, porses

selanjutnya masuk pada proses implantasi zygot ke dalam dinding rahim. Bila

proses ini berhasil dilakukan dan zygot sudah menempel pada dinding rahim,

dokter ataupun embriolog dapat melihat apakah bayinya kembar atau tidak.

"Jadi, sejak awal pemilihan sperma dan sel telur sampai semua tahap yang kita

lakukan, kita dapat memilih calon-calon janin yang terbaik menurut kriteria

kedokteran.

2.4 Akibat Melakukan Bayi Tabung

Selain terjadi efek samping akibat induksi, dengan makin banyaknya

jenis obat baru pemacu hormon untuk induksi ovulasi seperti produk mutakhir

rancangan teknologi rekombinan, dan jenis bahan habis pakai, menyebabkan

Page 12: Karya Tulis Ilmiah "Teknologi Reproduksi"

biaya penanganan bayi tabung menjadi makin mahal. Komponen terbesar

biaya tersebut adalah terutama untuk pengadaan obat pemacu hormon dan

bahan habis pakai untuk induksi ovulasi, yang diperkirakan dapat mencapai

hingga 70 persen dari biaya keseluruhan untuk setiap bayi tabung. Biaya

tersebut akan bertambah apabila penanganan bayi tabung gagal dan harus

diulang pada siklus haid berikutnya.

2.5 Penelitian Risiko Bayi Tabung

Bayi tabung pertama Louis Brown dari Inggris lahir 30 tahun lalu. Kini

program bayi tabung merupakan hal rutin, terutama di negara-negara maju.

Akan tetapi tidak banyak diketahui dampak jangka panjang dari program ini.

Pembuahan buatan sudah merupakan prosedur standar kedokteran,

untuk menolong pasangan yang sulit punya anak secara alami. Jumlah

pasangan suami-istri yang melaksanakan program bayi tabung dari tahun ke

tahun juga meningkat. Sebuah pemecahan praktis yang juga harus disadari

mengandung risiko. Prosedurnya saja sudah amat menegangkan, melelahkan

dan bahkan sering memicu rasa frustrasi. Belum lagi mengintai bahaya

kecacatan pada bayi dan dampak lainnya. Seberapa besar risiko program bayi

tabung itu, kini menjadi tema penelitian sejumlah dokter dan ilmuwan Jerman.

2.6 Masalah Orang Tua Anak Hasil Bayi Tabung atau Legaltas Bayi Tabung

Bayi yang benihnya berasal dari pasangan suami – istri namun

dikandung dan dilahirkan oleh wanita sewaan dapat menimbulkan persoalan

siapakah orang tua dari bayi itu. Bisa dikatakan bahwa bayi orang tua itu

adalah pasangan yang memiliki benih tadi. Tetapi wanita sewaan juga telah

menyumbangkan darah dan dagingnya selama mengandung bayi tersebut.

Sudah pernah terjadi bahwa seorang wanita sewaan tidak mau mengembalikan

bayi yang telah dikandung dan dilahirkannya. Orang tua bayi tersebut

menuntut di pengadilan, namun hukum yang dipakai untuk menyelesaikan

masalah tersebut belum dibuat.

Page 13: Karya Tulis Ilmiah "Teknologi Reproduksi"

Kalau benih diambil dari seorang donor, maka timbul persoalan juga

tentang siapakah orang tua bayi itu. Secara biologis orang tua bayi itu adalah

donor yang telah memberikan benihnya, tetapi secara legal, orang tua anak itu

adalah orang tua yang menerima dan membesarkannya dalam keluarga. Mana

yang disebut orang tua? Orangtua biologis atau orang tua legal. Sebelum ada

teknik bayi tabung, maka orang tua biologis adalah orang tua legal.

[qondio.com]

2.7 Bayi Tabung di lihat dari kacamata syariat islam

Pada dasarnya pembuahan yang alami terjadi dalam rahim melalui cara

yang alami pula (hubungan seksual), sesuai dengan fitrah yang telah

ditetapkan Allah untuk manusia. Akan tetapi pembuahan alami ini terkadang

sulit terwujud, misalnya karena rusaknya atau tertutupnya saluran indung telur

(tuba Fallopii) yang membawa sel telur ke rahim, serta tidak dapat diatasi

dengan cara membukanya atau mengobatinya. Atau karena sel sperma suami

lemah atau tidak mampu menjangkau rahim isteri untuk bertemu dengan sel

telur, serta tidak dapat diatasi dengan cara memperkuat sel sperma tersebut,

atau mengupayakan sampainya sel sperma ke rahim isteri agar bertemu

dengan sel telur di sana. Semua ini akan meniadakan kelahiran dan

menghambat suami isteri untuk berbanyak anak. Padahal Islam telah

menganjurkan dan mendorong hal tersebut dan kaum muslimin pun telah

disunnahkan melakukannya.

Kesulitan tersebut dapat diatasi dengan suatu upaya medis agar

pembuahan –antara sel sperma suami dengan sel telur isteri– dapat terjadi di

luar tempatnya yang alami. Setelah sel sperma suami dapat sampai dan

membuahi sel telur isteri dalam suatu wadah yang mempunyai kondisi mirip

dengan kondisi alami rahim, maka sel telur yang telah terbuahi itu lalu

diletakkan pada tempatnya yang alami, yakni rahim isteri. Dengan demikian

kehamilan alami diharapkan dapat terjadi dan selanjutnya akan dapat

dilahirkan bayi secara normal.

Proses seperti ini merupakan upaya medis untuk mengatasi kesulitan

Page 14: Karya Tulis Ilmiah "Teknologi Reproduksi"

yang ada, dan hukumnya boleh (ja’iz) menurut syara’. Sebab upaya tersebut

adalah upaya untuk mewujudkan apa yang disunnahkan oleh Islam, yaitu

kelahiran dan berbanyak anak, yang merupakan salah satu tujuan dasar dari

suatu pernikahan.

Diriwayatkan dari Anas RA bahwa Nabi SAW telah bersabda :

“Menikahlah kalian dengan perempuan yang penyayang dan subur (peranak),

sebab sesungguhnya aku akan berbangga di hadapan para nabi dengan

banyaknya jumlah kalian pada Hari Kiamat nanti.” (HR. Ahmad)

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar RA bahwa Rasulullah saw telah

bersabda :

“Menikahlah kalian dengan wanita-wanita yang subur (peranak) karena

sesungguhnya aku akan membanggakan (banyaknya) kalian pada Hari

Kiamat nanti.”(HR. Ahmad)

Dalam proses pembuahan buatan dalam cawan untuk menghasilkan

kelahiran tersebut, disyaratkan sel sperma harus milik suami dan sel telur

harus milik isteri. Dan sel telur isteri yang telah terbuahi oleh sel sperma

suami dalam cawan, harus diletakkan pada rahim isteri.

Hukumnya haram bila sel telur isteri yang telah terbuahi diletakkan

dalam rahim perempuan lain yang bukan isteri, atau apa yang disebut sebagai

“ibu pengganti” (surrogate mother). Begitu  pula haram hukumnya bila proses

dalam pembuahan buatan tersebut terjadi antara sel sperma suami dengan sel

telur bukan isteri, meskipun sel telur yang telah dibuahi nantinya diletakkan

dalam rahim isteri. Demikian pula haram hukumnya bila proses pembuahan

tersebut terjadi antara sel sperma bukan suami dengan sel telur isteri,

meskipun sel telur yang telah dibuahi nantinya diletakkan dalam rahim isteri.

Ketiga bentuk proses di atas tidak dibenarkan oleh hukum Islam, sebab

akan menimbulkan pencampuradukan dan penghilangan nasab, yang telah

diharamkan oleh ajaran Islam.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwa dia telah mendengar Rasulullah

SAW bersabda ketika turun ayat li’an :

“Siapa saja perempuan yang memasukkan kepada suatu kaum nasab

Page 15: Karya Tulis Ilmiah "Teknologi Reproduksi"

(seseorang) yang bukan dari kalangan kaum itu, maka dia tidak akan

mendapat apa pun dari Allah dan Allah tidak akan pernah memasukkannya ke

dalam surga. Dan siapa saja laki-laki yang mengingkari anaknya sendiri

padahal dia melihat (kemiripan)nya, maka Allah akan tertutup darinya dan

Allah akan membeberkan perbuatannya itu di hadapan orang-orang yang

terdahulu dan kemudian (pada Hari Kiamat nanti).” (HR. Ad Darimi).

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, dia mengatakan bahwa Rasulullah SAW

telah bersabda :

“Siapa saja yang menghubungkan nasab kepada orang yang bukan ayahnya,

atau (seorang budak) bertuan (loyal/taat) kepada selain tuannya, maka dia

akan mendapat laknat dari Allah, para malaikat, dan seluruh manusia.” (HR.

Ibnu Majah)

Ketiga bentuk proses di atas mirip dengan kehamilan dan kelahiran

melalui perzinaan, hanya saja di dalam prosesnya tidak terjadi penetrasi penis

ke dalam vagina. Oleh karena itu laki-laki dan perempuan yang menjalani

proses tersebut tidak dijatuhi sanksi bagi pezina (hadduz zina), akan tetapi

dijatuhi sanksi berupa ta’zir*, yang besarnya diserahkan kepada kebijaksaan

hakim (qadli).

Rangkuman :

Bila ingin melakukan bayi tabung secara halal lakukanlah dengan

pasangan anda sendiri (suami- isteri).

Bila dilakukan secara beda pasangan / bukan suami – isteri maka

hukumnya haram.

2.8 Status Hukum Anak Hasil Bayi Tabung

Dan menurut UU No.39 Tahun 99 pasal 10 ayat 1, Tentang HAM

“Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui

pernikahan yang sah”. Jika benihnya berasal dari suami istri, dilakukan proses

fertilisasi-in-vitro transfer embrio dan diimplantasikan ke dalam rahim istri

maka anak tersebut baik secara biologis ataupun yuridis mempunyai status

Page 16: Karya Tulis Ilmiah "Teknologi Reproduksi"

sebagai anak sah (keturunan genetik)dari pasangan tersebut. Akibatnya

memiliki hubungan mewaris dan hubungan keperdataan lainya. Jika ketika

embrio diimplantasikan ke dalam rahim ibunya disaat ibunya telah bercerai

dari suaminya maka jika anak itu lahir sebelum 300 hari perceraian

mempunyai status sebagai anak sah dari pasangan tersebut. Namun jika

dilahirkan setelah masa 300 hari, maka anak itu bukan anak sah bekas suami

ibunya dan tidak memiliki hubungan keperdataan apapun dengan bekas suami

ibunya. Dasar hukum ps. 255 KUHPer. Jika embrio diimplantasikan ke dalam

rahim wanita lain yang bersuami, maka secara yuridis status anak itu adalah

anak sah dari pasangan penghamil, bukan pasangan yang mempunyai benih.

Dasar hukum ps. 42 UU No. 1/1974 dan ps. 250 KUHPer. Dalam hal ini

Suami dari Istri penghamil dapat menyangkal anak tersebut sebagai anak sah-

nya melalui tes golongan darah atau dengan jalan tes DNA. (Biasanya

dilakukan perjanjian antara kedua pasangan tersebut dan perjanjian semacam

itu dinilai sah secara perdata barat, sesuai dengan ps. 1320 dan 1338

KUHPer.)

Jika salah satu benihnya berasal dari donor maka aturannya adalah:

Jika Suami mandul dan Istrinya subur, maka dapat dilakukan

fertilisasi-in-vitro transfer embrio dengan persetujuan pasangan tersebut. Sel

telur Istri akan dibuahi dengan Sperma dari donor di dalam tabung petri dan

setelah terjadi pembuahan diimplantasikan ke dalam rahim Istri. Anak yang

dilahirkan memiliki status anak sah dan memiliki hubungan mewaris dan

hubungan keperdataan lainnya sepanjang si Suami tidak menyangkalnya

dengan melakukan tes golongan darah atau tes DNA. Dasar hukum ps. 250

KUHPer. Jika embrio diimplantasikan ke dalam rahim wanita lain yang

bersuami maka anak yang dilahirkan merupakan anak sah dari pasangan

penghamil tersebut. Dasar hukum ps. 42 UU No. 1/1974 dan ps. 250 KUHPer.

Jika semua benihnya dari donor maka aturannya adalah:

Jika sel sperma maupun sel telurnya berasal dari orang yang tidak

terikat pada perkawinan, tapi embrio diimplantasikan ke dalam rahim seorang

wanita yang terikat dalam perkawinan maka anak yang lahir mempunyai

Page 17: Karya Tulis Ilmiah "Teknologi Reproduksi"

status anak sah dari pasangan Suami Istri tersebut karena dilahirkan oleh

seorang perempuan yang terikat dalam perkawinan yang sah. Jika

diimplantasikan ke dalam rahim seorang gadis maka anak tersebut memiliki

status sebagai anak luar kawin karena gadis tersebut tidak terikat perkawinan

secara sah dan pada hakekatnya anak tersebut bukan pula anaknya secara

biologis kecuali sel telur berasal darinya. Jika sel telur berasal darinya maka

anak tersebut sah secara yuridis dan biologis sebagai anaknya.

Menurut kode etik kedokteran:

Menurut FIGO beberapa ketentuan etik tentang teknik reproduksi

buatan antar lain : (1) Preconceptional sex selection untuk maksud

diskriminasi seks tidak dibenarkan namun untuk menghindari penyakit

tertentu, seperti seks linked genetik disorder, penelitiannya dapat dilajutkan ,

(2) Reproductive cloning atau duplikasi manusia dilarang , (3) Therapeutic

Cloning dapat disetujui ,Penelitian pada embrio manusia, sampai dengan 14

hari pasca fertilisasi (preembrio) tidak termasuk periode simpan beku, (4)

Dapat diterima apabila tujuannya bermanfaat untuk kesehatan manusia, (5)

Harus mendapat izin khusus pada pemilik pra embrio tersebut, (6) Harus

disyahkan oleh sebuah komisi khusus atau badan tertentu yang mengatur

untuk hal-hal tersebut, (7) Tidak boleh ditransfer kedalam uterus, kecuali

apabila penelitian tersebut untuk mendapatkan out come kehamiloan yang

baik, (8)Tidak untuk tujuan komersial.

 

BAB III

KERANGKA TEORI

Page 18: Karya Tulis Ilmiah "Teknologi Reproduksi"

Kita pasti pernah mendengar tentang bayi tabung. Walaupun secara jelas

masalah bayi tabung belum banyak muncul. Namun dengan kemajuan teknologi

saat ini semua hal bisa dilakukan oleh manusia. Seperti halnya bayi tabung. Bayi

tabung bisa menjadi alternative bagi pasutri yang tidak bisa memiliki keturunan

karena beberapa faktor. Bayi tabung juga cukup jarang dilakukan oleh masyarakat

karena dimata mereka pelaksaannya membutuhkan banyak biaya. Itupun tidak

100% akan berhasil. Lalu apa sebenarnya bayi tabung itu.

Bayi tabung adalah proses pembuahan sel telur dan sperma di luar tubuh

wanita dengan cara pengambilan ovum dan sperma dari pasangan suami istri yang

menginginkan keturunan namun tidak bisa mewujudkan karena kelainan pada

organ reproduksi.

Kami mengangkat tema bayi tabung karena sampai saat ini proses

pelaksanaan bayi tabung belum menyebar ke semua lapissan masyarakat. Hanya

kalangan tertentu yang bisa melaksanakannya karena biaya pelaksanaan yang

tinggi. Apakah yang membuat bayi tabung setinggi langit, akan kami bahas dalam

bab pembahasan. Selain itu bagaimana nanti status anak yang dilahirkan jika

ternyata ovum/sperma tidak berasal dari pasangan yang legal artinya tidak terikat

perkawinan.

Adanya proses bayi tabung banyak disebabkan karena terdapat pasangan

suami istri yang tidak bisa menghasilkan keturunan. Mereka telah berusaha untuk

mengatasi problem tesebut namun banyak mengalami kegagalan sehingga pilihan

terakhir adalah melakukan bayi tabung dengan biaya yang tinggi. Apakah biaya

tersebut bisa ditekan sehingga tidak hanya kalangan atas yang bisa menikmati

bayi tabung. Tetapi semua kalangan terutama menengah kebawah. Itulah yang

menjadi tugas peneliti bidang kedokteran untuk bisa menciptakan teknlogi baru

dibidang reproduksi yang hemat biaya, tidak mengandung banyak resiko

kegagalan dan menghasilkan keturunan yang sehat (tidak mengalami cacat)

Para peneliti bisa berupaya untuk mencari jalan keluar tentang biaya bayi

tabung. Dengan tetap berdasarkan nilai-nilai hukum dan agama yang berlaku

dalam masyarakat. Meskipun bayi tabung masih menjadi kontroversi atas

Page 19: Karya Tulis Ilmiah "Teknologi Reproduksi"

bagaimana status anak jika sperma dan ovum berasal dari pasangan yang tidak

legal manfaatnya telah bisa dirasakan oleh pasutri yang melakukannya

Page 20: Karya Tulis Ilmiah "Teknologi Reproduksi"

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pengertian Bayi Tabung

Bayi tabung atau pembuahan in vitro(bahasa inggris : in vitro

fertilization) adalah sebuah teknik pembuatan dimana sel telur (ovum) dibuahi

diluar tubuh wanita. Bayi tabung adalah salah satu metode untuk mengatasi

masalah kesuburan ketika metode lainnya tidak berhasil.

Prosesnya terdiri dari mengendalikan proses ovariom dan pembuahan

oleh sel sperma dalam sebuah medium cair.

Menurut kami

Bayi tabung adalah pembuatan ovum dan sperma diluar tubuh wanita

dan pemasukan hasil pembuahan tersebut kedalam endometrium agar rerjadi

kehamilan.

4.2 Alasan pasangan suami istri melakukan proses bayi tabung

Pasangan suami isteri melakukan proses bayi tabung karena adanya

kerusakan alat reproduksi pada wanita yaitu tersumbatnya tuba falopi

sehingga meskipun pasangan suami istri itu melakukan hubungan intim,

sel telur tidak bertemu dengan sperma sehingga tidak terjadi pembuahan.

Selain itu bisa juga kualitas sperma yang menurun karena tersumbatnya

saluran sperma,sehingga sperma tersumbat dan sulit untuk bertemu dengan

sel telur.

Adanya imunologi yang berupa reaksi antibody dari istri yang menyerang

kepala sperma sehingga tidak pernah bisa bertemu sel telur.

Kondisi kandungan wanita yang mempengaruhi kehamilan misalnya

endometrium yang mempunyai kelainan sehingga pembuahan ovum dan

sperma tidak bisa menempel akhirnya tidak terjadi kehamilan.

Keputusan untuk melakukan proses bayi tabung perlu

dipertimbangkan. Secara matang mengingat biaya untuk melakukan bayi

tabung sangat mahal. Itupun tidak menjamin 100% sukses. Usia juga sangat

Page 21: Karya Tulis Ilmiah "Teknologi Reproduksi"

mempengaruhi kesuksesan bayi tabung. Semakin tua usia si pemohon bayi

tabung maka memperkecil peluang keberhasilan proses bayi tabung.

Berdasarkan tinjauan pustaka kami, usia dibawah 30 tahun peluang

keberhasilan mencapai 40-50%, usia diatas 30-35 tahun peluang

keberhasilannya 30-40%, usia diatas 35-39 tahun peluang keberhasilanya

hanya 20-30%, dan usia 39-40 tahun peluang keberhasilannya hanya mencapai

15%.

4.3 Teknik Teknik Bayi Tabung

Adapun prosedur dari teknik bayi tabung, terdiri dari beberapa tahap, yaitu:

1. Pengobatan merangsang indung telur.

Dalam tahap ini istri diberi obat yang dapat merangsang indung

telur, sehingga dapat mengeluarkan banyak ovum dan cairan ini berbeda

dengan cara biasa, hanya satu ovum yang berkembang dalam setiap siklus

haid. Obat yang diberikan kepada istri dapat berupa obat makanan atau

obat suntik yang diberikan setiap hari sejak permulaan haid dan baru

dihentikan setelah ternyata sel-selnya matang. Pematangan sel-sel telur

dipantau setiap hari dengan pemeriksaan darahistri dan pemeriksaan

ultrasonografi (USG).

Proses pembuatan bayi tabung bukanlah perkara mudah alias

tergolong cukup sulit. Untuk itu, sebelum melakukan program bayi

tabung, biasanya pasien (suami dan istri) melakukan beberapa rangkayan

prosedur dari dokter atau rumah sakit yang bersangkutan. Sebab, tidak

semua wanita mempunyai sel telur yang subur setiap bulanya. Berikut

tahapan-tahapn yang harus dilakukan:

Dokter akan melakukan seleksi pasien terlebih dahulu, apakah masih

layak melakukan program bayi tabung atau tidak. Bila layak, barulah

pasien bias ,masuk dan mengikuti program bayi tabung.

Kemudian, dilakukan stimulasi dengan mmerangsang indung telur si

calon ibu untuk memastikan banyaknya sel telur. Kemudian secara

Page 22: Karya Tulis Ilmiah "Teknologi Reproduksi"

alami, sel telur hanya satu. Namun untuk bayi tabung, diperlukan sel

telur lebih dari satu untuk memproleh embrio.

Pemantawan pertumbuhan folikel berupa suatu cairan berisi sel telur di

indung telur yang bias dilihat dengan USG. Pemantawan tersebut

bertujuan untuk melihat apakah sel telur tersebut sudah cukup matang

untuk dipanen.

Menyuntikkan obat untuk mematangkan sel telut yang belum dipanen

agar siap.

Setelah itu dokter atau tenaga medis akan melakukan proses

pengambilan sel teluruntuk diproses di laboratorium.

Pengambulan sperma dari suami pada hari yang sama. Bagi suami

yang tidak memiliki masalah dengam spermanya, maka pengambilan

sperma umumnya dilakukan dari hasil masturbasi. Tapi jika ternyata

ada masalah dengan sperma atau masturbasi, sperma diambil dengan

cara oprasi untuk mengambil sperma langsung dari buah zakar.

Baru dilakukan proses pembuahan (fertilisasi) di dalam media kultur di

laboratorium untuk menghasilkan embrio.

Setelah menghasilkan embrio, baru dokter akan melakukan transfer

embrio kembali kedalam rahim untuk bias terjadi kehamilan.

Penunjang fase luteal untuk mempertahankan didinding rahim. Pada

tahap ini, biasanya dokter akan memberikan obat untuk

mempertahankan dinding rahim ibu supaya bias terjadi kehamilan.

Yang terakhir proses simpan beku embrio untuk waktu tertentu. Hal ini

dilakukan jika ada embrio yang lebih sehinga bisa dimanfaatkan

kembali bila diperlukan untuk kehamilan selanjutnya.

2. Pengambilan telur

Apabila sel telur istri suda banyak, maka dilakukan pengambilan

sel telur yang akan dilakukan dengan suntikan lewat vagina dibawah

bimbingan USG.

Page 23: Karya Tulis Ilmiah "Teknologi Reproduksi"

3. Pembuahan atau fertilisasi sel telur.

Setelah berhasil mengeluarkan beberapa sel telur, suami diminta

untuk mengeluarkan sendiri spermanya. Sperma akan diproses, sehingga

sel-sel sperma suami yang baik saja yang akan dipertemukan dengan sel-

sel telur istri dalam tabung gelas dilaboratorium. Sel-sel telur istri dan sel-

sel sperma suami yang sudah dipertemukan itu kemudian dibiarkan dalam

pengeram. Pemantawan berikutnya dilakukan 18-20 jam kemudian pada

pemantawan keesokan harinya diharapkan sudah terjadi pembelahan sel.

4. Pemindahan embrio.

Kalau terjadi fertilisasi sebuah sek telur dengan sebuah sperma,

maka terciptalah hasil pembuahan yang akan membelah menjadi beberapa

sel, yang disebut embrio. Embrio ini akan dipindahkan melalui vagina

kedalam rongga rahim 2-3 hari kemudian.

5. Pengamatan terjadinya kehamilan.

Setelah implitasi embrio, maka tinggal menunggu apakah akan

terjadi kehamilan. Apabila 14 hari setelah pemindahan embrio tidak terjadi

haid, maka dilakukan pemeriksaan kencing untuk menentukan adanya

kehamilan. Kehamilan baru dipastikan dengan pemeriksaan USG

seminggu kemudian.

4.4 Resiko melakukan bayi tabung

Menurut tinjauan pustaka, dampak dari melakukan bayi tabung adalah

terjadi efek samping akibat induksi, dengan makin banyaknya jenis obat baru

pemacu hormon untuk induksi ovulasi seperti produk mutakhir rancangan

teknologi rekombinan dan jenis bahan habis pakai, menyebabkan biaya

penanganan bayi tabung menjadi makin mahal.

Komponen terbesar biaya tersebut adalah terutama utuk pengadaan

obat pemacu homon dan bahan habis pakai untuk induksi ovelasi yang

diperkirakan dapat mencapai hingga 70% dari biaya keseluruhan untuk setiap

bayi tabung. Biaya tesebut akan bertambah apabila penanganan bayi tersebut

gagal dan haus diulang pada siklus haid berikutnya.sampai saat ini tidak

Page 24: Karya Tulis Ilmiah "Teknologi Reproduksi"

banyak diketahui dampak jangka panjang dari program ini. Prosedur bayi

tabung yang menegangkan, melelahkan dan bahkan sering memicu rasa

frustasi. Belum lagi megintai kecacatan pada bayi dan dampak lainnya.

Seberapa besar resiko program bayi tabung itu, kini masih masih menjadi

tema penelitian sjumlah dokter dan ilmuan Jerman.

Namun secara teori, program bayi tabung membuat mental sang ibu

down apabila prosesnya gagal dan harus mengulang. Padahal biaya untuk

melakukan sekali bayi tabung sangat tinggi. Hal ini bisa membuat kondisi

pasangan suami istri semakin labil. Untuk itu, para peneliti seharusnya bisa

mengupayakan obat-obatan untuk bayi tabung yang relatif terjangkau. Selain

itu upaya mencapai keberhasilan kehamilan sampai kelahiran harus

ditingkatkan agar usaha yang dilakukan pasangan suami istri tidak sia-sia.

4.5 Hukum Islam Tentang Bayi Tabung

Berdasarkan tinjauan pustaka yang ada, ada beberapa pendapat ulama

berkaitan bayi tabung ini. ada yang memperbolehkan dengan beberapa syarat,

ada juga yang menganggap itu haram karena seolah-olah mengubah takdir

Tuhan.

Ulama yang membenarkan berpendapat bahwa bayi tabung bukan

merubah takdir/ciptaan tuhan sebab manusia atau dokter bukannya membuat

sesuatu yang baru, tetapi hanya megubah sedikit proses daripada yang biasa

dan proses itu tidak keluar dari apa yang disebutkan Allah dalam surat Al-

Mukminun ayat 13, yang artinya:

“kemudian kami jadikan manusia itu daripada air mani dalam tempat yang

kukuh (rahim )lalu air mani tadi kami jadikan segumpal darah, darah itu kami

jadikan sepotong daging, daging itu kami jadikan tulang, tulang itu kami

bungkus dengan daging, kemudian kami ciptakan makhluk yang sempurna

(manusia)”

Proses penciptaan manusia yang dikatakan dalam surah al-Mukminun

ini tidak dapat dibantah oleh pakar-pakar ilmu dan tidak mungkin dapat

mengubah proses ini. Secara khusus, permasalahan bayi tabung uji tidak

Page 25: Karya Tulis Ilmiah "Teknologi Reproduksi"

disentuh dalam al-Quran maupun hadis. Oleh karena itu, permasalahan ini

adalah medan ijtihad agar umat Islam tidak jumud dalam berfikir dan dapat

menjawab permasalahan manusia moden. Mayoritas ulama berpendapat, bayi

tabung uji dibenarkan dan hukumnya mubah (harus), dengan syarat, ia mesti

dilakukan oleh suami dan isteri yang sah menurut syariah Islam.

Ini berdasarkan hadis Ibnu Abbas, yang bermaksud: Bahawa dosa yang

paling besar di sisi Allah selepas syirik, adalah seorang lelaki yang

meletakkan air maninya di rahim perempuan yang tidak halal baginya.

Pertemuan ulama fikah Islam sedunia di Amman, Jordan pada 11

sehingga 16 Oktober 1986, membincangkan masalah bayi tabung uji ini dan

menghasilkan beberapa keputusan mengenai pembahagian proses pembuatan

bayi tabung uji ini.

1. Apabila kesalahan ada pada pihak isteri, sehingga mereka mengambil

ovum wanita lain untuk dicampurkan dengan air mani suaminya (ke dalam

tabung uji atau langsung). Kemudian dimasukkan ke dalam rahim isteri

lelaki itu.

2. Apabila kesalahan ada pada pihak suami, sehingga keluarga ini terpaksa

mengambil air mani lelaki lain untuk dicampurkan dengan ovum isterinya

(dalam tabung uji atau langsung), lalu kemudian disuntikkan ke dalam

rahim isterinya.

3. Air mani suami dan ovum isteri dalam keadaan baik, akan tetapi mereka

ingin melahirkan bayi melalui rahim perempuan lain, dengan cara

mengambil air mani suami dan ovum isterinya dan disatukan (ke dalam

tabung uji atau langsung), kemudian disuntik ke dalam rahim wanita lain

(sewa rahim).

4. Air mani suami dan isteri tidak baik atau inginkan benih orang lain,

sehingga mereka mengambil air mani dan ovum orang lain untuk disimpan

di (tabung uji atau langsung) disuntikkan ke dalam rahim isterinya

5. Apabila lelaki itu memiliki dua isteri, di mana air mani suami dan ovum

isteri pertama disatukan dalam tabung uji, kemudian disuntikkan ke dalam

rahim isteri yang kedua.

Page 26: Karya Tulis Ilmiah "Teknologi Reproduksi"

6. Percampuran air mani suami dan ovum isteri ke dalam tabung uji lalu

disuntikkan ke dalam rahim si isteri.

7. Air mani suami disuntikkan secara langsung ke rahim isteri sehingga

berlaku pembenihan langsung di rahim isteri tanpa proses persetubuhan.

Ulama yang bermusyawarah ketika itu, sepakat bahawa proses pertama

hingga keempat adalah haram secara syariah. Proses kelima, keenam dan tujuh

dibolehkan. Bagaimanapun, mereka berkesimpulan proses kelima adalah yang

terbaik. Wallahu a'lam.

Kami setuju dengan keputusan para ulama tersebut karena dengan

mempertemukan sperma dan ovum dari individu yang legal secara hukum dan

agama maka hasil pembuahanya pun tidak dipermsalahkan karena setatus sang

anak akan ikut menjadi legal scara hukum dan agama.

4.6 Kedudukan Bayi Tabung Secara hukum Negara

Secara hukum bayi tabung diperbolehkan namun terdapat aturan-

aturan yang mengatur status bayi tabung tersebut. Hal itu dimaksudkan agar

tidak terjadi kericuan tentang kelegalan sang bayi.

Adanya kasus wanita sewaan untuk mengandung anak menimbulkan

berbagai kontroversi dalam masalah tersebut. Wanita sewaan akan ingin

mempertahankan bayi itu dan menolak untuk menerima uang pembayaran.

Jika merasa sudah terlanjur sayang dengan bayi tersebut, dan hal itu belum ada

ketentuan hukumnya.

Adapun menurut uu no.9 th 1999 pasal 10 ayat 1, tentang HAM “setiap

orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui

pernikahan yag sah”. Jika benihnya berasal dari suami istri, dilakukan proses

fertilasi. In vitro transfer embrio dan diimplantasikan ke dalam rahim istri

maka anak tersebut baik secara biologis ataupun yuridis mempunyai status

sebagai anak sah (keturunan gentik) dari pasangan tersebut. Namun jiika

diimplantasikan ke dalam rahim ibunya disaat ibunya telah bercerai dari

suaminya maka jika anak itu lahir sebelum 300 hari perceraian mempunyai

Page 27: Karya Tulis Ilmiah "Teknologi Reproduksi"

status sebagai anak sah dari pasangan tersebut. Namun jika dilahirkan setelah

masa 300 hari, maka anak itu bukan anak sah bekas suami ibunya dan tidak

memiliki hubungan keperdataan apapun dengan bekas suami ibunya. Dasar

hukum ps. 255 KUHPer. Jika embrio diimplantasikan ke dalam rahim wanita

lain yang bersuami, maka secara yuridis status anak itu adalah anak sah dari

pasangan penghamil, bukan pasangan yang mempunyai benih. Dasar hukum

ps. 42 UU No. 1/1974 dan ps. 250 KUHPer. Dalam hal ini Suami dari Istri

penghamil dapat menyangkal anak tersebut sebagai anak sah-nya melalui tes

golongan darah atau dengan jalan tes DNA. (Biasanya dilakukan perjanjian

antara kedua pasangan tersebut dan perjanjian semacam itu dinilai sah secara

perdata barat, sesuai dengan ps. 1320 dan 1338 KUHPer.)

Jika salah satu benihnya berasal dari donor aturannya adalah

Jika Suami mandul dan Istrinya subur, maka dapat dilakukan

fertilisasi-in-vitro transfer embrio dengan persetujuan pasangan tersebut. Sel

telur Istri akan dibuahi dengan Sperma dari donor di dalam tabung petri dan

setelah terjadi pembuahan diimplantasikan ke dalam rahim Istri. Anak yang

dilahirkan memiliki status anak sah dan memiliki hubungan mewaris dan

hubungan keperdataan lainnya sepanjang si Suami tidak menyangkalnya

dengan melakukan tes golongan darah atau tes DNA. Dasar hukum ps. 250

KUHPer. Jika embrio diimplantasikan ke dalam rahim wanita lain yang

bersuami maka anak yang dilahirkan merupakan anak sah dari pasangan

penghamil tersebut. Dasar hukum ps. 42 UU No. 1/1974 dan ps. 250 KUHPer.

Aturan-aturan diatas dibuat untuk melindungi dan memperjelas status

anak hasil bayi tabung. Mungkin jika bayi tabung telah hidup dalam

masyarakat,permasalahannya tidak semudah ini atau juga malah tidak

menimbulkan permasalahan apa-apa. Kita sebagai generasi penerus harus bisa

membuat teknologi bayi tabung ini semakin lebih baik.

Page 28: Karya Tulis Ilmiah "Teknologi Reproduksi"

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Bayi tabung merupakan pembuahan ovum dan sperma diluar tubuh wanita

dan dimasukkan ke dalam endometrium agar terjadi kehamilan.

Kebanyakan pasangan suami istri melakukan bayi tabung karena faktor

intern seperti kerusakan pada saluran reproduksi (tubuh falofi’i) pada

wanita. Dan lemahnya sperma sehingga tidak bisa membuahi ovum.

Teknik-teknik bayi tabung ternyata sangat rumit dan panjang. Selain itu

alat-alat yang digunakan juga terkesan mahal. Hal itu yang membuat biaya

bayi tabung juga melambung tinggi.

Resiko yang dihadapi adalah ketika terjadi kegagalan dalam pembuahan,

maka biaya yang dikeluarkan akan sia-sia. Selain ini pemasukan induksi

hormon juga mempengaruhi mental sang ibu. Sehingga umur menjadi

tolak ukur dalam keberhasilan bayi tabung.

Agama memperbolehkan melakukan bayi tabung dengan syarat ovum dan

sperma berasal dari pasangan suami istri yang legal dalam pernikahan.

Negara menjamin status anak yang berasal dari ovum yang legal dalam

pernikahan juga mengatur status anak yang berasal dari wanita sewaan

atau sperma donor asal prosesnya sesuai dengan ketentuan yang ada.

Saran

Berbagai usaha bisa dilakukan untuk mendapatkan keturunan, namun jika

semuanya gagal, bayi tabung bisa dijadikan alternatif terakhir.

Sebelum memutuskan melakukan bayi tabung, perlu dipertimbangkan

kelebihan dan kekurangan agar tidak terjadi penyesalan, mengingat biaya

bayi tabung yang tidak sedikit.

Perlu dilakukan upaya-upaya baru agar teknik-teknik bayi tabung bisa

sedikit sederhana, tidak membutuhkan alat dan obat-obatan yang biayanya

Page 29: Karya Tulis Ilmiah "Teknologi Reproduksi"

tinggi namun hasilnya tetap maksimal. Sehingga semua kalangan bisa

mengambil alternatif bayi tabung untuk mendapatkan keturunan.

Perlu dilakukan penelitian ulang untuk meminimalkan resiko yang terjadi

jika pasangan suami istri melakukan bayi tabung mengingat sampai saat

ini, dampak terhadap bayi hasil bayi tabung belum diketahui misalnya

apakah bayi tersebut terkena cacat bawaan atau tidak.

Jika telah memutuskan untuk melakukan bayi tabung seharusnya sesuai

dengan syariat agama yaitu ovum dan sperma dari pasangan suami istri

yang terikat pernikahan legal agar status anaknya jelas. Bukan melalui

wanita sewaan atau sperma donor.

Melakukan bayi tabung sesuai dengan ketentuan hukum dan undang-

undang yang mengatur agar status anak nantinya jelas.

Page 30: Karya Tulis Ilmiah "Teknologi Reproduksi"

DAFTAR PUSTAKA

(http://www.malajaya.blogspot.com). 2009/09 tugas nepa.html.

(http://www.anisadewinusa.blog.frendster.com). Pengertian Bayi Tabung Menurut

Islam.

(http://www.wikipedia.bayitabung.com).

(http://www.bayi.tabung.org). Bayi Tabung dalam Negara. 2005.

(http://www.suara_karya.online.com/news.html). Apa Sih Bayi Tabung?. 2007.

(http://www.prosesbayitabung.com). 2008.

(http://www.suara_pembaharuan.com/News/2006/08/06/Jabotebe/job_is.htm). \

Page 31: Karya Tulis Ilmiah "Teknologi Reproduksi"

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Eko Pamungkas

TTL : Jombang, 26 Juni 1993

NIS : 084731

Kelas : XI IPA 4

Alamat Rumah : Ds Japanan, Gudo - Jombang

No. Telp : 085231948936

Alamat Sekolah : SMAN 3 Jombang

Jl. Dr. Soetomo 75

Karya Tulis yang pernah di buat :

-