68
i TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPS DIYAH SUMARMO DESA TANJUNGSARI KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Akhir Pendidikan Dilploma III Kebidanan Disusun oleh : DENI FABONA B09 012 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012

Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

i

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA

PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPS DIYAH

SUMARMO DESA TANJUNGSARI KECAMATAN

BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Akhir

Pendidikan Dilploma III Kebidanan

Disusun oleh :

DENI FABONA

B09 012

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2012

Page 2: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

ii

Page 3: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

iii

Page 4: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji syukur atas rahmat dan hidayah Allah SWT, yang selalu

tercurah pada hamba-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah ini dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Cara Peningkatan

Produksi ASI di BPS Diyah Sumarmo Desa Tanjungsari Kecamatan

Banyudono Kabupaten Boyolali”. Karya Tullis Ilmiah ini disusun untuk

memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan berbagai

macam bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak.

Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Direktur STIKES Kusuma Husada

Surakarta.

2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka Prodi D III Kebidanan Kusuma

Husada Surakarta.

3. Ibu Rahajeng Putiningrum, S.ST.M.Kes selaku pembimbing yang dengan

sabar memberikan bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Ibu Diyah Sumarmo selaku Bidan Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono

Kabupaten Boyolali yang telah membantu dan memberi ijin kepada penulis

dalam melaksanakan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Page 5: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

v

5. Segenap Dosen STIKES Kusuma Husada Surakarta yang telah yang telah

memberikan dorongan dan bantuan kepada penulis.

6. Ibu-ibu yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini banyak

kekurangan baik tulisan maupun isi, maka dari itu saran dan masukan dari

pembaca sangat penulis harapkan agar penyusunan Karya Tulis Ilmiah nanti akan

lebih baik.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 6: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

vi

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta

Program Studi DIII Kebidanan

Karya Tulis Ilmiah, Juli 2012

Deni Fabona

NIM : B09 012

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA

PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPS DYAH SUMARMO DESA

TANJUNGSARI KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN

BOYOLALI

xiii + 56 halaman + 8 tabel + 2 gambar + 17 lampiran

ABSTRAK

Latar Belakang : Berdasarkan SDKI (Survei Demografi Kesehatan Indonesia)

tahun 2007 gambaran pemberian ASI di Indonesia, yaitu 32,3%, masih jauh dari

rata-rata dunia yaitu 38%. Saat ini bayi kurang dari 6 bulan yang diberi susu

formula meningkat dari 16,7% tahun 2002 menjadi 27,9% pada tahun 2007

(SDKI 2007). Mengingat pentingnya pemberian ASI bagi tumbuh kembang

yang optimal baik fisik maupun mental dan kecerdasan bayi, maka perlu

perhatian agar dapat terlaksana dengan benar. Kunci utama untuk memulai

produksi ASI dengan sukses adalah membuat bayi menghisap payudara secara

sering dan teratur, berdasarkan kebutuhan dan dengan posisi yang benar.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kelancaran ASI yaitu rangsangan otot-otot

buah dada (perawatan payudara), keteraturan bayi menghisap, keadaan ibu,

makanan dan istirahat ibu (Sunarsiah, 2007). Hasil wawancara terhadap 10 ibu

nifas di BPS Dyah Sumarmo didapatkan ibu yang belum mengetahui cara

peningkatan produksi ASI sebanyak 80%.

Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara

peningkatan produksi ASI berdasarkan kategori baik, cukup, kurang.

Metode penelitian : Penelitian ini menggunakan jenis penelitian diskriptif

kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di BPS Dyah Sumarmo Desa Tanjungsari

Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali pada bulan Mei sampai Juni 2012.

Populasi yang digunakan dalam penelitian 34 responden, dengan jumlah sampel

34 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh.

Instrument penelitian ini adalah kuesioner tertutup, variabel penelitian adalah

variabel tunggal.

Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan

produksi ASI pada kategori baik sebanyak 5 responden (14,7%), kategori cukup

sebanyak 23 responden (67,6%) dan kategori kurang sebanyak 6

(67,6%).

Kata Kunci : Pengetahuan, ibu nifas, cara peningkatan produksi ASI

Kepustakaan : 20 literatur ( Tahun 2003 s/d 2012 ) responden (17,6).

Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi

ASI yang paling banyak pada kategori cukup sebanyak 23 responden

Page 7: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

vii

MOTTO

� Sesungguhnya setiap kesulitan itu pasti disertai denagn kemudahan

(QS. Al-Insyiroh : 6 )

� Jadikan ilmu itu sebagai lentera dalam menempuh hidupmu, karena dengan

ilmu itu manusia dapat menghargai dan dihargai orang lain, dan dengan ilmu

itu pula manusia itu laksana seorang raja

(Penulis)

� Awali semuanya denagn doa dan senyum

� Apa yang telah berlalu, sudah berlalu dan apa yang telah pergi tidak akan

kembali. Oleh karena itu jangan pikirkan apa yang telah berlalu, karena

sesungguhnya ia telah pergi dan tidak akan kembali

(Kahlil Gibran)

� Beri satu kunci untuk mengenal hidup, jadikan setiap langkah kita sebagai

langkah Insya Allah kita akan tahu tujuan hidup yang sesungguhnya.

Page 8: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

viii

CURICULUM VITAE

Nama : Deni Fabona

Tempat / Tanggal Lahir : Wonogiri, 18 Februari 1991

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Sidowayah RT 01/ RW 01, Ploso,

Purwantoro, Wonogiri

Riwayat pendidikan :

1. SD Negeri 1 Ploso LULUS TAHUN 2003

2. SMP Negeri 2 Purwantoro LULUS TAHUN 2006

3. SMA Negeri 1 Purwantoro LULUS TAHUN 2009

4. Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

Foto 3×4

Page 9: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iv

ABSTRAK ..................................................................................................... vi

MOTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. vii

CURRICULUM VITAE ................................................................................ viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ................................................................. 4

E. Keaslian Penelitian ................................................................. 5

F. Sistematika Penelitian ............................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ........................................................................ 7

1. Pengetahuan ..................................................................... 7

2. Nifas ................................................................................. 10

Page 10: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

x

3. Laktasi .............................................................................. 11

4. Peningkatan Produksi ASI ............................................... 22

B. Kerangka Teori....................................................................... 32

C. Kerangka Konsep ................................................................... 33

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................. 34

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 34

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .............. 34

D. Instrumen Penelitian .............................................................. 35

E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 40

F. Variabel Penelitian ................................................................. 40

G. Definisi Operasional Variabel ................................................ 41

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data .................................. 41

I. Etika Penelitian ...................................................................... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian…………………………………………..…. 46

B. Pembahasan ……………………………………………….. 49

C. Keterbatasan penelitian ……………………………………. 54

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………… 55

B. Saran ………………………………………………………… 55

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Daftar Kecukupan Gizi yang Dianjurkan bagi Ibu Menyusui ...... 16

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Tentang Cara Peningkatan Produksi ASI ..... 33

Tabel 3.3 Definisi Operasional Penelitian .................................................... 37

Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur .................................. 46

Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan ........................ 47

Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ............................ 47

Tabel. 4.4 Mean dan Standar Deviasi ........................................................... 48

Tabel 4.5 Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Cara Peningkatan

Produksi ASI di BPS Dyah Sumarmo Boyolali Desa

Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali ........... 48

Page 12: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ............................................................................. 30

Gambar 2.2 Kerangka Konsep .......................................................................... 31

Page 13: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Surat Ijin Pengambilan Data Awal

Lampiran 3. Surat Balasan dari Lahan Penelitian

Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Validitas

Lampiran 5. Surat Balasan Permohonan Ijin Validitas

Lampiran 6. Surat Ijin Penggunaan Lahan

Lampiran 7. Surat Balasan Penggunaan Lahan

Lampiran 8. Lembar Permohonan menjadi Responden

Lampiran 9. Lembar Persetujuan menjadi Responden

Lampiran 10. Keusioner Penelitian

Lampiran 11. Data Validitas Pengetahuan tentang Cara Peningkatan Produksi

ASI

Lampiran 12. Tabel Nilai r Product Moment

Lampiran 13. Validitas Pengetahuan Cara Peningkatan Produksi ASI

Lampiran 14. Riliabilitas Kuesioner Pengetahuan

Lampiran 15. Data kuesioner Pengetahuan tentang Cara Peningkatan Produksi

ASI

Lampiran 16. Mean dan Standar Deviasi

Lampiran 17. Lembar Konsultasi Proposal Karya Tulis Ilmiah

Page 14: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) yang bertujuan untuk

meningkatkan status gizi masyarakat, diprioritaskan pada kelompok

masyarakat risiko tinggi yaitu golongan bayi, balita, usia sekolah, remaja, ibu

hamil dan ibu menyusui serta usia lanjut. Upaya tersebut dilakukan secara

terintegrasi dengan penanggulangan kemiskinan secara nasional. UPGK perlu

dilakukan secara terpadu, lintas program dan lintas sektor agar lebih berdaya

guna dan berhasil guna sehingga dapat terlaksananya kegiatan secara nyata

dan bertanggung jawab dengan memperhatikan faktor epidemiologi, geografi,

sosial ekonomi dan budaya masyarakat setempat (Depkes RI, 2009).

Pemberian ASI di Indonesia belum dilaksanakan sepenuhnya, upaya

meningkatkan perilaku menyusui pada ibu yang memiliki bayi masih dirasa

kurang. Permasalahan yang utama adalah faktor sosial budaya kesadaran akan

pentingnya ASI. Pelayanan kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung

peningkatan penggunaan ASI, gencarnya promosi susu formula dan ibu

bekerja (Roesli, 2008). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997-

2007 memperlihatkan terjadinya penurunan prevalensi ASI eksklusif dari

40,2% pada tahun 1997 menjadi 39,5% pada tahun 2003 dan 32% pada tahun

2007 (BPS, BKKBN, Depkes, 2003-2007), sedangkan berdasarkan SDKI

(Survei Demografi Kesehatan Indonesia) tahun 2007 gambaran pemberian

Page 15: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

2��

ASI di Indonesia, yaitu 32,3%, masih jauh dari rata-rata dunia yaitu 38%.

Saat ini bayi kurang dari 6 bulan yang diberi susu formula meningkat dari

16,7% tahun 2002 menjadi 27,9% pada tahun 2007 (SDKI 2007). Daerah

Jawa Tengah dalam pemberian ASI eksklusif adalah 34,53%. Pemberian ASI

eksklusif oleh ibu di Kota Solo masih sangat rendah, terbukti pada tahun 2010

hanya 30 persen dari total 3.970 bayi usia 0-6 bulan yang diberi ASI

(Depkes RI, 2009).

Menyusui merupakan suatu proses alamiah, namun sering ibu-ibu

tidak berhasil atau menghentikan menyusui lebih dini. Banyak alasan yang

dikemukakan ibu-ibu antara lain, ibu merasa air susunya tidak cukup dan

tidak keluar pada hari-hari pertama kelahiran bayi, hal ini di sebabkan karena

kurang percaya diri bahwa air susunya cukup untuk bayi dan kurangnya

informasi tentang cara-cara menyusui yang baik dan benar. Didaerah

pedesaan pada umumnya ibu menyusui, namun hasil penelitian menunjukan

bahwa pengaruh kebiasaan kurang baik, yaitu memberikan makanan atau

minuman untuk mengganti air susu apabila belum keluar pada hari pertama

kelahiran. Kebiasaan ini dapat membahayakan kesehatan bayi dan kurangnya

kesempatan untuk merangsang produksi air susu ibu sedini mungkin melalui

isapan pada payudara ibu (Depkes RI, 2009).

Mengingat pentingnya pemberian ASI bagi tumbuh kembang yang

optimal baik fisik maupun mental dan kecerdasannya, maka perlu perhatian

agar dapat terlaksana dengan benar. Kunci utama untuk memulai produksi

ASI dengan sukses adalah membuat bayi menghisap payudara secara sering

Page 16: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

3��

dan teratur, berdasarkan kebutuhan dan dengan posisi yang benar. Beberapa

faktor yang mempengaruhi kelancaran ASI yaitu rangsangan otot-otot buah

dada (perawatan payudara), keteraturan bayi menghisap, keadaan ibu,

makanan dan istirahat ibu (Sunarsiah, 2007).

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di BPS Dyah Sumarmo Desa

Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali pada tanggal 16

Januari 2012, didapatkan data jumlah ibu nifas pada bulan Desember sampai

bulan Januari 2012 sebanyak 32 ibu nifas, dari data tersebut di dapat 28 ibu

menyusui dan 4 ibu tidak menyusui. Hasil wawancara terhadap 10 responden

didapatkan informasi 8 ibu menyatakan belum mengetahui cara

meningkatkan produksi ASI dan 2 ibu menyatakan sudah mengetahui cara

menigkatkan produksi ASI. Berdasarkan latar tersebut, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian lebih lanjut tentang “tingkat pengetahuan ibu nifas

tentang cara peningkatan produksi ASI di BPS Dyah Sumarmo Desa

Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dibuat rumusan

masalah sebagai berikut: “Bagaimana tingkat pengetahuan ibu nifas tentang

cara peningkatan produksi ASI di BPS Dyah Sumarmo Desa Tanjungsari

Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali?”.

Page 17: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

4��

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara

peningkatan produksi ASI di BPS Dyah Sumarmo Desa Tanjungsari

Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara

peningkatan produksi ASI berdasarkan kategori baik

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara

peningkatan produksi ASI berdasarkan kategori cukup

c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara

peningkatan produksi ASI berdasarkan kategori kurang

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi ilmu pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan

bagi ilmu pengetahuan dalam usaha untuk mengurangi AKI (Angka

Kematian Ibu) post partum.

2. Bagi diri sendiri

Memberikan kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan ilmu

pengetahuan yang diperoleh di institusi pendidikan pada ibu nifas dalam

situasi nyata.

Page 18: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

5��

3. Bagi institusi

a. Bagi lahan penelitian

Untuk meningkatkan pemberian asuhan kebidanan pada ibu

menyusui.

b. Bagi institusi pendidikan

Untuk memberikan masukan secara konseptual sesuai hasil

penelitian pada mata kuliah kebidanan khususnya cara peningkatan

produksi ASI pada ibu nifas.

E. Keaslian penelitian

Penelitian serupa yang sudah dilakukan antara lain:

1. Sunarsiah.tahun 2007: Poltekes Samarinda Jurusan Kebidanan. Penelitian

tentang “Hubungan pemberian ASI Dini Dengan kelancaran produksi ASI

pada hari ke III post partum Di RSU A.M . Parikesit Tenggarong” dengan

metode penelitian deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional.

Hasil penelitian ada hubungan antara pemberian ASI dini dengan

kelancaran produksi ASI, dari 50 responden didapatkan 41 responden

(82%) mengalami kelancaran produksi ASI pada hari ketiga post partum,

sedangkan 9 responden (18%) tidak mengalami kelancaran produksi ASI

pada hari ketiga post partum.

Page 19: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

6��

F. Sistematika penulisan

Sistematika dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini menjelaskan isi karya tulis secara singkat yang

meliputi latar belakang, perumusan masalah, batasan penelitian,

tujuan penelitian, keaslian penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang teori medis tentang nifas, laktasi, peningkatan

produksi ASI. Berisi pula tentang kerangka teori dan kerangka

konsep penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini terdiri dari jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan

waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel,

instrument penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian,

definisi operasional variabel, metode pangolahan dan analisis data,

etika penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisi tentang gambaran umum tempat penelitian,

hasil penelitian, pembahasan dan keterbatasan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini berisi tentang simpulan dari penelitian dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 20: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata,

hidung, telinga dan sebagainya) dengan sendirinya, pada waktu

penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek

sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui

indera pendengaran (telinga) dan indera penglihatan (mata)

(Notoatmodjo, 2010).

Menurut Notoatmodjo (2005), faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan salah satunya pendidikan, makin tinggi

tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah menerima informasi

sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.

Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan

sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan.

Menurut Notoatmodjo (2003), bahwa umur mempengaruhi

tingkat penerimaan informasi yakni semakin tua umur sesorang

ingatannya semakin berkurang, sehingga sulit menerima informasi

Page 21: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

8��

yang diberikan, sebaliknya semakin muda umur akan mudah menerima

informasi yang didapat dan akan lebih tertarik untuk mengetahui

sesuatu hal.

Menurut Wawan & Dewi (2011), pengetahuan dicakup dalam

domain kognitif. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang

sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent

behavior). Berdasarkan pengalaman dan penelitian ternyata perilaku

yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku

yang tidak didasari oleh pengetahuan. Mengingat kembali terhadap

suatu yang spesifik dari seluruh badan yang telah dipelajari atau yang

telah diterima, oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan

yang paling rendah.

Menurut Wawan dan Dewi (2010), yang mempengaruhi

pengetahuan yaitu pendidikan yang dapat mempengaruhi seseorang

untuk menentukan cita-citanya, menentukan manusia untuk berbuat

dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan

kebahagiaannya, adapun faktor-faktor lain yang mempengaruhinya,

antara lain adalah faktor pekerjaan yaitu keburukan yang harus

dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan keluarganya,

faktor umur adalah tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan

lebih matang dan kekuatan seseorang akan lebih matang beraktivitas

dalam bekerja.

Page 22: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

9��

b. Tingkatan Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan yang dicakup dalam

domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai recall (memanggil) memori yang

telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu, untuk mengetahui

atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan

pertanyaan-pertanyaan.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek

tersebut, tetapi orang tersebut, tidak sekedar menyebutkan, tetapi

orang tersebut harus dapat menginterprestasikan secara benar

tentang objek yang diketahui tersebut.

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek

yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip

yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.

4) Analisa (Analisys)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan

dan memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-

komponen yang terdapat pada suatu masalah atau objek yang

diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang sudah sampai

pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat

Page 23: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

10��

membedakan atau memisahkan, mengelompokan, membuat

diagram (bagan) terhadap pengetahuan terhadap objek tersebut.

5) Sintesis (sintesys)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk

merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari

suatu komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan

kata lain, sintesis adalah suatu komponen untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan komponen seseorang untuk

melakukan justivikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.

Penilaian ini dengan sendirinya atau norma-norma yang berlaku di

masyarakat.

2. Nifas

a. Pengertian Nifas

Masa nifas terdiri atas periode setelah kelahiran bayi dan

plasenta sampai sekitar 6 minggu post partum (Wiknjosastro, 2008).

b. Periode Masa Nifas

Masa nifas dibagi dalam 3 periode:

1) Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan

berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam, dianggap telah

bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.

2) Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat

genitalia yang lamanya 6-8 minggu.

Page 24: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

11��

3) Remote Puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan

sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan

mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa

berminggu-minggu, bulanan atau tahunan

(Ambarwati & Wulandari, 2008).

3. Laktasi

Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI

diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Laktasi

merupakan bagian integral dari siklus reproduksi mamalia termasuk

manusia. Masa laktasi mempunyai tujuan meningkatkan pemberian ASI

eksklusif dan meneruskan pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun

secara baik dan benar serta anak mendapatkan kekebalan tubuh secara

alami (Ambarwati & Wulandari, 2008).

a. Komposisi Gizi dalam ASI

ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, lactose

dan garam organik yang disekresi oleh ke dua belah kelenjar payudara

ibu, sebagai makanan utama bagi bayi. Komposisi ASI tidak sama dari

waktu ke waktu, hal ini berdasarkan stadium laktasi

(Proverawati & Rahmawati, 2010).

Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:

1) Kolostrum

Kolostrum adalah ASI yang dihasilkan pada hari pertama

sampai hari ketiga setelah bayi lahir. Kolostrum merupakan

Page 25: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

12��

cairan yang agak kental berwarna kekuning-kuningan, lebih

kuning dibandingkan dengan ASI matur, bentuknya agak

kasar karena mengandung butiran lemak dan sel-sel epitel,

yang dihasilkan pada sel alveoli payudara ibu. Sesuai untuk

kapasitas pencernaan bayi dan kemampuan ginjal baru lahir

yang belum mampu menerima makanan dalam volume

besar, jumlahnya tidak terlalu banyak tetapi kaya akan gizi dan

sangat baik bagi bayi. Kolostrum mengandung karoten dan

vitamin A yang sangat tinggi, ada lebih dari 90 bahan

bioaktif dalam kolostrum, komponen utamanya dikelompokkan

menjadi dua yaitu faktor imun dan faktor pertumbuhan kolostrum

juga banyak mengandung berbagai jenis vitamin, mineral dan asam

amino yang seimbang, semua unsur ini bekerja secara sinergis

dalam memulihkan dan menjaga kesehatan tubuh.

2) ASI Peralihan

ASI peralihan adalah ASI yang dihasilkan setelah

kolostrum (8 – 20 hari) dimana kadar lemak, laktosa, dan vitamin

larut air lebih tinggi dan kadar protein, mineral lebih rendah, serta

mengandung lebih banyak kalori daripada kolostrum.

3) ASI matur

ASI matur adalah ASI yang dihasilkan 21 hari setelah

melahirkan dengan volume bervariasi 300 – 850 ml/hari tergantung

pada besarnya stimulasi saat laktasi. ASI matur 90% nya adalah air

Page 26: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

13��

yang diperlukan untuk memelihara hidrasi bayi, sedangkan 10 %

kandungannya adalah karbohidrat, protein, lemak yang diperlukan

untuk kebutuhan hidup dan perkembangan bayi. ASI matur

merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan dengan

perkembangan bayi sampai 6 bulan. Volume ASI pada tahun

pertama adalah 400 – 700 ml/24 jam, tahun kedua 200 – 400 ml/24

jam, dan sesudahnya 200ml/24 jam.

Ada 2 tipe ASI matur

(a) Foremilk : jenis ini dihasilkan selama awal menyusui dan

mengandung air, vitamin-vitamin dan protein.

(b) Hind-milk : jenis ini dihasilkan setelah pemberian awal saat

menyusui dan mengandung lemak tingkat tinggi dan sangat

diperlukan untuk pertambahan berat bayi.

Kedua jenis tersebut di atas sangat dibutuhkan ketika ibu

menyusui yang akan menjamin nutrisi bayi secara adekuat yang

diperlukan sesuai tumbuh kembang bayi. Oleh karena itu

sebaiknya menyusui dilakukan sampai bayi terpuaskan (kenyang),

sehingga terpenuhi semua kebutuhan gizinya, lebih sering bayi

menghisap, lebih banyak ASI yang diproduksi, sebaliknya

berkurangnya isapan bayi menyebabkan produksi ASI berkurang.

Mekanisme ini disebut mekanisme supply and demand

(Proverawati & Rahmawati, 2010).

Page 27: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

14��

b. Menurut Roesli (2008), manfaat menyusui dan keunggulan ASI antara

lain:

1) Kualitas dan kuantitas nutrisi yang optimal

2) Anak lebih sehat

3) Mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak.

4) Membantu mengurangi kelaparan karena ASI mampu memenuhi

kebutuhan kalori 31%, protein 38%, vitamin A45%, dan vitamin C

95%. Keadaan ini akan secara bermakna memenuhi kebutuhan.

Hal tersebut dapat mengurangi angka kejadian kurang gizi dan

pertumbuhan yang berhenti yang umumnya terjadi pada usia ini.

c. Keuntungan Menyusui bagi Ibu

Menurut Roesli (2008), Keuntungan Menyusui bagi ibu antara

lain:

1) Mengurangi risiko kanker payudara (ca mamma).

2) Mengurangi risiko kanker indung telur (ca ovarium) dan kanker

rahim (ca endometrium).

3) Mengurangi risiko keropos tulang (osteoporosis).

4) Mengurangi risiko rheumatoid arthritis.

5) Metode KB paling aman.

6) Mengurangi risiko diabetes maternal

7) Mengurangi stress dan gelisah.

8) Berat badan lebih cepat kembali normal.

Page 28: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

15��

d. Fisiologi Laktasi

Pada masa hamil terjadi perubahan payudara, terutama

mengenai besarnya, karena berkembangnya kelenjar payudara karena

proliferasi sel-sel duktus laktiferus dan sel-sel kelenjar pembuatan air

susu ibu. Proses proliferasi dipengaruhi oleh hormon yang dihasilkan

plasenta, yaitu: laktogen, prolaktin, koriogonadotropin, estrogen dan

progesteron. Selain itu, perubahan tersebut juga disebabkan bertambah

lancarnya peredaran darah pada payudara, setelah persalinan, kadar

estrogen dan progesteron menurun dengan lepasnya plasenta,

sedangkan prolaktin tetap tinggi, sehingga kerja prolaktin yang tadinya

dihambat oleh estrogen dengan lepasnya plasenta maka air susu ibu

segera keluar. Setelah persalinan, segera susukan bayi karena akan

memacu lepasnya prolaktin dari hipofise sehingga pengeluaran air susu

bertambah lancar (Huliana, 2003).

Dua refleks pada ibu yang sangat penting dalam poses laktasi

adalah refleks prolaktin dan refleks aliran (let down refleks), yang

timbul akibat perangsangan putting susu oleh isapan bayi.

1) Refleks Prolaktin

Sewaktu bayi menyusu, ujung saraf peraba yang terdapat

pada puting susu terangsang, rangsangan tersebut dibawa ke

hipotalamus oleh serabut afferent, kemudian dilanjutkan ke bagian

depan kelenjar hipofise yang memacu pengeluaran hormon

Page 29: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

16��

prolaktin ke dalam darah. Melalui sirkulasi prolaktin memacu sel

kelenjar memproduksi air susu.

2) Refleks aliran (let down refleks)

Rangsangan yang ditimbulkan bayi saat menyusu diantar

sampai kebagian belakang kelenjar hipofise yang akan melepaskan

hormon oksitosin masuk kedalam darah. Oksitosin akan memacu

otot-otot polos yang mengelilingi alveoli dan duktus berkontraksi

sehingga memeras air susu dari alveoli, duktus dan sinus menuju

puting susu (Proverawati & Rahmawati, 2010).

e. Gizi Ibu Menyusui

Kebutuhan gizi ibu menyusui meningkat 25% dibandingkan

gizi wanita yang tidak menyusui. Peningkatan gizi ini diperlukan untuk

tetap mempertahankan produksi ASI, sehingga bayi dapat menikmati

ASI eksklusif sampai 4-6 bulan (Roesli, 2008).

Makanan yang sehat harus selalu seimbang, yaitu menu

lengkap sesuai dengan kebutuhan tubuh. Menu makanan yang

seimbang mengandung unsur-unsur, seperti sumber tenaga,

pembangun, pengatur dan pelindung.

1) Sumber tenaga (energi)

Sumber tenaga diperlukan untuk pembakaran tubuh,

pembentukan jaringan baru, serta penghematan protein.

Page 30: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

17��

2) Sumber pembangun (protein)

Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan penggantian sel-

sel yang rusak atau mati.

3) Sumber pengatur dan pelindung (mineral, air dan vitamin)

Unsur-unsur tersebut digunakan untuk melindungi tubuh

dari serangan penyakit dan mengatur kelancaran metabolisme di

dalam tubuh. Sumber zat pengatur dan pelindung bisa diperoleh

dari semua jenis sayur dan buah-buahan segar (Huliana, 2003).

Ibu menyusui juga dianjurkan minun dalam jumlah yang

cukup, paling sedikit usahakan sebanyak 8 gelas sehari. Selama

masa nifas juga dianjurkan untuk minum kapsul vitamin A

(200.000 unit) dan minum tablet zat besi selama 40 hari post

partum (Yanti, 2011).

Page 31: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

18��

Tabel 2.1

Daftar Kecukupan Gizi yang Dianjurkan bagi Ibu Menyusui

Zat Gizi Wanita tidak

Hamil

Ibu menyusui bayi umur:

0 – 6 bulan 7 – 12 bulan

Energi (kalori) 2200 2900 2700

Protein (g) 48 62 60

Vitamin A (mg) 500 850 800

Vitamin E (mg) 7,5 15 15

Vitamin D (mg) 5 18 18

Vitamin K (mg) 55 55 55

Riboflavin (mg) 1,1 1,6 1,6

Niasin (mg) 14 17 17

Tiamin (mg) 1,1 1,5 1,5

Vitamin B12 (mg) 2,4 2,8 2,8

Asam folat (mg) 400 500 500

Vitamin C (mg) 60 85 85

Kalsium (mg) 600 600 600

Fosfor (mg) 600 600 600

Besi (mg) 29 44 44

Seng (mg) 7,4 14,1 14,1

Iodium (mg) 110 200 200

Selenium (mg) 26 41 41

Sumber: (Djoko, 2006).

Ibu menyusui umumnya makan 6 kali sehari sesuai dengan frekuensi

menyusui bayi, karena setiap habis menyusui merasa lapar, selain cukup

makan, dianjurkan pula banyak minum minuman berkhasiat yang dapat

mempengaruhi produksi ASI, misalnya minum air, susu dan jus buah

sebanyak mungkin, serta perhatian pola makan dengan baik supaya produksi

ASI lancar dalam masa laktasi (Yanti, 2011).

Makanan yang dapat meningkatkan produksi ASI, antara lain kacang-

kacangan dan biji-bijian (terutama wijen), buah-buahan dan sayuran segar,

bayam, singkong, kacang mede, buncis dan jagung muda, teh herbal

peningkat persediaan ASI (yang dikenal dengan istilah galactagogues, daun

katuk diduga mengandung polifenol dan steroid yang berperan dalam refleks

Page 32: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

19��

prolaktin atau merangsang hormon oksitosin untuk memacu pengeluaran dan

pengaliran ASI, fenugreek di indonesia bijinya sering disebut kelabat, kelabet

atau klabet yang antara lain digunakan sebagai bumbu dapur untuk

pembuatan gulai. Fenugreek sangat kaya akan fitoestrogen yang dapat

melancarkan produksi ASI (Yanti, 2011).

Contoh menu sehari untuk ibu menyusui

Pagi : susu 1 gelas (200 cc)

Jam 08.00 : nasi (100 gr), pecel sayuran (100 gram), semur daging

(30 gram), tempe goreng atau bacem (50 gram).

Jam 11.00: sup kacang merah segar (25 gram), ditambah ayam (15

gram), dan wortel (50 gram).

Jam 13.30 : nasi (200 gram), pepes ikan (75 gram), daun singkong

(25 gram), ayam panggang kalasan (50 gram), tahu bacem (50

gram), sayur bening daun katuk, oyong (150 gram) dan 100 gram

buah sesuai musimnya.

Jam 16.00 : slada buah (150 gram) atau rujak buah (150 gram),

minum air kacang ijo.

Jam 19.00 : Nasi (200 gram), sate ati ayam (50 gram), daging ayam

(25 gram), tempe bumbu mangut (50 gram), aneka sayuran (100

gram) dan buah sesuai musimnya.

Jam 22.00: susu 1 gelas (200 cc) (Yanti, 2011)

f. Cara Menyusui yang Benar

Langkah-langkah menyusui yang benar adalah sebagai berikut:

Page 33: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

20��

1) Menyusui bayi segera atau selambatnya setengah jam setelah bayi

lahir. Mintalah kepada bidan untuk membantu melakukan hal ini.

2) Biasakan mencuci tangan dengan sabun setiap kali sebelum

menyusui.

3) Perah atau keluarkan sedikit kolostrum atau ASI dan oleskan pada

daerah puting dan sekitarnya.

4) Ibu duduk atau tiduran atau berbaring dengan santai.

5) Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi:

Perut bayi menempel pada perut ibu, dagu bayi menempel pada

payudara, telinga dan lengan bayi berada dalam satu garis lurus,

mulut bayi terbuka lebar menutupi daerah gelap sekitar puting

susu.

6) Agar mulut bayi membuka adalah dengan menyentuhkan puting

susu pada bibir atau pipi bayi.

7) Setelah mulut bayi terbuka lebar, segera masukkan puting dan

sebagian besar lingkaran atau daerah gelap sekitar puting susu ke

dalam mulut bayi.

8) Berikan ASI secara bergantian dari susu sebelah kiri, lalu ke

sebelah kanan sampai bayi merasa kenyang.

9) Cara melepas puting susu dari mulut bayi dengan menekan dagu

bayi ke arah bawah atau dengan memasukkan jari ibu antara mulut

bayi dan payudara ibu.

Page 34: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

21��

10) Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pipi bayi

dibersihkan dengan kapas yang telah direndam dengan air hangat.

11) Sebelum ditidurkan, bayi harus disendawakan dulu supaya udara

yang terisap bisa keluar

12) Bila kedua payudara masih ada sisa ASI keluarkan dengan alat

pompa susu (Chumbley, 2003).

g. Cara Pengamatan Teknik Menyusui yang Benar

Untuk mengetahui bayi telah menyusu dengan tehnik yang

benar, dapat dilihat:

1) Seluruh badan bayi menghadap ibu

2) Bayi menghisap lama dan dalam

3) Bayi santai dan bahagia

4) Puting susu ibu tidak terasa nyeri (Huliana, 2003).

h. Faktor yang Menyebabkan Seorang Ibu Tidak Menyusui Bayinya

Faktor yang menyebabkan seorang ibu tidak menyusui

bayinya:

1) Pihak Bayi

a) Kelainan Anatomik: sumbing pada bibir atau palatum dan

kelainan gastrointestinal

b) Masalah organik: prematuritas, gangguan metabolik dan

kelainan susunan syaraf pusat

c) Faktor psikologis: bayi yang “stress” atau bayi yang “sulit”.

Page 35: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

22��

2) Pihak Ibu

a) Kelainan anatomik: payudara yang telah diangkat dan puting

tenggelam atau datar.

b) Kelainan fisiologik: payudara jarang disusu, hambatan refleks

“let down”: stress, kelelahan, depresi, obat-obatan misal pil KB

yang mengandung estrogen, ibu perokok/peminum alkohol

yang berat, gizi ibu menyusui yang kurang baik, penurunan

berat badan ibu yang terlalu drastis.

c) Masalah organik: ibu sedang menderita sakit dan gangguan

hormonal.

d) Faktor psikologi: depresi, cemas, sedang ada masalah, kurang

mendapat dukungan dari suami atau keluarganya dalam

menyusui bayi, kurangnya pengetahuan tentang manfaat dan

keunggulan ASI dan takut kehilangan kecantikan jika

menyusui.

3) Kombinasi faktor bayi dan ibu

a) Masalah struktural: mulut bayi yang kecil, lidah yang pendek,

payudara yang besar, puting datar atau tenggelam dan

penggunaan empongan

b) Faktor psikologik: pemberian susu formula pada bayi baru lahir

dan pemberian suplemen makanan lain selain ASI yang terlalu

cepat

Page 36: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

23��

c) Faktor psikologis: bayi dirawat terpisah dengan ibunya, bayi

yang ditelantarkan atau yang mendapat perlakuan salah

dan penyebab lain misalnya ruangan yang terlalu bising,

menghentikan menyusui sebelum bayi selesai menyusui

(Anonim, 2009).

4. Peningkatan Produksi ASI

a. Produksi ASI

Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang

oleh isapan mulut bayi pada putting susu ibu. Gerakan tersebut

merangsang kelenjar pictuitary anterior untuk memproduksi sejumlah

prolaktin, hormon utama yang mengandalkan pengeluaran air susu.

Proses pengeluaran air susu juga tergantung pada let down reflex,

dimana hisapan putting dapat merangsang kelenjar Pituitary Posterior

untuk menghasilkan hormon oksitosin, yang dapat merangsang serabut

otot halus di dalam dinding saluran susu agar membiarkan susu dapat

mengalir secara lancar (Siregar, 2004).

Kegagalan dalam perkembangan payudara secara fisiologis

untuk menampung air susu sangat jarang terjadi. Payudara secara

fisiologis merupakan tenunan aktif yang tersusun seperti pohon

tumbuh di dalam puting dengan cabang yang menjadi ranting semakin

mengecil (Siregar, 2004).

Susu diproduksi pada akhir ranting dan mengalir kedalam

cabang-cabang besar menuju saluran ke dalam putting. Secara visual

Page 37: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

24��

payudara dapat di gambarkan sebagai setangkai buah anggur, mewakili

tenunan kelenjar yang mengsekresi dimana setiap selnya mampu

memproduksi susu, bila sel-sel Myoepithelial di dalam dinding alveoli

berkontraksi, anggur tersebut terpencet dan mengeluarkan susu ke

dalam ranting yang mengalir ke cabang-cabang lebih besar, yang

secara perlahan-lahan bertemu di dalam aerola dan membentuk sinus

lactiverus. Pusat dari areola (bagian yang berpigmen) adalah

putingnya, yang tidak kaku letaknya dan dengan mudah dihisap

(masuk kedalam) mulut bayi (Arini, 2012).

b. Volume Produksi ASI

Pada minggu bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar

pembuat ASI mulai menghasilkan ASI. Apabila tidak ada kelainan,

pada hari pertama sejak bayi lahir akan dapat menghasilkan 50-100 ml

sehari dari jumlah ini akan terus bertambah sehingga mencapai sekitar

400-450 ml pada waktu bayi mencapai usia minggu kedua. Jumlah

tersebut dapat dicapai dengan menyusui bayinya selama 4 – 6 bulan

pertama. Karena itu selama kurun waktu tersebut ASI mampu

memenuhi kebutuhan gizinya. Setelah 6 bulan volume pengeluaran air

susu menjadi menurun dan sejak saat itu kebutuhan gizi tidak lagi

dapat dipenuhi oleh ASI saja dan harus mendapat makanan tambahan

(Winarno, 2004).

Dalam keadaan produksi ASI telah normal, volume susu

terbanyak yang dapat diperoleh adalah 5 menit pertama. Penyedotan/

Page 38: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

25��

penghisapan oleh bayi biasanya berlangsung selama 15-25 menit.

Selama beberapa bulan berikutnya bayi yang sehat akan

mengkonsumsi sekitar 700-800 ml ASI setiap hari. Akan tetapi

penelitian yang dilakukan pada beberapa kelompok ibu dan bayi

menunjukkan terdapatnya variasi dimana seseorang bayi dapat

mengkonsumsi sampai 1 liter selama 24 jam, meskipun kedua anak

tersebut tumbuh dengan kecepatan yang sama. Konsumsi ASI selama

satu kali menyusui atau jumlahnya selama sehari penuh sangat

bervariasi. Ukuran payudara tidak ada hubungannya dengan volume air

susu yang diproduksi, meskipun umumnya payudara yang berukuran

sangat kecil, terutama yang ukurannya tidak berubah selama masa

kehamilan hanya memproduksi sejumlah kecil ASI (Siregar, 2004).

Pada ibu-ibu yang mengalami kekurangan gizi, jumlah air susunya

dalam sehari sekitar 500-700 ml selama 6 bulan pertama, 400-600 ml

dalam 6 bulan kedua dan 300-500 ml dalam tahun kedua kehidupan

bayi. Penyebabnya mungkin dapat ditelusuri pada masa kehamilan

dimana jumlah pangan yang dikonsumsi ibu tidak memungkinkan

untuk menyimpan cadangan lemak dalam tubuhnya, yang kelak akan

digunakan sebagai salah satu komponen ASI dan sebagai sumber

energi selama menyusui. Akan tetapi kadang-kadang terjadi bahwa

peningkatan jumlah produksi konsumsi pangan ibu tidak selalu dapat

meningkatkan produksi air susunya. Produksi ASI dari ibu yang

kekurangan gizi seringkali menurun jumlahnya dan akhirnya berhenti,

Page 39: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

26��

dengan akibat yang fatal bagi bayi yang masih sangat muda. Di

daerah-daerah dimana ibu-ibu sangat kekurangan gizi seringkali

ditemukan “merasmus” pada bayi-bayi berumur sampai enam bulan

yang hanya diberi ASI (Tulus, 2011).

c. Cara Peningkatan Produksi ASI

Menyusui (breastfeeding) adalah pilihan yang indah dan sehat

untuk bayi, tapi kadang-kadang ingin meningkatkan produksi ASI buat

bayinya stres, penyakit dan kelelahan bisa berdampak negatif terhadap

produksi ASI saat menyusui (Arini, 2011).

Cara untuk meningkatkan produksi ASI :

1) Menyusui bayi lebih sering, biarkan bayi mendapatkan ASI selama

bayi inginkan bayi biasanya menyusui 6 kali tiap hari, tambahlah

menjadi tujuh atau delapan kali ketika membiarkan bayi menyusui

lebih sering, tubuh ibu akan menerima respon untuk menghasilkan

lebih banyak susu.

2) Menyusui dengan kedua payudara setiap menyusui. Pastikan bayi

untuk menyusu pada payudara pertama selama mungkin, sampai

bayi memperlambat atau berhenti menghisap, kemudian tawarkan

payudara kedua. Periksa bahwa bibir bayi menempel dengan benar

dan harus di bagian areola payudara dan juga diluar puting

3) Gunakan pompa payudara di antara waktu menyusui. Ketika bayi

tidur atau baru saja selesai makan, gunakan pompa payudara 5-10

menit di setiap payudara untuk memberikan stimulasi ekstra dan

Page 40: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

27��

meningkatkan produksi ASI. Jangan berkecil hati jika tidak

menghasilkan susu banyak selama pemompaan, karena tujuannya

adalah stimulasi

4) Melakukan diet yang benar untuk agar bisa terpenuhi. Seorang ibu

menyusui membutuhkan lebih dari 2000 kalori per hari, atau 300-

500 kalori diatas diet pra-kehamilan. Lanjutkan dengan vitamin

kehamilan atau vitamin buat ibu menyusui.

5) Minum banyak air, seorang ibu menyusui harus mengkonsumsi

sekitar 3 liter air per hari. Mungkin terdengar seperti banyak, tapi

menyusui pasti akan selalu merasa haus. Jumlah air yang tetap

akan membantu meningkatkan produksi ASI.

6) Menggunakan suplemen herbal dapat menjadi cara yang paling

baik untuk meningkatkan produksi ASI.

7) Jika ibu menyusui telah mencoba semua dan masih perlu untuk

meningkatkan suplai ASI, berbicara dengan dokter. Ada resep

tersedia memiliki efek untuk meningkatkan produksi ASI

(Tulus, 2011).

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI

Menurut Siregar (2004), faktor-faktor yang mempengaruhi

produksi ASI sebagai berikut:

1) Makanan Ibu

Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam

masa menyusui tidak secara langsung mempengaruhi mutu ataupun

Page 41: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

28��

jumlah air susu yang dihasilkan. Dalam tubuh terdapat cadangan

berbagai zat gizi yang dapat digunakan bila sewaktu-waktu

diperlukan. Akan tetapi jika makanan ibu terus menerus tidak

mengandung cukup zat gizi yang diperlukan tentu pada akhirnya

kelenjar-kelenjar pembuat air susu dalam buah dada ibu tidak akan

dapat bekerja dengan sempurna dan akhirnya akan berpengaruh

terhadap produksi ASI.

Unsur gizi dalam satu liter ASI setara dengan unsur gizi

yang terdapat dalam dua piring nasi ditambah satu butir telur. Jadi

diperlukan kalori yang setara dengan jumlah kalori yang diberikan

satu piring nasi untuk membuat satu liter ASI. Agar Ibu

menghasilkan satu liter ASI diperlukan makanan tambahan

disamping untuk keperluan dirinya sendiri, yaitu setara dengan 3

piring nasi dan satu butir telur. Apabila ibu yang sedang menyusui

bayinya tidak mendapat tambahan makanan, maka akan terjadi

kemunduran dalam pembuatan ASI. Terlebih jika pada masa

kehamilan ibu juga mengalami kekurangan gizi. Karena itu

tambahan makanan bagi seorang ibu yang sedang menyusui

anaknya mutlak diperlukan. Walaupun tidak jelas pengaruh jumlah

air minum dalam jumlah yang cukup. Dianjurkan disamping bahan

makanan sumber protein seperti ikan, telur dan kacang-kacangan,

bahan makanan sumber vitamin juga diperlukan untuk menjamin

kadar berbagai vitamin dalam ASI.

Page 42: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

29��

2) Ketentraman Jiwa dan Pikiran

Pembuahan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor

kejiwaan. Ibu yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya

diri, rasa tertekan dan berbagai bentuk ketegangan emosional,

mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya. Pada ibu ada 2

macam, reflek yang menentukan keberhasilan dalam menyusui

bayinya, reflek tersebut adalah: Reflek Prolaktin, Let-down Refleks

(Refleks Milk Ejection).

3) Pengaruh persalinan dan klinik bersalin

Banyak ahli mengemukakan adanya pengaruh yang kurang

baik terhadap kebiasaan memberikan ASI pada ibu-ibu yang

melahirkan di rumah sakit atau klinik bersalin lebih menitik

beratkan upaya agar persalinan dapat berlangsung dengan baik, ibu

dan anak berada dalam keadaan selamat dan sehat. Masalah

pemberian ASI kurang mendapat perhatian. Sering makanan

pertama yang diberikan justru susu buatan atau susu sapi. Hal ini

memberikan kesan yang tidak mendidik pada ibu dan ibu selalu

beranggapan bahwa susu sapi lebih dari ASI. Pengaruh itu akan

semakin buruk apabila disekeliling kamar bersalin dipasang

gambar-gambar atau poster yang memuji penggunaan susu buatan.

Page 43: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

30��

4) Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen dan

progesteron

Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan

menggunakan kontrasepsi pil yang mengandung hormon estrogen,

karena hal ini dapat mengurangi jumlah produksi ASI bahkan

dapat menghentikan produksi ASI secara keseluruhan oleh karena

itu alat kontrasepsi yang paling tepat digunakan adalah alat

kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yaitu IUD atau spiral. Karena

AKDR dapat merangsang uterus ibu sehingga secara tidak

langsung dapat meningkatkan kadar hormon oksitosin, yaitu

hormon yang dapat merangsang produksi ASI.

5) Perawatan Payudara

Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu

dilakukan, yaitu dengan mengurut payudara selama 6 minggu

terakhir masa kehamilan. Pengurutan tersebut diharapkan apabila

terdapat penyumbatan pada duktus laktiferus dapat dihindarkan

sehingga pada waktunya ASI akan keluar dengan lancar

(Siregar, 2004).

Perawatan payudara tidak hanya dilakukan sebelum

melahirkan, tetapi juga dilakukan setelah melahirkan. Perawatan

yang dilakukan terhadap payudara bertujuan untuk melancarkan

sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga

memperlancar saluran ASI. Hal-hal yang perlu diperhatikan:

Page 44: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

31��

a) Perawatan payudara secara teratur

b) Pemeliharaan kebersihan sehari-hari

c) Konsumsi gizi ibu harus lebih baik dan lebih banyak untuk

mencukupi produksi ASI

d) Ibu harus percaya diri akan kemampuan menyusui bayinya

e) Ibu harus merasa nyaman dan santai

f) Hindari rasa cemas dan stres karena akan menghambat refleks

oksitosin (Siregar, 2004).

Pelaksanaan perawatan payudara hendaknya dimulai sedini

mungkin, yaitu 1-2 hari setelah melahirkan dan dilakukan dua kali

sehari (Arini, 2012).

Page 45: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

32��

B. Kerangka Teori

Gambar 2. 1 Kerangka Teori

Sumber : Notoatmodjo, 2010

C. Kerangka Konsep penelitian

Gambar 2. 2 Kerangka Konsep �

Tingkat pengetahuan ibu

nifas

Cara peningkatan

produksi ASI

a. Umur

b. Pendidikan

c. Inteligensia

d. Sosial budaya

e. Lingkungan

Pengetahuan��

Nifas�Cara peningkatan

produksi ASI

a. Menyusui bayi lebih sering

b. Menyusui dengan kedua

payudara setiap menyusui

c. Gunakan pompa payudara di

antara waktu menyusui

d. Melakukan diet yang benar

e. Minum banyak air

f. Menggunakan suplemen

herbal

Page 46: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian diskriptif kuantitatif yaitu

penelitian diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan

di dalam suatu komunitas atau masyarakat, yang telah direncanakan sampai

matang ketika persiapan penelitian disusun. Metode ini digunakan untuk

memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi

sekarang (Arikunto, 2010).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di BPS Dyah Sumarmo Boyolali Desa

Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali pada bulan Mei

sampai Juni 2012.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan

(Sugiyono, 2010)

Page 47: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

34��

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas di BPS Dyah

Sumarmo Boyolali Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten

Boyolali pada bulan Mei sampai Juni 2012, yaitu sebanyak 34 ibu nifas.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010).

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi (Sugiyono, 2010). Sampel dalam penelitian ini adalah semua

ibu nifas yang bersalin di BPS Dyah Sumarmo Desa Tanjungsari

Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali pada bulan Mei sampai Juni

2012, yaitu sebanyak 34 ibu nifas.

3. Tehnik Pengambilan Sampel

Tehnik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini

adalah Sampling Jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2010). Sampel dalam

penelitian ini yaitu 34 responden.

D. Instrument Penelitian

Penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup yang diisi langsung

oleh responden. Kuesioner tertutup adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dengan menyediakan

jawaban sehingga responden tinggal memilih jawaban (Arikunto, 2010).

Page 48: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

35��

Kuesioner ini digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan ibu

nifas. Dalam kuesioner ini menggunakan pilihan jawaban “Benar” atau

“Salah”. Jenis pernyataan dalam kuesioner ini bisa pernyataan positif dan

negatif. Untuk pernyataan positif, apabila responden memilih pilihan jawaban

“benar” mendapat skor 1 dan apabila responden memilih pilihan jawaban

“salah” mendapat skor 0. Sedangkan untuk pernyataan negatif, apabila

responden memilih pilihan jawaban “salah” mendapat skor 1 dan apabila

responden memilih pilihan jawaban “benar” mendapat skor 0.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Tentang Cara Peningkatan Produksi ASI

Variabel Indikator

No. Pertanyaan Jumlah

Favorable

Un

Favorabl

e

Tingkat

Pengetahuan

Ibu Nifas

tentang

Peningkatan

Produksi ASI

Pengertian ASI

Manfaat ASI

Gizi ibu menyusui

Cara menyusui yang

benar

Ketentraman jiwa

Perawatan payudara

1,2

3,4

6,7,8,9,10

15,16,18,19,2

1

23,24,26,27,2

8

29,30,31,33,3

5

5

11,12,13

14,17,20

22,25

32,34

2

3

8

8

7

7

Jumlah 35

Untuk mengetahui kuesioner untuk penelitian ini berkualitas, terlebih

dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan karakteristik seperti

Page 49: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

36��

sejenis di luar lokasi penelitian. Uji coba instrument dalam penelitian ini

dilakukan di BPS Sri Wahyuni Boyolali, dengan jumlah responden 30.

1. Uji Validitas

Sebelum instrument atau alat ukur digunakan untuk mengumpulkan

data penelitian maka perlu dilakukan uji coba kuesioner untuk mencari

kevalidan alat ukur tersebut (Riwidikdo, 2009). Uji validitas adalah suatu

ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu

instrument (Arikunto, 2010).

Instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi, dan

instrumen yang kurang valid maka dilakukan dengan menghitung korelasi

antara masing-masing pertanyaan dengan nilai total, dengan rumus product

moment (Arikunto, 2010). Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan

teknik product moment. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut

{ }{ }2222 )()(

).()(

yyNxxN

yxxyNr

�−��−�

��−�=

Keterangan:

r : koefisien korelasi

x : pernyataan

y : skor total

xy : skor pernyataan

N : Jumlah sampel

Instrument dinyatakan valid jika rhitung > rtabel, dengan taraf

signifikansi 5% (Arikunto, 2010).

Page 50: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

37��

Berdasarkan uji coba validitas yang dilakukan di BPS Sri Wahyuni

Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali dengan data sebanyak 30

responden dan 35 soal. Perhitungan dilakukan menggunakan program

SPSS for Windows didapat nomor 10, 15, 23, 29, 33 tidak valid karena

nilai rhitung < rtabel (0,361) untuk selanjutnya nomor yang tidak valid

dihilangkan. Perhitungan SPSS selengkapnya terdapat dalam lampiran.

Sehingga penelitian ini menggunakan 30 pernyataan.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Tentang Cara Peningkatan Produksi ASI

Variabel Indikator

No. Pertanyaan Jumlah

Favorable Un

Favorable

Tingkat

Pengetahuan

Ibu Nifas

tentang

Peningkatan

Produksi ASI

Pengertian ASI

Manfaat ASI

Gizi ibu menyusui

Cara menyusui

yang benar

Ketentraman jiwa

Perawatan

payudara

1,2

3,4

6,7,8,9,10*

15*,16,18,19,

21

23*,24,26,27,

28

29*,30,31,33*,

35

5

11,12,13

14,17,20

22,25

32,34

2

3

8

8

7

7

Jumlah 35

Keterangan :

* : tidak valid

Page 51: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

38��

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat ukur yang digunakan saat ini pada waktu

dan tempat tertentu akan sama apabila digunakan pada waktu dan tempat

berbeda (Riwidikdo, 2009). Reliabilitas menunjukkan pada suatu

pengertian bahwa instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Apabila

datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun

diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010).

Rumus untuk mengukur reliabel atau tidaknya instrument penelitian

menggunakan pendekatan rumus Alpha Cronbach dengan bantuan program

computer SPSS for Windows. Adapun rumusnya sebagai berikut:

���

���

��

−−

=2

2

11ki

r

tS

iSk

Keterangan:

r1 = Reliabilitas internal seluruh instrumen

k = Mean kuadrat antara subjek

�2i

S = Jumlah mean kuadrat kesalahan

2t

S = Varian total

Instrumen dikatakan reliabel jika nilai Alpha Chronbach lebih dari

0,7 (Riwidikdo, 2009).

Dari uji coba reliabilitas dari 30 responden dan 35 soal yang

dilakukan di BPS Sri Wahyuni Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali

Page 52: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

39��

didapatkan nilai rhitung lebih besar dari nilai alpha cronbach, 0,802 > ( 0,7 )

sehingga kuesioner dikatakan reliabel.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan kegiatan penelitian untuk

mengumpulkan data (Hidayat, 2007).

1. Data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada

peneliti. Data primer dari penelitian ini yaitu pengetahuan ibu nifas yang

diperoleh dari jawaban kuesioner tentang cara peningkatan produksi ASI.

2. Data sekunder yaitu sumber data yang tidak langsung diberikan kepada

peneliti. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan

oleh pihak lain dari berbagai cara atau metode baik secara komersial

maupun non komersial. Data sekunder dari penelitian ini yaitu data ibu

nifas.

F. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang

hal tersebut, kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008).

Dalam penelitian ini hanya menggunakan satu variabel yaitu

pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI.

Page 53: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

40��

G. Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah mendefinisikan variabel secara

operasional berdasarkan karakteristik yang diamati ketika melakukan

pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena dengan

menggunakan parameter yang jelas (Hidayat, 2007). Definisi pada penelitian

ini dijabarkan sebagai berikut.

Tabel 3. 2Definisi Operasional Penelitian

No Variabel Definisi

Operasional Alat Ukur

Skala

Ukur Hasil Ukur

1. Tingkat

Pengetahuan

ibu nifas

Segala sesuatu

yang

diketahui oleh

ibu nifas

tentang cara

peningkatan

produksi ASI

Kuesioner Ordinal a. Baik: apabila

X > mean + 1SD

b. Cukup: apabila

mean - 1SD � X �

mean + 1SD

c. Kurang : apabila skor

X < mean -1SD

(Riwidikdo, 2009).

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data

1. PengolahanData

a. Editing

Menurut Hidayat (2007), editing adalah memeriksa daftar

pertanyaan yang telah diserahkan oleh para pengumpul data,

pemeriksaan daftar pertanyaan yang telah selesai ini dilakukan

terhadap:

Page 54: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

41��

1) Kelengkapan jawaban, apakah tiap pertanyaan sudah ada

jawabannya, meskipun jawaban hanya berupa tidak tahu atau tidak

mau menjawab.

2) Keterbacaan tulisan, tulisan yang tidak terbaca akan mempersulit

pengolahan data atau berakibat pengolah data salah membaca.

3) Relevansi jawaban, bila ada jawaban yang kurang atau tidak

relevan maka editor harus menolaknya.

Pada penelitian ini peneliti melakukan editing pada saat

menerima kuesioner yang telah di isi oleh responden, di periksa

kebenaran dan kelengkapannya. Bila didapatkan seorang responden

yang belum lengkap maka peneliti meminta responden tersebut untuk

melengkapinya.

b. Coding

Coding adalah memberikan kode dalam hubungan dengan

pengolahan data jika akan menggunakan komputer. Dalam hal ini

pengolah data memberikan kode pada semua variabel, kemudian

mencoba menentukan tempatnya di dalam coding sheet/ coding form

(Arikunto,2006). Coding pada penelitian ini peneliti memberikan kode

atau tanda pada setiap jawaban untuk mempermudah dalam

pengolahan dan analisis data serta berpedoman pada definisi

operasional.

Page 55: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

42��

c. Tabulating

Tabulating adalah pekerjaan menyusun tabel mulai dari

penyusunan tabel utama yang berisi seluruh data dan informasi yang

berhasil dikumpulkan dengan daftar pertanyaan sampai dengan tabel

khusus yang telah benar-benar ditentukan bentuk dan isinya sesuai

dengan tujuan penelitian. Yang termasuk dalam kegiatan tabulasi ini

antara lain: memberi skor terhadap item-item yang perlu diberi scor,

memberi kode, mengubah jenis data, memberikan kode

(Arikunto, 2006).

2. Analisis Data

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan analisa univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel

dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan

rentang nilai dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2007). Selanjutnya hasil

untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas maka, ditunjukan dengan

rentang nilai dengan keterangan sebagai berikut :

a. Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah x > mean + 1SD

b. Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean - 1SD � X �

mean + 1SD

c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh adalah x < mean - 1SD

(Riwidikdo, 2009).

Page 56: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

43��

I. Etika Penelitian

Melaksanakan penelitian khususnya jika yang menjadi subjek

penelitian adalah manusia, peneliti harus memahami hak dasar manusia.

Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga penelitian

yang akan dilaksanakan benar-benar menjunjung tinggi kebebasan manusia

(Hidayat, 2007). Setiap penelitian yang menggunakan objek manusia tidak

boleh bertentangan dengan etika agar hak responden dapat terlindungi,

kemudian kuesioner dikirim ke subjek yang diteliti dengan menekankan pada

masalah etika penelitian. Untuk penelitian ini menekankan pada masalah etika

yang meliputi:

1. Informed Consent

Informed consent diberikan sebelum melakukan penelitian.

Informed consent ini berupa lembar persetuan untuk menjadi responden.

Pemberian informed consent ini bertujuan agar subjek mengerti maksud

dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia,

maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika

responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan

tersebut (Hidayat, 2007). Pada penelitian ini semua responden akan di beri

lembar persetujuan.

2. Anonimity (Kerahasiaan nama/identitas)

Anonimity, berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar

pengumpulan data (kuisioner). Peneliti hanya menuliskan kode pada

lembar pengumpulan data tersebut. Pada penelitian ini peneliti tidak akan

Page 57: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

44��

mencantumkan nama subjek pada lembar pengumpulan data

(Hidayat, 2007).

3. Confidentiality (kerahasiaan hasil)

Sub bab ini menjelaskan masalah-masalah responden yang harus

dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah

dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data

tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian (Hidayat, 2007).

Penelitian ini kerahasiaan hasil atau informasi yang telah

dikumpulkan dari setiap subjek akan di jamin oleh peneliti.

Page 58: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di BPS Dyah Sumarmo terletak di Desa

Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali.

BPS Dyah Sumarmo adalah salah satu Bidan Praktek Swasta

memiliki 1 Bidan. Sarana dan prasarana ruang di BPS Dyah Sumarmo

terdiri dari 1 Ruang bersalin , Ruang observasi nifas terdiri dari tempat

tidur, ruang Poli Kebidanan dan Ruang Tunggu. Pelayanan yang diberikan

BPS Dyah Sumarmo meliputi pemeriksaan ibu hamil (ANC) oleh bidan,

pelayanan ibu bersalin, Imunisasi, Pelayanan Keluarga Berencana,

pelayanan kesehatan Ibu dan Anak.

2. Karakteristi Responden

a. Karakteristik responden berdasarkan umur

Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur

No Umur Jumlah Persentase

(%)

1

2

3

< 20 tahun

20 – 35 tahun

> 35 tahun

1

31

2

2,9

91,2

5,9

Total 34 100

Sumber: Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel 4.1 di atas umur kurang dari 20 tahun terdapat

sebanyak 1 responden (2,9%), umur 20 – 35 tahun sebanyak 31

Page 59: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

46��

responden (91,2%) dan umur lebih dari 35 tahun sebanyak 2

responden (5,9%).

b. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

No Pendidikan Jumlah

Persentase

(%)

1

2

3

SMP

SMA

PT (Perguruan Tinggi)

14

17

3

41,2

50,0

8,8

Total 34 100

Sumber: Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel di atas pendidikan SMP sebanyak 14

responden (41,2%), pendidikan SMA sebanyak 17 responden (50,0%)

dan Perguruan tinggi terdapat sebanyak 3 responden (8,8%)

c. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah

Persentase

(%)

1

2

3

IRT

Swasta

PNS

21

10

3

61,8

29,4

8,8

Total 34 100

Sumber: Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel 4.3 karakteristik responden berdasarkan

pekerjaan sebanyak 21 responden (61,8%) sebagai IRT, sebanyak 10

responden (29,4%) bekerja di swasta dan sebanyak 3 responden (8,8%)

sebagai PNS.

Page 60: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

47��

3. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di

BPS Dyah Sumarmo Boyolali Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono

Kabupaten Boyolali

Setelah dilakukan penelitian didapatkan nilai mean dan standar

deviasi, yaitu:

Tabel. 4.4 Mean dan Standar Deviasi

Variabel Mean Standar Deviasi

Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas

tentang Cara Peningkatan

Produksi ASI

21,8 4,8

Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean+1 SD

x > 21,8 + 1 x 4,8 = x > 26,6

Jadi Pengetahuan baik jika nilai responden = > 26,6.

Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD � x � mean + 1 SD

21,8 – 1 x 4,8 � x � 21,8 + 1 x 4,9 = x � 17 – � 26,6.

Jadi Pengetahuan cukup jika nilai responden x � 17 – � 26,6

Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean–1 SD

( x ) < 21,8– 1 x 4,8 = x < 17.

Jadi Pengetahuan kurang jika nilai responden < 17.

Page 61: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

48��

Tabel 4.5 Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Cara Peningkatan

Produksi ASI di BPS Dyah Sumarmo Boyolali Desa

Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali

No Pengetahuan Jumlah Persentase

(%)

1

2

3

Baik

Cukup

Kurang

5

23

6

14,7

67,6

17,7

Total 34 100

Sumber: Data Primer, 2012

Berdasarkan tingkat pengetahuan Ibu Nifas tentang Cara

Peningkatan Produksi ASI di BPS Dyah Sumarmo Boyolali Desa

Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali sebanyak 5

responden (14,7%) dengan pengetahuan baik tentang cara peningkatan

produksi ASI, pengetahuan cukup tentang cara peningkatan produksi ASI

sebanyak 23 responden (67,6%) dan pengetahuan kurang tentang cara

peningkatan produksi ASI sebanyak 6 responden (17,7%). Jadi tingkat

pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI di BPS Dyah

Sumarmo Boyolali Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten

Boyolali kebanyakan pada tingkat cukup yaitu sebanyak 23 responden

(67,6%).

B. PEMBAHASAN

Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan

produksi ASI di BPS Dyah Sumarmo Boyolali Desa Tanjungsari Kecamatan

Banyudono Kabupaten Boyolali sebanyak 5 responden (14,7%) dengan

Page 62: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

49��

pengetahuan baik tentang cara peningkatan produksi ASI, pengetahuan cukup

tentang cara peningkatan produksi ASI sebanyak 23 responden (67,6%) dan

pengetahuan kurang tentang cara peningkatan produksi ASI sebanyak 6

responden (17,7%).

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah

orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia yaitu penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa, raba dengan sendiri. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo 2010).

Hasil penelitian menunjukkan karakteristik responden berpendidikan

SMA sebanyak 17 responden (50,0%). Menurut Notoatmodjo (2005), faktor-

faktor yang mempengaruhi pengetahuan salah satunya pendidikan, makin

tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah menerima informasi

sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya

pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang

terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan.

Berdasarkan karakteristik responden berdasarkan umur kebanyakan

responden berumur umur 20 – 35 tahun sebanyak 31 responden (91,2%).

Menurut Notoatmodjo (2003), bahwa umur mempengaruhi tingkat penerimaan

informasi yakni semakin tua umur sesorang ingatannya semakin berkurang,

sehingga sulit menerima informasi yang diberikan, sebaliknya semakin muda

Page 63: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

50��

umur akan mudah menerima informasi yang didapat dan akan lebih tertarik

untuk mengetahui sesuatu hal.

Menurut Wawan & Dewi (2011), pengetahuan dicakup dalam domain

kognitif. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Berdasarkan

pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan

akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan. Mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh

badan yang telah dipelajari atau yang telah diterima, oleh sebab itu tahu ini

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

Menurut Wawan dan Dewi (2010), yang mempengaruhi pengetahuan yaitu

pendidikan yang dapat mempengaruhi seseorang untuk menentukan cita-

citanya, menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk

mencapai keselamatan dan kebahagiaannya, adapun faktor-faktor lain yang

mempengaruhinya, antara lain adalah faktor pekerjaan yaitu keburukan yang

harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan keluarganya,

faktor umur adalah tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih

matang dan kekuatan seseorang akan lebih matang beraktivitas dalam bekerja.

Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI

diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI

(Ambarwati & Wulandari, 2008).

Menurut Roesli (2008), manfaat menyusui dan keunggulan ASI yaitu:

1) Kualitas dan kuantitas nutrisi yang optimal

Page 64: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

51��

2) Anak lebih sehat

3) Mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak.

4) Membantu mengurangi kelaparan karena ASI mampu memenuhi

kebutuhan kalori 31%, protein 38%, vitamin A45%, dan vitamin C 95%.

Keadaan ini akan secara bermakna memenuhi kebutuhan. Hal tersebut

dapat mengurangi angka kejadian kurang gizi dan pertumbuhan yang

berhenti yang umumnya terjadi pada usia ini.

Menurut Arini (2012) cara untuk meningkatkan produksi ASI, yaitu

dengan cara menyusui bayi lebih sering, membiarkan bayi mendapatkan ASI

selama bayi inginkan bayi biasanya menyusui 6 kali tiap hari, tambahlah

menjadi tujuh atau delapan kali, ketika membiarkan bayi menyusui lebih

sering, tubuh ibu akan menerima respon untuk menghasilkan lebih banyak

susu. Menyusui dengan kedua payudara setiap menyusui. Pastikan bayi

untuk menyusu pada payudara pertama selama mungkin, sampai bayi

memperlambat atau berhenti menghisap, kemudian tawarkan payudara

kedua. Periksa bahwa bibir bayi menempel dengan benar dan harus di

bagian areola payudara dan juga diluar putting. Gunakan pompa payudara di

antara waktu menyusui. Ketika bayi tidur atau baru saja selesai makan,

gunakan pompa payudara 5-10 menit di setiap payudara untuk memberikan

stimulasi ekstra dan meningkatkan produksi ASI. Jangan berkecil hati jika

tidak menghasilkan susu banyak selama pemompaan, karena tujuannya

adalah stimulasi. Melakukan diet yang benar. Seorang ibu menyusui

membutuhkan lebih dari 2000 kalori per hari, atau penambahan 300-500

Page 65: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

52��

kalori diatas diet pra-kehamilan. Lanjutkan dengan vitamin kehamilan atau

vitamin buat ibu menyusui. Minum banyak air, seorang ibu menyusui harus

mengkonsumsi sekitar 3 liter air per hari. Mungkin terdengar seperti banyak,

tapi menyusui pasti akan selalu merasa haus. Jumlah air yang tetap akan

membantu meningkatkan produksi ASI. Menggunakan suplemen herbal

dapat menjadi cara yang paling baik untuk meningkatkan produksi ASI.

Hasil penelitian yang telah dilakukan di BPS Dyah Sumarmo Desa

Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali, didapatkan hasil

yang paling banyak adalah pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan

produksi ASI dalam kategori cukup yaitu sebanyak 23 responden (67,6%).

Hal ini disebabkan karena kebanyakan responden berumur 20 – 35 tahun

sebanyak 31 responden (91,2%) dan berdasarkan pendidikan kebanyakan

pendidikan SMA sebanyak 17 responden (50,0%) serta kebanyakan

karakteristik responden berdasarkan pekerjaan sebanyak 21 responden

(61,8%) sebagai IRT.

Menurut Wawan dan Dewi (2010), adapun faktor-faktor lain yang

mempengaruhinya, antara lain adalah faktor pekerjaan yaitu keburukan yang

harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan keluarganya,

Menurut Wawan dan Dewi (2010), faktor umur adalah tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dan kekuatan

seseorang akan lebih matang beraktivitas dalam bekerja, semakin bertambah

usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya,

sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin baik, sehingga akan lebih

berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak

Page 66: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

53��

melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia

tua, selain itu akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk

membaca.

C. Keterbatasan Penelitian

1. Kendala Penelitan

a. Tempat penelitian letaknya cukup jauh dari kampus ataupun tempat

tinggal peneliti, sehingga peneliti tidak bisa melakukan penelitian

secara langsung setiap hari

b. Dalam penelitian ini memerlukan waktu yang lama karena harus

mendatangi responden dari rumah ke rumah.

2. Keterbatasan Penelitian

a. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal sehingga hasil

penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.

b. Kuesioner

Kuesioner yang digunakan kuesioner tertutup sehingga responden

hanya bisa menjawab ya atau tidak dan jawaban mereka belum bisa

mengukur pengetahuan secara mendalam

Page 67: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

54

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Responden dalam penelitian ini adalah ibu nifas yang bersalin di BPS

Dyah Sumarmo Boyolali Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten

Boyolali yang berjumlah 34 responden.

1. Tingkat pengetahuan baik tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di BPS

Dyah Sumarmo Boyolali Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono

Kabupaten Boyolali sebanyak 5 responden (14,7%)

2. Tingkat pengetahuan cukup tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di

BPS Dyah Sumarmo Boyolali Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono

Kabupaten Boyolali sebanyak 23 responden (67,6%)

3. Tingkat pengetahuan kurang tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di

BPS Dyah Sumarmo Boyolali Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono

Kabupaten Boyolali sebanyak 6 responden (17,7%).

B. Saran

1. Bagi BPS

Meningkatkan kualitas pelayanan dalam hal pemberian pendidikan

kesehatan terutama mengenai cara peningkatan produksi ASI

Page 68: Karya Tulis Ilmiah - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-denifabona... · Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

55��

2. Bagi Responden

Diharapkan untuk lebih aktif untuk mengikuti penyuluhan dan lebih

banyak mencari informasi tentang cara peningkatan produksi ASI melalui

media massa maupun media elektronik.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan ada penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor lain dan

variable-variabel yang berhubungan dengan peningkatan produksi ASI