Kapsel Lighting Desain

Embed Size (px)

DESCRIPTION

desain, desain lighting, lighting, pencahayaan, tren pencahayaan, LED

Citation preview

BAB IPendahuluan

Perkembangan yang sangat maju membuat segala hal menjadi mungkin. Begitu juga dalam pencahayaan. Saat ini pencahayaan bukan hanya menjadi sebuah alat penerangan atau kebutuhan melainkan sudah menjadi gaya hidup. Lighting disebut sebagai gaya hidup karena bukan hanya penerangan yang merupakan fungsi utamanya melainkan dapat mempengaruhi suasana ruang bahkan ke psikologis manusia. Pencahayaan atau lighting sebenarnya adalah gelombang electromagnet yang mempunyai panjang antara 380 hingga 700 nm (nanometer). Berdasarkan sumbernya cahaya memiliki 2 sumber yaitu pencahayaan secara alami dan pencahayaan secara buatan. Pencahayaan alami merupakan pencahayaan yang berasal dari cahaya matahari, tidak membutuhkan alat dan bersifat dari alam. sedangkan pencahayaan buatan merupakan segala bentuk cahaya yang bersumber dari alat yang diciptakan manusia, seperti lampu pijar, lilin dan lampu LED (Satwiko, 2009: 144).

Pencahayaan dipelajari dengan khusus di Lighting Design. Dalam makalah ini akan menjelaskan Tren dan Inovasi Pada Teknologi Pencahayaan mulai dari pencahayaan, lighting design, dynamic lighting, lampu yang digunakan.

BAB IIPembahasan

1. Pencahayaan (Lighting)Seperti yang telah dijelaskan pada bacaan sebelumnya pencahayaan merupakan gelombang electromagnet yang mempunyai panjang antara 380 hingga 700 nm (nanometer). Teknik pencahayaan harus dilakukan sesuai dengan kriteria terutama ketika penggunaan pencahayaan dalam ruangan. Terdapat 5 kriteria yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan pencahayaan yang baik, yaitu yang memenuhi fungsi supaya mata kita dapat melihat dengan jelas dan nyaman. Kelima criteria ini tentunya saling mempengaruhi dan tidak dapat berdiri sendiri. 5 kriteria itu antara lain:A. Tingkat Kuat Penerangan (Lighting Level)

Satu objek pada siang hari dengan mudah dapat dilihatdapat saja tidak terlihat pada malam hari karena penglihatan kita bergantung pada tingkat kuat penerangan. Tingkat kuat penerangan sebagian besar ditentukan oleh kuat cahaya yang jatuh pada suatu luas bidang, dan dinyatakan sebagai iluminasi rata-rata. Iluminasi rata-rata dalam lux adalah arus cahaya yang dipancarkan () dalam lumen (lm) dibagi dengan luas bidang atau area (A) dalam m2.

E (lux) = (lumen) A (m2)

Iluminasi rat-rata merupakan tingkat kuat penerangan rata-rat yang diukur secara horizontal (75 cm dari lantai) dan vertikal. Untuk perhitungan instalasi penerangan perlu diperhatikan pula factor refleksi pencahayaan dari plafon, dinding dan lantai. Tingkat pencahayaan harus sesuai dengan fungsi ruang atau kegiatan yang dilakukan, secara kasar dapat dibagi kurang lebih sebagai berikut.

Iluminasi rata-rata adalah tingkat kuat penerangan rata-rata yang diukur secara vertikal dan horizontal (75 cm dari lantai) untuk suatu ruang.Kontras ruangan yang dianjurkan:Plafon : 60% - 80%Dinding: 30% - 50%Meja : 20% - 50%Lantai: 15% - 25%

Sumber: Darmasetiawan, Christian dan Lestari Puspakesuma. 1991. Teknik Pencahayaan dan Tata Letak Lampu. Jakarta: PT. Grasindo.

B. Distribusi Kepadatan Cahaya (Luminance Distribution)

Kepadatan cahaya atau luminasi (L) adalah ukuran kepadatan radiasi cahaya yang jatuh pada suatu bidang dan dipancarkan kea rah mata sehingga mata mendapatkan kesan terang. Dengan kata lain, kepadatan cahaya adalah kuat cahaya dari bidang tertentu dalam candela (cd) dibagi dengan penglihatan dalam m2.

L = I (cd) A (m2)

Semakin tinggi kepadatan cahaya suatu permukaan semakin terang pula permukaan itu tampak oleh mata. Tapi distribusi pencahayan bisa saja tidak merata walaupun tingkat kuat penerangan baik. Hal ini karena mata tidak melihat cahaya yang sampai pada suatu obyek langsung dari sumber cahaya, tetapi mata melihat cahaya yang dipantulkan oleh objek tersebut. Kepadatan cahaya yang harmonis harus untuk objek pekerjaan visual dengan bidang sekelilingnya harus mempunyai perbandingan maksimum 3:1 dan minimum1:3.

Rasio luminansi antara bidang kerja dengan lingkungan sekitar harus maks 3:1 dan min 1:3Sumber : Light and Perception by Philips Lighting

Contoh dari kepadatan cahaya cahaya rata-rata:Kira- kira (cd/m2)

Matahari150.000

Langit Cerah0,2 1,2

Langit Berawan0,1 0,6

Bulan0,25

Lampu Lilin0,7

Lampu Pijar Susu5 - 50

Lampu TL4 - 25

Distribusi pencahayaan terdapat 6 macam yaitu:

10-40%90-60%0-10%100-90% Direct Semi-Direct

60-90%40-10%40-60%60-40% Direct-IndirectSemi-Indirect

90-100%10-0%50-50%50-50% Indirect Diffuse (Baur)

Sumber: Livingston, Jason. 2014. Designing With Light: The Art, Science and Practice of ArchitecturalLighting Design. New Jersey: John Wiley & Sons,Inc.C. Pembatasan agar Cahaya Tidak Menyilaukan Mata (Limitation of Glare)

Penyebab utama dari silau karena distribusi cahaya yang tidak merata, misalnya akibat lampu yang salah, dan bergantung pada kepadatan cahaya, besarnya sumber cahaya, sumber cahaya yang terdapat di depan sumber penglihatan, posisi muka itu sendiri dan perbedaan kontras antara permukaan yang relative gelap dan terang termasuk jendela. Silau akan mengakibatkan penglihatan berkurang dan dapat menyebabkan keletihan, serta dapat menurunkan semangat kerja. Silau bisa terjadi karena cahaya alami, buata dan refleksi dari benda.

Untuk perhitungan kasarnya, dapat dirumuskan bahwa semua lampu yang berada pada sudut 45o, akan menimbulkan silau.

Sudut dengan 45oSumber: Darmasetiawan, Christian dan Lestari Puspakesuma. 1991. Teknik Pencahayaan dan Tata Letak Lampu. Jakarta: PT. Grasindo.

Untuk menghindari pengaruh cahaya yang silau, maka penempatan lampu sebaiknya memperhatikan ketentuan-kentuan sebagai berikut:

Harus dihindari sumber cahaya yang tepat berada dibidang penglihatan yang langsung ke sumber cahaya.

Sumber cahaya yang terbuka (general illumination) tanpa mempergunakan pelindung sebaiknya tidak digunakan di ruang duduk. Sebaiknya semua sumber cahaya dipasang pelindung agar intemsitas cahaya tidak melebihi 0,3 sb untuk pencahayaan umum dan 0,2 sb untuk pencahayaan di tempat kerja.

Apabila mempergunakan lampu neon, sebaiknya tube (TL) dipasang pada sudut 90o terhadap garis pandang.

D. Arah Pencahayaam dan Pembentukan Bayangannya (Light Directionality and Shadows)

Pengaruh Penyinaran Terhadap BayanganSumber: Darmasetiawan, Christian dan Lestari Puspakesuma. 1991. Teknik Pencahayaan dan Tata Letak Lampu. Jakarta: PT. Grasindo.Arah pencahayaan dan pembentukan bayangan dapat memberikan kesan berbeda terhadap benda yang kita lihat, karena informasi yang diteruskan mata ke otak kita juga bergantung pada arah pencahayaan dan pembentukan bayangan. Distribusi pencahayaan dan pengaturan susunan armature lampu dapat mempengaruhi arah pencahayaan dan arah pencahayaan mempengaruhi pembentukkan bayangan. Bayangan dapat mengesankan atau bahkan sebaliknya. Di dalam ruangan, sebaiknya bagian yang terang dijadikan are untuk kerja sedangkan area bayangan dapat dijadikan area relaksasi. Ruangan tanpa banyang akan terasa monoton dan membosankan, selain mempersulit penglihatan.

E. Warna Cahaya dan Refleksi Warnanya (Light Colour and Colour Rendering)Warna dari benda yang kita liat relative karena bergantung pada pencahayaan. Cahaya matahari mempunyai temperature warna sebesar 6000 Kelvin. Pada suhu ini spectrum warna mempunyai keseimbanga yang sempurna. Warna benda yang kita lihat mungkin dikarenakan beda tersebut memantulkan panjang gelombang dari warna masing-masing benda itu ke mata kita. Terdapat tiga kelompok dengan pembatasan warna cahaya. Putih siang hari mempunyai temperature warna sekitar 6000 Kelvin. Putih netral mepunyai temperature warna sekitar 4000 Kelvin. Putih hangat mempunyai temperature warna sekitar 3000 Kelvin.DIM 5035 memberikan rekomendasi pembagian tingkat refleksi keaslian warna .TingkatIndeks

185% - 100%

270 80 %

340 69%

4< 40%

Warna sinar lampu dengan derajat Kelvin.Jenis LampuTemperatur Warna Indeks

Lampu Pijar2500 K 2700 K

Lampu Halogem Tungsten3000 K

Lampu PL, TL, SL (Day Light)5500 K 6500 K

Lampu PL, TL, SL (Putih Netral)3500 K 4500 K

Lampu PL, TL, SL (Putih Hangat)2700 K 3000 K

Lampu Mercury High Pressure.4000 K

Lampu Metal Halida2100 K

Lampu Halogen High Pressure6000 K

1.1 Jenis-jenis Cahaya Berdasarkan CakupannyaLampu digunakan untuk menerangi agar dapat berlangsungnya aktivitas. Berdasarkan cakupannya cahaya terdapat 4 macam yaitu:

Pencahayaan umum (general lighting), pencahayaan merata untuk seluruh ruanan dan dimaksudkan untuk memberikan terang merata, walau mungkin minimal, agar tidak gelap. Pencahayaan kerja (task lighting), pencahayaan fungsional untukkerja visual tertentu. Pencahayaan aksen (accent lighting), pencahayaan yang secara khusus diarahkan ke objek tertentu untuk memperkuat penampilan. Cahaya ambient (ambient lighting), cahaya keseluruhan ruang yang merupakan gabungan dari pencahayaan general, aksen dan lainnya untuk menciptakan suasana.

1.2 Macam-macam Arah CahayaSetiap lampu dibuat dengan tujuan tertentu dan mempunyai arah yang disesuaikan dengan tujuannya. Beberapa istilah lampu yang sesuai dengan arah dan luas sinarnya adalah: Penyinar atas (up-light); lampu yang menyorot ke atas. Penyinar bawah (down-light); lampu yang menyorot ke bawah. Penyorot sempit (spot light); lampu dengan sudut sinar 30o Penyiram dinding (wall wash light); lampu untuk menyiram bidang vertikal denga cahaya.

2. Lighting DesignLighting Design terdiri dari kata Lighting dan Design. Lighting merupakan iluminasi dari cahaya alami dan buatan. Sedangkan design merupak pemecah masalah. Jadi dapat diartikan Lighting Design merupakan penerapan dengan menggunakan metode-metode arsitektur/desain, ergonomi dan efisiensi energi untuk mencapai beberapa fungsi dan estetika (Problem Solving).

Lighting Design dipelajari dalam Arsitek maupun Desain Interior. Sebagian besar yaitu sebesar 90% lighting design dilakukan oleh seorang arsitek, desainer interior dan Engineering Physics dan 10% nya dilakukan oleh profesi lainnya. Untuk menjadi seorang Lighting Desainer dapat dilakukan dengan jalur formal maupun informal. Formal yaitu melalui jalur pendidikan yang ada di dalam negeri seperti Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Indonesia maupun di luar negeri seperti Politecnico Di Milano, Jerman. Sedangkan jalur informal, bisa langsung mendaftarkan diri ke HTII, bekerja di Philips atau Osram dan mengikuti IALD (International Associaion of Lighting Design).

Lighting design akan terus berkembang karena kebutuhan manusia semakin bertambah, manusia semakin bertambah pintar dan kreatif, dan dunia digital atau teknologi akan terus berkembang.

3. Tren dan Inovasi Teknologi Pencahayaan BuatanPada zaman sekarang ini, desain pencahayaan sudah berubah baik dari manfaat, jenis, bentuk karena adanya perkembangan dalam teknologi, perubahan gaya hidup dan aktivitas. Salah satu contoh dalam ruang kantor, adanya karena perbedaan pada sifat kerja dalam ruangan mengakibatkan adanya trend dan inovasi dalam tekonologi pencahayaan buatan

Zaman DuluZaman Sekarang

Dilakukan secara rutinKreatif

Pekerjaan masing-masingGroup / Tim Proyek

DiisolasiInteraktif

Waktu Kerja yang ditentukan24 jam

Cara Kerja Zaman SekarangSumber : http://info.clearcompany.com/hs-fs/hub/212972/file-1650668175-jpg/IMG-Blog-Posts/Open_Office.jpgCara Kerja Zaman DuluSumber : https://lh6.googleusercontent.com/-7ISPT3cOk5M/TW9P4drt5nI/AAAAAAAAAVA/zTnX9txdONo/s1600/OldDraftingOffice.jpg

Semua perubahan yang ada juga akan mempengaruhi pencahayaan pada ruangan. Terdapat perubahan terhadap perancangan pencahayaan dari pencahayaan yang dilakukan secara tetap dan seragam dalam satu area kerja menjadi bervariasi dan dengan pencahayaan yang dinamis berdasarkan kebutuhan, kenyamanan, aktivitas dan persepsi ruang. Pencahayaan buatan dalam interior berubah karena manusia suka dengan hal yang alami, maka pencahayaannya pun dibuat dengan dinamis melalui warna, tingkat pencahayaan, teknologi yang ada, dan lain-lain.

Salah satu penerapannya seperti pada mall atau toko. Adanya perubahan dalam perilaku berbelanja pada saat ini. Saat ini berbelanja bukan hanya untuk membeli barang tetapi terdapat pengalaman pribadi. Kesempatan untuk mendapat barang semurah mungkin. Image dari toko yang lebih terlihat menonjol dibandingkan dengan kualitas dari barang juga dapat menarik orang untuk berbelanja. Maka dari itu, banyak toko-toko saat ini yang cukup memperhatikan interior atau visual merchandise dari toko. Selain itu, dari adanya permainan pencahayaan, pembeli pun mengetahui mana barang yang berkualitas atau special karena adanya pencahayaan khusus yang diberikan.

Perilaku Berbelanja Saat Ini

Saat ini pencahayaan sudah mengalami perubahan peran yang awalnya digunakan karena fungsinya menjadi kualitas emosional. Seperti yang kutipan Lighting is not just to illuminate the merchandise or to create a secure environment, .. lighting as a Marketing Tools. Selain dalam aktivitas kerja dan belanja, terjadi juga perubahan dalam tren perkotaan untuk menarik para turis dengan ikonik kota. Pencahayaan banyak sekali digunakan pada ikonik kota atau Negara itu sendiri agar menarik bagi turis maupun para investor dari luar. Setiap Negara mulai berlomba-lomba untuk menciptakan hal yang menarik karena akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Negara, menarik investor, para talent, dan turis. Menggunakan dan memainkan efek pencahayaan merupakan cara yang mudah dan banyak digunakan oleh setiap Negara. Dari 50 kota tujuan pariwisata hanya 12 kota yang diduduki oleh Negara-negara di Asia.

Ikonik di Beberapa Negara4. Dynamic Lighting Dynamic Lighting merupakan teknik pencahayaan yang dilakukan secara dinamis dalam suatu dalam ruang. Terdapat beberapa alasan yang perlu diketahui mengapa pencahayaan dinamis (dynamic lighting) dibutuhkan: Manusia secara alamiah lebih suka cahaya yang bersifat alami seperti cahaya matahari yang berubah setiap jamnya. Setiap orang mempunyai kebutuhannya masing-masing, sehingga dibutuhkan adanya fleksibelitas dalam tingkat intensitas cahaya dan warna cahaya. Pencahayaan dapat memberikan suasan nyaman bagi penggunanya. Manusia suka dengan efek pencahayaan yang menstimulasi dan aktif. Dapat meminimalisir penggunaan yang tidak dibutuhkan dan mengoptimalkan kebutuhan.Seperti yang dikatakan oleh Le Corbusier The key is light. and light illuminates shapes and. Shapes have an emotional power. Dynamic lighting dapat membuat manusia yang ada didalamnya menjadi semakin dekat dengan alam. Karena cahaya alami alam berubah setiap waktunya mulai dari tingkat terangnya cahaya (brightness) dan temperatur warna dan hal itu pula yang ingin diterapkan dalam dynamic lighting atau pencahayaan secara dinamis.

Dynamic Lighting dalam ruang kantor yang mengikuti cahaya alamAdanya dynamic lighting juga dapat memberikan ritme pada tubuh manusia karena: Semua makhluk hidup di bumi dalam siklus 24 jam terdapat gelap dan terang. Semua proses dalam tubuh, seperti detak jantung, tekanan darah dan suhu tubuh bergantung pada waktu biologis yang ada di tubuh kita. Waktu biologis yang ada di tubuh juga berlangsung dalam 24 jam yang terdiri dari gelap dan terang. Adanya keseimbangan dalam ritme tubuh akan memberikan kesehatan dan kesejahteraan bagi manusia.

Biological Clock of HumanSumber: http://www.crystalinks.com/biological_clock.jpg

Adanya pencahayaan yang dinamis dapat memberikan efek suasana ruang tersendiri.

Toko Shoebaloo, Amsterdam Memberikan Dynamic Lighting dalam RuangannyaSumber: http://i148.photobucket.com/albums/s40/Pkuzmenko/shoebaloo/Clip_4.jpgDengan adanya dynamic lighting juga dapat lebih efisien karena bisa lebih menfokuskan pada satu area kerja atau dengan memberikan tingkat pencahayaan sesuai dengan kondisi.

Daylight LinkageMengurangi tingkat pencahayaan buatanDapat hemat hingga 30-35%

Sumber: www.lighting. philips.comLuxSenseSumber: http://ecx.images-amazon.com/images/I/41NWQptN2wL.jpgLuxSense

Motion DetectorMenyala ketika sensor mengenai penggunaDapat hemat hingga 30%

OccuSwitchSumber: http://www.salmonbros.com.au/content/images/thumbs/0001262_philips-occuswitch-automatic-movement-detectors.png

Motion Detector IndoorSumber: www.occupancysensor-motionsensorlights.com

Daylight Integration (Daylight + Motion)Memungkinkan penggunaan cahaya matahri sebagai pengganti cahaya buatan dengan sensitivitas ke pengguna.Dapat hemat hingga 75%

ActilumSumber: http://www.newscenter.philips.com

5. Jenis-jenis LampuSeiring perkembangannya zaman terdapat banyak jenis lampu yang ada sekarang ini. Setiap jenis lampu memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri yang dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan dan suasana yang ingin diciptakan. Pada di bawah ini, akan dijelaskan beberap jenis lampu khususnya lampu LED yang saat ini menjadi tren dalam pemakaiannya.

5.1 Lampu Pijar

Tungsten Pada Lampu PijarSumber: Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di AsiaLampu pijar bertindak sebagai badan abu-abu yang secara selektif memancarkan radiasi, dan hampir seluruhnya terjadi pada daerah nampak. Bola lampu terdiri dari hampa udara atau berisi gas, yang dapat menghentikan oksidasi dari kawat pijar tungsten, namun tidak akan menghentikan penguapan. Warna gelap bola lampu dikarenakan tungsten yang teruapkan mengembun pada permukaan lampu yang relatif dingin. Dengan adanya gas inert, akan menekan terjadinya penguapan, dan semakin besar berat molekulnya akan makin mudah menekan terjadinya penguapan.

Gas yang terdapat dalam bola pijar dapat menyalurkan panas dari kawat pijar, sehingga daya hantar yang rendah menjadi penting. Lampu yang berisi gas biasanya memadukan sekering dalam kawat timah. Gangguan kecil dapat menyebabkan pemutusan arus listrik, yang dapat menarik arus yang sangat tinggi. Jika patahnya kawat pijar merupakan akhir dari umur lampu tetapi untuk kerusakan sekering tidak begitu halnya.

Ciri-ciri: Efikasi 12 lumens/Watt Indeks Perubahan Warna 1A Suhu Warna - Hangat (2.500K 2.700K) Umur Lampu 750 - 1000 jam

Keuntungan : Ukuran filament kecil maka sumber daya cahaya dianggap sebagai titik sehingga pengaturan distribusi cahaya lebih mudah Pemakaiannya sangat fleksibel Biaya awal rendah Pengaturan intensitas cahaya (redup dan terang) mudah dan murah (dengan memakai dimmer) Tidak berpengaruh oleh suhu dan kelembaban Menampilkan warna-warna yang sangat bagusKekurangan : Memiliki efikasi yang rendah Memiliki umur lampu yang rendah Untuk daerah tropis, panas dari lampu menambah bebas AC Warna yang cenderung hangat (kemerahan), secara psikologis akan membuat suasana ruangan kurang sejuk Hanya cocok untuk kebutuhan pencahayaan rendah

5.2 Lampu Tungsten Halogen

Lampu halogen adalah sejenis lampu pijar. Lampu ini memiliki kawat pijar tungsten seperti lampu pijar biasa yang digunakan di rumah, tetapi bola lampunya diisi dengan gas halogen. Atom tungsten menguap dari kawat pijar panas dan bergerak naik ke dinding pendingin bola lampu. Atom tungsten, oksigen dan halogen bergabung pada dinding bola lampu membentuk molekul oksihalida tungsten. Suhu dinding bola lampu menjaga molekul oksihalida tungsten dalam keadaan uap. Molekul bergerak kearah kawat pijar panas dimana suhu tinggi memecahnya menjadi terpisah-pisah. Atom tungsten disimpan kembali pada daerah pendinginan dari kawat pijar bukan ditempat yang sama dimana atom diuapkan. 5.3 Lampu Fluorescent

Lampu fluorescent merupakan cahaya lampu yang dihasilkan oleh pendaran bubuk fosfor yang melapisi bagian dalam tabung lampu. Fosfor tersebut berpendar karena menyerap gelombang pendek cahaya ungu-ultra sebagai akibat lecutan listrik. Campuran bubuk menentukan warna cahaya yang dihasilkan. Lebih dari 25% energy dijadikan cahaya. Efikasinya antara 40-85 lm/watt. Efikasi lampu fluorescent 2-3 kali lebih baik dari lampu pijar.

Lampu FluorescentSumber: http://elektronika-dasar.web.id/wp-content/uploads/2012/08/Karakteristik-Lampu-TL-Fluorescent-Lamp.jpg

Keuntungan : Memiliki efikasi yang tinggi Awet, hingga 20.000 jam (dengan asumsi lam penyalaan 3 jam setiap penyalaan) Untuk penerangan yang tidak menghendaki bayangan, lampu fluorescent lebih baik daripada lampu pijar Warna cahaya yang cenderung putih-dingin menguntungkan untuk daerah tropis lembab, karena secara psikologis akan menyejukkan ruangan.

Kerugian : Cahaya yang keluar terpengaruh oleh suhu dan kelembaban Tidak mudah mengatur intensitas cahayanya dengan menggunakan dimmer Warna keputihan cenderungtidak alami Kecerobohan pemasangan ballast sering menimbulkan bunyi dengung yang menggangu

5.4 Lampu Sodium

Lampu Sodium terdapat 2 macam yaitu lampu sodium bertekanan rendah dang lampu sodium bertekanan tinggi. 5.4.1 Lampu Sodium Bertekanan Tinggi

Lampu sodium tekanan tinggi (HPS) banyak digunakan untuk penerapan di luar ruangan dan industri. Efficacy nya yang tinggi membuatnya menjadi pilihan yang lebih baik daripada metal halida, terutama bila perubahan warna yang baik bukan menjadi prioritas. Lampu HPS berbeda dari lampu merkuri dan metal halida karena tidak memiliki starter elektroda; sirkuit balas dan starter elektronik tegangan tinggi. Tabung pemancar listrik terbuat dari bahan keramik, yang menahan suhu hingga 2372F. Didalamnya diisi dengan xenon untuk membantu menyalakan pemancar listrik, juga campuran gas sodium merkuri.

Lampu Uap SodiumSumber: Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia

5.4.2 Lampu Sodium Bertekanan Rendah

Walaupun lampu sodium tekanan rendah (LPS) serupa dengan sistim neon (sebab keduanya menggunakan sistim tekanan rendah), mereka umumnya dimasukkan kedalam keluarga HID. Lampu LPS adalah sumber cahaya yang paling sukses, namun produksi semua jenis lampunya berkualitas sangat jelek. Sebagai sumber cahaya monokromatis, semua warna nampak hitam, putih, atau berbayang abu-abu. Lampu LPS tersedia dalam kisaran 18-180 watt. Penggunaan lampu LPS umumnya hanya untuk penggunaan luar ruang seperti penerangan keamanan atau jalanan dan jalan dalam gedung, penggunaan watt nya rendah dimana kualitas warnanya tidak penting (seperti ruangan tangga). Walau demikian, karena perubahan warnanya sangat buruk, beberapa daerah tidak mengijinkan penggunaan lampu tersebut untuk penerangan jalan raya.

5.5 Lampu Uap Merkuri (High Intensity Discharge Lamp, HID)

Lampu uap merkuri merupakan model tertua lampu HID. Walaupun mereka memiliki umur yang panjang dan biaya awal yang rendah, lampu ini memiliki efikasi yang buruk dan memancarkan warna hijau pucat. Cahaya lampu HID dihasilkan oleh lecutan listrik melalui uap zat logam. Lampu merkuri menghasilkan cahaya dari lecutan listrik dalam tabung kaca atau kuarsa yang berisikanuap merkuri bertekanan tinggi.

Lampu HID MerkuriSumber: http://i01.i.aliimg.com/photo/v0/60058627803/High_Pressure_Mercury_Vapor_Lamp_80w_125w.jpg

Ciri-ciri : Efikasi 50 - 60 lumens/Watt Indeks Perubahan Warna 3 Suhu Warna Menengah Umur Lampu 16.000 24.000 jam, perawatan lumen buruk Bola lampu bagian luar dilapisi fospor. Hal ini akan memberi cahaya merah tambahan dengan menggunakan UV, untuk mengkoreksi bias pelepasan merkuri. Pembungkus kaca bagian luar mencegah lepasnya radiasi UV

Keuntungan : Lebih tahan lama dibandingkan dengan lampu pijar, bahkan terkadang lebih tahan lama dibandingkan lampu fluorescent Pendistribusian cahaya lebih mudah daripada lampu fluorescent Biaya operasional sangat rendah Tidak terpengaruh oleh suhu dan kelembaban lingkungan

Kerugian : Biaya awal sangat tinggi Lampu HID membutuhkan ballast yang dapat mengeluarkan suara menggangu Membutuhkan waktu sekitar 8 menit untuk bersinar secara penuh Beberapa lampu dapat mengeluarkan cahaya ungu-ultra yang dapat membahayakan kesehatan

5.6 Lampu Metal HalidaHalida bertindak sama halnya dengan siklus halogen tungsten. Manakala suhu bertambah maka terjadi pemecahan senyawa halida melepaskan logam ke pemancar. Halida mencegah dinding kuarsa diserang oleh logam-logam alkali.

Ciri-ciri : Efikasi 80 lumens/Watt Indeks Perubahan Warna 1A 2 tergantung pada campuran halide Suhu Warna 3.000K 6.000K Umur Lampu 6.000 20.000 jam, perawatan lumen buruk

Lampu Metal HalidaSumber: Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia

5.7 Lampu LED

Lampu LEDSumber: http://202.67.224.135/pdimage/14/1783114_led.jpgLampu LED merupakan lampu terbaru yang merupakan sumber cahaya yang efisien energinya. Ketika lampu LED memancarkan cahaya nampak pada gelombang spektrum yang sangat sempit, mereka dapat memproduksi cahaya putih. Hal ini sesuai dengan kesatuan susunan merah-biruhijau atau lampu LED biru berlapis fospor. Lampu LED bertahan dari 40.000 hingga 100.000 jam tergantung pada warna. Lampu LED digunakan untuk banyak penerapan pencahayaan seperti tanda keluar, sinyal lalu lintas, cahaya dibawah lemari, dan berbagai penerapan dekoratif. Walaupun masih dalam masa perkembangan, teknologi lampu LED sangat cepat mengalami kemajuan dan menjanjikan untuk masa depan. Pada cahaya sinyal lalu lintas, pasar yang kuat untuk LED, sinyal lalu lintas warna merah menggunakan lampu 10W yang setara dengan 196 LEDs, menggantikan lampu pijar yang menggunakan 150W. Berbagai perkiraan potensi penghematan energi berkisar dari 82% hingga 93%. Produk pengganti LED, diproduksi dalam berbagai bentuk termasuk batang ringan, panel dan sekrup dalam lampu LED, biasanya memiliki kekuatan 2-5W masing-masing, memberikan penghematan yang cukup berarti dibanding lampu pijar dengan bonus keuntungan masa pakai yang lebih lama, yang pada gilirannya mengurangi perawatan.

Keuntungan : Mempunyai warna yang dapat disesuaikan dengan lebutuhan tanpa menambah filter sehingga menghemat biaya Ukurannya kecil, sehingga tidak membutuhkan banyak ruang Dapat dihidup-matikan dengan cepat Dapat dihidup-matikan tanpa mengurangi umur Mudah dipasangi dimmer Berumur panjang Tahan goncangan Tidak mengandung merkuri

Kekurangan : Harganya relative mahal Terpengaruh oleh suhu Peka terhadap tegangan listrik Kualitas warna sering menyebabkan warna objek tidak alami karema spectrum cahaya LED berbeda dengan lampu pijar dan matahari Blue hazard, lampu LED biru dan putih diduga memancarkan cahaya di atas persyaratan sehingga menggangu kesehatan mata

6. Perkembangan Lampu LEDSaat ini lampu jenis LED merupakan lampu dengan jenis terbaru. Banyak orang yang menggunakan lampu LED karena keuntungan yang didapatkan. Sayangnya, untuk di Negara Indonesia lampu LED masih kurang diminati karena harganya yang mahal. Padahal, jika dibandingkan dengan dampak suasana yang didapatkan, dan lama waktu yang dipakai dan beberapa factor lainnya, LED merupakan lampu yang patut untuk diperhitungkan. Ada beberapa alasan kenapa harus memilih LED: Hemat, karena lebih hemat energy sampai 80% 15 kali lebih lama dibandingkan lampu lainnya Ramah lingkungan, karena tidak mengeluarkan panas dan merkuri Karbonnya rendah Tidak ada sinar UV dan radiasi IR Dapat menghasilkan pencahayaan yang dinamis Tidak menimbulkan silau/glare Terdapat banyak macam bentuk dan warna sesuai dengan kebutuhan dan keinginan

Dalam pengaplikasiannya lampu LED dapat digunakan pada area indoor maupun outdoor

Lampu LED Pada OutdoorSumber: http://804led.com/wp-content/uploads/2013/10/1.jpgLampu LED Pada IndoorSumber: http://www.4newfurniture.com/wp-content/uploads/2013/09/the-amazing-alegra-cafe-and-lounge-in-dubai-1.jpg

Salah satu contoh dan merupakan yang retailer pertama dalam menggunakan lampu LED adalah Outlet Giant yang ke 37 di Bumi Serpong Damai.

Outlet Giant ke 37 di BSD City

BAB IIIPenutup

Jadi, dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa lighting akan terus berkembang seiringnya kebutuhan dan rasa kurang puas dari manusia. Arti dan fungsi pencahayaan pun mulai mengalami perubahan yang awalnya kebutuhan menjadi sebuah gaya hidup.Pencahayaan bukan hanya digunakan pada dalam ruang melainkan juga pada luar ruang dan arsitektur. Pencahayaan juga bukan lagi hanya sebagai penerangan tetapi juga dapat memberikan suasana bahkan memberikan dampak pada tubuh manusia (ritme tubuh). Salah satunya dengan melakukan pencahayaan yang dilakukan secara dinamis (dynamic lighting).Perkembangan teknologi juga berpengaruh pada banyaknya jenis lampu yang digunakan dan lampu yang paling baru adalah lampu LED. Lampu LED merupakan lampu yang baik dan ramah lingkungan dalam penggunaanya walaupun biaya yang dikeluarkan lebih mahal. Tapi, alangkah baiknya untuk mempertimbangkan kembali pemakaian lampu LED dari segi keuntungan yang bisa didapat.

Daftar Pustaka

Ballast, David K. A.I.A. 1992. Interior Design Reference Manual. United State of America: Professional Publications. Inc.B.V. Philips Lighting. 1984. Light and Perception.Darmasetiawan, Christian dan Lestari Puspakesuma. 1991. Teknik Pencahayaan dan Tata Letak Lampu. Jakarta: PT. Grasindo.IESNA. The IESNA Lighting Handbook: Reference and Application. Edisi Sembilan.Livingston, Jason. 2014. Designing With Light: The Art, Science and Practice of ArchitecturalLighting Design. New Jersey: John Wiley & Sons,Inc.Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia www.energyefficiencyasia.orgPile, John F. 1987. Interior Design. Edisi Keempat. Prentice Hall.Satwiko, Prasasto. 2009. Fisika Bangunan. Yogyakarta: ANDI.

28