Upload
merchilliea
View
239
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
1/51
JURNAL PEDIATRIK
“INTERVENSI KEPERAWATAN BERDASARKAN JURNAL PADA PASIEN
DENGAN LEUKEMIA”
Disusun Untuk Memenuhi Tugs Ke!"m#"k P$"%esi Ne$s De#$temen Pe&it$ik
'!eh ( Ke!"m#"k )* + ), RSSA
An- Seti-"$ini ).//*/0///)))*)
Git Pus#its$i ).//*/0///)))./Me$1hi!!ie Es" NG ).//*/0///)))2/
N"3it Wu!n&$i ).//*/0///))))*
PR'GRAM STUDI NERS
4AKULTAS KED'KTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJA5A
MALANG
6/)7
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
2/51
BAB I
PENDA8ULUAN
)9) Lt$ Be!kng
Leukemia ialah keganasan hematologik akibat proses neoplastik yang disertai
gangguan diferensiasi (maturation arrest) pada berbagai tingkatan sel induk hemopoetik,
sehingga terjadi ekspansi progresif dari kelompok (clone) sel ganas tersebut didalam
sumsum tulang, kemudian sel leukemia beredar secara sistemik. Penyebab yang pasti
belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya
leukemia antara lain factor genetic, radiasi ionisasi, terpapar zat kimia, obat-obatan
immunosupresif, factor herediter dan kelainan kromosom. Jaringan pembentuk darah
ditandai oleh pergantian sel yang sangat cepat. ormalnya, produksi sel darah tertentu
dari prekusor sel stem diatur sesuai kebutuhan tubuh. !pabila mekanisme yang mengatur
produksi sel tersebut terganggu, sel akan membelah diri sampai ke tingkat sel yang
membahayakan (proliferasi neoplastik). Proliferasi neoplastik dapat terjadi karena
kerusakan sumsum tulang akibat radiasi, "irus onkogenik, maupun herediter.
Proses terjadinya adalah ketika sel polimorfonuklear dan monosit normalnya
dibentuk hanya dalam sumsum tulang. #edangkan limfosit dan sel plasma dihasilkan
dalam berbagai organ limfogen (kelenjar limfe, limpa, timus, tonsil). $eberapa sel darah
putih yang dibentuk dalam sumsum tulang, khususnya granulosit, disimpan dalam
sumsum tulang sampai mereka dibutuhkan dalam sirkulasi. $ila terjadi kerusakan
sumsum tulang, misalnya akibat radiasi atau bahan kimia, maka akan terjadi proliferasi
sel-sel darah putih yang berlebihan dan imatur. Pada kasus !%L, dimulai dengan
pembentukan kanker pada sel mielogen muda (bentuk dini neutrofil, monosit, atau
lainnya) dalam sumsum tulang dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh sehingga sel-
sel darah putih dibentuk pada banyak organ ekstra medula.
#ecara imunologik, patogenesis leukemia dapat diterangkan sebagai berikut. $ila
"irus dianggap sebagai penyebabnya, maka "irus tersebut dengan mudah akan masuk ke
dalam tubuh manusia dan merusak mekanisme proliferasi. #eandainya struktur
antigennya sesuai dengan struktur antigen manusia tersebut, maka "irus mudah masuk.
$ila struktur antigen indi"idu tidak sama dengan struktur antigen "irus, maka "irus
tersebut akan ditolaknya. #truktur antigen ini terbentuk dari struktur antigen dari
berbagai alat tubuh, terutama kulit dan selaput lendir yang terletak di permukaan tubuh
atau &L-! (&uman Leucocyte Locus !). #istem &L-! diturunkan menurut hukum
genetik, sehingga etiologi leukemia sangat erat kaitannya dengan faktor herediter.
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
3/51
!kibat proliferasi mieloid yang neoplastik, maka produksi elemen darah yang lain
tertekan karena terjadi kompetisi nutrisi untuk proses metabolisme (terjadi
granulositopenia, trombositopenia). #el-sel leukemia juga mengin"asi tulang di
sekelilingnya yang menyebabkan nyeri tulang dan cenderung mudah patah tulang.
Proliferasi sel leukemia dalam organ mengakibatkan gejala tambahan ' nyeri akibat
pembesaran limpa atau hati, masalah kelenjar limfa sakit kepala atau muntah akibat
leukemia meningeal.
alam tahun *++ diperkirakan ada .+++ orang di !merika #erikat yang
terdiagnosis menderita leukemia, * persen di antaranya berumur di atas + tahun.
Leukemia adalah terjadinya produksi sel darah putih yang berlebihan dan merupakan
gangguan pembentukan sel darah putih yang terjadi di sumsum tulang. #el-sel tersebut
tidak berkembang secara normal dan sebagian besar merupakan sel yang masih muda
atau belum matang yang tidak jelas fungsinya.
Pengobatan leukemia tergantung kepada jenis leukemianya, dari hanya diobati
secara simtomatik sampai ke penggantian sumsum tulang yang meskipun agresif sering
dapat menyembuhkan beberapa jenis leukemia. #elain itu ada juga yang menggunakan
obat yang diarahkan ke sel yang tumbuh secara tidak normal itu.
Leukemia akut diterapi dengan menggunakan obat khemoterapi dan/atau
penggantian sumsum tulang. 0ntuk 1LL, adakalanya cukup dengan melakukan
pengamatan selama beberapa 2aktu karena leukemia ini berkembang sangat lambat.
3etapi ketika pertumbuhannya menjadi makin buruk, 1LL diobati dengan obat
kemoterapi. 0ntuk 1%L, terapi standard yang sekarang dipakai adalah menggunakan
obat yang bernama imatinib. 0ntuk pasien usia muda, transplantasi/penggantian sumsum
tulang juga dilakukan untuk menyembuhkan 1%L.
!ngka kesembuhan pada anak-anak kini dapat mencapai 4-5+6 dengan
menggunakan kombinasi baru obat-obat kemoterapi. %asalah terbesar yang dihadapi
dalam mengobati leukemia adalah karena kita tidak mengetahui apa yang menyebabkan
terjadinya pertumbuhan sel darah putih secara tidak normal tersebut. #ementara itu
sampai sekarang obat-obat leukemia yang dapat diarahkan langsung ke sel-sel yang
tumbuh tidak normal itu terus dicari dan diteliti. iagnosis kepera2atan yang muncul
berdasarkan respon pasien pun perlu diperhatikan untuk mengatasi akar penyebab
Leukimia sehingga dapat mencapai kesembuhan optimal pada pasien Leukimia.
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
4/51
)96 Rumusn Ms!h
7. $agaimana analisis rekomendasi inter"ensi terhadap diagnosis kepera2atan
ketidakseimbangan nutrisi' kurang dari kebutuhan tubuh untuk pasien Leukemia8
*. $agaimana analisis rekomendasi inter"ensi terhadap diagnosis kepera2atan resiko
infeksi untuk pasien Leukemia8
. $agaimana analisis rekomendasi inter"ensi terhadap diagnosis kepera2atan
9elelahan untuk pasien Leukemia8
)90 Tu:un
7. %enganalisis dan merekomendasikan inter"ensi terhadap diagnosis kepera2atan
ketidakseimbangan nutrisi' kurang dari kebutuhan tubuh untuk pasien Leukemia.
*. %enganalisis dan merekomendasikan inter"ensi terhadap diagnosis kepera2atan
resiko infeksi untuk pasien Leukemia.
. %enganalisis dan merekomendasikan inter"ensi terhadap diagnosis kepera2atan
9elelahan untuk pasien Leukemia.
)9. Mn%t
- $agi pasien
Pasien diharapkan dapat terhindar dari perburukan kondisi akibat 9elelahan, tidak
terpenuhinya kebutuhan nutrisi sesuai kebutuhan, dan resiko infeksi yang mebuat
anak selalu re2el sepanjang hari karena merasa kesakitan. #elain itu pasien dapat
merasakan kepuasan dan kenyamanan terhadap pera2atan yang baik, sehingga
mencapai kesembuhan optimal.
- $agi klinik
unia klinik mendapatkan pengetahuan dan skill yang baru tentang prosedur
pera2atan pasien leukimia berdasarkan diagnosis kepera2atan yang sering muncul
tersebut yang dapat mencegah terjadinya perburukan kondisi pasien. !plikasi
pera2atan pasien Leukimia yang baik sesuai dengan program yang ada di :# pun
dapat mengoptimalkan kinerja pera2at sesuai dengan panduan prosedur yang jelas
terhadap pera2atan pasien Leukimia.
- $agi mahasis2a kesehatan
%ahasis2a kesehatan sebagai agen perubahan diharapkan menjadi promotor dalam
aplikasi ilmu kepera2atan yang baru untuk memperbaiki kinerja pera2at sehingga
mengoptimalkan efisiensi beban kerja pera2at dan pembiayaan pera2atan yang harus
dikeluarkan pasien Leukimia.
- $agi institusi pendidikan
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
5/51
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
6/51
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
7/51
• Leukemia adalah penyakit neoplastik yang ditandai dengan diferensiasi dan poliferasi sel induk
hematopoietik yang mengalami transfusi dan ganas, menyebabkan supresi dan penggantian elemen
sumsum normal ($aldy, *++)
• 9eganasan hematologik akibat proses neoplastik yang disertai gangguan differensiasi pada berbagai
tingkatan sel induk hematopoietik sehingga terjadi ekspansi progresif dari kelompok sel ganas tersebut
dalam sumsum tulang kemudian sel leukemia beredar secara sistemik (;.% $akta, *++4).
• Leukemia adalah suatu keganasan organ pembuat darah sehingga sumsum tulang
didominasi oleh klon maligna limfositik dan terjadi penyebaran sel-sel ganas tersebut ke
darah dan semua organ tubuh ($ambang, *++5).
• 9anker yang terjadi akibat diferensiasi dan leukosit yang berlebihan (#ayuh 3amher.
*++5).
• 9eganasan hematologis akibat proses neoplastik yang disertai gangguan diferensiasi pada
berbagai tingkatan sel induk hematopoietik (%uttagin, *++@).
• #el leukemia mempengaruhi hematopoiesis sel darah normal dan imunitas penderita. (Aayan, *+7+)
• #ekelompok anak sel yang abnormal yang menghambat semua sel darah lain di sumsum tulang untuk
berkembang secara normal, sehingga mereka tertimbun di sum-sum tulang (1or2in, *++@).
#ifat khas leukemia adalah proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih
dalam sumusm tulang, menggantikan elemen sumsum tulang normal. Juga terjadi proliferasi
di hati,limpa dan nodus limfatikus, dan in"asi organ non hematologis, seperti meninges, traktus
gastrointesinal, ginjal dan kulit. Leukemia adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
proliferasi abnormal dari sel-sel leukosit yang menyebabkan terjadinya kanker pada alat
pembentuk darah sehingga mempengaruhi hematopoesis sel darah normal dan imunitas
penderita.
B9 ETI'L'GI
Balaupun penyebab dasar leukemia yang pasti belum diketahui dan dijelaskan secara
keseluruhan, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia,yaitu'
7. ?enetik
!danya penyimpangan kromosom insidensi leukemia meningkat pada penderita
kelainan kongenital, diantaranya pada sindroma o2n *+C lebih besar dari orang normal,
sindroma $loom, DanconiEs !nemia, sindroma Biskott-!ldrich, sindroma Fllis
"an1re"eld, sindroma 9leinfelter, -3risomy sindrome, sindroma "on :eckinghausen,
dan neurofibromatosis (Biernik, 7@5 Bilson, 7@@7). 9elainan-kelainan kongenital ini
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
8/51
dikaitkan erat dengan adanya perubahan informasi gen, misal pada kromosom *7 atau 1-group
3risomy, atau pola kromosom yang tidak stabil, seperti pada aneuploidy.
a) * #audara kandung
ilaporkan adanya resiko leukemia akut yang tinggi pada kembar identik dimana
kasus-kasus leukemia akut terjadi pada tahun pertama kelahiran. &al ini berlaku juga
pada keluarga dengan insidensi leukemia yang sangat tinggi (Biernik,7@5).
b) Daktor Lingkungan
$eberapa faktor lingkungan di ketahui dapat menyebabkan kerusakan kromosom
dapatan, misal' radiasi, bahan kimia, dan obat-obatan yang dihubungkan dengan
insiden yang meningkat pada leukemia akut, khususnya !LL (Biernik, 7@5 Bilson, 7@@7) .G
*.
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
9/51
fenilbutazon, dan methoCypsoralen dilaporkan menyebabkan kegagalan sumsum tulang yang lambat
laun menjadi !%L ( Dauci, et. al, 7@@5 ).G
. :adiasi
:adiasi dapat meningkatkan frekuensi Leukemia %ielostik !kut (L%!), namun tidak
berhubungan dengan Leukemia Limfositik 9ronis (LL9). Peningkatan resiko leukemia
ditemui juga pada pasien yang mendapat terapi radiasi misal' pembesaran thymic, para
pekerja yang terekspos radiasi dan para radiologis. ata-data pendukung radiasi sebagai
penyebab leukemia '
Para pega2ai radiologi lebih sering menderita leukemia
Penderita dengan radioterapi lebih sering menderita leukemia
Leukemia ditemukan pada korban hidup kejadian $om !tom &irosima dan
agasaki4. #inar :adioaktif
#inar radioaktif merupakan faktor eksternal yang paling jelas dapat menyebabkan
leukemia pada binatang maupun pada manusia. ibuktikan bah2a penderita yang diobati
dengan sinar radioaktif akan menderita leukemia pada 6 klien, dan baru terjadi sesudah
tahun.
5. Leukemia #ekunder
Leukemia yang terjadi setelah pera2atan atas penyakit malignansi lain disebut
#econdary !cute Leukemia (#!L) atau treatment related leukemia. 3ermasuk diantaranya
penyakit &odgin, limphoma, myeloma, dan kanker payudara . &al ini disebabkan karena obat-obatan
yang digunakan termasuk golongan imunosupresif selain menyebabkan dapat
menyebabkan kerusakan ! . Leukemia biasanya mengenai sel-sel darah putih.
Penyebab dari sebagian besar jenis leukemia tidak diketahui. Pemaparan terhadap
penyinaran (radiasi) dan bahan kimia tertentu (misalnya benzena) dan pemakaian obat
anti kanker, meningkatkan resiko terjadinya leukemia. Hrang yang memiliki kelainan
genetik tertentu (misalnya sindroma o2n dansindroma Danconi), juga lebih peka
terhadap leukemia.
@. Daktor ;nfeksi
$anyak ahli yang menduga bah2a faktor infeksi oleh suatu bahan yang menyebabkan
reaksi sangat berperan dalam etiologi leukemia (;mam #upandiman. 7@@4 #yl"ia
!nderson Price. 7@@).
;9 4AKT'R RESIK' 0sia
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
10/51
0sia seseorang akan berpengaruh terhadap imunitas seseorang. #emakin bertambah
usianya maka akan semakin berkurang imunitas tubuhnya yang akan berpengaruh
terhadap proliferasi sel abnormal ganas yang akan menyerang tubuh.
Lingkungan
Daktor lingkungan berpengaruh terhadap keparahan leukemia. %asyarakat yang
dekat/tinggal di area industri dapat terkena racun lingkungan seperti benzena dan
insektisida yang memperburuk kondisi pasien. Hrang-orang dengan paparan zat kimia
(misal'benzene, !rsen, pestisida, kloram fenikol, fenil $utazon, dan agen neoplastik)
akan berisiko lebih tinggi untuk terjangkit leukemia. 9ontak dengan radiasi ionisasi
disertai manifestasi leukemia (#yl"ia !nderson Price. 7@@). Paparan pada tingkat-tingkat
yang tinggi dari benzene pada tempat kerja dapat menyebabkan leukemia. $enzene
digunakan secara luas di industri kimia begitu juga dengan Dormaldehyde yang beresiko
leukemia lebih besar.
?enetik
#uatu studi ?enetika &ematologi menemukan bah2a anak-anak yang lahir dari
beberapa pasangan yang telah dijadikan sample penelitian terbukti bah2a anak-anak
tersebut menderita leukemia karena memba2a faktor genetik dari orang tuanya. 9elaman
kongenital dengan aneuloidi, misalnya !granulositosis congenital, sindrom Fllis
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
11/51
seperti sering mengkonsumsi bahan yang berpenga2et dalam jangka lama bisa
menyebabkan leukemia.
:i2ayat Penyakit
%isalnya selain mengalami Leukemia, pasien juga mengalami anemia dan pneumoniayang berkaitan dengan ikatan oksidasi hemoglobin, apabila tidak mencapai standar
normal yang dibutuhkan tubuh maka akan terjadi hematopoiesis abnormal.
:adiasi ;onik
Hrang-orang yang selamat dari ledakan bom atom akan berisiko relati"e keseluruhan
untuk berkembang menjadi leukemia akut.
Ffek pengobatan
#eseorang dengan radioterapi dan kemoterapi bias meningkatkan resiko terjangkitleukemia. #etiap keadaan sumsum tulang hipopastik, kelihatannya merupakan
predisposisi terhadap leukemia.
Daktor penyakit yang didapat
Penyakit yang didapat dengan resiko terkena leukemia mencakup mielofibrosis,
polisitemia "era, dan anemia refraktori sideroblastik. %ieloma multipel dan penyakit
&odgkin juga menunjukkan peningkatan resiko terhadap terjadinya penyakit ini
(3ambayong, *+++).
;nfeksi "irus
Pada a2al 7@5+, di isolasi "irus &3L
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
12/51
Leukemia akut dihubungkan dengan a2itan (onset) cepat, jumlah leukosit tidak
matang berlebihan, dengan cepat menjadi anemia, trombositopenia berat, demam tinggi, lesi
infektif pada mulut dan tenggorok, perdarahan dalam area "ital, akumulasi leukosit dalam
organ "ital dan infeksi berat. (3ambayong, *+++).
Leukemia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat,
mematikan dan memburuk. !pabila tidak diobati segera, maka penderita dapat meninggal.
Leukemia juga dapat diklasifikasikan berdasarkan maturasi sel dan tipe sel asal.
%enurut maturasinya menjadi akut dan kronis, sedang tipe sel asal dibedakan berdasarkan
mielositik dan limfositik.
7. Luekemia Limfositik !kut (!LL)
ianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. #ering terjadi pada anak-anak (4-
5+6), laki-laki lebih banyak dibanding perempuan, puncak insiden usia =tahun, setelah
usia 7 !LL jarang terjadi. %anifestasi limfosit immatur berproliferasi dalam sumsum
tulang dan jaringan perifer, sehingga mengganggu perkembangan sel normal. Leukemia yang
mengenai stem sel hematopoietik yang kelak berdiferensiasi ke semua sel mieloid'
monosit, granulosit ($asofil, eutrofil, dan Fusinofil), eritrosit dan trombosit. Penyakit
ini juga terdapat pada de2asa yang terutama telah berumur tahun/lebih.
9eganasan klonal dari sel-sel perkusor limfoit. Lebih dari 5+6 kasus, sel-sel ganas
berasal dari limfoit $ dan sisanya merupakan leukemia sel 3. Leukemia jenis ini adalah
leukemia yang paling sering terjadi pada anak-anak. Lebih sering terjadi pada anak laki-
laki (&andayani, *++5).
!cute Limphocytic Leukemia (!LL) sendiri terbagi menjadi , yakni '
• L7 #el-sel leukemia terdiri dari limfoblas yang homogen dan L7 ini banyak
menyerang anak-anak. !LL dengan sel limfoblast kecil-kecil dan merupakan 5=6
dari !LL.
• L* 3erdiri dari sel sel limfoblas yang lebih heterogen bila dibandingkan dengan L7.
!LL jenis ini sering diderita oleh orang de2asa. #el lebih besar, inti ireguler,
kromatin bergumpal, nukleoli prominen dan sitoplasma agak banyak, merupakan 7=6
dari !LL.
• L 3erdiri dari limfoblas yang homogen, dengan karakteristik berupa sel $urkitt, yaitu
sitoplasma basofil dengan banyak "akuola dan hanya merupakan 76 dari !LL.
3erjadi baik pada orang de2asa maupun anak-anak dengan prognosis yang buruk .
?ejala klinisnya ' gejala tersering yang dapat terjadi adalah rasa lelah, panas tanpa infeksi purpura,
nyeri tulang dan sendi, penurunan berat badan, serta sering ditemukan suatu massa abnormal. Pada
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
13/51
pemeriksaan fisik didapat splenomegali, hepatomegali, limfadenopati, nyeri tekan pada tulang dada,
ekimosis, dan perdarahan retina.
*. Leukemia %ielogenus !kut (!%L)
%engenai sel stem hematopeotik yang kelak berdiferensiasi ke semua sel %ieloid'
monosit, granulosit, eritrosit, eritrosit dan trombosit. #emua kelompok usia dapat terkena,
insidensi meningkat sesuai bertambahnya usia. ;nsiden !%L kira-kira *-/7++.+++
penduduk, L%! lebih sering ditemukan pada usia de2asa (56) daripada anak-anak
(76). itemukan lebih sering pada laki-laki daripada 2anita.
?ejala klinis yang dapat terlihat pada klien L%! adalah rasa lelah, pucat, nafsu
makan hilang, anemia, petekie, perdarahan, nyeri tulang, serta infeksi dan pembesaran
kelenjar getah bening, limpa, hati, dan kelenjar mediastinum. kadang-kadang juga
ditemukan hipertrofi gusi, khususnya pada leukemia akut monoblastik dan
mielomonolitik.
%erupakan leukemia nonlimfositik yang paling sering terjadi. Leukemia %ielogenus
!kut (!%L) terbagi menjadi 5 tipe '
%o ( !cute 0ndifferentiated Leukemia 6)
%erupakan bentuk paling tidak matang dari !%L, yang juga disebut sebagai !%L
dengandiferensiasi minimal.
%7 ( !cute %yeloid Leukemia tanpa maturasi 76-*+6)
%erupakan leukemia mieloblastik klasik yang terjadi hampir seperempat dari
kasus !%L.Pada !%L jenis ini terdapat gambaran azurophilic granules dan !uer
rods. an sel leukemik dibedakan menjadi * tipe, tipe 7 tanpa granula dan tipe *
dengan granula, dimana tipe 7dominan di %7.
%* ( !kut %yeloid Leukemia *6-+6)
#el leukemik pada %* memperlihatkan kematangan yang secara morfologi
berbeda, dengan jumlah granulosit dari promielosit yang berubah menjadi granulosit
matang berjumlah lebihdari 7+ 6 . Jumlah sel leukemik antara + I @+ 6. 3api lebih dari + 6
dari jumlah sel-selsumsum tulang di %* adalah mielosit dan promielosit.
% ( !cute Promyelocitic Leukemia 6-7+6)
#el leukemia pada % kebanyakan adalah promielosit dengan granulasi berat,
stain mieloperoksidase K yang kuat. ukleus ber"ariasi dalam bentuk maupun ukuran, kadang-
kadang berlobul. #itoplasma mengandung granula besar, dan beberapa promielosit
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
14/51
mengandung granula berbentuk seperti debu. !danya isseminated
;ntra"askular 1oagulation (;1) dihubungkan dengan granula-granula abnormal ini.
%= ( !cute %yelomonocytic Leukemia *+6)
3erlihat * ( dua ) type sel, yakni granulositik dan monositik, serta sel-selleukemik lebih dari + 6 dari sel yang bukan eritroit. %= mirip dengan %7, dibedakan dengan
cara *+6 dari selyang bukan eritroit adalah sel pada jalur monositik, dengan tahapan maturasi yang
berbeda-beda. Jumlah monosit pada darah tepi lebih dari +++ /uL. 3anda lain dari
%= adalah peningkatan proporsi dari eosinofil di sumsum tulang, lebih dari 6 darisel yang
bukan eritroit, disebutdengan %= dengan eoshinophilia. Pasien-pasien dengan !%L
type %= mempunyai responterhadap kemoterapi-induksi standar.
%=Fo, Leukemia %ielomonositikdengan Fosinofil !bnormal (6-7+6).
% ( !cute %onocytic Leukemia *6-@6)
Pada % terdapat lebih dari 5+6 dari sel yang bukan eritroit adalah monoblas,
promonosit,dan monosit. 3erbagi menjadi dua, %a dimana sel monosit dominan
adalah monoblas,sedang pada %b adalah promonosit dan monosit. %a jarang
terjadi dan hasil pera2atannyacukup baik.
% ( Frythroleukemia 6-6)
#umsum tulang terdiri lebih dari +6 eritroblas dengan derajat berbeda dari
gambaranmorfologi $izzare. Fritroblas ini mempunyai gambaran morfologi
abnormal berupa bentuk multinukleat yang raksasa. Perubahan megaloblastik ini
terkait dengan maturasi yang tidak sejalan antara nukleus dan sitoplasma . %
disebut %yelodisplastic #yndrome ( %# ) jikasel leukemik kurang dari +6 dari sel
yang bukan eritroit . % jarang terjadi dan biasanyakambuhan terhadap kemoterapi-induksi
standar .
%4 ( !cute %egakaryocytic Leukemia 6-7*6)
$eberapa sel tampak berbentuk promegakariosit/megakariosit. ( Aoshida, 7@@5
Betzler dan$loomfield, 7@@5 )Leukemia %ielogenus 9ronis (1%L) juga dimasukkan
dalam sistem keganasan sel stemmieloid. amun lebih banyak sel normal dibanding
bentuk akut, sehingga penyakit ini lebihringan. 1%L jarang menyerang indi"idu di
ba2ah *+ tahun. %anifestasi mirip dengangambaran !%L tetapi tanda dan gejala
lebih ringan, pasien menunjukkan tanpa gejala selama bertahun-tahun, peningkatan
leukosit kadang sampai jumlah yang luar biasa, limpamembesar.Leukemia
Limfositik 9ronis (1LL) merupakan kelainan ringan mengenai indi"idu usia
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
15/51
+sampai 4+ tahun. %anifestasi klinis pasien tidak menunjukkan gejala, baru
terdiagnosa saat pemeriksaan fisik atau penanganan penyakit lain.
E9 MANI4ESTASI KLINIS
#ifat khas leukemia adalah proliferasi tidak teratur/akumulasi sel darah putih dalam
sumsum tulang, menggantikan elemen sumsum tulang normal. Juga proliferasi di hati, limfa,
dan nodus limfatikus, serta in"asi organ nonhematologis, seperti meningitis, traktus
gastrointestinal, ginjal dan kulit.
7. Leukemia !kut (ational 1ancer ;nstitute , *++5)
Limfosit imatur berproliferasi di sumsum tulang > jaringan perifer, serta terakumulasi
elisana. &al diatas mengakibatkan adanya gangguan pada perkembangan sel normal.
Leukemia akut juga memperlihatkan gejala klinis yang mencolok. ?ejala leukemiaakut dapat digolongkan menjadi besar, yaitu'
a) ?ejala kegagalan sumsum tulang'
!nemia menimbulkan gejala pucat, lemah, letargi(kesadaran menurun),
pusing, sesak, nyeri dada.
etropenia menimbulkan infeksi yang ditandai oleh demam, infeksi rongga
mulut, tenggorok, kulit, saluran nafas, dan sepsis sampai syok peptik. Pasien
sering menunjukkan gejala infeksi/perdarahan/keduanya pada 2aktu
diagnosis. 3rombositopenia menimbulkan easy bruisisng, perdarahan mukosa, seperti
perdarahan gusi, epistaksis, ekimusis, (perdarahan dalam kulit), serta
perdarahan saluran cerna dan sistem saluran kandung kemih.
!noreksia adalah tidak adanya/hilangnya selera makan.
Pasien dengan jumlah sel darah putih meningkat secara nyata dalam sirkulasi
(jumlahnya melebihi *++.+++/mm) dapat menunjukkan gejala hiper"iskositas.
?ejala ini mencakup nyeri kepala, perubahan penglihatan, kebingungan dan
dispenia yang memerlukan leukoforensis segera (pembuangan leukosit melalui
pemisah sel).
b) 9eadaan hiperkatabolik, yang ditandai oleh'
9aheksia
9eringat malam (gejala hipermetabolisme)
&iperurikemia yang dapat menimbulkan gout dan gagal ginjal
emam dan banyak keringat
c) ;nfiltrasi ke dalam organ menimbulkan arganomegali dan gejala lain, seperti'
yeri tulang > nyeri sternum karena infark tulang (infiltrate subperiosteal)
karena infiltrasi sumsum tulang oleh sel-sel leukemia. Limfadenopati, splenomegali dan hepatomegali
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
16/51
&ipertrofi gusi dan infiltrasi kulit
#indrom menigeal' sakit kepala, mual muntah, mata kabur, kaku kuduk.
d) Perdarahan kulit '
!traumatic ecchymosis' $ercak perdarahan yang kecil pada kulit/membran
mukosa, lebih besar dari petekia, yang membentuk bercak biru/ungu yang bundar/tidak teratur serta tanpa ele"asi.
Petechiae
Purpura' Perdarahan kecil didalam kulit, membrane mukosa/ permukaan
serosa.
e) Perdarahan gusi
&epatomegali ' pembesaran &ati
#plenomegali ' pembesaran Limpa
Limfadenopati ' ppnyakit 9elenjar Limfe
%assa di %edias tinum ' sering pada LL! sel 3
Leukemia sistem saraf pusat ' nyeri kepala, muntah (gejala tekanan tinggi
intrakranial), perubahan pada status mental, kelumpuhan saraf otak terutama
saraf
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
17/51
3rombositopenia mengakibatkan perdarahan yang dinyatakan dengan petekie,
epitaksis (perdarahan hidung), hematoma pada membrane mukosa, serta
pendarahan saluran cerna dan system saluran kemih. !nemia bukan merupakan
manifestasi a2al disebabkan karena umur eritrosit yang panjang (7*+ hari). Jika
terdapat anemia akan ditemukan pusing dan gejala kelelahan dan dipnea 2aktu
kerja fisik disertai pucat yang nyata (#yl"ia !nderson Price. 7@@).
L%! (%uttaMin, *++@)
L%! tidak selalu dijumpai Leukositosis
Leukositosis terjadi pada sekitar +6 kasus L%! , 76 leukosit normal dan
6 mengalami netropenia
#el-sel $last dalam jumlah signifikan ditemukan di darah tepi terlihat pada
56 penderita L%! ?ejala klinisnya ' lelah, pucat, anoreksia, anemia, petekie, perdarahan, nyeri
tulang, infeksi > limfadenopati, &epatomegali, splenomegali, hipertrofi gusi,
dll.
*. Leukemia 9ronis (ational 1ancer ;nstitute, *++5)
Leukemia kronis tidak menampilkan gejala yang spesifik tetapi gejala yang dapat juga
menjadi gejala penyakit lain seperti demam tidak tinggi, letih, keringat dingin, perut
sering merasa tidak enak dan adakalanya terdapat juga pembesaran limfa. 9adangkala
juga terjadi kehilangan nafsu makan dan berat badan menurun. $iasanya gejala-gejala
ringan tersebut berlangsung selama -5 bulan.
49 PAT'4ISI'L'GI
Penyakit leukemia ditandai oleh adanya proliferasi tak terkendali dari satu atau
beberapa jenis sel darah. &al ini terjadi karena adanya perubahan pada kromosom sel induk
sistem hemopoetik. #el sistem hemopoetik adalah sel yang terus menerus berproliferasi,
karena itu sel ini lebih potensial untuk bcrtransformasi menjadi sel ganas dan lebih peka
terhadap obat toksik seperti sitostatika dan radiasi. Penelitian morfologik menunjukkan
bah2a pada Leukemia Limfositik !kut (LL!) terjadi hambatan diferensiasi dan sel limfoblas
yang neoplastik memperlihatkan 2aktu generasi yang memanjang, bukan memendek. Hleh
karena itu, akumulasi sel blas terjadi akibat ekspansi klonal dan kegagalan pematangan
progeni menjadi sel matur fungsional. !kibat penumpukan sel blas di sumsum tulang, sel
bakal hemopoetik mengalami tekanan.
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
18/51
9elainan paling mendasar dalam proses terjadinya keganasan adalah kelainan genetik
sel. Proses transformasi menjadi sel ganas dimulai saat ! gen suatu sel mengalami
perubahan. !kibat proliferasi sel yang tidak terkendali ini tcrjadi kenaikan kadar satu atau
beberapa jenis sel darah dan penghambatan pembentukan sel darah lainnya dengan akibat
terjadinya anemia, trombositopenia dan granulositopenia.
Perubahan kromosom yang terjadi merupakan tahap a2al onkogenesis dan prosesnya
sangat kompleks, melibatkan faktor intrinsik (host) dan ekstrinsik (lingkungan).
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
19/51
Anoreksia tidaks i
mbangan
nutrisi:
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
20/51
G9 PENATALAKSANAAN
Pent!ksnn 4$mk"!"gis
!da banyak cara penanganan yang dapat dilakukan pada penderita leukemia dan
setiap penanganan mempunyai keunggulan masing-masing. 3ujuan pengobatan pasien
leukemia adalah meneapai kesembuhan total dengan menghancurkan sel-sel leukemia. 0ntuk
itu, penderita leukemia harus menjalani kemoterapi dan harus dira2at di rumah
sakit.#ebelum sumsum tulang kembali berfungsi normal, penderita mungkin memerlukan
transfusi sel darah merah untuk mengatasi anemia, transfusi trombosit untuk mengatasi
perdarahan, antibiotik untuk mengatasi infeksi. $eberapa kombinasi dari obat kemoterapi
sering digunakan dan dosisnya diulang selama beberapa hari atau beberapa minggu. #ecara
umum penanganan pada penderita leukemia sebagai berikut'
7. 9emoterapi#ebagian besar pasien leukemia menjalani kemoterapi. Jenis pengobatan kanker ini
menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel leukemia. 3ergantung pada jenis
leukemia, pasien bisa mendapatkan satu jenis obat atau kombinasi dari dua obat atau
lebih.
Pasien leukemia bisa mendapatkan kemoterapi dengan berbagai cara'
• %elalui mulut
• engan suntikan langsung ke pembuluh darah (atau intra"ena)
• %elalui kateter (tabung kecil yang fleksibel) yang ditempatkan di dalam
pembuluh darah balik besar, seringkali di dada bagian atas - Pera2at akan
menyuntikkan obat ke dalam kateter, untuk menghindari suntikan yang
berulang kali. 1ara ini akan mengurangi rasa tidak nyaman dan/atau cedera
pada pembuluh darah/kulit.
• engan suntikan langsung ke cairan cerebrospinal - jika ahli patologi
menemukan sel-sel leukemia dalam cairan yang mengisi ruang di otak dan
sumsum tulang belakang, dokter bisa memerintahkan kemoterapi intratekal.
okter akan menyuntikkan obat langsung ke dalam cairan cerebrospinal .
%etode ini digunakan karena obat yang diberikan melalui suntikan ;< atau
diminum seringkali tidak mencapai sel-sel di otak dan sumsum tulang
belakang.
• 3erdapat tiga fase pelaksanaan kemoterapi '
a. Dase induksi imulasi
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
21/51
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
22/51
induk ( stem cell ) yang sehat melalui tabung fleksibel yang dipasang di pembuluh darah
besar di daerah dada atau leher. #el-sel darah yang baru akan tumbuh dari sel-sel induk
( stem cell ) hasil transplantasi.
#etelah transplantasi sel induk ( stem cell ), pasien biasanya harus menginap di
rumah sakit selama beberapa minggu. 3im kesehatan akan melindungi pasien dari infeksi
sampai sel-sel induk ( stem cell ) hasil transplantasi mulai menghasilkan sel-sel darah putih
dalam jumlah yang memadai.
3ransplantasi sumsum tulang merupakan prosedur dimana sumsum tulang yang
rusak digantikan dengan sumsum tulang yang sehat. #umsum tulang yang rusak dapat
disebabkan oleh dosis tinggi kemoterapi atau terapi radiasi. #elain itu, transplantasi
sumsum tulang juga berguna untuk mengganti sel-sel darah yang rusak karena kanker.
3ransplantasi sumsu tulang dapat menggunakan sumsum tulang pasien sendiri yang
masih sehat. &al ini disebuttransplantasi sumsum tulang autologus. 3ransplantasi
sumsum tulang juga dapat diperoleh dari orang lain. $ila didapat dari kembar identik,
dinamakan transplantasi syngeneic. #edangkan bila didapat dari bukan kembar identik,
misalnya dari saudara kandung, dinamakan transplantasi allogenik. #ekarang ini,
transplantasi sumsum tulang paling sering dilakukan secara allogenik.
Ffek samping transplantasi sumsum tulang tetap ada, yaitu kemungkinan infeksi
dan juga kemungkinan perdarahan karena pengobatan kanker dosis tinggi. &al ini dapat
ditanggulangi dengan pemberian antibiotik ataupun transfusi darah untuk mencegah
anemia. !pabila berhasil dilakukan transplantasi sumsum tulang, kemungkinan pasien
sembuh sebesar 4+-5+6, tapi masih memungkinkan untuk kambuh lagi. 9alau tidak
dilakukan transplantasi sumsum tulang, angka kesembuhan hanya =+-+6.3erapi stem
cell yang rutin digunakan untuk mengobati penyakit saat ini adalah transplantasi stem cell
de2asa dari sumsum tulang belakang dan darah perifer serta darah tali pusat bayi.
9 Stem ;e!! Sumsum Tu!ng Be!kng
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
23/51
3erapi stem cell yang dikenal baik sekarang ini adalah transplantasi stem cell
sumsum tulang belakang yang digunakan untuk mengobati leukimia dan kanker lain yang
termasuk penyakit keganasan darah. Leukimia adalah kanker sel-sel darah atau leukosit.
#eperti sel-sel darah merah lain, leukosit dibuat dalam sumsum tulang belakang melalui
sebuah proses yang dimulai dengan stem cell de2asa multipoten (dapat berdiferensiasi
menjadi sel-sel penting dalam tubuh). Leukosit de2asa dilepaskan ke dalam aliran darah
dimana mereka bekerja untuk mela2an infeksi dalam tubuh. isebut leukimia ketika
leukosit mulai tumbuh dan berfungsi abnormal menjadi kanker. #el-sel abnormal ini tidak
dapat mela2an infeksi dan dapat mengganggu fungsi organ lain.
3erapi leukimia bergantung pada menghilangkan leukosit abnormal pada pasien
dan membiarkan sel yang sehat untuk tumbuh pada tempatnya. #atu cara untuk lakukan
ini melalui kemoterapi menggunakan obat yang keras untuk mencari dan membunuh sel-
sel abnormal.9etika kemoterapi sendiri tidak dapat menghancurkan sel-sel abnormal,
tenaga medis kadang lebih memilih transplantasi sumsum tulang belakang.Pada
transplantasi sumsum tulang belakang, stem cell sumsum tulang belakang pasien
tergantikan dengan donor sehat yang cocok. 0ntuk melakukan hal ini, sumsum tulang
belakang pasien dan leukosit abnormal pertama-tama dihancurkan menggunakan
kombinasi terapi dan radiasi. #elanjutnya, sampel donor sumsum tulang belakang yang
mengandung stem cell yang sehat dimasukkan ke dalam aliran darah pasien. Jika
transplantasi sukses, stem cell akan berpindah ke sumsum tulang belakang pasien dan
memproduksi leukosit sehat yang baru untuk menggantikan sel-sel abnormal.
>9 Stem ;e!! D$h Pe$i%e$
#ebagian besar stem cell darah tersimpan di dalam sumsum tulang belakang,
sementara sejumlah stem cell muncul dalam aliran darah. Stem cell darah perifer
multipoten dapat digunakan seperti sumsum tulang belakang untuk mengobati leukemia,
kanker lain dan berbagai gangguan darah.Stem cell dari darah perifer lebih mudah untuk
dikumpulkan dibandingkan dengan stem cell sumsum tulang belakang yang harus
diekstrak dari dalam tulang. &al ini yang membuat stem cell darah perifer merupakan
pilihan pengobatan yang tidak seefektif stem cell sumsum tulang belakang. 9arena
ternyata, stem cell darah perifer jumlahnya sedikit dalam aliran darah sehingga
mengumpulkan untuk melakukan transplantasi dapat menimbulkan masalah.
19 Stem ;e!! D$h T!i Pust
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
24/51
$ayi baru lahir tidak membutuhkan tali pusat sehingga tali pusat ini akan dibuang.
alam beberapa tahun ini, darah kaya akan stem cell multipoten ditemukan dalam tali
pusat terbukti berguna dalam mengobati beberapa jenis masalah kesehatan yang sama
pada pasien yang diterapi dengan stem cell sumsum tulang belakang dan darah perifer.
3ransplantasi stem cell darah tali pusat lebih sedikit untuk ditolak dibandingkan stem cell
sumsum tulang belakang dan darah perifer. &al ini mungkin disebabkan stem cell
sumsum tulang belakang dan darah perifer belum berkembang sehingga dapat dikenali
dan diserang oleh kekebalan tubuh resipien.Juga, karena darah tali pusat baru memiliki
sedikit sel-sel kekebalan yang berkembang, sehingga risiko kecil sel-sel yang
ditransplantasi akan menyerang tubuh resipien, sebuah masalah yang disebut penyakit
graft versus host .$aik keanekaragaman dan ketersediaan stem cell darah tali pusat
membuat menjadi sumber poten untuk terapi transplantasi.3erapi stem cell seakan
menjadi titik terang dalam dunia gelap yang dihadapi para penderita penyakit keganasan
darah seperti multiple myeloma, chronic lymphatic leukemia,dan thallasemia mayor . 3api
ternyata, tidak hanya mereka melainkan penderita penyakit lainnya juga dapat
disembuhkan karena terapi stem cell di luar negeri telah terbukti berhasil mengobati
penyakit, infark miokard jantung, stroke, alzheimer, dan lain-lain.
Te$#i
0mumnya pengobatan ditujukan terhadap penegahan kambuh dan mendapatkan masa
remisi yang lebih lama. 0ntuk mencapai keadaan tersebut , pada prinsipnya dipakai pola
dasar pengobatan sebagai berikut '
7. ;nduksi.imaksudkan untuk mencapai remisi, yaitu dengan pemberianberbagi obat
tersebut diatas, baik secara sistematik maupun intratekal sampai sel blas dalam
sumsum tulang kurang dari 6.
*. 9onsolidasi. Aaitu agar sel yang tersisa tidak cepat memperbanyak diri.
. :umat (maintenance). 0ntuk mempertahankan masa remisi, sedapat-dapatnya suatu
masa remisi yang lama. $iasanya dilakukan dengan pemberian titostatika separuh
dosis biasa.
=. :einduksi. imaksudkan untuk mencegah relaps. :einduksi biasanya dilakukan
setiap - bulan dengan pemberian obat-obat seperti pada induksi selama 7+-7= hari.
. %encegah terjadinya leukemia susunan saraf pusat. 0ntuk hal ini diberikan %3N
intratekal pada 2aktu induksi untuk mencegah leukemia meningeal dan radiasi kranial
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
25/51
sebanyak *.=++-*.++ rad. 0ntuk mencegah leukemia meningeal dan leukemia
serebral. :adiasi ini tidak diulang pada reinduksi.
. Pengobatan imunotologik. iharapkan semua sel leukemia dalam tubuh akan hilang
sama sekali dan dengan demikian diharapkan penderita dapat sembuh sempurna.
Imun"te$#i
;munoterapi, merupakan cara pengobatan yang terbaru. #etelah tercapai remisi dan
jumlah sel leukemia cukup rendah (7+-7+), imunoterapi mulai diberikan. Pengobatan
yang aspesifik dilakukan dengan pemberian imunisasi $1? atau dengan 1orynae
bacterium dan dimaksudkan agar terbentuk antibodi yang dapat memperkuat daya tahan
tubuh. Pengobatan spesifik dikerjakan dengan penyuntikan sel leukemia yang telah
diradiasi. engancara ini diharapakan akan terbentuk antibodi yang spesifik terhadap sel
leukemia, sehingga semua sel patologis akan dihancurkan sehingga diharapkan penderita
leukemia dapat embuh sempurna.$1? diberikan * minggu setelah
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
26/51
Opiatelet concentrates dan plasma beku segar untuk memlengkapi faktora pembekuan,
digunakan sampai dicapai remisi).
7. !ngka remisi lebih rendah (+6 - 5+6).
*. :emisi sering memakan 2aktu lebih lama untuk dicapai.
. &anya obat mielotoksik yang bernilai besar, dengan kurang selekti"itas antara sel
leukaemik dan sel sumsum tulang normal.
=. 9egagalan sumsum tulang berat dan lama, pera2atan penunjang intensif dibutuhkan
dan kematian dini biasa terjadi, khususnya pada pasien diatas + tahun.
. :emisi lebih sebentar, nilai terapi pemeliharaan kurang jelas, dan jarang bertahan
hidup lama.
Profilaksis ##P biasa tidak diberika pada !%L, 2alaupun kekambuhan meningeal
(meningeal relapse) memang terjadi pada beberapa kasus, teristime2a pada anak-anak
dan de2asa muda, dimana metotreksat intratekal dapat digunakan sebagai profialiktik.• 3erapi :adiasi
3erapi :adiasi (juga disebut sebagai radioterapi) menggunakan sinar berenergi tinggi
untuk membunuh sel-sel leukemia. $agi sebagian besar pasien, sebuah mesin yang besar
akanmengarahkan radiasi pada limpa, otak, atau bagian lain dalam tubuh tempat
menumpuknyasel-sel leukemia ini. $eberapa pasien mendapatkan radiasi yang diarahkan
ke seluruh tubuh.(;radiasi seluruh tubuh biasanya diberikan sebelum transplantasi
sumsum tulang).
• 3erapi :adioterapi
:adioterapi menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel leukemia.
#inar berenergi tinggi ini ditunjukkan terhadap limfa atau bagian lain dalam tubuh tempat
menumpuknya sel leukemia. Pengobatan dengan cara ini dapat diberikan jika terdapat
keluhan pendesakan karena pembengkakan kelenjar getah bening setempat.
• 3ransplantasi #umsum tulang
3ransplantasi sumsum tulang dilakukan untuk mengganti sumsum tulang yang rusak
karena kanker dengan sumsum tulang yang sehat.
• 3erapi #uportif
$erfungsi untuk mengatasi akibat-akibat yang ditimbulkan penyakit leukemia dan
mengatasi efek samping obat. %isalnya transfusi darah untuk penderita leukemia dengan
keluhan anemia, transfusi trombosit untuk mengatasi perdarahan dan antibiotik untuk
mengatasi infeksi.
89 PEMERIKSAAN PENUNJANG
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
27/51
!dapun pemeriksaan penunjang pada Leukemia secara umum '
• 3es darah Q laboratorium akan memeriksa jumlah sel Q sel darah. Leukimia
menyebabkan jumlah selQsel darah putih meningkat sangat tinggi, dan jumlah
trombosit dan hemoglobin dalam selQsel darah merah menurun. Pemeriksaanlaboratorium juga akan meneliti darah untuk mencari ada tidaknya tanda-tanda
kelainan pada hati atau ginjal.
• igunakan untuk mengetahui kadar &b-Fritrosit, leukosit dan trombosit.
- &b rendah R 7+ g/7++ ml
(' de2asa' Pria 7,-75 g/dl, 2anita 7*-7 g/dl anak' bln-7 th 7+-7 g/dl, -7=
th 77-7 g/dl)
- 3rombositopenia R +.+++/mm
- Leukosit meningkat dapat lebih dari *++.+++/mm, normal atau menurun, kurang
dari 7+++/mm
!pusan arah 3epi
igunakan untuk mengetahui morfologi sel darah berupa bentuk, ukuran, maupun
2arna sel-sel darah, yang dapat menunjukkan kelainan hematologi.
• #umsum 3ulang
%erupakan tes diagnostik yang sangat penting untuk mendiagnostik dan menetapkan
sel maligna. !danya hiperseluler, sel sumsum tulang diganti sel leukosit.
Perbedaan pada pemeriksaan darah tepi dan sumsum tulang
3est L%! LL! L%9 LL9
arah
3epi
-sel darah putih
normal
kurang/meningkat
bisa disertai
mieloblas
-trombositopenia
-anemia
-sel darah putih
meningkat disertai
limfositosis
-hitung sel darah
putih dapat
normal/berkurang
-trombositopenia-anemia
-sel darah putih
meningkat
terutama
granulosit
-trombositopenia
-anemia
-meningkatkan
limfosit de2asa
yang kecil
-trombositopenia
-anemia
#um
sum
tulang
&iperseluler +6
%ieloblas
&iperseluler
disertai infiltrasi
limfoblas
Jiperseluler *6
blas megakariosit
+6 limfosit
• $iopsi Q dokter akan mengangkat sumsum tulang dari tulang pinggul atau tulang
besar lainnya. !hli patologi kemudian akan memeriksa sampel di ba2ah mikroskop,
untuk mencari sel Q sel kanker. 1ara ini disebut biopsi, yang merupakan cara terbaik
untuk mengetahui pakah ada sel Q sel leukemia di dalam sumsum tulang.
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
28/51
• #itogenetik Q Laboratorium akan memeriksa kromosom sel dari sampel darah tepi,
sumsum tulang atau kelenjar getah bening.
• Processus #pinosus Q dengan meggunakan jarum yang panjang dan tipis, dokter
perlahan Q lahan akan mengambil cairan cerebrospinal (cairan yang mengisi ruang disekitar otak dan sumsum tulang belakang). Prosedur ini berlangsung sekitar + menit
dan dilakukan dengan anastesi local. Pasien harus berbaring selama beberapa jam
setelahnya, agar tidak pusing. Laboratorium akan memeriksa cairan apakah ada sel Q
sel Leukimia atau tanda Q tanda penyakit lainnya.
• #inar N pada dada Q sinar N ini dapat mengetahui tandaQtanda penyakit di dada.
3ranfusi dan 9emoterapi Leukimia
o efinisi, jenis, peran pera2at' pra, intra, post, komponen darah, efek samping, dan
cara mengatasi
o 9emoterapi' efek samping, peran pera2at dalam cara mengatasi
I9 Pe$n Pe$?t &!m Kem"te$#i
7. Ffek #amping 9emoterapi.
epresi
%ual
%untah
iare
:ambut rontok
%asalah kulit
afsu makan berkurang
?angguan otot dan saraf
*. Penanganan Ffek #amping
epresi
Hlahraga dapat membantu melepaskan berbagai zat kimia tubuh yang mela2an
depresi dan stress.
%anjakan diri dengan berlibur sejenak dapat mengurangi tingkat depresi.
:esep anti depresan dapat mengurangi gejala emosional dan fisik akibat depresi
sehingga memungkinkan pasien untuk fokus pada pera2atan dan pemulihan.
9onseling pribadi dapat membantu pasien dan keluarga mereka mengatasi
berbagai kestabilan emosi, kekha2atiran dan kesulitan yang menyertai kanker
dan kemoterapi
%ual %untah
3erdapat dua cara untuk mengatasi efek samping ini. Aaitu secara farmako dan
non farmako Darmako
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
29/51
Hbat paling efektif untuk mual muntah adalah antagonis reseptor serotonin
(#:!). 9arena agen kemoterapi menginisiasi akti"itas reseptor serotonin dalam
menimbulkan mual dan muntah. #:! yang sering digunakan yaitu ondansetron
(ofran), granisetron (9ytril) dan dolasetron (!nzemet).
Pengkombinasian'
• eCamethasone dan Prochlorperazine direkomendasikan untuk agen
kemoterapi yang mempunyai potensi emetik ringan hingga sedang.
• eCamethasone dan metoclorpramide meski kurang efektif juga dapat
menjadi pilihan
eCamethasone merupakan obat pilihan untuk mual muntah lambat.
Pemberiannya dilakukan bersamaan dengan #:! sebelum kemoterapi.
on Darmako
• %akan makanan yang kering.
• Porsi makanan kecil dengan frekuensi -5 kali/hari, diantaranya kali
makan besar.
• &indari makanan yang berbau merangsang.
• &indari makanan yang berlemak tinggi karena akan merangsang rasa mual.
• %akan dan minum perlahan-lahan.
• &indari makanan dan minuman terlalu manis.
• $atasi cairan pada saat makan.
• 3idk tiduran setelah makan lebih kurang 7 jam setelah makan.
• !pabila muntah, minumlah banyak air untuk menghindari trjadinya
dehidrasi.
9ehilangan :ambut/:ambut :ontok.
3idak semua kemoterpai dapat menyebabkan rmabut rontok. 9eluhan ini biasanya
timbul *7 hari dari kemoterapi pertama kali. Ffek samping ini dapat diatasi
dengan penggunaan 2ig ataupun penutup kepala seperti topi. iare
apat diatasi dengan'
%inum air dalam jumlah banyak. !ir diminum dalam suhu kamar.
%engkonsumsi makanan dalam porsi kecil -5 kali per hari.
&indari makanan terlalu manis.
&indari susu penuh selama diare.
$erikan makanan sumber serat larut air.
afsu %akan $erkurang
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
30/51
3ekankan pada diri pasien bah2a makan adalah bagian yang penting dalam
program pengobatan.
1iptakan suasana makan yang menyenangkan.
%engkonsumsi makanan lebih sering dari biasanya. %akanlah dalam 7-*
jam sekali. &indari bau makan yang menyengat.
%enyediakan makan dalam porsi kecil.
%enyediakan selalu makanan fa"orit untuk menggugah selera.
3ambahkan bahan yang mengandung energi dan protein tinggi ke dalam
makanan seperti susu, mentega, telur.
PERAN PERAWAT &!m KEM'TERAPI
Pera2at harus mengetahui syarat-syarat pemberian obat kemoterapi, yaitu'
- Pera2at harus mengetahui keadaan umum pasien, dimana keadaan pasien harus
cukup baik.
- Penderita cukup mengerti terhadap pengobatan dan mengetahui efek samping
yang akan terjadi setelah pengobatan.
Pera2at harus mengetahui prosedur-prosedur pemberian obat kemoterapi yang terdiri
dari '
- Persiapan pasien antara lain'o Pemeriksaan fisik, pemeriksaan Lab, e"aluasi status mentak, ri2ayat medis,
ri2ayat medikasi, ri2ayat keluarga.
o Periksa protokol dan program terapi yang digunakan, serta 2aktu pemberian
obat sebelumnya.
o Periksa nama pasien, dosis obat, jenis obat, cara pemberian obat.
o ;nformed consent (persetujuan antara pasien untuk dilakukan pengobatan).
o #isipkan obat sitostatika yang akan dilakukan oleh staf farmasi dan dilakukan
diruangan tertutup.
Pera2at harus mengetahui cara pemberian pengobatan kemoterapi, yaitu'
- Periksa pasien, jenis obat, dosis obat, jenis cairan, "olume cairan, cara pem
- berian, 2aktu pemberian dan akhir pemberian.- %enggunakan alat proteksi yang sesuai, agar terindungi dari percikan obat
kemoterapi karena obat kemoterapi merupakan jenis obat keras.
- Lakukan teknik aseptik dan antiseptik.- Pasang pengulas plastik yang dilapisi kertas absorbsi diba2ah daerah tusukan
infus.
- Hbat anti mual diberikan setengah jam sebelum pemberian antibeoplastik
(primperan, zoran, kitril secara ;
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
31/51
- $ila selesai bilas kembali dengan a1l +,@6.- #emua alat yang sudah dipakai dimasukkan ke dalam kantung plastik dan diikat
serta diberi etiket.
- $uga gaun kemudian rendam dengan deterjen' bila disposible masukkan ke dalam
kantong plastik kemudian diikat dan diberi etiket, kirim ke incinerator/bakaran.- 1atat semua prosedur.
- !2asi keadaan umum pasien, monitor tensi, nadi dan :: tiap setengah jam dan
a2asi tanda-tanda ekstra2asi.
Pera2at 2aijb memberikan informasi mengenai efek samping kemoterapi.
Pera2at melakukan e"aluasi pada pasien setelah dilakukan kemoterapi'
- F"aluasi kemajuan klinik setelah pemberian obat.
- %engenali adanya efek samping.- F"aluasi teknik yang digunakan.
PERAN PERAWAT &!m TRANS4USIa. efinisi
3ransfusi darah adalah pemindahan darah atau suatu komponen darah dari seseorang
(donor) kepada orang lain (resipien).
b. Jenis dan ;si
7. arah 0tuh.
arah utuh terbagi atas'
#angat segar (R jam) mengandung eritrosit, trombosit, dan semua faktor
pembekuan darah, termasuk faktor labil (D
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
32/51
. 1yro Pregipitate.
;ndikasi untuk perdarahan akibat hemofilia, penyakit non Bille brand dan
afibrinogemia.
c. Ffek #amping
• :eaksi transfusi cepat reaksi hemolitik kuat, reaksi demam dan alergi,
hiper"olemia, edema paru non kardiogenik, hemolisis non imun serta sepsis
bakterial.
• :eaksi transfusi lambat reaksi hemolitik lambat, penyakit infeksi (&epatitis $, 1,
&;
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
33/51
Pantau 33< klien.
!tur infus sesuai pesanan dokter (P:1 biasanya diberikan 7,-* jam, B$1
diberikan 7- jam).
#etelah darah diinfuskan, bersihkan selang dengan normal salin +,@6.
$uang semua bahan dengan tepat. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
. Post 3ransfusi.
1atat golongan dan jumlah komponen darah yang diberikan serta respon klien
terhadap terapi darah.
Laporkan jika terjadi komplikasi.
$eri pendidikan klien cara mera2at.
e. 1ara %engatasi.
$ila pemberian transfusi darah menimbulkan reaksi yang tidak diharapkan, maka
dapat dilakukan upaya alternatif farmakologis pemberian transfusi, dg. pemberian'
7. Fritropoetin (epoetin alfa) merupakan penanganan alternati"e yang efektif pada
klien anemia kronis akibat penyakit nginjal kronis. Ffek utama obat ini adalah
merangsang eritropoesis. Hbat ini dapat diberikan secara intra"ena/subkutan.
*. !
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
34/51
7).Ptechiae
*).Purpura
).Perdarahan membran mukosa
e.9aji adanya tanda-tanda in"asi ekstra medulola '
7).Limfadenopati
*).&epatomegali
).#plenomegali
f.9aji adanya pembesaran testis
g.9aji adanya '
7).&ematuria
*).&ipertensi
).?agal ginjal
=).;nflamasi disekitar rektal
).yeri (#uriadi,: dan :ita Auliani,*++7 ' 745)
6= Dign"s Ke#e$?tn
7. ;ntoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan, penurunan sumber energi,
peningkatan laju metabolik akibat produksi lekosit yang berlebihan, ketidakseimbangan
suplai oksigen dengan kebutuhan
$atasan karakteristik '
- 9eluhan lemah, anak memperlihatkan penurunan kemampuan beraktifitas
- !nak re2el, dyspnea
- !bnormal &: atau respon perubahan 3
9riteria hasil '
- 9lien akan menunjukkan partisipasi dalam !L sesuai kemampuan
;nter"ensi '
7. F"aluasi keluhan lemah, re2el, ketidakberdayaan dalam !L
Rasional :Ffek leukemia, anemia dan kemoterapi dapat menjadi satu sehingga memerlukan
bantuan dalam pemenuhan aktifitas !L
*. 1iptakan lingkungan yang tenang dan istrahat yang tidak terganggu
Rasional : %engumpulkan energi untuk beraktifitas dan untuk regenerasi sel
. $antu dalam setiap pemenuhan ra2at diri/!L
Rasional : %emaksimalkan kemampuan untuk ra2at diri
=. Jad2alkan pemberian makan sebelum kemoterapi. $eri oral hidrasi sebelum makan dan
anti emetik sesuai indikasi
Rasional : %eningkatkan intake sebelum terjadi mual akibat efek samping kemoterapi
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
35/51
. 9olaborasi ' Pemberian suplemen H* sesuai anjuran
Rasional : %emaksimalkan kemampuan oksigenasi untuk uptake seluler
*. 9etidakseimbangan nutrisi' kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau stomatitis
3ujuan ' #etelah dilakukan tindakan kepera2atan selama 4C*= jam pasien mendapat
nutrisi yang adekuat.
9riteria &asil' tidak terjadi penurunan $$, terjadi peningkatan $$ meningkat, 33<
normal, nafsu makan meningkat, mual (-), muntah (-)
;nter"ensi '
a)orong orang tua untuk tetap rileks pada saat anak makan
Rasional : jelaskan bah2a hilangnya nafsu makan adalah akibat langsung dari mual dan
muntah serta kemoterapi
b);zinkan anak memakan semua makanan yang dapat ditoleransi, rencanakan unmtuk
memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan anak meningkat
Rasional : untuk mempertahankan nutrisi yang optimal
c)$erikan makanan yang disertai suplemen nutrisi gizi, seperti susu bubuk atau suplemen
yang dijual bebas
Rasional : untuk memaksimalkan kualitas intake nutrisid);zinkan anak untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan makanan
Rasional : untuk mendorong agar anak mau makan
e)orong masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi sering
Rasional : karena jumlah yang kecil biasanya ditoleransi dengan baik
f)orong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient
Rasional : kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan untuk
menghilangkan produk sisa suplemen dapat memainkan peranan penting dalam
mempertahankan masukan kalori dan protein yang adekuat
g)3imbang $$, ukur 3$ dan ketebalan lipatan kulit trisep
Rasional : membantu dalam mengidentifikasi malnutrisi protein kalori, khususnya bila $$
dan pengukuran antropometri kurang dari normal
. yeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia
3ujuan ' setelah dilakukan tindakan kepera2atan selama C*= jam pasien tidak
mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat yang dapat diterima anak.
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
36/51
9riteria &asil' klien melaporkan nyeri berkurang, skala nyeri turun menjadi ringan 7-
, klien tampak lebih tenang
;nter"ensi '
a)Hbser"asi tingkat nyeri dengan skala + sampai 7+
Rasional : informasi memberikan data dasar untuk menge"aluasi kebutuhan atau keefektifan
inter"ensi
b)Jika mungkin, gunakan prosedur-prosedur (misal pemantauan suhu non in"asif, alat akses
"ena
Rasional : untuk meminimalkan rasa tidak aman
c)F"aluasi efektifitas penghilang nyeri dengan derajat kesadaran dan sedasi
Rasional : untuk menentukan kebutuhan perubahan dosis. Baktu pemberian atau obat
d)Lakukan teknik pengurangan nyeri non farmakologis yang tepat
Rasional : sebagai analgetik tambahan
e)$erikan obat-obat anti nyeri secara teratur
Rasional : untuk mencegah kambuhnya nyeri
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
37/51
BAB III
PEMBA8ASAN
Leukemia adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh proliferasi abnormal dari sel-
sel leukosit yang menyebabkan terjadinya kanker pada alat pembentuk darah sehingga
mempengaruhi hematopoesis sel darah normal dan imunitas penderita. Pasien dengan jumlah
sel darah putih meningkat secara nyata dalam sirkulasi (jumlahnya melebihi *++.+++/mm)
dapat menunjukkan gejala hiper"iskositas, trombositopenia, dan hipermetabolisme. 9ondisi
ini mengakibatkan masalah yang serius terhadap kebutuhan nutrisi yang dialami klien, resiko
infeksi dan keletihan yang dialami klien secara terus menerus. #ehingga masalah keper2atan
yang dapat di sajikan dalam pembahasan ini adalah (7) 9etidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh, (*) :esiko ;nfeksi, dan () 9eletihan.
09) Keti&kseim>ngn nut$isi( ku$ng &$i ke>utuhn tu>uh
9etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah asupan nutrisi tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik (anda, *+7). 3anda-tanda dari kurang
nutrisi pada klien leukemia adalah penurunan berat badan secara terus menerus, klien
terlihat lebih kurus, dan dapat pula terjadi penurunan albumin. 9lien leukemia dapat
mengalami kekurangan nutrisi dikarenakan oleh faktor, antara lain karena ' (7) faktor
pertumbuhan tumor, (*) faktor yang berhubungan dengan klien (usia anak, status sosial
ekonomi rendah, asupan gizi yang buruk, peningkatan sekresi hormon pertumbuhan dan
sitokin yang dilepaskan oleh tubuh dalam menanggapi pertumbuhan tumor, yang paling
penting adalah faktor nekrosis tumor, interleukin 7 dan ), dan () faktor yang berhubungan
dengan pengobatan (jenis/dosis kemoterapi, lokasi/dosis radioterapi dan pembedahan)
(!lcSzar dkk., *+7).
Leukemia adalah penyakit kanker jaringan yang menghasilkan imatur atau abnormal
dalam jumlah berlebihan dan menyusup ke dalam berbagai organ tubuh. Penyusupan sel-sel
leukemik ke dalam semua organ-organ "ital menimbulkan hepatomegali dan splenomegali.
!kibat dari tertekannya pembuluh darah dan pembuluh getah bening abdomen karena
adanya hepatomegali dan splenomegali, maka pasien dengan leukemia akan mengalami
edema lokal pada abdomen. #elain itu hepatomegali dan splenomegali akan menyebabkan
lambung tertekan dan berdampak adanya distensi abdomen. Ffek yang ditimbulkan dari
distensi abdomen itu sendiri adalah munculnya mual muntah pada pasien leukemia. Ffek
yang lebih lanjut adalah anoreksia dimana tidak akan ada nutrisi yang cukup untuk
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
38/51
memenuhi kebutuhan akan metabolisme. Pada pasien dengan leukemia dapat dilihat adanya
penurunan $$ akibat berkurangnya nafsu makan dan peningkatan kalori oleh sel-sel
neoplastik (Price, 7@@@).
$erdasarkan masalah tersebut, maka seorang pera2at dapat melakukan inter"ensi
berupa '
)9 Mengk:i sttus nut$isi k!ien untuk mem>ntu &!m &eteksi &ini gnggun
nut$isi &n ku!i%iksi k!ien untuk &ukungn nut$isi
%enurut jurnal Assessment of Malnutrition in Children with Cancer during
ncological !reatment , pada klien kanker perlu diperhatikan tentang terjadinya masalah
malnutrisi. &al ini berhubungan dengan kemoterapi yang dijalani oleh klien. Pada
kondisi tersebut, perlu dilakukan pengkajian yang tepat untuk menentukan status nutrisi
klien. &al-hal yang harus diperhatikan untuk menentukan status nutrisi klien adalah
antropometri dan parameter biokimia yaitu berat badan ($$), tinggi badan (3$), Middle
Arm Circumference (%!1)/Lingkar Lengan !tas (L;L!), triceps skinfold thickness
(3#D3)/ketebalan lipatan kulit trisep, dan serum albumin.
%enurut 3ejza dkk (*+7), pengukuran berat badan dan tinggi badan
mengabaikan kekurangan energi protein pada anak-anak dengan penyakit kanker.
alam penelitiannya, analisis korelasi metode yang berbeda menunjukkan kegunaan
pengukuran antropometri tambahan, seperti Middle Arm Circumference (%!1)/Lingkar
Lengan !tas (L;L!), triceps skinfold thickness (3#D3)/ketebalan lipatan kulit trisep.
Pengukuran antropometri tambahan tersebut dinilai lebih efisien dalam deteksi dini gizi
buruk daripada menggunakan indeks berat badan dan tinggi badan. #edangkan,
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
39/51
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
40/51
. %akanan tampak menarik dan ber2arna sesuai kesukaan anak-anak
096 Resik" In%eksi
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
41/51
Leukemia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan
pembentukan darah. (#uriadi > :ita Auliani,*++ ' 7+). Pada Leukimia akan menunjukan
gambaran darah yang memperlihatkan sel imatur sehingga sel normal diganti dengan sel
kanker. 9arena digantikan dengan sel kanker, menyebabkan depresi sumsum tulang yang
berdampak pada penurunan leukosit, eritrosit, faktor pembekuan dan peningkatan tekanan
jaringan, sehingga memungkinkan terjadinya infeksi dan perdarahan.Lebih jelasnya resiko
infeksi ini muncul karena erat kaitannya terhadap hilangnya kekebalan dikarenakan
berkurangnya sel darah putih yang sehat dan perdarahan karena pembekuan darah, terganggu
akibat kekurangan sel tromboit. #el darah putih berperan sebagai pelindung daya tahan tubuh,
terutama mela2an penyakit infeksi. ormalnya kita memiliki =C7+@ hingga 77C7+@ sel darah
putih dalam satu liter darah manusia de2asa yang sehat atau sekitar 4+++-*+++ sel per tetes.
alam kasus leukimia, jumlahnya dapat meningkat hingga ++++ sel per tetes (Permono,
*++)
Pada Penderita Leukemia, sel darah putih yang terbentuk tidak normal (abnormal)
sehingga tidak berfungsi semestinya. !kibatnya tubuh si penderita rentan terkena infeksi
"irus/bakteri, bahkan dengan sendirinya akan menampakkan keluhan adanya demam, keluar
cairan putih dari hidung (ingus) dan batuk. emam terjadi karena terdesak dan menurunnya
jumlah sel darah merah (ditandai turunnya hemoglobin). 9arena darah putih juga terdesak,
penderita leukemia jadi mengalami infeksi sehingga sering demam. ?ejala ini mirip dengan
penyakit infeksi pada umumnya. amun apabila dilakukan peeriksaan hemoglobin,
hemoglobin akan ditemuai sangat rendah. emam didefinisikan sebagai temperature oral T
5, +1 sekali pengukuran atau T 5 +1 untuk pengukuran selama 7 jam terus menerus atau
pada * kali pengukuran dengan jarak 7* jam (simon, *++).
#umber lain menyebutkan bah2a pasien leukemia akan terjadi gangguan produksi
maupun maturasi neutrofil sehingga mengakibatkan tingginya resiko terkena infeksi bakteri
gram negatif. #elain itu pemberian terapi pada pasien leukemia seperti kortikosteroid dapat
menyebabkan menurunnya jumlah dan fungsi dari neutrofil (Auniastuti, *++=). eutropenia
ditemukan apabila hitung total neutrofil (absolute neutrophils count / !1) R ++ sel/mm.
:esiko terbesar akan terjadinya infeksi apabila pada pasien dengan penghitungan neutrofil U
7++ sel/mm. $akteri merupakan penyebab terbanyak infeksi seperti' bakteri S0 aureus+ 0
coli+ $0 aeruginosa+ 10 pneumonia dan coagulase2negative staphylococcus merupakan
organisme yang banyak ditemukanpada kultur. Pemasangan kateter sentral sering
berhubungan dengan infeksi coagulase2negative staphilococcus+ S0 aureus, dan kadang-
kadang bakteria ?ram negatif yaitu enterococcus+ dan candida0 ;nfeksi jamur diderita oleh
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
42/51
sekitar 7+6 semua infeksi pada anak dengan keganasan. Candida menyebabkan +6 infeksi
jamur. %aka dari pada itu salah satu penatalaksaan pada anak dengan leukemia adalah anak
harus berada diruangan khusus atau ruangan isolasi. ;ni dapat membantu untuk
meminimalkan anak dari terpaparnya sumber infeksi (Bong,.L,*++=)
$erdasarkan masalah tersebut, maka seorang pera2at dapat melakukan inter"ensi
berupa '
)9 Mem>e$!kukn 1u1i tngn se>e!um &n sete!h k"ntk &engn #sien tu
me!kukn tin&kn ke#e$?tn >gi teng me&is &n ke!u$g
%enurut jurnal 3and 3ygiene $ractices Among Care $roviders f -eukemia
Children+ pada klien dengan leukemia perlu diperhatikannya menjaga kebersihan
tangan selama pemberian tindakan kepada klien. 9egiatan mencuci tangan dapat
dilakukan dengan menggunakan larutan handsrub yang mengandung alcohol ataupun
betadine atau dengan sabun dan air mengalir. $erdasarkan jurnal ditemukan bah2a
mencuci tangan dengan handsrub lebih efisien dibandingkan dengan sabun dan air
karena tidak membutuhkan banyak 2aktu dan mampu membunuh banyak kuman
sebesar @+ sampai @ 6 dibandingkan dengan sabun dan air sebesar =* 6 (#hankar,
dkk. *++ 2innefeld, dkk. *++@ dalam %andal, *++5)
:endahnya kemampuan membunuh kuman dengan sabun dan air akibat
kontaknya tangan dengan sumber kuman lainnya setelah mencuci tangan, setelah
mencuci tangan ada kemungkinan tangan akan bersentuhan dengan handuk yang
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
43/51
terkontaminasi, sabun atau tempat puff sabun yang terkontaminasi dan sebagainya.
%aka dari itu diperlukannya memodifikasi fasilitas cuci tangan pada setiap ruangan
medis untuk mengurangi penyebaran infeksi dari tangan tenaga medis itu sendiri
(9arabey, dkk. *++* %ermel, dkk. 7@@4 dalam %andal, *++5).
69 Mengi&enti%iksi %1t"$ $esik" #en-e>> in%eksi n"s"k"mi!
%enurut jurnal ,osocomial "nfections among $ediatric $atients with
,eoplastic *iseases+ pentingnya mengidentifikasi factor resiko terjadinya infeksi
nosokomial pada klien khususnya dengan leukemia yaitu dapat dilihat dari berbagai
tipe tindakan yang dilakukan pada klien, misalnya tindakan in"asi"e melalui jalur ;<
line atau jalur perkemihan. $erdasarkan penelitian ditemukan sekitar =4 6 disebabkan
oleh bakteri gram negati"e, dan *@,= 6 akibat bakteri gram positif. $eberapa tindakan
yang dapat menyebabkan infeksi nosokomial yaitu intubasi F33, insersi ?3,
pemasangan kateter urinary dan ;< line. Lamanya jangka 2aktu pengggunaan alat
bantu tersebut juga mempengaruhi, semakin lama maka resiko yang didapat semakin
tinggi (Hberdofer, dkk. *++@).
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
44/51
09 Men:g ke>e$sihn mu!ut &n gigi untuk mengu$ngi $esik" msukn-
mik$""$gnisme &$i &!m mu!ut
%enurut jurnal ral and *ental Considerations in $ediatric -eukemic $atient+
kebersihan mulut perlu dijaga untuk mencegah terjadinya komlikasi akibat terapi
kanker seperti luka hingga perdarahan yang dapat menjadi jalan masuk
mikroorganisme. $erdasarkan jurnal, pera2atan kebersihan mulut pada klien dengan
leukemia dapat dilakukan dalam fase, yaitu (Padmini, dkk. *+7=)'
a. Pada a2al terapi kanker, hal ini untuk mengetahui adanya resiko luka atau
perdarahan dalam mulut dan sebagai langkah a2al memberikan edukasi kepada
orang tua untuk selalu menjaga kebersihan mulut anak agar tidak menimbulkan
luka yang dapat menjadi jalan masuk bakteri dan mengganggu nafsu makan
anak (salah satu dampak terapi kanker).
b. #elama periode kondisi tubuh imunosupresan, selama terapi dapat
ditemukannya kondisi mudah terjadinya perdarahan terutama pada area mulut
pada anak sehingga hal ini penting dilakukan untuk memonitor dan mencegah
komplikasi yang dapat muncul, serta sebagai e"aluasi edukasi kepada orang tua
untuk menjaga kesehatan mulut anak.
c. #etelah terapi kanker selesai, untuk menjaga kesehatan dan kebersihan mulut
agar terhindar dari komplikasi terapi kanker.
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
45/51
(Lopez, dkk. *+77 dalam Padmini, dkk. *+7=)
090 Ke!etihnPada Leukemia terjadi hambatan diferensiasi dan sel limfoblas yang neoplastik
memperlihatkan 2aktu generasi yang memanjang. Hleh karena itu, akumulasi sel blas
terjadi akibat ekspansi klonal dan kegagalan pematangan progeni menjadi sel matur
fungsional. !kibat penumpukan sel blas di sumsum tulang, sel bakal hemopoetik
mengalami tekanan sehingga mengakibatkan gangguan perkembangan pada sel normal. &al
tersebut dapat menyebabkan anemia, trombositopenia, penyakit neoplastik yang beragam,
atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang. #ehingga akan
menyebabkan kelemahan, gejala pucat. Penurunan nafsu makan juga dapat membuat
penderita mengalami kelelahan dikarenakan konsumsi nutrisi yang tidak adekuat.
0909) D"$"ng #sien &n ke!u$g mengeks#$esikn ke!etihnn-
$erdasarkan jurnal %eisi Bu, et al,*++@ (Flse"ier) yang berjudul O3he
eCperiences of cancer-related fatigue among 1hinese children 2ith leukaemia' !
phenomenological study bah2a kelelahan kemungkinan besar dapat terjadi pada
penderita leukimia, sehingga pada periode didiagnosis dan pada a2al pengobatan,
tenaga kesehatan dapat memberikan informasi kepada pasien dan orang tua
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
46/51
mengenai pola kelelahan yang mungkin akan terjadi pada penderita. #ehingga hal ini
dapat membuat pasien ataupun keluarga lebih menyadari perasaan kelelahan yang
dirasakan oleh penderita dan dapat membantu dalam pencurahan dengan
mendiskusikan perasaan kelelahan. &al ini perlu adanya kerjasama yang baik antara
keluarga dan tenaga kesehatan untuk lebih melihat gejala dari kelelahan yang
dirasakan oleh penderita. Pada hasil penelitian pada jurnal ini mengingatkan tenaga
kesehatan tentang pentingnya memperhatikan kelelahan pada pasien onkologi
pediatrik sehingga dengan memahami ekspresi ataupun pencurahan dari keletihan
penderita dapat membuat tenaga kesehatan lebih mudah dalam menentukan
inter"ensi selanjutnya. #ehingga upaya memberikan kontribusi atau faktor
meringankan dengan memberikan beberapa strategi coping yang efektif untuk pasien
dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan keluhan yang dirasakan.
alam upaya membantu penderita dalam mengekspresikan kelelahannya
maka dapat diberikan beberapa pertanyaan, yaitu sebagai berikut '
#etelah pera2at mampu membantu klien dalam mengekspresikan
kelelahannya maka pera2at dapat mengkategorikan sumber dari kelelahan dan cara
menguranginya. iba2ah ini merupakan hasil dari pengkajian kelelahan pada sample
penelitian beserta upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi perasaan keletihan.
1ategory 1ontributing factors !lle"iating factors
Physiological
factors
ausea, "omiting, diarrhea, hunger &a"ing a sleep or taking naps
Pain 3aking a rest
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
47/51
De"er and infection
&a"ing lo2 cell count (red
blood cell, 2hite blood
cell, and platelet)
&a"ing chemotherapy, side
effects of some medicine,
therapeutic procedures
isturbed sleep
&a"ing a blood transfusion
Psychological
factors
0npleasant feelings and
melancholy
$eing made happy
Deeling anCious, ner"ous, fearful,
stressed, 2orried
$eing obliged and repressed
#tigma from other people
1atharsis
#ituational factors oise, light, lo2 air Muality 1reating a comfortable en"ironment (e.g.
Muiet, festi"al atmosphere 2hen on
holiday)
3ra"eling to hospital &a"ing fun (doing fun acti"ities, playing
2ith others)
$usy school life 1ommunicating 2ith others, being
accompanied by others
Limited acti"ity/rest schedule
isturbed diet habits
Long-term lack of acti"ity
3oo much acti"ity
$eing interrupted by others
&a"ing nice food
09096 K"!>"$si &engn h!i gi@i tentng ke>utuhn nut$isi &n sum>e$ ene$gi -ng
&ekut
$erdasarkan jurnal !eltsje $rinksma, et al,*+7= (Flse"ier) yang berjudul
ODinding the right balance' !n e"aluation of the adeMuacy of energy and protein
intake in childhood cancer patiens perlu adanya pemilihan nutrisi agar terpenuhinya
energy anak dengan kanker sehingga kelelahan yang dirasakan pasien dapat
diminimalkan. 3emuan penelitian dalam jurnal ini menunjukkan bah2a,
recommended daily allo2ances (:!) dan asupan pada anak-anak yang sehat tidak
cocok untuk kelompok tertentu dari anak-anak (termasuk kelaompok anak dengan
kanker).
3otal kebutuhan energi pasien kanker anak meningkat meski mereka kurang
aktif dibandingkan anak-anak yang sehat, hal ini perlu dipertimbangkan terkait proses
pertumbuhan mereka yang tinggi dan proses metabolik yang meningkat dalam tubuh
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
48/51
penderita sehingga membuat fat free mass (DD%) rendah. ;ni berarti mereka
membutuhkan asupan kalori yang lebih tinggi dari yang direkomendasikan oleh :!
atau dari pada anak-anak yang sehat. &al ;ni mungkin terkait dengan kebijakan
pengobatan aktif dari epartemen Hnkologi yang bertujuan untuk meningkatkan
asupan nutrisi pada anak-anak kurang gizi dan anak-anak yang beresiko
untuk gizi dengan pemberian nutrisi yang diperkaya energi. 0ntuk penentuan jumlah
konsumsi makanan dalam usaha pencapaian energi yang sesuai maka perlu
berkolaborasi oleh ahli gizi, sehingga klien dapat menerima saran diet yang
disesuaikan untuk meningkatkan asupan mereka.
09090 M"nit"$ &n- %kt"$ -ng men-e>>kn ke!etihn
$erdasarkan jurnal Panteleimon P, et al,*++@ (Flse"ier) yang berjudul
OF"aluating cancer related fatigue during treatment according to childrenEs,
adolescentsE and parentsE perspecti"es in a sample of ?reek young patients 9elelahan
yang dialami oleh pasien pada penelitian meningkat selama pengobatan kanker.
Peningkatan tersebut secara keseluruhan disebabkan oleh efek samping pengobatan
yang dapat meimbulkan mual, nyeri, neutropenia, myelosupressien dan dira2at di
rumah sakit. $anyak anak-anak dengan kanker melaporkan kelelahan karena suara,
seperti suara panggilan telepon, pompa infus ;
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
49/51
BAB IV
PENUTUP
.9) Kesim#u!n
$erdasarkan analisi jurnal terhadap diagnosis kepera2atan yang sering muncul
pada pasien Leukimia yaitu ketidakseimbangan cairan dan elektrolit,
ketidakseimbangan nutrisi' kurang dari kebutuhan tubuh, dan nyeri kronis, maka
penulis menyarankan inter"ensi terarah sesuai dengan evidence based nursing yang
telah terbukti efekti"itas dan efisiensi penggunaannya dalam mengoptimalkan
kesembuhan dan meningkatkan kualitas hidup pada pasien Leukimia. 9etiga
diagnosis kepera2atan tersebut sangat perlu diperhatikan dan diaplikasikan
inter"ensinya dengan benar agar klien pun merasa nyaman, meningkatkan integritas
pera2at untuk memberikan pelayanan terbaik kepada klien.
.96 S$n
alam pera2atan pasien Leukimia yang baik perlu adanya perbaikan dan saran
yang membangun demi kelancaran rekomendasi solusi ini. #aran-saran tersebut antara
lain'
- Perlu adanya peran serta yang lebih aktif dari berbagai pihak untuk mendukung
pera2atan pasien Leukimia dengan prosedur yang tepat.
- alam pelaksanaannya harus ada pemantauan lebih lanjut agar rekomendasi solusi ini
dapat berkelanjutan dalam jangka 2aktu yang panjang dan bisa bermanfaat bagi
semua pihak terutama dalam memberikan pera2atan yang tepat pada pasien
Leukimia.
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
50/51
DA4TAR PUSTAKA
$aldy 1%, ?angguan sel darah putih. ;n' Price #!, Bilson L%, Patofisiologi' 9onsep 9linis
Proses-Proses Penyakit th ed. Jakarta' F?1 *++.
$ets, cecily L. ( *++* ). Pera2atan %edikal $edah. #uprohaita. (*+++). 9apita #lekta 9edokteran Jilid ;;. Dakultas 9edokteran
0; ' %edia !escullapius. Jakarta.
%eado2 > e2ell. *++. -ecture ,otes : $ediatrika. Fd. 4. Jakarta ' Frlangga.
Price Bilson. *++. Patofisiologi' 9onsep 9linis Proses-proses Penyakit. F?1 ' Jakarta
Price, #yl"ia !nderson. Pathophysiology ' 1linical 1oncepts Hf isease Processes. !lih
$ahasa Peter !nugrah. Fd.Jakarta ' F?1 7@@=.
:ubenstein, Bayne > $radley. *++4. -ecture ,otes : 1edokteran 1linis. Fd. . Jakarta '
Frlangga.
#legtenhorst, dkk. *+7=. "ntake Antio#idant in $aediatric ncology $atients0 1linical
utrition =.
#meltzer #uzanne 1. $uku !jar 9epera2atan %edikal $edah $runner > #uddarth. !lih
bahasa !gung Baluyo, dkk. Fditor %onica Fster, dkk. Fd. 5. Jakarta ' F?1 *++*.
#uriadi > :ita Auliani, *++7 ' hal. 74, 1a2son 7@5* e :ita Auliani. ( *++7 ). :encana !suhan 9epera2atan %edikal $edah.
8/17/2019 Jurnal Anak Post Konsul 1
51/51
#yl"ia !. Price, Lorraine %. Bilson. $atofisiologi 1onsep 1linis $roses2$roses $enyakit d0
60 Penerbit $uku 9edokteran F?1. *++.
3ejza, dkk. *+7. Assessment of Malnutrition in Children with Cancer during ncological
!reatment0 %edical and $iological #ciences *@ (7) ' =4-+.