analisis jurnal anak

Embed Size (px)

Citation preview

Keperawatan Anak II

Tugas Individu Analisis Jurnal

KEPERAWATAN ANAK IIProne Positioning in Patients With Moderate and Severe Acute Respiratory Distress Syndrome

OLEH : NOOR KAMELIA NIM. I1B109203

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru, Februari 20121

Keperawatan Anak II

JUDUL Prone Positioning in Patients With Moderate and Severe Acute Respiratory Distress Syndrome (Posisi Pronasi pada Pasien dengan Acute Respiration Distress Syndrome Sedang dan Berat)

LATAR BELAKANG Acute Respirastion Distress Syndrome (ARDS) atau sindrom distress pernapasan akut adalah kondisi klinis dengan tingkat mortalitas yang tinggi. Posisi pronasi biasanya disarankan untuk pasien dengan ARDS, untuk orang yang memiliki fraksi dari oksigen inspirasi (FIO2) atau tekanan dataran tinggi yang berpotensi membuat mekanisme ventilasi menjadi berbahaya. Selain itu, posisi pronasi telah dianjurkan sebagai pertolongan untuk hipoksemia berat, karena efek positif pada oksigenasi, hal ini telah didokumentasikan sejak tahun 1979. Namun, belum ada uji klinis yang menunjukkan penurunan tingkat kematian secara signifikan terkait dengan posisi pronasi. Dalam penelitian acak sebelumnya yang telah diamati, pada hipotesis umum analisa post hoc, bahwa dalam subkelompok pasien dengan hipoksemia berat dan ARDS, kelangsungan hidup lebih baik dengan posisi pronasi daripada posisi supinasi. Dalam penelitian, posisi pronasi dengan membatasi 6 jam per hari, dilakukan sampai dengan 10 hari, dan tanpa modifikasi pengaturan ventilasi mekanik diperbolehkan ketika dilakukan perubahan posisi dari supinasi menjadi pronasi pada pasien. Sejak penelitian tersebut selesai, bukti baru telah tersedia antara lain: 1. ARDS Network menunjukkan bahaya pasti dari mekanisme ventilasi volume tidal yang tinggi. 2. Laboratorium menyarankan bahwa posisi pronasi mampu mencegah atau menunda pengembangan ventilator akibat cedera pada paru-paru, mungkin karena distribusi yang homogen dari stres dan tegangan paru.

2

Keperawatan Anak II

3.

Percobaan lain dengan posisi pronasi yang berkepanjangan hingga 20 jam per hari dan tanpa batas 10 hari telah menunjukkan tren terhadap manfaat kelangsungan hidup. Hal-hal diatas merupakan sinyal positif, namun secara statistik tidak

signifikan karena populasi yang terdaftar lebih kecil dari yang direncanakan dan dikarenakan alasan logistik dan ekonomi. Oleh karena itu, atas dasar mengakuisisi informasi, para peneliti memutuskan untuk mengadakan percobaan kedua, penelitian Pronasi-Supinasi II (PSII) untuk mendeteksi posisi yang lebih berpotensi memberikan manfaat dalam kelangsungan hidup. Oleh karena itu, hanya pasien dengan ARDS yang dimasukkan dalam subkelompok pasien dengan hipoksemia sedang dan subkelompok pasien dengan hipoksemia berat. Selain itu, ventilasi mekanik diberikan sejalan dengan strategi pelindung paru-paru baik dalam posisi pronasi dan supinasi, dan posisi pronasi harian dalam 20 jam, tanpa batasan 10 hari.

TUJUAN Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji kemungkinan keuntungan dari posisi pronasi pada pasien dengan hipoksemia sedang dan hipoksemia berat yang terinfeksi ARDS.

METODE Desain Penelitian dan Peserta Penelitian PSII akan menginvestigasi pada populasi pasien dengan ARDS, apakah posisi pronasi dapat meningkatkan kelangsungan hidup dibandingkan posisi supinasi. Pada percobaan acak terkontrol peneliti merekrut pasien dari 25 unit perawatan intensif (ICU) di Itali (23 pusat) dan Spanyol (2 pusat). Percobaan ini disetujui oleh badan institusi tinjauan dari masing-masing rumah sakit. Persetujuan tertulis diperoleh sesuai dengan peraturan nasional dari lembaga yang berpartisipasi (persetujuan ditunda di Itali sampai setelah pasien pulih dari efek sedasi dan

3

Keperawatan Anak II

diperoleh dari keluarga terdekat dari pasien di Spanyol, tidak ada penolakan setelah terdaftar dengan pengaturan baik). Pasien dianggap memenuhi syarat jika mereka menerima ventilasi mekanik secara intensif dan memenuhi kriteria diagnostik dari ARDS, yaitu rasio PaO2:FIO2 sama dengan atau lebih rendah dari 200mmHg, sebagaimana dinilai dengan analisis gas darah (ABG) yang dilakukan dengan positive end expiratory pressure (PEEP) antara 5 dan 10 cm H2O, pada randomisasi pasien dikelompokkan menurut beratnya hipoksemia. Subkelompok pasien dengan hipoksemia sedang diartikan dengan rasio PaO2:FIO2 lebih rendah dari 100 mmHg. Kriteria eksklusi adalah yang berusia kurang dari 16 tahun, lebih dari 72 jam berlalu sejak didiagnosis ARDS oleh dokter yang hadir, sejarah dari organ solid atau transplantasi sumsum tulang, dan setiap kondisi klinis yang kontraindikasi dengan penggunaan posisi pronasi (misalnya hipertensi intracranial, fraktur tulang belakang atau fraktur pelvis). Alokasi pasien dari kelompok pronasi atau supinasi diberikan dengan sistem operasi pusat telepon secara acak dengan dasar 24 jam/hari, 7 hari/minggu. Pengacakan dihasilkan dari computer dengan alogaritma permuted-block, dengan stratifikasi pasien berdasarkan beratnya hipoksemia dan pusat partisipan.

Kerangka Penelitian

4

Keperawatan Anak II

Prosedur dan Hasil Pasien diacak untuk kelompok pronasi dalam posisi pronasi paling sedikit 20 jam perhari, sampai resolusi dari kegagalan napas akut (termasuk untuk prosedur protocol) atau akhir dari periode penelitian 28 hari. Posisi pronasi dipakai dengan menggunakan rotasi dari kasur. Pada 20 center partisipan dan digunakan secara manual pada 5 center partisipan. Pada kelompok supinasi, posisi pronasi dapat digunakan hanya sebagai alat penolong pada kasus terapi hipoksemia (misalnya PaO2 < 55mmHg pada FIO2=1.00 dan PEEP > 15cmH2O). Ventilasi mekanik diberikan sesuai peraturan protokol pada kelompok penelitian. Pada faktanya, volume tidal mendekati maksimum 8mL/kg dari berat badan ideal dan tekanan pernapasan dataran tinggi dengan batas 30 cmH2O. untuk mencapai target oksigenasi (yaitu PaO2 antara 70-90 mmHg), peneliti menyarankan bahwa FIO2 dan PEEP diatur sesuai tabel yang telah ditetapkan oleh peneliti (set minimal FIO2 0,3 pada PEEP= 5cmH2O, set maksimal FIO2 1,0 pada PEEP= 2024cmH2O). Respiratory rate ditetapkan untuk menjaga pH arteri darah antara 7,7 dan 7,45. Keputusan tentang intervensi terapi lain (misalnya nutrisi, obat penenang, terapi antibiotic, ventilasi mekanik) yang tidak ditentukan dalam protocol penelitian. Para peneliti diminta untuk melaporkan penggunaan dari pengobatan nonkonvensional seperti frekuensi tinggi ventilasi berosiliasi, penggunaan inhalan nitrit oksida, atau dukungan ekstrakorporeal jantung. Data demografi, kode diagnosis utama, dan keparahan dari penyakit yang dikaji dengan Simplified Organ Failure Assessment Score II yang tercatat selama pendaftaran penelitian. Periode penelitian selama 28 hari, skor Sequential Organ Failure Assessment (SOFA) dikumpulkan setiap hari untuk mengevaluasi keparahan dari disfungsi organ. Efek samping terkait untuk mengubah posisi pasien dari posisi supinasi menjadi pronasi atau sebaliknya (misalnya memindahkan tube dan garis) atau yang berhubungan dengan posisi pronasi (misalnya untuk meningkatkan sedasi) yang juga dicatat setiap hari. Variabel fisiologi yang tercatat pada interval 12 jam: pada pagi hari, pasien dari kedua kelompok pada posisi supinasi, sedangkan pada5

Keperawatan Anak II

malam hari pasien dalam posisi pronasi atau supinasi, menurut pengacakan kelompok. Ukuran hasil primer adalah kematian dari setiap penyebab, dinilai 28 hari setelah pendaftaran dalam penelitian. Ukuran hasil sekunder adalah kematian dari setiap penyebab dengan berbagai penyebab setelah 6 bulan keluar dari unit perawatan intensif. Yang terakhir merupakan jumlah hari, selama periode penelitian 28 hari dimana pasien telah bernapas tanpa bantuan apapun dan didefinisikan untuk menjadi sama 0 pada pasien yang meninggal selama periode penelitian. Hasil data yang ada selama penelitian hanya untuk anggota dari data dan badan monitoring pengamanan untuk analisis sementara.

Analisis Statistik Perkiraan angka kematian dalam 28 hari penelitian dari 50% pada kelompok supinasi dan diperkirakan mutlak terjadi penurunan 15% angka kematian di kelompok pronasi, peneliti menghitung bahwa sampel yang diperlukan ada 340 (2tailed =0.05, 50% power). Analisis sementara untuk menilai kemanjuran dan keamanan dari percobaan, ketika data yang tersedia 170 dari pasien secara acak (November 2006), dengan menggunakan prosedur dari Peto. Dengan demikian, yang berhubungan dengan tingkat signifikansi untuk menghentikan percobaan adalah P