21
ANALISIS JURNAL KEPERAWATAN ANAK “EFFECT OF THE USE OF SUPPLEMENTS PSIDII FOLIUM EXTRACT (PSIDIUM GUAJAVA LINN.) AND RED FERMENTED RICE (MONASCUS PURPUREUS) IN INCREASE OF TROMBOCYTES AT DENGUE HEMORRHAGIC FEVER (DHF) SCIENCE IN THE INSTALLATION OF DISEASE IN HOSPITAL DR. M. DJAMIL” OLEH : KELOMPOK

Analisis Jurnal Keperawatan Anak

  • Upload
    hani

  • View
    290

  • Download
    145

Embed Size (px)

DESCRIPTION

perawat

Citation preview

ANALISIS JURNAL KEPERAWATAN ANAKEFFECT OF THE USE OF SUPPLEMENTS PSIDII FOLIUM EXTRACT (PSIDIUM

GUAJAVA LINN.) AND RED FERMENTED RICE (MONASCUS PURPUREUS) IN

INCREASE OF TROMBOCYTES AT DENGUE HEMORRHAGIC FEVER (DHF)

SCIENCE IN THE INSTALLATION OF DISEASE IN HOSPITAL DR. M. DJAMIL

OLEH :

KELOMPOK PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILUM KESEHATAN WIRA MEDIKA PPNI BALI

2014BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

DHF adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue tipe 1-4, sifat dari virus dengue antara lain berbentuk batang, termolabil, sensitif terhadap inaktivasi, stabil pada suhu 700 celcius. Dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegpty dan beberapa spesies lainnya. Virus ini masuk kedalam pembuluh darah dan menyerang bagian dinding pembuluh darah. Pada penderita DHF terjadi peningkatan sistem komplemen akibat aktivasi kompleks antigen virus-antibodi. DHF banyak di jumpai di masyarakat penyakit ini dapat menyerang semua orang (Soegeng, 2006). Dari data awal didapatkan pada tahun 2010 di puskesmas Sedati Sidoarjo sejumlah 99 orang menderita DHF.

Pengobatan DHF berkonsentrasi pada peningkatan trombosit dengan cara mengembalikan permeabilitas vaskuler ke kondisi normal lagi. Salah satu pengobatan yang dapat meningkatkan trombosit yaitu dengan menggunakan ekstrak jambu merah (Soegeng, 2004 : 121). Berbagai penelitian menunjukkan ekstrak daun jambu merah dan jambu merah bisa menekan aktivasi komplemen.

Angka kesakitan DHF di Indonesia cenderung meningkat, mulai 50 kasus per 100.000 penduduk dengan kematian sekitar 1-2% (Kompas, 2010). Tahun 2004 DHF mengalami insiden peningkatan yang cukup tinggi sehingga pada bulan februari 2004 pemerintah menetapkan keadaan luar biasa (KLB) pada kasus DHF. DHF merupakan penyakit musiman dan penyakit yang berbahaya. (Somarmo, 2000). Berdasarkan data yang didapat dari dinas kesehatan Sidoarjo pada tahun 2009 dengan jumlah penduduk 1.705.528 terdapat 172 penderita DHF pada anak dan 11 penderita DHF meninggal sedangkan pada tahun 2010 dengan jumlah penduduk 1. 778.221 terdapat 404 penderita DHF pada anak, penderita yang meninggal pada tahun 2010 sebanyak 10 orang. Pada tahun 2010 terdapat peningkatan jumlah penderita DHF . Sedangkan di puskesmas sedati kecamatan gedangan kabupaten Sidoarjo pada tahun 2010 jumlah penderita DHF terdapat 99 penderita tahun 2011 bulan januari terdapat 9 penderita DHF.

Virus dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepty dan masuk kedalam pembuluh darah. Trombosit dan endotel diperkirakan mempunyai peran penting dalam patogenesis, berdasarkan kenyataan bahwa pada DHF terjadi trombositopenia disertai peningkatan permeabilitas kapiler. Trombositopenia (jumlah trombosit < 100.000/L) merupakan salah satu kriteria laboratoris disamping peningkatan hematokrit >20% dari kriteria diagnosis DHF menurut WHO (2007). Para peneliti menyebutkan bahwa derajat trombositopenia pada penderita demam berdarah cenderung berhubungan dengan beratnya penyakit . Manifestasi klinis dari infeksi virus dengue yang paling ditakutkan adalah terjadinya perdarahan dan kebocoran plasma. yang dapat menyebabkan syok. Perdarahan dapat terjadi akibat adanya trombositopenia dan gangguan fungsi trombosit. Peneliti lain menyebutkan adanya gangguan fungsi trombosit. Ditemukan komplek imun dipermukaan trombosit diduga sebagai penyebab terjadinya agregasi trombosit yang kemudian akan dimusnakan oleh sistem retikuloendotelia, terutama dalam limpa dan hati.

Pengobatan DHF pada dasarnya masih bersifat supportif atau simtomatis berdasarkan kelainan utama yang terjadi yaitu berupa perembesan plasma akibat dari meningkatnya permeabilitas vaskuler. Cairan awal sebagai pengganti volume plasma dapat diberikan garam isotonik atau ringer laktat. Belum ada usaha pengobatan yang bersifat kuratif, baik dalam mengatasi terjadinya perdarahan atau trombositophenia maupun dalam mengatasi kebocoran plasma. Jambu merah merupakan salah satu alternatif dalam percepatan penyembuhan penyakit DHF.

Kandungan dalam jambu merah salah satunya senyawa quarcentin golongan flavonoid, sitokin yang berfungsi meningkatkan kekenyalan pembuluh darah. Senyawa yang diduga berperan penting adalah quarcentin dari golongan flavonoid. Senyawa ini bekerja meningkatkan jumlah sitokin. Di dalam tubuh sitokin berperan meningkatkan kekenyalan pembuluh darah sekaligus meningkatkan sistem pembekuan darah. Menurut Prof dr Sumali kepala pusat studi bahan alam, di mana quarcentin bekerja dengan cara menghambat enzim pembentuk RNA virus dengue. RNA berperan dalam sintesis protein. Jika pembentukan virus RNA terganggu, virus dapat mati sehingga jumlah trombosit dalam darah dapat meningkat.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan beberapa tahun terakhir penggunaan jambu merah dan ekstrak daun jambu biji untuk pengobatan DHF terutama dalam meningkatkan jumlah trombosit mulai banyak digunakan baik oleh masyarakat maupun dikalangan dunia kedokteran. Hal ini bisa disampaikan kepada tenaga kesehatan, penderita DHF, dan keluarga penderita bahwa jambu merah dapat digunakan sebagai pengobatan DHF dan terapi tambahan. Pemberian terapi tambahan jambu merah pada penderita DHF dengan memberikan demonstrasi tentang cara pengolahan serta konsumsi sehingga penderita dapat dengan mudah memanfaatkan buah jambu merah untuk meningkatkan trombosit. harganya relatif murah karena bahannya mudah didapat, efek sampingnya hampir tidak terasa. Salah satu tanaman yang mempunyai efek meningkatkan trombosit adalah jambu merah. B. Rumusan masalah

1. Bagaimana analisa dari jurnal tersebut?2. Bagaimana penerapan teori dan aplikasi dilapangan dari jurnal?3. Bagaimana implikasi keperawatan dari jurnal?4. Apa saja yang menjadi hambatan/kendala yang dapat terjadi dalam pengaplikasian penelitian di Rumah sakit lainnya?

C. Tujuan

1. Tujuan UmumUntuk mengetahui pengaruh pemberian suplement ekstrak daun jambu biji dan angkak terhadap peningkatan trombosit pada anak dengan DHF.

2. Tujuan Khusus a. Menganalisis jurnal yang berhubungan dengan pengarahan kepala ruangan dan ketua tim dengan kepuasan kerja perawat.

b. Mengidentifikasi penerapan teori dan aplikasi dilapangan mengenai pengarahan kepala ruangan dan ketua tim terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana .

c. Mengetahui implikasi keperawatannya.

d. Mengidentifikasi hambatan/kendala yang dapat terjadi dalam pengaplikasian penelitian di Rumah sakit lainnya.

D. Manfaat Manfaat penelitian

1. TeoritisHasil analisis jurnal ini diharapkan dapat digunakan sebagai literature dalam menerapkan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu keperawatan anak.

2. Praktis Hasil analisis jurnal ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi siswa dan perawat untuk meningkatkan kepuasan kerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan khususnya di Rumah Sakit.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Demam Berdarah Dengue (DBD)1. DefinisiPenyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang termasuk dalam kelompok infeksi Virus Dengue, yang terjadi akibat interaksi penyebab penyakit dengan hospes (penderita) dan lingkungannya. Banyak populasi aedes aegypti sebagai vektor penyakit terkait dengan perubahan cuaca yaitu musim hujan yang terjadi pada saat musim panas (Wongso, 2008; Roose, 2008).

2. Trombositopenia pada DBDPada pasien DBD, kejadian trombositopenia dijumpai lebih dari 80% penderita. Sumarmo menemukan trombositopenia sebanyak 81% kasus di RSCM Jakarta (Doarest, 2010; ). Selama stadium demam, jumlah trombosit mulai menurun dan mencapai nilai terendah selama stadium renjatan, kemudian meningkatkan dengan cepat pada stadium konvalesen. Trombositopenia di mulai pada hari ketiga demam dan yang paling rendah pada hari kelima demam dan kembali normal pada hari ke 7-10 (Dian, 2006)Trombositopenia pada infeksi dengue merupakan hal yang kompleks, melibatkan trombosit yang teraktivasi, faktor koagulan, antikoagulan serta aktivasi komplemen, sitokin dan sel endotel. Salah satu penyebab trombositopenia adalah produksi trombosit turun oleh karena penekanan megakariosit sum-sum tulang. Gambaran sum-sum tulang pada fase awal infeksi (< 5 hari) terjadi peningkatan proses hematopoesis termasuk megakariopoesis (Doarest, 2010).Pada pasien DBD terdapat kemiripan sekuens antara peptida VD dan protein endogen tubuh yang menyebabkan aktivasi silang sel T dan B. keadaan ini yang menjadi salah satu mekanisme untuk reaksi autoimun selama infeksi dengue. Kemiripan molekul tersebut 7terdapat pada epitop protein di permukaan trombosit dan pembuluh darah. Keadaan ini yang memicu terjadinya trombositopenia dan plasma leakage melalui reaksi autoimun (Thanh, 2008).Trombositopenia pada infeksi dengue dapat terjadi melalui beberapa mekanisme. Pertama, VD melekat pada permukaan trombosit dan menyebabkan aktivasi trombosit sehingga terjadinya trombositopenia akibat pemakaian berlebih. Kedua, terbentuk antibodi yang mempunyai spesifisitas terhadap permukaan trombosit. Ikatan antibodi pada permukaan trombosit, dapat mengaktivasi trombosit tersebut, sehingga terjadi trombositopenia seperti pada mekanisme pertama. Selain itu, ikatan antibodi trombosit akan mengaktivasi komplemen sehingga terjadi lisis trombosit. Mekanisme ketiga juga melibatkan antibodi, dimana trombosit yang telah berikatan dengan antibodi lebih mudah dihancurkan oleh makrofag (Subawa, 2007).Faktor lain yang menjadi penyebab terjadinya perdarahan adalah adanya gangguan dalam jumlah dan fungsi trombosit serta peningkatan aktivitas fibrinolisis. Selain itu studi pada 107 balita dengan DBD dan SRD menyimpulkan adanya peran sitokin. Didapatkan ada peranan IL-6 dalam peningkatan titer antibodi anti-trombosit dan anti-endotel (Doarest, 2010).Salah satu mekanisme lain yang berkaitan dengan trombositopenia pada pasien DBD/SRD adalah terjadinya peningkatan Platelet Associated IgG (PAIg). Mekanisme ini terutama akibat terbentuknya formasi Platelet Associated IgG (PAIg) yang terjadi pada infeksi dengue sekunder. Pada saat keadaan akut viremia, terjadi pembentukan kompleks imun antara antibodi IgG dengue dengan virus dengue yang terdapat trombosit dan dimediasi oleh perlekatan virus dengue dengan trombosit. Akibat Platelet Associated IgG (PAIg) ini dapat mengakibatkan trombositopenia akibat dari klirens trombosit baik lewat makrofag atau terjadi lisis trombosit yang dimediasi oleh komplemen (Doarest, 2010). B. Jambu biji

Jambu Biji (Psidium Guajava L.) merupakan salah satu tanaman tropis, tanaman ini dikenal dengan sebutan jambu biji. Tanaman ini sudah digunakan sejak lama untuk pengobatan tradisional terutama daun, kulit, dan buahnya.Daun jambu biji mengandung berbagai macam komponen yang berkhasiat mengatasi DBD. Kelompok senyawa tanin dan flavonoid yang dinyatakan sebagai quersetin dalam ekstrak daun jambu biji dapat menghambat aktivitas enzim reverse transcriptase sehingga dapat menghambat pertumbuhan virus dengue (Achmad,2001; Soegijanto, 2008).

Uji preklinik yang dilakukan oleh Kusumawati (1999) tentang uji aktivitas produk ekstrak etanol terstandar daun jambu biji sebagai obat demam berdarah (aspek imunologis), pada penelitian ini menggunakan mencit sebagai subjek penelitian didapatkan bahwa ekstrak daun jambu biji dapat meningkatkan jumlah megakariosit dalam sum-sum tulang sehingga dapat meningkatkan jumlah trombosit dalam darah. Peningkatan jumlah megakariosit terjadi melalui mekanisme peningkatan GM-CSF (Granulocyte Macrophage Colony Stimulating Factor) yang akan menyebabkan rangsangan proliferasi dan diferensiasi megakariosit (kutip dari Soegijanto, 2008).Uji klinik yang dilakukan oleh Nassiruddin (2005) tentang pengaruh pemberian ekstrak daun jambu biji dalam meningkatkan jumlah trombosit pada kasus demam berdarah dengue anak didapatkan hasil terdapat perbedaan yang bermakna dalam peningkatan kadar GM-CSF pada kelompok uji dengan nilai p=0,044. Ekstrak daun jambu biji dapat meningkatkan jumlah megakariosit dalam sum-sum tulang sehingga dapat meningkatkan jumlah trombosit dalam darah. (Soegijanto, 2008). Secara kimia, terbukti bahwa buah, daun, dan kulit batang pohon jambu biji mengandung tannin, minyak atsiri, minyak lemak, minyak malat dan Vitamin C yang tinggi. Hasil penelitian yang dikutip dari berbagai sumber menunjukkan bahwa buah dan jambu terbukti dapat menghambat aktivitas enzim reverse transcriptase maupun Virus Dengue, tannin menghambat enzim reverse transriptase maupun DNA polymerase dari vieus serta menghambat pertumbuhan virus yang berinti DNA maupun RNA. Hasil uji klinis menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kering daun dan buah jambu biji selama 5 hari mempercepat pencapaian jumlah trombosit >100.000 /UL, pemberian ektrak kering setiap 4-6 jam meningkatkan jumlah trombosit > 100.000 / UL setelah 12-14 jam, tanpa menimbulkan efek samping, dengan demikian ekstrak dayb dan buah jambu biji dapat digunakan untuk pengobatan kuratif demam berdarah.C. Angkak

Red Fermented Rice (RFR) di kenal juga dengan nama angkak merupakan hasil

fermentasi beras yang menggunakan kapang Monascus Purpureus (Rindiastuti, 2008; Danuri, 2008). Angkak berasal dari Cina yang di kenal pula dengan nama angquac, red rice, Chinese red rice, beni koji dan aga koji (Chairote, 2007). Monascus purpureus adalah spesies kapang merah yang dapat diolah pada substrat

pati. Kapang ini hingga sekarang masih digunakan untuk pengolahan hasil pangan seperti

peternakan unggas, perikanan dan produk daging. Kapang merah tersebut juga digunakan

sebagai manufaktur arak beras karena memiliki kandungan alfa amylase yang tinggi yang dapat merubah pati menjadi glukosa. Monascus purpureus berasal dari famili Monascacese dan klas Ascomyceta yang mempunyai kelebihan untuk memproduksi metabolit dengan pigmentasi kuning, jingga atau merah (Farhana, 2010).Angkak dapat digunakan untuk pewarna yogurt, daging, sosis, dan untuk pengawet

buah, sayur serta produk ikan. Pigmen monascus juga digunakan untuk pewarna lipstik,

pemutih atau pelindung kulit, dan pewarna kain sutra. Selain untuk pewarna pangan, angkak dapat digunakan sebagai bahan obat, misalnya untuk penyakit infeksi, sakit perut, diare, demam berdarah (DBD), menurunkan kadar kolesterol, HDL-kolesterol, trigliserida dalam darah karena kandungan monokolin K (Timotius, 2004). Monokolin K sejenis lovastatin mempunyai efek anti lipidemia. Sebagai makanan sehat dan makanan tambahan untuk penderita hiperkolesterolemia. Di Cina, Taiwan, dan Filipina angkak telah digunakan sebagai pewarna makanan maupun minuman seperti chinese cheese dan bagoong makanan khas Filipina dan anggur merah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa angkak juga dapat menurunkan glukosa darah pada diabetes tipe II (Permana dkk, 2003).Uji preklinik yang telah dilakukan Nur (2010) tentang hubungan pemberian beras angkak merah (Monascus Purpureus) terhadap limfosit pada mencit model sepsis, 10 menunjukkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol dengan perlakuan. Dimana statin yang terkandung dalam beras angkak merah terbukti

berperan sebagai faktor anti inflamasi dengan jalan menghambat produksi sitokin proinflamasi (Farhana, 2010). Diketahui bahwa produksi molekul proinflamasi sebagian besar melalui jalan aktivasi Nf-kB. Nf-kB merupakan modulator inflamasi yang terdapat di dalam makrofag, aktivasi NfkB ini akan mengaktifkan jalur inflamasi melalui ekspresi sitokin proinflamasi. Berdasarkan penelitian juga menunjukkan bahwa statin dapat menurunkan Nf-kB. TNF-, IL-, IL-6, IL-8 (Farhana, 2010).Uji preklinik yang dilakukan oleh Lestari tentang aplikasi angkak untuk peningkatan

keping darah pada mencit trombositopenia yang diinduksi linezolid menunjukkan bahwa

angkak mampu meningkatkan jumlah trombosit dan tidak memberikan efek buruk terhadap jumlah trombosit (Lestari, 2010).BAB III

PEMBAHASAN

A. Analisa Jurnal PICOT (Population, Intervention, Comparison, Outcome and Time)1. Population (P): Populasi dalam penelitian ini adalah penderita rawat inap di bangsal Ilmu Penyakit Dalam RSUP. DR. M. Djamil Padang dengan diagnosa DBD yang ditegakkan berdasarkan kriteria WHO terdiri dari kriteria klinis dan laboratoris. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 20 orang yan dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.

2. Intervention (I):

Kelompok perlakuan diberikan ekstrak daun jambu merah dan angkak selama tiga hari dengan frekuensi tiga kali sehari (pagi,siang dan sore).3. Comparison (C): Dalam jurnal Effect Of The Use Of Supplements Psidii Folium Extract (Psidium Guajava Linn.) And Red Fermented Rice (Monascus Purpureus) In Increase Of Trombocytes At Dengue Hemorrhagic Fever (Dhf) Science In The Installation Of Disease In Hospital Dr. M. Djamil terbukti efektif meningkatkan kadar trombosit pada penderita DFH, dengan peningkatan kadar trombosit >100.000/uL, jika dibandingkan dengan jurnal Pengaruh Pemberian Jambu Merah Terhadap Peningkatan Trombosit Pada Anak DHF terjadi peningkatan trombosit 76.100/uL. Pada kedua penelitian ini memberikan terbukti berpengaruh pada peningkatan kadar trombosit pada penderita DHF. Namun dengan kombinasi pemberian angkak, peningkatan kadar trombosit lebih tinggi dibandingkan dengan hanya memberikan jus jambu biji.4. Outcome (O):

Pada penelitian ini setelah di analisis secara statistik didapatkan perbedaan yang signifikan dalam peningkatan jumlah trombosit antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan pada penderita DBD, sehingga dapat diketahui bahwa pemberian suplemen ekstrak daun jambu biji (Psidium Guajava Linn.) dan angkak (Monascus Purpureus) dapat meningkatkan jumlah trombosit pada penderita DBD dengan nilai p0,05 (p=1,000). Pada waktu 24 jam juga terdapat perbedaan yang tidak signifikan antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan dengan nilai p>0,05 (p=0,3503). Pada waktu 1636 jam terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan dengan nilai p0,05 (p=0,1268. Dari hasil data ini didapatkan bahwa sediaan suplemen ekstrak daun jambu biji (Psidium Guajava Linn.) dan angkak ( Monascus Purpureus) dapat meningkatkan ttrombosit secara signifikan pada hari kedua pengukuran. Hal ini sesuai dengan yang ditemukan oleh Solomon (2007) dimana nilai trombosit terendah terutama pada hari ke-4,5,6 demam dengan angka kejadian tertinggi pada hari ke-5 demam. Sun (2007) mengatakan bahwa setelah 2-3 hari VD masuk kedalam tubuh, maka akan terjadi respon yang akan menyebabkan terbentuknya antibodi. Antibodi inilah yang menyebabkan timbulnya trombositopenia yang mencapai puncak di hari ke-5 demam (dikutip dari Doarest, 2010).5. Time (T):Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai April 2011.B. Implikasi Keperawatan Dan Penerapan Di Lapangan

Dalam Potter dan Perry (2005) disebutkan bahwa perawat memiliki beberapa peran dan fungsi. Berdasarkan analisis jurnal, maka peran dan fungsi perawat yang berkaitan dengan penerapan jurnal ini adalah:

1. Sebagai Pemberi Perawatan (Care Giver)

Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat membantu klien mendapatkan kembali kesehatannya. Dalam hal ini, pelaksanaan oral hygiene di ruang ICU merupakan tindakan mandiri keperawatan yang sangat penting untuk menunjang proses penyembuhan serta mencegah terjadinya infeksi nosokomial, salah satunya yaitu VAP (Ventilator Associated Pneumonia). Berdasarkan jurnal ini teknik oral hygiene dengan suction menggunakan larutan chlorhexidine 0,2% dapat mencegah terjadinya VAP (Ventilator Associated Pneumonia) pada pasien yang terpasang ventilator mekanik di ruang ICU.

2. Sebagai Pelindung

Sebagai pelindung, perawat membantu mempertahankan lingkungan yang aman bagi pasien dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan melindungi efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan diagnostik atau pengobatan. Dalam hal ini, beberapa pasien yang dirawat di ruang ICU memerlukan pemasangan ventilator mekanik untuk membantu pernapasannya, ini akan menyebabkan peningkatan risiko terjadinya infeksi nosokomial salah satunya VAP (Ventilator Associated Pneumonia). Oleh karena itu, perawat berperan untuk melindungi pasien dari infeksi VAP melalui tindakan oral hygiene dengan suction menggunakan larutan chlorhexidine 0,2%.

3. Sebagai edocator Perawat sebagai edukator dapat memberikan pengetahuan tentang status kesehatan klien saat ini dan memberikan informasi dalam meningkatkan kemampuan klien mengatasi kesehatanya. Memberikan informasi tentang manfaat terapi komplementer atau alternatif yang tidak membahayakan pasien.4. Sebagai Peneliti

Sebagai seorang peneliti, perawat dapat terus mengembangkan ilmu yang dimilikinya demi kemajuan profesi keperawatan. Dengan adanya hasil dari penelitian ini, maka dapat dijadikan sebagai acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya dengan topik yang sama, atau dapat dikembangkan lagi.Hambatan Dalam Penerapan

Pemberian ekstrak daun jambu biji dan angkak dalam penatalaksanaan pada pasien dengan DHF memiliki hambatan dalam penerapan di lapangan yaitu terkait masalah biaya, karena sampai saat ini rumah sakit tidak memfasilitasi pemberian suplement, dalam artian biaya dibebankan ke pasien. BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian efek penggunaan suplemen ekstrak daun jambu biji (Psidium Guajava Linn.) dan angkak (Monascus Purpureus) dalam meningkatkan trombosit pada pasien DBD di instalasi rawat inap penyakit dalam RSUP. DR. M. Djamil Padang didapatkan hasil bahwa pemberian suplemen ekstrak daun jambu biji (Psidium Guajava Linn.) dan angkak (Monascus Purpureus) lebih cepat meningkatkan jumlah trombosit pada pasien DBD.B. Saran

1. Bagi rumah sakitBagi rumah sakit hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan pertimbangan khususnya pada SMF Farmasi Rumah Sakit agar memberikan pelayanan yang maksimal dalam hal pengadaan.2. Bagi perawat

Bagi perawat dapat digunakan sebagai bahan kajian da informasi baru pada perawatan pasien DHF yang secara tidak langsung dapat mengurangi lama rawat inap pasien DHF.

3. Untuk perkembangan Ilmu keperawatan

Diharapkan hasil yang di dapat dari penelitian ini akan menjadi sumber informasi dalam pengembangan ilmu keperawatan dalam melakukan penelitian selanjutnya dengan topik yang sama, atau dapat dikembangkan lagi.DAFTAR PUSTAKA

Achmad. H, Wahono. CS. 2001. Pengaruh Pemberian Ekstrak Psidium Guajava Terhadap Jumlah Trombosit Pada Penderita Demam Berdarah Dengue di Bangsal Rawat Inap penyakit Dalam RSUP. Dr. Syaiful Anwar Malang. Majalah Kedokteran Unibraw, Vol. 17 (1), 1-3,

Andika. R. 2009. Identifikasi Salah Satu Mekanisme Trombositopenia Pada Infeksi Virus Dengue : Pada Antibodi Terhadap Protein Non Struktural Tipe 1 Virus Dengue Dan Target Epitop Gp IIb/IIIa Pada Permukaan Trombosit. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Anggraini. W. 2008. Efek Anti Inflamasi Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium Guajava Linn.)Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Danuri. H. 2008. Optimizing Angkak Pigments and Lovastatin Production By Monascus Purpureus, Hayati Journal of Biosciences, Vol. 15, No. 2, p 61-66.

Doarest. Y. 2010. Hubungan Antara Kadar Antibodi Antitrombosit Dengan Jumlah Trombosit, Umur dan Lama Demam Pada Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD),Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang.