Upload
budi-santoso
View
17
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu cara pembentukan kemampuan manusia
untuk menggunakan akalfikiran/rasional mereka sebagai jawaban dalam
menghadapi berbagai masalah yang timbul di masa yang akan datang. Salah satu
tujuan pendidikan yaitu untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Dengan pendidikan yang baik kita akan mudah mengikuti perkembangan zaman
di masa yang akan datang.
Sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi kehidupan, akan
membawa sikap mental tingkah laku anak didik. Hal ini merupakan proses yang
secara alami munculnya suatu permasalahan yang baru dalam dunia pendidikan.
Sehingga dalam penyampaian materi pelajaran dituntut untuk selalu
menyesuaikan dengan kondisi anak sekarang. Perlu diketahui bahwa pendidikan
kemarin, sekarang dan yang akan datang banyak perubahan. Guru yang selalu
menggunakan metode monoton, artinya dari tahun ke tahun tidak pernah
mengalami perubahan karena adanya perubahan kondisi, mereka akan mengalami
permasalahan yang yang tidak mereka sadari. Oleh karena itu sebagai seorang
pendidik harus mau tahu akan kebutuhan anak didik, terutama dalam
pelayanandan penyampaian materi pelajaran. Sehingga sangat perlulah sebagai
pendidik mengadakan variasi metode pengajarannya. Manakah yang lebih tepat
untuk menyampaikan materi supaya hasil proses belajar mengajar berhasil
1
2
maksimal.Perubahan pengajaran tidak harus disertai dengan pemakaian
perlengkapan uang serba hebat, tetapi lebih menekankan pada pengembangan
cara-cara baru belajar yang lebih efektif dan sesuai dengan kemampuan peserta
didik.
Pembelajaran akan efektif bila guru dapat mengidentifikasi masalah yang
dihadapi di kelasnya, kemudian menganalisa dan menentukan factor-faktor yang
diduga menjadi penyebab utama, yang selanjutnyamenentukan tindakan
pemecahannya.Tuntutan peningkatan kualitas professional guru belum memenuhi
syarat yang diinginkan atau diharapkan, karena antara petunjuk perlaksanaan yan
sudah ada banyak terdapat kendala bagi para pelaksana pendidikan utamanya guru
terbukti dengan dampak yang dilapangan antara lain:
1. Keterampilan anak didik masih sangat rendah, terutama tentang keterampilan
2. Tingkat pengetahuan dan prestasi siswa dalam mata pelajaran matematika lebih
rendah dari mata pelajaran yang lain.
3. Suasana belajar kurang dinamis.
Permasalahan di atas disebabkan oleh dominasi guru masih tinggi,
peran guru dalam proses belajar mengajar sebagai penyebar ilmu krang berperan
sebagai fasilitator,guru masih banyak bergantung pada buku, guru masih dominan
menggunakan ceramah dan mencatat, guru kurang mengoptimalkan bekerja
bersaman-sama dan siswa dianggap lulus tes atau dapat mengerjakan tes tanpa
memperhatikan aspek lain seperti kejujuran,pengendalian diri, penghargaan
kepada orang lain, dan kemampuan bekerja sama.Demikian gambaran situasu
pembelajaran saat ini yang terjadi di lapangan khususnya pembelajaran di Sekolah
2
3
Dasar. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses pembelajaran dari segi
hasil. Dari segi peoses pembelajaran dikatakan berhasil apabila seluruhnya atau
setidak-tidaknya sebagaian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif baik
fisik, mental maupun social dalam proses pembelajaran di samping menunjukkan
kegairahan belajar tinggi, semangat belajar yang besar dan rasa percaya diri yang
tinggi. Sedangkan dari segi hasil proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila
terjadi perubahan-perubahan perilaku yang positif dari peserta didik seluruhnya
atau setidak-tidaknya sebagian besar
Metode mengajar banyak sekali jenisnya, disebabkan oleh karena metode
ini dipengaruhi oleh beberapa factor misalnya : tujuan yang berbagai jenis dan
fungsinya,tingkat kematangan siswa yang berbeda, situasi yang berbagai keadaan,
pribadi guru dan kemampuan professional yang berbeda-beda. Karena itu sulit
untuk memberikan satu klasifikasi yang jelas mengenai metode yang pernah
dikenal di dalam pengajaran.Namun demikian ada sifat umum yang menjadi
mungkin untuk mengadakan klasifikasi yang jelas tetapi fleksibel.Di dalam
kenyataan banyak factor yang menyebabkan tidak selalu dapat dipergunakan
metode yang paling sesuai dengan tujuan, situasi dan lain-lain.
Guru sering kali terpaksa menggunakan metode pilihan. Agar usaha
pendidikan tidak sia-sia.Berdasarkan hasil ulangan harian ke I mata pelajaran
matematika dengan kompetensi dasar “Menentukan nilai tempat satuan, puluhan
dan ratusan”, menunjukkan rendahnya tingkat penguasaan materi.Dari 20 siswa di
kelas III hanya 11 siswa yang mencapai tingkat penguasaaan materi sebesar 75%
ke atas.Oleh karena itu, peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat untuk
3
4
mengidentifikasi kekurangan dalam pembelajaran. Dari hasil diskusi tersebut,
maka terungkap masalah yang terjadi dalam pembelajaran, yaitu “Rendahnya
tingkat penguasaan siswa terhadap materi”. Setelah penulis menganalisa dengan
melakukan diskusi dan tukar pendapat dengan teman sejawat selaku pengamat,
maka diketahui bahwa faktor penyebab siswa kurang menguasai materi yang
diajarkan adalah:
1. Kurangnya perhatian siswa terhadap materi
2. Guru dalam menjelaskan materi terlalu cepat.
Mengingat permasalahan tersebut adalah masalah yang bermuara dari dan
dirasakan oleh guru kelas, maka peneliti berupaya mencoba cara yang paling
efektif dalam memperkenalkan konsep kepada anak didik mencari yang paling
mudah, dekat dengan diri siswa sehingga pelajaran Matematika menjadi
menyenangkan, maka dari itu penulis mengajukan penelitian dengan judul
“Meningkatkan pemahaman siswa tentang nilai tempat melalui metode
demonstrasi pada siswa kelas III SDN Gayam 4 Kecamatan Botolinggo Kab.
Bondowoso”.
B. Rumusan Masalah
Masalah adalah segala rintangan tentang hambatan dan kesulitan yang
memerlukan pemecahan jawaban agar usaha pencapaian tujuan dimaksud dapat
berhasil dengan baik. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “
bagaimanakah penggunaan metode demonstrasi dalam meningkatkan ?
pemahaman pada siswa kelas III SDN Gayam 4 ? “
4
5
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Tujuan penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah untuk mengetahui
apakah penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman siswa
kelas IIISDN Gayam 4 ?
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Manfaat bagi guru
a. Dapat menyelesaikan tugas dengan cepat, tepat dan benar, serta dapat
memanfaatkan waktu dengan baik dan tepat, mampu menyelesaikan soal yang
tak terbatas dalam waktu yang relative singkat.
b. Hasil perbaikan ini dapat dijadikan bahan masukan dan perbandingan dalam
melaksanakan proses pemahaman nilai tempat pada siswanya, sehingga
pelaksanaan kegiatan guru lebih berkembang dan terarah dalam pengelolaan
situasi dan kondisi siswa.
c. Untuk bahan pertimbangan dalam peningkatan prestasi siswa di masa yang
akan datang.
d. Untuk selalu memperbaiki dan meningkatkan proses/hasil pembelajaran
dengan manfaat metode yang tepat.
e. Membantu guru berkembang secara professional.
f. Meningkatkan rasa percaya diri guru.
5
6
2. Bagi Kepala Sekolah
a. Sebagai bahan masukan atau input untuk dijadikan bahan pertimbangan
dalam mengambil kebijaksanaan untuk membina guru dalam menentukan
keberhasilan pengelolaan pembelajaran di sekolah.
b. Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di SDN
Gayam 4 Kecamatan Botolinggo Kab Bondowoso.
3. Bagi Peneliti Lain
Ini diharapkan bisa ditindak lanjuti dengan perbaikan pengembangan.
Perbaikan ini juga bisa digunakan sebagai bahan referensi dan sumber infomasi
mengenai penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran.
6
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Matematika
Matematikan merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek anstrak
dan dibangun melalui proses penalaran dedukatif, yaitu kebenaran suatu konsep
diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima,
sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan
jelas. Dalam pembelajaran matematika agar mudah dipahami oleh siswa,
prosespenalaran induksi dapat dilakukan pada awal pembelajaran dan kemudian
dilanjutkan dengan proses penalaran dedukatif untuk menguatkan pemahaman
yang sudah dimiliki matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
bernalar melalui kegiatan penyeledikan, eksplorasi dan eksperimen, sebagai alat
pemecahan masalah malalui pola piker dan model matematika serta sebagai alat
komunikasi melalui symbol, tabel, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan.
Tujuan pembelajaran matematika adalah melatih cara berfikir secara
sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten. Kecakapan atau kemahiran
matematika yang diharapkan dapat tercapai dalam belajar matematika mulai SD
dan MI sampai SMA, adalah sebagai berikut:
1. Menunjukkan pemahaman konsep matematika yang dipelajari, menjelaskan
keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara
luwes, akurat, efesien dan tepat dalam pemecahan masalah.
7
8
2. Memiliki kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel,
grafik atau diagram untuk memperjelas keadaan atau masalah.
3. Menggunakan penalaran pada pola, sifat atau melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan
4. Menunjukkan kemampuan strategi dalam membuat (merumuskan),
menafsirkan, dan menyelesaikan model matematika dalam penyelesaian
masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan.
B. Pengertian Geometri
Geometri (Greek; geo= bumi, metria= ukuran) adalah sebagian dari
matematika yang mengambil persoalan mengenai ukuran, bentuk, dan kedudukan
serta sifat ruang. Geometri adalah salah satu dari ilmu yang tertua. Awal mulanya
sebuah badan pengetahuan praktikal yang mengambil berat dengan jarak, luas dan
volume, tetapi pada abad ke-3 geometri mengalami kemajuan yaitu tentang bentuk
aksiometik oleh Euclid, yang hasilnya berpengaruh untuk beberapa abad
berikutnya.
Geometri merupakan salah satu cabang dalam ilmu matematika. Ilmu
Geometri secara harfiah berarti pengukuran tentang bumi, yakni ilmu yang
mempelajari hubungan di dalam ruang. Sejatinya, ilmu geometri sudah dipelajari
peradaban Mesir Kuno, masyarakat Lembah Sungai Indus dan Babilonia.
Peradaban-peradaban kuno ini diketahui memiliki keahlian dalam drainase rawa,
8
9
irigasi, pengendalian banjir dan pendirian bangunan-bagunan besar. Kebanyakan
geometri Mesir kuno dan Babilonia terbatas hanya pada perhitungan panjang
segmen-segmen garis, luas, dan volume.
C. Metode Pembealajar
Metode belajar adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh para
pendidik agar proses belajar-mengajar pada siswa tercapai sesuai dengan tujuan.
Metode pembelajaran ini sangat penting di lakukan agar proses belajar mengajar
tersebut nampak menyenangkan dan tidak membuat para siswa tersebut suntuk,
dan juga para siswa tersebut dapat menangkap ilmu dari tenaga pendidik tersebut
dengan mudah.
Metode pembelajaran merupakan cara yang dipergunakan guru dalam
mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsung pembelajaran
(Sudjana, 2005). Strategi belajar mengajar adalah pola umum perbuatan guru dan
siswa dalam kegiatan mewujudkan kegiatan belajar mengajar (Hasibuan, 2004:3).
Metode pembelajaran merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat
dilakukan oleh guru untuk menghadapi masalah untuk pencapaian tujuan
pengajaran dapat tercapai dengan baik. Dengan pemanfaatan metode yang efektif
dan efisien, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran.
Menurut Ahmadi dalam (Asih, 2007:20) syarat-syarat yang harus
diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar adalah:
1. Metode mengajar harus dapat mermbangkitkan motif, minat atau gairah belajar
siswa
9
10
2. Metode mengajar harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian
siswa.
3. Metode mengajar harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk
mewujudkan hasil karya.
4. Metode mengajar harus dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih
lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan).
5. Metode mengajar harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan
cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.
6. Metode mengajar harus dapat meniadakan penyajian yang bersifat verbalitas
dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yng nyata dn bertujuan.
7. Metode mengajar harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai
dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang
baik dalam kehidupan sehari-hari.
Macam-macam metode menurut Ruseffendi, (1990) adalah: macam-
macam metode pembelajaran metamatika meliputi metode (1) ceramah (2)
expositori (3) demonstrasi (4) latihan dan praktek (5) Tanya jawab (6) diskusi (7)
permainan (8) karya wisata (9) laboratorium (10) kegiatan lapangan (11) inkuiri
(12) pemecahan masalah (13) pemberian tugas/pekerjaan rumah (14) metode
proyek (15) pengajaran beregu (16) Keterampilan Dasar Mengajar Matematika
Dalam kegiatan belajar mengajar matematika, seorang guru dituntut memiliki
seperangkat keterampilan dasar mengajar matematika. Menurut Hasibuan dkk
(1986) bahwa keterampilan mengajar dapat berupa: “(1) keterampilan member
penguatan (Reinforcement) (2) keterampilan bertanya (3) keterampilan
10
11
menggunakan variasi (4) keterampilan menjelaskan (5) keterampilan membuka
dan menutup pelajaran.
D. Metode Demonstrasi
1. Pengertian Metode Demonstrasi.
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan
barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara
langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan
pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. (Muhibbin Syah, 2000).
Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan
sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan
pelajaran. (Syaiful Bahri Djamarah 2000). Metode Demonstrasi ialah metode
mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian
atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan
tertentu pada siswa.
Untuk memperjelas pengertian tersebut dalam prakteknya dapat di lakukan
oleh guru atau anak didik itu sendiri. Metode Demonstran cukup baik apabila di
gunakan dalam penyampaian bahan pelajaran geografi, misalnya bagaiamana cara
membuat peta menggunakan kompas dan meteran, bagaimana proses kerja
pengindraan jauh sehingga menghasilkan data, dan yang lainnya.
11
12
2. Penerapan Metode Demonstrasi
Dalam mengajar anak lebih mudah diberikan pelajaran dengan cara
menirukan seperti apa yang dilakukan gurunya. Dalam hal ini, guru mengajar
melalui demonstrasi. Demonstrasi berarti menunjukkan, mengerjakan dan
menjelaskan. (Komaria Asikin, dkk. 2001). Sementara itu menurut Diah Harianti,
(2003) menyatakan bahwa demonstrasi juga diartikan sebagai suatu metode
dimana guru mempertunjukkan atau memperagakan suatu objek, benda atau
proses dari suatu kejadian atau perisitiwa. Dari pendapat di atas terungkap bahwa
terdapat tiga komponen yang paling penting pada metode demonstrasi yakni 1)
menunjukkan, 2) mengerjakan dan 3) menjelaskan. Dalam penerapannya ketiga
hal tersebut dipadukan dengan penemuan sehingga guru memberikan pertanyaan
yang mengarahkan
Metode demonstrasi yang dipadukan dengan penemuan, memungkinkan
guru membimbing anak untuk menemukan hal – hal yang baru berdasarkan
praduga atau hipotesis yang disusun oleh anak. Metode demonstrasi perlu
dilakukan dalam rangka pengembangan motivasi anak peserta didik karena
mengingat kecenderungan anak untuk mencontoh atau meniru orang lain sebagai
salah satu naluri yang sangat kuat. Sifat anak tersebut sangat konstruktif dan
memiliki manfaat sebab guru dapat memotivasikan anak didik untuk melakukan
segi – segi yang berguna dari kehidupan, seperti bagaimana cara makan,
berpakaian dan lain –lain.
Hal-hal yang diperlu diperhatikan guru, dalam menggunakan metode
Demontrasi.
12
13
a) Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila alat yang di
Demonstrasikan tidak bisa di amati dengan seksama oleh siswa. Misalnya
alatnya terlalu kecil atau penjelasannya tidak jelas.
b) Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak di ikuti oleh aktivitas di mana
siswa sendiri dapat ikut memperhatikan dan menjadi aktivitas mereka sebagai
pengalaman yang berharga.
c) Tidak semua hal dapat di demonstrasikan di kelas karna sebab alat-alat yang
terlalu besar atau yang berada di tempat lain yang tempatnya jauh dari kelas.
d) Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis
e) Sebagai pendahuluan, berilah pengertian dan landasan teori dari apa yang
akan di demonstrasikan.
3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi.
a. Kelebihan
Sebagai metode pembelajaran metode demonstrasi memiliki kelebihan
a) Perhatian anak didik dapat di pusatkan, dan titik berat yang di anggap penting
oleh guru dapat di amati.
b) Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang di demonstrasikan,
jadi proses anak didik akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian anak
didik kepada masalah lain.
c) Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar.
d) Dapat menambah pengalaman anak didik.
e) Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang di sampaikan.
13
14
f) Dapat mengurangi kesalah pahaman karna pengajaran lebih jelas dan
kongkrit.
g) Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap siswa
karna ikut serta berperan secara langsung.
b. Kelemahan
Selain kelebihan metode demonstrasi sebagai metode pembelajaran juga
memiliki kelemahan.
a) Memerlukan waktu yang cukup banyak
b) Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang
efesien.
c) Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli bahan-
bahannya.
d) Memerlukan tenaga yang tidak sedikit.
e) Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstran menjadi tidak efektif.
E. Metode Demonstrasi dalam pembelajaran Matematika
Ada beberapa ciri khas yang ada pembelajaran matematika yang
menggunakan metode demonstrasi : 1) Digunakannya masalah atau soal-soal
konkret atau yang ada dalam pikiran siswa. Yang disebut dengan masalah realistik
sebagai titik awal proses pembelajaran. Diharapkan dapat membuat siswa berfikir
aktif sejak awal dan siswa sendiri menemukan konsep yang akan dipelajari, peran
guru hanya sebagai fasilitator. Peran guru sebagai fasilitator antara lain adalah
memberikan kegiatan yang merangsang keingintahuan siswa dan membantu siswa
14
15
dalam mengungkapkan gagasannya, menunjukkan pemikiran siwa dapat sejalan
atau tidak untuk menghadapi persoalan baru yang ditemui. Setelah siswa
menyelesaikan masalah menurut cara berfikir siswa maka guru bersama siswa
membahas konsep yang dipelajari. 2) Siswa didorong untuk menemukan atau
memunculkan suatu cara. Alat atau model sistematis sehingga diperoleh
pemahaman tentang hal yang dipelajari dari masalah atau suatu realistic yang
dihadapi. 3) Peran aktif siswa dalam proses pembelajaran Selain diusahakan
siswa sendiri yang menemukan cara atau model dan pemahaman konsep juga
dapat dengan berdiskusi dengan temannya atau dengan bantuan guru sehingga
pemberian pemahaman yang sudah jadi sebaiknya dihindari. Sehubungan dengan
hal tersebut maka interaksi antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa menjadi
penting, sebaliknya belajar berkelompok karena biasanya siswa akan tidak
sungkan bertanya pada temannya yang sebaya. Ciri berikut adalah siswa diberi
kesempatan untuk melakukan refleksi yaitu berfikir dengan hal-hal yang baru
dipelajari. Siswa dapat mengendap hal yang baru dipelajarinya sehingga
merupakan pengetahuan baru atau merupakan pengayaan pengetahuan ataupun
revisi terhadapp enegtahuan yang sudah dimiliki siswa. Cara melakukan refleksi
anatara siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang hal yang baru saja
dipelajari, menyampaikan gagasan, membuat kesimpulan.
Dari beberapa karakteristik atau ciri khas uraian diatas maka dapat
disimpulkan bahwa karakteristik pembelajaran matematika yang menggunakan
metode demonstrasi realistic adalah:
(a) Disampaikan masalah realistis untuk diselesaikan oleh siswa.
15
16
(b) Digunakan model realistis sebagai jembatan antara dunia real dan abstrak.
(c) Adanya interaksi antara guru dengan siswa (demokratis).
(d) Proses belajar berlangsung seimbang antar a dunia riil dan abstrak.
Pembelajaran tidak hanya menekankan pada langkah-langkah penyelesaian
soal tetapi adanya penekanan pada pemahaman konsep dan pemecahan masalah.
Berdasarkan karakteristik tersebut dalam pembelajaran matematika kontektual
adalah guru memberikan masalah yang nyata atau dapat dibayangkan oleh siawa,
menjelaskan masalah konstektual, siswa menyelesaikan masalah konstektual
secara individu ataupun kelompok dengan cara mereka sendiri. Guru memotivasi
siswa dengan memberikan pertanyaan, petunjuk atau saran. Guru memberika
waktu dan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan dan
mendiskusikanjawaban secara kelompok. Dari hasil diskusi gurumengarahkan
untuk menarik kesimpulan suatu konsep.
16
17
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek Penelitian
Lokasi Penelitian yang digunakan untuk melaksanakan penelitian ini
adalah SDN Gayam 4 Kecamatan Botolinggo Kab. Bondowoso. Waktu yang
digunakan peneliti dalam melakasanakan penelitian tindakan kelas ini selama 2
siklus, yaitu pada tanggal 13 Oktober 2012 (Siklus 1) dan 20 Oktober 2012( siklus
2). Mata pelajaran yang diteliti adalah Matematika dengan materi pembelajaran
nilai tempat, Kelas IIISemester I SDN Gayam 4 Tahun Pelajaran 2012/2013.
Jumlah siswa SDN Gayam 4 kelas IIIberjumlah 20 siswa. Karakteristik siswa
adalah meliputi latar belakang ekonomi yang sebagian besar siswa berasal dari
keluarga kurang mampu, pendidikan orang tua pada umumnya hanya sebatas lulus
Sekolah Dasar (SD).
B. Deskripsi Per Siklus
Penelitian ini mengenai peningkatan pemahaman nilai dengan
menggunakan metode demonstrasi dilaksanakan melalui beberapa tahapan.
Tahapan yang dimaksud adalah perencanaan, pengamatan, dan refleksi. Tahapan
tersebut dilaksanakan dalam dua siklus sebagaimana dijelaskan berikut ini:
1. Siklus I
a. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan pada siklus pertama ini
adalah:
17
18
1) Menyusun Rencana Pembelajaran (RPP)
2) Menyiapkan media pembelajaran
3) Menyiapkan LKS
b. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan pada siklus pertama ini
adalah:
1) Guru menjelaskan materi tentang nilai tempat ratusan, puluhan, dan
satuan.
2) Siswa mencatat penjelasan guru.
3) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada
kesulitan dalam memahami materi pelajaran.
4) Guru menunjuk beberapa siswa untuk mengerjakan soal di papan tulis.
5) Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.
c. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pengamatan pada siklus pertama ini
adalah:
1) Mengamati aktifitas siswa dalam menjawab soal.
2) Mengamati aktifitas siswa dalam kerja kelompok mengerjakan LKS.
3) Mengamati aktifitas siswa dalam menyampaikan hasil kerja kelompok.
4) Mengamati aktifitas guru dalam proses pembelajaran.
d. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap refleksi siklus 1 ini adalah:
1) Mancatat hasil pengamatan.
2) Mengevaluasi hasil pengamatan.
3) Menganalisis hasil pembelajaran; dan
4) Memperbaiki kelemahan untuk siklus berikutnya.
18
19
2. Adapun yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut :
a. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan pada siklus 2 adalah:
1) Menyusun Rencana Pembelajaran (RPP)
2) Memadukan hasil refleksi siklus 1 agar siklus 2 lebih efektif
3) Menyiapkan media pembelajaran
4) Menyiapkan tes tulis
b. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan pada siklus kedua ini
adalah:
1) Guru menjelaskan materi tentang nilai tempat ratusan, puluhan, dan
satuan.
2) Siswa mendengarkan penjelasan guru dan mengajukan pertanyaan.
3) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
4) Secara berkelompok, siswa diminta mengerjakan LKS (menyebutkan nilai
tempat)
5) Melalui perwakilan, tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi di
depan kelas.
6) Guru memberikan soal tes akhir siklus 2.
c. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pengamatan pada siklus 2 ini adalah:
1) Mengamati aktifitas siswa dalam menjawab soal.
2) Mengamati aktifitas siswa dalam kerja kelompok mengerjakan LKS.
3) Mengamati aktifitas siswa dalam menyampaikan hasil kerja kelompok.
4) Mengamati aktifitas guru dalam proses pembelajaran.
19
20
5) Mengamati perkembangan materi
d. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap refleksi siklus kedua ini adalah:
1) Mancatat hasil pengamatan ;
2) Mengevaluasi hasil pengamatan;
20
21
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus
Dari tindakan yang telah dilaksanakan dapat dilaporkan adanya
peningkatan kemampuan mengajar pada guru dan peningkatan pemahaman nilai
melalui metode demonstrasi pada siswa kelas IIISDN Gayam 4 Kecamatan
Botolinggo Kab. Bondowoso. Peningkatan kemampuan mengajar tersebut antara
lain:
1. Kebiasaan mengajar yang membiasakan guru aktif menjelaskan dan
menerangkan mulai berkurang, dan berubah menjadi bimbnag dan
mengembangkan inisiatif siswa.
2. Kebiasaan siswa yang biasa pasif, berubah menjadi aktif dalam
mengidentifikasi
3. Setiap akhir pelajaran, siswa memperoleh hasil belajar (produk) selama proses
belajar berlangsung melalui diskusi kelompok maupun individu.
4. Pada saat pembelajaran guru, mulai selalu memeprhatikan:
a. Perbedaan individu
b. Pengorganisasian kelas
c. Variasi pembelajaran
5. Guru lebih banyak mendorong siswa berkreatif dan menciptakan iklim belajar
yang kondisif.
21
22
6. Hasil penelitian dalam proses analisis data berupa peningkatan pemahaman
nilaitempat melalui metode demonstrasi pada siswa kelas IIISDN Gayam 4
Kecamatan Botolinggo Kab. Bondowoso berupa tes tulis.
Berdasarkan hasil analisis data tersebut terhadap pemahaman nilai tempat,
maka dapat ditentukan jumlah siswa yang mendapat nilai sama. Secara lengkap
hasil analisis data terhadap pemahaman nilai tempat siswa kelas IIISDN Gayam 4
Kecamatan Botolinggo Kab. Bondowoso diuraiakan dalam ( lampiran 3: Analisis
siklus 1)
Dari analisis kegiatan pembelajara siklus I digambarkan hasil
pembelajaran siswa yang tuntas dalam pembelajaran sebanyak 15 siswa
sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 5 siswa apabila dinyakan dalam
prosentase, nilai ketuntasan belajar siswa sebesar 75,00%, sedangkan prosentase
daya serap siswa sebesar 68,28%. Oleh karena itu, penelitian dilanjutkan pada
siklus 2.
Dalam proses pembelajaran siklus 2, siswa kelas IIImelanjutkan proses
pembelajaran dengan menggunakan metode demokrasi setelah pembelajaran
selesai siswa menjawab soal melalui tes tulis. Berdasarkan hasil analisis data
terhadap pemahaman nilai ulangan , maka diperoleh data ( lihat lampiran 4 :
analisis pembelajaran siklus II)
Dari analisis kegiatan pembelajara siklus II digambarkan hasil
pembelajaran siswa yang tuntas dalam pembelajaran sebanyak 20 siswa
sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 0 siswa apabila dinyakan dalam
22
23
prosentase, nilai ketuntasan belajar siswa sebesar 100,00%, sedangkan prosentase
daya serap siswa sebesar 72,75 %.
B. Pembahasan Setiap Siklus
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan dalam siklus 1 dan
2, terlihat jelas ada peningkatan pemahaman materi nilai tempat melalui metode
demonstrasi pada siswa kelas IIISDN Gayam 4 Kecamatan Botolinggo Kab.
Bondowoso.Peningkatan tersebut disajikan dalam tabel 4.1
Tabel 4.1 : Hasil BelajarHASIL ANALISIS SIKLUS 1 SIKLUS 2
Soal Tuntas 12 15Soal Tidak Tuntas 8 5Siswa tuntas 15 20Siswa Tidak Tuntas 5 0Daya Serap Siswa 68,25 72,75Ketuntasan Klasikal 75,00% 100,00%
Berdasarkan tabel di atas Nampak 20 siswa telah mampu memahami
materi nilai tempat melalui metode demonstrasi dan seluruh siswa mengalami
peningkatan yang sangat signifikan dari siklus 1 ke siklus 2. Hal tersebut
membuktikan bahwa penggunaan metode demonstrasi sangat tepat untuk
meningkatkan kemampuan siswa khususnya tentang nilai tempat.
23
24
BAB V
KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT
A. Kesimpulan
Setelah adanya kegiatan perbaikan pembelajaran dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut.
1. Dengan menggunakan metode demonstrasi, ternyata mampu meningkatkan
pemahaman tentang nilai tempat pada siswa kelas IIISDN Gayam 4 .
2. Dengan meningkatnya pemahaman siswa kelas IIISDN Gayam 4 pada materi
tentang nilai tempat, maka prestasi siswa pun juga ikut meningkat.
B. Saran Tindak Lanjut
Agar penelitian tindakan kelas ini bisa bermanfaat untuk sesama, maka
dikemukakan saran-saran berikut ini:
1. Diharapkan agar pembaca, khususnya rekan-rekan guru melakukan penelitian
lanjutan.Misalnya melakukan timdakan kelas mengenai peningkatan
pemahaman siswa melalui media atau metode pembelajaran yang lain.
2. Walaupun hasil penelitian tindakan kelas ini belum tentu cocok diterapkan di
lembaga pendidikan lain, peneliti tetap berharap agar hasil penelitian ini tetap
dapat dilaksanakan yaitu penggunaan metode yang tepat untuk meningkatkan
pemahaman nilai tempat pada siswa. Hal yang demikian perlu dilakukan,
karena dengan penggunaan metode yang tepat dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
24
25
Demikian kesimpulan dan saran yang dapat disampaikan, semoga bermanfaat
bagi banyak pihak.
25