37
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu cara pembentukan kemampuan manusia untuk menggunakan akalfikiran/rasional mereka sebagai jawaban dalam menghadapi berbagai masalah yang timbul di masa yang akan datang. Salah satu tujuan pendidikan yaitu untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dengan pendidikan yang baik kita akan mudah mengikuti perkembangan zaman di masa yang akan datang. Sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi kehidupan, akan membawa sikap mental tingkah laku anak didik. Hal ini merupakan proses yang secara alami munculnya suatu permasalahan yang baru dalam dunia pendidikan. Sehingga dalam penyampaian materi pelajaran dituntut untuk selalu menyesuaikan dengan kondisi anak sekarang. Perlu diketahui bahwa pendidikan kemarin, sekarang dan yang akan datang banyak perubahan. Guru 1

isi ptk.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: isi ptk.doc

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu cara pembentukan kemampuan manusia

untuk menggunakan akalfikiran/rasional mereka sebagai jawaban dalam

menghadapi berbagai masalah yang timbul di masa yang akan datang. Salah satu

tujuan pendidikan yaitu untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Dengan pendidikan yang baik kita akan mudah mengikuti perkembangan zaman

di masa yang akan datang.

Sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi kehidupan, akan

membawa sikap mental tingkah laku anak didik. Hal ini merupakan proses yang

secara alami munculnya suatu permasalahan yang baru dalam dunia pendidikan.

Sehingga dalam penyampaian materi pelajaran dituntut untuk selalu

menyesuaikan dengan kondisi anak sekarang. Perlu diketahui bahwa pendidikan

kemarin, sekarang dan yang akan datang banyak perubahan. Guru yang selalu

menggunakan metode monoton, artinya dari tahun ke tahun tidak pernah

mengalami perubahan karena adanya perubahan kondisi, mereka akan mengalami

permasalahan yang yang tidak mereka sadari. Oleh karena itu sebagai seorang

pendidik harus mau tahu akan kebutuhan anak didik, terutama dalam

pelayanandan penyampaian materi pelajaran. Sehingga sangat perlulah sebagai

pendidik mengadakan variasi metode pengajarannya. Manakah yang lebih tepat

untuk menyampaikan materi supaya hasil proses belajar mengajar berhasil

1

Page 2: isi ptk.doc

2

maksimal.Perubahan pengajaran tidak harus disertai dengan pemakaian

perlengkapan uang serba hebat, tetapi lebih menekankan pada pengembangan

cara-cara baru belajar yang lebih efektif dan sesuai dengan kemampuan peserta

didik.

Pembelajaran akan efektif bila guru dapat mengidentifikasi masalah yang

dihadapi di kelasnya, kemudian menganalisa dan menentukan factor-faktor yang

diduga menjadi penyebab utama, yang selanjutnyamenentukan tindakan

pemecahannya.Tuntutan peningkatan kualitas professional guru belum memenuhi

syarat yang diinginkan atau diharapkan, karena antara petunjuk perlaksanaan yan

sudah ada banyak terdapat kendala bagi para pelaksana pendidikan utamanya guru

terbukti dengan dampak yang dilapangan antara lain:

1. Keterampilan anak didik masih sangat rendah, terutama tentang keterampilan

2. Tingkat pengetahuan dan prestasi siswa dalam mata pelajaran matematika lebih

rendah dari mata pelajaran yang lain.

3. Suasana belajar kurang dinamis.

Permasalahan di atas disebabkan oleh dominasi guru masih tinggi,

peran guru dalam proses belajar mengajar sebagai penyebar ilmu krang berperan

sebagai fasilitator,guru masih banyak bergantung pada buku, guru masih dominan

menggunakan ceramah dan mencatat, guru kurang mengoptimalkan bekerja

bersaman-sama dan siswa dianggap lulus tes atau dapat mengerjakan tes tanpa

memperhatikan aspek lain seperti kejujuran,pengendalian diri, penghargaan

kepada orang lain, dan kemampuan bekerja sama.Demikian gambaran situasu

pembelajaran saat ini yang terjadi di lapangan khususnya pembelajaran di Sekolah

2

Page 3: isi ptk.doc

3

Dasar. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses pembelajaran dari segi

hasil. Dari segi peoses pembelajaran dikatakan berhasil apabila seluruhnya atau

setidak-tidaknya sebagaian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif baik

fisik, mental maupun social dalam proses pembelajaran di samping menunjukkan

kegairahan belajar tinggi, semangat belajar yang besar dan rasa percaya diri yang

tinggi. Sedangkan dari segi hasil proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila

terjadi perubahan-perubahan perilaku yang positif dari peserta didik seluruhnya

atau setidak-tidaknya sebagian besar

Metode mengajar banyak sekali jenisnya, disebabkan oleh karena metode

ini dipengaruhi oleh beberapa factor misalnya : tujuan yang berbagai jenis dan

fungsinya,tingkat kematangan siswa yang berbeda, situasi yang berbagai keadaan,

pribadi guru dan kemampuan professional yang berbeda-beda. Karena itu sulit

untuk memberikan satu klasifikasi yang jelas mengenai metode yang pernah

dikenal di dalam pengajaran.Namun demikian ada sifat umum yang menjadi

mungkin untuk mengadakan klasifikasi yang jelas tetapi fleksibel.Di dalam

kenyataan banyak factor yang menyebabkan tidak selalu dapat dipergunakan

metode yang paling sesuai dengan tujuan, situasi dan lain-lain.

Guru sering kali terpaksa menggunakan metode pilihan. Agar usaha

pendidikan tidak sia-sia.Berdasarkan hasil ulangan harian ke I mata pelajaran

matematika dengan kompetensi dasar “Menentukan nilai tempat satuan, puluhan

dan ratusan”, menunjukkan rendahnya tingkat penguasaan materi.Dari 20 siswa di

kelas III hanya 11 siswa yang mencapai tingkat penguasaaan materi sebesar 75%

ke atas.Oleh karena itu, peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat untuk

3

Page 4: isi ptk.doc

4

mengidentifikasi kekurangan dalam pembelajaran. Dari hasil diskusi tersebut,

maka terungkap masalah yang terjadi dalam pembelajaran, yaitu “Rendahnya

tingkat penguasaan siswa terhadap materi”. Setelah penulis menganalisa dengan

melakukan diskusi dan tukar pendapat dengan teman sejawat selaku pengamat,

maka diketahui bahwa faktor penyebab siswa kurang menguasai materi yang

diajarkan adalah:

1. Kurangnya perhatian siswa terhadap materi

2. Guru dalam menjelaskan materi terlalu cepat.

Mengingat permasalahan tersebut adalah masalah yang bermuara dari dan

dirasakan oleh guru kelas, maka peneliti berupaya mencoba cara yang paling

efektif dalam memperkenalkan konsep kepada anak didik mencari yang paling

mudah, dekat dengan diri siswa sehingga pelajaran Matematika menjadi

menyenangkan, maka dari itu penulis mengajukan penelitian dengan judul

“Meningkatkan pemahaman siswa tentang nilai tempat melalui metode

demonstrasi pada siswa kelas III SDN Gayam 4 Kecamatan Botolinggo Kab.

Bondowoso”.

B. Rumusan Masalah

Masalah adalah segala rintangan tentang hambatan dan kesulitan yang

memerlukan pemecahan jawaban agar usaha pencapaian tujuan dimaksud dapat

berhasil dengan baik. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “

bagaimanakah penggunaan metode demonstrasi dalam meningkatkan ?

pemahaman pada siswa kelas III SDN Gayam 4 ? “

4

Page 5: isi ptk.doc

5

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Tujuan penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah untuk mengetahui

apakah penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman siswa

kelas IIISDN Gayam 4 ?

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

1. Manfaat bagi guru

a. Dapat menyelesaikan tugas dengan cepat, tepat dan benar, serta dapat

memanfaatkan waktu dengan baik dan tepat, mampu menyelesaikan soal yang

tak terbatas dalam waktu yang relative singkat.

b. Hasil perbaikan ini dapat dijadikan bahan masukan dan perbandingan dalam

melaksanakan proses pemahaman nilai tempat pada siswanya, sehingga

pelaksanaan kegiatan guru lebih berkembang dan terarah dalam pengelolaan

situasi dan kondisi siswa.

c. Untuk bahan pertimbangan dalam peningkatan prestasi siswa di masa yang

akan datang.

d. Untuk selalu memperbaiki dan meningkatkan proses/hasil pembelajaran

dengan manfaat metode yang tepat.

e. Membantu guru berkembang secara professional.

f. Meningkatkan rasa percaya diri guru.

5

Page 6: isi ptk.doc

6

2. Bagi Kepala Sekolah

a. Sebagai bahan masukan atau input untuk dijadikan bahan pertimbangan

dalam mengambil kebijaksanaan untuk membina guru dalam menentukan

keberhasilan pengelolaan pembelajaran di sekolah.

b. Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di SDN

Gayam 4 Kecamatan Botolinggo Kab Bondowoso.

3. Bagi Peneliti Lain

Ini diharapkan bisa ditindak lanjuti dengan perbaikan pengembangan.

Perbaikan ini juga bisa digunakan sebagai bahan referensi dan sumber infomasi

mengenai penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran.

6

Page 7: isi ptk.doc

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Matematika

Matematikan merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek anstrak

dan dibangun melalui proses penalaran dedukatif, yaitu kebenaran suatu konsep

diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima,

sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan

jelas. Dalam pembelajaran matematika agar mudah dipahami oleh siswa,

prosespenalaran induksi dapat dilakukan pada awal pembelajaran dan kemudian

dilanjutkan dengan proses penalaran dedukatif untuk menguatkan pemahaman

yang sudah dimiliki matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan

bernalar melalui kegiatan penyeledikan, eksplorasi dan eksperimen, sebagai alat

pemecahan masalah malalui pola piker dan model matematika serta sebagai alat

komunikasi melalui symbol, tabel, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan.

Tujuan pembelajaran matematika adalah melatih cara berfikir secara

sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten. Kecakapan atau kemahiran

matematika yang diharapkan dapat tercapai dalam belajar matematika mulai SD

dan MI sampai SMA, adalah sebagai berikut:

1. Menunjukkan pemahaman konsep matematika yang dipelajari, menjelaskan

keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara

luwes, akurat, efesien dan tepat dalam pemecahan masalah.

7

Page 8: isi ptk.doc

8

2. Memiliki kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel,

grafik atau diagram untuk memperjelas keadaan atau masalah.

3. Menggunakan penalaran pada pola, sifat atau melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan

gagasan dan pernyataan

4. Menunjukkan kemampuan strategi dalam membuat (merumuskan),

menafsirkan, dan menyelesaikan model matematika dalam penyelesaian

masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan.

B. Pengertian Geometri

Geometri (Greek; geo= bumi, metria= ukuran) adalah sebagian dari

matematika yang mengambil persoalan mengenai ukuran, bentuk, dan kedudukan

serta sifat ruang. Geometri adalah salah satu dari ilmu yang tertua. Awal mulanya

sebuah badan pengetahuan praktikal yang mengambil berat dengan jarak, luas dan

volume, tetapi pada abad ke-3 geometri mengalami kemajuan yaitu tentang bentuk

aksiometik oleh Euclid, yang hasilnya berpengaruh untuk beberapa abad

berikutnya.

Geometri merupakan salah satu cabang dalam ilmu matematika. Ilmu

Geometri secara harfiah berarti pengukuran tentang bumi, yakni ilmu yang

mempelajari hubungan di dalam ruang. Sejatinya, ilmu geometri sudah dipelajari

peradaban Mesir Kuno, masyarakat Lembah Sungai Indus dan Babilonia.

Peradaban-peradaban kuno ini diketahui memiliki keahlian dalam drainase rawa,

8

Page 9: isi ptk.doc

9

irigasi, pengendalian banjir dan pendirian bangunan-bagunan besar. Kebanyakan

geometri Mesir kuno dan Babilonia terbatas hanya pada perhitungan panjang

segmen-segmen garis, luas, dan volume.

C. Metode Pembealajar

Metode belajar adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh para

pendidik agar proses belajar-mengajar pada siswa tercapai sesuai dengan tujuan.

Metode pembelajaran ini sangat penting di lakukan agar proses belajar mengajar

tersebut nampak menyenangkan dan tidak membuat para siswa tersebut suntuk,

dan juga para siswa tersebut dapat menangkap ilmu dari tenaga pendidik tersebut

dengan mudah.

Metode pembelajaran merupakan cara yang dipergunakan guru dalam

mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsung pembelajaran

(Sudjana, 2005). Strategi belajar mengajar adalah pola umum perbuatan guru dan

siswa dalam kegiatan mewujudkan kegiatan belajar mengajar (Hasibuan, 2004:3).

Metode pembelajaran merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat

dilakukan oleh guru untuk menghadapi masalah untuk pencapaian tujuan

pengajaran dapat tercapai dengan baik. Dengan pemanfaatan metode yang efektif

dan efisien, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran.

Menurut Ahmadi dalam (Asih, 2007:20) syarat-syarat yang harus

diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar adalah:

1. Metode mengajar harus dapat mermbangkitkan motif, minat atau gairah belajar

siswa

9

Page 10: isi ptk.doc

10

2. Metode mengajar harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian

siswa.

3. Metode mengajar harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk

mewujudkan hasil karya.

4. Metode mengajar harus dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih

lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan).

5. Metode mengajar harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan

cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.

6. Metode mengajar harus dapat meniadakan penyajian yang bersifat verbalitas

dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yng nyata dn bertujuan.

7. Metode mengajar harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai

dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang

baik dalam kehidupan sehari-hari.

Macam-macam metode menurut Ruseffendi, (1990) adalah: macam-

macam metode pembelajaran metamatika meliputi metode (1) ceramah (2)

expositori (3) demonstrasi (4) latihan dan praktek (5) Tanya jawab (6) diskusi (7)

permainan (8) karya wisata (9) laboratorium (10) kegiatan lapangan (11) inkuiri

(12) pemecahan masalah (13) pemberian tugas/pekerjaan rumah (14) metode

proyek (15) pengajaran beregu (16) Keterampilan Dasar Mengajar Matematika

Dalam kegiatan belajar mengajar matematika, seorang guru dituntut memiliki

seperangkat keterampilan dasar mengajar matematika. Menurut Hasibuan dkk

(1986) bahwa keterampilan mengajar dapat berupa: “(1) keterampilan member

penguatan (Reinforcement) (2) keterampilan bertanya (3) keterampilan

10

Page 11: isi ptk.doc

11

menggunakan variasi (4) keterampilan menjelaskan (5) keterampilan membuka

dan menutup pelajaran.

D. Metode Demonstrasi

1. Pengertian Metode Demonstrasi.

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan

barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara

langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan

pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. (Muhibbin Syah, 2000).

Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan

sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan

pelajaran. (Syaiful Bahri Djamarah 2000). Metode Demonstrasi ialah metode

mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian

atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan

tertentu pada siswa.

Untuk memperjelas pengertian tersebut dalam prakteknya dapat di lakukan

oleh guru atau anak didik itu sendiri. Metode Demonstran cukup baik apabila di

gunakan dalam penyampaian bahan pelajaran geografi, misalnya bagaiamana cara

membuat peta menggunakan kompas dan meteran, bagaimana proses kerja

pengindraan jauh sehingga menghasilkan data, dan yang lainnya.

11

Page 12: isi ptk.doc

12

2. Penerapan Metode Demonstrasi

Dalam mengajar anak lebih mudah diberikan pelajaran dengan cara

menirukan seperti apa yang dilakukan gurunya. Dalam hal ini, guru mengajar

melalui demonstrasi. Demonstrasi berarti menunjukkan, mengerjakan dan

menjelaskan. (Komaria Asikin, dkk. 2001). Sementara itu menurut Diah Harianti,

(2003) menyatakan bahwa demonstrasi juga diartikan sebagai suatu metode

dimana guru mempertunjukkan atau memperagakan suatu objek, benda atau

proses dari suatu kejadian atau perisitiwa. Dari pendapat di atas terungkap bahwa

terdapat tiga komponen yang paling penting pada metode demonstrasi yakni 1)

menunjukkan, 2) mengerjakan dan 3) menjelaskan. Dalam penerapannya ketiga

hal tersebut dipadukan dengan penemuan sehingga guru memberikan pertanyaan

yang mengarahkan

Metode demonstrasi yang dipadukan dengan penemuan, memungkinkan

guru membimbing anak untuk menemukan hal – hal yang baru berdasarkan

praduga atau hipotesis yang disusun oleh anak. Metode demonstrasi perlu

dilakukan dalam rangka pengembangan motivasi anak peserta didik karena

mengingat kecenderungan anak untuk mencontoh atau meniru orang lain sebagai

salah satu naluri yang sangat kuat. Sifat anak tersebut sangat konstruktif dan

memiliki manfaat sebab guru dapat memotivasikan anak didik untuk melakukan

segi – segi yang berguna dari kehidupan, seperti bagaimana cara makan,

berpakaian dan lain –lain.

Hal-hal yang diperlu diperhatikan guru, dalam menggunakan metode

Demontrasi.

12

Page 13: isi ptk.doc

13

a) Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila alat yang di

Demonstrasikan tidak bisa di amati dengan seksama oleh siswa. Misalnya

alatnya terlalu kecil atau penjelasannya tidak jelas.

b) Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak di ikuti oleh aktivitas di mana

siswa sendiri dapat ikut memperhatikan dan menjadi aktivitas mereka sebagai

pengalaman yang berharga.

c) Tidak semua hal dapat di demonstrasikan di kelas karna sebab alat-alat yang

terlalu besar atau yang berada di tempat lain yang tempatnya jauh dari kelas.

d) Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis

e) Sebagai pendahuluan, berilah pengertian dan landasan teori dari apa yang

akan di demonstrasikan.

3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi.

a. Kelebihan

Sebagai metode pembelajaran metode demonstrasi memiliki kelebihan

a) Perhatian anak didik dapat di pusatkan, dan titik berat yang di anggap penting

oleh guru dapat di amati.

b) Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang di demonstrasikan,

jadi proses anak didik akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian anak

didik kepada masalah lain.

c) Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar.

d) Dapat menambah pengalaman anak didik.

e) Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang di sampaikan.

13

Page 14: isi ptk.doc

14

f) Dapat mengurangi kesalah pahaman karna pengajaran lebih jelas dan

kongkrit.

g) Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap siswa

karna ikut serta berperan secara langsung.

b. Kelemahan

Selain kelebihan metode demonstrasi sebagai metode pembelajaran juga

memiliki kelemahan.

a) Memerlukan waktu yang cukup banyak

b) Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang

efesien.

c) Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli bahan-

bahannya.

d) Memerlukan tenaga yang tidak sedikit.

e) Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstran menjadi tidak efektif.

E. Metode Demonstrasi dalam pembelajaran Matematika

Ada beberapa ciri khas yang ada pembelajaran matematika yang

menggunakan metode demonstrasi : 1)      Digunakannya masalah atau soal-soal

konkret atau yang ada dalam pikiran siswa. Yang disebut dengan masalah realistik

sebagai titik awal proses pembelajaran. Diharapkan dapat membuat siswa berfikir

aktif sejak awal dan siswa sendiri menemukan konsep yang akan dipelajari, peran

guru hanya sebagai fasilitator. Peran guru sebagai fasilitator antara lain adalah

memberikan kegiatan yang merangsang keingintahuan siswa dan membantu siswa

14

Page 15: isi ptk.doc

15

dalam mengungkapkan gagasannya, menunjukkan pemikiran siwa dapat sejalan

atau tidak untuk menghadapi persoalan baru yang ditemui. Setelah siswa

menyelesaikan masalah menurut cara berfikir siswa maka guru bersama siswa

membahas konsep yang dipelajari. 2)      Siswa didorong untuk menemukan atau

memunculkan suatu cara. Alat atau model sistematis sehingga diperoleh

pemahaman tentang hal yang dipelajari dari masalah atau suatu realistic yang

dihadapi. 3)      Peran aktif siswa dalam proses pembelajaran Selain diusahakan

siswa sendiri yang menemukan cara atau model dan pemahaman konsep juga

dapat dengan berdiskusi dengan temannya atau dengan bantuan guru sehingga

pemberian pemahaman yang sudah jadi sebaiknya dihindari. Sehubungan dengan

hal tersebut maka interaksi antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa menjadi

penting, sebaliknya belajar berkelompok karena biasanya siswa akan tidak

sungkan bertanya pada temannya yang sebaya. Ciri berikut adalah siswa diberi

kesempatan untuk melakukan refleksi yaitu berfikir dengan hal-hal yang baru

dipelajari. Siswa dapat mengendap hal yang baru dipelajarinya sehingga

merupakan pengetahuan baru atau merupakan pengayaan pengetahuan ataupun

revisi terhadapp enegtahuan yang sudah dimiliki siswa. Cara melakukan refleksi

anatara siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang hal yang baru saja

dipelajari, menyampaikan gagasan, membuat kesimpulan.

Dari beberapa karakteristik atau ciri khas uraian diatas maka dapat

disimpulkan bahwa karakteristik pembelajaran matematika yang menggunakan

metode demonstrasi realistic adalah:

(a)    Disampaikan masalah realistis untuk diselesaikan oleh siswa.

15

Page 16: isi ptk.doc

16

(b)   Digunakan model realistis sebagai jembatan antara dunia real dan abstrak.

(c)    Adanya interaksi antara guru dengan siswa (demokratis).

(d)   Proses belajar berlangsung seimbang antar a dunia riil dan abstrak.

Pembelajaran tidak hanya menekankan pada langkah-langkah penyelesaian

soal tetapi adanya penekanan pada pemahaman konsep dan pemecahan masalah.

Berdasarkan karakteristik tersebut dalam pembelajaran matematika kontektual

adalah guru memberikan masalah yang nyata atau dapat dibayangkan oleh siawa,

menjelaskan masalah konstektual, siswa menyelesaikan masalah konstektual

secara individu ataupun kelompok dengan cara mereka sendiri. Guru memotivasi

siswa dengan memberikan pertanyaan, petunjuk atau saran. Guru memberika

waktu dan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan dan

mendiskusikanjawaban secara kelompok. Dari hasil diskusi gurumengarahkan

untuk menarik kesimpulan suatu konsep.

16

Page 17: isi ptk.doc

17

BAB III

PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek Penelitian

Lokasi Penelitian yang digunakan untuk melaksanakan penelitian ini

adalah SDN Gayam 4 Kecamatan Botolinggo Kab. Bondowoso. Waktu yang

digunakan peneliti dalam melakasanakan penelitian tindakan kelas ini selama 2

siklus, yaitu pada tanggal 13 Oktober 2012 (Siklus 1) dan 20 Oktober 2012( siklus

2). Mata pelajaran yang diteliti adalah Matematika dengan materi pembelajaran

nilai tempat, Kelas IIISemester I SDN Gayam 4 Tahun Pelajaran 2012/2013.

Jumlah siswa SDN Gayam 4 kelas IIIberjumlah 20 siswa. Karakteristik siswa

adalah meliputi latar belakang ekonomi yang sebagian besar siswa berasal dari

keluarga kurang mampu, pendidikan orang tua pada umumnya hanya sebatas lulus

Sekolah Dasar (SD).

B. Deskripsi Per Siklus

Penelitian ini mengenai peningkatan pemahaman nilai dengan

menggunakan metode demonstrasi dilaksanakan melalui beberapa tahapan.

Tahapan yang dimaksud adalah perencanaan, pengamatan, dan refleksi. Tahapan

tersebut dilaksanakan dalam dua siklus sebagaimana dijelaskan berikut ini:

1. Siklus I

a. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan pada siklus pertama ini

adalah:

17

Page 18: isi ptk.doc

18

1) Menyusun Rencana Pembelajaran (RPP)

2) Menyiapkan media pembelajaran

3) Menyiapkan LKS

b. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan pada siklus pertama ini

adalah:

1) Guru menjelaskan materi tentang nilai tempat ratusan, puluhan, dan

satuan.

2) Siswa mencatat penjelasan guru.

3) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada

kesulitan dalam memahami materi pelajaran.

4) Guru menunjuk beberapa siswa untuk mengerjakan soal di papan tulis.

5) Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.

c. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pengamatan pada siklus pertama ini

adalah:

1) Mengamati aktifitas siswa dalam menjawab soal.

2) Mengamati aktifitas siswa dalam kerja kelompok mengerjakan LKS.

3) Mengamati aktifitas siswa dalam menyampaikan hasil kerja kelompok.

4) Mengamati aktifitas guru dalam proses pembelajaran.

d. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap refleksi siklus 1 ini adalah:

1) Mancatat hasil pengamatan.

2) Mengevaluasi hasil pengamatan.

3) Menganalisis hasil pembelajaran; dan

4) Memperbaiki kelemahan untuk siklus berikutnya.

18

Page 19: isi ptk.doc

19

2. Adapun yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut :

a. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan pada siklus 2 adalah:

1) Menyusun Rencana Pembelajaran (RPP)

2) Memadukan hasil refleksi siklus 1 agar siklus 2 lebih efektif

3) Menyiapkan media pembelajaran

4) Menyiapkan tes tulis

b. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan pada siklus kedua ini

adalah:

1) Guru menjelaskan materi tentang nilai tempat ratusan, puluhan, dan

satuan.

2) Siswa mendengarkan penjelasan guru dan mengajukan pertanyaan.

3) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.

4) Secara berkelompok, siswa diminta mengerjakan LKS (menyebutkan nilai

tempat)

5) Melalui perwakilan, tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi di

depan kelas.

6) Guru memberikan soal tes akhir siklus 2.

c. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pengamatan pada siklus 2 ini adalah:

1) Mengamati aktifitas siswa dalam menjawab soal.

2) Mengamati aktifitas siswa dalam kerja kelompok mengerjakan LKS.

3) Mengamati aktifitas siswa dalam menyampaikan hasil kerja kelompok.

4) Mengamati aktifitas guru dalam proses pembelajaran.

19

Page 20: isi ptk.doc

20

5) Mengamati perkembangan materi

d. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap refleksi siklus kedua ini adalah:

1) Mancatat hasil pengamatan ;

2) Mengevaluasi hasil pengamatan;

20

Page 21: isi ptk.doc

21

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Per Siklus

Dari tindakan yang telah dilaksanakan dapat dilaporkan adanya

peningkatan kemampuan mengajar pada guru dan peningkatan pemahaman nilai

melalui metode demonstrasi pada siswa kelas IIISDN Gayam 4 Kecamatan

Botolinggo Kab. Bondowoso. Peningkatan kemampuan mengajar tersebut antara

lain:

1. Kebiasaan mengajar yang membiasakan guru aktif menjelaskan dan

menerangkan mulai berkurang, dan berubah menjadi bimbnag dan

mengembangkan inisiatif siswa.

2. Kebiasaan siswa yang biasa pasif, berubah menjadi aktif dalam

mengidentifikasi

3. Setiap akhir pelajaran, siswa memperoleh hasil belajar (produk) selama proses

belajar berlangsung melalui diskusi kelompok maupun individu.

4. Pada saat pembelajaran guru, mulai selalu memeprhatikan:

a. Perbedaan individu

b. Pengorganisasian kelas

c. Variasi pembelajaran

5. Guru lebih banyak mendorong siswa berkreatif dan menciptakan iklim belajar

yang kondisif.

21

Page 22: isi ptk.doc

22

6. Hasil penelitian dalam proses analisis data berupa peningkatan pemahaman

nilaitempat melalui metode demonstrasi pada siswa kelas IIISDN Gayam 4

Kecamatan Botolinggo Kab. Bondowoso berupa tes tulis.

Berdasarkan hasil analisis data tersebut terhadap pemahaman nilai tempat,

maka dapat ditentukan jumlah siswa yang mendapat nilai sama. Secara lengkap

hasil analisis data terhadap pemahaman nilai tempat siswa kelas IIISDN Gayam 4

Kecamatan Botolinggo Kab. Bondowoso diuraiakan dalam ( lampiran 3: Analisis

siklus 1)

Dari analisis kegiatan pembelajara siklus I digambarkan hasil

pembelajaran siswa yang tuntas dalam pembelajaran sebanyak 15 siswa

sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 5 siswa apabila dinyakan dalam

prosentase, nilai ketuntasan belajar siswa sebesar 75,00%, sedangkan prosentase

daya serap siswa sebesar 68,28%. Oleh karena itu, penelitian dilanjutkan pada

siklus 2.

Dalam proses pembelajaran siklus 2, siswa kelas IIImelanjutkan proses

pembelajaran dengan menggunakan metode demokrasi setelah pembelajaran

selesai siswa menjawab soal melalui tes tulis. Berdasarkan hasil analisis data

terhadap pemahaman nilai ulangan , maka diperoleh data ( lihat lampiran 4 :

analisis pembelajaran siklus II)

Dari analisis kegiatan pembelajara siklus II digambarkan hasil

pembelajaran siswa yang tuntas dalam pembelajaran sebanyak 20 siswa

sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 0 siswa apabila dinyakan dalam

22

Page 23: isi ptk.doc

23

prosentase, nilai ketuntasan belajar siswa sebesar 100,00%, sedangkan prosentase

daya serap siswa sebesar 72,75 %.

B. Pembahasan Setiap Siklus

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan dalam siklus 1 dan

2, terlihat jelas ada peningkatan pemahaman materi nilai tempat melalui metode

demonstrasi pada siswa kelas IIISDN Gayam 4 Kecamatan Botolinggo Kab.

Bondowoso.Peningkatan tersebut disajikan dalam tabel 4.1

Tabel 4.1 : Hasil BelajarHASIL ANALISIS SIKLUS 1 SIKLUS 2

Soal Tuntas 12 15Soal Tidak Tuntas 8 5Siswa tuntas 15 20Siswa Tidak Tuntas 5 0Daya Serap Siswa 68,25 72,75Ketuntasan Klasikal 75,00% 100,00%

Berdasarkan tabel di atas Nampak 20 siswa telah mampu memahami

materi nilai tempat melalui metode demonstrasi dan seluruh siswa mengalami

peningkatan yang sangat signifikan dari siklus 1 ke siklus 2. Hal tersebut

membuktikan bahwa penggunaan metode demonstrasi sangat tepat untuk

meningkatkan kemampuan siswa khususnya tentang nilai tempat.

23

Page 24: isi ptk.doc

24

BAB V

KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT

A. Kesimpulan

Setelah adanya kegiatan perbaikan pembelajaran dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut.

1. Dengan menggunakan metode demonstrasi, ternyata mampu meningkatkan

pemahaman tentang nilai tempat pada siswa kelas IIISDN Gayam 4 .

2. Dengan meningkatnya pemahaman siswa kelas IIISDN Gayam 4 pada materi

tentang nilai tempat, maka prestasi siswa pun juga ikut meningkat.

B. Saran Tindak Lanjut

Agar penelitian tindakan kelas ini bisa bermanfaat untuk sesama, maka

dikemukakan saran-saran berikut ini:

1. Diharapkan agar pembaca, khususnya rekan-rekan guru melakukan penelitian

lanjutan.Misalnya melakukan timdakan kelas mengenai peningkatan

pemahaman siswa melalui media atau metode pembelajaran yang lain.

2. Walaupun hasil penelitian tindakan kelas ini belum tentu cocok diterapkan di

lembaga pendidikan lain, peneliti tetap berharap agar hasil penelitian ini tetap

dapat dilaksanakan yaitu penggunaan metode yang tepat untuk meningkatkan

pemahaman nilai tempat pada siswa. Hal yang demikian perlu dilakukan,

karena dengan penggunaan metode yang tepat dapat meningkatkan hasil

belajar siswa.

24

Page 25: isi ptk.doc

25

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat disampaikan, semoga bermanfaat

bagi banyak pihak.

25