95
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini, dunia pendidikan Indonesia ikut mendapat pengaruh dari perkembangan yang terjadi di dunia, termasuk model dan pendekatan pembelajaran. Selama ini sudah berbagai macam model dan pendekatan pembelajaran diterapkan oleh para guru, namun hasilnya tetap belum maksimal. Akhirnya diperkenalkan pendekatan pembelajaran CTL ( Contextual Teaching and Learning ) yaitu konsep yang membantu guru mangaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu pilar CTL ( Contextual Teaching and Learning ) itu adalah inkuiri atau menemukan yang merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta 1

LAPORAN PTK.doc

Embed Size (px)

Citation preview

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PAGE 1

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini, dunia pendidikan Indonesia ikut mendapat pengaruh dari perkembangan yang terjadi di dunia, termasuk model dan pendekatan pembelajaran. Selama ini sudah berbagai macam model dan pendekatan pembelajaran diterapkan oleh para guru, namun hasilnya tetap belum maksimal. Akhirnya diperkenalkan pendekatan pembelajaran CTL ( Contextual Teaching and Learning ) yaitu konsep yang membantu guru mangaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu pilar CTL ( Contextual Teaching and Learning ) itu adalah inkuiri atau menemukan yang merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri. Terutama dalam memecahkan suatu masalah yang diberikan oleh guru sesuai dengan materi pelajaran yang sedang berlangsung.

Kemampuan siswa SMP 5 Semarang dalam hal memecahkan masalah relatif masih kurang. Hal ini ditunjukkan dalam beberapa kali proses belajar mengajar berlangsung, masih sedikit siswa yang berani tunjuk jari, bila guru memberikan pertanyaan yaitu sekitar 50%, Siswa yang berani memberikan masukan pada waktu diskusi sekitar 60%, siswa yang mampu memberikan solusi atas jawaban teman sekitar 45% dan yang menjawab dengan benar pertanyaan guru sekitar 60% (data primer)

Oleh karena itu penulis perlu melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu memecahkan masalah mengenai materi Perdagangan Internasional dengan cara mencari sendiri pemecahannya. Dalam kegiatan ini guru bertindak sebagai pemandu.

Dengan penerapan model pembelajaran inkuiri pada materi pokok Perdagangan Internasional siswa diberi soal yang berisi masalah yang berkait dengan materi secara perseorangan atau kelompok dan jika siswa mengalami kesulitan maka ia dapat mencari pemecahannya pada buku sumber baik di dalam kelas maupun di perpustakaan. Dengan demikian akan membantu dan memudahkan siswa untuk mengerti dan mamahami semua materi yang diajarkan. Selain itu siswa dapat belajar secara mandiri atau bersama-sama dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan Perdagangan Internasional. Yang perlu diperhatikan adalah ketepatan dalam memilih model pembelajaran inkuiri harus disesuaikan dengan tujuan,jenis, dan sifat materi pelajaran serta sesuai dengan kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan model tersebut.

Model pembelajaran Inkuiri untuk materi pokok Perdagangan Internasional dipilih karena dengan model pembelajaran ini memungkinkan dan memberi kesempatan kepada siswa untuk mencari penyelesaian atas semua masalah yang diberikan oleh guru. Siswa akan merasa termotivasi dan merasa mempunyai kemampuan untuk mengemukakan jawaban sebagai bentuk pemecahan masalah yang dihadapi dengan mudah.

Dari uraian di atas penulis ingin meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada materi pokok Perdagangan Internasional Mapel IPS di kelas IX G SMP 5 Semarang dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri

B. Rumusan Masalah

Berdasar latar belakang di atas maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Bagaimana meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada materi pokok Perdagangan Internasional Mapel IPS di kelas IX G SMP 5 Semarang dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri?

Untuk menyelesaikan masalah tersebut di atas akan dilaksanakan model pembelajaran inkuiri pada materi pokok Perdagangan Internasional. Guru akan membangkitkan keberanian, memberikan motivasi dan dorongan serta memberikanpenghargaan kepada siswa yang memberikan masukan, solusi dan menjawab dengan benar pertanyaan guru. Dengan demikian siswa akan merasa terangsang untuk memperoleh penghargaan yang sebanyak-banyaknya dan akan berkompetisi secara sehat untuk memberikan masukan dalam diskusi, memberikan solusi dan menjawab pertanyaan dengan benar.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada materi pokok Perdagangan Internasional, di kelas IX G SMP 5 Semarang..

2. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada materi pokok Perdagangan Internasional di kelas IX G SMP 5 Semarang.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini akan memberikan manfaat yang berguna bagi perorangan maupun institusi/lembaga :1. Bagi Guru

: dengan dilakukannya penelitian tindakan kelas ini guru akan

mengetahui segala kekurangan yang ada dalam dirinya dan dapat

dipergunakan sebagai bahan koreksi dan perbaikan untuk proses

pembelajaran berikutnya.

2. Bagi Guru lain: dengan membaca laporan penelitian tindakan kelas ini akan

mendapat gambaran yang jelas tentang bagaimana meningkatkan

kemampuan meneliti dan memperbaiki proses pembelajarannya.

3. Bagi Siswa: hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi siswa yang mengalami

kesulitan dalam memecahkan masalah pada materi pokok

Perdagangan Internasional

4. Bagi Sekolah: hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang berguna

untuk perbaikan proses pembelajaran di sekolah itu sendiri

khususnya dan sekolah lain pada umumnya.BAB II

KAJIAN TEORI DAN PUSTAKAA. Kajian Teori1. Peningkatan Kemampuan Memecahkan Masalah Pengajaran berbasis masalah adalah suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu kanteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran (Nurhadi dkk, 2003 : 55)

Peran guru dalam pengajaran berbasis masalah adalah menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Pengajaran berbasis masalah dapat dilaksanakan dengan mengembangkan lingkungan kelas yang memungkinkan terjadinya pertukaran ide secara terbuka. Secara garis besar pengajaran berbasis masalah terdiri dari penyajian kepada siswa situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberi kemudahan kepada siswa untuk melakukan pemecahan sendiri.

Pengajaran berbasis masalah menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut :1. Pengajuan pertanyaan atau masalah, bukan hanya mengorganisasikan prinsip-prinsip atau keterampilan akademik tertentu, pembelajaran berdasarkan masalah mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan dan masalah yang kedua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa.2.Berfokus pada keterkaitan antar disiplin, meskipun pengajaran berbasis masalah mungkin berpusat pada mata pelajaran tertentu, masalah yang dipilih yang benar-benar nyata agar dalam pemecahannya siswa meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran.

3.Penyelidikan autentik, mengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik untuk mencapai penyelesaian nyata terhadap masalah nyata.

4.Menghasilkan produk/karya nyata, menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan.

Pengajaran berbasis masalah dicirikan antara lain oleh bekerjasama antar siswa. Bekerja sama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog untuk mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berpikir.

Pengajaran berbasis masalah dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa dan dikembangakan terutama untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan keterampilan intelektual, dan melibatkan siswa dalam pengalaman nyata atau simulasi dan menjadi siswa yang otonom dan madiri.

Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah digunakan untuk menggambarkan cara seseorang dalam berpikir. Adapun pengertian berpikir adalah :

1. Proses yang melibatkan operasi mental seperti induksi, deduksi, klasifikasi dan penalaran.

2. Proses secara simbolik menyatakan objek nyata dan kejadiankejadian dan penggunaan pernyataan simbolik itu untuk menemukan prinsipprinsip esensial tentang objek dan kejadian itu. Pernyataan simbolik itu biasanya berbeda dengan operasi mental yang didasarkan pada kenyataan dari fakta dan kasus khusus.

3. Kemampuan untuk menganalisis mengkritik dan mencapai kesimpulan berdasar pada inferensi atau pertimbangan yang seksama.

Tentang berpikir tingkat tinggi Resnick (1987) diberikan penjelasan sebagai berikut :

1. Berpikir tingkat tinggi adalah nonagoritmik yaitu alur tindakan yang tidak sepenuhnya dapat ditetapkan sebelumnya .

2. Berpikir tingkat tinggi cenderung kompleks Keseluruhan alurnya tidak dapat diamati dari satu sudut pandang.3. Berpikir tingkat tinggi sering kali menghasilkan banyak solusi, masingmasing dengan keuntungan dan kerugian .

4. Berpikir tingkat tinggi melibatkan pertimbangan dan interpretasi.

5. Berpikir tingkat tinggi melibatkan penerapan banyak kriteria yang kadang kadang bertentangan satu sama lain.

6. Berpikir tingkat tinggi sering kali melibatkan ketidakpastian. Segala sesuatu yang berhubungan dengan tugas tidak selamanya diketahui.

7. Berpikir tingkat tinggi melibatkan pengaturan diri tentang proses berpikir. Kita tidak mengetahui sebagai berpikir tingkat tinggi pada seseorang jika ada orang lain membantunya pada setiap tahap.

8. Berpikir tingkat tinggi melibatkan pencarian makna, menemukan struktur pada keadaan yang tampaknya tidak teratur.

9. Berpikir tingkat tinggi adalah kerja keras. Ada pengerahan kerja mental besar besaran saat melakukan berbagai jenis elaborasi dan pertimbangan yang dibutuhkan.

Penggunaan kata-kata dan ungkapan seperti pertimbangan, pengaturan diri, pencarian makna dan ketidakpastian berarti bahwa proses berpikir dan keterampilan yang perlu diaktifkan sangatlah kompleks. Juga ditekankan pentingnya konteks atau keterkaitan pada pada saat berpikir tentang berpikir. Meskipun proses berpikir memiliki beberapa kesamaan antar situasi, proses itu juga bervariasi tergantung pada apa yang dipikirkan. Proses berpikir yang digunakan untuk memikirkan ide abstrak berbeda dengan yang digunakan untuk memikirkan situasi kehidupan nyata. Karena hakikat dari konteks dan keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka keterampilan itu tidak dapat diajarkan menggunakan pendekatan yang dirancang untuk mengajarkan ide dan keterampilan yang lebih nyata. Keterampilan proses dan berpikir tingkat tinggi bagaimanapun juga jelas dapat diajarkan, dan kebanyakan program dan kurikulum yang dikembangkan untuk tujuan ini sangat mendasarkan diri pada pendekatan yang sama dengan pengajaran berbasis masalah.

Pengajaran berbasis masalah membantu siswa untuk berkinerja dalam situasi kehidupan nyata dan belajar tentang peran guru yaitu :

1. Pengajaran berbasis masalah mendorong kerjasama dalam menyelesaikan

tugas.

2. Pengajaran berbasis masalah melibatkan siswa dalam penyelidikan sendiri,

yang memungkinkan siswa menginterpresentasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun pemahamannya tentang fenomena tersebut.

Pengajaran berbasis masalah biasanya terdiri dari bebrapa tahapan yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa.Adapun tahapan itu adalah sebagai berikut :

TahapanTingkah Laku Guru

Tahap 1:Orientasi siswa kepada masalah

Tahap 2 :

Mengorganisasi siswa untuk belajar

Tahap 3 :

Membimbing penyelidikan individual dan kelompok

Tahap 4 :

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Tahap 5 :

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalahGuru Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistic yang dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya.Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalahnya.

Guru membantu siswa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.

Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan memecahkan masalah adalah suatu cara atau proses yang dilakukan untuk menambah kecakapan dalam mengatasi atau menyelesaikan masalah yang dilakukan oleh guru dan siswa melalui berbagai tindakan atau tahapan dalam proses belajar mengajar.2. Model Pembelajaran Inkuiri

Pembelajaran dengan penemuan (inquiry) merupakan satu komponen penting dalam pendekatan konstruktifistik yang telah memiliki sejarah panjang dalam inovasi atau pembaruan pendidikan. Dalam pembelajaran dengan penemuan atau inkuiri, siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.

Belajar dengan penemuan atau inkuiri memacu keinginan siswa untuk mengetahui, memotivasi mereka untuk melanjutkan pekerjaan hingga mereka menemukan jawabannya. Siswa juga belajar memecahkan masalah secara mandiri dan memiliki keterampilan berpikir kritis karena mereka harus selalu menganalisis dan menangani informasi.

Selama proses inkuiri berlangsung, guru dapat mengajukan suatu pertanyaan atau mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan pertenyaan mereka sendiri. Pertanyaannya bersifat memberi kesempatan kepada siswa untuk menyelidiki sendiri dan mereka mencari jawaban sendiri.

Inkuiri memberikan kepada siswa pengalaman-pengalaman belajar yang nyata dan aktif. Siswa diharapkan membuat keputusan dan memperoleh keterampilan. Inkuiri memungkinkan siswa dalam berbagai tahap perkembangannyabekerja dengan masalah-masalah yang sama dan bahkan mereka bekerjasama mencari solusi terhadap masalah-masalah. Setiap siswa harus memainkan dan memfungsikan talentanya masing-masing. Siswa harus mengajukan pertanyaan yang berarti dan berhubungan dan siswa harus melaporkan hasil temuannya secara lisan atau tertulis. Dengan demikian siswa belajar dan mengajar satu sama lain. Inkuiri juga memungkinkan guru mempelajari siswasiswanya: siapa mereka, apa yang mereka ketahui, dan bagaimana mereka bekerja. Pemahaman guru tentang siswa akan memungkinkan guru untuk menjadi fasilitator yang lebih efektif dalam proses pencarian ilmu oleh siswa.

Dalam penggunaan model inkuiri, guru tidak boleh banyak bertanya atau berbicara. Terlalu banyak intervensi, bertanya, dan menjawab pertanyaan akan mengurangi proses belajar siswa melalui inkuiri. Dengan demikian proses belajar tidak akan lagi menyenangkan. Dalam proses ini siswa dituntut untuk bertanggung jawab bagi pendidikan mereka sendiri. Guru harus mendorong siswa untuk memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya atau memecahkan sendiri di dalam kelompoknya, bukan mengajarkan kepada siswa dengan memberi jawaban dari masalah yang siswa hadapi. Sehingga siswa akan mendapat keuntungan jika siswa dapat melihat dan melakukan sesuatu dari pada hanya sekedar mendengarkan ceramah atau penjelasan guru dan guru dapat membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit dengan bantuan gambar atau demonstrasi.

Dalam proses inkuiri siswa belajar dan dilatih bagaimana mereka harus berpikir kritis yang merupakan salah satu tujuan pendidikan. Ketika siswa belajar berpikir kritis mereka akan memperlihatkan pikiranpikiran dan prosesproses sabagai berikut :1. Mengajukan pertanyaan seperti Bagaimana .. atau Apa buktinya .

2. Mengeatahui perbedaan antara observasi dan kesimpulan.

3. Mengetahui bahwa semua gagasan ilmiah itu dapat berubah dan bahwa teori teori yang ada adalah teori yang terbaik berdasarkan bukti yang kita miliki sejauh ini.

4. Mengetahui bahwa diperlukan bukti yang cukup untuk menarik suatu kesimpulan yang kuat.

5. Memberi penjelasan atau interpretasi, melakukan observasi dan atau prediksi.

6. Selalu mencari konsistensi terhadap kesimpulan yang diambil dan memberikan penjelasan dengan rasa percaya diri.

Salah satu tujusn pendidikan adalah meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis, membuat keputusan rasional, tentang apa yang diperbuat atau apa yang diyakini. Seperti halnya setiap tujuan yang lain belajar berpikir kritis memerlukan latihan. Siswa dapat diberikan sejumlah dilema, argument logis dan tidak logis, iklan yang valid dan menyesatkan. Tujuan pengajaran berpikir kritis adalah menciptakan suatu semangat berpikir kritis yang mendorong siswa mempertanyakan apa yang mereka dengar dan mengkaji pikiran mereka sendiri untuk memastikan tidak terjadi logika yang tidak konsisten atau keliru.

Berdasar identifikasi oleh Beyer (1988:57) ada 10 keterampilan berpikir kritis yang dapat digunakan siswa untuk mempertimbangkan vaiditas tuntutan atau argument yaitu :

1. Membedakan fakta yang dapat diversifikasi dan tuntutan nilainilai yang sulit diverivikasi (diuji keabsahannya)

2. Membedakan antara informasi dan tuntutan atau alasan yang relevan dengan yang tidak relevan.

3. Menentukan kecermatan faktual dari suatu pernyataan.

4. Menentukan kredibilitas dari suatu sumber.

5. Mengidentifikasi tuntutan atau argument yang mendua.

6. Mengidentifikasi asumsi yang tidak dinyatakan.

7. Mendeteksi bias (menemukan penyimpangan)

8. Mengidentifikasi kekeliruan logika

9. Mengenali ketidak konsistenan logika dalam suatu alur penalaran

10. Menentukan kekuatan suatu argumen atau tuntutan.

Sepuluh keterampilan berpikir kritis di atas bukan merupakan suatu urutan langkahlangkah tetapi merupakan daftar cara yang dapat dilakukan oleh siswa dalam menangani informasi untuk mengevaluasi apakah informasi itu benar atau masuk akal. Tugas utama dalam mengajarkan berpikir kritis kepada siswa adalah membantu mereka belajar tidak hanya bagaimana menggunakan tiaptiap strategi berpikir kritis itu , tetapi juga menyampaikan kapan tiaptiap srtategi berpikir kritis itu cocok untuk dipergunakan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri adalah suatu model pembelajaran yang mendorong siswa untuk belajar melalui keterlibatan siswa itu sendiri dengan konsep atau prinsip untuk memiliki pengalaman yang memungkinkan siswa dapat menemukan konsep atau prinsip itu secara mandiri.

Kesimpulan dari peningkatan kemampuan dalam memecahkan masalah dengan model pembelajaran inkuiri adalah suatu cara atau proses yang dilakukan untuk menambah atau meningkatkan kecakapan dalam mengatasi atau menyelesaikan masalah dengan menggunakan model pembelajaran yang mendorong

siswa untuk belajar melalui keterlibatan siswa itu sendiri dengan konsep atau prinsip

untuk memiliki pengalaman yang memungkinkan siswa dapat menemukan konsepatau prinsip secara mandiri dalam proses belajar mengajar. B. Kerangka Pikir

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian tersebut di atas didapat satu kerangka pikiran sebagai berikut : 1. Pembelajaran inkuiri sebagai suatu model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan maslalah.2. Kemampuan memecahkan masalah yang dilakukan dengan penemuan secara mandiri, perlu dikembangkan untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi, mengajukan pertanyaan, masukan ataupun solusi. Karena unsurunsur ini merupakan pilar CTL ( Contextual Teaching and Learning ) yang harus dikembangkan dalam sistem kurikulum berbasis kompetensi. 3. Dengan kemampuan memecahkan masalah dan model pembelajaran inkuiri diharapkan siswa lebih menguasai materi dan mampu memahami materi pokok yang diajarkan yaitu Perdagangan Internasional. .C. Hipotesis Tindakan

Model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas IX G SMP 5 Semarang dalam memecahkan masalah pada meteri pokok Perdagangan Internasional.BAB III

METODE PENELITIANA Lokasi, Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di kelas IX G SMP 5 Semarang. Kelas ini dipilih karena tingkat kemampuan rata-rata dalam memecahkan masalah relatif rendah dibandingkan dengan kelas yang lain. Penelitian ini dimaksudkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan siswa tersebut.

Penelitian Tindakan Kelas akan dilaksanakan pada minggu pertama dan minggu kedua bulan Oktober 2006. yaitu minggu pertama untuk pelaksanaan siklus I dan minggu kedua untuk pelaksanaan siklus II. Adapun rencana pelaksanaannya adalah sbagai berikut :

Tabel 1

Jadwal Kegiatan

No.KegiatanPelaksanaan

1.Pelaksanaan Pelatihan dan Lokakarya 13 15 September 2006

2.Pendampingan dalam penyusunan Proposal15 22 September 2006

3.Penyerahan Proposal final ditandatangani oleh Kepala Sekolah22 September 2006

4.Pelaksanaan Penelitian

Siklus I

23 September 5 Oktober 2006

Siklus II6 14 Oktober 2006

5.Pendampingan dalam penyusunan Laporan

15 Oktober 15 Nopember 2006

6.Penyerahan Laporan

15 Nopember 2006

7.Pendampingan Penulisan artikel Ilmiah15 22 Nopember 2006

8.Seminar hasil Penelitian23 Nopember 2006

9.Penerbitan jurnal IlmiahDesember 2006

Tabel 2

JADWAL KEGIATAN PTK

No.Rencana KegiatanWaktu (minggu ke-)

SeptemberOktoberNovemberDesember

1234123412341234

1Persiapan/Pelatihan Lokakarya

2Penyusunan Proposal/ Pendampingan

3Penyerahan Proposal Final

4Pelaksanaan Penelitian

Siklus I

Siklus II

5Penyusunan Laporan/ Pendampingan

6Penyerahan Laporan

7Penulisan Artikel/ Pendampingan

8Seminar

9Penerbitan Jurnal Ilmiah

Pada siklus I, diawali dengan pemberian pre tes, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran. Selanjutnya siswa dibagi menjadi 8 kelompok masingmasing beranggotakan 4 5 siswa, tiap kelompok akan menerima soal berisi masalah yang harus diselesaikan bersama dalam diskusi kelompok. Tiap anggota kelompok menyampaikan masukan/solusi secara tertulis. Selama kegiatan diskusi berlangsung guru bertindak sebagai pembimbing dan pemandu ke setiap kelompok dan sekaligus melakukan pengamatan atas partisipasi anggota kelompok. Guru memberikan pos tes sebelum mengakhiri siklus I. Hal ini dimaksudkan untuk menegathui kemampuan siswa setelah melakukan diskusi mengenai materi yang dipelajari.

Pada siklus II, setiap kelompok mempresentasikan hasil dari diskusi kelompok dalam diskusi kelas. Semua siswa dapat memberikan tanggapan yang berisi masukan atau solusi dari hasil presentasi kelompok. Masukan dan solusi yang diberikan dilakukan secara tertulis. Dalam Kegiatan ini guru sebagai pemandu dan sekaligus melakukan kegiatan pengamatan bagi siswa yang berpartisipasi dalam diskusi kelas.Guru memberikan pos tes untuk mengakhiri siklus II. Hal ini untuk mengetahui kemampuan siswa setelah proses pembelajaran berlangsung.

Penyusunan rencana Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas sangat diperlukan agar kegiatan penelitian tindakan kelas sesuai dengan rencana dan tujuan penelitian dapat tercapai.

B. Subjek Penelitian

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas artinya penelitian yang dilakukan mempunyai ruang lingkup tindakan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar sebagai obyek penelitian (Suharsimi Arikunto,1998 : 5)

Berdasar asumsi diatas dan mengingat permasalahan yang dihadapi yaitu kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada materi pokok Perdagangan Internasional yang relatif rendah, yang belum mencapai Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) yang ditetapkan sebelumnya yaitu 70 (tujuh puluh).Penulis atau guru sebagai subjek atau pelaku penelitian akan berusaha untuk melakukan tindakan kelas guna meningkatkan kemampuan siswa untuk mencapai standar ketuntasan belajar minimal (SKBM) dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri.

Adapun tindakan yang akan dilakukan oleh peneliti adalah suatu bentuk penelitian yang bersfat reflektif, dengan melakukan tindakan tertentu agar dapat memperbaiki proses pembelajaran di kelas. Tujuan utama Penelitian Tindakan Kelas adalah perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran. Dengan demikian guru akan lebih banyak mendapatkan pengalaman tentang keterampilan praktek pembelajaran secara reflektif, karena guru akan berlatih mengaplikasikan berbagai tindakan alternatf sebagai upaya untuk meningkatkan proses pembelajaran.

Selanjutnya peneliti membuat rancangan atau persiapan tindakan sebagai berikut :

1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang meliputi dua

siklus yaitu Siklus I dan Siklus II.

2. Membuat lembar pengamatan untuk mengeathui kegiatan siswa dan guru

. pada saat proses pembelajaran berlangsung

3. Membuat jurnal untuk dapat dipergunakan sebagai alat evaluasi bagi guru 4. Membuat soal yang berisi masalah yang akan didiskusikan oleh siswa. 5. Membuat alat evaluasi untuk mengetahui perkembangan siswa dalam

mengikuti proses pembelajaran

C. Prosedur Penelitian 1. Perencanaan Penelitian

Penelitian tidakan kelas ini terbagi dalam dua siklus/tahap. Pada tahap awal peneliti akan menjajagi kemampuan siswa dengan memberikan pre tes yang hasilnya akan digunakan sebagai dasar untuk mengetahui perkembangan siswa. Setiap akhir siklus diberikan pos tes yang hasilnya akan digunakan untuk mengetahui perkembangan siswa setelah mempelajari materi pokok Perdagangan Internasional.Dengan melihat latar belakang permasalahan yang dihadadpi siswa kelas IX G SMP 5 Semarang yang mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah pada materi pokok Perdagangan Internasional, maka Peneliti perlu mengadakan tindakan kelas guna memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran pada mata pelajaran IPS sehingga para siswa menjadi lebih kreatif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Apalagi dalam penyajian materi pokok Perdagangan Internasional guru menggunakan model pembelaran inkuiri yang menuntut siswa untuk memecahkan masalah dan menemukan konsep atau prinsip secara mandiri. Disamping itu guru juga berusaha untuk memperbaiki penampilan ( performance ) dan kemampuannya untuk mengajar di depan kelas.

Upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri yaitu suatu aktifitas yang dilakukan untuk menambah atau meningkatkan kecakapan dalam mengatasi atau menyelesaikan masalah yang mendorong siswa untuk belajar melalui keterlibatan siswa itu dengan konsep atau prinsip untuk memiliki pengalaman dalam menemukan konsep atau prinsip secara mandiri. Dengan peningkatan tersebut, maka diharapkan terjadi peningkatan kemampuan dalam memecahkan masalah.

Untuk melakukan tindakan kelas agar menghasilkan dampak positif yang diharapkan maka diperlukan kajian kelayakan terlebih dahulu, yaitu :

1. Tindakan pembelajaran yang dilakukan tidak sulit dan tidak merepotkan guru. 2. Tindakan yang akan dilakukan tidak merugikan siswa.

3. Sarana pendukung yang diperlukan diusahakan sendiri oleh guru.4. Iklim belajar di kelas mendukung terlaksananya penelitian tindakan kelas

5. Iklim kerja di sekolah ada dukungan dari Kepala sekolah dan teman sejawat /

guru.

Atas dasar uraian diatas rencana penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Melaksanakan pengamatan awal sebagai penjajagan terhadap kondisi dan kemampuan siswa2. Melaksanakan tes yang berupa pre tes (sebelum pembahasan materi pokok) dan

pos tes (sesudah pembahasan materi)3. Merancang tindakan kelas yang akan dilaksanakan di depan kelas

4. Melaksanakan pengamatan terhadap ppartisipasi siswa dalam mengikuti diskusi

baik diskusi kelompok maupun diskusi kelas.

5. Mengadapan refleksi dan revisi diakhir siklus I

6. Melaksanakan tindakan baru (lanjutan) guna memperbaiki pelaksanaan proses

belajar mengajar.

7. Melaksanankan tindakan berkelanjutan dan terarah yang lebih baik, sampai

memperoleh hasil sesuai dengan harapan atau yang sudah ditentukan .

2. Pelaksanaan Tindakan

Atas dasar pengamatan awal dimana guru melaksanakan kegiatan sehari-hari seperti biasanya sebelum Penelitian Tindakan Kelas diterapkan diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa terdapat kekurangan kekurangan yang dihadapi oleh guru pada saat mengajar, antara lain :

1. Guru kurang mempersiapkan alat Bantu mengajar / alat peraga.

2. Guru kurang memberi kesempatan kepada msiswa untuk bekerjasama dengan

teman temanya

3. Guru kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih memecahkan

masalah dengan cara mandiri.

4. Guru kurang memberi rangkuman atau penguatan terhadap materi yang baru saja

dipelajari.

Adapun hasil pengamatan pembelajaran, pada materi yang akan dipelajari dapat dilihat sebagai berikut :

1. Nilai rata rata pre tes adalah 56,71

2. Kemampuan memecahkan masalah dalam hal :

a. Memberikan masukan sekitar 60% dari 38 siswa atau 23 siswa.

b. Memberikan solusi sekitar 45% dari 38 siswa atau 17 siswa

c. menjawab pertanyaan dengan tepat sekitar 60% dari 38 siswa atau 23 siswa.

Kedua hal tersebut akan dipergunakan sebagai dasar untuk mengetahui perkembangan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada materi pokok Perdagangan Internasional . Dengan melihat hasil yang diperoleh siswa pada nilai rata-rata pre tes, dan nilai ratarata pos tes siklus I dan nilai rata- rata pos tes siklus II serta hasil pengamatan kegiatan siswa dalam memecahkan masalah pada materi pokok Perdagangan Internasional dengan model pembelajaran inkuiri yang pelaksanaannya melalui diskusi kelompok pada siklus I dan diskusi kelas pada siklus II.D. Indikator Keberhasilan

Untuk mengetahui tingkat perkembangan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada materi pokok Perdagangan Internasional, penulis akan membandingkan: 1. Perkembangan nilai ratarata dari pre tes, pos tes siklus I dan pos tes siklus II, semakin baik nilai rata- rata tersebut berarti semakin meningkat kemampuan siswa dalam memecahkan masalah mengenai materi pokok Perdagangan Internsional.

2. Perkembangan jumlah siswa dan prosentese siswa yang memberikan masukan, solusi dan memberikan jawaban dengan tepat.

Semakin banyak jumlah siswa atau semakin tinggi prosentase siswa yang memberikan masukan, solusi dan memberikan jawaban dengan tepat berarti semakin meningkat kemampuan siswa dalam memecahkan masalah mengenai materi pokok Perdagangan Internsional.

3. Ketepatan jawaban dari masalah yang dibahas dalam diskusi kelompok dan diskusi kelas, dapat dilihat dari nilai rata-rata masukan/solusi secara individu dalam diskusi kelompok dan nilai rata-rata masukan/solusi secara kelompok dalam diskusi kelas. Semakin tinggi nilai ratarata kelompok semakin meningkat kemampuan siswa dalam memecahkan masalah mengenai materi pokok Perdagangan Internsional.BAB IVHASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Siklus I Siklus II1. Hasil Siklus I

Pada tahap awal Penelitian Tindakan Kelas, peneliti mengadakan pengamatan awal terhadap aktifitas siswa dan guru pada proses pembelajaran pada mata pelajaran IPS dengan materi pokok Perdagangan Internasional. Kegiatan dilanjutkan dengna pemberian pre tes untuk mengukur kemampuan siswa sebelum pelaksanaan tindakan kelas.

Hasil pengamatan dan pengukuran tersebut dapat diuraikan pada hasil pengamatan awal yang dijadikan sebagai data primer atau data awal yang akan digunakan sebagai dasar untuk mengetahui peningkatan atau perkembangan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada materi pokok Perdagangan Internaional. Hasil pengamatan dan penilaian awal tersebut adalah sebagai berikut :

1. Nilai rata rata pre tes adalah 56,71 (Lampiran) 2. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah adalah :

a. Memberikan masukan sebanyak 23 siswa dari 38 siswa atau sekitar 60%

(Lampiran) b. Memberikan solusi sebanyak 18 siswa dari 38 siswa atau sekitar 45% (Lampiran) c. Memberikan jawaban tepat 23 siswa dari 38 siswa atau sekitar 60% (Lampiran)3. Nilai ratarata individu yang dicapai siswa adalah 79,50

Hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada materi pokok Perdagangan Internasional masih rendah.

Berdasar hasil pre tes dan pengamatan awal terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada materi pokok Perdagangan Internasional tersebut, Peneliti mengupayakan adanya tindakan kelas untuk tercapainya tujuan pembelajaran dan Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) sebesar 70 melalui tahapan atau siklus.. Adapun pelaksanaan siklus pertama adalah :

Dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 4 Oktober 2006, jam pertama dan kedua, yang dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu :

a. Pendahuluan: pada kegiatan ini guru mengingatkan kembali materi pelajaran sebelumnya dan memberikan pre tes kurang lebih 10 menit dan memberikan pertanyaan singkat yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari. b. Kegiatan Inti : pada kegiatan ini guru mengarahkan siswa untuk membaca buku referensi untuk menemukan konsep perdagangan internasional dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapatnya tentang konsep perdagangan Internasional. Guru mengajak siswa untuk merumuskan pengertian pengertian perdagangan internasional. Selajutnya siswa dibagi menjadi 8 kelompok, setiap kelompok beranggotakan 4 sampai 5 siswa, setiap kelompok diberikan soal yang berisi tentang masalah yang harus dicari pemecahannya yaitu tentang faktorfaktor yang mendorong terjadinya perdagangan internasional, manfaat dan hambatanhambatan perdagangan internasonal. Setiap anggota kelompok diberi kesempatan untuk memberikan masukan secara tertulis kepada kelompoknya masingmasing dan setiap kelompok akan mendiskusikan setiap masukan dan solusi dari masingmasing anggotanya sebelum menuliskannya dalam satu pekerjaan hasil diskusi kelompok . Setiap kelompok akan mengumpulkan satu pekerjaan yang didukung / dilampiri dengan masukan atau solusi dari anggotanya masingmasing.

Setiap anggota dalam diskusi kelompok akan mendapat nilai secara individu dari setiap masukan, solusi, atau jawabana yang diberikan kepada kelompoknya masingmasing. Selanjutnya setiap kelompok menyusun satu jawaban atau pekerjaan yang akan dipresentasikan dalam diskusi kelas dan setiap kelompok pun akan mendapatkan penilaian .

Selama kegiatan ini berlangsung guru memberikan bimbingan kepada setiap kelompok.Guru juga melakukan pengamatan dan memberikan catatan atau nilai atas partisipasinya dalam diskusi kelompok. Catatan atau penilaian gur meliputi kecakapan bekerjasama, bekomunikasi secara lisan, menggali dan mengolah informasi, mengemukakan ide atau gagasan, menemukan konsep dan kemampuan untuk mengambil kesimpulan.c. Penutup: siklus ini diakhiri dengan pemberian soal pos tes, untuk mengetahui

kemapuan siswa setelah mempelajari materi pokok Perdagangan Intrnasional. Adapun hasil pelaksanaan siklus pertama adalah : 1. Nilai rata rata pos tes siklus pertama adalah 63,5 (Lampiran)

2. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah adalah :

a. Memberikan masukan sebanyak 27 siswa dari 38 siswa atau sekitar 71,05%

(Lampiran) b. Memberikan solusi sebanyak 24 siswa 38 siswa atau sekitar 63,16% (Lampiran) c. Memberikan jawaban tepat 29 siswa dari 38 siswa atau sekitar 76,32% (Lampiran)3. Nilai ratarata kelompok yang dicapai siswa adalah 82,65

Hasil tersebut menunjukkan bahwa sudah ada perkembangan atau peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada materi pokok Perdagangan Internasional dibandingkan sebelum pelaksanaan proses belajar mengajar siklus pertama.

2. Hasil Siklus II.

Meskipun sudah ada perkembangan tapi hasilnya belim maksimal atau dapat memenuhi Standar Ketuntasan Bealajar Minimal (SKBM) dan juga tujuan pembelajaran belum sepenuhnya tercapai, maka dilaksanakan proses belajar mengajar siklus kedua yaitu dengan diskusi kelas . Dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 11 Oktober 2006 pada jam pertama dan kedua. Kegiatan ini dilaksanakan dalam 3 kegiatan yaitu :

a. Pendahuluan : pada kegiatan ini guru mengingatkan kembali materi pelajaran yang lalu, terutama hasil diskusi kelompok,. dengan pertanyaan-pertanyaan sekitar materi ysng didiskusikan sebelumnya, yaitu tentang Perdagangan Internasional.

b. Kegiatan Inti : pada kegiatan ini guru membagikan materi hasil diskusi kelompok kepada masingmasing kelompok. Setiap kelompok mendalami materi yang sudah diterima untuk menngantisipasi pertanyaanpertanyaan yang diberikan oleh kelompok lain atau teman yang lain. Setiap kelompok diberi kesempatan mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas dan memberikan kesempatan kepada kelompok lain atau temantemannya untuk memberikan pertanyaan, tanggapan , masukan ataupun solusi kepada kelompok yang sedang mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Mulai dari kelompok satu sampai dengan kelompok delapan, setiap kelompok diberi waktu sekitar lima menit. Pertanyaan, tanggapan, masukan dan solusi yang diberikan oleh kelompok lain atau teman temannya diberikan secaraa lisan dan didukung dengan tulisan. Selanjutnya hasil diskusi dirumuskan bersama oleh semua siswa.

Selama kegiatan ini berlangsung guru mengamati, mencatat siswa yang berpartisipasi dalam diskusi yang meliputi kecakapan untuk bekerjasama, komunikasi secara lisan, menggali dan mengolah informasi, mengemukakan ide atau gagasan, menemukan konsep dan kemampuan untuk mengambil kesimpulan dari semua materi yang dibahas dalam diskusi kelas.

Dalam pelaksanaan diskusi kelas setiap siswa atau kelompok dapat memberikan pertanyaan, masukan, solusi atau jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh peseretra diskusi yang penilaianya akan diberikan secara individu baik bagi pemberi pertanyaan, masukan, solusi, ataupun bagi yang memberikan tanggapan atau jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh peserta diskusi. Dan hasil penilaian dalam diskusi kelas akan diperoleh nilai rata rata kelas.

c. Penutup: pada kegiatan ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk merenungkan semua materi pelajaran yang sudah didiskusikan baik yang sudah dikuasai maupun yang belum dikuasai, dan menyampaikannya kepada guru untuk mendapatkan penguatan yang meyakinkan bahwa jawaban yang sudah diterima atau ditemukan adalah jawaban yang benar. Di akhir pertemuan guru memberikan soal pos tes untuk mengetahui hasil belajar pada siklus II.

Adapun hasil pelaksanaan siklus II adalah :

1. Nilai ratarata pos tes siklus pertama adalah 83,82 (Lampiran)

2. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah adalah :

a. Memberikan masukan sebanyak 33 siswa dari 38 siswa atau sekitar 86,84%

(Lampiran) b. Memberikan solusi sebanyak 29siswa dari 38 siswa atau sekitar 76,32% (Lampiran) c. Memberikan jawaban tepat 35 siswa dari 38 siswa atau sekitar 92,1% (Lampiran)3. Nilai ratarata kelompok yang dicapai siswa adalah 85,08

Dengan hasil tersebut menunjukkan siswa siswa sudah mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah pada materi pokok Perdagangan Internasional ditandai dengan nilai rata-rata pos tes yang sudah diatas Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) dan kemampuan memecahkan masalah sudah menunjukkan dengan prosentase siswa yang cukup tinggi.

B. Pembahasan Siklus I dan Siklus II1. Pembahahasan siklus I

Hasil proses belajar mengajar siklus I menunjukkan bahwa sudah adanya perkembangan atau peningkatan kemampuan siswa yaitu :

1. Nilai rata rata hasil tes dari 56,71 (pre tes) menjadi 63,50 (pos tes)2. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah adalah : a. Memberikan masukan dari 23 siswa (60 %) menjadi 27 siswa (71,05 %) b. Memberikan solusi dari 18 siswa ( 45%) menjadi 24 siswa (63,16 %) c. Memberikan jawaban tepat dari 23 siswa (60 %) menjadi 29 siswa (76,32 %)3. Nilai rata-rata individu 79,50 menjadi nilai ratarata kelompok 82,65

Untuk lebih jelasnya perkembangan atau peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dapat dilihat dari tabel-tabel berikut ini :Tabel 3Rekap Nilai RataRata Kelas IX G Smp 5 Semarang

(Pre tes Pos tes Siklus I)

No.Nama SiswaNilai Pre tesNilai Pos tes

Siklus I

Jumlah21552413

Rata rata56,7163,50

Tabel 4

Rekap Hasil Pengamatan Partisipasi SiswaJumlah dan Prosentase Siswa Kelas 9G SMP 5 Semarang

dalam Diskusi Kelompok

IndikatorData PrimerSiklus I

Jumlah Siswa%Jumlah Siswa%

1Memberikan masukan23602771,05

2Memberikan solusi18452463,16

3Memberikan jawaban tepat23602976,32

.

Tabel 5Rekap Nilai Rata Rata Kelas IX G Smp 5 Semarang

( Individu dan Kelompok )

No.Nama SiswaNilai Pre tesNilai Pos tes

Siklus I

Jumlah30213140

Rata rata79,5082,63

2. Pembahasan siklus II

Hasil tersebut menunjukkan adanya perkembangan atau peningkatan yang signifikan terhadap kemampuan siswa yaitu :

1. Nilai rata rata hasil tes dari 56,71 (pre tes) menjadi 63,50 (pos tes) dan 83,82

2. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah adalah :

a. Memberikan masukan dari 23 siswa (60 %) menjadi 27 siswa (71,05 %) dan 33 siswa (86,84 %)

b. Memberikan solusi dari 18 siswa (45 %) menjadi 24 siswa (3,16 %) dan 29 siswa (76,32 %)

c. Memberikan jawaban tepat dari 23 siswa (60 %) menjadi 29 siswa ( 6,32 %) 35 siswa 92,10 %)

3. Nilai rata - rata individu 79,50 menjadi nilai rata rata kelompok 82,65 dan 85,08

Untuk mengetahui lebih detail tingkat perkembangannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel 6Rekap Nilai Ratarata Kelas 9 G SMP 5 Semarang

( Pre tes, Pos tes Siklus I, Pos tes Siklus II )

NoNama SiswaPre TesPos Tes Siklus IPos Tes Siklus II

Jumlah215524133185

Rata Rata56,7163,583,82

Dari tabel diatas jelas bahwa nilai rata rata Pre tes, Pos tes siklus I dan Pos tes siklus II menunjukkan adanya peningkatan yaitu dari 56,71 menjadi 63,5 dan akhirnya 83,82.

Tabel 7

Rekap Hasil Pengamatan Partisipasi SiswaJumlah dan Prosentase Siswa Kelas 9G SMP 5 Semarang

dalam Diskusi Kelompok dan Kelas

NoIndikatorData PrimerSiklus ISiklus II

Jumlah Siswa%Jumlah Siswa%Jumlah Siswa%

1Memberikan masukan23602771,053386,84

2Memberikan solusi18452463,162976,32

3Memberikan jawaban tepat23602976,323592,1

Dari tabel di atas dapat diketahui adanya peningkatan atau perkembangan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Hal ini terjadi karena :

1. Pada awal kegiatan siswa belum mempunyai wawasan dan pengetahuan tentang materi pokok Perdagangan Internasional yang akan dipelajari sehingga dalam memberikan jawaban siswa masih merabaraba atau menebak jawaban yang ada.

2. Setelah siklus pertama dilaksanakan siswa mulai memahami dan dapat mengungkapkan pendapatnya dalam diskusi kelompok. Siswa sudah dapat memberikan masukan, solusi ataupun menjawab pertanyaan, meskipun belum sempurna. Hal ini dapat dilihat dari jawaban pos tes siklus pertama yang nilai rata-ratanya masih dibawah Standar Ketuntasan belajar Minimal (SKBM).

3. Baru setelah siklus kedua dilaksanakan siswa sudah memahami dan berani mengungkapkan pendapatnya dalam diskusi kelas. Siswa mampu memberikan masukan, solusi, dan menjawab pertanyaan dengan tepat baik secara lisan maupun tulisan . Hal ini berdampak positif pada nilai ratarata pos tes siklus kedua yang cukup tinggi meskipun masih ada 3 siswa dari 38 siswa atau sekitar 7,89% yang belum mencapai Standar Ketuntasan Belajar Minimal ( SKBM ).

Tabel 8Rekap Nilai Rata Rata Kelas 9 G SMP 5 Semarang

( Individu, Kelompok dan Kelas )

NoNama SiswaIndividuKelompok Siklus IKelas

Siklus II

Jumlah302131403233

Rata Rata79,582,6385,08

Dari tabel diats dapat diketahui bahwa ketepatan jawaban tiaptiap siswa yang diberikan dalam penilaian baik secara individu, kelompok maupun kelas . Nilai rata rata Individu (79,5 ) meningkat menjadi (82,63) pada nilai ratarata kelompok dan meningkat lagi menjadi (85,08) pada nilai ratarata kelas, dari materi yang dibahas dalam diskusi kelompok maupum diskuis kelas. Hal ini menujukkan bahwa kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada materi pokok Perdagangan Internasional dengan model pembelajaran inkuiri dapat dilakukan oleh siswa secara bersamasama dimana tiap siswa memberikan masukan, solusi dan jawaban yang tepat kedalam kelompoknya masingmasing dalam diskusi kelompok dan setiap kelompok memberikan masukan masukan, solusi dan jawaban dalam diskusi kelas. Akhirnya perumusan jawaban atas masalah yang dibahas dalam diskusi dirumuskan secara bersamasama oleh seluruh siswa dalam diskusi kelas. 2. Refleksi Hasil Penelitian

Berdasar hasil penelitian awal terhadap aktifitas siswa dan guru pada proses pembelajaran IPS pada materi pokok Perdagangan Internasional maka kerjasama dan partisipasi antara peneliti dan Kepala sekolah mengupayakan terpenuhinya seluruh butir sasaran yang disediakan dalam penduana penelitian dan juga tercapainya tujuan pembelajaran dengan benar, meskipun ada diantara siswa yang secara individu masih mendapat nilai dibawah 70 atau dibawah Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) yang telah ditetapkan sebelumnya . Mengingat nilai yang diberikan sangat kompleks dan waktu yang disediakan sangat terbatas.

Dari hasil pengamatan tersebut maka kerjasama dan partisipasi antara peneliti, Kepala Sekolah dan guru untuk merancang tindakan kelas guna meningkatkan aktifitas siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar pada materi pokok Perdagangan Internasional. Dalam upaya peningkatan itu disepakati model pembelajaran inkuiri pada materi pokok Perdagangan Internasional dengan menggunakan alat bantu yang disiapkan oleh guru itu sendiri.

Pada awal pelaksanaan tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dan penggunaan alat Bantu mengajar yang tepat akan terlihat aktifitas siswa meningkat. Kegiatan pembelajaran tersebut menantang dan meningkatkan motivasi siswa untuk berpartisipassi secara aktif sesuai dengan model pembelajaran inkuiri.

Dengan bekerja secara kelompok mendorong siswa yang sebelumnya pasif akan menjadi akatif. Hal itu terlihat dari antusias kerja masing- masing anggota kelompok dalam memberikan masukan, solusi dan jawaban dalam diskusi kelompok maupun diskusi kelas, kepada kelompok masing masing untuk menentukan jawaban yang palimg tepat sehingga terjadilah persainmgan antar kelompok untuk menjadi yang terbaik.

BAB VSIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Setelah diadakan Penelitian Tindakan Kelas dan dilaksanakannya tindakan kelas ini sesuai dengan apa yang direncanakan dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan model pembelajaran inkuiri maka kemampuan siswa kelas IX G SMP 5 Semarang dalam memecahkan masalah pada materi pokok Perdagangan Internasional mengalami peningkatan baik secara kwantitas maupun kwalitas. Hal ini terjadi karena model pembelajaran inkuiri disesuaikan dengan cara pembelajaran yang diinginkan oleh siswa. Yaitu bahwa suasana pembelajaran yang mandiri dan terdukung tanpa tekanan dan siswa berusaha mencari sendiri pemecahan masalah yang diberikan oleh guru baik secara individu maupun kelompok.

Guru dituntut untuk memberikan bimbingan dan penduan secara bersungguh sungguh kepada para siswanya. Model Pembelajaran inkuiri menuntut siswa untuk dapat berinteraksi secara positif antar sesama siswa baik dalam kelompoknya maupun diluar kelompoknya, sehingga dapat tercipta suasana yang hidup dalam pembahasan setiap permasalahan yang dihadapi. Model pembelajaran inkuiri juga menantang siswa siawa dan seacara alami mendukung proses pembelajaran inkuiri yang akhirnya memunculkan gagasan dan keinginan siswa untuk mencari dan menemukan sendiri jalan keluar atau penyelesaian dari masalahmasalah yang dihadapi tanpa tekanan atau perintah guru. Disamping itu keberhasilannya juga dipengaruhi oleh beberapa tindakan guru antara lain : 1. Mengkondisikan siswa pada posisis yang selalu terjalinnya interaksi positif antara siswa satu dengan siswa yang lain, antara siswa dengan guru, antara guru dengan guru yang lain untuk menemukan kekurangan demi perbaikan bagi dirinya sendiri maupun bagi proses belajar mengajar berikutnya.2. Merencanakan pengajaran yang sebaikbaiknya termasuk dengan model pembelajaran inkuiri ini.3. Memperbanyak latihan untuk siswa dengan jenjang dari yang mudah lebih dahulu dan baru yang sukar. 4. Mengoptimalkan penggunaan alat Bantu mengajar dan guru berusaha untuk mencari alah Bantu mengajar yang sesuai.

Langkah yang dilakukan dalam Penelitian tindakan kelas ini dapat dijadikan alternatif dalam peningkatan kemampuan memecahkan masalah dimana penelitian dilakukan dan juga di sekolah sekolah lain, bila menemukan permasalahan yang sama.

B. Saran Saran

1. Kemampuan memecahkan masalah pada mata pelajaran IPS di kelas IX G SMP 5 Semarang perlu dipertahankan, oleh karena itu guru hendaknya melaksanakan tindakan-tindakan seperti tersebut di atas bahkan bila memungkinkan dicari alternatif lain yang dapat menambah kemampuan siswa .

2. Penggunaan model pembelajaran inkuiri yang pelaksanaannya dengan diskusi kelompok dan diskusi kelas serta mengoptimalkan pemakaian alat bantu mengajar yang sesuai.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, 1998. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta Jakarta

Departemen Pendidikan Nasional, 2002. Pendekatan Kontekstual ( Contextual Teaching and Learning/CTL ). Dikdasmen Dit. PLP Jakarta

Departemen Pendidikan Nasional, 2003. Managemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah ( Buku 5 Pembelajaran dan Pengajaran Kontekstual ). Dirjen Dikdasmen Dit SLTP Jakarta Nurhadi dkk, 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK .Universitas Negeri Malang Suyanto dkk.,2004,Ekonomi.Erlangga JakartaMohammad Yasin dkk.,2005. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan. Ganeca ExactJakarta

Kardiman dkk., 2004. Ekonomi Dunia Keseharian Kita. Yudistira Jakarta

Sinambela D. dkk., 2006. Pengetathuan Sopsial Ekonomi untuk SMP dan MTs Kelas IX, Piranti Darma Kalokatama Jakarta Lampiran : 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )SMP/MTs

: SMP 5 Semarang

Mata Pelajaran: IPS

Kelas/Semester: IX/1

Standar Kompetensi: 4. Memahami lembaga keuangan dan perdagangan

internasional

Kompetensi Dasar : 4.2. Mendiskripsikan perdagangan internasional dan

dampaknya terhadap perekonomian Indonesia

Indikator

: 1. Mengidentifikasikan faktor-faktor penyebab terjadinya perdagangan internasional

2. Mengidentifikasi manfaat dan hambatan perdagangan

internasional

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah seelesai melakukan kegiatan pembelajaran siswa dapat : 1. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya perdagangan internasional

2. Mengidentifikasi manfaat perdagangan internasional

3. Mengidentifikasi hambatan perdagangan internasional B. MATERI PEMBELAJARAN

1. Faktor faktor penyebab terjadinya perdagangan internasional

2. Manfaat dan hambatan perdagangan internasional

C. METODE PEMBELAJARAN

1. Ceramah

2. Diskusi

3. Tanya Jawab

D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 Siklus Pertama a. Pendahuluan ( 20 menit ) - Apersepsi : - Mengingatkan kembali pelajaran sebelumnya

- Guru memberikan soal pretest

- Motivasi : Siswa diberikan pertanyaan singkat tentang kerjasama Indonesia

dengan Negara lain

b. Kegiatan Inti ( 60 menit ) -. Mengarahkan siswa umtuk membaca buku referensi untuk menemukan

konsep perdagangan internasional -. Setiap siswa diberi kesempatan menyampaikan pendapat tentang konsep

perdagangan internasional

-. Guru bersama siswa merumuskan pengertian perdagangan internasional

-. Siswa dibagi menjadi 8 kelompok ( setiap kelompok 4 5 siswa )

-. Setiap kelompok diberikan soal yang sama tentang faktor-faktor, manfaat dan hambatan terjadinya perdagangan internasional

-. Setiap anggota kelompok diberi kesempatan untuk membeikan masukan

secara tertulis

-. Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk mengumpulkan masukan

dari anggotanya dan menulis dalam satu pekerjaan

-. Setiap kelompok mengumpulkan hasil diskusi untuk dipresentasikan pada

siklus berikutnya

c. Penutup ( 20 menit ) -. Guru memberikan pos tes

E. SUMBER BELAJAR

1. Buku IPS 2. Referensi yang relevan F. PENILAIAN

1. Teknik Penilaian a. Tes lesan

b. Tes tertulis

c. Pengamatan

2. Bentuk Instrumen

a. Tes Uraian Singkat

b. Tes Pilihan Ganda

c. Lembar Pengamatan Semarang, September 2006Mengetahui

Kepala Sekolah

Guru Mata Pelajaran

Suharto, S.Pd, MM

Sugiyat,S.PdNIP 130799730

NIP 130797897

Lampiran 2RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )SMP/MTs

: SMP 5 Semarang

Mata Pelajaran: IPS

Kelas/Semester: IX/1

Standar Kompetensi: 4. Memahami lembaga keuangan dan perdagangan

internasional

Kompetensi Dasar : 4.2. Mendiskripsikan perdagangan internasional dan

dampaknya terhadap perekonomian Indonesia

Indikator

: 1. Mengidentifikasikan faktor-faktor penyebab terjadinya

perdagangan internasional

2. Mengidentifikasi manfaat dan hambatan perdagangan

internasional

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah seelesai melakukan kegiatan pembelajaran siswa dapat :

1. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya perdagangan internasional

2. Mengidentifikasi manfaat perdagangan internasional

3. Mengidentifikasi hambatan perdagangan internasionalB. MATERI PEMBELAJARAN

1. Faktor faktor penyebab terjadinya perdagangan internasional

2. Manfaat dan hambatan perdagangan internasional

C. METODE PEMBELAJARAN

1. Ceramah

2. Diskusi

3. Tanya Jawab

D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN 2. Siklus Kedua

a. Pendahuluan ( 20 menit )

-. Apersepsi : -. Mengingatkan kembali pelajaran sebelumnya

-. Guru memberikan pre-tes

-. Motivasi : Siswa diberikan pertanyaan singkat tentang kerjasama

Indonesia dengan Negara lain

b. Kegiatan inti ( 50 menit )

-. Siswa dibagi 8 kelompok ( 4 5 siswa ), sesuai dengan kelompok pada

siklus pertama

-. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya masing - masing

-. Semua siswa diminta untuk memberikan masukan dan solusi secara tertulis dan lesan

-. Hasil diskusi dirumuskan bersama sama

c. Penutup ( 30 menit )

-. Refleksi: memberi kesempatan pada siswa untuk menyampaikan pendapat tentang hasil diskusi

-. Guru memberikan pos-tes

E. SUMBER BELAJAR

1. Buku IPS

2. Referensi yang relevan

F. PENILAIAN 1. Teknik Penilaian

a. Tes lesan

b. Tes tertulis

c. Pengamatan

2. Bentuk Instrumen

a. Tes Uraian Singkat

b. Tes Pilihan Ganda

c. Lembar Pengamatan

Semarang, September 2006

Mengetahui

Kepala Sekolah

Guru Mata Pelajaran

Suharto, S.Pd, MM

Sugiyat,S.Pd

NIP 130799730

NIP 130797897

Lampiran :3SOAL PRE - TESA. Berilah tanda silang pada abjad jawaban yang anda anggap paling tepat !

1. Perdagangan antarnegara terjadi karena ....

a. setiap Negara menghasilkan barang yang sama

b. setiap Negara menghasilkan barang yang tidak sama

c. mempunyai kebudayaan yang sama

d. tingkat teknologinya sama

2. Untuk mencukupi kebutuhan yang tidak dapat dihasilkan di negaranya sendiri

dengan cara ... .

a. mengimpor barang dari Negara lain c. memproduksi barang dari Negara sendiri

b. mengekspor barang dari Negara lain d. mengkonsumsi barang dari Negara lain

3. Yang bukan penyebab terjadinya perdagangan Internasional adalah ....

a. perbedaan agama

c. perbnedaan kebudayaan

b. perbedaan iklim dan tanah d. perbedaan teknologi

4. Hubungan ekonomi antar Negara yang diwujudkan dalam pertukaran barang dan jasa disebut perdagangan ....

a. nasional

c. internasional

b. regional

d. bilateral

5. Di dalam perdagangan sering kita mendengar proteksi yang artinya .... a. memperbesar ekspor

c. memperlancar perdagangan antarNegara

b. mengurangi impor

d. melindungi industri dalam negeri

6. Mencukupi kebutuhan barang barang dalam negeri merupakan ....

a. hambatan perdagangan antar Negara c. manfaat perdagangan antar Negara

b. kerjasama perdagangan antar Negara d. akibat perdagangan antar Negara

7. Orang atau lembaga yang mengimpor barang disebut ....

a. elsportir

c. importer

b. pedagang

d. pengusaha

8. Orang atau badan yang kegiatannya menjual barang dari dalam negeri ke Negara

lain disebut ....

a. eksportir

c. distributor

b. importer

d. agen

9. Yang dimaksud dengan neraca perdagangan adalah daftar yang memuat ....

a. jumlah penerimaan dan pambayaran luar negeri

b. jumlah ekspor dan impor satu tahun

c. jumlah ekspor dikurangi impor

d. jumlah ekspor lebih banyak dari impor

10. Ekspor adalah kegiatan ....

a. memasukkan barang dari luar negeri c. jaul beli antar Negara

b. memasarkan barang dari dalam ke luar negeri d. menghasilkan barang11. Salah satu cara pemerintah untuk menaikkan ekspor adalah ....

a. menaikkan bea ekspor

c. mengendalikan devisa

b. diversivikasi ekspor

d. mengendalikan bea ekspor

12. Apabila nilai atau jumlah ekspor sama dengan nilai atau jumlah impor disebut ....

neraca ....

a. perdagangan aktif

c. perdangan seimbang

b. perdagangan pasif

d. perdagangan surplus

13. Hasil ekspor yang paling banyak mendatangakan devisa untuk Indonesia adalah ..

hasil ....

a. Industri

c. minyak bumi dan gas

b. perikanan

d. hasil kerajinan 14. Neraca perdagangan disebut pasif apabila nilai ekspor ....

a. lebih kecil dari nilai ekspor

c. sama dengan nilai ekspor

b. lebuh tinggi dari nilai impor

d. tidak sebanding dengan nilai impor

15. Negara- negara pengimpor barang dari Indonesia yang banyak, mendatangkan

devisa yaitu ....

a. Jepag

c. Inggris

b. Amerika

d. Belanda

Kunci Jawaban :1. B

6 C

11 B

2 A

7 C

12 C3 A

8 A

13 C4 C

9 A

14 A5 B

10 B

15 ALampiran : 4Lembar Diskusi Kelompok 1 dan 5MASALAH YANG DIBAHAS DALAM DISKUSI

1. Mengapa perbedaan sumber daya alam menjadi penyebab terjadinya perdagangan

Internasional?

2. Jelaskan faktor faktor lainnya !

3. Jelaskan manfaat perdagangan Internasional !

4. Mengapa peperangan menjadi salah satu hambatan perdagangan internasional ?

5. Jelaskan hambatan perdagangan internasional lainnya !

--------------------------------------potong disini ------------------------------------------------Lembar Diskusi Kelompok 2 dan 6

MASALAH YANG DIBAHAS DALAM DISKUSI

1. Mengapa perbedaan sumber daya alam menjadi penyebab terjadinya perdagangan

Internasional?

2. Jelaskan faktor faktor lainnya !

3. Jelaskan manfaat perdagangan Internasional !

4. Mengapa peperangan menjadi salah satu hambatan perdagangan internasional ?

5. Jelaskan hambatan perdagangan internasional lainnya !

MASALAH YANG DIBAHAS DALAM DISKUSILembar Diskusi Kelompok 3 dan 71. Mengapa perbedaan sumber daya alam menjadi penyebab terjadinya perdagangan

Internasional?

2. Jelaskan faktor faktor lainnya !

3. Jelaskan manfaat perdagangan Internasional !

4. Mengapa peperangan menjadi salah satu hambatan perdagangan internasional ?

5. Jelaskan hambatan perdagangan internasional lainnya !

--------------------------------------potong disini ------------------------------------------------

MASALAH YANG DIBAHAS DALAM DISKUSILembar Diskusi Kelompok 4 dan 8

1. Mengapa perbedaan sumber daya alam menjadi penyebab terjadinya perdagangan

Internasional?

2. Jelaskan faktor faktor lainnya !

3. Jelaskan manfaat perdagangan Internasional !

4. Mengapa peperangan menjadi salah satu hambatan perdagangan internasional ?

5. Jelaskan hambatan perdagangan internasional lainnya !

Lampiran 5SOAL POS - TES

A. Berilah tanda silang pada abjad jawaban yang anda anggap paling tepat !

1. Perdagangan antarnegara terjadi karena ....

a. setiap Negara menghasilkan barang yang sama

b. setiap Negara menghasilkan barang yang tidak sama

c. mempunyai kebudayaan yang sama

d. tingkat teknologinya sama

2. Untuk mencukupi kebutuhan yang tidak dapat dihasilkan di negaranya sendiri

dengan cara ... .

a. mengimpor barang dari Negara lain c. memproduksi barang dari Negara sendiri

b. mengekspor barang dari Negara lain d. mengkonsumsi barang dari Negara lain

3. Yang bukan penyebab terjadinya perdagangan Internasional adalah ....

a. perbedaan agama

c. perbnedaan kebudayaan

b. perbedaan iklim dan tanah d. perbedaan teknologi

4. Hubungan ekonomi antar Negara yang diwujudkan dalam pertukaran barang dan

jasa disebut perdagangan ....

a. nasional

c. internasional

b. regional

d. bilateral

5. Di dalam perdagangan sering kita mendengar proteksi yang artinya ....

a. memperbesar ekspor

c. memperlancar perdagangan antarNegara

b. mengurangi impor

d. melindungi industri dalam negeri

6. Mencukupi kebutuhan barang barang dalam negeri merupakan ....

a. hambatan perdagangan antar Negara c. manfaat perdagangan antar Negara

b. kerjasama perdagangan antar Negara d. akibat perdagangan antar Negara

7. Orang atau lembaga yang mengimpor barang disebut ....

a. elsportir

c. importer

b. pedagang

d. pengusaha

8. Orang atau badan yang kegiatannya menjual barang dari dalam negeri ke Negara

lain disebut ....

a. eksportir

c. distributor

b. importer

d. agen

9. Yang dimaksud dengan neraca perdagangan adalah daftar yang memuat ....

a. jumlah penerimaan dan pambayaran luar negeri

b. jumlah ekspor dan impor satu tahun

c. jumlah ekspor dikurangi impor

d. jumlah ekspor lebih banyak dari impor

10. Ekspor adalah kegiatan ....

a. memasukkan barang dari luar negeri c. jaul beli antar Negara

b. memasarkan barang dari dalam ke luar negeri d. menghasilkan barang 11. Salah satu cara pemerintah untuk menaikkan ekspor adalah ....

a. menaikkan bea ekspor

c. mengendalikan devisa

b. diversivikasi ekspor

d. mengendalikan bea ekspor

12. Apabila nilai atau jumlah ekspor sama dengan nilai atau jumlah impor disebut ....

neraca ....

a. perdagangan aktif

c. perdangan seimbang

b. perdagangan pasif

d. perdagangan surplus

13. Hasil ekspor yang paling banyak mendatangakan devisa untuk Indonesia adalah ..

hasil ....

a. Industri

c. minyak bumi dan gas

b. perikanan

d. hasil kerajinan

14. Neraca perdagangan disebut pasif apabila nilai ekspor ....

a. lebih kecil dari nilai ekspor

c. sama dengan nilai ekspor

b. lebuh tinggi dari nilai impor

d. tidak sebanding dengan nilai impor

15. Negara- negara pengimpor barang dari Indonesia yang banyak, mendatangkan

devisa yaitu ....

a. Jepag

c. Inggris

b. Amerika

d. Belanda

Kunci Jawaban :

1. B

6 C

11 B

2 A

7 C

12 C

3 A

8 A

13 C

4 C

9 A

14 A

5 B

10 B

15 A

Lampiran : 6LEMBAR JAWABAN PRE TES1. a b c d 6. a b c d 11. a b c d

2. a b c d 7. a b c d

12.. a b c d

3. a b c d 8. a b c d

13. a b c d

4. a b c d 9. a b c d

14. a b c d

5. a b c d 10. a b c d

15. a b c d

LEMBAR JAWABAN POS TES1. a b c d 6. a b c d 11. a b c d

2. a b c d 7. a b c d

12.. a b c d

3. a b c d 8. a b c d

13. a b c d

4. a b c d 9. a b c d

14. a b c d

5. a b c d 10. a b c d

15. a b c d

Lampiran 14PERNYATAANDengan ini saya menyatakan bahwa dalam Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini merupakan karya sendiri, tidak terdapat pendapat atau karya atau hasil penelitian yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Semarang, November 2006

Sugiyat, S.Pd

NIP 130797897

Lampiran 13SAMPEL JAWABAN INDIVIDULampiran 13SAMPEL JAWABAN INDIVIDU

Lampiran 13SAMPEL JAWABAN INDIVIDU

Lampiran 13SAMPEL JAWABAN INDIVIDU

Lampiran 13SAMPEL JAWABAN INDIVIDU

Lampiran 13SAMPEL JAWABAN INDIVIDU

PAGE