ISBD Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Makhluk Sosial

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ISBD Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Makhluk Sosial

Citation preview

  • 5/19/2018 ISBD Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Makhluk Sosial

    1/32

    MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN

    MAKHLUK SOSIAL

    Disusun Oleh:

    Dzalilah Zharva Livia Asri (13030194004)

    Nur Mayanti (13030194012)

    Ianatusyarifah (13030194049)

    JURUSAN KIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

    2014

  • 5/19/2018 ISBD Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Makhluk Sosial

    2/32

    Kelompok 2| Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Pendahuluan

    Manusia adalah makhluk yang paling kompleks dibandingkan makhluk hidup lainnya.

    Kekompleksan ini tidak hanya menyangkut masalah fisik semata melainkan juag menyangkut

    kebutuhan hidupnya,pola perilaku, daya nalar, bahkan kehidupan yang dihadapinya. Berdasarkan

    itu semua manusia merupakan makhluk hidup tertinggi diantara makhluk hidup lainnya.

    Manusia selain sebagai makhluk individu, manusia juga disebutsebagai makhluk sosial.

    Artinya manusia memiliki kebutuhan dankemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan

    berinteraksidengan manusia yang lain, selanjutnya interaksi ini berbentuk kelompok.

    Kemampuan dan kebiasaan manusia berkelompok ini disebut juga dengan zoon politicon.

    Istilah manusia sebagi zoon politicon pertama kali dikemukakan oleh Aristoteles yang artinya

    manusia sebagai binatang politik. Manusia sebagai insan politik atau dalam istilah yang lebih

    populer manusiasebagi zoon politicon, mengandung makna bahwa manusia memiliki kemampuan

    untuk hidup berkelompok dengan manusia yang lain dalam suatu organisasi yang teratur,

    sistematis dan memiliki tujuan yang jelas,seperti negara. Sebagai insan politik,manusia memiliki

    nilai-nilai yang bisa dikembangkan untuk mempertahankan komunitasnya. Argumen yang

    mendasari pernyataan ini adalah bahwa manusia sebagaimana binatang, hidupnya suka

    mengelompok. Hanya saja antara manusia dan binatang berbeda memiliki cara mengelompok

    yang berbeda, hewan mengandalkan naluri,sedangkan manusia berkelompok dilakukan melalui

    proses belajar dengan menggunakan akal pikirannya. Sifat berkelompok pada manusia didasari

    pada kepemilikan kemampuan untuk berkomunikasi, mengungkapkan rasa dan kemampuan

    untuk saling bekerjasama. Selain itu juga adanya kepemilikan nilai pada manusia untuk hidup

    bersama dalam kelompok,antara lain: nilai kesatuan, nilai solidaritas, nilai kebersamaan dan nilai

    berorganisasi.

    Aktualisasi manusia sebagai makluk sosial, tercermin dalam kehidupan berkelompok.

    Manusia selalu berkelompok dalam hidupnya. Berkelompok dalam kehidupan manusia adalah

    suatu kebutuhan, bahkan bertujuan. Tujuan manusia berkelompok adalah untuk meningkatkankebahagiaan dan kesejahteraan hidupnya.

  • 5/19/2018 ISBD Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Makhluk Sosial

    3/32

    Kelompok 2| Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial 2

    Melalui kelompok manusia bisamemenuhi berbagai macam kebutuhan hidupnya,

    bahkan bisa dikatakankebahagiaan dan keberdayaan hidup manusia hanya bisa dipenuhi

    dengan cara berkelompok. Tanpa berkelompok tujuan hidup manusia yaitu mencapai kebahagiaan

    dan kesejahteraan tidak akan bisa tercapai.

    Manusia merupakan makluk individu dan sekaligus sebagaimakluk sosial. Sebagai

    makluk sosial manusia selalu hidup berkelompok dengan manusia yang lain. Perilaku

    berkelompok (kolektif) pada diri manusia, juga dimiliki oleh makluk hidup yang lain, seperti

    semut, lebah, burung bangau, rusa, dansebagainya, tetapi terdapat perbedaan yangesensial antara

    perilaku kolektif pada diri manusia dan perilaku kolektif pada binatang.

    Kehidupan berkelompok (perilaku kolektif) binatang bersifat naluri, artinya sudahpembawaan dari lahir, dengan demikian sifatnya statis yang terbentuk sebagai bawaan dari lahir.

    Contoh bentuk rumah lebah, sejak dahulu sampai sekarang tidak ada perubahan, demikian halnya

    dengan rumah semut dan hewan lainnya. Sebaliknya perilakukolektif manusia bersifat dinamis,

    berkembang, dan terjadi melalui prosesbelajar (learning process).

  • 5/19/2018 ISBD Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Makhluk Sosial

    4/32

    Kelompok 2| Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial 3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Manusia Sebagai Individu

    Individu berasal dari bahasa Latin individium yang berarti sesuatu yang tidak dapat

    dibagi lagi. Dapat diartikan juga sebagai satu kesatuan yang terkecil dan terbatas. Manusia

    sebagai individu, bukan berarti manusia sebagai sesuatu yang keseluruhan yang tidak dapat

    dibagi, melainkan sebagai kesatuan ang terbatas yanitu sebagai manusai perseorangan. Oleh

    karenanya sering ada istilah orang seorang atau manusia perseorangan.

    Menurut Triconomi, jiwa manusia dapat dibedakan menjadi: 1) cipta yang berarti

    manusia senantiasa berkreasi (bersifat kreatif) selalu mencari hal-hal yang baru, 2) karsa

    berarti suatu kehendak kodrat manusia untuk mengabadiakan diri kepada kekuasaan yang

    tertinggi, 3) rasa berarti adanya dorongan dalam diri manusia untuk mencapai keindahan

    rasa.

    Individu adalah seorang manusia yang memiliki peranan yang khas dalam lingkungan

    sosialnya juga mempunyai kepribadian sera polah tingkah laku yang spesifik. Proses yang

    meningkatkan ciri-ciri individualistas yang melekat pada seseorang sampai ia menjadi dirinya

    sendiri disebut proses individuasi atau aktualisasi diri.

    Sifat dan fungsi orang-orang disekitar kita adalah makhluk yang berdiri sendiri, dalam

    berbagai hal bersama-sama satu dengan yang lain tetapi dalam banyak hal menunjukkan

    banyak perbedaan. Hal ini menunjukkan tingkat peradaban manusai menjadi deferensiasi

    dengan corak dan tabiat yang semakin beragam. Timbulnya differensiasi bukan hanya

    disebabkan oleh pembawaan tetapi berkaitan dengan semua peradaban yang terjadi pada

    manusia seperti adat istiadat, bahasa, agama, hukum, paham, kebiasaan, ilmu pengetahuan

    yang senantiasa berkembang dari generasi satu ke generasi berikutnya.

    Menurut pola pribadi, individu dalam bertingkah laku akan menimbulkan beberapa

    kemungkinan antara lain: (1) menyimpang dari norma kolektif, (2) kehilangan

    individualitasnya atau takhluk terhadap kolektif, (3) mempengaruhi masyarakat seperti

    pahlawan.

  • 5/19/2018 ISBD Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Makhluk Sosial

    5/32

    Kelompok 2| Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial 4

    Pengembangan individu menjadi seorang pribadi, tidak hanya didukung dan dihambat

    oleh dirinya sendiri melainkan juga didukung dan dihambat oleh kelompok yang ada di

    sekitarnya. Kondisi fisik dan kelengkapan anggota tubuh juga akan berpengaruh besar pada

    pengembangan pobadi seseorang. Kelengkapan anggota tubuh, ketajaman panca indra dan

    susunan jaringan syaraf berpengaruh terhadap pengembangan potensi diri seseorang. Hal ini

    memberikan suatu penjelasan bahwa manusia selain sebagai makhluk individu manusia juga

    merupakan makhluk sosial dan sekaligus makhluk ber-Ketuhanan.

    Sebagai makhluk individu, manusia mempunyai karakter yang khas menurut corak

    kepribadiannya sehingga antara manusia yang satu dengan manusai yang lain pasti berbeda.

    Demikian juga sebagai bagian manusia Indonesia tentu mempunyai karakter yang khas

    sehingga kepribadian manusia Indonesia Indonesia tentu mempunyai karakter yang khas dan

    berneda dengan bangsa lain. Sebagai makhluk sosial, manusia manusia harus mampu

    berinteraksi dengan lingkungannya. Pada dasarnya, manusia tidak dapat hidup tanpa adanya

    bantuan manusia lain. Sebagai makhluk ber-Ketuhanan, setiap individu harus benar-benar

    menyadari tentang adanya Tuhan, menyadari kebesaran Tuhan dan Kemahakuasaan Tuhan

    sebagai pencipta alam semesta.

    Usaha untuk menumbuhkankembangkan manusia atau generasi suatu bangsa sebagai

    makhluk individu, makhluk sosial, dan sebagai makhluk ber-Ketuhanan penekanan

    ketiganya harus berjalan seiring, serasi, dan seimbang. Jangan sampai terlepas satu sama lain.

    B. Keluarga

    Secara umum keluarga diartikan sebagai suatu satuan sosial terkecil yang dimiliki

    manusia sebagai makhluk sosial yang ditandai dengan adanya kerjasama ekonomi. Fungsi

    keluarga antara lain untuk berkembang biak, mensosialisasi atau mendidik anak, menolong,

    melindungi atau merawat.

    Deferensiasi peranan dalam keluarga antara lain fungsi solidaritas, alokasi ekonomi,

    alokasi kekuasaan, alokasi integrasi, dan ekspresi atau menyatakan diri. Deferensisasi

    penanan dalam keluarga dilakukan berdasarkan pertimbangan umur, perbedaan sex, generasi,

    perbedaan posisi ekonomi dan pembagian kekuasaan.

  • 5/19/2018 ISBD Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Makhluk Sosial

    6/32

    Kelompok 2| Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial 5

    1.

    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Keluarga

    Beberapa faktor yang memegang peranan dalam pembentukan keluarga:

    a.

    Pemenuhan Dorongan Kebutuhan Biologis

    Dorongan berhubungan dengan berbagai unsur kebudayaan akan melahirkan

    usaha untuk memiliki kawan hidup. Selanjutnya kebutuhan memuaskan dorongan

    biologis dengan pasangan hidup yang dipilihnya secara tetap secara tetap dan tenang

    tanpa persaingan diri.

    b.

    Dorongan untuk Mendapatkan Anak

    Dorongan untuk mendapatkan anak amat kuat pada pihak perempuan sesuai

    kodratnya. Pada pihak laki-laki dorongan memiliki anak berhubungan dengan

    pertimbangan sosial seperti kebanggaan akan keturunan dan hasrat untuk

    mewariskan kekayaan dan status.

    c.

    Alasan-alasan Ekonomi

    Dalam hidupnya manusia selalu berusaha mencari nafkah. Dalam keluarga,

    suami dan istri melakukan fungsi ekonomi baik di dalam rumah maupun di luar

    rumah. Hal ini dilakukan untuk menyempurnakan dan memberi kesenangan pada

    kehidupan manusia.

    2.

    Struktur Keluarga

    Seperti halnya lembaga, keluarga adalah suatu sistem norma dan tata cara yang

    diterima untuk menyelesaikan sejumlah tugas penting. Keluarga yang didasarkan atas

    pertalian perkawinan atau kehidupan suami istri maka disebut keluarga kehidupan

    suami istri(conjugal family). Saat ini istilah itu sering diacu pada keluarga batih(nuclear

    family). Keluarga hubungan kerabat sedarah(consanguine family) tidak didasarkan pada

    pertalian darah sejumlah orang kerabat. Keluarga hubungan kerabat sedarah adalah

    suatu klan luas dari saudara-saudara sedarah dengan pasangan dari anak-anak mereka.

    Istilah keluarga luas(extended family) seringkali digunakan untuk mengacu pada

    keluarga batih berikut kerabat lain (Paull B. Horton,1991:267-270).

    3.

    Fungsi-fungsi Dalam Keluarga

    a)

    Fungsi Pembentukan Kepribadian

    Di dalam lingkungan keluarga, para orang tua meletakkan dasar-dasar

    kepribadian kepada anak-anaknya. Peletakan kepribadian sudah dilakukan sejak

    anak-anak masih bayi. Pengalaman interaksi sosial dalam keluarga akan menjadi

  • 5/19/2018 ISBD Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Makhluk Sosial

    7/32

    Kelompok 2| Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial 6

    modal dasar dalam membentuk keribadian seseorang dan akan turut menentukan

    pola tingkah laku seseorang terhadap orang lain dalam pergaulannya di luar

    lingkungan keluarga.

    b)

    Fungsi Reproduksi

    Yang dimaksud fungsi reproduksi adalah fungsi untuk menghasilkan keturunan

    atau generasi penerus. Keluarga juga berfungsi sebagai alat reproduksi kepribadian-

    kepribadian yang berakar dari etika,estetika, moral kegamaan dan kebudayaan yang

    berkorelasi fungsional dengan sebuah struktur masyarakat tertentu.

    c) Fungsi Edukasi

    Keluarga berfungsi sebagai pusat-pusat pengasuhan dan pendidikan. Dalam

    keluarga primitif, untuk keperluan pengasuhan dan pendidikan anak-anak dibangun

    balai pendidikan. Dalam masa pendidikan, tempat anak perempuan terpisah dengan

    tempat pendidikan anak laki-laki.

    Pelaksanaan pendidikan anak laki-laki biasanya ditangani oleh ayah atau paman

    dari pihak laki-laki. Materi pendidikan yang harus dikuasai dalam masa

    pendidikannya antara lain membuat api, menebang pohon, membuat kapak,

    membuat peralatan seperti pencari ikan, berdagang bahkan diajarkan untuk

    mengenal seks. Untuk pendidikan perempuan ditanagani oleh bibi dari pihak ibu.

    Pendidikan diawali dengan kerohanian, pendidikan anak perempuan lebih dititik

    beratkan dengan penguasaan tata cara kehidupan dalam rumah tangga, cara

    mengambil air di ladang.

    Pendidikan di balai pengasuahan dan pendidikan sebagai fungsi edukasi

    ditemukan di pedalaman sampai tahun 1960-an. Namun sekarang fungsinya sudah

    tergantikan dengan pendidikan formal seperti Sekolah Dasar(SD) hingga sekolah

    sekolah menengah(seperti SMP,SMA)

    d)

    Fungsi Ekonomi

    Setiap keluarga apapun bentuknya selalu mempunyai pembagian tugas diantara

    anggota-anggota keluarga agar dapat mempertahankan hidup. Pada saat sekarang,

    bentuk kegiatan ekonomi keluarga sudah mengalami perubahan sejalan dengan

    tuntutan emansipasi wanita. Kaum wanita tidak melulu tinggal di rumah saja, banyak

    juga kaum wanita memberikan sumbangan pendapatan keluarga. Hal ini

    menunjukkan bahwa peran masing-masing anggota keluarga merupakan kesatuan

  • 5/19/2018 ISBD Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Makhluk Sosial

    8/32

    Kelompok 2| Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial 7

    ekonomik yang menunjukkan keluarga mempunyai fungsi pencari nafkah dan

    mengaturnya dalam pengelolaan keluarga.

    e)

    Fungsi Afeksi

    Fungsi afeksi yang diemban oleh keluarga dimaksudkan sebagai perwujudan

    salah satu kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan kasih sayang atau rasa

    untuk dicintai. Sebagian besar masyarakat bertumpu pada keluarga untuk

    mendapatkan kasih sayang. Banyak data menunjukan bahwa kenakalan anak remaja

    yang serius sering kali disebabkan oleh tidak adanya kasih sayang orang tuanya.

    f) Fungsi Perlindungan

    Keluarga merupakan tempat yang aman bagi para anggotanya. Dalam setiap

    masyarakat, keluarga memberikan perlindungan fisik,ekonomi, dan psikologis bagi

    seluruh anggotanya. Bebrapa kelompok masyarakat memandang bahwa ancaman dan

    serangan terhadap seorang anggota keluarga akan berarti ancaman dan serangan

    seluruh anggota keluarga, dan semua anggota wajib membela.

    g)

    Fungsi Penentu Status

    Orang tua dalam suatu keluarga ikut menentukan status anaknya kelak di

    kemudian hari. Orang pasti ingin anaknya kelak menjadi manusia yang berguna bagi

    keluarga dan lingkungannya, mendapatkan pekerjaan, dan jabatan yang tinggi. Tentu

    untuk mewujudkan keinginan itu orang tua sudah mempersiapkan anaknya untuk

    bisa memperoleh status pekerjaan yang dikehendaki.

    4.

    Perubahan Fungsi Keluarga

    a.

    Fungsi Ekonomis Menurun

    Beberapa puluh tahun yang lalu,keluarga merupakan satu unit produksi ekonomis

    yng disatukan ole tugas dari pekerjaan yang sama di dalam pertanian. Namun

    sekarang telah terjadi perubahan struktur mata pencaharian masyarakat terutama

    yang berkaitan dengan bidang pertanian. Proporsi penduduk dan juga keluarga petani

    menurun dari tahun ke tahun dan cenderung berubah ke arah non pertanian seperti

    perdagangan, jasa, industry, dan lain-lain.

    b.

    Fungsi Pengaturan Sexual telah Menurun

    Walaupun sebagian besar hubungan sexual terjadi di dalam perkawinan, namun

    pada saat ini telah terjadi penurunan proporsi. Hal ini seperti diungkapkan oleh

    Zelnik and Kantner (1978) yang menyatakan bahwa terjadi peningkatan proporsi

  • 5/19/2018 ISBD Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Makhluk Sosial

    9/32

    Kelompok 2| Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial 8

    keluarga yang telah melakukan hubungan sex sebelum melakukan pernikahan.

    Peningkatan hubungan sex pranikah menunjukkan bahwa perkawinan perawan

    relative sudah menjadi tidak umum dan mungkin akan menghilang dalam waktu

    dekat.(Paul B. hoeton,1991 : 291)

    c.

    Fungsi Reproduksi menjadi Kurang Penting

    Saat ini terjadi perubahan jumlah anak dalam keluarga. Ada kecenderungan

    bahwa setiap keluarga hanya mempunyai keluarga kecil dengan sedikit anak.

    Mengecilnya jumlah keluarga, terlepas dari implikasi ekologis, mungkin diharapkan

    untuk meningkatkan keharmonisan keluarga. Ada bukti penelitian yang

    menyakinkan bahwa keluarga yang lebih kecil kurang mengalami stress, lebih

    sejahtera, dan paling memuaskan bagi suami-istri, orang tua dan anak. Anak-anak

    dalam keluarga kecil jauh lebih sehat, kreatif dan cerdas.

    d.

    Fungsi Sosialisasi semakin Penting

    Keluarga tetap merupakan agen persosialisasian yang utama, meskipun tidak

    dapat disangkal behwa sekolah dan kelompo (peer-group) juga memenuhi fungsi

    sosialisasi yang penting. Saat ini perubahan pokok terdapat dalam atensi (perhatian)

    terhadap fungsi sosialisasi. Pada saat ini fungsi sosialisasi semakin penting, namun

    perubahan struktur keluarga, angka perceraian yang meningkat, perkawinan tidak

    sah, orang tua tunggal, kedua orang berkarier tampaknya akan mempersulit

    pelaksanaan fungsi sosialisasi.

    e.

    Fungsi Kasih Sayang dan Keakraban semakin Penting

    Pada saat ini, sifat kegotongroyongan diantara keluarga-keluarga dengan para

    tetangga sudah semakin menipis dan tidak saling kenal. Keluarga dekat menjadi

    benteng pendukung emosi karena dalam keluarga kita dapat mengharap simpati bila

    tertimpa kesusahan, atau kegembiraan yang tulus bila mencapai keberhasilan.

    f.

    Fungsi Penentuan Status terus Berlanjut

    Para orang tua terus mempersiapkan anak-anak mereka dengan berusaha

    menanamkan ambisi sikap dan kebiasaan yang mendorong anak-anak mereka

    memperjuangkan status yang lebih tinggi. Hal ini dinamakan sosialisasi yang bersifat

    antisipatif (anticipatory socialization) karena merupakan suatu usaha untuk

    mensosialisasikan anak-anak ke arah status yang diharapkan akan dicapai oleh anak

    di kemudian hari.

  • 5/19/2018 ISBD Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Makhluk Sosial

    10/32

    Kelompok 2| Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial 9

    g.

    Fungsi Perlindungan telah Merosot

    Keluarga tradisional dalam masyarakat melakukan sebagian besar fungsi

    pekerjaan social yang terorganisasi seperti merawat orang cacat, jompo. Namun

    dewasa ini, ada teknologi medis yang menggantikan peran perlindungan tersebut.

    Oleh karena itu, karena berbagai alasan, sebagian besar dari mereka karena tidak mau

    direpotkan atau bertanggung jawab antara satu dengan yang lain. Hal ini kemudian

    menyebabkan fungsi perlindungan keluarga telah bergeser ke lembaga lain.

    C. Manusia sebagai Makhluk Sosial, Society dan Sosialisasi

    Society atau masyarakat yang ebrasal dari kata Latin socius, yang artinya kawan. Istilah

    masyrakat dari bahasa Arab syarakayang artinya ikut serta, berpartisipasi. Koentjaraningrat

    (2002:146) menyimpulkan bahwa masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang

    berinteraksi menurit suatu system adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan ynag

    terikat oleh suatu rasa identitas bersama.

    Kesatuan sosial yang tidak mempunyai syarat-syarat pengikat sehingga sehingga serupa

    dengan kerumunan atau crowd, tidak mempunyai sifat-sifat masyarakat. Kesatuan social

    seperti itu disebut kategori social atau social category.

    Keseluruhan kebiasaan yang dipunyai manusia dibidang ekonomi, kekeluargaan,

    pendidikan, agama, politik dan sebagainya harus dipelajari oleh setiap anggota baru suatu

    masyarakat melalui suatu proses yang disebut sosialisasi (socialization)

    Berger (1978:116) dalam Sunarto (2004:21) mendefinisikan sosialisasi sebagai a pocess by

    which a child learns to be a participant member of society- proses melalui mana seorang

    anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.

    1.

    Faktor-faktor yang Mendorong untuk Hidup Bermasyarakat

    Menurut Bouman dalam diri setiap manusia itu terdapat hasrat-hasrat dan kecenderungan

    bernaluri, dimana dalam hal ini dikatakan sebagai faktor-faktor yang mendorong untuk

    hidup bermasyrakat, yaitu:

    - Kecenderungan social yaitu kecenderungan untuk menggabungkan dirinya dengan

    individu lain dalam bentuk kelompok.

    - Harga diri tidak hanya tampak sebagai keinginan untuk berharga melainkan juga

    supaya kelihatan berharga menurut pendapat orang lain.

  • 5/19/2018 ISBD Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Makhluk Sosial

    11/32

    Kelompok 2| Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial 10

    - Kecenderungan untuk patuh, yaitu ada rasa untuk menurut dan ada hasrat untuk

    tunduk dengan sukarela, terpaksa atau ada motif lainnya.

    - Kecendrungan meniru adlah kecenderungan untuk menyatakan secara diam-diam

    atau terang-terangan.

    - Kecenderungan bergaul yaitu kecenderungan untuk bergabung dengan orang-orang

    tertentu dan kelompok tertentu.

    - Hasrat tolong menolong dan simpatik yaitu kesanggupan untuk dengan langsung turut

    merasakan sesuatu dengan orang lain atau meringankan beban orang lain.

    - Hasrat berjuang yaitu adanya persaingan mengalahkan lawan.

    - Hasrat memberitahukan dan sifat mudah menerima kesan dari orang lain.

    -

    Hasrat untuk mendapatkan kebebasan yaitu hasrat yaitu hasrat untuk menghindari

    diri dari kekangan atau pembatasan.

    - Hasrat seksual yaitu hasrat untuk mengembangkan keturunan.

    - Hasrat bersatu yaitu adanya kenyataan bahwa manusia itu adalah makhluk lemah oleh

    karena itu mereka harus mencari kekuatan bersama sehingga mereka dapat

    berlindung bersama-sama.

    - Adanya kesamaan keturunan, kesamaan keyakinan dan sebagainya.

    2.

    Faktor-faktor Penghambat Hidup Bermasyarakat:

    - Kemajuan ilmu pengetahuan dan penyebaran terhadap hasil penelitian yang telah

    dilakukan, misalnya dibidang politik, social, ekonomi, psikologi dan lainnya dimana

    kemajuan ilmu pengetahuan tersebut mempunyai sumber tambahan pengetahuan

    tentang diri manusia baik secara individu maupun kolektif.

    - Lingkungan masyarakat modern justru eksitensi kehidupan pribadinya besar sekali,

    terlebih rintangan dengan ide hak azasi manusia terutama hidup sebagai pribadi

    manusia yang mendapat penghormatan di masyarakat yang dalam pelaksanaan hidup

    pribadi seseorang keamanannya dilindungi hukum.

    - Alat-alat komunikasi modern membuka luas untuk mengadakan hubungan dengan

    banyak orang tanpa berkumpul.

    3.

    Pranata Sosial

    Menutut Koentjaraningrat (2002:163) pranata atau institution adalah system-sistem yang

    menjadi wahana yang memungkinkan warga masyarakat untuk berinteraksi menurut

    pola-pola resmi. Jumlah pranata yang ada sangat tergantung kepada sifat sederhana atau

  • 5/19/2018 ISBD Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Makhluk Sosial

    12/32

    Kelompok 2| Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial 11

    sifat kompleksnya kebudayaan yang hidup dalam masyarakat bersangkutan. Pranata dapat

    diklasifikasikan menjadi:

    - Pranata yang berfungsi untuk memenuhi keperluan kehidupan kekerabatan, yaitu

    yang sering disebut kinship atau domestic institutions. Contoh: perkawinan, tolong

    menolong antar kerabat, pengasuhan kanak-kanak, sopan santun pergaulan antar

    kerabat, pengasuhan kanak-kanak, opan santun pergaulan antar kerabat, sitem istilah

    kekekrabatan, dan lainnya.

    - Pranata yang berfungsi untuk memenuhi keperluan manusia untuk mata pencaharian

    hidup, memproduksi, menimbun, menyimpan, mendistribusi halsil produksi dan harta

    adalah economic institutions. Contoh: pertanian, peternakan, pemburuan, feodalisme,

    industry, barter, koperasi penjualan, penggundangan, perbankan dan sebagainya.

    - Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan penerangan dan pendidikan manusia

    supaya menjadi anggota masyarakat yang berguna adalah educational institutions.

    Contoh: pendidikan menengah, pendidikan tinggi, pemberantasan buta huruf,

    pendidikan keamanan, pers, perpustakaan umum, dan sebagainya.

    - Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan ilmiah manusia, menyelami alam

    semesta adalah scientific institutions. Contoh: metode ilmiah, penelitian, pendidikan

    ilmiah, dan sebagainya.

    - Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia untuk menghayatkan rasa

    keindahannya dan untuk rekreasi adalah aesthetic and recreational institutions.

    Contoh: seni rupa, seni suara, seni gerak, seni drama, kesusastraan, olahraga, dan

    sebagainya.

    - Prananata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia untuk berhubungan dengan

    dan berbakti kepada Tuhan atau dengan alam gaib adalah religious institutions.

    Contoh: doa, kenduri, upacara, semedi, bertapa, penyiaran agama, pantangan, dan

    sebagainya.

    - Pranata yang berfungsi mememnuhi keperluan manusia untuk mengatur dan

    mengelola keseimbangan kekuasaan dalam kehidupan masyakat adalah political

    institutions. Contoh: pemerintahan, demokrasi, kehakiman, kepartaian, dan

    sebagainya.

  • 5/19/2018 ISBD Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Makhluk Sosial

    13/32

    Kelompok 2| Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial 12

    - Pranata yang berfungsi mememnuhi keperluan fisik dan kenyamanan hidup manusia

    adalah somatic institutions. Contoh: pemeliharaan, kecantikan , pemeliharaan

    kesehatan, dan sebagainya.

    D.

    Jenis- jenis tatanan hidup berkelompok

    Manusia sebagai individu dalam masyarakat memiliki ciri-ciri tertentu yang

    berhubungan dengan kanggotaannya sebagai warga masyarakat. Ciri-ciri tertentu adalah ciri-

    ciri yang menerangkan hal-hal penting pada diri seseorang yang menunjukkan kegiatannya

    sehari-hari dalam masyarakat yang disebut identitas social.

    Wujud identitas social:

    Ciri fisik dan lainnya yang mudah dikenal oleh masyarakat antara lain tempat tingggal,asal suku bangsa dan agama

    Ciri identitas social yang paling menonjol dan mudah dikenal oleh masyarakat adalah

    pekerjaan atau fungsi seseorang dalam masyarakat, missal: lurah, pemilik took

    1.

    Status Kedudukan)

    Status adalah tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Kedudukan

    sosial adalah sosisi seseorang menyangkut lingkungan pergaulan, prestige, hak-hak, dan

    kewajibannya. Secara abstrak, status/kedudukan berarti tempat seseorang dalam satu pola

    tertentu. Bahkan seseorang bisa mempunyai beberapa status/kedudukan karena memiliki

    beberapa pola kehidupan.

    Menurut Ralph Linton, ada tiga macam cara memperoleh status, yaitu :

    1.) Ascribed status, merupakan ststus seseorang yang dicapai dengan sendirinya tanpa

    memperhatikan perbedaan rohaniah dan kemampuan. Status tersebut bisa diperoleh

    sejak lahir. Contoh, anak yang lahir dari keluarga bangsawan dengan sendirinya

    langsung memperoleh status bangsawan.

    2.)

    Achieved status, merupakan status yang diperoleh seseorang dengan usaha-usaha

    yang disengaja. Status ini diperoleh atas dasar kemampuan individu dalam mencapai

    tujuan-tujuannya. Status ini bersifat terbuka bagi siapa saja. Contoh, setiap orang bisa

    menjadi pengusaha sukses asalkan mempunyai kemampuan untuk mencapainya.

  • 5/19/2018 ISBD Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Makhluk Sosial

    14/32

    Kelompok 2| Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial 13

    3.)

    Assigned status, merupakan status yang diperoleh dari pemberian pihak lain. Assigned

    status mempunyai hubungan yang erat dengan achieved status, suatu kelompok atau

    golongan memberikan status yang lebih tinggi kepada seseorang yang berjasa. Status

    ini diberikan karena orang tersebut telah memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi

    kebutuhan dan kepentingan masyarakat. Contohnya, gelar pahlawan, siswa teladan,

    penghargaan kalpataru dan pemberian jasa lainnya.

    Beragam status yang dimiliki seseorang bisa mempunyai pertentangan atau konflik

    (status conflict). Konflik status adalah konflik batin yang dialami seseorang sebagai akibat

    aadnya beberapa status yang dimilikinya yang saling bertentangan.

    2.

    Status Simbol Symbol Status)

    Simbol status merupakan istilah sosiologis - sebagai bagian dari interaksionisme

    simbolis sosial dan sosiologis - berkaitan dengan bagaimana individu dan kelompok

    berinteraksi dan menafsirkan berbagai simbol budaya.

    Terdapat pada sekelompok masyarakat atau pada seseorang yang memiliki

    kedudukan tertentu. Kelompok itu melakukan kegiatan dan menampakkan ciri ciri

    kehidupan yang berbeda dengan kelompok lainnya dalam masyarakat. Perbedaan

    menyolok yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam masyarakat tampak dalam

    berbagai hal, seperti fashion, tempat tinggal dan hobi.

    3.

    Peranan Sosial Social Role)

    Peranan sosial merupakan aspek yang timbul dari status/kedudukan. Peranan adalah

    perilaku yang diharapkan oleh pihak lain dalam melaksanakan kewajiban sesuai dengan

    status yang dimilikinya. Status dan peranan tidak dapat dipisahkan karena peranan selalu

    melekat sesuai dengan status yang diembannya.

    Dalam kehidupan sehari-hari, peranan menjadi penting karena berfungsi untuk

    mengatur perilaku seseorang. Orang yang bersangkutan akan dapat menyesuaikan

    perilakunya dengan perilaku orang disekitarnya.

    Jika seseorang dalam waktu bersamaan mempunyai status yang harus dipilih

    sehingga mengakibatkan konflik status, maka dalam peranan pun demikian. Konfilk

    peranan adalah suatu peranan yang harus dilakukan seseorang dalam waktu bersamaan,

    dalam hal ini peranan-peranan yang terdapat dalam satu status. Contoh, Pak Lurah sedang

    menghadiri rapat penting dengan perangkat desa, pada waktu bersamaan di ujung desa

  • 5/19/2018 ISBD Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Makhluk Sosial

    15/32

    Kelompok 2| Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial 14

    ada konflik antar warga. Saat itu terjadi konflik peranan yang dialami pak lurah, apakah ia

    melanjutkan rapat penting tersebut ataukah melerai warga yang bertikai.

    4.

    Kepemimpinan Leadership)

    Kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan seseorang (yaitu pemimpin) untuk

    mempengaruhi orang lain (yaitu yang dipimpin atau pengikut-pengikutnya).

    Kepemimpinan juga merupakan suatu kompleks dari hak-hak dan kewajiban yang dapat

    dimiliki oleh seorang atau suatu badan. Sebagai suatu proses sosial, kepemimpinan

    meliputi segala tindakan yang dilakukan seseorang atau sesuatu badan yang menyebabkan

    gerak dari warga masyarakat.

    Kepemimpinan ada yang bersifat resmi (formal leadership) yaitu kepemimpinanyang tersimpul didalam suatu jabatan. Ada pula kepemimpinan karena pengakuan dari

    masyarakat akan kemampuan seseorang untuk menjalankan kepemimpinan. Sedangkan

    kepemimpinan yang bersifat tidak resmi(informal leadership) adalah kepemimpinan yang

    resmi di dalam pelaksanaannya selalu harus berada di atas landasan-landasan atau

    peraturan-peraturan resmi. Sehingga dengan demikian daya cakupnya agak terbatas.

    Kepemimpinan tidak resmi, mempunyai ruang lingkup tanpa batas-batas resmi, karena

    kepemimpinan demikain didasarkan atas pengakuan dan kepercayaan masyarakat. Ukuran

    benar tidaknya kepemimpinan tidak resmi terletak pada tujuan dan hasil pelaksanaan

    kepemimpinan tersebut, menguntungkan atau merugikan bagi masyarakat.

    Walaupun seorang pemimpin (yakni yang melaksanakan kepemimpinan) yang

    resmi tidak boleh menyimpang dari peraturan-peraturan resmi yang menjadi landasanya,

    akan tetapi dapat melakukan kebijaksanaan yang dapat memancarkan kemampuan mereka

    sebagai pemimpin. Misalnya, kebijaksanaan tersebut dapat diwujudkan di dalam memilih

    waktu untuk melaksanakan peraturan-peraturan atau memilih orang-orang yang langsung

    berhubungan dengan masyarakat untuk melaksanakan peraturan dan seterusnya.

    Kepemimpinan yang tidak resmi dapat digunakan pula di dalam suatu jabatan resmi

    dan tentu saja lebih leluasa di dalam masyarakat yang belum dipungut peraturan-

    peraturan resmi. Dalam bidang terakhir tadi, seorang pemimpin dapat menggerakan

    kekuatan-kekuatan masyarakat untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

  • 5/19/2018 ISBD Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Makhluk Sosial

    16/32

    Kelompok 2| Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial 15

    Kepemimpinan merupakan hasil organisasi sosial yang telah terbentuk atau sebagai

    hasil dinamika interaksi sosial. Sejak mula terbentuknya suatu kelompok sosial, seseorang

    atau beberapa orang diantara warga-warganya melakukan peranan yang lebih aktif dari

    pada rekan-rekannya, sehingga orang tadi atau beberapa orang tampak lebih menonjol

    dari lain-lainnya. Itulah asal mula timbulnya kepemimpinan, yang kebanyakan timbul dan

    berkembang dalam struktur sosial yang kurang stabil. Munculnya seorang pemimpin

    sangat diperlukan dalam keadaan-keadaan dimana tujuan kelompok sosial yang

    bersangkutan terhalang atau apabila kelompok tadi mengalami ancaman dari luar. Dalam

    keadaan demikian, agak sulit bagi warga kelompok menentukan langkah-langkah yang

    harus diambil untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi.

    Munculnya seorang pemimpin merupakan hasil dari suatu proses dinamis yang

    sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan kelompok. Apabila pada saat tersebut muncul

    seorang pemimpin, maka kemungkinan besar kelompok-kelompok tersebut akan

    mengalami suatu disintegrasi. Tidak munculnya pemimpin tadi adalah mungkin karena

    seorang individu yang diharapkan akan menjadi pemimpin, ternyata tidak berhasil

    membuka jalan bagi kelompok untuk mencapai suatu tujuannya dengan begitu kebutuhan

    warga tidak terpenuhi.

    Syarat-syarat kepemimpinan:

    a.

    Memberi kesenangan dalam jasmani,

    b. Menunjuk pada keahlian dan kepastian hukum,

    c.

    Menggerakkan bawahan dengan mengajak mereka untuk bekerja persuasion,

    d. Memberi kesenangan rohaniah,

    e.

    Menunjukkan keteguhan pendidikan dan rasa tidak segan-segan untuk turut

    merasakan kesukaran-kesukaran kepada para pengikut-pengikutnya,

    f.

    Menunjukkan pada suatu sikap yang patut dihormati,

    g.

    Menunjukkan kelebihan didalam ilmu pengetahuan,kepandaian dan ketrampilan,

    h. Sifat memberikan semangat kepada anak buah.

    Suatu kepemimpinan yang efektif harus mempertimbangkan social basis apabila tidak

    menghendaki timbulnya ketegangan-ketegangan atau setidak-tidaknya terhindar dari

    pemerintah boneka belaka.

  • 5/19/2018 ISBD Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Makhluk Sosial

    17/32

    Kelompok 2| Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial 16

    Kepemimpinan didalam masyarakat-masyarakat hukum adat yang tradisional dan

    homogen, perlu disesuaikan dengan sussunan masyarakat tersebut yang masih tegas-tegas

    memperlihatkan ciri-ciri paguyuban. Hubungan pribadi antara pemimpin dengan yang

    dipimpin sangat dihargai. Hal ini, disebabkan pemimpin-pemimpin pada masyarakat

    tersebut adalah pemimpin-pemimpin tidak resmi informal leaders yang mendapat

    dukungan tradisi atau karena sifat-sifat pribadinya yang menonjol. Dengan sendirinya,

    masyarakat lebih menaruh kepercayaan terhadapa para pemimpin-pemimpin tersebut,

    beserta peraturan-peraturan yang dikeluarkan.

    Dengan demikian, maka keputusan para pemimpin tersebut sekaligus merupakan pula

    rasa keadilan masyarakat yang bersangkutan. Pada umumnya para pemimpin masyarakat

    tradisional adalah pemimpin-pemimpin dibelakang atau ditengah. Jarang sekali yang

    menjadi pemimpin dimuka umum. Sebaliknya, apabila ditinjau dan ditelaah pada keadaan

    dikota-kota besar, maka susunan masyarakat kota tersebut menghendaki kepemimpinan

    yang lain dari kepemimpinan pada masyarakat tradisional. Maka Kebijaksanaan rasionallah

    yang sangat diperlukan.

    Tugas-tugas pokok seorang pemimpin yaitu :

    1.

    Memberikan suatu kerangka pokok yang jelas yang dapat dijadikan pegangan bagi para

    pengikut-pengikutnya,

    2.

    Mengawasi dan mengendalikan serta menyalurkan perilaku warga masyarakat yang

    dipimpinnya, dan

    3.

    Bertindak sebagai wakil kelompok kepada dunia luar kelompok yang dipimpin.

    Macam-macam gaya kepemimpinan yaitu :

    1.

    Gaya kepemimpinan yang otoriter

    Ciri-cirinya sebagai berikut :

    a.

    Pemimpin menentukan segala kegiatan kelompok secara sepihak,

    b.

    Pengikut sama sekali tidak dapat diajak untuk ikut serta merumuskan tujuan

    kelompok dan cara-cara untuk mencapai suatu tujuan, dan

    c.

    Pemimpin terpisah dari kelompok dan seakan-akan tidak ikut dalam proses

    interaksi didalam kelompok tersebut.

    2.

    Gaya Kepemimpinan yang demokratis

  • 5/19/2018 ISBD Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Makhluk Sosial

    18/32

    Kelompok 2| Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial 17

    Ciri-cirinya sebagai berikut :

    a. Secara musyawarah dan mufakat pemimpin mengajak warga anggota kelompok

    untuk ikut serta merumuskan tujuan-tujuan yang harus dicapai kelompok, serta

    cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut,

    b.

    Pemimpin secara aktif memberikan saran bagi para pengikutnya,

    c.

    Ada kritik positif, baik dari pemimpin maupun dari para pengikutnya,

    d. Pemimpin secara aktif ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kelompok.

    3.

    Gaya Kepemimpinan yang Bebas

    Ciri-cirinya sebagai berikut :

    a.

    Pemimpin menjalankan peranannya secara pasif,

    b.

    Penentuan tujuan yang akan dicapai kelompok sepenuhnya dan diserahkan kepada

    kelompok,

    c.

    Pemimpin hanya menyediakan sarana yang diperlukan bagi para kelompoknya, dan

    d.

    Pemimpin berada pada ditengah-tengah kelompok, namun dia hanya beperan

    sebagai penonton.

    Sebenarnya ketiga kategori yang diatas dapat berlangsung bersamaan, karena metode

    mana yang terbaik dan senantiasa tergantung pada situasi yang dihadapinya. Cara-cara

    demokratis mungkin dapat diterapkan didalam suatu masyarakat yang warganya mempunyai

    taraf pendidikan yang cukup. Cara-cara otoriter mungkin lebih tepat untuk diterapkan

    didalam masyarakat yang sangat homogen, sedangkan cara-cara yang bebas mungkin lebih

    cocok kepada masyarakat yang relatif homogen.

    5.

    Group Kelompok)

    Sebenarnya kelompok merupakan kumpulan manusia yang memiliki syarat-syarat

    tertentu, dengan kata lain tidak semua pengumpulan manusia dapat disebut sebagai

    kelompok.

    Robert Biersted menyebut adanya tiga kriteria kelompok, yaitu: (1) ada atau

    tidaknya organisasi, (2) ada atau tidaknya hubungan sosial di antara warga kelompok,

    dan (3) ada atau tidaknya kesadaran jenis di antara orang-orang yang ada dalam

    kelompok dimaksud.

  • 5/19/2018 ISBD Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Makhluk Sosial

    19/32

    Kelompok 2| Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial 18

    Berdasarkan analisis menggunakan tiga kriteria tersebut dalam masyarakat dikenal

    beberapa jenis atau macam kelompok:

    a. Asosiasi

    Asosiasi merupakan kelompok yang memenuhi tiga kriteria Biersted tersebut. Suatu

    asosiasi atau organisasi formal terdiri atas orang-orang yang memiliki kesadaran akan

    kesamaan jenis, ada hubungan sosial di antara warga kelompok dan organisasi.

    b. Kelompok sosial (Social Groups)

    Kelompok yang para anggotanya memiliki kesadaran akan kesamaan jenis serta

    hubungan sosial di antara warganya, tetapi tidak mengenal organisasi, oleh Biersted

    disebut sebagai kelompok sosial.

    c. Kelompok kemasyarakatan (Societal Groups)

    Kelompok kemasyarakatan merupakan kelompok yang berisi orang-orang yang

    memiliki kesadaran jenis saja, tidak ada hubungan sosial di antara orang-orang

    tersebut maupun organisasi, disebut sebagai kelompok kemasyarakatan (societal

    groups).

    d. Kelompok statistik

    Bentuk terakhir dari kelompok adalah kategori atau kelompok statistik, yaitu

    kelompok yang terdiri atas orang-orang yang memiliki kesamaan jenis (misalnya jenis

    kelamin, umur, pekerjaan, dan sebagainya), tetapi tidak memiliki satu pun dari tiga

    kriteria kelompok menurut Biersted.

    Berdasarkan sifat keanggotaannya, kelompok dibagi menjadi 2, yaitu:

    a.

    Kelompok sukarela : suatu kelompok dimana anggotanya tidak dipaksakan

    b.

    Kelompok terpaksa: suatu kelompok dimana anggotanya dipaksakan

    Berdasarkan cara bekerjanya, kelompok dibagi menjadi:

    a.

    Kelompok legal: kelompok yang bekerjanya secara terang-terangan

    b. Kelompok illegal: gerakan bawah tanah yang bekerja secara sembunyi sembunyi

  • 5/19/2018 ISBD Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Makhluk Sosial

    20/32

    Kelompok 2| Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial 19

    6.

    Perubahan dan stratifikasi sosial

    a. Perubahan Sosial

    Perubahan sosial secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses pergeseran

    atau berubahnya struktur/tatanan didalam masyarakat, meliputi pola pikir yang

    lebih inovatif, sikap, serta kehidupan sosialnya untuk mendapatkan penghidupan

    yang lebih bermartabat.

    Pada dasarnya setiap masyarakat yang ada di muka bumi ini dalam hidupnya

    dapat dipastikan akan mengalami apa yang dinamakan dengan perubahan-

    perubahan. Adanya perubahan-perubahan tersebut akan dapat diketahui bila kita

    melakukan suatu perbandingan dengan menelaah suatu masyarakat pada masa

    tertentu yang kemudian kita bandingkan dengan keadaan masyarakat pada waktu

    yang lampau. Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat,pada

    dasarnya merupakan suatu proses yang terus menerus, ini berarti bahwa setiap

    masyarakat pada kenyataannya akan mengalami perubahan-perubahan.

    Tetapi perubahan yang terjadi antara masyarakat yang satu dengan masyarakat

    yang lain tidak selalu sama. Hal ini dikarenakan adanya suatu masyarakat yang

    mengalami perubahan yang lebih cepat bila dibandingkan dengan masyarakat

    lainnya. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan-perubahan yang tidak

    menonjol atau tidak menampakkan adanya suatu perubahan. Juga terdapat adanya

    perubahan-perubahan yang memiliki pengaruh luas maupun terbatas. Di samping

    itu ada juga perubahan-perubahan yang prosesnya lambat, dan perubahan yang

    berlangsung dengan cepat.

    Setelah mempelajarai definisi perubahan sosial dalam masyarakat, tentunya kita juga

    harus mengetahui cirinya. Berikut merupakan ciri-ciri perubahan sosial dalammasyarakat :

    a.

    Tidak ada masyarakat yang berhenti berkembang artinya masyarakat itu selalu

    berkembang dan berubah.

    b.

    Perubahan yang terjadi pada satu lembaga sosial pasti akan diikuti perubahan

    pada lembaga lainnya.

    c.

    Perubahan sosial yang berlangsung cepat nanmengakibatkan disorganisasi yang

    bersifat sementara karena masyarakat sedang dalam proses penyesuaian.

  • 5/19/2018 ISBD Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Makhluk Sosial

    21/32

    Kelompok 2| Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial 20

    d.

    Perubahan sosial tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau bidang

    spiritual saja tetapi pada kedua bidang tersebut karena keduanya memiliki

    hubungan timbal balik.

    Secara tipologis, perubahan sosial dapat dikategorikan dalam beberapa bentuk, yaitu

    sebagai berikut:

    a. Proses sosial, yaitu pergantian beragam pengahargaan, fasilitas, dan anggota dari

    suatu struktur.

    b.

    Segmentasi atau pembagian, yaitu pemekaran unit-unit struktural yang tidak terlalu

    berbeda dengan unit-unit yang telah ada.

    c.

    Perubahan struktur, yaitu timbulnya peran dan organisasi yang baru.d. Perubahan struktur kelompok, yaitu pergantian komposisi kelompok, tingkat

    kesadaran kelompok, dan hubungan antarkelompok dalam masyarakat.

    Soerjono Soekanto menyebutkan adanya faktor-faktor intern dan ekstern yang

    menyebabkan terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat,

    1. Faktor Intern

    Ada beberapa faktor yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri yang menye-

    babkan terjadinya perubahan sosial, yaitu perubahan penduduk, penemuan-

    penemuan baru, konflik dalam masyarakat, dan pemberontakan.

    a.

    Perubahan Penduduk

    Perubahan penduduk berarti bertambah atau berkurangnya penduduk dalam suatu

    masyarakat. Hal itu bisa disebabkan oleh adanya kelahiran dan kematian, namun

    juga bisa karena adanya perpindahan penduduk, baik transmigrasi maupun

    urbanisasi. Transmigrasi dan urbanisasi dapat mengakibatkan bertambahnya

    jumlah penduduk daerah yang dituju, serta berkurangnya jumlah penduduk

    daerah yang ditinggalkan. Akibatnya terjadi perubahan dalam struktur

    masyarakat, seperti munculnya berbagai profesi dan kelas sosial.

    b. Penemuan-Penemuan Baru

    Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia akan barang dan jasa

    semakin bertambah kompleks. Oleh karena itu berbagai penemuan barudiciptakan oleh manusia untuk membantu atau memudahkan masyarakat dalam

  • 5/19/2018 ISBD Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Makhluk Sosial

    22/32

    Kelompok 2| Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial 21

    memenuhi kebutuhannya. Penemuan baru yang menyebabkan perubahan pada

    masyarakat meliputi proses discovery, invention, dan inovasi.

    1)

    Discovery , yaitu suatu penemuan unsur kebudayaan baru oleh individu atau

    kelompok dalam suatu masyarakat. Unsur baru itu dapat berupa alat-alat baru

    ataupun ideide baru.

    2)

    Invention, yaitu bentuk pengembangan dari suatu discovery, sehingga

    penemuan baru itu mendapatkan bentuk yang dapat diterapkan atau

    difungsikan. Discovery baru menjadi invention apabila masyarakat sudah

    mengakui, menerima, serta menerapkan penemuan baru ini dalam kehidupan

    nyata di masyarakat.

    3)

    Inovasi atau proses pembaruan, yaitu proses panjang yang meliputi suatu

    penemuan unsur baru serta jalannya unsur baru dari diterima, dipelajari, dan

    akhirnya dipakai oleh sebagian besar warga masyarakat.

    c.

    Konflik dalam Masyarakat

    Suatu konflik yang kemudian disadari dapat memecahkan ikatan sosial biasanya

    akan diikuti dengan proses akomodasi yang justru akan menguatkan ikatan sosial

    tersebut. Apabila demikian, maka biasanya terbentuk keadaan yang berbeda

    dengan keadaan sebelum terjadi konflik. Contohnya konflik antarteman di

    sekolah. Konflik dapat merubah kepribadian orang-orang yang terlibat di

    dalamnya, misalnya jadi murung, pendiam, tidak mau bergaul, dan lain-lain.

    Namun apabila orang-orang yang terlibat konflik sadar akan hal itu, maka mereka

    akan berusaha untuk memperbaiki keadaan itu agar lebih baik dari sebelumnya.

    d.

    Pemberontakan (Revolusi) dalam Tubuh Masyarakat

    Revolusi di Indonesia pada 17 Agustus 1945 mengubah struktur pemerintahan

    kolonial menjadi pemerintahan nasional. Hal itu diikuti dengan berbagai

    perubahan mulai dari lembaga keluarga, sistem sosial, sistem politik, sistem

    ekonomi, dan sebagainya.

  • 5/19/2018 ISBD Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Makhluk Sosial

    23/32

    Kelompok 2| Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial 22

    2. Faktor Ekstern

    Dengan melakukan interaksi sosial, banyak pengaruhpengaruh dari luar masyarakat

    kita yang mendorong terjadinya perubahan sosial. Faktor-faktor ekstern yang

    menyebabkan perubahan sosial adalah sebagai berikut.

    a.

    Faktor Alam yang Ada di Sekitar Masyarakat Berubah

    Bagi manusia, alam mempunyai makna yang sangat penting bagi kehidupannya.

    Misalnya alam mempunyai nilai estetika yang mendorong manusia untuk cinta pada

    alam, alam sebagai sumber penyediaan bahan-bahan makanan dan pakaian, serta

    alam menjadi sumber kesehatan, keindahan, dan hiburan atau rekreasi.

    Mengingat pentingnya alam bagi kehidupan manusia, maka sudah seharusnyalah

    kita menjalin keserasian hubungan dengan alam yang ada di sekitar kita agar tetap

    terjaga kelestariannya. Namun apa yang terjadi? Tidak jarang tindakan manusia

    justru mengakibatkan munculnya kerusakan alam. Misalnya tindakan manusia

    menebang hutan secara liar. Tindakan tersebut dapat menimbulkan banjir dan

    tanah longsor pada musim penghujan karena terjadinya pengikisan tanah oleh air

    hujan (erosi). Akibatnya banyak masyarakat yang kehilangan tempat tinggal,

    keluarga, dan sarana umum lainnya.

    b. Peperangan

    Peperangan yang terjadi antara negara yang satu dengan negara yang lain dapat

    menyebabkan terjadinya perubahan yang sangat mendasar, baik seluruh wujud

    budaya (sistem budaya, sistem sosial, dan unsur-unsur budaya fisik) maupun seluruh

    unsur budaya (sistem pengetahuan, teknologi, ekonomi, bahasa, kesenian, sistem

    religi, dan kemasyarakatan). Perubahan-perubahan itu umumnya terjadi pada

    negara yang kalah perang karena biasanya negara yang menang cenderung untuk

    memaksakan nilai-nilai, budaya, cara-cara, dan lembaga kemasyarakatannya kepada

    negara tersebut.

    c. Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain

    Terjadinya pengaruh kebudayaan masyarakat lain adalah sebagai berikut.

  • 5/19/2018 ISBD Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Makhluk Sosial

    24/32

    Kelompok 2| Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial 23

    1)

    Apabila terjadi hubungan primer, maka akan terjadi pengaruh timbal balik. Di

    samping dipengaruhi, suatu masyarakat akan memengaruhi masyarakat lain.

    2)

    Apabila kontak kebudayaan terjadi melalui sarana komunikasi massa seperti

    radio, televisi, majalah atau surat kabar. Dalam hal ini pengaruh kebudayaan

    hanya terjadi sepihak, yaitu pengaruh dari masyarakat yang menguasai sarana

    komunikasi massa tersebut.

    3) Apabila dua masyarakat yang mengalami kontak kebudayaan mempunyai taraf

    kebudayaan yang sama, terkadang yang terjadi justru cultural animosity, yaitu

    keadaan di mana dua masyarakat yang meskipun berkebudayaan berbeda dan

    saling hidup berdampingan itu saling menolak pengaruh kebudayaan satu

    terhadap yang lain. Biasanya terjadi antara dua masyarakat yang pada masa

    lalunya mempunyai konflik fisik ataupun nonfisik.

    4)

    Apabila dua kebudayaan bertemu salah satunya mempunyai taraf yang lebih

    tinggi, maka yang terjadi adalah proses imitasi (peniruan) unsur-unsur

    kebudayaan masyarakat yang telah maju oleh kebudayaan yang masih rendah.

    Dalam dinamika masyarakat, selain terdapat faktor-faktor yang dapat mendorong

    bagi berlangsungnya proses perubahan sosial, juga terdapat faktor-faktor yang dapat

    menghalangi atau menghambatnya. Adapun faktor-faktor yang diperkirakan dapat

    menghambat atau menghalangi bagi terjadinya proses perubahan sosial tersebut antara

    lain:

    1.

    Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang lambat

    Salah satu aspek pendorong terjadinya perubahan sosial budaya adalah majunya

    perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Majunya perkembangan

    iptek menjadi indikator pula majunya taraf perkembangan budaya suatu masyarakat.

    Sementara maju dan tingginya taraf peradaban suatu masyarakat menyebabkan

    masyarakat tersebut akan cepat atau mudah mengadakan adaptasi (penyesuaian)

    terhadap munculnya perubahan-perubahan yang datang dari luar masyarakat yang

    bersangkutan. Oleh karena itu, apabila di dalam suatu masyarakat terjadi hal yang

    sebaliknya, yakni mengalami kelambanan dalam perkembangan ilmu pengetahuan

    dan teknologinya, maka akan menyebabkan terhambatnya laju perubahan-perubahan

    sosial budaya pada masyarakat yang bersangkutan.

  • 5/19/2018 ISBD Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Makhluk Sosial

    25/32

    Kelompok 2| Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial 24

    2.

    Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain

    Adanya kehidupan masyarakat yang tertutup, hingga menyebabkan setiap warganya

    sulit untuk melakukan kontak atau hubungan dengan masyarakat lain, menyebabkan

    warga masyarakat tersebut terasing dari dunia luar. Akibatnya, bahwa masyarakat

    tersebut tidak dapat mengetahui perkembangan-perkembangan apa yang terjadi pada

    masyarakat lain di luarnya. Jika hal tersebut tetap berlangsung, atau bahkan tidak

    sepanjang masa maka akan menyebabkan kemunduran bagi masyarakat yang

    bersangkutan, sebab mereka tidak memperoleh masukan-masukan misalnya saja

    pengalaman dari kebudayaan lain, yang dapat memperkaya bagi kebudayaan yang

    bersangkutan. Oleh karena itu, faktor ketertutupan atau kurangnya hubungan dengan

    masyarakat atau kebudayaan lain, menjadi salah satu faktor yang dapat menghambat

    atau menghalangi bagi proses perubahan sosial dan budaya di dalam masyarakat.

    3.

    Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan

    Adanya kekhawatiran di kalangan masyarakat akan terjadinya kegoyahan seandainya

    terjadi integrasi di antara berbagai unsur-unsur kebudayaan, juga menjadi salah satu

    faktor lain terhambatnya suatu proses perubahan sosial budaya. Memang harus diakui

    bahwa tidak mungkin suatu proses integrasi di antara unsur-unsur kebudayaan itu

    akan berlangsung secara damai dan sempurna, sebab biasanya unsur-unsur dari luar

    dapat menggoyahkan proses integrasi tersebut, serta dapat menyebabkan pula

    terjadinya perubahan-perubahan pada aspek-aspek tertentu dalam masyarakat.

    4.

    Adat dan kebiasaan

    Setiap masyarakat di manapun tempatnya, pasti memiliki adat serta kebiasaan

    tertentu yang harus ditaati dan diikuti oleh seluruh anggotamasyarakat. Adat dan

    kebiasaan adalah seperangkat norma-norma (aturan tidak tertulis) yang berfungsi

    sebagai pedo-man bertingkah laku bagi seluruh anggota masyarakat. Adat biasanya

    berisi pola-pola perilaku yang telah diyakini dan diterima oleh masyarakat secara

    turun-temurun, bersifat kekal (abadi), dan oleh karena itu harus ditaati oleh seluruh

    anggota masyarakat, serta bersifat mengikat. Artinya, apabila ada sebagian anggota

    masyarakat yang tidak mengindahkan aturan adat maka akan mendapat sanksi yang

    berat baik sanksi moral maupun sosial dari masyarakat. Sedangkan kebiasaan adalah

    perbuatan yang pantas dikerjakan maka diterima oleh masyarakat. Karena pantas

    dikerjakan dan telah diterima oleh masyarakat, maka kebiasaan menjadi perilaku

  • 5/19/2018 ISBD Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Makhluk Sosial

    26/32

    Kelompok 2| Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial 25

    yang diulang-ulang dari generasi terdahulu ke generasi berikutnya (secara turun-

    temurun) sehingga menjadi semacam aturan (norma) yang harus diikuti oleh setiap

    anggota masyarakat. Meskipun tidak sekuat adat, norma kebiasaan juga memiliki daya

    pengikat tertentu yang dapat menyebabkan setiap anggota berperilaku sesuai dengan

    kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat.

    5.

    Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam kuat (vested interests)

    Dalam setiap organisasi sosial yang mengenal sistem berlapis-lapisan, pasti akan ada

    sekelompok orang-orang yang menikmati kedudukan dalam suatu proses perubahan.

    Pada masyarakat-masyarakat yang sedang mengalami masa transisi, misalnya saja dari

    otoritarianisme ke sistem demokrasi biasanya terdapat segolongan orang-orang yang

    merasa dirinya berjasa atas terjadinya perubahan-perubahan. Pada segolongan

    masyarakat yang berjasa itu biasanya akan selalu mengidentifikasikan diri dengan

    usaha serta jasa-jasanya tersebut, sehingga sulit sekali bagi mereka untuk melepaskan

    kedudukan yang baru diperolehnya itu dalam suatu proses perubahan. Hal inilah

    yang juga dirasa menjadi salah satu faktor penghalang berikutnya bagi jalannya suatu

    proses perubahan.

    6.

    Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing atau sikap tertutup

    Adanya sikap semacam itu, misalnya dapat saja dialami oleh suatu masyarakat

    (bangsa) yang pada masa lalunya pernah mengalami pengalaman pahit selama

    berinteraksi dengan masyarakat (bangsa) lainnya di dunia. Sebut saja misalnya pada

    masyarakat-masyarakat yang dahulunya pernah mengalami proses penjajahan oleh

    bangsa lain, seperti bangsa-bangsa di kawasan Asia dan Afrika oleh penjajahan bangsa

    Barat. Mereka tidak akan melupakan begitu saja atas berbagai pengalaman pahit yang

    pernah diterimanya pada masa lalu, dan hal tersebut ternyata berdampak pada

    munculnya kecurigaan di kalangan bangsa-bangsa yang pernah dijajah itu terhadap

    sesuatu atau apa-apa yang datang dari barat. Selanjutnya, karena secara kebetulan

    unsur-unsur baru yang masuk itu juga kebanyakan berasal dari negara-negara barat,

    maka prasangka-prasangka (negatif) juga tetap ada, terutama akibat rasa kekawatiran

    mereka akan munculnya penjajahan kembali yang masuk melalui unsur-unsur

    budaya tersebut. Dengan demikian munculnya prasangka serta adanya sikap menolak

    terhadap kebudayaan asing juga akan menjadi salah satu faktor penghambat lain bagi

    jalannya proses perubahan sosial budaya suatu masyarakat.

  • 5/19/2018 ISBD Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Makhluk Sosial

    27/32

    Kelompok 2| Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial 26

    7.

    Nilai bahwa hidup ini buruk dan tidak mungkin dapat diperbaiki

    Di kalangan masyarakat terdapat kepercayaan bahwa hidup di dunia itu tidak perlu

    ngoyo (terlalu berambisi) sebab baik buruknya suatu kehidupan (nasib/takdir) itu

    sudah ada yang mengatur, oleh karena itu harus dijalaninya secara wajar. Sementara

    jika manusia diberikan kehidupan yang jelek, maka harus diterimanya pula apa

    adanya (nrimo ing pandum) serta dengan penuh kepasrahan karena memang nasib

    yang harus diterimanya demikian. Dengan demikian manusia tidak perlu repot-repot

    berusaha, apalagi sampai ngoyo, karena tidak ada gunanya sebab hasilnya pasti akan

    jelek, sebab sudah ditakdirkan jelek. Adanya keyakinan dari masyarakat untuk selalu

    menerima setiap nasib yang diberikan Tuhan kepada manusia dengan penuh

    kepasrahan, termasuk bila harus menerima nasib (takdir) buruk, menyebabkan

    kehidupan masyarakat menjadi bersifat pesimistis dan statis, atau bahkan fatalistik.

    Adanya pemahaman yang keliru tentang nasib manusia itulah, sehingga di dalam

    masyarakat tidak muncul dinamisasi, yang berarti tidak ada perubahan, atau jika ada

    perubahan maka hal tersebut akan berjalan secara lambat.

    8. Hambatan yang bersifat ideologis

    Adanya faktor penghambat yang bersifat ideologis, karena biasanya setiap usaha

    mengadakan perubahan-perubahan pada unsur-unsur kebudayaan rohaniah, akan

    diartikan sebagai suatu usaha yang berlawanan dengan ideologi masyarakat yang

    merupakan dasar bagi terciptanya integrasi dari masyarakat yang bersangkutan. Oleh

    karena itu faktor-faktor yang bersifat ideologis akan tetap menjadi perintang bagi

    jalannya perubahan-perubahan.

    9.

    Sikap masyarakat yang sangat tradisional

    Apabila di dalam masyarakat muncul suatu sikap mengagung-agungkan akan tradisi

    masa lampau serta menganggap bahwa tradisi tersebut secara mutlak tak dapat

    dirubah, maka sudah dapat dipastikan bahwa pada masya-rakat tersebut akan

    mengalami hambatan-hambatan dalam proses perubahan sosial budayanya. Keadaan

    tersebut akan menjadi lebih parah lagi apabila golongan yang berkuasa dalam

    masyarakat juga berasal dari golongan yang bersifat konservatif, yakni suatu golongan

    yang notabenenya adalah penentang atau anti terhadap perubahan-perubahan.

  • 5/19/2018 ISBD Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Makhluk Sosial

    28/32

    Kelompok 2| Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial 27

    Selain yang sudah disebutkan di atas, dilihat dari segi intern (dari dalam

    masyarakat yang mengalami perubahan), terjadinya proses perubahan sosial juga dapat

    terhambat oleh karena adanya faktor-faktor sebagai berikut:

    a.

    Adanya sikap masyarakat yang ragu-ragu, bahkan curiga terhadap sesuatu yang baru

    yang dianggap dapat berdampak negatif.

    b.

    Adanya kecenderungan dari masyarakat untuk menyukai dan mempertahankan

    sesuatu hal yang lama.

    c.

    Kurangnya pengetahuan dan pendidikan masyarakat terhadap sesuatu yang baru.

    b. Stratifikasi Sosial

    Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan ataupengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat). Stratifikasi sosial

    menurut Pitirim A. Sorokin adalah perbedaan penduduk / masyarakat ke dalam lapisan-

    lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis). Pitirim A. Sorokin dalam karangannya yang

    berjudul Social Stratification mengatakan bahwa sistem lapisan dalam masyarakat itu

    merupakan ciri yang tetap dan umum dalam masyarakat yang hidup teratur. Beberapa

    pengertian dari stratifikasi sosial menurut para ahli:

    Stratifikasi sosial menurut Drs. Robert M.Z. Lawang adalah penggolongan orang-

    orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan

    hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.

    Statifikasi sosial menurut Max Weber adalah stratifikasi sosial sebagai penggolongan

    orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-

    lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.

    Sistem stratifikasi sosial dalam masyrakat ada yang bersifat terbuka dan ada yang

    bersifat tertutup. Stratifikasi sosial yang terbuka ada kemungkinan anggota masyarakat

    dapat berpindah dari status satu ke status yang lainnya berdasarkan usaha-usaha

    tertentu. Misalnya seorang yang berkerja sebagai petani mempunyai kemungkinan dapat

    menjadi tokoh agama jika ia mampu meningkatkan kesalehannya dalam menjalankan

    agamanya. Seorang anak buruh tani dapat mengubah statusnya menjadi seorang dokter

    atau menjadi presiden sekalipun, apabila ia rajin belajar, berpolitik dan bercita-cita

    untuk itu. Sebaliknya seorang anak presiden belum tentu dapat mencapai status

  • 5/19/2018 ISBD Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Makhluk Sosial

    29/32

    Kelompok 2| Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial 28

    presiden. Dengan demikian berarti dalam sistem Sistem stratifikasi terbuka, setiap

    anggota masyarakat berhak dan mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan

    kemampuan sendiri untuk naik status, atau mungkin juga justru stabil atau turun status

    sesuai dengan kualitas dan kuantitas usahanya sendiri. Dalam Sistem stratifikasi ini

    biasanya terdapat motivasi yang kuat pada setiap anggota masyarakat untuk berusaha

    memperbaiki status dan kesejahteraan hidupnya. Sistem stratifikasi terbuka lebih

    dinamis dan anggota-anggotanya cenderung mempunyai cita-cita yang tinggi. Pada

    Sistem stratifikasi sosial tertutup terdapat pembatasan kemungkinan untuk pindah ke

    status satu ke status lainnya dalam masyarakat. Dalam sistem ini satu-satunya

    kemungkinan untuk dapat masuk ada status tinggi dan terhormat dalam masyarakat

    adalah karena kelahiran atau keturunan.

    Ukuran atau kriteria yang bisa dipakai untuk menggolong-golongkan anggota-anggota

    masyarakat ke dalam suatu lapisan adalah sebagai berikut:

    1.

    Ukuran Kekayaan

    Barang siapa yang memiliki kekayaan paling banyak termasuk dalam lapisan teratas.

    Kekayaan tersebut misalnya, dapat dilihat pada bentuk rumah yang bersangkutan,

    mobil pribadinya, cara-caranya mempergunakan pakaian serta bahan pakaian yang

    dipakainya., kebiasaan untuk berbelanja barang-barang mahal dan seterusnya.

    2.

    Ukuran Kekuasaan

    Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar

    menempati lapisan atasan.

    3. Ukuran Kehormatan

    Ukuran kehoramatan tersebut mungkin terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan dan

    kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati, mendapat tempat yang

    teratas. Ukuran semacam ini, banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat

    tradisional. Biasanya mereka adalah golongan tua atau mereka yang pernah berjasa.

    4. Ukuran Ilmu Pengetahuan

    Ilmu pengetahuan sebagai ukuran dipakai oleh masyarakat yang menghargai ilmu

    pengetahuan. Akan tetapi, ukuran tersebut kadang-kadang menyebabkan terjadinya

  • 5/19/2018 ISBD Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Makhluk Sosial

    30/32

    Kelompok 2| Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial 29

    akibat-akibat yang negatif kerana ternyata bahwa bukan mutu ilmu pengetahuan

    yang dijadikan ukuran, tetapi gelar kesarjanaanya. Sudah tentu hak yang demikian

    memacu segala macam usaha untuk mendapatkan gelar, walaupun tidak halal.

    7.

    Saingan dan Lawan

    Persaingan terjadi antara individu dan individu, kelompok dengan kelompok, untuk

    memperebutkan sesuatu yang menguntungkan bagi dirinya atau kelompoknya.

    Tujuannya adalah untuk mamperoleh uang, kekayaan, kekuasaan, ketenaran, harga diri

    dan sebagainya. Bentuk persaingan adalah persaingan yang terjadi dibidang ekonomi,

    kebudayaan, ras, dan persaingan kedudukan.

    Lawan atau musuh adalah orang yang terlibat dalam benturan-benturan yang

    disertai usaha saling menjatuhkan atau mencelakakan yang dapat disebabkan oleh

    kepentingan ekonomi, politik maupun idiologi

    8. Pertentangan conflict)

    Pertentangan terjadi sebagai akibat dari persaingan yang semakin tajam dan masing

    masing pihak tidak mau mengalah, sehingga terjadi benturan fisik maupun nonfisik.

    Bentuk-bentuk pertentangan, misalnya: pertentangan pribadi, sosial, politik dan

    internasional.

  • 5/19/2018 ISBD Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Makhluk Sosial

    31/32

    Kelompok 2| Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial 30

    BAB III

    PENUTUP

    A.

    Kesimpulan

    Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak.

    Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau

    bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.

    Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa

    alasan, yaitu:

    a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.

    c.

    Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.

    d.

    Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain

    e. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.

  • 5/19/2018 ISBD Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Makhluk Sosial

    32/32

    Kelompok 2| Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial 31

    DAFTAR PUSTAKA

    Amanah, Umi.2011.Ciri-ciri Perubahan

    Sosial.(online).(http://umiamanah.blogspot.com/2013/09/ciri-ciri-perubahan-sosial.html).

    (Diakses pada 26 September 2014)

    Anonim.2014.Stratifikasi Sosial.(online).(http://id.wikipedia.org/wiki/Stratifikasi_sosial). (Diakses

    pada 25 September 2014)

    Farisi, Galang.2013.Manusia Sebagai Makhluk

    Sosial.(online).(http://galangalfarisi22.blogspot.com/2013/11/manusia-sebagai-makhluk-

    sosial.html). (Diakses pada 26 September 2014)

    Tim ISBD Unesa. 2014. Ilmu Sosial Budaya Dasar.Surabaya: Unesa University Press

    http://umiamanah.blogspot.com/2013/09/ciri-ciri-perubahan-sosial.htmlhttp://umiamanah.blogspot.com/2013/09/ciri-ciri-perubahan-sosial.htmlhttp://umiamanah.blogspot.com/2013/09/ciri-ciri-perubahan-sosial.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Stratifikasi_sosialhttp://id.wikipedia.org/wiki/Stratifikasi_sosialhttp://id.wikipedia.org/wiki/Stratifikasi_sosialhttp://galangalfarisi22.blogspot.com/2013/11/manusia-sebagai-makhluk-sosial.htmlhttp://galangalfarisi22.blogspot.com/2013/11/manusia-sebagai-makhluk-sosial.htmlhttp://galangalfarisi22.blogspot.com/2013/11/manusia-sebagai-makhluk-sosial.htmlhttp://galangalfarisi22.blogspot.com/2013/11/manusia-sebagai-makhluk-sosial.htmlhttp://galangalfarisi22.blogspot.com/2013/11/manusia-sebagai-makhluk-sosial.htmlhttp://galangalfarisi22.blogspot.com/2013/11/manusia-sebagai-makhluk-sosial.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Stratifikasi_sosialhttp://umiamanah.blogspot.com/2013/09/ciri-ciri-perubahan-sosial.html