15
Cegukan: Misteri, Sifat Dan Treatment Cegukan adalah serangan mendadak kontraksi otot diafragmatik tak teratur dan diantara tulang-tulang iga. Serbuan udara tiba-tiba kedalam paru-paru mendatangkan bunyi “hic”. Hiccup biasanya merupakan gangguan yang memiliki batas sendiri; namun, ketika ini lebih dari 48 jam, ini dianggap persistent dimana episode lebih dari 2 bulan disebut intractable (degil). Sebuah reflex arc melibatkan jalur frenik peripheral, vagal, dan simpatetik dan modulasi otak tengah sentral mungkin bertanggung jawab untuk cegukan. Sesuai dengan itu, segala irritant dalam arti faktor-faktor fisik / kimia, inflamasi, neoplasia yang menginvasi arc menyebabkan cegukan. Sebab sentral dari cegukan meliputi stroke, lesi dan luka yang menempati ruang dll, dimana sebab-sebab peripheral meliputi lesi sepanjang arc seperti tumor, myocardial ischemia, infeksi herpes, penyakit refleksi gastroesophageal dan instrumentasi aplikasi pada tubuh manusia dll. Disamping, berbagai obat (misal, obat anti- parkinsonisme, agen anestesi, steroid dan chemoterapi dll) adalah etiologi yang mungkin. Sebuah treatment efektif dari hiccup persistent mungkin dibangun pada diagnosis yang tepat dari lesi yang bertanggung jawab untuk event yang serius ini. Farmakoterapi cegukakn meliputi chloropromaizne, gabapentin, baclofen, serotonergic, agonist, prokinetic, dan lidocaine. Pendekatan non farmakologis seperti sumbatan syaraf, pacing, akupunktur, dan tindakan menahan nafas juga sukses. Akhirnya, obat dan penyembuhan alternatif baik untuk menangani cegukan dengan efek tertentu. Sebagai kesimpulan, hiccup mungkin berasal dari lesi yang melibatkan arc reflex hiccup. Lesi ini mungkin perlu dilokalisasi dengan efektif untuk treatment ablative pada pasien dengan cegukan intractable. Terpisah dari ablasi

Indri Hiccup

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ini adalah makalah saya yang berjudul cegukan yang saya bahas pada pasien COB di stase besah syaraf dulu

Citation preview

Cegukan: Misteri, Sifat Dan TreatmentCegukan adalah serangan mendadak kontraksi otot diafragmatik tak teratur dan diantara tulang-tulang iga. Serbuan udara tiba-tiba kedalam paru-paru mendatangkan bunyi hic. Hiccup biasanya merupakan gangguan yang memiliki batas sendiri; namun, ketika ini lebih dari 48 jam, ini dianggap persistent dimana episode lebih dari 2 bulan disebut intractable (degil). Sebuah reflex arc melibatkan jalur frenik peripheral, vagal, dan simpatetik dan modulasi otak tengah sentral mungkin bertanggung jawab untuk cegukan. Sesuai dengan itu, segala irritant dalam arti faktor-faktor fisik / kimia, inflamasi, neoplasia yang menginvasi arc menyebabkan cegukan. Sebab sentral dari cegukan meliputi stroke, lesi dan luka yang menempati ruang dll, dimana sebab-sebab peripheral meliputi lesi sepanjang arc seperti tumor, myocardial ischemia, infeksi herpes, penyakit refleksi gastroesophageal dan instrumentasi aplikasi pada tubuh manusia dll. Disamping, berbagai obat (misal, obat anti-parkinsonisme, agen anestesi, steroid dan chemoterapi dll) adalah etiologi yang mungkin. Sebuah treatment efektif dari hiccup persistent mungkin dibangun pada diagnosis yang tepat dari lesi yang bertanggung jawab untuk event yang serius ini. Farmakoterapi cegukakn meliputi chloropromaizne, gabapentin, baclofen, serotonergic, agonist, prokinetic, dan lidocaine. Pendekatan non farmakologis seperti sumbatan syaraf, pacing, akupunktur, dan tindakan menahan nafas juga sukses. Akhirnya, obat dan penyembuhan alternatif baik untuk menangani cegukan dengan efek tertentu. Sebagai kesimpulan, hiccup mungkin berasal dari lesi yang melibatkan arc reflex hiccup. Lesi ini mungkin perlu dilokalisasi dengan efektif untuk treatment ablative pada pasien dengan cegukan intractable. Terpisah dari ablasi lesi, obat beraksi pada reflect arc mungkin efektif, sedangkan beberapa tindakan konvensional mungkin juga dicoba.Kata kunci

Terapi komplementer; gabapentin; cegukan; myoclonus, reflex arc.

Pendahuluan

Sendawa dan cegukan fungsional adalah perilau fisiologis abnormal yang diaktivasi oleh pergerakan udara. Sendawa fungsional berasal dari pelepasan gas berlebihan dari lambung dan ini sering diikuti dengan penyakit refleksi gastroesophageal (GERD). Ini masuk ke salah satu dari gangguan lambung. Sebaliknya, cegukan adalah serangan mendadak dari mysoclonus otot diafragmatik tak teratur dan diantara tulang iga yang diikuti oleh penutupan tenggorokan, sehingga, masuknya udara mendadak ke paru-paru menginduksi cord vocal untuk menutup menyebabkan suara hic. Cegukan atau singultus diturunkan dari bahasa latin singult, yang berarti tindakan menangkap nafas orang ketika menangis.

Kejadian cegukan tidak hanya terbatas pada orang dewasa tetapi juga diamati diantara bayi dan anak-anak. Ini biasanya menjadi sebuah gangguan terbatas sendiri berarti banyak episode akan reda spontan tanpa signifikansi klinis. Cegukan dipercaya diinduksi oleh distensi dan iritasi lambung yang cepat dalam arti overeaksi, makan terlalu cepat, menelan makanan pedas, minum minuman berkarbonasi, aerophagia dan perubahan mendadak dalam suhu makanan yang ditelan (misal, minuman panas atau dingin, mandi pakai air dingin, menggunakan alcohol dan merokok berlebihan dll). Hiccup persistent berarti episode yang berlangsung selama 48 jam atau lebih, dimana mereka yang lebih dari 2 bulan dianggap intractable (degil). Hiccup yang parah atau panjang mungkin membawa pada kepayahan, kelelahan, malnutrisi, hilangnya bobot, dehidrasi dan bahkan kematian dalam situasi ekstrim. Karena hiccup memiliki reflex neurologist terdiri atas jalur peripheral dan modulasi otak tengah sentral, pasient dengan hiccup intractable mungkin memiliki iritasi fungsional atau struktural melibatkan reflect arc.

Sayangnya, tidak ada pedoman yang tersedia untuk mengarahkan treatment pada gangguan serius ini secara efektif. Cholopromazine disetujui oleh US Food and Drug Administration sebagai satu-satunya obat untuk mengatasi cegukan sampai saat ini. Namun, penggunaan chlorpromazine untuk mengatasi cegukan tanpa mdiagnosis yang tepat lesi yang menyebabkan cegukan mungkin akan membawa pada hilangnya kondisi serius yang menyebabkan gejala ini. Literatur ini menunjukkan bahwa tindakan dalam range dari penyembuhan konvensional, obat alternatif sampai terapi yang berkembang yang bisa mengatasi cegukan dengan sukses. Penulis berusaha untuk mereview pengertian saat ini mengenai patofisiologi dan manajemen cegukan.Patofisiologi

Mekanisme patofisiologi dari cegukan dihubungkan dengan lesi dalam reflect arc ditunjukan dalam gambar ini. Reflect arc cegukan terdiri atas tiga komponen, afferent limb meliputi phrenic, vagus dan syaraf simpatetik untuk membawa sinyal somatic dan visceral, unit pengolahan sentral dalam otak tengah dan otot efferent yang berjalan dalam fiber motorik dari syaraf frenik ke diafragma dan syaraf aksesoris ke otot intercostals, masing-masing. Proses sentral cari cegukan tetap kurang dimenterti, ini mungkin tidak hanya terbatas pada medulla tetapi mungkin juga melibatkan bagian lain dari system syaraf sentral (CNS) yang ada diantara batang otak dan cervical spine. Komponen sentral dari cegukan biasanya merujuk pada chemoreseptor yang mungkin ada dalam bahan abu-abu peri-aquaductal dan nuclei sub talamik. Diantara neuro transmitters yang terlibat dalam proses cegukan, dopamine (D) dan gamma-aminobutyric acid (GABA) telah didokumentasikan. Basis patofisiologi di atas menjelaskan mengapa beberapa penghambat dari substansi ini mungkin digunakan dalam treatment cegukan. Sesuai dengan itu, segala irritant fisik dan kimia dalam kondisi inflamatori dan neoplasitk melibatkan reflex cegukan mungkin menyebabkan cegukan. Sebagai tambahan, cegukan mungkin transient pada banyak pasient sebagai resolusi spontan dari stimuli yang menyebabkannya yang mungkin membawa pada hilangnya cegukan. Sayangnya, karena trayektori panjang dari syaraf afferent dan efferent dan proses sentral difusi yang melibatkan arc reflek cegukan, diagnosis akurat lesi dalam arc dan usaha untuk menghentikan proses patologi dalam kejadian intractable sering sangat sulit. Ketika beberapa jenis lesi ada sepanjang arc reflek cegukan mungkin menyebabkannya, cegukan umum dan digambarkan sebagai laporan kasus dalam kaitannya dengan beberapa kondisi dan telah diperbaiki dengan berbagai jenis treatment, yang mungkin membingungkan pembaca.Etiiologi cegukan persistent dan degil

Dalam review literatur yang baru, terlalu banyak sebab dari cegukan yang didokumentasikan, dimana banyak yang lain tetap tidak terjelaskan mengapa mereka mendapatkan cegukan persistent atau degil karena tidak ada invasi pada jalur reflek cegukan dikonfirmasi. Menurut situs lesi, cegukakn mungkin berasal dari jalur sentral atau peripheral. Singkatnya, tabel 1 meringkas etiologi yang dilaporkan dari cegukan persistent dan degil. Detail mereka lebih jauh diilustrasikan dalam berikut iniKecelakaan serebral vascular

Ischemia otak atau stroke tidak langka diantara individu yang memiliki cegukan degil dan dalam beberapa pasien sebab cerebrovaskular didiagnosa dengan baik beberapa bulan kemudian. Jika diagnosis yang tepat dilakukan, cegukan degil mungkin selesai setelah inisiasi terapi anticoagulant. Sebagai tambahan, cegukan terjadi pada pasient dengan systemic lupus erythematosus yang terkait dengan medulla infarct, yang secara sukses diobati dengan corticosteroid. Steroid juga berguna pada pasien dengan systemic lupus erythematosus dan cegukan terkait dengan vasogenic edema karena aseptic meningitis ditegaskan dalam pencitraan. Secara singkat, klinisi harus harus mempertimbangkan kemungkinan CNS ischemia/stroke diantara orang tua atau subyek dengan penyakit vascular yang menunjukkant cegukan persistent atau intractable untuk menghindari tundaan dalam diagnosis dan inisiasi treatment yang tidak efektif.Tumor sistem syaraf sentral, luka dan penyakit inflamatori

Tidak ada keraguan bahwa segala lesi yang mengisi ruangdalam otak memiliki kesempatan mendatangkan cegukan. Tumor otak yang dilaporkan untuk menginduksi cegukan serious meliputi astrocytoma, cavernoma dan tumor batang otak dll. Sehingga, hiccup ini biasanya selesai setelah pemotongan lesi otak. Cerebellar artery aneurysm juga dilaporkan menghasilkan cegukan dan yang secara efektif diobati setelah pembedahan. Luka otak mungkin menyebabkan cegukan degil. Ini nampak bahwa sejarah berkenaan dengan CNS sangat penting ketiak kita menemui subyek ini dengan cegukan persistent atau intractable. Terpisah dari gejala batang otak yang lain seperti mual dan muntah, neuromyelitis optica mungkin menyebabkan cegukan degil karena penyakit ini adalah sebuah penyakit inflammatory yang melibatkan syaraf optic dan syaraf tulang belakang. Ini ditunjukan bahwa setengah dari mereka memiliki gejala batang otak, ketika cegukan panjang terjadi dalam 17-66% dari korban selama sakit ini. Cegukan dianggap sebagai satu bentuk dari manifestasi terkait seizure bayi. Sayangnya, ini ada disamping runtuhnya gejala seizure yang lain.Lesi sepanjang jalur syaraf peripheral

Seorang pasien dengan sarcoidosis nodelymph mediastinal, yang mungkin lesi ini menginvasi arc refleks cegukan, memiliki cegukan persistent yang tidak memberikan respon pada terapi steroid. Infiltrasi tumor pada diafragma dianggap sebagai sebab yang jelas dari cegukan degil. Pasient dengan herpes zoster melibatkan neuron syaraf cranial yang meliputi syaraf vagus yang ada dengan cegukan intractable dan paralysis diafragmatik, treatment dengan acyclovir secara efektif mengurangi cegukan pada pasient ini. Cegukan adalah gejala kanker esophageal yang tidak dikenali. Alam seri besar 99 pasient dengan tumor esophageal yang berasal dari bagian lain esophagus, 27% yang memiliki cegukan persistent lebih lama dari 48 jam. Cegukan ini mungkin karena efek primer dari tumor atau sekunder terhadap dilatasi esophagus di atas lesi stenotik yang terkait dengan tekanan intra luminal yang menigkat yang mendatangkan sebuah aktivitas reflek. Cegukan dilaporkan sebagai tanda halus volvulus lambung dan mungkin diinduksi oleh iritasi diafragmatik dari lambung yang kembung. Yang menarik, myocardial ischemia adalah salah satu dari alasan yang tidak biasa untuk cegukan degil. Misalkan, beberapa kasus dgil yang terkait dengan myocardiac ischemia diobati secara efektif menggunakan akunpunctur atau intervensi koroner. Mungkin, gangguan ini didatangkan oleh faktor-faktor yang dilepaskan dari jaringan ischemic dengan aksi pada cegukan atau luka ischemic dari cabang sensori dalam pleura, pericardium dan peritoneum, yang juga mengirimsinyal ke syaraf prenik. Sehingga, myocardial ischemia juga bisa menyebabkan iritasi syaraf vagal dan phrenic.Gangguan lambung dan perut

Ini dikenal bahwa GERD umumnya dihubungkan dengan sendawa. Terpisah dari gejala reflux utama dalam arti regurgitasi asam, panas dalam perut, globus, dsphagia dan serak, dll, cegukakn sering diantara pasien GERD. Bahkan ini mungkin di-underestimasikan diantara pasien GERD, sebuah seri kasus menunjukan bahwa 7.9% pria dan 10% wanita (P