5

Click here to load reader

Indikasi Operasi Penderita Trauma Kapitis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Indikasi Operasi Penderita Trauma Kapitis

INDIKASI OPERASI PENDERITA TRAUMA KAPITIS

1. EDH (epidural hematoma):

a. >40cc dengan midline shifting pada daerah temporal/frontal/parietal dengan fungsi

batang otak masih baik

b. >30 cc dengan daerah fossa posterior dengan tada-tanda penekanan batang otak atau

hidrosefalus dengan fungsi batang otak masih baik

c. EDH progresif

d. EDH tipis dengan penurunan kesadaran bukan indikasi operasi

2. SDH (subdural hematoma)

a. SDH luas (>40cc/>5 mm) dengan GCS >6, fungsi batang otak masih baik

b. SDH tipis dengan penurunan kesadaran bukan indikasi operasi

c. SDH dengan edema serebri/kontusio serebri disertai midline shifting dengan fungsi

batang otak masih baik.

3. ICH (perdarahan intraserebral) pasca trauma

a. Penurunan kesadaran progresif

b. Hipertensi dan bradikardi dan tanda-tanda gangguan nafas (cushing reflex)

c. Perburukan defisit neurologi fokal

4. Fraktur impresi melebihi 1 diploe

5. Fraktur kranii dengan laserasi serebri

6. Faktur kranii terbuka

7. Edema serebri berat yang disertai tanda peningkatan TIK, dipertimbangkan operasi

dekompresi

KASUS RINGAN (Simple Head Injury)

1. Pemeriksaan status umum dan neurologi

2. Perawatan luka-luka

Page 2: Indikasi Operasi Penderita Trauma Kapitis

3. Pasien dipulangkan dengan pengawasan ketat oleh keluarga selama 48 jam. Bila selama di

rumah terdapat hal-hal sebagai berikut:

a. Pasien cenderung mengantuk

b. Sakit kepala yang semakin berat

c. Muntah proyektil

Maka pasien harus segera kembali ke rumah sakit.

4. Pasien perlu dirawat apabila ada hal-hal berikut:

a. Ada gangguan orientasi (waktu, tempat)

b. Sakit kepala dan muntah

c. Tidak ada yang mengawasi di rumah

d. Letak rumah jauh atau sulit untuk kembali ke RS.

KONSENSUS DI RUANG RAWAT

A. Kritikal. SKG 3-4

Perawatan di unit Neurologi (Neurological ICU)/ICU (bila fasilitas tersedia)

B. Trauma kapitis sedang dan berat, SKG 5-12

a. Lanjutkan penanganan ABC.

b. Pantau tanda vital (suhu, pernapasan, tekanan darah), pupil, SKG, gerakan

ekstremitas, sampai pasien sadar. Pemantauan dilakukan tiap 4 jam sampai pasien

mancapai skor SKG 15.

Perhatian khusus harus diberikan untuk mencegah terjadinya hipotensi. Data dari

Traumatic Coma Data Bank (TCDB) memperlihatkan bahwa hipotensi pada pasien

dengan trauma kranioserebral berat akan meningkatkan angka kematian dari 27%

menjadi 50%.

Dijaga jangan terjadi kondisi sebagai berikut:

o Tekanan sistolik <90 mmHg

Page 3: Indikasi Operasi Penderita Trauma Kapitis

o Suhu > 38oC

o Frekuensi napas >20x/menit

c. Cegah kemungkinan terjadinya tekanan tinggi intrakranial, dengan cara:

i. Posisi kepala ditinggikan 30o.

ii. Bila perlu dapat diberikan Mannitol 20% (hati-hati kontraindikasi). Dosis awal 1

gr/kgBB, berikan dalam waktu ½-1 jam, drip cepat, dilanjutkan pemberian dengan

dosis 0,5 gr/kgBB drip cepat, ½-1 jam, setelah 6 jam dari pemberian pertama dan 0,25

gr/kgBB drip cepat, ½-1 jam setelah 12 dan 24 jam dari pemberian pertama.

iii. Berikan analgetika, dan bila perlu dapat diberikan sedasi jangka pendek.

d. Atasi komplikasi:

i. Kejang, profilaksis OAE selama 7 hari untuk mencegah immediate dan early

seizure pada kasus resiko tinggi

ii. Infeksi berat fraktur basis kranii/fraktur terbuka: profilkasis antibiotika, sesuai

dosis infeksi intrakranial, selama 10-14 hari.

iii. Gasrointestinal-perdarahan lambung

iv. Demam

v. DIC: pasien dengan trauma kapitis tertutup cenderung mengalami koagulopati

akut.

e. Pemberian cairan dan nutrisi adekuat

f. Roboransia, neuroprotektan, inotropik sesuai indikasi.

C. Trauma Kapitis Ringan (Komosio serebri)

a. Dirawat 2x24 jam

b. Tidur dengan posisi kepala ditinggikan 30o.

Page 4: Indikasi Operasi Penderita Trauma Kapitis

c. Obat-obat simptomatis seperti analgetik, anti emetik, dan lain-lain sesuai indikasi dan

kebutuhan.

3.9. Prognosis

Prognosis trauma kepala dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu usia, gerakan motorik,

dan reaksi pupil.6 Usia pasien merupakan faktor terpenting dalam menentukan prognosis.

Semakin tua usia maka prognosis semakin buruk karena umumnya tidak mampu

mengkompensasi perubahan-perubahan yang terjadi. Faktor lain yang menentukan prognosis

adalah berdasarkan waktu Post Traumatic Amnesia (PTA). Pasien dengan PTA <1 jam, 95%

dapat sembuh dalam 2 bulan; jika PTA> 1 jam, 80% dapat sembuh dalam 6 bulan.7

Enam puluh persen (60%) pasien yang mengalami trauma kapitis mengalami gejala sisa

selama 2 bulan dan sekitar 40% mengalami gejala sisa dalam 18 bulan.7 Sebagian besar

penderita cedera otak ringan pulih sempurna, walaupun mungkin ada gejala sisa yang sangat

ringan. Bagaimanapun, lebih kurang 3% mengalami perburukan yang tidak terduga,

mengakibatkan disfungsi neurologis yang berat kecuali bila perubahan kesadaran dapat

dideteksi lebih awal.5

Page 5: Indikasi Operasi Penderita Trauma Kapitis

a. Klasifikasi Trauma Kapitis 9,10

Cedera kepala diklasifikasikan dalam berbagai aspek. Secara praktis, dikenal tiga

jenis klasifikasi yaitu berdasarkan mekanisme, beratnya, dan morfologi.

Tabel 1. Klasifikasi trauma kapitis

Klasifikasi Jenis Keterangan

Mekanisme

(berdasarkan

adanya

penetrasi

duramater)

- Tumpul (tertutup)

- Tembus (penetrans)

Kecepatan tinggi (tabrakan

mobil)

Kecepatan rendah (dipukul,

jatuh)

Luka tembak

Cedera tembus lain

Beratnya

(berdasarkan

skor GCS)

- Ringan (mild head injury)

- Sedang (moderate head injury)

- Berat (severe head injury)

GCS 14-15

GCS 9-13

GCS 3-8

Morfologi - Fraktur tengkorak:

Kalvaria

Dasar tengkorak (basilar)

Garis (linier) vs bintang (stelata)

Depresi/non depresi

Terbuka/tertutup

Dengan/tanpa kebocoran LCS

Dengan/tanpa paresis N.VII

- Lesi intrakranial:

Fokal

Difus

Epidural

Subdural

Intraserebral

Konkusi ringan

Konkusi multipel

Hipoksia/iskemik