Upload
trankhuong
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di halaman Laboratorium CNC/CAM untuk pengam-
bilan data. Selain itu Laboratorium Teknologi Mekanik, Bengkel Motor Modifi-
kasi Baja Motor dan Bengkel bubut las BRM adalah lokasi pabrikasi. Sedangkan
jadwal kegiatan penelitian tersusun pada tabel 3.1.
Tabel 3.1. Jadwal kegiatan penelitian
Kegiatan Juli Agustus September Oktober November
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Studi Literatur
2 Perancangan `
3
Pembelian alat dan
bahan
4 Pembuatan PLTB
5 Eksperimen
6 Pembuatan laporan akhir
3.2. Alur Penelitian
Secara makro, pelaksanaan penelitian dijabarkan melalui flowchart dibawah :
Apakah rancangan sudah
benar ?
Start
Perancangan
1. Gasifier downdraft 2. Siklon
3. Venturi scrubber
4. Rotary separator
vvbdfffgnbgS
udi
Studi literatur 1. Jurnal
2. Text book
A
Sudah
Belum
Gambar 3.1 Flowchart penelitian
38
A
Penyediaan biomassa (sekam
padi), Pengadaan raw material, pembelian tools dan peralatan
pendukung
Apakah
persiapan telah
selesai ?
Sudah
Belum
Pabrikasi
1. Gasifier downdraft
2. Siklon 3. Venturi scrubber
4. Rotary separator
Apakah
pabrikasi telah
selesai ?
Sudah
Belum
Kalibrasi alat meliputi :
1. Laju aliran udara gasifikasi dengan
mengeset tegangan regulator pada dua blower dari 0-250 V.
2. Debit air (scrubbing liquid) pada
venturi scrubber, dengan memvariasikan tegangan pompa air
melalui regulator dari 0-250 V
3. Laju aliran udara exhaust fan pada rotary separator, dengan
menyetel regulator dari 0-250V
Pencatatan data
1. Laju aliran udara gasifikasi
2. Debit/laju aliran air 3. Laju aliran udara exhaust fan
Apakah
data sudah
mencukupi ?
Sudah
B
Belum
B
Pengambilan data distribusi suhu di
gasifier 3 titik AFR yang berbeda
1. Temperatur pada zona pengeringan, pirolisis,
oksidasi, reduksi.
2. Temperatur pada dinding gasifier untuk masing-
masing zona diatas.
Sekaligus pengambilan data durasi gasifikasi, berat tar awal dan visualisasi
flame
Dokumentasi data
1. Temperatur zona ;
f (AFR) 2. Berat tar awal ;
f (AFR)
3. Visualisasi flame ; f(AFR)
Sudah
Apakah data sudah
mencukupi ?
Belum
Menginstall gasifier dengan IGCS dan genset modifikasi ditambah
beban listrik untuk pengujian
elektrikal.
Pengujian elektrikal PLTB dengan
variasi tiga titik AFR yang berbeda. Sekaligus berat tar sesudah
treatment
Data
Berat tar ; f (AFR)
Daya listrik ; f (AFR)
Apakah
data sudah
mencukupi ?
Belum
Sudah
Pengolahan data menjadi grafik
C
Gambar 3.2 Flowchart penelitian (Lanjutan)
39
3.3. Perancangan PLTB
3.3.1. Perancangan Gasifier Downdraft
Langkah untuk mendesain gasifier downdraft dipaparkan sistematis pada
flowchart dibawah ini
C
Grafik 1. Temperatur zona; f (AFR)
2. Berat tar awal; f (AFR)
3. Berat tar akhir ; f(AFR) 4. Daya listrik; f (AFR)
Analisa :
1. Distribusi temperatur zona gasifikasi.
2. Kualitas syngas per AFR baik
sebelum dan setelah di treatment 3. Daya listrik yang mampu dibangkitkan
Kesimpulan
End
Gambar 3.3. Flowchart penelitian (Lanjutan)
Start
Data awal 1. Menentukan kapasitas mesin (asumsi)
2. Menentukan putaran mesin (asumsi)
3. Menentukan efisiensi volumetrik mesin
A
Menghitung volume hisap
bahan bakar oleh mesin
(Persamaan 3)
Menggitung laju pemakaian bahan bakar
(Persamaan 2)
Gambar 3.4 Flowchart merancang gasifier
40
Mengacu pada flowchart, diasumsikan kapasitas mesin yang dipakai
adalah 2000 cc dengan putaran mesin 2000 rpm. Asumsi ini ditujukan agar
diperoleh producer gas yang terbentuk dalam jumlah besar, dan sebagiannya
dapat dimanfaatkan untuk aplikasi termal. Disamping itu dengan nilai kapasitas
mesin tersebut, akan didapatkan ukuran gasifier yang mendekati raw material
pemben-tuk gasifier yang sudah tersedia.
Langkah pertama adalah menentukan laju produksi syngas yang disuplai
ke mesin. Dimana volume hisap mesin dapat dihitung dengan Persamaan 3 yaitu :
Menentukan dimensi 1. Menentukan ukuran throat (Persamaan 1)
2. Ketinggian penempatan nosel (Gambar 2.6.b)
3. Diameter fire box (Gambar 2.6.c) 4. Diameter penempatan melingkar nosel
(Gambar 2.6.c)
5. Ukuran nosel (Gambar 2.6.a)
Pabrikasi
Membuat blueprint desain
A
Apakah
rancangan sudah benar
Belum
Sudah
End
Gambar 3.5. Flowchart merancang gasifier (Lanjutan)
41
2
3
3
3
1= . . . . .
2 4
1= . 2000 . 2000 cm
2
= 2 m / min
= 120 m / hr
s
s
s
s
V rpm N D S
V rpm
V
V
Sesuai rujukan literatur kondisi stoikiometri pada rasio udara – producer
gas adalah 1,1 : 1 [37]. Dengan kata lain kebutuhan udara untuk 1m3 producer gas
mencapai 1,1. Sehingga jika Vg laju pemasukan bahan bakar, nilai pemasukan
akan 2,1 Vg dengan besarnya Vg dihitung dari Persamaan 2 yaitu :
3
3
= . ; Dengan = 80% , maka 2,1
m120hr = 0,8 .
2,1
= 45,714 m / hr
sg
g
g
VV f f
V
V
Untuk beban perapian maksimum Bh 0,9 Nm3/hr cm
2, luasan throat Ah
dihitung dengan Persamaan 1 yaitu :
Apabila luasan throat dikonversikan kedalam bentuk lingkaran, maka
diameter throat akan :
t
2
4 . =
4 . 50,79 cm =
= 8,04 cm
t
t
t
Ad
d
d
g
max
3
3
2
2
=
m45,714hr =
N m0,9 ,hr cm
= 50,79 cm
t
h
t
t
VA
B
A
A
42
Ketinggian bidang penempatan nosel h diatas penampang lingkaran throat
dapat ditentukan melalui grafik pada Gambar 2.6.b. Didapatkan nilai h/dt = 1,18
untuk dt = 80,4 mm, sehingga ketinggian penempatan nosel :
Kemudian diameter firebox df dan diameter penempatan melingkar nosel
dr1 dapat ditentukan dari grafik pada Gambar 2.6.c. Melalui grafik diperoleh nilai
df /dt = 3,2 dan dr1 /dt = 2,4. Maka nilai df dan dr1 adalah :
Melalui grafik pada gambar 2.6.a diasumsikan terdapat 5 nosel yang di-
install untuk menyuplai sejumlah udara yang diperlukan untuk gasifikasi.
Berdasarkan grafik dengan acuan dt, rasio 100 (Am/At) adalah 6,2 maka luasan dan
ukuran nosel sama dengan :
Dengan nosel berdiameter 6,3 mm, kecepatan hembusan udara yang dihasilkan
dapat dihitung melalui grafik pada gambar 2.6.a sebesar 24,2 m/s. Seluruh
dimensi tersebut diubah menjadi geometri seperti yang terlihat pada gambar 3.6.
=3,1
=3,1 80,4 mm
= 249,24 mm
f
t
f
f
d
d
d
d
1
1
1
=2,3
=2,3 80,4 mm
= 184,92 mm
r
t
r
r
d
d
d
d
=1,18
=1,18 80,4 mm
= 94,872 mm
t
h
d
h
h
2
2
5 nosel
100 = 6,2
100 = 6,2 . 50,79 cm
3.148 cm
0,629 cm = 6,3 mm
m
t
m
m
m
A
A
A
A
A
43
3.2.1.b. Perancangan Siklon
Berdasarkan data awal pengujian dan penelusuran pustaka diperoleh data-data
untuk perhitungan siklon yang terangkum dalam Tabel 3.2
Gambar 3.6. Dimensi downdraft gasifier hasil rancangan
44
3.3.2. Perancangan Siklon
Urutan sistematik tahap perancangan siklon dituangkan kedalam flowchart
dibawah ini.
Start
Data awal
1. Menentukan ukuran padatan (asumsi)
2. Menentukan efisiensi yang diinginkan 3. Menentukan jumlah siklon
4. Data kecepatan udara masuk (asumsi)
5. Suhu udara masuk siklon (asumsi) 6. Densitas dan viskositas prod.gas f (T)
7. Ukuran Hc
Menentukan dimensi siklon
(Persamaan pada Gambar 2.9)
Menghitung Dp,th
(Persamaan 4)
Menghitung Efisiensi
Teoritis (Persamaan 5)
Apakah η rancangan
<
η teoritis
Tidak
Ya
Menggambar blueprint
siklon
Pabrikasi
End
Gambar 3.7. Flowchart mendesain siklon
siklosiklonDimensi siklon
45
Tabel 3.2. Data parameter awal desain siklon
No Data yang ditentukan Nilai Keterangan
1 Densitas padatan 389 kg/m3 Lihat Tabel 2.7
2 Densitas producer gas pada
suhu 300oC
0,6179 kg/m3 Producer gas diasumsikan
gas ideal udara
3 Viskositas producer gas pada
suhu 300oC
296,404 x 10-7
kg/ms
Producer gas diasumsikan
gas ideal udara
4 Diameter partikel abu sekam
padi
856 μm Lihat Tabel 2.7
4 Ukuran inlet siklon (Hc) 75 mm Direncanakan
5 Effisiensi yang direncanakan 98 % Direncanakan
Mengacu nilai diameter outlet gasifier (Hc), seluruh dimensi dari siklon
dapat dirancang menggunakan gambar 2.9 yaitu :
Perhitungan diameter partikel abu sekam padi yang terendapkan oleh
siklon (Dp,th) dan efisiensi teoritis untuk Vin = 10 m/s, ditentukan dengan
memakai parameter sebagai berikut :
Diketahui :
Dpi = 850 μm = 0,85 mm
Bc = 1,75 in = 4,375 cm
Vin = 10 m/s
μ = 296,404 x 10-7
kg/ms
ρp = 389 kg/m³
= 2 .
= 2 . 75 mm
= 150 mm
= 4
150 mm =
4
= 37,5 mm
c c
c
c
cc
c
c
D H
D
D
DB
B
B
= 2
150 mm =
2
= 75 mm
2 .
2 . 150 mm
300 mm
ce
e
e
c c
c
c
DD
D
D
L D
L
L
= 8
150 mm =
8
= 18,75 mm
= 2 .
= 2 . 150 mm
= 300 mm
cc
c
c
c c
c
c
DS
S
S
Z D
Z
Z
= 4
150 mm =
4
= 37,5 mm
C
c
c
c
DJ
J
J
46
ρf = 0,6179 kg/m³
Jumlah putaran gas di dalam siklon diprediksi dengan bantuan grafik pada
gambar 2.7.b, dengan Vin = 10 m/s diperoleh Ns = 2,5 kali. Selanjutnya seluruh
nilai parameter diatas dimasukan ke persamaan 4, dan diperoleh nilai Dp,th yaitu :
,
7
,
3
,
2
5
,
9. .
. . . ( )
kg9 . 296,404 x 10 . 0,0375 m
ms kgm . 2,5 . 10 . (389 0,6179)
s m
kg0,00001
skg
30487,99 m s
1,8 x 10 m 18,11 m
cp th
s in p f
p th
p th
p th
BD
N V
D
D
D
Nilai effisiensi teoritis dihitung menggunakan persamaan 7 :
,
856 m
18,11 m
47,26
pi
th
p th
th
th
D
D
Apabila hasil perhitungan diatas dicocokkan dengan gambar 2.8, nilai
tersebut jauh diatas nilai Dp,i/Dp,th pada sumbu y grafik. Maka dari itu diambil
nilai single particle correction efficiency sebesar 99,9 % untuk Dp,i/Dp,th = 47,26.
Nilai efisiensi ini masih diatas nilai efisiensi yang direncanakan, yang berarti
desain dapat diterima. Geometri dan dimensi siklon yang dirancang dapat dilihat
pada gambar 3.8.
48
3.3.3. Perancangan Venturi Scrubber
Langkah perancangan venturi scrubber dibuatkan ke dalam diagram alir
seperti dibawah ini.
Gambar 3.9 Step by step perancangan venturi scrubber
Menggambar blueprint venturi scrubber
Pabrikasi
End
Start
Data awal
1. Mengetahui kelembapan producer gas 2. Menentukan ukuran saluran masuk venturi
3. Menentukan kecepatan aliran prod.gas (asumsi)
4. Temperatur producer gas (asumsi)
Menghitung volume flow rate dan volume
flow rate pada temperatur standar
(persamaan 6 dan 7)
Menghitung kondisi pada sisi masukan
1. mass flow udara kering
dan uap air pada sisi masukan (Persamaan )
2. Humidity ratio (persamaan 9)
Menghitung kondisi pada sisi luaran 1. mass flow uap air
(Persamaan 10)
2. Mass flow uap air yang terevaporasi (persamaan 11)
3. Banyaknya makeup water
(Persamaan 12)
Menentukan dimensi
1. Menghitung σ (persamaan 13, Gambar 2.10.a) 2. Menentukan dcut (Gambar 2.10.)
3. Menentukan scrubber power dan pressure drop
(Gambar 2.10.c) 4. Menentukan luas penampang throat (persamaan 16
dan Gambar 2.10.d)
5. Menentukan diameter thro at, panjang throat, dan panjang diverging section
49
2
3 3
.
32,8 ft/s . . (0,2 ft/s)4
1,03 ft /s = 61,8 ft /min
Q V A
Q
Q
Data awal yang harus diketahui dalam merancang venturi scrubber adalah
mengetahui karakteristik producer gas yang akan dibersihkan. Berikut adalah
karakteristik producer gas hasil gasifikasi sekam padi [47] :
Kandungan kelembapan (θH2O) : 25 %
Particulate loading : 3 grains/scf
Specific density of particulate : 1,8
Semua satuan yang dipakai dalam perhitungan desain dalam satuan
inggris, untuk menyesuaikan referensi yang didapat. Selain itu data yang harus
ditentukan untuk perancangan yaitu :
Volume flowrate (Q ) :
Flowrate dihitung dengan menentukan kecepatan syngas masuk ke dalam
venturi dimana :
V = 10 m/s = 32,8 ft/s
Ukuran saluran masuk venturi = diamater 2,5 inch = 0,2 ft
Sehingga volume flowrate =
Pada bagian inlet venturi properties producer gas antara lain :
Volume flowrate (Q ) :
Flowrate pada temperatur standar dihitung dengan menggunakan hukum
gas ideal seperti yang ditunjukan dalam persamaan 8 yaitu :
2 2
2 1 2 1
1 1
0 03
2 0 0
3
2
atau
(70 460)61,8 ft / min
(350 460)
46,15 ft / min
T TV V Q Q
T T
F RQ
F R
Q
50
Mass flow udara kering dan uap air
Besarnya mass flow kedua data diatas dihitung melalui persamaan 9 :
2
2
( ) ( ) H O( )
( ) ( ) H O( )
.
. (1- )
wvwv in m in in
mole
aa in m in in
mole
MWm Q
V
MWm Q
V
Dimana
MWwv = Berat molekul uap air = 18
MWa = Berat molekul udara kering = 29
Vmole = Volume lb-mol udara = 385 ft3
Sehingga
3
( )
( )
3
( )
( )
1840,15 ft /min . 25%
385
0,54 lb/min
2940,15 ft /min . (1-25%)
385
2,60 lb/min
wv in
wv in
a in
a in
m
m of water vapour
m
m of dry air
Humidity ratio
Humidity ratio pada temperatur standar dihitung dengan persamaan 10:
0,54
2,607
0, 2068
wv
a
m
m
Gas yang keluar dari outlet venturi sudah berada dalam keadaan jenuh
(RH 100%) dengan asumsi temperatur luaran venturi 160oF. Dengan bantuan psy-
chometric chart, dapat ditentukan nilai humidity ratio untuk mengetahui besarnya
air yang menguap saat berkontak dengan gas panas. Dengan mengetahui
51
banyaknya air yang menguap, kebutuhan makeup water dapat disediakan guna
menutupi kekurangan air sebagai scrubbing liquid pada venturi.
Mass flow uap air sisi luaran
( ) ( )
( )
( )
.
lb wv0,26 . 2,607 lb/min . lb air
0,678 lb/min
wv out out a
wv out
wv out
m w m
m
m
Mass flow uap air yang terevaporasi
( ) ( ) ( )
( )
( )
(0,678 0,539) lb/min
0,1385 lb/min
wv evap wv out wv in
wv evap
wv evap
m m m
m
m
Banyaknya makeup water
2
( )
( )
( )
( )
0,1385
62,4
0,00221 0,0176
wv evap
wv evap
H O
wv evap
wv evap
mQ
Q
Q cfm gpm
Langkah berikut adalah merancang ukuran venturi, dimana metode yang
digunakan adalah Calvert Cut Diameter. Dengan konstanta B=2,0 untuk venturi.
Parameter awal yang mesti dicari yaitu ukuran partikel berikut standar deviasinya.
Ukuran rata-rata partikel dapat dilihat dari persentil diameter aerodinamis partikel
ke-50 (Disebut pula diameter partikel massa median). Standar deviasi dari
distribusi tersebut adalah rasio kumulatif fraksi massa partikel ke-84 dan ke-50
yang dihitung menggunakan persamaan 13 dimana :
84
50
d
d
Nilai d50 dan d84 diketahui dengan membaca grafik pada gambar 2.10.a,
dan didapatkan standar deviasinya adalah :
52
3
2 2 2
10,133
0,782
Dimana
1 1/
22
ditentukan dari grafik pada gambar 2.10.d dimana 10 gal /1000acf
270 / sec
72900 / sec
Luas permukaan
1270 .
. .
g
g
lb ftw
Lv
G
v ft
v ft
throat
PA
LvG
5,1
3
1,7
Langkah selanjutnya menentukan dcut melalui bantuan gambar 2.10.b,
dengan efisiensi koleksi ηd untuk partikel 5 µm yaitu 0,99 sesuai tabel 2.8
sehingga :
1,7
1
1 0,99 0,01
dPt
Pt
Berdasarkan grafik diperoleh nilai dcut/d50 = 0,25 dan d50 =3 maka dcut adalah 0,75.
Nilai dcut kemudian dicocokkan terhadap garis gas atomized spray pada grafik di
Gambar 2.10.c, guna mengetahui scrubber power dan pressure drop. Berdasarkan
grafik didapatkan nilai power = 3 hp per 1000 ft3/min dan pressure drop = 9
in.H2O. Selanjutnya menentukan luas permukaan throat melalui persamaan 14:
10,133
0,782
1270 .
. . g
PA
LvG
10,133
0,78
2
1270 . 9
172900 . . 1022
0,015 ft
A
A
53
Untuk mengoptimalkan presure recovery, panjang throat dibuat 3 kali
lebar throat dan tinggi diverging section 4 kali lebar throat. Karena bentuknya
rec-tangular apabila diambil ukuran lebar = 37 mm, sehingga panjang throat = 3
x 37 mm =111 mm, dan tinggi diverging section = 4 x 37 mm = 148 mm. Terakhir
ukuran ventury scrubber yang sudah didapatkan dibuat menjadi geometri seperti
yang terlihat pada gambar 3.11.
3.3.4 Perancangan Rotary Separator
Tahapan mendesain rotary separator dijelaskan secara rinci sesuai
flowchart yang ada di gambar 3.10 dibawah ini.
Sesuai petunjuk flowchart, parameter awal yang harus ditentukan nilainya
untuk perancangan separator ini ditabulasikan pada tabel 3.3.
Start
A
Menghitung kecepatan settling
sentrifugal (Persamaan 15)
Data awal
1. Menentukan ukuran padatan (asumsi) 2. Densitas padatan
3. Data kecepatan udara masuk (asumsi)
4. Suhu udara masuk siklon (asumsi) 5. Densitas dan viskositas prod.gas f (T)
6. Ukuran inlet separator Hc
Menentukan dimensi separator
Dc dan Lc (Persamaan pada
Gambar 2.9)
A
Menggambar blueprint
rotary separator
Pabrikasi
End
Gambar 3.10. Tahapan merancang rotary separator
venturi scrubber
54
Tabel 3.3. Data parameter awal rotary separator
No Data yang ditentukan Nilai Keterangan
1 Densitas padatan 389 kg/m3 Lihat Tabel 2.7
2 Densitas producer gas pada
suhu 40oC
1,118 kg/m3, Producer gas diasumsikan
gas ideal udara
3 Viskositas producer gas pada
suhu 40oC
190,736 x 10-7
N/sm2
Producer gas diasumsikan
gas ideal udara
4 Diameter partikel abu sekam
padi
856 μm Lihat Tabel 2.7
5 Ukuran inlet separator (Hc) 120 mm Direncanakan
6 Kecepatan alir masuk producer
gas
5 m/s Disesuaikan dengan daya
exhaust fan yang dipakai
Vessel pada rotary separator didesain berbentuk tabung dengan saluran
masuk dilengkapi exhaust fan. Exhaust fan dipakai untuk mengkondisikan
producer gas pada kecepatan tangensial yang cukup untuk memisahkannya dari
pengotor. Selain sebagai separator, vessel difungsikan juga untuk media deposit
producer gas bersih yang siap dimanfaatkan langsung untuk pembangkitan daya.
Dengan memakai panduan ukuran proporsional siklon, diperoleh dimensi
separator seperti dibawah ini :
Karena fungsinya ganda, tinggi separator (Lc) ditambahkan menjadi 600
mm untuk menampung producer gas dalam jumlah yang lebih banyak. Setelah
didapatkan dimensi diameter dan tinggi separator, dilanjutkan menghitung
kecepatan settling sentrifugal yang terjadi didalam separator memakai persamaan
15.
2.
2 . 240mm
480 mm
c c
c
c
L D
L
L
2.
2 . 120mm
240 mm
c c
c
c
D H
D
D
55
12
12
7 26
2 3
18. .
( - )
18. . 190,736 x 10 Ns/m 856 x 10 m
kgm9,81 (389- 1,118)s m
8,09 m/s
tp
f p
t
t
Vd
g
V
V
Nilai Vt dipakai sebagai acuan pemilihan exhaust fan untuk pembentuk aliran
paksa pada sistem rotary separator ini.Berdasarkan data diatas, dimensi dan
geometri rotary separator dituangkan dalam gambar 3.12.
58
3.4. Fabrikasi PLTB
Fabrikasi PLTB terbagi dalam beberapa tahapan meliputi pembuatan
gasifier downdraft, siklon separator, ventury scrubber, dan rotary separator.
Proses manufaktur yang terlibat antara lain :
1. Cutting (Pemotongan material dengan gerinda potong dan cutting torch)
2. Turning (Pembubutan komponen)
3. Drilling (Pengeboran lubang-lubang baut dan lainnya)
4. Welding (Penyambungan komponen dengan SMAW atau las karbit)
5. Forming (Pembentukan komponen melalui penempaan)
5. Grinding (Penghalusan permukaan komponen)
6. Painting (Pengecatan komponen untuk menghindari korosi)
Tahap pertama yaitu pembuatan gasifier downdraft, dengan beberapa
komponen penting didalamnya yaitu: tabung shield, tabung core yang terdapat
saluran tirus, throat, tabung zona reduksi, nosel penyuplai udara gasifikasi, dan
grate (dasar reaktor untuk pembuangan debu). Pembuatan saluran tirus seperti
yang ditunjukan pada gambar 3.6, dilakukan dengan cara penempaan plat baja
karbon rendah berukuran tebal 6 mm yang dipotong sesuai pola tirus menggu-
nakan kertas karton. Throat berukuran ϕ 115 mm tinggi 80 mm dibuat dari pipa
mild steel tebal 8 mm yang tahan pada temperatur tinggi. Material ini selain
efisien juga mudah didapat. Tabung core, saluran tirus, throat, tabung zona
reduksi disambung menggunakan las SMAW mengacu pada gambar 3.6.
Setelah itu tabung core dilubangi untuk dudukan nosel. Raw material
nosel adalah poros pejal baja karbon rendah ukuran ϕ 3/4 inch yang dibubut ϕ 19
mm dan dibor ditengahnya ϕ 9 mm. Nosel kemudian dipasangkan pada 5 lubang
59
yang dibor ϕ 19 mm pada tabung core. Untuk saluran pemasok udara ke nosel,
dibuatkan selubung pada core berbahan plat 3 mm dengan satu saluran masukan
udara yang bercabang menjadi lima saluran masuk ke nosel menuju ke dalam
throat. Selain itu pada tabung core, dibuatkan lubang di setiap zona gasifikasi
tembus sampai tabung shield dengan ukuran ϕ 8 mm. Lubang tersebut difungsikan
celah untuk mengukur temperatur pada zona pengeringan, pirolisis, oksidasi, dan
reduksi saat gasifikasi. Agar producer gas tidak merembes keluar, pada tabung
shield, 4 lubang tersebut di-tapping dan dipasangkan baut.
Gambar 3.13. Pembuatan tabung core
Selain itu pada tabung shield ϕ 11 inch, dibuatkan flange ϕ 320 mm dari
plat 4 mm pada bagian atas dan bawah tabung yang dipasangkan tutup bawah.
Flange sekaligus dibuatkan pada saluran luaran producer gas agar perangkat
IGCS mudah di split-up.
FT UNILA Rachmat Cahaya Putra – Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Lampung Tugas Akhir 2012
a. Pemotongan tabung core sesuai dimensi yang ditentukan
b. Pengeboran lima lubang pada tabung core
c. Pembuatan bagian throat dengan ditempa
d. Merapihkan kerucut
e. Tabung core siap disatukan
f. Menyesuaikan diameter nosel agar pas dilubangnya
g. Mengelas selubung saluran udara di tabung core
a
b
c
d
e g
f
60
Gambar 3.14. Grate, penutup gasifier, landasan penutup
Gambar 3.15. Rangkaian pengerjaan siklon
Grate dari plat ϕ 200 mm setebal 3 mm adalah dasar dari reaktor yang
fungsinya untuk meletakan biomassa, sekaligus perangkat untuk membuang abu
sisa gasifikasi melalui lubang yang dibor ϕ 10 mm sebanyak 100 buah. Grate
dipasang bergantung menggunakan rantai yang dikaitkan ke tabung shield. Untuk
membuang abu, grate diguncangkan dengan tongkat pengayun dari luar gasifier.
FT UNILA Rachmat Cahaya Putra – Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Lampung Tugas Akhir 2012
FT UNILA Rachmat Cahaya Putra – Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung
Tugas Akhir 2012
a. Pembuatan flens siklon
b. Penempaan raw material untuk cone
c. Cone siap di las
d. Pengelasan barrel, cone, beserta semua flens siklon
e. cone dan barrel yang belum digabung
f. Siklon yang telah selesai di fabrikasi
a
b
c
d f
e
61
Penutup gasifier dibuat model buka tutup tanpa engsel, dan dikunci menggunakan
sistem press lengan putar berulir. Model ini dipilih ketimbang engsel karena,
sistem engsel rentan terdeformasi, yang membuat penutup tidak dapat menutup
sempurna. Landasan penutupnya dibuat dari plat ϕ 320 mm, tebal 4 mm, dan
mempunyai lubang ϕ 200 mm yang dibubut chamfer 3 mm x 45o dipinggirnya.
Siklon terbagi atas tutup, barrel, dan cone. Barrel dibentuk dari raw
material pipa baja berukuran ϕ 6 inch, yang dipotong sepanjang 30 cm. Sekitar 2
cm dari permukaan atas barrel, dilubangi pada permukaan luarnya sebagai saluran
masuk producer gas secara tangensial kedalam siklon. Saluran masuk dibuat dari
plat baja 3 mm dibentuk persegi panjang, sedangkan luaran producer gas terbuat
dari pipa ϕ 3 inch dirangkai seperti pada gambar 3.7. Bagian kerucut (cone),
dibuat dari plat baja 2 mm dipotong mengikuti pola cone yang dibuka lebar.
Selanjutnya plat ditempa berulang-ulang sampai terbentuk cone setinggi 30 cm
dan disatukan menggunakan las. Penutup siklon, barrel, cone disambung
menggunakan flange yang diikat baut untuk memudahkan split-up dan perawatan.
Venturi scrubber dibuat dari raw material berupa lembaran plat baja
setebal 3 mm. Untuk membuatnya, langkah pertama yang dilakukan adalah
menggambar pola venturi pada plat serupa tampak depan venturi seperti Gambar
3.10, dan dipotong sebanyak 2 buah. Berikutnya, memotong plat penutup samping
kiri dan kanan venturi. Seluruh potongan plat disatukan sehingga membentuk
venturi scrubber setengah jadi. Untuk meningkatkan ketahanan korosi pada plat
baja, seluruh bagian venturi dilapisi epoxy kemudian dicat.
Untuk memasukan air ke dalam sistem venturi, dipakai sprayer yang
dipasangkan di bagian atas venturi. Sprayer dipilih didasarkan atas kemam-
62
puannya menciptakan droplet air dengan ukuran yang sangat kecil, dimana akan
memperluas permukaan kontak gas dengan air.
Gambar 3.16. Serangkaian pengerjaan venturi scrubber
Untuk perangkat ini, dipakai empat sprayer penyemprot hama pada
tanaman yang banyak dijual di pasaran. Mekanisme pengaliran air menuju
sprayer, memakai pipa ϕ 3/8 inch yang disusun datar yang dipararelkan dari satu
masukan. Air yang disemprotkan dan telah berkontak dengan producer gas, akan
dibuang melalui dua katup 1/4 inch yang terletak pada bagian bawah venturi.
Walaupun sprayer rentan tersumbat oleh pengotor, namun sprayer relatif mudah
dibersihkan karena dapat dibongkar pasang dari venturi dengan mudah. Selain itu,
pada venturi dibuatkan flange pada inlet-nya untuk menyambungkannya dengan
siklon.
Rotary separator merupakan perangkat yang dirangkai atas exhaust fan
berukuran 12cm x 12cm dan vessel berwujud tabung. Exhaust fan difungsikan
FT UNILA Rachmat Cahaya Putra – Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Lampung Tugas Akhir 2012
a. Pemotongan pola venturi pada lembaran plat
b. Pemotongan penutup samping siklon
c. Spray penyemprot air
d. Katup 1/4 inch pembuang air
e. Pipa 3/8 inch penyalur air (scrubbing liquid)
f. Venturi yang selesai di fabrikasi
g. Venturi scrubber + saluran menuju rotary
separator
c
a
b
d
e
f
g
63
untuk menghisap producer gas menuju vessel separator yang sekaligus media
deposit producer gas. Prinsip kerjanya serupa dengan siklon, producer gas yang
dihisap exhaust fan mengalir masuk kedalam tabung separator secara tangensial
dan membentuk pusaran disepanjang dinding tabung. Pusaran karena gaya
sentrifugal membuat pengotor yang dikandung producer gas terbanting ke
dinding sehingga terpisah dari arus producer gas dan jatuh ke tempat penam-
pungan. Pada tempat penampungan dibuatkan saluran untuk membuang pengotor
yang telah disaring.
Gambar 3.17. Pembuatan rotary separator
Vessel dibuat dari bahan lembaran pelat baja ukuran 600 mm x 600 mm x
1,2 mm untuk tabung separator, selain itu untuk saluran masuk dibuat dari pelat
tebal 2 mm. Terakhir rotary separator, venturi scrubber, siklon digabungkan
melalui flange yang diikat dengan baut menjadi satu unit perangkat yang
dinamakan integrated gas cleaning system (IGCS).
Pembangkitan energi listrik dilakukan dengan menggunakan satu set
generator + motor bensin empat langkah dengan kapasitas daya 1500 W. Penga-
FT UNILA Rachmat Cahaya Putra – Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Lampung Tugas Akhir 2012
a. Pembuatan tabung separator
b. Pengukuran inlet separator
c. Pembuatan inlet separator
d. Inlet separator yang telah di las
e. Tabung rotary separator
f. Tabung rotary separator + Venturi scrubber
a
b
c
d
e f
64
lihan bahan bakar bensin menjadi producer gas bersih (syngas) dilakukan dengan
membuatkan saluran pipa Y ϕ 1 inch dengan satu saluran untuk memasukan
syngas kedalam mesin, dan dapat dikontrol menggunakan katup 3/4 inch. Material
yang dipakai untuk membuatnya yaitu pipa stainless steel ϕ 1 inch dimana bahan
tersebut lebih resistan terhadap korosi.
Gambar 3.18. Memodifikasi saluran bahan bakar genset
Apabila satu saluran digunakan untuk mengalirkan syngas, saluran yang
satunya lagi diperuntukan sebagai masukan oksigen yang terkandung pada udara,
dan lajunya dikontrol memakai katup dengan ukuran yang sama. Untuk mema-
sangkan katup, ujung-ujung saluran dibubut ulir luar dengan tipe yang sama
dengan ulir katup. Setelah itu, Pipa saluran ini dipasangkan langsung ke intake
manifold motor bensin dan diikat menggunakan baut.
FT UNILA Rachmat Cahaya Putra – Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Lampung Tugas Akhir 2012
Keterangan :
a. Pipa saluran syngas dan oksigen
b. Dudukan pipa saluran ke intake manifold
c. Pipa saluran siap dilas
d. Pipa mixing syngas + oksigen telah jadi dan dipasang
ke genset
a b c
d
65
3.5. Instalasi Peralatan
Setelah fabrikasi selesai, dilanjutkan ke tahap instalasi peralatan yang
harus dilakukan sehari sebelum pengujian. Kegiatan ini antara lain :
Perakitan dan penyambungan komponen utama PLTB yaitu : Gasifier
downdraft - konektor blower – blower (2 buah) - voltage regulator untuk
blower - siklon - venturi scrubber - pompa air - voltage regulator untuk
pompa air - resevoir air- rotary separator - Saluran Y bahan bakar - genset
- instalasi pembebanan arus listrik.
Gambar 3.19. Skematik pengujian PLTB
Setiap flange dipasangkan packing dan direkatkan lem gasket sebelum
diikat dengan baut M8 atau M6. Lem gasket yang digunakan jenis silicone
red rubber tahan hingga temperatur 700oC, sedangkan packing yang
digunakan adalah TBA 0,8 mm yang tahan hingga 300oC. Pada sambu-
FT UNILA Rachmat Cahaya Putra – Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Lampung Tugas Akhir 2012
Gas sampling
Gas sampling
Ash holder
Temper atur display
Temper atur display
T1
T wall 1
T2
T wall 2
T3
T wall 3
T4
T wall 4
T5
T6
T7Voltage
Regulator
Voltage
Regulator
Pompa
Flowmeter
Flowmeter
Voltage
Regulator
Gener atorKatup
Gasifier downdraft
Blower
Siklon
Venturi
scrubber
Rotary
separator
66
ngan siklon ke venturi scrubber dipasangkan sponge hard untuk mencegah
kebocoran producer gas. Pada sambungan keran di venturi dilapisi water
silicone untuk menghindari kebocoran scrubbing liquid.
Untuk memvariasikan flowrate blower berdaya 350W dan debit pompa air
ukuran 30 lt/menit digunakan voltage regulator 3kVA.
Menghubungkan termokopel yang digunakan untuk mengukur temperatur
pada display.
Memasangkan peralatan elektronik dalam hal ini lampu pijar pada instalasi
pembebanan listrik, ini untuk mengetahui luaran daya genset berbahan
bakar producer gas yang telah dimurnikan.
3.6. Kalibrasi
Persiapan selanjutnya adalah kalibrasi sistem menggunakan instrumentasi
pengukuran. Fenomena yang perlu dikalibrasi adalah laju aliran udara suplai
gasifikasi, debit air venturi scrubber, serta laju aliran udara exhaust fan.
3.6.1. Kalibrasi Laju Aliran (Flowrate)
Laju Aliran Udara
Untuk efektifitas waktu, pengukuran laju aliran udara gasifikasi
dilaksanakan sebelum pengujian gasifikasi. Anemometer jenis AM-4200
Lutron digunakan untuk mengukur flowrate tersebut, melalui masing-
masing nosel berdasarkan fungsi kecepatan aliran (m/s). Mengacu buku
petunjuk alat, satuan kecepatan pada anemometer dapat diubah menjadi
ft/min atau km/jam. Selain itu range kecepatan aliran yang dapat diukur
67
adalah 0,8-30 m/s. Berikut adalah hasil kalibrasi flowrate suplai udara
gasifikasi.
Gambar 3.20. Kalibrasi flowrate udara gasifikasi
Tabel 3.4. Hasil kalibrasi flowrate
No. Beda Potensial
blower (V)
Kecepatan
aliran/nosel (m/s)
Debit (m3/s)
/nosel
Laju aliran massa
udara (kg/s) /nosel
Laju aliran massa
udara (kg/s) 5 nosel
1 85 1,4 0,000089019 0,000103387 0,000516933
2 90 1,6 0,000101736 0,000118156 0,000590781
3 95 1,7 0,000108095 0,000175541 0,000627705
4 100 1,8 0,000114453 0,000132926 0,000664629
5 105 1,9 0,000120812 0,00014031 0,000701552
6 110 1,9 0,000120812 0,00014031 0,000701552
7 115 2 0,00012717 0,000147695 0,000738476
8 120 2 0,00012717 0,000147695 0,000738476
9 175 2,1 0,000133529 0,00015508 0,0007754
10 130 2,1 0,000133529 0,00015508 0,0007754
11 135 2,1 0,000133529 0,00015508 0,0007754
12 140 2,2 0,000139887 0,000162465 0,000812324
13 145 2,2 0,000139887 0,000162465 0,000812324
14 150 2,2 0,000139887 0,000162465 0,000812324
15 155 2,2 0,000139887 0,000162465 0,000812324
16 160 2,2 0,000139887 0,000162465 0,000812324
17 165 2,2 0,000139887 0,000162465 0,000812324
18 170 2,3 0,000146246 0,00016985 0,000849248
19 175 2,3 0,000146246 0,00016985 0,000849248
20 180 2,3 0,000146246 0,00016985 0,000849248
21 185 2,3 0,000146246 0,00016985 0,000849248
FT UNILA Rachmat Cahaya Putra – Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Lampung Tugas Akhir 2012
Keterangan gambar
a. Annemometer
b. Penempatan sensing probe
didalam tabung inner
c. Instalasi kalibrasi flowrate
a
b
1
2
3
4
c
Keterangan :
1. Tabung inner gasifier
2. Annemometer
3. Blower
4. Voltage Regulator
68
Tabel 3.4. Hasil kalibrasi flowrate (Lanjutan)
No. Beda Potensial
blower (V)
Kecepatan
aliran/nosel (m/s)
Debit (m3/s)
/nosel
Laju aliran massa
udara (kg/s) /nosel
Laju aliran massa
udara (kg/s) 5 nosel
22 190 2,3 0,000146246 0,00016985 0,000849248
23 195 2,3 0,000146246 0,00016985 0,000849248
24 200 2,3 0,000146246 0,00016985 0,000849248
25 205 2,3 0,000146246 0,00016985 0,000849248
26 210 2,3 0,000146246 0,00016985 0,000849248
27 215 2,4 0,000152604 0,000177234 0,000886171
28 220 2,4 0,000152604 0,000177234 0,000886171
29 225 2,4 0,000152604 0,000177234 0,000886171
30 230 2,4 0,000152604 0,000177234 0,000886171
31 235 2,4 0,000152604 0,000177234 0,000886171
32 240 2,5 0,000158963 0,000184619 0,000923095
33 245 2,5 0,000158963 0,000184619 0,000923095
34 250 2,5 0,000158963 0,000184619 0,000923095
Nb : diameter satu nosel 9 mm dan massa jenis udara pada Patm T=27oC yaitu 1,1614 kg/m3
Kalibrasi flowrate menggunakan anemometer juga dilakukan pada exhaust
fan rotary separator. Berikut adalah hasil kalibrasi tersebut :
Gambar 3.21. Kalibrasi flowrate exhaust fan
Tabel 3.5. Kalibrasi Flowrate Exhaust Fan
No. Beda Potensial
blower (V)
Kecepatan aliran
(m/s) Debit (m3/s)
Laju aliran massa
udara (kg/s)
1 50 - 0 0
2 75 - 0 0
3 100 0,9 0,01296 0,015051744
4 175 1,6 0,02304 0,026758656
FT UNILA Rachmat Cahaya Putra – Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Lampung Tugas Akhir 2012
Keterangan gambar
a. Exhaust fan
b. Instalasi kalibrasi flowrate
a b Keterangan :
1. Annemometer
2. Exhaust fan
3. Volatge Regulator
2
3
1
69
Tabel 3.5. Kalibrasi flowrate exhaust fan (Lanjutan)
No. Beda Potensial
blower (V)
Kecepatan aliran
(m/s) Debit (m3/s)
Laju aliran massa
udara (kg/s)
5 150 2,7 0,03888 0,045155232
6 175 3,7 0,05328 0,061879392
7 200 4,2 0,06048 0,070241472
8 225 4,4 0,06336 0,073586304
9 250 4,4 0,06336 0,073586304
Nb : Ukuran saluran = 12 x12 cm dan massa jenis udara pada Patm T=27oC yaitu 1,1614 kg/m3
Laju Aliran Air / Debit Air
Debit air yang mengalir keluar dari spayer pada venturi scrubber
dikalibrasi dengan metode yang sederhana. Metodenya, pompa dihidupkan
dan air yang mengalir ditampung pada satu wadah, setelah satu menit
pompa lalu dimatikan. Selanjutnya volume air yang tertampung didalam
wadah diukur menggunakan gelas ukur. Besarnya tegangan pada pompa
divariasikan menggunakan regulator guna mendapatkan debit air optimal
untuk mereduksi tar. Hasil pengukuran disajikan pada Tabel 3.6.
Gambar 3.22. Pengukuran Debit Air Venturi Scrubber
FT UNILA Rachmat Cahaya Putra – Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Lampung Tugas Akhir 2012
Keterangan gambar
a. Gelas ukur
b. Pompa air debit 30lt/menit
a
Keterangan :
1. Voltage regulator
2. Wadah air yang dihisap
3. Pompa air
4. Saluran injektor
b
c
1
2
3
4
70
Tabel 3.6. Kalibrasi Debit Air
No. Beda Potensial
blower (V) Debit (lt/min)
3 75 -
4 100 0,175
5 175 0,173
6 150 2,460
7 175 2,620
8 200 3,3
9 225 3,3
10 250 3,3
3.7. Pengujian
Secara makro, pengujian terbagi dalam 2 tahap. Tahap pertama adalah,
pengujian distribusi suhu di dalam reaktor gasifikasi yang dideteksi pada seluruh
zona gasifikasi dan dinding reaktor serta pengujian producer gas pra-treatment
dengan memvariasikan suplai udara gasifikasi. Tujuan dilakukan pengujian
tersebut, untuk mendapatkan karakteristik dan peforma dari gasifier yang telah
dibuat meliputi profil temperatur masing-masing zona gasifikasi, durasi gasifikasi,
kualitas producer gas yang dicirikan dari jumlah tar, dan kondisi flame secara
visual.
Berikutnya dilanjutkan pada pengujian pembangkitan energi listrik pada
generator berbahan bakar producer gas yang telah melewati proses treatment,
dengan pengkondisian peralatan treatment producer gas (IGCS) memakai
parameter IGCS terbaik hasil pengujian yang telah dilakukan [52]. Besarnya
luaran daya dihitung dari seberapa banyak alat elektronik yang mampu dihidup-
kan berikut durasinya. Seluruh peralatan dan bahan yang digunakan untuk
penelitian dirangkum pada subbab dibawah.
71
3.7.1. Peralatan dan Bahan
3.7.1.a. Gasifier Downdraft
Gambar 3.23. Rancangan Gasifier dan Gasifier Yang Telah Jadi
Gasifier terdiri dari satu unit tabung shield dan satu unit core yang
dipasangkan secara kosentrik. Core berupa tabung, mampu menampung bahan
bakar maksi-mum hampir sebanyak 3 kg sekam padi. Pada bagian tengah core
tempat terjadinya reaksi, dibuat pengecilan penampang (throat). Ini dimaksudkan
agar dengan penampang yang kecil, kenaikan temperatur lebih cepat tercapai.
Secara keseluruhan gasifier mempunyai ukuran diameter 30 cm dengan tinggi 1,5
m. Berikutnya, dua unit blower ukuran saluran 2 1/2” berdaya masing-masing 350
W digunakan menyuplai kebutuhan udara selama gasifikasi. Penyetelan suplai
udara diatur oleh satu unit regulator 3 kVa yang di-install di blower. Untuk
menginjeksikan suplai udara gasifikasi, core dilengkapi dengan lima nosel.
Producer gas yang terbentuk selama reaksi, didorong mengalir kebawah oleh
dorongan udara bertekanan, kemudian melintas melalui bara yang ada di throat
FT UNILA Rachmat Cahaya Putra – Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Lampung Tugas Akhir 2012
2
3 1
6
5
Keterangan :
1. Blower
2. Tabung shield
3. Tabung core
4. Saluran masuk ke nosel
5. Throat
6. Grate
4
72
keluar melalui celah diantara tabung shield dan core. Selain itu, terdapat grate
yang berfungsi sebagai dasar penempatan bahan bakar sekaligus media untuk
membuang abu sisa gasifikasi.
3.7.1.b. Perangkat permurnian producer gas (IGCS)
`
Gambar 3.24. Integrate gas cleaning system
Integrate gas cleaning system (IGCS) dibangun atas beberapa modul
yaitu siklon, venturi scrubber, rotary separator yang dikemas dalam satu paket
dan di-install pada saluran oulet reaktor. Producer gas yang mengalir masuk
IGCS akan mengalami multi treatment, yang pertama pemisahan debu, partikel,
tar saat melintas siklon. Dilanjutkan treatment pendinginan kontak langsung
dengan fluida (air) di dalam venturi untuk memisahkan tar dari producer gas,
yang terakhir pembersihan dari pengotor menggunakan prinsip gaya sentrifugal di
dalam rotary separator.
FT UNILA Rachmat Cahaya Putra – Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung
Tugas Akhir 2012
1
2
Keterangan :
1. Siklon
2. Venturi scrubber
3. Rotary separator
4. Exhaust fan
5. Sprayer
6. IGCS
3
4
5
6
73
3.7.1.c. Regulator Tegangan
Untuk pengambilan data, digunakan tiga buah regulator yang tersam-
bung pada dua unit blower, satu unit pompa air, dan satu unit exhaust fan didalam
rotary separator. Regulator berfungsi untuk memvariasikan luaran baik debit
maupun laju aliran dari semua peralatan diatas. Tujuannya adalah, guna menge-
tahui karakteristik gasifikasi maupun daya yang dibangkitkan hasil dari interaksi
semua variabel yang divariasikan.
Gambar 3.25. Peralatan pengujian
3.7.1.d. Pompa air
Alat ini digunakan untuk mengalirkan scrubbing liquid berupa air ke
dalam venturi scrubber dimana air akan berkontak langsung dengan aliran
producer gas. Pompa panasonic GP-129JXK ini berdaya 250W, memiliki debit 30
lt/menit, dengan head 10-32 m.
FT UNILA Rachmat Cahaya Putra – Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung
Tugas Akhir 2012
Keterangan :
1. Regulator
2. Pompa air
3. Baskom
4. Stopwatch
5. Termokopel dan display
6. Timbangan dijital
1 2 3 4 5
6
74
3.7.1.e. Baskom
Baskom plastik dengan volume 25 lt dan berukuran diameter 80 cm
difungsikan untuk menampung banyak scrubbing liquid untuk dipompakan ke
venturi scrubber.
3.7.1.f. Stopwatch
Dalam pengambilan data, alat ini dipakai untuk mengukur durasi gasifi-
kasi setiap variasi laju suplai udara gasifikasi serta durasi pembangkitan listrik
pada generator.
3.7.1.g. Timbangan Dijital
Tar yang merupakan limbah dari proses gasifikasi, adalah substansi yang
harus dieliminasi sebelum producer gas diumpankan ke motor bensin penggerak
generator. Banyaknya tar tersebut dipengaruhi atas besarnya suplai udara yang
diberikan sepanjang proses gasifikasi. Untuk itu, banyaknya tar yang diproduksi
diukur dengan timbangan dijital.
3.7.1.h. Termokopel Tipe K dan Display
Termokopel dengan spesifikasi range : -50oC – 1300
oC dipergunakan
untuk mengukur temperatur pada semua zona gasifikasi, dinding core, dan aliran
producer gas dari luaran IGCS. Untuk membaca sinyal dari termokopel, alat ini
disambungkan pada display. Nilai temperatur yang tertera pada display juga dapat
diubah dalam satuan farenheit maupun kelvin dengan ketelitian satu dijit
dibelakang koma.
75
Gambar 3.26. Anemometer, genset, dan bahan bakar
3.7.1.i. Anemometer
Nilai laju aliran udara gasifikasi maupun exhaust fan diperoleh dengan
mengukur kecepatan aliran udara menggunakan anemometer yang selanjutnya
dikalikan dengan massa jenis udara dan ukuran saluran yang dilaluinya.
3.7.1.j. Generator Bensin
Producer gas yang telah di-treatment diperuntukan untuk menghidupkan
motor bensin penggerak generator. Untuk percobaan ini, dipakai genset dengan
daya output 1500W dengan dilengkapi saluran modifikasi penyuplai producer gas
dan udara masuk kedalam intake manifold. Saluran tersebut berbentuk pipa Y dari
material stainless steel dengan ukuran pipa 1 inch.
SYNGAS
UDARA
FT UNILA Rachmat Cahaya Putra – Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Lampung Tugas Akhir 2012
3 1 2
Keterangan :
1. Anemometer
2. Genset
3. Saluran suplai
4. Arang kayu
5. Arang kelapa
6. Sabut kelapa
7. Sekam padi
8. Minyak tanah
9. Batok kelapa
4 5 6
7 8 9
76
3.7.1.k. Bahan Bakar
Penggunaan bahan bakar terdiri atas arang kayu, arang kelapa, batok
kelapa dan sabutnya, serta bahan bakar gasifikasi yaitu sekam padi dengan
spesifikasi pada tabel 3.7. Arang dan batok kelapa merupakan bahan bakar
promotor awal atau ignisi. Sedangkan minyak tanah dipakai sebagai katalis untuk
proses pembakaran ketahap selanjutnya, terutama setelah sekam padi dimasukan
kedalam gasifier.
Tabel 3.7 Hasil analisa proximate dan ultimate sekam padi [49]
Analisis Unit Basis Nilai
PROXIMATE
Fixed carbon % Dry base 19,9
Volatile matter % Dry base 60,6
Ash % Dry base 19,5
ULTIMATE
Carbon % Dry base 38,1
Hidrogen % Dry base 4,7
Oksigen % Dry base 29,3
Nitrogen % Dry base 1,5
Sulfur % Dry base 0,1
Moisture % Dry base 8,9
Ash % Dry base 17,4
3.7.2. Prosedur Pengujian
3.7.2.a Pengujian Profil Temperatur Gasifier dan Kualitas Producer Gas Pra-
Treatment
Set-up Bahan Bakar
Persiapan yang dilakukan untuk arang adalah mengkondisikan
ukurannya menjadi seragam. Karena sifatnya yang cepat menjadi bara atau
mudah untuk dibakar, arang kelapa digunakan untuk mempercepat
pembakaran di dasar gasifier. Arang kelapa dikondisikan pada ukuran
50x50 mm, dan tebal berkisar 5-7 mm. Untuk arang kayu ukurannya
77
disesuaikan menjadi 70x70 mm dengan tebal berkisar 50 mm. Arang kayu
nantinya memudahkan pembakaran dalam waktu yang relatif lebih lama
dibanding arang kelapa.
Batok kelapa dihancurkan menjadi sekitar 70x70 mm, dengan
seluruh serabut dipisahkan dari batok dan dibuat terurai. Sekam padi yang
dipakai umumnya berasal dari usaha penggilingan padi, dan sekam wajib
dipastikan dalam kondisi bersih, tidak terinjak-injak, serta kering. Untuk
menjaga agar tetap kering, bahan bakar disimpan di dalam karung dan
diletakkan pada tempat teduh.
Persiapan Awal (10-15 menit)
Menimbang arang kayu dan kelapa yang telah disesuaikan ukurannya
sebanyak 1 kg. Kemudian menimbang sekam padi sebanyak 1,5 kg,
seluruh bahan bakar disiapkan ke dalam karung yang siap untuk diambil.
Memasangkan dua blower berukuran saluran ϕ 2 1/2 inch untuk menyuplai
udara gasi-fikasi pada port yang telah dibuat di reaktor. Pastikan katup
pengatur debit pada blower terbuka sempurna, dan blower pada kondisi
off.
Menghubungkan kabel daya blower pada regulator yang dipakai untuk
mengatur debit udara yang dialirkan. Selanjutnya mengatur setelan tega-
ngan regulator pada 0 V.
Membuka tutup gasifier dengan mengendurkan lengan pengunci, lalu
melepas tutup tersebut dari gasifier. Selanjutnya pasangkan lembaran
alumunium foil yang dilipat setebal ± 10 mm pada permukaan bawah tutup
78
gasifier. Lembaran alumunium tersebut difungsikan sebagai seal untuk
mencegah producer gas merembes keluar melalui tutup gasifier. Terakhir
mem-biarkan gasifier terbuka untuk memasukan bahan bakar.
Mengendurkan baut penutup yang dipasangkan pada lubang port termo-
kopel di reaktor untuk mengukur temperatur masing-masing zona gasif-
kasi dan temperatur dinding core gasifier.
Pada pengujian ini, IGCS (perangkat pemurnian gas), dan genset tidak di-
install pada gasifier.
Menyiapkan termokopel tipe K yang sudah terhubung pada display.
Menyiapkan wadah tertutup yang dinding dibagian dalamnya dilapisi
alumunium foil lalu memasangkannya dengan dibaut pada saluran keluar
syngas pada reaktor.Wadah ini dipakai untuk menangkap tar yang dibawa
aliran producer gas.
Pembakaran Awal (+30 menit)
Memasukan arang kelapa dan arang kayu dari dasar permukaan reaktor
(grate) hingga permukaan atas throat sebanyak 1 kg. Selanjutnya menam-
bahkan batok kelapa dan diatasnya diberikan sabut kelapa sampai hampir
dibawah permukaan nosel.
Siram sedikit minyak tanah kedalam gasifier, dan gunakan kertas atau
sabut kelapa sebagai penyulut proses pembakaran.
Menunggu sesaat, hingga bahan bakar tersebut mulai terbakar. Kemudian
menghidupkan blower dengan mengatur regulator pada 250 V, untuk
mempercepat proses transformasi bahan bakar menjadi bara seutuhnya.
79
Jika nyala api padam, melakukan penyulutan berulang hingga api dapat
membakar arang.
Setelah 20 menit buka port pengukuran nomor 3 dengan cara melepaskan
baut penutup, lalu masukan termokopel hingga masuk kedalam throat.
Apabila temperatur bahan bakar di dalam throat telah mencapai 700-
800oC, matikan seluruh blower dan putar regulator pada 0V.
Gambar 3.27. Tampak atas gasifier setelah diisi arang dan kelapa
Ignisi (Penyalaan) Producer Gas
Menambahkan sekam padi kedalam reaktor, setelah itu menutup gasifier,
dan mengunci rapat tutup tersebut dengan cara mengencangkan poros
penekan tutupnya.
Menghidupkan seluruh blower lalu menyetel regulator pada setelan 100
V, dan menunggu ± 3-5 menit hingga muncul asap pekat kehijauan keluar
dari saluran keluar producer gas di gasifier.
FT UNILA Rachmat Cahaya Putra – Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Lampung Tugas Akhir 2012
a
b
b
c
1
2
3
4
Keterangan :
a. Batas atas peletakan
sekam
b. Batas atas peletakan
batok dan sabut kelapa
c. Batas atas dan bawah
peletakan arang
Titik pengambilan data
Temperatur
1. Zona pengeringan
2. Zona pirolisis
3. Zona Oksidasi
4. Zona reduksi
a
80
Memastikan apakah asap tersebut mampu dibakar dengan cara dipantik
menggunakan obor. Jika terbakar, kepekatan asap menandakan banyak ter-
dapat komponen mampu bakar pada producer gas.
Menghidupkan stopwatch untuk mulai menghitung lamanya gasifikasi
berlangsung.
Membakar producer gas yang keluar, lalu flame yang terbentuk diambil
visualisasinya menggunakan kamera dijital.
Pengukuran Profil Temperatur
Seraya mengambil image dari flame, port termokopel nomor 1 dibuka lalu
memasukan termokopel hingga menyentuh dinding tabung core.
Menunggu hingga nilai yang tertera pada display konstan, dan mencatat
temperatur dinding gasifier pada zona pengeringan.
Memasukan termokopel menembus tabung core, menunggu hingga nilai
pada display steady, dan mencatat temperatur pada zona pengeringan.
Mencabut termokopel setelah itu tutup kembali port pengukuran nomor 1.
Melakukan langkah yang serupa untuk mengukur temperatur dinding core
serta zona gasifikasi pada zona pirolisis, oksidasi, dan reduksi.
Melakukan pembacaan dan pencatatan distribusi atau profil temperatur
yang tertera pada display setiap 5 menit sekali.
Selesai Pengujian
Jika asap putih sudah banyak sekali keluar dari gasifier, stopwatch dimati-
kan namun blower tetap dihidupkan untuk membuang residu dan asap
yang masih tersisa di dalam reaktor.
81
Setelah ±10 menit, mematikan seluruh blower mencabut stop kontak, lalu
melepaskan dari konektor ke dalam gasifier.
Membuka tutup gasifier agar suhu di dalam reaktor menurun, lalu men-
diamkan ± dua jam. Jika kondisi reaktor sudah mulai dingin dan bara
sudah tidak ada, abu sisa pembakaran dikeluarkan dengan mengguncang-
kan grate dan dibuang melalui lubang pembuangan pada reaktor.
Melepaskan wadah penampung tar dari reaktor, lalu membuka penutup-
nya. Melepaskan aluminium foil di dinding bagian dalam wadah, kemu-
dian mengeringkan tar yang menempel di alumunium. Tar yang sudah
mengering, ditimbang dan dicatat berat keringnya sesuai yang tertera pada
timbangan dijital.
Pengulangan Pengujian
Melakukan kembali pengujian dengan mengulang langkah set-up bahan
bakar, hingga langkah selesai pengujian. Hal yang berbeda hanya saat
tahap ignisi, regulator yang dipasang ke blower disetel pada 175V dan
250V untuk pengambilan data profil temperatur producer gas dan kualitas
producer gas pre-treatment sebanyak dua kali.
3.7.2.b Pengujian Pembangkitan Energi Lisrik Dengan PLTB
Set-up Bahan Bakar
Sama seperti pengujian sebelumnya, bahan bakar yang dipakai masih
serupa dengan pengkondisian yang sama pula.
82
Persiapan Awal (30 menit)
Menimbang arang kayu dan kelapa yang telah disesuaikan ukurannya
sebanyak 1 kg. Kemudian menimbang sekam padi sebanyak 1,5 kg, selu-
ruh bahan bakar disiapkan ke dalam karung yang siap untuk diambil.
Memasangkan dua blower kembali untuk menyuplai udara gasifikasi pada
port yang telah disediakan. Pastikan kembali katup pengatur debit pada
blower terbuka sempurna, dan blower pada kondisi off.
Menghubungkan semua kabel daya blower pada regulator untuk blower,
pastikan setelan regulator pada 0 V.
Membuka tutup gasifier dengan mengendurkan lengan pengunci, lalu
melepaskannya dari gasifier. Selanjutnya pasangkan kembali lembaran
alumunium foil setebal ± 10 mm pada permukaan bawah tutup gasifier.
Terakhir, membiarkan dulu gasifier terbuka untuk memasukan bahan
bakar.
Mengendurkan baut penutup port termokopel nomor 3 di reaktor untuk
mengukur temperatur zona oksidasi.
Menyiapkan siklon, venturi scrubber, rotary separator, lalu menggabung-
kannya menjadi satu paket IGCS. Selanjutnya, mengecek kembali apakah
pada setiap sambungan ada kebocoran. Apabila terdapat kebocoran, oles-
kan red silikon di permukaannya, dan mengencangkan kembali baut yang
belum dikencangkan.
Memasangkan IGCS pada saluran luaran producer gas, dengan diikat
menggunakan baut pada flange-Nya.
Menyiapkan pompa air, lalu menyambungkan pompa ke venturi scrubber.
83
Gambar 3.28. Instalasi Pengujian Pembangkitan Daya
Menyiapkan baskom, dan mengisi penuh baskom tersebut dengan air.
Baskom ditempatkan di bawah instalasi pompa air. Menyiapkan juga
baskom untuk menampung limbah air buangan venturi.
Menghubungkan kabel pompa air ke regulator, selanjutnya menyetel
regulator tersebut pada 0 V.
Menghubungkan juga kabel exhaust fan pada rotary separator ke regu-
lator yang disediakan, dan posisikan setelan pada 0V.
Menyiapkan genset dan memasangkan selang dari salah satu pipa saluran
masukan pada genset ke luaran IGCS.
Menyambungkan instalasi bola lampu untuk mengukur daya luaran, ke
steker yang terdapat di genset.
FT UNILA Rachmat Cahaya Putra – Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Lampung Tugas Akhir 2012
Keterangan
1. Regulator blower 2. blower
3. Regulator pompa
4. Gasifier 5. IGCS
5
6
7
7
4
1
3
2 8
9
6. Genset
7. Instalasi bola lampu
8. Pompa air venturi scrubber 9. Baskom
84
Pembakaran awal (+30 menit)
Memasukan arang kelapa dan arang kayu dari dasar permukaan reaktor
(grate) sebanyak 1 kg sampai batas yang terlihat pada gambar 3.27.
Kemudian menambahkan batok kelapa dan diatasnya diberikan sabut
kelapa.
Menyiram sedikit minyak tanah ke dalam gasifier, dan gunakan kertas
atau sabut kelapa sebagai penyulut proses pembakaran.
Menunggu sesaat, hingga bahan bakar tersebut mulai terbakar. Kemudian
menghidupkan blower dengan menyetel regulator pada 250 V, untuk
mempercepat transformasi bahan bakar menjadi bara seutuhnya.
Apabila nyala api padam, melakukan penyulutan berulang hingga api
dapat membakar arang.
Setelah 20 menit buka port pengukuran nomor 3, lalu memasukan
termokopel hingga masuk kedalam throat. Apabila temperatur bahan
bakar di dalam throat telah mencapai 700-800oC, matikan seluruh blower
dan putar regulator pada 0V.
Pembangkitan Energi Listrik
Menambahkan sekam padi kedalam reaktor,kemudian menutup gasifier,
lalu mengunci rapat tutup reaktor.
Menghidupkan seluruh blower lalu menyetel regulator pada 100 V, dan
menunggu ± 3-5 menit hingga timbul asap pekat kehijauan keluar dari
saluran keluar producer gas di gasifier.
85
Memastikan apakah asap tersebut mampu dibakar dengan memantik dari
ujung selang. Jika terbakar, kepekatan asap menandakan banyak terdapat
komponen mampu bakar pada producer gas.
Menghidupkan pompa air venturi scrubber serta menghidupkan exhaust
fan dengan menyetel kedua regulator di 250 V. Parameter merupakan
referensi dari hasil pengujian IGCS optimum yang telah dilakukan [53].
Menyambungkan kembali selang ke pipa saluran bahan bakar pada genset.
Mengecilkan bukaan katup bahan bakar dan membuka penuh katup udara.
Setelah itu men-starter genset seraya mengatur bukaan katup bahan bakar
hingga genset bekerja.
Setelah genset bekerja, hidupkan stopwatch dan menghidupkan instalasi
lampu.
Mencatat durasi genset bekerja dan jumlah lampu yang menyala.
Apabila genset sudah tidak bekerja lagi, artinya kandungan gas mampu
bakar sudah sangat minim untuk dibakar di ruang pembakaran. Matikan
stopwatch untuk menghentikan pengukuran.
Melepaskan selang bahan bakar dari genset, mematikan pompa sekaligus
exhaust fan.
Membiarkan blower tetap menyala untuk membuang residu dan asap yang
masih tersisa di dalam reaktor.
Selesai pengujian
Setelah ±10 menit, mematikan seluruh blower, mencabut stop kontak, lalu
mencabutnya dari konektor ke reaktor.
86
Membuang limbah air dari proses scrubbing yang tertampung pada wadah.
Membuka tutup gasifier agar temperatur di dalam reaktor menurun, dan
mendiamkan ± 2 jam. Apabila reaktor sudah mulai dingin dan bara sudah
tidak ada, abu sisa pembakaran dikeluarkan dengan menggoyangkan grate
dan dibuang melalui lubang pembuangan.
Mengisi kembali baskom penampung air untuk pengujian berikutnya.
Pengulangan pengujian
Melakukan kembali pengujian dengan langkah yang serupa. Akan tetapi
pada langkah pembangkitan energi listrik, blower suplai udara gasifikasi
disetel pada 175V setelah itu 250V.