47
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON DI RUMAH SAKIT SWASTA TIPE B YOGYAKARTA PADA ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh: Maria Julian Hendrina Titirloloby NIM: 158114087 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON

DI RUMAH SAKIT SWASTA TIPE B YOGYAKARTA

PADA ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Maria Julian Hendrina Titirloloby

NIM: 158114087

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

i

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON

DI RUMAH SAKIT SWASTA TIPE B YOGYAKARTA

PADA ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Maria Julian Hendrina Titirloloby

NIM: 158114087

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan untuk

1. Tuhan Yang Maha Esa dan Bunda Maria

2. Keluargaku Bapak, Ibu, Adik dan sanak saudara

3. Sahabat dan teman-teman yang selalu mendukung dan sedang berjuang untuk

masa depan

4. Serta Almamaterku, Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

vii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

penyertaan-Nya dalam proses penyusunan naskah skripsi yang berjudul ‘Identifikasi

Permasalahan Terapi Penyakit Parkinson di Rumah Sakit Swasta Tipe B

Yogyakarta pada Era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)’, sehingga dapat

berjalan dengan lancar dan selesai tepat waktu. Skripsi ini disusun sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) di Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Berkat dukungan, bantuan dan doa dari banyak pihak proses penyusunan

naskah skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka dari itu, penulis ingin

mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Keluarga tercinta Bapa, Ibu, adik-adikku Gracia, Louise, Aldo serta seluruh

Keluarga Titirloloby dan Lay Kore yang menjadi pendukung terbaik selama ini

2. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta

3. Ibu Dr. Christine Patramurti, Apt. selaku Ketua Program Studi Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

4. Bapak Dr. dr. Rizaldy Tazlim Pinzon, M.Kes., Sp.S. selaku pembimbing skripsi

yang senantiasa membimbing dengan sabar, mendukung, memberikan motivasi,

saran dan solusi yang sangat berharga dalam proses penyusunan skripsi

5. Ibu Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah terlibat dan

mendukung terlaksananya penelitian dan penyusunan skripsi, serta arahan dan

saran yang membangun

6. Bapak Christianus Heru Setiawan, M.Sc., Apt. selaku dosen pembimbing

akademik dan dosen penguji yang senantiasa membimbing, memberikan

masukan dan memotivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari awal hingga

akhir masa perkuliahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

viii

7. Seluruh dosen dan staf Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

yang mendampingi penulis dari awal hingga akhir perkuliahan

8. Seluruh pihak RS Swasta Tipe B Yogyakarta atas saran, bantuan dan

kerjasamanya yang sangat mendukung demi keberhasilan penelitian ini

9. Lembaga Komite Etik Penelitian Universitas Kristen Duta Wacana sebagai pihak

yang memberikan izin sehingga penelitian ini dapat terlaksana

10. Sahabat-sahabatku Mada, Viola, Pika, Niken, Eric dan Erdin yang menjadi

tempat untuk bercerita, berbagi pengalaman, memberi masukan dan memotivasi

penulis selama masa perkuliahan. Terima kasih sudah setia menemani penulis

hingga jam tutup selama proses penyusunan skripsi

11. Teman FSMC 2015 atas kebersamaannya selama proses perkuliahan, secara

khusus Paulina yang telah membantu proses pengambilan data

12. Meja 1 golongan C1 (1st Table Baper): Vany, Galung, Diana, Keza, Krisna dan

Trisna atas semua kenangan tak terlupakan selama praktikum dan kuliah

13. Teman seperjuangan Mada, Erik, Pika, Soya, Sheila, Siska, Thiara, Egi, Yosua,

Debora, Kiki, mas Rudi, Juli, atas motivasi dan dukungannya, serta bantuannya

dalam proses penyusunan skripsi

14. Teman kos: kak Igan, kak Sepri, Kak Iis, Stefi, Rosa dan Tesa sebagai wadah

cerita, pengalaman, sumber solusi dan kenangan selama perkuliahan. Terima

kasih kak Sepri, kak Igan dan kak Iis sudah membentuk penulis menjadi pribadi

yang lebih baik dan unik

15. Semua pihak yang terlibat dan membantu penulis secara langsung maupun tidak

langsung, namun tidak dapat disebutkan namanya satu per satu

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari definisi sempurna dan terdapat

banyak kekurangan yang masih harus dilengkapi. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar skripsi ini berkembang

menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi pembacanya.

Yogyakarta, 27 Mei 2019.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

ix

ABSTRAK

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bertujuan memberikan masyarakat

pelayanan kesehatan yang lebih baik, namun mempunyai potensi permasalahan yang

berdampak bagi kelancaran terapi. Penyakit Parkinson bersifat progresif dan

pengobatannya seumur hidup. Penelitian bertujuan mengidentifikasi permasalahan

terapi penyakit Parkinson di RS Swasta Tipe B Yogyakarta pada era JKN. Data

penelitian diperoleh dari Focus Group Discussion yang melibatkan 2 pasien penyakit

Parkinson dan wali setiap pasien, seorang dokter spesialis saraf, kepala Instalasi

Farmasi Rumah Sakit dan kepala gudang farmasi. Analisis transkrip dialog dilakukan

secara tematik dengan Open Code versi 4.02, data sekunder dan hasil penelusuran

data pendukung

Hasil analisis mengidentifikasi beberapa hambatan sebagai permasalahan dalam

pelayanan terapi penyakit Parkinson pada era JKN. (1) Ketentuan agonis dopamine

tidak sesuai dengan kebutuhan pasien. (2) Kebutuhan terapi subjek penelitian tidak

terpenuhi dan perlu membayar nominal yang kurang terjangkau untuk memenuhi

terapi sesuai resep. (3) Risiko kerugian finansial, terapi yang diperoleh subjek

penelitian kurang dari kebutuhannya dan kekosongan terapi akibat ketidaktersediaan

obat generik dan pengadaan tanpa proses pelelangan.

Kata kunci: identifikasi permasalahan; Jaminan Kesehatan Nasional; terapi penyakit

Parkinson

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

x

ABSTRACT

The National Health Insurance (NHI) aims to provide better public health

services, but have potential problems that would impact therapy’s fluency.

Parkinson's disease is progressive and has a lifelong treatment. The study aimed to

identify problems of Parkinson's disease therapy in Yogyakarta B Type Private

Hospital on NHI era. The study involved 2 Parkinson's disease patients and their

caregivers, a neurologist, head of the Hospital Pharmacy Installation and head of

pharmacy storehouse in Focus Group Discussion. Analysis of dialogue transcript

was done thematically with Open Code version 4.02, secondary data and search

results of supporting data.

The results identified several obstacles as problems in therapeutic service of

Parkinson’s disease in NHI era. (1) Provision of dopamine agonist does not suit

patient’s need. (2) The therapeutic needs of research subjects are not fulfilled and

they need to pay less affordable amount of money to fulfill the prescription. (3) Risk

of financial loss, therapy obtained by subjects is less than their need and therapeutic

vacancies related to unavailability of generic drugs and procurement without the

auction process.

Keywords: National Health Insurance; Parkinson's disease therapy; problem

identification

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...................................................... vi

PRAKATA ............................................................................................................. vii

ABSTRAK .............................................................................................................. ix

ABSTRACT ............................................................................................................... x

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ixi

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xiii

PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

METODE PENELITIAN .......................................................................................... 3

Jenis dan Rancangan Penelitian........................................................................ 3

Analisis Data ................................................................................................... 5

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................. 6

Kesadaran Subjek Penelitian ............................................................................ 6

Hambatan Pelayanan Terapi Penyakit Parkinson .............................................. 7

Ketentuan Terapi .................................................................................... 7

Proses Pengadaan ................................................................................... 9

Finansial ............................................................................................... 11

Harapan ......................................................................................................... 15

KESIMPULAN ...................................................................................................... 16

SARAN .................................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 17

LAMPIRAN ........................................................................................................... 19

BIOGRAFI PENULIS ............................................................................................ 33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Biaya Total Terapi Penyakit Parkinson Subjek Penelitian per Bulan .......... 12

Tabel II. Estimasi dan Proporsi Biaya Terapi Penyakit Parkinson di RS Swasta Tipe

B Yogyakarta .......................................................................................................... 13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Ethical Clearance ............................................................................... 20

Lampiran 2. Informed Consent untuk Kelompok Pasien Penyakit Parkinson ........... 21

Lampiran 3. Informed Consent untuk Kelompok Petugas Rumah Sakit ................... 23

Lampiran 4. Penjelasan Prosedur Penelitian ............................................................ 25

Lampiran 5. Pedoman Focus Group Discussion ...................................................... 27

Lampiran 6. Peraturan Focus Group Discussion...................................................... 30

Lampiran 7. Analisis Tematik ................................................................................. 31

Lampiran 8. Analisis Open Code versi 4.02 ............................................................ 32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

1

PENDAHULUAN

Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia telah mengalami perubahan sejak

pemberlakuan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada tahun 2014. Pelaksanaan

JKN mencakup pelayanan kesehatan yang promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis (Putri, 2014). Penerapan JKN

tidak luput dari potensi permasalahan yang dapat terjadi dan mempengaruhi

pelayanan kesehatan, termasuk pemberian terapi kepada pasien (Ariati, 2017).

Hasil penelitian Mendfora dan Suryawati (2016) mengemukakan obat

ketentuan JKN tidak sesuai dengan harga e-katalog, pengiriman obat yang lama dan

kekosongan stok obat di distributor. Penelitian mengenai permasalahan di era JKN

masih terbatas dengan mayoritas berfokus pada evaluasi implementasi. Kelancaran

terapi merupakan salah satu kunci keberhasilan sistem JKN. Maka dari itu, perlu

dilakukan penelitian yang berfokus pada permasalahan terapi, secara spesifik, bagi

penderita penyakit kronis, karena pengobatannya berjalan seumur hidup.

Negara berkembang saat ini sedang mengalami transisi demografi dengan

terjadinya penuaan usia pada populasinya. Asia merupakan benua dengan kumpulan

negara berkembang terbanyak. Benua Asia memiliki penduduk sekitar 60% dari

populasi dunia dengan rincian lebih dari 385,4 juta penduduknya berusia di atas 60

tahun (Muangpaisan, Hori dan Brayne, 2009).

Data prevalensi tahun 2005 menyatakan terdapat 2,57 juta penderita penyakit

Parkinson di Asia dan diprediksikan akan meningkat dua kali lipat dalam kurun

waktu 2005-2030. Indonesia, sebagai salah satu negara terpadat di Asia, memiliki

jumlah penduduk sebanyak lebih dari 20% populasi dunia. Akibat penuaan populasi

adalah penyakit dan kelainan pada populasi lansia khususnya penyakit kronis

(Muangpaisan, Hori dan Brayne, 2009; Tan, 2013).

Penyakit Parkinson adalah salah satu penyakit neurodegeneratif kronis tertinggi

di dunia dengan gangguan pergerakan tubuh dan berisiko bagi golongan usia 60 tahun

ke atas. Manifestasi gejala yang dialami adalah tremor, bradikinesia, kekakuan otot

dan ketidakseimbangan tubuh (Rewar, 2015).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

2

Fenomena penyakit Parkinson adalah kerusakan neuron penghasil dopamin atau

dopaminergik dan keberadaan badan Lewy pada substansia nigra pars compacta

sebagai bagian pusat pengendalian pergerakan tubuh di otak. Gejala dialami penderita

dan terdiagnosa ketika 70-80% neuron sudah terdeplesi. Etiologi penyakit Parkinson

juga belum diketahui hingga sekarang. Idealnya terapi penyakit Parkinson

dikonsumsi rutin seumur hidup oleh penderita untuk meminimalisir gejala,

disabilitas, efek samping terapi dan meningkatkan kualitas hidup (Wells et al., 2015).

Terapi lini pertama untuk gejala motorik penyakit Parkinson bagi usia di bawah

65 tahun adalah agonis dopamin. Levodopa diberikan sebagai lini pertama bagi

golongan usia di atas 65 tahun (Koda-Kimble et al., 2009; NICE, 2017; PERDOSSI,

2016). Terapi penyakit Parkinson yang diberlakukan oleh JKN pada tahun 2018

adalah kombinasi 25 mg benserazid dan 100 mg levodopa; kombinasi 100 mg

levodopa, 25 mg karbidopa dan 200 mg entekapon; 0,125 mg pramipeksol; 0,375 mg

pramipeksol, 2 mg ropinirol lepas lambat dan 2 mg triheksifenidil (Menkes, 2017).

Persentase kepesertaan JKN tahun 2018 di provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta terbilang sangat bagus yakni sebesar 89,59% dari seluruh penduduk.

Jumlah penduduk berusia 65 tahun ke atas, golongan berisiko penyakit Parkinson,

sebanyak 359.426 penduduk di Yogyakarta (Kemenkes RI, 2019; Wells et al., 2015).

Oleh karena itu, kota Yogyakarta adalah kota pilihan yang tepat untuk penelitian ini.

Penyakit Parkinson ditangani oleh Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat

Lanjutan (FKRTL) seperti rumah sakit minimal terakreditasi C (Putri, 2014). RS

Swasta Tipe B Yogyakarta adalah rumah sakit dengan akreditasi B yang dijadikan

FKRTL pada era JKN. Berdasarkan data rekam medis, terdapat 770 pasien Parkinson

yang berkunjung dengan 220 pasien lama maupun baru yang menerima pengobatan di

RS Swasta Tipe B Yogyakarta pada tahun 2018, sehingga ideal dijadikan lokasi

penelitian.

Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi permasalahan terapi penyakit

Parkinson yang terjadi di Rumah Sakit (RS) Swasta Tipe B Yogyakarta pada era

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

3

METODE PENELITIAN

Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif dengan tujuan eksploratif. Metode

penelitian adalah Focus Group Discussion (FGD), metode diskusi antar peserta

saling berpendapat mengenai suatu permasalahan secara mendalam (Wong, 2008).

Tema FGD adalah permasalahan terapi penyakit Parkinson di RS Swasta Tipe B

Yogyakarta pada era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Penelitian telah disetujui

Komite Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta

Wacana Yogyakarta, nomor ethical clearance: 862/C.16/FK/2018 (Lampiran 1.).

Subjek penelitian dipilih dengan teknik purposive sampling, disesuaikan

dengan pertimbangan untuk mencapai tujuan penelitian (Sugiyono, 2012). Ketentuan

jumlah peserta diskusi yang merupakan subjek penelitian pada Focus Group

Discussion adalah kisaran 6 – 12 peserta (Wong, 2008). Penelitian ini menetapkan

jumlah subjek penelitian 8 peserta untuk memenuhi ketentuan FGD karena

merupakan nilai tengah dari kisaran 6 – 12 peserta dan mengatasi kemungkinan salah

satu partisipan berhalangan untuk hadir.

Seleksi subjek penelitian berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, kemudian

diberikan informed consent sebagai tanda persetujuan. Subjek penelitian terbagi

menjadi 2 kelompok yaitu kelompok pasien penyakit Parkinson dan petugas RS,

setiap kelompok terdiri dari 4 peserta. Setiap subjek penelitian dijanjikan intensif

berupa hadiah kecil yakni gelas sebagai tanda terima kasih atas partisipasi dalam

penelitian ini.

Salah satu kriteria inklusi pada kelompok pasien penyakit Parkinson adalah

terapi yang diterima setiap pasien berbeda dengan pasien yang lainnya. Tujuannya

adalah agar permasalahan tiap terapi penyakit Parkinson menurut FORNAS dapat

teridentifikasi. Subjek penelitian kelompok pasien penyakit Parkinson terdiri dari 2

pasien, akan tetapi tergolong representatif karena terapi yang diperoleh kedua pasien

tersebut bervariasi dan sesuai FORNAS.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

4

Wali setiap pasien dilibatkan dalam penelitian ini untuk menggenapkan jumlah

kelompok pasien penyakit Parkinson menjadi 4 peserta dan memenuhi ketentuan

FGD. Wali dari setiap pasien adalah pasangan hidup yang selalu menemani pasien

ketika menjalani pelayanan kesehatan untuk penyakit Parkinson. Alasan ini yang

menjadi pertimbangan untuk mengikutsertakan wali pasien dalam penelitian.

Kelompok pasien penyakit Parkinson terdiri dari 4 subjek penelitian sebagai

peserta diskusi. Terdapat 2 pria dan 2 wanita dengan rincian 3 subjek berusia kisaran

60 – 70 tahun dan 1 subjek sekitar 70 – 80 tahun. Pasien pada kelompok ini

mengalami stadium 3 menurut klasifikasi Hoehn dan Yahr. Kedua pasien

memperoleh politerapi berupa pramipeksol, triheksifenidil, kombinasi levodopa dan

benserazid, serta kombinasi levodopa, karbidopa dan entekapon. Terapi tersebut telah

diperoleh lebih dari 1 tahun.

Kelompok petugas rumah sakit terdiri dari kepala Instalasi Farmasi Rumah

Sakit, kepala gudang farmasi rumah sakit dan 1 dokter spesialis saraf. Pada kelompok

ini terdapat 1 subjek pria dan 3 subjek wanita dengan rincian 2 subjek berusia sekitar

40 – 50 tahun dan 1 subjek berusia 30 – 40 tahun. Subjek pada kelompok ini telah

bekerja sebagai pegawai tetap selama lebih dari 2 tahun. Total peserta FGD adalah

sebanyak 7 peserta dan sesuai dengan ketentuan metode FGD (Wong, 2008).

Pedoman diskusi dibuat sedemikian rupa untuk menggali permasalahan seputar

pemenuhan kebutuhan pasien dan ketersediaan terapi. Konsep ini berdasarkan studi

empiris yang menemukan permasalahan pada aspek tersebut (Oktaviani dan Baroroh,

2015; Nurtantijo, Kuswinarti dan Sunjaya, 2016; Tuti, Athiyah dan Utami, 2018).

Validasi instrumen dilakukan dengan mengevaluasi pemahaman bahasa oleh dosen

pembimbing terhadap pedoman diskusi yang telah dibuat oleh penulis.

Focus Group Discussion dilaksanakan selama 70 menit dan memasuki rentan

ketentuan durasi yaitu 60-90 menit (Wong, 2008). Proses diskusi dilengkapi dengan

pedoman diskusi, 2 alat perekam, materi presentasi, buku dan alat tulis. Diskusi

dilakukan hingga terdapat saturasi data yaitu kondisi tidak terdapat tambahan

pendapat lagi, sehingga hasil diskusi terbilang valid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

5

Analisis Data

Data yang diperoleh berupa catatan notulen dan rekaman suara proses diskusi.

Hasil rekaman suara dan catatan notulen proses diskusi dibentuk menjadi transkrip

dialog. Transkrip dialog tersebut disederhanakan dengan menyortir bagian penting

yang disebut tahap reduksi.

Tahap kedua dari analisis data kualitatif adalah interpretasi atau coding.

Analisis dilakukan secara tematik dengan mengidentifikasi pola atau tema penting

yang disesuaikan dan menjawab tujuan penelitian (Maguire dan Delahunt, 2017).

Pola yang teridentifikasi pada setiap kalimat atau disebut code atau kode.

Kumpulan kode atau codes dikelompokkan menjadi subtema atau synthesis 1.

Beberapa subtema yang terbentuk dikategorikan lagi menjadi tema besar atau

synthesis 2. Analisis dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Open Code ver 4.02.

Analisis tematik dilakukan dengan melibatkan 4 individu selain penulis untuk

mengurangi bias subjektivitas dalam penetapan pola maupun tema data kualitatif.

Ketiga individu ini adalah 2 mahasiswi dan 2 mahasiswa Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Ketidaksepakatan dalam analisis tematik

diatasi dengan diskusi bersama hingga mencapai kesepakatan bersama, jika belum

terdapat kesepakatan maka penulis yang menetapkan pola yang teridentifikasi.

Hasil analisis divalidasi melalui triangulasi sumber dengan data sekunder dan

hasil penelusuran data pendukung. Data sekunder yang dimaksud berupa resep terapi

penyakit Parkinson subjek penelitian dan data pengadaan obat antiparkinson periode

tahun 2018. Data pendukung berupa data rekam medis milik RS Swasta Tipe B

Yogyakarta, tarif rawat jalan penyakit Parkinson menurut BPJS DIY 2019 dan studi

empiris yang mendukung hasil penelitian yang diperoleh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

6

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil diskusi yang didapatkan berupa 39 halaman transkrip dialog. Tahap

reduksi menyederhanakan transkrip tersebut menjadi 15 halaman. Hasil analisis data

yang diperoleh sebanyak 17 codes, kemudian dikelompokkan menjadi 5 synthesis 1

atau subtema. Kumpulan subtema dikategorikan menjadi 3 synthesis 2 atau tema

besar dengan rincian tema kesadaran untuk patuh pengobatan, hambatan pelayanan

terapi penyakit Parkinson dan harapan untuk JKN.

Kesadaran Subjek Penelitian

Penyakit Parkinson menyebabkan abnormalitas pergerakan tubuh dan terbagi

menjadi 5 stadium menurut klasifikasi Hoehn dan Yahr (Wells et al., 2015). Subjek

penelitian mengalami gerakan tubuh yang mulai lambat dan ketidakseimbangan tubuh

saat berjalan maupun berdiri. Perburukan gejala dapat terjadi hingga kondisi stadium

5 dengan kualitas hidup terendah. Stadium 5 bermanifestasi gejala malnutrisi, tidak

dapat bergerak dan perlu asistensi untuk beraktifitas (Gunawan dkk, 2017).

“Katanya kalau stadium 5 (lima) hanya bisa tidur di tempat tidur, itu yang membuat

saya selalu patuh dengan Dr. B. Meskipun membayar setiap bulan, tetap saya

usahakan.” (Pasien 2, 64 tahun)

“Jika tidak mengonsumsi obat nanti sudah tidak bisa aktivitas atau kemungkinan

tidak bisa untuk berdiri atau apa.” (Wali 1, 67 tahun)

Terapi penyakit Parkinson perlu dijalani seumur hidup untuk mencegah

perburukan gejala dan subjek mengetahui hal tersebut. Pengetahuan ini memicu

kesadaran subjek untuk patuh menjalani terapi secara rutin. Kesadaran ini terkendala

dengan beberapa hambatan pelayanan terapi penyakit Parkinson di RS Swasta Tipe B

Yogyakarta pada era JKN.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

7

Hambatan Pelayanan Terapi Penyakit Parkinson

Hambatan pelayanan terapi penyakit Parkinson berasal dari segi ketentuan

terapi, proses pengadaan dan finansial. Ketiga hal tersebut teridentifikasi di analisis

data sebagai sub-tema atau synthesis 1.

Ketentuan Terapi

Pemberian terapi penyakit Parkinson harus mengacu pada ketentuan JKN yang

telah ditetapkan. Tidak semua ketentuan terapi penyakit Parkinson sesuai dengan

kondisi riil pasien, salah satunya adalah ketentuan terapi agonis dopamin. Agonis

dopamin diperuntukkan bagi golongan usia di bawah 55 tahun, namun kenyataannya

pasien berusia di atas 55 tahun juga membutuhkan terapi agonis dopamin.

Golongan agonis dopamin berfungsi untuk menstimulasi reseptor dopamin D2

post-sinaptik neuron striatum di otak (Wells et al., 2015). Agonis dopamin berfungsi

sebagai terapi lini pertama bagi usia di bawah 65 tahun dan kondisi wearing-off yang

dapat dialami golongan usia manapun (NICE, 2017; PERDOSSI, 2016). Pasien

berusia di atas 55 dan di bawah 65 tahun memperoleh terapi kombinasi karbidopa dan

levodopa sebagai dampak dari ketentuan tersebut.

Levodopa adalah prekursor dopamin yang dikonversikan oleh dopa

dekarboksilase menjadi dopamin di otak. Levodopa dapat dikonversikan oleh dopa

dekarboksilase perifer sebelum mencapai otak sehingga karbidopa berperan untuk

menghambat dopa dekarboksilase perifer (DiPiro et al., 2011). Dampak inisiasi terapi

levodopa yang dini adalah risiko komplikasi motorik, biasanya wearing-off dan

diskinesia, meningkat 10% setiap tahunnya (Wells et al., 2015).

“Pemberian Sifrol (pramipeksol) pun nekat menyalahi aturan, seharusnya usia

kurang dari 55 (tahun). Kita tetap memberikan itu (pramipeksol), kita tidak

melihat pasien usia berapa, kalau pasien Parkinson, tetep kita memberikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

8

Sebetulnya kan kalau aturan BPJS sendiri, Sifrol (pramipeksol) itu tidak

tertanggung kalo usianya di atas 55 tahun.” (Dokter Spesialis Saraf, 36 tahun)

Komplikasi wearing-off adalah kondisi gejala motorik timbul sebelum dosis

pengobatan selanjutnya, sebagai dampak progresifitas penyakit Parkinson dan

efektifitas terapi yang berkurang. Penyebab wearing-off adalah penurunan kapasitas

neuron dopaminergik seiring bertambahnya usia pasien dan waktu paruh levodopa

yang singkat yakni sekitar 1 jam. Pilihan untuk penanganan wearing-off antara lain

penambahan dosis levodopa-karbidopa atau penambahan agonis dopamine maupun

COMT inhibitor (Wells, et al., 2015).

Agonis dopamin merupakan terapi dengan efektifitas tertinggi dalam

mengurangi durasi off, waktu gejala motorik mulai muncul, dibandingkan terapi

COMT inhibitor (NICE, 2017). Dampak dari kebijakan ini adalah risiko penanganan

komplikasi wearing-off menjadi kurang efektif dan kualitas hidup menurun bagi

pasien yang berusia di atas 55 tahun. Efektifitas yang dimaksud berupa perbaikan

gejala dan meningkatnya kualitas hidup pada pasien (Wells et al., 2015).

Kebutuhan terapi agonis dopamin sebagai lini pertama maupun terapi untuk

komplikasi motorik mengindikasi perannya pada berbagai golongan usia. Ketentuan

JKN terkait terapi agonis dopamin berkontraindikasi dengan kenyataan ini. Alhasil,

peresepan terapi agonis dopamin dilakukan berdasarkan kondisi pasien dan bukan

ketentuan JKN.

Pernyataan meningkatnya risiko komplikasi motorik pada usia diatas 55 tahun

dan dibawah 65 tahun masih belum dapat dipastikan dalam studi kualitatif ini. Hal

yang sama berlaku pada gagasan mengenai berkurangnya efektifitas penanganan

wearing-off pada usia di atas 55 tahun. Oleh karena itu, perlu dilaksanakan penelitian

terkait kedua gagasan ini di RS Swasta Tipe B Yogyakarta secara kuantitatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

9

Proses Pengadaan

Proses pengadaan adalah proses penyediaan obat-obatan dan penting bagi

kelancaran terapi pasien. Formularium Nasional (FORNAS) berperan sebagai acuan

dalam pengadaan melalui e-katalog pada era JKN. E-katalog adalah sarana elektronik

untuk pengadaan yang bertujuan untuk mendapatkan obat yang bermutu, aman dan

harganya terjangkau (Menkes, 2015).

“Istilahnya itu kalau di e-katalog BPJS tidak ada (obat yang sesuai FORNAS),

kami pakai obat yang di luar e-katalog dengan kualitas yang baik tapi dengan

harga yang lebih tinggi.” (Kepala Gudang Farmasi, 33 tahun)

Terapi penyakit Parkinson yang tercantum dalam FORNAS adalah obat

generik, akan tetapi ketersediaan terapi penyakit Parkinson dalam bentuk generik

terbatas di Indonesia. Pengatasannya adalah dengan pengadaan terapi penyakit

Parkinson di luar daftar e-katalog dengan harga yang terbilang lebih tinggi, meskipun

mutu dan keamanan tetap terjamin.

“Pengadaannya dilakukan secara langsung, tidak tender, artinya rumah sakit

pesan dan rumah sakit bayar, kalau tender itu dengan pelelangan dan

sebagainya.” (Kepala Gudang Farmasi, 33 tahun)

Permasalahan kedua adalah mekanisme pengadaan bagi rumah sakit swasta

juga dilakukan secara manual atau tidak melalui e-katalog. E-katalog memberlakukan

pelelangan harga obat untuk mencapai tujuan harga terjangkau (Ariati, 2017).

Sistem pembayaran bagi rumah sakit swasta dilakukan secara langsung kepada

pihak pabrik obat, serta nominal yang dibayar bukanlah nominal hasil pelelangan atau

tender layaknya pada sistem e-katalog (Menkes, 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

10

Rumah sakit membayar pengadaan terapi penyakit Parkinson dengan harga

yang lebih tinggi dibandingkan harga hasil pelelangan. Keadaan ini sesuai dengan

penelitian Mendfora dkk (2016) yang menyatakan bahwa untuk saat ini e-purchasing

atau pembelian obat e-katalog dengan sistem komputer, hanya dapat diakses oleh

fasilitas kesehatan milik pemerintah.

“Levopad (kombinasi levodopa dan benserazid) itu persediaannya habis, kira-

kira 2 hari lagi saya disuruh datang (ke rumah sakit). Terus saya telpon lagi,

semua dilayani, tinggal diambil, itu yang sehari 3 kali.” (Pasien 2, 64 tahun)

Kedua permasalahan pengadaan tersebut berisiko menyebabkan kerugian

finansial bagi pihak rumah sakit. Hal yang sama dikemukakan oleh Nurtantijo dkk

(2016) bahwa ketidaktersediaan stok obat mengakibatkan apotek di kota Bandung

membeli obat dari tempat lain dengan harga yang lebih mahal dan mengalami

kerugian sebesar 82 juta pada Juni 2015.

“Walaupun, akhirnya, terpaksa, jumlahnya itu tadi, karena tidak bisa

memberikan 30 (untuk penggunaan sebulan).”

(Kepala Gudang Farmasi, 33 tahun)

Kesulitan pengadaan pada rumah sakit swasta berdampak risiko kekosongan

stok obat. Subjek penelitian pernah mengalami penundaan pemberian terapi penyakit

Parkinson beberapa hari karena terjadi kekosongan stok obat. Pemberian terapi bagi

pasien penyakit Parkinson juga tidak terpenuhi sesuai resep atau untuk pengobatan

kurang dari 30 hari. Penundaan terapi penyakit Parkinson dapat menimbulkan gejala

yang mengganggu kualitas hidup pasien selama hari tanpa terapi (NICE, 2017).

Kerugian terkait proses pengadaaan masih berupa risiko yang belum diketahui

kepastian besar nominal kerugiannya dan frekuensi kekosongan stok obat terapi

penyakit Parkinson. Perlu dilakukan pengkajian lanjut secara kuantitatif mengenai

kerugian akibat proses pengadaan yang dialami RS Swasta Tipe B Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

11

Finansial

Implementasi JKN mewajibkan pesertanya untuk membayar iuran berdasarkan

ketentuan BPJS. Iuran yang ditanggung oleh subjek penelitian saat ini, yang termasuk

mantan PNS, adalah sebesar 2 % dari besaran pensiun (Putri, 2014). Subjek

penelitian berekspektasi iuran tersebut dapat menjamin biaya kesehatan saat lansia.

“Jadi saya ini sudah 50 (lima puluh) hampir 60 (enam puluh) tahun (membayar

iuran) dipotong askes (dari era Asuransi Kesehatan hingga berlakunya BPJS

Kesehatan)…” (Pasien 2, 64 tahun)

Penyetoran iuran bertujuan untuk dikelola dan memberikan manfaat kesehatan

dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan (Putri, 2014).

Pengalaman subjek penelitian terkait pelayanan terapi penyakit Parkinson berbanding

terbalik dengan tujuan ini karena kebutuhan terapi belum terpenuhi secara maksimal.

“Plafon BPJS untuk Parkinson sebesar Rp 192.000 itu sudah all in, termasuk

dokter dan lain sebagainya… Sebetulnya (biaya terapi penyakit Parkinson)

sudah melebihi plafon yang ditentukan” (Kepala Instalasi Farmasi, 42 tahun)

Pelayanan kesehatan di rumah sakit pada era JKN menerapkan tarif INA-CBG's

(Indonesian Case Based Groups) untuk setiap klaim berdasarkan diagnosis penyakit.

Terdapat 2 jenis tarif yakni untuk rawat jalan dan rawat inap. Tarif rawat jalan

termasuk biaya pemeriksaan dokter dan laboratorium, jasa tenaga medis serta terapi

yang diberikan (Menkes, 2014).

Menurut subjek penelitian, tarif rawat jalan untuk penyakit Parkinson ternilai

tidak riil. Biaya kebutuhan pasien penyakit Parkinson melebihi batas maksimal,

khususnya terapi penyakit Parkinson. Alhasil, terapi yang diperoleh dengan

tanggungan JKN secara gratis hanya untuk penggunaan beberapa minggu. Subjek

penelitian harus membayar nominal tertentu jika ingin memperoleh terapi yang tidak

ditanggung JKN.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

12

Pada tabel dipaparkan biaya total terapi milik kedua subjek penelitian dan

disesuaikan dengan aturan pakainya. Kedua subjek penelitian yang merupakan pasien

penyakit Parkinson memperoleh 4 terapi yang sama.

Tabel I. Biaya Total Terapi Penyakit Parkinson Subjek Penelitian per Bulan

Terapi penyakit Parkinson Harga E-katalog

per tablet

Banyak

Tablet Biaya Total

0,375 mg pramipeksol Rp 11.869,- 30 Rp 356.070,-

Kombinasi 100 mg levodopa

dan 25 mg benserazid Rp 7.471,- 90 Rp 672.390,-

Kombinasi 100 mg levodopa ,

25 mg karbidopa dan

200 mg entekapon

Rp 12.726,- 90 Rp 1.145.340,-

2 mg triheksifenidil Rp 983,- 30 Rp 29.490,-

Total Biaya Terapi Penyakit Parkinson per Bulan 2.203.290

Terapi penyakit Parkinson dengan harga tertinggi adalah kombinasi 100 mg

levodopa, 25 mg karbidopa dan 200 mg entekapon. Karbidoba dan entekapon pada

terapi kombinasi bertujuan untuk meningkatkan bioavailabilitas dan memperpanjang

durasi kerja levodopa (Wells et al., 2015). Terapi kombinasi ini mempunyai harga

sebesar Rp 12.726 per tablet dan subjek penelitian diresepkan 90 tablet untuk

penggunaan selama sebulan. Total harganya sebesar Rp 1.145.340 dan total ini

terbilang sangat besar.

Akumulasi seluruh biaya terapi penyakit Parkinson milik subjek penelitian

adalah Rp 2.203.290. Data BPJS DIY (2019) menyatakan bahwa tarif yang dikenakan

bagi rawat jalan pasien penyakit Parkinson sebesar Rp 194.500 tanpa biaya jasa

dokter. Data sekunder mendukung pernyataan subjek penelitian bahwa biaya terapi

melampaui jauh dari nominal tarif yang ditetapkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

13

Berdasarkan data rekam medis RS Swasta Tipe B Yogyakarta (2018), terdapat

220 pasien penyakit Parkinson yang memperoleh terapi pada tahun 2018. Lebih

banyak pasien yang memperoleh politerapi dibandingkan monoterapi dengan

perbandingan 128 pasien dan 92 pasien.

Tabel II. Estimasi dan Proporsi Biaya Terapi Penyakit Parkinson

di RS Swasta Tipe B Yogyakarta

Terapi penyakit Parkinson Total Biaya

Terapi

Jumlah Pasien

N = 220 (100%)

MONOTERAPI

N = 92 (41,82 %)

0,375 mg pramipeksol Rp 356.070 18 (8,18 %)

Kombinasi 100 mg levodopa dan 25

mg benserazid Rp 672.390 74 (33,64%)

POLITERAPI

N = 128 (58,18 %)

2 mg triheksifenidil

Rp 1.057.950 86 (39,09 %) Kombinasi 100 mg levodopa dan

25 mg benserazid

0,375 mg pramipeksol

2 mg triheksifenidil

Rp 701.880 22 (10,00 %) Kombinasi 100 mg levodopa dan 25

mg benserazid

2 mg triheksifenidil

Rp 2.203.290 20 (9,09 %)

Kombinasi 100 mg levodopa dan 25

mg benserazid

0,375 mg pramipeksol

Kombinasi 100 mg levodopa , 25 mg

karbidopa dan

200 mg entekapon

Keterangan :

N : Total pasien penyakit Parkinson yang berobat di RS Swasta Tipe B Yogyakarta

pada tahun 2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

14

Biaya terapi penyakit Parkinson diestimasikan dengan data total pasien

penyakit Parkinson dan terapi yang diperoleh di RS Swasta Tipe B Yogyakarta pada

tahun 2018. Estimasi ini berasumsi bahwa aturan pakai sama dengan yang tertera di

resep milik subjek penelitian.

Terapi dengan proporsi terbesar adalah politerapi 2 mg triheksifenidil,0,375 mg

pramipeksol serta kombinasi 100 mg levodopa dan 25 mg benserazid. Banyak pasien

yang memperoleh terapi ini adalah 86 dari total 220 pasien penyakit Parkinson yang

berobat pada tahun 2018. Estimasi biaya total terapi tersebut adalah sebesar Rp

1.057.950 untuk penggunaan selama 30 hari.

Estimasi data ini belum terbilang valid dan hanya sebagai pendukung gagasan

bahwa tarif rawat jalan penyakit Parkinson terbilang tidak mencukupi dengan biaya

terapi penyakit Parkinson. Maka dari itu, perlu dilakukan penelitian secara kuantitatif

mengenai cost of therapy penyakit Parkinson di RS Swasta Tipe B Yogyakarta.

“… sudah sekitar Rp 200.000-300.000 kami tutupkan. Ada juga yang bisa

sampai Rp 500.000 ke atas… Rp 1.000.000 atau Rp 2.000.000 kami biarkan

dulu, kalo itu terus-menerus ya kami diskusikan dengan pasien bagaimana.”

(Kepala Instalasi Farmasi, 42 tahun)

Kadangkala rumah sakit menanggung kelebihan yang tidak dapat tertutupi

dengan tarif rawat jalan penyakit Parkinson. Keputusan ini dapat berdampak kerugian

bagi rumah sakit jika banyak pasien mempunyai biaya terapi penyakit Parkinson yang

melebihi batas maksimalnya. Alhasil, secara terpaksa pihak rumah sakit hanya dapat

memberikan terapi penyakit Parkinson untuk pengobatan kurang dari sebulan dan

pasien harus menanggung beban finansial untuk memperoleh kekurangan terapi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

15

Hal yang perlu diperhatikan adalah lazimnya penyakit Parkinson berisiko tinggi

bagi golongan usia 60 tahun keatas (Rewar, 2015). Menurut data penelitian, subjek

penelitian merupakan pasien berusia kisaran 60 dan 70 tahun. Golongan usia ini

termasuk kaum pensiun atau tidak aktif bekerja dan tidak berpenghasilan.

“Padahal itu sekitar Rp 500.000 sampai Rp 1.000.000, bahkan pernah hingga

Rp 1.200.000. Saya tidak membawa uang sebanyak itu pada saat itu, kalau Rp

100.000-Rp 200.000 saya sanggup membayar. Akhirnya saya kembali ke rumah

untuk mengambil uang dulu.” (Pasien 2, 64 tahun)

Penyakit Parkinson bersifat progresif dan terapinya wajib dikonsumsi rutin

(Wells et al., 2015). Tanggungan biaya terapi subjek penelitian yang merupakan

pasien sekitar Rp 500.000 hingga di atas Rp 1.000.000 setiap bulan. Nominal kurang

terjangkau tersebut harus ditanggung seumur hidup oleh pasien yang sudah pensiun.

Hal ini yang menjadi hambatan terbesar subjek untuk memperoleh terapi penyakit

Parkinson.

Harapan

Seluruh subjek penelitian mempunyai harapan agar dilaksanakan observasi,

analisis lapangan dan peninjauan ulang terkait kebijakan JKN. Harapan subjek adalah

perubahan kebijakan biaya pengobatan bagi pasien penyakit Parkinson.

“BPJS tidak tau keluhan pasien, tetapi memaksakan kebijakan, seharusnya

diteliti dulu, dianalisis dulu sejauh mana kemampuannya.” (Wali 1, 67 tahun)

Beberapa permasalahan yang teridentifikasi merugikan finansial bagi pasien

penyakit Parkinson dan pihak rumah sakit. Bahkan hal ini mengakibatkan pihak BPJS

harus berhutang pada pihak rumah sakit menurut media yang dibaca subjek

penelitian. Maka dari itu, perlu dilakukan peninjauan biaya terapi penyakit Parkinson.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

16

KESIMPULAN

Penelitian ini mengidentifikasi hambatan yang dianggap permasalahan dalam

pelayanan terapi penyakit Parkinson di RS Swasta Tipe B Yogyakarta pada era

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Ketentuan terapi agonis dopamine dinilai tidak

sesuai kebutuhan pasien. Kebutuhan terapi tidak terpenuhi dengan tanggungan JKN

dan subjek penelitian harus membayar dengan nominal yang kurang terjangkau untuk

memenuhi terapi yang diresepkan.

Kesulitan pada proses pengadaan memberi dampak risiko kerugian finansial,

ketidaktersediaan terapi penyakit Parkinson dan pemberian terapi penyakit Parkinson

yang tidak sesuai kebutuhan. Semua permasalahan yang telah teridentifikasi dapat

menurunkan kepatuhan dan kelancaran pasien dalam menjalani terapi penyakit

Parkinson di RS Swasta Tipe B Yogyakarta.

SARAN

Limitasi dari penelitian kualitatif adalah masih diperlukan penelitian kuantitatif

untuk mendukung setiap gagasan pada penelitian kualitatif ini. Penelitian kuantitatif

mengenai permasalahan terapi penyakit Parkinson di RS Swasta Tipe B Yogyakarta

pada era JKN dapat dilakukan untuk mendukung hasil dari penelitian kualitatif ini.

Data kuantitatif yang dimaksud dapat dikaji dari aspek permasalahan ketentuan

terapi, proses pengadaan maupun finansial.

Penelitian yang serupa dapat dilakukan di beberapa rumah sakit lainnya dengan

metode yang sama maupun alternative lain. Kumpulan penelitian serupa ini dapat

menjadi dasar untuk peninjauan kembali kebijakan terkait terapi penyakit Parkinson

pada era JKN.

Saran untuk pelaksanaan Focus Group Discussion adalah pemisahan

pelaksanaan diskusi pada kelompok petugas rumah sakit dan pasien, sehingga

terdapat 2 kali diskusi. Setiap diskusi mengikutsertakan 8 peserta, maka terdapat 8

pasien dan 8 petugas rumah sakit. Analisis tematis juga perlu melibatkan seorang

profesional seperti seorang farmasis ataupun dosen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

17

DAFTAR PUSTAKA

Ariati, N., 2017. Tata Kelola Obat di Era Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Integritas., 3 (2), 231 – 236.

DiPiro, J. T., Talbert, R. L., Yee, G. C., Matzke, G. R., Wells, B. G. dan Posey, M.,

2011. Pharmacotherapy 8th Edition: A Pathophysiologic Approach.

Gunawan, G., Dalhar, M., dan Kurniawan, S. N., 2017. Parkinson dan Terapi Stem

Sel. Malang Neurology Journal., 3 (1), 41-42.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), 2019. Data dan

Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2018.

Koda – Kimble, M. A., Young, L. Y., Alldredge, B. K., Corelli, R. L., Guglielmo, B.

J., Kradjan, W. A. dan Williams, B. R., 2009. Applied Therapeutics: The

Clinical Use of Drugs (Ninth Edition).

Maguire, M. dan Delahunt, B., 2017. Doing A Thematic Analysis: A Practical, Step-

by-Step Guide for Learning and Teaching Scholars. All Ireland Journal of

Teaching and Learning in Higher Education., 8 (3), 3352-3353.

Mendfora, D. E. dan Suryawati, C., 2016. Analisis Pengelolaan Obat Pasien BPJS di

Instalasi Farmasi Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang. Jurnal

Manajemen Kesehatan Indonesia., 4 (3), 215-217.

Menteri Kesehatan (Menkes), 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan

dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan.

Menteri Kesehatan (Menkes), 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 63 Tahun 2014 tentang Pengadaan Obat berdasarkan

Katalog Elektronik (E–Catalogue).

Menteri Kesehatan (Menkes), 2015. Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor HK 02.02/Menkes/524/2015 tentang Pedoman Penyusunan

dan Penerapan Formularium Nasional.

Menteri Kesehatan (Menkes), 2017. Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor HK 01.07/ MENKES/659/2017 tentang Formularium

Nasional.

Muangpaisan, W., Hori, H. dan Brayne, C., 2009. Systematic Review of the

Prevalence and Incidence of Parkinson’s Disease in Asia. Journal of

Epidemiology., 19 (6), 281.

Nurtantijo, A. N., Kuswinarti dan Sunjaya, D. K., 2016. Analisis Ketersediaan Obat

pada era Jaminan Kesehatan Nasional di Apotek Wilayah Bojonegara

Kotamadya Bandung Tahun 2015. Jurnal Sistem Kesehatan., 1 (4), 166 – 169.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

18

Oktaviani, A. dan Baroroh, F., 2015. Studi Pengelolaan Obat Sebelum dan Sesudah

JKN di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta. Pharmaciana., 5 (1), 86 – 88.

Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI), 2016. Acuan Panduan

Praktis Klinis Neurologi.

Putri, A. E., 2014. Seri Buku Saku – 4: Paham JKN (Jaminan Kesehatan Nasional).

Rewar, S., 2015. A Systematic Review on Parkinson’s Disease. Indian Journal of

Research in Pharmacy and Biotechnology., 3 (2), 176.

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.

Tan, L. C. S., 2013. Review Article: Epidemiology of Parkinson’s Disease.

Neurology Asia., 18 (3), 231-232.

The National Institute for Health and Care Excellence (NICE), 2017. NICE

Guideline: Parkinson’s Disease in Adults.

Tuti, S. D., Athiyah, U. dan Utami, W., 2018. Faktor yang Mempengaruhi

Ketersediaan Obat Program Rujuk Balik (PRB) di Fasilitas Pelayanan Obat

PRB Wilayah Eks Karesidenan Kediri (Studi pada Ketersediaan Obat

Hipertensi). Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia., 16 (1), 31 – 33.

Wells, B. G., DiPiro, J. T., Schwinghammer, T. L. dan DiPiro, C. V., 2015.

Pharmacotherapy Handbook : Ninth Edition.

Wong, L. P., 2008. Focus Group Discussion: A Tool for Health and Medical

Research, Singapore Medical Journal., 49 (3), 256 – 258.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

19

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

20

Lampiran 1. Ethical Clearance

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

21

Lampiran 2. Informed Consent untuk Kelompok Pasien Penyakit Parkinson

LEMBAR KONFIRMASI PERSETUJUAN UNTUK BERPARTISIPASI

SEBAGAI SUBJEK DALAM PENELITIAN

(INFORMED CONSENT)

1. Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :…………………………………………(L/P)

Umur/ tanggal lahir:.………tahun/………………………….

Telp. :………………………………………….

menyatakan BERSEDIA untuk menjadi peserta Focus Group Discussion (FGD)

dalam penelitian dengan judul:

“IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DALAM TERAPI PENYAKIT

PARKINSON DI RS SWASTA TIPE B YOGYAKARTA

PADA ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)”

2. Saya menyatakan bahwa saya telah membaca dan memahami “Lembar Informasi”

yang berisi informasi terkait dengan penelitian ini dan ketentuan-ketentuan dalam

berpartisipasi sebagai responden

3. Saya menyatakan bahwa penulis telah memberikan penjelasan secara lisan untuk

memperjelas hal-hal terkait dengan informasi tersebut diatas. Saya telah

memahaminya dan telah diberi waktu untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas

4. Saya menyadari bahwa mungkin saya tidak akan secara langsung menerima atau

merasakan manfaat dari penelitian ini, namun telah disampaikan kepada saya

bahwa hasil penelitian ini akan berguna untuk peningkatan sistem pelayanan terapi

penyakit kronis yaitu penyakit Parkinson di era Jaminan Kesehatan Nasional

5. Saya telah diberi hak untuk tidak memberikan informasi jika saya berkeberatan

untuk menyampaikannya

6. Saya juga diberi hak untuk mengundurkan diri sebagai peserta FGD pada

penelitian ini apabila mengalami suatu halangan mendesak (seperti sakit) dan

wajib memberitahukan kepada tim peneliti maksimal 3 hari sebelum hari

pelaksanaan FGD

7. Saya mengerti dan saya telah diberitahu bahwa semua informasi yang saya berikan

akan sepenuhnya digunakan untuk kepentingan penelitian

8. Saya juga telah diberi informasi bahwa identitas pribadi saya akan dijamin

kerahasiaannya, baik dalam laporan maupun publikasi hasil penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

22

SAKSI

Saya selaku wali subjek penelitian:

Nama :…………………………………………(L/P)

Umur/ tanggal lahir:.………tahun/………………………….

Telp. :………………………………………….

BERSAKSI

bahwa penulis telah menjelaskan kepada Bpk/Ibu/Sdr ……….........(nama subjek

penelitian) hal – hal mendasar tentang penelitian ini. Menurut saya, Bpk/Ibu/Sdr

tersebut telah memahami penjelasan dan tidak terdapat unsur paksaan untuk

mengikuti penelitian tersebut

Yogyakarta, ………………………………

Penulis Saksi Subjek Penelitian

(Maria Julian H T) (……………………….) (………………………….)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

23

Lampiran 3. Informed Consent untuk Kelompok Petugas Rumah Sakit

LEMBAR KONFIRMASI PERSETUJUAN UNTUK BERPARTISIPASI

SEBAGAI SUBJEK DALAM PENELITIAN

(INFORMED CONSENT)

1. Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :…………………………………………(L/P)

Umur/ tanggal lahir:.………tahun/………………………….

Telp. :………………………………………….

menyatakan BERSEDIA untuk menjadi peserta Focus Group Discussion (FGD)

dalam penelitian dengan judul:

“IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DALAM TERAPI PENYAKIT

PARKINSON DI RS SWASTA TIPE B YOGYAKARTA

PADA ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)”

2. Saya menyatakan bahwa saya telah membaca dan memahami “Lembar Informasi”

yang berisi informasi terkait dengan penelitian ini dan ketentuan-ketentuan dalam

berpartisipasi sebagai responden

3. Saya menyatakan bahwa peneliti telah memberikan penjelasan secara lisan untuk

memperjelas hal-hal terkait dengan informasi tersebut diatas. Saya telah

memahaminya dan telah diberi waktu untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas

4. Saya menyadari bahwa mungkin saya tidak akan secara langsung menerima atau

merasakan manfaat dari penelitian ini, namun telah disampaikan kepada saya

bahwa hasil penelitian ini akan berguna untuk peningkatan sistem pelayanan terapi

penyakit kronis yaitu penyakit Parkinson di era Jaminan Kesehatan Nasional

5. Saya telah diberi hak untuk tidak memberikan informasi jika saya berkeberatan

untuk menyampaikannya

6. Saya juga diberi hak untuk mengundurkan diri sebagai peserta FGD pada

penelitian ini apabila mengalami suatu halangan mendesak (seperti sakit) dan

wajib memberitahukan kepada peneliti maksimal 3 hari sebelum pelaksanaan FGD

7. Saya mengerti dan saya telah diberitahu bahwa semua informasi yang saya berikan

akan sepenuhnya digunakan untuk kepentingan penelitian

8. Saya juga telah diberi informasi bahwa identitas pribadi saya akan dijamin

kerahasiaannya, baik dalam laporan maupun publikasi hasil penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

24

Yogyakarta, ………………………………

Penulis Subjek Penelitian

(Maria Julian Hendrina Titirloloby) (………………….……………….)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

25

Lampiran 4. Penjelasan Prosedur Penelitian

LEMBAR INFORMASI CALON SUBJEK PENELITIAN

Judul Penelitian : Identifikasi Permasalahan dalam Terapi Penyakit

Parkinson di RS Swasta Tipe B Yogyakarta pada Era

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Jenis Penelitian : Penelitian Eksploratif Kualitatif

Nama Peneliti : Maria Julian Hendrina Titirloloby

Lokasi (Tempat) Penelitian : RS. A Swasta Yogyakarta

Silahkan anda membaca lembar informasi ini secara seksama sebelum setuju

untuk berpartisipasi dan menandatangani lembar persetujuan subjek

penelitian (informed consent).

Tidak perlu sungkan untuk menanyakan hal yang kurang dimengerti kepada

penulis.

Keikutsertaan anda bersifat sukarela tanpa ada unsur pemaksaan, serta

tidak akan mempengaruhi pelayanan kesehatan yang anda terima.

1. Pendahuluan

Penyakit Parkinson adalah kondisi hilangnya pengendalian pergerakan

tubuh karena kerusakan sel saraf substansia nigra pars compacta, salah satu

bagian otak yang bertanggung jawab untuk mengatur pergerakan tubuh.

Penyakit Parkinson bersifat progresif dan tidak dapat disembuhkan, namun

gejalanya dapat diatasi dengan terapi Parkinson.

Terapi Parkinson terbagi menjadi dua golongan berdasarkan usia pasien.

Pasien dengan usia dibawah 60 tahun akan mendapatkan pramipeksol,

ropinirol dan pasien diatas 60 tahun mendapatkan levodopa atau kombinasi

dengan karbidopa maupun benserazid. Pada penderita Parkinson jangka

panjang, terapi tambahan seperti entekapon atau rasagilin bila diperlukan.

Penerapan sistem kesehatan Jaminan Kesehatan Nasional sejak tahun

2014 di Indonesia memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pelayanan

kesehatan saat ini. Ketersediaan obat merupakan aspek yang penting dalam

penerapan sistem ini, sehingga masyarakat mendapatkan pelayanan yang

maksimal. Beberapa penelitian memaparkan permasalahan ketersediaan obat

pada era Jaminan Kesehatan Nasional, sehingga mengganggu kelancaran

terapi pasien.

2. Tujuan Studi Observasional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

26

Tujuan studi ini adalah untuk mengidentifikasi permasalahan terapi

penyakit Parkinson di RS Swasta Tipe B Yogyakarta pada era Jaminan

Kesehatan Nasional.

3. Hak untuk Mengundurkan Diri

Peserta berhak mengundurkan diri apabila mengalami suatu halangan yang

sangat mendesak (seperti sakit) dan wajib diberitahukan kepada tim peneliti

maksimal 3 hari sebelum pelaksanaan FGD.

4. Prosedur Studi

Penelitian ini adalah studi eksploratif kualitatif dengan metode Focus

Group Discussion yang diikuti oleh 8 peserta diskusi. Focus Group

Discussion diadakan pada tempat dan waktu yang telah disepakati bersama

tim peneliti. Peserta diskusi berdiskusi dan berpendapat permasalahan terapi

Parkinson di era Jaminan Kesehatan Nasional selama 60 – 90 menit. Focus

Group Discussion akan diarahkan oleh moderator, hasil diskusi dicatat oleh

notulen, diamati oleh observer dan dilengkapi rekaman voice recorder.

Identitas peserta diskusi dirahasiakan, sehingga pada hasil diskusi hanya

tercantum identitas anonymous. Semua data dikumpulkan dan dikelola hanya

untuk kepentingan ilmiah.

5. Risiko yang terjadi dalam Studi

Tidak terdapat risiko besar atau membahayakan, karena peneliti tidak

memberikan perlakuan apapun terhadap subjek penelitian. Kerugian minor

yang mungkin dirasakan subjek penelitian adalah menghabiskan waktu

sebanyak 60-90 menit.

6. Manfaat Studi bagi Subjek

Subjek penelitian bekerjasama untuk mengkritisi sistem pelayanan

terapi Parkinson yang telah dilaksanakan. Manfaat jangka panjangnya adalah

evaluasi dan perbaikan sistem pelayanan terapi Parkinson sehingga dapat

terlaksana dengan maksimal. Peneliti memberikan souvenir kecil berupa

gelas, sebagai tanda terima kasih atas partisipasi subjek penelitian.

7. Pertanyaan lebih lanjut dan nomor kontak penulis

Penjelasan yang kurang dimengerti ataupun pertanyaan terkait penelitian

ini dapat didiskusikan bersama penulis Maria Julian Hendrina Titirloloby

(081379564798/ [email protected]) atau Dr. dr. Rizaldy Pinzon, M.

Kes, Sp. S (081294638229/ [email protected]). Anda juga dapat

bertanya langsung kepada Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan

Fakultas Kedokteran yang berlokasi di Jl. Dr. Wahidin Sudirohusada S-25

Yogyakarta, Indonesia, Kode Pos : 555224

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

27

Lampiran 5. Pedoman Focus Group Discussion

PEDOMAN DISKUSI KELOMPOK TERARAH

(FOCUS GROUP DISCUSSION GUIDELINE)

Topik : Identifikasi Permasalahan dalam Terapi Penyakit Parkinson di RS

Swasta Tipe B Yogyakarta pada Era Jaminan Kesehatan Nasional

(JKN)

Tujuan : Mengidentifikasi permasalahan terapi penyakit Parkinson di Rumah

Sakit Swasta Tipe B Yogyakarta pada era JKN (Jaminan Kesehatan

Nasional)

Tim Peneliti : moderator-fasilitator dan notulen sekaligus observer

Peserta Focus Group Discussion 8 peserta

- Kelompok pasien Parkinson: 4 pasien penyakit Parkinson

- Kelompok petugas RS Swasta Tipe B Yogyakarta: kepala Instalasi Farmasi, 1

dokter spesialis saraf, 1 apoteker dan kepala gudang farmasi RS.

Pembukaan (3 menit)

1. Moderator membuka diskusi dengan sambutan dan perkenalan diri

terlebih dahulu, serta beberapa hal mengenai diskusi :

- Peserta diskusi WAJIB memberikan pendapat secara bergiliran

untuk menghindari kegaduhan

- Tidak ada pendapat yang benar maupun salah

- Setiap peserta dihimbau untuk aktif berpendapat

- Hasil diskusi akan ditulis oleh notulen untuk mengumpulkan semua

informasi yang akan dianalisis

- Identitas peserta diskusi akan dirahasiakan dengan nama anonymous

- Proses diskusi akan direkam dengan video recorder dan voice

recorder sebagai dokumentasi penelitian

2. Moderator memberitahukan topik dan tujuan diadakan Focus Group

Discussion

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

28

Perkenalan (ice breaking) (5 menit)

Perkenalan tim peneliti dan setiap peserta diskusi untuk mengakrabkan dan

mengurangi kecanggungan, sehingga peserta tidak takut untuk berpendapat.

Pemaparan Materi Diskusi (20 menit)

1. Tujuan penelitian yang berjudul ‘ Identifikasi Permasalahan dalam Terapi

Penyakit Parkinson di Era Jaminan Kesehatan Nasional

2. Latar belakang penelitian

3. Penjelasan umum mengenai terapi Parkinson

4. Penjelasan umum mengenai penerapan sistem Jaminan Kesehatan

Nasional (seperti tujuan dan prinsip)

Diskusi Tahap 1 (15-30 menit)

Diskusi pada tahap ini berisi dengan pertanyaan umum.

1. Apa yang anda pahami mengenai penyakit Parkinson?

2. Apakah terapi Parkinson mempunyai peran bagi pasien?

3. Apa yang anda ketahui mengenai sistem Jaminan Kesehatan Nasional?

4. Apa yang anda pahami mengenai mekanisme pelayanan kesehatan

dengan Kartu BPJS Kesehatan?

5. Pertanyaan khusus :

- Bagi pasien Parkinson: Apa resep terapi Parkinson yang anda peroleh?

- Bagi petugas Rumah Sakit: Apa terapi Parkinson yang dilayani oleh

pihak rumah sakit sebagai pelayanan BPJS?

Diskusi Tahap 2 (15-30 menit)

Diskusi pada tahap ini berisi pertanyaan yang lebih mendalam untuk menggali

persoalaan yang sudah mulai disinggung pada diskusi tahap 1.

- Menurut anda apakah sistem pelayanan pada era Jaminan Kesehatan

Nasional sudah cukup optimal dan efektif?

- Apakah kelebihan yang anda rasakan dengan sistem pelayanan kesehatan

di era Jaminan Kesehatan Nasional?

- Apakah kekurangan yang anda rasakan dengan sistem pelayanan

kesehatan di era Jaminan Kesehatan Nasional?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

29

Bagi kelompok petugas Rumah Sakit

- Apakah pasokan obat Parkinson yang diberikan oleh BPJS sudah sesuai

dengan kebutuhan pasien Parkinson di Rumah Sakit Swasta Tipe B

Yogyakarta? Jika tidak, bagaimana cara mengatasinya?

- Apakah stok obat untuk resep terapi Parkinson selalu terpenuhi ataukah

terdapat kekosongan stok obat Parkinson? Jika terdapat kekosongan,

bagaimana cara mengatasinya?

Bagi kelompok pasien penyakit Parkinson

- Apakah setiap terapi Parkinson yang diresepkan selalu tersedia di Rumah

Sakit Swasta Tipe B Yogyakarta? Jika tidak, apa yang anda lakukan?

- Apa saja kerugian yang anda alami ketika stok obat dalam resep terapi

Parkinson mengalami kekosongan?

Keterangan: Pertanyaan diskusi dapat berkembang seiring jawaban

dari peserta diskusi.

Penutup (2 menit)

Moderator menyampaikan terima kasih untuk partisipasi peserta dalam

diskusi dan hasil diskusi akan dikelola serta diambil kesimpulannya tanpa

mengungkapkan identitas peserta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

30

Lampiran 6. Peraturan Focus Group Discussion

PERATURAN FOCUSED GROUP DISCUSSION

1. Peserta diskusi dihimbau untuk tiba 10 menit sebelum acara dimulai.

2. Peserta diskusi dihimbau untuk mengenakan pakaian rapi berupa baju

berkerah, celana panjang.

3. Peserta diskusi dihimbau untuk aktif berpendapat dalam setiap sesi diskusi

4. Peserta diskusi tidak diperkenankan memotong pembicaraan peserta diskusi

lainnya.

5. Peserta yang ingin menambahkan pendapat dapat mengangkat tangan.

6. Peserta diskusi dilarang untuk menambahkan unsur SARA dalam

berpendapat.

7. Peserta diskusi dihimbau untuk mendengarkan pendapat peserta lain sebagai

rasa saling menghargai dan menghormati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

31

Lampiran 7. Analisis Tematik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

32

Lampiran 8. Analisis Open Code versi 4.02

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TERAPI PENYAKIT PARKINSON …

33

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama Maria Julian Hendrina Titirloloby,

lahir di Kupang pada 17 Juli 1998. Penulis adalah anak

sulung dari 3 bersaudara dari Bapak Petrus Paulus

Ferdinand Titirloloby dan Ibu Susana Wilhelmina Lay.

Tempat dan masa pendidikan penulis sebagai berikut; TK

St. Agnes tahun 2003, SDK Ende 3 tahun 2003-3006, SD

Gemit Manumuti tahun 2006-2007 dan 2008-2009, Colonel

Light Garden Primary School tahun 2007-2008, SMP

Strada Marga Mulia tahun 2009-2012, SMA Pangudi Luhur

2 Servasius tahun 2012-2015, kemudian sejak tahun 2015 menempuh pendidikan

sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Kepanitiaan yang diikuti selama perkuliahan adalah Pharmacy 3 on 3 tahun

2015 sebagai anggota divisi Table dan Operator, Pharmacy 3 on 3 and Dance

Competition tahun 2016 sebagai koordinator divisi Table dan Operator, Pemilihan

Gubernur BEMF dan Ketua DPMF Farmasi sebagai anggota divisi Humas selama

2015-2016, Pemilihan Gubernur BEMF dan Ketua DPMF Farmasi sebagai

koordinator divisi Humas tahun 2017 dan Sanata Dharma Unity Cup 2016 sebagai

koordinator divisi Bazar.

Kegiatan dan organisasi yang aktif diikuti penulis adalah Unit Kegiatan

Fakultas DNA Farmasi sebagai anggota selama 2015-2017 dan organisasi Jaringan

Mahasiswa Kesehatan Indonesia sebagai divisi Informasi dan Komunikasi selama

2015-2017. Penulis pernah menerima penghargaan atas kelolosan dan didanai Hibah

Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) terhadap Program Kreativitas Mahasiswa

berjudul “Edukasi dan Pengolahan Daun Lidah Buaya dan Kulit Jeruk menjadi

GEPUK LIRUK (Gel Pengusir Nyamuk dari Lidah Buaya dan Kulit Jeruk) bagi

Warga Dusun Gubug, Kabupaten Bantul, Yogyakarta” oleh Universitas Sanata

Dharma tahun 2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI