14
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI Nur Anisah Rahmawati 1) , Siti Tyastuti 2) , Hesty Widyasih 3) ABSTRAK Penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) yang melambat dari 35 menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup, memerlukan akses seluruh bayi terhadap intervensi kunci seperti ASI eksklusif. Berdasarkan SDKI tahun 2012, Pada usia 0-1 bulan, 45,3% bayi telah diberikan MP-ASI. Cakupan ASI eksklusif di wilayah puskesmas Samigaluh II hanya 6,3% padahal program pembinaan kader untuk meningkatkan pengetahuan tentang ASI eksklusif di wilayah tersebut telah dilakukan. Tujuan Penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif dengan pemberian MP-ASI dini pada ibu bayi usia 6-12 bulan di wilayah puskesmas Samigaluh II tahun 2014. Jenis penelitian yang digunakan survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Lokasi penelitian di wilayah puskesmas Samigaluh II yaitu Desa Pagerharjo, Desa Banjarsari dan Desa Kebonharjo yaitu ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan sejumlah 44 ibu. Analisis data menggunakan uji chi square. Hasil Penelitian yaitu tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif sebagian besar dalam kategori cukup sebanyak 31 responden (70,5 %) meskipun demikian pemberian MP-ASI dini masih dilakukan oleh 13 responden (29,5 %). Responden yang memberikan MP- ASI dini sebagian besar ibu dengan pendidikan menengah, berumur 20-40 tahun, multipara dan tidak bekerja. Hasil uji chi-square diketahui nilai p-value sebesar 0,000 (p-value < 0,05) dan x 2 hitung > x 2 tabel sebesar 19,851>5,991 dengan nilai C sebesar 0,558 sehingga disimpulkan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif dengan pemberian MP-ASI dini pada ibu bayi usia 6-12 bulan di wilayah puskesmas Samigaluh II tahun 2014 dengan keeratan kategori sedang. Kata kunci : tingkat pengetahuan, ASI eksklusif, pemberian MP-ASI dini

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI …

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI …

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI

Nur Anisah Rahmawati 1), Siti Tyastuti 2), Hesty Widyasih 3)

ABSTRAK

Penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) yang melambat dari 35 menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup, memerlukan akses seluruh bayi terhadap intervensi kunci seperti ASI eksklusif. Berdasarkan SDKI tahun 2012, Pada usia 0-1 bulan, 45,3% bayi telah diberikan MP-ASI. Cakupan ASI eksklusif di wilayah puskesmas Samigaluh II hanya 6,3% padahal program pembinaan kader untuk meningkatkan pengetahuan tentang ASI eksklusif di wilayah tersebut telah dilakukan. Tujuan Penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif dengan pemberian MP-ASI dini pada ibu bayi usia 6-12 bulan di wilayah puskesmas Samigaluh II tahun 2014. Jenis penelitian yang digunakan survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Lokasi penelitian di wilayah puskesmas Samigaluh II yaitu Desa Pagerharjo, Desa Banjarsari dan Desa Kebonharjo yaitu ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan sejumlah 44 ibu. Analisis data menggunakan uji chi square. Hasil Penelitian yaitu tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif sebagian besar dalam kategori cukup sebanyak 31 responden (70,5 %) meskipun demikian pemberian MP-ASI dini masih dilakukan oleh 13 responden (29,5 %). Responden yang memberikan MP-ASI dini sebagian besar ibu dengan pendidikan menengah, berumur 20-40 tahun, multipara dan tidak bekerja. Hasil uji chi-square diketahui nilai p-value sebesar 0,000 (p-value < 0,05) dan x2 hitung > x2 tabel sebesar 19,851>5,991 dengan nilai C sebesar 0,558 sehingga disimpulkan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif dengan pemberian MP-ASI dini pada ibu bayi usia 6-12 bulan di wilayah puskesmas Samigaluh II tahun 2014 dengan keeratan kategori sedang. Kata kunci : tingkat pengetahuan, ASI eksklusif, pemberian MP-ASI dini

Page 2: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI …

ABSTRACT The decline in Infant Mortality Rate (IMR), which slowed from 35 to 32 per 1,000 live births, all babies need access to key interventions such as exclusive breastfeeding. Indonesian Demographic Health Survey (IDHS) in 2012, At the age of 0-1 months, 45.3% of infants had been given early complementary feeding. Coverage of exclusive breastfeeding in the area of Samigaluh health center II in 2013 whereas only 6.3% but training programs to increase knowledge about exclusive breastfeeding in the region have done. The purpose of research is to determine the relationship of the level of knowledge about exclusive breastfeeding by giving early complementary feeding in mothers of infants aged 6-12 months in the area of health center II Samigaluh in 2014. Type of this research used analytic survey with cross sectional approach. Research sites in the three village in the area of Samigaluh health center II; Pagerharjo, Kebonharjo and Banjarsari, that mothers with infants aged 6-12 months is 44 mothers. Data were analyzed using chi square test. The most level of knowledge about exclusive breastfeeding in the category quite as many as 31 respondents (70.5%) however the provision of early complementary feeding was carried out by 13 respondents (29.5%). Respondents who provide early complementary feeding mostly mothers with secondary education, aged 20-40 years, multiparous and does not work. The results of chi-square test is known that p-value of 0.000 (p-value <0.05) and calculate x2> x2 table at 19,851> 5,991 with a value of C is 0,558, therefore concluded that there is a correlation level of knowledge about exclusive breastfeeding by giving early complementary feeding in mothers of infants aged 6-12 months in the area of Samigaluh health center II in 2014 with the closeness of the medium category. Keywords: level of knowledge, exclusive breastfeeding, early complementary feeding

54 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 53-66

Page 3: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI …

PENDAHULUAN

Pembangunan nasional di bidang

kesehatan memiliki tujuan diantaranya

untuk menurunkan angka kematian

bayi dan perinatal. Berdasarkan Survei

Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) tahun 2012 menunjukkan

bahwa Angka Kematian Bayi (AKB)

adalah 32 per 1000 kelahiran hidup.

Hal ini kurang menggembirakan

dibandingkan target Renstra Kemenkes

yang ingin dicapai yaitu 24 per 1000

kelahiran hidup di tahun 2014 dan juga

target MDGs sebesar 23 per 1000

kelahiran hidup di tahun 2015.

Penurunan AKB yang melambat antara

tahun 2003 sampai 2012 yaitu dari 35

menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup,

memerlukan akses seluruh bayi

terhadap intervensi kunci seperti ASI

eksklusif atau imunisasi dasar1.

Pemberian ASI eksklusif selama

sekitar 6 bulan merupakan prioritas

kesehatan yang dinyatakan dalam

tujuan ke 16-19 Healthy People 2010

untuk bangsa. Menurut tinjauan

sistematis, bukti yang tersedia

menunjukkan tidak memberikan resiko

dalam memberikan rekomendasi

umum tentang kebijakan pemberian

ASI eksklusif (penuh) selama 6 bulan

pertama kehidupan. Namun, dalam

kenyataannya, ibu lebih cepat

menyerah untuk menyusui sehingga

memberikan makanan pendamping

ASI. Untuk mengatasi tantangan

tersebut, diperlukan pemahaman ibu

dalam hal eksklusivitas pemberian ASI

selama 6 bulan2.

Di Indonesia cakupan pemberian

ASI eksklusif masih memprihatinkan.

Berdasarkan Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

2012, cakupan pemberian ASI

eksklusif pada bayi berusia 4-5 bulan

di Indonesia hanya sebesar 27,1 %.

Praktik pemberian ASI eksklusif mulai

mengalami kegagalan sejak bayi

berusia 0-1 bulan. Cakupan pemberian

ASI eksklusif pada bayi umur 0-1

bulan hanya 50,8 %, bayi yang tidak

disusui 3,9 %, sedangkan 45,3 % bayi

yang lain diberikan ASI namun

ditambah dengan makanan

pendamping lain seperti air putih,

cairan bukan susu/sari buah, susu lain

dan makanan pendamping, padahal

sebenarnya ASI mengandung semua

zat gizi yang diperlukan bayi dalam

enam bulan pertama setelah

dilahirkan3.

Nur Anisah Rahmawati, Siti Tyastuti, Hesty Widyasih, Hubungan Tingkat Pengetahuan… 55

Page 4: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI …

World Health Organization

(WHO) membagi pola menyusui

menjadi tiga kategori, yaitu menyusui

eksklusif, menyusui predominan dan

menyusui parsial. Menyusui parsial

adalah menyusui bayi serta diberikan

makanan buatan selain ASI, baik susu

formula, bubur atau makanan lainnya

sebelum bayi berumur enam bulan,

baik diberikan secara kontinyu maupun

diberikan sebagai makanan prelakteal.

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan

Dasar (Riskesdas) tahun 2010, ibu

yang menyusui secara eksklusif pada

bayi usia 0 bulan hanya 39,8 %,

menyusui predominan 5,1 %

sedangkan 55,1% menyusui secara

parsial. Persentase menyusui eksklusif

semakin menurun dengan

meningkatnya kelompok umur bayi.

Ibu yang menyusui bayi pada umur 5

bulan secara eksklusif hanya 15,3 %,

menyusui predominan 1,5 % dan

menyusui parsial 83,2 %4.

Alasan utama ibu tidak

memberikan ASI secara eksklusif yaitu

merasa bahwa produksi ASI kurang

mencukupi selama 6 bulan meskipun

sebenarnya hanya sedikit sekali (2-5%)

yang secara biologis memang kurang

produksi ASI. Selebihnya 95-98% ibu

dapat menghasilkan ASI yang cukup

untuk bayinya. Pemberian makanan

padat/ tambahan yang terlalu dini

justru dapat mengganggu pemberian

ASI eksklusif serta meningkatkan

angka kesakitan bayi. Selain itu, tidak

ditemukan bukti yang menyokong

bahwa pemberian makanan

padat/tambahan pada usia 4 atau 5

bulan lebih menguntungkan. Bahkan

sebaliknya, hal ini akan mempunyai

dampak negatif terhadap kesehatan

bayi dan tidak ada dampak positif

untuk perkembangan

pertumbuhannya5. Terlalu dini

memberikan makanan pendamping

ASI akan menyebabkan kebutuhan ASI

bayi berkurang6. Pemberian MP-ASI

terlalu dini juga mempunyai dampak

risiko kontaminasi yang sangat tinggi,

yaitu terjadinya gastroenteritis yang

sangat berbahaya bagi bayi7.

Balita yang mengalami alergi

makanan pada umur 2 tahun

disebabkan karena telah dikenalkan

dengan makanan padat atau susu sapi

sebelum memasuki usia 16 minggu.

Upaya professional sangat diperlukan

untuk mendukung program ASI

eksklusif. Hal yang sangat perlu

diperhatikan adalah durasi pemberian

56 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 53-66

Page 5: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI …

ASI eksklusif dan waktu yang tepat

untuk mulai mengenalkan makanan

padat pada bayi8.

Konsep pembentukan perilaku

merupakan suatu proses perwujudan

sikap yang bertitik tolak dari

pengetahuan dan motivasi untuk

melakukan. Untuk merubah perilaku

sebaiknya diawali dengan konsep dari

tidak tahu menjadi tahu kemudian dari

yang tidak mampu menjadi mampu.

Pengaruh dari berbagai faktor serta

motivasi maka terbentuklah sikap

dalam wujud perilaku yang lebih baik9.

Cakupan pemberian ASI eksklusif

di Kabupaten Kulonprogo tahun 2012

memang telah mengalami kenaikan

dibanding cakupan tahun 2011 menjadi

sebesar 58%. Namun di antara

puskesmas-puskesmas di wilayah

kabupaten Kulonprogo, puskesmas

Samigaluh II mempunyai cakupan ASI

eksklusif yang jauh lebih rendah

dibandingkan wilayah puskesmas lain

yang menjadi bagian dari Kabupaten

Kulonprogo. Persentase pemberian

ASI eksklusif di wilayah puskesmas

Samigaluh II sebesar 22,6 %. Cakupan

ini mengalami kenaikan dari tahun

2011 yang hanya mencapai 15,6%.

Namun, cakupan ini jauh mengalami

penurunan dibanding cakupan tahun

2010 yang mencapai 41,1 %10.

Program pembinaan kader-kader

dari puskesmas telah dilakukan untuk

meningkatkan pengetahuan kepada ibu

mengenai pentingnya ASI eksklusif di

wilayah puskesmas Samigaluh II telah

dilakukan. Namun cakupan ASI

eksklusif masih rendah. Tingkat

pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif

belum diketahui.Cakupan pemberian

ASI eksklusif mengalami penurunan

signifikan pada bayi umur 6 bulan

hanya sebesar 6,3 %11.

Berdasarkan latar belakang

masalah tersebut maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui hubungan

tingkat pengetahuan tentang ASI

eksklusif dengan pemberian MP-ASI

dini pada ibu bayi usia 6-12 bulan di

wilayah puskesmas Samigaluh II tahun

2014. Dalam penelitian ini juga

bertujuan untuk mengetahui

karakteristik ibu yang memberikan

MP-ASI dini, tingkat pengetahuan

tentang ASI eksklusif, pemberian MP-

ASI dini di wilayah tersebut dan

keeratan hubungan antara tingkat

pengetahuan tentang ASI eksklusif

dengan pemberian MP-ASI dini.

Nur Anisah Rahmawati, Siti Tyastuti, Hesty Widyasih, Hubungan Tingkat Pengetahuan… 57

Page 6: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI …

Penelitian ini dapat menambah ilmu

dan sumber informasi tentang ASI

eksklusif dan bermanfaat bagi kepala

puskesmas, bidan, ahli gizi dan kader

sebagai sarana promosi kesehatan

untuk mencegah pemberian MP-ASI

dini.

METODE Penelitian ini merupakan

penelitian survey analitik dengan

desain cross sectional. Penelitian ini

dilakukan di wilayah puskesmas

Samigaluh II meliputi 3 desa yaitu

Desa Banjarsari, Desa Kebonharjo dan

Desa Pagerharjo. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh ibu yang

memiliki bayi usia 6-12 bulan yang

bersedia menjadi responden. Sampel

diambil menggunakan total sampling

yang didapatkan sebanyak 44 ibu.

Penelitian dilakukan pada bulan Mei

2014.

Jenis data dalam penelitian ini

adalah data primer. Instrumen yang

digunakan untuk pengambilan data

dalam penelitian ini menggunakan

kuesioner tertutup tentang tingkat

pengetahuan tentang ASI eksklusif dan

pemberian MP-ASI dini. Kuesioner

dilengkapi dengan pertanyaan tentang

karakteristik ibu meliputi tingkat

pendidikan, umur, paritas dan

pekerjaan. Kuesioner yang digunakan

telah diuji validitas dan reliabilitas di

wilayah puskesmas Kalibawang. Cara

pengambilan data yaitu peneliti dan

tim melakukan kunjungan rumah di

wilayah puskesmas Samigaluh II yaitu

Desa Banjarsari, Desa Kebonharjo dan

Desa Pagerharjo.

Tingkat pengetahuan tentang ASI

eksklusif dikategorikan dalam skala

data ordinal menjadi baik, cukup,

kurang. Baik bila nilai responden (x) >

mean+1 SD, Cukup bila nilai

responden antara mean -1 SD < (x) >

mean+1 SD, Kurang bila nilai

responden (x) < mean -1 SD.

Sedangkan pemberian MP-ASI dini

dikategorikan dalam skala data

nominal yaitu diberi MP-ASI dini dan

tidak diberi MP-ASI dini. Pengolahan

data dilakukan dengan Editing,

Scoring, Koding, Cleaning, Entry data

dan Tabulating. Analisis data

menggunakan analisis univariat dan

bivariat. Analisis bivariat dengan chi-

square. Bila berhubungan maka

dihitung keeratan hubungan dengan

koefisien kontingensi (C).

58 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 53-66

Page 7: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI …

HASIL Tabel 1.Karakteristik ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan di wilayah Puskesmas Samigaluh II

No Karakteristik Frekuensi (n)

Persentase (%)

1 Pendidikan a. Dasar b. Menengah c. Tinggi

15 25 4

34,1 56,8 9,1

2 Umur a. ≤ 20 tahun b. 20-40 tahun c. ≥ 40 tahun

4

37 3

9,1 84,1 6,8

3 Paritas a. Primipara b. Multipara

22 22

50 50

4 Pekerjaan a. Bekerja b. Tidak bekerja

8

36

18,2 81,8

Tabel 1 menunjukkan bahwa

sebagian besar responden adalah ibu

yang berpendidikan menengah yaitu

SMA/sederajat sebanyak 25 responden

(56,8%), berumur antara 20-40 tahun

sebanyak 37 responden (84,1%),

primipara sebanyak 22 responden

(50%) dan tidak bekerja sebanyak 36

responden (81,8%).

Tabel 2. Tingkat Pengetahuan tentang ASI eksklusif pada Ibu Bayi Usia 6-12 bulan di wilayah puskesmas Samigaluh II No Tingkat

Pengetahuan Frekuensi (n)

Persentase (%)

1 Baik 6 13,6 2 Cukup 31 70,5 3 Kurang 7 15,9

Jumlah 44 100

Tabel 2 menunjukkan bahwa

sebagian besar responden memiliki

pengetahuan tentang ASI eksklusif

dalam kategori cukup yaitu sebanyak

31 responden (70,5 %).

Tabel 3. Pemberian MP-ASI dini di wilayah puskesmas Samigaluh II No Pemberian

MP-ASI dini

Frekuensi (n)

Persentase (%)

1 Diberi 13 29,5 2 Tidak diberi 31 70,5

Jumlah 44 100 Tabel 3 menunjukkan sebagian

besar responden tidak memberikan

MP-ASI dini pada bayinya yaitu

sebanyak 31 responden (70,5%)

namun masih terdapat responden yang

memberikan MP-ASI secara dini

hanya sebanyak 13 responden (29,5

%).

Tabel 4. Tabel Silang antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan Pemberian MP-ASI dini di wilayah puskesmas Samigaluh II

Tingkat

Pendidikan

Pemberian MP-ASI dini

Ya Tidak

f % f %

Dasar 5 11 10 23

Menengah 6 14 19 43

Tinggi 2 4,5 2 4,5

Tabel 4 menunjukkan bahwa

sebagian besar responden yang

memberikan MP-ASI dini merupakan

Nur Anisah Rahmawati, Siti Tyastuti, Hesty Widyasih, Hubungan Tingkat Pengetahuan… 59

Page 8: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI …

ibu yang memiliki tingkat pendidikan

menengah yakni 6 responden (14 %)

dan tidak memberikan MP-ASI dini

sebanyak 19 responden (43 %).

Tabel 5.Tabel Silang antara Umur Ibu dengan Pemberian MP-ASI dini di wilayah puskesmas Samigaluh II Umur Pemberian MP-ASI dini

Ya Tidak f % f %

≤ 20 tahun 1 2 3 7 20-40 tahun 10 23 27 61 ≥ 40 tahun 2 5 1 2

Tabel 5 menunjukkan bahwa

responden yang memiliki umur antara

20-40 tahun dan memberikan MP-ASI

secara dini kepada bayinya sebanyak

10 responden (23 %) namun dalam

rentang umur tersebut sebagian besar

responden tidak memberikan MP-ASI

secara dini sebanyak 27 responden

(61%).

Tabel 6.Tabel Silang antara Paritas Ibu dengan Pemberian MP-ASI dini di wilayah puskesmas Samigaluh II Paritas Pemberian MP-ASI dini

Ya Tidak f % f %

Primipara 5 11 17 39 Multipara 8 18 14 32

Pada tabel 6 menunjukkan bahwa

sebagian besar responden yang

memberikan MP-ASI dini kepada

bayinya adalah multipara sebanyak 8

responden (18%) dan sebagian besar

responden yang tidak memberikan

MP-ASI dini adalah primipara

sebanyak 17 responden (39%).

Tabel 7 Tabel Silang antara Pekerjaan Ibu dengan Pemberian MP-ASI dini di wilayah puskesmas Samigaluh II Pekerjaan Pemberian MP-ASI dini

Ya Tidak f % f %

Bekerja 5 11 3 7 Tidak bekerja 8 18 28 64

Pada tabel 7 menunjukkan bahwa

sebagian besar responden yang tidak

memberikan MP-ASI dini kepada

bayinya merupakan ibu yang tidak

bekerja dalam hal ini termasuk ibu

rumah tangga sebanyak 28 responden

(64%) meskipun demikian, ibu yang

tidak bekerja lebih banyak memberikan

MP-ASI dini daripada ibu yang bekerja

yaitu sebanyak 8 responden (18%).

Tabel 8 Tabel Silang antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASI eksklusif di wilayah puskesmas Samigaluh II

Tingkat Pendidikan

Tingkat pengetahuan ibu tentang

ASI eksklusif Baik Cukup Kurang

f % f % f % Dasar 2 4,5 8 18 3 6,8 Menengah 4 9 20 45 3 6,8 Tinggi 0 0 3 6,8 1 2,1

Tabel 8 menunjukkan bahwa

responden yang memiliki tingkat

pengetahuan tentang ASI eksklusif

60 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 53-66

Page 9: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI …

dalam kategori kurang merupakan ibu

yang memiliki tingkat pendidikan dasar

yaitu 3 responden (6,8 %), tingkat

pendidikan menengah yakni 3

responden (6,8 %) dan tingkat

pendidikan tinggi yaitu 1 responden

(2,1 %).

Tabel 9. Tabel Silang antara Umur Ibu dengan Tingkat Pengetahuan Tentang ASI eksklusif di wilayah puskesmas Samigaluh II

Umur Ibu Tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif Baik Cukup Kurang f

% f % f %

< 20 th 0 0 3 6,8 0 0 20 – 40 th 6 13,6 26 59 6 13,6 >40 th 0 0 2 4,5 1 2.3

Pada tabel 9 menunjukkan bahwa

sebagian besar responden yang

memiliki tingkat pengetahuan tentang

ASI eksklusif dalam kategori kurang

yaitu ibu yang berumur 20-40 tahun

yakni 6 responden (13,6 %).

Tabel 10. Tabel Silang antara Paritas Ibu dengan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASI eksklusif di wilayah puskesmas Samigaluh II Paritas Tingkat pengetahuan ibu

tentang ASI eksklusif Baik Cukup Kurang

f % f % f % 1 4 9 16 36 2 4,5 2 – 4 2 4,5 15 35 5 11

Pada tabel 10 menunjukkan bahwa

sebagian besar responden yang

memiliki tingkat pengetahuan tentang

ASI eksklusif dalam kategori kurang

adalah multipara sebanyak 5

responden(11%).

Tabel 11. Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang ASI eksklusif dengan Pemberian MP-ASI dini pada ibu bayi usia 6-12 bulan di wilayah puskesmas Samigaluh II tahun 2014 Tingkat pengetahuan

tentang ASI Eksklusif

Pemberian MP-ASI dini Jumlah x2 p-value C

Ya Tidak

f % f % f %

Baik 1 2 5 11 6 14

Cukup 5 11 26 59 31 70 19,851 0,000 0,558

Kurang 7 15 0 0 7 16

Dari tabel 11 menunjukkan bahwa

responden yang memiliki pengetahuan

cukup tentang ASI eksklusif dan tidak

memberikan MP-ASI secara dini

sebanyak 26 responden (59%). Ibu

yang memiliki pengetahuan baik dan

tidak memberikan MP-ASI secara dini

sebanyak 5 responden (11%).

Meskipun demikian terdapat ibu yang

memiliki pengetahuan baik namun

Nur Anisah Rahmawati, Siti Tyastuti, Hesty Widyasih, Hubungan Tingkat Pengetahuan… 61

Page 10: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI …

memberikan MP-ASI dini kepada

bayinya yaitu 1 responden (2%). Ibu

yang memiliki pengetahuan cukup dan

memberikan MP-ASI secara dini

kepada bayinya sebanyak 5 responden

(11%). Semua ibu yang memiliki

pengetahuan dalam kategori kurang

memberikan MP-ASI dini kepada

bayinya sebanyak 7 responden (15%).

Hasil analisis bivariat dengan chi-

square dengan alpha 5 % diketahui

bahwa hasil x2 hitung sebesar 19,851

lebih besar dari x2 tabel sebesar 5,591.

Nilai p-value sebesar 0.000 (p-value <

0,05) sehingga dapat diartikan bahwa

terdapat hubungan tingkat pengetahuan

tentang ASI eksklusif dengan

pemberian MP-ASI dini pada ibu bayi

usia 6-12 bulan di wilayah puskesmas

Samigaluh II. Keeratan hubungan

tingkat pengetahuan tentang ASI

eksklusif dengan pemberian MP-ASI

dini pada ibu bayi usia 6-12 bulan

dalam kategori sedang dengan nilai C

sebesar 0,558.

PEMBAHASAN Dalam penelitian ini, sebagian

besar responden tidak memberikan

MP-ASI dini pada bayinya yaitu

sebanyak 31 responden (70.5%).

Namun masih terdapat ibu yang

memberikan MP-ASI dini sebanyak 13

responden (29.5%). Sebagian besar ibu

yang memberikan MP-ASI dini adalah

ibu dengan pendidikan menengah,

berumur 20-40 tahun, multipara dan

tidak bekerja. Pemberian MP-ASI dini

tidak sesuai dengan salah satu syarat

pemberian MP-ASI yaitu tepat waktu,

yaitu semua bayi harus mulai

menerima makanan tambahan selain

ASI sejak 6 bulan lebih14. Ibu yang

tidak memberikan MP-ASI dini atau

memberikan ASI secara eksklusif

hingga 6 bulan di wilayah puskesmas

Samigaluh II memang mengalami

kenaikan namun masih belum

memenuhi target pemberian ASI

eksklusif di wilayah Kabupaten Kulon

Progo sebesar 80%.

Waktu untuk memulai pemberian

MP-ASI dini dilakukan berbeda-beda

pada setiap ibu. Sebagian besar ibu

mulai memberikan MP-ASI sejak bayi

mulai memasuki 5 bulan yaitu

sebanyak 7 ibu, bayi usia 4 bulan yaitu

sebanyak 2 ibu, bayi usia 3 bulan

sebanyak 1 ibu, bayi usia 1 bulan

terdapat 2 ibu dan 1 ibu mulai

memberikan MP-ASI terlalu dini yaitu

pada saat bayi berusia 0 bulan.

62 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 53-66

Page 11: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI …

Alasan ibu memberikan MP-ASI

dini pada bayinya cukup bervariasi.

Sebanyak 9 ibu menyatakan alasannya

memberikan MP-ASI secara dini

karena menganggap ASI tidak cukup

bagi bayi selama 6 bulan. Alasan yang

lain yaitu bayi sakit sehingga

menganggap bayi membutuhkan

asupan lain, bayi menangis terus

sehingga menganggap bayi tidak mau

menyusu, ASI tidak keluar pada hari

pertama sehingga langsung

memberikan MP-ASI dini dan bekerja

juga merupakan alasan untuk

memberikan makanan tambahan

sebelum waktu yang tepat karena

beranggapan bahwa tidak mempunyai

banyak waktu bagi bayinya.

Hasil penelitian ini sesuai dengan

pendapat yang menyatakan bahwa ASI

tidak cukup merupakan alasan utama

para ibu untuk tidak memberikan ASI

secara eksklusif walaupun sebenarnya

ibu dapat menghasilkan ASI yang

cukup untuk bayinya5. Pemberian MP-

ASI dini berbahaya bagi bayi karena

bayi belum memerlukan makanan

tambahan pada usia kurang dari enam

bulan. Jika bayi diberikan makanan

tambahan akan dapat menggantikan

ASI sehingga bayi akan minum ASI

lebih sedikit dan ibu memproduksinya

berkurang maka kebutuhan nutrisi bayi

tidak terpenuhi6. Selain itu, resiko

infeksi meningkat dan menyebabkan

gastroenteritis yang sangat berbahaya

bagi bayi7. Pemberian makanan

pendamping ASI terlalu dini juga

meningkatkan resiko alergi makanan

pada anak umur 2 tahun 8.

Sebagian besar responden

memiliki pengetahuan mengenai ASI

eksklusif dalam kategori cukup yaitu

sebanyak 31 responden (70,5%).

Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif

dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu

pendidikan, informasi, sosial budaya

dan ekonomi, lingkungan, pengalaman

dan umur12. Rata-rata usia ibu yang

memiliki bayi 6-12 bulan adalah 20-40

tahun. Dalam rentang ini ibu relatif

memiliki pola pikir dan daya tangkap

yang baik dan stabil namun ibu yang

memiliki pengetahuan tentang ASI

eksklusif dalam kategori baik hanya 6

responden (13,6%).

Tingkat pengetahuan ibu tentang

ASI eksklusif dipengaruhi oleh

beberapa faktor meliputi umur ibu,

tingkat pendidikan ibu dan paritas ibu.

Dalam penelitian ini, responden yang

memiliki tingkat pengetahuan tentang

Nur Anisah Rahmawati, Siti Tyastuti, Hesty Widyasih, Hubungan Tingkat Pengetahuan… 63

Page 12: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI …

ASI eksklusif dalam kategori kurang

hanya sebanyak 7 responden. Sebagian

besar responden yang memiliki tingkat

pengetahuan tentang ASI eksklusif

dalam kategori kurang merupakan ibu

yang berumur 20-40 tahun sebanyak 6

responden dan multipara sebanyak 5

responden. Namun bila dikaji dari

pendidikan ibu, responden yang

memiliki tingkat pengetahuan tentang

ASI eksklusif dalam kategori kurang

yaitu ibu memiliki pendidikan dasar

dan menengah masing-masing 3

responden. Responden yang memiliki

pendidikan tinggi dan memiliki tingkat

pengetahuan tentang ASI eksklusif

dalam kategori kurang sebanyak 1

responden. Ibu yang memiliki

pendidikan tinggi belum tentu

memiliki pengetahuan yang baik

tentang ASI eksklusif, demikian juga

ibu yang memiliki pendidikan rendah

tidak berarti mutlak berpengetahuan

rendah13. Ibu yang memiliki

pengalaman dalam hal merawat bayi

juga belum tentu memiliki

pengetahuan yang benar mengenai ASI

eksklusif sehingga mampu

melaksanakan pengetahuannya dalam

bentuk tindakan yang tepat.

Dalam penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan

tingkat pengetahuan tentang ASI

eksklusif dengan pemberian MP-ASI

dini pada ibu bayi usia 6-12 bulan di

wilayah puskesmas Samigaluh II.

Keeratan hubungan antara tingkat

pengetahuan tentang ASI eksklusif

dengan pemberian MP-ASI dini

dengan nilai C sebesar 0,558 dalam

kategori sedang sehingga tingkat

pengetahuan tentang ASI eksklusif

berpengaruh sebesar 55,8% terhadap

pemberian MP-ASI dini sedangkan

44,2 % lainnya dipengaruhi oleh faktor

lain.

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan dapat disimpulkan bahwa

ada hubungan antara tingkat

pengetahuan tentang ASI eksklusif

dengan pemberian MP-ASI dini pada

ibu bayi usia 6-12 bulan di wilayah

puskesmas Samigaluh II. Sebagian

besar ibu yang memberikan MP-ASI

dini adalah ibu dengan pendidikan

menengah, berumur 20-40 tahun,

multipara dan tidak bekerja. Sebagian

besar ibu tidak memberikan MP-ASI

dini pada bayinya. Tingkat

pengetahuan tentang ASI eksklusif

64 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 53-66

Page 13: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI …

pada ibu bayi usia 6-12 bulan sebagian

besar dalam kategori cukup. Keeratan

hubungan antara tingkat pengetahuan

ibu tentang ASI eksklusif dengan

pemberian MP-ASI dini pada ibu bayi

usia 6-12 bulan di wilayah puskesmas

Samigaluh II dalam kategori sedang.

SARAN Kepada bidan dan ahli gizi agar

meningkatkan penyuluhan dan

konseling tentang pemberian ASI

eksklusif bagi kader dan ibu hamil, ibu

nifas, ibu bayi agar target cakupan

pemberian ASI eksklusif dapat

tercapai. Ibu-ibu kader sebaiknya

meningkatkan pemahaman masyarakat

tentang pentingnya pemberian MP-ASI

sesuai usia yang tepat. Ibu-ibu di

wilayah puskesmas Samigaluh II baik

ibu hamil, ibu nifas, ibu bayi agar tetap

memberikan ASI saja hingga bayi usia

6 bulan, selanjutnya ditambah dengan

makanan tambahan dan tetap menyusui

hingga usia 2 tahun. Untuk penelitian

selanjutnya, sebaiknya dalam

mengukur perilaku menggunakan

observasi langsung, tidak hanya

mengingat kembali (recall) agar

mendapatkan hasil yang lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA Kemenkes RI. 2013. Profil Kesehatan

Indonesia 2012. Jakarta : Kemenkes RI

Karin Cadwell & Cindy Turner. 2011. Buku Saku Manajemen Laktasi. Jakarta : EGC

SDKI. 2012. Laporan Pendahuluan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012. Jakarta : Kemenkes RI

Depkes RI. 2010. Riset Kesehatan Dasar tahun 2010. Jakarta : Depkes RI

Roesli, U. 2005. Mengenal ASI Ekslusif. Jakarta : Trubus Agriwidya

Nurhaeni, A. 2009. ASI dan tumbuh kembang bayi. Jakarta : Buku Kita

Prasetyono, D. 2009. Buku Pintar ASI Eksklusif. Yogyakarta : Diva Press

Grimshaw, E.C., Maskell, J., Oliver, M.E., Morris, C.G., Forte, K.D., Mills, E.N., Roberts, G., Margetts, B.M. 2013. Introduction of Complementary Foods and the Relationship to Food Allergy. Journal of the American Academy Pediatrics volume 132. Diunduh pada 2 Februari 2014 dari http://pediatrics.aappublications.org/content/early/2013/11/12/peds.2012-3692

Azwar, S. 2010. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Nur Anisah Rahmawati, Siti Tyastuti, Hesty Widyasih, Hubungan Tingkat Pengetahuan… 65

Page 14: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI …

Dinkes Kulonprogo. 2013. Profil Kesehatan Kulon Progo 2012. Yogyakarta : Dinkes DIY

Susilaningsih, Tutik Inayah. 2013. Gambaran Pemberian ASI Eksklusif bayi 0-6 Bulan di Wilayah puskesmas Samigaluh II tahun 2013. Jurnal Penelitian Kesehatan Puskesmas Samigaluh II

Riyanto, B. 2013. Kapita Selekta Kuesioner ; Pengetahuan dan Sikap. Jakarta : Salemba medika

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT Rineka Cipta

WHO. 2013. 10 Facts on Breastfeeding.http://www.who.int/features/factfiles/breastfeeding/en. diakses tanggal 2 januari 2014

66 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 53-66