12
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU MURID HYGIENE SANITASI MAKANAN DI JALAN SDN I PAYA BUJOK TUNONG LANGSA BARO KOTA LANGSA THE CORRELATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE BEHAVIOR OF DISCIPLES HYGIENE SANITATION STREET FOOD AT SDN I PAYA BUJOK TUNONG LANGSA Nurhayati*, Kasad**, Supriyanti*** Prodi D III Keperawatan Banda Aceh Poltekkes Kemenkes Aceh Email : [email protected] Abstrak : Jajan makanan risiko kesehatan untuk penanganan higienis sering tidak memungkinkan jalan makanan yang terkontaminasi oleh mikroba beracun . Banyak makanan ringan yang tidak memenuhi persyaratan keamanan pangan sehingga membahayakan kesehatan jutaan anak-anak sekolah dasar . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap perilaku siswa terhadap kebersihan sanitasi makanan jajanan di SDN I Paya Bujok Tunong Langsa Tahun 2014 Penelitian ini merupakan analitik cross sectional . Penelitian ini dilakukan pada Desember 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IV sampai kelas V SDN 1 Paya Bujok Tunong berjumlah 136 siswa . Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 58 responden yang akan dijadikan sampel untuk diteliti , yang diperoleh dengan menggunakan dengan menggunakan rumus Slovin . Chi Square, hasil uji statistik terhadap hasil yang diperoleh variabel pengetahuan , chi -square hitung> tabel chi -square ( 22,704 > 9,487 ) dan nilai p < nilai dari ( p = 0,000 < a = 0,05 ) , maka Ho ditolak dan Ha Pengetahuan diterima berarti bahwa ada hubungan antara Perilaku Siswa Tentang Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan . Dan hasil yang diperoleh untuk variabel sikap , dimana nilai p = 0,000 < a = 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan antara sikap terhadap perilaku siswa terhadap kebersihan sanitasi makanan jalanan . Disarankan untuk SDN 1 Paya Bujok Tunong Langsa untuk berkoordinasi dengan sejumlah penjual makanan yang berada di luar sekolah serta langkah-langkah yang direkomendasikan dapat merumuskan rencana dan program sistem pendidikan kesehatan , terutama bagi siswa - siswa di SDN 1 Paya Bujok Tunong Langsa . Kata Kunci : Jajanan, Higienis, Pangan Abstrack : Street food is a health risk for the hygienic handling often not allow street food contaminated by toxic microbes. Many snacks that do not meet food safety requirements thus endangering the health of millions of children of primary school. This study aims to determine the relationship between knowledge and attitudes toward student behavior on sanitation hygiene of street food in SDN I Paya Bujok Tunong Langsa Year 2014 This research is analytic cross sectional design. This study was conducted on Desember 2014. population in this study were all students in grade IV to grade V SDN 1 Paya Bujok Tunong totaling 136 students. The number of samples in this study were as many as 58 respondents to be sampled to be studied, which is obtained by using by using Slovin formula. Chi Square statistical test results against the results obtained knowledge variables, chi-square count> chi-square table (22.704> 9.487) and a p value <the value of a (p = 0.000 <a = 0.05), then Ho is rejected and Ha accepted Knowledge means that there is a relationship between the Student Conduct About Hygiene Food Sanitation Snacks. And the results obtained for the attitude variable, where the value of p = 0.000 <a = 0.05 then Ho is rejected and Ha is accepted it means there is a relationship between attitudes toward student behavior on sanitation hygiene of street food. Suggested for SDN 1 Paya Bujok Tunong Langsa to coordinate with a number of food vendors that are outside of school as well as recommended steps can formulate plans and programs of health education system, especially for students - students at SDN 1 Paya Bujok Tunong Langsa. Keywords: Snacks, Hygiene, Food PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita Bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. ¹ Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia yang 213 nasuwakesaceh.ac.id

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU …nasuwakesaceh.ac.id/gudang/file/pdf/jurnal-pdf-9jQHfkmD1U8xEXXe.pdf · berbagai penyakit seperti diare, disentri, thypus, dan keracunan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU …nasuwakesaceh.ac.id/gudang/file/pdf/jurnal-pdf-9jQHfkmD1U8xEXXe.pdf · berbagai penyakit seperti diare, disentri, thypus, dan keracunan

213 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014, 213 - 224

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU MURID HYGIENE SANITASI

MAKANAN DI JALAN SDN I PAYA BUJOK TUNONG

LANGSA BARO KOTA LANGSA

THE CORRELATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE BEHAVIOR OF DISCIPLES

HYGIENE SANITATION STREET FOOD AT SDN I

PAYA BUJOK TUNONG LANGSA

Nurhayati*, Kasad**, Supriyanti***

Prodi D III Keperawatan Banda Aceh Poltekkes Kemenkes Aceh

Email : [email protected]

Abstrak : Jajan makanan risiko kesehatan untuk penanganan higienis sering tidak memungkinkan jalan

makanan yang terkontaminasi oleh mikroba beracun . Banyak makanan ringan yang tidak memenuhi

persyaratan keamanan pangan sehingga membahayakan kesehatan jutaan anak-anak sekolah dasar .

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap perilaku siswa

terhadap kebersihan sanitasi makanan jajanan di SDN I Paya Bujok Tunong Langsa Tahun 2014 Penelitian

ini merupakan analitik cross sectional . Penelitian ini dilakukan pada Desember 2014. Populasi dalam

penelitian ini adalah semua siswa kelas IV sampai kelas V SDN 1 Paya Bujok Tunong berjumlah 136 siswa .

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 58 responden yang akan dijadikan sampel untuk diteliti

, yang diperoleh dengan menggunakan dengan menggunakan rumus Slovin . Chi Square, hasil uji statistik

terhadap hasil yang diperoleh variabel pengetahuan , chi -square hitung> tabel chi -square ( 22,704 > 9,487

) dan nilai p < nilai dari ( p = 0,000 < a = 0,05 ) , maka Ho ditolak dan Ha Pengetahuan diterima berarti

bahwa ada hubungan antara Perilaku Siswa Tentang Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan . Dan hasil yang

diperoleh untuk variabel sikap , dimana nilai p = 0,000 < a = 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya

ada hubungan antara sikap terhadap perilaku siswa terhadap kebersihan sanitasi makanan jalanan .

Disarankan untuk SDN 1 Paya Bujok Tunong Langsa untuk berkoordinasi dengan sejumlah penjual makanan

yang berada di luar sekolah serta langkah-langkah yang direkomendasikan dapat merumuskan rencana dan

program sistem pendidikan kesehatan , terutama bagi siswa - siswa di SDN 1 Paya Bujok Tunong Langsa .

Kata Kunci : Jajanan, Higienis, Pangan

Abstrack : Street food is a health risk for the hygienic handling often not allow street food contaminated by

toxic microbes. Many snacks that do not meet food safety requirements thus endangering the health of

millions of children of primary school. This study aims to determine the relationship between knowledge and

attitudes toward student behavior on sanitation hygiene of street food in SDN I Paya Bujok Tunong Langsa

Year 2014 This research is analytic cross sectional design. This study was conducted on Desember 2014.

population in this study were all students in grade IV to grade V SDN 1 Paya Bujok Tunong totaling 136

students. The number of samples in this study were as many as 58 respondents to be sampled to be studied,

which is obtained by using by using Slovin formula. Chi Square statistical test results against the results

obtained knowledge variables, chi-square count> chi-square table (22.704> 9.487) and a p value <the value

of a (p = 0.000 <a = 0.05), then Ho is rejected and Ha accepted Knowledge means that there is a

relationship between the Student Conduct About Hygiene Food Sanitation Snacks. And the results obtained

for the attitude variable, where the value of p = 0.000 <a = 0.05 then Ho is rejected and Ha is accepted it

means there is a relationship between attitudes toward student behavior on sanitation hygiene of street food.

Suggested for SDN 1 Paya Bujok Tunong Langsa to coordinate with a number of food vendors that are

outside of school as well as recommended steps can formulate plans and programs of health education

system, especially for students - students at SDN 1 Paya Bujok Tunong Langsa.

Keywords: Snacks, Hygiene, Food

PENDAHULUAN

Kesehatan merupakan hak asasi manusia

dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus

diwujudkan sesuai dengan cita-cita Bangsa

Indonesia sebagaimana dimaksud dalam

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945. ¹

Pangan merupakan kebutuhan dasar

manusia yang paling utama dan pemenuhannya

merupakan bagian dari hak asasi manusia yang

213

nasuwakesaceh.ac.id

Page 2: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU …nasuwakesaceh.ac.id/gudang/file/pdf/jurnal-pdf-9jQHfkmD1U8xEXXe.pdf · berbagai penyakit seperti diare, disentri, thypus, dan keracunan

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perilaku Murid Hygiene ….…..214

dijamin di dalam Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai

komponen dasar untuk mewujudkan sumber

daya manusia yang berkualitas ²

Pangan yang aman, bermutu dan bergizi

seimbang tidak terlepas dari faktor keamanan

pangan. Masalah keamanan pangan memang

menjadi isu strategis saat ini. Berbagai kasus

gangguan kesehatan manusia akibat

mengonsumsi pangan yang tercemar oleh

cemaran fisik, biologis, dan kimia telah terjadi

diberbagai daerah dan bahkan tergolong sebagai

Kejadian Luar Biasa (KLB). Kasus keamanan

pangan yang banyak dijumpai adalah keracunan

pangan, dimana salah satu sumber pangan yang

menyebabkan keracunan adalah makanan

jajanan. ³ Makanan jajanan sudah menjadi

bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan

masyarakat, baik di perkotaan maupun di

pedesaan. Makanan jajanan harus memenuhi

syarat gizi, sanitasi, keamanan dan kesehatan

sehingga makanan jajanan yang diproduksi

benar-benar aman dan sehat untuk dikonsumsi

oleh murid sekolah dasar sebagai konsumen 4

Makanan dan jajanan sekolah merupakan

masalah yang perlu menjadi perhatian

masyarakat, khususnya orang tua, pendidik, dan

pengelola sekolah, karena makanan dan jajanan

sekolah sangat beresiko terhadap cemaran

biologis atau kimiawi yang banyak mengganggu

kesehatan, baik jangka pendek maupun panjang

anak sekolah 5

Makanan jajanan masih beresiko terhadap

kesehatan karena penanganannya sering tidak

hygienis yang memungkinkan makanan jajanan

terkontaminasi oleh mikroba beracun. Banyak

jajanan yang tidak memenuhi syarat keamanan

pangan sehingga membahayakan kesehatan

jutaan anak sekolah dasar. Namun demikian

kehadiran pedagang makanan jajanan anak di

sekolah hendaknya tidak dilarang, karena hal ini

juga berperan dalam menopang perekonomian

terutama di sektor informal.4

Hasil monitoring BPOM (dalam

AntaraNews, 2013),6 menunjukkan 48 persen

siswa SD mengaku sering jajan, sementara 51

persen lain mengaku kadang-kadang saja, dan

hanya satu persen yang mengaku tidak pernah

jajan. Idealnya, jajanan anak sekolah haruslah

aman dari cemaran merugikan, bermutu dan

memenuhi kriteria keamanan pangan dan

kandungan gizi. Jajanan anak sekolah, terutama

SD, harus aman, higienis dan terjaga

sanitasinya. Bila tidak akan dapat menimbulkan

berbagai penyakit seperti diare, disentri, thypus,

dan keracunan yang disebabkan oleh berbagai

jenis virus dan bakteri.

Pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini

terjadi setelah orang melakukan pengindraan

terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan

terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan

raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga 7

Sikap merupakan reaksi atau respons

seseorang yang masih tertutup terhadap suatu

stimulus atau objek. Sikap secara nyata

menunjukkan konotasi adanya adanya

kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu.

Dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi

yang bersifat emosional terhadap stimulus

sosial. Sikap belum merupakan suatu tindakan

nasuwakesaceh.ac.id

Page 3: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU …nasuwakesaceh.ac.id/gudang/file/pdf/jurnal-pdf-9jQHfkmD1U8xEXXe.pdf · berbagai penyakit seperti diare, disentri, thypus, dan keracunan

215 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014, 213 - 224

atau aktivitas, akan tetapi merupakan

“predisposisi” tindakan atau perilaku. Sikap itu

masih merupakan reaksi tertutup, bukan

merupakan reaksi terbuka (tingkah laku yang

terbuka). Lebih dapat dijelaskan lagi bahwa

sikap merupakan reaksi terhadap objek di

lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan

terhadap objek. 7

Perilaku seseorang atau masyarakat tentang

kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap,

kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang

atau masyarakat yang bersangkutan. Disamping

itu ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku

para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga

akan mendukung dan memperkuat terbentuknya

perilaku. 7

Didalam kehidupan sehari-hari, respons

jenis pertama (respondent response atau

respondent behavior) sangat terbatas

keberadaannya pada manusia. Menurut Bloom

(dalam Notoatmodjo, 2011), perilaku dibagi

dalam 3 domain (ranah/kawasan), meskipun

kawasan-kawasan tersebut tidak mempunyai

batasan yang jelas dan tegas. Pembagian

kawasan ini dilakukan untuk kepentingan tujuan

pendidikan, yaitu mengembangkan atau

meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut,

yang terdiri dari ranah kognitif (kognitif

domain), ranah affektif (affectife domain), dan

ranah psikomotor (psicomotor domain).

Hasil survei awal terhadap 10 siswa SDN 1

Paya Bujok Tunong pada bulan Maret 2014

didapati bahwa 7 siswa (70%) lebih menyukai

makanan jajanan di luar sekolah tanpa

memperhatikan tingkat kebersihan dari si

penjual maupun makanan jajanan dan tidak

mencuci tangan sebelum makan serta tidak

menggunakan alat bantu makan, 2 siswa (20%)

lebih menyukai makanan jajanan di luar sekolah

dengan memperhatikan tingkat kebersihan dari

si penjual maupun makanan jajanan namun

siswa tidak mencuci tangan sebelum makan

serta tidak menggunakan alat bantu makan,

sedangkan 1 siswa (10%) lebih menyukai

makanan jajanan di luar sekolah dengan

memperhatikan tingkat kebersihan dari si

penjual maupun makanan jajanan dan mencuci

tangan dahulu sebelum makan dan

menggunakan alat bantu makan.

Hasil pengamatan awal terhadap pedagang

makanan jajanan pada bulan April 2014

terhadap 6 pedagang makanan jajanan di SDN 1

Paya Bujok Tunong menunjukkan hasil bahwa 6

pedagang tesebut dalam menjajakan makanan

jajannya tidak memenuhi syarat kesehatan: 4

pedagang (66,7% ) berkuku kotor, 2 pedagang

(33,4% ) berbicara dan merokok ketika

mengolah makanan, 2 pedagang (33,4%) tidak

menutup makanan yang disajikan dan berada di

tempat lokasi jualan masih berserakan sampah,

sehingga rawan dapat menimbulkan penyakit

pada anak- anak, terutama pada pedagang

makanan olahan seperti gorengan, bakso colok.

Berdasarkan uraian dari latar belakang

diatas, maka penulis merumuskan

permasalahan dalam penelitian ini adalah

”Apakah Terdapat Hubungan Pengetahuan dan

Sikap Terhadap Perilaku Murid Tentang

Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan Di SDN I

Paya Bujok Tunong Kota Langsa Tahun 2014”.

Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan

nasuwakesaceh.ac.id

Page 4: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU …nasuwakesaceh.ac.id/gudang/file/pdf/jurnal-pdf-9jQHfkmD1U8xEXXe.pdf · berbagai penyakit seperti diare, disentri, thypus, dan keracunan

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perilaku Murid Hygiene ….…..216

sikap terhadap perilaku murid tentang hygiene

sanitasi makanan jajanan di SDN I Paya Bujok

Tunong Kota Langsa Tahun 2014.

Tujuan Khusus Diketahuinya hubungan

pengetahuan terhadap perilaku murid tentang

hygiene sanitasi makanan jajanan di SDN I Paya

Bujok Tunong Kota Langsa Tahun 2014.

Diketahuinya hubungan sikap terhadap perilaku

murid tentang hygiene sanitasi makanan jajanan

di SDN I Paya Bujok Tunong Kota Langsa

Tahun 2014. Sebagai tambahan informasi

mengenai pengetahuan dan sikap murid

terhadap perilaku murid tentang hygiene sanitasi

makanan jajanan di luar sekolah. Agar dapat

meningkatkan penyuluhan hygiene sanitasi

makanan dan jajanan di lingkungan sekolah-

sekolah dalam wilayah kota Langsa.

Mendapatkan cara pendekatan yang efektif

dalam meningkatkan hygiene sanitasi makanan

jajanan di luar sekolah. Hasil penelitian ini

dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan

guna memperbaiki / mengontrol makanan

jajanan untuk murid.

Sebagai bahan informasi bagi masyarakat

khususnya murid SDN I Paya Bujok Tunong

Kota Langsa mengenai pentingnya hygiene

sanitasi makanan jajanan.

Mengingat terbatasnya waktu, tempat,

biaya dan tenaga, maka penelitian ini hanya

dilakukan terhadap murid kelas 4 sampai

dengan kelas 5.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah Analitik dengan

desain Cross Sectional dimana peneliti

melakukan observasi atau pengukuran variabel

independen dan dependen hanya satu kali pada

satu saat. Pada jenis ini, variabel independen

dan dependen dinilai secara simultan pada suatu

saat, jadi tidak ada tindak lanjut. Tentunya tidak

semua obyek penelitian harus diobservasi pada

hari atau pada waktu yang sama, akan tetapi

baik variabel independen maupun variabel

dependen dinilai hanya satu kali saja.8

Populasi

pada penelitian ini adalah seluruh murid kelas

IV sampai dengan kelas V SDN 1 Paya Bujok

Tunong yang berjumlah 136 murid.

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan

objek yang akan diteliti dan dianggap mewakili

seluruh populasi7. Sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2011). Jumlah sampel

dalam penelitian ini adalah sebanyak 58

responden, yang diperoleh dengan cara

menggunakan dengan menggunakan rumus

Slovin9, seperti yang tertera di bawah ini :

𝑛 =N

1 + N (𝑑)2

Ket :

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

d = Kesalahan (absolute) yang ditoleransi/

derajat penyimpangan (10%).

n = N

1+N (d)2

n = 136

1+ 136 (10%)2

n = 136

1+ 136 (0,10)2

n = 136

1+ 136(0,01)

n = 136

1+ 1,36

n = 136

2,36

n = 57,6 = 58

(Dibulatkan)

n = 58 Responden

nasuwakesaceh.ac.id

Page 5: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU …nasuwakesaceh.ac.id/gudang/file/pdf/jurnal-pdf-9jQHfkmD1U8xEXXe.pdf · berbagai penyakit seperti diare, disentri, thypus, dan keracunan

217 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014, 213 - 224

Adapun teknik pengambilan sampel

dengan menggunakan teknik proporsional

stratifed random sampling, dimana setiap

sampel yang di ambil dikelompokkan

berdasarkan kelas yang tercakup dalam SDN 1

Paya Bujok Tunong dengan menggunakan

rumus 9 :

𝑛

= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑢𝑟𝑖𝑑 𝑝𝑒𝑟 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑋 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

Berdasarkan rumus diatas, maka besarnya

sampel yang akan diambil pada masing-masing

kelas yang tercakup dalam SDN 1 Paya Bujok

Tunong dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini:

Tabel 1 : Penghitungan Jumlah Sampel berdasarkan kelas yang tercakup dalam SDN 1 Paya

Bujok Tunong

No Kelas Jumlah Murid Jumlah Sampel Dibulatkan

1 Kelas 4a 32 13,6 14

2 Kelas 4b 34 14,4 14

3 Kelas 5a 35 14,8 15

4 Kelas 5b 35 14,8 15

Jumlah 136 57,6 58

Sumber : SDN 1 Paya Bujok Tunong tahun 2014

Selanjutnya sampel diambil secara acak

pada saat penelitian dilakukan, di masing-

masing kelas sesuai dengan jumlah proporsinya

dengan cara semua nama populasi ditulis pada

secarik kertas, diletakkan di kotak dan diambil

secara acak sejumlah sampel yang telah

ditentukan.

Pengambilan sampel harus sedemikian

rupa sehingga dapat mewakili populasi

(representatif), maka penentuan sampel harus

sesuai kriteria yang telah ditetapkan supaya

hasil penelitian sesuai dengan tujuan. Kriteria

sampel penelitian ini berupa kriteria inklusi

yang merupakan batasan ciri atau karakter

umum pada subyek penelitian yang dikurangi

dengan kriteria yang masuk dalam kriteria

eksklusi. Kriteria Inklusi dan eksklusi dalam

penelitian ini adalah :

Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri

yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota

populasi yang dapat diambil sebagai sampel

(Notoatmodjo, 2010). Kriteria inklusi dalam

penelitian ini adalah : 1) Murid ; 2) Bersekolah

di SDN 1 Paya Bujok Tunong; 3) Kelas IV – V;

4) Bersedia menjadi informan.

Kriteria eksklusi adalah kriteria atau ciri-

ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil

sebagai sampel (Notoatmodjo, 2010). Kriteria

eksklusi dalam penelitian ini adalah murid kelas

I sampai dengan kelas III karena peneliti

menganggap bahwa murid kelas I sampai

dengan kelas III Sekolah Dasar belum dapat

memahami pertanyaan-pertanyaan yang

nantinya akan diberikan oleh peneliti sehingga

akan menghambat penelitian yang akan

dilakukan.

Penelitian ini telah dilaksanakan di SDN 1

Paya Bujok Tunong Kota Langsa, dan

telah dilaksana kan pada Bulan Desember 2014.

Analisa Data

Setelah data peneliti diperoleh peneliti

memasukkan data yang telah ditabulasi kedalam

komputer dan dianalisis secara statistik.

nasuwakesaceh.ac.id

Page 6: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU …nasuwakesaceh.ac.id/gudang/file/pdf/jurnal-pdf-9jQHfkmD1U8xEXXe.pdf · berbagai penyakit seperti diare, disentri, thypus, dan keracunan

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perilaku Murid Hygiene ….…..218

Menurut Notoatmodjo (2010) analisa data

terdiri dari :

Analisis univariat adalah suatu prosedur

untuk menganalisa data dari suatu variabel yang

bertujuan untuk mendeskripsikan suatu hasil

penelitian (Arikunto, 2009). Analisis univariat

bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan setiap variabel penelitian

(Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini,

analisa data dengan metode univarat akan

digunakan untuk menganalisa variabel

independen (Pengetahuan dan Sikap) dan

variabel dependen (perilaku murid tentang

Hygiene Sanitasi Makanan jajanan) yang akan

ditampilkan dalam distribusi frekuensi.

Kemudian ditentukan persentase (F)

dengan menggunakan rumus sebagai

berikut :

%100n

Fp

HASIL PENELITIAN

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh

murid kelas IV sampai dengan kelas V SDN 1

Paya Bujok Tunong yang berjumlah 136 murid.

Untuk cara pengambilan sampel dilakukan

dengan menggunakan rumus Slovin, yang

berjumlah 58 orang untuk dijadikan sampel

dalam penelitian ini.

Dapat dilihat bahwa dari 58 responden

menunjukkan mayoritas responden berumur 10

tahun yakni sebanyak 29 (50%) responden.

Responden yang berumur 11 tahun yakni

sebanyak 24 (41,4%) responden. Sedangkan

minoritas responden berumur 9 tahun yakni

sebanyak 5 (8,6%) responden.

Dapat dilihat bahwa dari 58 responden

menunjukkan mayoritas responden adalah

murid kelas 5 yakni sebanyak 30 (51,7%)

responden. Sedangkan minoritas responden

adalah murid kelas 4 yakni sebanyak 28

(48,3%) responden.

Dapat dilihat bahwa dari 58 responden

menunjukkan mayoritas responden adalah laki-

laki yakni sebanyak 31 (53,4%) responden.

Sedangkan minoritas responden adalah

perempuan yakni sebanyak 27 (46,6%)

responden.

Analisa Univariat

Hasil penelitian yang dilakukan oleh

peneliti pada Desember 2014 di SDN 1 Paya

Bujok Tunong Kota Langsa, dengan jumlah

sampel sebanyak 58 responden, diperoleh hasil

sebagai berikut :

Dapat dilihat bahwa dari 58 responden

menunjukkan mayoritas responden mempunyai

perilaku baik yakni sebanyak 38 (65,5%)

responden. Responden yang mempunyai

perilaku cukup yakni sebanyak 17 (29,3%)

responden. Sedangkan minoritas responden

yang mempunyai perilaku buruk yakni

sebanyak 3 (5,2%) responden.

Dapat dilihat bahwa dari 58 responden

menunjukkan mayoritas responden mempunyai

pengetahuan baik yakni sebanyak 38 (65,5%)

responden. Responden yang mempunyai

pengetahuan cukup yakni sebanyak 19 (32,8%)

responden. Sedangkan minoritas responden

Keterangan : P = persentase

F = frekuensi

n = sampel

nasuwakesaceh.ac.id

Page 7: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU …nasuwakesaceh.ac.id/gudang/file/pdf/jurnal-pdf-9jQHfkmD1U8xEXXe.pdf · berbagai penyakit seperti diare, disentri, thypus, dan keracunan

219 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014, 213 - 224

yang mempunyai pengetahuan kurang yakni

sebanyak 1 (1,7%) responden.

Dapat dilihat bahwa dari 58 responden

menunjukkan mayoritas responden mempunyai

sikap baik yakni sebanyak 50 (86,2%)

responden. Responden yang mempunyai sikap

cukup yakni sebanyak 7 (12,1%) responden.

Sedangkan minoritas responden yang

mempunyai sikap buruk yakni sebanyak 1

(1,7%) responden.

Analisa Bivariat

Data menunjukkan bahwa pada 38 murid

yang mempunyai pengetahuan yang baik

ternyata mayoritas mempunyai perilaku baik

tentang Hygiene sanitasi makanan jajanan yaitu

sebanyak 28 (48,3%) responden. Pada 19 murid

yang mempunyai pengetahuan cukup, mayoritas

mempunyai perilaku baik tentang Hygiene

sanitasi makanan jajanan yaitu sebanyak 10

(17,2%) responden. Sedangkan murid yang

mempunyai pengetahuan kurang, mempunyai

perilaku yang buruk tentang Hygiene sanitasi

makanan jajanan yaitu sebanyak 1 (1,7%)

responden.

Hasil uji statistik Chi Square diperoleh

hasil, chi-square hitung > chi-square tabel (

22,704 > 9,487 ) dan nilai p value < nilai ( p

= 0,000 < = 0,05), maka Ho ditolak dan Ha

diterima yang berarti ada hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen,

dalam hal ini berarti ada hubungan antara

Pengetahuan terhadap Perilaku Murid Tentang

Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan.

Data menunjukkan bahwa pada 50 murid

yang mempunyai sikap yang baik ternyata

mayoritas mempunyai perilaku baik tentang

Hygiene sanitasi makanan jajanan yaitu

sebanyak 35 (60,3%) responden. Pada 7 murid

yang mempunyai sikap cukup, mayoritas

mempunyai perilaku baik tentang Hygiene

sanitasi makanan jajanan yaitu sebanyak 3

(5,2%) responden. Sedangkan murid yang

mempunyai sikap yang buruk, mempunyai

perilaku yang buruk tentang Hygiene sanitasi

makanan jajanan yaitu masing – masing

sebanyak 1 (1,7%) responden.

Hasil uji statistik Chi Square diperoleh

hasil, chi-square hitung > chi-square tabel (

21,600 > 9,487 ) dan nilai p value < nilai (p

= 0,000 < = 0,05), maka Ho ditolak dan Ha

diterima yang artinya ada hubungan antara

antara sikap terhadap perilaku murid tentang

Hygiene sanitasi makanan jajanan.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang dilakukan oleh

peneliti menunjukkan bahwa pada 38 murid

yang mempunyai pengetahuan yang baik

ternyata mayoritas mempunyai perilaku baik

tentang Hygiene sanitasi makanan jajanan yaitu

sebanyak 28 (48,3%) responden. Pada 19 murid

yang mempunyai pengetahuan cukup, mayoritas

mempunyai perilaku baik tentang Hygiene

sanitasi makanan jajanan yaitu sebanyak 10

(17,2%) responden. Sedangkan murid yang

mempunyai pengetahuan kurang, mempunyai

perilaku yang buruk tentang Hygiene sanitasi

makanan jajanan yaitu masing - masing

sebanyak 1 (1,7%) responden.

Hasil yang dilakukan dalam penelitian ini

diperoleh hasil, chi-square hitung > chi-square

tabel ( 22,704 > 9,487 ) dan nilai p value < nilai

nasuwakesaceh.ac.id

Page 8: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU …nasuwakesaceh.ac.id/gudang/file/pdf/jurnal-pdf-9jQHfkmD1U8xEXXe.pdf · berbagai penyakit seperti diare, disentri, thypus, dan keracunan

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perilaku Murid Hygiene ….…..220

( p = 0,000 < = 0,005), maka Ho ditolak

dan Ha diterima yang artinya ada hubungan

antara variabel independen dengan variabel

dependen, dalam hal ini berarti ada hubungan

antara Pengetahuan terhadap Perilaku Murid

Tentang Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan.

Hasil analisa penelitian yang dilakukan

oleh peneliti, menemukan adanya hubungan

antara pengetahuan terhadap perilaku murid

tentang Hygiene sanitasi makanan jajanan, yang

disebabkan karena dari 58 responden

menunjukkan mayoritas responden mempunyai

pengetahuan baik yakni sebanyak 38 (65,5%)

responden. Sebanyak 19 (32,8%) responden

mempunyai pengetahuan yang cukup.

Sedangkan minoritas murid yang memiliki

pengetahuan kurang sebanyak 1 (1,7%)

responden.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Rina Yuliastuti

(2011) yang berjudul Analisis Karakteristik

Siswa, Karakteristik Orang Tua, Dan Perilaku

Konsumsi Jajanan Pada Siswa-Siswi SDN

Rambutan 04 Pagi Jakarta Timur Tahun 2011.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif

analitik yang menggunakan observasional study

design dengan pendekatan cross sectional.

Metode pengambilan sampel dengan sistem

purposive sampling, jumlah sampel sebesar 105

orang. Hasil uji statistik diperoleh nilai p =

0,123 yang berarti tidak ada hubungan yang

signifikan antara perilaku sering jajan dengan

pengetahuan gizi siswa di SDN Rambutan 04

Pagi Jakarta Timur.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori

Notoatmodjo (2011) yang menyatakan bahwa

pengetahuan muncul ketika seseorang

menggunakan indera atau akal budinya untuk

mengenali benda atau kejadian tertentu yang

belum pernah dilihat atau dirasakan

sebelumnya, misalnya ketika seseorang

mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia

akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk,

rasa dan aroma masakan tersebut.

Peneliti mengasumsikan bahwa ternyata

tingkat pengetahuan murid mempengaruhi

perilaku murid tentang hygiene sanitasi

makanan jajanan. Hal ini dibuktikan mayoritas

murid memiliki pengetahuan yang baik tentang

pentingnya menjaga kebersihan dalam membeli

maupun memakan makanan jajanan. Sebagian

murid mengetahui makanan yang mengandung

pengawet makanan tidak baik untuk dikonsumsi

guna menjaga kesehatan. Mayoritas murid juga

berpendapat bahwa penyajian makanan jajanan

yang baik adalah ditempatkan dalam wadah

tertutup. Mayoritas murid berpendapat bahwa

penjual makanan yang baik adalah penjual

makanan yang mencuci tangan sebelum dan

sesudah memegang makanan, tidak menggaruk-

garuk anggota badannya pada saat mengolah

makanan dan menggunakan air yang bersih

untuk mencuci bahan dan peralatan makanan

yang kotor. Selain dari murid yang memiliki

pengetahuan baik terdapat juga 1 orang murid

yang memiliki pengetahuan kurang tentang

Hygene Sanitasi Makanan Jajanan. Hal itu

disebabkan karena murid tidak mempedulikan

kesehatan yang baik untuk dirinya. Murid Tetap

membeli makanan jajanan yang berdekatan

dengan got/parit atau tempat pembuangan

sampah, tidak memperhatikan tanggal

nasuwakesaceh.ac.id

Page 9: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU …nasuwakesaceh.ac.id/gudang/file/pdf/jurnal-pdf-9jQHfkmD1U8xEXXe.pdf · berbagai penyakit seperti diare, disentri, thypus, dan keracunan

221 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014, 213 - 224

kadaluarsa, Tidak memperhatikan Bungkus atau

kemasan dalam keadaan rusak atau tidak, tidak

mempedulikan berubah rasa / warna pada

makanan jajanan dan terasa seperti berlendir.

Serta tidak mengetahui manfaat memotong

kuku yang panjang bila hendak memakan

makanan jajanan, sehingga hal tersebut

mempengaruhi perilaku murid karena

pengetahuan murid yang kurang.

Hubungan Sikap Terhadap Perilaku Murid

Tentang Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh

peneliti menunjukkan bahwa pada 50 murid

yang mempunyai sikap yang baik ternyata

mayoritas mempunyai perilaku baik tentang

Hygiene sanitasi makanan jajanan yaitu

sebanyak 35 (60,3%) responden. Pada 7 murid

yang mempunyai sikap cukup, mayoritas

mempunyai perilaku baik tentang Hygiene

sanitasi makanan jajanan yaitu sebanyak 3

(5,2%) responden. Sedangkan murid yang

mempunyai sikap yang buruk, mempunyai

perilaku yang buruk tentang Hygiene sanitasi

makanan jajanan yaitu masing – masing

sebanyak 1 (1,7%) responden.

Hasil yang dilakukan dalam penelitian ini

diperoleh hasil, chi-square hitung > chi-square

tabel ( 21,600 > 9,487 ) dan nilai p value < nilai

( p = 0,000 < = 0,005 ), maka Ho ditolak

dan Ha diterima yang artinya ada hubungan

antara antara sikap terhadap perilaku murid

tentang Hygiene sanitasi makanan jajanan.

Hasil analisa penelitian yang dilakukan

oleh peneliti menemukan adanya hubungan

antara sikap terhadap perilaku murid tentang

Hygiene sanitasi makanan jajanan, yang

disebabkan karena dari 58 responden

menunjukkan mayoritas responden mempunyai

sikap baik, terhadap perilaku murid tentang

Hygiene sanitasi makanan jajanan yaitu

sebanyak 50 (86,2%) responden. Sebanyak 7

(12,1%) responden mempunyai sikap yang

cukup terhadap perilaku tentang Hygiene

sanitasi makanan jajanan. Sedangkan minoritas

sebanyak 1 (1,7%) responden memiliki sikap

yang buruk terhadap perilaku tentang Hygiene

sanitasi makanan jajanan.

Hasil penelitian tidak sesuai dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Purtiantini tahun

2010, Tentang Hubungan Pengetahuan Dan

Sikap Mengenai Pemilihan Makanan Jajanan

Dengan Perilaku Anak Memilih Makanan Di

SDIT Muhammadiyah Al Kautsar Gumpang

Kartasura. Tujuan penelitian ini untuk

mengetahui hubungan antara Pengetahuan dan

sikap mengenai pemilihan makanan jajanan

dengan Perilaku anak memilih makanan di

SDIT Muhammadiyah Al Kautsar Gumpang

Kartasura. Jenis penelitian ini bersifat

observasional dengan pendekatan Cross

sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas IV dan V di SDIT

Muhammadiyah Al Kautsar Gumpang

Kartasura yang Berjumlah 108 anak. Sampel

dalam penelitian ini berjumlah 58 siswa

Berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi

dengan uji korelasi Rank Spearman. Hasil

penelitian diketahui tingkat pengetahuan anak

tentang Pemilihan makanan jajanan sebagian

besar mempunyai tingkat Pengetahuan baik

yaitu 96,6%. Sikap anak tentang pemilihan

makanan Jajanan sebagian besar mempunyai

nasuwakesaceh.ac.id

Page 10: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU …nasuwakesaceh.ac.id/gudang/file/pdf/jurnal-pdf-9jQHfkmD1U8xEXXe.pdf · berbagai penyakit seperti diare, disentri, thypus, dan keracunan

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perilaku Murid Hygiene ….…..222

sikap mendukung sebanyak 60,3%. Perilaku

anak dalam memilih makanan sebagian besar

mempunyai Perilaku baik sebanyak 43,1% dan

yang mempunyai perilaku tidak baik Sebanyak

56,9%. Berdasarkan analisis korelasi Rank

Spearman diketahui bahwa tidak ada hubungan

antara pengetahuan anak mengenai pemilihan

Makanan jajanan dengan perilaku anak memilih

makanan (nilai p = 0,185), dan tidak ada

hubungan antara sikap anak mengenai

pemilihan Makanan jajanan dengan perilaku

anak memilih makanan (nilai p = 0,460).

Hal tersebut sesuai dengan teori yang

diungkapkan oleh Notoatmodjo (2007 dalam

Puspita, 2011) bahwa sikap sering

mencerminkan pribadi seseorang, ini

disebabkan karena sikap tidak pernah terpisah

dari pribadi yang mendukungnya oleh karena itu

dengan melihat sikap-sikap pada objek tertentu,

sedikit banyak orang bisa mengetahui pribadi

orang tersebut. Jadi, sikap merupakan

pernyataan pribadi.

Peneliti mengasumsikan bahwa ternyata

tingkat sikap murid turut mempengaruhi

perilaku murid tentang hygiene sanitasi

makanan jajanan, yang disebabkan karena

mayoritas murid memiliki sikap yang baik

tentang pentingnya menjaga kebersihan dalam

membeli maupun memakan makanan jajanan.

Hal ini dibuktikan dari sebagian murid memilih

tentang makanan yang harus selalu tertutup,

atau dibungkus dengan baik serta tidak

memakan makanan yang telah terkoyak atau

robek pada bagian bungkusan. Sebagian murid

tidak memakan makanan yang dikerubungi lalat

karena akan menimbulkan penyakit,

menggunakan alat bantu makan seperti tissue,

kertas atau plastik sewaktu memakan makanan

jajanan, serta membuang makanan sisa yang

seharusnya tidak konsumsi lagi. Dari hasil

penelitian terdapat juga, 1 orang murid yang

memiliki sikap yang buruk serta perilaku yang

buruk tentang hygiene sanitasi makanan jajanan.

Hal ini disebabkab karena murid masih

menganggap makanan yang dikerubungi lalat

tidak menyebabkan penyakit. Murid tersebut

juga tidak menggunakan alat bantu makan

seperti tissue, kertas atau plastik sewaktu

memakan makanan jajanan. Kebersihan di

tempat penjualan makanan tidak menjadi hal

penting, dan makan jajanan di sembarang

tempat tidak dapat menyebabkan sakit perut.

Sehingga sikap murid tersebut akan

mempengaruhi faktor perilaku murid tentang

hygiene sanitasi makanan jajanan dan murid

akan mudah terserang berbagai penyakit.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan

di SDN 1 Paya Bujok Tunong Kota Langsa

terhadap 58 responden, maka dapat dibuat

kesimpulan sebagai berikut :

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada

38 murid yang mempunyai pengetahuan yang

baik ternyata mayoritas mempunyai perilaku

baik tentang Hygiene sanitasi makanan jajanan

yaitu sebanyak 28 (48,3%) responden. Pada 19

murid yang mempunyai pengetahuan cukup,

mayoritas mempunyai perilaku baik tentang

Hygiene sanitasi makanan jajanan yaitu

sebanyak 10 (17,2%) responden. Sedangkan

murid yang mempunyai pengetahuan kurang,

nasuwakesaceh.ac.id

Page 11: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU …nasuwakesaceh.ac.id/gudang/file/pdf/jurnal-pdf-9jQHfkmD1U8xEXXe.pdf · berbagai penyakit seperti diare, disentri, thypus, dan keracunan

223 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014, 213 - 224

mempunyai perilaku yang buruk tentang

Hygiene sanitasi makanan jajanan yaitu

sebanyak 1 (1,7%) responden. Hasil uji statistik

Chi Square diperoleh hasil, chi-square hitung >

chi-square tabel ( 22,704 > 9,487 ) dan nilai p

value < nilai ( p = 0,000 < = 0,05), maka

Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada

hubungan antara variabel independen dengan

variabel dependen, dalam hal ini berarti ada

hubungan antara Pengetahuan terhadap Perilaku

Murid Tentang Hygiene Sanitasi Makanan

Jajanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pada 50 murid yang mempunyai sikap yang

baik ternyata mayoritas mempunyai perilaku

baik tentang Hygiene sanitasi makanan jajanan

yaitu sebanyak 35 (60,3%) responden. Pada 7

murid yang mempunyai sikap cukup, mayoritas

mempunyai perilaku baik tentang Hygiene

sanitasi makanan jajanan yaitu sebanyak 3

(5,2%) responden. Sedangkan murid yang

mempunyai sikap yang buruk, mempunyai

perilaku yang buruk tentang Hygiene sanitasi

makanan jajanan yaitu masing – masing

sebanyak 1 (1,7%) responden. 4 Hasil uji

statistik Chi Square diperoleh hasil, chi-square

hitung > chi-square tabel (21,600 > 9,487) dan

nilai p value < nilai (p = 0,000 < = 0,05),

maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya

ada hubungan antara antara sikap terhadap

perilaku murid tentang Hygiene sanitasi

makanan jajanan.

SARAN

Sebaiknya melakukan koordinasi dan

pengawasan terhadap sejumlah penjual

makanan jajanan di luar lingkungan sekolah

untuk selalu menjaga kebersihan makanan yang

dijajakan dengan cara membuat wadah tertutup

dan menggunakan alat bantu kerja ketika

menjamah makanan. Agar melakukan

koordinasi dengan sejumlah penjual makanan

yang berada di luar sekolah, untuk selalu

menjaga kebersihan diri (kebersihan tangan,

rambut, kuku dan pakaian), serta menjaga

kebersihan lingkungan kerja. Sebaiknya

mengingatkan terhadap sejumlah penjual

makanan jajanan di luar lingkungan sekolah

untuk tidak menggunakan bahan makanan yang

mengandung pengawet serta tidak baik untuk

kesehatan sesuai dengan aturan yang ditetapkan

dalam SK Menkes RI

No.942/Menkes/SK/VII/2003.10 Agar dapat

menyusun langkah-langkah perencanaan dan

program sistem penyuluhan kesehatan

khususnya bagi murid- murid di SDN 1 Paya

Bujok Tunong Kota Langsa.

UCAPAN TERIMA KASIH

Kepada Bapak Kepala Sekolah Dasar Negri

1 Paya Bujok Tunong Kecamatan Langsa Baro

Kota Langsa, atas kesediaannya dalam

menerima Sekolah yang di pimpinnya sebagai

lokasi penelitian ini. Direktur Poltekkes

Kemenkes Aceh yang telah memberikan izin

dan waktu kepada saya untuk melakukan

penelitian sebagai tridarma saya selekukdosen.

Ketu Prodi dan teman-teman yang tidak bisa

saya sebutkan namanya satu persatu, dalam

kesempatan ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009, http://

www. depkes. go.id/ downloads/

nasuwakesaceh.ac.id

Page 12: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU …nasuwakesaceh.ac.id/gudang/file/pdf/jurnal-pdf-9jQHfkmD1U8xEXXe.pdf · berbagai penyakit seperti diare, disentri, thypus, dan keracunan

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perilaku Murid Hygiene ….…..224

UU_No._36_Th_2009_ttg_Kesehatan.p

df, Diakses pada tanggal 23 Mei 2014. 2. UU RI No. 18 Tahun 2012, Pangan,

http://www.pekalongankab.go.id/peratur

an/ uu-ri/3427-uu-no18-tahun-2012-

tentang-pangan.html, Diakses pada

tanggal 23 Mei 2014. 3. Bintaria, S. Dinatia, 2011, Pengaruh

Penyuluhan Dengan Metode Ceramah

Dan Poster Terhadap Perilaku

Konsumsi Makanan Jajanan Murid Di

Sd Kelurahan Pincuran Kerambil

Kecamatan Sibolga Sambas Kota

Sibolga Tahun 2011 4. Damanik, Br, Dame Melfa, 2009, Tindakan

Murid Dan Penjual Makanan Jajanan

Tentang Hygiene Sanitasi Makanan Di

Sekolah Dasar Negeri Kelurahan

Kemenangan Tani Kecamatan Medan

Tuntungan, Skripsi, Fakultas Kesehatan

Masyarakat, Universitas Sumatera

Utara, Medan. http:// repository. usu.

ac. id/ handle/ 123456789/ 14658,

Diakses pada tanggal 22 Maret 2014. 5. Suci, Eunike Sri Tyas, 2009, Gambaran

Perilaku Jajan Murid Sekolah Dasar Di

Jakarta, www. psikobuana. com/ doc/

29-38% 20-% 20Jajan. pdf, Diakses

pada tanggal 23 Mei 2014 6. Notoadmodjo, S., 2011. Kesehatan

Masyarakat, Ilmu & Seni, Jakarta:

Rhineka Cipta. 7. Setiadi, 2007, Konsep dan Penulisan Riset

Keperawatan, Penerbit : Graha Ilmu,

Jakarta.

8. Sitorus, L, 2007. Pengetahuan, Sikap, Dan

Tindakan Siswa Sekolah Dasar Tentang

Makanan dan Minuman Yang

Mengandung Bahan Tambahan

Makanan Pada Sekolah Dasar Di

Kecamatan Medan Denai, Skripsi, FKM

USU, Medan. 9. Wasis, 2008, Pedoman Riset Praktis Untuk

Profesi Perawat, Jakarta : EGC 10. SK Menkes RI No. 942 / Menkes / SK / VII /

2003, Pedoman Persyaratan Hygiene

Sanitasi Makanan Jajanan, Menteri

Kesehatan Republik Indonesia. 11. Rina Yuliastuti, 2011, Analisis Karakteristik

Siswa, Karakteristik Orang Tua, Dan

Perilaku Konsumsi Jajanan Pada

Siswa-Siswi SDN Rambutan 04 Pagi

Jakarta Timur Tahun 2011, Skripsi,

Fakultas Kesehatan Masyarakat,

Universitas Indonesia, Depok. 12. Purtiantini, 2010, Hubungan Pengetahuan

Dan Sikap Mengenai Pemilihan

Makanan Jajanan Dengan Perilaku

Anak Memilih Makanan Di SDIT

Muhammadiyah Al Kautsar Gumpang

Kartasura Putra, Skripsi, Program

Studi S1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah, Surakarta 13. Puspita, Nuraishah, 2011, Pengetahuan,

Sikap, Dan Tindakan Penumpang KM.

Kelud Kelas Ekonomi Tentang

Penggunaan Styrofoam Sebagai Wadah

Makanan Tahun 2010, Skripsi, FKM

USU, Medan

nasuwakesaceh.ac.id