Upload
vukhuong
View
229
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
213 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014, 213 - 224
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU MURID HYGIENE SANITASI
MAKANAN DI JALAN SDN I PAYA BUJOK TUNONG
LANGSA BARO KOTA LANGSA
THE CORRELATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE BEHAVIOR OF DISCIPLES
HYGIENE SANITATION STREET FOOD AT SDN I
PAYA BUJOK TUNONG LANGSA
Nurhayati*, Kasad**, Supriyanti***
Prodi D III Keperawatan Banda Aceh Poltekkes Kemenkes Aceh
Email : [email protected]
Abstrak : Jajan makanan risiko kesehatan untuk penanganan higienis sering tidak memungkinkan jalan
makanan yang terkontaminasi oleh mikroba beracun . Banyak makanan ringan yang tidak memenuhi
persyaratan keamanan pangan sehingga membahayakan kesehatan jutaan anak-anak sekolah dasar .
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap perilaku siswa
terhadap kebersihan sanitasi makanan jajanan di SDN I Paya Bujok Tunong Langsa Tahun 2014 Penelitian
ini merupakan analitik cross sectional . Penelitian ini dilakukan pada Desember 2014. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua siswa kelas IV sampai kelas V SDN 1 Paya Bujok Tunong berjumlah 136 siswa .
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 58 responden yang akan dijadikan sampel untuk diteliti
, yang diperoleh dengan menggunakan dengan menggunakan rumus Slovin . Chi Square, hasil uji statistik
terhadap hasil yang diperoleh variabel pengetahuan , chi -square hitung> tabel chi -square ( 22,704 > 9,487
) dan nilai p < nilai dari ( p = 0,000 < a = 0,05 ) , maka Ho ditolak dan Ha Pengetahuan diterima berarti
bahwa ada hubungan antara Perilaku Siswa Tentang Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan . Dan hasil yang
diperoleh untuk variabel sikap , dimana nilai p = 0,000 < a = 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya
ada hubungan antara sikap terhadap perilaku siswa terhadap kebersihan sanitasi makanan jalanan .
Disarankan untuk SDN 1 Paya Bujok Tunong Langsa untuk berkoordinasi dengan sejumlah penjual makanan
yang berada di luar sekolah serta langkah-langkah yang direkomendasikan dapat merumuskan rencana dan
program sistem pendidikan kesehatan , terutama bagi siswa - siswa di SDN 1 Paya Bujok Tunong Langsa .
Kata Kunci : Jajanan, Higienis, Pangan
Abstrack : Street food is a health risk for the hygienic handling often not allow street food contaminated by
toxic microbes. Many snacks that do not meet food safety requirements thus endangering the health of
millions of children of primary school. This study aims to determine the relationship between knowledge and
attitudes toward student behavior on sanitation hygiene of street food in SDN I Paya Bujok Tunong Langsa
Year 2014 This research is analytic cross sectional design. This study was conducted on Desember 2014.
population in this study were all students in grade IV to grade V SDN 1 Paya Bujok Tunong totaling 136
students. The number of samples in this study were as many as 58 respondents to be sampled to be studied,
which is obtained by using by using Slovin formula. Chi Square statistical test results against the results
obtained knowledge variables, chi-square count> chi-square table (22.704> 9.487) and a p value <the value
of a (p = 0.000 <a = 0.05), then Ho is rejected and Ha accepted Knowledge means that there is a
relationship between the Student Conduct About Hygiene Food Sanitation Snacks. And the results obtained
for the attitude variable, where the value of p = 0.000 <a = 0.05 then Ho is rejected and Ha is accepted it
means there is a relationship between attitudes toward student behavior on sanitation hygiene of street food.
Suggested for SDN 1 Paya Bujok Tunong Langsa to coordinate with a number of food vendors that are
outside of school as well as recommended steps can formulate plans and programs of health education
system, especially for students - students at SDN 1 Paya Bujok Tunong Langsa.
Keywords: Snacks, Hygiene, Food
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hak asasi manusia
dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus
diwujudkan sesuai dengan cita-cita Bangsa
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. ¹
Pangan merupakan kebutuhan dasar
manusia yang paling utama dan pemenuhannya
merupakan bagian dari hak asasi manusia yang
213
nasuwakesaceh.ac.id
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perilaku Murid Hygiene ….…..214
dijamin di dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai
komponen dasar untuk mewujudkan sumber
daya manusia yang berkualitas ²
Pangan yang aman, bermutu dan bergizi
seimbang tidak terlepas dari faktor keamanan
pangan. Masalah keamanan pangan memang
menjadi isu strategis saat ini. Berbagai kasus
gangguan kesehatan manusia akibat
mengonsumsi pangan yang tercemar oleh
cemaran fisik, biologis, dan kimia telah terjadi
diberbagai daerah dan bahkan tergolong sebagai
Kejadian Luar Biasa (KLB). Kasus keamanan
pangan yang banyak dijumpai adalah keracunan
pangan, dimana salah satu sumber pangan yang
menyebabkan keracunan adalah makanan
jajanan. ³ Makanan jajanan sudah menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan
masyarakat, baik di perkotaan maupun di
pedesaan. Makanan jajanan harus memenuhi
syarat gizi, sanitasi, keamanan dan kesehatan
sehingga makanan jajanan yang diproduksi
benar-benar aman dan sehat untuk dikonsumsi
oleh murid sekolah dasar sebagai konsumen 4
Makanan dan jajanan sekolah merupakan
masalah yang perlu menjadi perhatian
masyarakat, khususnya orang tua, pendidik, dan
pengelola sekolah, karena makanan dan jajanan
sekolah sangat beresiko terhadap cemaran
biologis atau kimiawi yang banyak mengganggu
kesehatan, baik jangka pendek maupun panjang
anak sekolah 5
Makanan jajanan masih beresiko terhadap
kesehatan karena penanganannya sering tidak
hygienis yang memungkinkan makanan jajanan
terkontaminasi oleh mikroba beracun. Banyak
jajanan yang tidak memenuhi syarat keamanan
pangan sehingga membahayakan kesehatan
jutaan anak sekolah dasar. Namun demikian
kehadiran pedagang makanan jajanan anak di
sekolah hendaknya tidak dilarang, karena hal ini
juga berperan dalam menopang perekonomian
terutama di sektor informal.4
Hasil monitoring BPOM (dalam
AntaraNews, 2013),6 menunjukkan 48 persen
siswa SD mengaku sering jajan, sementara 51
persen lain mengaku kadang-kadang saja, dan
hanya satu persen yang mengaku tidak pernah
jajan. Idealnya, jajanan anak sekolah haruslah
aman dari cemaran merugikan, bermutu dan
memenuhi kriteria keamanan pangan dan
kandungan gizi. Jajanan anak sekolah, terutama
SD, harus aman, higienis dan terjaga
sanitasinya. Bila tidak akan dapat menimbulkan
berbagai penyakit seperti diare, disentri, thypus,
dan keracunan yang disebabkan oleh berbagai
jenis virus dan bakteri.
Pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini
terjadi setelah orang melakukan pengindraan
terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan
terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga 7
Sikap merupakan reaksi atau respons
seseorang yang masih tertutup terhadap suatu
stimulus atau objek. Sikap secara nyata
menunjukkan konotasi adanya adanya
kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu.
Dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi
yang bersifat emosional terhadap stimulus
sosial. Sikap belum merupakan suatu tindakan
nasuwakesaceh.ac.id
215 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014, 213 - 224
atau aktivitas, akan tetapi merupakan
“predisposisi” tindakan atau perilaku. Sikap itu
masih merupakan reaksi tertutup, bukan
merupakan reaksi terbuka (tingkah laku yang
terbuka). Lebih dapat dijelaskan lagi bahwa
sikap merupakan reaksi terhadap objek di
lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan
terhadap objek. 7
Perilaku seseorang atau masyarakat tentang
kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap,
kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang
atau masyarakat yang bersangkutan. Disamping
itu ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku
para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga
akan mendukung dan memperkuat terbentuknya
perilaku. 7
Didalam kehidupan sehari-hari, respons
jenis pertama (respondent response atau
respondent behavior) sangat terbatas
keberadaannya pada manusia. Menurut Bloom
(dalam Notoatmodjo, 2011), perilaku dibagi
dalam 3 domain (ranah/kawasan), meskipun
kawasan-kawasan tersebut tidak mempunyai
batasan yang jelas dan tegas. Pembagian
kawasan ini dilakukan untuk kepentingan tujuan
pendidikan, yaitu mengembangkan atau
meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut,
yang terdiri dari ranah kognitif (kognitif
domain), ranah affektif (affectife domain), dan
ranah psikomotor (psicomotor domain).
Hasil survei awal terhadap 10 siswa SDN 1
Paya Bujok Tunong pada bulan Maret 2014
didapati bahwa 7 siswa (70%) lebih menyukai
makanan jajanan di luar sekolah tanpa
memperhatikan tingkat kebersihan dari si
penjual maupun makanan jajanan dan tidak
mencuci tangan sebelum makan serta tidak
menggunakan alat bantu makan, 2 siswa (20%)
lebih menyukai makanan jajanan di luar sekolah
dengan memperhatikan tingkat kebersihan dari
si penjual maupun makanan jajanan namun
siswa tidak mencuci tangan sebelum makan
serta tidak menggunakan alat bantu makan,
sedangkan 1 siswa (10%) lebih menyukai
makanan jajanan di luar sekolah dengan
memperhatikan tingkat kebersihan dari si
penjual maupun makanan jajanan dan mencuci
tangan dahulu sebelum makan dan
menggunakan alat bantu makan.
Hasil pengamatan awal terhadap pedagang
makanan jajanan pada bulan April 2014
terhadap 6 pedagang makanan jajanan di SDN 1
Paya Bujok Tunong menunjukkan hasil bahwa 6
pedagang tesebut dalam menjajakan makanan
jajannya tidak memenuhi syarat kesehatan: 4
pedagang (66,7% ) berkuku kotor, 2 pedagang
(33,4% ) berbicara dan merokok ketika
mengolah makanan, 2 pedagang (33,4%) tidak
menutup makanan yang disajikan dan berada di
tempat lokasi jualan masih berserakan sampah,
sehingga rawan dapat menimbulkan penyakit
pada anak- anak, terutama pada pedagang
makanan olahan seperti gorengan, bakso colok.
Berdasarkan uraian dari latar belakang
diatas, maka penulis merumuskan
permasalahan dalam penelitian ini adalah
”Apakah Terdapat Hubungan Pengetahuan dan
Sikap Terhadap Perilaku Murid Tentang
Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan Di SDN I
Paya Bujok Tunong Kota Langsa Tahun 2014”.
Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan
nasuwakesaceh.ac.id
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perilaku Murid Hygiene ….…..216
sikap terhadap perilaku murid tentang hygiene
sanitasi makanan jajanan di SDN I Paya Bujok
Tunong Kota Langsa Tahun 2014.
Tujuan Khusus Diketahuinya hubungan
pengetahuan terhadap perilaku murid tentang
hygiene sanitasi makanan jajanan di SDN I Paya
Bujok Tunong Kota Langsa Tahun 2014.
Diketahuinya hubungan sikap terhadap perilaku
murid tentang hygiene sanitasi makanan jajanan
di SDN I Paya Bujok Tunong Kota Langsa
Tahun 2014. Sebagai tambahan informasi
mengenai pengetahuan dan sikap murid
terhadap perilaku murid tentang hygiene sanitasi
makanan jajanan di luar sekolah. Agar dapat
meningkatkan penyuluhan hygiene sanitasi
makanan dan jajanan di lingkungan sekolah-
sekolah dalam wilayah kota Langsa.
Mendapatkan cara pendekatan yang efektif
dalam meningkatkan hygiene sanitasi makanan
jajanan di luar sekolah. Hasil penelitian ini
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
guna memperbaiki / mengontrol makanan
jajanan untuk murid.
Sebagai bahan informasi bagi masyarakat
khususnya murid SDN I Paya Bujok Tunong
Kota Langsa mengenai pentingnya hygiene
sanitasi makanan jajanan.
Mengingat terbatasnya waktu, tempat,
biaya dan tenaga, maka penelitian ini hanya
dilakukan terhadap murid kelas 4 sampai
dengan kelas 5.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah Analitik dengan
desain Cross Sectional dimana peneliti
melakukan observasi atau pengukuran variabel
independen dan dependen hanya satu kali pada
satu saat. Pada jenis ini, variabel independen
dan dependen dinilai secara simultan pada suatu
saat, jadi tidak ada tindak lanjut. Tentunya tidak
semua obyek penelitian harus diobservasi pada
hari atau pada waktu yang sama, akan tetapi
baik variabel independen maupun variabel
dependen dinilai hanya satu kali saja.8
Populasi
pada penelitian ini adalah seluruh murid kelas
IV sampai dengan kelas V SDN 1 Paya Bujok
Tunong yang berjumlah 136 murid.
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan
objek yang akan diteliti dan dianggap mewakili
seluruh populasi7. Sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2011). Jumlah sampel
dalam penelitian ini adalah sebanyak 58
responden, yang diperoleh dengan cara
menggunakan dengan menggunakan rumus
Slovin9, seperti yang tertera di bawah ini :
𝑛 =N
1 + N (𝑑)2
Ket :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
d = Kesalahan (absolute) yang ditoleransi/
derajat penyimpangan (10%).
n = N
1+N (d)2
n = 136
1+ 136 (10%)2
n = 136
1+ 136 (0,10)2
n = 136
1+ 136(0,01)
n = 136
1+ 1,36
n = 136
2,36
n = 57,6 = 58
(Dibulatkan)
n = 58 Responden
nasuwakesaceh.ac.id
217 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014, 213 - 224
Adapun teknik pengambilan sampel
dengan menggunakan teknik proporsional
stratifed random sampling, dimana setiap
sampel yang di ambil dikelompokkan
berdasarkan kelas yang tercakup dalam SDN 1
Paya Bujok Tunong dengan menggunakan
rumus 9 :
𝑛
= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑢𝑟𝑖𝑑 𝑝𝑒𝑟 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑋 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Berdasarkan rumus diatas, maka besarnya
sampel yang akan diambil pada masing-masing
kelas yang tercakup dalam SDN 1 Paya Bujok
Tunong dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini:
Tabel 1 : Penghitungan Jumlah Sampel berdasarkan kelas yang tercakup dalam SDN 1 Paya
Bujok Tunong
No Kelas Jumlah Murid Jumlah Sampel Dibulatkan
1 Kelas 4a 32 13,6 14
2 Kelas 4b 34 14,4 14
3 Kelas 5a 35 14,8 15
4 Kelas 5b 35 14,8 15
Jumlah 136 57,6 58
Sumber : SDN 1 Paya Bujok Tunong tahun 2014
Selanjutnya sampel diambil secara acak
pada saat penelitian dilakukan, di masing-
masing kelas sesuai dengan jumlah proporsinya
dengan cara semua nama populasi ditulis pada
secarik kertas, diletakkan di kotak dan diambil
secara acak sejumlah sampel yang telah
ditentukan.
Pengambilan sampel harus sedemikian
rupa sehingga dapat mewakili populasi
(representatif), maka penentuan sampel harus
sesuai kriteria yang telah ditetapkan supaya
hasil penelitian sesuai dengan tujuan. Kriteria
sampel penelitian ini berupa kriteria inklusi
yang merupakan batasan ciri atau karakter
umum pada subyek penelitian yang dikurangi
dengan kriteria yang masuk dalam kriteria
eksklusi. Kriteria Inklusi dan eksklusi dalam
penelitian ini adalah :
Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri
yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota
populasi yang dapat diambil sebagai sampel
(Notoatmodjo, 2010). Kriteria inklusi dalam
penelitian ini adalah : 1) Murid ; 2) Bersekolah
di SDN 1 Paya Bujok Tunong; 3) Kelas IV – V;
4) Bersedia menjadi informan.
Kriteria eksklusi adalah kriteria atau ciri-
ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil
sebagai sampel (Notoatmodjo, 2010). Kriteria
eksklusi dalam penelitian ini adalah murid kelas
I sampai dengan kelas III karena peneliti
menganggap bahwa murid kelas I sampai
dengan kelas III Sekolah Dasar belum dapat
memahami pertanyaan-pertanyaan yang
nantinya akan diberikan oleh peneliti sehingga
akan menghambat penelitian yang akan
dilakukan.
Penelitian ini telah dilaksanakan di SDN 1
Paya Bujok Tunong Kota Langsa, dan
telah dilaksana kan pada Bulan Desember 2014.
Analisa Data
Setelah data peneliti diperoleh peneliti
memasukkan data yang telah ditabulasi kedalam
komputer dan dianalisis secara statistik.
nasuwakesaceh.ac.id
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perilaku Murid Hygiene ….…..218
Menurut Notoatmodjo (2010) analisa data
terdiri dari :
Analisis univariat adalah suatu prosedur
untuk menganalisa data dari suatu variabel yang
bertujuan untuk mendeskripsikan suatu hasil
penelitian (Arikunto, 2009). Analisis univariat
bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan setiap variabel penelitian
(Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini,
analisa data dengan metode univarat akan
digunakan untuk menganalisa variabel
independen (Pengetahuan dan Sikap) dan
variabel dependen (perilaku murid tentang
Hygiene Sanitasi Makanan jajanan) yang akan
ditampilkan dalam distribusi frekuensi.
Kemudian ditentukan persentase (F)
dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
%100n
Fp
HASIL PENELITIAN
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
murid kelas IV sampai dengan kelas V SDN 1
Paya Bujok Tunong yang berjumlah 136 murid.
Untuk cara pengambilan sampel dilakukan
dengan menggunakan rumus Slovin, yang
berjumlah 58 orang untuk dijadikan sampel
dalam penelitian ini.
Dapat dilihat bahwa dari 58 responden
menunjukkan mayoritas responden berumur 10
tahun yakni sebanyak 29 (50%) responden.
Responden yang berumur 11 tahun yakni
sebanyak 24 (41,4%) responden. Sedangkan
minoritas responden berumur 9 tahun yakni
sebanyak 5 (8,6%) responden.
Dapat dilihat bahwa dari 58 responden
menunjukkan mayoritas responden adalah
murid kelas 5 yakni sebanyak 30 (51,7%)
responden. Sedangkan minoritas responden
adalah murid kelas 4 yakni sebanyak 28
(48,3%) responden.
Dapat dilihat bahwa dari 58 responden
menunjukkan mayoritas responden adalah laki-
laki yakni sebanyak 31 (53,4%) responden.
Sedangkan minoritas responden adalah
perempuan yakni sebanyak 27 (46,6%)
responden.
Analisa Univariat
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
peneliti pada Desember 2014 di SDN 1 Paya
Bujok Tunong Kota Langsa, dengan jumlah
sampel sebanyak 58 responden, diperoleh hasil
sebagai berikut :
Dapat dilihat bahwa dari 58 responden
menunjukkan mayoritas responden mempunyai
perilaku baik yakni sebanyak 38 (65,5%)
responden. Responden yang mempunyai
perilaku cukup yakni sebanyak 17 (29,3%)
responden. Sedangkan minoritas responden
yang mempunyai perilaku buruk yakni
sebanyak 3 (5,2%) responden.
Dapat dilihat bahwa dari 58 responden
menunjukkan mayoritas responden mempunyai
pengetahuan baik yakni sebanyak 38 (65,5%)
responden. Responden yang mempunyai
pengetahuan cukup yakni sebanyak 19 (32,8%)
responden. Sedangkan minoritas responden
Keterangan : P = persentase
F = frekuensi
n = sampel
nasuwakesaceh.ac.id
219 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014, 213 - 224
yang mempunyai pengetahuan kurang yakni
sebanyak 1 (1,7%) responden.
Dapat dilihat bahwa dari 58 responden
menunjukkan mayoritas responden mempunyai
sikap baik yakni sebanyak 50 (86,2%)
responden. Responden yang mempunyai sikap
cukup yakni sebanyak 7 (12,1%) responden.
Sedangkan minoritas responden yang
mempunyai sikap buruk yakni sebanyak 1
(1,7%) responden.
Analisa Bivariat
Data menunjukkan bahwa pada 38 murid
yang mempunyai pengetahuan yang baik
ternyata mayoritas mempunyai perilaku baik
tentang Hygiene sanitasi makanan jajanan yaitu
sebanyak 28 (48,3%) responden. Pada 19 murid
yang mempunyai pengetahuan cukup, mayoritas
mempunyai perilaku baik tentang Hygiene
sanitasi makanan jajanan yaitu sebanyak 10
(17,2%) responden. Sedangkan murid yang
mempunyai pengetahuan kurang, mempunyai
perilaku yang buruk tentang Hygiene sanitasi
makanan jajanan yaitu sebanyak 1 (1,7%)
responden.
Hasil uji statistik Chi Square diperoleh
hasil, chi-square hitung > chi-square tabel (
22,704 > 9,487 ) dan nilai p value < nilai ( p
= 0,000 < = 0,05), maka Ho ditolak dan Ha
diterima yang berarti ada hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen,
dalam hal ini berarti ada hubungan antara
Pengetahuan terhadap Perilaku Murid Tentang
Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan.
Data menunjukkan bahwa pada 50 murid
yang mempunyai sikap yang baik ternyata
mayoritas mempunyai perilaku baik tentang
Hygiene sanitasi makanan jajanan yaitu
sebanyak 35 (60,3%) responden. Pada 7 murid
yang mempunyai sikap cukup, mayoritas
mempunyai perilaku baik tentang Hygiene
sanitasi makanan jajanan yaitu sebanyak 3
(5,2%) responden. Sedangkan murid yang
mempunyai sikap yang buruk, mempunyai
perilaku yang buruk tentang Hygiene sanitasi
makanan jajanan yaitu masing – masing
sebanyak 1 (1,7%) responden.
Hasil uji statistik Chi Square diperoleh
hasil, chi-square hitung > chi-square tabel (
21,600 > 9,487 ) dan nilai p value < nilai (p
= 0,000 < = 0,05), maka Ho ditolak dan Ha
diterima yang artinya ada hubungan antara
antara sikap terhadap perilaku murid tentang
Hygiene sanitasi makanan jajanan.
PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
peneliti menunjukkan bahwa pada 38 murid
yang mempunyai pengetahuan yang baik
ternyata mayoritas mempunyai perilaku baik
tentang Hygiene sanitasi makanan jajanan yaitu
sebanyak 28 (48,3%) responden. Pada 19 murid
yang mempunyai pengetahuan cukup, mayoritas
mempunyai perilaku baik tentang Hygiene
sanitasi makanan jajanan yaitu sebanyak 10
(17,2%) responden. Sedangkan murid yang
mempunyai pengetahuan kurang, mempunyai
perilaku yang buruk tentang Hygiene sanitasi
makanan jajanan yaitu masing - masing
sebanyak 1 (1,7%) responden.
Hasil yang dilakukan dalam penelitian ini
diperoleh hasil, chi-square hitung > chi-square
tabel ( 22,704 > 9,487 ) dan nilai p value < nilai
nasuwakesaceh.ac.id
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perilaku Murid Hygiene ….…..220
( p = 0,000 < = 0,005), maka Ho ditolak
dan Ha diterima yang artinya ada hubungan
antara variabel independen dengan variabel
dependen, dalam hal ini berarti ada hubungan
antara Pengetahuan terhadap Perilaku Murid
Tentang Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan.
Hasil analisa penelitian yang dilakukan
oleh peneliti, menemukan adanya hubungan
antara pengetahuan terhadap perilaku murid
tentang Hygiene sanitasi makanan jajanan, yang
disebabkan karena dari 58 responden
menunjukkan mayoritas responden mempunyai
pengetahuan baik yakni sebanyak 38 (65,5%)
responden. Sebanyak 19 (32,8%) responden
mempunyai pengetahuan yang cukup.
Sedangkan minoritas murid yang memiliki
pengetahuan kurang sebanyak 1 (1,7%)
responden.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Rina Yuliastuti
(2011) yang berjudul Analisis Karakteristik
Siswa, Karakteristik Orang Tua, Dan Perilaku
Konsumsi Jajanan Pada Siswa-Siswi SDN
Rambutan 04 Pagi Jakarta Timur Tahun 2011.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
analitik yang menggunakan observasional study
design dengan pendekatan cross sectional.
Metode pengambilan sampel dengan sistem
purposive sampling, jumlah sampel sebesar 105
orang. Hasil uji statistik diperoleh nilai p =
0,123 yang berarti tidak ada hubungan yang
signifikan antara perilaku sering jajan dengan
pengetahuan gizi siswa di SDN Rambutan 04
Pagi Jakarta Timur.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
Notoatmodjo (2011) yang menyatakan bahwa
pengetahuan muncul ketika seseorang
menggunakan indera atau akal budinya untuk
mengenali benda atau kejadian tertentu yang
belum pernah dilihat atau dirasakan
sebelumnya, misalnya ketika seseorang
mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia
akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk,
rasa dan aroma masakan tersebut.
Peneliti mengasumsikan bahwa ternyata
tingkat pengetahuan murid mempengaruhi
perilaku murid tentang hygiene sanitasi
makanan jajanan. Hal ini dibuktikan mayoritas
murid memiliki pengetahuan yang baik tentang
pentingnya menjaga kebersihan dalam membeli
maupun memakan makanan jajanan. Sebagian
murid mengetahui makanan yang mengandung
pengawet makanan tidak baik untuk dikonsumsi
guna menjaga kesehatan. Mayoritas murid juga
berpendapat bahwa penyajian makanan jajanan
yang baik adalah ditempatkan dalam wadah
tertutup. Mayoritas murid berpendapat bahwa
penjual makanan yang baik adalah penjual
makanan yang mencuci tangan sebelum dan
sesudah memegang makanan, tidak menggaruk-
garuk anggota badannya pada saat mengolah
makanan dan menggunakan air yang bersih
untuk mencuci bahan dan peralatan makanan
yang kotor. Selain dari murid yang memiliki
pengetahuan baik terdapat juga 1 orang murid
yang memiliki pengetahuan kurang tentang
Hygene Sanitasi Makanan Jajanan. Hal itu
disebabkan karena murid tidak mempedulikan
kesehatan yang baik untuk dirinya. Murid Tetap
membeli makanan jajanan yang berdekatan
dengan got/parit atau tempat pembuangan
sampah, tidak memperhatikan tanggal
nasuwakesaceh.ac.id
221 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014, 213 - 224
kadaluarsa, Tidak memperhatikan Bungkus atau
kemasan dalam keadaan rusak atau tidak, tidak
mempedulikan berubah rasa / warna pada
makanan jajanan dan terasa seperti berlendir.
Serta tidak mengetahui manfaat memotong
kuku yang panjang bila hendak memakan
makanan jajanan, sehingga hal tersebut
mempengaruhi perilaku murid karena
pengetahuan murid yang kurang.
Hubungan Sikap Terhadap Perilaku Murid
Tentang Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
peneliti menunjukkan bahwa pada 50 murid
yang mempunyai sikap yang baik ternyata
mayoritas mempunyai perilaku baik tentang
Hygiene sanitasi makanan jajanan yaitu
sebanyak 35 (60,3%) responden. Pada 7 murid
yang mempunyai sikap cukup, mayoritas
mempunyai perilaku baik tentang Hygiene
sanitasi makanan jajanan yaitu sebanyak 3
(5,2%) responden. Sedangkan murid yang
mempunyai sikap yang buruk, mempunyai
perilaku yang buruk tentang Hygiene sanitasi
makanan jajanan yaitu masing – masing
sebanyak 1 (1,7%) responden.
Hasil yang dilakukan dalam penelitian ini
diperoleh hasil, chi-square hitung > chi-square
tabel ( 21,600 > 9,487 ) dan nilai p value < nilai
( p = 0,000 < = 0,005 ), maka Ho ditolak
dan Ha diterima yang artinya ada hubungan
antara antara sikap terhadap perilaku murid
tentang Hygiene sanitasi makanan jajanan.
Hasil analisa penelitian yang dilakukan
oleh peneliti menemukan adanya hubungan
antara sikap terhadap perilaku murid tentang
Hygiene sanitasi makanan jajanan, yang
disebabkan karena dari 58 responden
menunjukkan mayoritas responden mempunyai
sikap baik, terhadap perilaku murid tentang
Hygiene sanitasi makanan jajanan yaitu
sebanyak 50 (86,2%) responden. Sebanyak 7
(12,1%) responden mempunyai sikap yang
cukup terhadap perilaku tentang Hygiene
sanitasi makanan jajanan. Sedangkan minoritas
sebanyak 1 (1,7%) responden memiliki sikap
yang buruk terhadap perilaku tentang Hygiene
sanitasi makanan jajanan.
Hasil penelitian tidak sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Purtiantini tahun
2010, Tentang Hubungan Pengetahuan Dan
Sikap Mengenai Pemilihan Makanan Jajanan
Dengan Perilaku Anak Memilih Makanan Di
SDIT Muhammadiyah Al Kautsar Gumpang
Kartasura. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui hubungan antara Pengetahuan dan
sikap mengenai pemilihan makanan jajanan
dengan Perilaku anak memilih makanan di
SDIT Muhammadiyah Al Kautsar Gumpang
Kartasura. Jenis penelitian ini bersifat
observasional dengan pendekatan Cross
sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas IV dan V di SDIT
Muhammadiyah Al Kautsar Gumpang
Kartasura yang Berjumlah 108 anak. Sampel
dalam penelitian ini berjumlah 58 siswa
Berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi
dengan uji korelasi Rank Spearman. Hasil
penelitian diketahui tingkat pengetahuan anak
tentang Pemilihan makanan jajanan sebagian
besar mempunyai tingkat Pengetahuan baik
yaitu 96,6%. Sikap anak tentang pemilihan
makanan Jajanan sebagian besar mempunyai
nasuwakesaceh.ac.id
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perilaku Murid Hygiene ….…..222
sikap mendukung sebanyak 60,3%. Perilaku
anak dalam memilih makanan sebagian besar
mempunyai Perilaku baik sebanyak 43,1% dan
yang mempunyai perilaku tidak baik Sebanyak
56,9%. Berdasarkan analisis korelasi Rank
Spearman diketahui bahwa tidak ada hubungan
antara pengetahuan anak mengenai pemilihan
Makanan jajanan dengan perilaku anak memilih
makanan (nilai p = 0,185), dan tidak ada
hubungan antara sikap anak mengenai
pemilihan Makanan jajanan dengan perilaku
anak memilih makanan (nilai p = 0,460).
Hal tersebut sesuai dengan teori yang
diungkapkan oleh Notoatmodjo (2007 dalam
Puspita, 2011) bahwa sikap sering
mencerminkan pribadi seseorang, ini
disebabkan karena sikap tidak pernah terpisah
dari pribadi yang mendukungnya oleh karena itu
dengan melihat sikap-sikap pada objek tertentu,
sedikit banyak orang bisa mengetahui pribadi
orang tersebut. Jadi, sikap merupakan
pernyataan pribadi.
Peneliti mengasumsikan bahwa ternyata
tingkat sikap murid turut mempengaruhi
perilaku murid tentang hygiene sanitasi
makanan jajanan, yang disebabkan karena
mayoritas murid memiliki sikap yang baik
tentang pentingnya menjaga kebersihan dalam
membeli maupun memakan makanan jajanan.
Hal ini dibuktikan dari sebagian murid memilih
tentang makanan yang harus selalu tertutup,
atau dibungkus dengan baik serta tidak
memakan makanan yang telah terkoyak atau
robek pada bagian bungkusan. Sebagian murid
tidak memakan makanan yang dikerubungi lalat
karena akan menimbulkan penyakit,
menggunakan alat bantu makan seperti tissue,
kertas atau plastik sewaktu memakan makanan
jajanan, serta membuang makanan sisa yang
seharusnya tidak konsumsi lagi. Dari hasil
penelitian terdapat juga, 1 orang murid yang
memiliki sikap yang buruk serta perilaku yang
buruk tentang hygiene sanitasi makanan jajanan.
Hal ini disebabkab karena murid masih
menganggap makanan yang dikerubungi lalat
tidak menyebabkan penyakit. Murid tersebut
juga tidak menggunakan alat bantu makan
seperti tissue, kertas atau plastik sewaktu
memakan makanan jajanan. Kebersihan di
tempat penjualan makanan tidak menjadi hal
penting, dan makan jajanan di sembarang
tempat tidak dapat menyebabkan sakit perut.
Sehingga sikap murid tersebut akan
mempengaruhi faktor perilaku murid tentang
hygiene sanitasi makanan jajanan dan murid
akan mudah terserang berbagai penyakit.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan
di SDN 1 Paya Bujok Tunong Kota Langsa
terhadap 58 responden, maka dapat dibuat
kesimpulan sebagai berikut :
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada
38 murid yang mempunyai pengetahuan yang
baik ternyata mayoritas mempunyai perilaku
baik tentang Hygiene sanitasi makanan jajanan
yaitu sebanyak 28 (48,3%) responden. Pada 19
murid yang mempunyai pengetahuan cukup,
mayoritas mempunyai perilaku baik tentang
Hygiene sanitasi makanan jajanan yaitu
sebanyak 10 (17,2%) responden. Sedangkan
murid yang mempunyai pengetahuan kurang,
nasuwakesaceh.ac.id
223 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014, 213 - 224
mempunyai perilaku yang buruk tentang
Hygiene sanitasi makanan jajanan yaitu
sebanyak 1 (1,7%) responden. Hasil uji statistik
Chi Square diperoleh hasil, chi-square hitung >
chi-square tabel ( 22,704 > 9,487 ) dan nilai p
value < nilai ( p = 0,000 < = 0,05), maka
Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada
hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen, dalam hal ini berarti ada
hubungan antara Pengetahuan terhadap Perilaku
Murid Tentang Hygiene Sanitasi Makanan
Jajanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pada 50 murid yang mempunyai sikap yang
baik ternyata mayoritas mempunyai perilaku
baik tentang Hygiene sanitasi makanan jajanan
yaitu sebanyak 35 (60,3%) responden. Pada 7
murid yang mempunyai sikap cukup, mayoritas
mempunyai perilaku baik tentang Hygiene
sanitasi makanan jajanan yaitu sebanyak 3
(5,2%) responden. Sedangkan murid yang
mempunyai sikap yang buruk, mempunyai
perilaku yang buruk tentang Hygiene sanitasi
makanan jajanan yaitu masing – masing
sebanyak 1 (1,7%) responden. 4 Hasil uji
statistik Chi Square diperoleh hasil, chi-square
hitung > chi-square tabel (21,600 > 9,487) dan
nilai p value < nilai (p = 0,000 < = 0,05),
maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya
ada hubungan antara antara sikap terhadap
perilaku murid tentang Hygiene sanitasi
makanan jajanan.
SARAN
Sebaiknya melakukan koordinasi dan
pengawasan terhadap sejumlah penjual
makanan jajanan di luar lingkungan sekolah
untuk selalu menjaga kebersihan makanan yang
dijajakan dengan cara membuat wadah tertutup
dan menggunakan alat bantu kerja ketika
menjamah makanan. Agar melakukan
koordinasi dengan sejumlah penjual makanan
yang berada di luar sekolah, untuk selalu
menjaga kebersihan diri (kebersihan tangan,
rambut, kuku dan pakaian), serta menjaga
kebersihan lingkungan kerja. Sebaiknya
mengingatkan terhadap sejumlah penjual
makanan jajanan di luar lingkungan sekolah
untuk tidak menggunakan bahan makanan yang
mengandung pengawet serta tidak baik untuk
kesehatan sesuai dengan aturan yang ditetapkan
dalam SK Menkes RI
No.942/Menkes/SK/VII/2003.10 Agar dapat
menyusun langkah-langkah perencanaan dan
program sistem penyuluhan kesehatan
khususnya bagi murid- murid di SDN 1 Paya
Bujok Tunong Kota Langsa.
UCAPAN TERIMA KASIH
Kepada Bapak Kepala Sekolah Dasar Negri
1 Paya Bujok Tunong Kecamatan Langsa Baro
Kota Langsa, atas kesediaannya dalam
menerima Sekolah yang di pimpinnya sebagai
lokasi penelitian ini. Direktur Poltekkes
Kemenkes Aceh yang telah memberikan izin
dan waktu kepada saya untuk melakukan
penelitian sebagai tridarma saya selekukdosen.
Ketu Prodi dan teman-teman yang tidak bisa
saya sebutkan namanya satu persatu, dalam
kesempatan ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009, http://
www. depkes. go.id/ downloads/
nasuwakesaceh.ac.id
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perilaku Murid Hygiene ….…..224
UU_No._36_Th_2009_ttg_Kesehatan.p
df, Diakses pada tanggal 23 Mei 2014. 2. UU RI No. 18 Tahun 2012, Pangan,
http://www.pekalongankab.go.id/peratur
an/ uu-ri/3427-uu-no18-tahun-2012-
tentang-pangan.html, Diakses pada
tanggal 23 Mei 2014. 3. Bintaria, S. Dinatia, 2011, Pengaruh
Penyuluhan Dengan Metode Ceramah
Dan Poster Terhadap Perilaku
Konsumsi Makanan Jajanan Murid Di
Sd Kelurahan Pincuran Kerambil
Kecamatan Sibolga Sambas Kota
Sibolga Tahun 2011 4. Damanik, Br, Dame Melfa, 2009, Tindakan
Murid Dan Penjual Makanan Jajanan
Tentang Hygiene Sanitasi Makanan Di
Sekolah Dasar Negeri Kelurahan
Kemenangan Tani Kecamatan Medan
Tuntungan, Skripsi, Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Sumatera
Utara, Medan. http:// repository. usu.
ac. id/ handle/ 123456789/ 14658,
Diakses pada tanggal 22 Maret 2014. 5. Suci, Eunike Sri Tyas, 2009, Gambaran
Perilaku Jajan Murid Sekolah Dasar Di
Jakarta, www. psikobuana. com/ doc/
29-38% 20-% 20Jajan. pdf, Diakses
pada tanggal 23 Mei 2014 6. Notoadmodjo, S., 2011. Kesehatan
Masyarakat, Ilmu & Seni, Jakarta:
Rhineka Cipta. 7. Setiadi, 2007, Konsep dan Penulisan Riset
Keperawatan, Penerbit : Graha Ilmu,
Jakarta.
8. Sitorus, L, 2007. Pengetahuan, Sikap, Dan
Tindakan Siswa Sekolah Dasar Tentang
Makanan dan Minuman Yang
Mengandung Bahan Tambahan
Makanan Pada Sekolah Dasar Di
Kecamatan Medan Denai, Skripsi, FKM
USU, Medan. 9. Wasis, 2008, Pedoman Riset Praktis Untuk
Profesi Perawat, Jakarta : EGC 10. SK Menkes RI No. 942 / Menkes / SK / VII /
2003, Pedoman Persyaratan Hygiene
Sanitasi Makanan Jajanan, Menteri
Kesehatan Republik Indonesia. 11. Rina Yuliastuti, 2011, Analisis Karakteristik
Siswa, Karakteristik Orang Tua, Dan
Perilaku Konsumsi Jajanan Pada
Siswa-Siswi SDN Rambutan 04 Pagi
Jakarta Timur Tahun 2011, Skripsi,
Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Indonesia, Depok. 12. Purtiantini, 2010, Hubungan Pengetahuan
Dan Sikap Mengenai Pemilihan
Makanan Jajanan Dengan Perilaku
Anak Memilih Makanan Di SDIT
Muhammadiyah Al Kautsar Gumpang
Kartasura Putra, Skripsi, Program
Studi S1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah, Surakarta 13. Puspita, Nuraishah, 2011, Pengetahuan,
Sikap, Dan Tindakan Penumpang KM.
Kelud Kelas Ekonomi Tentang
Penggunaan Styrofoam Sebagai Wadah
Makanan Tahun 2010, Skripsi, FKM
USU, Medan
nasuwakesaceh.ac.id