47
HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR TERHADAP KEJADIAN DEMAM TYPHOID PADA PASIEN RAWAT INAP RSUD CUT NYAK DHIEN MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI DARMAWATI 09C10104055 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH-ACEH BARAT 2014

HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR

TERHADAP KEJADIAN DEMAM TYPHOID PADA

PASIEN RAWAT INAP RSUD CUT NYAK DHIEN

MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

DARMAWATI

09C10104055

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH-ACEH BARAT

2014

Page 2: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR

TERHADAP KEJADIAN DEMAM TYPHOID PADA

PASIEN RAWAT INAP RSUD CUT NYAK DHIEN

MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

DARMAWATI

09C10104055

Skripsi sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Teuku Umur Meulaboh

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH-ACEH BARAT

2014

Page 3: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional.

Pembangunan ini diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan

kemampuan serta untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan

derajat kesehatan yang optimal, kesehatan tersebut yang menjadi dambaan setiap

orang sepanjang hidupnya, serta datangnya penyakit merupakan hal yang tidak

bisa ditolak meskipun kadang-kadang bisa dicegah atau dihindari (Depkes RI,

2010).

UU No.36, 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa kesehatan adalah

keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup

produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus

dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan

sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan

(Menkes RI, 2009)

Demam typhoid merupakan penyakit yang menyerang penduduk di semua

negara. Deman typhoid itu sendiri banyak di temukan di negara berkembang,

yang di pengaruhi oleh higiene pribadi dan sanitasi lingkungannya kurang baik.

Angka insidensi di seluruh dunia sekitar 17 juta per tahun dengan 600.000 orang

meninggal karena penyakit. WHO memperkirakan 70% kematian terjadi di asia,

Page 4: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

2

sementara, prevalensi kasus bervariasi tergantung lokasi, kondisi lingkungan

setempat, dan perilaku masyarakat (Widoyono, 2011).

Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut

yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi, penyakit ini terjadi pada usus

kecil, dengan masa tunas 6-14 hari. Penyakit ini bisa terjangkit dari kebersihan

perorangan yang buruk dan demam Typhoid yang terbesar di seluruh dunia tidak

tergantung pada iklim (Widodo, 2006).

Demam typhoid abdominalis atau demam typhoid masih merupakan

masalah besar di Indonesia bersifat sporadik endemik dan timbul sepanjang tahun.

Kasus demam typhoid di Indonesia, cukup tinggi berkisar antara 354-810/100.000

penduduk pertahun. Hasil demam Typhoid di Indonesia, prevalensi 91% kasus

demam typoid terjadi pada umur 3-44 tahun. Hal ini secara tidak langsung akan

mempengaruhi proses tumbuh kembang, produktivitas kerja, prestasi kerja atau

belajar, karena bila penderita terkena penyakit ini setidaknya akan mengurangi

jam kerja antara 4-6 minggu, terlebih bila disertai dengan komplikasi intestinal

(perdarahan intestinal, perforasi usus) atau komplikasi ekstra intestinal

(komplikasi hematologik, hepatitis tifosa, pankreatitis tifosa, miokarditis, tifoid

toksik). Penyakit demam typoid termasuk penyakit yang mengakibatkan angka

kejadian luar biasa (KLB) yang terjadi di Jawa Tengah, pada tahun 2006

menempati urutan ke 21 dari 48 (12.9%) dari penyakit yang tercatat. Meskipun

hanya menempati urutan yang ke 21, penyakit typhoid memerlukan perawatan

yang komprehensif, mengingat penularan salmonella typhi ada dua sumber yaitu

pasien dengan demam typhoid dan pasien dengan carier. Pasien carier adalah

Page 5: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

3

orang yang sembuh dari demam typhoid dan terus mengekspresi salmonella typhi

dalam tinja dan air kemih selama lebih dari 1 tahun (Depkes RI, 2012).

Sudoyo (2006) dalam Tim staf Fakultas Kedokteran Universitas

Abulyatama (2013) menyatakan bahwa demam typhoid adalah penyakit yang

penyebarannya melalui saluran cerna (mulut, esofagus, lambung, usus 12 jari,

usus halus, usus besar, dstnya). Cara penyebarannya melalui muntahan, urin, dan

kotoran dari penderita yang kemudian secara pasif terbawa oleh lalat dan

salmonella typhi masuk ke tubuh manusia bersama bahan makanan atau minuman

yang tercemar.

Demam typhoid, faktor risiko utamanya adalah penanganan makanan oleh

penjamah makanan yang terinfeksi sehingga disebut food borne disease. Yang

dimaksud dengan penyakit bawaan makanan adalah penyakit umum yang dapat

diderita seseorang akibat memakan sesuatu makanan yang terkontaminasi

mikroba pathogen kecuali keracunan. Sebenarnya kelompok food borne disease

tidak jauh berbeda dengan penularan melalui air atau water borne disease, hanya

ada di antaranya yang secara langsung berada dalam zat makanan atau unsur

makanan yang dimakan. Faktor risiko demam typhoid yang juga mungkin

berperan antara lain sanitasi lingkungan yang buruk (tidak menggunakan jamban

saat buang air besar, kualitas sumber air bersih buruk), hygiene perorangan yang

buruk (tidak mencuci tangan sebelum makan), mengkonsumsi makanan (sayuran)

dalam kondisi mentah dan minum air yang tidak direbus terlebih dahulu (Depkes

RI, 2011).

Page 6: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

4

Demam typhoid pada masyarakat dengan standar hidup dan kebersihan

rendah, cenderung meningkat dan terjadi secara endemis. Biasanya angka

kejadian tinggi pada daerah tropik dibandingkan daerah berhawa dingin. Sumber

penularan demam typoid adalah penderita yang aktif, penderita dalam fase

konfaselen, dan kronik karier. Demam typhoid juga dikenali dengan nama lain

yaitu, Typhus Abdominalis, Typhoid fever, atau Enteric fever. Demam typhoid

adalah penyakit sistemik yang akut yang mempunyai karakteristik demam, sakit

kepala dan ketidakenakan abdomen berlangsung lebih kurang 3 minggu, yang

juga disertai perut membesar, limpa dan erupsi kulit. Demam typhoid merupakan

salah satu dari penyakit infeksi terpenting. Penyakit ini endemik diseluruh daerah

di provinsi Indonesia dan merupakan penyakit infeksi terbanyak keempat yang

dilaporkan dari seluruh 24 kabupaten. Di Sulawesi Selatan, typoid merupakan

penyebab terpenting terjadinya septidsemia terkaid komunitas, dengan insiden

rate yang dilaporkan melebihi 2500/100.000 penduduk. (Depkes RI, 2008).

Menurut Rachmawati (2006) dalam Putra (2012) menyatakan bahwa

Sumber penularan utama demam typhoid adalah penderita itu sendiri dan carrier,

yang mana mereka dapat mengeluarkan berjuta-juta kuman Samonella typhi

dalam tinja, dan tinja inilah yang menjadi sumber penularan. Debu yang berasal

dari tanah yang mengering, membawa bahan-bahan yang mengandung kuman

penyakit yang dapat mecemari makanan yang dijual di pinggir jalan. Debu

tersebut dapat mengandung tinja atau urin dari penderita atau karier demam

typhoid. Bila makanan dan minuman tersebut dikonsumsi oleh orang sehat

terutama anak-anak sekolah yang sering jajan sembarangan maka rawan tertular

Page 7: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

5

penyakit infeksi demam tifoid. Infeksi demam tifoid juga dapat tertular melalui

makanan dan minuman yang tercemar kuman yang dibawa oleh lalat

Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2009, demam typhoid atau

paratyphoid menempati urutan ke-3 dari 10 penyakit terbanyak pasien rawat inap

di rumah sakit tahun 2009 yaitu sebanyak 80.850 kasus, yang meninggal 1.747

orang dengan Case Fatality Rate sebesar 1,25%. Sedangkan berdasarkan Profil

Kesehatan Indonesia tahun 2010 demam typhoid atau paratyphoid juga

menempati urutan ke-3 dari 10 penyakit terbanyak pasien rawat inap di rumah

sakit tahun 2010 yaitu sebanyak 41.081 kasus, yang meninggal 274 orang dengan

Case Fatality Rate sebesar 0,67 % (Profil Kesehatan Indonesia, 2009).

Menurut Riset Kesehatan Dasar Nasional tahun 2010, prevalensi tifoid

klinis nasional sebesar 3,6%, sedang prevalensi hasil analisa lanjut ini sebesar

3,5% yang artinya ada kasus tifoid 3.500 per 100.000 penduduk Indonesia. Tifoid

klinis dideteksi di Provinsi Jawa Tengah dengan prevalensi 1,61 % dan tersebar di

seluruh Kabupaten atau Kota dengan prevalensi yang berbeda-beda di setiap

tempat. Prevalensi tifoid di Kabupaten Semarang sebesar 0,8%. Sedangkan

prevalensi deman typhoid di Aceh sendiri berdasarkan hasil diagnosa tenaga

kesehatan adalah sebesar 6,3% (Profil Kesehatan Provinsi Aceh, 2012).

Wabah penyakit typus atau dikenal dengan demam typhoid, meningkat

pesat di Aceh Barat selama dua tahun terakhir. Menurut data yang di dapatkan

dari Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh bahwa pada tahun 2011

sebesar 876 pasien yang di rawat inap, diantaranya 1 pasien meninggal dunia,

sedangkan pada tahun 2012 meningkat sebesar 1320 pasien yang dirawat, 2 pasien

Page 8: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

6

meninggal dunia, sementara pada tahun 2013 terdapat sebesar 700 yang dirawat

inap, 2 pasien meninggal dunia (Laporan Rekam Medik RSUD Cut Nyak Dhien,

2011- 2013).

Berdasarkan alasan-alasan di atas, peneliti merasa tertarik untuk

melakukan penelitian tentang hubungan kebiasaan konsumsi makanan diluar

terhadap kejadian deman typhoid pada pasien rawat inap RSUD Cut Nyak Dhien

Meulaboh Kabupaten Aceh Barat tahun 2014.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis ingin mengetahui tentang

bagaimana hubungan kebiasaan konsumsi makanan diluar terhadap kejadian

deman typhoid pada pasien rawat inap RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh

Kabupaten Aceh Barat tahun 2014 ?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan kebiasaan konsumsi makanan diluar terhadap

kejadian deman typhoid pada pasien rawat inap RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh

Kabupaten Aceh Barat tahun 2014.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui kebiasaan konsumsi makanan di luar pada pasien rawat

inap RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.

2. Untuk mengetahui kejadian deman typhoid pada pasien rawat inap RSUD

Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.

Page 9: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

7

3. Untuk mengetahui hubungan kebiasaan konsumsi makanan di luar terhadap

kejadian deman typhoid pada pasien rawat inap RSUD Cut Nyak Dhien

Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.

1.4. Hipotesa Penelitian

Ada hubungan kebiasaan konsumsi makanan diluar dengan kejadian

demam typhoid pada pasien rawat inap di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh

Kabupaten Aceh Barat tahun 2014.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

1. Hasil penelitian ini digunakan untuk bahan acuan dalam proses pendidikan

2. Bagi peneliti untuk menambahkan pengetahuan dan wawasan tentang hal-

hal yang berhubungan dengan deman typhoid.

1.4.2. Manfaat Praktis

1. Bagi masyarakat dapat dijadikan sebagai informasi pengetahuan masyarakat

tentang deman typhoid dan bagaimana cara mencegahnya.

2. Bagi pihak rumah sakit hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

pertimbangan dalam memberikan perawatan pada pasien penderita deman

typhoid.

3. Bagi Instansi kesehatan khususnya yang di Kabupaten Aceh Barat bisa

menjadi acuan untuk penatalaksanaan dan mengatasi deman typhoid.

Page 10: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Demam Typhoid

2.1.1. Pengertian Demam Typhoid

Penyakit Demam Typhoid (bahasa Inggris: Typhoid fever) yang biasa juga

disebut typhus atau types dalam bahasa Indonesianya, merupakan penyakit

yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica, khususnya turunannya yaitu

Salmonella Typhi terutama menyerang bagian saluran pencernaan

(Depkes RI, 2009).

Sudoyo (2006) dalam Tim staf Fakultas Universitas Kedokteran

Abulyatama (2013) menyatakan bahwa demam tifoid (typhoid fever) atau tifus

abdominal (paratyphoid fever/enteric fever/paratifus abdominal) adalah penyakit

disebabkan oleh Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B, dan C atau

penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran cerna, dengan gejala

yang di tandai yaitu panas berkepanjangan (deman lebih dari 1 minggu),

gangguan pada saluran cerna, gangguan kesadaran, ditopang dengan bakteremia

tanpa keterlibatan struktur endotelial atau endokardial dan invasi bakteri sekalian

multiplikasi ke dalam sel fagoist mononukler dari hati, limpa, kelenjar limfe usus

dan Peyer’s patch.

Demam paratypfoid dapat menyebabkan enteritis akut. Demam tifoid

dan demam paratypfoid merupakan penyakit infeksi akut usus halus. Kata lain

dari demam tifoid dan paratyfoid adalah typhoid dan paratyphoid fever,

Page 11: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

9

enteric fever, typhus dan paratyphus abdominalis (Juwono, 1996).

Demam typhoid merupakan penyakit yang ditandai dengan bakterimia,

perubahan pada sistem retikulo endotelial yang bersifat difus, pembentukan

mikroabses dan ulserasi Nodus peyer di distal ileum, juga penyakit menular yang

bersifat akut. Demam Tifoid (typhoid fever) yang biasa orang awam, juga

menyebutkan typhus atau types oleh merupakan penyakit yang menyerang bagian

saluran pencernaan, disebabkan bakteri Salmonella Enterica, khususnya

turunannya yaitu Salmonella Typhi (S. Typhi) (Soegijanto, 2002).

Menurut Widoyono (2011) demam typhoid dan demam paratifoid adalah

infeksi akut pada saluran pencernaan. Demam typhoid yang disebabkan oleh

salmonella typhi, sedangkan demam paratyphi disebabkan oleh salmonella

paratyphi A, B, dan C. Kedua penyakit tersebut dengan gejala dan tanda hampir

sama, tetapi manifestasi klinis paratifoid lebih ringan. Kedua penyakit di atas

disebut typhoid dan termiologi lain yang sering digunakan adalah typhoid fever,

paratyphoid fever, typhus, dan paratyphus abdominalis atau demam enterik.

2.1.2. Epidemiologi

Demam typhoid merupakan penyakit infeksi yang dijumpai di seluruh

dunia, secara luas di daerah tropis dan subtropis terutama di daerah dengan

kualitas sumber air yang tidak memadai dengan standar higienis dan sanitasi yang

rendah yang mana di Indonesia di jumpai dalam keadaan endemik (Depkes RI,

2010).

Prevalendi demam typhoid Di Amerika Serikat, pada tahun 1950 tercatat

sebanyak 2.484 kasus, sejak tahun 1990 menurun menjadi 300-500 kasus per

Page 12: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

10

tahun. Penurunan ini sering dihubungkan dengan meningkatnya kesadaran

masyarakat terhadap perilaku hidup bersih dan terutama dengan meluasnya

pemakaian jamban yang sehat. Kasus yang terjadi di Amerika merupakan

sebagain besar kasus impor dari negara endemik demam typhoid, sementara

prevalensi di Amerika Latin sekitar 150/100.000 penduduk setiap tahunnya, dan

prevalensi di Asia jauh lebih banyak yaitu sekitar 900/10.000 penduduk per tahun

dan dapat menyerang semua usia, namun golongan terbesar tetap pada usia kurang

dari 20 tahun. Penyakit ini tersebar di seluruh wilayah dengan insidensi yang tidak

berbeda jauh antar daerah dan serangan penyakit ini lebih bersifat sporadis dan

bukan endemik. Indonesia merupakan negara endemik demam typhoid,

diperkirakan terdapat 800 penderita per 100.000 penduduk per tahun yang

ditemukan sepanjang tahun. (Widoyono, 2011).

Menurut Juwono (1996) demam typhoid dan demam paratifoid termasuk

penyakit menular yang tercantum dalam Undang-undang Nomor 6 tahun 1962

tentang wabah dan endemik di Indonesia. Walaupun demam tifoid tercantum

dalam Undang-undang wabah dan wajid dilaporkan, namun data lengkap belum

ada, sehingga gambaran epidemiologisnya belum di ketahui secara pasti, tapi

kelompok penyakit menular ini merupakan penyakit-penyakit yang mudah

menular dan dapat menyerang banyak orang, sehingga dapat menimbulkan

wabah. Insedensi demam typhoid tertinggi didapatkan pada anak-anak, sedangkan

orang dewasa sering mengalami infeksi ringan yang sembuh sendiri dan menjadi

kebal. Insidensi pada pasien yang berumur 12 tahun keatas adalah 70-80% pasien

berumur antara 12 dan 30 tahun, 10-20% antara 30dan 40 tahun dan hanya 5-10%

Page 13: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

11

di atas 40 tahun. Di Indonesia demam typhoid jarang dijumpai secara endemik,

tetapi lebih sering bersifat sporadis, terpencar-pencar di suatu daerah, dan jarang

manimbulkan labih dari satu kasus pada orang-orang serumah dan demam typhoid

dapat di temukan sepanjang tahun.

2.1.3. Etiologi Demam Typhoid

Menurut Sudoyo (2006) dalam Tim staf Fakultas Kedokteran Universitas

Abulyatama (2013) menyatakan bahwa etiologi demam tifoid (Typhoid) adalah di

sebabkan bakteri tipe salmonella, juga merupakan bakteri gram negatif,

mempunyai kapsul, tidak membentuk spora, fakiltatif anaerob. Salmonella

merupakan kelompok batang gram negatif tidak pernah menfermantasi laktosa

atau sukrosa, dan membentuk asam dan kadang-kadang gas dari glukosa dan

manosa, selain itu juga menghasilkan H2S dan salmonella juga resistan terhadap

bahan kimia tertentu (misalnya, hijau brilian, natrium tetrationat, natrium

deoksikolat) yang menghambat bakteri enterik lain, yang berguna untuk

menginkulasi isolat salmonella dari feses pada medium.

Sementara menurut Widoyono (2011) penyebab demam typhoid adalah

salmonella typhi, yaitu bakteri Gram-negatif, tidak berkapsul, mempunyai

flangela, dan tidak membentuk spora. Mikroorganisme ini dapat ditemukan pada

tinja dan urin setelah 1 minggu demam (hari ke-8 demam) dan bakteri ini akan

mati pada pemanasan 57oC selama beberapa menit. Sementara itu jika penderita di

obati dengan benar, maka kuman tidak akan ditemukan pada tinja dan urin pada

minggu ke-4. Akan tetapi, seorang bisa di nyatakan carrier, bila pada minggu

ke-4 masih terdapat kuman melalui pemeriksaan kultur tinja. Biasanya seorang

Page 14: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

12

carrier berusia dewasa, sangat jarang terjadi pada anak-anak Jika carrier tersebut

mengkonsumsi makanan berlemak, maka cairan empedu akan keluar ke dalam

saluran pencernaan untuk mencerna lemak, bersamaan dengan mikroorganisme

dibuang melalui tinja yang berpotensi menjadi sumber penularan penyakit, dan

kuman salmonella bersembunyi dalam kandung empedu orang dewasa.

Menurut Sudoyo (2006) dalam Tim staf Fakultas Kedokteran Unuversitas

Abulyatama (2013) menyatakan bahwa bakteri Salmonella ini mempunyai

beberapa komponen antigen, yaitu :

1. Antigen dinding sel (O) yang merupakan lipopolisakarida dan bersifat

spesifik grup.

2. Antigen flagella (H) yang merupakan komponen protein berada dalam flagella

dan bersifat spesifik spesies.

3. Antigen virulen (Vi) merupakan polisakarida dan berada di kapsul yang

melindungi seluruh permukaan sel. Antigen Vi dapat menghambat proses

aglutinasi antigen O oleh anti O serum dan melindungi antigen O dari proses

fagositosis. Antigen Vi berhubungan dengan daya invasif bakteri dan

efektivitas vaksin. Salmonella typhi menghasilkan endotoksin yang merupakan

bagian terluar dari dinding sel, terdiri dari antigen O yang sudah dilepaskan,

lipopolisakarida dan lipid A. Ketiga antigen di atas di dalam tubuh akan

membentuk antibodi aglutinin.

4. Outer Membrane Protein (OMP). Merupakan bagian dari dinding sel terluar

yang terletak di luar membran sitoplasma dan lapisan peptidoglikan yang

membatasi sel dengan lingkungan sekitarnya. OMP berfungsi sebagai carrier

Page 15: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

13

fisik yang mengendalikan masuknya cairan ke dalam membran sitoplasma.

Selain itu OMP juga berfungsi sebagai reseptor untuk bakteriofag dan

bakteriosin yang sebagian besar terdiri dari protein purin, berperan pada

patogenesis demam tifoid dan merupakan antigen yang penting dalam

mekanisme respon imun pejamu. Sedangkan protein non purin hingga kini

fungsinya belum diketahui secara pasti.

Sudoyo (2006) dalam Tim staf Fakultas Kedokteran Universitas

Abulyatama (2013) menyatakan bahwa Salmonella typhi dapat hidup didalam

tubuh manusia, yang terinfeksi melalui sekret saluran nafas, urin dan tinja dalam

jangka waktu yang sangat bervariasi. Sementara salmonella typhi yang berada di

luar tubuh manusia dapat hidup untuk beberapa minggu bila berada di dalam air,

es, debu atau kotoran yang kering maupun pada pakaian, namun hanya dapat

hidup kurang dari 1 minggu pada raw sewage dan mudah dimatikan dengan

klorinasi dan pasteurisasi (63oC). Demam typhoid dan demam paratyphi di

sebabkan oleh Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi (S. paratyphi), bakteri

ini bisa masuk ke dalam tubuh manusia melalui rute oral ke oral, makanan atau

minuman yang terkontaminasi atau makanan yang terkontaminasi oleh tangan

carier (biasanya keluar bersama-sama dengan tinja/rute oral fekal), lalat yang

terkontaminasi makanan, maupn terjadi transmisi transplasental dari ibu hamil

yang berada dalam bakterimia kepada bayinya.

2.1.4. Cara Penularan Demam Typhoid

Menurut Widoyono (2011) prinsip penularan ini adalah melalui fekal-oral,

melalui tinja atau urin penderita atau bahkan carrier (pembawa penyakit yang

Page 16: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

14

tidak sakit) yang masuk kedalam tubuh manusia melalui air dan makanan.

Mekanisme makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri sangat bervariari.

Pernah dari beberapa negara melaporkan bahwa penularan terjadi karena

masyarakat mengkonsumsi kerang-kerangan yang airnya tercemar kuman, dan

dapat terkontaminasi pada sayuran mentah dan buah-buahan yang pohonnya

dipupuk dengan kotoran manusia. Lalat merupakan serangga yang berperan dalam

penularan.

Menurut Sudoyo (2006) dalam Tim staf Fakultas Kedokteran Universitas

Abulyatama (2013) menyatakan bahwa masuknya kuman salmonella typhi dan

salmonella paratyphi kedalam terjadi melalui makanan yang terkontaminasi,

sebagian akan musnah dalam lambung dan sisanya lolos masuk kedalam usus

halus dan berkembang biak, dan bila respons imunitas humoral mukosa (Ig A)

usus kurang baik, maka kuman akan menembus ke sel-sel epitel (sel-M) dan ke

lamina propria dan akan berkembang biak serta difagiosit oleh makrofag,

sementara didalam makrofag, kuman dapat hidup di dalamnya dan selanjutnya

dibawa ke plague Peyeri ileum distal dan kemudian ke kelenjar getah bening

mesenterikal. Selanjutnya di melalui duktus torakikus, kuman yang ada di dalam

makrofag akan masuk ke dalam sirkulasi darah (menyebabkan bakteremia

pertama yang asimtomatik) dan meyebar ke seluruh organ retikuloendotelial tubuh

terutama hati dan limpa. Di organ ini kuman akan meninggalkan makrofag dan

akan berkembang biak di luar sel atau ruang sinusoid dan selanjutnya masuk

kedalam sirkulasi darah lagi dan mengakibatkan bakteremia yang kedua dengan

gejala infeksi sistemik. Di dalam hati, kuman masuk ke dalam kandung empedu,

Page 17: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

15

berkembang biak, dan bersama cairan empedu disekresikan secara intermittent ke

dalam lumen usus sebagian lainya dikeluarkan melalui feses dan sebagian lagi

masuk lagi kedalam sikulasi darah setelah menembus usus

Gambar 2.1 Cara penularan demam tifoid

Sumber : Muliawan SW (2008).

2.1.5. Gejala Demam Typhoid

Masa tunas demam typhoid berlangsung 10 sampai 14 hari, gejala-gejala

yang di timbulkan amat bervariasi. Perbedaan ini tidak saja antara berbagai bagian

dunia, tetapi juga di daerah yang sama dari waktu ke waktu. Gejala-gejala yang di

timbulkan pada minggu pertama penyakit, sama dengan penyakit infeksi akut

pada umumnya yaitu demam, nyeri kepala, pusing, muntah, obstipasi atau diare,

perasaam tidak enak di perut, nyeri otot, anoreksia, mual, batuk dan epistaksis,

semantara pemeriksaan fisik hanya didapatkan suhu badan meningkat. Gejala-

gejala pada minggu kedua menjadi lebih jelas berupa demam, bradikardia relatif

Penderita demam tifoid

Termakan oleh orang sehat

S.typhi keluar bersama feses

Di bawa oleh vektor atau debu

Mencemari makanan

Page 18: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

16

lidah yang khas (kotor di tengah, tepi dan ujung merah dan tremor), hepatomegali,

splenomegali, stupor, koma, delirium, atau psokosis, reseolae jarang ditemukan

pada orang Indonesia (Juwono, 1996).

Sementara Widoyono (2011) demam typhoid mengakibatkan 3 kelainan

pokok yaitu demam berkepanjangan, gangguan sistem pencernaan, gangguan

kesadaran. Gejala yang paling menonjol adalah demam lebih dari tujuh hari, ini

bisa diikuti oleh gejala tidak khas lainnya, seperti anoreksia atau batuk. Gangguan

saluran pencernaan yang sering tejadi adalah konstipasi dan obstipasi (sembelit),

meskipun diare bisa juga terjadi dan juga gejala lain terjadi pada saluran

pencernaan adalah mual, muntah dan perasaan tidak enak di perut, sementara pada

kondisi yang parah, demam typhoid bisa disertai dengan gangguan kesadaran

yang berupa penurunan kesadaran ringan, apatis, solmnolen, hingga koma,

komplikasi yang terjadi perforasi, pendarahan usus, neuropsikiatri (koma).

Menurut Sudoyo (2006) dalam Tim staf Fakultas Kedokteran Universitas

Abulyatama (2013) menyatakan bahwa masa tunas demam typhoid berlangsung

antara 10-14 (periode inkubasi antar 5-40 hari), yang tersingkat 4 hari terinfeksi

melalui makanan dan terlama dapat mencapai 30 hari jika terinfeksi minuman.

Pada gejala pada minggu pertama yang serupa dengan infeksi akut pada

umumnya, yaitu : Demam, pada kasus yang khas dapat berlangsung selama 3

minggu dengan sifat demam meningkat perlahan-lahan setiap hari dan terutama

pada sore hingga malam hari atau febris remiten dan suhu tidak beberapa tinggi,

Nyeri kepala, pusing, Nyeri otot, anoreksia, mual, obstipasi atau diare (obstipasi

kemudian disusul episode diare), perasaan tidak enak di perut, batuk dan

Page 19: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

17

epistaksis. Gejala pada minggu kedua makin jelas berupa:

1. Demam; yang terus terjadi namun dengan keadaan bradikardia relatif

(peningkatan suhu 1oC tidak diikuti peningkatan denyut nadi 8 kali per menit).

Sedangkan pada minggu ketiga suhu tubuh berangsunr-angsur turun dan

normal kembali pada akhir minggu ketiga.

2. Lidah yang berselaput putih kotor (coated tongue), dengan kotor di tengah

sedangkan tepi dan ujung merah serta tremor (jarang).

3. Hepatomegali, splenomegali, maupn meterorismus (perut kembung).

4. Terjadi gangguan kesadaran seperti apatis, somolen, stupor, koma, delirium,

atau psikosis.

5. Dapat juga terjadi Roseolae atau Rose spots (jarang) pada punggung dan

anggota gerak, merupakan bintik-bintik kemerahan karena emboli basil dalam

kapiler kulit. Ruam makulopapular merah ini berukuran 1-5 mm yang sering

terjadi pada daerah abdomen, toraks, ekstrimitas, dan punggu pada orang kulit

putih, dan muncul pada hari ke 7-10 dan bertahan selama 2-3 hari.

Pada minggu ketiga bila keadaan membaik maka suhu turun, gejala dan

keluhan berkurang, sedangkan bila minggu ketiga memburuk maka penderita

mengalami delirium, stupor, otot-otot bergerak terus, terjadi inkontinesia alvia dan

urin.selain itu, terjadi meteorisme dan timpani, dan tekanan abdomen meningkat,

disertai nyeri perut. Penderita kemudian kolaps, dan akhirnya meninggal dunia

akibat terjadinya degenerasi miokardial toksik, dan bila minggu keempat,

penderita akan mengalami penyembuhan (Sudoyo (2006) dalam Tim staf Fakultas

Kedokteran Universitas Abulyatama (2013)).

Page 20: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

18

2.1.6. Faktor Resiko

Penyakit Typhus dapat ditularkan melalui makanan dan minuman yang

tercemar dengan kuman Typhus. Bila anda sering menderita penyakit ini

kemungkinan besar makanan atau minuman yang anda konsumsi tercemar

bakterinya, untuk itu hindari jajanan di pinggir jalan terlebih dahulu, seperti telur

ayam yang dimasak setengah matang pada kulitnya tercemar tinja ayam yang

mengandung bakteri typhus , salmonella typhosa, kotoran, atau air kencing dari

penderita typhus (Soepaman, 2009)

Faktor risiko lingkungan dan perilaku yang secara independen terkait

dengan demam tifoid termasuk makan makanan dari luar , tinggal di rumah yang

sama dengan seseorang yang memiliki kasus baru demam tipus, mencuci tangan

tidak bersih, berbagi makanan dari piring yang sama, minum air yang tidak

dimurnikan (unpurified), dan tinggal di rumah tangga yang tidak memiliki toilet

(Sandjaja, 2007)

2.1.7. Pencegahan Demam Typhoid

Pencegahan demam typhoid adalah kebersihan makanan dan minuman

sangat penting dalam pencegahan demam typhoid, seperti merebus air minum dan

makanan sampai mendidih juga sangat membantu dan juga sanitasi lingkungan,

termasuk pembuangan sampah dan imunisasi, berguna untuk mencengah

penyakit. Strategi pencegahan demam typhoid mencangkup yaitu penyedian

sumber air minum yang baik, penyedian jamban yang sehat, sosialisasi budaya

cuci tangan, sosialisasi budaya merebus air sampai mendidih sebelum diminum,

pemberantasan lalat, pengawasan kepada para penjual makanan dan minuman,

Page 21: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

19

sosialisasi pemberian ASI pada ibu manyusui, dan imunisasi (Widoyono, 2011).

Menurut Sudoyo (2006) dalam Tim staf Fakultas Kedokteran Universitas

Abulyatama (2013) menyatakan bahwa penatalaksanan demam typhoid yaitu

pertama istirahat dan perawatan; yang bertujuan untuk mencegah komplikasi dan

mempercepat penyembuhan. Tirah baring dengan perawatn sepenuhnya di tempat

dan mencegah dekubitus dan pneumonia ortostatik serta hygien perorangan.

Kedua diet dan terapi penunjang; yang bertujuan mengembalikan rasa nyaman

dan kesehatan pasien secara optimal, sedangkan diet yang dimaksud adalah

memberikan seperti bubur saring dan kemudian ditingkatkan menjadi bubur kasar

adan akhirnya masi disesuaikan dengan tingkat penyembuhan pasien, pemberian

bubur saring bertujuan untuk menghindari komplikasi pendarahan saluran cerna

atau perforasi usus. Ketiga pemberian antibiotik yang bertujuan menghentikan dan

mencegah penyebaran kuman. Contoh antimikroba yang digunakan:

kloramfenikol, tiamfenikol, kotrimoksazol, ampisilin, sefalosporin generasi tiga,

cefixime, golongan flurokuinolon yaitu norfloksasin, siprofloksasin, ofloksasin,

pefloksasin, fleroksasin. Kombinasi obat antimikroba.

Selain hal-hal di atas, saat ini sudah tersedia vaksin untuk typhoid. vaksin

yang sudah tersedia, yaitu vaksin hidup yang diberikan secara oral (Ty21A) dan

vaksin polisakarida Vi yang diberikan secara intramuskular/disuntikkan ke dalam

otot. Menurut FDA Amerika, efektivitas kedua vaksin ini bervariasi antara 50-80

%. Vaksin hidup Ty21A diberikan kepada orang dewasa dan anak yang berusia 6

tahun atau lebih. Vaksin ini berupa kapsul, diberikan dalam 4 dosis, selang 2 hari.

Kapsul diminum dengan air dingin (suhunya tidak lebih dari 37 oC), 1 jam

Page 22: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

20

sebelum makan. Sementara kapsul tersebut harus disimpan dalam kulkas (bukan

di freezer) dan vaksin ini tidak boleh diberikan kepada orang dengan penurunan

sistem kekebalan tubuh (HIV, keganasan) dan juga jangan diberikan pada orang

yang sedang mengalami gangguan pencernaan. Selain itu penggunaan antibiotik

harus dihindari 24 jam sebelum dosis pertama dan 7 hari setelah dosis keempat

dan dilarang diberikan kepada wanita hamil. Efek samping dari vaksin yaitu

mual, muntah, rasa tidak nyaman di perut, demam, sakit kepala dan urtikaria.

Vaksin ini harus diulang setiap 5 tahun (Syahrurachman, 2008)

2.2. Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Diluar

2.2.1. Makanan Diluar

Makanan jajanan diluar adalah makanan dalam bentuk, warna, rasa serta

ukuran tertentu sehingga menarik minat dan perhatian orang untuk membelinya

yang banyak ditemukan di pinggir jalan yang dijajankan (Rachmawati, (2006)

dalam Putra (2012)). Makanan jananan yang dijual oleh pedagang kaki lima atau

dalam bahasa Inggris disebut street food menurut FAO (Food and Agriculture

Organization) didefisinikan sebagai makanan dan minuman yang dipersiapkan

dan dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan di tempat-tempat keramaian

umum lain yang langsung dimakan atau dikonsumsi tanpa pengolahan atau

persiapan lebih lanjut (Sandjaja, 2007).

Dari hasil studi tentang kebiasaan makan Lewin (1994) dalam Suharjo

(2007) menyimpulkan bahwa hampir semua orang lebih suka makan apa yang

mereka sukai daripada menyukai apa yang mereka makan tidak melihat dari segi

Page 23: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

21

kebersihan makan, seseorang yang kebiasaan makan di luar tidak bisa menilai

hygiene makanan, mereka akan menikmati apa yang mereka makan.

2.2.2. Bahaya Makanan Diluar

Makanan diluar merupakan masalah yang perlu menjadi pehatian

masyarakat, khususnya orang tua, penjual, karena jajanan diluar sangat beresiko

terhadap cemaran biologis atau kimiawi yang banyak mengganggu kesehatan,

baik jangka pendek maupun jangka panjang pada anak sekolah. Meskipun

makanan diluar memiliki keunggulan-keunggulan seperti murah, cita rasanya

enak, dan dapat langsung dimakan tanpa pengolahan lebih lanjut, ternyata

makanan jajanan masih beresiko terhadap kesehatan karena penanganannya sering

tidak higienis, yang memungkinkan terkontaminasi oleh mikroba beracun maupun

penggunaan bahan tambahan pangan (BTP). Infeksi dari makanan akan timbul

apabila mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi mikroorganisme patogen

yang hidup. Mikroorganisme tersebut akan berkembang di dalam tubuh, apabila

jumlahnya banyak akan menimbulkan gejala-gejala penyakit (Arisman, 2009).

Dari Januari sampai Agustus 2005 Badan Pengawasan Obat dan Makanan

(BPOM) telah mencatat adanya 63 kasus keracunan makanan di 17 provinsi.

Makanan seperti sayuran dan buahan yang dijadikan lalapan untuk

makanan bisa mempengaruhi terjadinya demam typhoid, di dalam sayuran dan

buah-buahan banyak mengandung bakteri salmonella typhi, karena salmonella

typhi bisa hidup di dalam sayuran dan buahan (Dodisato (2001) dalam Runniati

2008).

Page 24: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

22

2.2.3. Jenis-jenis Makanan yang Banyak Mengandung Salmonella

1. Telur

Telur merupakan bahan pangan dengan kandungan gizi yang tinggi.

Ternyata, kandungan zat gizi yang baik ini tidak hanya dibutuhkan oleh manusia

tetapi juga disukai oleh mikroba untuk pertumbuhannya, sementara mikroba

termasuk yang patogen, bisa mengontaminasi telur dengan berbagai cara, sejak

dari tahap produksi, selama penyimpanan, pengolahan, preparasi dan sampai

sesaat sebelum dikonsumsi, maka penting bagi kita untuk menerapkan upaya-

upaya yang dapat meminimalkan kontaminasi dan pertumbuhannya pada telur dan

produk olahan telur. Jumlah mikroba pada kulit telur sekitar 102–107 koloni/gram

(dinyatakan sebagai angka lempeng total). Beberapa bakteri patogen yang

mungkin terdapat pada kulit telur adalah Salmonella, Campylobacter dan Listeria.

Dari berbagai jenis patogen tersebut, Salmonella merupakan patogen utama yang

mengontaminasi telur dan produk olahan telur Salmonella bisa ditemukan dalam

saluran pencernaan hewan (termasuk unggas). Konsumsi pangan yang

mengandung sel viabel Salmonella dalam jumlah besar (105 sel) dapat

menyebabkan infeksi salmonellosis dengan gejala pusing, muntah-muntah, sakit

perut bagian bawah diare yang kadang didahului oleh sakit kepala dan

menggigil. (Suparyanto, 2010).

Menurut Waluyo (2009) telur yang baik yaitu telur yang di masak sampai

matang, jika telur di konsumsi setengah matang akan berpontesi untuk tercemar

petogen salmonella typhi, maka sangat tidak disarankan untuk mengkonsumsi

Page 25: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

23

telur dalam kondisi mentah atau setengah matang. Telur maupun produk olahan

telur hendaknya dimasak sampai suhu di bagian terdingin produk (bagian yang

paling lambat panas) mencapai 72oC atau sampai bagian putih telur menjadi kaku

(keras dan padat) dan memutih sementara kuning telur memadat sempurna

(keras).

Isi telur mentah merupakan tempat berkembang atau gudang sejumlah

bakteri patogen (salmonella typhi), penyebab terjadinya demam typhoid. Dalam 1

telur mengandung 1.3000 bakteri dalam 24 jam, bakteri patogen akan berkembang

dalam 24 jam lebih dari 1.3000, jika dalam kondisi telur suhu dingin, salmonella

lebih aktif berkembang biak dengan cepat. (Dodiarto, 2004).

2. Daging Ayam

Bakteri salmonella sering ditemukan dalam produk unggas seperti daging

ayam. Daging yang baik digunakan adalah daging yang dimasak pada suhu 73oC

dengan menggunakan termometer. Sementara daging yang digoreng lebih baik di

bandingkan daging yang di masak setengah matang, seperti dipanggang dengan

suhu di bawah 73oC (Suparyanto, 2010).

Daging mentah yang dipaparkan lama dalam kondisi terbuka akan

meningkatkan perkembang biakan patogen dalam waktu 24 jam sebanyak 2.4000.

Sementara daging yang dikonsumsi dalam kondisi kurang masak atau setengah

matang akan mengakibatkan patogen salmonella masuk dalam tubuh dengan

banyak, perkembang biakan kan lebih cepat dalam tubuh (Rusepno, 2005).

Page 26: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

24

3. Tomat

Salmonella bisa hidup pada buah mentah, mamun dapat berkembang

hingga berkali-kali lipat jumlahnya saat tomat dipotong dan diletakkan

dilingkungan yang hangat (Suparyanto, 2010).

Menurut Dodisato (2001) dalam Runniati 2008) menyatakan bakteri

salmonella lebih bertahan lama hidup pada suhu dingin dan lembab, biasanya

pada buah-buahan, sayuran. Tomat merupakan tempat yang bias hidup

salmonella, jika tomat di potong dalam dalam kodisi terbuka dan lama untuk di

pakai akan meningkatkan perkembang biakan salmonella menjadi lebih banyak.

Buah-buahan dan sayuran merupakan bahan makanan yang biasa di konsumsi

oleh setiap orang, sayuran mentah atau buah-buah mentah yang pohonnya di

pupuk dengan kotoran manusia, banyak terdapat bakteri salmonella.

Page 27: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

25

2.3. Kerangka Teoritis Penelitian

Sebagaimana para ahli mengatakan gambaran yang menderita demam

typhoid dilatar belakangi sebagai berikut :

Gambar 2.1. Kerangka Teoritis Penelitian

2.4. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan teori Sandjaja (2007) dan Widoyono (2011) bahwa demam

typhoid berhubungan dengan kebiasaan konsumsi makanan diluar, maka

konsep pemikiran dapat di gambarkan sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Sandjaja , 2007 dan

Widoyono (2011)

-Kebiasaan Konsumsi

-Makanan diluar

-Sanitasi

-Cuci tangan

Demam Typhoid

Depkes RI, 2010

-Makanan

-Kebersihan

-Kotoran

Kebiasaan Konsumsi

Makanan Diluar

Demam Typhoid

Page 28: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

26

Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian

2.5. Variabel Penelitian

2.5.1. Variabel Independen

Variabel independen (variabel bebas) adalah : kebiasaan konsumsi

makanan diluar.

2.5.2. Veriabel Dependen

Variabel dependen (variabel terikat) adalah demam Typhoid.

Page 29: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

27

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat observasional analitik dengan rancangan cross

sectional yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan melihat hubungan

kebiasaan konsumsi makanan diluar terhadap kejadian demam typhoid pada

pasien rawat inap RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat

2014.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di ruang rawat Inap RSUD Cut Nyak Dhien

meulaboh Kabupaten Aceh Barat tahun 2014.

3.2.2. Waktu penelitian

Waktu penelitian telah dilaksanakan sejak tanggal 24 Februari sampai

dengan 03 Maret tahun 2014.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien penderita demam yang

di rawat inap RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat yang

berjumlah 145 pada tahun 2013 (periode September s/d November).

Page 30: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

28

3.3.2. Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode

nonprobability sampling dengan tehnik purposive sampling. Purposive sampling

yaitu menetapkan sampel dari populasi berdasarkan tujuan atau sesuai dengan

kriteria yang dihendaki peneliti (Notoadmodjo, 2005). Kriteria sampel antara lain

bersedia menjadi responden. Kemudian penentuan jumlah sampel dilakukan

dengan memakai rumus Slovin dikutip dari Notoadmojdo (2005) yaitu :

n = N

1+ N (d2)

Keteragan :

N: Besar populasi

n : Besar sampel

d : penyimpangan terhadap populasi atau derajat ketika tepatan yang diinginkan

(0,1).

n = N

1+ N (d2)

n = 145

1+ 145 (0,01)

n = 145

1+ 1,45

n = 145

2,45

n = 59,18 di bulatkan menjadi 59 responden

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

Data primer diperoleh dari peninjauan langsung kelapangan melalui

wawancara dengan responden dengan menggunakan kuesioner.

Page 31: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

29

3.4.2. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari RSUD Cut Nyak Dhien Kabupaten Aceh Barat

serta literatur-literatur yang berhubungan dengan judul penelitian.

3.5. Definisi Operasional

Tabel 3.1. Variabel Penelitian

No Variabel Definisi Cara Alat Hasil Skala

Ukur Ukur Ukur Ukur

Variabel Independen

1. Kebiasaan Kebiasaan konsumsi Wawancara Kuesioner 1. Sering Ordinal

Konsumsi makanan yang 2. Tidak

Makanan banyak di temukan

Diluar dipinggir jalan atau

diluar rumah yang

dijajankan dalam

bentuk, warna, rasa

ukuran tertentu

sehinnga menarik

minat dan perhatian

setiap orang untuk

membelinya.

Variabel Dependen

2. Demam Kejadian demam Wawancara Kuesioner 1. Demam Ordinal

Typhoid yang disebabkan oleh Typhoid

Salmonella Typhi 2. Tidak

terutama menyerang Demam

bagian saluran Typhoid

percernaan dan telah

di diagnosa oleh

dokter .

3.6. Cara Pengukuran Variabel

1. Kebiasaan Jajan Diluar (Rachmawati, 2006)

a. Sering : Jika responden menjawab benar dengan skor 8-16 dari

pertanyaan yang diajukan

Page 32: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

30

b. Tidak : Jika responden menjawab benar dengan skor 0-7 dari

pertanyaan yang diajukan

2. Demam Typhoid

a. Demam Typhoid

b. Tidak Demam Typhoid

3.7. Pengolahan Data

Dalam penelitian ini data yang telah dikumpulkan akan diolah melalui

beberapa tahap (Notoadmodjo, 2010) yaitu :

1. Editing yaitu melakukan pengecekan terhadap hasil pengisian keusioner yang

meliputi kelengkapan identitas dan jawaban yang diberikan oleh responden.

2. Coding yaitu memberikan kode berupa angka-angka untuk setiap hasil

jawaban pada kuesioner.

3. Transfering yaitu menyusun total nilai dari variabel-variabel penelitian yang

diberikan.

4. Tabulating yaitu mengelompokkan nilai responden berdasarkan kategori yang

telah dibuat untuk tiap-tiap variabel dan selanjutnya dimasukkan kedalam

tabel distribusi frekuensi.

3.8. Teknik Analisis Data

3.8.1. Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan untuk satu variabel atau

per variabel. Tujuannya adalah untuk melihat seberapa besar proporsi variabel

yang diteliti dan disajikan dalam bentuk tabel. Analisis univariat dilakukan untuk

Page 33: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

31

menggambarkan atau menjelaskan masing-masing variabel yang diteliti dalam

bentuk distribusi frekuensi dari setiap veriabel penelitian (Notoadmodjo, 2005).

3.8.2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang melibatkan sebuah variabel depeden

dan sebuah variabel independen Untuk mengetahui hubungan antara variabel

indenpeden dan variabel dependen digunakan analisis statistik dengan uji chi

square (X2) dengan memakai nilai α = 0,05. (Notoadmodjo, 2005).

Adapun persyaratan yang dipakai dalam statistik ini adalah sebagai berikut :

a. Ho ditolak jika nilai Pvalue < 0,05 (Alfa) artinya ada hubungan antara

variabel-variabel yang diteliti

b. Ha diterima jika nilai Pvalue > 0,05 (Alfa) artinya tidak ada hubungan

antara variabel-variabel yang diteliti.

c. Confidence interval 95% dengan µ=0,05

Analisis bivariat adalah analisis yang melibatkan sebuah variabel

independen dan sebuah variabel dependent. Karena data berbentuk katagorik

maka untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel independen dan

dependen digunakan analisis statistk Uji Chi-square dengan memakai nilai alpha

0,05. Jika tidak ada sel memiliki harapan kurang dari 5, maka digunakan

Continuity Correction (Notoatmodjo, 2012). Untuk memperoleh hubungan yang

bermakna pada variabel penelitian ini digunakan perangkat komputer dalam

menganalisis Uji Chi-square.

Adapun aturan yang berlaku pada Chi-square :

1. Bila tabel 2x2 dijumpai nilai ecpected (harapan) kurang dari 5, maka yang

Page 34: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

32

digunakan adalah fisher’s exact test.

2. Bila tabel 2x2 dan tidak ada nilai ecpected (harapan) lebih besar dari 5,

maka uji yang dipakai sebaliknya adalah contiuty correction.

3. Bila tabel lebih dari 2x2 misalnya 2x3, 3x3 dan seterusnya, maka

digunakan uji pearson Chi-square.

Page 35: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh adalah

Rumah Sakit memiliki pemerintah yang berada dalam wilayah Kabupaten Aceh

Barat. Dibangun pada tahun 1968 di atas tanah seluas 2,8 Ha dengan daerah yang

relatif dengan status tipe D yang mulai berfungsi sejak tahun 1971. Kemudian

pada tahun 1983 diusulkan menjadi rumah sakit dengan status tipe C dan

mendapat persetujuan Menteri kesehatan berdasarkan SK Menkes RI

No 233/Menkes/VI/1985 tanggal 11 Juni 1985. Sejak saat itu RSU Cut Nyak

Dhien Meulaboh menjadi rumah sakit rujukan bagi RSU tipe D Aceh Selatan dan

Puskesmas. Tahun 2002 berdasarkan perda No. 17 struktur organisasi RSU Cut

Nyak Dhien Meulaboh berubah menjadi Badan Pengelola RSUD Cut Nyak Dhien

Meulaboh berlokasi di Jalan Gajah Mada No. 1 Kelurahan Drien Rampak

Kecamatan Johan Pahlawan Meulaboh.

Adapun batas-batas Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien

Meulaboh adalah :

1. Sebelah Timur berbatasan dengan sekolah MIN/MANPK

2. Sebelah Utara berbatasan dengan Jalan Sisingamangaraja

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Lorong Banteng/komplek perumahan

Dokter

Page 36: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

34

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Jalan Gajah Mada

Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh Memiliki Visi yaitu

“Rumah Sakit Terbaik di NAD pada Tahun 2014”. Untuk mencapai visi tersebut

disusun beberapa misi yaitu :

1. Memberikan pelayanan yang berkualitas dan terjangkau oleh semua

lapisan masyarakat.

2. Melakukan pengelolaan limbah rumah sakit yang ramah lingkungan.

3. Mengembangkan, memotivasi dan menghargai karyawan serta penyediaan

kondisi lingkungan kerja yang bersahabat.

Untuk menunjukkan kesiapan melaksanakan misi tersebut maka Rumah Sakit

Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh menerapkan sebuah Motto yaitu “

Kami Siap Melayani Anda”.

Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh dipimpin oleh

seorang Direktur, dibantu oleh 1 orang Kabag (Tata Usaha), 3 orang Kabid

(Keperawatan, Pelayanan Medis dan Penunjang Medis) dan Kelompok

Fungsional. Kabag Tata Usaha dibantu oleh 3 orang Kasubbag (Kepegawaian &

tatalaksana, Umum dan Keuangan). Kabid Keperawatan dibantu oleh 2 orang

Kasi (Seksi Etika Profesi & Logistik Keperawatan dan Seksi Asuhan

Keperawatan). Kabid Pelayanan Medis dibantu oleh 2 orang Kasi (Seksi Rawat

Inap & Rawat Jalan, Seksi Rawat Darurat, Insentif & Bedah Sentral). Kabid

Penunjang Medis dibantu oleh 2 orang Kasi (Seksi Penelitian & Pengembangan

dan Seksi Informasi permasalahan Sosial & Upaya Rujukan).

Page 37: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

35

Setelah peneliti melakukan pengumpulan data selama 10 hari terhitung

mulai tanggal 24 Februari sampai dengan 03 Maret tahun 2014 peneliti

mendapatkan 59 orang responden yang sesuai dengan kriteria yang sudah

ditentukan. Adapun hasil penelitian terhadap responden tersebut adalah sebagai

berikut :

4.1.2. Analisa Univariat

1. Karakteristik pasien dalam penelitian yang di teliti yaitu umur dan jenis

kelamin.

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Pasien ( umur

dan Jenis Kelamin) Pada Pasien Rawat Inap RSUD Cut Nyak

Dhien Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014.

Karekteristik Frekuensi Persentase (%)

Umur

< 40 tahun 37 62,71

> 40 tahun 22 37,29

Total 59 100

Jenis Kelamin

Perempuan 23 38,98

Laki-laki 36 61,02

Total 59 100

Pada tabel diatas menunjukan bahwa karakteristik umur pasien pada

penelitian sebagian besar berumur < 40 tahun sebanyak 37 pasien (62,71%)

sedangkan jenis kelamin sebagian besar laki-laki sebanyak 36 pasien (61,02 %).

2. Kejadian pasien demam yang dirawat inap.

Tabel 4.2. Distribusi Kejadian Demam Typhoid Pada Pasien Rawat Inap

RSUD Cut Nyak Dhien Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014.

Kejadian Demam Frekuensi Persentase (%)

Demam Typhoid 48 81,36

Non Demam Typhoid 11 18,64

Total 59 100

Page 38: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

36

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa dari jumlah 59 pasien rawat inap

RSUD Cut Nyak Dhien terdapat sebanyak 48 pasien (81,36%) yang menderita

demem typhoid dan 11 pasien (18,64%) non demam typhoid.

3. Kebiasaan Konsumsi Makanan Diluar

Tabel 4.3. Distribusi Kebiasaan Konsumsi Makanan diluar Pada Pasien

Rawat Inap RSUD Cut Nyak Dhien Kabupaten Aceh Barat

Tahun 2014

Kebiasaan Konsumsi Frekuensi Persentase (%)

Makanan Diluar

Sering 44 74,58

Tidak 15 25,42

Total 59 100

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa dari jumlah 59 pasien rawat inap

RSUD Cut Nyak Dhien terdapat sebanyak 44 pasien (74,58 %) sering konsumsi

makanan diluar dan 15 pasien (25,42%) tidak konsumsi makanan diluar.

4.1.3. Analisa Bivariat

Tabel 4.4. Hubungan Kebiasaan Konsumsi Makanan Diluar Terhadap

Kejadian Demam Typhoid Pada Pasien Rawat Inap RSUD Cut

Nyak Dhien Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014.

Demam Typhoid

Kebiasaan Konsumsi Demam Non Demam Total P OR

Makanan Diluar Typhoid Typhoid Value

N % N % N %

Sering 41 93,18 3 6,82 44 100

Tidak 7 46,67 8 53,33 15 100 (0,021) (15,620)

Total 48 81,36 11 18,64 59 100

Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukan bahwa dari 44 pasien yang

kebiasaannya sering konsumsi makanan diluar terbukti menderita demam typhoid

sebanyak 41 pasien (93,18%), sedang dari 15 pasien yang kebiasaanya tidak

Page 39: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

37

sering konsumsi makanan diluar terbukti menderita demam typhoid sebanyak 7

pasien (46,67%).

Dari hasil uji Chi Square didapat P. Value 0,021 < 0,05 sehingga dapat di

simpulkan bahwa terdapat hubungan kebiasaan konsumsi makanan diluar

terhadap kejadian demam typhoid pada pasien rawat inap RSUD Cut Nyak Dhien

Meulaboh Kabupaten Aceh Barat tahun 2014.

Keeratan hubungan dapat dilihat dari nilai odds ratio (OR) yaitu 15,620,

artinya seseorang dengan kebiasaan sering konsumsi makanan diluar mempunyai

resiko terkena demam typhoid 15,620 kali lebih besar dibandingkan dengan

kebiasaan tidak konsumsi makanan luar.

4.2. Pembahasan

4.2.1. Analisa Univariat

Dilihat dari tingkat distribusi kejadian demam typhoid, dimana berdasarkan

hasil penelitian menunjukan bahwa dari jumlah 59 pasien rawat inap RSUD Cut

Nyak Dhien terdapat sebanyak 48 pasien (81,36%) yang menderita demem

typhoid dan 11 pasien (18,64%) non demam typhoid. Hal ini menunjukan bahwa

sebagian besar pasien yang dirawat inap adalah menderita demam typhoid.

Sama halnya dalam penelitian Suryawati (2007), bahwa proporsi demam

typhoid lebih besar dengan persentase 78,65% sedangkan demam presentase

47,39%. Demam typhoid disebab kan oleh perilaku tidak sehat dan lingkungan

yang tidak bersih (Rachmawati, 2006).

Page 40: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

38

Dilihat dari tingkat distribusi kebiasaan konsumsi makanan diluar, dimana

berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa dari jumlah 59 pasien rawat

inap RSUD Cut Nyak Dhien terdapat sebanyak 44 pasien (74,58%) yang

kebiasaan sering konsumsi makanan diluar dan 15,6 pasien (25,42%) kebiasaan

tidak konsumsi makanan diluar. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar pasien

yang dirawat inap adalah sering konsumsi makanan diluar.

Sama halnya dalam penelitian wiwik (2003) tingkat kebiasaan jajan diluar

lebih besar dibandingkan jarang jajan. Dimana jajan merupakan kegiatan setiap

hari masyarakat lakukan, karena dari faktor malas masak, mudah di jangkau, dan

lebih praktis serta siap saji. Maka setiap orang bermungkinan lebih besar untuk

mengkonsumsi makan diluar.

4.2.2. Analisa Bivariat

1. Hubungan Kebiasaan Konsumsi Makanan Diluar Terhadap Kejadian

Demam Typhoid.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan

antara kebiasaan konsumsi makanan diluar terhadap kejadian demam typhoid pada

pasien rawat inap RSUD Cut Nyak Dhein Meulaboh Kabupaten Aceh Barat tahun

2014. Dimana dari hasil analisis bivariat yaitu dari 44 pasien yang kebiasaannya

sering konsumsi makanan diluar terbukti menderita demam typhoid sebanyak 41

pasien (93,18%), sedang dari 15 pasien yang kebiasaanya tidak sering konsumsi

makanan diluar terbukti tidak menderita demam typhoid sebanyak 7 pasien

(46,67%). Dengan nilai P Value 0,021 < 0,05. Dari hasil tersebut juga terdapat

nilai OR (15,620), artinya seseorang dengan kebiasaan sering konsumsi makanan

Page 41: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

39

diluar mempunyai resiko terkena demam typhoid 15,620 kali lebih besar

dibandingkan dengan kebiasaan tidak konsumsi makanan luar.

Hal ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan Astuti (2006)

mengatakan bahwa terdapat hubungan kebiasaan makan di pinggir jalan dengan

penyebab kejadian demam typhoid pada pasien dewasa yang di rawat inap BP

RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan tahun 2006.

Hasil dapat diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Heru Laksono

(2009) dengan desain case control, mengatakan bahwa kebiasaan jajan di luar

mempunyai resiko terkena penyakit demam typhoid pada anak 3,6 kali lebih besar

dibandingkan dengan kebiasaan tidak jajan diluar (OR=3,65) dan anak yang

mempunyai kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan beresiko terkena

penyakit demam typhoid 2,7 lebih besar dibandingkan dengan kebiasaan mencuci

tangan sebelum makan (OR=2,7).

Sementara berdasarkan hasil penelitian Lubis (2000) dengan desain case

control, mengatakan bahwa higiene perorangan yang kurang, mempunyai resiko

terkena penyakit demam tifoid 20,8 kali lebih besar dibandingkan dengan yang

higiene perorangan yang baik (OR=20,8) dan kualitas air minum yang tercemar

berat coliform beresiko 6,4 kali lebih besar terkena penyakit demam tifoid

dibandingkan dengan yang kualitas air minumnya tidak tercemar berat coliform

(OR=6,4) .

Sama halnya dengan hasil studi tentang kebiasaan makan Lewin (1994)

dalam Suharjo (2007) menyimpulkan bahwa hampir semua orang lebih suka

makan apa yang mereka sukai daripada menyukai apa yang mereka makan tidak

Page 42: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

40

melihat dari segi kebersihan makan, seseorang yang kebiasaan makan di luar tidak

bisa menilai hygiene makanan, mereka akan menikmati apa yang mereka makan.

Page 43: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

41

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Proporsi kejadian demam typoid lebih besar yaitu 81,36 % dibandingkan non

demam typhoid yaitu 18,64 %.

2. Proporsi kebiasaan konsumsi makanan diluar lebih besar yaitu 74,58 %

dibandingkan tidak konsumsi makanan diluar yaitu 25,42 %.

3. Terdapat hubungan yang bernakna antara kebiasaan konsumsi makanan diluar

terhadap kejadian demam typhoid ( P value = 0,021 < α = 0,05) dan juga

terdapat nilai OR (15,620), artinya seseorang dengan kebiasaan sering

konsumsi makanan diluar mempunyai resiko terkena demam typhoid 15,6

kali lebih besar dibandingkan dengan kebiasaan tidak konsumsi makanan

luar.

5.2. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian maka penulis ingin memberikan saran antara

lain :

1. Bagi RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat

Diharapkan kepada Direktur RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh agar

hendaknya memberikan informasi kepada pasien untuk menjaga pola makan yang

sehat dan higiene, supaya bisa meningkatkan derajat kesehatan dan kegiatan ini

dilakukan pada saat pasien berada di rumah sakit dan juga pada saat pasien akan

Page 44: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

42

kembali kerumah.

2. Bagi Pasien yang Berobat Ke RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh

Diharapkan kepada pasien agar lebih memperhatikan kesehatan diri dan

memperhatikan kebersihan makanan yang dikonsumsi, dengan kata lain

pasien dihimbau untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.

3. Bagi Instansi Kesehatan atau Pemerintah Aceh Barat

Diharapkan kepada Instansi kesehatan atau pemerintah setempat agar

meningkatkan penyuluhan dengan memberikan informasi mengenai kesehatan

kepada masyarakat melalui media-media informasi yang ada sehingga masyarakat

memiliki pengetahuan tentang kesehatan.

4. Bagi Peneliti selanjutnya

Disarankan kepada penelitian selanjutnya untuk meneliti mengenai faktor-

faktor yang mempengararuhi kebiasaan jajan terhadap pasien demam typhoid di

Rumah Sakit atau Puskesmas yang ada diwilayah Kabupaten Aceh Barat.

Page 45: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

DAFTAR PUSTAKA

Arisman. 2009. Keracunan Makanan : Buku Ajar Ilmu Gizi. EGC. Jakarta.

Astuti, R, D. 2006. Hubungan Kebiasaan Makan di Pinggir Jalan dengan

Penyebab Kejadian Demam Typhoid pada pasien dewasa yang di rawat

inap BP RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan tahun 2006. Skripsi

Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran. (diakses Tgl 27 Feb 2014)

BPOM. 2005. Kasus Keracunan Di 7 Provinsi. Menkes. Jakarta.

Depkes RI. 2008. Demam Typhoid ini endemik diseluruh daerah di provinsi

Indonesia. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

__________. 2009. Pengertian Typhoid. Deperteman Kesehatan RI. Jakarta.

__________. 2010. Pembangunan Kesehatan sebagai Pembangunan Nasional.

Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

__________. 2011. Faktor-faktor Demam Typhoid. Departemen Kesehatan RI.

Jakarta.

__________. 2012. Permasalahan Demam Typhoid Di Indonesia. Departemen

Kesehatan RI. Jakarta.

Dodiarto, AM. 2004. Kandungan Telur dengan Patogen Salmonella. Airlangga.

Surabaya.

Heru Laksono, A.R. 2009. Hubungan Sikap Kebersihan diri, Perilaku dalam

Konsumsi Makanan dengan Kejadian Demam Typhoid di Desa Guci,

Jawa Barat Tahun 2009. Skripsi Universitas Negeri Semarang, Fakultas,

Kesehatan Masyarakat. (diakses Tgl 27 Feb 2014)

Juwono, R. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi ketiga. Balai

Penerbit FKUI. Jakarta.

Laporan Rekam Medik RSUD Cut Nyak Dhien 2011-2012. Laporan Tahunan.

Meulaboh

Lubis, R. 2000. Tingkat Kualitas Air yang Tercemar Coliform yang Dikonsumsi

Dengan Kejadian Typhoid pada Pasien yang Di Rawat Inap di RSUD Dr.

Soetomo. Skripsi Fakultas Kedokteran UNDIP. (diakses Tgl 27 Feb 2014)

Menkes RI. 2009. Kesatuan Utuh Derajat Kesehatan. Depertemen Kesehatan RI.

Jakarta.

Page 46: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

Muliawan, S.Y, dan Surjawidjaya, J.E. 2008. Diagnosis Dini Demam Tifoid

dengan Menggunakan Protein Membran Luar S. Typhi Sebagai Antigen

Spesifik. Cermin Dunia Kedokteran. Bandung.

Notoadmojdo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

____________. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

____________. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta

Profil Kesehatan Provinsi Aceh 2012. Prevalensi Demam Typhoid di Aceh.Dinas

Kesehatan Propinsi Aceh .

Profil Kesehatan Indonesia. 2009. Kasus Demam Typhoid Pada Pasien Rawat

Inap Di Rumah Sakit. Departemen Kesehatan RI. Jakarta

Putra, A. 2008. Hubungan Pengetahuan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu tentang

Demam Typhoid Terhadap Kebiasaan Jajan Diluar Rumah. Skripsi

Fakultas Kedokteran UNDIP. (diakses Tgl 27 Feb 2014)

Riset Kesehatan Dasar Nasional. 2010. Macam Prevalensi Typhoid. Menkes.

Jakarta.

Runiati, AD. 200. Hubungan Konsumsi Buah-Buahan dan Sayuran Mentah

dengan Kejadian Demam Typhoid yang Di Rawat Inap di RSUD Dr.

Soetomo. Skripsi Fakultas Kedokteran UI (diakses Tgl 07 Mei 2014)

Rusepno. HD. 2005. Daging dan Perkembang Biakan Bakteri dalam Isi Daging.

Binarupa Aksara. Jakarta.

Sandjaja, Dr. Bernardus. DTM&H. 2007. Makanan Jajanan dan Lingkungan,

Faktor Demam Typhoid. Prestasi Pustaka. Jakarta.

Soegijanto,S. 2002. Ilmu Penyakit Anak, Diagnosa & Penatalaksanaan. Salemba

Medika. Jakarta.

Soepaman, SW. 2009. Ilmu Penyakit dalam Jilid II Edisi 3. Balai Penerbit FKUI.

Jakarta.

Suharjo, B. 2007. Makanan Lezat dan Menu Makan Restorant. Airlangga.

Surabaya.

Suryawati, N. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Demam Typhoid Pada

Pasien RSUD Saliman Sulawesi Tahun 2007. Skripsi Universitas Negeri

Semarang Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat (diaksesTgl 27 Feb 2014).

Page 47: HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN DILUAR …repository.utu.ac.id/628/1/BAB I_V.pdf · Demam typhus atau Typhus Abdominalis merupakan suatu infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

Suparyanto. MA. 2010. Jenis-jenis Makanan yang Mengandung Salmonella.

Salemba Medika. Jakarta.

Syahrurachman. A dkk. 2008. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Edisi Revisi.

Binarupa Aksara. Jakarta.

Tim Staf Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama. 2013. Buku Paduan Tutor

Modul XXV Infeksi Tropik. Medical Education Unit Fakuras Kedokteran

Universitas Abulyatama. Banda Aceh.

Widodo, R. 2006. Infeksi Demam Typoid Pada Anak dan Orang Dewasa. Buku

Kedokteran EGC. Jakarta.

Widoyono, MPH. 2011. Penyakit Tropis (Epidemiologi, Penulara, Pencegahan,

dan Pemberantasannya). Erlangga. Jakarta.

Wiwik, M.A. 2003. Gambaran Faktor-faktor yang Menyebabkan terjadinya

Demam Typhoid Di RSUD Semarang. Skripsi Universitas Negeri

Semarang Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat. (diakses Tgl 27 Feb 2014)