24
TYPHUS ABDOMINALIS Eidemiologi Penyakit Menular BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Typhus Abdominalis terdapat di seluruh dunia dan penyebarannya tidak tergantung pada iklim, tetapi lebih banyak di jumpai pada negara-negara berkembang di daerah tropis. Diare dan Typhoid abdominalis (demam thypoid, entric fever) ialah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran, penyebab penyakit ini adalah Salmonela Thyphosa (Ngatsiyah, 236 : 2005). Penyakit typhus abdominallis atau demam thypod merupakan problem atau masalah yang serius bagi kesehatan masyarakat di Negara- negara yang berkembang seperti halnya Indonesia yang memiliki iklim tropis banyak di temukan penyakit infeksi salah satuhnya Typhus Abdominalis yang di temukan sepanjang tahun. Typhus abdominalis di sebabkan oleh salmonella tyhpi . Bila salmonella tyhpi berjalan bersama makanan atau terkontaminasi, ia berserang dijaringan limfoid pada dinding usus. Aliran limfe membawa organ ini kedalam hati dan empedu. Gejala demam tipoid atau Typhus abdominalis adalah suhu tubuh meningkat hingga 40c dengan frekuensi nadi relative lambat. Sering ada nyeri tekan di perut. Insiden infeksi Typhus abdominalis tertinggi terjadi pada usia 1- 4 tahun. Kenyataannya sekarang penderita penyakit typhus di RS

Typhus Abdominalis Eidemiologi Penyakit

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas ini juga boleh ngopi dari referensi lain semoga bisa membantu

Citation preview

Page 1: Typhus Abdominalis Eidemiologi Penyakit

TYPHUS ABDOMINALIS Eidemiologi Penyakit Menular

BAB I

PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang

 Typhus Abdominalis terdapat di seluruh dunia dan penyebarannya tidak tergantung pada iklim,

tetapi lebih banyak di jumpai pada negara-negara berkembang di daerah tropis. Diare

dan Typhoid abdominalis (demam thypoid, entric fever) ialah penyakit infeksi akut yang

biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu,

gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran, penyebab penyakit ini adalah Salmonela

Thyphosa (Ngatsiyah, 236 : 2005).

Penyakit typhus abdominallis atau demam thypod merupakan problem atau masalah yang serius

bagi kesehatan masyarakat di Negara-negara yang berkembang seperti halnya Indonesia yang

memiliki iklim tropis banyak di temukan penyakit infeksi salah satuhnya Typhus Abdominalis

yang di temukan sepanjang tahun. Typhus abdominalis di sebabkan oleh salmonella tyhpi . Bila

salmonella tyhpi berjalan bersama makanan atau terkontaminasi, ia berserang dijaringan limfoid

pada dinding usus. Aliran limfe membawa organ ini kedalam hati dan empedu. Gejala demam

tipoid atau Typhus abdominalis adalah suhu tubuh meningkat hingga 40c dengan frekuensi nadi

relative lambat. Sering ada nyeri tekan di perut.

 

Insiden infeksi Typhus abdominalis tertinggi terjadi pada usia 1- 4 tahun. Kenyataannya

sekarang penderita penyakit typhus di RS Roemani masih tinggi khususnya pada tahun 2008-

2009 tercatat penderita typhus mencapai 70%, terdiri dari 50% penderita laki-laki , 20%

penderita perempuan dan pada tahun 2009 , sampai april mencapai 414 penderita untuk kasus ini

masuk dalam kategori 10 jenis penyakit terbesar  Typhus abdominalis adalah penyakit infeksi

akut pada usus halus yang biasanya lebih ringan dan menunjukkan manifestasi klinis yang sama

dengan enteritis akut, oleh karena itu penyakit ini disebut juga penyakit demam enterik.

Penyebabnya adalah kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B dan C, selain

demam enterik kuman ini dapat juga menyebabkan gastroenteritis (keracunan makanan) dan

septikemia (tidak menyerang usus).

 

Page 2: Typhus Abdominalis Eidemiologi Penyakit

Penyakit ini banyak diderita oleh anak-anak, namun tidak tertutup kemungkinan untuk orang

muda/dewasa. Kuman ini terdapat didalam kotoran, urine manusia, dan juga pada makanan dan

minuman yang tercemar kuman yang dibawa oleh lalat. Dalam masyarakat penyakit ini dikenal

dengan nama thypus, tetapi dalam dunia kedokteran disebut Tyfoid fever atau thypus

abdominalis, karena pada umumnya kuman menyerang usus, maka usus bisa jadi luka, dan

menyebabkan perdarahan, serta bisa pula terjadi kebocoran usus.

 

Di Indonesia, diperkirakan insiden demam enterik adalah 300 – 810 kasus per 100.000 penduduk

per tahun. Menurut hasil SKRT tahun 1986 bahwa 3 % dari seluruh kematian (50.000 kematian)

disebabkan oleh demam enterik. Penyakit ini meskipun sudah dinyatakan sembuh, namun

penderita belum dikatakan sembuh total karena mereka masih dapat menularkan penyakitnya

kepada orang lain (bersifat carrier). Pada perempuan kemungkinan untuk menjadi carrier 3 kali

lebih besar dibandingkan pada laki-laki. Sumber penularan utama ialah penderita demam enterik

itu sendiri dan carrier, yang mana mereka dapat mengeluarkan berjuta-juta kuman Salmonella

typhi dalam tinja dan tinja inilah yang merupakan sumber pencemaran.

Kuman tersebut masuk melalui saluran pencernaan, setelah berkembang biak kemudian

menembus dinding usus menuju saluran limfa, masuk ke dalam pembuluh darah dalam waktu

24-72 jam. Kemudian dapat terjadi pembiakan di sistem retikuloendothelial dan menyebar

kembali ke pembuluh darah yang kemudian menimbulkan berbagai gejala klinis.

Dalam masyarakat penyakit ini dikenal dengan nama Tipes atau thypus, tetapi dalam dunia

kedokteran disebut TYPHOID FEVER atau Thypus abdominalis, karena berhubungan dengan

usus pada perut.

1.2  Tujuan

Penulisan dalam makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pencegahan dan

pengobatan penyakit Thypus tersebut. Serta dapat mengetahui apa- apa saja yang menjadi dasar

dari penyebab penyakit Thypus ini.

 

1.3  Manfaat

Adapun manfaat dari makalah ini adalah kita bisa mengetahui penyebab timbulnya penyakit

Thypus tersebut, serta manfaatnya pun kita bisa mengetahui pencegahan apa saja yang bisa kita

lakukan agar terhindar dari penyakit Thypus.

Page 3: Typhus Abdominalis Eidemiologi Penyakit

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Pengertian Thypus Abdominalis

Typhoid fever (Demam Tifoid) yang biasa juga disebut typhus atau types oleh orang awam,

merupakan penyakit yang disebabkan bakteriSalmonella Enterica, khususnya turunannya

yaituSalmonella Typhi (S. Typhi) yang menyerang bagian saluran pencernaan (Anonim_a, 2009).

Typhus merupakan penyakit infeksi menular yang dapat terjadi pada anak maupun orang

dewasa. Tetapi demam tifoid lebih sering menyerang anak. Walaupun gejala yang dialami anak

lebih ringan daripada orang dewasa. Menurut Darmowandowo, selama terjadi infeksi bakteri S.

typhi bermultiplikasi dalam sel fagositik mononuklear dan secara berkelanjutan dilepaskan ke

aliran darah (Anonim_b, 2007).

Typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan

dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu, gangguan pencernaan dan gangguan kesadaran.

Pada paratipus – jenis tipus yang lebih ringan – mungkin sesekali mengalami buang-buang air .

Jika diamati, lidah tampak berselaput putih susu, bagian tepinya merah terang. Bibir kering, dan

kondisi fisik tampak lemah, serta nyata tampak sakit. Jika sudah lanjut, mungkin muncul gejala

kuning, sebab pada tipus organ hati bisa membengkak seperti gejala hepatitis. Pada tipus limpa

juga membengkak. Kuman tipus tertelan lewat makanan atau minuman tercemar. Bisa jadi

sumbernya dari pembawa kuman tanpa ia sendiri sakit tipus. Kuman bersarang di usus halus, lalu

menggerogoti dinding usus. Usus luka, dan sewaktu-waktu tukak tipus bisa jebol, dan usus jadi

bolong.

Ini komplikasi tipus yang paling ditakuti. Komplikasi tipus umumnya muncul pada minggu

kedua demam. Yaitu jika mendadak suhu turun dan disangka sakitnya sudah menyembuh, namun

denyut nadi meninggi, perut mulas melilit, dan pasien tampak sakit berat. Kondisi begini

membutuhkan pertolongan gawat darurat, sebab isi usus yang tumpah ke rongga perut harus

secepatnya dibersihkan. Untuk tahu benar kena tipus harus periksa darah. Setelah minggu

pertama demam tanda positif tipus baru muncul di darah (Uji Widal).

Pembawa kuman ini berbahaya jika profesinya pramusaji atau orang yang kerjanya menyiapkan

makanan dan minuman jajanan (food handler). Sekarang tipus bisa dicegah dengan imunitas

Page 4: Typhus Abdominalis Eidemiologi Penyakit

tipus. Penyakit tipus di Indonesia masih banyak. Mereka yang punya risiko tertular, tidak

salahnya ikut vaksinasi.

Ada 3 metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid (Typhus), yakni :

1. Diagnosis mikrobiologik/pembiakan kuman.

2.  Diagnosis serologik.

3. Diagnosis klinik.

Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90 %

penderita yang tidak diobati, kultur darahnya positif dalam minggu pertama. Hasil ini menurun

drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40 %. Meskipun

demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90 % positif.

Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun, tetapi untuk tinja dan kultur urin

meningkat yaitu 85 % dan 25 % berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat.

Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 % penderita dan kira-kira

3 % penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka waktu

yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinja

seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-anak dan

lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki.

Diagnosis serologik tergantung pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H, yang dapat

dideteksi dengan reaksi aglutinasi (test widan). Antibody terhadap antigen O dari group D timbul

dalam minggu pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang

akan menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun. Titer aglutinin 1/200 atau kenaikan titer lebih dari

4 kali berarti test Widal positif, hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi.

 

1. A.    Agent ( Kuman Penyebab)

2. Morfologi Salmonella typhosa.

Kuman berbentuk batang, tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai flagel feritrik

(fimbrae), pada pewarnaan gram bersifat gram negatif, ukuran 2 – 4 mikrometer x 0.5-0.8

mikrometer dan bergerak, pada biakan agar darah koloninya besar bergaris tengah 2 sampai 3

millimeter, bulat, agak cembung, jernih, licin dan tidak menyebabkan hemolisis (Gupte, 1990).

1. Fisiologi

Kuman tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob, pada suhu 15 – 41o C (suhu

Page 5: Typhus Abdominalis Eidemiologi Penyakit

pertumbuhan optimum 37o C) dan pH pertumbuhan 6 – 8. Pada umumnya isolat kuman

Salmonella dikenal dengan sifat-sifat, gerak positif, reaksi fermentasi terhadap manitol dan

sorbitol positif dan memberikan hasil negatif pada reaksi indol, laktosa, Voges Praskauer dan

KCN.

Sebagian besar isolat Salmonella yang berasal dari bahan klinik menghasilkan H2S. Samonella

thypi hanya membentuk sedikit H2S dan tidak membentuk gas pada fermentase glukosa. Pada

agar SS,Endo, EMB dan MacConkey koloni kuman berbentuk bulat, kecil dan tidak berwana,

pada agar Wilson Blair koloni kuman berwarna hitam berkilat logam akibat pembentukan H2S.

1. Daya tahan

Kuman akan mati karena sinar matahari atau pada pemanasan dengan suhu 60o C selama 15

sampai 20 menit, juga dapat dibunuh dengan cara pasteurisasi, pendidihan dan klorinasi serta

pada keadaan kering. Dapat bertahan hidup pada es, salju dan air selama 4 minggu sampai

berbulan-bulan. Disamping itu dapat hidup subur pada medium yang mengandung garam metil,

tahan terhadap zat warna hijau brilian dan senyawa natrium tetrationat dan natrium deoksikolat.

Senyawa-senyawa ini menghambat pertumbuhan kuman koliform sehingga senyawa-senyawa

tersebut dapat digunakan didalam media untuk isolasi Salmonella dari tinja (Gupte, 1990).

 

 

 

1. B.     DISTRIBUSI TYPHUS ABDOMINALIS

 

Penyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan mempunyai

resiko untuk terkena penyakit ini. Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak, sedangkan pada

orang dewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya sembuh sendiri yang pada

akhirnya menjadi kebal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70 – 80 % pasien berumur 12 – 30

tahun, 10 – 20 % berumur 31 – 40 tahun dan lebih sedikit pada pasien berumur diatas 40 tahun.

Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan penyebarannya sebagai penyakit menular,

tidak selalu bergantung pada iklim, tetapi lebih banyak dijumpai di negara-negara berkembang

dan daerah dengan iklim tropis.

Di Indonesia, penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun, dari hasil penelitian kemungkinan

kasus ini lebih meningkat pada musim hujan, juga bisa pada musim kemarau atau pada peralihan

Page 6: Typhus Abdominalis Eidemiologi Penyakit

musim kemarau kemusim hujan. Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih tinggi

berkisar antara 0,7 – 1 % (Depkes, 1985). Makanan dan minuman terkontaminasi merupakan

mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi. Salmonella typhi bisa

berada dalam air, es, debu, sampah kering yang bila organisme ini masuk ke dalam vehicle yang

cocok (daging, kerang dan sebagainya) akan berkembang bika mencapai dosis infektif.

 

1. C.    Epidemiologi

Penyakit typhus abdominalis biasa dikenal dengan penyakit typhus. Namun, dalam dunia

kedokteran disebut tyfoid fever. Di Indonesia, diperkirakan angka kejadian penyakit ini adalah

300 – 810 kasus per 100.000 penduduk/tahun. Insiden tertinggi didapatkan pada anak-anak.

Orang dewasa sering mengalami infeksi ringan dan sembuh sendiri lalu menjadi kebal. Insiden

penderita berumur 12 tahun keatas adalah 70 – 80%, penderita umur antara 12 dan 30 tahun

adalah 10 – 20%, penderita antara 30 – 40 tahun adalah 5 – 10%, dan hanya 5 – 10% diatas 40

tahun.

1. D.     Etiologi

Penyebab penyakit ini adalah Salmonella typhi, Salmonella para typhii A, dan Salmonella

paratyphii B. Basil gram negatif, bergerak dengan rambut getar, tidak berspora, mempunyai 3

macam antigen yaitu antigen O, antigen H, dan antigen VI. Dalam serum penderita terdapat zat

(aglutinin) terhadap ketiga macam antigen tersebut. Kuman tumbuh pada suasan aerob dan

fakultatif anaerob pada suhu 15 – 41°C (optimum 37°C) dan pH pertumbuhan 6 – 8.

1. Salmonella thyposa, basil gram negative yang bergerak dengan bulu getar, tidak

bersepora mempunyai sekurang-kurangnya tiga macam antigen yaitu:

- antigen O (somatic, terdiri darizat komplekliopolisakarida)

- antigen H(flagella)

- antigen V1 dan protein membrane hialinSalmonella parathypi A

1. Salmonella parathypi A

2. salmonella parathypi B

3. Salmonella parathypi C

4. Faces dan Urin dari penderita thypus

 

1. E.     Tanda dan Gejala

Page 7: Typhus Abdominalis Eidemiologi Penyakit

Masa inkubasi rata-rata 2 minggu gejalanya: cepat lelah, sakit kepala, rasa tidak enak di perut,

dan nyeri seluruh badan. Demam berangsur-angsur naik selama minggu pertama. Demam terjadi

terutama pada sore dan malam hari (febris remitten). Pada minggu 2 dan 3 demam terus menerus

tinggi (febris kontinue) dan kemudian turun berangsur-angsur.

 

Gangguan gastrointestinal, bibir kering dan pecah-pecah, lidah kotor-berselaput putih dan

pinggirnya hiperemis, perut agak kembung dan mungkin nyeri tekan, bradikardi relatif, kenaikan

denyut nadi tidak sesuai dengan kenaikan suhu badan (Junadi, 1982).

Gejala penyakit ini baru bisa diketahui secara spesifik setelah virus telah cukup berkembang biak

di organ, yang kadang kurang memicu kesadaran jadi sering kali baru diobati dengan benar

setelah gejala terindentifikasi dengan spesifik dan jelas, bahkan ketika gejala stadium penyakit

sudah cenderung kritis.

1. Gejala awal yang perlu dikenali, yang dialami selama beberapa hari yaitu :

2. Gejala tipus ringan (paratipus), yaitu:

3. Gejala tipus stadium lanjut, yaitu: muncul gejala kuning, karena pada tipus organ hati

bisa membengkak seperti gejala hepatitis.

Demam lebih seminggu, mulainya seperti flu akan tetapi jika tipus umumnya muncul

sore dan malam hari.

Demam sukar turun

Nyeri kepala hebat

Perut terasa tidak enak

Tidak bisa buang air besar

Mengalami buang-buang air

Lidah tampak putih susu, bagian tepinya merah terang

Bibir kering

Kondisi fisik lemah

Sedangkan komplikasi yang akan terjadi pada penyakit tipus, pada umumnya muncul setelah

minggu kedua demam, yaitu jika mendadak suhu turun dan disangka sakit sudah sembuh,

sementara itu denyut nadi makin meinggi, perut melilit dan pasien tampak sakit berat. Kondisi

seperti membutuhkan pertolongan gawat darurat, karena isi usu yang tumpah ke ronggo perut

harus secepatnya dibersikan.

Page 8: Typhus Abdominalis Eidemiologi Penyakit

1. F.     Patofisologi

Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal dengan 5 F

yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan/kuku), Fomitus (muntah), Fly (lalat), dan melalui

Feses. Feses dan muntah pada penderita typhoid dapat menularkan kuman salmonella thypi

kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, dimana lalat akan

hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat. Apabila orang tersebut kurang

memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang tercemar kuman

salmonella thypi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut. Kemudian kuman masuk ke

dalam lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk

ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Di dalam jaringan limpoid ini kuman

berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelial.

Sel-sel retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman ke dalam sirkulasi darah dan

menimbulkan bakterimia, kuman selanjutnya masuk limpa, usus halus dan kandung empedu.

Semula disangka demam dan gejala toksemia pada typhoid disebabkan oleh endotoksemia.

Tetapi berdasarkan penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksemia bukan merupakan

penyebab utama demam pada typhoid. Endotoksemia berperan pada patogenesis typhoid, karena

membantu proses inflamasi lokal pada usus halus. Demam disebabkan karena salmonella thypi

dan endotoksinnya merangsang sintetis dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan

yang meradang.

 

1. G.    . Faktor Resiko

Penyakit Typhus dapat ditularkan melalui makanan dan minuman yang tercemar dengan kuman

Typhus. Bila anda sering menderita penyakit ini kemungkinan besar makanan atau minuman

yang Anda konsumsi tercemar bakterinya. Hindari jajanan di pinggir jalan terlebih dahulu. Atau

telur ayam yang dimasak setengah matang pada kulitnya tercemar tinja ayam yang mengandung

bakteri Typhus , Salmonella typhosa, kotoran, atau air kencing dari penderita Typhus.

1. H.    Upaya Pencegahan

Untuk mencegah agar seseorang terhindar dari penyakit ini kini sudah ada Vaksin Tipes atau

Tifoid yang disuntikkan atau secara minum obat dan dapat melindungi seseorang dalam waktu 3

tahun. Mintalah Dokter anda memberikan imunisasi tersebut.

Atau dapat dengan cara :

Page 9: Typhus Abdominalis Eidemiologi Penyakit

1. Usaha terhadap lingkungan hidup :

-          Penyediaan air minum yang memenuhi

-          Pembuangan kotoran manusia (BAK dan BAB) yang hygiene

-          Pemberantasan lalat.

-          Pengawasan terhadap rumah-rumah dan penjual makanan.

2. Usaha terhadap manusia:                                                                                  

-          Imunisasi

-          Pendidikan kesehatan pada masyarakat : hygiene sanitasi personal hygiene

Pencegahan yang dapat di lakukan lagi yaitu:

-          Dengan mengetahui cara penyebaran penyakit, maka dapat dilakukan pengendalian.

-          Menerapkan dasar2 hygiene dan kesehatan masyarakat, yaitu melakukan deteksi dan

isolasi terhadap sumber infeksi. Perlu diperhatikan faktor kebersihan lingkungan.

-          Pembuangan sampah dan klorinasi air minum, perlindungan terhadap suplai makanan dan

minuman, peningkatan ekonomi dan peningkatan kebiasaan hidup sehat serta mengurangi

populasi lalat (reservoir).

-          Memberikan pendidikan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan (pemeriksaan tinja) secara

berkala terhadap penyaji makanan baik pada industri makanan maupun restoran.

-          Sterilisasi pakaian, bahan, dan alat-alat yang digunakan klien dengan menggunakan

antiseptik. Mencuci tangan dengan sabun.

-          Deteksi karier dilakukan dengan tes darah dan diikuti dengan pemeriksaan tinja dan urin

yang dilakukan berulang-ulang. Klien yang karier positif dilakukan pengawasan yang lebih ketat

yaitu dengan memberikan informasi tentang kebersihan personal.

1. I.       Teraphy / Pengobatan

Pengobatan pada penderita ini meliputi tirah baring, diet rendah serat – tinggi kalori dan protein,

obat-obatan berupa antibiotika, serta pengobatan terhadap komplikasi yang mungkin timbul.

Obat untuk penyakit Types adalah antibiotika golongan Chloramphenikol, Thiamphenikol,

Ciprofloxacin dll yg diberikan selama 7 – 10 hari. Lamanya pemberian antibiotika ini harus

cukup sesuai resep yg dokter berikan. Jangan dihentikan bila gejala demam atau lainnya sudah

reda selama 3-4 hari minum obat. Obat harus diminum sampai habis ( 7 – 10 hari ). Bila tidak,

maka bakteri Tipes yg ada di dalam tubuh pasien belum mati semua dan kelak akan kambuh

kembali

Page 10: Typhus Abdominalis Eidemiologi Penyakit

Penyakit ini tidak terlalu parah, namun sangat dapat menganggu aktifitas kita. Yang sangat

dibutuhkan adalah istirahat total selama beberapa minggu bahkan bulan. Bagi orang yang sangat

aktif, hal ini sangat menderita. Anda terasa tidak bisa apa-apa ( setidaknya ini yang saya rasakan

ketika menderita penyakit ini).

Yang perlu diperhatikan pasca terkena Tipes adalah pola makan yang benar. Misalnya harus

lunak, ya terapkan makan lunak sampai batas yang telah ditentukan dokter, kemudian makanan

yang berminyak, pedas, asam, spicy hindari. Kurangi kegiatan yang terlalu menguras tenaga.

Kemudian untuk menjaga stamina bisa diberikan Kapsul Tapak ( sesuai ketentuan dokter) Liman

3 x 2 Kaps/hr, Kaps Daun sendok 3 x 2 Kaps.hr, dan Patikan Kebo 3 x 1 Kaps/hr. (untuk

membantu mempercepat penyembuhan luka diusus akibat Typus).      

1. J.      Pemeriksaan Penunjang

Untuk menegakkan diagnosa penyakit typhus abdominalis perlu dilakukan pemeriksaan yaitu

pemeriksaan laboratorium:

1. Darah tepi

-          Terdapat gambaran leucopenia

-          limfositosis relatif dan

-          ameosinofila pada permulaan sakit

-          mungkin terdapat anemia dan trombositopenia ringan

1. K.    Komplikasi

1.    Pada usus halus:

Perdarahan usus. Hanya sedikit ditemukan jika dilakukan pemeriksaan tinja dengan

benzidin. Jika perdarahan banyak, terjadi melena, dapat disertai nyeri perut.

Perforasi usus. Timbul biasanya pada minggu ketiga atau setelahnya dan terjadi pada

bagian distal ileum.

Peritonitis. Biasanya menyertai perforasi. Ditemukan gejala abdomen akut yaitu nyeri

perut hebat, dinding abdomen tegang dan nyeri tekan.

2.    Di luar usus

Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis (bakterinya) yaitu meningitis, kolesistisis,

enselovati, dll.

 

BAB III

Page 11: Typhus Abdominalis Eidemiologi Penyakit

PENDAHULUAN

3.1  HASIL DAN PEMBAHASAN

Thypus abdominalis adalah penyakit infeksi akut pada usus halus yang biasanya lebih ringan dan

menunjukkan manifestasi klinis yang sama dengan eteristis akut, oleh karena itu penyakit ini di

sebut juga penyakit demam entrik.

Hasil yang di peroleh yaitu penderita penyakit Thypus ini dengan pemberian antibiotic yang

efektif dapat mengurangi angka kematian ( di Amerika angka kematian turun menjadi 1 %

bahkan kurang), antiboatik kloramfenikol masih di pakai sebagai obat standar dimana efektivitas

obat- obatan lain masih di banding kan. Perlu di ketahui kloramfenikol mempunyai efek tosik

terhadap sumsum belakang. Penggunaan klomfenikol, demam akan turun rata- rata setelah 5

hari. Obat- obat lain seperti Ampysilin, amoksisilin, dan trimetropin sulfametoksasole dapat di

pergunakan untuk pengobatan.

Dengan mengetahui cara penyebaran penyakit maka dapat dilakukan pengendalian dengan

menerapkan dasar-dasar hygiene dan kesehatan masyarakat yaitu melakukan deteksi dan isolasi

terhadap sumber infeksi, perlu diperhatikan faktor kebersihan lingkungan, pembuangan sampah

dan clorinasi air minum, perlindungan terhadap suplai makanan dan minuman, peningkatan

ekonomi dan peningkatan kebiasaan hidup sehat serta mengurangi populasi lalat (reservoir).

Memberikan pendidikan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan (terutama pemeriksaan tinja)

secara berkala terhadap penyaji makanan baik pada industri makanan maupun restoran. Selain itu

yang sangat penting adalah sterilisasi pakaian, bahan dan alat-alat yang digunakan pasien dengan

memberikan antiseptik, dianjurkan pula bagi pengunjung untuk mencuci tangan dengan sabun

dan memberikan desinfektan pada saat mencuci pakaian.

Deteksi carrier dilakukan dengan cara test darah dan diikuti dengan pemeriksaan tinja dan urine

yang dilakukan berulang-ulang.. Pasien yang cerrier positif diperlukan pengawasan yang lebih

ketat yaitu denganmemberikan informasi tentang hygiene perorangan dan cara meningkatkan

standar hygiene agar tidak berbahaya bagi orang lain.

Page 12: Typhus Abdominalis Eidemiologi Penyakit

Tabel 1. Karakteristik Anggota Rumah Tangga Terhadap Typhus

Asal daerah (x1)

Perkotaan 20 (1,1%) 195 (10,7%)

Perdesaan 85 (4,7%) 1516 (83,5%)

Jenis Kelamin (x2)

Laki-laki 55 (3%)

790 (43,5%)

 

Perempuan 50 (2,8%) 921 (50,7%)

Status Sosial Ekonomi (x3)

Miskin 70 (3,9%) 760 (41,9%)

Tidak Miskin 35 (1,9%) 951 (52,4%)

Kualitas Fisik Air Minum (x4)

Keruh 39 (2,1%) 376 (20,7%)

Tidak Keruh 66 (3,7%) 1335 (73,5%)

Tempat Penampungan Air Minum (x5)

Tandon Terbuka 82 (4,5%) 996 (54,8%)

Tando Tertutup 13 (0,7%) 168 (9,3%)

Tidak Ada 10 (0,6%) 547 (30,1%)

Tempat Pembuangan Sampah (x6)

Tertutup 1 (0,1%) 103 (5,7%)

Terbuka 53 (2,9%) 616 (33,9%)

Tidak Ada 51 (2,8%) 992 (54,6%)

Tempat Penampungan Air Limbah (x7)

Tertutup di

pekarangan

  11 (0,6%) 171 (9,4%)

Terbuka di 44 (2,4%) 507 (27,9%)

Kategori Terjangkit

Tidak

Terjangkit

Page 13: Typhus Abdominalis Eidemiologi Penyakit

pekarangan  

Di luar

pekaranagan 12 (0,7%)

150 (8,3%)

 

Tanpa

penampungan 24 (1,3%)

543 (29,9%)

 

Langsung ke

got/sungai 14 (0,8%) 340 (18,7%)

Tempat Buang Air Besar (x8)

Jamban 46 (2,6%) 1004 (55,3%)

Bukan Jamban 59 (3,2%) 707 (38,9%)

Kebiasaan Cuci Tangan setelah BAB (x9)

Ya 63 (3,5%) 841 (46,3%)

Tidak 42 (2,3%) 870 (47,9%)

Kebiasaan Cuci tangan sebelum makan

(x10)

Ya 93 (5,1%) 1132 (62,3%)

Tidak 12 (0,7%) 579 (31,9%)

Penyuluhan Kesehatan (x11)

Ya 5 (0,3%) 282 (15,5%)

Tidak 100 (5,5%) 1429 (78,7%)

 

Tabel 1 menunjukkan bahwa karakteristik dari masing-masing variabel prediktor yang terjangkit

Typhus terbesar adalah anggota rumah tangga dari pedesaan (4,7%), jenis kelamin laki-laki

(3%), status social ekonomi miskin (3,9%), kualitas fisik air minum tidak keruh (3,7%), tidak

ada tandon untuk menampung air minum (4,5%), tempat sampah terbuka (2,9%),penampungan

limbah terbuka di pekarangan (2,4%), tempat buang air besar tidak di jamban (3,2%),

mempunyai kebiasaan cuci tangan pakai sabun setelah buang air besar (3,5%/), mempunyai

kebiasaan cuci tangan pakai sabun sebelum makan (5,1%), dan tidak pernah mengikuti

penyuluhan kesehatan (5,5%).

 

Page 14: Typhus Abdominalis Eidemiologi Penyakit

BAB VI

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Dari makalah di atas dapat di simpulkan bahwa pengertian penyakit Typhus adalah penyakit

infeksi menular yang dapat terjadi pada anak maupun orang dewasa. Tetapi demam tifoid lebih

sering menyerang anak. Walaupun gejala yang dialami anak lebih ringan daripada orang dewasa.

Menurut Darmowandowo, selama terjadi infeksi bakteri S. typhi bermultiplikasi dalam

sel fagositik mononuklear dan secara berkelanjutan dilepaskan ke aliran darah (Anonim_b,2007).

Penyakit typhus abdominallis atau demam thypod merupakan problem atau masalah yang serius

bagi kesehatan masyarakat di Negara-negara yang berkembang seperti halnya Indonesia yang

memiliki iklim tropis banyak di temukan penyakit infeksi salah satuhnya Typhus Abdominalis

yang di temukan sepanjang tahun. Typhus abdominalis di sebabkan oleh salmonella tyhpi.

Ada 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid (Typhus), yakni :

1. Diagnosis mikrobiologik/pembiakan kuman.

2. Diagnosis serologik.

3. Diagnosis klinik.

Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal dengan 5 F

yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan/kuku), Fomitus (muntah), Fly (lalat), dan melalui

Feses. Feses dan muntah pada penderita typhoid dapat menularkan kuman salmonella thypi

kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, dimana lalat akan

hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat.

Dengan mengetahui cara penyebaran penyakit maka dapat dilakukan pengendalian dengan

menerapkan dasar-dasar hygiene dan kesehatan masyarakat yaitu melakukan deteksi dan isolasi

terhadap sumber infeksi, perlu diperhatikan faktor kebersihan lingkungan, pembuangan sampah

dan clorinasi air minum, perlindungan terhadap suplai makanan dan minuman, peningkatan

ekonomi dan peningkatan kebiasaan hidup sehat serta mengurangi populasi lalat (reservoir).

 

Page 15: Typhus Abdominalis Eidemiologi Penyakit

4.2. Saran

 

Melalui makalah ini saya selaku penyusun makalah ini berharap agar pembaca senantiasa

memperdulikan akan kesehatannya sendiri, lingkungan dan sekitarnya agar terhindar dari

penyakit menular khususnya penyakit Typhus dengan melakukan pencegahan sejak dini

sehinnga penyakit ini tidak menjadi suatu Kejadian Luar Biasa (KLB).

 

DAFTAR PUSTAKA

1. Gupte, S. 1990. Mikrobiologi Dasar. Alih bahasa Julius ES. Binarupa Aksara. Edisi III.

2. Simanjuntak, C H. 1990. Masalah Demam Tifoid di Indonesia. Cermin Dunia

Kedokteran No.60

3. Staf Pengajar Fakultas Kedokteran UI, “Mikrobiologi Kedokteran”, P.T. Binarupa

Aksara, Jakarta, 1993.

4. Staf pengajar FKUNDIP. 1996. Pengendalian Demam Tifoid. Jen. I.

5. Sudibjo, HR, “Jurnal Kedokteran YARSI”, Vol.4 No. 1 Jakarta, 1996, Januari.

6. Suzzane C. Smeltzer, Brenda G. Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol.1.

Jakarta : EGC.

7. Soepaman, Sarwono Waspadji. 2001. Ilmu Penyakit dalam Jilid II Edisi 3. Jakarta : Balai

Penerbit FKUI

8. Jevuska. 2008. Demam Tifoid (Typhoid Fever),

<http://www.jevuska.com/2008/05/10-/demam-tifoidtyphoid- fever, tanggal akses: 26

September 2009>.

9. http://www.mediastore.co.id/kesehatan/news/0602/08/095423.htm

10.http://www.infokesehatan.co.id

11.http://adhienbinongko.wordpress.com/2012/12/01/typhus-abdominalis-eidemiologi-penyakit-

menular/