23
Hipertensi dalam kehamilan dr. Budi Irawan

hipertensi kehamilan.pdf

Embed Size (px)

DESCRIPTION

penatalaksanaan hipertensi pada kehamilan

Citation preview

  • Hipertensi dalam kehamilan

    dr. Budi Irawan

  • klasifikasi

    1. Hipertensi Gestasional TD >= 140/90 mmHg pertama kali dalam

    kehamilan Tidak disertai proteinuria TD kembali normal < 12 mgg pasca persalinan

    2. Preeclampsia TD >= 140/90 mmHg setelah umur kehamilan 20 mgg Disertai proteinuria >= 300mg/24 jam atau dipstick >=

    1+

    3. Eclampsia Kejang-kejang pada PE disertai koma atau penurunan

    kesadaran

  • 4. Hipertensi Kronik dengan Superimposed Preeclampsia

    Timbul proteinuria >= 300mg/24 jam pada wanita hamil setelah kehamilan 20 mgg

    Ada riwayat hipertensi sebelumnya

    6. Hipertensi Kronik TD >= 140/90 mmHg sebelum kehamilan atau sblm

    kehamilan 20 mgg Menetap setelah 12 mgg pasca persalinan

    Sumber : Pedoman Pengelolaan Hipertensi Dalam Kehamilan, Edisi kedua, 2005

  • Preeklampsia

    Preeklampsia penyakit dengan tanda-tanda khas tekanan darah tinggi (hipertensi), pembengkakan jaringan (edema), dan ditemukannya protein dalam urin (proteinuria) yang timbul karena kehamilan

    WHO memperkirakan kasus preeklampsia tujuh kali lebih tinggi di negara berkembang daripada di negara maju

    Penyebab pasti ???? Banyak teori belum ada yang dianggap mutlak benar Teori yang banyak dianut

    Teori kelainan vaskularisasi plasenta Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel

  • Patofisiologi

    Teori kelainan vaskularisasi plasenta Pada kehamilan, terjadi invasi trofoblas ke dalam lapisan

    otot arteri spiralis degenerasi lapisan otot sehingga terjadi distensi dan vasodilatasi arteri spiralis memberikan dampak penurunan tekanan darah, penurunan resistensi vaskular, dan peningkatan aliran darah pada utero plasenta aliran darah ke janin cukup banyak dan perfusi jaringan juga meningkat, sehingga menjamin pertumbuhan janin dengan baik. Proses ini dinamakan remodelling arteri spiralis

  • Pada preeklampsia berat/eklampsia terjadi kegagalan remodelling menyebabkan arteri spiralis menjadi kaku dan keras arteri spiralis tidak mengalami distensi dan vasodilatasi aliran darah utero plasenta menurun dan terjadilah hipoksia dan iskemia plasenta

  • Iskemia plasenta & hipoksia menghasilkan oksidan/radikal bebas yaitu radikal hidroksil merusak membran sel yg mengandung asam lemak tidak jenuh merusak membran sel, nukleus, dan protein sel endotel

  • Kerusakan membran sel endotel kerusakan seluruh struktur sel endotel disfungsi endotel, mengakibatkan : Gangguan metabolisme prostaglandin prostasiklin

    (PGE2) sbg vasodilator menurun Agregasi sel2 trombosit pd daerah sel endotel yang rusak

    produksi tromboksan : vasokonstriktor kuat Perubahan pada sel endotel kapiler glomerulus Peningkatan produksi bahan2 vasopresor : endotelin Peningkatan faktor koagulasi

  • Secara keseluruhan setelah terjadi disfungsi endotel di dalam tubuh penderita preeklampsia jika prosesnya berlanjut dapat terjadi disfungsi dan kegagalan organ seperti: Pada ginjal: hiperurisemia, proteinuria, dan gagal ginjal. Penyempitan pembuluh darah sistemik ditandai dengan

    hipertensi Perubahan permeabilitas pembuluh darah ditandai dengan

    edema paru dan edema menyeluruh Pada darah dapat terjadi trombositopenia dan koagulopati. Pada hepar dapat terjadi pendarahan dan gangguan fungsi hati. Pada susunan saraf pusat dan mata dapat menyebabkan

    kejang, kebutaan, pelepasan retina, dan pendarahan. Pada plasenta dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan

    janin, hipoksia janin, dan solusio plasenta.

  • Faktor resiko

    Primigravida Kehamilan ganda Usia < 20 atau > 35 th Riwayat pre-eklampsia, eklampsia pada kehamilan

    sebelumnya

    Riwayat dalam keluarga pernah menderita pre-eklampsia penyakit ginjal, hipertensi dan diabetes melitus yang sudah

    ada sebelum kehamilan

    obesitas.

  • Preeklampsia ringan

    Tekanan darah sistolik 140 mmHg dan atau diatolik 90 mmHg.

    Proteinuria : 300 mg/ 24 jam jumlah urine atau dipstick : 1+

    Indikasi preeklamsi ringan dirawat inap (hospitalisasi) Hipertensi yang menetap selama > 2 minggu Proteinuria menetap selama > 2 minggu Hasil test laboratorium yang abnormal Adanya gejala atau tanda 1 (satu) atau lebih preeklamsi berat

  • Preeklampsia berat

    Preeklamsi berat ialah preeklamsi dengan salah satu atau lebih gejala dan tanda dibawah ini : TD sistolik 160 mmHg dan atau diastolik 110 mmHg Proteinuria : 5 gr/ jumlah urin 24 jam. Atau dipstick : 4

    + Oliguria : produksi urin < 400-500 cc/ 24 jam Kenaikan kreatinin serum Edema paru dan sianosis Gangguan otak dan visus : perubahan kesadaran, nyeri

    kepala, skotomata, dan pandangan kabur. Gangguan fungsi hepar , Nyeri epigastrium dan nyeri

    kuadran atas kanan abdomen Trombositopenia : < 100.000 cell/ mm3 Sindroma HELLP Janin : gangguan pertumbuhan, oligohidramnion

  • Terapi : RAWAT RUANG TENANG Infus RL 2000 cc / 24 jam Pasang DC Anti Kejang (MgSO4)

    Syarat : Refleks tendo lutut positif Tersedia Glukonas kalsikus / Kalsium Chlorida Respirasi rate > 16 kali / menit Diuresis > 100 cc / 4 jam

    Anti Hipertensi: tensi > 180 / 110 mmHg

  • Cara pemberian MgSO4 20% : Loading dose (initial dose) : dosis awal 4gr bolus pelan Maintenance dose : dosis lanjutan

    6 gr dalam 500 cc RL habis adalam 6 jam 1-2 gr/jam sp Diberikan sampai 24 jam post partum atau TD = PER

    Obat antihipertensi : Pilihan pertama : Methyldopa : 0,5 3,0 g/hari, dibagi

    dalam 2-3 dosis.

    Pilihan kedua : Nifedipine : 30 120 g/hari, dalam slow-release tablet (Nifedipine harus diberikan per oral)

  • Terminasi ?? Prinsip :

    Perbaikan KU Terminasi

    Indikasi ibu Indikasi janin Indikasi waktu

  • Terminasi Kehamilan

    Data klinis maternal Data klinis janin

    - Kardiovaskular: tekanan darah diastolik

    tidak terkontrol >..110 mmHg

    - Perdarahan retinal atau ablasio retina

    - Ginjal: gangguan fungsi seperti oliguria

    peningkatan kreatinin serum ( 3 g/24 jam

    - CVS: kejang, koma, amaurosis atau

    gangguan penglihatan

    - Trombosit < 100.000/mm3

    - Hepar: SGOT atau SGPT > 2x batas

    normal dan nyeri ulu hati atau kuadran

    kanan atas

    - Pertumbuhan janin terhambat melalui

    pemeriksaan

    - USG dengan tanda gawat janin

    - Oligohidramnion

    - Profil biofisik < 6

    - Solusio plasenta

    - Doppler a. umbilikalis: absent atau

    reversed

    Manajemen konservatif masih kontroversi

    Data klinis maternal Data klinis janin

    - Kardiovaskular: tekanan darah terkontrol

    (< 110 mmHg) - Ginjal: proteinuria < 3

    - CVS: tidak ada gejala

    - Trombosit > 100.000/mm3

    - Klinis dan hemodinamik stabil

    - Pertumbuhan janin baik

    - Profil biofisik > 6 - Belum ada tanda maturitas janin

    -

  • Sindroma Hellp

    Klasifikasi Missisippi

    Klas I : Thrombosit 50.000/ml Serum LDH 600.000 IU/l

    AST dan / atau ALT 40 IU /l

    Klas II : Thrombosit > 50.000/ml sampai 100.000/ml Serum LDH 600.000 IU/l

    AST dan / atau ALT 40 IU/l

    Klas III : Thrombosit > 100.000/ml sampai 15.000/ml Serum LDH 600.000 IU/l

    AST dan / atau ALT 40 IU/l

  • Klasifikasi Tenness Thrombosit < 100.000/ml Serum LDH 600.000 IU/l AST 70 IU/l

  • Terapi Medikamentosa Mengikuti terapi medikamentosa : preeklamsi

    eklamsi

    Pemeriksaan laboratorium untuk trombosit dan LDH tiap 12 jam

    Pemberian Dexamethasone rescue Antepartum : diberikan double strength

    dexamethasone (double dose) Jika didapatkan : Trombosit < 100.000/cc atau Trombosit 100.000 150.000/cc dan dengan Eklamsi,

    Hipertensi berat, Nyeri epigastrium

    maka diberikan dexametasone 10 mg IV tiap 12 jam

  • Eklampsia

    Preeklampsia ringan / berat yang disertai kejang, koma, atau penurunan kesadaran

    Impending eklampsia : nyeri kepala mata kabur mual dan muntah nyeri epigastrium nyeri kuadran kanan atas abdomen

  • Dasar Pengelolaan :

    Terapi supportiv untuk stabilisasi pada ibu Selalu diingit ABC (Airway, Breathing, Circulation) Pastikan jalan nafas atas tetap terbuka Mengatasi dan mencegah kejang Koreksi hipoksemia dan asidemia Mengatasi dan mencegah penyulit, khususnya

    hipertensi krisis

  • Prinsip : Terminasi kehamilan TANPA memandang umur kehamilan

    Kapan : 4 - 8 jam sesudah : Sadar kejang terakhir pemberian MgSO4 terakhir