31
Ns. Nursalim, S.Kep ASKEP PENYAKIT MENULAR SEKSUAL HERPES SIMPLEKS

Herpes Simpleks

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Herpex Simpleks

Citation preview

Slide 1

Ns. Nursalim, S.KepASKEP PENYAKIT MENULAR SEKSUALHERPES SIMPLEKSDEFENISIHerpes simpleks adalah infeksi akut yang disebabkan oleh virus herfes simpleks (virus hominis) tipe I atau II yang ditandai oleh adanya vesikel yang berkelompok di atas kulit yang sembab dan eritomatosa pada daerah dekat mukokutan, sedangkan infeksi dapat berlangsung baik primer maupun rekurens.

EPIDEMIOLOGIPenyakit ini tersebar kosmopolit dan menyerang baik pria maupun wanita dengan frekuensi yang tidak berbeda. Infeksi primer oleh virus herves simpleks tipe I biasanya dimulai pada usia anak-anak, sedangkan infeksi virus herves simpleks tipe II biasanya terjadi pada dekade II atau III dan berhubungan dengan peningkatan aktivitas seksual.

ETIOLOGIHerpeks simpleks disebabkan oleh herpes virus hominis.Virus herves homins merupakan virus DNA yang mempunyai dua tipe berdasarkan perbedaan struktur antigenik dan lokasi klinis (tempat predileksi) yaitu tipe I yang biasanya menyebabkan infeksi pada daerah labial dan non genital, serta tipe II yang biasanya ditularkan melalui hubungan seksual.

PATOFISIOLOGIHerves simpleks yang disebabkan oleh virus DNA menular masuk kedalam nukleus sel dan memanfaatkan media reproduksi sel untuk replikasinya sendiri.Bentuk herves ini diperoleh dari kontak yang dekat dengan anggota keluarga atau orang yang terinfeksi tanpa atau dengan hubungan seksual. Penularan dapat melalui ciuman, sentuhan dan memakai handuk secara bersamaan.Selama infeksi primer virus ini berjalan naik melalui saraf periver mencapai rudiks gangglia dorsalis, dimana virus akan berada dalam stadium dorman.Infeksi herpes rekurens dapat mengikuti infeksi primer dalam beberapa minggu, bulan atau tahun. Karena infeksi herpes awal dapat ringan, maka penderita bisa tidak menyadari bahwa dia sudah terkena infeksi primer. Bertahun-tahun kemudian, ketika infeksi rekuren timbul

MANIFESTASI KLINISFase Infeksi Primer Fase LatenInfeksi RekurenInfeksi HVS ini berlangsung dalam 3 tingkat:

1. Fase Infeksi PrimerTempat predileksi VHS tipe I di daerah pinggang ke atas terutama di daerah hidung dan mulut, biasanya di mulai pada usia anak-anak, kecuali inkubasi yang terjadi secara kebetulan, misalnya kontak kulit pada perawat, dokter gigi atau pada orang yang sering menggigit jari (herpetic whitlow). Infeksi primer oleh VHS tipe II mempunyai tempat predileksi di daerah pinggang ke bawah, terutama di daerah genital, juga dapat menyebabkan herpes meningitis dan infeksi neonatus.

2. Fase Laten Fase ini berarti pada penderita tidak ditemukan gejala klinis, tetapi VHS dapat ditemukan dalam keadaan yang tidak aktif pada ganggilon dorsalis.

3. Fase Infeksi RekurenInfeksi ini berarti VHS pada gangglion dorsalis yang tidak aktif, dengan mekanisme pacu menjadi aktif dan mencapai kulit sehingga memberi gejala klinis. Makanisme pacu itu dapat berupa trauma fisik (demam, trauma, infeksi, kurang tidur, hubunga seksual dan sebagainya), trauma psikis (gangguan emosional, menstruasi) dan dapat pula timbul akibat jenis makanan dan minuman yang merangsang (alkohol).Gejala klinis yang timbul lebih ringan dari pada infeksi primer dan berlangsung kira-kira 7 sampai 10 hari. Sering ditemukan gejala prodormal lokal sebelum timbul vesikel berupa rasa panas, gatal dan nyeri. Infeks rekurens ini timbul pada tempat yang sama (loco) atau tempat lain/tempat disekitarnya (non loco).

12 Diagnosis herpes biasanya ditegakkan berdasarkan anmnesis dan penampilan klinis. Diagnosis dapat diperkuat dengan melakukan biakan herpes, yang positif pada sekitar 80% penderita. Tes Tzank positif pada 50% sampai 80% penderita herpes. Pada tes ini bahan dari vesikel diletakkan pada gelas objek dan diwarnai dengan biru toilidin 1%. Dari hapusan yang diambil dari penderita herpes simpleks dapat terlihat sel-sel raksasa yang berinti banyak dan besar.

TES DIAGNOSTIK Sampai saat ini belum ada terapi yang memberikan penyembuhan radikal, artinya tidak ada pengobatan yang dapat mencegah episod rekurens secara tuntas. Pada lesi yanbg dini dapat digunakan obat topikal berupa salep/krem yang mengandung preparat idokusurudin (stoxil, viruguent, viruguent-P) dengan cara aplikasi, yang sreing dengan interval beberapa jam. Preparat asiklovir (zovirax) yang dipakai secara topikal nampaknya memberikan masa depan yang lebih cerah. Asiklopir ini cara kerjanya menggangu replikasi DNA virus. Klinis hanya bermanfaat bila penyakit sedang aktif. Bila timbul ulserasi dapat dilakukan kompres.

PENGOBATAN Pengobatan oral berupa preparat asiklovir nampaknya memberikan hasil yang lebih baik, penyakit berlangsung lebih singkat dan masa rekuerensinya lebih panjang. Dosisnya 5 x 200 mg sehari selama lima hari. Preparat isoprinosin oleh sebagian penyelidik bukan diannggap sebagai obat antivirus, tapi sebagai imuno nodulator, efeknya ialah peningkatan imunitas seluler. Pengobatan parenteral dengan aksiklovir terutama ditujukan kepada penyakit yang lebih berat atau jika timbul komplikasi pada alat dalam. Begitu pula dengan preparat adenin arbnosid (vitarabin). Interferon sebuah preparat glikoprotein yang dapat menghambat reproduksi virus, juga dapat dipakai secara parenteral.

Sebetulnya penyebaran virus herpes simplex sangat sulit dicegah. Hal ini dikarenakan kebanyakan orang telah terinfeksi virus herpes simplex tidak tahu dirinya terinfeksi dan dapat menularkannya. Orang yang tahu dirinya terinfeksi virus herpes simplex pun mungkin tidak mengetahui bahwa mereka dapat menularkan infeksi walaupun mereka tidak mempunyai luka herpes yang terbuka.Angka penularan penyakit herpes simplex dapat dikurangi dengan penggunaan kondom. Namun kondom tidak dapat mencegah semua penularan. Infeksi penyakit herpes simplex dapat menular dan ditulari dari daerah kelamin yang agak luas lebih luas daripada yang ditutup oleh celana dalam dan juga di daerah mulut. Para peneliti sekarang mencari vaksin untuk mencegah HSV. Satu calon vaksin menunjukkan hasil yang baik terhadap HSV-2 pada perempuan, tetapi tidak pada laki-laki. Belum ada vaksin yang disetujui untuk mencegah infeksi HSV, tetapi penelitian terhadap vaksin untuk HSV berlanjut terus.PENCEGAHAN1.Pengkajian a. BiodataDapat terjadi pada semua orang di semua umur,sering terjadi pada remaja dan dewasa muda.Jenis kelamin; dapat terjadi pada pria dan wanita.Pekerjaan; beresiko tinggi pada penjajak seks komersial b.Keluhan utamaGejala yang sering menyebabkan penderita datang ke tempat pelayanankesehatan adalah nyeri pada lesi yang timbul.KONSEP PROSES KEPERAWATAN c.Riwayat penyakit sekarangKembangkan pola PQRST pada setiap keluhan klien.Pada beberapa kasus,timbul lesi/vesikel perkelompok pada penderita yang mengalami demam ataupenyakit yang disertai peningkatan suhu tubuh atau pada penderita yangmengalami trauma fisik maupun psikis.- Penderita merasakan nyeri yang hebat, terutama pada aera kulit yang mengalami peradangan berat dan vesikulasi hebat.

d.Riwayat penyakit dahulu Sering diderita kembali oleh klien yang pernah mengalami penyakit herpessimplek atau memiliki riwayat penyakit seperti ini. e.Riwayat penyakit keluargaAda anggota keluarga atau teman dekat yang terinfeksi virus ini. f.Kebutuhan psikososialKlien dengan penyakit kulit, terutama yang lesinya berada pada bagian mukaatau yang dapat dilihat oleh orang, biasanya mengalami gangguan konsep diri. Hal itu meliputi perubahan citra tubuh, ideal diri tubuh, ideal diri, harga diri,penampilan peran, atau identitas diri.Reaksi yang mungkin timbul adalah: Menolak untuk menyentuh atau melihat salah satu bagian tubuh.Menarik diri dari kontak sosial.Kemampuan untuk mengurus diri berkurang.

g.Kebiasaan sehari-hari

Dengan adanya nyeri, kebiasaan sehari-hari klien juga dapat mengalamigangguan, terutama untuk istirahat/tidur dan aktivitas. Terjadi gangguan BABdan BAK pada herpes simpleks genitalis. Penyakit ini sering diderita olehklien yang mempunyai kebiasaan menggunakan alat-alat pribadi secarabersama-sama atau klien yang mempunyai kebiasaan melakukan hubunganseksual dengan berganti ganti pasangan.

h.Pemeriksaan fisikKeadaan umum klien bergantung pada luas, lokasi timbulnya lesi, dandaya tahan tubuh klien. Pada kondisi awal/saat proses peradangan,dapat terjadipeningkatan suhu tubuh atau demam dan perubahan tanda-tanda vital yang lain.Pada pengkajian kulit,ditemukan adanya vesikel-vesikel berkelompokyang nyeri,edema di sekitar lesi,dan dapat pula timbul ulkus pada infeksisekunder. Perhatikan mukosa mulut, hidung, dan penglihatan klien. Pada pemeriksaan genitalia pria, daerah yang perlu diperhatikan adalah bagianglans penis, batang penis, uretra, dan daerah anus.Sedangkan pada wanita,daerah yang perlu diperhatikan adalah labia mayora dan minora, klitoris, introitus vagina, dan serviks. Jika timbul lesi, catat jenis, bentuk, ukuran / luas,warna, dan keadaan lesi. Palpasi kelenjar limfe regional, periksa adanyapembesaran; pada beberapa kasus dapat terjadi pembesaran kelenjar limferegional.

Untuk mengetahui adanya nyeri, kita dapat mengkaji respon individu terhadap nyeri akut secara fisiologis atau melalui respon perilaku.Secarafisiologis,terjadi diaphoresis, peningkatan denyut jantung, peningkatanpernapasan, dan peningkatan tekanan darah; pada perilaku, dapat jugadijumpai menangis, merintih, atau marah.Lakukan pengukuran nyeri denganmenggunakan skala nyeri 0-10 untuk orang dewasa.Untuk anak-anak, pilihskala yang sesuai dengan usia perkembangannya kita bisa menggunakan skalawajah untuk mengkaji nyeri sesuai usia; libatkan anak dalam pemilihan 2.Diagnosa Keperawatan

Adapun diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan masalah herpes simplek antara lain :a.Nyeri akut b.d inflamasi jaringanb.Gangguan citra tubuh b.d perubahan penampilan, sekunder akibat penyakitherpes simpleks.c.Risiko penularan infeksi b.d pemajanan melalui kontak (kontak langsung,tidak langsung , kontak droplet

3.Intervensi keperawatan

a.Nyeri akut b.d inflamasi jaringan

Hasil yang diharapkan:Klien mengungkapkan nyeri hilang / berkurang.Menunjukkan mekanisme koping spesifik untuk nyeri dan metode untukmengontrol nyeri secara benar.Klien menyampaikan bahwa orang lain memvalidasi adanya nyeri. Rencana keperawatan:Kaji kembali faktor yang menurunkan toleransi nyeri.Kurangi atau hilangkan faktor yang meningkatkan pengalaman nyeri.Sampaikan pada klien penerimaan perawat tentang responsnya terhadapnyeri; akui adanya nyeri, dengarkan dan perhatikan klien saat mengungkapkan nyerinya bertujuan untuk lebih memahaminya.Kaji adanya kesalahan konsep pada keluarga tentang nyeri atau tindakannya.Beri informasi atau penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyebabrasa nyeri.Diskusikan dengan klien tentang penggunaan terapi distraksi, relaksasi,imajinasi dan ajarkan tehnik / metode yang dipilih.Jaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan sekitar klienKolaborasikan dengan tim medis untuk pemberian analgesikPantau TTVKaji kembali respons klien terhadap tindakan penurunan rasa nyeri. Gangguan citra tubuh b.d perubahan penampilan, sekunder akibat penyakit herpes simpleks

Hasil yang diharapkan:Klien mengatakan dan menunjukkan penerimaan atas penampilannya.Menunjukkan keinginan dan kemampuan untuk melakukan perawatan diri.Melakukan pola-pola penanggulangan yang baru Rencana keperawatan:- Ciptakan hubungan saling percaya antara klien-perawat.- Dorong klien untuk menyatakan perasaannya , terutama tentang cara ia merasakan , berpikir, atau memandang dirinya.-Jernihkan kesalahan konsepsi individu tentang dirinya, penatalaksanaan,atau perawatan dirinya.- Hindari mengkritik.- Jaga privasi dan lingkungan individu.- Berikan informasi yang dapat dipercaya dan penjelasan informasi yang telah diberikan.- Tingkatkan interaksi sosial.- Dorong klien untuk melakukan aktivitas.- Hindari sikap terlalu melindungi, tetapi terbatas pada permintaan individu.- Dorong klien dan keluarga untuk menerima keadaan.- Beri kesempatan klien untuk berbagi pengalaman dengan orang lain.- Lakukan diskusi tentang pentingnya mengkomunikasikan penilaian kliendan pentingnya sistem daya dukungan bagi mereka.- Dorong klien untuk berbagi rasa, masalah, kekuatiran, dan persepsinya. c.Risiko penularan infeksi b.d pemajanan melalui kontak (kontak langsung,tidak langsung , kontak droplet)

Hasil yang diharapkan: Klien menyebutkan perlunya isolasi sampai ia tidak lagi menularkaninfeksi.Klien dapat menjelaskan cara penularan penyakit. Rencana keperawatan:

Jelaskan tentang penyakit herpes simpleks, penyebab, cara penularan, dan akibat yang ditimbulkan.Anjurkan klien untuk menghentikan kagiatan hubungan seksual selama sakit dan jika perlu menggunakan kondom.Beri penjelasan tentang pentingnya melakukan kegiatan seksual dengan satu orang (satu sama lain setia) dan pasangan yang tidak terinfeksi (hubungan seks yang sehat) 4.Evaluasi Keperawatan

1. Nyeri berkurang/hilang2. Mekaisme koping pasien dan keluarga baik3. Tidak terjadi infeksi4. Tidak terjadi komplikasi

Terima Kasih