16
M A K A L A H GEOGRAFI PERTANIAN (AGEO 371) “FAKTOR PRODUKSI, PEMASARAN DAN TRANSPORTASI DALAM PERTANIAN” Dosen Pembimbing: Norma Yuni Kartika, S.Pd. Disusun Oleh: KELOMPOK IV Muhammad Heriansyah A1A508282 Muhammad SuhrawardiA1A508234 Muhammad Sadillah Ardy A1A508236 Muhammad Fadlil Januar A1A508266 Nor Fajeri A1A508292 Syahrul Ramadhan A1A508244 Aswin nor Saputra A1A508216 Suseto A1A508294 UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS KEJURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN ILMU PENDIDIKAN SOSIAL PROGRAM STUDI GEOGRAFI BANJARMASIN 2009

geo pertanian

Embed Size (px)

Citation preview

MAKALAHGEOGRAFI PERTANIAN (AGEO 371)FAKTOR PRODUKSI, PEMASARAN DAN TRANSPORTASI DALAM PERTANIAN

Dosen Pembimbing: Norma Yuni Kartika, S.Pd.

Disusun Oleh: KELOMPOK IV Muhammad Heriansyah A1A508282 Muhammad SuhrawardiA1A508234 Muhammad Sadillah Ardy A1A508236 Muhammad Fadlil Januar A1A508266 Nor Fajeri A1A508292 Syahrul Ramadhan A1A508244 Aswin nor Saputra A1A508216 Suseto A1A508294

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS KEJURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN ILMU PENDIDIKAN SOSIAL PROGRAM STUDI GEOGRAFI BANJARMASIN2009

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Sektor pertanian yang handal merupakan prasyarat bagi pembangunan sektor

industri dan jasa. Pengamatan empiris menunjukkan bahwa sebagian besar negara hanya dapat mencapai tahapan tinggal landas menuju pembangunan ekonomi berkelanjutan yang digerakkan oleh sektor industri dan jasa setelah didahului oleh kemajuan di sektor pertanian (Rostow, 1960). Pertanian hidup dari pemanfaatan sebaik-baiknya sumber daya alam dan energi pancaran matahari yang tersedia diseluruh wilayah suatu negara. Oleh karena faktor-faktor produksi pokok tanah, air, dan energi pancaran matahari tidak mungkin diangkut, dikumpulkan,dan dipasokkan ketempat usaha-usaha yang diinginkan,kegiatan pertanian tidak mungkin dipusatkan dibeberapa tempat saja dengan menempati luasan lahan sempit semacam yang terjadi pada industri pertanian. Industri pertanian dapat dipusatkan dibeberapa tempat yang memiliki keunggulan dalam hal prasarana, sehingga dengan demikian dapat bekerja dengan satuan-satuan produksi berjumlah terbatas. Pertanian harus melakukan kegiatanproduksi yang memencar luas sekali dan karena itu harus bekerja dengan satuan produksi yang berjumlah banyak sekali. Karena pertanian diselenggarakan terpencar luas dan menyatu dengan lingkungan alam, pertanian merupakan suatu bagian dari kehidupan pedesaan. Maka program-program pertanian selalu bermakna penting bagi program-program pedesaan. Pembangunan dan pengembangan pertanian yang terarah baik dapat melicinkan upaya meningkatkan kesejahteraan pedesaan. Oleh karena itu, untuk membangun dan mengembangkan pertanian dapat dilihat dari banyak sudut, seperti bagaimana faktor-faktor produksinya, pemasaran akan hasil pertanian itu sendiri, dan transportasi. Apabila hal itu bisa terpenuhi, maka produksi pertanian akan bisa ditingkatkan.

2

1.2 Rumusan Masalah 1. 2. 3. 1.3 Apakah yang menjadi faktor-faktor produksi dalam pertanian ? Bagaimanakah hubungan transportasi terhadap pertanian? Bagaimana pemasaran dalam pertanian ?

Tujuan dan Manfaat 1. 2. 3. 4. 5. Untuk mengetahui faktor-faktor produksi pertanian. Agar mengetahui cara pemasaran pada hasil dari pertanian. Mengetahui hubungan antara transportasi dengan pertanian. Untuk memenuhi persyaratan mengikuti mata kuliah geografi pertanian. Untuk melatih diri mengemukakan pendapat dalam bentuk karya tulis.

1.4

Metode Penulisan Dalam penulisan dan penyusunan makalah ini, metode yang saya gunakan adalah

metode kepustakaan, pengumpulan data, dan lewat media internet. Metode kepustakaan yaitu dengan membaca buku-buku yang bersangkutan dengan masalah yang dihadapi dan mengambil pokok-pokok penting dalam buku-buku tersebut. Kemudian dituangkan dalam bentuk makalah ini.

3

BAB II ISI

2.1

Faktor-faktor Produksi Pertanian Secara umum faktor produksi pertanian dapat dikelompokkan menjadi tiga

bagian, yaitu tanah, modal, dan tenaga kerja. Disamping itu ada faktor lain yang juga berpengaruh penting yaitu keadaan pengairan (irigasi) dan keadaan organisasi pertanian. Faktor-faktor produksi pertanian tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Tanah. Tanah sebagai faktor produksi pertanian merupakan pabrik bagi hasil-hasil produksi pertanian, yaitu tempat produksi berlangsung dan dihasilkan. Dalam usaha pertanian, terutama Indonesia tanah memiliki kedudukan yang sangat penting. Hal ini dapat dilihat dari harganya yang cukup tinggi karena merupakan modal utama usaha tani, dengan demikian tanah berfungsi sebagai : o o o o Tempat berdiri tanaman Gudang bagi unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman Tempat persediaan air bagi tanaman Dengan tata udara yang baik, merupakan lingkungan yang baik bagi tanaman. a. Kesuburan Tanah Pada dasarnya, tujuan usaha tani adalah memperoleh hasil sebanyak-banyaknya. Tujuan tersebut tidak akan tercapai tanpa memperhatikan kesuburan tanah. Oleh karena itu, tingkat kesuburan tanah harus dilestarikan. Agar kesuburan tanah dapat di pertahankan, maka pengolahan tanah harus diperhatikan tingkat produksifitas dan efesiensi.

4

Tingkat produktifitas tanah mengacu pada kemampuan tanah untuk menghasilkan produksi pertanian secara optimal tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah. Tingkat efesiensi tanah mengacu pada hasil bersih yang dicapai dari setiap out put (biaya produksi) sebesar mungkin sesuai dengan pertimbangan teknik dan ekonomis. Sebagai faktor produksi, tanah juga mendapat bagian dari hasil yang diperoleh oleh produksi pertanian. Bagian semacam ini disebut sewa tanah (rent). Berkaitan dengan sewa tanah, maka dikemukakan beberapa teori mengenai tanah sebagai berikut : Teori kesuburan tanah asli Menurut aliran fisiokrat, sewa tanah disebabkan oleh kesuburan tanah asli. Karena tanah subur dapat menghasilkan hasil bersih dan sebagian hasil bersih diberikan kepada pemilik tanah sebagai sewa tanah pertanian (Quesnay, Franssisco, 1758; Djorban Wachid, 1978). Teori keterbatasan tanah subur David Ricardo (1772-1823) menjelaskan bahwa adanya sewa tanah disebabkan oleh keterbatasan tanah subur, sehingga kesuburan tanah satu berbedadengan tanah yang lain. Seandainya semua tanah pertanian sama kesuburannya. Maka sangat mungkin perihal sewa tanah tidak akan terjadi. Teori kesuburan dan letak tanah Von Thunen (dalam Djorban Wachid, 1976) menjelaskan bahwa bunga tanah yang berbeda bukan karena perbedaan letak tanah pertanian. Makin jauh letak tanh pertanian dari pasar, maka makin murah sewa tanah tersebut. b. Pemecahan dan pemencaran tanah pertanian Pemecahan lahan pertanian menjadi petak-petak kecil terjadi karena semakin banyak petani yang harus memiliki tanah pertanian, sedangkan luas tanah pertanian relatif tetap.

5

Selain pemecahan lahan pertanian, sering juga terjadi pemencaran tanah pertanian, sehingga tanah seorang petani tidak terletak pada satu lokasi saja melainkan terpencar menjadi beberapa lokasi. Pemecahan dan pemencaran tanah pertanian dapat menggunakan pelaksanaan intensifikasi pertanian dan lebih jauh prouktifitas persatuan luas akan menjadi rendah. Selain itu juga dapat mengakibatkan efesiensi pengolahan tanah pertanian rendah, pengaturan sistem pengairan menjadi sulit dan pengawasan memerlukan waktu dan tenaga yang cukup banyak. c. Keadaan tanah Hal-hal yang perlu dikemukakan berkaitan dengan keadaan tanah adalah : 1) Keadaan tekstur tanah Tanah yang bertekstur pasir (tanah gesik) akan cocok bila ditanami palawija dan kurang baik untuk tanaman padi sawah, karena tanah semacam ini sulit dijadikan lumpur (jika terpaksa maka perlu diberi pupuk organik). Pada lahan yang relatif kering dapat ditanami padi dengan menggunakan suatu sistem. Tanah yang bertekstur liat, pengolahan tanah harus dilakukan pada musim hujan, kecuali apabila ada pengairan teknis, sebab bila tidak ada air, maka tanah akan menjadi lengket. 2) Keadaan kemiringan tanah Tanah/lahan yang memiliki kemiringan lebih dari 25 % kurang baik digunakan untuk usaha pertanian tanaman pangan, sebab dapat terkena erosi besar. Akibat dari kemiringan tanah, makafaktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah pelaksanaan dan pemakaian mekanisme pertanian, pembuatan terasiring, pengawasan tanah dan tanaman pertanian.

6

3)

Keadaan lingkungan sekitar tanah pertanian Tanah yang dikelilingi oleh hutan dan banyak curah hujan kurang ideal bila digunakan usaha peternakan, lebih baik bila digunakan untuk cadangan atau persawahan dengan irigasi.

2)

Modal Usaha Tani Modal usaha bidang pertanian pada umumnya meliputi tanah, alat-alat pertanian,

tanaman-tanaman pertanian, uang dan sebagainya. Menurut Kaslan A Tohir (1952) modal pertanian terdiri dari :

Modal tetap, yang meliputi : bangunan pertanian, alat-alat pertanian, mesin-mesin pertanian, hewan dan sebagainya.

Modal tidak tetap, meliputi : bibit, pupuk, pestisida, dan sebagainya. Menurut Mubyarto (1973) modal pertanian meliputi : Modal fisik, terdiri dari : tanah, pupuk, bibit, alat pertanian, hewan, tanaman, pestisida, dan sebagainya. Modal non-material atau modal manusia, terdiri dari keterampilan (skill) petani dan pengetahuan petani. Modal usaha tani Indonesia, pada umumya berkaitan dengan upaya pemberian

kredit pertanian yang dilaksanakan oleh pemerintah dan sangat sedikit dilakukan oleh swasta. Macam-macam kredit dibedakan menjadi : Kredit dengan jaminan tanaman. Kredit dengan jaminan tanah. Kredit uang/barang yang dibayar kembali dengan uang atau barang tanpa jaminan.

7

Sedangkan lembaga-lembaga kredit yang ada meliputi : o o 3) Bank, meliputi Bank Desa,Lumbung Desa, dan BRI Perusahaan Negara - Pegadaian Tenaga Kerja dalam Pertanian Dalam bidang pertanian, faktor alam dan faktor manusia (tenaga kerja) dapat dipisahkan, keduanya berpengaruh terhadap hasil produksi pertanian. Namun tenaga kerja bidang pertanian tidak menarik bagi kebanyakan orang, terutama jika dibandingkan dengan tenaga kerja dibidang lain seperti jasa perindustrian. Hal-hal yang menyebabkan sedikitnya pemakaian tenaga kerja dalam bidang pertanian adalah sebagai berikut :

Pekerjaan bidang pertanian tidak bersifat kontinyu (bersifat musiman) Produktifitas lahan dalam menyerap tenaga kerja kurang, karena satu hektar tanah hanya memerlukan beberapa orang saja.

Pekerjaan pertanian lebih sukar dirasionalkan Pekerjaan pertanian pada dasarnya harus menyesuaikan dengan irama alam Pekerjaan pertanian tidak ada yang bersifat spesialis (seperti kedokteran) Pekerjaan pertanian pada umumnya bersifat kekeluargaan antara majikan dan pekerja. Pengairan dan Irigasi Salah satu faktor penting dalam usaha peningkatan produksi pertanian adalah

4)

pengairan. Pengairan harus diusahakan sebaik-baiknya, karena air mutlak bagi kehidupan tanaman pertanian dan ternak. Air pengairan lahan pertanian dapat berasal dari hujan dan dari sistem pengairan (dari sungai atau air tanah). Dari manapun asal air, pengguanaan harus disesuaikan dengan kebutuhan tanaman, tidak berlebih dan tidak kurang.

8

Irigasi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan pertaniannya. Dalam dunia modern saat ini sudah banyak model irigasi yang dapat dilakukan manusia. Pada zaman dahulu jika persediaan air melimpah karena tempat yang dekat dengan sungai atau sumber mata air, maka irigasi dilakukan dengan mangalirkan air tersebut ke lahan pertanian. Namun demikian irigasi juga biasa dilakukan dengan membawa air dengan menggunakan wadah kemudian menuangkan pada tanaman satu-persatu. Untuk irigasi dengan model seperti ini di Indonesia biasa disebut menyiram. Sebagaimana telah diungkapkan, dalam dunia modern ini sudah banyak cara yang dapat dilakukan untuk melakukan irigasi dan ini sudah berlangsung sejak Mesir Kuno. Jenis-jenis Irigasi yaitu : 1. Irigasi Permukaan Irigasi Permukaan merupakan sistem irigasi yang menyadap air langsung di sungai melalui bangunan bendung maupun melalui bangunan pengambilan bebas (free intake) kemudian air irigasi dialirkan secara gravitasi melalui saluran sampai ke lahan pertanian. Di sini dikenal saluran primer, sekunder dan tersier. Pengaturan air ini dilakukan dengan pintu air. Prosesnya adalah gravitasi, tanah yang tinggi akan mendapat air lebih dulu. Penyaluran air dari dam (bendungan) dapat diklasifikasikan sebagai berikut : oo

Saluran Primer, yaitu merupakan saluran utama Saluran Sekunder, merupakan saluran induk cabang primer. Saluran Tersier, merupakan saluran cabang saluran sekunder Saluran Kuarter, merupakan saluran kecil yang menuju ke petak-petak sawah. 2. Irigasi Lokal Sistem ini air distribusikan dengan cara pipanisasi. Di sini juga berlaku gravitasi, di mana lahan yang tinggi mendapat air lebih dahulu. Namun air yang disebar hanya terbatas sekali atau secara lokal.

o o

9

3.

Irigasi dengan Penyemprot Penyemprotan biasanya dipakai penyemprot air atau sprinkle. Air yang disemprot akan seperti kabut, sehingga tanaman mendapat air dari atas, daun akan basah lebih dahulu, kemudian menetes ke akar.

4.

Irigasi Tradisional dengan Ember Di sini diperlukan tenaga kerja secara perorangan yang banyak sekali. Di samping itu juga pemborosan tenaga kerja yang harus menenteng ember.

5.

Irigasi Pompa Air Air diambil dari sumur dalam dan dinaikkan melalui pompa air, kemudia dialirkan dengan berbagai cara, misalnya dengan pipa atau saluran. Pada musim kemarau irigasi ini dapat terus mengairi sawah.

Berdasarkan dari cara bagaimana mengairi lahan pertanian, irigasi dapat diklasifikasikan menjadi irigasi teknis, irigasi semi teknis dan irigasi non teknis. o Irigasi Teknis, adalah irigasi yang sistem pengairannya menggunakan teknik tertentu dan dapat mengairi sawah setiap tahun. o Irigasi Semi Teknis, adalah irigasi yang dibangun permanen dan dapat mengairi sawah pada musim penghujan saja. o Irigasi Non Teknis, adalah irigasi yang sistem pengairannya menggunakan saluran yang diatur secara alamiah. o Pengaturan irigasi yang sesuai kebutuhan akan memiliki nilai ekonomi yang tinggi, terutama bagi petani. Bahkan perkembangan pertanian dapat dipercepat engan tersedianya irigasi.

10

2.2 Pemasaran dalam Pertanian

Pemasaran didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan atau jasa yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen. Pemasaran merupakan kegiatan produktif karena menciptakan kegunaan (utility) baik kegunaan bentuk, tempat, waktu maupun milik. Sistem pemasaran hasil pertanian adalah suatu kompleks sistem dalam berbagai subsistem yang berinteraksi satu sama lain dan dengan berbagai lingkungan pemasaran. Dengan demikian lima subsistem yaitu sektor produksi, saluran pemasaran, sektor konsumsi, aliran (flow), dan fungsional berinteraksi satu sama lain dalam subsistem keenam, yaitu lingkungan. Pemasaran hasil pertanian dihadapkan pada permasalahan spesifik, antara lain berkaitan dengan karakteristik hasil pertanian, jumlah produsen, karakteristik konsumen, perbedaan tempat, dan efisiensi pemasaran. Fungsi-fungsi Pemasaran : Fungsi pemasaran adalah kegiatan utama yang khusus dilaksanakan untuk menyelesaikan proses pemasaran. Secara umum, fungsi pemasaran diklasifikasikan menjadi 3 yaitu fungsi pertukaran, fungsi fisik dan facilitating function. Masing-masing fungsi ini masih dapat dirinci lagi menjadi fungsi-fungsi yang lebih spesifik. Beberapa fungsi penting dalam pemasaran hasil pertanian antara lain : a) Fungsi penyimpanan Fungsi penyimpanan dimaksudkan untuk menyeimbangkan periode panen dan periode paceklik. Ada empat alasan pentingnya penyimpanan untuk produk-produk pertanian, yaitu : o o o o b) Produk bersifat musiman Adanya permintaan akan produk pertanian yang berbeda sepanjang tahun Perlunya waktu untuk menyalurkan produk dari produsen ke konsumen Perlunya stok persediaan untuk musim berikutnya

Fungsi transportasi Fungsi transportasi dimaksudkan untuk menjadikan suatu produk berguna dengan memindahkannya dari produsen ke konsumen. Biaya transportasi ditentukan oleh : Lokasi produksi

11

c)

Area pasar yang dilayani Bentuk produk yang di pasarkan Ukuran dan kualitas produk yang dipasarkan

Fungsi standarisasi dan grading Fungsi standarisasi dan grading dimaksudkan untuk menyederhanakan dan mempermudah serta meringankan biaya pemindahan komoditi melaluisaluran pemasaran. Grading adalah penyortiran produk-produk kedalam satuan atau unit tertentu. Standarisasi adalah justifikasi kualitas yang seragam antara pembeli dan penjual, antar tempatdan antar waktu.

d)

Fungsi periklanan Fungsi periklanan dimaksudkan untuk menginformasikan ke konsumen apa yang tersedia untuk dibeli dan untuk mengubah permintaan atas suatu produk. Masalah yang timbul dalam periklanan produk-produk pertanian terutama berkaitan dengan karakteristik produk-produk pertanian itu sendiri.

Marjin dan Biaya Pemasaran Marjin pemasaran adalah perbedaan harga diantara tingkat lembaga dalam sistem pemasaran atau perbedaan antara jumlah yang dibayar konsumen dan jumlah yang diterima produsen atas produk pertanian yang diperjualbelikan. Produk referensi merupakan titik awal yang menunjukkan 1 kilogram dari produk yang dijual kepada konsumen, misalnya petani perlu menyediakan 1,11 kilogram tomat untuk menyediakan 1 kilogram dari produk referensi karena 10 persen dari produk yang dijual telah hilang/rusak dalam proses pemasaran. Ada tiga metode untuk menghitung marjin pemasaran yaitu dengan memilih dan mengikuti saluran pemasaran dari komoditi spesifik, membandingkan harga pada berbagai level pemasaran yang berbeda, dan mengumpulkan data penjualan dan pembelian kotor tiap jenis pedagang. Masing-masing metode memiliki kelemahan dan kelebihan. Marjin pemasaran menurut jenisnya dibedakan menjadi marjin absolut, persen marjin dan kombinasi antara marjin absolut dan persen marjin.

12

Persentase bagian marjin merupakan suatu pengelompokan yang digunakan secara populer pada serangkaian angka yang menunjukkan marjin absolut dari berbagai tipe pedagang ataunberbagai fungsi pemasaran yang berbeda, dibagi dengan harga eceran. Komponen biaya pemasaran berdasarkan berbagai kegiatan pemasaran yang umumnya dilakukan meliputi biaya persiapan dan pengepakan, biaya handling, biaya processing, biaya modal, pungutan-pungutan, komisi dan pembayaran tidak resmi. (Sumber : Buku Ekonomi Pertanian Karya Ratya Anindita, dkk) 2.3 Transportasi bagi Pertanian Keterkaitan antara pertanian dan perdesaan dengan transportasi ditinjau dari distribusi barang adalah menyangkut prasarana dan sarana, ketersediaan infrastruktur dan fasilitas, sentra produksi dan sentra konsumsi, serta jenis produk dan volume produksi. Salah satu contoh mudah pengaruh transportasi pada harga eceran dapat dilihat perkiraan porsi biaya transportasi terhadap harga eceran sebagai berikut (Krishnamurthi, 2003): Sawit (terhadap minyak goreng) Tebu (terhadap gula) Beras Daging ayam Ikan tawar segar : 1,2% : 1,3% : 12,5% : 16,4% : 17,5% Ikan laut segar Daging sapi Sayuran Telur : 18,2% : 19,7% : 21,0% : 24,3%

Susu (terhadap susu segar) : 22,5%

Riverson dan Carapetis (1991) mengelompokkan jenis infrastruktur angkutan desa, yang terdiri dari: feeder roads, trail, path, dan track. Feeder roads (jalan penghubung), merupakan penghubung akses dari zona ke jaringan jalan utama. Jalan ini dapat dipakai sampai lalu lintas jalan motor, tetapi biasanya tidak melayani lalu lintas menerus. Trail, merupakan trek yang sempit yang hanya cocok untuk kendaraan roda dua, pejalan kaki, dan binatang penarik. Path (jalan setapak), merupakan sebuah jalan sempit yang bersih untuk lalu lintas pejalan kaki, sepeda, dan sepeda motor

13

Tracks merupakan jalan satu jalur dan jalan musiman yang tidak diperbaiki yang menghubungkan ke kelas jalan yang lebih tinggi. Jalan ini dapatditempuh atau dilalui pada waktu-waktu tertentu dengan kendaraan mobil beroda empat yang bermuatan ringan (light 4-wheel drive vehicles), truk pickup, gerobak dorong binatang atau binatang penarik (pack animal).

14

BAB III PENUTUP

3.1

Kesimpulan 1) Secara umum faktor produksi pertanian dapat dikelompokkan menjadi tiga

bagian, yaitu tanah, modal, dan tenaga kerja. Disamping itu ada faktor lain yang juga berpengaruh penting yaitu keadaan pengairan (irigasi) dan keadaan organisasi pertanian. 2) Pemasaran didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan atau jasa yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen. 3) Beberapa fungsi penting dalam pemasaran hasil pertanian antara lain : a. b. c. d. 4) Fungsi Penyimpanan Fungsi Transportasi Fungsi Standarisasi dan Grading Fungsi Periklanan

Keterkaitan antara pertanian dan perdesaan dengan transportasi ditinjau dari distribusi barang adalah menyangkut prasarana dan sarana, ketersediaan infrastruktur dan fasilitas, sentra produksi dan sentra konsumsi, serta jenis produk dan volume produksi.

5)

Menurut Riverson dan Carapetis (1991) infrastruktur angkutan desa terdiri dari: feeder roads, trail, path, dan track.

3.2

Kritik dan Saran Dengan dibacanya makalah ini, kalau ada kalimat atau kata-kata yang kurang

anda mengerti atau tidak anda pahami, maka kritik dan saran anda yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.

15

DAFTAR PUSTAKA

Yuni, Norma Kartika. 2009. Diktat Geografi Pertanian. FKIP UNLAM. Banjarmasin. Tjandrawan, Iwan. 1994. Dampak Investasi Sektor Pertanian TerhadapPerekonomian nasional (Analisis Input-Output). Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor Admin, Pendekatan dalam Pemasaran Hasil Pertanian http: www.wikipedia.com

16