30
MATERI 3: PERTANIAN DAN PELAKU PERTANIAN Halaman | 1 Pertanian dan Pelaku Pertanian (Kelompok 1)

Sosper Pertanian Dan Pelaku Pertanian

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sosper Pertanian Dan Pelaku Pertanian

MATERI 3: PERTANIAN DAN

PELAKU PERTANIAN

Halaman | 1

Pertanian dan Pelaku Pertanian (Kelompok 1)

Page 2: Sosper Pertanian Dan Pelaku Pertanian

BAB I

PENDAHULUAN

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan

manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau

sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan

pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa dipahami

orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam (bahasa Inggris: crop

cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising), meskipun cakupannya dapat

pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan

produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata,

seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.

Secara umum pengertian dari pertanian adalah suatu kegiatan manusia yang

termasuk di dalamnya yaitu bercocok tanam, peternakan, perikanan dan juga

kehutanan. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat di Negeri Indonesia

adalah sebagai petani, sehingga sektor pertanian sangat penting untuk

dikembangkan di negara kita

Halaman | 2

Pertanian dan Pelaku Pertanian (Kelompok 1)

Page 3: Sosper Pertanian Dan Pelaku Pertanian

BAB II

PEMBAHASAN

Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang melibatkan

pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman, hewan, dan mikrobia) untuk

kepentingan manusia. Dalam arti sempit, pertanian juga diartikan sebagai kegiatan

pemanfaatan sebidang lahan untuk membudidayakan jenis tanaman tertentu,

terutama yang bersifat semusim.

Bentuk-bentuk Pertanian di Indonesia :

Sawah

Sawah adalah suatu bentuk pertanian yang dilakukan di lahan basah dan

memerlukan banyak air baik sawah irigasi, sawah lebak, sawah tadah hujan

maupun sawah pasang surut.

Tegalan

Tegalan adalah suatu daerah dengan lahan kering yang bergantung pada

pengairan air hujan, ditanami tanaman musiman atau tahunan dan terpisah dari

lingkungan dalam sekitar rumah. Lahan tegalan tanahnya sulit untuk dibuat

pengairan irigasi karena permukaan yang tidak rata. Pada saat musim kemarau

lahan tegalan akan kering dan sulit untuk ditumbuhi tanaman pertanian.

Pekarangan

Perkarangan adalah suatu lahan yang berada di lingkungan dalam rumah

(biasanya dipagari dan masuk ke wilayah rumah) yang dimanfaatkan /

digunakan untuk ditanami tanaman pertanian.

Halaman | 3

Pertanian dan Pelaku Pertanian (Kelompok 1)

Page 4: Sosper Pertanian Dan Pelaku Pertanian

Ladang Berpindah

Ladang berpindah adalah suatu kegiatan pertanian yang dilakukan di banyak

lahan hasil pembukaan hutan atau semak di mana setelah beberapa kali

panen / ditanami, maka tanah sudah tidak subur sehingga perlu pindah ke

lahan lain yang subur atau lahan yang sudah lama tidak digarap.

Beberapa hasil-hasil pertanian di Indonesia, Pertanian Tanaman Pangan: padi,

jagung, kedelai, kacang tanah,ubi jalar, ketela pohon

Pertanian Tanaman Perdagangan: Kopi,teh, kelapa, karet, kina, cengkeh,

kapas,tembakau, kelapa sawit, tebu

Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di

lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia.

Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan

dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang

sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan

sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun

2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar

44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total

pendapatan domestik bruto.

Kelompok ilmu-ilmu pertanian mengkaji pertanian dengan dukungan ilmu-ilmu

pendukungnya. Inti dari ilmu-ilmu pertanian adalah biologi dan ekonomi. Karena

pertanian selalu terikat dengan ruang dan waktu, ilmu-ilmu pendukung,

seperti ilmu tanah, meteorologi, permesinan pertanian,biokimia, dan statistika,

juga dipelajari dalam pertanian. Usaha tani (farming) adalah bagian inti dari

pertanian karena menyangkut sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam

budidaya. Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani,

sebagai contoh "petani tembakau" atau "petani ikan". Pelaku budidaya hewan

ternak (livestock) secara khusus disebut sebagai peternak.

Halaman | 4

Pertanian dan Pelaku Pertanian (Kelompok 1)

Page 5: Sosper Pertanian Dan Pelaku Pertanian

Usaha pertanian diberi nama khusus untuk subjek usaha tani tertentu. Kehutanan

adalah usaha tani dengan subjek tumbuhan (biasanya pohon) dan diusahakan pada

lahan yang setengah liar atau liar (hutan). Peternakan menggunakan subjek hewan

darat kering (khususnya semua vertebrata kecuali ikan dan amfibia) atau serangga

(misalnya lebah). Perikanan memiliki subjek hewan perairan (termasuk amfibia

dan semua non-vertebrata air). Suatu usaha pertanian dapat melibatkan berbagai

subjek ini bersama-sama dengan alasan efisiensi dan peningkatan keuntungan.

Pertimbangan akan kelestarian lingkungan mengakibatkan aspek-aspek konservasi

sumber daya alam juga menjadi bagian dalam usaha pertanian.

Semua usaha pertanian pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi sehingga

memerlukan dasar-dasar pengetahuan yang sama akan pengelolaan tempat usaha,

pemilihan benih/bibit, metode budidaya, pengumpulan hasil, distribusi produk,

pengolahan dan pengemasan produk, dan pemasaran. Apabila seorang petani

memandang semua aspek ini dengan pertimbangan efisiensi untuk mencapai

keuntungan maksimal maka ia melakukan pertanian intensif (intensive farming).

Usaha pertanian yang dipandang dengan cara ini dikenal sebagai agribisnis.

Program dan kebijakan yang mengarahkan usaha pertanian ke cara pandang

demikian dikenal sebagai intensifikasi. Karena pertanian industrial selalu

menerapkan pertanian intensif, keduanya sering kali disamakan.

Sisi yang berseberangan dengan pertanian industrial adalah pertanian

berkelanjutan (sustainable agriculture). Pertanian berkelanjutan, dikenal juga

dengan variasinya seperti pertanian organik atau permakultur, memasukkan aspek

kelestarian daya dukung lahan maupun lingkungan dan pengetahuan lokal sebagai

faktor penting dalam perhitungan efisiensinya. Akibatnya, pertanian berkelanjutan

biasanya memberikan hasil yang lebih rendah daripada pertanian industrial.

Pertanian modern masa kini biasanya menerapkan sebagian komponen dari kedua

kutub "ideologi" pertanian yang disebutkan di atas. Selain keduanya, dikenal pula

bentuk pertanian ekstensif (pertanian masukan rendah) yang dalam bentuk paling

ekstrem dan tradisional akan berbentuk pertanian subsisten, yaitu hanya dilakukan

Halaman | 5

Pertanian dan Pelaku Pertanian (Kelompok 1)

Page 6: Sosper Pertanian Dan Pelaku Pertanian

tanpa motif bisnis dan semata hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau

komunitasnya.

Sebagai suatu usaha, pertanian memiliki dua ciri penting: selalu melibatkan

barang dalam volume besar dan proses produksi memiliki risiko yang relatif

tinggi. Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup

dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta

jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk pertanian modern

(misalnya budidaya alga,hidroponika) telah dapat mengurangi ciri-ciri ini tetapi

sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian.

Sejarah pertanian

Zaman   Mesopotamia  yang merupakan awal perkembangan kebudayaan,

merupakan zaman yang turut menentukan sistem pertanian kuno.  Perekonomian

kota yang pertama berkembang di sana dilandaskan pada teknologi pertanian yang

berkiblat pada kuil-kuil, imam, lumbung, dan jutu tulis-juru tulis.

Penciptaan surplus sosial menyebabkan terjadinya lembaga ekonomi berdasar

peperangan dan perbudakan. Administrasi untuk surplus yang harus disimpan

mendesak kebutuhan sistem akuntansi. Pemecahan masalah ini datang 6.000 tahun

yang lalu dengan terciptanya tulisan-tulisan yang merupakan awal kebudayaan.

Kebudayaan Mesopotamia bertahan untuk beribu tahun di bawah banyak

pemerintahan yang berbeda. Pengaruhnya, walaupun sukar didefinisikan secara

tepat, memancar ke Siria dan Mesir dan mungkin juga ke India dan Cina.

Tulang punggung pertanian terdiri dari tanaman-tanaman yang sekarang masih

penting untuk persediaan pangan dunia: gandum dan barlai, kurma dan ara, zaitum

dan anggur. Kebudayaan kuni dari Mesopotamia - Sumeria, Babilonia, Asiria,

Cahldea - mengembangkan pertanian yang bertambah kompleks dan terintegrasi.

Reruntuhan menunjukkan sisa teras-teras, taman-taman dan kebun-kebun yang

beririgasi. Emapt ribu tahun yang lalu saluran irigasi dari bata dengan sambungan

Halaman | 6

Pertanian dan Pelaku Pertanian (Kelompok 1)

Page 7: Sosper Pertanian Dan Pelaku Pertanian

beraspal membantu areal seluas 10.000 mil persegi tetap ditanami untuk memberi

pangan 15 juta jiwa. Pada tahun 700 SM sudah dikenal 900 tanaman.

Pengetahuan tentang pertanian kuno di mana pun tidak lebih banyak dari pada di

Mesir, di mana pasri yang bertiup dari gurun memelihara data dan catatan dari

zaman yang menakjubkan. Walaupun lembah Nil telah mendukung manusia

sekurang-kurangnya 20.000 tahun, di duga perkembangan pertaniannya yang

mendorong perubahan-perubahan yang terjadi di wilayah mediteran.

Kebudayaan Mesir jaya, yang berpengaruh pada kebudayaan-kebudayaan Barat

sekarang, adalah makmur dalam keberlimpahan pertanian yang dimungkinkan

oleh kebanjiran Sungai Nil yang menyuburkan tanah kembali. Orang Mesir adalah

akhli dalam mengembangkan teknik drainase dan irigasi. Drainase yaitu

pembuangan kelebihan air, merupakan tuntutan di daerah seperti lembah Nil; hal

ini meminta pengembangan lereng-lereng lahan dan pembuatan sistem

pengangkutan serta saluran air yang efisien. Irigasi yaitu pemberian air pada

tanaman secara buatan, menyangkut penadahan, pengantaran dan pemberian air.

Masalah drainase dan irigasi saling menjalin; pemecahannya oleh orang Mesir

dengan membangun serentetan parit untuk menyimpan air dan saluran yang

melayani kedua tujuan tersebut. Orang Mesir mengembangkan teknik menaikkan

air, yang masih dipakai sekarang. Penemuan yang utama adalah shaduf, yang

memungkinkan menaikkan 2.250 liter air setinggi 1.8 m tiap hari kerja pria.

Teknologi pengolahan tanah dapat dilacak lewat perbaikan cangkul. Cangkul

asalnya dari suatu tongkat bercabang yang lancip dan digunakan dengan gerakan

memotong. Bajak kuno juga hanya merupakan cangkul yang ditarik manusia

(belakangan oleh hewan) untuk menggaruk permukaan tanah, dan masih banyak

digunakan kini di banyak bagian dunia. Kemudian bajak diperbaiki dengan

penemplean besi di bagian yang besinggungan dengan tanah dan dengan

konstruksi yang lebih kuat dan efisien. Orang-orang Mesir menggunakan berbagai

alat potong pada waktu panen, salah satunya adalah arit yang merupakan alat yang

paling baik ketika itu.

Halaman | 7

Pertanian dan Pelaku Pertanian (Kelompok 1)

Page 8: Sosper Pertanian Dan Pelaku Pertanian

Orang Mesir mengembangkan berbagai teknologi yang berhubungan dengan seni

masak - industri keramik, pemanggangan, pembuatan anggur dan penyimpanan

pangan. Cara-cara penyimpanan termsuk fermentasi, pembuatan acar,

pengeringan, pengasapan dan pemberian garam. Banyak tanaman dibudidayakan

untuk serat, minyak dan tujuan-tujuan industri lain; papirus untuk kertas, jarak

untuk minyak, pinus untuk malam (lilin). Mereka menciptakan jamu-jamuan yang

pertama, koleksi tanaman obat, dan industri rempah-rempah, wangi-wangian dan

kosmetik.

Sepanjang Sungai Nil diciptakan kebun-kebun formal luas, penuh dengan

tanaman-tanaman hias eksotik dan kolam kolam berisi ikan dan teratai. Di kebun

buah (orchard), kurma, anggur, ara, lemon dan delima diusahakan. Kebun sayur

berisi ketimun, articoke, bawang putih, perai, bawang bombay, slada, menta,

endewi, cikori, logak, dan berbagai labu.

Kebudayaan Mesir bertahan selama 35 abad, dan kemudian pelaut-pelaut

phoenicia meneruskan warisan teknologi Mesopotamia dan Mesir ke kepulauan

Yunani yang sedang muncul.

Walaupun orang-orang Yunani hanya sedikit menambah kemahiran praktek, sikap

analitik dan keingintahuannya terhadap alam benda memberi pengaruh besar pada

kemajuan teknolgoi di masa datang. Ilmu Botani berasal dari pikiran Yunani

zaman itu. Dua buah tulisan terkenal, History of plants dan Causes of Plants dari

Theopratus murid Aristoteles mempengaruhi Ilmu Botani hingga abad 17. Dia

dipandang sebagai Bapak Ilmu Botani. Tulisan tersebut mencakup judul-judul

yang beraneka ragam seperti morfologi, klasifikasi, pembiakan dengan biji dan

secara vegetatif, geografi tumbuhan, kehutanan, horikultur, parmakologi, hama

dan bau serta rasa tanaman. Diperbincangkan sebanyak 500 tanaman liar dan

tanaman pertanian. Dia membedakan Angiospermae dan Gymnospermae,

Monokotil dan Dikotil, membahas pembentukan lingkaran tahun dan cara-cara

mengumpulkan damar (resins) dan ter. Bahkan membahas penyerbukan pohon

kurma betina dengan bunga-bunga dari pohon jantan yang tak berbuah. Hal ini

Halaman | 8

Pertanian dan Pelaku Pertanian (Kelompok 1)

Page 9: Sosper Pertanian Dan Pelaku Pertanian

merupakan pengetahuan kelamin pada tanam, sesuatu yang lama menghilang dan

baru diketahui lagi 2.000 tahun berikutnya.

Cendekiawan Yunani ternyata tak mampu bertahan secara politik. Persaingan dan

peperangan antar kota membawa ke kejatuha oleh tentara Macedonia. Ada yang

melacak kejatuhan Yunani pada akibat peningkatan populasi pada merosotnya

sumber-sumberdaya alam baik oleh peperangan maupun oleh kebusukan dari

dalam. Kelihatan bahwa dasar pertanian Yunani tak cukup untuk menyokong

kebudayaan yang selalu tumbuh.

Kebudayaan Yunani diserap oleh bangsa baru ke barat. Kekaisaran Romawi,

berbeda dengan Yunani, dibangun dari dasar sumberdaya alam yang kokoh kuat.

Kebalikan dari bangsa Yunani, bangsa Romawi sangat tertarik pada aspek praktis

dari pertanian. Pertanian merupakan bagian penting dari ekonomi dan urusan yang

sungguh-sungguh. Sumber penghasilan utama dari Romawi adalah pajak tanah;

perundang-undangannya yang paling penting berurusan dengan rencana agraria;

kekayaan besar diinvestasikan pada lahan pertanian. Romawi tumbuh ke kejayaan

pada landasan teknologi pertanian yang sehat dan berfungsi. Sewaktu mereka

menaklukkan, mereka membangun suatu kebudayaan yang asalnya Yunani tetapi

pelaksanaannya secara Romawi.

Walaupun orang Romawi hanya memiliki sedikit ide asli, akan tetapi mereka

terkenal betul betul memperbaiki yang mereka temukan. Tanda perdagangan yang

bertahan lama adalah jalan-jalan dan jalan air. Orang-orang Romawi berpikiran

moderan, beradab dan berpusat ke kota, tetapi bisnis dan kecenderungannya

terikat pada tanah.

Praktek pertanian  Romawi dibukukan secara baik. Tulisan mengenai pertanian

yang pertama adalah De agricultura karangan Marcus Porceus Cato (234 - 149

SM), yang menulis aspek-aspek praktis dari pengelolaan tanaman dan ternak,

terutama mengenai keuntungan. Asal-usul filosofi desa ditemui dalam

kesimpulannya bahwa petani bukan hanya penduduk yang terbaik, tetapi juga

tentara terbaik. Seratus tahun berikutnya tulisan Marcus Terentius Varro (116 - 28

SM) yaitu De re rustica libri III, menekankan ketergantungannya negeri Halaman | 9

Pertanian dan Pelaku Pertanian (Kelompok 1)

Page 10: Sosper Pertanian Dan Pelaku Pertanian

sekemakmuran pada pertanian yang sehat. Tulisan-tulisan lain adalah Georgica

karangan Vergilius (70 - 19 SM) dan banyak lain. Historia naturalis karangan

Plinius (23 - 79 M) memuat kumpulan ilmu maupun hal-hal yang tidak diketahui.

Dari tulisan-tulisan ini pertanian Romawi dapat dipelajari.

Dalam tulisan-tulisan pertanian dicatat adanya penyambungan tanaman (grafting

dan budding), poenggunaan berjenis-jenis varietas buah dan sayuran, rotasi pupuk

hijau, penggunaan pupuk kandang, pengembalian kesuburan tnah, bahkan

penyimpanan dingin untuk buah-buahan. Dikenal pula suatu "specularium",

rumah kaca dari mika, untuk menanam sayuran pada musim dingin. Di

Romawilah mulainya kebun tanaman hias berkembang sampai tingkat tinggi.

Pada masa awal sejarah Romawi lembaga pertanian yang pokok adalah

masyarakat desa. Milik perorangan kecil, berkisar dari satu hingga mepat acre dan

dikelola secara intensif. Setelah negara Romawi berkembang wilayahnya dan

memiliki tenaga kerja perbudakan dari menang perang, muncul unit produksi

yang lebih tinggi. Ini didapat dari tanah-tanah negara yang dibagi-bagikan. Hasil

sistem perkebuan merangsang pertumbuhan kekayaan perotangan yang hebat

yang mendorong penyapan dan korupsi yang menjalar dengan dahsyat. Kenaikan

tenaga kerja murah dari budak-budak dan meningkatnya ukuran milik perorangan

berakibatkan ketidakseimbangan sosial. Tentara-petani-penduduk kehilangan

tempatnya sebagai kekuatan stabilisasi dalam kehidupan Romawi.

Kemudian setelah kejayaan dialami, banyak sistem pertanian tak sehat muncul.

"Absente ownership", perbudakan, membawa kerusakan tanah yang menurunkan

produktivitas. Di samping itu upeti-upeti dari negara-negara luar mengendurkan

semangat berproduksi tinggi. Bangun dan jatuhnya keberuntungan politik

kekaisaran Romawi sejajar dengan trend dalam pertanian. Beban untuk

mendukung dan mempertahankan negara yang overexpanded meremehkan dasar-

dasar pertnaian; pertanian yang kelelahan dan tidak stabil mengurangi daya

pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.

Abad pertengahan. Dengan runtuhnya Romawi dan Negara Barat, kemajuan

teknologi beralih ke Timur Tengah. Setelah tahun 700 M, kebudayaan Islam yang Halaman | 10

Pertanian dan Pelaku Pertanian (Kelompok 1)

Page 11: Sosper Pertanian Dan Pelaku Pertanian

menyumbang hasil-hasil kebudayaannya kepada dunia. Kebudayaan Islam muncul

dengan menyumbangkan hasil-hasil teknologi dan ilmu pengetahuannya yang

jauh lebih rasional dan ilmiah dibandingkan dengan kebudayaan-kebudayaan

sebelumnya

Domestikasi anjing diduga telah dilakukan bahkan pada saat manusia belum

mengenal budidaya (masyarakat berburu dan peramu) dan merupakan kegiatan

peternakan yang pertama kali.

Kegiatan pertanian (budidaya tanaman dan ternak) merupakan salah satu kegiatan

yang paling awal dikenal peradaban manusia dan mengubah total

bentuk kebudayaan. Para ahli prasejarah umumnya bersepakat bahwa pertanian

pertama kali berkembang sekitar 12.000 tahun yang lalu dari kebudayaan di

daerah "bulan sabit yang subur" diTimur Tengah, yang meliputi daerah

lembah Sungai Tigris dan Eufrat terus memanjang ke barat hingga

daerah Suriah dan Yordania sekarang. Bukti-bukti yang pertama kali dijumpai

menunjukkan adanya budidaya tanaman biji-bijian (serealia,

terutama gandumkuna seperti emmer) dan polong-polongan di daerah tersebut.

Pada saat itu, 2000 tahun setelah berakhirnya Zaman Es terakhir di era Pleistosen,

di dearah ini banyak dijumpai hutan dan padang yang sangat cocok bagi mulainya

pertanian. Pertanian telah dikenal oleh masyarakat yang telah mencapai

kebudayaan batu muda (neolitikum), perunggu dan megalitikum. Pertanian

mengubah bentuk-bentuk kepercayaan, dari pemujaan terhadap dewa-dewa

perburuan menjadi pemujaan terhadap dewa-dewa perlambang kesuburan dan

ketersediaanpangan.

Teknik budidaya tanaman lalu meluas ke barat (Eropa dan Afrika Utara, pada saat

itu Sahara belum sepenuhnya menjadi gurun) dan ke timur (hingga Asia

Timur dan Asia Tenggara). Bukti-bukti di Tiongkok menunjukkan adanya

budidaya jewawut (millet) dan padi sejak 6000 tahun sebelum Masehi.

Masyarakat Asia Tenggara telah mengenal budidaya padi sawah paling tidak pada

saat 3000 tahun SM dan Jepang sertaKorea sejak 1000 tahun SM. Sementara itu,

Halaman | 11

Pertanian dan Pelaku Pertanian (Kelompok 1)

Page 12: Sosper Pertanian Dan Pelaku Pertanian

masyarakat benua Amerika mengembangkan tanaman dan hewan budidaya yang

sejak awal sama sekali berbeda.

Hewan ternak yang pertama kali didomestikasi adalah kambing/ domba (7000

tahun SM) serta babi (6000 tahun SM), bersama-sama dengan domestikasi kucing.

Sapi, kuda, kerbau, yak mulai dikembangkan antara 6000 hingga 3000 tahun SM.

Unggas mulai dibudidayakan lebih kemudian. Ulat sutera diketahui telah

diternakkan 2000 tahun SM. Budidaya ikan air tawar baru dikenal semenjak 2000

tahun yang lalu di daerah Tiongkok dan Jepang. Budidaya ikan laut bahkan baru

dikenal manusia pada abad ke-20 ini.

Budidaya sayur-sayuran dan buah-buahan juga dikenal manusia telah lama.

Masyarakat Mesir Kuna (4000 tahun SM) dan Yunani Kuna (3000 tahun SM)

telah mengenal baik budidaya anggur dan zaitun.

Kegiatan pertanian yang meliputi budaya bercocok tanam dan memelihara ternak

merupakan kebudayaan manusia paling tua. Tetapi dibandingkan dengan sejarah

keberadaan manusia, kegiatan bertani ini termasuk masih baru. Sebelumnya,

manusia hanya berburu hewan dan mengumpulkan bahan pangan untuk

dikonsumsi.

Sejalan dengan peningkatan peradaban manusia, pertanianpun berkembang

menjadi berbagai sistem. Mulai dari sistem yang paling sederhana sampai sistem

yang canggih dan padat modal. Berbagai teknologi pertanian dikembangkan guna

mencapai produktivitas yang diinginkan.

Di lain pihak, ilmu pertanianpun berkembang. Ilmu pertanian kemudian tumbuh

bercabang-cabang, terspesialisasi, seperti misalnya agronomi, ilmu tanah, sosial

ekonomi, proteksi tanaman, dan sebagainya.

Kemajuan ilmu dan teknologi, peningkatan kebutuhan hidup manusia, memaksa

manusia untuk memacu produktifitasmenguras lahan, sementara itu daya dukung

lingkungan mempunyai ambang batas toleransi. Sehingga, peningkatan

produktivitas akan mengakibatkan kerusakan lingkungan, yang pada ujungnya

Halaman | 12

Pertanian dan Pelaku Pertanian (Kelompok 1)

Page 13: Sosper Pertanian Dan Pelaku Pertanian

akan merugikan manusia juga. Berangkat dari kesadaran itu maka muncullah

tuntutan adanya sistempertanian berkelanjutan.

Pertanian berkelanjutan

Definisi komprehensif bagi pertanian berkelanjutan meliputi komponen-

komponen fisik, biologi dan sosioekonomi, yang direpresentasikan dengan sistem

pertanian yang melaksanakan pengurangan input bahan-bahan kimia

dibandingkan pada sistem pertanian tradisional, erosi tanah terkendali, dan

pengendalian gulma, memiliki efisiensi kegiatan pertanian (on-farm) dan bahan-

bahan input maksimum, pemeliharaan kesuburan tanah dengan menambahkan

nutrisi tanaman, dan penggunaan dasar-dasar biologi pada pelaksanaan pertanian.

Salah satu pendekatan pertanian berkelanjutan adalah input minimal (low input)

secara khusus ditulis oleh Franklin H. King dalam bukunya Farmers of Forty

Centuries. King membandingkan penggunaan input minimal dan pendekatan

berkelanjutan pada pertanian daratan Timur (oriental) dengan apa yang dia lihat

sebagai kesalahan metoda yang digunakan petani Amerika. Gagasan King adalah

bahwa sistem pertanian memiliki kapasitas internal yang besar untuk melakukan

regenerasi dengan menggunakan sumberdaya-sumberdaya internal.

Baru-baru ini, Undang-undang Produktivitas Pertanian Amerika, yang merupakan

bagian dari Undang-undang Keamanan Pangan 1985, menyediakan kewenangan

untuk melaksanakan program riset dan pendidikan pada sistem pertanian alternatif

-yang kemudian dikenal sebagai pertanian berkelanjutan dengan input minimal

(Low Input Sustainable Agriculture (LISA)). Pada bulan Desember 1987,

Kongres Amerika menyetujui US $ 3,9 juta untuk memulai pekerjaan tersebut atas

dasar undang-undang Keamanan Pangan. Undang-undang tersebut memberikan

mandat untuk melakukan investigasi ilmiah pada a) peningkatan produktivitas

pertanian, b) produktivitas lahan sentra produksi, c) mengurangi erosi tanah,

Halaman | 13

Pertanian dan Pelaku Pertanian (Kelompok 1)

Page 14: Sosper Pertanian Dan Pelaku Pertanian

kehilangan air dan nutrisi, dan d) melakukan konservasi sumberdaya natural dan

energi.

Petani Amerika saat ini sedang mencari sumberdaya yang efisien, biaya lebih

rendah, dan sistem-sistem produksi yang lebih menguntungkan. Siapapun yang

bergerak di bidang pertanian seharusnya berbagi kepedulian yang lebih luas pada

masyarakat dalam mendukung lingkungan yang bersih dan nyaman. Selama

sepuluh tahun terakhir, telah terjadi paradigma yang mengangkat masyarakat

pertanian dari kondisi yang mengharuskan produktivitas lebih tinggi menuju suatu

kondisi masyarakat yang peduli pada keberlanjutan. Hal ini dirasakan sebagai

suatu kesalahan bahwa produktivitas yang tinggi dari kegiatan pertanian

konvensional telah menimbulkan biaya kerusakan yang cukup siginifikan

terhadap lingkungan alam dan disrupsi masalah sosial.

Dalam usaha mengalihkan konsekuensi-konsekuensi negatif pertanian

konvensional, beberapa format sistem pertanian berkelanjutan yang berbeda telah

direkomendasikan sebagai alternatif-alternatif untuk mencapai tujuan sistem

produksi pertanian yang dapat menguntungkan secara ekonomi dan aman secara

lingkungan. Kepentingan dalam sistem pertanian alternatif ini sering dimotivasi

dengan suatu keinginan untuk menurunkan tingkat kesehatan lingkungan dan

kerusakan lingkungan dan sebuah komitmen terhadap manajemen sumberdaya

alam yang berkeadilan. Tetapi kriteria yang paling penting untuk kebanyakan

petani dalam mempertimbangkan suatu perubahan usaha tani adalah keingingan

memperoleh hasil yang layak secara ekonomi. Adopsi terhadap metode pertanian

alternatif yang lebih lebar ini membutuhkan bahwa metode tersebut sedikitnya

sama kualitasnya dalam memperoleh keuntungan dengan metode konvensional

atau memiliki keuntungan-keuntungan non-keuangan yang signifikan, seperti

sebagai usaha menjaga penurunan kualitas sumberdaya air dan tanah secara cepat.

Riset dan pendidikan bergerak terbatas diantara para peneliti atau mahasiswa.

Sebagaimana seorang mahasiswa menjadi lebih baik diberikan pendidikan

mengenai pengetahuan praktis pertanian berkelanjutan, lebih memiliki minat dan

dana akan ditingkatkan untuk mendukung riset selanjutnya. Jaminan peneliti dan

Halaman | 14

Pertanian dan Pelaku Pertanian (Kelompok 1)

Page 15: Sosper Pertanian Dan Pelaku Pertanian

ketersediaan dana penelitian ini akan lebih memberikan harapan untuk

meningkatkan minat pada pendidikan yang memandu riset selanjutnya secara

umum. Pooling pendapat yang dilakukan mahasiswa di sejumlah fakultas seluruh

Amerika menunjukkan ketertarikan pada pertanian berkelanjutan. Kebanyakan

mereka mempertanyakan masalah-masalah pertanian berkelanjutan sebagai

sebuah pemikiran yang tidak dapat diadopsi dalam program agroekologi. Mereka

memberikan komentar bahwa penurunan dampak lingkungan akibat usaha

pertanian berkelanjutan sebagai sebuah keuntungan yang besar dari meninggalkan

usaha pertanian konvensional. Lebih banyak riset yang dilakukan pada pertanian

berkelanjutan ini, program-program pendidikan yang lebih baik akan dapat

dilaksanakan di wilayah ini.

Ketika perubahan dari kegiatan pertanian konvensional ke pertanian berkelanjutan

dilaksanakan, perubahan sosial dan struktur ekonomi juga akan terjadi. Pada saat

input menurun, terdapat hubungan yang menurun pula pada hubungan kerja

terhadap mereka yang selama ini terlibat dan mendapatkan manfaat dari pertanian

konvensional. Hasilnya adalah terdapat banyak kemungkinan yang dapat

ditemukan yaitu meningkatnya kualitas hidup, dan peningkatan kegiatan pertanian

mereka. Dalam mengadopsi input minimal (low input) sistem-sistem

berkelanjutan dapat menunjukkan penurunan potensial fungsi-fungsi eksternal

atau konsekuensi-konsekuensi negatif dari jebakan sosial pada masyarakat. Petani

sering terperangkap dalam perangkap sosial tersebut sebab insentif-insentif yang

mereka terima dari kegiatan produksi saat ini.

Pelaku – pelaku Pertanian

1. Pelaku Utama

Pelaku utama kegiatan pertanian, perikanan, dan kehutanan yang selanjutnya

disebut pelaku utama adalah masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan,

petani, pekebun, peternak, nelayan, pembudi daya ikan, pengolah ikan, beserta

keluarga intinya.

Halaman | 15

Pertanian dan Pelaku Pertanian (Kelompok 1)

Page 16: Sosper Pertanian Dan Pelaku Pertanian

Masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan adalah penduduk yang

bermukim di dalam dan di sekitar kawasan hutan yang memiliki kesatuan

komunitas sosial dengan kesamaan mata pencaharian yang bergantung pada hutan

dan aktivitasnya dapat berpengaruh terhadap ekosistem hutan.

Petani adalah seseorang yang bergerak di bidang bisnis pertanian utamanya

dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan

dan memelihara tanaman (seperti padi, bunga, buah dan lain lain), dengan harapan

untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk di gunakan sendiri ataupun

menjualnya kepada orang lain. Mereka juga dapat menyediakan bahan mentah

bagi industri, seperti serealia untuk minuman beralkohol, buah untuk jus, dan wol

atau flax untuk penenunan dan pembuatan pakaian.

Pekebun adalah perorangan warga negara Indonesia atau korporasi yang

melakukan usaha perkebunan.

Peternak adalah perorangan warga negara Indonesia atau korporasi yang

melakukan usaha peternakan

Nelayan adalah perorangan warga negara Indonesia atau korporasi yang mata

pencahariannya atau kegiatan usahanya melakukan penangkapan ikan.

Pembudi daya ikan adalah perorangan warga negara Indonesia atau korporasi

yang melakukan usaha pembudidayaan ikan.

Pengolah ikan adalah perorangan warga negara Indonesia atau korporasi yang

melakukan usaha pengolahan ikan.

Dalam negara berkembang atau budaya pra-industri, kebanyakan petani

melakukan agrikultur subsistence yang sederhana - sebuah pertanian organik

sederhana dengan penanaman bergilir yang sederhana pula atau teknik lainnya

Halaman | 16

Pertanian dan Pelaku Pertanian (Kelompok 1)

Page 17: Sosper Pertanian Dan Pelaku Pertanian

untuk memaksimumkan hasil, menggunakan benih yang diselamatkan yang "asli"

dari ecoregion.

Di dalam proses produksi pertanian, kemandirian pelaku pertanian merupakan

hal yang mutlak untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Terutama dalam

menjamin ketersediaan pasokan pupuk sebagai komponen utama dalam bertani.

Hal tersebut sangat mungkin terjadi jika ada :

1. Dukungan Teknologi

2. Partisipasi LKS, Lembaga Kemasyarakatan yang dimaksud adalah

meliputi paguyuban, koperasi, kelompok tani (KTNA), wanita tani,

HKTI., LSM., Majelis dan kelembagaan lainnya yang berperan aktif.

Umumnya kelembagaan kemasyarakatan selalu memiliki karakter yang

dinamis dalam pemberdayaan individu ataupun organisasinya, baik secara

sosial, budaya, politik dan ekonomi. Hal yang paling mendasar adalah

dibutuhkannya sumber energi yang akan menjamin kelancaranan aktivitas

dan menjaga independensi organisasi agar selalu dalam koridor

idealismenya.Di dalam konsep pengembangan kemandirian pelaku

pertanian, organisasi-organisasi ini berpeluang untuk melakukan advokasi

ataupun terjun langsung sebagai pelopornya. Berbekal manajemen yang

profesional, konsep ini dapat dijadikan wadah untuk sosialisasi tujuan

organisasi, meningkatkan hubungan antar anggota sekaligus juga sebagai

sumber energi organisasi.

3. Dukungan Pemerintah Daerah di dalam setiap aktivitas ekonomi di dalam

wilayah suatu daerah, akan memberikan kontribusi besar bagi pemerintah

daerah setempat, baik dalam perolehan pajak, investasi, pembukaan

lapangan pekerjaan, dll. Apalagi di era otonomi daerah sekarang ini,

PEMDA dituntut untuk membiayai kebutuhannya sendiri melalui

penggalian potensi daerah semaksimal mungkin dengan harapan akan

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Di dalam system pembangunan

unit produksi pupuk ini, sirkulasi atau peredaran uang sebagian besar

Halaman | 17

Pertanian dan Pelaku Pertanian (Kelompok 1)

Page 18: Sosper Pertanian Dan Pelaku Pertanian

berada pada wilayah tersebut, dan bermanfaat untuk pembangunan

infrastruktur untuk menunjang sektor pertanian atau sektor lainnya, hal ini

sangat menguntungkan bagi ketahanan ekonomi daerah. Berbeda dengan

tata niaga pupuk kimia sintetis sekarang ini, pendapatan dari sektor

pertanian daerah sebagian besar akan habis untuk menutupi belanja

kebutuhan pupuk dan sarana pertanian lainnya.

4. Dukungan Dana Investasi, Dukungan investasi yang di maksud adalah

peran aktif penyandang dana (investor) yang bersifat kemitraan usaha.

Investasi dalam kegiatan ekonomi kedaerahan membutuhkan dana yang

tidak sedikit dan perlu perhitungan yang matang. Dalam investasi skala

kecil, masih mungkin dilakukan oleh satu atau beberapa orang yang

mempunyai kemampuan financial (keuangan) yang memadai. Keberadaan

lembaga keuangan (Bank Nasional/ Bank Syari’ah/ BPR/ BMT/Lembaga

ZIS) merupakan salah satu peluang untuk mendapatkan pinjaman,

kerjasama bagi hasil ataupun penyediaan sarana dan prasarana dalam

rangka pemberdayaan masyarakat.

Konsumen hasil - hasil Pertanian adalah orang atau badan atau lembaga yang

memakai atau menggunakan hasil pertanian yang dihasilkan oleh petani produsen

atau pengusaha pertanian.

Dari segi kemasyarakatan, konsumen merupakan bagian dari organisasi ekonomi.

Dari segi strategi pemasaran, konsumen adalah sebagai objek tujuan dimana

produsen dan lembaga tataniaga melaksanakan fungsinya untuk mendapat

keuntungan dari konsumen. Konsumen hasil pertanian terbagi 2, yaitu :

1. Konsumen awal, yaitu konsumen yang membeli hasil-hasil pertanian

untuk dikonsumsinya. Contoh si A membeli buah untuk dikonsumsinya.

2. Konsumen akhir, yaitu konsumen yang membeli hasil-hasil pertanian

untuk diolahnya, kemudaian hasil olahan tersebut dijualnya. Contoh si B

membeli beras untuk dijadikan lontong kemudian lontong itu dijualnya.

Halaman | 18

Pertanian dan Pelaku Pertanian (Kelompok 1)

Page 19: Sosper Pertanian Dan Pelaku Pertanian

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian , ( diakses 13 Maret 2011)

http://www.lablink.or.id/Agro/agr-sejarah.htm, (diakses pada 13 Maret 2011)

http://www.lablink.or.id/Agro/agr-sust.htm, (diakses pada 13 Maret 2011)

http://www.lablink.or.id/Agro/agr-agronomi.html, (diakses pada 13 Maret 2011)

http://id.wikipedia.org/wiki/Petani (diakses pada 13 Maret 2011)

http://farbani.webs.com/apps/forums/topics/show/1719229-pengusaha-dan-

petani-, (jam 22.40 tanggal 13 Maret 2011)

http://legislasi.mahkamahagung.go.id/docs/UU/2006/UU_NO_16_2006.pdf,

(jam 23.00 tanggal 13 Maret 2011)

http://organisasi.org/definisi-pengertian-pertanian-bentuk-hasil-pertanian-

petani-ilmu-geografi,( jam 23.10 tanggal 13 Maret 2011)

http://anomwibisono.blogspot.com/2008/09/kemandirian-pelaku-pertanian.html, (diakses

pada 13 Maret 2011)

http://agrimaniax.blogspot.com/2010/05/konsumen-hasil-hasil-pertanian.html, (diakses

pada 13 Maret 2011)

http://www.info-bisnis.biz/2011/01/menjadikan-pertanian-sebagai-bisnis.html,

(jam 22.50 tanggal 13 Maret 2011)

http://www.lablink.or.id/Agro/pertanian.htm, (diakses pada 13 Maret 2011)

http://feati.deptan.go.id/tampil.php?page=tentang_fma,( jam 23.15 tanggal 13

Maret 2011)

Halaman | 19

Pertanian dan Pelaku Pertanian (Kelompok 1)

Page 20: Sosper Pertanian Dan Pelaku Pertanian

Halaman | 20

Pertanian dan Pelaku Pertanian (Kelompok 1)