14
21 BAB IV GAMBARAN UMUM MENGENAI PERTANIAN HORTIKULTURA ORGANIK 4.1 Sektor Pertanian Hortikultura Organik Dalam pertanian ada yang dikenal dengan pertanian organik yang di mana pertanian organik ini dikenal dengan kegiatan bercocok tanam yang ramah lingkungan. Menurut Firmanto, pertanian organik adalah kegiatan bercocok tanam yang ramah atau akrab dengan lingkungan dengan cara berusaha meminimalkan dampak negatif bagi alam sekitar dengan ciri utama pertanian organik yaitu menggunakan varietas domestik, pupuk, dan pestisida organik dengan tujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan. Definisi lain datang dari International Federation of Organic Argiculture Movement (IFOAM) yang mendefenisikan pertanian organik sebagai sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu, dengan cara mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem secara alami, sehingga menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas dan berkelanjutan. Pertanian organik adalah sistem pertanian yang holistik yang mendukung dan mempercepat biodiversitas, siklus biologi dan aktivitas biologi tanah. Sistem pertanian organik memiliki tujuan (1) mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas komunitas interindependen dari kehidupan di tanah, tumbuhan, hewan dan manusia. (2) Untuk menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan lingkungan. Karena secara inetrnasional tuntutann terpenting dari produk pertanian adalah jaminan bahwa produk pertanian harus beratribut aman dikonsumsi, kandungan nutrisi tinggi dan ramah lingkungan. (3) Tanpa polusi kimia. (4) Keseimbangan ekosistem. (5) Kesuburan tanah tinggi. (Ir. Ahmad, S,. 2007. Prinsip-Prinsip Pertanian Organik).

BAB IV GAMBARAN UMUM MENGENAI PERTANIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14830/4/T1_372013004_BAB IV... · Penguatan akses petani/pelaku usaha hortikultura terhadap permodalan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV GAMBARAN UMUM MENGENAI PERTANIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14830/4/T1_372013004_BAB IV... · Penguatan akses petani/pelaku usaha hortikultura terhadap permodalan

21

BAB IV

GAMBARAN UMUM MENGENAI PERTANIAN

HORTIKULTURA ORGANIK

4.1 Sektor Pertanian Hortikultura Organik

Dalam pertanian ada yang dikenal dengan pertanian organik yang di mana

pertanian organik ini dikenal dengan kegiatan bercocok tanam yang ramah

lingkungan. Menurut Firmanto, pertanian organik adalah kegiatan bercocok tanam

yang ramah atau akrab dengan lingkungan dengan cara berusaha meminimalkan

dampak negatif bagi alam sekitar dengan ciri utama pertanian organik yaitu

menggunakan varietas domestik, pupuk, dan pestisida organik dengan tujuan

untuk menjaga kelestarian lingkungan.

Definisi lain datang dari International Federation of Organic Argiculture

Movement (IFOAM) yang mendefenisikan pertanian organik sebagai sistem

produksi pertanian yang holistik dan terpadu, dengan cara mengoptimalkan

kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem secara alami, sehingga menghasilkan

pangan dan serat yang cukup, berkualitas dan berkelanjutan. Pertanian organik

adalah sistem pertanian yang holistik yang mendukung dan mempercepat

biodiversitas, siklus biologi dan aktivitas biologi tanah.

Sistem pertanian organik memiliki tujuan (1) mengoptimalkan kesehatan

dan produktivitas komunitas interindependen dari kehidupan di tanah, tumbuhan,

hewan dan manusia. (2) Untuk menyediakan produk-produk pertanian, terutama

bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan lingkungan. Karena secara

inetrnasional tuntutann terpenting dari produk pertanian adalah jaminan bahwa

produk pertanian harus beratribut aman dikonsumsi, kandungan nutrisi tinggi dan

ramah lingkungan. (3) Tanpa polusi kimia. (4) Keseimbangan ekosistem. (5)

Kesuburan tanah tinggi. (Ir. Ahmad, S,. 2007. Prinsip-Prinsip Pertanian Organik).

Page 2: BAB IV GAMBARAN UMUM MENGENAI PERTANIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14830/4/T1_372013004_BAB IV... · Penguatan akses petani/pelaku usaha hortikultura terhadap permodalan

22

Dari beberapa tujuan yang dimiliki oleh sistem pertanian organik sehingga

lebih baik digunakan para petani dalam mengembangkan produk-produk pertanian

mereka karena pertanian organik mengarah pada ramah lingkungan. Dengan

ramah lingkungan banyak keuntungan yang dapat diperoleh di mana keuntungan

bagi alam, masyarakat maupun perekonomian karena tidak merusak bagian-bagian

lain yang juga mampu menopang perekonomian dalam skala besar yaitu negara.

4.2 Sektor Pertanian Hortikultura Organik Dunia

Hortikultura menjadi salah satu sektor yang berkembang pesat tidak hanya

di Indonesia namun juga di negara-negara seperti Amerika, Jerman, Kanada,

Inggris, Itali, Switzerland, Austria, Swedia dan Tiongkok dan beberapa negara

lainnya. Kini, pengembangan hortikultura sudah sangat lebih baik hal tersebut

dikarenakan permintaan konsumen yang tinggi dengan tuntutan hasil produksi

yang dipasarkan harus segar, sehat, aman, cita rasa, dan ketersediaan pangan.

Dengan adanya permintaan konsumen yang begitu tinggi mulai dari

keamanan hingga ketersediaan pangan maka hal tersebut merupakan tuntutan

terhadap petani hortikultura. Maka dari itu petani hortikultura harus benar-benar

memperhatikan hal-hal penting seperti penggunaan pestisida, racun dan bebas dari

kandungan zat-zat berbahaya seperti sianida, Hg, Pb, tidak menggunakan

pengawet dan pewarna yang tidak boleh digunakan untuk pangan, Sanitary dan

Phytosanitary Measure.

Tingginya permintaan konsumen di pasar membuat hortikultura sangat

penting untuk dikembangkan secara baik agar tetap menjaga permintaan

konsumen yang tinggi. Namun, di samping besar dan banyaknya permintaan

konsumen yang tinggi membuat petani hortikultura sudah mulai kesulitan terhadap

pemberdayaan yang subur karena di samping menjaga keperecayaan konsumen,

para petani hortikultura juga harus menjaga kelestarian lingkungan serta alam

sekitar agar tidak tercemar.

Page 3: BAB IV GAMBARAN UMUM MENGENAI PERTANIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14830/4/T1_372013004_BAB IV... · Penguatan akses petani/pelaku usaha hortikultura terhadap permodalan

23

Menurut data dari Institusi Pertanian Bogor bahwa permintaan terhadap

produk hortikultur sangat besar. Untuk permintaan buah dari para konsumen di

tingkat dunia sebesar 69.09 kg, oleh karena permintaan yang tinggi sehingga

produksi tingkat dunia juga tinggi dari tahun 2007 hingga pada tahun 2010 terus

mengalami kenaikan yang signifikan. Pada tahun 2006 mencapai 553.828.294,

tahun 2007 mecapai 561.595.843, tahun 2008 mencapai 583.166.906, tahun 2009

mencapai 595. 638. 151 dan pada tahun 2010 mencapai 609. 213. 512 dalam

hitungan ton.

Sedangkan untuk permintaan sayur pada tahun 2007 mencapai 119.53,

namun untuk sayur terjadi sedikit penurunan yang dilihat dari tahun 2006 hingga

pada tahun 2007. Pada tahun 2006 mencapai 834.714.097, tahun 2007 mencapai

866.272. 943, tahun 2008 mencapai 897. 900. 952, tahun 2009 mencapai 914. 607.

753 dan pada tahun 2010 mencapai 876. 645. 719 dalam hitungan ton.

Tidak hanya itu, survey pada tahun 2015 dan menghasilkan data dari FIBL-

IFOAM-SOEL menyatakan bahwa pertumbuhan permintaan dalam sektor

pertanian sub sektor hortikultura semakin banyak sehingga penjualan yang

dilakukan juga meningkat seperti yang digambarkan dalam data berkut: (1)

Amerika Serikat sebesar 24.347, (2) Jerman sebesar 7.550, (3) Prancis sebesar

4.380, (4) China sebesar 2.430, (5) Kanada sebesar 2.375, (6) Inggris sebesar

2.065, (7) Italy sebesar 2.020, (8) Switzerland sebesar 1.669, (9) Austria sebesar

1.065 dan (10) Swedia sebesar 1.018), jumlah penjualan tersebut diukur dengan

menggunakan million Euros.

Besarnya permintaan dan tingkat konsumsi membuat hortikultura organik

diperhitungkan di tingkat dunia. Oleh sebab itu negara-negara besar maupun

berkembang terus mengembangkan sistem hortikultura organik karena mampu

meningkatkan perekonomian baik negara maupun para petani yang terlibat dalam

memproduksi hortikultura organik tersebut.

Di samping itu, lahan yang digunakan untuk pertanian hortikultura di dunia

juga sangat besar seperti pada Oceania sebesar 22.8m ha, Eropa sebesar12.7m ha,

Page 4: BAB IV GAMBARAN UMUM MENGENAI PERTANIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14830/4/T1_372013004_BAB IV... · Penguatan akses petani/pelaku usaha hortikultura terhadap permodalan

24

Amerika Latin sebesar 6.7m ha, Asia sebesar 4.0m ha, Amerika sebesar 3.0m ha

dan Afrika sebesar 1.7m ha dengan jumlah keseluruhan negara dari ke lima benua

sebesar 179 negara. Namun penggunaan lahan tersebesar adalah negara Austria

sebesar 22.7m ha disusul Argentina sebesar 3.1 m ha dan Amerika 2.0m ha. Tetapi

yang menjadi penghasilan hortikultura organik terbesar pertama adalah India

dengan jumlah 585.000 dan negara kedua adalah Etopia dengan jumlah sebesar

203.602 kemudian negara ketiga adalah Meksiko dengan jumlah 200.039 dan data

tersebut diperoleh pada survey 2015.

Namun dalam perkembangannya negara-negara yang mengembangkan

produk pertanian hortikultura organik ini harus saling bersaing karena setiap

negara menawarkan berbagai macam hasil produk hortikultura pertanian yang baik

jika dikonsumsi oleh para konsumen. Maka dari itu setiap petani harus memiliki

inovasi-inovasi baru untuk dikembangkan bagi pertanian hortikultura organik

karena hal tersebut sangat penting mengingat besarnya permintaan konsumen atau

pasar.

4.3 Sektor Pertanian Hortikultura Organik Di Indonesia

Seperti yang diketahui bahwa negara Indonesia merupakan negara agraris

yang artinya bahwa sektor pertanian memegang peranan penting dari

perekonomian nasional. Hal tersebut dapat ditunjukan dengan banyaknya

penduduk Indonesia dan tenaga kerja yang bekerja dalam sektor pertanian.

Maka dari itu, pengembangan berbagai sistem pertanian sangat baik karena

dapat mendukung baik secara luas lahan dan juga jenis tanah yang baik dan

sebagian besar subur. Oleh sebab itu para petani yang mulai menyadari pentingnya

untuk mengkonsumsi hasil pertanian yang sehat melakukan pengembangan sistem

pertanian organik terutama bagi hortikultura. Di negara Indonesia sendiri, sudah

mulai berkembang pasar modern seperti hypemart, supermarket dan minimarket

yang menyediakan berbagai bahan pertanian hortikultura organik dari luar negeri

Page 5: BAB IV GAMBARAN UMUM MENGENAI PERTANIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14830/4/T1_372013004_BAB IV... · Penguatan akses petani/pelaku usaha hortikultura terhadap permodalan

25

karena memiliki permintaan konsumen atau pasar yang tinggi, oleh sebab itu

petani organik dari Indonesia harus menawarkan hal-hal yang tidak merugikan

masyarakat, seperti lebih ramah lingkuangan sehingga tidak berdampak pada

kehidupan manusia sehari-hari terutama dalam aspek kesehatan, dengan demikian

permintaan konsumen terhadap hasil pertanian hortikultura organik tetap stabil

atau bahkan menjadi lebih naik.

Dalam pengembangan hortikultura organik memiliki hasil yang baik, hasil

yang baik ini dapat dilihat dari data dalam neraca perdagangan yang ada melalui

ekspor pada tahun 2010 hingga 2014 dalam hitungan juta US$. Melalui data dari

menteri pertanian bahwa pada tahun 2010 sebayak 391, tahun 2011 sebanyak 491,

tahun 2012 sebanyak 505, tahun 2013 sebanyak 784 dan tahun 2014 sebanyak 752.

(Kementrian Pertanian. 2015. Rencana strategis Kementrian Pertanian Tahun

2015-2019)

Dari data yang ada dapat dilihat bahwa setiap tahun mengalami perubahan

ke arah yang lebih baik untuk ekspor hasil hortikultura dikarenakan ada

peningkatan yang signifikan terjadi dalam kegiatan ekspor hortikultura tersebut,

walaupun pada tahun 2014 mengalami penurunan namun penurunan tersebut tidak

terlalu besar.

Di samping itu juga pertanian dilihat sangat penting untuk meningkatkan

kesejahteraan kehidupan masyarakat khususnya masyarakat Indonesia serta

mampu memberikan sumbangan bagi pembangunan nasional melalui Produk

Domestik Bruto (PDB) yang dihasilkan dari perdagangan baik perdagangan di

sektor domestik maupun perdagangan di sektor internasional. Pada tahun 2010

hingga 2014 kontribusi hasil pertanian terhadap PDB mecapai 10,26% dengan

pertumbuhan sekitar 3,90%, dengan laju pertumbuhan ekspor mencapai 7,4% dan

laju impor sebesar 13,1% per tahun di samping itu neraca perdagangan tumbuh

positif dengan laju 4,2% per tahun. (Kementrian Pertanian. 2015. Rencana

strategis Kementrian Pertanian Tahun 2015-2019)

Page 6: BAB IV GAMBARAN UMUM MENGENAI PERTANIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14830/4/T1_372013004_BAB IV... · Penguatan akses petani/pelaku usaha hortikultura terhadap permodalan

26

Hal tersebut menunjukan bahwa perkembangan hortikultura di Indonesia juga

sangat baik maka dari itu pentingnya untuk pemerintah melihat hal ini sebagai

peluang agar dapat membantu perekonomian negara. Maka dari itu pemerintah

dalam negeri tepatnya Direktorat Jenderal Hortikultura juga membuat kebijakan

yang di mana memiliki tujuan untuk membantu para petani atau mempermudah

akses agar petani dapat memperluas usaha dan aktivitasnya seperti melakukan

hubungan dagang dan lainya.

Arah kebijakan pengembangan hortikultura mengacu pada arah kebijakan

pengembangan pertanian yang diselaraskan dengan tugas pokok dan fungsi

Direktorat Jenderal Hortikultura. Adapun arah kebijakan tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Peningkatan produksi, produktifitas dan mutu produk hortikultura untuk

memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri (konsumsi, industri, dan

substitusi impor) dan meingkatkan ekspor melalui penerapan GAP/SOP,

penerapan PHT, GHP, perbaikan kebun, penerapan teknologi maju,

penggunaan benih bermutu varietas unggul.

2. Peningkatan kualitas dan kuantitas produk hortikultura melalui

perbaikan dan pengembangan infrastruktur serta sarana budidaya dan

pasca panen hortikultura.

3. Penguatan kelembagaan perbenihan hortikultura melalui revitalisasi

Balai Benih, penguatan kelembagaan penangkar, penataan BF dan

BPMT, meningkatkan kapasitas kelembagaan pengawasan dan

sertifikasi benih hortikultura.

4. Peningkatan peran swasta dalam membangun industri perbenihan.

5. Pemberdayaan petani/pelaku usaha hortikultura melalui bantuan sarana,

sekolah lapang, magang, studi banding dan pendampingan.

6. Penguatan akses petani/pelaku usaha hortikultura terhadap teknologi

maju antara lain kultur jaringan, rekayasa genetik, somatik embrio

Page 7: BAB IV GAMBARAN UMUM MENGENAI PERTANIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14830/4/T1_372013004_BAB IV... · Penguatan akses petani/pelaku usaha hortikultura terhadap permodalan

27

genetik, nano teknologi dan teknologi pasca panen serta pengolahan

hasil.

7. Penguatan akses petani/pelaku usaha hortikultura terhadap pasar

modern, pasar ekspor melalui pembenahan manajemen rantai pasokan,

pembenahan rantai pendingin, kemitraan usaha.

8. Penguatan akses petani/pelaku usaha hortikultura terhadap permodalan

bunga rendah seperti PKBL/CSR, Skim kredit bersubsidi (KKPE), Skim

kredit penjaminan (KUR) serta bantuan social seperti PUAP, LM3,

PMD.

9. Mendorong investasi hortikultura melalui fasilitasi investasi terpadu baik

di dalam maupun di luar negeri dan dukungan iklim usaha yang kondusif

melalui pengembangan dan penyempurnaan regulasi.

10. Pembangunan dan pengutuhan kawasan hortikultura yang

direncanakan dan dikembangkan secara terintegrasi dengan instansi

terkait.

11. Promosi dan kampanye meningkatkan konsumsi buah dan sayur dalam

rangka mendukung diversifikasi pangan serta mendorong upaya

pencapaian standar konsumsi perkapita yang ditetapkan oleh FAO.

12. Peningkatan keseimbangan ekosistem dan pengendalian hama penyakit

tumbuhan secara terpadu melalui pengembangan SLPHT,

pengembangan agen hayati, mitigasi dampak iklim.

13. Peningkatan perlindungan dan pendayagunaan plasma-nutfah nasional

melalui konservasi, domestikasi dan komersialisasi. Penanganan pasca

panen yang berbasis kelompok tani, pelaku usaha dan industri untuk

meningkatkan nilai tambah dan daya saing.

14. Berperan aktif dalam meningkatkan daya saing produk hortikultura di

pasar internasional melalui pemenuhan per syaratan perdagangan dan

peningkatan mutu produk dan mendorong perlindungan tarif dan non

tarif perdagangan internasional.

Page 8: BAB IV GAMBARAN UMUM MENGENAI PERTANIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14830/4/T1_372013004_BAB IV... · Penguatan akses petani/pelaku usaha hortikultura terhadap permodalan

28

15. Peningkatan promosi citra petani dan pertanian guna menumbuhkan

minat generasi muda menjadi wirausahawan agribisnis hortikultura.

16. Pengembangan kelembagaan yang dapat membantu petani/pelaku usaha

dalam mengakselerasikan pertumbuhan agribisnis hortikultura.

17. Peningkatan dan penerapan maanajemen pembangunan pertanian yang

akuntabel, transparansi, disiplin anggaran, efisien dan efektif,

pencapaian indikator kinerja secara optimal.

4.4 Pertanian Hortikultura Organik Kelompok Tani Tranggulasi

Pertanian organik juga dikembangkan oleh kelompok tani Tranggulasi dusun

Selongisor, desa Batur, kecamatan Getasan, kabupaten Semarang, Jawa Tengah –

Indonesia. Kelompok tani Tranggulasi sendiri sudah berdiri sejak tahun 2000 dan

pada awalnya bukan kelompok tani organik namun karena berbagai masalah yang

dihadapi oleh kelompok maka semua anggota sepakat untuk melakukan cocok

tanam dengan cara alami yang menggunakan pupuk kandang. Penggunaan pupuk

kandang ternyata berhasil dan membawa keuntungan bagi kelompok tani

Tranggulasi hingga pada akhirnya melakukan kerja sama untuk kegiatan ekspor

hasil pertanian salah satunya ke CV. Global Resources, Singapura. (Wawancara

Dengan Bapak Pitoyo Selau Ketua Kleompok Tani Tranggulasi 01 September

2016)

Page 9: BAB IV GAMBARAN UMUM MENGENAI PERTANIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14830/4/T1_372013004_BAB IV... · Penguatan akses petani/pelaku usaha hortikultura terhadap permodalan

29

Gambar 2: Peta Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang – Jawa Tengah

Sumber: https://fajarpunya.files.wordpress.com/2008/06/batur1.jpg

Peta di atas menjelaskan mengenai tata letak dusun Selongisor, desa Batur,

kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang – Jawa Tengah yang di mana berada di

ketinggian 1400 mdpl yang berada di kaki gunung Merbabu. Dalam perjalanannya,

kelompok tani ini menjadi semakin baik dikarenakan berjalan secara terstruktur

yang dilakukan oleh anggota-anggota yang ada dalam kelompok tani tersebut.

Page 10: BAB IV GAMBARAN UMUM MENGENAI PERTANIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14830/4/T1_372013004_BAB IV... · Penguatan akses petani/pelaku usaha hortikultura terhadap permodalan

30

Adapun kelompok tani Tranggulasi memiliki struktur yang di dalamnya

terdapat ketua, sekretaris, bendahara dan anggota kelompok. Struktur keanggotaan

kelompok tani Tranggulasi sudah sangat rapi sehingga bagian kerjanya dapat

dilaksanakan dengan baik.

Gambar 3: Struktur Organisasi Kelompok Tani

Sumber: Kelompok Tani Tranggulasi

Penasehat:

Supardi Hadi

(Kepala Desa Batur)

Ketua 1: Pitoyo Ngatimin

Ketua 2: Harto Slamet

PPL:

Petrus Kriswiganti

A. Md

Sekretaris 1: Abdul

Wahab

Sekretaris 2 :

Suprayono

Bendahaar 1: Jumarni

Bendahara 2:

Saefudin

Produksi:

Supardi dan

Suparman

Humas:

Wahyudi dan

Rebo

Pemberdayaan

:

Sri Jumiati

dan Siti

Imroah

Usaha:

Jumarno

dan

Ngatemin

Peternakan:

Supoyo dan

Mujar

Page 11: BAB IV GAMBARAN UMUM MENGENAI PERTANIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14830/4/T1_372013004_BAB IV... · Penguatan akses petani/pelaku usaha hortikultura terhadap permodalan

31

Dari bagan struktur organisasi kelompok tani Tranggulasi di atas dapat dilihat

bahwa semua bagian saling mendukung agar dalam pekerjaan dapat terorganisir

dengan baik. Pembagian ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil ini dibuat untuk

mempermudah semua kegiatan yang dilakukan dari kelompok tani Tranggulasi,

mulai dari proses persiapan, penanaman bibit hingga proses pemasaran baik dalam

domestik maupun luar negeri.

Kelompok tani Tranggulasi membagi beberapa orang ke dalam kelompok

kecil agar dapat mengontrol setiap pekerjaan yang dilakukan dengan baik. Dari

penasehat, ketua satu, ketua dua, sekretaris satu, sekretaris dua, bendahara satu,

bendahara dua, bagian produksi, bagian pemberdayaan, bagian humas, bagian

peternakan dan bagian usaha.

Kelomok tani Tranggulasi membuat berbagai struktur yang ada secara umum

dan secara internal yang di mana bagian pada struktur umum lebih membahas pada

kelompok tani khsus tentang kelompok tani yang dilakukan secara umum namun

untuk struktur internal melibatkan beberapa kelompok dari luar yang di mana

kelompok-kelompok tersebut menjalin hubunngan kerja sama dengan kelompok

tani Tranggulasi.

Kelompok tani Tranggulasi dengan memiliki struktur organisasi yang

dijelaskan sebelumnya tetapi kelompok tani Tranggulasi juga memiliki struktur

organisasi yang disebut Internal Control System (ICS) yang di mana tidak sama

dengan struktur kelompok tani Tranggulasi sebelumnnya atau struktur internal.

Sistem internal tersebut lebih membahas secara detail dari hal-hal yang

berkaitan dengan kegiatan kelompok tani hingga pada hubungan kerja sama

dengan beberapa kelompok baik domestik maupun internasional, dengan demikian

lebih sangat teratur dan baik dalam menjalankan sebuah organisasi dan hubungan

kerja sama.

Page 12: BAB IV GAMBARAN UMUM MENGENAI PERTANIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14830/4/T1_372013004_BAB IV... · Penguatan akses petani/pelaku usaha hortikultura terhadap permodalan

32

Gambar 4: Struktur Kelompok Tani Tranggulasi Internal Control System (ICS)

Sumber: Kelompok Tani Tranggulasi

Koordinator ICS

Pitoyo Ngatimen

Wakil Koordinator

Abdul Wahab

Komisis

Persetujuan:

Supriyadi HS

Supriyadi GP

Cipto

Komisi

Inspektorat

Internal:

Harto Slamet,

Mujar,

Suparyono,

Ngatemin,

Harun, Sunadi,

Jumari, Riyanto

Penyuluh

Lapangan:

Petrus

Andi

Pc. Padi

Pembelian Hasil

dan Penjualan:

CV. OG Fresh,

Darmi, Suwandi,

Jumini, Mono,

CV. KMS,

Organik Toma,

TOS.

Bagian

Penyimpanan dan

Gudang:

Harun

Jumarno

Rebo

Seksi

Produksi:

Supardi

Parman

Seksi Usaha:

Jumarno

Ngatemin

Seksi Usaha:

Robo

Sumadi

Seksi

Peternakan:

Poyo

Mujar

Seksi

Pemberdayaan:

Sri Jumiati

Siti Imroah

Page 13: BAB IV GAMBARAN UMUM MENGENAI PERTANIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14830/4/T1_372013004_BAB IV... · Penguatan akses petani/pelaku usaha hortikultura terhadap permodalan

33

Kegiatan perdagangan yang dilakukan oleh kelompok tani Tranggulasi untuk

beberapa komuditas baik di tingkat domestik maupun di tinggkat internasional

yaitu ke CV. Global Resources Singapura. Dalam hubungan kerja sama yang

dilakukan untuk kegiatan ekspor barang antara kelompok tani Tranggulasi dengan

CV. Global Resources tentunya ada permasalahan-permasalahan yang dihadapi.

Permasalaha ini ada yang sangat krusial dan permasalahan-permasalahan yang

biasa saja, untuk permasalahan-permasalahan krusial seperti harga dollar yang

tidak stabil, bahasa, keuangan dan surat izin untuk beberapa komoditas seperti

binjai, kentang, umbi-ubian dan jahe. Sedangkan permasalahan yang biasa saja

seperti cuaca yang kemudian mempengaruhi keadaan tanah. (Wawancara dengan

ketua kelompok tani Tranggulasi, pak Pitoyo. Pada tanggal 15 Desember 2016)

4.5 Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats)

Seperti yang sudah dijelaskan dalam bab sebelumnya menganai analisis

SWOT. Analisis SWOT adalah perencanaaan strategis yang klasik. Dengan

menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal

dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan

cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para

perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh

mereka (Start dan Hovland). (Dewi Utami, (n.d))

Berdasarkan hasil temuan sehingga peneliti menggunakan analisis SWOT

karena dalam tulisan ini berbicara mengenai peluang dan tantangan maka dari pada

itu analisis SWOT penting digunakan untuk memilah apa saja yang menjadi

kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang peneliti temui di lapangan.

Page 14: BAB IV GAMBARAN UMUM MENGENAI PERTANIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14830/4/T1_372013004_BAB IV... · Penguatan akses petani/pelaku usaha hortikultura terhadap permodalan

34

Tabel 4.1: Pembagian Peluang dan Tantangan Dalam Analisis

Dari hasil temuan peneliti di lapangan yang telah di tempatkan pada masing-

masing dalam analisis SWOT di atas dapat dilihat bagaimana perkembangan

kelompok tani Tranggulasi kedepan, dengan berbagai kekuatan, kelemahan,

peluang dan ancaman maka kelompok tani Tranggulasi harus lebih berhati-hati

dalam mengelolah agar tidak terjadi hal-hal yang dapat merugikan kelompok tani

Tranggulasi itu sendiri.

Strengths Weaknesses

1. Terstruktur

2. Kualitas baik

1. Bahasa

2. Perizinan

3. Sistem pembayaran yang

buruk

Opportunities Threats

1. Potensi komoditas

2. Market share yang luas

3. Kualitas produksi

4. Dapat meningkatkan hubungan

kerja sama dengan negara lain

5. Nama kelompok tani Tranggulasi

semakin dikenal

1. Mata uang yang fluktuatif

2. Potensi gagal panen