13
1. Fraktur basis kranii --- Fraktur basis kranii adalah suatu fraktur linier yang terjadi pada dasar tulang tengkorak, fraktur ini seringkali diertai dengan robekan pada durameter yang merekat erat pada dasar tengkorak. Fraktur basis kranii berdasarkan letak anatomi di bagi menjadi fraktur fossa anterior, fraktur fossa media dan fraktur fossa posterior. Secara anatomi ada perbedaan struktur di daerah basis kranii dan tulang kalfaria. Durameter daerah basis krani lebih tipis dibandingkan daerah kalfaria dan durameter daerah basis melekat lebih erat pada tulang dibandingkan daerah kalfaria. Sehingga bila terjadi fraktur daerah basis dapat menyebabkan robekan durameter. Hal ini dapat menyebabkan kebocoran cairan cerebrospinal yang menimbulkan resiko terjadinya infeksi selaput otak (meningitis). Pada pemeriksaan klinis dapat ditemukan rhinorrhea dan raccon eyes sign (fraktur basis kranii fossa anterior), atau ottorhea dan batle’s sign (fraktur basis kranii fossa media). Kondisi ini juga dapat menyebabkan lesi saraf kranial yang paling sering terjadi adalah gangguan saraf penciuman (N,olfactorius). Saraf wajah (N.facialis) dan saraf pendengaran (N.vestibulokokhlearis). Penanganan dari fraktur basis kranii meliputi pencegahan peningkatan tekanan intrakranial yang mendadak misalnya dengan mencegah batuk, mengejan, dan makanan yang tidak menyebabkan sembelit. Jaga kebersihan sekitar lubang hidung dan telinga, jika perlu dilakukan tampon steril (konsultasi ahli THT) pada tanda bloody/ otorrhea/otoliquorrhea. Pada penderita dengan tanda-tanda bloody/otorrhea/otoliquorrhea penderita tidur dengan posisi terlentang dan kepala miring ke posisi yang sehat. Untuk penunjang diagnostik dapat dilakukan test saputangan yaitu dengan meletakkan CSS pada sapu tangan. Cairan ini tidak akan mengeras pada saputangan. Sedangkan sekret mucus pada rinitis, akan terjadi pengerasan pada saputangan. Jika sekret CSS adalah darah, maka akan terjadi tanda 'hallo', dimana ketika kering maka darah tersebut akan dikelilingi oleh lingkaran jernih. Mekanisme kebocoran CSS oleh karena trauma biasanya terjadi pada bagian dasar fossa kranii anterior, dimana terjadi kerusakan pada

Fraktur Basis Kranii

Embed Size (px)

DESCRIPTION

medis

Citation preview

1. Fraktur basis kranii --- Fraktur basis kranii adalah suatu fraktur linier yang terjadi pada dasar tulang tengkorak, fraktur ini seringkali diertai dengan robekan pada durameter yang merekat erat pada dasar tengkorak. Fraktur basis kranii berdasarkan letak anatomi di bagi menjadi fraktur fossa anterior, fraktur fossa media dan fraktur fossa posterior. Secara anatomi ada perbedaan struktur di daerah basis kranii dan tulang kalfaria. Durameter daerah basis krani lebih tipis dibandingkan daerah kalfaria dan durameter daerah basis melekat lebih erat pada tulang dibandingkan daerah kalfaria. Sehingga bila terjadi fraktur daerah basis dapat menyebabkan robekan durameter. Hal ini dapat menyebabkan kebocoran cairan cerebrospinal yang menimbulkan resiko terjadinya infeksi selaput otak (meningitis). Pada pemeriksaan klinis dapat ditemukan rhinorrhea dan raccon eyes sign (fraktur basis kranii fossa anterior), atau ottorhea dan batles sign (fraktur basis kranii fossa media). Kondisi ini juga dapat menyebabkan lesi saraf kranial yang paling sering terjadi adalah gangguan saraf penciuman (N,olfactorius). Saraf wajah (N.facialis) dan saraf pendengaran (N.vestibulokokhlearis). Penanganan dari fraktur basis kranii meliputi pencegahan peningkatan tekanan intrakranial yang mendadak misalnya dengan mencegah batuk, mengejan, dan makanan yang tidak menyebabkan sembelit. Jaga kebersihan sekitar lubang hidung dan telinga, jika perlu dilakukan tampon steril (konsultasi ahli THT) pada tanda bloody/ otorrhea/otoliquorrhea. Pada penderita dengan tanda-tanda bloody/otorrhea/otoliquorrhea penderita tidur dengan posisi terlentang dan kepala miring ke posisi yang sehat.

Untuk penunjang diagnostik dapat dilakukan test saputangan yaitu dengan meletakkan CSS pada sapu tangan. Cairan ini tidak akan mengeras pada saputangan. Sedangkan sekret mucus pada rinitis, akan terjadi pengerasan pada saputangan. Jika sekret CSS adalah darah, maka akan terjadi tanda 'hallo', dimana ketika kering maka darah tersebut akan dikelilingi oleh lingkaran jernih.Mekanisme kebocoran CSS oleh karena trauma biasanya terjadi pada bagian dasar fossa kranii anterior, dimana terjadi kerusakan pada arachnoid, dura dan fraktur tulang yang kemudian menyebabkan fistel. Tulang tengkorak anterior tipis dan melekat erat pada dura, sehingga jika terjadi fraktur pada tulang tersebut maka akan terjadi kerusakan pada dura. Lokasi anterior yang paling sering terjadi fistel adalah daerah fovea etmoidalis (atap sinus etmoid), dinding posterior dari sinus frontal, lamina kribriform, dan sinus sfenoid.Pada fraktur linear dimana fraktur terjadi pada dasar tengkorak biasanya berhubungan dengan CSF. Rhinorrhea (keluarnya CSF dari hidung) atau otorrhea (CSF keluar dari mata).Ada dua metoda yang digunakan untuk menentukan keluarnya CSF dari mata atau hidung, yaitu melakukan test glukosa pada cairan yang keluar yang biasanya positif. Tetapi bila cairan bercampur dengan darah ada kecenderungan akan positif karena darah juga mengadung gula. Metoda kedua dilakukan yaitu cairan ditampung dan diperhatikan gumpalan yang ada. Bila ada CSF maka akan terlihat darah berada dibagian tengah dari cairan dan dibagian luarnya nampak berwarna kuning mengelilingi darah (Holo/Ring Sign).

CITICOLINECiticolineadalah suatu molekul organik kompleks yang merupakan molekul pengantara dalam biosintesisphosphatidylcholine, suatu komponen utama membran sel saraf. Percobaan pemberianciticolineeksogen pada hewan dan pada percobaan klinis pada manusia menunjukkan bahwaciticolinedapat memberikan efek kolinergik dan neuroprotektif. Sebagai suatu suplemen makanan,citicolinemenunjukkan kegunaan untuk meningkatkan integritas struktural dan fungsional membran sel saraf dan membantu perbaikan membran sel. Beberapa percobaan klinis pada hewan dan manusia mengindikasikan bahwa potensi ini dapat membantu pemulihan difisiensi kognitif, rehabilitasi stroke, pemulihan dari lesi pada otak dan sumsum tulang belakang, penyakit neurologis, dan beberapa kondisi mata.

BIOKIMIACiticolinetergolong dalam kelompok vitamin B. Molekul ini dapat menjalani 3 jalur yang berbeda dalam metabolismenya dalam tubuh.1. Sintesa membran sel fosfolipid melalui pembentukanphosphatidylcholine.2. Sintesis asetilkolin.3. Oksidasi menjadi"betaine", yang berfungsi sebagai donor metil.Pada proses sintesa membran sel fosfolipid, pembentukanciticolinedaricholineadalah"rate limiting step". Artinya seluruh sintesa membransel akan segera terhambat apabila proses ini lambat atau terhenti.Citicolineyang diabsorbsi dalam pencernaan akan diserap dalam bentukcholinedancystidine.Cholineyang diserap akan menjadi cadangancholinetubuh untuk mempertahankan membran sel dan juga mencegahdisintegrasinya.

FARMAKOKINETIKBioavaibilitasciticolineoral lebih dari 90%. Studi pada farmakokinetikciticolinemenunjukkan bahwa pada orang dewasa yang sehat,citicolinediserap secara cepat dan tidak lebih dari 1% yang dapat ditemukandalam feces. Kadarciticolinedalam darah akan meningkat dengan karakteristikbifasik, yakni 1 jam setelah ingesti secara oral dan 24 jamsetelah dosis tersebut diberikan.

MEKANISME AKSICITICOLINEPrekursor phospholipidMekanisme dari perananciticolinesebagai prekursor membran sel telah banyak dipelajari dalam percobaan dengan hewan. Otak menggunakanciticholinelebih banyak untuk sintesa asetilkolin daripada untuk pembentukanphosphatidylcholine. Bahkan dalam keadaan tingkatcholineyang rendah di otak,phospatidylcholinedapat dihidrolisa untuk mendapatkan tambahancholine. Tambahancholineeksogen dapat melindungi struktur dan integritas membran sel.

Perbaikan membran sel neuronCiticolinetelah banyak diteliti sebagai terapi untuk pasien stroke. Terdapat 3 teori yang dipostulatkan mengenai bagaimanaciticolinedapat membantu penderita stroke.1. Perbaikan membran sel saraf melalui peningkatan sintesisphosphatidylcholine.2. Perbaikan neuron kolinergik yang rusak melalui potensiasi dari produksi asetilkolin.3. Pengurangan dari penumpukan asam lemak bebas pada fokusfokus kerusakan akibat stroke.Selainphosphatidylcholine, citicolinejuga merupakan molekul penengah pada sintesissphingomyelin, suatu molekul struktural membran sel saraf lainnya. Pada suatu studi,citicolinemenunjukkan kemampuan untuk memulihkan kerusakanspinghomyelinsetelah suatu keadaanischemia.

Pengaruh pada NeurotransmitterPada manusia,citicolinediduga dapat meningkatkan kadar neurotransmitter norepinefrin. Pada suatu studi, metabolit dari norepinefrin meningkat setelah seorang subjek menerimaciticoline. Pada tikus,citicolinemeningkatkan norepinefrin padacortex cerebridanhipocampus, dopaminpadacorpus striatum,serotonin meningkat padacortex cerebri, striatum danhipothalamus, dan diduga juga meningkatkan pelepasanacetylcholine.

PENGGUNAAN KLINISRehabilitasi Pasca StrokePada keadaan stroke dan dalam pemulihannya, seringkali sintesis membran sel terganggu, termasuk pembentukanphosphatidylcholine.Citicolineagaknya membantu dengan meningkatkan pembentukanphosphatidylcholinedengan menyediakancholine.

Stroke IskemiaTerdapat beberapa uji klinis yang membuktikan bahwaciticolinedapat memberikan manfaat pada pasien stroke iskemik.Citicolinedapat meningkatkan pemulihan kesadaran dan tingkat kesadaran pada pasien pasca stroke pada 2 minggu masa pemulihan. Uji klinis lainnya mendapatkan hasil serupa, yakni peningkatan fungsi saraf pada pasien pasca stroke berupa peningkatan kekuatan otot, ambulasi dan kognisi. Pada studi ini disimpulkan bahwa pemberianciticolinepada 24 jam pasca stroke dapat meningkatkan pemulihan setelah 3 bulan. Studi lainnya juga mendapatkan hasil bahwa terapi denganciticolinedapat membantu kemungkinan penyembuhan dan pemulihan pasien pasca stroke hingga hampir 2 kali lipat dalam waktu 12 minggu.

Stroke HemoragisKeamanan dan efektivitasciticolinediperiksa pada suatu uji klinis terhadap stroke hemoragis. Pasien yang diberikanciticolinetidak menunjukkan adanya efek samping yang berarti dibandingkan dengan placebo. Pada studi ini,citicolinedapat membantu pasien memperoleh kemandiriannya pasca stroke.

Defisiensi KognitifPada uji klinis, beberapa pasien manula yang mengalami gangguan ingatan ringan hingga sedang mengalami perbaikan dalam kemampuan kognitifnya, terutama dalam kemampuan untuk memperhatikan. Efek ini diduga berkaitan denganneurotransmitter dopamine.Citicolinejuga menunjukkan potensi untuk meningkatkan kemampuan verbal pada pasien usia lanjut dengan dosis sekitar 2.000 mgciticolineper hari dan terbukti bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan mengingat pasien lanjut usia apabila diberikan secara oral selama 1 bulan. Secara umum dikatakan bahwaciticolinemeningkatkan ingatan dan perilaku yang berkenaan dengan ingatan.

Alzheimer's DiseaseCiticolinemenunjukkan kemampuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif, terutama kemampuan orientasi spasial temporal pada penderitaAlzheimer's Disease. Pada uji klinis lainnya,citicolinemenurunkan kadar IL 1 beta pada penderita AD setelah penggunaanciticolineselama 3 bulan.

Terapi pada Kerusakan Sistem SarafCiticolinediharapkan mampu membantu rehabilitasi memori pada pasien dengan luka pada kepala dengan cara membantu dalam pemulihan darah ke otak. Studi klinis menunjukkan peningkatan kemampuan kognitif dan motorik yang lebih baik pada pasien yang terluka di kepala dan mendapatkanciticoline. Citicolinejuga meningkatkan pemulihan ingatan pada pasien yang mengalami gegar otak.Penelitian hewan menunjukkan pemulihan dari kerusakan saraftulang belakang akibat trauma yang lebih baik apabila hewan tersebutdiberikanciticoline.

Kelainan Bipolar dan pemakaian NapzaCiticolinedapat memperbaiki memori dan mengurangi pengunaan kokain pada pasien yang menderita kelainan bipolar(bipolar disorder)akibat pemakaian kokain. Dosis yang digunakan bertingkat dari 500 mg pada minggu pertama, 1.000 mg pada minggu kedua, 1.500 mg pada minggu ketiga dan 2.000 mg pada minggu ke 6 hingga 12.

Kondisi LainnyaSuatu studi klinis menunjukkan bahwaciticolinedapat mengurangi gejalabradykinesiadan kekakuan pada pasien penderitaParkinsons diseaseyang diberikanciticolinesetiap harinya.Citicolinejuga dapat meningkatkan fungsi retina dan fungsi penglihatan pada pasien denganglaucoma. Percobaan pada hewan menunjukkan efek perlindunganciticolineterhadap neuropati berupa hipersensitivitas dan hiposensitivitas yang disebabkan diabetes.TOKSISITASCiticolinemerupakan molekul yang relatif aman untuk dikonsumsi. Pada manusia, gejala-gejala yang pernah dilaporkan hanya berkaitan dengan pencernaan seperti diare dan beberapa gangguan vaskular ringan seperti sakit kepala. Pada kasus yang diteliti, tidak ada perubahan yang berarti dalam hematologi, biokimia, ataupun uji neurologi. Pada percobaan dengan hewan, tidak dapat ditemukan gejala sakit yang dapat diamati setelah penggunaanciticolinemelalui rute oral, meskipun dengan dosis terbanyak yang masih mungkin.

DOSISDosis yang dianjurkan untuk penggunaan secara klinis adalah antara 500 mg hingga 2.000 mg tiap hari.

FarmakologiCiticoline dapat meningkatkan aliran darah dan konsumsi oksigendi otak pada pengobatangangguan serebro vaskuler sehingga dapal memperbaiki gangguan kesadaran.Citicoline meningkatkan kerja formatio reticularis dari batang otak, terutama sistempengaktifan formatio relicularis ascendens yang berhubungan dengan kesadaran.Citicoline mengaktifkan sistem piramidal dan memperbaiki kelumpuhan sistemmotoris.Citicoline menaikkan konsumsi oksigen dari otak dan memperbaiki metabolisme otak.

IndikasiKehilangan kesadaran akibat kerusakan otak, trauma kepala atau operasi otak dan serebral infark.Percepatan rehabilitasi ekstremitas atas pada pasien pasca hemiplegia apoplektik: pasien dengan paralisis ekstremitas bawah yang relatif ringan yang muncul dalamsatu tahun dan sedang direhabilitasi dan sedang diberi terapi obat oral biasa (dengan obat yang mengaktifkan metabolisme serebral atau yang memperbaiki sirkulasi).

KontraindikasiPenderita yang hipersensitif terhadap Citicoline dan komponen obat ini.

Peringatan dan perhatian1. Dalam keadaan akut dan gawat, Citicoline harus diberikan bersama-sama dengan obat-obat yang dapat menurunkan tekanan otak atau antihemorragia dan suhu badan dijaga agar tetap rendah.2. Bila tetap masih terjadi perdarahan intrakranial, hindarkan pemberian Citicoline dengan dosis tinggi (lebih dari 500 mg sekaligus), karena dapat mempercepat aliran darah dalam otak. Dalam hal ini justru diperlukan dosis yang kecil (100 mg 200 mg, 2 3 kali sehari).3. Pemberian secara intravena harus perlahan-lahan sekali.4. Perhatian perlu diberikan pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas.5. Untuk pasien dengan gangguan kesadaran pada infark serebri akut, dianjurkan untuk memulai pemberian injeksi Citicoline dalam dua minggu setelah stroke apopletik.

Efek sampingReaksi hipersensitivitas: ruam.Psikoneurologis: insomnia, sakit kepala, pusing, kejang.Gastrointestinal: nausea, anoreksia.Hati: nilai fungsi hati yang abnormal pada pemeriksaan laboratorium.Mata: diplopia.Lain-lain: rasa hangat, perubahan tekanan darah sementara atau malaise.

Dosis dan cara pemakaian1. Untuk kehilangan kesadaran akibat trauma kepala atau operasi otak:Biasanya 100 mg sampai 500 mg, 1 2 kali sehari secara drip intravena atau intravena biasa.2. Untuk gangguan psikis atau saraf:Dalam kasus-kasus gangguan kesadaran pada infark serebri stadium akut: biasanya diberikan Citicoline 1000 mg sekali sehari secara intravena selama dua minggu berturut-turut.Dalam kasus-kasus pasca hemiplegia apopletik : biasanya Citicoline 1000 mg diberikan sekali sehari secara intravena selama 4 minggu berturut-turut, dan jikatampak perbaikan, pemberian dilanjutkan selama 4 minggu lagi.Citicoline dapat meningkatkan aliran darah dan konsumsi oksigendi otak pada pengobatangangguan serebro vaskuler sehingga dapal memperbaiki gangguan kesadaran.Citicoline meningkatkan kerja formatio reticularis dari batang otak, terutama sistempengaktifan formatio relicularis ascendens yang berhubungan dengan kesadaran.Citicoline mengaktifkan sistem piramidal dan memperbaiki kelumpuhan sistemmotoris.Citicoline menaikkan konsumsi oksigen dari otak dan memperbaiki metabolisme otak.iracetam adalah kelompok obat nootropik. Obat ini berfungsi mengobati kondisi mioklonus, gejala involusi pada lansia, mengatasi alkoholisme kronik dan kecanduan, serta membantu dalam memulihkan gejala pasca trauma.

Mioklonus adalah kelainan kontraksi otot yang terjadi tanpa disadari, misalnyacegukan, tremor dan kedutan. Mioklonus bisa disebabkan oleh gangguan pada sistem saraf (misalnya epilepsi, stroke dantumor otak), penyakit metabolism, gagalginjal, gagal hati, kondisi autoimun, keracunan dan reaksi terhadap obat-obatan.Involusi yang terjadi pada orang lanjut usia adalah penurunan daya pikir, penurunan daya ingat, gangguan adaptasi, astenia, dan kemunduran perilaku psikomotor. Sedangkan gejala pasca trauma yang bisa diatasi dengan obat ini adalahsakit kepala, vertigo, dan perasaan cemas atau gelisah.Obat ini memengaruhi otak dan sistem saraf. Piracetam melindungi bagian otak yang bernama korteks serebri agar tidak kekurangan oksigen. Korteks serebri bertanggung jawab dalam proses berpikir, persepsi, daya ingat, serta memiliki peran dalam fungsi motorik (gerakan), kemampuan sosial, bahasa, dan penyelesaian masalah.Tentang PiracetamJenis obatKelompok obat nootropik dan Neurotonik/Neurotropik

GolonganObat resep

Manfaat Mengendalikan kelainan kontraksi otot yang terjadi tanpa disadari, disebut mioklonus. Penyakit serebrovaskular dan insufisiensi sirkulasi serebral. Mengatasi alkoholisme kronis dan kecanduan alkohol, seperti predelirium, delirium, defisit intelektual akibat alkoholisme kronik, terapi detoksifikasi. Mengatasi involusi yang terkait dengan usia lanjut, seperti asthenia, gangguan adaptasi, gangguan reaksi psikomotor, kemunduran perilaku sosial, kemunduran daya pikir. Membantu dalam terapi kognitif. Membantu mengatasi gejala pasca trauma, misalnya sakit kepala, vertigo, astenia, dan kegelisahan. Bagian dari terapi infark serebral. Mengatasi gangguan tingkah laku pada anak, misalnya gangguan belajar, disleksia, hyperkinesia dan enuresis.

Nama lainNootropil

Dikonsumsi olehDewasa dan anak-anak

Bentuk obatTablet dan obat cair

PIRACETAM

FARMAKOLOGIPiracetam adalah nootropik agent yang mempunyai efek vasodilatasi dengan cara memodulasi neurotransmisi serebral.Piracetam yang merupakan derivat dari GABA diketahui mempunyai potenis sebagai antiiskemik, dan dapat mengembalikan perfusi yang abnormal pada kasus stroke dan demensia dan juga menurunkan keruskaan sel yang diinduksi oleh suatu jejas iskemik lokal. Walaupun penggunaan piracetam untuk post concussion ini sudah hampir 25 tahun namun studi-studi klinis untuk menilai efektivitas penggunaan piracetam pada PCS yang dengan disain dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah memang sangat sangat sedikit.Piracetam (2-oxo-1 pyrolidine-acetamid) merupakan golongan nootropic agents yang berbentuk bubuk kristal putih dan tidak berbau. Piracetam bekerja dengan cara meningkatkan efektifitas dari fungsi telensefalon otak melalui peningkatan fungsi neurotransmiter kolinergik. Telensefalon inilah yang mengatur fungsi kognitif pada manusia (memori, kesadaran, belajar dan lain).Fungsi lain dari piracetam adalah menstimulasi glikolisis oksidatif, meningkatkan konsumsi oksigen pada otak, serta mempengaruhi pengaturan cerebrovaskular dan juga mempunyai efek antitrombotik. Oleh karena itu piracetam biasanya digunakan untuk pengobatanstroke, terutamastroke iskemikPiracetam mempengaruhi aktifitas otak melalui berbagai mekanisme yang berbedaantara lain: Merangsang transmisi neuron di otak Merangsang metabolisme otak Memperbaiki mikrovaskular tanpa efek vasodilatasi

FARMAKOKINETIKDistribusi, Piracetam di distribusikan melewati sawar otak dan terkonsentrasi pada bagian abu-abu dari korteks cerebri dan cerebelum, nukleus caudatus, hipokampus, korpus genikulatum lateral, dan pleksus koroideus. Ekskresi, Piracetam di ekskresi melalui urin dan feces, ekskresi melalui urin mencapai 98% oleh karena itu diperlukan perhatian khusus pada penderita dengan gangguan ginjal

PENELITIANSalah satu studi klinis yang dilakukan oleh Agrawal D. dkk., ini adalah adalah studi preliminari yang bersifat prospektif dengan desain acak, dengan pembanding plasebo. Hasil studi yang dipublikasikan dalam Jurnal Indian Journal of Neurotrauma Mei tahun 2007 merupakan salah satu studi penggunaan piracetam untuk kasus gejala pasca trauma kepala. Studi yang melibatkan sebanyak 10 subyek yang mendapat piracetam 2,4 gram perhari dan sebanyak 10 subyek sebagai pembanding. Lama pemberian enam minggu. subyek yang mengikuti studi ini adalah pasien pasca trauma kepala yang secara klinis sudah disesuaikan dengan kriteri tentang PCS dari American Congress of Rehabilitation Medicine tentang mild traumatic brain injury yaitu meliputi: 1) kehilangan kesadaran tidak melebihi 30 menit. 2) setelah 30 menit skor GCS menjadi sekitar 13 15, dan 3) posttraumatic amnesia tidak melebihi 24 jam. Parameter yang dievaluasi adalah perfusi jaringan otak yang dihitung berdasarkan rasio rata-rata perfusi daerah yang rusak dengan daerah yang tidak terkena kerusakan.Pengukuran perfusi ini dilakuakn dengan alat yang disebut dengan SPECT (single photon emission computed tomography). Hasil dari studi tersebut menujukkan bahwa rasio perfusi jaringan otak pada kelompok yang mendapatkan piracetam meningkat secara bermakna jika dibandingkan dengan kelompok yang mendapat plasebo, yaitu masing-masing: 0,959 vs 0,882 dengan P Kesimpulan dari studi tersebut menujukkan bahwa, defek perfusi serebral yang terlihat dengan pemeriksaan SPECT mungkin berhubungan dengan manifestasi klinis PCS. Dan dosis rendah piracetam dapat memperbaiki aliran darah regional dari otak dan mengembalikan abnormalitas pada pasien ini.

INDIKASI :1. Gejala-gejala involusi yang berhubungan dengan usia lanjut :-Kemunduran daya pikir-Astenia-Gangguan adaptasi-Reaksi psikomotorik yang terganggu2. Alkoholisme kronik dan adiksi :-Pre-delirium-Delirium tremens-Gangguan fungsi dan kemunduran intelegensia yang diakibatkan oleh alkoholismekronik (gangguan ingatan, konsentrasi pikiran, perhatian, dan intelegensia)3. Gejala pasca trauma :-Disfungsi serebral sehubungan dengan akibat pasca trauma (sakit kepala, vertigo, agitasi, gangguan ingatan dan astenia.

DOSIS :1.Dosis lazim 1,2-4,8 g sehari dalam dosis terbagi 2-3 kali.2.Gejala psikoorganik sehubungan dengan usia lanjut:Dosis awal : 2,4 g sehari selama 6 minggu dalam dosis terbagi 3.Dosis pemeliharaan dianjurkan 1,2 g sehari dalam dosis terbagi 3.3.Gejala paska trauma :Dosis awal : 800 mg 3 x sehari. Bila sudah diperoleh efek yang diinginkan, kurangi dosis secara bertahap sampai 400 mg 3 x sehari4.Lamanya pengobatan :Pada kasus akut, efek akan segera tampak, sedangkan pada kasus lainnya, perbaikan terjadi pada minggu ketiga. Untuk menigkatkan perbaikan maka sebaiknya pengobatan dilanjutkan.

PERINGATAN DAN PERHATIAN :1.Hindari penghentian obat secara tiba-tiba karena dapat menyebabkan kejang mioklonik2.Penggunaan piracetam harus hati-hati pada penderita dengan kondisi insufisiensi ginjal, wanita hamil dan menyusui3.Hati-hati terhadap penderita yang hipersensitif terhadap piracetam

EFEK SAMPING :1.Dosis dewasa diatas 2,4 gr/hari dapat terjadi tremor, insomnia, fatique, perasaan mengantuk, cemas, irritabilitas, agitasi2.Gangguan gastrointestinal seperti diare, mual, muntah, gastralgia3.Sakit kepala, dan vertigo.4.Mulut kering, peningkatan libido, peningkatan berat badan, dan reaksi hipersensitif terhadap kulit.

KONTRA INDIKASI :1.Pada penderita dengan kerusakan ginjal yang parah (klirens kreatinin < 20 ml/menit)2.Penderita yang hipersensitif terhadap obat ini

INTERAKSI OBAT :Penggunaan bersama dengan ekstrak tiroid (T3 + T4) dapat menyebabkan rasa bingung, irritabilitas, dan gangguan tidur.