34
LABORATORIUM FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HALU OLEO PRAKTIKUM TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN STERIL FORMULA SMALL VOLUME PARENTERAL MORFIN SULFAT VIAL INJECTION OLEH : KELOMPOK I (SATU) 1. DIRSAN (F1F1 12 094) 2. EGA RINA (F1F1 12 096) 3. MUH. SAIPUL ASRAT (F1F1 12 110) 4. NUR AF’IDAH ANAS (F1F1 12 114) 5. SATRIANA NASRUN (F1F1 12 121) 6. WD.MARFIAH SAFITRI (F1F1 12 130) 7. WD. NUR BADRIYAH (F1F1 12 131) KELAS C 2012 SUPERVISOR : NIRWATI RUSLI, S.Si., M.Sc., Apt. FAKULTAS FARMASI

Formula Vial Morfin (Kelompok 1)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

farmasi

Citation preview

LABORATORIUM FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

PRAKTIKUM TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN STERIL

FORMULA SMALL VOLUME PARENTERAL

MORFIN SULFAT VIAL INJECTION

OLEH :

KELOMPOK I (SATU)1. DIRSAN

(F1F1 12 094)

2. EGA RINA

(F1F1 12 096)

3. MUH. SAIPUL ASRAT

(F1F1 12 110)

4. NUR AFIDAH ANAS

(F1F1 12 114)

5. SATRIANA NASRUN

(F1F1 12 121)

6. WD.MARFIAH SAFITRI

(F1F1 12 130)7. WD. NUR BADRIYAH

(F1F1 12 131)

KELAS C 2012

SUPERVISOR : NIRWATI RUSLI, S.Si., M.Sc., Apt.

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2015FORMULA STERIL

MORPHINE SULFATE VIAL INJECTION1. FORMULA ASLI

R/ Morfin Sulfat 2. MASTER FORMULA1. Nama produk

: MORFONE2. Jumlah Produk: 100 vial3. Tanggal Formulasi: 22 Maret 20154. No registrasi

: DKL 1500100143A15. No batch

: D 5430011Dibuat oleh : PT. UHO Farma Disetujui oleh : Supervisor

No.Kode BahanNama BahanFungsiPerdosis

Batch

1.01MSMorfin SulfatZat aktif5 mg500 mg

2.02NSNatrium sitratBuffer0,383 %0,383%

3.03ASAsam sitratBuffer,Chelating0,12%0,12%

4.04ASKAsam askorbatAntioksidan0,1%0,1%

6.06NMBCresolPengawet0,15 %0,15%

8.08WFIAir injeksiSolven 5 ml 500 ml

3. ALASAN PEMILIHAN DAN DEFENISI BENTUK SEDIAAN

Obat injeksi adalah sediaan cair yang terdiri dari zat obat dan atau larutan. Obat untuk injeksi adalah padatan kering dengan penambahan pembawa yang cocok (biasanya pembawa dimana obat stabil dan larut) memberikan larutan yang sesuai dengan persyaratan untuk suntikan (Swarbrick, 2007 : 1006).4. ALASAN PENAMBAHAN

a. Morfin1) Penggolongan Obat Secara FarmakologiMorfin merupakan obat golongan analgesic opioid (FKUI, 2012).2) Efek Farmakologi & Mekanisme Kerja

Efek morfin pada susunan saraf pusat dan usus terutama ditimbulkan karena morfin bekerja sebagai agonis pada reseptor. Selain itu morfin jga mempunyai afinitas yang lebih lemah terhadap reseptor dan (FKUI, 2012).3) Farmakokinetika

Morfin tidak dapat menembus kulit utuh, tetapi dapat diabsorpsi melalui kulit luka. Morfin juga dapat menembus mukosa. Dengan kedua cara pemberian ini absorpsi kecil sekali. Morfin dapat diabsorpsi usus tetapi efek analgetik setelah pemberian oral jauh lebih rendah daripada efek analgetik yang timbul setelah pemberian parenteral dengan dosis yang sama. Mula kerja semua alkaloid opioid setelah suntikan i.v sama cepat, sedangkan nsetelah suntikan subkutan, absorpsi berbagai alkaloid opioid berbeda-beda. Setelah pemberian dosis tunggal, sebagian morfin mengalami konjugasi dengan asam glukoronat di hepar, sebagian dikeluarkan dalam bentuk bebas dan 10% tidak diketahui nasibnya. Morfin dapat melintasi sawar uri dan mempengaruhi janin. Ekskresi morfin terutama melalui ginjal. Sebagian kecil morfin bebas dikeluarkan dalam tinja dan keringat. Morfin yang terkonjungasi ditemukan dalam empedu. Sebagian yang sangat kecil dikeluarkan bersama cairan lambung (FKUI, 2012)4) Indikasi

Morfin dan opioid lain terutama diindikasikan untuk merekan atau menghilangkan nyeri hebat yang tidak dapat diobati dengan analgesic non-opioid. Lebih hebat nyerinya makin besar dosis yang diperlukan. Untunglah pada nyeri hebat depresi napas oleh morfin jarang terjadi, sebab nyeri merupakan antidotum fisiologik bagi efek depresi napas morfin. Morfin sering diperlukan untuk nyeri yang menyertai: infark miokard, neoplasma kolik renal atau empedu, oklusio akut pembuluh darah perifer, pulmonal atau koroner, perikarditis akut, pleuritis pneumotoraks spontan, dan nyeri akibat trauma misalnya luka bakar, fraktur dan nyeri pascabedah. Sebagai medikasi praanestetik, morfin sebaiknya hanya diberikan pada pasien yang sedang menderita nyeri. Bila tidak ada nyeri dan obat praanestik hanya dimaksudkan untuk menimbulkan ketengan atau tidur, lebih baik digunakan pentobarbital atau diazepam (FKUI, 2012).5) KI

Bayi dan anak kecil tidak lebih peka terhadap alkaloid opium, asal saja dosis diperhitungkan berdasarkan berat badan. Tetapi orang lanjut usia dan pasien penyakit berat agaknya lebih peka terhadap efek morfin. Morfin dan opioid lain juga harus digunakan dengan hati hati bila daya cabangan napas ( respiratory/reserve) telah berkurang misalnya pada emfisem, kifoskoliosis, korpulmonale kronik dan obesitas yang ekstrim. Meskipun pasien dengan keadaan seperti in tampaknya dapat bernafas normal, sebenarnya mereka telah menggunakan mekanisme kompensasi, misalnya berupa frekuensi napas yang telah tinggi. Pada pasien tersebut kadar CO2 plasma tinngi secara kronik dan kepekaan pusat napas terhadap CO2 telah berkurang. Pembebanan lebih lanjut dalam bentuk depresi oleh morfin dapat membahayakan (FKUI, 2012).6) Dosis Terapi

3 sampai 4 dd 5 sampai 10 mg (Tjay & Rahardja, 2007).7) Interaksi Obat

Efek depresi SSP beberapa opioid dapat diperhebat dan diperpanjang oleh fenotiazin, penghambat monoamin oksidasi dan antidepresi trisiklik. Mekanisme supraaditf ini tidak diketahui dengan tepat, mungkin menyangkut perubahan dalam kecepatan biotranformasi opioid. Beberapa fenotiazin mengurangi jumlah opioid yang diperlukan untuk menimbulkan tingkat analgesia tertentu. Tetapi efek sedasi dan depresi nafas akibat morfin akan diperberat oleh fenotiazin tertentu, dan selain itu ada efek hipotensi fenotiazin. Beberapa derivate fenotiazin meningkatkan efek sedasi, tetapi dalam saat yang sama bersifat antianalgetik dan meningkatkan jumlah opioid yang diperlukan untuk menghilangkan nyeri. Dosis kecil amfetamin meningkatkan efek analgesic dan euphoria morfin dan dapat mengurangi efek sedasinya. Selain itu didapatkan senergisme analgesic antara poioid dan obat obat sejenis aspirin.

b. Zat tambahan

1) Keuntungana. Buffer sitrat Asam sitrat juga dapat digunakan sebagai agen sequestering dan antioksidan sinergis (Rowe, 2009 : 182).b. Asam askorbat

Asam askorbat digunakan sebagai antioksidan dalam formulasi farmasi cair pada konsentrasi 0,01-0,1% b / v. Asam askorbat telah digunakan untuk mengatur pH larutan untuk injeksi, dan sebagai tambahan untuk cairan oral. Hal ini juga banyak digunakan dalam makanan sebagai antioksidan (Rowe, 2009).c. Cresol

Kresol digunakan pada konsentrasi 0,15-0,3% sebagai antimikroba pengawet di intramuskular, intradermal, dan subkutan formulasi farmasi suntik. Hal ini juga digunakan sebagai pengawet dalam beberapa formulasi topikal dan sebagai disinfektan (Rowe, 2009).d. Air untuk injeksi

Air ini disuling, bebas pirogen dan disterilkan. Meskipun jenis air ini digunakan terutama ketika peracikan persiapan air untuk penggunaan parenteral, diproduksi secara komersial Air untuk Injeksi BP merupakan nyaman, meskipun mahal, sumber air yang dikenal berkualitas tinggi, yang dapat digunakan dalam situasi di mana sumber-sumber air lainnya yang dipertanyakan (Marriot, 2010 : 77)2) Kerugiana. Buffer sitrat Asam sitrat dapat meningkatkan penyerapan alumunium di usus. Bila berlebihan dan sering menggunakan asam sitrat dapat menimbulkan erosi gigi (ROWE 2009). Natrium sitrat meskipun umumnya dianggap tidak beracun namun konsumsi berlebihan dapat menyebabkan ketidaknyamanan pencernaan atau diare (ROWE, 2009).b. Asam askorbat

Asam askorbat tidak stabil dalam larutan, khususnya larutan alkali, mudah menjalani oksidasi pada paparan udara. Itu Proses oksidasi dipercepat oleh cahaya dan panas dan dikatalisis oleh jejak tembaga dan besi. Asam askorbat maksimum solusi pameran stabilitas di sekitar pH 5,4. Solusi dapat disterilkan dengan filtrasi (Rowe, 2009).c. Cresol

Kresol telah dilaporkan tidak sesuai dengan klorpromazin. aktivitas antimikroba berkurang dengan adanya nonionic surfaktan (Rowe, 2009).d. Air untuk injeksi

Air ini harus disterilkan dan didestilasi terlebih dahulu (Marriot, 2010 : 77). 3) Konsentrasia. Buffer sitrat

Asam sitrat digunakan sebagai buffer dengan konsentrasi 0,1 sampai 2,0 % dasn natrium sitrat digunakan sebagai buffer dengan konsentrasi 0,3 sampai 2,0 % (Rowe, 2009).b. Asam askorbat

Asam askorbat digunakan sebagai antioksidan dalam formulasi farmasi cair pada konsentrasi 0,01-0,1% b / v (Rowe, 2009).c. Cresol

Kresol digunakan pada konsentrasi 0,15-0,3% sebagai antimikroba pengawet di intramuskular, intradermal, dan subkutan formulasi farmasi suntik (Rowe, 2009).5. URAIAN EKSIPIEN

1) Nama latin: Morphine Sulfate

Nama lain: Morfin Sulfat;

RM / BM : (C17H19NO3)2,H2SO4,5H2O / 758.8.Pemerian : Sebuah putih atau hampir putih, bubuk Kristal halus, kubus kristal, atau bubuk kristal putih. Tidak berbau dan ketika terkena udara secara bertahap kehilangan air hidrasi..

Kelarutan : Larut dalam air; sangat sedikit larut dalam alkohol; praktis tidak larut dalam toluena. Lindungi dari cahaya. larut dalam kloroform dan dalam eter.

Penyimpanan:Simpan dalam wadah kedap udara pada suhu sampai 40sebagaimana diizinkan oleh produsen. Lindungi dari cahaya.

Inkompatibilitas: ketidakcocokan data untuk morfin telah dipelajari secara ekstensif dan mungkin tergantung pada banyak faktor seperti formulasi yang digunakan, dan ketertiban dan rasio pencampuran; Namun, kebanyakan studi biasanya hanya jangka pendek dan mengandung beberapa rincian tentang pencampuran obat yang sama dalam berbagai situasi yang berbeda. Garam morfin yang sensitif terhadap perubahan pH dan morfin dapat dikenakan diendapkan dari larutan dalam lingkungan alkalin.2) Nama Zat Aktif

: Acidum citrium

Nama Kimia

: Asam sitratSinonim

: Asam sitratGambar Struktur Molekul : Rumus Molekul : C6H8O7BM, Kelarutan : 192,12pH : 2,2Titik Lebur : 100oCInkompatibilitas : Alkalium,Alkali, Sulfida dan AsetatPenyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

3) Nama Zat Aktif

: Natrii klorida

Nama Kimia

: Natrium KloridaSinonim

: Sodium KloridaGambar Struktur Molekul : Na - Cl Rumus Molekul : NaClBM, Kelarutan : 58,44pH : 4,5 -7,0Titik Lebur : 804oCInkompatibilitas : Larutan NaCl menyebabkan korosif

pada besiPenyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

4) Nama Zat Aktif

: Natrii CitrasNama Kimia

: Natrii CitrasSinonim

: Natrium sitratGambar Struktur Molekul : Rumus Molekul

: NaC6H8O7BM, Kelarutan

: 294,10pH

: 6,4 - 7,5Titik Lebur

: 150oCInkompatibilitas

:Garam alkaloid akan mengendap dari

larutan hidroalkohol atau cairannya.Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup rapat5) Nama Zat Aktif

: Aqua DestilltaNama Kimia

: Aqua destilataSinonim

: Air sulingGambar Struktur Molekul : H O - H Rumus Molekul

: H2OBM, Kelarutan

: 18,02pH

: 7Titik Lebur

: 00CInkompatibilitas

:Air dapat bereaksi dengan obat atau

tambahan lain yang dapat menyebabkan

hidrolisis pada temperatur tertentu. Air juga

dapat bereaksi dengan logam alkali.Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup baik6) Nama latin : Cresol

Nama lain : Asam Cresylic; cresyl; hydroxytoluene; tricresol

RM/BM : C7H8O / 108.14

Rumus struktur :

Pemerian : Tidak berwarna, kekuningan pucat cairan kuning kecoklatan, atau pink berwarna, dengan bau yang khas mirip dengan fenol tetapi lebih seperti tar. Sebuah larutan memiliki rasa pedas

Penyimpanan: hindari dari paparan udara dan cahaya.

7) Nama latin : Ascorbic acid

Nama latin : Asam sitrat

Nama lain : Acidum ascorbicum, C-97; Asam cevitamic; 2,3-didehydro-L-treo hexano-1,4-laktonRM/BM : C6H8O6 / 176.13Rumus struktur :

Pemerian : Kristal putih berwarna kuning, non higroskopis, tidak berbau, kristal bubuk atau tidak berwarna dengan, rasa asam yang tajam. Secara bertahap gelap dalam warna setelah terpapar sinar.

PH : Larutan asam askorbat menunjukkan stabilitas maksimum pada sekitar pH 5,4.Kestabilan: Dalam bentuk bubuk, asam askorbat relatif stabil di udara. Dengan tidak adanya oksigen dan zat pengoksidasi lain juga panas stabil. Asam askorbat tidak stabil dalam larutan, larutan alkali khususnya, mudah menjalani oksidasi pada paparan udara. Proses oksidasi dipercepat oleh cahaya dan panas dan dikatalisis oleh jejak tembaga dan besi.

Penyimpanan: Bahan massal harus disimpan dalam wadah yang tertutup logam non, terlindung dari cahaya, di tempat yang sejuk dan kering.6. PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN

a. Perhitungan per dosis (bahan)Morfin

: 5 mgAsam sitrat 0,12%

: 0,12/100 x 5 mg = 0,006 mg

Natrium sitrat 0,383%: 0,383/100 x 5 mg = 0,01915 mgAsam askorbat 0,1%

: 0,1/100 x 5 mg = 0,005 mg Cresol 0,15%

: 0,15/100 x 5 mg = 0,0075 mg

b. Pehitungan per batch (100 vial)

Morfin

: 5 mg x 100 vial = 500 mg

Asam sitrat 0,12%

: 0,006 mg x 100 vial = 0,6 mg

Natrium sitrat 0,383%: 0,01915 mg x 100 vial = 1,915 mg

Asam askorbat 0,1%

: 0,005 mg x 100 vial = 0,5 mg

Cresol 0,15%

: 0,0075 mg x 100 vial = 0,75 mgc. Perhitungan tonisitasE morfin = 0,14% / 1%

Larutan acuan = 0,9% NaCl

x 5 mL = 0,045 gram NaClE = 0,14 gram NaCl/ gram obat

x x 5 mL = 0,007 gram NaCl0,045 gram 0,007 gram = 0,0038 gram NaCl

d. Perhitungan Bufer

pH = pka + log 5 = 4,7 + log 5 4,7 = log 0,3 = log = 1,995

pH = -log H+

5 = -log H+

= 1 x 10 -5

pka = -log ka

4,7 = -log ka

Ka = 1,99 x 10 -5

= 2,3 C 0,01 = 2,3 C 0,01 = 2,3 C 0,01 = 2,3 C 0,01 = 2,3 C. 0,2225

0,01 = 0,51175. C

C = = 0,0195

C = (A) + (G)

0,0195 = A + 1,995 asam

0,0195 = 2,995 asam

Asam = 6,5 x 10 -3

C = (A) + (G)

0,0195 = 6,5 x 10 -3 + garam

Garam = 0,0195 6,5 x 10 -3

Garam = 0,013mol = as = 6,5 x 10 -3 = gr = 6,5 x 10 -3 .192,2 = 1,2493 gr/l

garam = 0,013 = gr = 0,013 x 294,1

= 3,823 gr/l

asam = garam = asam = garam = 7. TABEL STERILISASI (ALAT & BAHAN)No.Alat/BahanMetode SterilisasiPustaka

1.AmpulAutoklaf 121oC selama 15 menitJenkins, 1957 : 408

2.Gelas ukurAutoklaf 121oC selama 15 menitJenkins, 1957 : 408

3.Gelas kimiaAutoklaf 121oC selama 15 menitJenkins, 1957 : 408

4.Corong kacaAutoklaf 121oC selama 15 menitJenkins, 1957 : 408

5.Pipet tetes tanpa karetAutoklaf 121oC selama 15 menitJenkins, 1957 : 408

6.Karet pipit tetesAir mendidihJenkins, 1957 : 413

6.Batang pengadukAutoklaf 121oC selama 15 menitJenkins, 1957 : 408

7. SpatulaDipanaskan menggunakan BunsenJenkins, 1957 : 407

8.Cawan porselenOven 180oC selama 30 menitPatil, 2009 : 257

9.Pinset logamOven 180oC selama 30 menitPatil, 2009 : 257

10.Air untuk injeksiAutoklaf 121oC selama 15 menitJenkins, 1957 : 408

8. TABEL BEBAS ALKALINo.Alat/BahanCara Membebas-alkalikanPustaka

1.Ampulmenggunakan larutan HCl panas 0,1 N ke dalam alat, kemudian dibiarkan selama 30 menit dan kemudian dibilas. Setelah dibilas dengan air destilasi yang segar, pembersihan barang pecah belah harus dibiarkan mongering dalam keadaan terbalik.Jenkins, 1957 : 203

2.Gelas ukurmenggunakan larutan HCl panas 0,1 N ke dalam alat, kemudian dibiarkan selama 30 menit dan kemudian dibilas. Setelah dibilas dengan air destilasi yang segar, pembersihan barang pecah belah harus dibiarkan mongering dalam keadaan terbalik.Jenkins, 1957 : 203

3.Gelas kimiamenggunakan larutan HCl panas 0,1 N ke dalam alat, kemudian dibiarkan selama 30 menit dan kemudian dibilas. Setelah dibilas dengan air destilasi yang segar, pembersihan barang pecah belah harus dibiarkan mongering dalam keadaan terbalik.Jenkins, 1957 : 203

4.Corong kacamenggunakan larutan HCl panas 0,1 N ke dalam alat, kemudian dibiarkan selama 30 menit dan kemudian dibilas. Setelah dibilas dengan air destilasi yang segar, pembersihan barang pecah belah harus dibiarkan mongering dalam keadaan terbalik.Jenkins, 1957 : 203

9. TABEL BEBAS SULFURNo.Alat/BahanCara Membebas-sulfurkanPustaka

1.KaretUntuk menghilangkan kelebihan sulfur dan senyawa tidak murni lainnya, penutup karet harus direbus dengan menggunakan 2% sodim karbonat yang mengandung 0,1% Natrium lauril sulfat selama 15 menit. Kemudian dibilas dengan air destilasi.Jenkins, 1957 : 204

2.Spatula plastikDirebus dengan menggunakan 2% sodim karbonat yang mengandung 0,1% Natrium lauril sulfat selama 15 menit. Kemudian dibilas dengan air destilasi. Jenkins, 1957 : 204

10. PROSEDUR PEMBUATAN SEDIAANa. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.b. Disterilkan masing-masing alat sesuai dengan cara sterilisasinya.c. Alat-alat gelas dibebasalkalikan dengan cara direndam dalam HCl panas 0,1 N selama 30 menit kemudian dibilas dengan air suling.d. Alat-alat dari karet dibebassulfurkan dengan cara direndam dengan Na2CO3 2% yang mengandung Na Lauril Sulfat 0,1% selama 15 menit kemudian dibilas dengan air suling.e. Buret disterilkan dengan cara direndam dalam larutan sublimate 1% selama 24 jam.f. Disiapkan air bebas CO2 (DOP Cooper : 214) Mendidihkan air untuk injeksi selama tidak kurang dari 10 menit sambil mencegah hubungan dengan udara selama sesempurna mungkin, dinginkan.g. Ditimbang morfin, dilarutkan dalam API sebanyak 100 ml. Ditambahkan Benzethonium klorida dan disodium edetat.h. Dicek pH.i. Ditambahkan air bebas CO2 sampai 115 ml.j. Disaring dengan kertas saring bebas serat lalu hasil saringan pertama dibuang 2 ml.k. Larutan dimasukkan dalam buret.l. Larutan dimasukkan dalam vial sebanyak 10 ml.m. Larutan injeksi dialiri gas inert.n. Vial disegel.o. Sediaan disterilisasi akhir dalam otoklaf suhu 121 0C selama 15 menit.p. Diberi etiket, dimasukkan dalam wadah serta dilengkapi brosur.11. ETIKET DAN BROSURa. Etiket

b. Brosur ALFATRONNo. Reg. : DKL 1500100143A1No. Batch : D 5430011Komposisi :

Tiap ampul mengandung :

Ondansetron HCl .. 4mg/2mlIndikasi :

Mual dan muntah akibat radioterapi dan sitostatika. Pencegahan dan pengobatan mual dan munath pasca operasi.

Kontraindikasi :

Hipersensitif ondansetron dan gangguan hati. Dosis :

Dewasa dan anak-anak > 8 tahun : 4 mg secara IV lambat 30 menit sebelum kemoterapi. Efek Samping :

Konstipasi, sakit kepala, dan reaksi hipersensitif.

Penyimpanan :

Simpan pada suhu di bawah 30oC, terlindung dari cahaya.

Diproduksi oleh :

PT. FARMASI UHO

KENDARI-INDONESIAALFATRONNo. Reg. : DKL 1500100143A1No. Batch : D 5430011Composition :

Each ampul contain :

Ondansetron HCl .. 4mg/2mlIndication :

Nausea and vomiting because radiotherapy and sitostatica. Prevention and treatment of postoperative nausea and vomiting.

Contraindication :

Hypersensitivity ondansetron and liver disorders. Dosage :

Adults and children> 8 years: 4 mg IV within 30 minutes before chemotherapy.

Side effect :

Constipation, fatigue, and hipersesitivity..

Storage :

Store at temperatures below 30oC, protected from light.

Prodused by :

PT. FARMASI UHO

KENDARI-INDONESIA

DAFTAR PUSTAKAAbouGhalia, A. H., dan H. H. Shehata, 2013, Repeated generalized seizures shortly after single intramuscular dose is an additional reasonable cause to restrict the use of ondansetron: A case report, Advances in Biological Chemistry, Egypt.

Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Ditjen POM, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.Jenkins, G. L., D. E. Francke, E. A. Breth, dan G. J. Sperandio, 1957, Scovilles The Art of Compounding, MCGrowBill Book Company, London.Patil, U.K., dan P. Muskan, 2009, Essentials of Biotechnology, International Publishing House, New Delhi.Rowe, R. C., P. J. Sheskey, dan M. E. Quiin, 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipient, Pharmaceutical Press, London. Swarbrick, J., 2005, Injectable Dispersed Systems Formulation, Processing, and Performance, Taylor & Francis Group, North Caroline. Sweetman,S. C., 2010, Martindale 36th Edition, Pharmaceutical Press, London.

Tatro, D. S., 2003, A to Z Drug Fact, Facts and Comparison. ALFATRON

Ondansetron HCl 4 mg/2ml

Indikasi : Mual dan muntah akibat radioterapi dan sitostatika. Pencegahan dan pengobatan mual dan muntah pasca operasi

Kontraindikasi : Hipersensitif dan gangguan fungsi hati.

Dosis : Dewasa dan anak-anak 4 mg secara IV almbat

PT. FARMASI UHO

KENDARI-INDONESIA

ALFATRON

Ondansetron HCl 4 mg/2ml

Injeksi Steril

Komposisi :

Tiap ampul mengandung :

Ondansetron HCl 4mg/2ml

PT. FARMASI UHO

KENDARI-INDONESIA